PENERAPAN PENDEKATAN INKUIRI DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA TENTANG SIFAT-SIFAT CAHAYA.

(1)

Yuyu Yulia, 2013

Penerapan Pendekatan Inkuiri Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ipa Tentang Sifat-Sifat Cahaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

PENERAPAN PENDEKATAN INKUIRI DALAM

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA

PELAJARAN IPA TENTANG SIFAT-SIFAT CAHAYA

(Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas V SDN 1 Suntenjaya Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh

YUYU YULIA 0905314

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN PEDAGOGIK

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

2013


(2)

Yuyu Yulia, 2013

Penerapan Pendekatan Inkuiri Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ipa Tentang Sifat-Sifat Cahaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Halaman Hak Cipta untuk Mahasiswa S1

==================================================================

PENERAPAN PENDEKATAN INKUIRI DALAM

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA

PELAJARAN IPA TENTANG SIFAT-SIFAT CAHAYA

(Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas V SDN 1 Suntenjaya Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat)

Oleh

YUYU YULIA 0905314

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Ilmu Pendidikan

© YUYU YULIA 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Juli 2011

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

Yuyu Yulia, 2013

Penerapan Pendekatan Inkuiri Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ipa Tentang Sifat-Sifat Cahaya


(4)

Yuyu Yulia, 2013

Penerapan Pendekatan Inkuiri Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ipa Tentang Sifat-Sifat Cahaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu ABSTRAK

PENERAPAN PENDEKATAN INKUIRI DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA

TENTANG SIFAT-SIFAT CAHAYA

Oleh Yuyu Yulia

0905314

Penelitian ini mengkaji penerapan pendekatan inkuiri dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA tentang sifat-sifat cahaya. Metode yang digunakan yaitu metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SDN 1 Suntenjaya Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat tahun ajaran 2012/2013 dengan sampel total sebanyak 55 orang siswa. Tujuan yang hendak dicapai yaitu untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa kelas V SDN 1 Suntenjaya pada pembelajaran IPA dan manfaatnya pada konsep sifat-sifat cahaya dengan menggunakan penerapan pendekatan inkuiri dan bagaimana manfaat penggunaan pendekatan inkuiri terhadap hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA tentang sifat-sifat cahaya. Alat pengumpul data berupa tes, lembar observasi, dan wawancara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasizl belajar siswa pada mata pelajaran IPA tentang sifat-sifat cahaya setelah diterapkan pendekatan inkuiri menunjukkan peningkatan pada setiap siklusnya. Saran yang hendak disampaikan yaitu: (1) Bagi guru yang ingin menggunakan pendekatan inkuiri dalam perencanaan pembelajaran IPA, perlu mempelajari teori dan prinsip, (2) Kepala sekolah memberikan motivasi dan bimbingan serta dalam menggunakan pendekatan inkuiri serta menyediakan fasilitas pembelajaran, (3) Peneliti yang lain dapat menggunakan pendekatan inkuiri pada pembelajaran IPA dengan kompetensi dasar yang lain, bahkan mata pelajaran yang lain.


(5)

Yuyu Yulia, 2013

Penerapan Pendekatan Inkuiri Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ipa Tentang Sifat-Sifat Cahaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR GAMBAR ... vii

DAFTAR GRAFIK ... viii

DAFTAR TABEL ... ix

BAB I : PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 7

C. Tujuan Penelitian ... 7

D. Manfaat Penelitian ... 8

E. Hipotesis Tindakan ... 9

F. Definisi Operasional ... 9

BAB II : KAJIAN PUSTAKA ... 11

A. Hakekat IPA ... 11

B. Pembelajaran IPA di SD ... 13

C. Belajar ... 15

D. Hasil Belajar ... 16

E. Inkuiri ... 17

F. Teori-teori yang Mendukung Pendekatan Inkuiri ... 19

G. Konsep Sifat-sifat Cahaya ... 22

BAB III : METODOLOGI PENELITIAN ... 27

A. Metode Penelitian ... 27

B. Model Penelitian ... 31

C. Lokasi Penelitian ... 33

D. Subyek Penelitian ... 33

E. Prosedur Penelitian ... 33

F. Instrumen Penelitian ... 37

G. Teknik Pengumpulan Data ... 38

H. Analisa Data ... 39

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 42

A. Hasil Penelitian ... 42

B. Pembahasan Penelitian ... 76

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN ... 87

A. Kesimpulan ... 87


(6)

Yuyu Yulia, 2013

Penerapan Pendekatan Inkuiri Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ipa Tentang Sifat-Sifat Cahaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA ... 90

LAMPIRAN ... 91

A. RPP Siklus I ... 93

B. RPP Siklus II ... 121

C. Nilai Siswa Siklus I dan Siklus II ... 142

D. Dokumentasi ... 165


(7)

Yuyu Yulia, 2013

Penerapan Pendekatan Inkuiri Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ipa Tentang Sifat-Sifat Cahaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Siklus proses inkuiri ... 21

2.2 Cahaya merambat lurus ... 23

2.3 Cahaya menembus benda bening... 24

2.4 Cahaya dapat dibiaskan ... 25

2.5 Cahaya dapat dipantulkan ... 26


(8)

Yuyu Yulia, 2013

Penerapan Pendekatan Inkuiri Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ipa Tentang Sifat-Sifat Cahaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

DAFTAR GRAFIK

Grafik Halaman

4.1Persentase ketuntasan KKM pra siklus dan siklus I... 55 4.2Persentase ketuntasan KKM pra siklus dan siklus II ... 69 4.3Persentase ketuntasan KKM siklus I dan siklus II ... 85


(9)

Yuyu Yulia, 2013

Penerapan Pendekatan Inkuiri Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ipa Tentang Sifat-Sifat Cahaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

2.1 Sintaks proses inkuiri... 21

3.1 Klasifikasi aktifitas guru dan siswa ... 40

4.1 Aktifitas tindakan pembelajaran siklus I ... 45

4.2 Daftar nilai ketuntasan siklus I ... 51

4.3 Daftar nilai rata-rata dan persentase ketuntasan siklus I ... 54

4.4 Aktifitas tindakan pembelajaran siklus II ... 61

4.5 Daftar nilai ketuntasan siklus II ... 65


(10)

Yuyu Yulia, 2013

Penerapan Pendekatan Inkuiri Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ipa Tentang Sifat-Sifat Cahaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam kiprahnya sebagai pengembang Sumber Daya Manusia (SDM), pendidik haruslah peka terhadap perubahan-perubahan yang terjadi. Dunia pendidikan perlu berupaya meningkatkan kualitasnya, baik dalam hal peningkatan kinerja guru ataupun model dan teknik pembelajaran yang digunakan, sehingga diharapkan dapat menciptakan SDM yang memiliki pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang memadai. Pengembangan kualitas SDM harus dilakukan mengingat kemampuan dan keunggulan suatu bangsa salah satunya tercermin dari faktor kualitas SDM. Di samping itu perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) masa kini dan mendatang yang begitu pesat menuntut individu memiliki literasi sains yang memadai. Karenanya pengembangan kemampuan siswa dalam bidang sains merupakan salah satu kunci keberhasilan peningkatan kemampuan dalam mengimbangi kemajuan yang terjadi.

Ditinjau dari tujuan dan hakikat pendidikan secara umum, pendidikan merupakan upaya untuk mengantarkan peserta didik ke arah kemandirian dan kedewasaan dalam arti perkembangan yang optimal. Perkembangan yang optimal di sini memiliki arti bahwa siswa mengembangkan segala potensi yang ada padanya sehingga dapat mencapai pengembangan diri yang sepenuhnya.

Siswa secara alamiah telah memiliki potensi, namun kebanyakan siswa itu belum mencapai tingkat yang optimal dalam mengembangkan segala potensi


(11)

2

dan kemampuan yang ada pada dirinya. Oleh karena itu lebih tepat di Sekolah Dasar, ketika dalam proses belajar yang tengah berlangsung keterlibatan siswa ditunjukan pada kegiatan diri, dengan tugas kegiatan baik secara intelektual maupun secara emosional. Berdasarkan pernyataan di atas dapat dikatakan bahwa pengalaman belajar yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk mencoba sendiri mencari jawaban dari suatu masalah akan lebih menarik perhatian siswa dibanding dengan situasi yang di dalamnya hanya berkesempatan untuk menerima informasi secara searah.

Dalam mengembangkan suatu pendekatan pembelajaran, peranan guru sangat dituntut dalam menerapkan strategi konsep pendekatan pembelajaran yang akan disampaikan kepada peserta didik. Misalnya dalam bidang studi Ilmu Pengetahauan Alam (IPA) model pembelajaran apa yang akan disampaikan, selain tujuan pengajaran tercapai siswa juga belajar dengan aktif, bergembira, dan mengerti serta ditemukan kegiatan belajar dan mengajar yang efektif dan efisien.

Ilmu Pengetahuan Alam tidak luput peran sertanya dalam menciptakan manusia yang berkualitas. Untuk itu, dalam mengantisipasi kemajuan IPA dan teknologi diperlukan pembaharuan dan inovasi serta peningkatan kualitas pendidikan IPA sejak dini di semua tingkat pendidikan pada umumnya dan tingkat pendidikan Sekolah Dasar khususnya.

Hasil belajar siswa Sekolah Dasar pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam selama ini masih dirasakan kurang memuaskan oleh beberapa kalangan, baik siswa, orang tua siswa ataupun oleh kalangan pendidik. Hal itu diperkuat oleh hasil observasi awal paneliti di SDN 1 Suntenjaya yang diketahui hasil


(12)

3

belajar siswa pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam masih lebih rendah dibandingkan dengan hasil belajar siswa pada mata pelajaran yang lain yaitu dari 55 siswa hanya 29 siswa yang sudah mencapai KKM dan sebanyak 26 siswa yang belum mencapai KKM. Rendahnya hasil belajar ini tidak terlepas dari proses pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru. Oleh sebab itu perlu adanya upaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Ilmu Pengeutahuan Alam.

Ilmu Pengetahuan Alam meliputi ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Salah satu masalah yang dapat mempengaruhi hasil belajar siswa adalah kurikulum, proses belajar yang kurang aktif dan pendekatan yang digunakan dalam pembelajaran, sehingga permasalahan yang muncul adalah bagaimana cara untuk meningkatakan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam yang meliputi ranah kognetif, afektif, dan psikomotor.

Salah satu upaya yang bisa dilakukan dalam memecahkan permasalahan tersebut adalah memilih dan menerapkan model pembelajaran yang tepat untuk menyampaikan suatu materi sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa khususnya pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam.

Pada awal tahun ajaran baru ditetapkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). KKM ditetapkan oleh guru atau guru kelompok mata pelajaran yang disahkan oleh Kepala Sekolah dan dijadikan patokan guru dalam melakukan penilaian pada semua mata pelajaran. SDN 1 Suntenjaya menetapkan KKM yang harus dicapai oleh siswa pada mata pelajaran IPA adalah 65. Hal ini dilihat dari tingkat kompleksitas kesulitan, kerumitan setiap indikator Kompetensi Dasar,


(13)

4

Standar Kompetensi yang harus dicapai oleh peserta didik, dan kemampuan sumber daya pendukung dalam penyelenggaraan yang dimiliki oleh SDN 1 Suntenjaya dan kemampuan peserta didik di SDN 1 Suntenjaya. Kemudian dari ketiga itu dihitung dan akhirnya menjadi sebuah nilai KKM.

Jadi untuk peserta didik yang hasil belajarnya di atas KKM, maka peserta didik itu telah tuntas dalam belajar, tetapi jika hasil belajarnya di bawah KKM maka belum tuntas belajarnya dan harus diadakan remedial/perbaikan. Untuk Standar Kompetensi sifat-sifat cahaya di kelas V SDN 1 Suntenjaya belum mencapai 100% dari KKM yang ditetapkan. Dalam hal ini perlu adanya tindakan kelas, antara lain melalui pendekatan inkuiri .

Hasil kajian penelitian di SDN 1 Suntenjaya menunjukan bahwa pembelajaran IPA di Sekolah Dasar masih banyak dilakukan secara konvensional (pembelajaran yang berpusat pada guru) dan prestasi belajar IPA masih sangat rendah dibandingkan dengan dengan mata pelajaran lain. Hal lain yang ditemukan dilapangan pada waktu observasi adalah gambaran tentang pelajaran IPA yang hampir selalu disajikan secara verbal melalui kegiatan ceramah, tanya jawab,dan textbook oriented dengan keterlibatan siswa yang minim, kurang menarik minat siswa dan mambosankan. Guru jarang menggunakan alat peraga dan media pelajaran IPA sekali pun di sekolah tersedia KIT IPA serta tidak terbiasa melibatkan siswa dalam melakukan kegiatan percobaan. Maka dari itu penulis menggunakan pendekatan inkuiri agar menarik minat siswa dalam pembelajaran tentang sifat-sifat cahaya dan diharapkan hasil belajar siswa semakin meningkat.


(14)

5

Bloom mengklasifikasikan hasil belajar menjadi tiga domain yaitu : ranah koognitif yang meliputi kemampuan mengatakan kembali konsep yang telah dipelajari dan kemampuan intelektual; ranah afektif yang berhubungan dengan sikap dan nilai; ranah psikomotor kemampuan yang berupa keterampilan fisik (motorik).

Salah satunya bentuk pembelajaran yang mampu meningkatkan hasil belajar siswa adalah pendekatan inkuiri. Inkuiri di rancang untuk mendorong siswa melakukan kegiatan penyelidikan, berfikir kritis, mengembangkan berbagai keterampilan dan melakukan penerapan. Berarti, prinsip pembelajaran IPA adalah proses aktif. Proses aktif memiliki implikasi aktivitas mental dan fisik. Artinya, hands-on activities saja tidak cukup, melainkan juga minds-on activities. Implikasi ini difasilitasi pendekatan inkuiri.

Hal serupa juga ditegaskan di dalam kurikulum bahwa pembelajaran IPA sebaiknya dilaksanakan secara inkuiri untuk menumbuhkan kemampuan berfikir, bekerja dan bersikap ilmiah serta mengkomunikasikannya sebagai aspek penting kecakapan hidup. Di dalam kurikulum telah di tegaskan bahwa pembelajaran IPA harus menekankan pada penguasaan kompetensi melalui serangkaian proses ilmiah (Depdiknas, 2006). Namun pada kenyataannya hal tersebut sulit untuk di realisasikan karena masih terdapat beberapa kelemahan dalam pembelajaran IPA, yaitu berpusat pada guru; tidak menantang siswa untuk berfikir kritis, kreatif, analitis, logis; orientasi pembelajaran hanya untuk mencapai target kurikulum; keterlibatan siswa sangat minim; kegiatan percobaan atau demonstrasi jarang di lakukan; dan kurang menekankan penguasaan keterampilan. Perubahan kurikulum


(15)

6

pada pembelajaran IPA yang lebih menitikberatkan pada penguasaan keterampilan memberikan dampak yang baik untuk mengembangkan pelajaran IPA.

Pendekatan inkuiri menempatkan para siswa dalam kegiatan-kegiatan intelektual. Pendekatan inkuiri ialah nilai psikologi yang berupa pengembangan keprcayaan diri pada siswa untuk secara mandiri melakukan kegiatan intelektual menghadapi masalah. Keterlibatan mental siswa dalam proses pembelajaran memberi motivasi kuat bagi lahirnya kegiatan yang sungguh- sungguh dari pihak siswa. Mereka merasa dihargai, dipercaya sehingga timbulah harga diri mereka untuk berprestasi dan bertanggung jawab.

Piaget mendefinisikan pendekatan inkuiri sebagai pembelajaran yang mempersiapkan situasi bagi anak untuk melakukan eksperimen sendiri, dalam arti luas ingin melihat apa yang terjadi, ingin menggunakan simbol- simbol dan mencari jawaban atas pertanyaan sendiri, menghubungkan penemuan yang satu dengan penemuan yang lain, membandingkan apa yang ditemukan orang lain. Sehingga dalam strategi pembelajaran ini guru hanya berperan sebagai fasilitator dan pembimbing siswa untuk belajar secara aktif dalam aspek pikiran, sikap dan keterampilan.

Oleh karena itu pembelajaran IPA di Sekolah Dasar harus menekankan pada pemberian pengalaman belajar secara langsung melalui penggunaan dan pengembangan sikap ilmiah. Hasil penelitian Schlender menunjukan bahwa pendekatan inkuiri dapat meningkatkan pemahaman IPA, produktivitas siswa


(16)

7

dalam berpikir kreatif dan siswa menjadi terampil dalam memperoleh dan menganalisa informasi.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas penulis mengidentifikasikan masalah sebagai berikut.

1. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran IPA tentang sifat-sifat cahaya melalui pendekatan inkuiri di kelas V SDN 1 Suntenjaya?

2. Bagaimana peningkatan hasil belajar IPA tentang sifat-sifat cahaya melalui pendekatan inkuiri di kelas V SDN 1 Suntenjaya?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA dengan pendekatan inkuiri di kelas V SDN 1 Suntenjaya. a. Tujuan umum

Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa kelas V SDN 1 Suntenjaya pada pembelajaran IPA dan manfaatnya pada konsep sifat-sifat cahaya dengan menggunakan penerapan pendekatan inkuiri dan bagaimana manfaat penggunaan pendekatan inkuiri terhadap hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA tentang sifat-sifat cahaya.

b. Tujuan khusus

1. Mengetahui gambaran pelaksanaan pembelajaran IPA melalui pendekatan inkuiri untuk meningkatkan hasil belajar siswa tentang sifat-sifat cahaya.


(17)

8

2. Mengetahui seberapa besar peningkatan hasil belajar siswa tentang sifat-sifat cahaya setelah mengikuti proses pembelajaran IPA melalui pendekatan inkuiri.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian yang diharapkan adalah sebagai berikut: 1. Bagi penulis

Kegiatan ini dapat menambah pengetahuan, pengalaman, dan keterampilan penulis dalam keterampilan memahami materi dengan pendekatan inkuiri.

2. Bagi guru

a. Memberikan informasi untuk menyelenggarakan pembelajaran aktif dalam pengembangan dan peningkatan hasil belajar menggunakan pendekatan inkuiri.

b. Mendorong guru agar lebih kreatif dalam mengelola proses pembelajaran IPA. c. Memberikan informasi bahwa dengan adanya pembelajaran yang baik maka dapat mewujudkan siswa yang cerdas, terampil, bersikap baik dan berprestasi. 3. Bagi siswa

Bagi siswa, dapat menjadi acuan dalam:

a. Meningkatkan pemahaman siswa akan materi yang telah disampaikan oleh guru.

b. Membiasakan siswa untuk belajar aktif dan kreatif.


(18)

9

4. Bagi sekolah

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dalam mengambil kebijakan, sebagai upaya peningkatan kualitas pembelajaran melalui perbaikan pendekatan yang dianggap relevan dengan siswa.

E. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan permasalahan di atas maka hipotesis tindakan penelitian ini adalah sebagai berikut :

Dengan menggunakan pendekatan inkuiri terdapat peningkatan hasil belajar siswa khususnya dalam pembelajaran IPA di kelas V pada pokok bahasan sifat-sifat cahaya.

F. Definisi Operasional

a. Pembelajaran IPA didefinisikan sebagai kumpulan pengetahuan yang tersusun secara terbimbing. Dalam Kurikulum KTSP disebutkan bahwa IPA berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta, konsep, atau prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan Depdiknas, 2006).

b. Pendekatan inkuiri menurut Piaget adalah sebuah pendekatan yang mempersiapkan siswa pada situasi untuk melakukan eksperimen sendiri secara luas agar melihat apa yang terjadi, ingin melakukan sesuatu, mengajukan pertanyaan-pertanyaan, dan mencari jawabannya sendiri, serta menghubungkan penemuan yang satu dengan penemuan yang lain, membandingkan apa yang ditemukaannya dengan yang ditemukan siswa lain.


(19)

10

c. Hasil belajar didefinisikan sebagai perubahan tingkah laku yang mencakup bidang kognitif, afektif, dan psikomotor yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya (Nana Sudjana, 2002: 22). Hasil belajar yang dimaksud dalam penelitian ini yakni hasil belajar berupa ulangan harian dalam bentuk soal pilihan ganda. Hasil belajar IPA menurut Usman merupakan perubahan-perubahan tingkah laku, yaitu perubahan ke arah pemahaman yang lebih dalam tentang materi dan esensi pelajaran IPA. Perubahan ini berupa pemahaman terhadap konsep-konsep IPA dan juga kemampuan menggeneralisasikan berbagai bentuk pengetahuan setelah memperoleh pengalaman belajar IPA.


(20)

Yuyu Yulia, 2013

Penerapan Pendekatan Inkuiri Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ipa Tentang Sifat-Sifat Cahaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu BAB III

METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas. Penelitian Tindakan Kelas yang disingkat dengan PTK (dalam bahasa Inggris disebut Classroom Action Research, disingkat CAR), adalah penelitian tindakan (action research) yang dilakukan di kelas dengan tujuan memperbaiki mutu praktik pembelajaran di kelasnya.

Menurut Arikunto (2007), yang dimaksud dengan ‘tindakan’ adalah suatu

kegiatan yang diberikan oleh guru kepada siswa agar mereka melakukan sesuatu yang berbeda dari biasanya, bukan hanya mengerjakan soal yang ditulis di papan tulis, atau mengerjakan LKS.

Selain itu PTK didefinisikan sebagai penelitian yang dilakukan oleh guru secara individual maupun kelompok terhadap masalah pembelajaran yang dihadapinya guna memecahkan masalah dan mengahasilkan pola dan prosedur tertentu yang paling cocok dengan cara guru mengajar, cara siswa belajar dan kultur lingkungan yang sedang berlaku di lingkungan setempat.Wibawa menyatakan bahwa penelitian tindakan kelas adalah suatu penelitian yang dilakukan secara sistematis reflektif terhadap berbagai aksi atau tindakan yang dilakukan oleh guru atau pelaku, mulai dari perencanaan sampai dengan penilaian terhadap tindakan nyata di dalam kelas yang berupa kegiatan belajar mengajar untuk memperbaiki kondisi pembelajaran yang dilakukan.


(21)

28

Ciri khusus PTK adalah adanya tindakan nyata yang dilakukan sebagai bagian dari kegiatan penelitian dalam rangka memecahkan masalah (Suhardi dan Suhardjono, 2011:24).

Menurut Kunandar (2008: 55), PTK memiliki beberapa karakteristik sebagai berikut:

1. Masalah yang diteliti adalah masalah riil atau nyata yang muncul dari dunia kerja peneliti atau yang ada dalam kewenangan atau tanggung jawab peneliti (on the job).

2. Berorientasi pada pemecahan masalah (problem solving oriented). Jika guru merasa bahwa apa yang dilakukannya di dalam kelas tidak bermasalah, PTK tidak diperlukan.

3. Berorientasi pada peningkatan mutu (improvement oriented). PTK dilaksanakan dalam kerangka untuk memperbaiki atau meningkatkan mutu proses belajar mengajar yang dilakukan oleh guru di kelasnya. 4. Siklus (cyclic). Konsep tindakan (action) dalam PTK diterapkan melalui

urutan yang terdiri dari beberapa tahap berdaur ulang (cyclical).

5. Berorientasi pada tindakan (action oriented). Dalam PTK selalu didasarkan pada adanya tindakan tertentu untuk memperbaiki proses pembelajaran.

6. Pengkajian terhadap pengaruh tindakan.

7. Aktivitas PTK dipicu oleh permasalahan praktis yang dihadapi oleh guru dalam pembelajaran di dalam kelas.

8. PTK dilaksanakan secara kolaboratif dan bermitra dengan pihak lain, seperti teman sejawat (kolaborator).

9. Peneliti sekaligus praktisi melakukan refleksi.

10.Dilaksanakan dalam rangkaian langkah dengan beberapa siklus di mana dalam satu siklus terdiri dari tahapan-tahapan.

Ada beberapa prinsip yang dapat dijadikan acuan dalam pembuatan PTK, diantaranya sebagai berikut:

1. Masalah yang diangkat berasal dari pengalaman guru selama proses pembelajaran di kelas.

2. Masalah yang diujicobakan harus dilaksanakan secara langsung, yaitu menindaklanjuti masalah yang muncul juga


(22)

29

3. Penelitian berfokus pada data pengamatan dan data perilaku dengan maksud untuk menelaah ada atau tidaknya kemajuan serta perubahan dari tindakan yang dilakukan.

4. Penelitian harus bertujuan untuk meningkatkan kualitas pelaksanaan pembelajaran di kelas.

5. Penelitian menyangkut hal-hal yang bersifat dinamis, adanya perubahan 6. Tindakan yang dipilih peneliti harus spesifik, sederhana dan mudah dilakukan

Syarat-syarat PTK:

1. Harus terlihat upaya peningkatan mutu profesional guru

2. Harus mengenai upaya untuk meningkatwakan mutu siswa, jadi subjeknya harus siswa

3. Dilakukan sendiri

4. Jangan mengganggu proses belajar mengajar 5. Jangan sampai menyita banyak waktu 6. Konsisten pada metode yang digunakan 7. Mengikuti etika

8. Bertujuan memperbaiki profesi

9. Masalahnya sederhana, nyata, jelas, dan tajam

10.Harus betul-betul disadari oleh pelaku atau peneliti dan subjaknya atau para peserta didik

11.Harus fokus pada aktivitas pengamat yaitu pendekatan pada apa yang dapat dihitung dan dapat dikomentari dan apa yang diperoleh dari aktivitas khususnkelas dan praktik guru


(23)

30

12.Harus menetapkan keyakinan antara pengamat dan yang diamati untuk menyetujui bahwa keduanya saling menghormati untuk membahas persiapan pengajaran sekaligus menentukan waktu, tempat, dan apa yang akan diamati.

Adapun manfaat PTK antara lain sebagai berikut:

1. Dapat menghasilkan laporan-laporan PTK yang dapat dijadikan bahan panduan guru untuk meningkatkan mutu pembelajaran. Selain itu hasil-hasil PTK yang dilaporkan dapat menjadi bahan artikel ilmiah atas makalah untuk berbagai kepentingan, antara lain disajikan dalam forum ilmiah dan dimuat dalam jurnal ilmiah.

2. Menumbuh kembangkan kebiasaan budaya dan tradisi meneliti serta menulis artikel ilmiah di kalangan guru, hal ini telah ikut mendukung profesionalisme dan karir guru.

3. Mampu mewujudkan kerjasama, kolaborasi, dan sinergi antar guru dalam satu sekolah atau beberapa sekolah untuk bersama-sama memecahkan masalah pembelajaran dan meningkatkan mutu pembelajaran.

4. Mampu meningkatkan kemampuan guru dalam menjabarkan kurikulum atau program pembelajaran sesuai dengan tuntunan dan konteks lokal, sekolah, dan kelas. Hal ini memperkuat relevansi pembelajaran bagi kebutuhan siswa. 5. Dapat memupuk dan meningkatkan keterlibatan, kegairahan, ketertarikan,

kenyamanan, dan kesenangan siswa dlam mengikuti proses pembelajaran di kelas yang dilaksanakan guru. Hasil belajar siswapun akan meningkat.

6. Dapat mendorong terwujudnya proses pembelajaran yng menarik, menantang, nyaman, dan menyenangkan karena strategi, metode, teknik, dan media yang


(24)

31

digunakan dalam pembelajaran sangat bervariasi dan dipilih secara sunguh-sungguh.

Penelitian tindakan kelas harus tertuju atau berhubungan dengan hal-hal yang terjadi di dalam kelas. Berdasarkan hal tersebut sasaran pengamatan dalam penelitian kelas ini adalah peserta didik sebagai objek utama. Beberapa hal yang dapat dicermati oleh guru dalam penelitian ini diantaranya sbb:

1. Proses pembelajaran yang diikuti peserta didik di kelas, lapangan, laboratorium, perpustakaan atau tempat lainnya.

2. Lingkungan sekitar siswa itu sendiri, baik lingkungan kelas, sekolah, maupun dirumah.

3. Cara mengajar guru yang bersangkutan di kelas terutama dalam hal interaksi dengan peserta didiknya.

4. Sarana pendidikan yang meliputi peralatan, baik yang dimiliki oleh peserta didik atau yang tersedia di sekolah yang bersangkutan, seperti peralatan yang ada dikelas, laboratorium, perpustakaan dan sebagainya.

5. Materi pelajaran yang dapat dicermati KTSP ataupun yang telah dikembangkan dalam Rencana Tahunan, Rencana Semesteran, dan Analisis Materi Peajaran.

6. Hasil pembelajaran sebagai tujuan utama yang harus di tingkatkan.

B. Model Penelitian

Model penelitian ini menggunakan model Kemmis & Taggart (Suharsimi Arikunto, 2010: 137). Secara skematis, siklus pembelajaran yang peneliti laksanakan dalam penelitian tindakan kelas ini yaitu seperti gambar berikut.


(25)

32

SIKLUS I

SIKLUS II

Identifikasi Masalah

Masalah

Penyusunan Rencana Tindakan

Refleksi I Observasi Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan Tindakan

Penyusunan Rencana Tindakan

Refleksi II Observasi Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan Tindakan

Penyusunan Rencana Tindakan

Pelaksanaan Tindakan

Hasil


(26)

33

C. Lokasi Penelitian

SDN 1 Suntenjaya salah satu sekolah dasar di Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat. Sekolah ini memiliki enam kelas dengan jumlah siswa 260 orang, yang terdiri atas 160 siswa perermpuan dan 100 orang siswa laki-laki. Sekolah dasar ini ditinjau dari segi lokasi sangat strategis karena berada tepat di kawasan lingkungan penduduk dan dekat dengan jalan raya sehingga terjangkau oleh kendaraan. Ruang untuk belajar terdiri dari 6 kelas, 1 kantor, 1 ruang UKS, 1 ruang perpustakaan yang cukup memadai, dan WC. SDN 1 Suntenjaya memiliki halaman yang cukup bersih dan luas, juga kondisi fisik sekolah yang cukup bagus karena baru direnovasi dan terpelihara.

D. Subyek Penelitian

Subyek penelitian ini adalah kelas V SDN 1 Suntenjaya Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat tahun ajaran 2012/2013 yang terdiri dari 55 orang siswa. 32 orang siswa perempuan dan 23 orang siswa laki-laki.

E. Prosedur Penelitian

Dalam penelitian tindakan kelas, penelitian difokuskan pada situasi perbaikan proses pembelajaran. Pada pelaksanaanya guru terlibat penuh di dalam kelas, dimana guru dapat meneliti sendiri terhadap praktek pembelajaran yang dilakukan di dalam kelas Melalui tindakan-tindakan yang direncanakan, dilaksanakan, dan kemudian dievaluasi, untuk memperoleh umpan balik mengenai apa yang dilakukan guru pada saat pembelajaran berlangsung, sehingga guru dapat merancang langsung baik dalam proses perencanaan, tindakan, observasi, maupun refleksi setelah pembelajaran.


(27)

34

Prosedur yang digunakan dalam penelitian ini mengembangkan penelitian tindakan dengan menggunakan siklus. Tiap siklus dilaksanakan dengan tujuan arah perubahan dan perbaikan proses pembelajaran.

Rincian prosedur penelitian tindakan kelas untuk setiap siklus adalah sebagai berikut:

1. Perencanaan

Kegiatan yang dilakukan dalam tahap perencanaan adalah sebagai berikut: a. Permintaan izin dari Kepala SDN 1 Suntenjaya Kecamatan Lembang

Kabupaten Bandung Barat

b. Observasi dan wawancara untuk memperoleh gambaran keadaan proses belajar mengajar, mengenai kemampuan peserta didik, cara guru mengajar, aktivitas peserta didik dan hasil yang diperoleh.

c. Identifikasi masalah, dengan cara menelaah terlebih dahulu KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) 2006, khususnya mata pelajaran IPA mulai dari standar kompetensi, kompetensi dasar, hasil belajar, indikator dan materi pokok.

d. Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)

e. Merumuskan media pembelajaran yang akan digunakan dan disesuaikan dengan materi pada tiap siklus

f. Menyusun instrumen penelitian yang digunakan 2. Pelaksanaan

Kegiatan pelaksanaan skenario pembelajaran yang membahas topik perubahan lingkungan fisik terhadap daratan dalam pembelajaran IPA dengan


(28)

35

menggunakan pendekatan inkuiri. Tindakan pembelajaran yang dilakukan dibagi ke dalam masing-masing rencana tindakan pembelajaran yang dilengkapi dengan lembar kerja siswa (LKS) dan alat-alat atau media IPA yang diperlukan, lalu mengelompokkan peserta didik. Kegiatan penelitian yang dilakukan adalah sbb: 1) Siklus 1

Kegiatan yang dilakukan pada siklus 1 adalah melaksanakan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM), pokok bahasan sifat-sifat cahaya dengan menggunakan pendekatanan inkuiri, langkah-langkah kegiatan.

A. Kegiatan Awal

1. Guru membimbing peserta didik berdoa bersama-sama dipimpin ketua kelas. 2. Guru mengabsen kehadiran peserta didik dan memberikan motivasi belajar. 3. Guru Memberikan apersepsi melalui tanya jawab dengan peserta didik seperti:

a. Pernahkah kalian melihat cahaya?

b. Apa saja yang kalian rasakan dengan adanya cahaya?

4. Menyampaikan tujuan pembelajaran yakni dari apersepsi tadi peserta didik diharapkan dapat menyimpulkan sifat-sifat cahaya.

B. Kegiatan inti

1. Tahap Ask (bertanya)

 Guru menunjukkan beberapa gambar tentang sifat-sifat cahaya

 Guru memberikan pertanyaan mengenai sifat-sifat cahaya a. Siapa yang tahu apa itu cahaya?

b. Coba sebutkan sifat-sifat cahaya? 2. Tahap Investigate (penyelidikan)


(29)

36

 Guru meminta peserta didik, duduk berkelompok 5 sampai 6 orang.

 Guru membagikan LKS dan mempersiapkan percobaan.

 Peserta didik dapat mengidentifikasi sifat-sifat cahaya dengan bimbingan guru.

3. Tahap Create (menghasilkan)

 Peserta didik dapat menyebutkan sifat-sifat cahaya.

 Peserta didik dapat menjelaskan contoh dari sifat-sifat cahaya. 4. Tahap Discuss (diskusi)

 Guru membimbing peserta didik dalam kegiatan diskusi

 Salah satu perwakilan tiap kelompok memprestasikan hasil percobaannya.

 Peserta didik dapat menyimpulkan sifat-sifat cahaya. 5. Tahap Reflect (refleksi)

 Guru membimbing peserta didik untuk melakukan refleksi pembelajaran

 Peserta didik dapat menjelaskan sifat-sifat cahaya.

 Guru memberikan penjelasan dan meluruskan pendapat peserta didik yang masih belum tepat.

C. Kegiatan Akhir

1. Guru memberikan latihan soal sebagai bahan evaluasi

2. Peserta didik merapihkan buku-buku dan alat-alat praktek, serta berdoa untuk mengakhiri pelajaran

2) Siklus II

Dalam siklus ini ada beberapa kegiatan yang dilakukan diantaranya: a) Menyusun model pembelajaran berdasarkan refleksi pada siklus 1


(30)

37

b) Melaksanakan kegiatan belajar mengajar (KBM) pokok bahasan mengenai sifat-sifat cahaya dengan menggunakan pendekatan inkuiri.

c) Memberikan pos test

d) Menganalisis dan merefleksi pelaksanaan dan hasil tindakan pembelajaran siklus II. Analisis ini dilakukan dengan kegiatan antara lain: melihat hasil observasi, catatan lapangan, melakukan wawancara dengan peserta didik.

F. Instrumen Penelitian

Untuk memperoleh kebenaran yang akurat dalam pengumpulan data yang tepat dan sesuai dengan permasalahan diperlukan dalam penelitian instrumen yang digunakan dalam pengumpulan data pada penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Tes

Tes digunakan untuk memperoleh data tentang hasil belajar siswa sebelum pembelajaran (pretes), selama pembelajaran (LKS) dan setelah pembelajaran (postes). Instrument tes dibuat sesuai dengan materi yang diajarkan pada siswa kelas V SD berdasarkan kurikulum yang berlaku.

2. Observasi

Lembar observasi adalah alat penilaian yang banyak digunakan untuk mengukur tingkah laku individu atau proses terjadinya suatu kegiatan yang dapat diamati misalnya tingkah laku siswa pada waktu belajar, tingkah laku guru pada waktu mengajar, kegiatan diskusi siswa pada waktu belajar dan partisipasi dalam diskusi dan penggunaan alat peraga. Lembar observasi digunakan pada saat penelitian dilaksanakan.


(31)

38

Fungsi observasi adalah untuk mengetahui kesesuaian pelaksanaan tindakan yang telah disusun sebelumnya dan untuk mengetahui seberapa jauh tindakan yang sedang berlangsung dapat diharapkan dan menghasilkan perubahan yang di inginkan.

3. Wawancara

Wawancara digunakan untuk mengetahui sejauh mana kesulitan siswa mengenai apa yang ada pada pemikiran siswa. Siswa yang diwawancarai adalah siswa yang mempunyai kemampuan tinggi, sedang, dan rendah. Hal ini dimaksudkan untuk memperoleh respon siswa dari berbagai kemampuan terhadap pembelajaran yang sedang dikembangkan.

G. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh data yang akurat dengan menggunakan lembar pre tes dan pos tes (lembar evaluasi), lembar observasi aktivitas guru dan lembar observasi aktivitas siswa.

Pengumpulan data dilakukan untuk menentukan kriteria dan ukuran keberhasilan tujuan penelitian yang ditentukan berdasarkan hasil evaluasi belajar siswa baik secara indivudu maupun secara kelompok, data yang diperoleh dari hasil evaluasi tersebut berupa skor yang telah menjadi data kuantitatif, maka diolah dengan mencari rata-rata dan kualititatif berupa analisis observasi yang nantinya menjadi acuan untuk merencanakan tindakan berikutnya.

1. Tes

Evaluasi diberikan pada awal dan akhir pembelajaran di setiap siklus sebagai tindakan ketiga dengan tujuan untuk memperoleh informasi atau data


(32)

39

mengenai perubahan hasil belajar siswa secara individual setelah dilakukan kegitan secara berkelompok. Jenis evaluasi yang digunakan adalah tes tertulis secara individual.

2. Observasi

Observasi merupakan kegiatan yang berfungsi untuk merekam peristiwa yang terjadi selama pelaksanaan kegiatan pembelajaran berlangsung dengan sebenar-benarnya. Hal-hal yang diobservasikan antara lain kegiatan guru,kegiatan siswa secra situasi kelas pada saat kegiatan pembelajarn sedang berlangsung.

Pada saat pelaksanaan penelitian ini,kegiatan observasi peneliti dibantu oleh seorang observer yang bertugas mengamati proses pembelajaran yang dilakukan peneliti. Observasi ini digunakan untuk mengungkapkan aktivitas siswa dan guru yang muncul selama proses pembelajaran berlangsung.

H. Analisa Data

Analisa data yang digunakan untuk memperoleh data dalam penelitian antara lain adalah kualitatif dan kuantitatif. Data-data yang diperoleh melalui kegiatan observasi aktivitas siswa dan guru, serta hasil tes siswa dalam kegiatan pembelajaran konsep sifat-sifat cahaya yang menggunakan pendekatan inkuiri.

Analisis kualitatif digunakan untuk menganalisis data yang menunjukan proses inetraksi yang terjadi selama pembelajaran berlangsung. Data diperoleh dari lembar observasi aktivitas siswa, lembar observasi aktivitas guru. Data yang diperoleh dari lembar observasi aktivitas siswa, lembar observasi aktivitas guru. Data yang terkumpul dianalisis dan diolah dengan membuat persentase.


(33)

40

Tabel 3.1 Klasifikasi aktivitas guru dan siswa

Prosentase Kategori

80% atau lebih Sangat tinggi

60%-79% Tinggi

40%-59% Sedang

20%-39% Rendah

0%-19% Sangat rendah

(Suryadi, 2005:25)

Data kuantitatif diperoleh dari hasil tes (pre tes dan postes) penguasaan konsep siswa pada setiap siklusnya. Analisis data kuantitatif digunakan sebagai penunjang untuk melihat ada tidaknya peningkatan penguasaan konsep siswa. Data tersebut ditulis dalam bentuk tabel supaya memudahkan dalam penyusunan dan pengolahan data, dengan melihat rata-rata hasil tes siswa pada setiap siklusnya. Untuk menghitung rata-rata perolehan penguasaan konsep siswa pada setiap siklusnya digunakan rumus:

Dengan : ̅ rata- rata hitung, x= Skor, dan N = banyaknya data.

Adapun untuk melihat adanya peningkatan hasil belajar siswa adalah dengan melihat gain (selisih) dari hasil tes pada pre tes dan post tes setiap siklusnya. Adapun rumus untuk mencapai gain adalah sebagai berikut : gain =skor akhir (post test) – skor awal (pre test ).

x = � �


(34)

41

Pengolahan hasil observasi dilakukan dengan menganalisis aktifitas siswa selama proses pembelajaran IPA. Data tentang aktifitas siswa dalam proses belajar mengajar ini dapat dilihat dari hasil observasi aktifitas siswa yang dipresentasikan.

Untuk mengolah hasil observasi guru dilakukan dengan menggunakan skala nilai 0-4 (Sudjana, 1990:133)

̅ Keterangan:

4 = Sangat Baik (SB) 3 = Baik (B)

2 = Cukup (C) 1 = Kurang (K)


(35)

Yuyu Yulia, 2013

Penerapan Pendekatan Inkuiri Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ipa Tentang Sifat-Sifat Cahaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan pada siklus I sampai dengan siklus II mengenai “ Penerapan Pendekatan Inkuiri Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Tentang Sifat-sifat

Cahaya” yang dilaksanakan di kelas V SD Negeri 1 Suntenjaya Kecamatan

Lembang Kabupaten Bandung Barat, semester II tahun ajaran 2012-2013, dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Pelaksanaan pembelajaran IPA dengan pendekatan inkuiri, meliputi aktivitas guru dan siswa. Berdasarkan hasil observasi aktivitas guru dan siswa oleh observer, dari catatan lapangan peneliti, didapatkan data bahwa aktivitas siswa meningkat terlihat dari perkembangan aktivitas siswa yang semakin meningkat dari setiap siklusnya, antara lain: (1) siswa terlibat aktif dalam proses penemuan pengetahuannya sendiri, (2) siswa melakukan percobaan dan pengamatan dengan teliti, (3) dalam pengisian LKS, siswa mengumpulkan data dari kegiatan percobaan yang dilakukan dengan jujur, (4) siswa memperhatikan dan menanggapi diskusi kelas dengan disiplin, (5) siswa mendemonstrasikan alat percobaan sesuai dengan perubahan lingkungan fisik untuk membuktikan data-data yang siswa peroleh berdasarkan percobaan yang telah siswa lakukan, dan (6) melakukan refleksi pembelajaran, dengan melihat permasalahan awal, proses percobaan dan pengamatan, serta rumusan kesimpulan dengan baik. Pada pelaksanaan pembelajaran dengan pendekatan


(36)

88

inkuiri, guru lebih membimbing, memfasilitasi, dan memotivasi siswa selama kegiatan pembelajaran, sehingga pendekatan inkuiri pada pembelajaran IPA tentang sifat-sifat cahaya ini dapat meningkatkan aktivitas siswa. Dengan pelaksanaan pendekatan inkuiri dapat berkontribusi kepada guru dalam pembelajaran koefisien dan efektif.

2. Hasil belajar siswa setelah diterapkan pendekatan inkuiri, menunjukkan peningkatan pada setiap siklusnya. Dalam pembelajaran IPA tentang sifat-sifat cahaya dan indicator membuktikan sifat-sifat-sifat-sifat cahaya ini menggunakan penerapan pendekatan inkuiri mengalami peningkatan yang bagus. Pada materi penjelasan cahaya dan membuktikan cahaya menembus benda bening dan merambat lurus, siswa masih belum bisa dikondisikan sehingga nilai evaluasi pun masih banyak yang di bawah KKM. Tetapi pada siklus II dengan materi cahaya dapat dipantulkan dan dapat dibiaskan mengalami peningkatan nilai dan siklus I dengan banyak perbaikan dari siklus I. Pada pelaksanaan tindakan siklus I rata-rata nilai kelas 72,36 dan persentase ketuntasan belajar siswa berdasarkan nilai KKM adalah 60%. Yang mendapat nilai di atas KKM dari 55 siswa ada 33 siswa. Pada pelaksanaan tindakan siklus II rata-rata nilai kelas naik menjadi 77,45 dan persentase ketuntasan belajar siswa berdasarkan nilai KKM adalah 85%. Yang mendapat nilai di atas KKM dari 55 siswa sebanyak 47 siswa. Nilai rata-rata kelas mengalami peningkatan dari setiap siklusnya. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan pendekatan inkuiri pada pembelajaran IPA sifat-sifat cahaya dapat meningkatkan hasil belajar siswa.


(37)

89

Berdasarkan hasil penelitian, berikut beberapa saran yang diharapkan dapat memberikan masukan atau sumbangan pemikiran dalam upaya menungkatkan kualitas pembelajaran IPA di Sekolah Dasar, khususnya penggunaan pendekatan inkuiri pada pembelajaran IPA di SD:

1. Bagi Guru

Bagi guru yang ingin menggunakan pendekatan inkuiri dalam perencanaan pembelajaran IPA, sebelumnya perlu mempelajari teori-teori dan prinsip-prinsip mengenai pendekatan inkuiri, agar rencana pelaksanaan pembelajaran yang disusun mencirikan pendekatan inkuiri.

2. Bagi Sekolah

Pihak sekolah, khususnya kepala sekolah sebaiknya memberikan bimbingan dan motivasi kepada guru dalam menggunakan pendekatan inkuiri sebagai upaya meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Kepala sekolah perlu menyediakan fasilitas pembelajaran yang dapat mendukung aktivitas siswa untuk mencari, menyelidiki, dan menemukan sendiri pengetahuannya agar proses pembelajaran dapat berlangsung.

3. Bagi Peneliti Lain

Penggunaan pendekatan inkuiri pada pembelajaran IPA tentang sifat-sifat cahaya dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Dengan demikian, peneliti yang lain dapat menggunakan pendekatan inkuiri pada pembelajaran IPA dengan kompetensi dasar yang lain, bahkan pada mata pelajaran lainnya.


(38)

Yuyu Yulia, 2013

Penerapan Pendekatan Inkuiri Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ipa Tentang Sifat-Sifat Cahaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Alwi, H. (2005) . Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Furchan, H. Arief. (2004). Pengantar Penelitian Dalam Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Hardini, I. dan Puspitasari. (2012). Strategi Pembelajaran Terpadu. Yogyakarta: Familia.

Heriawan, A., Darmajari, dan Senjaya, A. (2012). Metodologi Pembelajaran Kajian Teoretis Praktis. Banten: LP3G.

Riduwan. (2006). Belajar Mudah Penelitian untuk Guru-Karyawan dan Peneliti Pemula. Bandung: Alfabeta.

Slameto. (2010). Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.

Sudjana, N. (1990). Teknologi Pengajaran. Bandung: CV Sinar Baru.

. (2011). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Surakhmad, W. (2005). Pengantar Psikologi dan Proses Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Universitas Pendidikan Indonesia. (2012). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: UPI.

Winkle, W.S. (1996). Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar. Jakarta: Gramedia. [Online]. Tersedia:http http://www.ed.iuic.edu/2004/inquiry page [Maret 2012]


(1)

Tabel 3.1 Klasifikasi aktivitas guru dan siswa

Prosentase Kategori

80% atau lebih Sangat tinggi

60%-79% Tinggi

40%-59% Sedang

20%-39% Rendah

0%-19% Sangat rendah

(Suryadi, 2005:25)

Data kuantitatif diperoleh dari hasil tes (pre tes dan postes) penguasaan konsep siswa pada setiap siklusnya. Analisis data kuantitatif digunakan sebagai penunjang untuk melihat ada tidaknya peningkatan penguasaan konsep siswa. Data tersebut ditulis dalam bentuk tabel supaya memudahkan dalam penyusunan dan pengolahan data, dengan melihat rata-rata hasil tes siswa pada setiap siklusnya. Untuk menghitung rata-rata perolehan penguasaan konsep siswa pada setiap siklusnya digunakan rumus:

Dengan : ̅ rata- rata hitung, x= Skor, dan N = banyaknya data.

Adapun untuk melihat adanya peningkatan hasil belajar siswa adalah dengan melihat gain (selisih) dari hasil tes pada pre tes dan post tes setiap siklusnya. Adapun rumus untuk mencapai gain adalah sebagai berikut : gain =skor akhir (post test) – skor awal (pre test ).

x = � �


(2)

41

Pengolahan hasil observasi dilakukan dengan menganalisis aktifitas siswa selama proses pembelajaran IPA. Data tentang aktifitas siswa dalam proses belajar mengajar ini dapat dilihat dari hasil observasi aktifitas siswa yang dipresentasikan.

Untuk mengolah hasil observasi guru dilakukan dengan menggunakan skala nilai 0-4 (Sudjana, 1990:133)

̅

Keterangan:

4 = Sangat Baik (SB) 3 = Baik (B)

2 = Cukup (C) 1 = Kurang (K)


(3)

Yuyu Yulia, 2013

Penerapan Pendekatan Inkuiri Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ipa Tentang Sifat-Sifat Cahaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan pada siklus I sampai dengan siklus II mengenai “ Penerapan Pendekatan Inkuiri Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Tentang Sifat-sifat Cahaya” yang dilaksanakan di kelas V SD Negeri 1 Suntenjaya Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat, semester II tahun ajaran 2012-2013, dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Pelaksanaan pembelajaran IPA dengan pendekatan inkuiri, meliputi aktivitas guru dan siswa. Berdasarkan hasil observasi aktivitas guru dan siswa oleh observer, dari catatan lapangan peneliti, didapatkan data bahwa aktivitas siswa meningkat terlihat dari perkembangan aktivitas siswa yang semakin meningkat dari setiap siklusnya, antara lain: (1) siswa terlibat aktif dalam proses penemuan pengetahuannya sendiri, (2) siswa melakukan percobaan dan pengamatan dengan teliti, (3) dalam pengisian LKS, siswa mengumpulkan data dari kegiatan percobaan yang dilakukan dengan jujur, (4) siswa memperhatikan dan menanggapi diskusi kelas dengan disiplin, (5) siswa mendemonstrasikan alat percobaan sesuai dengan perubahan lingkungan fisik untuk membuktikan data-data yang siswa peroleh berdasarkan percobaan yang telah siswa lakukan, dan (6) melakukan refleksi pembelajaran, dengan melihat permasalahan awal, proses percobaan dan pengamatan, serta rumusan kesimpulan dengan baik. Pada pelaksanaan pembelajaran dengan pendekatan


(4)

88

inkuiri, guru lebih membimbing, memfasilitasi, dan memotivasi siswa selama kegiatan pembelajaran, sehingga pendekatan inkuiri pada pembelajaran IPA tentang sifat-sifat cahaya ini dapat meningkatkan aktivitas siswa. Dengan pelaksanaan pendekatan inkuiri dapat berkontribusi kepada guru dalam pembelajaran koefisien dan efektif.

2. Hasil belajar siswa setelah diterapkan pendekatan inkuiri, menunjukkan peningkatan pada setiap siklusnya. Dalam pembelajaran IPA tentang sifat-sifat cahaya dan indicator membuktikan sifat-sifat-sifat-sifat cahaya ini menggunakan penerapan pendekatan inkuiri mengalami peningkatan yang bagus. Pada materi penjelasan cahaya dan membuktikan cahaya menembus benda bening dan merambat lurus, siswa masih belum bisa dikondisikan sehingga nilai evaluasi pun masih banyak yang di bawah KKM. Tetapi pada siklus II dengan materi cahaya dapat dipantulkan dan dapat dibiaskan mengalami peningkatan nilai dan siklus I dengan banyak perbaikan dari siklus I. Pada pelaksanaan tindakan siklus I rata-rata nilai kelas 72,36 dan persentase ketuntasan belajar siswa berdasarkan nilai KKM adalah 60%. Yang mendapat nilai di atas KKM dari 55 siswa ada 33 siswa. Pada pelaksanaan tindakan siklus II rata-rata nilai kelas naik menjadi 77,45 dan persentase ketuntasan belajar siswa berdasarkan nilai KKM adalah 85%. Yang mendapat nilai di atas KKM dari 55 siswa sebanyak 47 siswa. Nilai rata-rata kelas mengalami peningkatan dari setiap siklusnya. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan pendekatan inkuiri pada pembelajaran IPA sifat-sifat cahaya dapat meningkatkan hasil belajar siswa.


(5)

Berdasarkan hasil penelitian, berikut beberapa saran yang diharapkan dapat memberikan masukan atau sumbangan pemikiran dalam upaya menungkatkan kualitas pembelajaran IPA di Sekolah Dasar, khususnya penggunaan pendekatan inkuiri pada pembelajaran IPA di SD:

1. Bagi Guru

Bagi guru yang ingin menggunakan pendekatan inkuiri dalam perencanaan pembelajaran IPA, sebelumnya perlu mempelajari teori-teori dan prinsip-prinsip mengenai pendekatan inkuiri, agar rencana pelaksanaan pembelajaran yang disusun mencirikan pendekatan inkuiri.

2. Bagi Sekolah

Pihak sekolah, khususnya kepala sekolah sebaiknya memberikan bimbingan dan motivasi kepada guru dalam menggunakan pendekatan inkuiri sebagai upaya meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Kepala sekolah perlu menyediakan fasilitas pembelajaran yang dapat mendukung aktivitas siswa untuk mencari, menyelidiki, dan menemukan sendiri pengetahuannya agar proses pembelajaran dapat berlangsung.

3. Bagi Peneliti Lain

Penggunaan pendekatan inkuiri pada pembelajaran IPA tentang sifat-sifat cahaya dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Dengan demikian, peneliti yang lain dapat menggunakan pendekatan inkuiri pada pembelajaran IPA dengan kompetensi dasar yang lain, bahkan pada mata pelajaran lainnya.


(6)

Yuyu Yulia, 2013

Penerapan Pendekatan Inkuiri Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ipa Tentang Sifat-Sifat Cahaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Alwi, H. (2005) . Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Furchan, H. Arief. (2004). Pengantar Penelitian Dalam Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Hardini, I. dan Puspitasari. (2012). Strategi Pembelajaran Terpadu. Yogyakarta: Familia.

Heriawan, A., Darmajari, dan Senjaya, A. (2012). Metodologi Pembelajaran

Kajian Teoretis Praktis. Banten: LP3G.

Riduwan. (2006). Belajar Mudah Penelitian untuk Guru-Karyawan dan Peneliti

Pemula. Bandung: Alfabeta.

Slameto. (2010). Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.

Sudjana, N. (1990). Teknologi Pengajaran. Bandung: CV Sinar Baru.

. (2011). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Surakhmad, W. (2005). Pengantar Psikologi dan Proses Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Universitas Pendidikan Indonesia. (2012). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: UPI.

Winkle, W.S. (1996). Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar. Jakarta: Gramedia. [Online]. Tersedia:http http://www.ed.iuic.edu/2004/inquiry page [Maret 2012]