Pemberitaan Mobil Esemka Dan Motivasi Belajar (Studi Korelasional tentang Pengaruh Pemberitaan Mobil Esemka di TV One Terhadap Motivasi Belajar Siswa SMK Negeri 2 Medan)

(1)

PEMBERITAAN MOBIL ESEMKA DAN MOTIVASI

BELAJAR

(Studi Korelasional tentang Pengaruh Pemberitaan Mobil Esemka di TV One Terhadap Motivasi Belajar Siswa SMK Negeri 2 Medan)

SKRIPSI

Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Menyelesaikan Pendidikan Sarjana Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik.

Disusun oleh:

HENDRA W SITINJAK

080904055

DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2012


(2)

ABSTRAK

Penelitian ini berjudul Pengaruh Pemberitaan Mobil Esemka dan Motivasi Belajar (Studi Korelasional Tentang Pengaruh Pemberitaan Mobil Esemka di TvOneterhadap Motivasi Belajar Siswa SMK Negeri 2 Medan). Penelitian ini dilatarbelakangi oleh pemberitaan mobil Esemka yang sering ditayangkan di berbagai stasiun televisi nasional khususnya pada stasiun televisi tvOne yang berlangsung pada bulan februari 2012. Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui sejauhmanakah pengaruh pemberitaan mobil Esemka di tvOne terhadap motivasi belajar siswa SMK Negeri 2 Medan. Teori yang digunakan dalam penelitia ini adalah teori-teori yang berhubungan dengan objek yang diteliti, diantaranya adalah teori komunikasi massa, media massa, televisi, pemberitaan, teori S-O-R dan motivasi belajar. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif dengan menggunakan penyebaran kuesioner. Jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 70 orang yang diperoleh dengan menggunakan rumus Arikunto dimana diambil 20% dari total populasi 353 orang. Teknik pengambilan sampel adalah Proporsional Stratified Sampling. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis tabel tunggal, analisis tabel silang dan uji hipotesis dengan menggunakan piranti lunak

Statistical Product and System Solution (SPSS) versi 13,0. Berdasarkan uji hipotesis dengan menggunakan rumus rank Spearman secara manual maka diperoleh hasil rs= 0,972. Berdasarkan koefisien korelasi skala Guilford, hasil 0,972 berada pada skala >0,90 yaitu menunjukkan adanya hubungan yang sangat tinggi; kuat sekali; dapat diandalkan. Besarnya pengaruh pemberitaan mobil Esemka di tvOne terhadap motivasi belajar siswa SMK Negeri 2 Medan adalah sebesar 94,5%


(3)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur peneliti sampaikan kepada Tuhan Yesus Kristus karena berkat, rahmat dan kasihNya peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul Pemberitaan Mobil Esemka dan Motivasi Belajar (Studi Korelasional tentang Pengaruh Pemberitaan Mobil Esemka di TV One terhadap Motivasi Belajar Siswa SMK Negeri 2 Medan), guna memenuhi syarat untuk memperoleh gelar Sarjana dari Departemen Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sumatera utara.

Peneliti menyadari masih banyak kekurangan yang terdapat dalam penulisan skripsi ini mengingat terbatasnya waktu, pengetahuan dan kemampuan peneliti. Oleh karena itu, dengan hati yang tulus dan iklas peneliti menerima kritik dan saran yang membangun dari pembaca dan nantinya berguna di hari yang akan datang.

Peneliti juga ingin menyampaikan terima kasih yang mendalam kepada kedua orang tua peneliti, bapak tersayang Jahotler Sitinjak, S.Pd dan mama tercinta Mutiara Tampubolon, S.Pd yang selalu menjaga, mendoakan, memberi nasehat, semangat serta dukungan moral dan materi. Peneliti juga ingin mengucapkan terima kasih kepada kedua adek peneliti Hervan Sitinjak dan Helprida Sitinjak terimakasih buat doa dan dukungan dari kalian selama ini hingga peneliti dapat menyelesaikan penelitian skripsi ini.

Dalam kesempatan ini peneliti juga menyampaikan terimakasih kepada: 1. Bapak Prof. Dr. Badaruddin, M.Si selaku dekan FISIP USU.

2. Ibu Dra. Fatma Wardy Lubis, M.A dan Ibu Dra. Dayana Manurung, M.Si selaku Ketua dan Sekretaris Departemen Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.

3. Ibu Dra. Inon Beydha, M.S, Ph.D selaku dosen pembimbing peneliti yang senantiasa meluangkan waktu serta sabar dalam membimbing peneliti dalam mengerjakan penelitian ini. Merupakan suatu kesempatan yang berharga peneliti dapat memperoleh bimbingan dari Dr. I. Terimakasih, buat setiap nasehat dan motivasi yang sangat berharga bagi Peneliti.


(4)

4. Bapak Drs. Abdi Sitepu, M.Si selaku dosen wali peneliti yang senantiasa membimbing peneliti dari dimulainya semester satu hingga akhir.

5. Seluruh dosen/staf pengajar di Fakultas Ilmu Komunikasi dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara, khususnya para dosen Departemen Ilmu Komunikasi. Terimakasih yang tulus peneliti sampaikan atas jasa-jasa yang telah diberikan selama perkuliahan.

6. Bapak Sukardi, S.Pd, MM selaku Kepala Sekolah SMK Negeri 2 Medan yang telah memberikan kesempatan pada peneliti untuk melakukan penelitian di SMK Negeri 2 Medan.

7. Kak Cut, Kak Maya dan Kak Ros yang telah membantu pada setiap urusan adminitrasi yang diperlukan peneliti.

8. Terima kasih buat Agitha Sembiring yang selama ini telah sabar mendampingi dan memotivasi peneliti untuk segera menyelesaikan skripsi ini. Tuhan Yesus selalu menyertaimu.

9. Untuk rekan-rekan seperjuangan dalam mengarungi bangku perkuliahan apara GJG, lae bagor, lae tista, koko koncho, mas idek, apara Irwan Reborn, silih suranta sembiring, lae arnold, om yan, om gi, didi bomal, dambo. Semoga kebersamaan kita tidak hanya sebatas nongkrong di mbak yu atau maen futsal bareng tetapi lebih dari itu. Mari kita kejar dan raih cita-cita untuk jadi orang yang sukses!!!

10.Untuk Ratna Nuningsih, S.Sos dan Dewi Meilina Manik, S.Sos terima kasih atas bantuannya yang telah mengajari peneliti dalam menguji hipotesis.

11.Untuk Edo Purba dan Nando terima kasih karena selalu mau meluangkan waktunya untuk menemani peneliti dikala suntuk dan kegalauan melanda. 12.Keluarga besar komunikasi angkatan 2008 yang sudah lama

bersama-sama dengan peneliti menimba ilmu yaitu kurang lebih empat tahun. Terima kasih buat semua kenangannya selama ini. Semoga kita dapat meraih apa yang kita cita-cita kan dan selalu berusaha untuk berikan yang terbaik.


(5)

Akhir kata peneliti mengucapkan terima kasih atas bantuan yang telah diberikan oleh semua pihak, semoga Tuhan Yesus Kristus akan membalasnya dengan limpahan rahmat kepada kita semua.

Medan, Juli 2012 Peneliti,


(6)

Daftar Tabel

Nomor Tabel

Halaman

2.1 Operasional Variabel ... 19

3.1 Populasi ... 30

3.2 Sampel ... 31

4.1 Jenis Kelamin Responden ... 36

4.2 Usia Responden ... 37

4.3 Kelas Responden ... 37

4.4 Intensitas Menonton Pemberitaan Mobil Esemka di Tv One... 38

4.5 Faktualitas Pemberitaan ... 39

4.6 Tingkat Pemahaman ... 40

4.7 Kejelasan Isi ... 41

4.8 Keakuratan Berita ... 42

4.9 Kelengkapan Isi Berita ... 43

4.10 Tingkat Perhatian ... 44

4.11 Ketertarikan Terhadap Pemberitaan ... 45

4.12 Hubungan Pemberitaan Dengan Kegiatan Responden Di Bidang Otomotif... 46

4.13 Kesimbangan Berita ... 47

4.14 Netralisasi Berita ... 47

4.15 Timbulnya Keinginan Untuk Berkarya Di Bidang Otomotif ... 48

4.16 Keyakinan Akan Kemampuan Yang Dimiliki Di Bidang Otomotif ... 49

4.17 Timbul Dorongan Untuk Lebih Giat Belajar ... 50

4.18 Rasa Ingin Tahu Terhadap Dunia Otomotif ... 51

4.19 Minat Terhadap Kegiatan Belajar Di Sekolah ... 52

4.20 Optimisme Dalam Melaksanakan Tugas ... 53


(7)

4.22 Memperoleh Penghargaan ... 55 4.23 Pengaruh Pemberitaan Terhadap Motivasi ... 56 4.24 Tingkat Perhatian dan Timbulnya Keinginan

Untuk Berkarya Di Bidang Otomotif ... 57 4.25 Ketertarikan Terhadap Pemberitaan dan Rasa

Ingin Tahu Terhadap Dunia Otomotif ... 59 4.26 Hubungan Pemberitaan Dengan Kegiatan

Responden Di Bidang Otomotif dan


(8)

Daftar Gambar

Nomor Gambar Halaman


(9)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAKSI ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... x

BAB I PENDAHULUAN... 1

1.1. Latar Belakang Masalah ... 1

1.2. Perumusan Masalah ... 3

1.3. Pembatasan Masalah ... 4

1.4. Tujuan Penelitian... 4

1 5. Manfaat Penelitian ... 4

BAB II URAIAN TEORITIS ... 6

2.1. Kerangka Teori ... 6

2.1.1. Komunikasi Massa ... 6

2.1.1.1. Pengertian Komunikasi Massa ... 6

2.1.1 2. Karakteristik Komunikasi Massa ... ... 6

2.1.1 3. Fungsi Komunikasi Massa ... ... 8

2.1.2. Media Massa ... .... 9

2.1.2.1. Pengertian Media Massa ... 9

2.1.2.2. Fungsi Media Massa ... 9

2.1.3. Televisi ... ... 10

2.1.3.1. Pengertian Televisi ... 10

2.1.3.2. Sejarah Pertelevisian di Indonesia ... 11

2.1.3.3. Karakteristik Televisi ... . 11

2.1.4. Pemberitaan ... ... 12

2.1.4.1. Defenisi Berita dan Pemberitaan ... ... 12


(10)

2.1.4.3. Kategorisasi Riset Pemberitaan ... 14

2.1.5. Teori S-O-R ... 15

2.1.5.1. Pengertian Teori S-O-R ... 15

2.1.5.2. Elemen-elemen Teori S-O-R ... 15

2.1.6. Motivasi Belajar ... 16

2.1.6.1. Pengertian Motivasi Belajar ... 16

2.1.6.2. Jenis-jenis Motivasi... 17

2.1.6.3. Indikator Motivasi Belajar ... 18

2.2. Kerangka Konsep ... 19

2.3. Operasional Variabel... 19

2.4. Defenisi Operasional ... 20

2.5. Hipotesis ... 21

BAB III METODE PENELITIAN ... 22

3.1. Deskripsi Lokasi Penelitian ... 22

3.1.1. SMK Negeri 2 Medan ... 22

3.2. Metodologi Penelitian ... 32

3.3. Populasi dan Sampel ... 29

3.3.1. Populasi ... 29

3.3.2. Sampel ... 30

3.4. Teknik Penarikan Sampel ... 31

3.5. Teknik Pengumpulan Data ... 32

3.6. Teknik Analisis Data ... 33

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 35

4.1. Tahapan Pelaksanaan Penelitian ... 35

4.2. Teknik Pengolahan Data ... 35

4.3. Analisi Tabel Tunggal ... 36

4.3.1. Karakteristik Responden ... 36

4.3.2. Pemberitaan Mobil Esemka ... 38

4.3.3. Motivasi Belajar ... 48


(11)

4.4. Uji Hipotesis ... 61

4.5. Pembahasan ... 64

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 66

5.1. Kesimpulan ... 66

5.2. Saran ... 67

DAFTAR PUSTAKA ... 68 LAMPIRAN


(12)

ABSTRAK

Penelitian ini berjudul Pengaruh Pemberitaan Mobil Esemka dan Motivasi Belajar (Studi Korelasional Tentang Pengaruh Pemberitaan Mobil Esemka di TvOneterhadap Motivasi Belajar Siswa SMK Negeri 2 Medan). Penelitian ini dilatarbelakangi oleh pemberitaan mobil Esemka yang sering ditayangkan di berbagai stasiun televisi nasional khususnya pada stasiun televisi tvOne yang berlangsung pada bulan februari 2012. Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui sejauhmanakah pengaruh pemberitaan mobil Esemka di tvOne terhadap motivasi belajar siswa SMK Negeri 2 Medan. Teori yang digunakan dalam penelitia ini adalah teori-teori yang berhubungan dengan objek yang diteliti, diantaranya adalah teori komunikasi massa, media massa, televisi, pemberitaan, teori S-O-R dan motivasi belajar. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif dengan menggunakan penyebaran kuesioner. Jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 70 orang yang diperoleh dengan menggunakan rumus Arikunto dimana diambil 20% dari total populasi 353 orang. Teknik pengambilan sampel adalah Proporsional Stratified Sampling. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis tabel tunggal, analisis tabel silang dan uji hipotesis dengan menggunakan piranti lunak

Statistical Product and System Solution (SPSS) versi 13,0. Berdasarkan uji hipotesis dengan menggunakan rumus rank Spearman secara manual maka diperoleh hasil rs= 0,972. Berdasarkan koefisien korelasi skala Guilford, hasil 0,972 berada pada skala >0,90 yaitu menunjukkan adanya hubungan yang sangat tinggi; kuat sekali; dapat diandalkan. Besarnya pengaruh pemberitaan mobil Esemka di tvOne terhadap motivasi belajar siswa SMK Negeri 2 Medan adalah sebesar 94,5%


(13)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Motivasi merupakan satu penggerak dari dalam hati seseorang untuk melakukan atau mencapai sesuatu tujuan. Motivasi juga bisa dikatakan sebagai rencana atau keinginan untuk menuju kesuksesan dan menghindari kegagalan hidup. Dengan kata lain motivasi adalah sebuah proses untuk tercapainya suatu tujuan. Seseorang yang mempunyai motivasi berarti ia telah mempunyai kekuatan untuk memperoleh kesuksesan dalam kehidupan.

Salah satu bentuk motivasi adalah motivasi belajar. Motivasi belajar dapat diartikan sebagai serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi tertentu, sehingga seseorang mau dan ingin melakukan sesuatu, dan bila ia tidak suka, maka akan berusaha untuk meniadakan atau mengelak perasaan tidak suka itu (Sardiman, 2005: 75). Motivasi belajar dalam diri seseorang muncul dikarenakan adanya faktor internal (dari dalam diri sendiri) yaitu minat, bakat, motif serta tingkat intelensi. Dan faktor eksternal (dari luar diri) yaitu keadaan lingkungan baik lingkungan keluarga maupun sekolah, serta adanya penghargaan atau apresiasi.

Pemberitaan mengenai prestasi siswa yang belakangan ini sering diberitakan oleh media massa adalah pemberitaan tentang mobil Esemka. Mobil Kiat Esemka yang merupakan karya siswa SMK Solo Jawa Tengah cukup menarik perhatian. Pada jumat pagi 24 Februari 2012 Mobil Esemka Rajawali hasil karya siswa SMK diberangkatkan dari Solo Techno Park (STP) menuju Jakarta untuk menjalani tes emisi di Balai Thermodinamika Motor dan Propulsi (BTMP) Serpong, Tangerang, Jawa Barat. Pemberangkatan mobil Esemka Rajawali yang dikemudikan oleh Wakil Walikota FX Hadi Rudyatmo (Rudy) didampingi oleh seorang anggota DPR RI Roy Suryo dan dilepas oleh Wali Kota Surakarta Joko Widodo (Jokowi) dari Solo Techno Park (STP) (http://nasional.TvOnenews.tv/berita/view/53880/2012/02/24/mobil_esemka_test _drive_dari_solo_menuju_jakarta.TvOne).


(14)

Mobil Esemka Rajawali melakukan uji emisi untuk pertama kali pada tanggal 27 Februari 2012 di Balai Thermodinamika Motor dan Propulsi (BTMP) Serpong, Tangerang. Berbagai persiapan telah dilakukan agar mobil buatan siswa SMK Solo itu bisa lolos uji emisi. Pengujian emisi ini diperkirakan akan memakan waktu awal hingga 6 jam. Uji emisi itu meliputi pengujian emisi dalam kondisi mesin dingin dan panas. Selain itu, pengujian juga dilakukan dalam kondisi beban kecepatan 0-120 kilometer/jam untuk mengetahui kualitas emisi gas buang.

Namun pada uji emisi mobil Esemka yang dilakukan oleh Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), ternyata mobil Esemka tidak lulus pada uji emisi gas buang dan uji layak jalan, khususnya kekurangan lampu penerangan. Kementerian Perhubungan (Kemhub) menyatakan mobil Esemka tidak memenuhi standar ambang batas pembuangan gas emisi berdasarkan ketetapan Kementerian Lingkungan Hidup. Di samping itu lampu mobil Esemka tidak memenuhi standar sinar lampu yang ditetapkan pemerintah, yaitu 12.000 candel (CD) (http://iptek.TvOnenews.tv/berita/view/540 32/2012/03/01/mobil_esemka_tidak_lolos_uji_emisi.TvOne).

TvOne merupakan salah satu stasiun televisi yang gencar dalam memberitakan pemberitaan Mobil Esemka. TvOne pertama kali mengudara pada tanggal 14 Februari 2008. Stasiun tv ini secara progresif menginspirasi masyarakat Indonesia yang berusia 15 tahun ke atas agar berpikiran maju dan melakukan perbaikan bagi diri sendiri serta masyarakat sekitar melalui berbagai program News and Sports baik Nasional dan Internasional yang dimilikinya (http://www.TvOnenews.tv/tentangkami/).

Pemberitaan mobil Esemka yang ditayangkan oleh TvOne tentunya menjadi kebanggaan tersendiri bagi siswa SMK Solo pada khususnya dan siswa SMK di seantero negeri ini pada umumnya. Hal ini dikarenakan karya yang mampu diukir oleh siswa SMK ini mendapat perhatian dan penghargaan dari masyarakat luas. Saat ini mobil Esemka buatan siswa SMK Solo tersebut sedang menjalani tahap demi tahap agar dapat diproduksi massal dan diharapkan nantinya dapat menjadi Mobil Nasional (Mobnas) yang membanggakan negeri ini.


(15)

SMK Negeri 2 Medan merupakan SMK Kelompok Teknologi dan Rekayasa tertua di propinsi Sumatera Utara. Pada awal berdirinya tahun 1959, SMK Negeri 2 Medan bernama STM Negeri 1 Medan. Namun pada tahun 1967 sekolah ini dijadikan sekolah negeri dengan nama SMK Negeri 2 Medan. SMK Negeri 2 Medan merupakan Sekolah Teknik Menengah Negeri di Propinsi Sumatera Utara yang berstandar Nasional (http://smkn2medan.sch.id/profil-sekolah/). Sama halnya dengan SMK di Solo Jawa Tengah, SMK Negeri 2 Medan juga memiliki hasil karya yang menjadi prestasi yang membanggakan.

SMK Negeri 2 Medan sukses merakit mesin Computer Numerical Control

(CNC) Lleth serta CNC Miling dan hasil karya mereka siap dikirimkan ke sejumlah sekolah di 25 kabupaten/kota di tiga propinsi Sumatera Utara, Riau, dan Nangroe Aceh Darussalam. Mesin bubut dengan harga Rp. 240 juta dipasaran ini mampu dirakit dengan sempurna layaknya produk buatan pabrik oleh siswa SMK Negeri 2 Medan dengan modal Rp. 200 juta (http://www.beritasatu.com/ipt ek/36166-smkn-2-medan-rakit-cnc-murah.html). Prestasi lain yang telah diukir oleh siswa SMK Negeri 2 Medan adalah memproduksi mesin pembuat onderdil mobil (http://www.metrotvnews.com/metromain/newsvideo/2012/03/10/146869/-SMK-2-Medan-Produksi-Mesin-Pembuat-Onderdil-Mobil).

Dengan adanya pemberitaan mobil Esemka yang dirakit oleh siswa SMK Solo adalah salah satu bukti apresiasi masyarakat atas prestasi yang diraih oleh siswa SMK tersebut. Apresiasi dan penghargaan baik dari pemerintah maupun masyarakat Indonesia tentunya akan semakin menambah motivasi belajar bagi seluruh siswa SMK di negeri ini untuk terus berkarya dan mengharumkan nama bangsa.

Berdasarkan uraian di atas maka peneliti tertarik untuk meneliti, sejauhmana pengaruh pemberitaan mobil Esemka di TvOne terhadap motivasi belajar siswa SMK Negeri 2 Medan.

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut : “ sejauhmanakah pengaruh pemberitaan mobil Kiat Esemka di TvOne terhadap motivasi belajar siswa SMK Negeri 2 Medan?”


(16)

1.3. Pembatasan Masalah

Untuk menghindari ruang lingkup penelitian yang terlalu luas sehingga dapat mengaburkan penelitian, maka penulis membatasi masalah yang akan diteliti sebagai berikut :

1. Penelitian ini bersifat studi korelasional, yaitu bersifat mencari atau menjelaskan hubungan dan menguji hipotesis.

2. Penelitian ini terbatas pada pengaruh pemberitaan mobil Kiat Esemka yang ditayangkan di TvOne terhadap motivasi belajar siswa.

3. Objek dalam penelitian ini adalah siswa kelas 1 dan 2 jurusan otomotif SMK Negeri 2 Medan.

4. Penelitian ini mulai dilaksanakan pada bulan Maret 2012 sampai dengan selesai.

1.4. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.4.1. Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui intensitas menonton Siswa

SMK Negeri 2 Medan terhadap pemberitaan mobil Kiat Esemka. b. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui motivasi belajar Siswa

SMK Negeri 2 Medan.

c. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauhmana pengaruh pemberitaan Mobil Kiat Esemka di TvOne terhadap motivasi belajar siswa SMK Negeri 2 Medan.

1.4.2. Manfaat Penelitian

Adapun yang menjadi manfaat penelitian ini adalah :

a. Secara akademis, penelitian ini merupakan sumbangsih penulis bagi almamater dalam memperkaya khasanah penelitian di bidang komunikasi terutama dalam komunikasi massa.


(17)

b. Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat menguji pengalaman teoritis penulis dan menanbah cakrawala pengetahuan kita dalam bidang komunikasi khususnya komunikasi massa.

c. Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumbangan pikiran bagi mahasiswa Ilmu Komunikasi FISIP USU dan pihak-pihak yang tertarik dalam penelitian di bidang komunikasi massa.


(18)

BAB II

URAIAN TEORITIS

2.1 Kerangka Teori 2.1.1. Komunikasi Massa

2.1.1.1.Pengertian Komunikasi Massa

Komunikasi massa merupakan suatu proses komunikasi dimana komunikasi tersebut dilakukan melalui media massa baik cetak maupun elektronik dengan berbagai tujuan komunikasi dan untuk menyampaikan informasi kepada khalayak luas ( Bungin, 2008: 71). Berdasarkan defenisi ini terdapat enam unsur penting dari komunikasi massa yaitu komunikator, media massa, informasi massa, gatekeeper, khalayak (publik) dan umpan balik. Komunikator dalam komunikasi massa merupakan pihak yang menggunakan media massa dengan teknologi telematika modern sehingga informasi yang disebarkan dapat cepat ditangkap oleh publik. Informasi tersebut berupa pesan yang diterima oleh komunikan secara massa. Informasi yang sampai pada khalayak merupakan informasi yang telah diseleksi terlebih dahulu oleh

gatekeeper dalam suatu organisai media massa. Khalayak dalam komunikasi massa adalah publik atau pemirsa yang bersifat heterogen dimana mereka telah menerima informasi yang disebarkan oleh media massa (Bungin, 2008: 72). Sementara umpan balik dalam komunikasi massa bersifat tertunda, namun seiring dengan perkembangan jaman yang disertai dengan perkembangan teknologi komunikasi seperti telepon dan internet maka umpan balik yang tertunda ini sudah mulai ditinggalkan.

Terdapat beberapa defenisi komunikasi massa menurut para ahli yang dirangkum menjadi satu kesatuan oleh Rakhmat, komunikasi massa diartikan sebagai jenis komunikasi yang ditujukan kepada sejumlah khalayak yang tersebar, heterogen, dan anonim melalui media cetak serta elektronik sehingga pesan yang sama dapat diterima secara serentak dan sesaat (Ardianto, 2004: 7).


(19)

Berdasarkan defenisi komunikasi massa tersebut terdapat karakteristik komunikasi massa yang membedakannya dengan jenis komunikasi lainnya. Perbedaan yang dimaksud meliputi komponen-komponen yang terlibat di dalamnya dan proses berlangsungnya komunikasi tersebut (Ardianto, 2004: 7). Adapun yang menjadi karakteristik komunikasi massa yang dimaksud adalah sebagai berikut:

1. Komunikator terlembagakan (Ardianto, 2004: 8).

Komunikator dalam komunikasi massa adalah media massa itu sendiri. Artinya adalah semua pihak yang bekerja dalam sebuah media massa mulai dari wartawan, reporter hingga pada pimpinan redaksi yang bekerja dalam suatu sistem yang telah terlembagakan sebagai suatu kesatuan. Sehingga dapat dikatakan bahwa komunikator dalam komunikasi massa merupakan kumpulan individu-individu yang memiliki perannya masing-masing dalam sebuah sistem media massa.

2. Informasi atau pesan yang disampaikan bersifat umum (Nurudin, 2004: 21).

Informasi atau pesan yang disampaikan dalam komunikasi massa ditujukan kepada semua orang tidak hanya untuk sekelompok orang tertentu saja. Dengan kata lain, pesan yang disampaikan tidak boleh bersifat khusus karena pesan tersebut akan disampaikan kepada masyarakat luas.

3. Komunikan pada komunikasi massa bersifat anonim dan heterogen (Ardianto, 2004: 9).

Komunikasi massa bersifat anonim artinya pada komunikasi massa komunikator tidak mengenal komunikan karena komunikasinya menggunakan media dan tidak tatap muka. Selain bersifat anonim komunikan pada komunikasi massa juga bersifat heterogen artinya adalah komunikan terdiri dari berbagai lapisan masyarakat yang berbeda karakteristik seperti pendapatan, usia, jenis kelamin, agama dan latar belakang budaya.


(20)

Keserempakan media massa yang dimaksud adalah keserempaan kontak dengan khalayak dalam jarak yang jauh dengan komunikator dimana khalayak tersebut berada dalam keadaan yang terpisah satu sama lainnya. 5. Komunikasi berlangsung satu arah ( Nurudin, 2004: 23).

Komunikator tidak dapat melihat secara langsung respon dari komunikannya atas informasi yang diberikan karena bersifat tertunda. Dalam komunikasi massa tidak dapat terjadi pengendalian arus informasi. 6. Komunikasi massa dikontrol oleh gatekeeper (Nurudin, 2004: 28).

Gatekeeper adalah orang atau pihak yang sangat berperan dalam penyebaran informasi melalui media massa. Gatekeeper yang dimaksud antara lain pimpinan redaksi, wartawan dan editor. Informasi yang berasal dari media massa telah terlebih dahulu diseleksi oleh gatekeeper apakah informasi tersebut layak atau tidak untuk disebarkan.

2.1.1.3.Fungsi Komunikasi Massa

Secara umum fungsi komunikasi massa adalah menginformasikan pesan-pesan lewat media massa yang digunakan. Namun secara spesifik Burhan Bungin dalam bukunya “Sosiologi Komunikasi” (2008 : 79-81) menjelaskan beberapa fungsi dari komunikasi massa, sebagai berikut :

1. Fungsi Pengawasan

Fungsi pengawasan ini dapat berupa peringatan dan kontrol sosial maupun kegiatan persuasif sebagai aktivitas preventif. Dalam hal ini adalah upaya memberi reward dan punishment kepada masyarakat. Media massa dapat memberikan reward kepada masyarakat yang bermanfaat dan fungsional bagi anggota masyarakat lainnya, namun akan memberi punishment

apabila aktivitasnya tidak bermanfaat bahkan merugikan fungsi-fungsi sosial lainnya di masyarakat.

2. Fungsi Social Learning (Pembelajaran Sosial)

Fungsi utama dari komunikasi massa melalui media massa adalah melakukan pendidikan sosial kepada seluruh masyarakat. Media massa bertugas untuk memberikan pencerahan-pencerahan kepada masyarakat dimana komunikasi massa itu berlangsung. Komunikasi massa


(21)

dimaksudkan agar proses pencerahan itu berlangsung efektif dan efisien dan menyebar secara bersamaan di masyarakat luas.

3. Fungsi Penyampaian Informasi

Komunikasi massa yang mengandalkan media massa memiliki fungsi utama yaitu menjadi proses penyampaian informasi kepada masyarakat luas. Komunikasi massa memungkinkan informasi dari institusi publik tersampaikan kepada masyarakat secara luas dalam waktu cepat sehingga fungsi informatif tercapai dalam waktu cepat dan singkat.

4. Fungsi Hiburan

Komunikasi massa juga digunakan sebagai medium hiburan, terutama karena

komunikasi massa menggunakan media massa sehingga fungsi hiburan yang ada pada media massa juga merupakan bagian dari fungsi komunikasi massa. Fungsi hiburan tidak lepas dari fungsi-fungsi lainnya dalam komunikasi massa.

2.1.2. Media Massa

2.1.2.1.Pengertian Media Massa

Media massa adalah alat yang digunakan dalam penyampaian pesan-pesan dari sumber kepada khalayak (menerima) dengan menggunakan alat-alat komunikasi mekanis seperti surat kabar, film, radio, TV (Cangara, 2002: 131). Media massa dibagi menjadi dua yakni media cetak dan media elektronik. Media massa cetak terdiri dari surat kabar, majalah, tabloid dan lain-lain, sedangkan media massa elektronik terdiri dari televisi dan radio.

Media massa merupakan alat-alat dalam komunikasi yang dapat menyebarkan pesan secara serempak, cepat kepada audiens yang luas dan heterogen. Kelebihan media massa dibandingkan dengan jenis komunikasi lain adalah media massa dapat mengatasi hambatan ruang dan waktu bahkan media massa mampu menyebarkan pesan hampir seketika pada waktu yang tak terbatas (Nuruddin, 2004: 104).


(22)

2.1.2.2.Fungsi Media Massa

Menurut Muhtadi dalam bukunya “Jurnalistik Pendekatan Teori dan Praktek” (1999: 84-85), fungsi dari media massa adalah sebagai berikut :

a. Menyiarkan informasi

Fungsi ini merupakan fungsi utama media massa, sebab masyarakat membeli media tersebut adalah karena memerlukan informasi tentang berbagai hal yang terjadi di dunia ini.

b. Mendidik

Dalam fungsi ini media memperlihatkan bahwa pesan-pesan atau tulisan-tulisan yang disajikan oleh media massa mengandung pengetahuan serta sekaligus dapat dijadikan media pendidikan massa.

c. Menghibur

Dalam memainkan fungsinya untuk menghibur, media massa biasanya menyajikan rubrik-rubrik atau program-program yang bersifat hiburan. d. Mempengaruhi

Melalui fungsi mempengaruhi pers memegang peranan penting dalam tatanan

kehidupan masyarakat. Secara luas fungsi ini juga digunakan oleh media untuk menguasai pendapat dan tanggapan dari masyarakat.

Ditinjau dari sasaran/komunikan media massa maka setiap manusia menerima pesan apakah dari media cetak, elektronik atau online akan mengadakan reaksi yang berbeda-beda karena setiap manusia mempunyai karakter dan kepentingan yang berbeda pula.

2.1.3. Televisi

2.1.3.1.Pengertian Televisi

Televisi sebagai media komunikasi massa berasal dari dua suku kata yaitu

tele yang berarti “jarak” dalam bahasa Yunani dan visi yang berarti “citra atau gambar” dalam bahasa Latin. Jadi kata televisi berarti suatu sistem penyajian gambar berikut suaranya dari suatu tempat yang berjarak jauh (Olii, 2007: 69). Sebagai salah satu media komunikasi massa, televisi merupakan media komunikasi yang paling efektif dibandingan dengan media komunikasi lainya


(23)

seperti koran, majalah, radio dll. Hal ini dikarenakan khalayak yang menjadi komunikan televisi dapat menerima informasi visual dan audiovisual secara bersamaan.

2.1.3.2.Sejarah Pertelevisian di Indonesia

Kegiatan penyiaran televisi di Indonesia dimulai pada tanggal 24 Agustus 1962, bertepatan dengan dilangsungkannya pembukaan pesta olahraga se-Asia IV atau Asean Games di Senayan. Sejak itu pula Televisi Republik Indonesia yang disingkat TVRI dipergunakan sebagai panggilan status sampai sekarang. Selama tahun 1962-1963 TVRI berada di udara rata-rata satu jam sehari dengan segala kesederhanaannya. Pada tahun 1989, pemerintah memberikan izin operasi kepada kelompok usaha Bimantara untuk membuka stasiun televisi TPI yang merupakan stasiun televisi swasta pertama di Indonesia, disusul kemudian dengan RCTI, SCTV, Indosiar dan ANTV. Sejak tahun 2000 muncul hampir serentak lima stasiun televis swasta baru (Metro TV, Trans TV, Trans7, Tv One dan Global TV) dan banyak lagi televisi lokal (Morrisan, 2004: 3).

2.1.3.3. Karakteristik Televisi

Sebagai salah satu bentuk media massa televisi memiliki karakteristik tersendiri yang membedakannya dengan dengan bentuk media massa lainnya. Adapun karakteristik televisi yang dimaksud adalah sebagai berikut (Usman, 2009 : 23) :

1. Media pandang dengar (audio visual)

Televisi adalah media pandang sekaligus media dengar dimana orang-orang memandang gambar yang ditayangkan dan sekaligus mendengar atau mencerna narasi dari gambar.

2. Mengutamakan gambar

Kekuatan dari televisi adalah dari gambar yang hidup sehingga lebih menarik dibanding dengan media cetak.


(24)

Deadline atau tenggat televisi bisa disebut setiap detik karena televisi mengutamakan kecepatan dan ini menjadi salah satu unsur yang menjadikan berita televisi bernilai.

4. Bersifat sekilas

Jika media cetak mengutamakan dimensi ruang, televisi mengutamakan dimensi waktu atau durasi.

5. Bersifat satu arah

Bersifat satu arah dalm arti pemirsa tidak bisa pada saat itu juga memberi respons balik terhadap siaran televisi yang ditayangkan.

6. Daya jangkau luas

Televisi dapat menjangkau segala lapisan masyarakat, dengan berbagai latar belakang sosial dan ekonomi.

2.1.4. Pemberitaan

2.1.4.1.Defenisi Berita dan Pemberitaan

Banyak orang mendefinisikan berita sesuai dengan sudut pandangnya masing-masing. Dengan kata lain, dapat dikatakan belum ada defenisi berita secara universal. Untuk memperkuat penyajian atas peristiwa apa yang sedang kita pantau dan bagaimana menyajikannya, reporter pencari berita harus mempunyai defenisi sendiri mengenai lingkup pekerjaannya.

Dalam buku Here’s the News yang dihimpun oleh Paul De Maeseneer, berita didefinisikan sebagai informasi baru tentang kejadian baru, penting, dan bermakna (significant), yang berpengaruh pada para pendengarnya serta relevan dan layak dinikmati oleh mereka (Olii, 2007:25).

Defenisi berita tersebut mengandung unsur yang : a) Baru dan penting

b) Bermakna dan berpengaruh c) Menyangkut hidup orang banyak d) Relevan dan menarik

Kategori berita merupakan kategori terbesar dalam sajian media. Berita bisa saja berupa propaganda, informasi salah, dan informasi yang menyimpang atau berita yang noninformatif. Menurut Walter Lippman (Mcquail, 1996: 190),


(25)

berita bukanlah cermin kondisi sosial, tetapi laporan tentang salah satu aspek yang telah menonjolkannya sendiri. Dengan demikian, perhatian masyarakat diarahkan pada hal-hal yang menonjol dan bernilai untuk diperhatikan.

Pemberitaan atau reportase adalah laporan lengkap ataupun interpretatif (telah disajikan sebagaimana dianggap penting oleh redaksi pemberitaan) ataupun berupa pemberitaan penyelidikan (investigatif reporting) yang merupakan pengkajian fakta-fakta lengkap dengan latar belakang, trend/kecenderungan, yang mungkin terjadi di masa mendatang.

2.1.4.2.Kriteria Umum Nilai Berita

Kriteria umum nilai berita merupakan acuan yang dapat digunakan oleh para jurnalis, yakni para reporter dan editor, untuk memutuskan fakta yang pantas dijadikan berita dan memilih mana yang lebih baik. Kriteria umum nilai berita merujuk pada 9 hal di bawah ini, yaitu:

1. Keluarbiasaan (Unusualness)

Berita adalah sesuatu yang luar biasa.Oleh karena itu semakin besar suatui peristiwa, semakin besar nilai berita yang ditimbulkannya. Nilai berita peristiwa luar biasa dapat dilihat dari 5 aspek: lokasi peristiwa, waktu peristiwa, jumlah korban, daya kejut peristiwa, dan dampak yang ditimbulkan peristiwa tersebut.

2. Kebaruan (Newness)

Berita adalah semua apa yang terbaru. Berita adalah apa saja yang disebut hasil karya terbaru. Oleh karena itu, semua hal yang baru, apa pun namanya, pasti memiliki nilai berita.

3. Akibat (impact)

Berita adalah segala sesuatu yang berdampak luas.Suatu peristiwa tidak jarang menimbulkan dampak besar dalam kehidupan masyarakat.

4. Aktual (Timeliness)

Berita adalah peristiwa yang sedang atau baru terjadi. Berita adalah apa yang terjadi hari ini, apa yang masih belum diketahui tentang apa yang akan terjadi hari ini, atau adanya opini berupa pandangan dan penilaian yang berbeda


(26)

dengan opini sebelumnya sehingga opini tersebut mengandung informasi penting dan berarti.

5. Kedekatan (Proximity)

Berita adalah kedekatan.Kedekatan mengandung dua arti.Kedekatan geografis dan kedekatan psikologis.Kedekatan geografis menunjuk pada suatu peristiwa yang terjadi di sekitar tempat tinggal.Kedekatan Psikologis lebih banyak ditentukan oleh tingkat keterikatan pikiran, perasaan dan kejiwaan seseorang dengan suatu objek peristiwa.

6. Informasi (Information)

Berita adalah informasi. Menurut Wilbur Schramm, informasi adalah segala yang menghilangkan ketidakpastian.

7. Konflik (Conflict)

Berita adalah konflik atau segala sesuatu yang mengandung unsur atau sarat dengan dimensi pertentangan.Konflik dan pertentangan, merupakan sumber berita yang tak pernah kering dan tak pernah habis.

8. Orang Penting (Prominence)

Berita adalah tentang orang-orang penting, orang-orang ternama, pesohor, selebriti, figure publik. Orang-orang penting, orang-orang terkemuka, di mana pun selalu membuat berita.

9. Ketertarikan Manusiawi (Human Interest)

Suatu peristiwa terkadang tidak menimbulkan efek berarti pada seseorang, sekelompok orang, atau bahkan pada masyarakat, tetapi telah menimbulkan getaran pada suasana hati, suasana kejiwaan, dan alam perasaannya.

10.Kejutan (Surprising)

Kejutan adalah sesuatu yang datangnya tiba-tiba, diluar dugaan, tidak direncanakan, diluar perhitungan, tidak diketahui sebelumnya.

2.1.4.3.Kategorisasi Riset Pemberitaan

Dalam melakukan riset terhadap suatu bentuk pemberitaan pada sebuah media dibutuhkan tolak ukur yang tepat. Oleh karena itu Mcquail (1992) membuat kategorisasi untuk mengukur “Media Performance” dalam meriset mengenai pemberitaan (Kriyantono, 2008: 241-242), yaitu :


(27)

a) Faktualitas (Factualness)

Maint-point (apakah ada pencampuran antara fakta dan opini), nilai informasi (kedalaman berita), kemudahan untuk dipahami (readability),dapat tidaknya dikonfirmasi dengan sumber berita (checkability).

b) Keakuratan (Accuracy)

Verifikasi terhadap fakta, relevansi sumber berita, dan akurasi penyajian. c) Kelengkapan isi berita (Completeness)

Mencakup 5W+1H (What, Who, Where, Why, When, How) d) Hubungan (Relevance)

Proximity psikografis, proximity geografis, timeless, significance, prominence, dan magnitude. Dengan kata lain, yang dimaksud relevan adalah berkaitan dengan nilai berita.

e) Keseimbangan (Balance)

Ada atau tidak ada “Source Bias” (penampilan satu sisi dalam penampilan, seperti ketidak seimbangan sumber berita), ada atau tidak ada “Slant” (kecenderungan/berita miring), dan ketidakseimbangan.

f) Netralitas (Neutrality)

Sensionalism, stereotype, junxtaposition (membandingkan dua hal yang tidak sebanding), dan linkages (membandingkan dua hal yang tidak relevan).

2.1.5. Teori S-O-R

2.1.5.1.Pengertian Teori S-O-R

Teori S-O-R sebagai singkatan dari Stimulus-Organism-Response ini semula berasal dari psikologi yang kemudian menjadi teori komunikasi karena objek dan material dari psikologi dan ilmu komunikasi adalah sama, yaitu manusia yang jiwanya meliputi komponen-komponen: sikap, opini, perilaku, kognisi, afeksi dan konasi.

Teori stimulus-respons ini pada dasarnya merupakan suatu prinsip belajar yang sederhana, dimana efek merupakan reaksi terhadap stimulus tertentu. Dengan demikian, seseorang dapat menjelaskan suatu kaitan erat antara pesan-pesan media dan reaksi audience. Dengan kata lain, menurut Effendy efek yang ditimbulkan sesuai dengan teori S-O-R yang merupakan reaksi bersifat khusus


(28)

terhadap stimulus khusus, sehingga seseorang dapat mengharapkan dan menyesuaikan antara pesan dan reaksi komunikan (Effendy, 2003:254).

2.1.5.2.Elemen-Elemen Teori S-O-R

McQuail (Bungin, 2008: 277) menjelaskan elemen-elemen utama dari teori ini adalah:

(a) pesan (Stimulus);

(b) seorang penerima atau receiver(Organism); dan (c) efek (Respons).

Dalam penelitian ini dapat digambarkan unsur-unsur teori S-O-R (Stimulus-Organism-Response) sebagai berikut:

Gambar 1

Unsur-unsur Teori S-O-R

2.1.6. Motivasi Belajar

2.1.6.1.Pengertian Motivasi Belajar

Istilah motivasi berasal dari kata motif yang dapat diartikan sebagai kekuatan yang terdapat dalam diri inividu, yang menyebabkan individu tersebut bertindak dan berbuat. Motif tidak dapat diamati secara langsung, tetapi dapat diinterpretasikan dalam tingkah lakunya, berupa rangsangan, dorongan atau

STIMULUS Pemberitaan

ORGANISM

Siswa SMK Negeri 2 Medan

RESPONSE Motivasi Belajar


(29)

pembangkit tenaga munculnya suatu tingkah laku tertentu (Adi, 1994: 154). Motivasi dan belajar merupakan dua hal yang saling mempengaruhi. Belajar adalah perubahan tingkah laku secara relatif permanen dan secara potensial terjadi sebagai hasil dari praktik atau penguatan (reinforced practise) yang dilandasi tujuan untuk mencapai tujuan tertentu.

Motivasi belajar pada mulanya adalah suatu kecenderungan alamiah dari diri umat manusia, tapi kemudian terbentuk sedemikian rupa dan secara berangsur-angsur, tidak hanya sekedar menjadi penyebab dan mediator belajar tetapi juga sebagai hasil belajar itu sendiri (Wlodkowski, 2004:19).

Motivasi mengacu pada apa yang dapat dicapai oleh seseorang sedangkan “kemampuan” mengacu kepada apa yang dapat dilakukan seseorang. Oleh karena itu, tujuan dari teori motivasi adalah untuk menjelaskan perilaku siswa dan pengaruh dari perilaku tersebut di masa yang akan datang.

Dalam jurnal Tina Heafner (2004) yang berjudul Using Technology to Motivate Students to Learn Social Studies dikatakan bahwa teori-teori motivasi sebelumnya dapat dikategorikan sebagai bentuk-bentuk dari model nilai harapan motivasi. Model ini berfokus pada tiga bagian yaitu :

• nilai (kepercayaan siswa akan kepentingan atau nilai sebuah tugas)

• harapan (kepercayaan siswa tentang kemampuan atau keahlian mereka untuk melaksanakan sebuah tugas)

• sikap (reaksi emosional terhadap tugas dan evaluai harga diri)

Terdapat dua perspektif teoritis yang berbeda tentang belajar (Uno, 2008: 14), yaitu:

1. Teori Stimulus-Response (S-R).

Teori ini menunjukkan bahwa performa terampil berasal dari rantai unit-unit S-R diskrit dan dipelajari secara terpisah.

2. Teori pemprosesan informasi kognitif.

Para peneliti menunjukkan bahwa suatu program motor (gerak) hierarkis bukanlah suatu unit rantai Stimulus-Respons, tetapi ia dipelajari secara internal.


(30)

2.1.6.2.Jenis-jenis motivasi

Dalam jurnal Hallgeir Nilsen (2009) yang berjudul Influence on Student Academic Behavior through Motivation, Self-Efficacy and Value Expectation: An Action Research Project to Improve Learning dikatakan bahwa teori self-determination (penetapan diri) membedakan antara berbagai jenis motivasi berdasarkan pada alasan atau tujuan yang berbeda yang mengakibatkan berkembangnya sebuah tindakan

Perbedaan yang paling tampak adalah antara motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik:

 Motivasi intrinsik adalah kecenderungan untuk melibatkan diri pada tugas-tugas karena seseorang menganggapnya sebagai suatu hal yang menarik dan menyenangkan. Siswa dengan motivasi intrinsik cenderung bertahan dalam masalah-masalah yang rumit dan belajar dari kesalahan mereka. Sebagai tambahan, motivasi intrinsik merupakan pusat dari proses penggabungan melalui elemen pengetahuan eksternal seseorang yang tergabung dengan pengetahuan baru.

 Motivasi ekstrinsik adalah kecenderungan untuk terlibat dalam tugas-tugas karena faktor yang tidak berhubungan dengan tugas-tugas tersebut seperti adanya penghargaan atau hukuman. Contohnya untuk melewati ujian atau mendapat nilai yang bagus.

2.1.6.3.Indikator Motivasi Belajar

Secara spesifik Uno dalam bukunya “Teori Motivasi & Pengukurannya” (2008: 31) menyatakan bahwa hakikat motivasi belajar adalah dorongan internal dan eksternal pada siswa yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan tingkah laku pada umumnya dengan beberapa indikator meliputi:

1) Adanya hasrat dan keinginan berhasil

2) Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar 3) Adanya harapan dan cita-cita masa depan 4) Adanya penghargaan dalam belajar


(31)

6) Adanya lingkungan belajar yang kondusif sehingga memungkinkan seseorang siswa dapat belajar dengan baik.

2.2. Kerangka Konsep

Konsep adalah generalisasi dari sekelompok fenomena yang sama. Konsep dibangun dari teori-teori yang digunakan untuk menjelaskan variabel-variabel yang akan diteliti (Bungin, 2005: 57).

Adapun yang menjadi variabel-variabel dalam penelitian ini adalah : 1. Variabel bebas (X)

Variabel bebas adalah variabel yang diduga sebagai penyebab atau pendahulu dari variabel lainnya (Kriyantono, 2008: 21).

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah “Pemberitaan mobil Kiat Esemka”.

2. Variabel terikat (Y)

Variabel terikat adalah sejumlah gejala atau unsur atau faktor yang ada atau muncul dipengaruhi atau ditentukan oleh adanya variabel bebas (Nawawi, 1998: 56).

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah “Motivasi belajar siswa SMK Negeri 2 Medan”.

2.3. Operasional Variabel

Berdasarkan kerangka teori dan kerangka konsep yang telah diuraikan sebelumnya, maka dapat dibuat operasional variabel yang berfungsi untuk membentuk kesatuan dan kesesuaian dalam penelitian yaitu sebagai berikut:

Tabel 2.1 Operasional Variabel NO Variabel Teoritis Variabel Operasional 1 Variabel Bebas (X)

Pemberitaan Mobil Kiat

Faktual Keakuratan


(32)

Esemka Kelengkapan isi berita Relevasi

Keseimbangan Netralitas 2 Variabel Terikat (Y)

Motivasi Belajar Siswa

Hasrat dan keinginan berhasil

Dorongan dan kebutuhan dalam belajar Harapan dan cita-cita masa depan Penghargaan

3 Karakteristik Responden Jenis Kelamin Usia

Kelas

2.4 Defenisi Operasional

Definisi operasional merupakan suatu petunjuk pelaksanaan mengenai cara-cara untuk mengukur variabel-variabel. Adapun yang menjadi definisi operasional dalam penelitian ini adalah :

1. Variabel bebas (X), yaitu Pemberitaan Mobil Kiat Esemka di tvOne. a) Faktual (Factualness)

Maint-point (apakah ada pencampuran antara fakta dan opini), nilai informasi (kedalaman berita), kemudahan untuk dipahami (readability),dapat tidaknya dikonfirmasi dengan sumber berita (checkability).

b) Keakuratan (Accuracy)

Verifikasi terhadap fakta, relevansi sumber berita, dan akurasi penyajian. c) Kelengkapan isi berita (Completeness)

Mencakup 5W+1H (What, Who, Where, Why, When, How) d) Relevasi (Relevance)

Proximity psikografis, proximity geografis, timeless, significance, prominence,

dan magnitude. Dengan kata lain, yang dimaksud relevan adalah berkaitan dengan nilai berita.


(33)

Ada atau tidak ada “Source Bias” (penampilan satu sisi dalam penampilan, seperti ketidakseimbangan sumber berita), ada atau tidak ada “Slant” (kecenderungan/berita miring), dan ketidakseimbangan.

f) Netralitas (Neutrality)

Sensionalism, stereotype, junxtaposition (membandingkan dua hal yang tidak sebanding), dan linkages (membandingkan dua hal yang tidak relevan).

2. Variabel terikat (Y), yaitu Motivasi Belajar Siswa. a) Hasrat dan keinginan berhasil

Terdapat hasrat serta keinginan untuk berhasil dalam diri masing-masing siswa setelah melihat pemberitaan Mobil Kiat Esemka.

b) Dorongan dan kebutuhan dalam belajar

Masing – masing siswa memiliki dorongan yang muncul baik dari dalam diri sendiri maupun dorongan dari luar untuk belajar sehingga belajar pun menjadi kebutuhan yang harus dipenuhi.

c) Harapan dan cita – cita masa depan

Adanya harapan dan cita – cita yang hendak diraih pada masa depan yang dapat dicapai dengan belajar dan berprestasi.

d) Penghargaan

Adanya penghargaan atas hasil belajar dan prestasi yang diraih siswa dalam belajar.

3. Karakterisitik responden

a) Jenis kelamin: Jenis kelamin responden (pria atau wanita) b) Usia: Umur responden

c) Kelas: Bangku kelas responden di SMK Negeri 2 Medan

2.5. Hipotesis

Hipotesis adalah pernyataan yang merupakan dugaan atau terkaan mengenai hubungan antara dua variabel atau lebih. Hipotesis merupakan kesimpulan yang belum sempurna sehingga perlu disempurnakan dengan


(34)

membuktikan kebenaran hipotesis itu lewat cara menguji hipotesis dengan data di lapangan (Bungin, 2005:90).

Hipotesis dalam penelitian ini adalah :

Ho : Tidak ada pengaruh pemberitaan mobil Kiat Esemka di tvOne terhadap motivasi belajar siswa SMK Negeri 2 Medan.

Ha : Ada pengaruh pemberitaan mobil Kiat Esemka di tvOne terhadap motivasi belajar siswa SMK Negeri 2 Medan.


(35)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Deskripsi Lokasi Penelitian 3.1.1. SMK Negeri 2 Medan

SMK Negeri 2 Medan merupakan SMK Kelompok Teknologi dan Rekayasa tertua di propinsi Sumatera Utara, yang telah berdiri sejak tahun 1959 sebagai sekolah Negeri, dengan nama STM Negeri 1. Pada tahun 1967 sekolah ini dijadikan sekolah negeri dengan nama SMK NEGERI 2 Medan, merupakan Sekolah Teknik Menengah Negeri di Propinsi Sumatera Utara yang berstandar Nasional, SMK Negeri 2 memiliki beberapa jurusan yaitu Jurusan Bangunan, Mesin dan Listrik, dll. SMK NEGERI 2 Medan beralamat di Jl. STM No. 12. A Medan Amplas, Medan.

SMK Negeri 2 Medan merupakan salah satu SMK Negeri yang mampu menghasilkan lulusan terbaik yang nantinya siap terjun langsung ke dunia kerja. Hal itu dapat tercapai karena SMK Negeri 2 Medan memiliki visi dan misi yang jelas dan terarah. Adapun yang menjasi visi dan misi SMK Negeri 2 Medan adalah sebagai berikut :

• Visi :

”Terwujudnya lembaga Pendidikan dan Latihan yang handal dan mandiri” • Misi :

1. Terlengkap sarana praktek di SMK Negeri 2 Medan.

2. Menumbuhkan semangat keunggulan dan kompetitif secara intensif kepada warga sekolah.

3. Melaksanakan kegiatan pembelajaran secara optimal yang berorentasi kepada pencapaian kompetensi berstandar Nasional dan tetap mempertimbangkan potensi yang dimiliki oleh peserta didik.

4. Menyiapkan manajemen pengelolaan sekolah dengan melibatkan seluruh warga sekolah.

a. Tenaga Pengajar • Manajemen


(36)

- Kepala Sekolah Sukardi, SPd, MM -Wakasek Edukasi Drs. Patrionis, M.Pd

- Wakasek Manajemen Mutu Syamsul Qomar, M.Si - Wakasek Kesiswaan Alden Hutapea

- Wakasek Sarana dan Prasarana Drs. Karman - Wakasek Hubinmas Pardamean Pasaribu • Normatif

- Agama Islam R.Hutabarat - Agama Islam Erna

- Agama Islam Muas daulay - Agama Islam Rajab Nst - Agama Kristen M Gultom - PPKN M Siregar

- PPKN Dinas Tp Bolon - PPKN Karyawan Karo-karo - PPKN Sofa Ananda

- Bahasa Indonesia Nun Gahara Lbs - Bahasa Indonesia Frida Samaria Sitorus - Bahasa Indonesia Hasnah

- Bahasa Indonesia Maulub Siregar - Penjaskes HW Nainggolan - Penjaskes Wilsoan Sinaga - Penjaskes Jonas Tarigan • Adaptif

- Matematika J Sitinjak - Matematika Syamsul Qomar - Matematika B. Simanjuntak - Matematika Juni Parinduri - Matematika T Panjaitan - Matematika Sofia - Matematika Amelia


(37)

- Bahasa Inggris RE Lumban Gaol - Bahasa Inggris Suzanna SAS - Bahasa Inggris Rifka Siregar - Bahasa Inggris Juraini - Bahasa Inggris Mira Elita - Bahasa Inggris Tetty Sinaga - Bahasa Inggris Asrulaningtyas - Bahasa Inggris Bambang Irawan - KKPI Muhammad Iskandar, S.Pd - KKPI Supriadi

- KKPI Pantas Pasaribu

- Kewirausahaan Abdul Rahim - Kewirausahaan Juli

- Kewirausahaan Hafni - Fisika Jr Simatupang - Fisika Suprianto - Fisika Yonesman - Fisika Anak Buhasna - Kimia Herliaty Roselly - Kimia Rapollo Banjar nahor - Kimia Ainun Mardiah - Kimia April Panjaitan

- Seni Budaya Pardamean Pasaribu - Seni Budaya Purnama

• Produktif Listrik

- Produktif Listrik S.A Tarigan

- Produktif Listrik Ali Makmur Siregar - Produktif Listrik Pardamen Tarigan - Produktif Listrik Jarian

- Produktif Listrik Arthadinata sitepu - Produktif Listrik Resta Bukit - Produktif Listrik Basaria Silaen


(38)

- Produktif Listrik Ranna Tarigan - Produktif Listrik Ngadimin - Produktif Listrik R M Naibaho • Produktif Otomotif

- Produktif Otomotif Domu Hutasoit - Produktif Otomotif Eltroma Putra - Produktif Otomotif Roman Prayuda - Produktif Otomotif Ahmad Irfan - Produktif Otomotif Refriza Andriani - Produktif Otomotif Surahman Ginting - Produktif Otomotif Saroni

- Produktif Otomotif Naksir Tarigan - Produktif Otomotif Rukurmin Sitepu - Produktif Otomotif Irwan Sentosa Sitepu - Produktif Otomotif Neguhi Karo-karo - Produktif Otomotif Hiras Pasaribu - Produktif Otomotif Alfred Simatupang • Produktif Mesin

- Produktif Mesin Azwar

- Produktif Mesin Syahrul Bahri Harahap - Produktif Mesin Indra Nelson

- Produktif Mesin Jeneng Sembiring - Produktif Mesin Sunardi Muchtar - Produktif Mesin Sutasman

- Produktif Mesin Nambung Tarigan - Produktif Mesin Paido Tambunan - Produktif Mesin Nurmiaty Silalahi - Produktif Mesin Ibnu

• Produktif Bangunan

- Produktif Bangunan Benry Siagian

- Produktif Bangunan Parlindungan Sianturi - Produktif Bangunan Deston Tarigan


(39)

- Produktif Bangunan Pol Karo-karo - Produktif Bangunan Adventus Gultom - Produktif Bangunan Siti Maimunah - Produktif Bangunan Wagino b. Pilihan Jurusan

Pilihan Jurusan terangkum dalam Kurikulum Pendidikan. Pengertian kurikulum dapat diartikan sebagai sasaran untuk menentukan keterampilan khusus sesuai bidang yang dipilih. Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Tujuan tertentu ini meliputi tujuan pendidikan nasional serta kesesuaian dengan kekhasan, kondisi dan potensi daerah, satuan pendidikan dan peserta didik. Oleh sebab itu kurikulum disusun oleh satuan pendidikan untuk memungkinkan penyesuaian program pendidikan dengan kebutuhan dan potensi yang ada di daerah. Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang beragam mengacu pada standar nasional pendidikan untuk menjamin pencapaian tujuan pendidikan nasional.Standar nasional pendidikan terdiri atas standar isi, proses, kompetensi lulusan, tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, pembiayaan dan penilaian pendidikan.

Adapun pilihan-pilihan jurusan yang terdapat di SMK Negeri 2 Medan adalah:  Teknik Bangunan

 Teknik Listrik

 Teknik Mesin Perkakas  Teknik Mekanik Otomotif c. Fasilitas

Sarana dan prasarana atau dikenal dengan istilah fasilitas. Sarana dan prasarana pendidikan dalam daftar istilah pendidikan dikenal pula sebutan alat bantu pendidikan (teaching aids), yaitu segala macam peralatan yang dipakai guru untuk membantunya memudahkan melakukan kegiatan mengajar. Alat bantu pendidikan ini yang pas untuk disebut sebagai sarana pendidikan. Jadi, sarana pendidikan adalah segala macam peralatan yang digunakan guru untuk memudahkan penyampaian materi pelajaran. Jika dilihat dari sudut murid, sarana


(40)

pendidikan adalah segala macam peralatan yang digunakan murid untuk memudahkan mempelajari mata pelajaran. Sementara prasarana pendidikan adalah segala macam peralatan, kelengkapan serta benda-benda yang digunakan oleh guru dan murid untuk memudahkan penyelenggaraan pendidikan.

Fasilitas yang terdapat di SMK Negeri 2 Medan: • Ruang Pembelajaran

 Ruang Teori  Ruang Olahraga  Ruang Lab. Bahasa  Ruang Praktek Komputer  Ruang Praktek Teknik Listrik  Ruang Praktek Teknik Mesin  Ruang Praktek Teknik Otomotif  Ruang Praktek Teknik Gambar  Ruang Praktek Konstruksi • Ruang Perkantoran

 Ruang Kepala Sekolah  Ruang Sidang/Rapat  Ruang Tata Usaha  Ruang Komite Sekolah  Ruang Tamu

 Ruang Penggandaan  Ruang Arsip/Dokumentasi  Gudang Administrasi  Ruang Pantry/Dapur  Ruang KM/WC • Ruang Guru

 Ruang Kerja

 Ruang Pantry/Dapur  Ruang KM/WC

• Ruang Penunjang Pembelajaran  Ruang Perpustakaan/Media


(41)

 Ruang Bimbingan Kejuruan  Ruang UKS

 Ruang OSIS  Ruang Serbaguna  Ruang Koperasi  Gudang Umum  Ruang KM/WC siswa  Ruang Pompa

 Pos Jaga  Ruang Parkir  Ruang Penjaga  Tempat Ibadah  Ruang Kantin d. Kegiatan Ekstrakulikuler

Kegiatan ekstrakurikuler adalah satu wadah pembinaan siswa di sekolah. Kegiatan-kegiatan yang diadakan dalam program ekstrakurikuler didasari atas tujuan dari pada kurikulum sekolah. Melalui kegiatan ekstrakurikuler yang beragam siswa dapat mengembangkan bakat, minat dan kemampuannya. Kegiatan-kegiatan siswa di sekolah khususnya kegiatan ekstrakurikuler merupakan kegiatan yang terkoordinasi terarah dan terpadu dengan kegiatan lain di sekolah, guna menunjang pencapaian tujuan kurikulum.

Yang dimaksud dengan kegiatan terkoordinasi di sini adalah kegiatan yang dilaksanakan sesuai dengan program yang telah ditentukan. Dalam pelaksanaannya kegiatan ekstrakurikuler dibimbing oleh guru, sehingga waktu pelaksanaan berjalan dengan baik. Dengan demikian, kegiatan ekstrakurikuler di sekolah ikut andil dalam menciptakan tingkat kecerdasan yang tinggi. Kegiatan ini bukan termasuk materi pelajaran yang terpisah dari materi pelajaran lainnya, bahwa dapat dilaksanakan di sela-sela penyampaian materi pelajaran, mengingat kegiatan tersebut merupakan Bagian penting dari kurikulum sekolah

Kegiatan ekstrakurikuler di SMK Negeri 2 Medan meliputi :  Paskibra


(42)

 Futsal

3.2. Metode Penelitian

Metode kuantitatif adalah ilmu dan seni yang berkaitan dengan tata cara (metode) pengumpulan data, analisis data, dan interpretasi hasil analisis untuk mendapatkan informasi guna penarikan kesimpulan dan pengambilan keputusan. Metode kuantitatif merupakan pendekatan yang menyangkut pendugaan parameter, pengujian hipotesis, pembentukan selang kepercayaan, dan hubungan antara dua sifat atau lebih bagi parameter-parameter yang mempunyai sebaran (distribusi normal) tertentu yang diketahui.

Metode penelitian yang digunakan adalah metode kuantitatif korelasioanal yang berusaha menjelaskan suatu permasalahan atau gejala yang lebih khusus dalam penjelasan antar dua objek. Metode penelitian ini bertujuan untuk menemukan ada tidaknya hubungan, dan apabila ada, seberapa erat hubungannya dan berarti atau tidaknya hubungan tersebut. Penelitian korelasional ini bertujuan untuk melihat sejauhmanakah pemberitaan mobil Kiat Esemka yang ditayangkan oleh tvOne, berpengaruh terhadap motivasi belajar siswa SMK Negeri 2 Medan.

Kelebihan menggunakan metode penelitian korelasional adalah dapat mengukur hubungan diantara berbagai variabel, meramalkan variabel tidak jelas, dan memudahkan untuk membuat rancangan penelitian eksperimental (Rakhmat, 2004:43). Sedangkan kelemahannya adalah korelasi tidak selalu menunjukkan hubungan kausalitas, walaupun kadang-kadang korelasi yang tinggi dapat menunjukkan sebab-akibat (Rakhmat, 2004: 40).

3.3. Populasi dan Sampel 3.3.1.Populasi

Menurut Sugiyono (dalam Kriyantono, 2008:151) populasi sebagai wilayah generalisasi terdiri dari objek atau subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan periset untuk dipelajari, kemudian ditarik suatu kesimpulan. Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah siswa-siswi


(43)

kelas X dan XI Jurusan Otomotif SMK Negeri 2 Medan dengan jumlah sebanyak 353 orang.

Berikut ini adalah tabel jumlah siswa kelas 1 dan 2 SMK Negeri 2 Medan yang menjadi populasi dalam penelitian ini :

Tabel 3.1

Kelas Populasi

X KR 1 36 siswa

X KR 2 30 siswa

X KR 3 31 siswa

X KR 4 33 siswa

X SP 1 32 siswa

X SP 2 26 siswa

XI TKR 1 29 siswa XI TKR 2 37 siswa XI TKR 3 39 siswa XI TKR 4 28 siswa XI TKR 5 32 siswa

Total 353

Sumber: Arsip tata usaha SMK Negeri 2 Medan tahun ajaran 2011/2012

3.3.2.Sampel

Sampel adalah sebagian dari populasi yang diambil dengan menggunakan cara-cara tertentu (Nawawi, 1998: 144). Arikunto mengatakan jika jumlah populasi hanya berkisar 100 orang ke bawah maka sebaiknya jumlah sampel adalah jumlah keseluruhan populasi (total sampling), sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi, namun jika subjeknya besar, maka diambil antara 10-15% atau dari 20-25% dari jumlah populasi (Arikunto, 2002: 120).

Dari pendapat Arikunto tersebut, maka peneliti mengambil sampel sebanyak 20% dari jumlah keseluruhan populasi.


(44)

Keterangan:

N = Jumlah sampel n = Sampel

20% = Persentase yang ditentukan

Berdasarkan rumus di atas, maka jumlah sampel penelitian dapat dilihat sebagai berikut:

n = 353/100 X 20 = 7060/100 = 70,6 ≈ 70

maka jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 70 orang.

3.4. Teknik Penarikan Sampel

Adapun teknik penarikan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

Proporsional Stratified Sampling adalah pengambilan sampel dari setiap strata dalam jumlah yang proporsional dengan besar setiap strata. Teknik pengambilan sampel ini bertujuan agar setiap strata atau bagian memiliki kesempatan yang sama untuk menjadi sampel. Setelah jumlah sampel ditentukan, maka di proporsionalkan untuk memperoleh jumlah sampel dari setiap lingkungan dengan menggunakan rumus (Arikunto, 2002: 120), yaitu:

n=

�1��2 � Keterangan:

1= Jumlah populasi dalam setiap lingkungan

2= Jumlah sampel

N = Jumlah populasi

Tabel 3.2 Penarikan Sampel

Kelas Populasi Penarikan sampel Sampel Kelas X KR 1 36 siswa n= 36�70

353 = 7,1 7 siswa

Kelas X KR 2 30 siswa n= 30�70


(45)

Kelas X KR 3 31 siswa n= 31�70

353 = 6,1 6 siswa

Kelas X KR 4 33 siswa n= 33�70

353 = 6,5 7 siswa

Kelas X SP 1 32 siswa n= 32�70

353 = 6,3 6 siswa

Kelas X SP 2 26 siswa n= 26�70

353 = 5, 1 5 siswa

Kelas XI TKR 1 29 siswa n= 29�70

353 = 5,7 6 siswa

Kelas XI TKR 2 37 siswa n= 37�70

353 = 7,3 7 siswa

Kelas XI TKR 3 39 siswa n= 39�70

353 = 7,7 8 siswa

Kelas XI TKR 4 28 siswa n= 28�70

353 = 5,5 6 siswa

Kelas XI TKR 5 32 siswa n= 32�70

353 = 6,3 6 siswa

Jumlah 70 Siswa

Keterangan :

KR = Kendaraan Ringan

TKR = Teknik Kendaraan Ringan SP = Sepeda Motor

3.5. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah : 1. Penelitian Kepustakaan (Library Research)

Penelitian ini dilakukan dengan cara mempelajari dan mengumpulkan data melalui literatur dan sumber bacaan yang relevan dan memdukung penelitian. Dalam hal ini, penelitian kepustakaan dilakukan dengan membaca buku-buku, literatur, jurnal, internet serta tulisan yang berkaitan dengan penelitian ini. 2. Penelitian Lapangan (Field Research)

Penelitian yang dilakukan dengan memgumpulkan data di lapangan yang meliputi kegiatan survey di lokasi penelitian. Dalam hal ini, penelitian lapangan dilakukan melalui :


(46)

Kuesioner adalah kumpulan pertanyaan yang diajukan secara tertulis kepada seseorang (yang dalam hal ini disebut responden) dan cara menjawabnya juga dilakukan dengan tertulis (Arikunto, 2002:135). Jenis kuesioner yang digunakan adalah kuesioner tertutup yaitu sejumlah pertanyaan yang telah disediakan jawabannya, sehingga responden hanya perlu memilih salah satu jawaban saja. Penyebaran kuesioner pada penelitian ini dilakukan pada tanggal 20-21 Juni 2012.

3.6. Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan dipresentasikan (Singarimbun, 1995:263). Data yang diperoleh dari hasil penelitian akan dianalisis dan diinterpretasikan. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Analisis Tabel Tunggal

Analisi data tunggal merupakan suatu analisis yang dilakukan dengan membagi-bagi variabe penelitian ke dalam kategori-kategori yang dilakukan atas dasar frekuensi dan presentasi (Singarimbun, 1995:266).

2. Analisis Tabel Silang

Merupakan salah satu teknik yang dipergunakan untuk menganalisis dan mengetahui variabel yang satu memiliki hubungan dengan yang lainnya. Sehingga dapat diketahui apakah variabel tersebut bernilai positif atau negatif (Singarimbun, 1995:273).

3. Uji Hipotesis

Uji hipotesis adalah pengujian data statistik untuk mengetahui data hipotesis yang diajukan dapat diterima atau ditolak. Untuk menguji hubungan diantara kedua variabel yang dikorelasikan maka peneliti menggunakan rumus tata jenjang oleh Spearman (Spearman’s Rho Rank – Order Correlation), yaitu sebagai berikut:


(47)

�ℎ� = 1− 6− Ʃ�

2

�(�2−1)

Keterangan :

Rho = koefisien korelasi rank-order d = perbedaan antara pasangan jenjang

Ʃ = sigma atau jumlah

N = jumlah individu dalam sampel 1 = bilangan konstan

6 = bilangan konstan

Spearman Rho Koefisien adalah metode untuk menganalisis data dan untuk melihat hubungan antara variabel yang sebenarnya dengan skala ordinal.

Jika rho < 0, maka hipotesis ditolak Jika rho > 0, maka hipotesis diterima

Untuk menguji tingkat signifikan korelasi, maka digunkan rumus ������ pada signifikan 0,05 sebagai berikut :

� =� � −2 1− � 2

Keterangan :

t = nilai �ℎ�����

�� = nilai koefisien

n = jumlah sampel


(48)

Jika �ℎ����� < ������, maka hubungan tidak signifikan

Selanjutnya untuk mengatur kekuatan derajat hubungan digunakan nilai koefisien Guilford, sebagai berikut (Kriyantono, 2008:168-169), yaitu :

≤ 0,20 = hubungan rendah sekali; lemah sekali 0,20 – 0,39 = hubungan rendah tapi pasti

0,40 – 0,70 = hubungan yang cukup berarti 0,71 – 0,90 = hubungan yang tinggi; kuat


(49)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Tahapan Pelaksanaan Penelitian

Sebuah penelitian dapat dikatakan baik apabila data yang terdapat pada penelitian tersebut valid dan dapat dibuktikan kebenarannya. Dalam melaksanakan penelitian ini untuk memperoleh hasil yang maksimal maka peneliti melaksanakan beberapa tahapan sebagai berikut:

1. Pra Penelitian

Tahap awal yang dilakukan dalam penelitian ini adalah pra penelitian di lokasi penelitian yang berada di SMK Negeri 2 Medan. Dalam melakukan pra penelitian, peneliti meminta ijin kepada pihak sekolah untuk melakukan penelitian di SMK Negeri 2 Medan tersebut. Untuk mempermudah memperoleh ijin dari pihak sekolah maka peneliti menyertakan surat ijin pra penelitian dari Dekan FISIP USU.

2. Penelitian Kepustakaan (Studi Kepustakaan)

Penelitian kepustakaan merupakan penelitian yang mempelajari dan mengumpulkan data-data dan literatur serta sumber bacaan yang relevan dan mendukung penelitian ini. Penelitian kepustakaan berguna untuk mencari data-data sekunder yang memiliki kaitan atau hubungan dengan penelitian. 3. Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan menyebarkan kuesioner kepada responden sehingga diperoleh data primer sebagai hasil dari penelitian. Dalam upaya memperoleh data mengenai pengaruh pemberitaan mobil Esemka terhadap motivasi belaar siswa, maka peneliti menyebarkan kuesioner kepada siswa SMK Negeri 2 Medan. Penyebaran kuesioner dilakukan kepada 70 orang responden yang dipilih melalui tehnik Proporsional Stratified Sampling.


(50)

Setelah kuesioner dibagikan dan diisi oleh seluruh responden yang berjumlah 70 orang maka peneliti melakukan pengolahan data. Adapun tahapan-tahapan yang dilakukan dalam pengolahan data adalah sebagai berikut:

a. Penomoran kuesioner, kuesioner yang telah dikumpulkan kemudian diberi nomor responden. Dalam penelitian ini, sampel berjumlah 70 orang, nomor responden yang digunakan adalah 2 digit, yaitu dari 01 sampai 70.

b. Coding, proses pemindahan jawaban responden ke dalam kotak yang ada di kuesioner kedalam bentuk angka untuk mempermudah pengisian ke dalam

Foltron Cobol.

c. Editing, merupakan pemeriksaan kembali seluruh jawaban responden untuk memperjelas setiap jawaban serta menghindari kesalahan dalam pengisian data.

d. Inventarisasi variabel, yaitu memindahkan data mentah yang diperoleh ke dalam lembar Foltron Cobol sehingga memuat seluruh data dalam satu tabel. e. Tabulasi data, merupakan proses pemindahan data dari lembaran FC ke

dalam tabel tunggal yang disajikan secara lengkap dan rinci dengan kategori frekuensi, persentase dan uraian yang disertai dengan analisis data.

4.3.Analisis Tabel Tunggal

Analisis tabel tunggal merupakan suatu analisis yang dilakukan dengan cara membagi variabel ke dalam kategori-kategori yang dilakukan atas dasar frekuensi. Tabel tunggal merupakan langkah awal dalam menganalisis data yang terdiri dari kolom, yaitu sejumlah frekuensi dan persentase untuk setiap kategori. Berikut ini adalah pemaparan dan pembahasannya.

4.3.1 Karakteristik Responden

Tabel 4.1

Jenis Kelamin Responden

Frekuensi %

Pria 69 98,6


(51)

Total 70 100,0 Sumber: P.1/FC.3

Pada tabel 4.1 di atas dapat dilihat bahwa dari total 70 orang responden 69 responden (98,6%) diantaranya berjenis kelamin pria dan hanya terdapat 1 responden (1,4%) yang berjenis kelamin wanita. Hal ini dikarenakan populasi di SMK Negeri 2 Medan lebih didominasi oleh pria dimana SMK Negeri 2 Medan merupakan sekolah menengah kejuruan dengan bidang keahlian teknik dan bangunan.

Tabel 4.2 Usia Responden

Frekuensi %

14-15 tahun 9 12,9

16-17 tahun 56 80,0

18-19 tahun 5 7,1

Total 70 100,0

Sumber: P.2/FC.4

Pada tabel 4.2 di atas dapat dilihat rentang usia responden. Dari total 70 orang yang menjadi responden dalam penelitian ini terdapat 9 responden (12,9%) yang berusia 14-15 tahun, 56 responden (80,0%) yang berusia 16-17 tahun dan 5 responden (7,1%) yang berusia 18-19 tahun. Berdasarkan tabel di atas dapat digambarkan bahwa keseluruhan responden adalah remaja,dimana para ahli sepakat bahwa rentangan masa remaja berlangsung dari usia 11-13 tahun sampai dengan 18-20 tahun (Syamsudin, 2003: 130). Pada usia remaja seperti ini seseorang masih dalam proses mencari jati dirinya sehingga relatif lebih mudah untuk terpengaruh baik itu dari pengaruh yang dapat menguntungkan dirinya maupun pengaruh yang merugikan dirinya sendiri.

Tabel 4.3 Kelas Responden


(52)

Kelas satu (I) 37 52,9

Kelas dua (II) 33 47,1

Total 70 100,0

Sumber: P.3/FC.5

Pada tabel 4.3 di atas dapat dilihat kelas dari responden. Populasi yang diambil dalam penelitian ini adalah siswa kelas 1 (satu) dan kelas 2 (dua) jurusan otomotif SMK Negeri 2 Medan. Dalam penelitian ini siswa kelas 3 (tiga) tidak termasuk ke dalam populasi yang diambil karena pada saat penelitian ini dilaksanakan seluruh siswa kelas 3 (tiga) SMK Negeri 2 Medan telah tamat dari bangku sekolah.

Jumlah responden yang dipilih menjadi sampel dalam penelitian ini diambil dari masing-masing kelas 1 dan kelas 2 jurusan otomotif dimana sampelnya ditentukan berdasarkan teknik sampling Proportional Stratified Sampling, yaitu teknik pengambilan sampel yang memungkinkan setiap populasi, sekalipun populasi tersebut memiliki jumlah yang kecil namun tetap memiliki kesempatan untuk dijadikan sampel penelitian.

4.3.2. Variabel bebas ( Pemberitaan mobil Esemka di Tv One)

Tabel 4.4

Intensitas Menonton Pemberitaan Mobil Esemka di Tv One

Frekuensi %

>9 kali 9 12,9

6-9 kali 8 11,4

3-6 kali 23 32,9

< 3 kali 30 42,9

Total 70 100,0

Sumber: P.4/FC.6

Pada tabel 4.4 di atas dapat dilihat intensitas responden dalam menonton pemberitaan mobil Esemka yang ditayangkan di Tv One. Berdasarkan tabel diatas terdapat 9 responden (12,9%) yang menonton pemberitaan Mobil Esemka


(53)

di Tv One sebanyak lebih dari 9 kali (> 9kali), 8 responden (11,4%) yang menonton pemberitaan mobil Esemka di Tv One sebanyak 6-9 kali, 23 responden (32,9%) yang menonton pemberitaan mobil Esemka di Tv One sebanyak 3-6 kali dan terdapat 30 responden (42,9) yang menonton pemberitaan mobil Esemka di Tv One sebanyak kurang dari 3 kali (< 3 kali).

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa rata-rata siswa SMK Negeri 2 Medan jarang memonton pemberitaan mobil Esemka yang ditayangkan di Tv One. Penyebab minimnya intensitas siswa SMK Negeri 2 Medan dalam mengikuti pemberitaan mobil Esemka didasari oleh penggunaan televisi sebagai media hiburan semata.

Tabel 4.5

Faktualitas Pemberitaan

Frekuensi %

Sangat Faktual 19 27,1

Faktual 41 58,6

Kurang Faktual 9 12,9

Tidak Faktual 1 1,4

Total 70 100,0

Sumber: P.5/FC.7

Sebuah pemberitaan dapat dikatakan faktual apabila dalam pemberitaan tersebut tidak terdapat pencampuran antara fakta dan opini. Informasi yang terkandung dalam sebuah berita harus berdasarkan pada kenyataan yang terjadi dan mengandung kebenaran. Pada tabel 4.5 di atas dapat dilihat tingkat faktualitas pemberitaan mobil Esemka yang ditayangkan oleh Tv One. Berdasarkan tabel di atas jumlah responden yang mengatakan bahwa pemberitaan mobil Esemka di Tv One sangat faktual adalah 19 responden (27,1%), sebanyak 41 responden (586%) berpendapat bahwa pemberitaan mobil Esemka di TV One faktual, 9 responden (12,9%) menyatakan bahwa pemberitaan mobil Esemka di Tv One kurang faktual dan hanya terdapat 1 responden ( 1,4%) yang berpendapat bahwa pemberitaan mobil Esemka di Tv One tidak faktual. Dengan demikian


(54)

dapat dikatakan bahwa Tv One dapat menyajikan informasi tentang perkembangan mobil Esemka secara faktual dimata siswa SMK Negeri 2 Medan.

Tabel 4.6 Tingkat Pemahaman

Frekuensi %

Sangat Paham 11 15,7

Paham 43 61,4

Kurang Paham 15 21,4

Tidak Paham 1 1,4

Total 70 100,0

Sumber: P.6/FC.8

Pada tabel 4.6 diatas dapat dilihat tingkat pemahaman responden terhadap penyajian pemberitaan mobil Esemka yang disampaikan Tv One. Dalam sebuah pemberitaan mudah atau tidaknya informasi yang disampaikan media untuk dipahami khalayak dipengaruhi oleh bagaimana cara media tersebut dalam mengemas isi berita yang disampaikan. Selain itu tingkat pendidikan khalayak juga cukup berpengaruh terhadap pemahamnya terhadap informasi yang disampaikan oleh media. Berdasarkan pada tabel di atas dapat dilihat bahwa 11 responden (15,7%) sangat paham terhadap penyajian pemberitaan mobil Esemka yang disajikan oleh Tv One, sebanyak 43 responden (61,4%) paham terhadap penyajian pemberitaan mobi Esemka yang disajikan Tv One, yang merasa kurang paham akan penyajian pemberitaan mobil Esemka disajikan Tv One sebanyak 15 responden (21,4%) dan hanya terdapat 1 responden (1,4) yang merasa tidak paham akan penyajian pemberitaan mobil Esemka yang disajikan Tv One.

Meskipun kebanyakan reponden tidak terlalu mengikuti perkembangan pemberitaan mobil Esemka namum mereka memiliki pemahaman yang baik terhadap penyajian pemberitaan mobil Esemka yang disajikan Tv One. Hal ini


(55)

didasari oleh latar belakang pendidikan responden dimana mereka merupakan pelajar di salah satu SMK Negeri favorit di kota Medan.

Tabel 4.7 Kejelasan Isi Berita

Frekuensi %

Sangat Jelas 6 8,6

Jelas 54 77,1

Kurang Jelas 9 12,9

Tidak Jelas 1 1,4

Total 70 100,0

Sumber: P.7/FC.9

Pada tabel 4.7 di atas dapat dilihat tingkat kejelasan informasi yang diterima oleh responden mengenai pemberitaan mobil Esemka di Tv One. Dalam Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa terdapat 6 responden (8,6%) yang menyatakan informasi yang mereka terima mengenai pemberitaan mobil Esemka di Tv One sangat jelas, sebanyak 54 responden (77,1%) menyatakan informasi yang mereka terima mengenai pemberitaan mobil Esemka di Tv One jelas, 9 responden (12,9) menyatakan kurang jelas dan hanya ada 1 responden (1,4%) yang merasa informasi yang diterimanya mengenai pemberitaan mobil Esemka di Tv One tidak jelas.

Dengan demikian mayoritas responden menilai pemberitaan mobil Esemka yang ditayangkan di Tv One sudah jelas. Pemberitaan yang dimaksud meliputi awal perakitan mobil Esemka yang dilakukan oleh siswa SMK Solo di

Solo Techno Park (STP) hingga pada tahap uji emisi gas buang dan uji layak jalak mobil Esemka Balai Thermodinamika Motor dan Propulsi (BTMP) Serpong, Tangerang, Jawa Barat.


(56)

Tabel 4.8 Keakuratan Berita

Frekuensi %

Sangat Akurat 10 14,3

Akurat 50 71,4

Kurang Akurat 8 11,4

Tidak Akurat 2 2,9

Total 70 100,0

Sumber: P.8/FC.10

Keakuratan suatu pemberitaan merupakan tingkat kedalaman penyampaian fakta yang disertai dengan data-data akurat dari sumber yang relevan dan kompeten yang digunakan oleh wartawan dalam menyajikan berita pemberitaan tersebut. Keakuratan pemberitaan di suatu media dapat menjadi indikator dalam mengukur kredibilitas sebuah media atau organisasi media yang menyiarkan berita tersebut. Pada tabel 4.8 di atas dapat dilihat tingkat keakuratan Tv One dalam memberitakan informasi mengenai perkembangan mobil Esemka.

Berdasarkan tabel di atas terdapat 10 responden (14,3%) yang menyatakan bahwa Tv One memberikan informasi yang sangat akurat dalam meberitakan perkembangan mobil Esemka, sebanyak 50 responden (71,4) menyatakan pemberitaan mobil Esemka yang disajikan Tv One akurat, 8 responden (11,4%) menyatakan kurang akurat dan sisanya 2 responden (2,9%) menyatakan bahwa informasi yang diberitakan oleh Tv One terkait perkembangan mobil Esemka tidak akurat. Dengan demikian kebanyakan responden berpendapat bahwa Tv One telah memberikan informasi yang akurat


(57)

dalam memberitakan perkembangan mobil Esemka. Sebagai contoh, pemberitaan mobil Esemka yang gagal dalam uji emisi gas buang yang dilakukan di Balai Thermodinamika Motor dan Propulsi (BTMP) Serpong, Tangerang, Jawa Barat. Para responden berpendapat bahwa dalam memberitakan gagalnya mobil Esemka dalam uji emisi, Tv One juga menyertakan data-data batas ambang maksimal gas CO2 yang dihasilkan oleh sebuah kendaraan agar dapat dikatakan lolos uji emisi dan layak jalan.

Tabel 4.9

Kelengkapan Isi Berita

Frekuensi %

Sangat Lengkap 11 15,7

Lengkap 48 68,6

Kurang Lengkap 10 14,3

Tidak Lengkap 1 1,4

Total 70 100,0

Sumber: P.9/FC.11

Kelengkapan isi berita adalah pemberitaan yang isinya memuat 5W+1H, yaitu what (apa), who (siapa), when (kapan), where (dimana), why (mengapa) dan how (bagaimana). Pada tabel 4.9 di atas dapat kita lihat kelengkapan isi pemberitaan mobil Esemka yang ditayangkan di Tv One. Berdasarkan tabel di atas terdapat 11 responden (15,7%) yang menyatakan bahwa isi pemberitaan mobil Esemka di Tv One sangat lengkap, 48 responden (68,6%) menyatakan bahwa isi pemberitaan mobil Esemka di Tv One lengkap, 10 responden (14,3%) yang menyatakan bahwa isi pemberitaan mobil Esemka di Tv One kurang lengkap dan hanya terdapat 1 responden (1,4%) responden yang menyatakan bahwa isi pemberitaa mobil Esemka di Tv One tidak lengkap.

Dari data di atas dapat disimpulkan kebanyakan responden menyatakan bahwa isi pemberitaan mobil Esemka yang ditayangkan di Tv One sudah lengkap. Sebagai contoh pemberitaan tentang uji emisi gas mobil Esemka, dalam pemberitaan tersebut sudah mengandung unsur 5W+1H. Pemberitaan tersebut


(58)

mengutarakan mobil apa yang diuji kandungan gas buangnya, siapa yang melakukan uji emisi gas, kapan dilakukan uji emisi gas, dimana dilakukan uji emisi gas mobil Esemka, mengapa perlu dilakukan uji emisi gas dan bagaimana tahap atau proses pengujian emisi gas yang dilakukan terhadap mobil Esemka. Dengan demikian maka responden menyatakan bahwa pemberitaan mobil Esemka yang ditayangkan Tv One sudah lengkap.

Tabel 4.10 Tingkat Perhatian

Frekuensi %

Sangat Perhatian 25 35,7

Perhatian 34 48,6

Kurang Perhatian 9 12,9

Tidak Perhatian 2 2,9

Total 70 100,0

Sumber: P.10/FC.12

Perhatian terhadap sebuah pemberitaan didasari oleh adanya kedekatan antara informasi yang diberikan dengan khalayak yang memberikan perhatian terhadap pemberitaan tersebut. Kedekatan yang dimaksud meliputi adanya kedekatan secara geografis atau tempat, kedekatan secara pemikiran atau emosional maupun adanya kedekatan kepentingan. Pada tabel 4.10 di atas dapat dilihat bagaimana perhatian responden terhadap pemberitaan mobil Esemka di Tv One. Berdasarkan tabel di atas terdapat 25 responden (35,7%) yang menyatakan sangat perhatian terhadap pemberitaan mobil Esemka di Tv One, 34 responden (48,6%) yang menyatakan perhatian terhadap pemberitaan mobil Esemka di Tv One. Terdapat pula 9 responden (12,9%) responden yang menyatakan bahwa mereka kurang perhatian dengan pemberitaan mobil Esemka di Tv One sedangkan sisanya 2 responden (2,9%) menyatakan bahwa mereka tidak tertarik dengan pemberitaan mobil Esemka di Tv One.


(59)

Dari data di atas dapat ditarik gambaran bahwa mayoritas responden yaitu sebanyak 48,6% menyatakan bahwa mereka memberikan perhatian terhadap pemberitaan mobil Esemka di Tv One. Hal ini dapat terjadi karena antara informasi yang diberikan dalam pemberitaan tersebut memiliki kedekatan dengan responden yang merupakan siswa SMK Negeri 2 Medan. Kedekatan yang dimaksud adalah adanya kedekatan secara pemikiran atau emosional yaitu kedekatan dimana responden merasa bangga atas prestasi yang diraih siswa SMK Solo yang mampu merakit mobil Esemka dimana mobil tersebut direncanakan dapat menjadi mobil nasional (mobnas) yang mengharumkan nama bangsa.

Tabel 4.11

Ketertarikan Terhadap Pemberitaan

Frekuensi %

Sangat Tertarik 31 44,3

Tertarik 36 51,4

Kurang Tertarik 2 2,9

Tidak Tertarik 1 1,4

Total 70 100,0

Sumber: P.11/FC.13

Ketertarikan khalayak akan sebuah pemberitaan tidak lepas dari penyajian informasi yang menarik dan fresh. Semakin menarik penyajian berita yang dilakukan oleh stasiun tv maka akan semakin besar pula kemungkinan khalayak akan tertarik dengan berita tersebut. Pada tabel 4.11 di atas dapat dilihat ketertariakan responden terhadap pemberitaan mobil Esemka di Tv One. Berdasarkan tabel di atas terdapat 31 responden (44,3%) yang menyatakan sangat tertarik dengan pemberitaan mobil Esemka di Tv One, 36 responden (51,4%) menyatakan bahwa mereka tertarik dengan pemberitaan tersebut. Selain itu terdapat 2 responden (2,9%) yang menyatakan kurang tertarik dengan pemberitaan mobil Esemka di Tv One dan sisanya terdapat 1 responden (1,4%) yang menyatakan bahwa ia tidak tertarik dengan pemberitaan mobil Esemka di Tv One.


(60)

Dari data di atas dapat diambil gambaran bahwa rata-rata responden merasa tertarik terhadap pemberitaan mobil Esemka di Tv One. Dengan kata lain Tv One mampu mengemas isi berita tersebut semenarik mungkin sehingga responden antusias untuk menonton pemberitaan tersebut. Selain itu responden merasa tertarik terhadap pemberitaan mobil Esemka karena mereka ingin mengetahui bagaimana kelanjutan mobil Esemka tersebut apakah akan diproduksi massal dan akan menjadi mobil nasional di kemudian hari atau hanya akan menjadi euforia sesaat saja.

Tabel 4.12

Hubungan Pemberitaan Dengan Kegiatan Responden Di Bidang Otomotif

Frekuensi %

Sangat Berhubungan

47 67,1

Berhubungan 20 28,6

Kurang Berhubungan

3 4,3

Tidak Berhubungan

0 0

Total 70 100,0

Sumber: P.12/FC.14

Pada tabel 4.12 di atas daat dilihat hubungan antara pemberitaan mengenai mobil Esemka di Tv One dengan kegiatan responden di bidang otomotif. Berdasarkan tabel di atas terdapat 47 responden (671%) yang menyatakan bahwa antara pemberitaan mobil Esemka di Tv One dengan kegiatan responden di bidang otomotif sangat berhubungan. Sebanyak 20 responden (28,6%) menyatakan bahwa antara pemberitaan mobil Esemka di Tv One dengan kegiatan responden di bidang otomotif berhubungan. Sisanya terdapat 3 responden (4,3%) yang menyatakan bahwa antara pemberitaan mobil Esemka di


(1)

(2)

KUESIONER

PEMBERITAAN MOBIL ESEMKA DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

(Studi Korelasional tentang Pengaruh Pemberitaan Mobil Esemka di TvOne terhadap Motivasi Belajar Siswa SMK Negeri 2 Medan)

PETUNJUK PENGISISAN

1. Baca dan jawablah setiap pertanyaan tanpa ada yang terlewatkan. 2. Berilah tanda (X) pada jawaban yang anda anggap benar.

3. Kotak kode bernomor disebelah kanan pertanyaan mohon jangan diisi.

4. Bahwa kuesioner ini semata-mata untuk keperluan akademis atau penelitian. Mohon dijawab secara jujur dan mengenai kerahasian akan dijaga.

I. KARAKTERISTIK RESPONDEN

1. Jenis kelamin : a. Laki-laki b. Perempuan 2. Usia anda saat ini?

a. 14-15 tahun b. 16-17 tahun c. 18-19 tahun

3. Anda sekarang duduk di kelas berapa? a. Satu (I)

b. Dua (II)

II. VARIABEL BEBAS (PEMBERITAAN MOBIL ESEMKA DI TVONE)

1. Seberapa sering Anda menonton pemberitaan mengenai mobil Esemka di Tv One?

a. >9 kali b. 6-9 kali c. 3-6 kali d. <3 kali

2. Bagaimana tingkat ketertarikan Anda terhadap pemberitaan mobil Esemka di Tv One?


(3)

a. Sangat Tertarik b. Tertarik

c. Kurang Tertarik d. Tidak Tertarik

3. Bagaimana pemahaman Anda terhadap penyajian pemberitaan mobil Esemka yang disampaikan Tv One?

a. Sangat Paham b. Paham

c. Kurang Paham d. Tidak Paham

4. Apakah menurut Anda Tv One memberikan pemberitaan yang akurat mengenai perkembangan mobil Esemka?

a. Sangat Akurat b. Akurat

c. Kurang Akurat d. Tidak Akurat

5. Apakah informasi yang Anda terima mengenai pemberitaan mobil Esemka di Tv One sudah jelas?

a. Sangat Jelas b. Jelas

c. Kurang Jelas d. Tidak Jelas

6. Apakah Tv One menyajikan informasi yang lengkap dalam menyampaikan pemberitaan mobil kiat Esemka?

a. Sangat Lengkap b. Lengkap

c. Kurang Lengkap d. Tidak Lengkap

7. Menurut Anda, apakah Tv One menyajikan informasi yang faktual tentang perkembangan mobil Esemka?

a. Sangat Faktual b. Faktual


(4)

c. Kurang Faktual d. Tidak Faktual

8. Apakah narasumber dalam pemberitaan mengenai mobil Esemka di Tv One memiliki hubungan atau kaitan dengan mobil Esemka tersebut?

9. Bagaimana kenetralan Tv One dalam menyajikan pemberitaan mengenai mobil

Esemka?

a. Sangat Netral b. Netral

c. Kurang Netral d. Tidak Netral

III.VARIABEL TERIKAT (MOTIVASI BELAJAR SISWA SMK NEGERI

2 MEDAN)

10.Apakah setelah menonton pemberitaan mengenai mobil Esemka di Tv One, timbul keinginan pada diri Anda untuk menciptakan sebuah karya di bidang otomotif?

a. Ya

b. Ragu-ragu c. Tidak d. Belum Tahu

11.Apakah setelah menonton pemberitaan mengenai mobil Esemka di Tv One, timbul dorongan pada diri Anda untuk lebih giat dalam belajar?

a. Ya

b. Ragu-ragu c. Tidak d. Belum Tahu

12.Apakah setelah menonton pemberitaan mengenai mobil Esemka di Tv One, Anda memiliki cita-cita untuk berhasil di bidang otomotif?

a. Ya

b. Ragu-ragu c. Tidak


(5)

d. Belum Tahu

13.Bagaimana pengaruh pemberitaan mobil Esemka di Tv One terhadap motivasi

belajar Anda?

a. Sangat Berpengaruh b. Berpengaruh

c. Kurang Berpengaruh d. Tidak Berpengaruh

14.Pemberitaan mobil Esemka di Tv One merupakan salah satu bentuk apresiasi atau

penghargaan terhadap prestasi siswa SMK Solo. Apakah setelah menonton pemberitaan

itu timbul keinginan pada diri Anda untuk memperoleh penghargaan atas prestasi Anda?

a. Ya

b. Ragu-ragu c. Tidak d. Belum Tahu


(6)

BIODATA PENELITI

Nama : Hendra W Sitinjak

TTL : Pangambatan, 01 Juli 1990

Alamat : Jalan Bunga Ncole 28 No. 7 Medan Tuntungan Agama : Katholik

Pendidikan:

• TK Ade Irma Suriani Tual (1995-1996) • SD Swasta Katholik Assisi Medan (1996-2002) • SMP Puteri Cahaya Medan (2002-2005) • SMA Negeri 2 Medan (2005-2008)

• Mahasiswa Departemen Ilmu Komunikasi FISIP USU konsentrasi Public Relations. (2008-2012)

Nama Orangtua/Pekerjaan:

• Jahotler Sitinjak, S.Pd (PNS/Guru SMK) • Mutiara Tampubolon, S.Pd (Guru SD)

Anak Ke : 1 (satu) dari 3 (tiga) bersaudara Nama Saudara:

• Hervan Sitinjak • Helprida Sitinjak

Organisasi selama menjadi mahasiswa Universitas Sumatera Utara: