PERBANDINGAN MODEL PENDEKATAN TAKTIS DAN PENDEKATAN TRADISIONAL TERHADAP HASIL BELAJAR PERMAINAN KASTI: Studi Eksperimen Pada Siswi SMK 45 Lembang.

(1)

PERBANDINGAN MODEL PENDEKATAN TAKTIS DAN PENDEKATAN TRADISIONAL TERHADAP

HASIL BELAJAR PERMAINAN KASTI (Studi Eksperimen Pada Siswi SMK 45 Lembang)

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

oleh :

Muhamad Willy A.

0907267

PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2013


(2)

Perbandingan Model Pendekatan Taktis dan

Pendekatan Tradisional terhadap Hasil Belajar

Permainan Kasti.

Oleh

Muhamad Willy A.

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan

@ Muhamad Willy A. (2013)

Universitas Pendidikan Indonesia


(3)

Hak Cipta dilindungi undang-undang

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian,

Dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin penulis.

MUHAMAD WILLY A.

0907267

PERBANDINGAN MODEL PENDEKATAN TAKTIS DAN PENDEKATAN TRADISIONAL TERHADAP HASIL BELAJAR PERMAINAN KASTI

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING :

Pembimbing I

Jajat Darajat KN, S.Pd, M.Kes. AIFO NIP. 197608022005011002

Pembimbing II

Arif Wahyudi, S.Pd. NIP. 197405202001121001

Mengetahui

Ketua Program Studi


(4)

Drs. Mudjihartono, M.Pd NIP. 196508171990011001


(5)

Abstract

Muhamad Willy A. 0907267. Tactical Model Comparison Approach and Traditional Approach to Learning Outcomes Kasti Game. Supervisor I Jajat Darajat KN, S. Pd, Kes. AIFO. Supervisor II Arif Wahyudi. S.Pd.

Research held at SMK 45 Lembang, this study compared the models tactical approach and the traditional approach to learning outcomes kasti game. The purpose of this study was to analyze the influence of the model comparison of a tactical approach and the traditional approach is applied to learning the game of kasti, so of the two models can be measurable student learning outcomes in the game of kasti. The method used is the method of experimental research, data collection techniques used is by observation. The findings of researchers from 40 research students as objects in a presentation to the significance of the increase of 0,000 or 23.14% (8.35 ± 1.31 vs. 10.70 ± 1.13) and 0.004 for the tactical approach to the traditional approach of presenting the improvement was amounted to 15.52% or (8.05 ± 1.32 vs 9.30 ± 1.26) obtained significance difference of 0,000 presentations or increase by 88% (2.35 ± 0.67 vs 1.25 ± 0.55 ) of the results of these studies approach the obtained results tactical greater significance than the traditional approach, the researchers recommend the use of the tactical approach to sports games.

Keywords: Tactical Approach Model, Model Traditional Approaches, Learning Games Kasti, Kasti Game.


(6)

Abstrak

Muhamad Willy A. 0907267. Perbandingan Model Pendekatan Taktis dan Pendekatan Tradisional terhadap Hasil Belajar Permainan Kasti. Pembimbing I Jajat Darajat KN, S.Pd, M.Kes. AIFO. Pembimbing II Arif Wahyudi. S.Pd.

Penelitian bertempat di SMK 45 Lembang, penelitian ini membandingkan model pendekatan taktis dan pendekatan tradisional terhadap hasil belajar permainan kasti. Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk menganalisis perbandingan dari pengaruh model pendekatan taktis dan pendekatan tradisional yang diterapkan kepada pembelajaran permainan kasti, sehingga dari kedua model tersebut dapat terukur hasil belajar siswa dalam permainan kasti. Metode penelitian yang digunakan yaitu metode penelitian eksperimen, teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu dengan observasi. Hasil temuan peneliti dari 40 siswi sebagai objek penelitian di dapat signifikansi sebesar 0,000 presentasi peningkatannya sebesar 23,14% atau (8,35 ± 1,31 vs 10,70 ± 1,13) untuk pendekatan taktis dan 0,004 untuk pendekatan tradisional presentasi peningkatannya adalah sebesar 15,52% atau (8,05 ± 1,32 vs 9,30 ± 1,26) perbedaan didapat signifikasi sebesar 0,000 presentasi peningkatannya sebesar 88% atau (2,35 ± 0,67 vs 1,25 ± 0,55) dari hasil penelitian tersebut maka didapat hasil pendekatan taktis lebih besar signifikansinya dibandingkan pendekatan tradisional, maka dari itu peneliti merekomendasikan penggunaan pendekatan taktis untuk olahraga permainan.

Kata kunci: Model Pendekatan Taktis, Model Pendekatan Tradisional, Belajar Permainan Kasti, Permainan Kasti.


(7)

DAFTAR ISI

PERNYATAAN ………i

ABSTRAK ………...ii

KATA PENGANTAR ………..iii

DAFTAR ISI ………..iv

DAFTAR TABEL ……….vii

DAFTAR GAMBAR ………..ix

DAFTAR LAMPIRAN ………...x

BAB I PENDAHULUAN ………...1

1.1. Latar Belakang Penelitian ………...1

1.2. Batasan Masalah ………...6

1.3. Identifikasi Rumusan Masalah ………...6

1.4. Tujuan Penelitian ………...7

1.5. Manfaat Penelitian ………...7

BAB II KAJIAN PUSTAKA ………...8

2.1. Kajian Pustaka ………...8

2.1.1. Pengertian Belajar ………...8

2.1.2. Pengertian Pembelajaran ………...9


(8)

v

2.1.4. Pengertian Konsep Model ……….10

2.1.5. Pengertian Model Pendekatan Taktis ……….11

2.1.6. Pengertian Model Pendekatan Tradisional ……….13

2.1.7. Pengertian Permainan Kasti ……….14

2.2. Kerangka Pemikiran ……….19

2.3. Hipotesis ……….23

BAB III METODE PENELITIAN ……….25

3.1. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian ………....25

3.2. Desain Penelitian ……….25

3.3. Metode Penelitian ……….26

3.4. Definisi Operasional ……….26

3.5. Instrumen Penelitian ……….27

3.6. Pengujian Validitas dan Reliabilitas ……….30

3.7 Teknik Pengumpulan Data ……….31

3.8. Analisi Data ……….32

BAB IV PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ……….33

4.1. Pengolahan Data ……….33

4.1.1. Deskripsi Data ……….33

4.1.2. Uji Prasyarat Analisis ……….34

4.1.2.1 Uji Normalitas Data ……….34

4.1.2.2 Uji Homogenitas ……….35

4.1.2.3 Uji Hipotesis ……….36


(9)

vi

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ……….43

5.1. Kesimpulan ……….43

5.2. Implikasi ……….43

5.2. Saran ……….44

DAFTAR PUSTAKA ……….45


(10)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Penelitian

Pendidikan merupakan keseluruhan yang terpadu dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi dan melaksanakan fungsi-fungsi tertentu dalam rangka membantu anak didik agar menjadi manusia terdidik sesuai tujuan yang telah ditetapkan. Tujuan pendidikan berkaitan erat dengan hal yang ingin dicapai dalam program pendidikan. Oleh sebab itu, pendidikan nasional berkaitan erat dengan filsafat negara yang dianutnya.

Pendidikan nasional merupakan akar dari kemajuan suatu bangsa sesuai dengan pancasila serta Undang-Undang Dasar 1945.Undang-Undang Dasar 1945 mengamanatkan upaya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa.Dan pemerintah merupakan badan pengurus pendidikan yang bertugas menyelenggarakan sistem pendidikan nasional yang telah diatur oleh Undang-Undang, yaitu Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional.Proses pencapaian tujuan pendidikan nasional yang selama ini telah dicanangkan oleh pemerintah sudah saatnya diterapkan di sekolah secara optimal.

Sekolah sebagai salah satu lembaga formal memiliki tugas dan wewenang menyelenggarakan proses pendidikan. Salah satu pendidikan yang dilaksanakan di sekolah adalah pendidikan jasmani. Pendidikan jasmani hakikatnya adalah pendidikan melalui aktifitas jasmani atau aktifitas gerak. Pendidikan jasmani diajarkan di sekolah dengan tujuan untuk meningkatkan kemampuan kognitif, afektif dan psikomotor sebagai alat untuk mencapai tujuan pendidikan, selain itu penjas juga


(11)

2

bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup, hal ini sesuai dengan apa yang diungkapkan oleh Suherman(2009:5) yang mengatakan, bahwa:

Pendidikan jasmani adalah suatu proses pembelajaran melalui aktivitas jasmani yang didesain untuk meningkatkan kebugaran jasmani, mengembangkan keterampilan motorik, pengetahuan dan perilaku hidup sehat dan aktif, sikap sportif, dan kecerdasan emosi. Lingkungan belajar diatur secara seksama untuk meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan seluruh ranah, jasmani, psikomotor, kognitif, dan afektif setiap siswa.

Pendidikan jasmani dalam kurikulum sekolah adalah sebuah matapelajaran yang unik, merupakan suatu matapelajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar gerak, mengembangkan kebugaran jasmani dan mendapatkan pemahaman tentang aktivitas jasmani serta mempunyai peran penting dalam pembinaan dan pengembangan individu maupun kelompok dalam menunjang pertumbuhan dan perkembangan mental, sosial serta emosional yang selaras, serasi dan seimbang, tujuan pembelajaran penjas yang dirumuskan guru dalam proses belajar mengajar harus mengacu pada tujuan kurikulum, seperti memahami berbagai macam olahraga permainan dan penerapan teknik dasar dalam permainan.

Materi yang terdapat dalam mata pelajaran pendidikan jasmani cukup beragam dan memiliki karakteristik yang berbeda-beda, untuk itu perlu keterampilan motorik yang berbeda-beda pula, ruang lingkup pendidikan jasmani sangat luas, diantaranya yaitu olahraga permainan yang merupakan salah satu cara untuk meningkatkan motorik siswa karena dalam permainan terdapat gerakan-gerakan yang dapat merangsang perkembangan motorik siswa. Pada hakikatnya permainan adalah satu hal yang sangat di senangi oleh siapapun terutama oleh siswa. Sejalan dengan yang dikemukakan Smith (Suparlan, dkk 2010:5) bahwa „Bermain adalah dorongan langsung dari dalam diri setiap individu, yang bagi anak-anak merupakan pekerjaan


(12)

3

sedangkan bagi orang dewasa lebih dirasakan sebagai kegemaran.‟ Salah satu permainan yang diberikan pada siswa adalah permainan kasti, permainan kasti merupakan salah satu permainan bola kecil, seperti halnya soft ball, permainan kasti merupakan permainan yang berhubungan dengan keterampilan terbuka/open skill (memukul), keterampilan diskrit/discrete skill (melempar dan menangkap) dan keterampilan berkelanjutan/continuous skill (berlari), hanya yang berbeda dari peraturan, lapang dan peralatannya. Permainan kastipun merupakan salah satu permainan yang bisa diajarkan kepada seluruh siswa mulai sekolah dasar hingga sekolah menengah atas, sesuai dengan ruang lingkup mata pelajaran penjas dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) tahun 2006, permainan kasti terdapat dalam ruang lingkup pendidikan jasmani, sebagai berikut: “Permainan dan olahraga meliputi: olahraga tradisional, permainan. eksplorasi gerak, keterampilan lokomotor non-lokomotor,dan manipulatif, atletik, kasti, rounders, kippers, sepak bola, bola basket, bola voli …”

Berdasarkan kutipan diatas, maka kedudukan permainan kasti dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan ternyata merupakan salah satu dari ruang lingkup olahraga permainan bola kecil yang ada di dalam mata pelajaran pendidikan jasmani, maka dari itu agar tujuan pembelajaran pendidikan jasmani dapat tercapai maka haruslah menggunakan strategi dalam pembelajaran, diantaranya penggunaan model pembelajaran yang tepat yang sesuai dengan kondisi dan karakteristik peserta didik agar siswa mampu memahami apa yang telah guru sampaikan. Oleh karena penggunaan atau penerapan model pembelajaran saling berkaitan dengan tingkat pemahaman siswa, hal tersebut dikarenakan adanya perbedaan tingkat pemahaman dalam Kemampuan seseorang untuk memahami dan menyerap pelajaran sudah pasti bebeda tingkatannya pada setiap siswa.

Pelaksanaan proses pembelajaran di sekolah khususnya di SMK 45 Lembang harus menimbulkan rasa senang dan berperan aktif mengikuti pembelajaran pada diri


(13)

4

siswa, hal ini yang menjadi permasalahan penulis mengapa melakukan penelitian ini dilaksanakan disekolah SMK 45. Siswa dalam mengikuti proses pembelajaran penjas disekolah terlihat kurang bersemangat, sehingga penulis tergugah untuk mewawancarai beberapa siswa yang hasilnya adalah guru penjas tersebut pada proses belajar mengajar kurang memberikan daya tarik untuk siswa, berbeda ketika mereka di SMP, proses pembelajarannya lebih menarik, selanjutnya penulis mencoba mengobservasi penampilan mengajar guru tersebut selama tiga minggu, dari hasil pengamatan penulis yang menjadi faktor penyebabnya yang pertama adalah guru tersebut dalam menggunakan model pembelajaran masih menggunakan paradigma olahraga, dimana seorang siswa diajarkan sebagaimana layaknya seorang atlet dalam hal ini guru tersebut selalu menggunakan model pendekatan tradisional, hal ini akan mengurangi entertrener dalam pembelajaran karena model pendekatan tradisional merupakan model yang mengedepankan keterampilan tehnik saja, kemudian yang kedua dalam pemilihan materi yang diajarkan kurang menerapkan unsur olahraga permainan, olahraga permainan yang selama ini diberikan pada siswa hanya sepak bola dan voli yang memang sudah umum diajarkan, sedangkan yang sering diberikan ialah program kebugaran jasmani dan atletik, selanjutnya faktor yang ketiga dari latar belakang pendidikan guru tersebut yang memang bukan berlatar belakang dari pendidikan jasmani, mungkin faktor ini salah satu yang mempengaruhi dari kualitas mengajar, melihat dari permasalahan ini maka penulis tertarik melakukan penelitian dalam pembelajaran, yaitu dalam segi model pembelajaran dan sebagai bahan materi penulis tertarik menerapkan salah satu dari permainan olahraga bola kecil yaitu permainan kasti sehingga dalam proses pembelajaran siswa mendapatkan pembelajaran untuk pola-pola permainan sehingga akan diketahui hasil belajar siswa dalam penggunaan kedua model pembelajaran tersebut.

Pembelajaran merupakan kegiatan yang dilakukan untuk menginisiasi, memfasilitasi, dan meningkatkan intensitas dan kualitas belajar pada diri peserta


(14)

5

didik. Oleh karena pembelajaran merupakan upaya sistematis dan sistemik untuk menginisiasi, memfasilitasi, dan meningkatkan proses belajar maka kegiatan pembelajaran berkaitan erat dengan jenis hakikat, dan jenis-jenis belajar serta hasil dari pembelajaran itu sendiri. Rahyubi (2012:8) menyatakan, bahwa “pembelajaran merupakan aktivitas yang sistematik dari penerapan desain dan evaluasi proses pembelajaran secara menyeluruh untuk mencapai tujuan instruksional dan penggunaan yang spesifik ...”

Oleh karena itu untuk mendukung proses pembelajaran yang baik, penggunaan model pembelajaran atau suatu model pendekatan harus sesuai dengan karakteristik materi, situasi pembelajaran dan tujuan pembelajaran tersebut. Dalam hal ini guru penjas harus tepat memilih model pembelajaran yang akan digunakan karena model pembelajaran merupakan salahsatu faktor yang penting agar pembelajaran yang dilakukan dapat terselenggara dengan efektif.

Joyce (Juliantine 2011:7) menjelaskan “model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas ...”, jadi model pembelajaran mengarah kepada desain pembelajaran untuk membantu peserta didik sehingga tujuan pembelajaran tercapai, fungsi dari model pembelajaran juga tidak hanya untuk mengubah perilaku siswa sesuai dengan yang diharapkan, tetapi juga berfungsi mengembangkan berbagai aspek yang bersangkutan dengan proses pembelajaran, salah satu dari model pembelajaran adalah model pembelajaran dengan pendekatan taktis, sebagaimana yang telah diungkapkan Subroto dalam (Malik, 2013:5) “tujuan pembelajaran taktis dalam permainan adalah untuk meningkatkan kesadaran siswa tentang konsep bermain dengan penerapan teknik yang tepat sesuai dengan masalah atau situasi dalam permainan.” Berdasarkan uraian di atas bahwa melalui pendekatan taktis yang mirip dengan permainan sesungguhnya, minat dan kegembiraan seluruh siswa akan meningkat secara khusus. Bagi siswa yang memiliki Kemampuan pemahaman yang


(15)

6

rendah pendekatan taktis ini tepat karena tidak menekankan pada keterampilan teknik yang diutamakan adalah pengembangan taktis atau pemecahan masalah. Dengan begitu seorang guru harus mampu memberikan pengajaran yang interaktif untuk merangsang siswa agar dapat menyelesaikan permasalahan yang berhubungan dengan pendekatan taktis dalam pemahaman bermain.

Penulis teliti dari pemaparan diatas penulis tertarik untuk meneliti model pendekatan taktis dan model pendekatan tradisional terhadap hasil belajar permainan kasti. Penelitian ini dirasa sangat penting untuk mendapatkan fakta yang menunjukan apakah model pendekatan taktis ini dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam permainan kasti dalam aspek psikomotornya, sehingga penelitian ini dapat bermanfaat untuk semua bidang.

1.2. Batasan Masalah

Untuk menghindari timbulnya penafsiran yang salah dan agar penelitian ini tidak menyimpang dari permasalahan dan tujuan penelitian. Adapun pembatasan masalah penelitian ini adalah sebagai berikut:

1.2.1. Ruang lingkup penelitian ini hanya membandingkan pengaruh antara model pendekatan taktis dan pendekatan tradisional terhadap hasil belajar permainan kasti.

1.2.2. Aspek yang diteliti pada penelitian ini hanya pada aspek psikomotor siswa dalam pembelajaran permainan kasti.

1.2.3. Populasi penelitian ini adalah siswi kelas X Bismen SMK 45 Lembang yang berjumlah 215 orang yang kemudian peneliti menentukan sampel sebanyak 40 orang yang dipilih secara acak (simple random sampling).


(16)

7

Berdasarkan pemaparan yang telah diuraikan dalam latarbelakang penelitian, maka permasalahan dapat dirumuskan sebagai berikut:

1.3.1. Seberapa besar pengaruh model pendekatan taktis terhadap hasil belajar siswa dalam permainan kasti?

1.3.2. Seberapa besar pengaruh model pendekatan tradisional terhadap hasil belajar siswa dalam permainan kasti?

1.3.3. Seberapa besar perbedaan pengaruh model pendekatan taktis dan pendekatan tradisional terhadap hasil belajar siswa dalam permainan kasti?

Dari rumusan masalah tersebut dapat diidentifikasikan variabel-variabel penelitiannya yaitu model pendekatan taktis dan model pendekatan tradisional terhadap hasil belajar siswa dalam pembelajaran kasti.

1.4. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang dipaparkan oleh penulis diatas, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis perbandingan dari pengaruh model pendekatan taktis dan model pendekatan tradisional yang diterapkan kepada pembelajaran permainan kasti, sehingga dari kedua model tersebut dapat terukur hasil belajar siswa dalam permainan kasti, aspek yang diteliti pada penelitian ini hanya berbatas pada aspek psikomotor saja.

1.5. Manfaat Penelitian

Berdasarkan gambaran umum di atas, maka hasil penelitian ini diharapkan: 1.5.1. Manfaat Teoritis

Secara teoritis penelitian ini dapat dijadikan bahan memperluas ilmu mengenai model pendekatan taktis dan model pendekatan tradisional khususnya pada saat proses pembelajaran permainan kasti.


(17)

8

1.5.2. Manfaat Praktis

Secara praktis, hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan dan bahan masukan bagi guru terhadap penerapan model pendekatantaktis untuk pembelajaran permainan kasti.


(18)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi dari penelitian ini adalah siswi kelas X di SMK 45 Lembang yang berjumlah 215 orang. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik Simple random sampling. Dikatakan simple atau sederhana karena pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatiakan strata yang ada dalam populasi itu. Dari semua populasi ini tidak semuanya dijadikan sampel, mengingat terbatasnya waktu, tenaga, dan biaya. Oleh karena itu dalam penelitian sampel, penulis tetapkan melalui sampel yang representatif objek penelitian.

Kelompok sampel dalam penelitian ini berjumlah 40 orang, yang terbagi menjadi 20 orang untuk kelompok yang menggunakan model pendekatan taktis, dan 20 orang untuk kelompok yang menggunakan model pendekatan tradisional, pengambilan sampel berdasarkan pada rumus Federer dalam Hasruddin (2006:4) sebagai berikut:

Rumus Federer :

Gambar.3.1

3.2 Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan peneliti adalah desain eksperiment,

Pretest-Posttest Control Group Design.

(r-1) (t-1) ≥ 15


(19)

26

Gambar.3.2 Keterangan :

R: Kelompok yang dipilih secara random

O1: Hasil awal pembelajaran permainan kasti dengan menggunakan model pendekatan taktis

O2: Hasil akhir pembelajaran permainan kasti dengan menggunakan model pendekatan taktis.

X: Treatment

O3: Hasil awal pembelajaran permainan kasti

O4: Hasil akhir pembelajaran permainan kasti

3.3 Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan yaitu metode penelitian eksperimen, metode penelitian eksperimen dapat diartikan sebagai metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan (treatment) tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan. Metode eksperimen merupakan bagian dari metode kuantitatif yang mempunyai khas tersendiri, terutama dengan adanya kelompok kontrol.

3.4 Definisi Oprasional 3.4.1. Model Pendekatan Taktis

Model pendekatan taktis merupakan model yang memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk dapat mengekspresikan diri melalui tugas-tugas belajar yang menyerupai permainan yang sesungguhnya yang penekanannya pada pengembangan pengetahuan taktikal yang memfasilitasi aplikasi keterampilan dalam permainan.

3.4.2. Model Pendekatan Tradisional

Metode pendekatan tradisional atau disebut juga dengan metode ceramah, karena sejak dulu metode ini telah dipergunakan sebagai alat komunikasi lisan antara


(20)

27

guru dengan anak didik dalam proses belajar dan pembelajaran. Dalam pembelajaran sejarah metode konvensional ditandai dengan ceramah yang diiringi dengan penjelasan, serta pembagian tugas dan latihan.

3.4.3. Hasil Belajar

Menurut Hudgins (Rahyubi, 2012:5) hasil belajar adalah: “belajar dapat didefinisikan sebagai suatu perubahan dalam tingkah laku, yang mengakibatkan adanya pengalaman.”

Berdasarkan pernyataan diatas, jadi belajar merupakan proses perubahan dari suatu keadaan ke keadaan berikutnya yang berdasarkan dari pengalaman yang telah dialami.

3.5.4. Permainan Kasti

Permainan kasti merupakan permainan yang dimainkan di lapangan dengan ukuran lapang permainan 30 x 60 m, dengan ruang pemukul dan ruang bebas menjadi 30 x 53m dan ukuran terkecil 30 x 45 m, dengan ruang pemukul dan ruang bebas menjadi 30 x 50 m untuk ukuran anak-anak, dan terdapat alat-alat permainan seperti kayu pemukul, bola yang berdiameter 19-20 cm dan beratnya antara 70-80 gram dengan lama permaianan 2 x 20 menit, terdapat regu terdiri atas 12 orang, terdapat peraturan dan wasit.

3.5 Instrumen Penelitian

3.5.1 Instrumen Penelitian Psikomotor/Keterampilan

Instrumen penelitian menurut Sugiyono (2009:102), “Instrumen penelitian


(21)

28

yang diamati.” Keberhasilan penelitian banyak ditentukan oleh instrumen yang digunakan, sebab data yang digunakan untuk menjawab pertanyaan penelitian (masalah), berikut instrumen yang digunakan penulis untuk penelitian ini:

Tabel 3.1

Instrumen Keterampilan Kasti

No. Jenis Keterampilan Kasti

Nilai Performa

Baik (3)

Sedang (2)

Buruk (1) 1. Keterampilan mencapai tiang hinggap dan

mencetak poin

2. Keterampilan mematikan lawan

3. Keterampilan melambungkan bola ke pemukul

4. Keterampilan menangkap bola 5. Keterampilan memukul bola

Berdasarkan Table 3.1 apabila siswa mempunyai keterampilan yang baik maka akan mendapat skor 3; sedangkan apabila siswa mempunyai keterampilan sedang maka mendapat skor 2; dan apabila siswa mempunyai keterampilan buruk maka siswa mendapat skor 1, berikut ini merupakan kriteria dari setiap keterampilan:

3.5.1.1. Keterampilan mencapai tiang hinggap dan mencetak poin:

Baik (3): apabila siswa atau pelari dapat berlari langsung ke tiang hinggap kemudian berlari kembali ke ruang bebas dan mencetak poin tanpa dapat dimatikan


(22)

29

Sedang (2): apabila siswa atau pelari dapat berlari dari saat dia sudah memukul dan dapat berlari sampai ke tiang hinggap tanpa dapat dimatikan oleh lawan.

Buruk (1): apabila siswa atau pelari setelah memukul kemudian dia berlari hanya sampai pada tiang pertolongan atau dimatikan oleh lawan.

3.5.1.2. Keterampilan mematikan lawan:

Baik (3): apabila siswa atau penjaga berhasil mematikan lawan dengan cara dilempar tepat kesasaran (lawan).

Sedang (2): apabila siswa atau penjaga sudah berhasil mengenai lawan dengan cara melemparkan ke arah lawan, akan tetapi mengenai bagian tubuh yang dilarang atau memantul dahulu ketanah sehingga membuat lemparan itu tidak sah.

Buruk (1): apabila siswa atau penjaga sudah bermaksud mematikan lawan dengan melemparkan bola ke pelari akan tetapi hasilnya tidak terkena sama sekali. 3.5.1.3. Keterampilan melambungkan bola ke pemukul:

Baik (3): apabila siswa dapat melambungkan bola sesuai dengan jarak pukulan yang ditunjuk oleh pemukul.

Sedang (2): apabila siswa atau pemain dapat melambungkan bola akan tetapi kurang dekat dengan jarak pukul yang ditunjuk oleh pemukul.

Buruk (1): apabila siswa atau pemain tidak dapat memenuhi lambungan bola untuk pemukul.

3.5.1.4. Keterampilan menangkap bola:

Baik (3): apabila bola berhasil tertangkap dengan baik oleh siswa.

Sedang (2): apabila bola kurang berhasil menangkap bola (bola terjatuh kembali atau terlepas kembali dari tangan siswa).


(23)

30

Buruk (1): apabila siswa tersebut sama sekali tidak dapat menangkap bola. 3.5.1.5. Keterampilan memukul bola:

Baik (3): apabila hasil pukulan siswa dapat menyulitkan lawan atau tidak dapat diantisipasi dengan baik oleh regu penjaga.

Sedang (2): apabila hasil pukulan siswa dapat langsung diantisipasi oleh lawan dan menyebabkan regunya kalah (terjadi pertukaran).

Buruk (1): apabila pukulan siswa atau pemukul Lukas (kayu pemukul tidak mengenai bola) atau dalam tiga kali kesempatan memukul tidak ada satupun bola yang terpukul (sesuai dengan peraturan).

3.6. Pengujian Validitas dan Reliabilitas Instrumen

Tabel 3.2

Pengujian Validitas Instrumen Keterampilan mencapai tiang hinggap dan mencetak poin Keterampilan mematikan lawan Keterampilan melambungkan bola ke pemukul Keterampilan menangkap bola Keterampilan memukul bola Uji Validitas Instrumen Pertama

0,362 0,615 0,556 0,524 0,306

Uji Validitas Instrumen Kedua

0,403 0,520 0,583 0,697 0,468

Keterangan Valid Valid Valid Valid Valid

Sebagaimana dari tabel diatas merupakan tes validitas instrumen yang hasilnya instrumen tersebut valid sebagaimana yang diungkapakan Sugiyono

(2009:126) menyatakan bahwa “bila korelasi tiap faktor tersebut positif dan

besaranya 0,300 keatas maka faktor tersebut merupakan konstruk yang kuat. Jadi dapat disimpulkan bahwa instrument tersebut memiliki validitas konstruksi yang


(24)

31

Berdasarkan pendapat Sugiyono tersebut maka hasil dari penghitungan pada table diatas menjelaskan bahwa instrument permainan kasti yang didalamnya terdapat keterampilan mencapai tiang hinggap dan mencetak poin, keterampilan mematikan lawan, keterampilan melambungkan bola ke pemukul, keterampilan menangkap bola, dan keterampilan memukul bola yang telah diujicobakan kepada 34 orang sebagai sampel dapat dinyatakan valid. Karena masing-masing item keterampilannya setelah dikorelasikan dengan jumlah total menghasilkan koefesien korelasi diatas atau sama dengan 0,300 yang berarti instrument tersebut memiliki validitas konstruksi yang baik.

Tabel 3.3

Pengujian Reliabilitas Instrumen

Korelasi Keterampilan dalam Permainan Kasti

No. Keterampilan mencapai tiang hinggap dan mencetak poin Keterampilan mematikan lawan Keterampilan melambungkan bola ke pemukul Keterampilan menangkap bola Keterampilan memukul bola

1 0,362 0,615 0,556 0,524 0,306

2 0,403 0,520 0,583 0,697 0,468

Keterangan Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel

Pengujian reliabilitas instrumen dilakukan secara eksternal dengan menggunakan teknik test-retest, dilakukan dengan cara mencoba instrumen dua kali pada subjek yang sama dan instrumen yang sama namun dengan waktu yang berbeda. Reliabilitas diukur dari koefesien korelasi antara percobaan pertama dengan percobaan kedua. Hasil dari koefesien korelasi kedua percobaan tersebut positif dan signifikan maka instrument tersebut dapat dinyatakan reliabel.


(25)

32

3.7. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang penulis pakai yaitu dengan observasi, dan wawancara terstruktur, sebagaimana yang diungkapkan Sutrisno hadi (dalam

Sugiyono 2009:145), bahwa :’observasi merupakan suatu proses yang kompleks,

suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis. Dua di antara yang terpenting adalah proses-proses pengamatan dan ingatan.’ Selanjutnya Sugiyono

(2009:145) menambahkan: “teknik pengumpulan data dengan observasi digunakan

bila, penelitian berkenaan dengan perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan bila responden yang diamati tidak terlalu besar.” Lebih lanjut sugiyono

(2009:138) menjelaskan bahwa: “wawancara terstruktur digunakan sebagai teknik

pengumpulan data, bila peneliti atau pengumpul data telah mengetahui dengan pasti tentang informasi apa yang akan diperoleh.”

Dari paparan diatas dapat kita pahami bahwa teknik penelitian dengan menggunakan observasi dapat dilakukan apabila objek yang kita teliti tidak terlalu besar dan dapat dilakukan pada objek-objek yang terlihat,dan teknik pengumpulan data dengan wawancara terstruktur dilakukan apabila peneliti telah mengetahui dengan pasti tentang informasi apa yang akan didapat, dalam penelitian ini, peneliti dibantu oleh dua orang observer yang bertugas mengamati responden sebelum dan sesudah diberikan treatment.

3.8. Analisis Data

Dalam analisis data menggunakan softwer SPSS.V:20 pada P-value ≤ 0,05, berikut langkah-langkah dalam menganalisis data:

3.6.1 Uji Normalitas


(26)

33

tersebut tidak normal maka dilanjutkan dengan analisis statistik non parametrik, dalam hal ini digunakan uji Shapiro-Wilk (p-value 0.05). 3.6.2 Uji Homogenitas

Uji Homogenitas digunakan untuk menguji data tersebut apakah homogen atau tidak, uji menggunakan Levene Test pada p-value 0,05

3.6.3 Uji Hipotesis

3.6.3.1.Hipotesis pertama menggunakan uji t berpasangan pada p-value 0,05, uji terhadap model pembelajaran taktis terhadap hasil belajar permaianan kasti. 3.6.3.2.Hipotesis kedua menggunakan uji t berpasangan pada p-value 0,05, uji

terhadap model pembelajaran taktis lebih baik dalam meningkatkan hasil belajar permainan kasti dibanding model pendekatan tradisional.

3.6.3.3 Hipotesis ketiga menggunakan uji t tidak berpasangan pada P-value ≤ 0,05, uji digunakan untuk menganalisis perbedaan pengaruh antara model pendekatan taktis dan tradisional terhadap hasil belajar permainan kasti.


(27)

42 BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan pengolahan dan analisis data dengan bantuan SPSS for

Windows versi 20, maka penulis dapat menyimpulkan sebagai berikut:

5.1.1. Model pendekatan taktis dapat meningkatkan hasil belajar permainan kasti siswi SMK 45 Lembang sebesar 23,14%

5.1.2. Model pendekatan tradisional dapat meningkatkan hasil belajar permainan kasti siswi SMK 45 Lembang sebesar 15,52%

5.1.3. Model pendekatan taktis lebih baik dalam meningkatkan hasil belajar permainan kasti siswi SMK 45 Lembang dibandingkan dengan model pendekatan tradisional, dengan persen perbedaan peningkatan sebesar 88%.

5.2. Implikasi

Implikasi hasil penelitian diarahkan kepada implikasi terhadap teoritis dan implikasi terhadap penerapan praktis.

Implikasi hasil penelitian terhadap penerapan teoritis, hampir semua ahli yang paham terhadap model pendekatan taktis menyatakan bahwa untuk mengajarkan suatu permainan model pendekatan taktis memberikan pengaruh yang positif terhadap meningkatkan kemampuan suatu permainan, disamping itu pula pendekatan taktis lebih baik daripada pendekatan tradisional dalam meningkatkan keterampilan permainan kasti.

Tujuan dari model pendekatan taktis yaitu agar siswa dapat memproses transfer pemahaman dan keterampilan terhadap keterampilan permainan kasti yang sesungguhnya dan pada penampilan bermain siswa diarahkan kepada kemampuan untuk mengidentifikasi masalah-masalah taktik selama permainan dan dapat tepat untuk memecahkannya.


(28)

Muhamad Willy Antonio, 2013

43

Hasil penelitian menunjukan bahwa model pendekatan taktis merupakan model pembelajaran yang tepat digunakan dalam belajar suatu keterampilan olahraga permainan, seperti halnya permainan kasti yang didalam permainannya terdapat keterampilan-keterampilan yang harus dipelajari.

Implikasi hasil penelitian terhadap penerapan praktis, manfaat praktis yang dapat diterapkan dari hasil penelitian ini, bagi guru pendidikan jasmani dapat dijadikan sumber referensi dalam memberikan pengajaran olahraga permainan khususnya permainan kasti terhadap siswa dalam menerapkan model pendekatan taktis dan hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai strategi belajar mengajar bagi para guru pendidikan jasmani di sekolah.

5.2. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, ada beberapa hal yang akan penulis sampaikan sebagai masukan dan saran sebagai berikut:

5.2.1. Kepada para guru pendidikan jasmani, hasil penelitian ini membuktikan bahwa penerapan model pendekatan taktis dalam pembelajaran, khususnya dalam pembelajaran permainan kasti yang lebih memberikan pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan hasil belajar yang bila dibandingkan dengan model pendekatan tradisional.

5.2.2. Kepada rekan mahasiswa yang akan mengadakan penelitian tentang pendekatan taktis, penulis menganjurkan untuk mencari variabel dan sampel penelitian yang lebih relevan demi kemajuan ilmu pendidikan khususnya bidang keilmuan pendidikan jasmani.

5.2.3. Perlu diadakannya publikasi penggunaan model pendekatan taktis kepada para guru-guru khususnya guru pendidikan jasmani.

Demikian kesimpulan, implikasi dan saran yang dapat penulis kemukakan, semoga hasil dari penelitian ini dapat bermanfaat bagi penulis dan menjadi sumbangsih yang berarti bagi kemajuan pendidikan.


(29)

Muhamad Willy Antonio, 2013


(30)

DAFTAR PUSTAKA

Abduljabar dan Darajat. (2010). Modul Aplikasi Statistika Dalam Penjas. Bandung: FPOK

Abduljabar, B. (2010). Landasan Ilmiah Pendidikan Intelektual Dalam Pendidikan

Jasmani. Bandung: Rizqi Press

Arief. (2012). Penerapan Taktis Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Chest Pass dan

Bank Soott dalam Permainan Bola Basket. [Online].

Bermain dan Keterampilan Teknik Dasar dalam Bermain Bola Basket. Skripsi pada

FPOK UPI Bandung.

Gani. (2012). Perbandingan Pengaruh Pendekatan Taktis dangan Pendekatan Teknis

terhadap Hasil Belajar Keterampilan Pencak Silat di SMAN 1 Cileunyi Kabupaten Bandung.

Skripsi pada FPOK UPI Bandung.

Grehaigne, J.F. et al. (1999). “The Foundations of Tactics and Strategy in Team Sports”. Journal of Teaching in Physical Education. 18, (2), 160.

Haruddin. (2006). Hubungan Derajat Histopatologis Ginjal Mencit BALB/c dengan

Pemberian Propoxur 4,05% Dosis Beringkat per Oral. [Online].

Tersedia:http://eprints.undip.ac.id/21852/1/Hasrudin.pdf

Juliantine, dkk. (2011). Model-model Pembelajaran Pendidikan Jasmani. Bandung: FPOK

Kholik. (2011). Metode Pembelajaran Konvensional. [Online].

Tersedia:http//wordpress.com/2011/11/08/metode-pembelajaran-konvensional

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (2006). Standar Kompetensi dan Kompetensi


(31)

46

Marzuki. (2012). Pembelajaran Permainan Kasti. [Online].

Tersedia:http://marzuki49.blogspot.com/2012/02/pembelajaran-permainan-kasti.html

Megasari. (2012). Pengaruh Pendekatan Taktis terhadap Hasil Belajar Permainan

Bola Kecil Rounders.

Skripsi pada FPOK UPI Bandung.

Rahyubi. (2012). Teori-teori Belajar dan Aplikasi Pembelajaran Motorik. Bandung: Nusa Media

Rohmansah. (2011). Sejarah Bola Kasti dan Teknik Dasar Bermain Kasti. [Online]. Tersedia:http://www.eocommunity.com/showthread.php?tid=5872

Saputra. (2010). Pendidikan Jasmani dan Olahraga. [Online].

Tersedia:http://file.upi.edu/Direktori/DUAL-MODES PENJAS

Stephani, M.R. (2011). Pengaruh Model Pembelajaran Pendekatan Taktis dan Model

Pembelajaran Pendekatan Tradisional terhadap Motivasi, Keterampilan

Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta

Suherman. (2009). Revitalisasi Pengajaran Dalam Pendidikan Jasmani. Bandung: Bintang Warli Artika

Suparlan, dkk. (2010). Permainan Bola Kecil. Bandung: FPOK Tersedia:http://repository.upi.edu

Tim Penyusun Pedoman Penulisan Karya Ilmiah UPI. 2011. Pedoman Penulisan

Karya Ilmiah Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung: UPI

Yudiana. (2010). Implementasi Model Pendekatan Taktis dan Teknis dalam

pembelajaran Permainan Bola Voli Pada Pendidikan Jasmani Siswa SMP.


(1)

33

Muhamad Willy Antonio, 2013

Perbandingan Model Pendekatan Taktis Dan Pendekatan Tradisional Terhadap Hasil Belajar Permainan Kasti

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

tersebut tidak normal maka dilanjutkan dengan analisis statistik non parametrik, dalam hal ini digunakan uji Shapiro-Wilk (p-value 0.05). 3.6.2 Uji Homogenitas

Uji Homogenitas digunakan untuk menguji data tersebut apakah homogen atau tidak, uji menggunakan Levene Test pada p-value 0,05

3.6.3 Uji Hipotesis

3.6.3.1.Hipotesis pertama menggunakan uji t berpasangan pada p-value 0,05, uji terhadap model pembelajaran taktis terhadap hasil belajar permaianan kasti. 3.6.3.2.Hipotesis kedua menggunakan uji t berpasangan pada p-value 0,05, uji

terhadap model pembelajaran taktis lebih baik dalam meningkatkan hasil belajar permainan kasti dibanding model pendekatan tradisional.

3.6.3.3 Hipotesis ketiga menggunakan uji t tidak berpasangan pada P-value ≤ 0,05, uji digunakan untuk menganalisis perbedaan pengaruh antara model pendekatan taktis dan tradisional terhadap hasil belajar permainan kasti.


(2)

42

Muhamad Willy Antonio, 2013

Perbandingan Model Pendekatan Taktis Dan Pendekatan Tradisional Terhadap Hasil Belajar Permainan Kasti

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan pengolahan dan analisis data dengan bantuan SPSS for Windows versi 20, maka penulis dapat menyimpulkan sebagai berikut:

5.1.1. Model pendekatan taktis dapat meningkatkan hasil belajar permainan kasti siswi SMK 45 Lembang sebesar 23,14%

5.1.2. Model pendekatan tradisional dapat meningkatkan hasil belajar permainan kasti siswi SMK 45 Lembang sebesar 15,52%

5.1.3. Model pendekatan taktis lebih baik dalam meningkatkan hasil belajar permainan kasti siswi SMK 45 Lembang dibandingkan dengan model pendekatan tradisional, dengan persen perbedaan peningkatan sebesar 88%.

5.2. Implikasi

Implikasi hasil penelitian diarahkan kepada implikasi terhadap teoritis dan implikasi terhadap penerapan praktis.

Implikasi hasil penelitian terhadap penerapan teoritis, hampir semua ahli yang paham terhadap model pendekatan taktis menyatakan bahwa untuk mengajarkan suatu permainan model pendekatan taktis memberikan pengaruh yang positif terhadap meningkatkan kemampuan suatu permainan, disamping itu pula pendekatan taktis lebih baik daripada pendekatan tradisional dalam meningkatkan keterampilan permainan kasti.

Tujuan dari model pendekatan taktis yaitu agar siswa dapat memproses transfer pemahaman dan keterampilan terhadap keterampilan permainan kasti yang sesungguhnya dan pada penampilan bermain siswa diarahkan kepada kemampuan untuk mengidentifikasi masalah-masalah taktik selama permainan dan dapat tepat untuk memecahkannya.


(3)

Muhamad Willy Antonio, 2013

Perbandingan Model Pendekatan Taktis Dan Pendekatan Tradisional Terhadap Hasil Belajar Permainan Kasti

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

43

Hasil penelitian menunjukan bahwa model pendekatan taktis merupakan model pembelajaran yang tepat digunakan dalam belajar suatu keterampilan olahraga permainan, seperti halnya permainan kasti yang didalam permainannya terdapat keterampilan-keterampilan yang harus dipelajari.

Implikasi hasil penelitian terhadap penerapan praktis, manfaat praktis yang dapat diterapkan dari hasil penelitian ini, bagi guru pendidikan jasmani dapat dijadikan sumber referensi dalam memberikan pengajaran olahraga permainan khususnya permainan kasti terhadap siswa dalam menerapkan model pendekatan taktis dan hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai strategi belajar mengajar bagi para guru pendidikan jasmani di sekolah.

5.2. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, ada beberapa hal yang akan penulis sampaikan sebagai masukan dan saran sebagai berikut:

5.2.1. Kepada para guru pendidikan jasmani, hasil penelitian ini membuktikan bahwa penerapan model pendekatan taktis dalam pembelajaran, khususnya dalam pembelajaran permainan kasti yang lebih memberikan pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan hasil belajar yang bila dibandingkan dengan model pendekatan tradisional.

5.2.2. Kepada rekan mahasiswa yang akan mengadakan penelitian tentang pendekatan taktis, penulis menganjurkan untuk mencari variabel dan sampel penelitian yang lebih relevan demi kemajuan ilmu pendidikan khususnya bidang keilmuan pendidikan jasmani.

5.2.3. Perlu diadakannya publikasi penggunaan model pendekatan taktis kepada para guru-guru khususnya guru pendidikan jasmani.

Demikian kesimpulan, implikasi dan saran yang dapat penulis kemukakan, semoga hasil dari penelitian ini dapat bermanfaat bagi penulis dan menjadi sumbangsih yang berarti bagi kemajuan pendidikan.


(4)

Muhamad Willy Antonio, 2013

Perbandingan Model Pendekatan Taktis Dan Pendekatan Tradisional Terhadap Hasil Belajar Permainan Kasti

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu


(5)

45

Muhamad Willy Antonio, 2013

Perbandingan Model Pendekatan Taktis Dan Pendekatan Tradisional Terhadap Hasil Belajar Permainan Kasti

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Abduljabar dan Darajat. (2010). Modul Aplikasi Statistika Dalam Penjas. Bandung: FPOK

Abduljabar, B. (2010). Landasan Ilmiah Pendidikan Intelektual Dalam Pendidikan Jasmani. Bandung: Rizqi Press

Arief. (2012). Penerapan Taktis Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Chest Pass dan Bank Soott dalam Permainan Bola Basket. [Online].

Bermain dan Keterampilan Teknik Dasar dalam Bermain Bola Basket. Skripsi pada FPOK UPI Bandung.

Gani. (2012). Perbandingan Pengaruh Pendekatan Taktis dangan Pendekatan Teknis terhadap Hasil Belajar Keterampilan Pencak Silat di SMAN 1 Cileunyi Kabupaten Bandung.

Skripsi pada FPOK UPI Bandung.

Grehaigne, J.F. et al. (1999). “The Foundations of Tactics and Strategy in Team

Sports”. Journal of Teaching in Physical Education. 18, (2), 160.

Haruddin. (2006). Hubungan Derajat Histopatologis Ginjal Mencit BALB/c dengan Pemberian Propoxur 4,05% Dosis Beringkat per Oral. [Online].

Tersedia:http://eprints.undip.ac.id/21852/1/Hasrudin.pdf

Juliantine, dkk. (2011). Model-model Pembelajaran Pendidikan Jasmani. Bandung: FPOK

Kholik. (2011). Metode Pembelajaran Konvensional. [Online].

Tersedia:http//wordpress.com/2011/11/08/metode-pembelajaran-konvensional Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (2006). Standar Kompetensi dan Kompetensi


(6)

46

Muhamad Willy Antonio, 2013

Perbandingan Model Pendekatan Taktis Dan Pendekatan Tradisional Terhadap Hasil Belajar Permainan Kasti

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Marzuki. (2012). Pembelajaran Permainan Kasti. [Online].

Tersedia:http://marzuki49.blogspot.com/2012/02/pembelajaran-permainan-kasti.html

Megasari. (2012). Pengaruh Pendekatan Taktis terhadap Hasil Belajar Permainan Bola Kecil Rounders.

Skripsi pada FPOK UPI Bandung.

Rahyubi. (2012). Teori-teori Belajar dan Aplikasi Pembelajaran Motorik. Bandung: Nusa Media

Rohmansah. (2011). Sejarah Bola Kasti dan Teknik Dasar Bermain Kasti. [Online]. Tersedia:http://www.eocommunity.com/showthread.php?tid=5872

Saputra. (2010). Pendidikan Jasmani dan Olahraga. [Online].

Tersedia:http://file.upi.edu/Direktori/DUAL-MODES PENJAS

Stephani, M.R. (2011). Pengaruh Model Pembelajaran Pendekatan Taktis dan Model Pembelajaran Pendekatan Tradisional terhadap Motivasi, Keterampilan Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta

Suherman. (2009). Revitalisasi Pengajaran Dalam Pendidikan Jasmani. Bandung: Bintang Warli Artika

Suparlan, dkk. (2010). Permainan Bola Kecil. Bandung: FPOK Tersedia:http://repository.upi.edu

Tim Penyusun Pedoman Penulisan Karya Ilmiah UPI. 2011. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung: UPI Yudiana. (2010). Implementasi Model Pendekatan Taktis dan Teknis dalam

pembelajaran Permainan Bola Voli Pada Pendidikan Jasmani Siswa SMP. Desertasi Doktor pada SPS UPI Bandung.


Dokumen yang terkait

Pengaruh Pendekatan Taktis Terhadap Hasil Belajar Keterampilan Bermain Passing Pada Pembelajaran Aktivitas Permainan Sepakbola Di SMPN 3 Lembang.

2 9 25

Pengaruh Perbandingan Pendekatan Taktis dan Pendekatan Teknis Terhadap Hasil Belajar Keterampilan Dasar Lob Bertahan Pada Permainan Bulutangkis di SMA Negeri 1 Baleendah.

0 3 18

PERBANDINGAN PENDEKATAN TAKTIS DAN PENDEKATAN TEKNIS TERHADAP HASIL BELAJAR PERMAINAN BOLA BASKET ( Study Eksperimen Di MTs Al Musyawarah Lembang ).

2 21 37

PENGARUH MELATIH PENDEKATAN TAKTIS DENGAN PENDEKATAN TRADISIONAL TERHADAP PENGUASAAN LAY UP SHOOT DALAM PERMAINAN BOLA BASKET.

0 3 45

PENGARUH MODEL PENDEKATAN TAKTIS TERHADAP HASIL BELAJAR PERMAINAN KASTI.

0 6 31

PERBANDINGAN MODEL PENDEKATAN TAKTIS DAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TERHADAP JUMLAH WAKTU AKTIF BELAJAR (JWAB) DALAM PEMBELAJARAN PERMAINAN BOLABASKET.

2 15 36

IMPLEMENTASI PENDEKATAN TAKTIS TERHADAP HASIL BELAJAR PERMAINAN BOLA TANGAN DAN KETERAMPILAN KREATIFITAS.

2 6 32

PENGARUH PENDEKATAN TAKTIS DAN TRADISIONAL TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR KETERAMPILAN SEPAKBOLA :Eksperimen Pada siswa kelas X SMK Negeri 2 Tasikmalaya yang aktif mengikuti kegiatan ektrakulikuler sepakbola.

13 50 69

PERBANDINGAN PEMBELAJARAN PENDEKATAN TAKTIS DAN PENDEKATAN TEKNIS TERHADAP HASIL BELAJAR PUSH DAN HIT SISWA DALAM PERMAINAN HOKI : Study Ekperimen Di SMA Negeri 26 Bandung.

0 1 39

PENGARUH MODELPEMBELAJARAN PENDEKATAN TAKTIS TERHADAP HASIL PENGUASAAN BOLA DALAM PEMBELAJARAN PERMAINAN SEPAKBOLA (Eksperimen di SMK ANGKASA Bandung).

0 0 52