PENGARUH MODIFIKASI ALAT BANTU PELAMPUNG TERHADAP KEBERANIAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN RENANG KELAS X SMAN 2 KRAKATAU STEEL CILEGON.
PENGARUH MODIFIKASI ALAT BANTU PELAMPUNG TERHADAP KEBERANIAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN RENANG
KELAS X SMAN 2 KRAKATAU STEEL CILEGON
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi sebagaian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Olahraga
Oleh :
Septian Budi Cahya Sakti 0900299
PRODI PJKR
JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAG A
FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAG A DAN KESEHATAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
(2)
Pengaruh Modifikasi Alat Bantu
Pelampung Terhadap Keberanian Siswa
Dalam Pembelajaran Renang Kelas X
SMAN 2 Krakatau Steel
Oleh
Septian Budi Cahya Sakti
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan
© Septian Budi Cahya Sakti 2014 Universitas Pendidikan Indonesia
Agustus 2014
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.
(3)
LEMBAR PENGESAHAN
SKRIPSI:
SEPTIAN BUDI CAHYA SAKTI NIM 0900277
PENGARUH MODIFIKASI ALAT BANTU PELAMPUNG TERHADAP KEBERANIAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN RENANG KELAS X
SMAN 2 KRAKATAU STEEL CILEGON
Disetujui dan disahkan oleh : Pembimbing I
Carsiwan. M. Pd NIP. 197101052002121001
Pembimbing II
Helmy Firmansyah. M. Pd NIP. 19720342001121002
Mengetahui
Ketua Jurusan Pendidikan Olahraga
Drs. Mudjihartono, M.Pd NIP. 19650817199001101
(4)
Septian Budi Cahya Sakti, 2014
Pengaruh modifikasi alat bantu pelampung terhadap keberanian siswa dalam pembelajaran renang kelas x sman 2 krakatau steel cilegon
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI
Halaman
Abstrak ... i
Kata Pengantar ... ii
Ucapan Terima Kasih ... iii
Daftar Isi ... iv
Daftar Tabel ... v
Daftar Gambar ... vi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Identifikasi Masalah ... 6
C. Rumusan Masalah ... 6
D. Tujuan Penelitian ... 6
E, Manfaat Penelitian ... 7
BAB II KAJIAN PUSTAKA dan KERANGKA PEMIKIRAN A. Belajar dan Pembelajaran 1. Pengertian Belajar ... 8
2. Pengertian Pembelajaran ... 11
B. Hakikat Pembelajaran Pendidikan Jasmani………... 13
C. Hakikat Keberanian... 17
D. Sistematika Pembelajaran Renang ... .19
E. Konsep Dasar Modifikasi……… 24
F. Konsep Dasar Alat Bantu……… 26
G. Pengertian Pelampung………. 28
H. Karakteristik Siswa... … 28
(5)
Septian Budi Cahya Sakti, 2014
Pengaruh modifikasi alat bantu pelampung terhadap keberanian siswa dalam pembelajaran renang kelas x sman 2 krakatau steel cilegon
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
vi
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian
1. Lokasi Penelitian ... 31
2. Populasi ... ...31
3. Sampel ... 31
B. Desain penelitian ... 32
C. Pendekatan dan Metode Penelitian ... 33
D. Definisi Operasional ... 34
E. Teknik Pengumpulan Data ... 35
F. Instrumen Penelitian 1. Jenis Instrumen ... 35
2. Pengembangan Kisi-kisi Instrumen ... 36
3. Pedoman Skoring ... 37
G. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen 1. Uji Validitas Butir Item ... 39
2. Uji Reliabilitas ... 42
H. Prosedur Pengolahan dan Analisis Data ... 44
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pemaparan Data Penelitian 1. Hasil Perhitungan Skor Rata-rata dan Simpangan Baku...49
2. Hasil Uji Normalitas ...49
3. Hasil Uji Homogenitas ...50
4. Hasil Uji Hipotesis ...51
B. Pembahasan Hasil Penelitian ...52
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 55
B. Saran ... 56
DAFTAR PUSTAKA ... 57 Lampiran-lampiran
(6)
Septian Budi Cahya Sakti, 2014
Pengaruh modifikasi alat bantu pelampung terhadap keberanian siswa dalam pembelajaran renang kelas x sman 2 krakatau steel cilegon
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
v
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
3.1 Kisi-Kisi Instrumen Pengungkapan Disiplin Siswa di Sekolah ... 37
3.2 Alternatif Skor ... 38
3.3 Hasil Uji Validitas ... 40
3.4 Interpretasi Reliabelitas... 44
3.5 Hasil Uji Reliabelitas Angket ... 44
3.6 Kriteria Skor Berdasarkan Rata-rata dan Simpangan Baku ... 45
4.1 Hasil Penghitungan Nilai Rata-rata dan Simpangan Baku ... 49
4.2 Hasil Pengujian Normalitas Liliefors Kedua Kelompok ... 50
4.3 Data Hasil Penghitungan Homogenitas Tes Awal dan Tes Akhir ... 50
(7)
Septian Budi Cahya Sakti, 2014
Pengaruh modifikasi alat bantu pelampung terhadap keberanian siswa dalam pembelajaran renang kelas x sman 2 krakatau steel cilegon
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
vi
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
3.1 Desain Penelitian... 33
3.2 Rumus Uji Validitas ... 40
3.3 Rumus Uji Reliabilitas ... 42
(8)
Septian Budi Cahya Sakti, 2014
Pengaruh modifikasi alat bantu pelampung terhadap keberanian siswa dalam pembelajaran renang kelas x sman 2 krakatau steel cilegon
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRAK
Septian Budi Cahya Sakti 0900277. Pengaruh Modifikasi Alat Bantu Terhadap Keberanian Siswa Dalam Pembelajaran Renang Siswa Kelas X Sman 2 Krakatau Steel Cilegon. Pembimbing I Carsiwan. M.Pd, Pembimbing II Helmy Firmansyah. M.Pd
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh modifikasi alat bantu terhadap keberanian siswa dalam pembelajaran renang. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode eksperimen. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SMAN 2 Krakatau Steel Cilegon yang mengikuti pembelajaran renang. Sedangkan sampel yang digunakan adalah 25 siswa. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa skala. Hasil penelitian menunjukan secara umum keberanian siswa dalam mengikuti pembelajaran renang termasuk dalam kategori sedang/cukup. Desain yang digunakan pada penelitian ini adalah one group pretest posttest design. Kelompok pretest memperoleh skor rata-rata 168,52, dan kelompok posttest memperoleh skor rata-rata sebesar 181,28. Hasil uji hipotesis diperoleh nilai t-hitung (2,214) dengan nilai t-tabel (1,708) dan ternyata nilai t-hitung (2,214) > t-tabel (1,708). Dengan demikian hipotesis (H0) ditolak. Jadi hasilnya adalah menunjukkan bahwa terdapat
pengaruh keberanian siswa dalam pembelajaran renang.
(9)
Septian Budi Cahya Sakti, 2014
Pengaruh modifikasi alat bantu pelampung terhadap keberanian siswa dalam pembelajaran renang kelas x sman 2 krakatau steel cilegon
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Septian Budi Cahya Sakti¹ ,Carsiwan², Helmy Firmansyah³
“Penulis Penanggung Jawab”
PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI, FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN,
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA E-mail [email protected]
ABSTRACT
This study aims to determine the effect of modifications to the courage aids students in learning swimming. The study was conducted by using the experimental method. The population in this study were all students of SMAN 2 Krakatau Steel Cilegon who follow swimming lessons. While the sample used is 25 students. The instrument used in this study of scale. The results showed in general the courage to follow the learning of students in swimming included in the category of moderate / fairly. The design used in this study was one group pretest posttest design. Pretest group gained an average score of 168.52, and posttest group gained an average score of 181.28. Hypothesis test results obtained by t-test value (2.214) with the value of t-table (1.708) and it turns out the value of t-test (2.214)> t-table (1.708). Thus hypothesis (H0) is rejected. So the result is to show that there are significant courage students in learning swimming.
(10)
Septian Budi Cahya Sakti, 2014
Pengaruh modifikasi alat bantu pelampung terhadap keberanian siswa dalam pembelajaran renang kelas x sman 2 krakatau steel cilegon
(11)
Septian Budi Cahya Sakti, 2014
Pengaruh modifikasi alat bantu pelampung terhadap keberanian siswa dalam pembelajaran renang kelas x sman 2 krakatau steel cilegon
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam konteks pendidikan, olahraga renang telah dimasukkan ke dalam kurikulum mata pelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan (Penjasorkes). Penjasorkes merupakan proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas jasmani yang direncanakan secara sistematik bertujuan untuk meningkatkan individu secara organik, neuromuskuler, perseptual, kognitif dan emosional dalam kerangka sistem Penjasorkes. Selain itu Penjas juga dapat diartikan pendidikan melalui aktivitas jasmani, permainan atau olahraga dan kesehatan yang terpilih untuk mencapai tujuan dalam Penjasorkes. Pendidikan memelalui fisikal maksudnya adalah pendidikan melalui aktivitas fisikal (aktivitas jasmani), tujuannya mencakup semua aspek perkembangan kependidikan, termasuk pertumbuhan mental, sosial siswa. Selain itu Penjas juga dapat diartikan pendidikan melalui aktivitas jasmani, permainan atau olahraga yang terpilih untuk mencapai tujuan dalam Penjas. Adapun menurut Lutan (1995) yang dikutip oleh Ardiansyah (2009, hlm. 01) menjelaskan bahwa Penjas adalah: “Pendidikan Jasmani sebagai proses pendidikan via gerak insani (human movement) yang dapat berupa aktivitas jasmani, permainan atau olahraga untuk mencapai tujuan
pendidikan”.
Adapun menurut Gafur (1983, hlm. 8-9) yang dikembangkan oleh penulis (Mutohir, 1992);
Pendidikan jasmani adalah suatu proses pendidikan seseorang sebagai perorangan atau anggota masyarakat yang dilakukan secara sadar dan sistematik melalui berbagai kegiatan jasmani untuk memperoleh pertumbuhan jasmani, kesehatan dan kesegaran jasmani, kemampuan dan keterampilan, kecerdasan dan perkembangan watak serta kepribadian yang harmonis dalam rangka pembentukan manusia Indonesia berkualitas berdasarkan Pancasila.
(12)
2
Septian Budi Cahya Sakti, 2014
Pengaruh modifikasi alat bantu pelampung terhadap keberanian siswa dalam pembelajaran renang kelas x sman 2 krakatau steel cilegon
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Secara eksplisit istilah pendidikan jasmani dibedakan dengan olahraga. Dalam arti sempit olahraga diidentikkan sebagai gerak badan. Olahraga ditilik dari asal katanya dari bahasa jawa olah yang berarti melatih diri dan rogo (raga) berarti badan. Secara luas olahraga dapat diartikan sebagai segala kegiatan atau usaha untuk mendorong, membangkitkan, mengembangkan dan membina kekuatan-kekuatan jasmaniah maupun rokhaniah pada setiap manusia. Definisi lain yang dilontarkan pada Lokakarya Nasional Pembangunan Olahraga Gafur (1983, hlm. 8-9) secara eksplisit berbeda dengan pendidikan jasmani. Dalam (Mutohir, 1992) sebagai berikut:
Olahraga adalah proses sistematik yang berupa segala kegiatan atau usaha yang dapat mendorong mengembangkan, dan membina potensi-potensi jasmaniah dan rohaniah seseorang sebagai perorangan atau anggota masyarakat dalam bentuk permainan, perlombaan/ pertandingan, dan kegiatan jasmani yang intensif untuk memperoleh rekreasi, kemenangan, dan prestasi puncak dalam rangka pembentukan manusia Indonesia seutuhnya yang berkualitas berdasarkan Pancasila.
Menurut Lawson (1981) dalam Ardiansyah (2009, hlm. 1) menyatakan bahwa tujuan Penjas adalah :
1. Memberi kesempatan siswa belajar bergerak secara terampil dan cekatan, 2. Memberi kesempatan siswa untuk memahami berbagai pengaruh dan
akibat keterlibatan mereka dalam kegiatan jasmani yang menggembirakan, 3. Membantu siswa untuk memadukan keterampiln baru yang dibutuhkan
dengan pengetahuan yang telah dipelajari sebelumnya dan
4. Meningkatkan kemampuan siswa untuk menggunakan pengetahuan dan keterampilan mereka secara rasioanal.
Tujuan pembelajaran Penjas yang di rumuskan guru dalam proses belajar mengajar harus mengacu pada tujuan kurikulum. Setiap kali mengajar guru diharapkan dapat merumuskan tujuan pengajaran, secara spesifik dalam bentuk perilaku yang dapat diamati, menggambarkan secara jelas isi tugas yang diberikan, serta dapat diukur dan dievaluasi tingkat keberhasilannya.
Proses pembelajaran Penjas berbeda dengan proses pembelajaran lain yang didominasi oleh kegiatan di dalam kelas yang lebih bersifat kajian teoritis. Kegiatan pembelajaran Penjas lebih dominan pada aktivitas unsur fisik untuk
(13)
3
Septian Budi Cahya Sakti, 2014
Pengaruh modifikasi alat bantu pelampung terhadap keberanian siswa dalam pembelajaran renang kelas x sman 2 krakatau steel cilegon
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
mencapai tujuan pembelajaran yang bersifat multidimensi. Dalam pembelajaran Penjas ada tiga aspek yang manjadi bahan penilaian yaitu: aspek kognitif (pengetahuan intelektual), afektif (sikap sosial) dan psikomotor (keterampilan gerak). Ketiga aspek tersebutlah yang menjadi kajian dalam kegiatan belajar mengajar Penjas yang selanjutnya akan digabungkan dan diberi penilaian sebagai hasil proses belajar siswa di sekolah. Untuk itu kompetensi guru dalam melaksanakan proses pembelajaran Penjas menjadi hal utama dalam melaksanakan tugasnya. Namun masih banyak guru penjas yang masih melaksanakan proses pembelajaran dengan cara lama dengan menitikberatkan materi dan tujuan pembelajaran yang bersifat kecabangan olahraga tanpa memperhatikan siapa yang menjadi peserta didiknya. Suherman dan Sartono (2008, hlm. 102);
Tantangan berat bagi guru pendidikan jasmani pada waktu mengajar adalah bagaimana mengaktifkan semua siswa yang bervariasi tingkat kemampuannya tersebut mempelajari suatu keterampilan secara serempak dalam waktu bersamaan.
Jawaban sementara atas tantangan tersebut adalah menciptakan lingkungan belajar sedemikianrupa sehingga aktivitas belajar yang berada didalamnya mempunyai karakteristik: 1. Berorientasi pada keberhasilan, 2. Sesuai dengan tingkat perkembangan
Dari kutipan di atas jelas bahwa tantangan pembelajaran Penjas itu sangat berat tetapi dengan menciptakan lingkungan belajar yang sedemikian rupa yang membuat siswa menarik dan mengandung dua karakteristik tadi diharapkan pembelajaran Penjas dapat meningkatkan keberanian siswa dan dapat berperan aktif dalam pembelajaran tersebut. Salah satu cara keberanian siswa adalah dengan cara memberikan sesuatu yang menarik salah satunya adalah alat bantu yang mempermudah siswa dalam proses pembelajaran. Alat bantu adalah alat-alat yang digunakan seorang pendidik dalam menyampaikan materi atau bahan pendidikan/pengajaran. Dalam prakteknya alat bantu ini lebih sering disebut sebagai peraga karena berfungsi untuk membantu dan memperagakan sesuatu di dalam proses pendidikan atau pengajaran. Begitu juga dalam
(14)
4
Septian Budi Cahya Sakti, 2014
Pengaruh modifikasi alat bantu pelampung terhadap keberanian siswa dalam pembelajaran renang kelas x sman 2 krakatau steel cilegon
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
pembelajaran renang yang merupakan olahraga yang dilakukan di air. Olahraga renang adalah suatu olahraga yang dilakukan di air, dengan cara menggerakan anggota badan, mengapung di air, dan seluruh anggota badan bergerak dengan bebas (Kamtomo, 1982).
Pembelajaran renang di sekolah harus tetap dilaksanakan sesuai kurikulum yang sudah dibuat. Berdasarkan pengamatan yang sudah dilakukan, pelaksaan pembelajaran renang menunjukan bahwa ditemukannya masalah sarana dan prasarana yang kurang mendukung untuk terlaksananya pembelajaran renang yang baik dan belum optimalnya peran guru dalam rangka terlaksananya proses pembelajaran terutama dalam hal penyediaan alat modifikasi dalam pembelajaran renang dan sarana kolam renang yang tidak semua sekolah mempunyai kolam renang.
Kurang mendukungnya prasarana untuk terlaksananya pembelajaran renang, guru sangat berperan aktif terhadap proses pembelajaran yang sesuai dengan kurikulum yang telah dibuat. Belum lagi kondisi siswa yang bersifat heterogen, modifikasi juga harus disesuaikan dengan tingkat kemampuan anak. Hal ini merupakan sebuah tantangan yang harus dihadapi oleh guru dalam melaksanakan proses pembelajaran yang baik.
Dalam upaya melaksanakan pembelajaran yang baik, tentu saja upaya yang logis dari seorang guru dalam proses pembelajaran yang sesuai, mengorganisasikan dan modifikasi fasilitas dan peralatan, jumlah pemain, kompleksitas skill, tujuan permainan dan suasana pembelajaran. Hoedaya (2001, hlm. 14) mengemukakan bahwa “Tujuan utama dalam mengajarkan suatu permainan adalah untuk kesenangan, keterlibatan aktif, dan peningkatan tampilan bermain siswa yang berdamapak positif terhadap perilaku hidupnya”.
Pada umumnya, pembelajaran renang memerlukan sarana dan prasarana yang mendukung. Selain itu diperlukan adanya modifikasi-modifikasi lainnya seperti modifikasi alat, peraturan, dan sebagainya tanpa keluar dari kaidah atau norma dari pembelajaran renang itu sendiri. Pada saat ini tentunya banyak sekali sistem atau model yang digunakan oleh guru untuk mencapai tujuan pembelajaran yang
(15)
5
Septian Budi Cahya Sakti, 2014
Pengaruh modifikasi alat bantu pelampung terhadap keberanian siswa dalam pembelajaran renang kelas x sman 2 krakatau steel cilegon
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
diinginkan. Mengenai pemodifikasian Bahagia dan Suherman (2000, hlm. 1) mengemukakan sebagai berikut; “Pengertian tentang esensi modifikasi adalah menganalisa sekaligus mengembangkan materi pelajaran dengan cara merutunkannya dalam bentuk aktivitas belajar yang potensial dapat memperlancar
siswa dalam belajarnya”.
Jadi salah satu inovasi dalam pengembangan proses pembelajaran dan pemecahan kompleksitas belajar yaitu dengan memodifikasi pembelajaran itu sendiri dengan berbagai cara baik modifikasi pelampung dan peraturan sehingga tujuan dari pembelajaran dapat tersampaikan. Dalam penelitian ini, penulis memodifikasi alat dalam pembelajaran renang.
Untuk menerapkan modifikasi alat dalam pembelajaran renang harus menggunakan rangkaian pembelajaran renang dengan modifikasi alat pelampung dengan menggunakan bahan-bahan yang sederhana secara sistematis agar siswa lebih tertarik. Rangkaian pembelajaran ini misalnya diawali dengan permainan lingkaran ketangkasan adalah sebuah permainan cepat, aman, dan pendekatannya tidak membahayakan jika digunakan untuk menilai kesesuaian air dan keterampilan kelompok anda. Disini juga siswa di bagi menjadi dua kelompok yg dimana satu kelompok adalah berisi siswa yang sudah dapat berenang dan satu kelompok lainnya berisi siswa yang lebih rendah kemampuannya.
Tujuan utamanya adalah bukan untuk anak didik mahir dalam teknik renang tetapi siswa dapat bergerak dan berpartisipasi dalam pembelajaran Penjas. Dengan adanya modifikasi ini diharapkan siswa dapat melaksanakan proses pembelajaran renang yang dilaksanakan oleh sekolahnya.
Penerapan proses modifikasi alat dalam pembelajaran renang harus selalu mempertimbangkan esensi kegiatan belajar siswa. Sebagaimana dikemukakan oleh Bahagia dan Suherman (2000, hlm. 1) bahwa ada empat aspek yang dapat dimodifikasi dari pembelajaran Penjas yaitu:
1. Modifikasi tujuan pembelajaran 2. Modifikasi materi pembelajaran
3. Modifikasi kondisi lingkungan pembelajaran 4. Modifikasi evaluasi pembelajaran
(16)
6
Septian Budi Cahya Sakti, 2014
Pengaruh modifikasi alat bantu pelampung terhadap keberanian siswa dalam pembelajaran renang kelas x sman 2 krakatau steel cilegon
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Dari kutipan di atas bahwa modifikasi pembelajaran tidak terfokus pada satu arah saja, tetapi ada modifikasi-modifikasi tujuan pembelajaran, modifikasi materi pembelajaran, modifikasi kondisi lingkungan pembelajaran dan modifikasi evaluasi pembelajaran. Dengan keempat aspek itu, modifikasi alat yang diterapkan dalam pembelajaran renang diharapkan dapat membuat siswa mengikuti pembelajaran renang sesuai dengan kurikulum yang dibuat tanpa adanya alasan tidak tersedianya sarana dan prasarana dengan baik. Berkaitan dengan hal di atas penulis tertarik untuk mencoba mengungkapkan masalah pembelajaran renang yang akan dicarikan solusinya. Dengan kondisi siswa yang dinamis dan sarana prasarana dalam proses pembelajaran renang tidak ada, peneliti melaksanakan penelitian tentang modifikasi alat dalam pembelajaran renang dengan metode eksperimen. Adapun permasalahan yang dipilih dalam penelitian ini adalah mengenai Pengaruh Modifikasi Alat Bantu Terhadap Keberanian Siswa Dalam Pembelajaran Renang.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, terdapat masalah yang dihadapi pada saat pembelajaran renang. Diantaranya.
1. Kurang pahamnya siswa dalam pembelajaran renang. 2. Kurangnya keberanian siswa pembelajarn renang.
3. Kurangnya sarana dan prasarana dalam pembelajaran renang.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan pengamatan penulis di lapangan, permasalahan yang muncul pada pembelajaran renang adalah:
Apakah modifikasi alat bantu dapat berpengaruh terhadap keberanian belajar siswa dalam pembelajaran renang ?
(17)
7
Septian Budi Cahya Sakti, 2014
Pengaruh modifikasi alat bantu pelampung terhadap keberanian siswa dalam pembelajaran renang kelas x sman 2 krakatau steel cilegon
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Berdasarkan masalah yang telah dipaparkan dan perumusan masalah penelitian yang telah penulisan ajukan, maka terdapat tujuan yang akan dicapai penulis pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui seberapa besar keberanian siswa dalam pembelajaran renang.
2. Untuk mengetahui apakah penggunaan alat bantu dapat meningkatan keberanian siswa dalam pembelajaran renang.
E. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat baik secara teoritis maupun praktis, sebagai berikut :
1. Secara Teoritis, dapat dijadikan sebagai sumbangan bagi dunia keilmuan bagi pengembangan metodik dalam pendidikan jasmani untuk mengembangkan bentuk-bentuk teknik pembelajaran partisipatif yang cocok diterapkan baik di tingkat sekolah menengah pertama sampai tingkat perguruan tinggi.
2. Secara Praktis
a. Sebagai bahan masukan bagi guru pendidikan jasmani dalam proses belajar mengajar dalam pembelajaran renang dengan cara menggunakan modifikasi alat bantu pelampung.
b. Bahan masukan bagi para peneliti cabang olahraga renang dalam memberikan materi yang variatif, efektif, dan efisien.
c. Menambah pemahaman siswa tentang pembelajaran renang serta pemahaman mengenai pendidikan jasmani dan rekreasi yang sesungguhnya.
d. Dijadikan masukan bagi pengkaji dan pelaksana proses belajar mengajar pendidikan jasmani dan olahraga dalam memilih serta melaksanakan proses belajar mengajar secara efektif dan efisien.
(18)
8
Septian Budi Cahya Sakti, 2014
Pengaruh modifikasi alat bantu pelampung terhadap keberanian siswa dalam pembelajaran renang kelas x sman 2 krakatau steel cilegon
(19)
Septian Budi Cahya Sakti, 2014
Pengaruh modifikasi alat bantu pelampung terhadap keberanian siswa dalam pembelajaran renang kelas x sman 2 krakatau steel cilegon
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian
Tempat yang dijadikan penelitian ini adalah SMAN 2 Krakatau Steel Cilegon Kota Cilegon. Alasan memilih SMAN 2 Krakatau Steel Cilegon berdasarkan pertimbangan:
a. Tuntutan kurikulum Penjas untuk melaksanakan pembelajaran renang, tetapi sarana dan prasarana yang kurang mendukung untuk pelakasanaan pembelajaran renang.
b. Peneliti sendiri adalah salah satu mahasiswa UPI yang merupakan alumni dari SMAN 2 Krakatau Steel Cilegon yang melihat adanya gejala-gejala dalam melaksanakan pembelajaran Penjas terutama pembelajaran renang.
.
2. Populasi
Setiap penelitian memerlukan data atau informasi dari sumber sumber. Biasanya sumber data dalam penelitian disebut populasi dan sampel penelitian. Sugiono (2012, hlm. 117) menjelaskan, “populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulanya”.
Populasi penelitian ini adalah siswa yang mengikuti pembelajaran renang siswa kelas X SMAN 2 Krakatau Steel Cilegon yang berjumlah 369 siswa yang terdiri dari 218 siswa kelas X IPA dan 151 siswa kelas X IPS.
3. Sampel
Sampel penelitian ditentukan untuk memperoleh informasi tentang obyek penelitian dengan mengambil representasi populasi yang diprediksikan dapat
(20)
32
Septian Budi Cahya Sakti, 2014
Pengaruh modifikasi alat bantu pelampung terhadap keberanian siswa dalam pembelajaran renang kelas x sman 2 krakatau steel cilegon
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
mewakili seluruh populasi. Menurut Sugiyono (2012, hlm. 117) “Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”. Untuk itu sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul representatif (mewakili)”.
Tentang jumlah sample penelitian peneliti berpedoman kepada pendapat yang dijadikan pedoman, yaitu pendapat Arikunto dalam Pratama (2012, hlm. 78) mengemukakan sebagai berikut:
Untuk sekedar ancer-ancer apabila subyek nya kurang dari 100, maka lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika subyeknya besar dapat diambil antara 10-15% atau 20-25% atau lebih, tergantung setidak-tidaknya dari: 1. Kemampuan peneliti dilihat dari segi waktu, tenaga dan dana, 2. Sempit luasnya wilayah pengamatan dari setiap subyek, karena hal ini menyangkut banyak sedikitnya data, 3. Besar kecilnya resiko yang ditanggung oleh peneliti. Untuk penelitian yang resikonya besar, tentu saja jika sampel nya besar, hasilnya akan lebih baik. Dari penjelasan diatas, penulis simpulkan bahwa populasi adalah keseluruhan jumlah dari sumber data yang dijadikan penelitian, sedangkan sampel adalah sebagian dari populasi yang dapat mewakili seluruh populasi. Berkaitan dengan sampel dalam sebuah penelitian harus representatif maka dalam proses penentuan sampel harus ada teknik sampling untuk memudahkan peneliti mengambil data dengan akurat. Adapun teknik yang digunakan dalam pengambilan sampel ini adalah dengan menggunakan teknik purposive sampling. Menurut Sugiyono
(2012, hlm. 124) menjelaskan bahwa : “purposive sampling adalah teknik
penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu”. Alasan mengapa peneliti menggunakan teknik purposive sampling dalam penelitian ini, karena siswa yang akan menjadi sampel harus memiliki kriteria-kriteria sebagai berikut :
1. Siswa yang menjadi sampel adalah siswa kelas X yang mengikuti pembelajaran renang di SMAN 2 Krakatau Steel Cilegon.
2. Siswa yang mengikuti pembelajaran renang merupakan tingkat pemula. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini sesuai dengan kriteria diatas berjumlah 25 orang siswa SMAN 2 Krakatau Steel Cilegon.
(21)
33
Septian Budi Cahya Sakti, 2014
Pengaruh modifikasi alat bantu pelampung terhadap keberanian siswa dalam pembelajaran renang kelas x sman 2 krakatau steel cilegon
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Menurut Sukardi (2007, hlm. 183) bahwa “desain penelitian adalah semua proses yang diperlukan dalam perencanaan dan pelaksanaan penelitian”. Desain yang digunakan pada penelitian ini adalah one group pretest posttest design. Menurut Sugiyono (2012, hlm. 110), “one group pretest posttest design yaitu, desain ini terdapat pretest, sebelum diberikan perlakuan”.
Dengan demikian hasil perlakuan dapat diketahui lebih akurat, karena dapat membandingkan dengan keadaan sebelum diberi perlakuan. Perlakuan yang diberikan adalah modifikasi alat bantu pelampung terhadap keberanian siswa dalam pembelajaran renang.
Desain ini menurut Sugiyono (2008, hlm. 79) dapat digambarkan sebagai berikut :
Ket: O1 = nilai pretest (sebelum diberi treatment)
O2 = nilai posttest (setelah diberi treatment)
X = treatment (modifikasi alat bantu)
Gambar 3.1: Desain Penelitian Sumber: Sugiyono (2008, hlm. 79)
C. Pendekatan dan Metode penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Metode ini digunakan atas dasar pertimbangan bahwa sifat penelitian eksperimental yaitu mencobakan sesuatu untuk mengetahui pengaruh atau akibat dari suatu perlakuan atau treatment. Menurut Sugiyono (2008, hlm. 72)
berpendapat bahwa “Metode eksperimen dapat diartikan sebagai metode
penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang tekendalikan”. Metode eksperimen merupakan
(22)
34
Septian Budi Cahya Sakti, 2014
Pengaruh modifikasi alat bantu pelampung terhadap keberanian siswa dalam pembelajaran renang kelas x sman 2 krakatau steel cilegon
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
metode yang cocok untuk penelian yang akan dilaksanakan karena ingin mengetahui pengaruh dari suatu perlakuan. Arikunto (2010, hlm. 9) menjelaskan
bahwa, “Eksperimen selalu dimaksudkan dengan maksud untuk melihat akibat
suatu perlakuan”.
Metode ini dipergunakan atas dasar pertimbangan bahwa sifat penelitian ini adalah mengetahui bagaimana pengaruh alat modifikasi pelampung terhadap keberanian siswa.
Suatu penelitian tentunya memiliki variabel yang diteliti. Menurut Sugiyono (2012, hlm. 39) bahwa “variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga
diperoleh informasi tentang hal tersebut”. Dalam penelitian ini peneliti memiliki
variabel yang diteliti, antara lain :
1. Variabel Independen atau Variabel Bebas
Menurut Sugiyono (2012, hlm. 39) “variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel
terikat”. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah modifikasi alat bantu
pelampung.
2. Variabel Dependen atau Variabel Terikat
Menurut Sugiyono (2012, hlm. 39) “variabel terikat adalah variabel yang
dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas”. Variabel
terikat dalam penelitian ini adalah keberanian siswa.
D. Definisi Operasional
Untuk mengukur variabel keberanian siswa, para ahli memberikan pandangan tentang definisi disiplin, antara lain :
a) Garmo (2013, hlm. 111) mendefinisikan keberanian adalah inti kualitas menghargai orang lain. Keberanian menghasilkan tindakan tegas, inisiatif, dan keberanian. Keberanian dibagi menjadi 2 yaitu keberanian dalam perilaku dan keberanian dalam konsep. Keberanian dalam perilaku seperti yang ditunjukkan perilaku pribadi, keberanian dapat digambarkan sebagai
(23)
35
Septian Budi Cahya Sakti, 2014
Pengaruh modifikasi alat bantu pelampung terhadap keberanian siswa dalam pembelajaran renang kelas x sman 2 krakatau steel cilegon
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
menaklukkan rasa takut demi menolong orang lain.Keberanian dalam konsep adalah kualitas karakter yang dimiliki individu secara mental atau kekuatan moral. Keberanian berasal dari bahasa latin “cor” yang berarti hati. Hati merupakan kiasan yang menunjukan pada sumber dari seseorang keinginan dan emosinya.
b) Menurut Aristoteles yang dijabarkan dan tersedia dalam pengertian di dalam (http://indramunawar.blogspot.com/2010/03/pengertian-dan-ciri-ciri-keberanian.html) mengatakan bahwa, “The conquering of fear is the beginning of wisdom. Kemampuan menahklukkan rasa takut merupakan
awal dari kebijaksanaan”. Artinya, orang yang mempunyai keberanian
akan mampu bertindak bijaksana tanpa dibayangi ketakutan-ketakutan yang sebenarnya merupakan halusinasi belaka. Orang-orang yang mempunyai keberanian akan sanggup menghidupkan mimpi-mimpi dan mengubah kehidupan pribadi sekaligus orang-orang di sekitarnya.
c) Menurut Peter Irons yang dijabarkan dan tersedia dalam pengertian di dalam (http://indramunawar.blogspot.com/2010/03/pengertian-dan-ciri-ciri-keberanian.html) keberanian adalah “suatu tindakan memperjuangkan sesuatu yang dianggap penting dan mampu menghadapi segala sesuatu yang dapat menghalanginya karena percaya kebenarannya”.
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik penelitian tidak langsung dengan menggunakan skala pengukuran. Menurut Sugiyono (2012,hlm. 133) menjelaskan bahwa,
Skala pengukuran merupakan kesepakatan yang digunakan sebagai acuan untuk menentukan panjang pendeknya interval yang ada dalam alat ukur, sehingga alat ukur tersebut bila digunakan dalam pengukuran akan menghasilkan data kuantitatif.
F. Instrumen penelitian
(24)
36
Septian Budi Cahya Sakti, 2014
Pengaruh modifikasi alat bantu pelampung terhadap keberanian siswa dalam pembelajaran renang kelas x sman 2 krakatau steel cilegon
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Penelitian pada perinsipnya adalah melakukan pengukuran terhadap fenomena sosial maupun alam. Dalam pengambilan data variabel penelitian maka diperlukan sebuah instrument penelitian. Instrument penelitian merupakan suatu alat yang dinilai akurat untuk mengumpulkan dan memperoleh data variabel penelitian dari sejumlah populasi dan sampel penelitian yang telah ditemukan.
Dalam penelitian data dikumpulkan dengan menggunakan instrumen berupa angket untuk memperoleh gambaran mengenai disiplin siswa dalam mengikuti pembelajaran pendidikan jasmani. Angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis angket langsung yang tertutup karena responden hanya tinggal memberikan tanda pada salah satu jawaban yang dianggap paling benar. Arikunto (2007, hlm. 103) menjelaskan “angket tertutup adalah angket yang dijelaskan dalam bentuk sedemikian rupa sehingga responden tinggal memberikan tanda centang () pada kolom atau tempat yang sesuai”. Angket dibuat dalam bentuk obyektif dilengkapi dengan petunjuk pengisian dengan masing-masing soal diberikan lima alternalif jawaban. Sebelum angket digunakan terlebih dahulu diuji cobakan, perlakukan ini untuk mengetahui tingkat kevalidan dan kereabilitasan angket.
Setelah kisi-kisi angket dibuat, maka kemudian membuat item-item pertanyaan disertai alternatif jawaban yang kemudian disusun sebagai pedoman pengisian angket. Dari pengertian tersebut dapat dikatakan bahwa angket merupakan alat pengumpul data yang berupa daftar pertanyaan atau isian yang harus diisi oleh subyek penelitian.
Sugiono (2012, hlm. 201) Angket yang digunakan menggunakan bentuk sekala likert dengan alternatif respon atau jawaban pernyataan satu sampai lima. Kelima alternatif jawaban respon tersebut diurutkan dari kemungkinan kesesuaian tertinggi sampai dengan kemungkinan kesesuaian terendah (SL) Selalu, (SR) Sering, (KK) Kadang-kadang, (HTP) hampir tidak pernah, (TP) tidak pernah.
(25)
37
Septian Budi Cahya Sakti, 2014
Pengaruh modifikasi alat bantu pelampung terhadap keberanian siswa dalam pembelajaran renang kelas x sman 2 krakatau steel cilegon
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Spesifikasi data dimaksudkan untuk menjelaskan ruang lingkup yang diukur secara terperinci yang dituangkan dalam bentuk–bentuk kisi-kisi. Penggunaan kisi-kisi ini dimaksudkan untuk mempermudah dalam pembuatan angket penelitian. Indikator-indikator yang telah dirumuskan ke dalam bentuk kisi-kisi, selanjutnya dijadikan bahan penyusunan butir-butir pernyataan. Kisi-kisi instrumen untuk mengungkap disiplin siswa di sekolah dikembangkan dari definisi operasional variabel penelitian.
Butir –butir pertanyaan yang dikembangkan penulis kepada responden untuk tes disiplin. Butir soal atau pertanyaan-pertanyaan tersebut tidak terlepas dari inti permasalahan yang ingin dipecahkan, yaitu membandingkan kedisiplinan siswa yang mengikuti ekstrakurikuler Taekwondo dan Bulutangkis dalam mengikuti pembelajaran Penjas. Butir pertanyaan tentang disiplin dijabarkan kedalam kisi-kisi dilihat pada table sebagai berikut :
Tabel 3.1 Kisi-Kisi Instrumen
Pengungkapan Disiplin Siswa di Sekolah
Komponen Sub.
Komponen Idikator
Item Soal
(+) (-)
Keberanian Ketegasan
Tegas dalam mengambil keputusan
1, 2, 13, 14, 25
31, 32, 43, 44,
55 Tegas dalam
menentang hal-hal negatif
3, 4, 15, 16, 26
33, 34, 45, 46,
56 Inisiatif
Inisiatif dalam mengambil keputusan
5, 6, 17, 18, 27
35, 36, 47, 48,
57 Inisiatif dalam
melakukan apapun yang benar
7, 8, 19, 20, 28
37, 38, 49,50,
58
Kegagahan Gagah dalam
memutuskan tindakan berani 9, 10, 21, 22, 29 39, 40, 51, 52, 59 Gagah dalam
bertindak
11, 12, 23, 24,
41, 42, 53, 54,
(26)
38
Septian Budi Cahya Sakti, 2014
Pengaruh modifikasi alat bantu pelampung terhadap keberanian siswa dalam pembelajaran renang kelas x sman 2 krakatau steel cilegon
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
30 60
3. Pedoman Skoring
Pemberian skor dari skala disiplin penulis menggunakan skala sikap, yaitu skala likert, penilaian dari skala disiplin penulis menggunakan skala sikap, yaitu skala likert, mengenai hal ini Sugiyono (2012, hlm. 134) menjelaskan “skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau kelompok orang tentang fenomena social”. Lebih lanjut Sugiono (2012, hlm. 135), menjelaskan bahwa:
Dengan skala likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrument yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan. Jawaban setiap item instrument yang menggunakan skala likert mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif, yang dapat berupa kata-kata antara lain : selalu, sering, kadang-kadang, tidak pernah. Berdasarkan uraian diatas tentang alternatif jawaban dalam skala, penulis menetapkan kategori penskoran sebagai berikut : kategori untuk setiap butir pernyataan positif, yaitu Selalu = 5, Sering = 4, Kadang-kadang = 3, Hampir tidak pernah = 2, Tidak pernah = 1, kategori untuk setiap pernyatan negatif, yaitu Selalu = 1, Sering = 2, Kadang-kadang = 3, Hampir tidak pernah = 4, tidak pernah = 5. Seperti yang tertera pada table berikut :
Tabel 3.2 Alternatif Skor
Jawaban Skor positif Skor negatif
SL (selalu) 5 1
SR (sering) 4 2
KK (kadang-kadang) 3 3
HTP (hampir tidak pernah) 2 4
(27)
39
Septian Budi Cahya Sakti, 2014
Pengaruh modifikasi alat bantu pelampung terhadap keberanian siswa dalam pembelajaran renang kelas x sman 2 krakatau steel cilegon
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu G. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen
Sebelum angket disebarkan ke semua sampel untuk mendapatkan data, angket yang telah disusun akan di ujicobakan terlebih dahulu yang bertujuan untuk mengukur tingkat validitas dan reliabilitas dari setiap butir-butir atau item-item pernyataan. Dari uji coba angket tersebut akan diperolah sebuah angket yang memenuhi syarat dan dapat digunakan sebagai alat pengumpul data dalam penelitian ini.
Angket akan di ujicobakan kepada siswa yang bukan termasuk sampel ujicoba angket dilaksanakan terhadap siswa di SMA Puragabaya Bandung yang berjumlah 30 responden yang mengikuti pembelajaran renang. Dipilih SMA Puragabaya Bandung yang mengikuti pembelajaran sebagai responden karena dianggap memiliki karakteristik yang sama dengan sampel yang akan dipakai untuk penelitian. Karakteristik SMA dapat dilihat dari (1) Tujuan Pendidikan, yaitu tujuan pendidikan nasional yang merupakan dasar tujuan pendidikan SMA. (2) Kurikulum. (3) siswa : Usia siswa SMA secara umum berada pada rentang 15/16-18/19 tahun.
Pengolahan data hasil ujicoba akan diolah secara statistik, adapun pengolahan data hasil uji coba dilakukan dengan menggunakan program Microsoft Excel 2007.
1. Uji Validitas Butir Item
Validitas adalah suatu alat evaluasi di sebut valid (abash atau sahih) apabila alat tersebut mampu mengevaluasi apa seharusnya dievaluasi. (Hermanto & Nurjamil 2010, hlm. 44). Validitas merupakan ketepatan atau kecermatan satu instrumen dalam mengukur apa yang ingin diukur. Validitas item ditunjukan denghan adanya korelasi atau dukungan terhadap item total (skor total), perhitungan dilakukan dengan cara mengkorelasikan antara skor item dengan skor total item.
(28)
40
Septian Budi Cahya Sakti, 2014
Pengaruh modifikasi alat bantu pelampung terhadap keberanian siswa dalam pembelajaran renang kelas x sman 2 krakatau steel cilegon
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Hasil perhitungan korelasi akan didapat suatu koefisian korelasi yang digunakan untuk mengkur tingkat validitas suatu item dan untuk menentukan apakah suatu item layak digunakan atau tidak.
Uji validitas digunakan dengan mengguakan program Microsoft Excel. Teknik pengujian yang digunakan ialah korelasi product-moment (Pearson), yaitu :
Gambar 3.2 (Rumus Uji Validitas) Sumber: Hermanto & Nurjamil (2010, hlm. 45)
Keterangan :
rxy = Koefisien korelasi antara variable sengan variable
N = Banyak subjek (testi) / responden X = Jumlah skor butir
Y = Jumlah skor total
Pengujian menggunakan uji dua sisi taraf signifikan 0,05. Kriteria pengujian adalah sebagai berikut :
1) Jika r hitung ≥ r table (uji 2 sisi dengan sig. 0,05) maka instrument atau item-item pernyataan berkorelasi signifikan terhadap skor total
(dinyatakan valid).
2) Jika r hitung < r table (uji 2 sisi dengan sig. 0,05) maka instrument atau item-item pertanyaan tidak berkorelasi signifikan terhadap skor total (dinyatakan tidak valid)
(29)
41
Septian Budi Cahya Sakti, 2014
Pengaruh modifikasi alat bantu pelampung terhadap keberanian siswa dalam pembelajaran renang kelas x sman 2 krakatau steel cilegon
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Hasil Uji
Validitas No.
Soal
r
hitung r tabel Keterangan
1 0.408 0.361 Valid
2 0.448 0.361 Valid
3 -0.054 0.361 Tidak Valid
4 0.122 0.361 Tidak Valid
5 0.438 0.361 Valid
6 0.146 0.361 Tidak Valid
7 0.403 0.361 Valid
8 0.414 0.361 Valid
9 0.33 0.361 Tidak Valid
10 0.374 0.361 Valid
11 0.521 0.361 Valid
12 -0.121 0.361 Tidak Valid
13 0.351 0.361 Tidak Valid
14 0.1 0.361 Tidak Valid
15 0.248 0.361 Tidak Valid
16 0.297 0.361 Tidak Valid
17 0.442 0.361 Valid
18 0.569 0.361 Valid
19 0.441 0.361 Valid
20 0.424 0.361 Valid
21 0.108 0.361 Tidak Valid
22 0.161 0.361 Tidak Valid
23 0.548 0.361 Valid
24 0.115 0.361 Tidak Valid
25 0.444 0.361 Valid
26 0.394 0.361 Valid
27 0.289 0.361 Tidak Valid
28 0.387 0.361 Valid
29 0.179 0.361 Tidak Valid
30 0.419 0.361 Valid
31 0.734 0.361 Valid
32 0.637 0.361 Valid
33 -0.036 0.361 Tidak Valid
34 0.586 0.361 Valid
35 0.762 0.361 Valid
(30)
42
Septian Budi Cahya Sakti, 2014
Pengaruh modifikasi alat bantu pelampung terhadap keberanian siswa dalam pembelajaran renang kelas x sman 2 krakatau steel cilegon
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
37 0.686 0.361 Valid
38 0.528 0.361 Valid
39 0.701 0.361 Valid
40 0.597 0.361 Valid
41 0.706 0.361 Valid
42 0.64 0.361 Valid
43 0.732 0.361 Valid
44 0.736 0.361 Valid
45 0.574 0.361 Valid
46 0.674 0.361 Valid
47 0.683 0.361 Valid
48 0.789 0.361 Valid
49 0.591 0.361 Valid
50 0.754 0.361 Valid
51 0.432 0.361 Valid
52 0.549 0.361 Valid
53 0.832 0.361 Valid
54 0.765 0.361 Valid
55 0.606 0.361 Valid
56 0.368 0.361 Valid
57 0.5 0.361 Valid
58 0.489 0.361 Valid
59 0.489 0.361 Valid
60 0.38 0.361 Valid
2. Uji Reliabilitas
Setelah diketahui butir pertanyaan yang valid, maka langkah selanjutnya adalah menghitung reliabilitas terhadap hasil alat ukur skala. Reliabilitas menurut Hermanto & Nurjamil (2010, hlm. 45) adalah suatu alat ukur atau alat evaluasi dimaksudkan sebagai suatu alat memberikan hasil yang tetap sama (konsisten, ajeg). Dalam pengujian tingkat reliabilitas untuk mengetahui tingkat reliabilitas instrumen, penulis melakukan pendekatan sebagai berikut:
a. Membagi butir pernyataan menjadi dua bagian pernyataan yang bernomor ganjil dan bernomor genap.
(31)
43
Septian Budi Cahya Sakti, 2014
Pengaruh modifikasi alat bantu pelampung terhadap keberanian siswa dalam pembelajaran renang kelas x sman 2 krakatau steel cilegon
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
b. Skor dari butir pernyataan yang bernomor ganjil dikelompokan menjadi variabel X dan skor dari butir-butir pernyataan yang bernomor genap dijadikan variabel Y.
c. Mengkorelasikan antara skor butir-butir pernyataan yang bernomor ganjil dengan butir-butir pernyataan yang bernomor ganjil dengan menggunakan rumus korelasi Person Produt Moment sebagai berikut:
∑ ∑ ∑
√( ∑ ∑ ) ∑ ∑ Gambar 3.3 (Rumus Uji Reliabilitas) Sumber: Hermanto & Nurjamil (2010, hlm. 45)
Keterangan :
rxy : koefisien korelasi yang dicari
x : skor tiap butir pernyataan y : skor total
xy : Jumlah perkalian skor x dan skor y
Σx : jumah skor x
Σy : jumlah skor y
n : Jumlah banyaknya soal
d. Setelah koefisien korelasinya didapat makan, untuk mencari reliabilitas seluruh perangkat butir dengan menggunakan rumus Spearman Brown dengan rumus sebagai berikut : :
Keterangan :
rii : Koefisien / r hitung yang dicari
2.r : dua kali koefisien korelasi 1+r : satu tambah koefisien korelasi
(32)
44
Septian Budi Cahya Sakti, 2014
Pengaruh modifikasi alat bantu pelampung terhadap keberanian siswa dalam pembelajaran renang kelas x sman 2 krakatau steel cilegon
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
e. Menyimpulkan reliabilitas instrumen dengan kriteria sebagai berikut:
Jika r hitung > dari r tabel maka instrumen tersebut reliabel, dalam hal lain maka instrumen tidak reliabel. Nilai r tabel dilihat di tabel distribusi nilai r korelasi Spearman Brown dengan tingkat kepercayaan 95% dan n = 30.Adapun tolak ukur untuk mrnrntukan koefisien reliabilitasnya, digunakan kriterian interprestasi nilai r yang dapat dilihat pada tabel berikut :
Adapun tolak ukur untuk menrntukan koefisien reliabilitasnya, digunakan kriterian interprestasi nilai r yang dapat dilihat pada table 3.6 berikut.
Tabel 3.4
Interpretasi Reliabilitas
Koefisien Korelasi Kriteria Reliabilitas Antara 0,800 sampai dengan 1,00 Reliabilitas sangat rendah Antara 0,600 sampai dengan 0,800 Reliabilitas rendah
Antara 0,400 sampai dengan 0,600 Reliabilitas sedang Antara 0,200 sampai dengan 0,400 Reliabilitas tinggi
Antara 0,000 sampai dengan 0,200 Reliabilitas sangat tinggi
Sumber: (Arikunto, 2010, hlm. 319)
Pengujian reliabilitas dengan melakukan perhitungan koefisien reliabilitas
menggunakan Cronbach’s Alpha. Hasil-hasil dari perhitungan dapat dilihat dalam
table dibawah ini. Dengan alat bantu sofware Microsoft Excel 2007.
Hasil pengolahan data menggunakan program sofware Microsoft Excel 2007 untuk mencari nilai reliabilitas angket dapat dilihat pada table berikut :
(33)
45
Septian Budi Cahya Sakti, 2014
Pengaruh modifikasi alat bantu pelampung terhadap keberanian siswa dalam pembelajaran renang kelas x sman 2 krakatau steel cilegon
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Hasil Uji Reliabilitas Angket
Ganjil Genap
Ganjil 1
Genap 0.93096 1
H. Prosedur Pengolahan dan Analisis Data
Setelah data didapat, maka dilaukan pengolahan terhadap data- data yang telah didapat dan dilakukan analisis data menggunakan analisis deskriftif dengan menggunakan bantuan metode statistik agar diperoleh suatu hasil akhir atau kesimpulan yang benar. Kemudian data yang telah dianalisis disimpulkan berdasarkan hasil analisis.
Data yang diperoleh dari masing-masing variabel ditabulasikan dalam table, kemudian dilakukan penghitungan skor dengan menggunakan program komputer Microsoft Office Excel 2007 untuk mempermudah pengerjaan dan penghitungan, untuk mrncari nilai rata-rata / mean, median, modus, simpangan baku / standar, nilai minimum, dan nilai maksimum.
Setelah diperoleh hasil penghitungan data maka selanjutnya dilakukan pengkategorian skor. Hasil penghitungan data tersebut kemudian disesuaikan dengan kriteria skor yang dibuat berdasarkan nilai rata-rata dan simpangan baku. Kriteria skor tersebut adalah sebagai berikut :
Tabel 3.6
Kriteria Skor Berdasarkan Rata-rata (M) dan Simpangan Baku (SD)
No. Kategori Skor
1. Tinggi X > (M+SD)
2. Sedang (M-SD) ≤ X ≤ (M+SD)
(34)
46
Septian Budi Cahya Sakti, 2014
Pengaruh modifikasi alat bantu pelampung terhadap keberanian siswa dalam pembelajaran renang kelas x sman 2 krakatau steel cilegon
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Sumber: Hermanto & Nurjamil (2010, hlm 46)
Adapun rumus-rumus statistik yang dapat digunakan untuk mengolah data hasil tes angket sebagai berikut :
1. Mencarai rata-rata dari setiap kelompok data, yaitu dengan rumus :
̅ ∑
Keteranga :
̅ = rata-rata yang dicari
∑ = jumlah seluruh skor n = jumlah sampel
2. Menghitung simpangan baku
√ ∑ ∑
Ketrangan :
S = Simpangan baku yang dicari
∑ ∑ = Jumlah sampel dikali jumlah skor kuadrat dikurangi jumlah skor yang dikuadratkan
= Jumlah sampel dikurangi satu 3. Uji Normalitas
Uji normalitas ini bertujuan mengetahui apakah data dari hasil pengukuran normal atau tidak Untuk menguji normalitas dari masing-masing kelompok. Untuk mempermudah penghitungan uji normalitas data dalam penelitian ini menggunakan program Microsoft Office Excel 2007. Uji normalitas yang digunakan pada penelitian ini adalah uji Liliefors.
(35)
47
Septian Budi Cahya Sakti, 2014
Pengaruh modifikasi alat bantu pelampung terhadap keberanian siswa dalam pembelajaran renang kelas x sman 2 krakatau steel cilegon
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Adapun prosedur yang dapat digunakan untuk uji normalitas data menurut Sujana (2001) sebagai berikut:
a. Pengamatan X1, X2… , Xn jika dijadikan angka baku Z1, Z2, … , Zn
dengan menggunakan rumus :
̅
b. Untuk tiap angka baku digunakan daftar distribusi normal baku, kemudian dihitng peluang.
F (Z) = P( Z ≤ Z)
c. Senaljutnya dihitung proporsi Z1, Z2, … , Zn yang lebih kecil atau sama
dengan Z1 jika proporsi dinyatakan oleh S(Z1), maka :
d. Hitung selisih F (Zi) – S (Zi) kemudian tentukan harga mutlaknya.
e. Menginterprestasikan hasil dari penghitungan normalitas pada keputusan normal Liliefors (Shampiro – Wilk) sebagai berikut :
1. Jika L hitung > L table, maka instrument berdistribusi normal 2. Jika L hitung < L table, maka instrument tidak berdistribusi normal
4. Menghitung Homogenitas
Uji homogenitas dimaksudkan untuk menilai apakah hasil penelitian darai dua kelompok yang diteliti memiliki varian yang sama atau tidak. Jika data memiliki varian yang cenderung sama (homogen), maka bisa dikatakan bahwa sampel-sampel dari kedua kelompok tersebut berasal dari populasi yang sama/seragam. Dalam hal ini , pengujian homogenitas dilakukan dengan menggunakan uji F dengan rumus sebagai berikut :
Gambar 3.4: (rumus uji F)
(36)
48
Septian Budi Cahya Sakti, 2014
Pengaruh modifikasi alat bantu pelampung terhadap keberanian siswa dalam pembelajaran renang kelas x sman 2 krakatau steel cilegon
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Keterangan :
= Nilai homogenitas Varian
= Varian terbesar
= varian terkecil
Jika Fhitung< Ftabel maka data homogeny, dan demikian sebaliknya.
5. Uji Hipotesis
Penghitugan ini menggunakan uji kesaman dua rata-rata. Untuk menghitung uji kesamaan dua rata-rata atau perbedaan dari kedua kelompok menggunakan teknik analisis statistik.
Hipotesis kalimat :
H0 : Modifikasi alat bantu pelampung tidak berpengaruh signifikan terhadap
keberanian siswa dalam pembelajaran renang.
Ha : Modifikasi alat bantu pelampung berpengaruh signifikan terhadap
keberanian siswa dalam pembelajaran renang. Hipotesis Statistik :
H0 : µ1 =µ2
Ha : µ1 ≠µ2
Adapun rumus yang dapat digunakan :
̅ ̅ √
Dimana :
Keterangan :
t = Nilai t yang dicarai (t hitung) S = Simpangan baku
(37)
49
Septian Budi Cahya Sakti, 2014
Pengaruh modifikasi alat bantu pelampung terhadap keberanian siswa dalam pembelajaran renang kelas x sman 2 krakatau steel cilegon
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
n2 = Jumlah sampel kelompok 2
̅ = Rata-rata kelompok 1
̅ = Rata-rata kelompok 2 = Variansi kelompok 1 = Variansi kelompok 2
Kriteria pengujian untuk uji kesamaan pada beda dari dua rata-rata pada kelompok olahraga dan kelompok non olahraga, jika :
Terima Ho jika t-hitung ≤ t-tabel atau P-value > alpha Tolak H1 jika t-hitung > t-tabel atau P-value < alpha
Adapun batas keritis penerimaan dan penolakan hipotesis dengan tingkat signifikansi α = 0,05 dan derajat kebebasan dk = (n1 + n2 - 2).
(38)
Septian Budi Cahya Sakti, 2014
Pengaruh modifikasi alat bantu pelampung terhadap keberanian siswa dalam pembelajaran renang kelas x sman 2 krakatau steel cilegon
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengolahan data analisis data penelitian yang dilakukan diperoleh kesimpulan bahwa:
Modifikasi alat bantu pelampung berpengaruh signifikan terhadap keberanian siswa dalam pembelajaran renang.
B. Saran
Berdasarkan hasil kesimpulan penelitian dan berkaitan dengan kegiatan olahraga di sekolah peneliti akan mengemukakan beberapa saran sebagai berikut:
1. Proses pembelajaran renang dengan memodifikasi alat bantu memberikan pengaruh yang lebih baik dan siswa pun lebih berani untuk melakukan pembelajaran renang dibandingkan tanpa menggunakan pelampung di siswa kelas X SMAN 2 Krakatau Steel Cilegon. Berdasarkan hal tersebut, disarankan bagi para guru pendidikan jasmani untuk menggunakan modifikasi alat bantu agar kendala sarana dan prasarana yang kurang di sekolah dapat teratasi.
2. Dengan memodifikasi alat bantu ini siswa akan lebih berani, bersemangat dan aktif dalam mengikuti proses pembelajaran renang.
3. Bagi lembaga sekolah dan dinas pendidikan, perlu di perhatikan apakah sarana dan prasarana di sekolah sudah memenuhi syarat agar pemebelajaran berlangsung efektif terutama pembelajaran renang.
4. Bagi rekan mahasiswa khususnya program studi pendidikan jasmani kesehatan dan rekreasi yang akan mengadakan penelitian tentang modifikasi alat bantu, penulis
(39)
56
Septian Budi Cahya Sakti, 2014
Pengaruh modifikasi alat bantu pelampung terhadap keberanian siswa dalam pembelajaran renang kelas x sman 2 krakatau steel cilegon
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
menganjurkan untuk memahami apa itu modifikasi alat bantu agar alat bantu yang tersebut bisa berguna.
Demikian kesimpulan dan saran yang dapat penulis paparkan, semoga hasil penelitian ini dapat bermanfaaf bagi perkembangan kualitas pendidikan.
(40)
Septian Budi Cahya Sakti, 2014
Pengaruh modifikasi alat bantu pelampung terhadap keberanian siswa dalam pembelajaran renang kelas x sman 2 krakatau steel cilegon
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA
Abduljabar, B. (2008). Manajemen Pendidikan Jasmani Olahraga. Bandung: FPOK.
Antoniate, Ikhsan., (2010). Pengaruh Penggunaan Media Pembelajaran flash. Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Sub Materi Larutan
Ardiansyah, Y.T. (2009). Isolasi dan Karakterisasi Enzim. Xilanase dari Bacillus subtilis pada Media Nutrien. Broth dengan Penambahan Xilan Hasil Isolasi.
Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik . Jakarta: Rineka Cipta.
Arikunto, Suharsimi. (2007). Manajemen Penelitian. Jakarta : Rineka cipta. Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta. Bahagia, Yoyo dan Suherman, Adang. (2000). Prinsip-Prinsip Pengembangan
Dan Modifikasi Cabang Olahraga. Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar Dan Menengah Bagian Proyek Penataran Guru Sltp Setara D-III.
Baharuddin dan Wahyuni. (2010). Teori Belajar dan Pembelajaran. Jogjakarta: Ar-. Ruzz Media.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. (2007). Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka.
Eomar, Hamalik. (1977). Pengajaran Unit Studi Kurikulum dan Metodologi, Penerbit Alumni, Bandung.
Garmo, John. (2013). Pengembangan Karakter untuk Anak.
Hamalik, Oemar. (1992). Psikologi Belajar Mengajar, Bandung : Sinar Baru Hay, J.G.M (1985). The Biomechanic of Sport Techniques, Prentice Hall.
Englewood Cliffs, New Jersey.
Hermanto, Redi. & Nurjamil, Dedi. (2010). Strategi Cerdas Menguasai Statistik (panduan prektis merancang bangun program statistic berbantuan computer secara mendiri). Bandung : Rizky Press.
(41)
58
Hoedaya. (2001). Pendekatan Keterampilan Taktis Dalam Pembelajaran. Permainan Bola Basket. FPOK. UPI.
Husdarta dan Saputra Y.M. (2000). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta. Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal.
Kamtomo, Ndong (1982). Renang dan Metodik, untuk SGO. Jakarta, Direktorat Kartika, M. (2009). Analisis Faktor Penyebab Kecelakaan Lalu Lintas Pada
Pengendara Sepeda Motor Di Wilayah Depok Tahun 2008. Skripsi. Fakultas Kesehatan Masyarakat. Universitas Indonesia : Jakarta.
Mutohir, Cholik. (1992). UU Sistem Keolahragaan Nasional. Penerbit: Sunda. Nasution, S. (1982). Didaktik Asas-asas Mengajar, Penerbit Jemmars,
Bandung.
Poerbawakatja, Sugarda. (1976). Ensiklopedi Pendidikan, Jakarta : Gunung Agung.
Roeswan dan Soekarno. 1979. Renang dan Metodik Untuk SGO. Editor Dong Kamtomo Jakarta: P.T. Karya Unipress.
Roestiyah. (2001). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Rineka Cipta.
Sadiman. Arif S. (2003). Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan, dan. Pemanfaatannya. Jakarta : Raja Grafindo Persada.
Siahaan Marihot P. (2005). Pajak dan Retribusi Daerah, PT. Raja Grafindo. Persada : Jakarta.
Siswoyo, Dwi. (2013). Ilmu Pendidikan. Yogyakarta: UNY Press. Sudjana. (1989). Metoda Statistika Edisi ke 5. Bandung : Tarsito
Sugiono, (2008). Metode Penelitian Kunatitatif Kualitatif dan R&D. Bandung. Alfabeta
Sugiono. (2012). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, kualitatif, dan R&D). Bandung : Alfabeta
Sugiono. (2012). Statistika untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta.
Suhendar, Endar. (2010). Pemahaman konsep. (online). Tersedia : http://fisikasma-online.blogspot.com/2010/03/pemahaman-konsep.html.
(42)
59
Suherman, A dan Hadi Sartono. (2008). Pedagogi Olahraga. Bandung: FPOK. Sukardi, ( 2003 ), Metodelogl' Penelz'tian Pendidikan, Jakarta :Bumi Aksara. Surya. (1997). Psikologi Pembelajaran dan Pengajaran. Bandung PPB - IKIP.
Bandung
Syamsuddin, A. M. (1996). Analisis Posisi Pendidikan. Jakarta : Biro Perencanaan. Pendidikan, Depdiknas.
Yasin,. S. (2012). Alat Peraga Matematika [online].
(http://indramunawar.blogspot.com/2010/03/pengertian-dan-ciri-ciri-keberanian.html)
(1)
49
Septian Budi Cahya Sakti, 2014
Pengaruh modifikasi alat bantu pelampung terhadap keberanian siswa dalam pembelajaran renang kelas x sman 2 krakatau steel cilegon
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
n2 = Jumlah sampel kelompok 2 ̅ = Rata-rata kelompok 1
̅ = Rata-rata kelompok 2 = Variansi kelompok 1 = Variansi kelompok 2
Kriteria pengujian untuk uji kesamaan pada beda dari dua rata-rata pada kelompok olahraga dan kelompok non olahraga, jika :
Terima Ho jika t-hitung ≤ t-tabel atau P-value > alpha Tolak H1 jika t-hitung > t-tabel atau P-value < alpha
Adapun batas keritis penerimaan dan penolakan hipotesis dengan tingkat signifikansi α = 0,05 dan derajat kebebasan dk = (n1 + n2 - 2).
(2)
Septian Budi Cahya Sakti, 2014
Pengaruh modifikasi alat bantu pelampung terhadap keberanian siswa dalam pembelajaran renang kelas x sman 2 krakatau steel cilegon
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengolahan data analisis data penelitian yang dilakukan diperoleh kesimpulan bahwa:
Modifikasi alat bantu pelampung berpengaruh signifikan terhadap keberanian siswa dalam pembelajaran renang.
B. Saran
Berdasarkan hasil kesimpulan penelitian dan berkaitan dengan kegiatan olahraga di sekolah peneliti akan mengemukakan beberapa saran sebagai berikut:
1. Proses pembelajaran renang dengan memodifikasi alat bantu memberikan pengaruh yang lebih baik dan siswa pun lebih berani untuk melakukan pembelajaran renang dibandingkan tanpa menggunakan pelampung di siswa kelas X SMAN 2 Krakatau Steel Cilegon. Berdasarkan hal tersebut, disarankan bagi para guru pendidikan jasmani untuk menggunakan modifikasi alat bantu agar kendala sarana dan prasarana yang kurang di sekolah dapat teratasi.
2. Dengan memodifikasi alat bantu ini siswa akan lebih berani, bersemangat dan aktif dalam mengikuti proses pembelajaran renang.
3. Bagi lembaga sekolah dan dinas pendidikan, perlu di perhatikan apakah sarana dan prasarana di sekolah sudah memenuhi syarat agar pemebelajaran berlangsung efektif terutama pembelajaran renang.
4. Bagi rekan mahasiswa khususnya program studi pendidikan jasmani kesehatan dan rekreasi yang akan mengadakan penelitian tentang modifikasi alat bantu, penulis
(3)
56
Septian Budi Cahya Sakti, 2014
Pengaruh modifikasi alat bantu pelampung terhadap keberanian siswa dalam pembelajaran renang kelas x sman 2 krakatau steel cilegon
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
menganjurkan untuk memahami apa itu modifikasi alat bantu agar alat bantu yang tersebut bisa berguna.
Demikian kesimpulan dan saran yang dapat penulis paparkan, semoga hasil penelitian ini dapat bermanfaaf bagi perkembangan kualitas pendidikan.
(4)
Septian Budi Cahya Sakti, 2014
Pengaruh modifikasi alat bantu pelampung terhadap keberanian siswa dalam pembelajaran renang kelas x sman 2 krakatau steel cilegon
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR PUSTAKA
Abduljabar, B. (2008). Manajemen Pendidikan Jasmani Olahraga. Bandung: FPOK.
Antoniate, Ikhsan., (2010). Pengaruh Penggunaan Media Pembelajaran flash. Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Sub Materi Larutan
Ardiansyah, Y.T. (2009). Isolasi dan Karakterisasi Enzim. Xilanase dari Bacillus subtilis pada Media Nutrien. Broth dengan Penambahan Xilan Hasil Isolasi.
Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik . Jakarta: Rineka Cipta.
Arikunto, Suharsimi. (2007). Manajemen Penelitian. Jakarta : Rineka cipta. Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta. Bahagia, Yoyo dan Suherman, Adang. (2000). Prinsip-Prinsip Pengembangan
Dan Modifikasi Cabang Olahraga. Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar Dan Menengah Bagian Proyek Penataran Guru Sltp Setara D-III.
Baharuddin dan Wahyuni. (2010). Teori Belajar dan Pembelajaran. Jogjakarta: Ar-. Ruzz Media.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. (2007). Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka.
Eomar, Hamalik. (1977). Pengajaran Unit Studi Kurikulum dan Metodologi, Penerbit Alumni, Bandung.
Garmo, John. (2013). Pengembangan Karakter untuk Anak.
Hamalik, Oemar. (1992). Psikologi Belajar Mengajar, Bandung : Sinar Baru Hay, J.G.M (1985). The Biomechanic of Sport Techniques, Prentice Hall.
Englewood Cliffs, New Jersey.
Hermanto, Redi. & Nurjamil, Dedi. (2010). Strategi Cerdas Menguasai Statistik (panduan prektis merancang bangun program statistic berbantuan computer secara mendiri). Bandung : Rizky Press.
(5)
58
Hoedaya. (2001). Pendekatan Keterampilan Taktis Dalam Pembelajaran. Permainan Bola Basket. FPOK. UPI.
Husdarta dan Saputra Y.M. (2000). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta. Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal.
Kamtomo, Ndong (1982). Renang dan Metodik, untuk SGO. Jakarta, Direktorat Kartika, M. (2009). Analisis Faktor Penyebab Kecelakaan Lalu Lintas Pada
Pengendara Sepeda Motor Di Wilayah Depok Tahun 2008. Skripsi. Fakultas Kesehatan Masyarakat. Universitas Indonesia : Jakarta.
Mutohir, Cholik. (1992). UU Sistem Keolahragaan Nasional. Penerbit: Sunda. Nasution, S. (1982). Didaktik Asas-asas Mengajar, Penerbit Jemmars,
Bandung.
Poerbawakatja, Sugarda. (1976). Ensiklopedi Pendidikan, Jakarta : Gunung Agung.
Roeswan dan Soekarno. 1979. Renang dan Metodik Untuk SGO. Editor Dong Kamtomo Jakarta: P.T. Karya Unipress.
Roestiyah. (2001). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Rineka Cipta.
Sadiman. Arif S. (2003). Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan, dan. Pemanfaatannya. Jakarta : Raja Grafindo Persada.
Siahaan Marihot P. (2005). Pajak dan Retribusi Daerah, PT. Raja Grafindo. Persada : Jakarta.
Siswoyo, Dwi. (2013). Ilmu Pendidikan. Yogyakarta: UNY Press. Sudjana. (1989). Metoda Statistika Edisi ke 5. Bandung : Tarsito
Sugiono, (2008). Metode Penelitian Kunatitatif Kualitatif dan R&D. Bandung. Alfabeta
Sugiono. (2012). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, kualitatif, dan R&D). Bandung : Alfabeta
Sugiono. (2012). Statistika untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta.
Suhendar, Endar. (2010). Pemahaman konsep. (online). Tersedia : http://fisikasma-online.blogspot.com/2010/03/pemahaman-konsep.html.
(6)
Suherman, A dan Hadi Sartono. (2008). Pedagogi Olahraga. Bandung: FPOK. Sukardi, ( 2003 ), Metodelogl' Penelz'tian Pendidikan, Jakarta :Bumi Aksara. Surya. (1997). Psikologi Pembelajaran dan Pengajaran. Bandung PPB - IKIP.
Bandung
Syamsuddin, A. M. (1996). Analisis Posisi Pendidikan. Jakarta : Biro Perencanaan. Pendidikan, Depdiknas.
Yasin,. S. (2012). Alat Peraga Matematika [online].
(http://indramunawar.blogspot.com/2010/03/pengertian-dan-ciri-ciri-keberanian.html)