PENGARUH MOTIVASI BELAJAR, KEBIASAAN BELAJAR, DAN LINGKUNGAN SEKOLAH TERHADAP KOMPETENSI SISWA PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI DI KELAS XI IPS SMA NEGERI 14 BANDUNG.

(1)

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR, KEBIASAAN BELAJAR, DAN LINGKUNGAN SEKOLAH TERHADAP KOMPETENSI SISWA PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI DI KELAS XI IPS SMA NEGERI 14

BANDUNG

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) pada Program Studi Pendidikan Akuntansi

Disusun oleh : STEFANI TYAS PALUPI

NIM. 0906251

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2014


(2)

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR, KEBIASAAN BELAJAR, DAN LINGKUNGAN SEKOLAH TERHADAP KOMPETENSI SISWA PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI DI KELAS XI IPS SMA NEGERI 14

BANDUNG

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) pada Program Studi Pendidikan Akuntansi

Disusun oleh : STEFANI TYAS PALUPI

NIM. 0906251

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2014


(3)

(4)

(5)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ... i

UCAPAN TERIMA KASIH ... ii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Penelitian ... 1

1.2Rumusan Masalah ... 9

1.3Maksud dan Tujuan Penelitian ... 9

1.4Kegunaan Penelitian ... 10

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori yang Relevan ... 12

2.1.1 Pengertian Belajar ... 12

2.1.1.1 Teori Belajar... 13

2.1.1.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi proses belajar ... 15

2.1.2 Pengertian dan Siklus Akuntansi ... 16

2.1.2.1 Pengertian Akuntansi ... 16

2.1.2.2 Siklus Akuntansi ... 17

2.1.3 Kompetensi Siswa ... 19

2.1.3.1 Pengertian Kompetensi Siswa ... 19

2.1.3.2 Perlunya Proses Pembelajaran Berdasarkan Kompetensi ... 20

2.1.3.3 Ciri-ciri Proses Pembelajaran Berdasarkan Kompetensi ... 20

2.1.3.4 Kompetensi yang Harus Dimiliki Oleh Siswa ... 21

2.1.4 Motivasi Belajar ... 22

2.1.4.1 Pengertian Motivasi Belajar ... 22

2.1.4.2 Fungsi Motivasi Belajar ... 24

2.1.4.3 Peranan Motivasi Belajar ... 26

2.1.4.4 Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar ... 27

2.1.4.5 Indikator Motivasi Belajar ... 28

2.1.4.6 Hubungan Motivasi Belajar dengan Kompetensi Siswa ... 29

2.1.5 Kebiasaan Belajar ... 30

2.1.5.1 Pengertian Kebiasaan Belajar ... 30

2.1.5.2 Pembentukan Kebiasaan Belajar dan Indikatornya... 32

2.1.5.3 Hubungan Kebiasaan Belajar dengan Kompetensi Siswa .... 35

2.1.6 Lingkungan Sekolah... 36

2.1.6.1 Pengertian Lingkungan Sekolah ... 36

2.1.6.2 Indikator Lingkungan Sekolah ... 37

2.2 Hasil Penelitian Terdahulu ... 39


(6)

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian ... 51

3.2 Operasionalisasi Variabel ... 53

3.3 Populasi Dan Sampel ... 54

3.3.1 Populasi ... 54

3.3.2 Sampel ... 54

3.4 Teknik Pengumpulan Data ... 56

3.5 Teknik Pengolahan Data ... 58

3.5.1 Uji Reliabilitas ... 59

3.5.2 Uji Validitas ... 62

3.5.3 Uji Asumsi Klasik ... 68

3.5.3.1 Uji Normalitas ... 68

3.5.3.2 Uji Multikolonieritas ... 71

3.5.3.3 Uji Heteroskedastisitas ... 72

3.6 Analisis Data dan Pengujian Hipotesis ... 74

3.6.1 Analisis Regresi Berganda ... 74

3.6.2 Pengujian Hipotesis ... 74

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambar Objek Penelitian ... 78

4.2. Deskripsi Hasil Penelitian ... 82

4.2.1. Gambaran Umum Motivasi Belajar ... 82

4.2.2. Gambaran Umum Kebiasaan Belajar ... 85

4.2.3 Gambaran Umum Lingkungan Sekolah ... 89

4.2.4. Deskripsi Kompetensi Siswa ... 89

4.3 Analisis Data dan Pengujian Hipotesis ... 93

4.3.1 Teknik Analisis Data ... 93

4.3.3 Pengujian Hipotesis ... 96

4.3.3.1 Uji F statistik ... 96

4.3.3.2 Uji t statistik ... 97

4.4. Pembahasan dan Hasil Penelitian... 100

4.4.1 Pengaruh Motivasi Belajar terhadap Kompetensi Siswa ... 100

4.4.2 Pengaruh Kebiasaan Belajar terhadap Kompetensi Siswa ... 103

4.4.3 Pengaruh Lingkungan Sekolah terhadap Kompetensi Siswa ... 105

4.4.4 Pengaruh Motivasi Belajar, Kebiasaan Belajar, dan Lingkungan Sekolah terhadap Kompetensi Siswa ... 108

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan ... 111

5.2. Keterbatasan Penelitian ... 113

5.3 Saran ... 113

DAFTAR PUSTAKA ... 113 LAMPIRAN


(7)

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Daftar Nilai UKK ... 4

Tabel 3.1 Operasional Variabel... 53

Tabel 3.2 Data Populasi Siswa ... 54

Tabel 3.3 Jumlah Sampel ... 56

Tabel 3.4 Penilaian Angket Skala Rating ... 58

Tabel 3.5 Hasil Uji Reliabilitas Motivasi Belajar ... 61

Tabel 3.6 Hasil Uji Reliabilitas Kebiasaan Belajar ... 61

Tabel 3.7 Hasil Uji Reliabilitas Lingkungan Sekolah ... 62

Tabel 3.8 Hasil Uji Validitas Motivasi Belajar ... 64

Tabel 3.9 Hasil Uji Validitas Kebiasaan Belajar ... 65

Tabel 3.10 Hasil Uji Validitas Lingkungan Sekolah ... 67

Tabel 3.11 Tabel Multikolonieritas ... 72

Tabel 4.1 Indikator Motivasi Belajar ... 84

Tabel 4.2 Indikator Kebiasaan Belajar ... 87

Tabel 4.3 Indikator Lingkungan Sekolah ... 90

Tabel 4.4 Pencapaian Kompetensi Siswa... 92

Tabel 4.5 Tabel Coefficients ... 94

Tabel 4.6 Tabel Summary ... 95


(8)

DAFTAR GAMBAR

2.1. Siklus Akuntansi ... 17

2.2 Hubungan Antar Variabel ... 49

3.1 Uji Normalitas Motivasi Belajar ... 69

3.2 Uji Normalitas Kebiasaan Belajar ... 70

3.3 Uji Normalitas Lingkungan Sekolah ... 70

3.4 Uji Normalitas Kompetensi Siswa ... 71

3.5 Uji Heteroskedastisitas ... 74

4.1 Tingkat Motivasi Belajar ... 82

4.1 Diagram Indikator Motivasi Belajar ... 84

4.2 Tingkat Kebiasaan Belajar ... 86

4.2 Diagram Indikator Kebiasaan Belajar ... 88

4.3 Tingkatan Lingkungan Sekolah ... 89


(9)

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR, KEBIASAAN BELAJAR, DAN LINGKUNGAN SEKOLAH TERHADAP KOMPETENSI SISWA PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI DI KELAS XI IPS SMA NEGERI 14

BANDUNG

Stefani Tyas Palupi

Pembimbing: M. Arief Ramdhany, S.Pd, M.Pd

ABSTRAK

Salah satu indikator keberhasilan belajar adalah tercapainya kompetensi siswa yang dapat dilihat salah satunya dari nilai ulangan (harian,formatif, sumatif). Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi mengenai motivasi belajar, kebiasaan belajar, dan lingkungan sekolah sebagai faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kompetensi siswa pada mata pelajaran akuntansi. Metode yang digunakan adalah Non eksperimental dengan pendekatan Survey. Penelitian ini dilakukan pada kelas XI IPS tahun ajaran 2013/2014 dengan populasi berjumlah 108 orang, sedangkan sampel dalam penelitian ini berjumlah 85 orang dengan teknik Simple random sampling. Data diperoleh dengan menyebarkan angket.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat motivasi berada pada kategori sedang dengan hasil uji hipotesis di mana sebesar 2,561, selain itu tingkat kebiasaan belajar juga berada pada kategori sedang dengan hasil uji hipotesis sebesar 2,600, selanjutnya adalah tingkat lingkungan sekolah yang berada pada kategori kondusif dengan hasil uji hipotesis dimana

sebesar 3,998, semua variabel tersebut dibandingkan dengan sebesar

1,390, yang memperlihatkan bahwa , hal ini menunjukkan bahwa motivasi belajar, kebiasaan belajar, dan lingkungan sekolah berpengaruh signifikan terhadap kompetensi siswa.

Untuk meningkatkan proses pembelajaran akuntansi dan siswa dapat mencapai standar kompetensi yang telah ditentukan salah satunya yaitu dengan meningkatkan motivasi belajar, kebiasaan belajar, dan mengkondusifkan lingkungan sekolahnya, sehingga seluruh siswa dapat mencapai kompetensi dan mengalami keberhasilan dalam belajarnya.

Kata Kunci: motivasi belajar, kebiasaan belajar, lingkungan sekolah, kompetensi siswa


(10)

THE INFLUENCE OF LEARNING MOTIVATION, LEARNING HABITS, AND COMPETENCE OF ENVIRONMENTAL SCHOOL STUDENTS IN

ACCOUNTING LESSONS IN XI IPS SMA NEGERI 14 BANDUNG

Stefani TyasPalupi

Counsellor: M.Arief Ramdhany, S.Pd, M.Pd

ABSTRACT

One of the indicator of learning successfully is from the achievement of learning competencies that can see from the evaluate value (daily, formative, summative).This study aimed to obtain information on learning motivation, study habits, and school environment as factors that may affect students' competence in accounting subjects.The method used is Non-experiment by the Survey approach. This research was conducted in class XI IPS school year 2013/2014 with a population of 108 people, while the samples in this study are 85 people with the Simple random sampling technique. Data obtained by distributing questionnaires. The results of this study indicate that the level of motivation in middle category with the results of hypothesis testing where of 2,561, in addition to the level of study habits are also in the category was the result of hypothesis testing of 2,600,the next of school environments that are conducive to the category with the results of hypothesis testing where 3.998, all variables are compared with of 1,989, which shows that this suggests that there are significant between learning motivation, study habits, and school environment to student competencies.

To improve the learning process and students can achieve the accounting standards of competence specified one of which is to improve learning motivation, study habits, and create a conducive school environment, so that all students can achieve competency and experience success in learning.

Keywords: learning motivation, study habits, school environment, student competence


(11)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah Penelitian

Salah satu keharusan bagi bangsa dan negara adalah untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang siap bersaing secara bebas di era globalisasi ini. Di Indonesia, posisi penting ini diduduki oleh pendidikan, karena dengan pendidikanlah dapat tercipta sumber daya manusia yang berkualitas tersebut. Hal ini diwujudkan dalam Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang berbunyi:

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual, keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, dan negara.

Salah satu lembaga yang menyelenggarakan pendidikan di Indonesia adalah sekolah. Sekolah tidak hanya menjadi tempat untuk meningkatkan kepandaian (intelektual) saja, tetapi diharapkan menjadi tempat untuk pembentukan sikap, kebiasaan-kebiasaan baik, kecakapan-kecakapan hidup dan potensi para peserta didiknya. Di dalamnya juga termasuk kemampuan kognitif, afektif dan psikomotor yang dibelajarkan dengan bahan belajar. Kemampuan ini disebut juga dengan kompetensi.


(12)

“Kompetensi merupakan pengetahuan, keterampilan dan nilai dasar yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak secara konsisten sehingga seseorang menjadi kompeten dalam melakukan sesuatu”

Salah satu pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran yang bertujuan untuk mencapai kompetensi para siswa adalah kurikulum. Dengan adanya kurikulum ini, diharapkan mampu untuk memecahkan berbagai persoalan bangsa, khususnya dalam bidang pendidikan, dengan mempersiapkan peserta didik melalui perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi terhadap sistem pendidikan secara efektif, efisien dan berhasil guna (Enco Mulyasa, dalam Harjono, 2008:7).

Salah satu kurikulum yang diterapkan di Indonesia yang juga didasarkan pada penguasaan kompetensi adalah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang dimulai dari tahun ajaran 2006/2007 sampai tahun ajaran 2012/2013 ini menekankan pada penguasaan kompetensi tertentu sebagai target dan indikator ketuntasan belajar siswa di sekolah yang berarti tercapainya kompetensi yang meliputi pengetahuan, keterampilan, dan sikap atau nilai yang diwujudkan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak sedangkan indikator adalah acuan untuk menentukan apakah peserta didik telah menguasai kompetensi dengan melakukan penilaian sewaktu pembelajaran berlangsung atau sesudahnya dengan beberapa tugas/soal. Untuk sementara pada tahun 2013 kurikulum KTSP ini pun telah diubah menjadi Kurikulum 2013 yang merupakan penyempurnaan dari sebelumnya yang dilakukan secara bertahap. (sumber:Kaltimpost,12 Mei 2013)


(13)

Suatu proses belajar dikatakan berhasil apabila siswa telah memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) yang ditetapkan di sekolah. Untuk mengukur dan mengevaluasi tingkat keberhasilan siswa dalam pencapaian kompetensinya, dapat dilakukan melalui tes, baik itu tes formatif, sumatif maupun tes keterampilan. Hasil ini mencerminkan keberhasilan siswa dalam pembelajaran. Kaitannya dalam penelitian ini, kompetensi yang dicapai siswa dapat dilihat dari rata-rata nilai ulangan harian per Standar Kompetensi (SK) dan nilai Ulangan Kenaikan Kelas (UKK) yang diperoleh siswa.

Permasalahan yang sering terjadi adalah banyaknya siswa yang belum optimal dalam belajarnya sehingga siswa masih banyak yang belum menguasai kompetensi yang telah ditetapkan. Rendahnya tingkat pencapaian kompetensi siswa ini merupakan masalah yang tidak dapat dibiarkan begitu saja, karena nantinya akan menghambat perkembangan pembentukan sumber daya manusia.

Salah satu contohnya adalah di SMA Negeri 14 Bandung, di mana terdapat siswa yang belum mencapai KKMnya. Penulis tertarik untuk mengadakan penelitian di sekolah tersebut dikarenakan merupakan salah satu SMA favorit di kota Bandung yang banyak peminatnya untuk mendaftar setiap tahunnya, dengan mendapat akreditasi “A” pada tahun 2009, tetapi tergolong ke dalam cluster ketiga. Hal ini secara tidak langsung dapat memengaruhi bagaimana tingkat pencapaian


(14)

kompetensinya, yang dapat dilihat dari tabel rata-rata nilai UKK pada mata pelajaran akuntansi dibawah ini:

Tabel 1.1

Daftar Nilai Rata-rata UKK kelas XI IPS SMAN 14 Bandung Tahun 2012/2013

Interval XI IPS 1 XI IPS 2 XI IPS 3

76-87 13 6 25

64-75 19 19 11

52-63 8 6 3

40-51 2 5 3

28-39 0 6 1

13-27 1 4 1

Jumlah siswa 43 46 44

<KKM(76) 30 40 19

>KKM(76) 13 6 25

<KKM(%) 69,77% 86,96% 43,18%

>KKM(%) 30,23% 13,04% 56,82%

Sumber: data diolah (2014)

Berdasarkan tabel tersebut, dari KKM yang ditetapkan sebesar 76, siswa di kelas XI IPS 1 dari 43 siswa sebanyak 30 siswa atau sebesar 69,77% belum mencapai KKMnya dan sisanya 13 siswa atau 30,23% telah mencapai di atas KKM, kelas XI IPS 2 dari 46 siswa sebanyak 40 siswa atau sebesar 86,96% belum mencapai KKM dan sisanya 6 siswa atau 13,04% telah mencapai KKMnya, dan untuk kelas XI IPS 3 dari 44 siswa sebanyak 19 siswa atau sebesar 43,18% belum mencapai KKMnya dan sisanya 25 siswa atau sebesar 56,82% telah mencapai KKMnya. Dari tabel tersebut dapat disimpulkan bahwa sebagian besar siswa belum berhasil mencapai kompetensi yang telah ditentukan. Hal ini dikarenakan siswa tersebut belum sepenuhnya mengerti dan memahami materi yang


(15)

diberikan, selain itu juga tingkat keantusiasan dan ketelitian merekapun sangat kurang. Sedangkan ciri khas mata pelajaran akuntansi adalah berupa siklus, apabila sebelumnya ada materi yang belum dimengerti oleh siswa, maka untuk melangkah kepada proses selanjutnya akan mengalami hambatan.

Rendahnya pencapaian kompetensi ini disebabkan oleh faktor-faktor baik yang berasal dari dalam diri siswa maupun dari luar diri siswa. Menurut Syah (2006:144), faktor-faktor yang memengaruhi belajar siswa tersebut terdiri dari:

1. Faktor Internal (faktor dari dalam diri siswa), meliputi:

a. Faktor psikis (jasmani), yakni keadaan/kondisi jasmani yang menandai dapat memengaruhi semangat dan intensitas anak dalam mengikuti pelajaran

b. Faktor psikologis (kejiwaan), yakni dari aspek psikologisnya (intelegensi, bakat, minat, sikap, motivasi dan kebiasaan belajarnya)

2. Faktor Eksternal Siswa (faktor dari luar siswa) meliputi:

a. Faktor lingkungan sosial, seperti para guru, sifat para guru, staf administrasi dan teman-teman sekelas.

b. Faktor lingkungan non-sosial, seperti sarana dan prasarana sekolah/belajar, letaknya tempat tinggal, keadaan cuaca dan waktu belajar yang digunakan anak.

c. Faktor pendekatan belajar, yaitu cara guru mengajar,metode, model dan media pembelajaran yang digunakan.

Dalyono (2009:55) juga mengungkapkan faktor-faktor yang dapat menentukan keberhasilan dalam belajar yaitu faktor internal (yang berasal dari dalam diri) yaitu kesehatan, intelegensi, bakat, minat, motivasi, dan cara belajar. Faktor eksternal (yang berasal dari luar diri) yaitu keluarga, sekolah, masyarakat, dan lingkungan sekitar.


(16)

Salah satu faktor internal yang dapat memengaruhi keberhasilan siswa mencapai kompetensinya adalah motivasi belajar. Seperti yang dikemukakan oleh Djaali (2009:99) bahwa “motivasi merupakan salah satu faktor yang dapat meningkatkan kualitas pembelajaran.” Siswa yang mempunyai motivasi akan lebih semangat dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Karena motivasi ini menjadi pengarah untuk perbuatan belajar kepada tujuan yang jelas yang diharapkan dapat dicapai. Sejalan dengan pendapat Sardiman (2007:84), bahwa “Hasil belajar akan lebih optimal, kalau ada motivasi, makin tepat motivasi diberikan, akan makin berhasil pula pelajaran itu.”

Motivasi adalah salah satu kunci sukses meraih keberhasilan belajar siswa, seperti penelitian yang dilakukan oleh Harjono (2008) yang menyimpulkan bahwa ketika siswa mempunyai motivasi tinggi, ia akan mempunyai dorongan untuk meningkatkan dan mempertahankan kemampuannya untuk memperoleh hasil yang terbaik sesuai yang diharapkan oleh siswa tersebut. Namun pada kenyataannya di kelas XI IPS SMAN 14 Bandung ini, masih banyak dijumpai siswa yang tidak termotivasi ketika belajar khususnya ketika mata pelajaran akuntansi berlangsung. Hal ini dapat dilihat dari perilaku siswa yang cenderung pasif ketika pembelajaran berlangsung, mengobrol dan tidak memperhatikan guru yang sedang mengajar, banyak siswa yang terlambat masuk ke kelas, ijin keluar tetapi ternyata mereka pergi ke kantin, jarang ada yang mengerjakan dan mengumpulkan tugas/PR yang diberikan oleh gurunya,


(17)

banyak dari mereka juga tidak mempunyai buku referensi untuk belajar, selain itu juga metode pembelajaran yang guru lakukan kurang menarik perhatian siswa karena lebih banyak ceramah dan jarang untuk memberikan contoh soal dan latihan.

Faktor internal yang kedua yaitu kebiasaan belajar. Kebiasaan belajar merupakan cara atau teknik yang menetap pada diri siswa ketika melaksanakan kegiatan belajar. Menurut Aunurrahman (2009:185) “kebiasaan belajar adalah perilaku belajar seseorang yang telah tertanam dalam waktu yang relatif lama sehingga memberikan ciri aktifitas belajar yang dilakukannya. Slameto (2010:82-83) juga mengungkapkan bahwa “kebiasaan belajar akan memengaruhi belajar itu sendiri, yang bertujuan untuk mendapatkan pengetahuan, sikap, kecakapan dan keterampilan.” Kebiasaan belajar yang baik akan menghasilkan buadaya belajar yang baik pula. Kenyataannya, sebagian besar siswa kelas XI IPS di SMAN 14 Bandung ini mempunyai kebiasaan belajar yang kurang baik karena mereka belajar ketika menghadapi ulangan/ujian atau bahkan tanpa persiapan sama sekali, bahkan tidak segan mencontek pada saat ulangan/ujian. Sehingga mereka belum mendapatkan hasil yang optimal dalam belajarnya. Hal ini dikarenakan siswa belum mengerti apa itu arti belajar yang sebenarnya. Padahal dengan kebiasaan belajar, siswa dapat meminimalisasi kesulitan dalam mempelajari bahan ajar. Sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Hidayati (2008) yaitu siswa yang


(18)

mempunyai kebiasaan belajar teratur lebih bisa menguasai bahan ajar yang diberikan oleh gurunya.

Selain faktor internal, salah satu faktor eksternal yang dapat memengaruhi siswa dalam mencapai kompetensinya adalah lingkungan sekolah. Lingkungan sekolah merupakan lingkungan pendidikan formal yang bertujuan membentuk karakter para peserta didik untuk menjadi manusia yang berkualitas. Letak SMAN 14 Bandung yang berada di samping jalan umum kompleks dan proses pembangunan di sekolah yang sedang dilaksanakan, menyebabkan sering terjadi kebisingan yang dapat mengganggu proses belajar mengajar di kelas. Selain itu juga ruangan kelas yang kurang luas dan kurangnya sirkulasi udara membuat siswa sering merasa gerah dan tidak nyaman di dalam kelas, serta kurangnya sarana prasarana penunjang menyebabkan siswa kurang bersemangat dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Lingkungan sekolah yang kondusif diharapkan dapat mendukung siswa untuk belajar yang akan berdampak pada pencapaian kompetensinya. Menurut Dalyono (2009:59) bahwa “keadaan sekolah tempat belajar turut memengaruhi tingkat keberhasilan siswa”.

Ketiga faktor tersebut yang menarik perhatian penulis untuk meneliti bagaimana pengaruh motivasi belajar, kebiasaan belajar, dan lingkungan sekolah terhadap pencapaian kompetensi siswa dengan judul “Pengaruh Motivasi Belajar, Kebiasaan Belajar, dan Lingkungan Sekolah


(19)

terhadap Kompetensi Siswa pada Mata Pelajaran Akuntansi di Kelas XI IPS SMA Negeri 14 Bandung”.

1.2. Rumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan uraian dan fenomena yang telah disampaikan pada latar belakang, maka dapat dirumuskan:

1. Bagaimana gambaran motivasi belajar siswa pada mata pelajaran akuntansi di kelas XI IPS SMAN 14 Bandung

2. Bagaimana gambaran kebiasaan belajar siswa pada mata pelajaran akuntansi di kelas XI IPS SMAN 14 Bandung

3. Bagaimana gambaran lingkungan sekolah di SMAN 14 Bandung 4. Bagaimana gambaran kompetensi siswa pada mata pelajaran akuntansi

di kelas XI IPS SMAN 14 Bandung

5. Bagaimana pengaruh motivasi belajar, kebiasaan belajar, dan lingkungan sekolah siswa terhadap kompetensi siswa pada mata pelajaran akuntansi di kelas XI IPS SMAN 14 Bandung

1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian

1. Maksud Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan sebelumnya, maksud dari penelitian ini adalah untuk meneliti pengaruh motivasi


(20)

belajar, kebiasaan belajar, dan lingkungan sekolah terhadap kompetensi siswa pada mata pelajaran akuntansi di kelas XI IPS SMA Negeri 14 Bandung.

2. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:

a. Untuk mengetahui gambaran motivasi belajar siswa pada mata pelajaran akuntansi di kelas XI IPS SMA Negeri 14 Bandung b. Untuk mengetahui gambaran kebiasaan belajar siswa pada mata

pelajaran akuntansi di kelas XI IPS SMA Negeri 14 Bandung c. Untuk mengetahui gambaran lingkungan sekolah siswa pada mata

pelajaran akuntansi di kelas XI IPS SMA Negeri 14 Bandung d. Untuk mengetahui gambaran pencapaian kompetensi siswa pada

mata pelajaran akuntansi di kelas XI IPS SMA Negeri 14 Bandung e. Untuk mengetahui pengaruh motivasi belajar, kebiasaan belajar

siswa, dan lingkungan sekolah terhadap kompetensi siswa pada mata pelajaran akuntansi di kelas XI IPS SMA Negeri 14 Bandung

1.4. Kegunaan Penelitian

1. Kegunaan Teoritis

Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi pengembangan keilmuan yakni sebagai bahan kajian dan menambah referensi dalam penelitian pendidikan


(21)

yang bertemakan tentang motivasi belajar, kebiasaan belajar, dan lingkungan sekolah sehingga dapat memperluas wawasan dan pengetahuan, khususnya untuk pendidikan akuntansi.

2. Kegunaan Praktis a. Bagi Peneliti

Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan, wawasan, pengalaman dan pemahaman peneliti sebagai pedoman dalam pelaksanaaan proses belajar mengajar khususnya pada mata pelajaran akuntansi.

b. Bagi Sekolah

Dengan penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi sekolah dan sumbangan pemikiran dalam mengatasi kesulitan-kesulitan yang dihadapi para siswa. Serta dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran akuntansi melalui penciptaan lingkungan sekolah yang nyaman untuk proses pembelajaran siswa.


(22)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Desain Penelitian

Dalam penelitian ini, menggunakan desain non eksperimental dengan pendekatan penelitian survey. Menurut Kerlinger (dalam Sugiyono, 2007:3), penelitian survey adalah penelitian yang dilakukan pada populasi besar maupun kecil, tetapi data yang dipelajari adalah data dari sampel yang diambil dari populasi tersebut, sehingga ditemukan kejadian-kejadian relatif, distribusi, dan hubungan-hubungan antar variabel, sosiologi maupun psikologis.

Penelitian ini dilakukan kepada siswa kelas XI IPS SMAN 14 Bandung. Subjek yang diteliti adalah bagaimana pengaruh motivasi belajar, kebiasaan belajar, dan lingkungan terhadap kompetensi siswa pada mata pelajaran akuntansi.

3.2.Operasionalisasi Variabel

Menurut Arikunto (2010:161), variabel penelitian merupakan objek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian, sedangkan operasionalisasi variabel adalah suatu cara mengukur sebuah konsep variabel sehingga terdapat variabel yang saling memengaruhi dan


(23)

dipengaruhi yaitu variabel yang dapat menyebabkan masalah lain dan variabel yang situasi dan kondisinya tergantung oleh variabel lain.

Sesuai dengan judul penelitian ini, maka dalam operasionalisasi variabel ini peneliti terdiri dari:

1. Variabel Independen (Variabel Bebas)

Variabel independen adalah variabel yang memengaruhi variabel terikat atau yang menjadi sebab timbulnya variabel independen (terikat), maka dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas adalah motivasi belajar (X1), kebiasaan belajar (X2), dan lingkungan sekolah (X3). 2. Variabel Dependen (Variabel Terikat)

Variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi / yang menjadi akibat adanya variabel bebas. Sesuai dengan pengertian tersebut maka yang menjadi variabel terikat adalah kompetensi siswa mencatat transaksi/dokumen ke dalam jurnal umum.

Di bawah ini merupakan tabel dari operasionalisasi masing-masing variabel:


(24)

Tabel 3.1

Tabel Operasionalisasi Variabel

Variabel Dimensi Indikator No.Item Skala

Motivasi belajar (X1) Kebiasaan belajar (X2) Lingkungan sekolah (X3) Dorongan dalam diri individu siswa Pembentukan kebiasaan belajar Lingkungan fisik Lingkungan sosial Lingkungan Akademis

1) Menekuni kegiatan belajar

2) Berusaha menghadapi tantangan

3) Belajar adalah kebutuhan

4) Berkarya dalam belajar 5) Belajar dari berbagai

sumber

1) Membuat jadwal belajar

2) Membaca dan membuat catatan

3) Mengulang materi yang diajarkan

4) Konsentrasi 5) Mengadakan kerja

kelompok 6) Bertanya dan

mengerjakan tugas 7) Mempersiapkan diri

menghadapi tes/ujian

1) Sarana dan prasarana 2) Sumber-sumber belajar 1) Hubungan antar guru

dengan siswa

2) Hubungan antar siswa dengan siswa

3) Hubungan antar siswa dan staf sekolah

1) Suasana sekolah 2) Kegiatan belajar

mengajar 1,2,3,4 5,6 7,8,9 10,11,12 13,14,15 16,17 18,19,20 ,21 22,23 24,25,26 27,28,29 30,31,32 ,33 34,35 36,37,38 39,40 41,42 43,44 45,46 47,48 49,50,51 ,52,53 Interval Interval Interval Interval Interval


(25)

Kompetensi siswa

(Y)

Kognitif (pengetahuan)

Afektif (pemahaman)

Psikomotor (keterampilan)

Nilai tes (Ulangan Harian)

Interval

3.3.Populasi dan Sampel

1. Populasi

Menurut Sugiyono (2007:57), populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek atau subjek yang merupakan kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

Dalam penelitian ini, yang menjadi populasi adalah siswa di SMAN 14 Bandung kelas XI khususnya jurusan IPS dengan rincian sebagai berikut:

Tabel 3.2 Data Populasi Siswa

2. Sampel

Menurut Sugiyono (2007:57), sampel adalah sebagian dari

Kelas Jumlah per

kelas XI IPS 1

XI IPS 2 XI IPS 3

36 36 36


(26)

sampling yang digunakan dalam penenlitian ini adalah teknik Probability sampling, yaitu teknik untuk memberikan peluang yang sama pada setiap anggota populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel. Teknis ini akan dilakukan dengan Simple random sampling, yaitu mengambil sampel dari anggota populasi secara acak tanpa memperhatikan strata (tingkatan) dalam anggota populasi. Dalam perhitungan memilih sampel ini menggunakan rumus Slovin (Riduwan, 2007:225) yaitu:

Di mana :

n : ukuran sampel N : ukuran populasi

d : presisi yang ditetapkan

Dari jumlah populasi tersebut dengan tingkat kelonggaran ketidaktelitian sebesar 5%, maka dengan menggunakan rumus di atas diperoleh sampel sebesar:

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut ( Sugiyono,2002:78), dan sampel dalam penelitian ini ditentukan sebanyak 85 orang.

Untuk proporsi sampel setiap kelas, dihitung menggunakan rumus: [ ]


(27)

(Riduwan, 2007:250) Keterangan :

: jumlah sampel menurut stratum : jumlah sampel seluruhnya

: jumlah populasi menurut stratum : jumlah poplasi seluruhnya

Maka untuk setiap kelas sampelnya adalah sebagai berikut :

Tabel 3.3 Jumlah Sampel

Kelas Banyaknya

Siswa

Sampel

XI IPS 1 36

XI IPS 2 36

XI IPS 3 36

Jumlah 108 85

Dari 108 siswa yang akan diambil sebagai sampel adalah 85. Sebelum menyebar angket, dilakukan pengudian/pengocokan untuk para anggota sampling sesuai dengan jumlah angket yang disebar. Prosedur pengambilan sampling akan dijelaskan sebagai berikut: a. Daftarkan nama-nama anggota populasi

b. Beri nomor urut pada populasi

c. Nomor urut untuk sampling ditulis pada lembaran-lembaran kertas berukuran kecil


(28)

d. Masukkan ke dalam kotak, kemudian kocok kotak tersebut dan keluarkan melalui lubang yang telah dibuat

e. Nomor yang keluar adalah mereka yang ditunjuk sebagai sampel penelitian

f. Lakukan terus sampai jumlah yang diinginkan tercapai

3.4.Teknik Pengumpulan Data

1. Metode Angket

Menurut Arikunto (2010:268), Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui.

Angket dalam penelitian ini merupakan sumber data primer untuk mengungkapkan data tentang motivasi belajar, kebiasaan belajar, dan lingkungan sekolah siswa, dengan mengembangkan instrumennya sendiri berdasarkan indikator motivasi belajar, kebiasaan belajar, dan lingkungan sekolah.

Bentuk angket yang disebar adalah angket tertutup yaitu pada setiap pernyataan akan disediakan sejumlah alternatif jawaban untuk dipilih oleh setiap responden dengan menggunakan skala model .

Untuk memperoleh data mengenai motivasi belajar, kebiasaan belajar, dan lingkungan sekolah berdasarkan persepsi siswa dibuat beberapa pertanyaan yang disusun dalam bentuk rating scale 5 point.


(29)

Kuesioner untuk motivasi belajar berisi 15 pertanyaan, 20 item mengenai kebiasaan belajar, dan 18 item mengenai lingkungan sekolah. Masing-masing pernyataan berisi 5 pilihan jawaban dari 1 sampai 5, di mana angka 1 menunjukkan penilaian terendah dan angka 5 menunjukkan penilaian tertinggi. Di bawah ini merupakan format angket yang akan diujikan kepada responden:

Tabel 3.4

Penilaian Skala Rating

No. Pernyataan / Pertanyaan

Skor

5 4 3 2 1

Sumber : Riduwan (2007:20) Keterangan :

Angka 5 : dinyatakan untuk pernyataan positif tertinggi Angka 4 : dinyatakan untuk pernyataan positif tinggi Angka 3 : dinyatakan untuk pernyataan positif sedang Angka 2 : dinyatakan untuk pernyataan positif rendah Angka 1 : dinyatakan untuk pernyataan positif terendah

2. Metode dokumentasi

Metode dokumentasi merupakan metode pengumpulan data yang diperoleh melalui sumber tertulis. Metode ini digunakan untuk mengetahui data statistik seperti jumlah siswa, monografi sekolah, struktur organisasi sekolah, dan sebagainya.


(30)

Sesuai dengan pendapat Arikunto (2010:211), yakni “instrumen

yang baik harus memenuhi dua persyaratan penting yaitu valid dan

reliabel” Maka untuk memenuhi syarat tersebut akan dilakukan uji validitas dan reliabilitas, yaitu sebagai berikut:

3.5.1. Uji Reliabilitas Item

Menurut Arikunto (2010:221) instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur objek akan menghasilkan data yang sama. Uji reliabilitas ini menggunakan rumus Cronbach Alpha yang merupakan koefisien keandalan yang menunjukkan seberapa baik item dalam suatu kumpulan secara positif berkorelasi satu sama lain (Arikunto, 2009:109), yang terdiri dari beberapa langkah, yaitu:

1. Mencari varian tiap butir

∑ [ ∑ ] Keterangan :

= Harga varians tiap butir

∑ = Jumlah kuadrat jawaban responden dari setiap item ∑ = Jumlah skor seluruh responden daris setiap item

= Jumlah responden 2. Mencari varian tiap total


(31)

Keterangan :

= Harga varian tiap total

∑ = Jumlah kuadrat jawaban responden dari setiap item ∑ = Jumlah skor seluruh responden dari seluruh item

= Jumlah responden 3. Menghitung reliabilitas instrumen

[ ] [ ∑ ]

Keterangan :

= Reliabilitas instrumen

= Jumlah item

∑ = Jumlah varians dari tiap instrumen = Varians responden untuk item ke-i

(Arikunto, 2010:239)

Setelah diperoleh nilai tersebut kemudian dikonsultasikan dengan nilai dengan taraf signifikansi 0,05 Kriteria pengujian instrumen dapat diaktakan valid dengan ketentuan:

Jika > berarti instrumen reliabel, sebaliknya jika

berarti instrumen tidak reliabel.

Dalam penelitian ini, untuk menguji reliabilitas soal menggunakan SPSS 20 for windows.


(32)

Uji reliabilitas dimaksudkan untuk melihat ketetapan dari instrumen dalam mengungkapkan fenomena dari responden meskipun dilakukan dalam waktu yang berbeda. Pengujian reliabilitas ini harus membandingakan antara

dengan . Untuk variabel motivasi belajar siswa

diperoleh dari responden yang berjumlah 30 siswa dengan taraf signifikansi 0,05 sebesar 0,361. Berikut adalah hasil uji reliabilitas untuk variabel motivasi belajar yaitu:

Tabel 3.5

Hasil Uji Reliabilitas Motivasi Belajar

Keterangan

0,954 0,361 Reliabel

Sumber: data diolah (2014)

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa instrumen untuk variabel motivasi belajar siswa dalam penelitian ini reliabel, karena > .

2. Uji Reliabilitas Kebiasaan Belajar

Uji reliabilitas untuk variabel kebiasaan belajar siswa diperoleh dari responden yang berjumlah 30 siswa dengan taraf signifikansi 0,05 sebesar 0,361. Berikut ini adalah hasil uji reliabilitas untuk variabel kebiasaan belajar siswa:

Tabel 3.6

Hasil Uji Reliabilitas Kebiasaan Belajar

Keterangan

0,970 0,361 Reliabel


(33)

Berdasarkan tabel 3.9 dapat diketahui bahwa instrumen untuk variabel kebiasaan belaara adalah reliabel, karena

> .

3. Uji Reliabilitas Lingkungan Sekolah

Uji reliabilitas untuk variabel kebiasaan belajar siswa diperoleh dari responden yang berjumlah 30 siswa dengan taraf signifikansi 0,05 sebesar 0,361. Berikut ini adalah hasil uji reliabilitas untuk variabel lingkungan sekolah:

Tabel 3.7

Hasil Uji Reliabilitas Lingkungan Sekolah

Keterangan

0,861 0,361 Reliabel

Sumber: data diolah (2014)

Berdasarkan tabel 3.10 dapat diketahui bahwa instrumen untuk variabel lingkungan sekolah adalah reliabel karena > .

3.5.2. Uji Validitas Item

Hal ini dilakukan berkaitan dengan ketepatan alat ukur terhadap konsep yang dapat diukur sehingga benar-benar mengukur apa yang seharusnya diukur. Sehingga instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan serta dapat mengungkapkan data dari variabel yang diteliti secara tepat. Berkaitan dengan pengujian validitas instrumen menurut Arikunto (2010:212)


(34)

dijelaskan bahwa yang dimaksud validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat dan kevalidan dan kesahihan suatu instrumen.

Uji validitas dilakukan dengan cara menghitung koefisien korelasi setiap butir soal yang diuji dengan Pearson Product Moment dengan nilai-nilai skala setelah dilakukan konversi menjadi interval, yaitu sebagai berikut:

∑ ∑ ∑

√{ ∑ ∑ } ∑ ∑ Keterangan:

= korelasi antara instrumen pertanyaan secara keseluruhan

= jumlah koresponden ∑ = jumlah skor variabel X

∑ = jumlah skor total (seluruh item)

∑ = jumlah skor variabel X untuk keseluruhan instrumen yang

dikuadratkan

∑ = jumlah skor total (seluruh item) yang dikuadratkan

Kriteria pengujian instrumen dapat dikatakan valid dengan ketentuan menurut Arikunto (2009:70), antara lain:

Jika > rtabel berarti instrumen valid, sebaliknya jika rtabel

berarti instrumen tidak valid

1. Uji Validitas Variabel Motivasi Belajar

Uji validitas digunakan untuk mengukur pernyataan yang ada di dalam angket, yaitu untuk mengetahui valid atau tidaknya


(35)

butir-butir soal dalam angket. Uji validitas yang digunakan oleh penulis adalah dengan melakukan uji coba angket penelitian kepada 30 siswa siswa SMAN 14 Bandung dengan jumlah pernyataan 15 soal. Dari 30 siswa tersebut diambil secara acak. Langkah pengujian validitas tersebut kemudian dibandingkan dengan rtabel, dapat diketahui bahwa rtabel untuk 30 responden dengan taraf signifikansi 0,05 adalah 0,361. Hasil uji variabel motivasi belajar dari tiap item adalah sebagai berikut:

Tabel 3.8

Hasil Uji Validitas Motivasi Belajar Siswa

Item Soal

Nilai Korelasi (r)

Nilai r tabel (N=30,α= 5%

Keterangan Kesimpulan

1

0,721

0.361

r Positif, rhitung

> rtabel

Valid 2

0,881 r Positif, rhitung

> rtabel

Valid 3

0,557 r Positif, rhitung

> rtabel

Valid 4

0,758 r Positif, rhitung

> rtabel

Valid 5

0,636 r Positif, rhitung

> rtabel

Valid 6

0,871 r Positif, rhitung

> rtabel

Valid 7

0,872 r Positif, rhitung

> rtabel

Valid 8

0,825 r Positif, rhitung

> rtabel

Valid 9

0,894 r Positif, rhitung

> rtabel

Valid 10

0,892 r Positif, rhitung

> rtabel

Valid 11

0,886 r Positif, rhitung

> rtabel

Valid


(36)

13

0,686 r Positif, rhitung

> rtabel

Valid 14

0,538 r Positif, rhitung

> rtabel

Valid 15

0,246 r Positif, rhitung

< rtabel

Tidak Valid Sumber: data diolah (2014)

Berdasarkan perhitungan validitas di atas, dapat terlihat bahwa dari 15 pertanyaan mengenai motivasi belajar siswa yang disebarkan kepada responden dinyatakan 14 butir soal yang valid.

2. Uji Validitas Variabel Kebiasaan Belajar

Uji validitas yang dilakukan untuk variabel kebiasaan belajar siswa menggunakan pengujian yang sama dengan uji validitas pada variabel motivasi belajar sebelumnya yakni melakukan uji coba angket penelitian kepada 30 siswa SMAN 14 Bandung dengan jumlah 20 item pertanyaan. Langkah pengujan validitas tersebut dibandingkan dengan rtabel untuk 30 responden dengan taraf signifikansi 0,05 adalah 0,361. Berikut ini ditampilkan hasil uji validitas variabel kebiasaan belajar siswa dari tiap item yaitu sebagai berikut :

Tabel 3.9

Hasil Uji Validitas Kebiasaan Belajar Siswa Item Soal Nilai Korelasi

(r)

Nilai r tabel

N=30,α= 5%

Keterangan Kesimpulan

16

0,859 r Positif, rhitung

> rtabel

Valid 17

0,887 r Positif, rhitung

> rtabel


(37)

18

0,910

0.361

r Positif, rhitung

> rtabel

Valid 19

0,832 r Positif, rhitung

> rtabel

Valid 20

0,782 r Positif, rhitung

> rtabel

Valid 21

0,875 r Positif, rhitung

> rtabel

Valid 22

0,838 r Positif, r> r hitung

tabel

Valid 23

0,828 r Positif, r> r hitung

tabel

Valid 24

0,755 r Positif, r> r hitung

tabel

Valid 25

0,921 r Positif, rhitung

> rtabel

Valid 26

-0,011 r Negatif, rhitung

< rtabel

Tidak Valid 27

0,799 r Positif, rhitung

> rtabel

Valid 28

0,906 r Positif, rhitung

> rtabel

Valid 29

0,894 r Positif, r> r hitung

tabel

Valid 30

0,859 r Positif, r< r hitung

tabel

Valid 31

0,772 r Positif, r< r hitung

tabel

Valid 32

0,627 r Positif, rhitung

< rtabel

Valid 33

0,761 r Positif, rhitung

< rtabel

Valid 34

0,512 r Positif, rhitung

< rtabel

Valid 35

0,814 r Positif, r< r hitung

tabel

Valid Sumber: data diolah (2014)

Berdasarkan perhitungan validitas di atas, dapat terlihat bahwa 20 pernyataan mengenai kebiasaan belajar siswa terdapat satu pernyataan yang tidak valid yaitu pernyataan nomor 26.


(38)

3. Uji Validitas Variabel Lingkungan Sekolah

Sama seperti variabel sebelumnya, untuk variabel lingkungan sekolah diujikan dengan 18 item soal yang dibagikan kepada 30 responden. Uji validitas variabel lingkungan sekolah ini terdiri dari:

Tabel 3.10

Hasil Uji Validitas Lingkungan Sekolah Item Soal Nilai

Korelasi (r)

Nilai r tabel (N=30,α= 5%

Keterangan Kesimpulan

36

0,069

0.361

r Positif rhitung <

rtabel

Tidak Valid 37

0,293 r Positif rr hitung <

tabel

Tidak Valid 38

0,467 r Positif, rr hitung >

tabel

Valid 39

0,646 r Positif, rhitung > rtabel

Valid 40

0,524 r Positif, rhitung > rtabel

Valid 41

0,671 r Positif, rhitung > rtabel

Valid 42

0,633 r Positif, rhitung > rtabel

Valid 43

0,628 r Positif, rr hitung >

tabel

Valid 44

0,660 r Positif, rr hitung >

tabel

Valid 45

0,552 r Positif, rr hitung >

tabel

Valid 46

0,292 r Positif, rhitung < rtabel

Tidak Valid 47

0,453 r Positif, rhitung > rtabel

Valid 48

0,576 r Positif, rhitung > rtabel

Valid 49

0,338 r Positif, rhitung < rtabel

Tidak Valid 50

0,435 r Positif, rr hitung >

tabel


(39)

51

0,575 r Positif, rr hitung <

tabel

Valid 52

0,270 r Positif, rhitung < rtabel

Tidak Valid 53

0,372 r Positif, rhitung > rtabel

Valid Sumber: data diolah (2014)

Berdasarkan perhitungan validitas di atas, dapat terlihat bahwa 18 pertanyaan mengenai lingkungan sekolah terdapat 5 soal yang tidak valid yaitu nomor 36, 37, 46, 49, dan 52. Pertanyaan yang tidak valid tersebut tidak akan dipergunakan. Sisanya yaitu 13 pertanyaan akan digunakan untuk penelitian.

3.5.3. Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik merupakan syarat sebelum memastikan menggunakan model regresi berganda. Pengujian asumsi klasik bertujuan untuk memastikan bahwa hasil penelitian adalah valid dengan data yang digunakan secara teori adalah tidak bias, konsisten dan penaksiran koefisien regresinya efisien. Di samping itu suatu model dikatakan cukup baik dan dipakai untuk memprediksi apabila sudah lolos dari serangkaian uji asumsi ekonomika yang melandasinya. (Gujarati, 2003:97)

Uji asumsi klasik terdiri dari:


(40)

Uji normalitas dilakukan untuk menguji kenormalan distribusi data untuk masing-masing variabel penelitian. Penelitian harus membuktikan terlebih dahulu apakah data yang dianalisis itu berdistribusi normal atau tidak. Apabila data berdistribusi normal maka statistika yang digunakan adalah statistika parametrik. Tetapi apabila data tidak berdistribusi normal maka statistik yang digunakan adalah statistik non parametrik.

Dalam penelitian ini penulis menggunakan menggunakan program SPSS 20 for windows untuk memudahkan pengujian normalitasnya.

Di bawah ini akan disajikan hasil dari uji normalitas per variabel, yang dapat dilihat dari gambar sebagai berikut:

a. Uji Normalitas Motivasi Belajar

Gambar 3.1


(41)

Berdasarkan gambar tersebut, titik-titik menyebar dan mendekati di sekitar garis normal. Hal ini dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal.

b. Uji Normalitas Kebiasaan Belajar

Gambar 3.2

Uji Normalitas Kebiasaan Belajar

Berdasarkan gambar tersebut, titik-titik menyebar dan mendekati di sekitar garis normal. Hal ini dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal.


(42)

Berdasarkan gambar tersebut, titik-titik menyebar dan mendekati di sekitar garis normal. Hal ini dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal.

d. Normalitas Kompetensi Siswa

Gambar 3.4

Uji Normalitas Kompetensi Siswa

Berdasarkan gambar tersebut, titik-titik menyebar dan mendekati di sekitar garis normal. Hal ini dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal.

3.5.3.2. Uji Multikoloniearitas

Uji ini digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan linear antar variabel independen dalam model regresi. Prasyarat yang harus terpenuhi dalam model regresi adalah tidak adanya multikolinearitas. Dengan program SPSS 20 for windows, ada beberapa metode yang bisa digunakan, yaitu :


(43)

b. Dengan membandingkan nilai koefisien determinasi individual (r2) dengan nilai determinasi secara serentak (R2), dan

c. Dengan melihat nilai eigenvalue dan condition index.

Di bawah ini akan ditampilkan hasil dari uji multikolonieritas yang dapat dilihat dari tabel sebagai berikut:

Tabel 3.11 Tabel Multikolonieritas

a:Dependent variable:Kompetensi

Berdasarkan kriteria yang ditentukan di atas, jika melihat nilai VIFnya di bawah 10 , maka dapat disimpulkan bahwa data tidak mengalami multikolonieritas.

3.5.3.3. Uji Heteroskedastisitas

Heteroskedastisitas menunjukkan bahwa varians variabel tidak sama untuk semua pengamatan, jika varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas atau tidak terjadi keteroskedastisitas. Dalam penelitian ini akan menggunakan program SPSS dengan melihat grafik scatterplot antar nilai prediksi variabel terikat (ZPRED) dengan residualnya (SPRESID). Cara menganalisisnya adalah

Model Collinearity Statistics Tolerance VIF

1

(Constant)

Motivasi .379 2.640 Kebiasaan .346 2.886 Lingkungan .447 2.237


(44)

a. Jika ada titik-titik yang membentuk pola tertentu yang teratur seperti bergelombang, melebar kemudian menyempit maka mengindikasikan adanya heteroskedastisitas

b. Jika tidak terdapat pola tertentu yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 10 pada sumbu Y maka mengindikasikan tidak terjadi heteroskedastisitas (Priyatno, 2012:165)

Regresi yang baik adalah yang mempunyai data yang homokedastisitias atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Hasilnya terdapat pada gambar di bawah ini:

Gambar 3.5 Heteroskedastisitas


(45)

Dari gambar tersebut, dapat dilihat bahwa titik-titik menyebar di bawah angka 10, hal ini dapat disimpulkan bahwa data tidak terjadi heteroskedastisitas dan data termasuk homogen.

3.6.Teknik Analisis Data dan Pengujian Hipotesis 3.6.1. Analisis Regresi Berganda

Regresi linear berganda digunakan untuk menguji pengaruh lebih dari satu variabel bebas terhadap variabel terikat. Dalam penelitian ini, analisis regresi berganda ini digunakan untuk membuktikan sejauh mana pengaruh motivasi, kebiasaan belajar, dan lingkungan sekolah terhadap kompetensi siswa pada mata pelajaran akuntansi kelas XI IPS di SMAN 14 Bandung. Persamaan regresinya adalah sebagai berikut:

Keterangan:

Ŷ = kompetensi siswa a = konstanta

b1, b2, b3 = koefisien arah regresi


(46)

X3 = lingkungan sekolah

( Sugiyono, 2010:277)

3.6.2. Pengujian Hipotesis

Untuk menguji hipotesis, perlu digunakan rumus statistika, antara lain: 1. Uji Keberartian Regresi ( Uji F)

Untuk menguji keberatan regresi hubungan variabel independen dengan variabel dependen secara simultan, maka digunakan uji F. Rumus yang dapat digunakan untuk melakukan pengujian ini adalah:

(Sudjana, 2003:91) Keterangan:

∑ ∑ ∑

k = jumlah variabel independen n = jumlah anggota sampel

F = Fhitung yang selanjutnya dibandingkan dengan Ftabel

Kriteria pengambilan keputusan yang digunakan adalah sebagai berikut:

Jika Fhitung Ftabel, , maka Ha ditolak dan Ha diterima Jika Fhitung > Ftabel , maka Ha diterima dan Ho ditolak Dengan taraf nyata 0,05, maka hipotesisnya adalah :


(47)

Ho : Regresi tidak berarti Ha : Regresi berarti

Kriteria keputusannya adalah:

- Jika Fhitung Ftabel, , maka Ha ditolak dan Ha diterima, maka Ha ditolak dan Ha diterima, artinya motivasi belajar, kebiasaan belajar, dan lingkungan sekolah tidak berpengaruh terhadap kompetensi siswa.

- Jika Fhitung > Ftabel , maka Ha diterima dan Ho ditolak, maka Ha ditolak dan Ha diterima, artinya motivasi belajar, kebiasaan belajar, dan lingkungan sekolah berpengaruh terhadap kompetensi siswa.

2. Uji Keberartian Koefisien Arah Regresi (Uji t)

Selain uji F perlu juga dilakukan uji t guna mengetahui keberartian koefisien regresi. Rumus yang digunakan untuk uji t ini adalah:

di mana :

∑ ∑

(Sudjana, 2003:31) Keterangan:

= koefisien regresi


(48)

Selanjutnya harus digunakan distribusi Student t dengan dk = (n-2) berdasarkan kriteria uji:

- thitung > ttabel, maka ditolak - thitung≤ ttabel, maka diterima

Hipotesis dari penelitian ini adalah:

1) : = 0, motivasi belajar tidak berpengaruh terhadap kompetensi siswa pada mata pelajaran akuntansi kelas XI IPS di SMAN 14 Bandung

: 0, motivasi belajar berpengaruh terhadap kompetensi

siswa pada mata pelajaran akuntansi kelas XI IPS di SMAN 14 Bandung

2) : = 0, kebiasaan belajar tidak berpengaruh terhadap

kompetensi siswa pada mata pelajaran akuntansi kelas XI IPS di SMAN 14 Bandung

: 0, kebiasaan belajar berpengaruh terhadap kompetensi

siswa pada mata pelajaran akuntansi kelas XI IPS di SMAN 14 Bandung

3) : = 0, lingkungan sekolah tidak berpengaruh terhadap

kompetensi siswa pada mata pelajaran akuntansi kelas XI IPS di SMAN 14 Bandung

: 0, lingkungan sekolah berpengaruh terhadap kompetensi

siswa pada mata pelajaran akuntansi kelas XI IPS di SMAN 14 Bandung


(49)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1.Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan sebelumnya, diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1. Motivasi belajar siswa pada mata pelajaran akuntansi di kelas XI IPS SMAN 14 tergolong ke dalam motivasi belajar dengan kategori sedang dengan indikator yang paling dominan yaitu berkarya dalam belajar yang ditunjukkan dengan kesukaan siswa untuk mengerjakan tugas agar mendapat nilai yang bagus dan membanggakan. Indikator selanjutnya dari motivasi belajar adalah mamu menekuni kegiatan belajar, berusaha menghadapi tantangan, membuat belajar menjadi kebutuhan, dan belajar dari berbagai sumber

2. Kebiasaan belajar siswa pada mata pelajaran akuntansi di kelas XI IPS SMAN 14 Bandung tergolong ke dalam kebiasaan belajar dengan kategori sedang dengan indikator yang paling dominan yaitu konsentrasi dalam belajar ketika menghadapi pelajaran yang ditunjukkan dengan usaha siswa menjaga perhatian dari hal-hal yang mengganggu ketika belajar dan memperhatikan penjelasan guru ketika sedangn menerangkan. Indikator selanjutnya dari kebiasaan belajar adalah membuat jadwal belajar, membaca dan mencatat materi,


(50)

mengulang materi, belajar kelompok, bertanya dan mengerjakan tugas, dan mempersiapkan diri untuk belajar.

3. Lingkungan sekolah SMAN 14 Bandung tergolong ke dalam kategori lingkungan yang kondusif untuk belajar khususnya pada mata pelajaran akuntansi di kelas XI IPS ditunjukkan dengan adanya keterbukan dan saling membantu antara guru dengan siswanya. Indikator selanjutnya dari lingkungan sekolah adalah sarana prasarana, sumber-sumber belajar, hubungan antar siswa, hubungan antar siswa dan staf, suasana sekolah dan kegiatan belajar.

4. Kompetensi siswa pada mata pelajaran akuntansi di kelas XI IPS SMAN 14 Bandung tergolong ke dalam kategori kompetensi tingkat sedang atau dengan kata lain, rata-rata siswa mencapai kompetensi berada di sekitar KKM (78)

5. Motivasi belajar, kebiasaan belajar, dan lingkungan sekolah berpengaruh signifikan terhadap kompetensi siswa pada mata pelajaran akuntansi kelas XI IPS 1 SMAN 14 Bandung. Dalam hal ini, faktor lingkungan sekolah mempunyai pengaruh yang lebih dominan dari faktor motivasi belajar dan kebiasaan belajar. Sehingga dapat simpulkan bahwa lingkungan sekolah adalah faktor yang dapat meningkatkan motivasi belajar dan kebiasaan belajar siswa.


(51)

5.2.Keterbatasan Penelitian

Beberapa keterbatasan yang dihadapi dalam penelitian ini adalah: 1. Kurangnya sumber referensi yang membahas mengenai kompetensi

siswa.

2. Referensi skripsi dengan variabel “kompetensi siswa” masih jarang ditemui.

3. Membutuhkan waktu lebih banyak untuk membagikan angket, karena pada saat penelitian berlangsung, tidak semua siswa hadir dan mengikuti pelajaran.

4. Tidak semua responden menjawab pertanyaan yang ada di angket, hal ini dapat memengaruhi hasil penelitian.

5. Tidak semua responden mau untuk mengisi angket

5.3.Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan di atas maka peneliti memberikan saran-saran baik secara empiris maupun secara praktis sebagai berikut:

1. Motivasi Belajar

Berdasarkan hasil penelitian, motivasi belajar siswa pada mata pelajaran akuntansi paling rendah adalah belajar dari berbagai sumber oleh karena itulah, dalam perlu ditingkatkan dengan cara


(52)

mengoptimalkan LKS dan memberikan tugas-tugas dengan mencari jawaban yang ada di buku-buku referensi lainnya sehingga siswa menjadi lebih tertarik dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar akuntansi tersebut.

2. Kebiasaan Belajar

Indikator kebiasaan belajar terendah adalah kebiasaan bekerja kelompok, hal ini perlu ditingkatkan misalnya dengan cara guru memberikan latihan-latihan soal yang kemudian dibahas secara berkelompok dengan sistem kompetisi, atau dengan metode pembelajaran diskusi kelompok, sehingga kegiatan belajar menjadi lebih menarik dan tidak monoton.

3. Lingkungan Sekolah

Lingkungan sekolah adalah lingkungan yang paling dominan bagi siswa untuk mencapai kompetensi belajar siswanya. Indikator terndah yaitu sumber-sumber belajar. Hal ini perlu ditingkatkan, di mana sekolah akan lebih baik untuk menambah koleksi buku-buku penunjang yang lebih Up to date supaya siswa mempunyai lebih banyak wawasan dan pengalaman dalam belajarnya.

4. Bagi Sekolah

Sebaiknya pihak sekolah lebih meningkatkan fasilitas-fasilitas tambahan yang mendukung khususnya untuk mata pelajaran akuntansi, misalnya diadakan laboratorium komputer akuntansi, menambah referensi sumber-sumber belajar,dsb agar siswa merasa lebih nyaman


(53)

untuk belajar sehingga dapat mencapai standar kompetensi lebih baik. Tidak lupa juga untuk guru-gurunya, untuk mempertahankan motode pembelajaran dan menjaga hubungan baik yang terbuka dengan siswa-siswanya.

5. Bagi Siswa

Agar mencapai kompetensi-kompetensi yang telah ditetapkan, akan lebih baik apabila siswa lebih berpikiran terbuka untuk menerima setiap ilmu yang diberikan oleh sekolahnya dan menjadikan prestasi sebagai motivasi dalam belajar, dan menyadari akan pentingnya mempunyai kebiasaan belajar, dan lebih menjaga lingkungan sekolah, hubungan dengan guru, siswa maupun dengan staf agar lingkungan tetap kondusif dan nyaman untuk belajar

6. Bagi Peneliti selanjutnya

Penelitian ini memberikan hasil bahwa motivasi belajar, kebiasaan belajar, dan lingkungan sekolah berpengaruh terhadap kompetensi siswa sebesar 68% dan sisanya dipengaruhi oleh faktor-faktor yang lain. Oleh karena itu, diharapkan untuk penelitian selanjutnya untuk meneliti dan mengetahui faktor-faktor selain yang diteliti dalam penelitian ini.


(54)

DAFTAR PUSTAKA

Sumber Buku:

Aunurrahman. (2009). Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta Ahmadi, Abu. (2007). Psikologi Sosial. Jakarta: Rineka Cipta

Ahmadi, Abu dan Rohani. (2007). Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Setia.

Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rhineka Cipta

_______________. (2009). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara

Baharuddin, dan Esa Nur W. (2008). Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Ar-Ruzz Media Grup.

Baridwan, Zaki. (2004). Intermediate Accounting. Yogyakarta: BPFE Bastian, I. (2006). Akuntansi Pendidikan. Jakarta: Erlangga

Dalyono.(2009). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta Djaali. (2009). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara

Djamarah, Syeful B. (2008). Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta

Dimyati dan Mudjiono. (2009). Belajar dan Pembelajaran. Jarata: Rineka Cipta

Gujarati. (2003). Basic Econometric. Singapore: McGraw Hill

Hamalik, Oemar. (2007). Psikologi Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algesindo

Hamzah B, Uno. (2010). Teori Motivasi & Pengukurannya. Jakarta: Bumi Aksara


(55)

Harsanto, Radno. (2007). Pengelolaan Kelas yang Dinamis. Yogyakarta: Kanisius

Hasbullah. (2009). Dasar-dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers Moeslihat,R. (2005). Akuntansi Untuk SMA Kelas XI. Bogor: CV Regina Muslich, Masnur. (2011). Penilaian Berbasis Kelas dan Kompetensi.

Bandung: PT Refika Aditama

Ormrod,Jeanne Ellis. (2008). Psikologi Pendidikan Membantu Siswa Tumbuh dan Berkembang. Jakarta: Erlangga

Priyatno D. (2012). Cara Kilat Belajar Analisis Data dengan SPSS 20. Jakarta: Andi Publisher

Purwanto, Ngalim. (2004). Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya

Reid, Gavin. (2009). Memotivasi Siswa di Kelas: Gagasan dan Strategi. Jakarta: PT Indeks

Riduwan. (2007). Dasar-dasar Stastistik. Bandung: Alfabeta

Sardiman A.M. (2007). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

Semiawan, Conny R. (1999). Pendidikan Tinggi:Peningkatan Kemampuan Manusia Sepanjang Hayat Seoptimal Mungkin. Jakarta: Dirjen Pendidikan Tinggi

Slameto. (2003). Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT Rhineka Cipta

______. (2010). Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT Rhineka Cipta

Sudjana. (2005). Metoda Statistika. Bandung: Tarsito


(56)

Sudjana, Nana. (2004). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Sugiyono. (2007). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta.

Sukardjo, M dan Ukim K. (2009). Landasan Pendidikan Konsep dan Aplikasinya. Jakarta: Rajawali Pers.

Sukmadinata, Nana S. (2005). Landasan Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya

Syah, Muhibbin. (2006). Psikologi Belajar. Jakarta: Rajawali Pers.

Tim Dosen. (2013). Pedoman Operasional Penulisan Skripsi. Bandung: FPEB.

Udin, Syaefudin S. (2009). Inovasi Pendidikan. Bandung: Alfabeta

Uno, Hamzah B. (2009). Teori Motivasi dan Pengukurannya. Jakarta: Bumi Aksara

______________. (2010). Orientasi Baru Dalam Psikologi Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara

Weygandt, J.J, Kieso, D.E, dan Kimmel, P.D. (2007). Accounting Principles(Terjemahan). Jakarta: Salemba Empat.

Sumber Jurnal :

Fatchurrochman,R. (2011). “Pengaruh Motivasi Berprestasi Terhadap Kesiapan Belajar, Pelaksanaan Prakerin dan Pencapaian Kompetensi Mata Pelajaran Produktif”, INVOTEC.Vol.VII No.2 p.175-187 St.Syamsyuduhha dan Muh.Rafi. (2012). “Penggunaan Lingkungan Sekolah

Sebagai Sumber Belajar dan Meningkatkan Hasil Belajar Biologi”, LENTERA PENDIDIKAN.Vol.15 No.1 p.18-31


(57)

Sumber Skripsi dan Tesis:

Ayuningtyas, Fini W. (2012). Pengaruh Motivasi Belajar dan Cara Belajar Siswa terhadap Prestasi Belajar Siswa pada Mapel Akuntansi Kelas XI IPS di SMAN 14 Bandung. Skripsi. Bandung: Program Sarjana UPI

Harjono. (2008). Pengaruh Model Pembelajaran Cooperative Learning Terhadap Pencapaian Kompetensi Belajar IPS Ditinjau dari Motivasi Berprestasi Siswa SMPN 3 Mojolaban. Tesis. Surakarta:Program Pasca Sarjana UNNES

Hidayati, Nurul. (2008). Pengaruh Penerapan Metode Pembelajaran Kooperatif Bermedia VCD dan Bermedia Gambar Terhadap Pencapaian Kompetensi Belajar Ekonomi Ditinjau dari Kebiasaan Belajar Siswa di Kelas XI MAN 1 Surakarta. Tesis. Surakarta: Program Pasca Sarjana UNNES

Nurfauziah, Gina A. (2012). Pengaruh Lingkungan Sekolah Terhadap Minat Belajar Siswa pada Mapel Akuntansi Kelas XI IPS di SMA Lanud Husein Sastranegara. Skripsi: Bandung: Program Sarjana UPI Wulandari, Putri A. (2013). Pengaruh Minat dan Kebiasaan Belajar di

Sekolah Terhadap Prestasi Belajar Siswa pada Mapel Akuntansi di SMAN 14 Bandung. Skripsi. Bandung: Program Sarjana UPI

Wulaningsih. (2012). Pengaruh Kebiasaan Belajar dan Lingkungan Sekolah Terhadap Prestasi Belajar pada Kompetensi Mengelola Kartu Aktiva Tetap Siswa Program Keahlian Akuntansi SMK Muhammadiyah Cawas Tahun Ajaran 2011/2012. Skripsi: Yogyakarta: Program sarjana UNY

Sumber Internet

Kaltimpost. (2013) “ Kurikulum 2013 Lebih Unggul daripada Kurikulum Sebelumnya.”[Online].Tersedia:


(58)

RIWAYAT HIDUP

DATA PRIBADI

Nama : Stefani TyasPalupi

Tempat Tanggal Lahir : Cilacap, 21 Februari 1991

Alamat : Jalan A. Yani 38 Rt 02/ Rw II Dusun Kedungwringin, Tinggarjaya, Sidareja, Kabupaten Cilacap 53261 No.Telepon : 085291303412

E-mail : penongpenong@gmail.com

Nama Orang Tua

1. Ayah : Satiman

2. Ibu : Basirah

RIWAYAT PENDIDIKAN

 Tahun 1997 - 2003 SD Negeri 01 Sidareja, Cilacap  Tahun 2003 - 2006 SMP Negeri 2 Sidareja, Cilacap  Tahun 2006 - 2009 SMA Negeri 1 Sidareja, Cilacap


(1)

115

untuk belajar sehingga dapat mencapai standar kompetensi lebih baik. Tidak lupa juga untuk guru-gurunya, untuk mempertahankan motode pembelajaran dan menjaga hubungan baik yang terbuka dengan siswa-siswanya.

5. Bagi Siswa

Agar mencapai kompetensi-kompetensi yang telah ditetapkan, akan lebih baik apabila siswa lebih berpikiran terbuka untuk menerima setiap ilmu yang diberikan oleh sekolahnya dan menjadikan prestasi sebagai motivasi dalam belajar, dan menyadari akan pentingnya mempunyai kebiasaan belajar, dan lebih menjaga lingkungan sekolah, hubungan dengan guru, siswa maupun dengan staf agar lingkungan tetap kondusif dan nyaman untuk belajar

6. Bagi Peneliti selanjutnya

Penelitian ini memberikan hasil bahwa motivasi belajar, kebiasaan belajar, dan lingkungan sekolah berpengaruh terhadap kompetensi siswa sebesar 68% dan sisanya dipengaruhi oleh faktor-faktor yang lain. Oleh karena itu, diharapkan untuk penelitian selanjutnya untuk meneliti dan mengetahui faktor-faktor selain yang diteliti dalam penelitian ini.


(2)

DAFTAR PUSTAKA

Sumber Buku:

Aunurrahman. (2009). Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta Ahmadi, Abu. (2007). Psikologi Sosial. Jakarta: Rineka Cipta

Ahmadi, Abu dan Rohani. (2007). Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Setia.

Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rhineka Cipta

_______________. (2009). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara

Baharuddin, dan Esa Nur W. (2008). Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Ar-Ruzz Media Grup.

Baridwan, Zaki. (2004). Intermediate Accounting. Yogyakarta: BPFE Bastian, I. (2006). Akuntansi Pendidikan. Jakarta: Erlangga

Dalyono.(2009). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta Djaali. (2009). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara

Djamarah, Syeful B. (2008). Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta

Dimyati dan Mudjiono. (2009). Belajar dan Pembelajaran. Jarata: Rineka Cipta

Gujarati. (2003). Basic Econometric. Singapore: McGraw Hill

Hamalik, Oemar. (2007). Psikologi Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algesindo

Hamzah B, Uno. (2010). Teori Motivasi & Pengukurannya. Jakarta: Bumi Aksara


(3)

117

Harsanto, Radno. (2007). Pengelolaan Kelas yang Dinamis. Yogyakarta: Kanisius

Hasbullah. (2009). Dasar-dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers Moeslihat,R. (2005). Akuntansi Untuk SMA Kelas XI. Bogor: CV Regina Muslich, Masnur. (2011). Penilaian Berbasis Kelas dan Kompetensi.

Bandung: PT Refika Aditama

Ormrod,Jeanne Ellis. (2008). Psikologi Pendidikan Membantu Siswa Tumbuh dan Berkembang. Jakarta: Erlangga

Priyatno D. (2012). Cara Kilat Belajar Analisis Data dengan SPSS 20. Jakarta: Andi Publisher

Purwanto, Ngalim. (2004). Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya

Reid, Gavin. (2009). Memotivasi Siswa di Kelas: Gagasan dan Strategi. Jakarta: PT Indeks

Riduwan. (2007). Dasar-dasar Stastistik. Bandung: Alfabeta

Sardiman A.M. (2007). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

Semiawan, Conny R. (1999). Pendidikan Tinggi:Peningkatan Kemampuan Manusia Sepanjang Hayat Seoptimal Mungkin. Jakarta: Dirjen Pendidikan Tinggi

Slameto. (2003). Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT Rhineka Cipta

______. (2010). Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT Rhineka Cipta

Sudjana. (2005). Metoda Statistika. Bandung: Tarsito

______. (2003). Teknik Analisis Regresi dan Korelasi Bagi Para Peneliti.


(4)

Sudjana, Nana. (2004). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Sugiyono. (2007). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta.

Sukardjo, M dan Ukim K. (2009). Landasan Pendidikan Konsep dan Aplikasinya. Jakarta: Rajawali Pers.

Sukmadinata, Nana S. (2005). Landasan Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya

Syah, Muhibbin. (2006). Psikologi Belajar. Jakarta: Rajawali Pers.

Tim Dosen. (2013). Pedoman Operasional Penulisan Skripsi. Bandung: FPEB.

Udin, Syaefudin S. (2009). Inovasi Pendidikan. Bandung: Alfabeta

Uno, Hamzah B. (2009). Teori Motivasi dan Pengukurannya. Jakarta: Bumi Aksara

______________. (2010). Orientasi Baru Dalam Psikologi Pembelajaran.

Jakarta: Bumi Aksara

Weygandt, J.J, Kieso, D.E, dan Kimmel, P.D. (2007). Accounting Principles(Terjemahan). Jakarta: Salemba Empat.

Sumber Jurnal :

Fatchurrochman,R. (2011). “Pengaruh Motivasi Berprestasi Terhadap

Kesiapan Belajar, Pelaksanaan Prakerin dan Pencapaian Kompetensi

Mata Pelajaran Produktif”, INVOTEC.Vol.VII No.2 p.175-187

St.Syamsyuduhha dan Muh.Rafi. (2012). “Penggunaan Lingkungan Sekolah

Sebagai Sumber Belajar dan Meningkatkan Hasil Belajar Biologi”,


(5)

119

Sumber Skripsi dan Tesis:

Ayuningtyas, Fini W. (2012). Pengaruh Motivasi Belajar dan Cara Belajar Siswa terhadap Prestasi Belajar Siswa pada Mapel Akuntansi Kelas XI IPS di SMAN 14 Bandung. Skripsi. Bandung: Program Sarjana UPI

Harjono. (2008). Pengaruh Model Pembelajaran Cooperative Learning Terhadap Pencapaian Kompetensi Belajar IPS Ditinjau dari Motivasi Berprestasi Siswa SMPN 3 Mojolaban. Tesis. Surakarta:Program Pasca Sarjana UNNES

Hidayati, Nurul. (2008). Pengaruh Penerapan Metode Pembelajaran Kooperatif Bermedia VCD dan Bermedia Gambar Terhadap Pencapaian Kompetensi Belajar Ekonomi Ditinjau dari Kebiasaan Belajar Siswa di Kelas XI MAN 1 Surakarta. Tesis. Surakarta: Program Pasca Sarjana UNNES

Nurfauziah, Gina A. (2012). Pengaruh Lingkungan Sekolah Terhadap Minat Belajar Siswa pada Mapel Akuntansi Kelas XI IPS di SMA Lanud Husein Sastranegara. Skripsi: Bandung: Program Sarjana UPI Wulandari, Putri A. (2013). Pengaruh Minat dan Kebiasaan Belajar di

Sekolah Terhadap Prestasi Belajar Siswa pada Mapel Akuntansi di SMAN 14 Bandung. Skripsi. Bandung: Program Sarjana UPI

Wulaningsih. (2012). Pengaruh Kebiasaan Belajar dan Lingkungan Sekolah Terhadap Prestasi Belajar pada Kompetensi Mengelola Kartu Aktiva Tetap Siswa Program Keahlian Akuntansi SMK Muhammadiyah Cawas Tahun Ajaran 2011/2012. Skripsi: Yogyakarta: Program sarjana UNY

Sumber Internet

Kaltimpost. (2013) “ Kurikulum 2013 Lebih Unggul daripada Kurikulum

Sebelumnya.”[Online].Tersedia:


(6)

RIWAYAT HIDUP

DATA PRIBADI

Nama : Stefani TyasPalupi

Tempat Tanggal Lahir : Cilacap, 21 Februari 1991

Alamat : Jalan A. Yani 38 Rt 02/ Rw II Dusun Kedungwringin, Tinggarjaya, Sidareja, Kabupaten Cilacap 53261 No.Telepon : 085291303412

E-mail : penongpenong@gmail.com

Nama Orang Tua

1. Ayah : Satiman

2. Ibu : Basirah

RIWAYAT PENDIDIKAN

 Tahun 1997 - 2003 SD Negeri 01 Sidareja, Cilacap  Tahun 2003 - 2006 SMP Negeri 2 Sidareja, Cilacap  Tahun 2006 - 2009 SMA Negeri 1 Sidareja, Cilacap


Dokumen yang terkait

PENGARUH KOMPETENSI GURU, LINGKUNGAN KELUARGA, LINGKUNGAN MASYARAKAT, LINGKUNGAN SEKOLAH DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI KELAS XI IPS DI SMA NEGERI 1

1 8 208

PENGARUH MINAT, MOTIVASI, DAN KEBIASAAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 5 CIMAHI.

0 5 59

PENGARUH KOMPETENSI PEDAGOGIK DAN KOMPETENSI PROFESIONAL GURU TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI KELAS XI IPS DI SMAN 21 BANDUNG.

0 4 52

PENGARUH LINGKUNGAN KELUARGA DAN MINAT BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI : Studi Pada Siswa Kelas Xi IPS SMA Negeri 14 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013.

0 0 52

Pengaruh Lingkungan Keluarga Dan Kebiasaan Belajar Terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Akuntansi Kelas Xi Ips Di Sma Negeri 6 Bandung.

6 13 49

PENGARUH KOMPETENSI GURU TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI DI SMAN 14 BANDUNG : Survey Pada Siswa Kelas XI IPS.

0 1 61

PENGARUH DISIPLIN BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI DI KELAS XI IPS SMAN 14 BANDUNG.

0 0 40

PENGARUH LINGKUNGAN KELUARGA DAN LINGKUNGAN SEKOLAH TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI DI KELAS XI IPS SMA PASUNDAN 8 BANDUNG.

5 15 59

PENGARUH MINAT BELAJAR DAN KEBIASAAN BELAJAR SISWA DI SEKOLAH TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI : Survei Pada Siswa Kelas XI IPS di SMA Negeri 14 Bandung.

0 0 49

Pengaruh Lingkungan Keluarga Dan Kebiasaan Belajar Terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Akuntansi Kelas Xi Ips Di Sma Negeri 6 Bandung - repository UPI S PEA 1000743 Title

0 0 3