PENGARUH LINGKUNGAN KELUARGA DAN LINGKUNGAN SEKOLAH TERHADAP KEMAMPUAN METAKOGNITIF SISWA DAN IMPLIKASINYA TERHADAP HASIL BELAJAR KOGNITIF PADA MATA PELAJARAN EKONOMI : Survey pada siswa kelas XI Jurusan IPS SMA Negeri kluster satu se-Kota Bandung.

(1)

PENGARUH LINGKUNGAN KELUARGA DAN LINGKUNGAN SEKOLAH TERHADAP KEMAMPUAN METAKOGNITIF SISWA DAN

IMPLIKASINYA TERHADAP HASIL BELAJAR KOGNITIF PADA MATA PELAJARAN EKONOMI (Survey pada siswa kelas XI Jurusan IPS SMA

Negeri kluster satu se-Kota Bandung)”

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Ekonomi

Oleh

DEWI PRATAMI 0901270

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS


(2)

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2013

Pengaruh Lingkungan Keluarga dan Lingkungan Sekolah Terhadap Kemampuan Metakognitif Siswa dan Implikasinya Terhadap Hasil Belajar Kognitif pada Mata Pelajaran Ekonomi (Survey pada siswa kelas XI Jurusan

IPS SMA Negeri kluster satu Se-Kota Bandung)

Oleh: Dewi Pratami

Sebuah Skripsi Yang Diajukan Untuk memenuhi Salah satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis

©Dewi Pratami 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

November 2013

Hak Cipta dilindungi Undang-Undang Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruh atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi atau cara lainnya tanpa seijin dari


(3)

LEMBAR PENGESAHAN

Pengaruh Lingkungan Keluarga dan Lingkungan Sekolah Terhadap Kemampuan Metakognitif Siswa dan Implikasinya Terhadap Hasil Belajar Kognitif pada Mata Pelajaran Ekonomi (Survey pada siswa kelas XI Jurusan

IPS SMA Negeri kluster satu se-Kota Bandung)

Bandung, November 2013

DISETUJUI DAN SISAHKAN OLEH : PEMBIMBING

Dra. Neti Budiwati, M. Si. NIP. 196302211987032001

Mengetahui Ketua Program Studi

Pendidikan Ekonomi

Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis UPI

Dr. IkaputeraWaspada, M.M. NIP. 19610420 198703 1 001


(4)

ABSTRAK

Dewi Pratami(0901270) “Pengaruh Lingkungan Keluarga dan Lingkungan Sekolah Terhadap Kemampuan Metakognitif Siswa dan Implikasinya Terhadap Hasil Belajar Kognitif pada Mata Pelajaran Ekonomi (Survey pada siswa kelas XI Jurusan IPS SMA Negeri kluster satu Se-Kota Bandung)”. Dibawah Bimbingan Dra. Neti Budiwati M.Si

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kurangnya kemampuan metakognitif dan hasil belajar siswa SMA, umumnya disebabkan oleh rendahnya kemampuan siswa dalam memonitoring pembelajarannya, kurang mengatur waktu dan kurangnya memahami materi yang diberikan. Oleh karena itu perlu dipertimbangkan faktor-faktor yang berpotensi mengungkap kemampuan metakognitif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh lingkungan keluarga dan lingkungan sekolah terhadap kemampuan metakognitif dan implikasinya terhadap hasil belajar kognitif. Penelitian ini menggunakan metode survey Eksplanatorymenggunakan teknis analisis data analisis jalur (path analalysis) dengan subjek penelitian yaitu Siswa kelas XI Jurusan IPS SMA Negeri kluster satu se-Kota Bandung dengan mengambil sampel sebanyak 261 Siswa.

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh kesimpulan bahwa variabel lingkungan keluarga (X1), lingkungan sekolah (X2), metakognitif (X3) berpengaruh positif

terhadap hasil belajar kognitif semakin baik lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan kemampuan metakognitf maka semakin baik hasil belajar kognitif di SMA Negeri kluster satu Se-Kota Bandung, dan lingkungan Keluarga (X1),

Lingkungan Sekolah (X2) berpengaruh positif terhadap kemampuan metakognitif

(X3) semakin baik lingkungan keluarga, lingkungan sekolah maka semakin baik

kemampuan metakognitf di SMA Negeri kluster satu Se-Kota Bandung.

Implikasi dari peneltian ini menjadi bahan evaluasi bagi siswa dan pihak sekolah, peran guru sangat penting memberikan arahan, bimbingan dan melatih kemampuan metakognitif agar siswa dapat menggunakan strategi belajar yang terbaik untuk meraih hasil belajar terbaik.

Kata Kunci : Lingkungan Keluarga, Lingkungan Sekolah, Kemampuan Metakognitif siswa, Hasil belajar Kognitif


(5)

ABSTRACT

Dewi Pratami(0901270) “The influence of family enviroment and school enviroment towards metacognitive ability and implication for cognitive laearning result on economiec subject (Survey in students xi social class of SMA N cluster I Bandung). Supervisor : Dra. Neti Budiwati M.Si

The reseachwas triggerd by the lack of metacognitve ability and learning result. It is generally due to by low abilities of students in monitoring their learning, they can not manage time and the was less comprehended of the material. There fore factors potential are needed to uncover metacognitive ability. The purpose of the research to know the influence of family enviroment and school enviroment toward metacognitive ability and implication for cognitive learning result. The method in this research is survey eksplanatory with path analysis thenique and the subject were the xi sosial class of SMA N cluster I Bandung and take 261 respondence.

The conclusion that family enviroment (X1), school enviroment (X2), metacognitive ability (X3) influential positive toward cognitive result learning, family enviroment, school enviroment, metacognitive abilitythe better the family enviroment, the school enviroment, and the metakognitive ability then the better cognitive learning resultsin students xi social class of SMA N cluster I Bandung, and then family enviroment (X1), school enviroment (X2) influential positive toward metacognitive ability, the better the family enviroment, the school enviromentthe better the metakognitive ability in students xi social class of SMA N cluster I Bandung.

Implication of the result for evaluating to students and the school, expected role of teacher is crucial in providing direction, guidance and training metacognitve ability for the students to learn the best way strategy of learning to achieve suscess learning.

Key words : Family enviroment, school enviroment, metacognitive ability, Cognitive learning result


(6)

DAFTAR ISI

PERNYATAAN ... i

UCAPAN TERIMA KASIH ... ii

ABSTRAK ... iv

ABSTRACT ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar belakang Penelitian ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 7

1.3 Tujuan Penelitian ... 7

1.4 Manfaat Penelitian ... 8

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS .... 9

2.1 Kajian Pustaka ... 9

2.1.1 Konsep Belajar ... 9

2.1.2 Teori Belajar ... 10

2.1.2.1 Teori belajar kognitif ... 10

2.1.2.2 Teori Belajar Bandura ... 11

2.1.2.3 Model-Model Mengelola Informasi (Information Processing Theory) ... 12

2.1.2.4 Teori Belajar Robert M. Gagne ... 16

2.1.3 Konsep Hasil Belajar Kognitif ... 18

2.1.3.1 Indikator Hasil Belajar ... 21

2.1.3.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi Hasil Belajar Kognitif... 23

2.1.2 Kemampuan Metakognitif ... 26

2.1.2.1 Konsep kemampuan Metakognitif ... 26

2.1.2.2 Indikator kemampuan Metakognitif ... 27

2.1.2.3 Hubungan kemampuan Metakognitif dengan Hasil belajar ... 28

2.1.3 Lingkungan Keluarga ... 29

2.1.3.1 Konsep Lingkungan Keluarga ... 29

2.1.3.2.Unsur-unsur Lingkungan Keluarga ... 29

2.1.3.4 Hubungan Lingkungan Keluarga dengan Kemampuan metakognitif dan Hasil Belajar Kognitif ... 31

2.1.4 Lingkungan Sekolah ... 32

2.1.4.1 Konsep Lingkungan Sekolah ... 32

2.1.4.2 Unsur-unsur Lingkungan Sekolah ... 33


(7)

2.1.4.4. Hubungan Lingkungan sekolah dengan kemampuan Metakognitif dan

hasil Belajar ... 36

2.1.5Kajian Empirik Terdahulu ... 38

2.2Kerangka Pemikiran ... 46

2.3 Hipotesis ... 51

BAB III METODELOGI PENELITIAN ... 52

3.1 Objek penelitian ... 52

3.2 Metode Penelitian ... 52

3.3Populasi dan Sampel ... 52

3.3.Populasi ... 52

3.2 Sampel ... 53

3.2.1Sampel sekolah ... 53

3.4 Operasionalisasi variabel ... 56

3.5Alat Pengumpulan Data ... 57

3.6Teknik Pengolahan data ... 58

3.6.1 Uji Validitas ... 59

3.6.2 Uji Reliabilitas ... 60

3.6.3 Daya pembeda... 62

3.6.4 Uji multikolinearitas... 63

3.6.5 Transformasi Data melalui MSI ... 63

3.7Rancangan pengujian Hipotesis ... 64

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 69

4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 69

4.2 Gambaran Umum Responden ... 71

4.3 Analisis instrumen Penelitian ... 71

4.3.1Uji Validitas ... 72

4.3.2Uji Realibilitas ... 74

4.4.3Uji daya Pembeda Soal ... 75

4.4.4Multikolinearitas ... 76

4.4 Gambaran Variabel Penelitian ... 77

4.4.1 Lingkungan Keluarga ... 77

4.4.2 Lingkungan Sekolah ... 78

4.4.3 Kemampuan Metakognitif ... 79

4.4.4 Hasil Belajar Kognitif ... 80

4.5 Uji Hipotesis ... 81

4.5.1 Uji F ... 81

4.5.2Uji t ... 82

4.5.3Uji R- Square (koefisien Determinasi) ... 83

4.6Analisis Model ... 84

4.6.1Analisis Path Substuktur 1 ... 85

4.6.1.1 Model Koefisien Regresi dan Koefisien Jalur 1 ... 86


(8)

4.6.2Analisis Path Substruktur 2 ... 88

4.6.2.1 Model Koefisien Regresi dan Koefisien Jalur 2 ... 89

4.6.2.2Ko efisien Jalur error variable atau variabel residu (���) ... 91

4.6.3Uji Kesesuain Model ... 91

4.6.4.Dekomposisi ... 93

4.7Pembahasan Hasil Penelitian ... 94

4.7.1 Pengaruh Lingkungan keluarga Terhadap kemampuan Metakognitif ... 94

4.7.2 Pengaruh Lingkungan sekolah Terhadap kemampuan Metakognitif .... 95

4.7.3 Pengaruh Lingkungan keluarga Terhadap Hasil Belajar kognitif ... 97

4.7.4 Pengaruh Lingkungan Sekolah Terhadap Hasil Belajar Kognitif ... 98

4.7.5 Pengaruh kemampuan Metakognitif Terhadap Hasil belajar ... 100

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 102

5.1Kesimpulan ... 102

5.2Saran ... 103

DAFTAR PUSTAKA ... 105


(9)

DAFTAR TABEL

Tabel 1. 1 Nilai Rata-rata Ujian Nasional Mata Pelajaran Ekonomi ... 3

Tabel 2. 1 Perbedaan Short term memory dengan long term memory ... 15

Tabel 2. 2 Kategori belajar menurut winkel ... 18

Tabel 2. 3 Taksonomi Anderson dan Krathwohl ... 19

Tabel 2. 4 Perspektif dua dimensi Andrson dan Krathwohl ... 20

Tabel 2. 5 Struktur Dimensi Proses Kognisi (Cognitive Process Dimension) ... 21

Tabel 2. 6 Kajian Empirik Hasil Penelitian... 38

Tabel 3. 1 Populasi Kelas XI Jurusan IPS SMA Negeri Kluster 1 Se Bandung .. 53

Tabel 3. 2 Kluster SMA Negeri di Kota Bandung... 54

Tabel 3. 3 Sampel Siswa Kelas XI ... 55

Tabel 3. 4 Operasionalisasi Variabel ... 56

Tabel 3. 5 Interpretasi Besarnya Koefisien Korelasi ... 61

Tabel 3. 6 Interpretasi daya pembeda butir soal ... 63

Tabel 4. 1 Banyak Sekolah dan Jenis Sekolah Negeri dan Swasta Dikota Bandung Tahun 2012/2013 ... 69

Tabel 4. 2 Alamat Sekolah (Populasi Penelitian) ... 70

Tabel 4. 3 Gambaran Umum Sekolah penelitian ... 70

Tabel 4. 4 Penyebaran responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 71

Tabel 4. 5 Penyebaran Responden Berdasarkan Usia ... 71

Tabel 4. 6 Jumlah Item Angket ... 72

Tabel 4. 7 Hasil Validitas ... 72

Tabel 4. 8 Realibilitas Data ... 74

Tabel 4. 9 Realibilitas Data ... 74


(10)

Tabel 4. 11 Nilai Korelasi Parsial Model Substruktur 1... 76

Tabel 4. 12 Nilai Korelasi Parsial Model Substruktur 2... 77

Tabel 4. 13 Gambaran umum Lingkungan Keluarga ... 77

Tabel 4. 14 Gambaran umum Lingkungan Sekolah ... 78

Tabel 4. 15 Gambaran umum Kemampuan Metkognitf ... 79

Tabel 4. 16Pesebaran kemampuan Metakognitif berdasarkan karateristik responden....79

Tabel 4. 17 Pesebaran kemampuan Metakognitif berdasarkan karateristik responden ... 80

Tabel 4. 18 Gambaran umum Hasil Belajar Kognitif ... 80

Tabel 4. 19 Pesebaran Hasil Belajar Kognitif berdasarkan karateristik responden ... 81

Tabel 4. 20 Pesebaran kemampuan Metakognitif berdasarkan karateristik responden ... 81

Tabel 4. 21 Uji Hipotesis secara silmultan (Uji F) Model Substruktur 1 ... 81

Tabel 4. 22 Uji Hipotesis secara silmultan (Uji F) Model Substruktur 2 ... 82

Tabel 4. 23 Uji Hipotesis Secara Parsial (uji t) Model Substruktur 1 ... 82

Tabel 4. 24 Uji Hipotesis Secara Parsial (uji t) Model Substruktur2 ... 82

Tabel 4. 25 R2 Substruktur 1... 83

Tabel 4. 26 R2 Substruktur 1... 84

Tabel 4. 27 Nilai Korelasi Parsial Model Substruktur 1... 85

Tabel 4. 28 Nilai Koefisien Regresi dan Koefisien Jalur Substruktur 1 ... 86

Tabel 4. 29Error Variable Sub-struktur 1(Standarized. n = 261) ... 87

Tabel 4. 30 Nilai Korelasi Parsial Model Substruktur 2... 88

Tabel 4. 31 Nilai Koefisien Regresi dan Koefisien Jalur Substruktur 2 ... 89

Tabel 4. 32 Error Variable Sub-struktur 2(Standarized. n = 261) ... 91


(11)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1 Interaksi anatara person, Environment dan Behavior... 12

Gambar 2. 2 Model Information Processing Theory ... 13

Gambar 2. 3 Komponen Esensial Belajar dan Pembelajaran ... 17

Gambar 2. 4 stuktur Ingatan ... 47

Gambar 2. 5 Kerangka Berpikir ... 50

Gambar 3. 1 Model Diagram Jalur Lengkap Struktur X1, X2, X3 terhadap Y ... 66

Gambar 3. 2 Hubungan Sub-Struktur Struktur X1, X2, terhadap X3 ... 66

Gambar 4. 1 Diagram Analisis Jalur Model Sub-Struktur 1... 88


(12)

(13)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang Penelitian

Pendidikan adalah proses pembentukan kecakapan-kecakapan fundamental secara fundamental secara intektual dan emosional kearah alam dan sesama manusia Langeveld (Hasbullah 2009:2). Menurut UU No.20 th 2003 pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, ahlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Tujuan pendidikan didalam UU No. 20 th 2003

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan memberikan watak serta peradaban bangsa yang bermatabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab

Belajar merupakan komponen ilmu pendidikan yang berkenaan dengan tujuan dan bahan acuan interaksi, baik bersifat eksplisit maupun implisit. (Sagala 2010 :11). Belajar mengajar dan pendidikan tidak dapat dipisahkan karena belajar dan mengajar merupakan proses dari pendidikan itu sendiri dan merupakan proses utama dari pendidikan. Belajar dan mengajar sebagai suatu proses mengandung 3 unsur yaitu tujuan pengajaran (instruksional), pengalaman (proses) belajar-mengajar dan hasil belajar.Tujuan instruksional pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku yang diinginkan pada diri siswa (Sudjana 2009 :22). Dimensi pokok dalam belajar meliputi 3 komponen, yaitu input, proses, dan output. Input berkaitan dengan segala hal yang ada pada diri siswa, proses berkaitan dengan segala hal yang mendukung kegiatan


(14)

2

pembelajaran, sedangkan output berkaitan dengan keluaran yang diharapkan, berupa perubahan perilaku positif yang disebut hasil belajar. Input belajar dibedakan menjadi dua yaitu masukan alat dan masukan mentah. Masukan alat meliputi tenaga pengajar, fasilitas, kurikulum dan administrasi yang berfungsi sebagai alat pendukung terselenggaranya pembelajaran. Proses belajar mencakup interaksi antara input (siswa) dan lingkungan, sedangkan hasil belajar yang diperoleh siswa merupakan produk dari pembelajaran (output). Kualitas output sangat bergantung pada input dan proses belajar, dimana input dan proses belajar yang baik akan menghasilkan output berupa hasil belajar yang baik pula.

Ada empat unsur utama proses belajar-mengajar, yakni tujuan dan bahan, metode dan alat serta penilaian. Tujuan sebagai arah dari proses belajar-mengajar pada hakikatnya adalah rumusan tingkah laku yang diharapkan dapat dikuasi oleh peserta didik. Bahan adalah seperangkat pengetahuan ilmiah yang dijabarkan dari kurikulum untuk disampaikan atau dibahas dalam proses belajar mengajar agar sampai pada tujuan yang telah ditetapkan. Metode dan alat adalah cara atau teknik yang digunakan dalam mencapai tujuan, sedangkan penilaian berfungsi sebagai alat untuk mengetahui keberhasilan proses dan hasil belajar siswa. Proses adalah kegiatan yang dilakukan oleh siswa dalam mencapai tujuan pengajaran, sedangkan hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Dalam sistem pendidikan nasional rumusan tujuan pendidikan, baik tujuan kurikuler maupun instruksional, menggunakan klasifikasi hasil belajar dari Beyamin Bloom yang secara garis besar membaginya menjadi tiga ranah yakni ranah kognitif, ranah afektif dan psikomotor. Ranah kognitif merupakan ranah yang berhubungan dengan intelektual dan penalaran. Intelektual sangat berpengaruh pada ranah kognitif karena berhubungan dengan kemampuan berpikir seseorang yang berperan sebagai penentu keberhasilan pencapaian semua jenjang kognitif. Ranah psikomotorik merupakan ranah yang berhubungan dengan kemampuan bertindak dan keterampilan-keterampilan tertentu. Ranah afektif adalah ranah yang berhubungan


(15)

dengan budi pekerti dan sikap. Ranah kognitif merupakan ranah yang paling menonjol karena merupakan kenampakan yang dapat terlihat dari siswa dalam menguasai suatu pelajaran tertentu. Ranah kognitif dibagi kedalam beberapa tipe hasil belajar yaitu, pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis (Sudjana 2009 :22)

Untuk suatu proses pendidikan dalam setiap jenjang pendidikan hasil belajar adalah salah satu ukuran untuk menunjukkan keberhasilan. Dari ketiga ranah kognitif, afektif dan psikomotor, ranah kognitif yang paling sering menjadi acuan bagi para guru untuk mengukur ketercapaian kompetensi peserta didik, yang dapat dilihat dari nilai rapor ataupun nilai ujian nasional.

Ujian nasional merupakan salah satu tolak ukur keberhasilan proses pendidikan berikut data ujian nasional SMA Negeri Se Kota Bandung

Tabel 1. 1

Nilai Rata-rata Ujian Nasional Mata Pelajaran Ekonomi Beberapa SMA Negeri di Kota Bandung

Tahun Ajaran 2009/2010 , 2010/2011 dan 2011/2012 NO Nama Sekolah Nilai Rata-rata

Ujian Nasional 2009/2010 Nilai Rata-rata Ujian Nasional 2010/2011 Nilai Rata-rata Ujian Nasional 2011/2012 Perubahan Nilai 2010-2011 Perubahan Nilai 2011-2012

1 SMAN 1 Bandung 8,03 7,91 8,78 -0,12 0,87

2 SMAN 2 Bandung 7,96 7,95 8,9 -0,01 0,95

3 SMAN 3 Bandung 7,33 7,62 8,36 0,29 0,74

4 SMAN 4 Bandung 7,40 7,99 8,89 0,59 0,90

5 SMAN 5 Bandung 7,85 7,89 7,92 0,04 0,03

6 SMAN 8 Bandung 8,06 8,42 8,74 0,36 0,32

7 SMAN 10 Bandung 8,10 7,91 8,85 -0,19 0,94

8 SMAN 16Bandung 7,79 7,13 8,47 -0,66 1,34

9 SMAN 17 Bandung 8,13 7,85 8,73 -0,28 0,88

10 SMAN 18 Bandung 8,04 7,88 8,91 -0,16 1,03

11 SMAN 19 Bandung 7,79 7,66 8,27 -0,31 0,61

12 SMAN 20 Bandung 7,85 7,83 7,83 -0,02 0,00

13 SMAN 21 Bandung 7,77 7,75 8,88 -0,02 1,13


(16)

4

15 SMAN 25 Bandung 8,02 7,73 8,68 -0,29 0,95

16 SMAN 26 Bandung 7,90 8,00 7,95 0,1 -0,5

Rata-rata 7,87 7,84 8,55

Sumber data diolah : Dinas Pendidikan Kota Bandung

Berdasarkan data diperoleh hasil ujian nasional untuk mata pelajaran ekonomi dibeberapa sekolah negeri diKota Bandung didapatkan nilai rata-rata untuk tahun ajaran 2009/2010 adalah 7,88 sedangkan untuk tahun selajutnya didapatkan nilai rata-rata 7,84. Data tersebut menunjukan penurunan rata-rata-rata-rata tahun 2009 ke tahun 2010 0,036% kemudian terjadi peningkatan pada UN 2012 sekitar 0,67%. Pada tahun 2011 dengan nilai rata-rata 7,84, 31,25 % sekolah dibawah nilai rata-rata dan 68,75% sekolah berada diatas rata-rata nilai UN. Tahun 2012 dengan kenaikan rata-rata menjadi 8,55 , 37,5% sekolah memiliki nilai dibawah rata-rata dan 62,5% sekolah berada diatas rata-rata. Dengan naiknya nilai rata-rata hasil ujian Nasional ditahun 2012 terjadi penurunan jumlah sekolah yang berada diatas rata-rata sebesar 5%. Ujian Nasional adalah kegiatan pengukuran dan penilaian kompetensi peserta didik secara nasional pada jenjang pendidikan dasar dan menengah. Kompetensi tersebut telah dirumuskan sebagai standar kompetensi ujian Nasional (SKLUN). Untuk mata pelajaran ekonomi pada tahun 2012 komposisinya 10% kategori sulit 60% kategori sedang dan 30% kategori mudah, jumlah soal 40 dengan penyebaran soal 18 soal kelas X, 11 soal kelas XI dan 11 soal kelas XII. Dengan sistem penyebaran demikian siswa dituntut untuk memiliki kemampuan berpikir tinggi karena masing-masing siswa harus mengerjakan soal yang berisikan materi dari kelas X, XII, dan XII sehingga siswa dituntut membuka short term memory dan long term memory dengan baik. Berpikir merupakan keterampilan kognitif untuk memperoleh pengetahuan. Keterampilan berpikir selalu berkembang dan dapat dipelajari. Dalam dunia pendidikan berpikir merupakan bagian dari ranah kognitif, dimana dalam hierarki Bloom terdiri dari tingkatan-tingkatan. Bloom mengklasifikasikan ranah kognitif ke dalam enam tingkatan, pengetahuan (knowledge), pemahaman (comprehension), penerapan (application), menganalisis (analysis), mensintesakan (synthesis) dan


(17)

menilai (evaluation) (Miranda 2010 :188). Revisi dilakukan terhadap Taksonomi Bloom, yakni perubahan dari kata benda (dalam Taksonomi Bloom) menjadi kata kerja (dalam taksonomi revisi). Perubahan ini dibuat agar sesuai dengan tujuan-tujuan pendidikan.Revisi dilakukan terhadap Taksonomi Bloom, yakni perubahan dari kata benda (dalam Taksonomi Bloom) menjadi kata kerja (dalam taksonomi revisi). Perubahan ini dibuat agar sesuai dengan tujuan-tujuan pendidikan. Tujuan-tujuan pendidikan mengindikasikan bahwa siswa akan dapat melakukan sesuatu (kata kerja) dengan sesuatu (kata benda). Revisi dilakukan oleh Kratwohl dan Anderson, taksonomi menjadi: (1) mengingat (remember); (2) memahami (understand); (3) mengaplikasikan (apply); (4) menganalisis (analyze); (5) mengevaluasi (evaluate); dan (6) mencipta (create) (Gunawan; Papulis 2012:17). Berbagai penelitian yang menunjukan adanya keterkaitan antara keterampilan berpikir generik murid dan prestasinya diberbagai mata pelajaran disekolah disebabkan perubahan pengetahuan dan informasi yang semakin kompleks. Ini berari siswa dituntut memilki keterampilan membuat pilihan-pilihan dan mengatasi berbagai masalah dengan penalaran logis.

Kemampuan berpikir masing-masing siswa berbeda sehingga pencapaian jenjang belajar kognitif tiap siswa juga tidak sama. Oleh karena itu, hasil belajar kognitif yang dicapai siswa sebagai subjek pembelajaran akan berbeda pula. Hasil belajar kognitif akan bervariasi sesuai dengan perbedaan kemampuan tiap siswa. Kemampuan metakongnisi merupakan suatu kemampuan memahami dan menentukan aktifitas kognitif seseorang dalam proses belajarnya (Muijs & Reynold 2008 :191). Dengan kemampuan metakognisi siswa dapat mengetahui bagaimana cara mereka belajar, mengetahui kemampuan dan modalitas belajar yang dimiliki dan mengetahui strategi belajar terbaik untuk belajar efektif.

Kemampuan berpikir tingkat tinggi dapat diberdayakan dengan memberdayakan keterampilan metakognitif. Keterampilan metakognitif terkait strategi maupun pelatihan metakognitif dan dapat dikembangkan melalui pembelajaran kooperatif.


(18)

6

Kemampuan metakognitif sangat diperlukan untuk kesuksesan belajar, mengingat kemampuan metakognitif memungkinkan siswa untuk mampu mengelola kecakapan kognitif dan mampu melihat kelemahannya sehingga dapat dilakukan perbaikan pada tindakan-tindakan berikutnya. Kemampuan metakognitif memungkinkan siswa untuk melakukan perencanaan, mengikuti perkembangan, dan memantau proses belajarnya. Kemampuan metakognitif yang berkembang dengan baik membuat siswa mampu menyadari kekuatan dan kelemahannya dalam belajar (Muijs dan Reynolds, 2008: 191). Bertolak dari hal-hal yang dikemukakan di atas, maka dapat dikatakan bahwa kemampuan metakognitif sangat penting dimiliki oleh setiap siswa untuk mengatur dan mengontrol proses-proses kognitif siswa dalam belajar dan berpikir, sehingga belajar dan berpikir yang dilakukan siswa menjadi lebih efektif dan efisien.

Kemampuan metakognitf anak tidak muncul dengan sendirinya, tetapi memerlukan latihan sehingga menjadi kebiasaan. Suherman (2001:96) menyatakan bahwa perkembangan metakognitif dapat diupayakan melalui cara dimana anak dituntut untuk mengobservasi tentang apa yang mereka ketahui dan kerjakan, dan untuk merefleksi tentang apa yang dia obeservasi. Oleh karena itu, sangat penting bagi guru atau pendidik (termasuk orang tua) untuk mengembangkan kemampuan metakognitif baik melalui pembelajaran ataupuan mengembangkan kebiasaan di rumah. Dengan demikian lingkungan belajar memiliki peran dalam pembentukan kemampuan metakognitif.

Kemudian salah satu faktor eksternal yang dapat mempengaruhi hasil belajar adalah lingkungan belajar . Dalam usaha pencapaian tujuan pembelajaran perlu adanya lingkungan yang kondusif, karenahal tersebut adalah salah satu faktor yang dapat membentuk sikap belajar siswa. Lingkungan keluarga merupakan lingkungan yang utama dan pertama bagi seseorang sehingga keberadaannya begitu penting lingkungan keluarga merupakan lingkungan yang dominan terhadap perilaku anak karena lingkunga keluarga merupakan pembelajaran bagi anak. Dalam keluarga


(19)

karakter dan kepribadian akan terbentuk dan menciptakan suasana belajar yang kondusif yang pada akhirnya akan meningkatkan hasil belajar .

Begitu juga dengan lingkungan sekolah dapat membentuk kepribadian siswa melalui pembelajaran yang tidak diapatkan di lingkungan keluarga seperti strategi pengajaran guru dan bagaimana siswa berkomunikasi dengan siwa yang lainya disekolah turut berperan dalam meningkatkan hasil belajar siswa.

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian terhadap permasalahan yang telah diuraikan di atas, sehingga penulis memberi judul penelitian ini dengan judul Pengaruh Lingkungan Keluarga dan Lingkungan Sekolah Terhadap Kemampuan Metakognitif Siswa dan Implikasinya Terhadap Hasil Belajar Kognitif pada Mata Pelajaran Ekonomi (Survey pada siswa kelas XI Jurusan IPS SMA Negeri kluster satu se-Kota Bandung).

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimana gambaran kemampuan metakognitf siswa kelas XI Jurusan IPS SMA Negeri kluster satu di Kota Bandung?

2. Bagaimana gambaran hasil belajar kognitif siswa kelas XI Jurusan IPS SMA Negeri kluster satu di Kota Bandung?

3. Bagaimana pengaruh Lingkungan keluarga terhadap kemampuan metakognitif siswa pada mata pelajaran ekonomi?

4. Bagaimana pengaruh Lingkungan sekolah terhadap kemampuan metakognitif siswa pada mata pelajaran ekonomi?

5. Bagaimana pengaruh Lingkungan keluarga terhadap hasil belajar kognitif siswa pada mata pelajaran ekonomi?


(20)

8

6. Bagaimana pengaruh Lingkungan sekolah terhadap hasil belajar kognitif siswa pada mata pelajaran ekonomi?

7. Bagaimana pengaruh Kemampuan metakognitif terhadap hasil belajar kognitif siswa pada mata pelajaran ekonomi?

1.3 Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui gambaran kemampuan metakognitf siswa kelas XI Jurusan IPS SMA Negeri kluster satu di Kota Bandung.

2. Untuk mengetahui gambaran hasil belajar kognitif siswa kelas XI Jurusan IPS SMA Negeri kluster satu di Kota Bandung.

3. Untuk mengetahui pengaruh Lingkungan keluarga terhadap kemampuan metakognitif siswa pada mata pelajaran ekonomi.

4. Untuk mengetahui pengaruh Lingkungan sekolah terhadap kemampuan metakognitif siswa pada mata pelajaran ekonomi.

5. Untuk mengetahui pengaruh Lingkungan keluarga terhadap hasil belajar kognitif siswa pada mata pelajaran ekonomi.

6. Untuk mengetahui pengaruh Lingkungan sekolah terhadap hasil belajar kognitif siswa pada mata pelajaran ekonomi.

7. Untuk mengetahui pengaruh Kemampuan metakognitif terhadap hasil belajar kognitif siswa pada mata pelajaran ekonomi.

1.4 Manfaat Penelitian a. Secara Teoritis

Penelitian ini diharapkan menjadi acuan untuk menambah pengetahuan dan sebagai bahan kajian dalam mengembangkan penelitian lebih lanjut tentang faktor apa saja yang mempengaruhi hasil belajar kognitf siswa.


(21)

1. Bagi Sekolah

1. Dapat memberikan manfaat bagi sekolah sebagai referensi dalam meningkatkan kualitas pembelajaran yang ditunjukan oleh keberhasilan hasil belajar siswa khususnya dalam mata pelajaran ekonomi.

2. Dapat memberikan acuan bagi guru khususnya yang mengajar mata pelajaran ekonomi bagaimana penerapan strategi belajar yang tepat pada mata pelajaran ekonomi

3. Bagi siswa

2. Bagi Penulis

1. Menambah wawasan dalam memperkaya ilmu kependidikan

2. Memberikan pengalaman dengan mengetahui kondisi nyata di lapangan, sehingga bisa membandingkan dengan teori yang didapat selama perkuliahan


(22)

52

BAB III

METODELOGI PENELITIAN

3.1 Objek penelitian

Objek penelitian merupakan sasaran dari penelitian yang akan dilaksanakan. Objek dalam penelitian ini adalah hasil belajar kognitif siswa. Adapun yang menjadi variabel eksogennya adalah Lingkungan keluarga (X1) dan Lingkungan sekolah (X2) dengan variabel antara (intervening) adalah kemampuan metagkognitif (X3), sedangkan varibel endogennya adalah hasil belajar kognitif siswa kelas XI Jurusan IPS di SMA Negeri kluster satu se kota Bandung. Sumber data yang diperoleh dari penelitian ini adalah data primer artinya data langsung diperoleh dari responden melalui kuesioner.

1.2

Metode Penelitian

Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksplanatory. „explanatory adalah penelitian yang bertujuan untuk menjelaskan hubungan antara dua atau lebih gejala atau variabeldengan menggunakan kerangka pemikiran kemudian dirumuskan suatu hipotesis.

3.3

Populasi dan Sampel

3.3.1 Populasi

Populasi merupakan keseluruhan dari subjek penelitian. Arikunto (2006:130)

mengemukakan bahwa “populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau totalitas kelompok subjek, baik manusia, gejala, nilai, benda-benda atau peristiwa yang

menjadi sumber data untuk suatu penelitian”.

Berdasarkan definisi diatas, maka populasi merupakan keseluruhan dari objek yang akan diteliti. Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa


(23)

53

kelas XIJurusan IPS SMA Negeri kluster ISe Kota Bandung. Karena penelitian ini meneliti kemampuan berpikir tingkat tinggi.

Tabel 3. 1

Populasi Kelas XI Jurusan IPS SMA Negeri Kluster 1 Se Bandung

No Nama Sekolah Jumlah Siswa

1 SMAN 2 Bandung 100

2 SMAN 3 Bandung 14

3 SMAN 4 Bandung 161

4 SMAN 5 Bandung 73

5 SMAN 8 Bandung 120

6 SMAN 11 Bandung 184

7 SMAN 24 Bandung 105

Jumlah 757

3.2 Sampel

Menurut Arikunto (2006:131) “sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang

diteliti.” Dalam penelitian ini teknik penentuan sampel dilakukan melalui metode stratified random sampling. Yaitu metode pengambilan sampel yang bertujuan agar dapat mengambarkan secara tepat sifat populasi yang heterogen yang dilakukan dalam beberapa tahap


(24)

54

Dalam penetuan sampel sekolah, dari populasi sekolah yang berjumlah 7 sekolah diambil melalui metode presentase. Hal ini didasarkan atas pendapat Arikunto (2006;134) sebagai berikut:

Jika jumlah subjek populasi besar, dapat diambil anata 10-15% atau 20-25% atau lebih tergantung dari setidak-tidaknya:

a. Kemampuan peneliti dilihat dari segi waktu,tenaga dan dana

b. Sempit luasnya wilayah pengamatan dari setiap subjek, karena hal ini menyangkut dari banyak sedikitnya data

c. Besar kecilnya resiko yang ditanggung oleh peneliti

Berdasarkan pendapat diatas maka sampel yang diambil sebanyak 30% dari populasi sehingga sampel sekolah yang diambil adalah sebanyak 3 sekolah yang di jadikan sampel

Data 7 SMA Negeri yang ada diklasifikasikan terlebih dahulu

Tabel 3. 2

Kluster SMA Negeri di Kota Bandung

Setelah diperoleh sampel sekolah maka langkah selanjutnya adalah menetukan sampel siswa. Dalam penentuan jumlah sampel siswa, dilakukan melalui perhitungan dengan menggunakan rumus Slovin sebagai berikut:

No Nama sekolah Sampel Sekolah

1 SMAN 2 Bandung 2

3 4 5 6

SMAN 3 Bandung SMAN 4 Bandung SMAN 5 Bandung SMAN 8 Bandung SMAN 11Bandung

SMAN 3 Bandung SMAN 4 Bandung SMA 11 Bandung

7 SMAN 24 Bandung

N


(25)

55

(Riduwan, 2004: 65)

Keterangan:

n = Ukuran sampel keseluruhan

N = Ukuran populasi

e = Persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan

Dengan menggunakan rumus di atas didapat sampel siswa sebagai berikut:

2

1 Ne

N n

 

2 ) 05 , 0 ( 757 1

757

 

=

) 0025 , 0 ( 757 1

757

= 261,3 = 261

Dari perhitungan di atas, maka ukuran sampel minimal dalam penelitian ini adalah 258 siswa. Pengambilan sampel dilakukan secara proportionate randam sampling memakai rumus alokasi proposional sebagai berikut

(Riduwan dan Kuncoro, 2004 ;46)

� = � ; .

Dimana ni = jumlah sampel menurut startum


(26)

56

Ni = jumlah populasi menurut startum

N = jumlah populasi seluruhnya

Tabel 3. 3 Sampel Siswa Kelas XI

Nama sekolah Jumlah Siswa kelas XI Sampel Siswa

SMAN 3 Bandung 14 14/359x 261= 10

SMAN 4 Bandung 161 161/359 x 261=117

SMAN 11 Bandung 184 184/359x 261 = 134

Jumlah 359 261

Sumber: Dinas Pendidikan Kota Bandung

3.4 Operasionalisasi variabel

Variabel dalam penelitian ini variabel eksogennya adalah Lingkungan keluarga (X1) dan Lingkungan sekolah (X2) dengan variabel antara (intervening) adalah kemampuan metagkognitif (X3), sedangkan varibel endogennya adalah hasil belajar kognitif. Operasionalisasi variabel dalam penelitian ini dijelaskan dalam tabel sebagai berikut:

Tabel 3. 4

Operasionalisasi Variabel

Variabel

Konsep Teoritis Konsep Empiris

Konsep Analitis

Skala

Lingkungan keluarga (X1) Lingkungan keluarga diartikan sebagai kesatuan hidup bersama yang pertama dikenal

Keadaan siswa mengenai kondisi dan situasi yang ada dilingkungan keluarga serta interaksi siswa dengan unsur-unsur yang ada disekitar

Lingkungan keluarga (dalam persepsi siswa) dengan skala likert yaitu

 Cara orang tua mendidik

 Relasi antar anggota


(27)

57 oleh anak (primary community) (Hasbullah 2009 :34)

keluarga, di ukur dengan skor

keluarga

 Suasana rumah

 Keadaan ekonomi keluarga Lingkungan Sekolah Siswa (X2) Lingkungan sekolah merupakan Kondisi lingkungan situasi yang ada disekitar sekolah yang dapat mempengaruhi proses belajar mengajar (Habullah 2009:35)

Keadaan siswa mengenai kondisi dan situasi yang ada diseklah serta interaksi siswa dengan berbagai unsur di lingkungan sekolah, di ukur dengan skor

lingkungan Sekolah siswa (dalam persepsi Siswa) dengan skla likert yaitu:

1. Relasi guru dengan siswa

2. Relasi siswa dengan siswa

3. Metode pembelajaran 4. Disiplin sekolah 5. Fasilitas sekolah

Ordinal Kemampuan Metakognitif (X3) Metakognisi merujuk pada berpikir tingkat tinggi yang melibatkan kontrol aktif dalam proses kognitif belajar. Kegiatan seperti perencanaan bagaimana pendekatan tugas belajar yang diberikan, pemantauan pemahaman, dan mengevaluasi kemajuan penyelesaian tugas adalah metakognitif alami flavel(Saraswati: 2011:4)

kesadaran tentang proses kognitif , bagaimana kognitif kita bekerja serta bagaimana mengaturnya. Di ukur dengan tes kemampuan metakognitif Indikator 1. Pengetahuan metakognitif (metakognitife knowlagde)Declarative knowledge

Procedular knowledge

Condition knowledge

2. Pengaturan dan pembanding terhadap tindakan kognitif  (planning) (information management strategies) (comprehension monitoring) (debugging strategies)

(evaluation)

interval

Hasil Belajar kognitif

(Y)

Hasil belajar merupakan suatu penilaian akhir dari proses pembelajaran, hasil belajar kognitif

Nilai yang diperoleh siswa dalam mata pelajaran ekonomi

Data diperoleh dari pihak sekolah tentang nilai ulangan mid semester yang diperoleh siswa kelas XI semester ganjil tahun ajaran 2013/2014 pada mata pelajaran


(28)

58

berkenaan dengan hasil belajar intektual yang terdiri dari 6 aspek (Sudjana 2009 :22)

ekonomi

3.5Alat Pengumpulan Data

Berdasarkan jenisnya, data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer, yaitu data yang diperoleh langsung dari responden melalui kuesioner.

Alat pengumpul data dalam penelitian ini adalah melalui:

1. Wawancara, yaitu pengumpulan data yang dilakukan secara lisan. Menurut Arikunto (2006: 155) “wawancara atau kuesioner lisan adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara (interview) untuk memperoleh informasi dari terwawancara (interviewer)”. Dalam hal ini wawancara dilakukan kepada kepala sekolah, guru, siswa dan pegawai dinas pendidikan.

2. Kuesioner/angket, yaitu berupa daftar pertanyaan untuk menggali informasi mengenai masalah yang dibahas. Menurut Arikunto (2006: 151)“kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui”. Adapun kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini adalah bentuk kuesioner tertutup.

3. Studi dokumentasi, yaitu studi untuk mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang diteliti berupa dokumen-dokumen yang ada pada objek penelitian, dalam hal ini nilai ujian semester siswa kelas X mata pelajaran ekonomi semester ganjil tahun ajaran 2012/2013 pada sekolah yang diteliti.


(29)

59

4. Studi literatur, yaitu teknik pengumpulan data dengan cara memperoleh atau mengumpulkan data dari jurnal, artikel, dan media cetak lainnya yang berhubungan dengan konsep dan pembahasan yang diteliti.

5. Tes adalah serenten pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan integensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok (Arikunto 2006 : 150). Dalam penelitian ini tes dilakukan untuk mengukur kemampuan metakognitif siswa.

3.6Teknik Pengolahan data

Menurut Heise dalam Kusnendi (2008:45) dalam analisis Jalur terdapat enam asumsi yang harus dipenuhi

1. Hubungan antar variabel bersifat linier

Artinya, nilai setiap variabel tertentu selalu dihubungkan dengan jumlah variabel lainnya.

2. Model bersifat recursive

Artinya, anatarvariabel tidak terdapat hubungan kausal yang berbalik. Jika X1 menyebabkan Y1, maka tidak menyebabkan Y1 menyebabkan X1 dalam penelitian ini X1,X2,X3 berpengaruh terhadap Y tetapi Y tidak berpengaruh terhadap X1,X2,X3

3. Hubungan kausal antar variabel berdasarkan teori

4. Error variabel atau variabel residu tidak saling berkolerasi dengan varibel lain yang ada dalam model. Oleh karena itu, setiap koeefisien jalur

mengukur pengaruh langsung antarvariabel. 5. Memenuhi asumsi seperti dalam regresi multipel


(30)

60

a. Pola distribusi data variabel penelitian secara multivariate mengikuti model distribusi normal

b. Tidak terdapat multikolinearitas antara variabel penyebab

c. Semua variabel dapat diobservasi langsung, sehingga nilai variabel yang terdapat dalam model merupakan komposit dari indikatornya 6. Instrumen penelitian yang digunakan harus dapat memenuhi kriteria

unidimensionalitas, validitas dan realibilitas

3.6.1 Uji Validitas

MenurutArikunto (2006: 168) “validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen. Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas tinggi. Sebaliknya, instrumen yang kurang valid

berarti memiliki validitas rendah”. Menurut Azwar dalam Kusnendi (2008 :95), korelaSi item-total dikoreksi digunakan jika jumlah item yang diuji relatif kecil yaitu kurang dari 30.

Dalam uji validitas ini digunakan rumus PearsonProduct Moment sebagai berikut:

 

 

    2 2 2

2 X N Y Y

X N Y X XY N rXY

( Arikunto, 2006: 170)

dimana :

rxy = koefisien korelasi butir

∑X = jumlah skor tiap item

∑Y = jumlah skor total item

∑X2

= jumlah skor-skor X yang dikuadratkan

∑Y2

= jumlah skor-skor Y yang dikuadratkan


(31)

61

N = jumlah sampel

Dalam hal ini nilai rxy diartikan sebagai koefisien korelasi sehingga

kriterianya adalah :

rxy < : validitas sangat rendah

0,20 – 0,399 : validitas rendah 0,40 – 0,699 : validitas sedang/cukup 0,70 – 0,899 : validitas tinggi

0,90 – 1,00 : validitas sangat tinggi

Kemudian dilakukan uji validitas internal setiap item. Adapun rumus yang digunakan adalah sebagai berikut

�−� = � − �

( )2+ (

�)2 −2( � ) ( �)( )

(Kusnendi, 2008 :95) Untuk mengetahui item memiliki validitas yang memadai, menurut Azwar dalam Kusnensi (2008:96) para hali menetapkan patokan besaran koeefisien korelasi item total sebesar 0,25 atau 0,30 sebagai batas minimal valid tidaknya sebuah item. Dalam penelitian ini, batas minimal valid yang diambil 0,25. Artinya jika koefisien item total dikoreksi sebsar 0,25 atau lebih dinyatakan valid sedangkan apabila dibawah 0,25 item dinyatan tidak valid dan akan didrop dari kuesioner penelitian.

3.6.2 Uji Reliabilitas

Menurut Arikunto (2006: 178) “reliabilitas menunjuk pada satu pengertian bahwa

sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Reliabilitas menunjuk pada tingkat


(32)

62

keterandalan sesuatu. Reliabel artinya dapat dipercaya, jadi dapat diandalkan”.Untuk menghitung uji reliabilitas penulis menggunakan teknik alpha dengan rumus :

             

2

2 11 1 1 t b k k r  

(Arikunto, 2006: 196) dimana :

11

r = reliabilitas instrument k = banyaknya butir pertanyaan

2

i

= jumlah varians butir 2

t

 = varians total

Untuk mengetahui interpretasi mengenai besarnya koefisien korelasi, menurut Arikunto (2006: 245) interpretasi besarnya koefisien korelasi adalah sebagai berikut:

Tabel 3. 5

Interpretasi Besarnya Koefisien Korelasi Interval Koefisien

Korelasi

Tingkat Hubungan

Antara 0,800 – 1,000 Reliabilitas sangat tinggi Antara 0,600 – 0,800 Reliabilitas tinggi Antara 0,400 – 0,600 Reliabilitas cukup Antara 0,200 – 0,400 Reliabilitas rendah Antara 0,000 – 0,200 Reliabilitas sangat rendah

Sedangkan untuk mencari nilai varians per-item digunakan rumus varians sebagai berikut :


(33)

63

N N

X X

2 2

2

 (Arikunto, 2006:196)

Jika ri > r 0,05→ reliabel

Sebaliknya jika ri≤ r 0,05→ tidak reliabel

3.6.3 Daya pembeda

Daya pembeda adalah kemampuan butir soal dalam membedakan siswa yang mempunyai kemampuan tinggi dengan siswa yang mempunyai kemampuan rendah. Angka menunjukan besarnya daya pembeda soal tersebut dengan indeks Diskriminasi (D). Langkah-langkahnya dijelaskan dalam berikut

a. Untuk kelompok kecil seluruh kelompok tes dibagi dua sama besar 50% kelompok atas (JA) dan 50% kelompok bawah (JB)

b. Untuk kelompok besar biasanya hanya diambil kedua kutubnya saja, yaitu 27% skor teratas sebagai kelompok atas (JA) dan (27%) untuk skor terbawah untuk kelompok bawah (JB)

Daya pembeda ini digunakan untuk menganalisis data hasil uji coba instrumen penelitian dalam hal tingkat perbedaan tiap butir soal, dengan menggunakan rumus

� =

� − �

(Arikunto 2006 :213) Keterangan :

D : daya pembeda

JA : banyaknya peserta kelompok atas JB : banyaknya peserta kelompok bawah


(34)

64

BB : banyaknya perserta kelompok bawah yang menjawab benar dengan benar

=

� : porposi kelompok atas yang menjawab benar

=

� : porposi kelompok bawah yang menjawab benar

Tabel 3. 6

Interpretasi daya pembeda butir soal

Daya pembeda Kriteria

D : 0,00- 0,02 Jelek (poor)

D : 0,20- 0,40 Cukup (statistactory)

D : 0,40- 0,70 Baik (good)

D : 0,70- 1,00 Baik sekali (excelent)

D : negative Semuanya tidak baik

Sumber : (Arikunto 2006 : 218)

3.6.4 Uji multikolinearitas

Istilah kolinearitas ganda (multicollinearity) diciptakan oleh Ragner Frish di dalam

bukunya : Statistical Confluence Analysis by Means of Complete Rgression System. Aslinya, istilah mutikolinearitas itu berarti adanya hubungan linear yang sempurna atau eksak di antara variabel-variabel bebas dalam model regresi. Istilah kolinearitas ganda (multicollinearity) menunjukan adanya lebih dari satu hubungan linear yang sempurna.

Cara mendeteksi multikoleniaritas :


(35)

65

2. Korelasi parsial antarvariabel independen 3. Regresi auxiliary

4. Tolerance (TOL) dan Variance Inflation Factor (VIF)

Untuk memastikan penelitian ini tidak terdapat multikolinearitas, akan mengacu pada cara mendeteksi multikolinearitas poin 1 dan 2. Yaitu Nilai R² tinggi tetapi hanya sedikit variabel independen yang signifikan dan Korelasi parsial antarvariabel independen.

3.6.5 Transformasi Data melalui MSI

Untuk menguji hipotesis jenis data yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah data ordinal dan interval, sehingga data ordinal tersebut harus ditransformasikan terlebih dahulu menjadi data interval. Transformasi data ordinal menjadi interval gunanya untuk memenuhi sebagian dari syarat analisis parametrik yang mana data setidaknya berskala interval (Riduwan dan Kuncoro, 2004: 30).Data ordinal tersebut ditransformasikan menjadi data interval melalui Method of Successive Interval (MSI).

Langkah kerja Methods of Succesive (MSI) adalah sebagai berikut: 1. Perhatikan tiap butir pernyataan, misalnya dalam angket.

2. Untuk butir tersebut, tentukan berapa banyak orang yang mendapatkan (menjawab) skor 1,2,3,4,5 yang disebut frekuensi.

3. Setiap frekuensi dibagi dengan banyaknya responden dan hasilnya disebut Proporsi (P).

4. Tentukan Proporsi Kumulatif (PK) dengan cara menjumlah antara proporsi yang ada dengan proporsi sebelumnya.

5. Dengan menggunakan tabel distribusi normal baku, tentukan nilai Z untuk setiap kategori.

6. Tentukan nilai densitas untuk setiap nilai Z yang diperoleh dengan mengunakan tabel ordinat distribusi normal baku.


(36)

66

7. Hitung SV (Scale Value) = Nilai Skala dengan rumus sebagai berikut:

) )( ( ) ( ) ( owerLimit AreaBelowL pperLimit AreaBelowU pperLimit DensityofU owerLimit DensityofL

SV  

8. Menghitung skor hasil tranformasi untuk setiap pilihan jawaban dengan rumus:

SVMin

SV

Y   1

dimanaK 1

SVMin

3.7Rancangan pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis dalam openelitian ini akan menggunakan metode analisis jalur (path analysis). Gall dan Brog (kusnendi 2008 :146) “ path analysis is method for testing the validity of the theory about causal relasionship between three or more

variables that have been studied using correlational research design”. Schumaker

dan Lomax (kusnendi 2008 :147) menjelaskan “....path analysis as amethod for studing direct an indirect effect of variables has on a dependent variabel from a set of observed correations, given a set of hypoyhesized causal asymetric relation among

the variables”. Joreskog dan Sorbom (kusnendi 2008:147) mengemukakan bahwa

Path analysis, due to Wright (1934), is a technique to assess the direct causal contribution of one variable to another in a nonexperimental situation. The problem, in general, is that of estimating the coeffients of a set liniear structural equastions repsenting the cause and effect relationships hypothsized by investigator

Riduwan dan Kuncoro (2011: 115) menyatakan bahwa teknik analisis jalur digunakan dalam menguji besarnya sumbangan (kontribusi) yang ditunjukan oleh koefisien jalur dari hubungan kausal antara variabel X terhadap variabel Y serta dampaknya terhadap Z.

Dapat disimpulkan bahwa analisis jalur adalah metode analisis data mulvariat dependensi yang digunakan untuk menguji hipotesis hubungan asimetris yang dibangun atas dasar kajian teori tertentu, dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh


(37)

67

langsung dan tidak langsung seperangkat variabel penyebab variabel akibat yang dapat diobservasi secara langsung.

Riduwan (2011:116) merumuskan langkah-langkah menguji path analysis sebagai berikut.

1. Merumuskan hipotesis dan persamaan stuktural Stuktur : = � 1 1+� 2 2 + � 3 3+� �2

2. Menghitung koefisien jalur yang didasarkan pada koefisien regresi

Gambarkan diagram jalur lengkap, tentukan sub-sub strukturnya dan rumuskan persamaan stukturalnya yang sesuai dengan hipotesis yang diajukan


(38)

68

a.

Gambar 3. 1

Model Diagram Jalur Lengkap Struktur X1, X2, X3 terhadap Y

Sub-Struktur 1.

3 = � 3 1 1+� 3 2 2 +� 3�1

Gambar 3. 2

Hubungan Sub-Struktur Struktur X1, X2, terhadap X3

3. Menghitung koefisien jalur secara simultan (keseluruhan)

Uji secara keseluruhan hipotesis statistik dirumuskan sebagai berikut Ha : pyx1 = pyx2 = ... = pyxk ≠ 0

Ha : pyx1 = pyx2 = ... = pyxk = 0

a. Kadiah pengujian signifikansi secara manaual : menggunakan Tabel F

� = − −1

2

(1− 2 )

Keterangan : X1

X2

X3

Y � 1

� 2 � 3 2

� 3 1

� 3

�2 1

X1

X2

X3 � 3 1

� 3 2


(39)

69

n = jumlah sampel

k = jumlah variabel eksogen R2yxk = R square

Jika Fhitung ≥ Ftabel, maka tolak Ho artinya signifikan

Jika Fhitung ≤ Ftabel, maka terima Ho artinya tidak signifikan

Dengan taraf signifikan (α) = 0,05

Carilah nilai Ftabel menggunakan Tabel F dengan rumus:

Ftabel = F{(1-α)}(dk =k), (dk= n-k-1)} atau F {(1-α)}(v1 =k), (v2= n-k-1)}

Cara mencari F tabel : nilai (dk =k) atau V1 disebut nilai pembilang

nilai (dk =n-k-1) atau V2 disebut nilai penyebut

b. Kaidah pengujian signifikansi : program SPSS

 Jika nilai probabilitas 0,05 lebih kecil atau sama dengan nilai probabilitas Sig atau [0,05≤Sig], maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya tidak signifikan.

 Jika nilai probabilitas 0,05 lebih besar atau sama dengan nilai probabilitas Sig atau [0,05≤Sig], maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya signifikan.

4. Menghiting koefisien jalur secara individu

Hipotesis penelitian yang akan diuji dirumuskan menjadi hipotesis setatistik berikut:

Ha: � 1> 0 Ho: � 1= 0

Secara individual uji statistik yang digunakan adalah uji t yang dihitung dengan rumus

= �


(40)

70

Statistik se � 1 diperoleh dari hasil komputasi pada SPSS untuk analisis regresi setelah data ordinal ditransformasi ke interval

Selanjutnya untuk mengetahui signifikansi analisis jalur bandingkan anatara nilai probabilitas 0,05 dengan nilai probabiliti Sig dengan dasar pengambilan keputusan sebagai berikut,

a. Jika nilai probabilitas 0,05 lebih kecil atau sama dengan nilai

probabilitas Sig atau [ 0,05≤ Sig], maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya tidak signifikan

b. Jika nilai probabilitas 0,05 lebih besar atau sama dengan nilai

probabilitas Sig atau [ 0,05≥ Sig], maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya signifikan

5. Meringkas dan menyimpulkan

Pengujian overall model fit

Melakukan pengujian overall model fit dengan statisik Q dan atau W dengan rumus Shumacker & Lomax sebagai berikut

= 1−

2

1−

Dimana R2m menunjukan koefisien variasi terjelas seluruh model, dan M

menunjukan koefisien variasi terjelaskan setelah koefisien jalur yang tidak signifikan dikeluarkan dari model yang diuji. Koefisien R2m dan M dihitung dengan rumus

sebagai berikut

2 = = 11 2

2 … …. . 1− 2

Statistik Q berkisar anatar 0 dan 1. Jika Q= 1menunjukan model yang diuji fit dengan data. Dan jika Q<1, maka untuk menentukan fit tidaknya model statistik Q perlu diuji dengan statistik W yang dihitung dengan rumus


(41)

71

Dimana n adalah ukuran sampel dan d adalah derajat kebebasan (df) yang ditunjukan oleh jumlah koefisien jalur yang tidak signifikan


(42)

102

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dikemukakan pada bab IV, dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Kemampuan metakognitif siswa kelas XI SMA Negeri Kluster I Kota Bandung berada pada tingkat sedang.

2. Hasil belajar kognitif siswa kelas XI SMA Negeri Kluster I Kota Bandung berada pada tingkat sedang.

3. Lingkungan keluarga berpengaruh positif terhadap kemampuan metakognitif siswa. Semakin baik lingkungan keluarga maka semakin baik kemampuan metakognitif siswa.

4. Lingkungan sekolah berpengaruh positif terhadap kemampuan metakognitif siswa. Semakin baik lingkungan sekolah maka semakin baik kemampuan metakognitif siswa.

5. Lingkungan keluarga berpengaruh positif terhadap hasil belajar kognitif siswa. Semakin baik lingkungan keluarga maka semakin baik hasil belajar kognitif siswa.

6. Lingkungan sekolah berpengaruh positif terhadap kemampuan hasil belajar kognitif. Semakin baik lingkungan sekolah maka semakin baik hasil belajar kognitif.

7. Kemampuan metakognitif berpengaruh positif terhadap kemampuan hasil belajar kognitif. Semakin baik kemampuan metakognitif yang dimiliki siswa maka semakin baikhasil belajar kognitif.


(43)

103

5.2Saran

Berdasarkan berbagai kondisi yang penulis temukan di lapangan dan ditunjang dengan hasil analisis data maka penulis mengajukan saran sebagai berikut:

1. Bagi Orang Tua dan Guru

a. Orang tua sebaiknya terus memberi perhatian penuh karena dengan perhatian penuh menciptakan suasana yang aman dan menyenangkan. seperti memberi tempat khusus untuk belajar.

b. Orang tua sebaikanya menjadi fasilitator apa yang dibutuhkan oleh siswa untuk mendukung kegiatan belajarnya. Orang tua juga harus menjadi pengawas dan menciptakan suasanayang kondusif untuk kegiatan belajar rumah.

c. Guru sebaiknya mengembangkan strategi strategi belajar yang inovatif sehingga siswa dapat digiring untuk berpikir kritis faktual. Siswa tidak hanya dapat mengetahui hafalan saja, tetapi siswa seraca aktif respect terhadap permasalahan-permasalahan yang faktual terkait dengan mata pelajaran ekonomi.

d. Guru sebaiknya selalu mengadakan pre test dan post test dalam kegiatan belajar sehingga capaiaan hasil belajar dapat terlihat dan diketahui, kelebihan dan kekurangan terhadap proses pembelajaran Siswa yang masih belum mencapai hasil maksimalguru dapat memberikan program remedial teaching maupun remedial test.

2. Bagi Sekolah

a. Hendaknya sekolah lebih meningkatkan kualitas yang dimiliki oleh guru, dengan cara guru diikutsertakan dalam pelatihan-pelatihan dan seminar. Guru


(44)

104

merupakan kunci dari pelaksanaan pembelajaran sehingga berhasil atau tidaknya suatu pembelajaran dititik beratkan kepada guru.

b. Sekolah hendaknya memprioritaskan guru kepada kegiatan belajar mengajar, dan bila guru berhalangan hadir dalam proses pembelajaran sekolah dapat menyiapkan penganti sehingga proses pembelajaran tetap berjalan.

c. Kemudian hendaknya sekolah mampu mengoptimalkan fasilitas belajar yang ada, seperti, koperasi siswa agar dapat menunjang kegiatan pembelajaran khususnya mata pelajaran ekonomi.

d. Sekolah hendaknya mampu menciptakan situasi lingkungan Sekolah yang kondusif tidak terlalu banyak hal-hal yang menganggu terhadap proses pembelajaran.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Untuk peneliti selanjutnya dapat menambah cakupan populasi dengan meneliti SMA Negeri Se-Kota Bandung selain itu diharapkan dapat meneliti kembali pengaruh Lingkungan keluarga dan lingkungan sekolah terhadap kemampuan metakognitf dan implikasinya terhadap hasil belajar kognitf, atau juga menambahkan variabel lain agar hasil yang didapatkan akan lebih baik dari peneliti lakukan.


(45)

1

DAFTAR PUSTAKA Buku

Ahmadi, Abu.(2007). Sosiologi Pendidikan. Jakarta : PT Rineka Cipta

Anderson, L.W., dan Krathwohl, D.R. (2001). A Taxonomy for Learning, Teaching, and Assesing: A Revision of Bloom’s Taxonomy of Educatioanl Objectives. New York: Addison Wesley Longman, Inc.

Arikunto, Suharsimi (2006). Prosedur Penelitian.Jakarta : PT Rineka Cipta

Baharuddin dan Nur Esa Wahyuni, M.Pd, (2008) . Teori Belajar dan Pembelajaran. Yogyakarta : Ar-Ruzz Media Group.

Budiwati, Neti dan Permana Leni. (2010). Perencanaan Pembelajaran Ekonomi. Bandung : Laboraturium Pendidikan Ekonomi dan Koperasi UPI,

Desmita.(2006).Psikologi Perkembangan. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya. Dimyati dan Mudjiono. (2002). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Hasbullah. (2009). Dasar-dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada Kusnendi. (2008). Model-Model Persamaan Stuktural Multi Group dengan LISREL.

Bandung : Alfabea

Muijis Daniel dan Davud Reynold (2008). Effective teacing Teory dan Aplikasi. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Nazir, Moh. (2005).Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia.

Riduwan .(2004).Metode dan Teknik Menyusun Tesis., Bandung: Alfabeta.

Riduwan dan Kuncoro, EA. (2011). Cara Menggunakan dan Memakai Path Analysis (Analisis Jalur). Bandung: Alfabeta.

Sagala, Syaiful,M.pd.( 2010). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung :Alfabeta, Santrok, John W. (2010) . Psikologi Pendidikan. Jakarta : Kencana Pernada Media


(46)

Slameto, (2003), Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, Bina Aksara, Jakarta.

Sudjana,MA.,M.Sc.(2004). Statistika II. Bandung : Penerbit Trasito.

Sudjana, Nana. (2009). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung : PT REMAJA ROSDAKARYA,

Winkel, W.S.(2004). Psikologi Pengajaran. Yogyakarta: Media Abadi.

Jurnal

Antonius, Bambang, Bambang Hudiyono Sri Riyanti (2011).Analisis Perilaku Metakognisi dalam pemecahan Matematika yang berkenaan dengan

keterampilan berpikir kreatifJurnal Fakultas FPMIPA, Jurusan Matematika Untan Pontianak

Dewi, Angga Moesono dan A santoso, Guritnaningsih (2011). Peram Kognitif dan Metakognitif dalam proses pembelajaran bagi tercapainya pemahaman yang optimal. Jurnal Fakultas Psikologi Universitas Indonesia

Gunawan Iman, Papuli Retno Anggraini. (2012). Taksnomi Bloom-Revisi Ranah Kognitif: Kerangka dasar untuk Pengajaran dan Penelian.Program Studi PGSD FIP IKIP PGRI Madiun.

Kadir. (2010). MeningkatkanMetakognisi Siwa dalam pembelajaran Matematika melalui assemen kerja berbasis masalah dan model pembelajaran Jurnal Fakultas FITK UIN Jakarta

Iin Yustina N.I.S dan Bambang SugiartoJurusan Kimia FMIPA Unesa.(2012).

Korelasiantaraketerampilan Metakognitifdengan Hasil BelajarSiswa di SMA dawarbladong, Mojokerto.Unesa Journal of Chemical EducationVol.. 1, No. 2, pp. 78-83 September 2012

Kurniawati susi, Tino Leonardi.(2013).Hubungan Antara Metakognisi dengan Prestasi Akademik pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Airlangga


(47)

yang Aktif Berorganisasi di Organisasi Mahasiswa. Jurnal Psikologi Pendidikan dan PerkembanganVol. 2, No. 01, April 2013

Miranda,Yula. (2010). Dampak Pembelajaran Metakognitif dengan Strategi Ko- operatif Terhadap Kemampuan Metakognitif Siswa dalam Mata Pelajaran Biologi di SMA Negeri Palangka Raya. Jurnal Penelitian Kependidikan Vol. 20 No.2. Universitas Palangkaraya.

Nurdin. (2006). Pengaruh Variabel-variabel Kognitif terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas XI-IPASMA Negeri 3 Makassar. Jurnal Pendrd~lzon don Kebudopon, No 063, Tahun Ke-12.

Saraswati, Eka (2011). Problem Based Learning, Strategi Metakognisi, dan Keteampilan Berpikir Tingkat tinggi. Jurnal Tekno-Pedagogi Vol. 1 No. 2. Universitas Jambi.

Suherman.(2001). Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. Jurusan Pendidikan Matematika UPI. Bandung

Supriyatin, Nurhaida Hafni L., dan Yulia Irnidayanti. (2011). Pengembangan Kegiatan Praktikum berbasis inqiuri melalui Implementasi Science writing Heuristic (SWH) untuk meningkatkan kemampuan metakognitif siswa. Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri JakartaVol. VII, No. 2, September 2011

Warau Zusje W. M.(2010). Pembelajaran Reciprocal teaching dan Metakognitif (RTM) yang membedakan keterampilan Metakogninitf dan Hasil Belajar biologi siswa SMP. Jurnal ilmu pendidikan jilid 17 nomer 2

Skripsi

Kirom, Rohyatul. (2012). Pengaruh Lingkungan Sekolah, Kompetensi guru, dan Minat belajar terhadap Hasil Belajar siswa pada mata pelajaran Ekonomi. Skripsi UPI Bandung : tidak diterbitkan.


(48)

Sukmadinata & As’ari.(2006).Pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi di PT. Universitas Pendidikan Indonesia. Tidak diterbitkan.

Sumiati. (2011). Pengaruh Lingkungan Belajar terhadap Motivasi Belajar dan Implikasinya terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi. Skripsi UPI Bandung : tidak diterbitkan.


(49)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Dewi Pratami, lahir di Cianjur pada tanggal 26 Mei 1991. Bertempat tinggal di Jl Benteng Tengah no 22 Rt 05 Rw 02 kecamatan Warudoyong kota Sukabumi. Merupakan anak pertama dari dua bersaudara pasangan Slamet Riadi dan Sri Mulyanah.Pendidikan formal yang ditempuh yaitu Tk. Bayangkari Kota Sukabumi tahun 1996-1997, SDN Brawijaya Kota Sukabumi tahun 1997-2003, SMP N 5 Kota Sukabumi tahun 2003-2006, SMA N 3 Kota Sukabumi tahun 2006-2009, Universitas


(1)

104

merupakan kunci dari pelaksanaan pembelajaran sehingga berhasil atau tidaknya suatu pembelajaran dititik beratkan kepada guru.

b. Sekolah hendaknya memprioritaskan guru kepada kegiatan belajar mengajar, dan bila guru berhalangan hadir dalam proses pembelajaran sekolah dapat menyiapkan penganti sehingga proses pembelajaran tetap berjalan.

c. Kemudian hendaknya sekolah mampu mengoptimalkan fasilitas belajar yang ada, seperti, koperasi siswa agar dapat menunjang kegiatan pembelajaran khususnya mata pelajaran ekonomi.

d. Sekolah hendaknya mampu menciptakan situasi lingkungan Sekolah yang kondusif tidak terlalu banyak hal-hal yang menganggu terhadap proses pembelajaran.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Untuk peneliti selanjutnya dapat menambah cakupan populasi dengan meneliti SMA Negeri Se-Kota Bandung selain itu diharapkan dapat meneliti kembali pengaruh Lingkungan keluarga dan lingkungan sekolah terhadap kemampuan metakognitf dan implikasinya terhadap hasil belajar kognitf, atau juga menambahkan variabel lain agar hasil yang didapatkan akan lebih baik dari peneliti lakukan.


(2)

1

DAFTAR PUSTAKA Buku

Ahmadi, Abu.(2007). Sosiologi Pendidikan. Jakarta : PT Rineka Cipta

Anderson, L.W., dan Krathwohl, D.R. (2001). A Taxonomy for Learning, Teaching, and Assesing: A Revision of Bloom’s Taxonomy of Educatioanl Objectives. New York: Addison Wesley Longman, Inc.

Arikunto, Suharsimi (2006). Prosedur Penelitian.Jakarta : PT Rineka Cipta

Baharuddin dan Nur Esa Wahyuni, M.Pd, (2008) . Teori Belajar dan Pembelajaran. Yogyakarta : Ar-Ruzz Media Group.

Budiwati, Neti dan Permana Leni. (2010). Perencanaan Pembelajaran Ekonomi. Bandung : Laboraturium Pendidikan Ekonomi dan Koperasi UPI,

Desmita.(2006).Psikologi Perkembangan. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya. Dimyati dan Mudjiono. (2002). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Hasbullah. (2009). Dasar-dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada Kusnendi. (2008). Model-Model Persamaan Stuktural Multi Group dengan LISREL.

Bandung : Alfabea

Muijis Daniel dan Davud Reynold (2008). Effective teacing Teory dan Aplikasi. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Nazir, Moh. (2005).Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia.

Riduwan .(2004).Metode dan Teknik Menyusun Tesis., Bandung: Alfabeta.

Riduwan dan Kuncoro, EA. (2011). Cara Menggunakan dan Memakai Path Analysis (Analisis Jalur). Bandung: Alfabeta.

Sagala, Syaiful,M.pd.( 2010). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung :Alfabeta, Santrok, John W. (2010) . Psikologi Pendidikan. Jakarta : Kencana Pernada Media


(3)

Slameto, (2003), Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, Bina Aksara, Jakarta.

Sudjana,MA.,M.Sc.(2004). Statistika II. Bandung : Penerbit Trasito.

Sudjana, Nana. (2009). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung : PT REMAJA ROSDAKARYA,

Winkel, W.S.(2004). Psikologi Pengajaran. Yogyakarta: Media Abadi.

Jurnal

Antonius, Bambang, Bambang Hudiyono Sri Riyanti (2011).Analisis Perilaku Metakognisi dalam pemecahan Matematika yang berkenaan dengan

keterampilan berpikir kreatifJurnal Fakultas FPMIPA, Jurusan Matematika Untan Pontianak

Dewi, Angga Moesono dan A santoso, Guritnaningsih (2011). Peram Kognitif dan Metakognitif dalam proses pembelajaran bagi tercapainya pemahaman yang optimal. Jurnal Fakultas Psikologi Universitas Indonesia

Gunawan Iman, Papuli Retno Anggraini. (2012). Taksnomi Bloom-Revisi Ranah Kognitif: Kerangka dasar untuk Pengajaran dan Penelian.Program Studi PGSD FIP IKIP PGRI Madiun.

Kadir. (2010). MeningkatkanMetakognisi Siwa dalam pembelajaran Matematika melalui assemen kerja berbasis masalah dan model pembelajaran Jurnal Fakultas FITK UIN Jakarta

Iin Yustina N.I.S dan Bambang SugiartoJurusan Kimia FMIPA Unesa.(2012). Korelasiantaraketerampilan Metakognitifdengan Hasil BelajarSiswa di SMA dawarbladong, Mojokerto.Unesa Journal of Chemical EducationVol.. 1, No. 2, pp. 78-83 September 2012


(4)

yang Aktif Berorganisasi di Organisasi Mahasiswa. Jurnal Psikologi Pendidikan dan PerkembanganVol. 2, No. 01, April 2013

Miranda,Yula. (2010). Dampak Pembelajaran Metakognitif dengan Strategi Ko- operatif Terhadap Kemampuan Metakognitif Siswa dalam Mata Pelajaran Biologi di SMA Negeri Palangka Raya. Jurnal Penelitian Kependidikan Vol. 20 No.2. Universitas Palangkaraya.

Nurdin. (2006). Pengaruh Variabel-variabel Kognitif terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas XI-IPASMA Negeri 3 Makassar. Jurnal Pendrd~lzon don Kebudopon, No 063, Tahun Ke-12.

Saraswati, Eka (2011). Problem Based Learning, Strategi Metakognisi, dan Keteampilan Berpikir Tingkat tinggi. Jurnal Tekno-Pedagogi Vol. 1 No. 2. Universitas Jambi.

Suherman.(2001). Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. Jurusan Pendidikan Matematika UPI. Bandung

Supriyatin, Nurhaida Hafni L., dan Yulia Irnidayanti. (2011). Pengembangan Kegiatan Praktikum berbasis inqiuri melalui Implementasi Science writing Heuristic (SWH) untuk meningkatkan kemampuan metakognitif siswa. Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri JakartaVol. VII, No. 2, September 2011

Warau Zusje W. M.(2010). Pembelajaran Reciprocal teaching dan Metakognitif (RTM) yang membedakan keterampilan Metakogninitf dan Hasil Belajar biologi siswa SMP. Jurnal ilmu pendidikan jilid 17 nomer 2

Skripsi

Kirom, Rohyatul. (2012). Pengaruh Lingkungan Sekolah, Kompetensi guru, dan Minat belajar terhadap Hasil Belajar siswa pada mata pelajaran Ekonomi. Skripsi UPI Bandung : tidak diterbitkan.


(5)

Sukmadinata & As’ari.(2006).Pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi di PT. Universitas Pendidikan Indonesia. Tidak diterbitkan.

Sumiati. (2011). Pengaruh Lingkungan Belajar terhadap Motivasi Belajar dan Implikasinya terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi. Skripsi UPI Bandung : tidak diterbitkan.


(6)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Dewi Pratami, lahir di Cianjur pada tanggal 26 Mei 1991. Bertempat tinggal di Jl Benteng Tengah no 22 Rt 05 Rw 02 kecamatan Warudoyong kota Sukabumi. Merupakan anak pertama dari dua bersaudara pasangan Slamet Riadi dan Sri Mulyanah.Pendidikan formal yang ditempuh yaitu Tk. Bayangkari Kota Sukabumi tahun 1996-1997, SDN Brawijaya Kota Sukabumi tahun 1997-2003, SMP N 5 Kota Sukabumi tahun 2003-2006, SMA N 3 Kota Sukabumi tahun 2006-2009, Universitas


Dokumen yang terkait

PENGARUH KOMPETENSI GURU, LINGKUNGAN KELUARGA, LINGKUNGAN MASYARAKAT, LINGKUNGAN SEKOLAH DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI KELAS XI IPS DI SMA NEGERI 1

1 8 208

Pengaruh Disiplin, Kesiapan Belajar, Dan Lingkungan Keluarga Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ekonomi : survei pada siswa kelas XI IPS SMA Negeri di Kabupaten Bandung.

0 3 20

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR, KEBIASAAN BELAJAR, DAN LINGKUNGAN SEKOLAH TERHADAP KOMPETENSI SISWA PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI DI KELAS XI IPS SMA NEGERI 14 BANDUNG.

0 3 58

Pengaruh Lingkungan Keluarga Dan Kebiasaan Belajar Terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Akuntansi Kelas Xi Ips Di Sma Negeri 6 Bandung.

6 13 49

PENGARUH LINGKUNGAN SOSIO-EKONOMI KELUARGA DAN LINGKUNGAN SEKOLAH TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI : Survei Pada Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri di Wilayah di III Kab. Bandung.

0 0 47

PENGARUH LINGKUNGAN KELUARGA DAN LINGKUNGAN SEKOLAH TERHADAP KEMAMPUAN METAKOGNITIF SISWA DAN IMPLIKASINYA TERHADAP HASIL BELAJAR KOGNITIF PADA MATA PELAJARAN EKONOMI : Survey pada siswa kelas XI Jurusan IPS SMA Negeri kluster satu se-Kota Bandung.

0 0 49

PENGARUH LINGKUNGAN KELUARGA DAN LINGKUNGAN SEKOLAH TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI DI KELAS XI IPS SMA PASUNDAN 8 BANDUNG.

5 15 59

PENGARUH IKLIM SEKOLAH DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI : Survey Pada Siswa Kelas XI Jurusan IPS SMA Pasundan se-Kota Bandung.

0 0 43

PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL, LINGKUNGAN KELUARGA DAN LINGKUNGAN SEKOLAH TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI : Survey Pada Siswa Kelas XI IPS SMA Swasta Kota Bandung.

0 0 52

PENGARUH MINAT BELAJAR, LINGKUNGAN KELUARGA DAN LINGKUNGAN SEKOLAH TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI : Survey Pada Siswa Kelas XI IPS SMA/MA Swasta Kota Cimahi.

0 0 39