Peranan Penyelenggara Negara Dalam Pencegahan Tindak Pidana Korupsi.
Pidato llmiah
Peranan Penyelenggara Negara
Dalam Pencegahan Tindak Pidana
Korupsi
r
I
f
f
[
I
I!
t
I
II,
Oleh
Prof. Dr. Yohanes Usfunan, Drs., SH., MH.
( Disampaikan Dalam Acara Peringatan Dies Natalies
Universitas Udayana Ke 53)
Denpasar, Selasa 29 September 2015
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2015
Pidato Ilmiah :
Peranan Penyelenggara Negara
Dalam Pencegahan Tindak Pidana Korupsi
Oleh
Prof.Dr. Yohanes Usfunan, D'rs.SH;MH
( Disampaikan Dalam Acara Peringatlln Dies Nlltalies Universitas Udayana Ke 53 )
l.Latar Belakang.
Negara hukum dan pemerintahan yang demokratis pada hakekatnya menjunjung tinggi
upaya penghormatan terhadap harkat dan martabat manusia. Oleh sebab itu, "pemerintahan
demokratis adalah pemerintahan yang baik dan bersih sehingga kadang kadang dikenal
juga dengan istilah pemerintahan yang efektiv ''ujar (Robert Seidman.2004).
Dengan demikian dapat dipahami. penggunaan istilah good dalam pemerintahan
(pemerintahan yang baik) sebetulnya sarna artinya dengan istilah pemerintahan yang etis,
karena pemerintah dalam menyelenggarakan tugas dan wewenangnya, selalu menjunjung
tinggi nilai-nilai etika dan moral. "Etika atau moral adalah suatu keseluruhan kaidah dan
nilai berkenaan dengan perbuatan yang baik."
I
.Kerenanya, secara filosofis pemerintahan
yang baik sebagai terjemahan dari konsep good gouvernance (GG), artinya pemerintah
dalam menjalankan tugas. fungsi dan wewenangnya selalu sesuai dengan nilai-nilai etika dan
moral.
1
JJH Brugink, Refleksi Tentang Hukum. (dalam buku Yoblmes u,-funaD. HAM Pofuik, 201Ib.308)
1
Menurot pembatasan United Nation Development Program (UNDP), ciri-ciri G.G
meliputi:
2
I. Partsipasi masyarakat.
2. Transparansi dan peranggungjawaban.
3. Jaminan supremasi hk.
4. Jaminan efektivitas pemerintahan.
5. Menjamin adanya stabilitas politik, ekonomi dan sosial.
6. Menjamin efisiensi.
7. Keadilan.
Sedangkan eiri-eiri GG sebagaimana dicatat Robert Hass meliputi :
3
I.Menjamin perlind, HAM.
2.partisipasi masyarakat.
3.Penegakan hukum yg bai/c
4.mengembangan ekonomi pasar.
5.Prioritas pembangunan.
Dengan demikian dapat dipahami hakekat dan fokus kajian
G.G
tidal hanya dari
perspektiv ilmu hukum, tetapi dari disiplin ilrnu lain yang rneliputi :
* Pengelolaan
atau penyelenggaraan yang baik dari fungsi-fungsi pernerintahan.
* Sebagai penyelenggaraan tugas dan wewenang pemerintahan untuk kepentingan urnum
* Sebagai suatu eita-cita
ォッイオーウセ
mewujudkan pemerintahan yang bersih yaitu, bebas dari
kolusi, nepotisme dan pelanggaran hak asasi manusia.
Oleh sebab itu, GG sebagai konsep yang [ebili [uas karena terkait etika ber pemerintahan
yang pendekatannya dari multi disiplin keilmuan. Sebaliknya, Clean Governance (CG)
pendekatannya hanya terfokus dan perspektiv hukum
2 Lembaga Administrnsi
Indoesia, LAN Tahun 2002, Jakarta, b.24.
Robert Seidman, Legislative Drafting For Democratic Social Change: A Manual For Drafters, Law School of
Boston University, 1999, h.57.
3
2
セ
ャNZセIL
cn.ciri
G.G
Syarat-syarat CG meliputi :
,!
4
1. Pemerintahan berdasarkan hukum.
2. Pertanggungjawaban.
3. Transparansi.
4. Partisipasi.
5. Pengawasan..
"Penyelenggara Negara adalah Pejabat Negara yang menjalankan fungsi eksekutif,
legislatif, atau yudikatif, dan pejabat lain yang fungsi dan tugas pokoknya berkaitan dengan
penyelenggaraan negara sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang
⦅セZj
berlaku."5 Penyelenggara Negara menurut Pasal2 UU Nomor 28 Tahun 1999 rmeliputi:
1. Pejabat Negara pada Lembaga Tertinggi Negara;
2. Pejabat Negara pada Lembaga Tinggi Negara;
3. Menteri;
4. Gubernur;
5. Hakim;
I
bjia G.G
tidak hanya dari
セZ
6. Pejabat negara yang lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undan.,oan yang
berlaku,
7. Pejabat lain yang memiliki fungsi strategis dalam kaitannya dengan
penyelenggaraan negara sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang
セ
pemerintahan.
..... UIIh1k: kepentingan umum
lliam yUu, bebas dari
berlaku.
"Pejabat Negara yang lain" ... misalnya Kepala Perwakilan Republik Indonesia di luar negeri
yang berkedudukan sebagai Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh, Wakil Gubemur,
dan BupatiIWalikotarnadya. (pasal 1 Angka 6 ). Sedangkan dalam Pasal yang sarnaangka 7
disebutkan, yang dimaksud dengan "Pejabat lain yang memiliki fungsi strategis" adalah
pejabat yang tugas dan wewenangnya meliputi:
-
btail etika her pemeriiltahan
1. Direksi, Komisaris, dan pejabat strukturallainnya pada Badan usaha Milik Negara dan
Badan Usaha Milik Daerah.
IIIIib}'a, Clean Governance (CG)
2. Pimpinan Bank Indonesia dan Pimpinan Badan Penyehatan Perbankan Nasional;
4Yohanes Usfunan, Perbuatan Pemerintah yang Dapat Digugat, Djambatan, Jakarta, 2004, h.ll1.
A w-lII Far Drafters, Law School of
defioisi dalam Pasal I angka I, OU Nomo. 28 Tahun 1999lenlaog Penyelenggara Negara Yang Bersih Dari
Korupsi,Kolusi,Nepotisme.
5
3
3. ョ。オイ ァイ・pセ
Tinggi Negeri;
.(. PcjIbIl Eselon I dan pejabat lain yang disamakan di lingkungan sipil, milner, dan
KcpoIisiao Negara Republik Indonesia;
5. Jaba;
6.Penyidik;
7. Panitera Pengadilan; dan.
8. Pemimpin dan bendaharawan proyek.
Keberhasilan pencegahan dan pemerantasa tpk, sangat ditentukan oleh kesungguhan
penyelenggara negara dalam menegakan dan mengembangkan hukum sesuai prinsip-prinsip
negara hukum. Suatu negara dapat dikategori sebagai negara hukum (Rechtsstaat), menurut
M.C.Burkens, harns mernenuhi prinsip-prinsip : 6
Asas legalitas, setiap tindak pemerintahan harns didasarkan atas peraturan
penmdang-undangan (wettelijke grcnslag). Dengan Jandasan ini, undang-undang
da1am arti fonnil dan UUD sendiri rnerupakan turnpuan dasar tidak pernerintahan.
Dalarn hubungan ini, pembentukan Undang-Undang merupakan bagian penting
negara hukum.
2
Pembagian kekuasaan, syarat ini mengandung makna bahwa kekuasaan negara tidak
3
Hak-hak dasar (grondrechten) rnerupakan sasaran perlindungan dari pemerintah
boleh hanya bertumpu pada satu tangan.
terhadap rakyat dan sekaligus rnembatasi kekuasaan pernbentukan Undang-Undang.
4
Pengawasan Pengadilan bagi rakyat tersedia saluran melalui pengadilan yang bebas
untuk menguji keabsahan tindak pemerintahan "rech/maticgeheid stoe/sing".
Untuk kepentingan pengkajian ini, maka
berfungsi
sebagai
. syarat-syarat tersebut
relevan dan
justifikasi teoritis untuk melakukan pembenaran dan melakukan
klarifIkasiSyarat pertama, mewajiban agar setiap tindakan penyelengara negara dalam
rnenjalankan tugas dan menggunakah wewenangnya, harus berdasarkan
peraturan
perundang-undangan dan peraturan kebijakan (policy rules). Dengan cara itu, para
penyelenggara negara
dalarn
penyalahgunaan wewenang
penyelenggaraan pernerintahan rnenjauhkan diri dari
( "abuse oj powers / de toumenement de pouvoir") dan
kesewenang-wenangan (arbitrary/wilekeurig) yang menimbulkan tpk.
6
BurkenM.C.,et.a1., BegiDselen van de Democratiche Rechtstaat,Tjeenk Willink:Zwole,1990,p.29.
dalam buku HAM PoJitik, YOHANES USFUNAN, Udayana University Press, 2011, h.99.
4
Penyalahgunaan wewenang merupakan istilah yang dikenal dalam sistem hukum
,... sipiI, militer, dan
Eropah Continental yang dikenal dengan istilah detournement de pouvoir/ abuse ojpower"..
Sedangkan dalam konsep negara hukum the rule oj law dalam sistem hukum common law,
pemahaman tentang penyalahgunaan wewenang dapat エ・iェ。、セB
apabila tindakan pemerintah
untuk menetapkan suatu keputusan tanpa wewenang. Tindakan terebut juga disebut: ULTRA
VIRES. Doktrill Ultra Vires
meliputi, abuse of power 'dan pengambilan keputusan tanpa
wewenang. Penyalahgunaan wewenang secara esensia! adalah :
7
I. Tindakan yang bertentanngan dengan kepentingan umum dengan tujuan kepentingan
...."b" oleh
セ
kesungguhan
• iIIbuu sesuai prinsip-prinsip
ir.l.o (Rechlsstaat),
pribadi, kelompok atau golongan, organisasi.
2.Tindakan untuk kepentingan umum, tetapi menyimpang dari wewenang sesuai ketentuan
menurut
peraturan perundang-undangan.
3. Penggunaan wewenang tersebut rnenggunakan prosedur lain dari pada prosedur yang
ditentukan."
didasarkan atas peraturan
•
Sewenang-wenang (abuse de droit! arbitrary) artinya, perbuatan pejabat pernerintahan
'-dasan ini, undang-undang
-
das3r tidak pemerintahan.
II IIIfIUpakan bagian penting
tidak sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan atau menggunakan wewenang
lebih dari yang ditentukan menurut peraturan perundang-undangaILUnsur sewenang-wenang
diuji dengan asas rasionalitas atau kepantasan yaitu suatu kebijakan dikatakan mengandung
,1IIInr.s keIrnasaan negara tidak
unsur kesewenang-wenangan jika tindakan tersebut nyata-nyatanya tidak masuk akal (tidak
beralasan). Sedangkan penyalahgunaan wewenang, diuji dengan asas spesialitas yang
pdipd!mgan dari pemerintah
menentukan," suatu wewenang diberikan kepada organ pemerintahan dengan tujuan tertentu
セォ。ョ
yang baik.
Undang-Undang.
Pembagian kekuasaan, bersentuhan dengan sistem koordinasi dan pengawasan. Dikaji
-=iaJui pengadilan yang bebas
.-cgelteid stoetsing".
dari pendekatan ROCCIPI
(rule, opportunity, capacity, comunication, interest, proces),
koordinasi merupakan bagian dari komunikasi dan pengawasan, manakala pengaturannya
. . . tersebut
•
I
•
relevan dan
tidak jelas (norma kabur! vague norm/un clear norm ), maka hal tersebut sangat berpotensi
heaaran dan melakukan
menimbulkan penyalahgunaan wewenang dan kesewenang-wenangan yang mengakibatkan
JlN)dengaIa negara dalam
tpk. Oleh sebab itu, untuk mencegah para penyelenggara negara dari tindakan tak terpuji
bc:rdasadan
peraturan
dalam bentuk tpk, maka koordinasi dan pengawasan antar jabatan secara vertikal dan
Ira). Dengan cara itu, para
horisontal perlu terus ditingkatkan. Oleh sebab itu, para penyelenggara negara diharapkan
. . . menjaublcan diri dari
keberaniannya mencegah dan memberantas tpk dari hal-hal sekecil apapun.
セ
de pouvoir ") dan
-II*-
7
. . . Z1IOIe, 1990,p.29.
University Press, 2002, h.68 .
セ
Jean Rivero &
Waline, dalam buku Philipus M Hadjon,
2011, h.99.
5
Hukum Adrninitrasi,UGM
Dalam negara hukum baik menurut sistem hukum Eropah kontinental yang ditandai
dengan "rechts staat"- M. CBurkens dU., maupun sistem hukum common law (hukum
kebiasaan) yang ditandai dcngan " the rule oflaw"- A. V.Dicey. sarna-sarna menempatkan isu
perlindungan hak asasi manusia (HAM ) sebagai syarat penting dalam kehidupan bemegara
danberbangsa. Oleh sebab' itu, para penyelcnggara negara mulai saat ini harus lebm
meningkatkan upaya penccgahan dan pembcrantasan tpk, mengingat konsckuensi tpk
menimbulkan pelanggaran HAM.
Hal tcrsebut bersentuhan dengan generasi HAM pcrtarna, generasi HAM kedua dan
generasi HAM ketiga yang meliputi HAM sipil- politik:.
セュッョ ォ・
sosial -- budaya dan HAM
pembangunan. Pasal I Ayat (3) DUD 1945 mencntukan, Negara Indonesia adalah negara
hukum. Olch scbab itu, dcngan menggunakan justiftkasi teoritik: tcrkait prinsip-prinsip negara
hukum dan justifikasi konstitusional menurut ketentuan Pasal 1 ayat (3) DUD 1945, maka
upaya pencegahan dan pemberantasan tpk wajib dilaksanlikan.
sesuai dengan esensi
Mengingat, hal tersebut
cita hukum dalam pembukaan UUD 1945. Cita hukum tersebut
berfungsi sebagai parameter substansi hukum, bentuk hukum dan prosedur pembentukan
. hukum yang me1iputi
o
Idee Pengayoman.
o
Idee KeadiIan Sosial
o
Idee Demokrasi.
o
Idee Kemanusiaan
o
Idee Moral Berdasarkan Ke Tuhanan Yang Maha Esa.
o
Negara Hukum- (Asas Legalitas).
Dengan demikian, idee pengayoman, demokrasi, kemanusiaan dan asas legalitas
menjadi pembenaran filosofis perlunya penyeleggara negara meningkatkan keseriusan
upaya pencegahan dan pemberantasan tpk. Cita hukum (rechts idee) menurut Gustav
Rudbruch 8:
セ
Kepastian Hukum.
, A.Hamid Atamimi, Peranan Kep.Pres Dalam Peoyelenggaraan Pemerintahan Negara.Disertas, ill
Jakarta,1990,h.144.
6
セ
セ。ャ
. . . . . COIDIIDD
セ
-
yang ditandai
セ
law (hukum
セ
SIal
&g-.
セ
Kemanfaatan.
meuempatkan isu
Dengan landasan eita hukum tersebut, maka
kdMdupan. bemegara
セ
Keadilan.
sistem koordinasi, pengawasan dan
pengendalian oleh para penyelengara negara dewasa ini rangka
ini hams lebih
peneegahan dan
pemberantasan tpk, sangat diharapkan. Cita hukum seeara fundamental sebagai barometer
konsekuensi tpk
untuk menilai .tingkat keseriusan penyelenggara negara dalam melakukan koordinasi dan
pengawasan terhadap upaya peneegahan tpk, sesuai peraturan perundang-undangan sehingga
セ
flCB:Iasi
tereipta kepastian hUkum, keadilan dan kemanfaatan dalam peneegahan tpk.
HAM kedua dan
Ii-.i. sosial - budaya dan HAM
セ
bKIonesia adalah negara
セ
セ
2. Isu Hukum.
bbiI priDsip-prinsip negara
Peranan penyelengara negara dalam rangka peneegahan tpk melalui wewenang pengawasan
1 3JIf (3) UUD 1945, maka
melekat.
.... Ycugingat, hal tersebut
Po 1945. Cila hukum tersebut
3. Pencegahan TPK.
I- .. pmsedur pembentukan
Upaya peneegahan tpk bertujuan:
I
Pertama, meningkatkan kesadaran
!
dan kepatuhan
hukum masyarakat terkait
&mpak buruk yang ditimbulkan dari t.p.k terhadap kehidupan
negara. Karenanya, perlu
masyarakat, bangsa dan
meningkatkan pembentukan kharakter bangsa agar ュ・セェ。オィゥ
perilaku korup sesuai, ide revolusi mental yang merupakiln salah satu Nawa Cita, Presiden
Joko Widodo dan Wakil Presiden, Josuf Kalla.
Kedua, rnelalui contoh yang baik dari penyelenggara negara dalam peneegahan tpk,
maka hal tersebut akan menjadi "modal" bagi rakyat terutama generasi muda untuk ikut
berpartisipasi meneegah kajahatan yang satu ini. Seeara idealistik upaya peneegahan berguna
\
agar kedepan tercipta masyarakat Indonesia anti korupsi.
Ketiga,
セ⦅esャSdゥiᄋr
dan asas legalitas
セ
-=ningkatkan keseriosan
a(nda idee)
I
rnenurut Gustav
dengan berperan aktifuya
maka hal itu akan mendukung
penyelenggara negara dalam peneega!Jan tpk,
kesadaran dan kepatuhan hukum
inendukung perwujudan pemerintahan yang bersih "Clean
masyarakat. Selain
governance". Kesadaran dan
kepatuhan hukum masyarakat sesuai pemikiran Lawrence Friedman, sebagai bagian integral
budaya hukum karena hal tersebut sangat menunjang keefektivan implementasi hukum. Dua
(2) komponen lain dari sistem hukum, yaitu substansi, struktur hukum. (substance, structure
and cultural of law). 9
.... セ L u i
9 Lawrence M Friedman, 1975, The Legal System (A Social Sentence Perspective), Rusel Sage
Foundation, New York, p. 14-16
7
Pada bagian lain Herbert Lionel Adolphus Halt (HLA Hart),
10
mengetengahkan dua
kepatuhan yaitu kepatuhan eksternal dan internal. Kepatuhan ekstemal artinya, kepatuhan
masyarakat terhadap hukum dikarenakan rasa ketakutan terhadap sanksi hukum. Kepatuhan
intemalrnerupakan kesadaran dalam dari masyarakat itu sendiri untuk mematuhi hukum.
Keempat,
pencegahan tpk. secara sistematis dan
terprograrn, akan mendorong
transparansi pemerintahan rnengingat " fungsi transparansi pemerintah yaitu,1I mendorong
partisipasi masyarakat, mendorong peningkatan pengawaan pemerintah,
mendorong
perwujudan kepastian hukum dan mendorong perlindungan HAM". Karenanya, transparansi
dan peran aktiv penyelenggara negara dalam pengelolaan keuangan negara dan pencegahan
kornpsi, akan menjadi contoh yang baik kepada rakyat Indonesia untuk menjauhi kejahatan
yang satu ini.
Kelima, upaya pencegahan t.p.k pejabat negara yang terkait
moralistik dengan cara meningkatkan
melalui pendekatan
pembinaan kepada masyarakat dalam bentuk
penyuluhan-penyuluhan yang konsisten dan kontinyu, akan menghasilkan semangat nasional
pencegahan tpk. Pendekatan Moralistik ini berkaitan dengan 8ila Pertama "Ketuhanan Yang
Maha Esa", dimana the founding fathers kita rnenginginkan terciptanya manusia Indonesia
yang bermoral, bermartabat, dan berbudi luhur.
Keenam, pembenahan dan penyernpumaan sistem administrasi pernerintahan sangat
urgen untuk
.pelayanan
mencegah
umum
tpk terutama yang
seperti,
pelayanan
berkaitan
dalam
dengan penyelenggaraan fungsi
urusan
perizinan,
pemberian
hibah,
pertanggungjawan keuangan, penggunaan wewenang, kontrak keJja, pemborongan dsb.
Oleh karena, tpk sudah merupakan kejahatan luar biasa (extra ordinary crime), maka
upaya pencegahan dan pemberantasannya
harns
menjadi tanggung jawab penyelengara
negara dan bukan hanya rnenjadi tanggungjawab penegak hukum (kepolisian, kejaksaan dan
KPK). Sehubungan dengan itu, para penyelenggaran negara sangat diharapkan perananannya
ikut mencegah tpk. Upaya-upaya pencegahan tpk. meliputi :
I. Pendidikan anti kornpsi dan kampanye anti korupsi;
2. Sosialisasi pemberantasan tp.k
3. Penelitian, pengkajian dan pengernbangan pernberantasan tpk.
< Pendidikan anti korupsi, sebagai salah satu cara pencegahan tpk.dapat dilakukan
melalui jenjang pendidikan formal
dari pedidikan Sekolah Dasar sid pendidikan tinggi
(S 1,82, 83). Tujuannya, rnenanarnkan penghayatan mengenai pengertian, darnpak negatif dan
10
RLA Hart, 1994, The Concept ofLaw, Second Editioo, Clarendoo Press, h. 82
"Yohanes Usfunan, HAM Politik, Udayana University Press, Denpasar, 2012, h.101t
8
.• • セ・ョァ。ィォ
dua
I
upaya pencegahan tpk. Pendidikan anti korupsi melalui jalur foonal dilakukan dengan cara,
memprogramkan mata pelajaran I kuliah pendidikan anti korupsi dalam kurikulum
pendidikan. Dengan demikian, kelak tidak tertutup kemungkinan dikembangkan lembaga
pendidikan seperti, Sekolah Tinggi Anti Korupsi (STAK). Upaya pencegahan korupsi di
kampus-kampus dapat diiselenggarakan melalui debat-debat anti korupsi pada tingkat
fakultas, universitas, antar universitas secara regional maupun nasional.
Sebaliknya melalui jenjang pendidikan
sセォッャ。ィ
Dasar sampai SLT J\, diberikan•.dan
dikembangkan pehljaran budi pekerti untuk melatih kejujuran siswa melalui kantin-kantin
-=PB dan pencegahan
- _ _ IDl:IIj;mbi kejahatan
kejujuran. Selain itu, dapat diselenggarakan lomba cerdas cermat pencegahan tpk dan polapola lainnya dalam tingkat daerah, regional maupun nasional. Melalui jalur informal,
pendidikan anti korupsi dapat diwajibkan kepada lembaga swadaya masyarakat (LSM),
セ
セ IillIIr::Iil
melaJui. pendekatan
_.,.... dalam bentuk
セ
I ZT
t v semangat nasional
セ]
mmusia Indonesia
'2
pelajar ( pramuka, osis ) dlL Cara
lainnya, mensosialisasikan materi anti korupsi melalui menyelenggarakan pendidikan dan
pelatihan (Diklat), seminar, lokakarya, diskusi, penataran dsb.
セ y。ョァ
",'
organisasi kemasyarakatan, organisasi kepemudaan, organisasi perempuan (PKK, Dharma
Wanita dll ), organisasi kemahasiswaan, organisasi
< Kampanye anti korupsi, diselenggarakan dengan cam mewajibkan setiap calon
kepala desa, kepala daerah rnaupun dalam rangka pencalonan pejabat-pejabat struktural dan
セ
, . . . . peme:rimahan sangat
fungsional dalam jajaran Pegawai Negeri Sipil, Militer, pimpinan perusahaan milik negara
, . . セャ・ョァ 。イ 。ョ
fungsi
(BUMN), perusahaan milik daetah (BUMD) agar rnempresentasikan upaya pencegahan tpk.
lnbah,
sebagai salah satu topik. Demikianjuga kampanye anti korupsi dapat diselengarakan dengan
セ
ordiNu}' crime), maka
korupsi. Aktivitas kampanye anti korupsi dapat diberikan rnelalui tokoh-tokoh rnasyarakat,
セ
jalnb penyelengara
tokoh tokoh agarna (rnelalui pura, masjid, gereja dan klenteng) maupun penyampaian yang
P- (kpoIisian, kejaksaan dan
sarna dalam pertemuan-pertemuan adat dan masyarakat melalui pernuka adat dan tokoh
,.. セ
masyarakat.
セ
paOOerian
prmborongan mb.
セ
perananannya
< Sosialisasi pemberantasan tpk diselenggarakan melalui kegiatan Diklat, seminar,
lokakarya, diskusi, penataran, ceramah dan kotbah kotbah pernuka agarna dengan tujuan
tercipta kesadaran dan kepatuhan
hukum masyarakat guna
berpartisipasi rnembantu
penyelenggara negara dalam pencegahan tpk Karena itu, sosialisasi ー・ュ「イ。ョエセウ
セQーl
I'"
L
!
ipLdapal dilakukan
セ 0.- H peDdidikan tinggi
I
rnewajibkan seluruh perusahaanswasta pusat dan daerah mengkampanyekan masalah anti
£ .... セ
negatif dan
tpk
yang penyebarluasannya melalui mass media elektronik dan cetak. sangat signifikan untuk
rnensosiasikan urgensi pencegahan kejahatan ini.
< Penelitian, pengkajian dan
pengembangan
pemberantasan
tpk
dapat
diselengarakan bekeJjasama perguruan tinggi negeri dan swasta maupun dengan lembaga-
9
lembaga penelitian, untuk mengkaji dan mengembangkan metode pencegahan t.p.k. secara
sistemik.
Para penyelenggara negara, dapat berperan dalam pencegahan tpk melalui
peiningkatan pengawasan dari atasan kepada bahawan melalui pola pengawasan melekat.
"Pengawasan melekat adalah pengawasan yang langsung dilakukan seorang pimpinan kepada
bawahan. 12 Dengan demikian dapat dipahami, pengawasan merupakan proses pengamatan,
penjagaan dan pengendalian terhadap
セエオ
ォ・ァゥ。セ ョ
agar seluruh kegiatan yang sedang
dilaksanakan beJjalan sesuai rencana. Karenanya. fungsi pengawasan yaitu :
J. Sebagai upaya perbaikan suatu pengelolaan,
2. Sebagai tolok ukur dan acuan keberhasilan,
3. Untuk mencegah teJjadinya penyimpangan..
4. Pengawasan sebagai suatu tindakan korektif.
Atas dasar itu, pengawasan dan pengendalian oleh para pejabat negara kepada
bawahannya sangat penting dalam rangka mencegah tpk. Dengan demikian, pencegahan tpk
akan efektif apabila pola dan penanganan pencegahannya dilakukan secara konsisten dan
kontinyu untuk menanamkan nilai-nilai moral dan nilai etika dalam mencegah perilku korup
di masyarakat maupun dalam penyelenggaraan pemerintahan. Upaya pencegahan tpk,
bertujuan menciptakan masyarakat Indonesia anti korupsi. ***
12 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi Keempat, Gramedia
Pustaka Ulama, Jakarta, 2008, h.1 04.
10
Peranan Penyelenggara Negara
Dalam Pencegahan Tindak Pidana
Korupsi
r
I
f
f
[
I
I!
t
I
II,
Oleh
Prof. Dr. Yohanes Usfunan, Drs., SH., MH.
( Disampaikan Dalam Acara Peringatan Dies Natalies
Universitas Udayana Ke 53)
Denpasar, Selasa 29 September 2015
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2015
Pidato Ilmiah :
Peranan Penyelenggara Negara
Dalam Pencegahan Tindak Pidana Korupsi
Oleh
Prof.Dr. Yohanes Usfunan, D'rs.SH;MH
( Disampaikan Dalam Acara Peringatlln Dies Nlltalies Universitas Udayana Ke 53 )
l.Latar Belakang.
Negara hukum dan pemerintahan yang demokratis pada hakekatnya menjunjung tinggi
upaya penghormatan terhadap harkat dan martabat manusia. Oleh sebab itu, "pemerintahan
demokratis adalah pemerintahan yang baik dan bersih sehingga kadang kadang dikenal
juga dengan istilah pemerintahan yang efektiv ''ujar (Robert Seidman.2004).
Dengan demikian dapat dipahami. penggunaan istilah good dalam pemerintahan
(pemerintahan yang baik) sebetulnya sarna artinya dengan istilah pemerintahan yang etis,
karena pemerintah dalam menyelenggarakan tugas dan wewenangnya, selalu menjunjung
tinggi nilai-nilai etika dan moral. "Etika atau moral adalah suatu keseluruhan kaidah dan
nilai berkenaan dengan perbuatan yang baik."
I
.Kerenanya, secara filosofis pemerintahan
yang baik sebagai terjemahan dari konsep good gouvernance (GG), artinya pemerintah
dalam menjalankan tugas. fungsi dan wewenangnya selalu sesuai dengan nilai-nilai etika dan
moral.
1
JJH Brugink, Refleksi Tentang Hukum. (dalam buku Yoblmes u,-funaD. HAM Pofuik, 201Ib.308)
1
Menurot pembatasan United Nation Development Program (UNDP), ciri-ciri G.G
meliputi:
2
I. Partsipasi masyarakat.
2. Transparansi dan peranggungjawaban.
3. Jaminan supremasi hk.
4. Jaminan efektivitas pemerintahan.
5. Menjamin adanya stabilitas politik, ekonomi dan sosial.
6. Menjamin efisiensi.
7. Keadilan.
Sedangkan eiri-eiri GG sebagaimana dicatat Robert Hass meliputi :
3
I.Menjamin perlind, HAM.
2.partisipasi masyarakat.
3.Penegakan hukum yg bai/c
4.mengembangan ekonomi pasar.
5.Prioritas pembangunan.
Dengan demikian dapat dipahami hakekat dan fokus kajian
G.G
tidal hanya dari
perspektiv ilmu hukum, tetapi dari disiplin ilrnu lain yang rneliputi :
* Pengelolaan
atau penyelenggaraan yang baik dari fungsi-fungsi pernerintahan.
* Sebagai penyelenggaraan tugas dan wewenang pemerintahan untuk kepentingan urnum
* Sebagai suatu eita-cita
ォッイオーウセ
mewujudkan pemerintahan yang bersih yaitu, bebas dari
kolusi, nepotisme dan pelanggaran hak asasi manusia.
Oleh sebab itu, GG sebagai konsep yang [ebili [uas karena terkait etika ber pemerintahan
yang pendekatannya dari multi disiplin keilmuan. Sebaliknya, Clean Governance (CG)
pendekatannya hanya terfokus dan perspektiv hukum
2 Lembaga Administrnsi
Indoesia, LAN Tahun 2002, Jakarta, b.24.
Robert Seidman, Legislative Drafting For Democratic Social Change: A Manual For Drafters, Law School of
Boston University, 1999, h.57.
3
2
セ
ャNZセIL
cn.ciri
G.G
Syarat-syarat CG meliputi :
,!
4
1. Pemerintahan berdasarkan hukum.
2. Pertanggungjawaban.
3. Transparansi.
4. Partisipasi.
5. Pengawasan..
"Penyelenggara Negara adalah Pejabat Negara yang menjalankan fungsi eksekutif,
legislatif, atau yudikatif, dan pejabat lain yang fungsi dan tugas pokoknya berkaitan dengan
penyelenggaraan negara sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang
⦅セZj
berlaku."5 Penyelenggara Negara menurut Pasal2 UU Nomor 28 Tahun 1999 rmeliputi:
1. Pejabat Negara pada Lembaga Tertinggi Negara;
2. Pejabat Negara pada Lembaga Tinggi Negara;
3. Menteri;
4. Gubernur;
5. Hakim;
I
bjia G.G
tidak hanya dari
セZ
6. Pejabat negara yang lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undan.,oan yang
berlaku,
7. Pejabat lain yang memiliki fungsi strategis dalam kaitannya dengan
penyelenggaraan negara sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang
セ
pemerintahan.
..... UIIh1k: kepentingan umum
lliam yUu, bebas dari
berlaku.
"Pejabat Negara yang lain" ... misalnya Kepala Perwakilan Republik Indonesia di luar negeri
yang berkedudukan sebagai Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh, Wakil Gubemur,
dan BupatiIWalikotarnadya. (pasal 1 Angka 6 ). Sedangkan dalam Pasal yang sarnaangka 7
disebutkan, yang dimaksud dengan "Pejabat lain yang memiliki fungsi strategis" adalah
pejabat yang tugas dan wewenangnya meliputi:
-
btail etika her pemeriiltahan
1. Direksi, Komisaris, dan pejabat strukturallainnya pada Badan usaha Milik Negara dan
Badan Usaha Milik Daerah.
IIIIib}'a, Clean Governance (CG)
2. Pimpinan Bank Indonesia dan Pimpinan Badan Penyehatan Perbankan Nasional;
4Yohanes Usfunan, Perbuatan Pemerintah yang Dapat Digugat, Djambatan, Jakarta, 2004, h.ll1.
A w-lII Far Drafters, Law School of
defioisi dalam Pasal I angka I, OU Nomo. 28 Tahun 1999lenlaog Penyelenggara Negara Yang Bersih Dari
Korupsi,Kolusi,Nepotisme.
5
3
3. ョ。オイ ァイ・pセ
Tinggi Negeri;
.(. PcjIbIl Eselon I dan pejabat lain yang disamakan di lingkungan sipil, milner, dan
KcpoIisiao Negara Republik Indonesia;
5. Jaba;
6.Penyidik;
7. Panitera Pengadilan; dan.
8. Pemimpin dan bendaharawan proyek.
Keberhasilan pencegahan dan pemerantasa tpk, sangat ditentukan oleh kesungguhan
penyelenggara negara dalam menegakan dan mengembangkan hukum sesuai prinsip-prinsip
negara hukum. Suatu negara dapat dikategori sebagai negara hukum (Rechtsstaat), menurut
M.C.Burkens, harns mernenuhi prinsip-prinsip : 6
Asas legalitas, setiap tindak pemerintahan harns didasarkan atas peraturan
penmdang-undangan (wettelijke grcnslag). Dengan Jandasan ini, undang-undang
da1am arti fonnil dan UUD sendiri rnerupakan turnpuan dasar tidak pernerintahan.
Dalarn hubungan ini, pembentukan Undang-Undang merupakan bagian penting
negara hukum.
2
Pembagian kekuasaan, syarat ini mengandung makna bahwa kekuasaan negara tidak
3
Hak-hak dasar (grondrechten) rnerupakan sasaran perlindungan dari pemerintah
boleh hanya bertumpu pada satu tangan.
terhadap rakyat dan sekaligus rnembatasi kekuasaan pernbentukan Undang-Undang.
4
Pengawasan Pengadilan bagi rakyat tersedia saluran melalui pengadilan yang bebas
untuk menguji keabsahan tindak pemerintahan "rech/maticgeheid stoe/sing".
Untuk kepentingan pengkajian ini, maka
berfungsi
sebagai
. syarat-syarat tersebut
relevan dan
justifikasi teoritis untuk melakukan pembenaran dan melakukan
klarifIkasiSyarat pertama, mewajiban agar setiap tindakan penyelengara negara dalam
rnenjalankan tugas dan menggunakah wewenangnya, harus berdasarkan
peraturan
perundang-undangan dan peraturan kebijakan (policy rules). Dengan cara itu, para
penyelenggara negara
dalarn
penyalahgunaan wewenang
penyelenggaraan pernerintahan rnenjauhkan diri dari
( "abuse oj powers / de toumenement de pouvoir") dan
kesewenang-wenangan (arbitrary/wilekeurig) yang menimbulkan tpk.
6
BurkenM.C.,et.a1., BegiDselen van de Democratiche Rechtstaat,Tjeenk Willink:Zwole,1990,p.29.
dalam buku HAM PoJitik, YOHANES USFUNAN, Udayana University Press, 2011, h.99.
4
Penyalahgunaan wewenang merupakan istilah yang dikenal dalam sistem hukum
,... sipiI, militer, dan
Eropah Continental yang dikenal dengan istilah detournement de pouvoir/ abuse ojpower"..
Sedangkan dalam konsep negara hukum the rule oj law dalam sistem hukum common law,
pemahaman tentang penyalahgunaan wewenang dapat エ・iェ。、セB
apabila tindakan pemerintah
untuk menetapkan suatu keputusan tanpa wewenang. Tindakan terebut juga disebut: ULTRA
VIRES. Doktrill Ultra Vires
meliputi, abuse of power 'dan pengambilan keputusan tanpa
wewenang. Penyalahgunaan wewenang secara esensia! adalah :
7
I. Tindakan yang bertentanngan dengan kepentingan umum dengan tujuan kepentingan
...."b" oleh
セ
kesungguhan
• iIIbuu sesuai prinsip-prinsip
ir.l.o (Rechlsstaat),
pribadi, kelompok atau golongan, organisasi.
2.Tindakan untuk kepentingan umum, tetapi menyimpang dari wewenang sesuai ketentuan
menurut
peraturan perundang-undangan.
3. Penggunaan wewenang tersebut rnenggunakan prosedur lain dari pada prosedur yang
ditentukan."
didasarkan atas peraturan
•
Sewenang-wenang (abuse de droit! arbitrary) artinya, perbuatan pejabat pernerintahan
'-dasan ini, undang-undang
-
das3r tidak pemerintahan.
II IIIfIUpakan bagian penting
tidak sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan atau menggunakan wewenang
lebih dari yang ditentukan menurut peraturan perundang-undangaILUnsur sewenang-wenang
diuji dengan asas rasionalitas atau kepantasan yaitu suatu kebijakan dikatakan mengandung
,1IIInr.s keIrnasaan negara tidak
unsur kesewenang-wenangan jika tindakan tersebut nyata-nyatanya tidak masuk akal (tidak
beralasan). Sedangkan penyalahgunaan wewenang, diuji dengan asas spesialitas yang
pdipd!mgan dari pemerintah
menentukan," suatu wewenang diberikan kepada organ pemerintahan dengan tujuan tertentu
セォ。ョ
yang baik.
Undang-Undang.
Pembagian kekuasaan, bersentuhan dengan sistem koordinasi dan pengawasan. Dikaji
-=iaJui pengadilan yang bebas
.-cgelteid stoetsing".
dari pendekatan ROCCIPI
(rule, opportunity, capacity, comunication, interest, proces),
koordinasi merupakan bagian dari komunikasi dan pengawasan, manakala pengaturannya
. . . tersebut
•
I
•
relevan dan
tidak jelas (norma kabur! vague norm/un clear norm ), maka hal tersebut sangat berpotensi
heaaran dan melakukan
menimbulkan penyalahgunaan wewenang dan kesewenang-wenangan yang mengakibatkan
JlN)dengaIa negara dalam
tpk. Oleh sebab itu, untuk mencegah para penyelenggara negara dari tindakan tak terpuji
bc:rdasadan
peraturan
dalam bentuk tpk, maka koordinasi dan pengawasan antar jabatan secara vertikal dan
Ira). Dengan cara itu, para
horisontal perlu terus ditingkatkan. Oleh sebab itu, para penyelenggara negara diharapkan
. . . menjaublcan diri dari
keberaniannya mencegah dan memberantas tpk dari hal-hal sekecil apapun.
セ
de pouvoir ") dan
-II*-
7
. . . Z1IOIe, 1990,p.29.
University Press, 2002, h.68 .
セ
Jean Rivero &
Waline, dalam buku Philipus M Hadjon,
2011, h.99.
5
Hukum Adrninitrasi,UGM
Dalam negara hukum baik menurut sistem hukum Eropah kontinental yang ditandai
dengan "rechts staat"- M. CBurkens dU., maupun sistem hukum common law (hukum
kebiasaan) yang ditandai dcngan " the rule oflaw"- A. V.Dicey. sarna-sarna menempatkan isu
perlindungan hak asasi manusia (HAM ) sebagai syarat penting dalam kehidupan bemegara
danberbangsa. Oleh sebab' itu, para penyelcnggara negara mulai saat ini harus lebm
meningkatkan upaya penccgahan dan pembcrantasan tpk, mengingat konsckuensi tpk
menimbulkan pelanggaran HAM.
Hal tcrsebut bersentuhan dengan generasi HAM pcrtarna, generasi HAM kedua dan
generasi HAM ketiga yang meliputi HAM sipil- politik:.
セュッョ ォ・
sosial -- budaya dan HAM
pembangunan. Pasal I Ayat (3) DUD 1945 mencntukan, Negara Indonesia adalah negara
hukum. Olch scbab itu, dcngan menggunakan justiftkasi teoritik: tcrkait prinsip-prinsip negara
hukum dan justifikasi konstitusional menurut ketentuan Pasal 1 ayat (3) DUD 1945, maka
upaya pencegahan dan pemberantasan tpk wajib dilaksanlikan.
sesuai dengan esensi
Mengingat, hal tersebut
cita hukum dalam pembukaan UUD 1945. Cita hukum tersebut
berfungsi sebagai parameter substansi hukum, bentuk hukum dan prosedur pembentukan
. hukum yang me1iputi
o
Idee Pengayoman.
o
Idee KeadiIan Sosial
o
Idee Demokrasi.
o
Idee Kemanusiaan
o
Idee Moral Berdasarkan Ke Tuhanan Yang Maha Esa.
o
Negara Hukum- (Asas Legalitas).
Dengan demikian, idee pengayoman, demokrasi, kemanusiaan dan asas legalitas
menjadi pembenaran filosofis perlunya penyeleggara negara meningkatkan keseriusan
upaya pencegahan dan pemberantasan tpk. Cita hukum (rechts idee) menurut Gustav
Rudbruch 8:
セ
Kepastian Hukum.
, A.Hamid Atamimi, Peranan Kep.Pres Dalam Peoyelenggaraan Pemerintahan Negara.Disertas, ill
Jakarta,1990,h.144.
6
セ
セ。ャ
. . . . . COIDIIDD
セ
-
yang ditandai
セ
law (hukum
セ
SIal
&g-.
セ
Kemanfaatan.
meuempatkan isu
Dengan landasan eita hukum tersebut, maka
kdMdupan. bemegara
セ
Keadilan.
sistem koordinasi, pengawasan dan
pengendalian oleh para penyelengara negara dewasa ini rangka
ini hams lebih
peneegahan dan
pemberantasan tpk, sangat diharapkan. Cita hukum seeara fundamental sebagai barometer
konsekuensi tpk
untuk menilai .tingkat keseriusan penyelenggara negara dalam melakukan koordinasi dan
pengawasan terhadap upaya peneegahan tpk, sesuai peraturan perundang-undangan sehingga
セ
flCB:Iasi
tereipta kepastian hUkum, keadilan dan kemanfaatan dalam peneegahan tpk.
HAM kedua dan
Ii-.i. sosial - budaya dan HAM
セ
bKIonesia adalah negara
セ
セ
2. Isu Hukum.
bbiI priDsip-prinsip negara
Peranan penyelengara negara dalam rangka peneegahan tpk melalui wewenang pengawasan
1 3JIf (3) UUD 1945, maka
melekat.
.... Ycugingat, hal tersebut
Po 1945. Cila hukum tersebut
3. Pencegahan TPK.
I- .. pmsedur pembentukan
Upaya peneegahan tpk bertujuan:
I
Pertama, meningkatkan kesadaran
!
dan kepatuhan
hukum masyarakat terkait
&mpak buruk yang ditimbulkan dari t.p.k terhadap kehidupan
negara. Karenanya, perlu
masyarakat, bangsa dan
meningkatkan pembentukan kharakter bangsa agar ュ・セェ。オィゥ
perilaku korup sesuai, ide revolusi mental yang merupakiln salah satu Nawa Cita, Presiden
Joko Widodo dan Wakil Presiden, Josuf Kalla.
Kedua, rnelalui contoh yang baik dari penyelenggara negara dalam peneegahan tpk,
maka hal tersebut akan menjadi "modal" bagi rakyat terutama generasi muda untuk ikut
berpartisipasi meneegah kajahatan yang satu ini. Seeara idealistik upaya peneegahan berguna
\
agar kedepan tercipta masyarakat Indonesia anti korupsi.
Ketiga,
セ⦅esャSdゥiᄋr
dan asas legalitas
セ
-=ningkatkan keseriosan
a(nda idee)
I
rnenurut Gustav
dengan berperan aktifuya
maka hal itu akan mendukung
penyelenggara negara dalam peneega!Jan tpk,
kesadaran dan kepatuhan hukum
inendukung perwujudan pemerintahan yang bersih "Clean
masyarakat. Selain
governance". Kesadaran dan
kepatuhan hukum masyarakat sesuai pemikiran Lawrence Friedman, sebagai bagian integral
budaya hukum karena hal tersebut sangat menunjang keefektivan implementasi hukum. Dua
(2) komponen lain dari sistem hukum, yaitu substansi, struktur hukum. (substance, structure
and cultural of law). 9
.... セ L u i
9 Lawrence M Friedman, 1975, The Legal System (A Social Sentence Perspective), Rusel Sage
Foundation, New York, p. 14-16
7
Pada bagian lain Herbert Lionel Adolphus Halt (HLA Hart),
10
mengetengahkan dua
kepatuhan yaitu kepatuhan eksternal dan internal. Kepatuhan ekstemal artinya, kepatuhan
masyarakat terhadap hukum dikarenakan rasa ketakutan terhadap sanksi hukum. Kepatuhan
intemalrnerupakan kesadaran dalam dari masyarakat itu sendiri untuk mematuhi hukum.
Keempat,
pencegahan tpk. secara sistematis dan
terprograrn, akan mendorong
transparansi pemerintahan rnengingat " fungsi transparansi pemerintah yaitu,1I mendorong
partisipasi masyarakat, mendorong peningkatan pengawaan pemerintah,
mendorong
perwujudan kepastian hukum dan mendorong perlindungan HAM". Karenanya, transparansi
dan peran aktiv penyelenggara negara dalam pengelolaan keuangan negara dan pencegahan
kornpsi, akan menjadi contoh yang baik kepada rakyat Indonesia untuk menjauhi kejahatan
yang satu ini.
Kelima, upaya pencegahan t.p.k pejabat negara yang terkait
moralistik dengan cara meningkatkan
melalui pendekatan
pembinaan kepada masyarakat dalam bentuk
penyuluhan-penyuluhan yang konsisten dan kontinyu, akan menghasilkan semangat nasional
pencegahan tpk. Pendekatan Moralistik ini berkaitan dengan 8ila Pertama "Ketuhanan Yang
Maha Esa", dimana the founding fathers kita rnenginginkan terciptanya manusia Indonesia
yang bermoral, bermartabat, dan berbudi luhur.
Keenam, pembenahan dan penyernpumaan sistem administrasi pernerintahan sangat
urgen untuk
.pelayanan
mencegah
umum
tpk terutama yang
seperti,
pelayanan
berkaitan
dalam
dengan penyelenggaraan fungsi
urusan
perizinan,
pemberian
hibah,
pertanggungjawan keuangan, penggunaan wewenang, kontrak keJja, pemborongan dsb.
Oleh karena, tpk sudah merupakan kejahatan luar biasa (extra ordinary crime), maka
upaya pencegahan dan pemberantasannya
harns
menjadi tanggung jawab penyelengara
negara dan bukan hanya rnenjadi tanggungjawab penegak hukum (kepolisian, kejaksaan dan
KPK). Sehubungan dengan itu, para penyelenggaran negara sangat diharapkan perananannya
ikut mencegah tpk. Upaya-upaya pencegahan tpk. meliputi :
I. Pendidikan anti kornpsi dan kampanye anti korupsi;
2. Sosialisasi pemberantasan tp.k
3. Penelitian, pengkajian dan pengernbangan pernberantasan tpk.
< Pendidikan anti korupsi, sebagai salah satu cara pencegahan tpk.dapat dilakukan
melalui jenjang pendidikan formal
dari pedidikan Sekolah Dasar sid pendidikan tinggi
(S 1,82, 83). Tujuannya, rnenanarnkan penghayatan mengenai pengertian, darnpak negatif dan
10
RLA Hart, 1994, The Concept ofLaw, Second Editioo, Clarendoo Press, h. 82
"Yohanes Usfunan, HAM Politik, Udayana University Press, Denpasar, 2012, h.101t
8
.• • セ・ョァ。ィォ
dua
I
upaya pencegahan tpk. Pendidikan anti korupsi melalui jalur foonal dilakukan dengan cara,
memprogramkan mata pelajaran I kuliah pendidikan anti korupsi dalam kurikulum
pendidikan. Dengan demikian, kelak tidak tertutup kemungkinan dikembangkan lembaga
pendidikan seperti, Sekolah Tinggi Anti Korupsi (STAK). Upaya pencegahan korupsi di
kampus-kampus dapat diiselenggarakan melalui debat-debat anti korupsi pada tingkat
fakultas, universitas, antar universitas secara regional maupun nasional.
Sebaliknya melalui jenjang pendidikan
sセォッャ。ィ
Dasar sampai SLT J\, diberikan•.dan
dikembangkan pehljaran budi pekerti untuk melatih kejujuran siswa melalui kantin-kantin
-=PB dan pencegahan
- _ _ IDl:IIj;mbi kejahatan
kejujuran. Selain itu, dapat diselenggarakan lomba cerdas cermat pencegahan tpk dan polapola lainnya dalam tingkat daerah, regional maupun nasional. Melalui jalur informal,
pendidikan anti korupsi dapat diwajibkan kepada lembaga swadaya masyarakat (LSM),
セ
セ IillIIr::Iil
melaJui. pendekatan
_.,.... dalam bentuk
セ
I ZT
t v semangat nasional
セ]
mmusia Indonesia
'2
pelajar ( pramuka, osis ) dlL Cara
lainnya, mensosialisasikan materi anti korupsi melalui menyelenggarakan pendidikan dan
pelatihan (Diklat), seminar, lokakarya, diskusi, penataran dsb.
セ y。ョァ
",'
organisasi kemasyarakatan, organisasi kepemudaan, organisasi perempuan (PKK, Dharma
Wanita dll ), organisasi kemahasiswaan, organisasi
< Kampanye anti korupsi, diselenggarakan dengan cam mewajibkan setiap calon
kepala desa, kepala daerah rnaupun dalam rangka pencalonan pejabat-pejabat struktural dan
セ
, . . . . peme:rimahan sangat
fungsional dalam jajaran Pegawai Negeri Sipil, Militer, pimpinan perusahaan milik negara
, . . セャ・ョァ 。イ 。ョ
fungsi
(BUMN), perusahaan milik daetah (BUMD) agar rnempresentasikan upaya pencegahan tpk.
lnbah,
sebagai salah satu topik. Demikianjuga kampanye anti korupsi dapat diselengarakan dengan
セ
ordiNu}' crime), maka
korupsi. Aktivitas kampanye anti korupsi dapat diberikan rnelalui tokoh-tokoh rnasyarakat,
セ
jalnb penyelengara
tokoh tokoh agarna (rnelalui pura, masjid, gereja dan klenteng) maupun penyampaian yang
P- (kpoIisian, kejaksaan dan
sarna dalam pertemuan-pertemuan adat dan masyarakat melalui pernuka adat dan tokoh
,.. セ
masyarakat.
セ
paOOerian
prmborongan mb.
セ
perananannya
< Sosialisasi pemberantasan tpk diselenggarakan melalui kegiatan Diklat, seminar,
lokakarya, diskusi, penataran, ceramah dan kotbah kotbah pernuka agarna dengan tujuan
tercipta kesadaran dan kepatuhan
hukum masyarakat guna
berpartisipasi rnembantu
penyelenggara negara dalam pencegahan tpk Karena itu, sosialisasi ー・ュ「イ。ョエセウ
セQーl
I'"
L
!
ipLdapal dilakukan
セ 0.- H peDdidikan tinggi
I
rnewajibkan seluruh perusahaanswasta pusat dan daerah mengkampanyekan masalah anti
£ .... セ
negatif dan
tpk
yang penyebarluasannya melalui mass media elektronik dan cetak. sangat signifikan untuk
rnensosiasikan urgensi pencegahan kejahatan ini.
< Penelitian, pengkajian dan
pengembangan
pemberantasan
tpk
dapat
diselengarakan bekeJjasama perguruan tinggi negeri dan swasta maupun dengan lembaga-
9
lembaga penelitian, untuk mengkaji dan mengembangkan metode pencegahan t.p.k. secara
sistemik.
Para penyelenggara negara, dapat berperan dalam pencegahan tpk melalui
peiningkatan pengawasan dari atasan kepada bahawan melalui pola pengawasan melekat.
"Pengawasan melekat adalah pengawasan yang langsung dilakukan seorang pimpinan kepada
bawahan. 12 Dengan demikian dapat dipahami, pengawasan merupakan proses pengamatan,
penjagaan dan pengendalian terhadap
セエオ
ォ・ァゥ。セ ョ
agar seluruh kegiatan yang sedang
dilaksanakan beJjalan sesuai rencana. Karenanya. fungsi pengawasan yaitu :
J. Sebagai upaya perbaikan suatu pengelolaan,
2. Sebagai tolok ukur dan acuan keberhasilan,
3. Untuk mencegah teJjadinya penyimpangan..
4. Pengawasan sebagai suatu tindakan korektif.
Atas dasar itu, pengawasan dan pengendalian oleh para pejabat negara kepada
bawahannya sangat penting dalam rangka mencegah tpk. Dengan demikian, pencegahan tpk
akan efektif apabila pola dan penanganan pencegahannya dilakukan secara konsisten dan
kontinyu untuk menanamkan nilai-nilai moral dan nilai etika dalam mencegah perilku korup
di masyarakat maupun dalam penyelenggaraan pemerintahan. Upaya pencegahan tpk,
bertujuan menciptakan masyarakat Indonesia anti korupsi. ***
12 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi Keempat, Gramedia
Pustaka Ulama, Jakarta, 2008, h.1 04.
10