PENGARUH PENDIDIKAN DAN PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI TERHADAP KINERJA PEGAWAI DI PT. PINDAD (PERSERO) BANDUNG.

(1)

PENGARUH PENDIDIKAN DAN PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI (PPBK) TERHADAP KINERJA PEGAWAI

DI PT. PINDAD (PERSERO) BANDUNG

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Jurusan Administrasi Pendidikan

Oleh

ANGGUN SULISTYANINGSIH 0906391

JURUSAN ADMINISTRASI PENDIDIKAN FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


(2)

Pengaruh Pendidikan Dan Pelatihan

Berbasis Kompetensi (PPBK)

Terhadap Kinerja Pegawai

Di PT. Pindad (Persero) Bandung

Oleh

Anggun Sulistyaningsih

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan

© Anggun Sulistyaningsih 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Oktober 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

(4)

ABSTRAK

Penelitian ini berjudul “Pengaruh Pendidikan Dan Pelatihan Berbasis Kompetensi Terhadap Kinerja Pegawai Di PT. PINDAD (Persero) Bandung”. Permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini menyangkut pendidikan dan pelatihan berbasis kompetensi dan pengaruhnya terhadap kinerja pegawai di PT. Pindad (Persero) Bandung. Penelitian ini dilakukan di lingkungan PT. Pindad (Persero) Bandung dengan objek penelitian pegawai PT. Pindad (Persero) Bandung yang mengikuti pendidikan dan pelatihan berbasis kompetensi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran yang jelas mengenai pengaruh pendidikan dan pelatihan berbasis kompetensi terhadap kinerja pegawai PT. Pindad (Persero). Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif serta ditunjang dengan studi kepustakaan. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan metode angket tertutup yang didukung dengan metode dokumentasi dan wawancara. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 111 orang yaitu keseluruhan pegawai PT. Pindad (Persero) yang mengikuti pendidikan dan pelatihan berbasis kompetensi dan untuk sampel berjumlah 53 orang pegawai.

Teknik pengolahan data dilakukan melalui tahapan yakni menentukan alat pengumpul data, menyusun alat pengumpulan data, uji coba alat pengumpul data, pelaksanaan pengumpulan data. Pengolahan data dalam penelitian ini menggunakan metode statistik dengan dibantu aplikasi program Microsoft Excel

2007 dan SPSS for Windows 17.0. Berdasarkan hasil perhitungan dengan

menggunakan rumus Weight Means Score (WMS), gambaran umum variabel X (Diklat Berbasis Kompetensi) berada pada kategori sangat baik dengan skor rata-rata 2,36. Dan gambaran umum variabel Y (Kinerja Pegawai) berada pada kategori sangat baik, dengan skor rata-rata 2,39. Korelasi variabel X dan Y memiliki hubungan yang positif dan signifikan. Hal ini dapat dilihat dari hasil koefisien korelasi sebesar 0,872 yang ada pada kategori sangat kuat dan signifikan, dengan koefisien determinasi sebesar 76,03%.

Berdasarkan hasil pengujian statistik secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara pendidikan dan pelatihan berbasis kompetensi terhadap kinerja pegawai di PT. Pindad (Persero) Bandung. Pendidikan dan pelatihan berbasis kompetensi perlu dilaksanakan secara kontinyu serta perlu didukung pula dengan sarana pelatihan yang memadai agar pelaksanaan diklat dapat lebih efektif dan efisien serta menarik minat pegawai untuk meningkatkan kinerja demi tercapainya tujuan individu dan organisasi yang lebih baik.


(5)

ABSTRACT

This research titled "The effect of competency-based education and

training on employee performance in PT. Pindad (Persero) Bandung”. The problems discussed in this research regard to competency-based education and training and its effect on employee performance in PT. Pindad (Persero) Bandung. This research was conducted within the PT. Pindad (Persero)Bandung with the object of research employee PT. Pindad (Persero) Bandung who participate in competency-based education and training.

The purpose of this research is to obtained the actual description of the effect of competency-based education and training on employee performance in PT. Pindad (Persero). This research using descriptive method with quantitative approach and supported by bibliography study. Data collection techniques using the enclosed questionnaire method supported with documentation and interview methods. Population in this research amounted 111 people is the overall employees of PT. Pindad (Persero) who follow a competency-based education and training and for the total sample of 53 employees.

Data processing techniques performed through the stages of determine the data collection tool, collate of data collection tool, trials a data collection tool, implementation of data collection. Processing the data in this research using a statistical method with the assistance of the program application Microsoft Excel 2007 and SPSS for Windows 17.0. Based on calculations by using the formula Weight Means Score (WMS), an overview of the variables X (Competency-Based Education and Training) is in excellent category with an average score of 2.36. And an overview of the variable Y (Employee Performance) is in excellent category, with an average score of 2.39. Correlation of variables X and Y have a positive and significant relationship. This can be seen from the correlation coefficient is 0.872 which is in the category of very strong and significant, with a coefficient of determination equal to 76.03%.

Based on the results of statistical tests we can conclude that there is a positive and significant effect between competency-based education and training on employee performance in PT. Pindad (Persero) Bandung. Competency-based education and training should be carried out continuously and need to be supported with adequate training facilities for the implementation of the training can be more effective and efficient and to attract employee to improve performance in order to achieve individual and organizational goals better.


(6)

v

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN PERNYATAAN

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Penelitian ... 1

B.Identifikasi dan Perumusan Masalah ... 6

C.Tujuan Penelitian ... 7

D.Manfaat Penelitian ... 7

E. Struktur Organisasi Skripsi ... 8

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, HIPOTESIS PENELITIAN A.Kajian Pustaka ... 10

1. Konsep Dasar Pendidikan dan Pelatihan ... 10

2. Konsep Kompetensi ... 12

3. Pendidikan dan Pelatihan Berbasis Kompetensi (PPBK) ... 14

a. Konsep PPBK ... 14

b. Tujuan PPBK ... 16

c. Prinsip PPBK ... 16

d. Proses Sistem PPBK ... 18

4. Kinerja Pegawai ... 20

a. Konsep Dasar Kinerja Pegawai ... 20

b. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja ... 21

c. Penilaian Kinerja ... 24


(7)

e. Model Penilaian Kinerja ... 27

f. Standar dan Tolak Ukur Penilaian Kinerja ... 28

5. Konsep Pengaruh PPBK Terhadap Kinerja Pegawai ... 29

B.Kerangka Pemikiran... 30

C.Hipotesis Penelitian ... 31

BAB III METODE PENELITIAN A.Lokasi, Subjek Populasi, dan Sampel Penelitian ... 33

1. Lokasi ... 33

2. Populasi dan Sampel ... 33

B.Desain Penelitian ... 36

C.Metode Penelitian ... 37

D.Definisi Operasional ... 38

E. Instrumen Penelitian ... 40

F. Proses Pengembangan Instrumen ... 48

G.Teknik Pengumpulan Data ... 54

H.Analisis Data ... 57

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A.Hasil Penelitian ... . 67

1. Gambaran Umum Objek Penelitian ... . 67

2. Seleksi Data ... . 70

3. Klasifikasi Data ... . 71

4. Perhitungan Weight Means Score (WMS) ... . 72

5. Mengubah Data Mentah Menjadai Data Baku ... . 91

6. Hasil Uji Normalitas Distribusi Data ... . 93

7. Hasil Pengujian Hipotesis Penelitian ... . 94

a. Analisis Koefisien Korelasi ... 95

b. Uji Signifikansi ... 96

c. Uji Koefisien Determinasi ... 97

B.Pembahasan Hasil Penelitian ... 98

1. Gambaran Pendidikan dan Pelatihan Berbasis Kompetensi Di PT. Pindad (Persero) ... 99

2. Gambaran Kinerja Pegawai yang Mengikuti Pendidikan dan Pelatihan Berbasis Kompetensi Di PT. Pindad (Persero) Bandung ... 102 3. Pengaruh Pendidikan Dan Pelatihan Berbasis Kompetensi


(8)

vii

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A.Kesimpulan ... 110

B.Rekomendasi ... 111

DAFTAR PUSTAKA ... 114

LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 117


(9)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Keberadaan sumber daya manusia dalam suatu organisasi merupakan aset yang berharga bagi organisasi itu sendiri. Keberhasilan suatu organisasi ditentukan dari kualitas orang-orang yang berada di dalamnya. Sumber daya manusia akan bekerja secara optimal jika organisasi dapat mendukung kemajuan karir mereka dengan melihat apa sebenarnya kompetensi mereka. Sumber daya manusia di dalam lingkungan suatu unit kerja di dalam perusahaan dinamakan pegawai. Pegawai atau karyawan merupakan kekayaan utama suatu perusahaan, karena tanpa keikutsertaan mereka, aktivitas tidak akan terjadi. Pegawai berperan aktif dalam menetapkan rencana, sistem, proses dan tujuan yang ingin dicapai. Menurut Hasibuan (2007: 12) menyebutkan bahwa “pegawai adalah penjual jasa (pikiran dan tenaganya) dan mendapatkan kompensasi yang besarnya telah ditetapkan

terlebih dahulu”. Oleh karena itu, perlu adanya pengembangan sumber daya

manusia dengan memberikan perhatian secara khusus dalam upaya peningkatan keterampilan melalui pendidikan dan pelatihan pegawai.

Sebagaimana yang dikemukakan oleh Hasibbuan (2007: 22) bahwa: Pengembangan (development) adalah proses peningkatan keterampilan teknis, teoritis, konseptual, dan moral karyawan melalui pendidikan dan pelatihan. Pendidikan dan pelatihan yang diberikan harus sesuai dengan kebutuhan pekerja masa kini maupun masa depan. Pengembangan harus bertujuan untuk meningkatkan kinerja pegawai agar mencapai hasil yang optimal. Dengan adanya pengembangan sumber daya manusia berbasis kompetensi akan mempertinggi produktivitas pegawai sehingga kualitas kerja pun lebih tinggi pula dan berujung pada puasnya pelanggan dan organisasi akan diuntungkan. Pengembangan sumber daya


(10)

2

dengan tujuan dan sasaran organisasi dengan standar kinerja yang telah ditetapkan. Kompetensi yang dimiliki seorang pegawai secara individual harus dapat mendukung pelaksanaan visi misi organisasi melalui kinerja strategis organisasi tersebut. Oleh karena itu kinerja individu dalam organisasi merupakan jalan dalam meningkatkan poduktivitas organisasi itu sendiri.

Kualitas sumber daya manusia sangat tergantung dari kemampuan pengembangan diri, dan pengembangannya akan tergantung kepada pendidikan dan pelatihan, serta kinerja dan produktivitas pegawai sangat ditentukan oleh program pendidikan dan pelatihan. Salah satu program pendidikan dan pelatihan yang memfokuskan pada peningkatan kompetensi yaitu Pendidikan dan Pelatihan Berbasis Kompetensi (PPBK). Pelatihan Berbasis Kompetensi secara umum adalah:

Suatu cara pendekatan pelatihan yang menekankan pada apa yang dapat dikerjakan seseorang sebagai hasil dari pelatihan. Deskripsi mengenai kompetensi timbul dari pengembangan dan milik dari daftar atribut yang relevan seperti pengetahuan, kemampuan-kemampuan, keterampilan-keterampilan dan sikap. (Haris, 1995: 36)

Pendidikan dan Pelatihan Berbasis Kompetensi merupakan suatu proses pendidikan dan pelatihan yang dirancang untuk mengembangkan kemampuan dan ketrampilan secara khusus, untuk mencapai hasil kerja yang berbasis target kinerja (performance target) yang telah ditetapkan. Target kinerja yang dimaksud adalah kompetensi. Artinya, pendidikan dan pelatihan yang diperuntukkan bagi sumberdaya bukan sekedar membentuk kompetensi, tetapi kompetensi tersebut harus relevan dengan tugas dan jabatannya. Dengan kata lain, kompetensi itu secara langsung dapat membantu di dalam melaksanakan tugas sehari-hari dari sumber daya tersebut. Sistem pendidikan dan pelatihan memberikan penekanan lebih khusus pada tercapainya kompetensi individu dan sistem penilaian. Kunci dari sistem pelatihan berbasis kompetensi adalah sertifikasi yang berdasarkan pada pencapaian kompetensi daripada penyelesaian berdasarkan waktu dari sebuah kursus atau program pelatihan.


(11)

Menurut Hatton (1997: 118), pendidikan dan pelatihan yang dilaksanakan harus berkaitan dengan pekerjaan yang akan dihadapi oleh

pembelajar. Disebutkan bahwa “… adults need to be aquipped with skills

appropriate for this clients…training programs are tailored to be concurrent

with work, there by supporting the work-related needs of learners”. Konsep

tersebut menunjukkan bahwa pelatihan perlu dikaitkan dengan pemberian keterampilan yang tepat dan pekerjaan sesuai kebutuhan pembelajar, sehingga program pelatihan perlu dibuat bersamaan dan didukung oleh kebutuhan pekerjaan yang akan dihadapi pembelajar. Sehingga tujuan pelatihan menurut Hatton (1997: 271) adalah untuk meningkatkan cara-cara kerja dengan teknologi dan untuk meningkatkan kecakapan guna memperoleh kesempatan kerja.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penyelenggaraan pelatihan berbasis kompetensi sebagaimana menurut Pedoman Penyusunan Program Pelatihan Berbasis Kompetensi, Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI, Direktorat Jenderal Pembinaan Pelatihan dan Produktivitas (2006: 37) disebutkan bahwa:

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penyelenggaraan pelatihan berbasis kompetensi, yaitu (a) standar kompetensi yang dibutuhkan untuk melaksanakan pekerjaan; (b) pengidentifikasian semua pengetahuan dan keterampilan serta sikap kerja yang dibutuhkan dalam suatu pekerjaan, yang tercermin dalam standar kompetensi; (c) mekanisme untuk mencapai pengetahuan dan keterampilan serta sikap kerja sesuai dengan tuntutan standar kompetensi; (d) metode untuk menguji kompetensi tersebut; (e) sertifikasi dari kompetensi yang telah dicapai.

Selanjutnya ada beberapa unsur yang perlu mendapatkan penekanan dalam pelatihan berbasis kompetensi yaitu:

(a) kegiatan yang direncanakan dengan sengaja; (b) ada rumuskan kompetensi yang hendak dicapai; (c) ada sasaran (peserta didik) dan sumber belajar; (d) ada kegiatan belajar dan pelatihan; (e) penekanan pada bidang keahlian dan keterampilan; (f) dilaksanakan dalam waktu yang relatif singkat, dan (g) menggunakan sarana dan prasarana pendukung (Mulyasa, 2002: 67).


(12)

4

Berdasarkan pendapat tersebut, maka dapat dijelaskan pendidikan dan pelatihan berbasis kompetensi berorientasi pada ketercapaian kompetensi yang harus dimiliki pada profesi tertentu, yang dalam penelitian ini adalah untuk meningkatkan kompetensi pegawai sesuai dengan kebutuhannya. Adapun mengenai pelaksanaan pelatihan yang dilakukan ditujukan untuk mencapai standar kompetensi yang ditentukan. Untuk selanjutnya penilaian kepada kompetensi dapat dijadikan indikator utama dalam menentukan efektivitas model pelatihan yang dilaksanakan. Program pengembangan pegawai ini diharapkan dapat efektif, sehingga dapat menciptakan pegawai sebagai modal utama perusahaan yang dapat berperan aktif dalam perkembangan perusahaan, bukan hanya sebagai operasional tetapi dapat berperan aktif dalam peran barunya guna meningkatkan kinerjanya sehingga dapat sesuai dengan standar yang telah ditetapkan perusahaan demi tercapainya perkembangan perusahaan secara optimal.

Kinerja merupakan perilaku nyata yang ditampilkan setiap orang sebagai prestasi kerja yang dihasilkan oleh pegawai sesuai dengan perannya dalam perusahaan. Kinerja pegawai merupakan suatu hal yang sangat penting dalam upaya perusahaan untuk mencapai tujuannya. Seperti definisi kinerja

yang dipaparkan oleh Mangkunegara (2007: 67) adalah “Kinerja adalah hasil

kerja secara kualitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya”. Kinerja merupakan wujud perilaku atau kegiatan yang dilaksanakan sesuai harapan dan kebutuhan atau tujuan yang hendak dicapai secara efektif dan efisien. Untuk mencapai hal tersebut, kinerja seseorang dihadapkan pada berbagai hambatan atau kendala sehingga pada akhirnya dapat menimbulkan bentuk kinerja yang tidak efektif atau cenderung menurun dan berdampak pada menurunnya kinerja organisasi.

PT. Pindad (Persero) merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dalam bidang perangkat militer serta manufaktur alat industri. Perusahaan ini resmi bernama Perindustrian Angkatan Darat sejak tahun 1962 dan pada tanggal 29 April 1983 statusnya ditingkatkan menjadi Badan Usaha Milik


(13)

Negara (BUMN). Pengalaman panjang dalam industri presisi (industri perangkat militer dan industri), menjadi bekal utama PT. Pindad (Persero) dalam mengembangkan kegiatan produksi yang berorientasi pada bisnis produk komersial/non militer. Keberhasilan PT. Pindad (Persero) mensejajarkan diri dengan perusahaan-perusahaan kelas dunia dalam industri alat-alat militer adalah bukti yang jelas akan kualitas dan keunggulan produk yang dihasilkan oleh sumber daya manusia (pegawai) yang unggul dan berkompeten. Hal tersebut tidak terlepas dari peran dilaksanakannya pendidikan dan pelatihan untuk pegawai agar dapat terus meningkatkan kinerjanya dalam mengolah dan membuat produk baru yang berkualitas yang dapat mempertahankan citra perusahaan.

Khusus untuk pengembangan sumber daya manusia (pegawai), PT. Pindad (Persero) mendirikan Departemen Pendidikan dan Pelatihan yang merupakan tempat dilaksanakannya pendidikan dan pelatihan khusus untuk pegawai dalam mengembangkan keterampilan dan kompetensinya. Program pendidikan dan pelatihan yang dilaksanakan oleh PT. Pindad (Persero) adalah dengan cara mebuat materi-materi diklat berdasarkan bidangnya masing-masing yaitu terdiri dari 4 materi diklat: 1) Pendidikan dan Pelatihan dasar Dasar; 2) Pendidikan dan Pelatihan Teknik Rekayasa dan Produksi; 3) Pendidikan dan Pelatihan Manajemen Perusahaan; 4) Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan. Berbagai metode digunakan untuk menunjang pelaksanaan diklat diantaranya:

1. Metode Training Clasical, yaitu metode pembelajaran yang dilaksanakan secara klasikal di dalam ruangan kelas.

2. Pelatihan Berbasis Kompetensi, yaitu metode pembelajaran yang diberikan langsung di tempat kerja sehingga dapat memecahkan masalah secara implementatif dan dikemas berdasarkan gap kompetensi masing-masing individu.

3. On The Job Assigment, yaitu penugasan langsung di tempat kerja.


(14)

6

5. Best Practice Workshop, yaitu bersifat lokakarya dengan mengundang

para praktisi yang sudah berhasil mengimplementasikan kompetensi tertenti di bidang pekerjaannya.

6. Tacit-Explicit Sharing, yaitu transfer keahlian dari orang yang telah

terbukti kemampuannya dalam bidang tertentu.

7. Studi Banding, yaitu kunjungan ke perusahaan atau lembaga lain untuk menambah wawasan.

Dalam penelitian ini penulis merasa tertarik untuk mengetahui lebih lanjut tentang pendidikan dan pelatihan berbasis kompetensi dengan pengaruh yang ditimbulkan terhadap kinerja pegawai yang mengikuti diklat tersebut. Maka penulis bermaksud melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Pendidikan Dan Pelatihan Berbasis Kompetensi Terhadap Kinerja Pegawai

Di PT. Pindad (Persero) Bandung”.

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah

Banyak faktor yang mempengaruhi kinerja pegawai, salah satunya yaitu pendidikan dan pelatihan yang dilaksanakan oleh perusahaan yang bersangkutan. Oleh karena itu fokus masalah penelitian ini adalah kinerja pegawai kaitannya dengan pendidikan dan pelatihan berbasis kompetensi yang ada di PT. Pindad (Persero) Bandung.

Fokus masalah tersebut dapat diperinci melalui formulasi masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana gambaran mengenai pendidikan dan pelatihan berbasis kompetensi di PT. Pindad (Persero) Bandung?

2. Bagaimana gambaran mengenai kinerja pegawai yang mengikuti pendidikan dan pelatihan berbasis kompetensi di PT. Pindad (Persero) Bandung?

3. Seberapa besar pengaruh pendidikan dan pelatihan berbasis kompetensi terhadap kinerja pegawai PT. Pindad (Persero) Bandung?


(15)

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian merupakan sasaran atau harapan yang ingin dicapai dalam penelitian sehingga penelitian dapat lebih terfokus dan terarah. Adapun tujuan penelitian yang diharapkan meliputi tujuan umum dan tujuan khusus sebagai berikut:

1. Tujuan Umum

Tujuan umum dari penelitian ini yaitu untuk memperoleh gambaran yang jelas tentang pengaruh pendidikan dan pelatihan berbasis kompetensi terhadap kinerja pegawai PT. Pindad (Persero) melalui proses pengumpulan, pengelolaan dan analisis data dengan cara/prosedur atau metode tertentu.

2. Tujuan Khusus

Beberapa tujuan khusus dalam penelitian ini meliputi:

a. Memperoleh gambaran yang jelas mengenai pendidikan dan pelatihan berbasis kompetensi di PT. Pindad (Persero) Bandung. b. Memperoleh gambaran yang jelas mengenai kinerja pegawai yang

mengikuti pendidikan dan pelatihan berbasis kompetensi di PT. Pindad (Persero) Bandung.

c. Mengetahui besarnya pengaruh pendidikan dan pelatihan berbasis kompetensi terhadap kinerja pegawai PT. Pindad (Persero) Bandung.

D. Manfaat Penelitian

Dari setiap penelitian yang dilakukan dipastikan dapat memberi manfaat baik bagi objek atau peneliti khususnya dan juga bagi seluruh komponen yang terlibat didalamnya. Manfaat atau nilai guna yang bisa diambil dari penulisan ini adalah:

1. Secara Teoritis

a. Penelitian ini diharapkan dapat memberi sumbangan ilmu pengetahuan khususnya tentang metode pendidikan dan pelatihan berbasis kompetensi.


(16)

8

b. Penelitian ini diharapkan dapat memberi sumbangan teori kediklatan yang berbasis kompetensi untuk meningkatkan kinerja peserta diklat. 2. Secara Praktis

Hasil penelitian ini dapat menjadi masukan bagi lembaga yang melaksanakan diklat guna mengembangkan metode diklat berbasis kompetensi yang efektif dan efisien serta dapat menjadi sumbangan ide untuk mengoptimalkan kegiatan diklat agar lebih baik dan dapat menghasilkan sumber daya manusia yang lebih berkompeten dalam kinerjanya untuk pencapaian tujuan secara maksimal.

E. Struktur Organisasi Skripsi

Struktur organisasi skripsi ini terdiri dari bagian awal, inti, dan penutup. Pada bagian awal, struktur skripsi terdiri dari judul penelitian, halaman pengesahan skripsi yang ditandatangani oleh Tim Pembimbing dan Ketua Jurusan, pernyataan tentang keaslian karya ilmiah dan bebas plagiarisme, kata pengantar, ucapan terimakasih, abstrak, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar, dan daftar lampiran.

Pada bagian inti, struktur skripsi terdiri dari lima bab, diantaranya:

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab I ini diuraikan mengenai latar belakang penelitian, identifikasi dan perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan skripsi.

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

Dalam bab ini diuraikan tentang teori-teori yang mendukung penyusunan penelitian ini, antara lain konsep pendidikan dan pelatihan berbasis kompetensi, konsep kinerja pegawai, kerangka pemikiran dan hipotesispenelitian.

BAB III METODE PENELITIAN

Bab III ini berupa metode penelitian meliputi lokasi penelitian, subjek populasi, sampel penelitian, desain penelitian, metode penelitian, definisi


(17)

operasional, instrumen penelitian, proses pengambangan instrumen, teknik pengumpulan data, dan analisis data.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Dalam bab ini diuraikan tentang pengolahan atau analisis data untuk menghasilkan temuan berkaitan dengan masalah penelitian, pertanyaan penelitian, hipotesi, tujuan penelitian, dan pembahasan atau analisis temuan.

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Bab V ini berisi kesimpulan dengan keseluruhan pembahasan dan rekomendasi yang dapat diberikan sebagai alternatif pemecahan masalah yang ada.

Pada bagian penutup, struktur skripsi terdiri dari daftar pustaka dan lampiran-lampiran yang menunjang dalam proses penelitian.


(18)

33

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi, Subjek Populasi, dan Sampel Penelitian 1. Lokasi

Lokasi atau tempat penelitian ini dilakukan yaitu di PT. PINDAD (Persero) yang berada di Jalan Gatot Subroto No. 517 Bandung.

2. Populasi dan Sampel

Data dan informasi dari sumber data yang kebenarannya dapat dipercaya sangat diperlukan dalam setiap penelitian. Data digunakan untuk menjawab masalah diteliti untuk menguji hipotesis. Semua sumber data ini disebut populasi, sebagimana dikemukakan Sugiyono (2011: 297) bahwa

“Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti

untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”.

Berdasarkan konsep tersebut, maka populasi dalam penelitian ini adalah pegawai PT. Pindad (Persero) yang mengikuti pendidikan dan pelatihan berbasis kompetensi sebanyak 111 orang, tersebar dalam divisi dan jenis pelatihan yang berbeda.

Tabel 3.1

Data Populasi Penelitian

No Divisi Jenis Pelatihan Populasi

1. Tempa & Cor Pengelasan 40 orang

2. Mesin Industri & Jasa Teknik Metalurgi 24 orang 3. Kendaraan Khusus Militery Vehicle Dynamics 15 orang 4. Bahan Peledak Komersial Missile Design And

Development Design 20 orang

5. Senjata Guided Weapon

Seekers 6 orang


(19)

Jumlah Populasi 111 orang

Selanjutnya, dalam suatu penelitian tidak mungkin semua populasi diteliti, dalam hal ini disebabkan beberapa faktor, diantaranya yaitu keterbatasan biaya, tenaga, dan waktu yang dimiliki oleh peneliti. Oleh karena itu, pengambilan sampel dalam suatu penelitian dilakukan sedemikian rupa, sehingga diperoleh sampel yang benar-benar berfungsi sebagai contoh dan bersifat representatif, artinya dapat mewakili karakteristik dari populasi penelitian secara keseluruhan, atau dapat menggambarkan keadaan yang

sebenarnya, sebagaimana dikemukakan Sugiyono (2011: 118), “Sampel

adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi

tersebut”.

Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik

Propotionate Stratified Random Sampling dengan anggapan bahwa populasi

mempunyai anggota yang tidak homogen. Hal ini didasarkan pada pendapat

Sugiyono (2009: 93), “Teknik ini digunakan bila populasi mempunyai

anggota/unsur yang tidak homogen dan berstrata secara proporsional”. Adapun yang perlu dipastikan yaitu yang menjadi sampel dalam penelitian ini harus merupakan pegawai PT. Pindad (Persero) yang mengikuti pendidikan dan pelatihan berbasis kompetensi. Dengan perhitungan untuk menentukan ukuran sampel peneliti menggunakan rumus Taro Yamane dalam buku Akdon (2008: 107), yaitu:

Keterangan:

n = Jumlah Sampel N = Jumlah Populasi


(20)

35

Dalam penelitian ini jumlah populasi sebanyak 111 orang, dimasukkan ke dalam rumus diatas dengan tingkat presisi yang ditetapkan yaitu 0,1%. Jadi dijabarkan sebagai berikut:

dibulatkan menjadi 53

Berdasarkan pada perhitungan diatas, maka jumlah sampel yang akan dipergunakan dalam penelitian ini sebanyak 53 orang. Adapun untuk menentukan sampel dari masing-masing bidang digunakan rumus Stratified

Random Sampling (Akdon, 2008: 108), yaitu sebagai berikut:

Keterangan:

= Jumlah sampel menurut stratum n = Jumlah sampel seluruhnya

= Jumlah populasi secara stratum N = Jumlah populasi seluruhnya

Berdasarkan rumus di atas, maka dapat dihitung besarnya sampel dari masing-masing divisi seperti terlihat pada tabel berikut ini:

Tabel 3.2 Sampel Penelitian

No. Divisi

Jumlah Sampel

1. Tempa & Cor 40

19


(21)

2. Mesin Industri & Jasa 24

11

3. Kendaraan Khusus 15

7

4. Bahan Peledak Komersial 20

10

5. Senjata 6

3

6. Munisi 6

3

Total Sampel 53

B. Desain Penelitian

Desain penelitian merupakan rencana tentang tahap pelaksanaan

penelitian. Menurut Nasution (2009: 23) mengemukakan bahwa “Desain

penelitian merupaka rencana tentang cara mengumpulkan dan menganalisis data agar data dilaksanakan secara ekonomis serta serasi dengan tujuan

penelitian itu”. Menurut Ali (1985: 72), “Rancangan penelitian pada dasarnya

merupakan keseluruhan proses pemikiran dan penentuan secara masal hal-hal yang akan dilakukan dan akan dijadikan pedoman selama pelaksanaan

penelitian”.

Dalam penelitian di bidang apapun pada umumnya langkah-langkah itu mempunyai kesamaan, walaupun dalam beberapa hal sering terjadi pelaksanaanya dimodifikasi oleh peneliti yang bersangkutan sesuai dengan situasi dan kondisi yang dihadapi. Adapun secara garis besar tahap-tahap atau langkah-langkah penelitian dapat dibagi menjadi tiga tahap yaitu tahap perencanaan, tahap pelaksanaan dan tahap pelaporan.

Pada tahap perencanaan, penelitian akan diawali dengan kegiatan merumuskan masalah secara operasional dan membuat pembatasannya yaitu untuk menentukan ruang lingkup masalah yang diteliti. Setelah merumuskan masalah penelitian, kegiatan selanjutnya adalah melakukan studi


(22)

37

merumuskan rancangan penelitian, dan menentukan dan merumuskan alat penelitian atau teknik pengumpulan data.

Tahap pelaksanaan penelitian meliputi: pengumpulan data, pengolahan dan analalisis data. Kegiatan pengumpulan data didasarkan pada pedoman yang sudah dipersiapkan dalam rancangan penelitian. Kegiatan ini erat kaitannya dengan metode penelitian yang digunakan seperti metode deskriptif, eksperimental, dan atau lainnya. Adapun pengolahan atau analisis data tergantung pada data yang terkumpul. Jika data yang dikumpulkan bersifat kuantitatif atau berbentuk angka-angka maka dapat digunakan analisis statistika sebelum menarik kesimpulan atau jika berbentuk kualitatif dapat langsung dianalisis sesuai hasil temuan lapangan.

Tahap pelaporan adalah melakukan publikasi. Bentuk dan sistematika laporan penelitian berupa artikel ilmiah, skripsi, tesis, disertasi, atau laporan pada umumnya. Hal ini sesuai dengan tujuan dilakukannya penelitian.

C. Metode Penelitian

Metode penelitian adalah upaya untuk mencari kebenaran secara ilmiah yang didasarkan pada data yang sesuai dan dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Disamping untuk memperoleh kebenaran ilmiah, metode penelitian juga merupakan cara utama yang digunakan untuk mencapai tujuan penelitian yang telah ditetapkan. Seperti yang dikemukakan oleh Surakhmad Winarno (1990: 131) yaitu:

Metode merupakan suatu cara yang utama yang digunakan untuk mencapai suatu tujuan, misalnya untuk menguji serangkaian hipotesa, dengan mempergunakan teknik serta alat-alat tertentu. Cara utama ini dipergunakan setelah penyelidik memperhitungkan kewajarannya ditinjau dari tujuan penyelidikan dan situasi penyelidikan.

Berdasarkan penjelasan di atas, jelas metode merupakan suatu strategi atau jalan dalam memecahkan permasalahan penelitian dan untuk memahami sasaran penelitian dalam memecahkan permasalahan penelitian, yang didasarkan pada tujuan yang hendak dicapai dalam suatu penelitian. Adapun metode yang penulis gunakan dalam penelitian adalah metode deskriptif


(23)

dengan pendekatan kuantitatif. Metode deskriptif adalah suatu kegiatan penelitian dengan cara menganalisis kejadian-kejadian atau peristiwa-peristiwa yang terjadi pada saat sekarang, sehingga mampu memberikan gambaran mengenai hal-hal yang ditelitinya. Seperti yang dikemukakan oleh Surakhmad Winarno (1990: 135) yaitu:

Metode penelitian deskriptif merupakan metode penelitian yang digunakan untuk memecahkan sekaligus menjawab permasalahan yang terjadi pada masa sekarang. Dilakukan dengan menempuh langkah-langkah pengumpulan, klasifikasi dan analisis atau pengolahan data, membuat kesimpulan dan laporan dengan tujuan untuk membuat penggambaran tentang suatu keadaan secara objektif dalam suatu deskripsi situasi.

Sementara, yang dimaksud dengan pendekatan kuantitatif adalah suatu pendekatan yang dilakukan dalam penelitian dengan cara mengukur indikator variabel penelitian sehingga dapat diketahui gambaran dan hubungan antar variabel penelitian. Menurut Sugiyono (2009: 14) metode penelitian kuantitatif adalah:

Metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrument penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

Pendekatan kuantitatif digunakan untuk mengukur tiap-tiap variabel yang ada dalam penelitian sehingga diketahui tingkat keterhubungan melalui teknik perhitungan statistik.

D. Definisi Operasional

Menurut Komaruddin (1986: 57) “Definisi operasional merupakan pengertian yang lengkap tentang suatu variabel yang mencakup semua unsur

yang menjadi ciri utama variabel itu”. Untuk menghindari terjadinya

pembiasan dalam penelitian ini, diperlukan adanya suatu definisi istilah agar tujuan penelitian ini jelas dan terarah. Banyaknya istilah yang digunakan


(24)

39

khusus. Adapun definisi operasional dari variabel yang akan akan diteliti sebagai berikut:

1. Pengaruh

Definisi pengaruh menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2001:

849) yaitu: “Pengaruh adalah daya yang ada atau timbul dari sesuatu (orang/benda) yang membentuk watak, kepercayaan atau perbuatan

seseorang”.

Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa pengaruh merupakan suatu daya yang dapat membentuk atau mengubah sesuatu yang lain. Dengan adanya penelitian yang dilakukan oleh penulis, pengaruh merupakan bentuk hubungan sebab-akibat antar variabel. Pengaruh dalam penelitian ini diartikan sebagai daya keterkaitan yang timbul dari pelaksanaan pendidikan dan pelatihan berbasis kompetensi terhadap kinerja pegawai di PT. Pindad (Persero) Bandung.

2. Pendidikan dan Pelatihan Berbasis Kompetensi

Pendidikan dan Pelatihan Berbasis Kompetensi (PPBK) secara umum adalah “Suatu cara pendekatan pelatihan yang menekankan pada apa yang dapat dikerjakan seseorang sebagai hasil dari pelatihan. Deskripsi mengenai kompetensi timbul dari pengembangan dan milik dari daftar atribut yang relevan seperti pengetahuan, kemampuan-kemampuan, keterampilan-keterampilan dan sikap-sikap”. (Haris, 1995:

36).

Berdasarkan konsep tersebut, maka pendidikan dan pelatihan berbasis kompetensi dalam penelitian ini adalah pendidikan dan pelatihan yang diperuntukkan bagi pegawai bukan sekedar membentuk kompetensi, tetapi kompetensi tersebut harus relevan dengan tugas dan jabatannya. Dengan kata lain, kompetensi itu secara langsung dapat membantu dalam melaksanakan tugas yang dibebankannya secara profesional.


(25)

3. Kinerja Pegawai

Soeprihanto (2001: 70) mengemukakan pengertian kinerja pegawai adalah sebagai berikut:

Kinerja pegawai adalah hasil kerja seorang pegawai selama periode tertentu dibandingkan dengan berbagai kemungkinan, misalnya standar, target/sasaran atau kriteria yang ditentukan terlebih dahulu dan telah disepakati bersama.

Berdasarkan pendapat tersebut, maka kinerja pegawai dalam penelitian ini adalah hasil kerja yang dicapai seseorang pegawai dalam melaksanakan tugas dan pekerjaan yang dibebankan kepadanya secara efektif dan efisien sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.

E. Instrumen Penelitian

Pada prinsipnya meneliti adalah melakukan pengukuran, maka harus ada alat ukur yang baik. Alat ukur dalam penelitian disebut instrumen penelitian. Jadi instrumen penelitian merupakan alat yang digunakan untuk mengumpulkan data atau informasi yang bermanfaat untuk menjawab permasalahan penelitian. Seperti yang dikemukakan oleh Sugiyono (2009:

148) “instrumen penelitian adalah alat yang digunakan mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati”. Secara spesifik fenomena yang diamati disebut variabel. Jumlah instrumen penelitian tergantung pada jumlah variabel penelitian yang telah ditetapkan untuk diteliti. Jumlah instrumen dalam penilian ini ada dua instrumen sesuai dengan jumlah variabel penelitian yaitu:

1. Instrumen untuk mengukur diklat berbasis kompetensi 2. Instrumen untuk mengukur kinerja pegawai

Adapun instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket.

“Angket atau kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan

untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang ia ketahui” (Arikunto, 2006: 151). Kemudian,


(26)

41

langsung (peneliti tidak langsung bertanya jawab dengan responden)”. Jenis angket yang digunakan adalah angket bersruktur atau tertutup. Akdon (2008:

132), mendefinisikan “Angket berstruktur (angket tertutup) adalah angket

yang disajikan sedemikian rupa sehingga responden diminta untuk memilih satu jawaban yang sesuai dengan karakter dirinya dengan cara memberikan tanda silang (x) atau tanda checklist (√)”.

Angket digunakan untuk meminta keterangan atau informasi kepada responden yang berhubungan dengan variabel yang diteliti. Dengan demikian, variabel serta sumber data penelitian harus jelas, sehingga instrumen yang dirumuskan sesuai dengan karakteristik sumber data.

1. Variabel Penelitian dan Sumber Data Penelitian

Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yaitu variabel X (Diklat Berbasis Kompetensi) dan variabel Y (Kinerja Pegawai). Adapun yang menjadi sumber data dalam penelitian ini adalah pegawai PT. Pindad (Persero) yang mengikuti pendidikan dan pelatihan berbasis kompetensi. pegawai dipilih sebagai responden yang akan memberikan gambaran terkait variabel-variabel yang diteliti.

2. Teknik Pengukuran Variabel Penelitian

Untuk mengukur masing-masing variabel, disusun dua format instrumen penelitian yang sesuai dengan variabel yang diteliti, yaitu format instrumen variabel X dan variabel Y. Teknik pengukuran kedua variabel dilakukan dengan mengunakan Rating Scale. Dengan Rating

Scale, data mentah yang diperoleh berupa angka kemudian ditafsirkan

dalam pengertian kualitatif. “Dalam skala model Rating Scale, responden tidak akan menjawab salah satu dari jawaban kualitatif yang telah disediakan, tetapi menjawab salah satu jawaban kuantitatif yang telah

disediakan” (Sugiyono, 2009: 79). Dalam pengukuran dengan

menggunakan Rating Scale, masing-masing variabel penelitian dijabarkan menjadi indikator yang akan dijadikan titik tolak dalam merumuskan item-item pertanyaan atau pernyataan. Adapun analisis


(27)

jawaban yang digunakan dalam Rating Scale, tertera dalam tabel sebagai berikut:

Tabel 3.3 Tabel Rating Scale

3. Kisi-Kisi Instrumen Penelitian

Kisi-kisi instrumen penelitian sangat dibutuhkan untuk mempermudah penyusunan instrumen penelitian, karena akan terlihat dimensi dan indikator dari masing-masing variabel yang selanjutnya dijabarkan dalam bentuk pertanyaan atau pernyataan sebagai instrumen penelitian. Dalam penelitian ini, terdapat dua format kisi-kisi instrumen, yaitu kisi-kisi instrumen variabel X dan kisi-kisi instrumen variabel Y, yang terdapat dalam tabel berikut:

Interval

Jawaban Keterangan Interval

3 Sangat sesuai dengan pernyataan 2 Cukup sesuai dengan pernyataan 1 Kurang sesuai dengan pernyataan 0 Tidak sesuai dengan pernyataan


(28)

43

Tabel 3.4

Kisi-kisi Instrumen Variabel X

Variabel Indikator Sub Indikator Pernyataan Jumlah

Pernyataan

Diklat Berbasis Kompetensi

Pengetahuan (knowledge)

1.Kemampuan

menguasai pekerjaan

1. Memahami konsep pekerjaan yang dijalani secara menyeluruh.

2. Memahami peraturan dan prosedur pekerjaan yang dijalani. 3. Menguasai berbagai teknik yang digunakan dalam

pekerjaan.

4. Pekerjaan yang diemban sesuai dengan kemampuan yang anda miliki.

4

2.Mengikuti pelatihan teknis secara

berkelanjutan

5. Diklat yang diikuti sesuai dengan kebutuhan pekerjaan anda. 6. Mengikuti diklat yang diselenggarakan oleh perusahaan

secara berkesinambungan.

7. Tertarik mengikuti diklat yang diselenggarakan oleh pihak luar.

3

Keterampilan (skills)

1.Memahami petunjuk teknis pekerjaan

8. Memahami petunjuk teknis pekerjaan yang telah ditetapkan oleh perusahaan.

9. Melakukan pekerjaan sesuai dengan petunjuk teknis yang telah ditetapkan perusahaan.

10. Memperhatikan petunjuk teknis pekerjaan saat akan melakukan pekerjaan.


(29)

merencanakan dan mengimplementasikan pekerjaan

12. Menerapkan berbagai teknik yang dipelajari saat mengikuti diklat, pada pekerjaan anda.

13. Sering mencoba teknik lain/baru yang menurut anda tepat dalam melakukan pekerjaan.

3

3.Teliti dalam menyelesaikan pekerjaan

14. Memperhatikan dengan cermat dan teliti pekerjaan yang sedang dikerjakan.

15. Suka melakukan cek ulang setelah menyelesaikan pekerjaan. 16. Cepat memperbaiki apabila terjadi kesalahan dalam

pekerjaan yang telah dikerjakan.

3

Sikap (atittude)

1.Kemampuan untuk menjaga kebersihan dan kerapihan

17. Menjaga kebersihan di lingkungan perusahaan.

18. Memperhatikan kerapihan dalam melaksanakan pekerjaan. 2 2.Kemampuan berusaha

meningkatkan keramahan dan kesopanan

19. Bersikap ramah tamah dalam melakukan pekerjaan. 20. Berperilaku sopan dalam lingkungan perusahaan. 21. Patuh kepada atasan/pimpinan dalam bekerja.

3

3.Memberikan pelayanan dengan cepat, tepat dan simpatik.

22. Siap ketika menerima tugas baru yang diberikan atasan atau rekan kerja.

23. Merasa bersemangat dalam melaksanakan tugas baru. 24. Melakukan perbaikan terus-menerus dalam pekerjaan. 25. Memiliki tanggung jawab yang tinggi dalam melakukan

pekerjaan.


(30)

45

Tabel 3.5

Kisi-kisi Instrumen Variabel Y

Variabel Indikator Sub Indikator Pernyataan Jumlah

Pernyataan Kinerja Pegawai Pengetahuan tentang pekerjaan

1. Memahami tugas dan tanggung jawab pekerjaan

1. Memahami dan menguasai dengan jelas pekerjaan yang sedang dikerjakan.

2. Memahami tanggung jawab pekerjaan.

2 2. Memiliki

pengetahuan peraturan dan prosedur pekerjaan

3. Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan perusahaan.

4. Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan perusahaan.

2

Kualitas kerja

1. Menunjukkan perhatian, detail, akurat, cermat dan teliti

5. Memperhatikan dengan cermat dan teliti pekerjaan yang sedang dikerjakan.

6. Mempelajari prosedur yang harus dilaksanakan terlebih dahulu, dalam menyelesaikan setiap pekerjaan.

2

2. Mematuhi peraturan dan prosedur

kesehatan dan keselamatan kerja

7. Mematuhi peraturan yang berlaku di perusahaan.

8. Mematuhi prosedur kesehatan dan keselamatan kerja yang telah ditetapkan perusahaan.

2

Produktivitas

1. Menyelesaikan tugas kerja yang diberikan secara konsisten

9. Melakukan pekerjaan sesuai dengan target jumlah pekerjaan yang telah ditentukan.

10. Melakukan pekerjaan sesuai dengan target waktu yang telah ditentukan.


(31)

kerja secara efektif 12. Mengatur strategi agar dapat menyelesaikan pekerjaan sesuai target.

Adaptasi

1. Menyesuaikan diri dengan segala perubahan dalam lingkungan pekerjaan

13. Menyesuaikan diri dengan lingkungan pekerjaan dalam melaksanakan tugas.

14. Menyesuaikan diri dengan lingkungan dan kondisi pekerjaan yang berbeda.

2

2. Menyesuaikan penggunaan media/ peralatan baru dengan teknik yang tepat dan benar

15. Ahli menggunakan peralatan penunjang pekerjaan yang disediakan oleh perusahaan.

16. Tepat menggunakan teknik dalam mengerjakan pekerjaan.

2

Inisiatif

1. Mempunyai ide tindakan dan solusi yang inovatif

17. Sering memberikan ide atau gagasan yang inovatif dalam pekerjaan.

18. Memiliki alternatif penyelesaian pekerjaan dalam bekerja.

2

2. Mencari tantangan baru, pengembangan diri dan kesempatan untuk belajar

19. Mempelajari berbagai teknik yang dapat digunakan dalam menyelesaikan pekerjaan dari internet.

20. Sering menciptakan teknik baru yang lebih efektif dalam menyelesaikan pekerjaan.

2

Kerjasama

1. Memelihara

hubungan kerja yang efektif

21. Memiliki hubungan yang harmonis dengan seluruh pimpinan dan rekan kerja.

22. Sering membantu rekan kerja ketika pekerjaan sudah selesai.


(32)

47

2. Kesediaan untuk bekerja dalam tim

23. Bersedia bekerja sama dengan pimpinan atau rekan kerja

dalam menyelesaikan tugas. 1

Tanggung Jawab

1. Hadir secara rutin dan tepat waktu

24. Selalu tepat waktu datang ke kantor (tempat kerja).

25. Hadir secara rutin ke kantor (tempat kerja). 2

2. Mengikuti

instruksi-instruksi 26. Mengikuti instruksi-instruksi yang diberikan pimpinan. 1

3. Menyelesaikan tugas sesuai tanggung jawab

27. Menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan job description yang telah ditetapkan.

28. Tanggung jawab terhadap kesalahan pekerjaan yang telah dilakukan.

2

Interaksi

1. Berinteraksi dengan orang lain dalam berbagai jenis pekerjaan

29. Sering berinteraksi baik dengan pimpinan maupun rekan kerja.

30. Sering bersosialisasi ke berbagai tempat yang lain di lingkungan perusahaan.

2

2. Memelihara sikap yang baik dan profesional dalam hubungan antar individu

31. Berusaha menjaga sikap yang baik kepada seluruh pegawai di perusahaan.

32. Bersikap profesional dalam pekerjaan ketika memiliki masalah dengan rekan kerja.


(33)

F. Proses Pengembangan Instrumen

Keberhasilan dalam penelitian ini ditentukan oleh instrumen penelitian atau angket. Angket sebagai alat pengumpulan data perlu diuji kelayakannya, karena akan menjamin bahwa data yang dikumpulkan tidak bias. Sebelum kegiatan pengumpulan data yang sebenarnya dilakukan, angket yang akan digunakan terlebih dahulu diuji cobakan kepada responden yang sama atau responden yang memiliki karakteristik yang sama dengan responden yang sebenarnya. Uji coba angket penting dilakukan untuk mengetahui kekurangan atau kelemahan yang mungkin ada dalam angket berkaitan dengan maksud pernyataan, alternatif jawaban maupun jawaban. Angket penelitian dapat dikatakan baik apabila memenuhi dua syarat penting yaitu valid dan reliabel. Hal ini sejalan dengan yang dikemukakan oleh Sugiyono (2009: 173) :

Dengan menggunakan instrumen yang valid dan reliabel dalam pengumpulan data, maka diharapkan hasil penelitian akan menjadi valid dan reliabel. Jadi instrumen yang valid dan reliabel merupakan syarat mutlak untuk mendapatkan hasil penelirtian yang valid dan reliabel. Dengan demikian, untuk menilai apakah angket tersebut layak atau tidak digunakan dalam penelitian, maka perlu dilakukan uji validitas dan reabilitasnya.

1. Pengujian Validitas

Suatu data harus memiliki tingkat kebenaran yang tinggi sebab akan menentukan kualitas penelitian. Uji validitas merupakan salah satu usaha penting yang harus dilakukan peneliti guna mengukur kevalidan dari instrumen. Arikunto (2006: 168), mengemukakan bahwa “Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau

kesahihan sesuatu instrumen”. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang hendak diukur/diinginkan dan dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti. Hal ini sesuai dengan yang

dikemukakan Sugiyono (2009: 173) bahwa: “Instrumen yang valid berarti


(34)

49

Anggun Sulistyaningsih, 2013

valid. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur”.

Dalam pengujian validitas instrumen, peneliti melakukan pengujian terhadap butir-butir pernyataan (item) yang ada dalam angket dengan menggunakan rumus Pearson Product Moment (Akdon, 2008: 144) sebagai berikut:

= koefisien korelasi

= jumlah responden

= jumlah perkalian X dan Y = jumlah skor item

= jumlah skor total (seluruh item) = jumlah skor-skor X yang dikuadratkan = jumlah skor-skor Y yang dikuadratkan

Uji validitas ini dilakukan pada setiap item pernyataan dalam angket. Hasil koofisien korelasi tersebut selanjutnya diuji signifikasi koefisien korelasinya dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

Keterangan:

t = Nilai

r = Koefisien korelasi hasil n = Jumlah responden

Hasil dari nilai dikonsultasikan dengan Distribusi (tabel t).

Jika diketahui signifikansi untuk α = 0,05 dan derajat kebebasan (dk = n - 2, 10 – 2 = 8) dengan uji satu pihak (one tail lest) maka diperoleh = 1,860.

ℎ� �� −

− ² − ²

ℎ� �� −


(35)

Setelah diketahui nilai kemudian dibandingkan dengan nilai

Kaidah keputusan: jika ℎ > maka butir soal dinyatakan valid, sebaliknya jika < maka butir soal dinyatakan tidak

valid.

Peneliti melakukan uji coba angket pada 10 orang peserta diklat berbasis kompetensi di PT. Pindad (Persero). Adapun hasil perhitungan uji validitas setiap item dari kedua variabel penelitian dengan menggunakan bantuan Microsoft Office Excel 2007 adalah sebagai berikut:

Tabel 3.6

Hasil Perhitungan Uji Validitas Variabel X (Diklat Berbasis Kompetensi)

No Item

Koefisien Korelasi

Harga

Harga

Keterangan

1 0,92 6,731 1,860 Valid

2 0,89 5,528 1,860 Valid

3 0,56 1,935 1,860 Valid

4 0,63 2,318 1,860 Valid

5 0,65 2,440 1,860 Valid

6 0,82 4,025 1,860 Valid

7 0,63 2,325 1,860 Valid

8 0,92 6,731 1,860 Valid

9 0,59 2,040 1,860 Valid

10 0,86 4,717 1,860 Valid

11 0,76 3,307 1,860 Valid

12 0,56 1,898 1,860 Valid

13 0,59 2,086 1,860 Valid

14 0,86 4,717 1,860 Valid

15 0,60 2,104 1,860 Valid


(36)

51

Anggun Sulistyaningsih, 2013

17 0,72 2,955 1,860 Valid

18 0,61 2,187 1,860 Valid

19 0,59 2,047 1,860 Valid

20 0,59 2,047 1,860 Valid

21 0,72 2,955 1,860 Valid

22 0,78 3,545 1,860 Valid

23 0,78 3,545 1,860 Valid

24 0,92 6,731 1,860 Valid

25 0,65 2,428 1,860 Valid

Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel 3.6, diperoleh seluruh item yang berjumlah 25 item dinyatakan valid untuk angket variabel X (Diklat Berbasis Kompetensi) karena > dengan taraf signifikan α = 0,05 maka seluruh item digunakan.

Tabel 3.7

Hasil Perhitungan Uji Validitas Variabel Y (Kinerja Pegawai)

No Item

Koefisien Korelasi

Harga

Harga

Keterangan

1 0,72 2,930 1,860 Valid

2 0,80 3,754 1,860 Valid

3 1,86 2,305 1,860 Valid

4 0,85 4,650 1,860 Valid

5 0,82 4,056 1,860 Valid

6 0,74 3,076 1,860 Valid

7 0,76 3,354 1,860 Valid

8 0,70 2,738 1,860 Valid

9 0,84 4,401 1,860 Valid


(37)

11 0,84 4,401 1,860 Valid

12 0,84 4,401 1,860 Valid

13 0,87 4,887 1,860 Valid

14 0,87 4,887 1,860 Valid

15 0,70 2,738 1,860 Valid

16 0,85 4,650 1,860 Valid

17 0,72 2,945 1,860 Valid

18 0,84 4,401 1,860 Valid

19 0,69 2,727 1,860 Valid

20 0,84 4,401 1,860 Valid

21 0,59 2,061 1,860 Valid

22 0,78 3,577 1,860 Valid

23 0,74 3,076 1,860 Valid

24 0,56 1,922 1,860 Valid

25 0,70 2,738 1,860 Valid

26 0,85 4,650 1,860 Valid

27 0,87 4,887 1,860 Valid

28 0,59 2,061 1,860 Valid

29 0,55 1,882 1,860 Valid

30 0,85 4,619 1,860 Valid

31 0,84 4,401 1,860 Valid

32 0,82 4,056 1,860 Valid

Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel 3.7, diperoleh seluruh item yang berjumlah 32 item dinyatakan valid untuk angket variabel Y (Kinerja Pegawai) karena > dengan taraf signifikan α = 0,05 maka seluruh item digunakan.

2. Pengujian Reliabilitas


(38)

53

Anggun Sulistyaningsih, 2013

sesuai dengan yang dikemukakan Sugiyono (2009: 173) bahwa “Instrumen

yang reliabel adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama, akan menghasilkan data yang sama”. Reliabilitas menunjukkan pada satu pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik (Arikunto. 2006: 178). Instrumen yang baik tidak akan bersifat tendensius mengarahkan responden untuk memilih jawaban-jawaban tertentu.

Uji reliabilitas instrumen dilakukan untuk melihat konsistensi kuisioner. Hal ini berarti bahwa instrumen tersebut harus dapat dipercaya atau data yang dihasilkan harus memiliki tingkat kepercayaan yang tinggi. Pada penelitian ini pengujian reliabilitas dilakukan dengan menggunakan metode Alpha yaitu “... dengan menganalisis reliabilitas alat ukur dari satu

kali pengukuran” (Akdon, 2008: 161). Rumus yang digunakan adalah

sebagai berikut:

Keterangan:

= Nilai Reliabilitas

= Jumlah varians skor tiap-tiap item

= Varians total = Jumlah item

Dalam implementasinya peneliti melakukan uji reliabilitas dengan menggunakan bantuan Microsoft Office Excel 2007. Hasil dari nilai reliabilitas ( ) dikonsultasikan dengan nilai tabel r product moment dengan dk = n – 1 = 10 – 1 = 9, signifikansi 5% maka diperoleh = 0,666. Selanjutnya untuk menentukan reliabilitas tidaknya instrumen didasarkan pada kaidah keputusan sebagai berikut:

Jika > berarti Reliabel dan


(39)

Jika < berarti Tidak Reliabel

Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan bantuan Microsoft

Office Excel 2007 reliabilitas masing-masing variabel adalah sebagai

berikut:

a. Hasil uji reliabilitas variabel X (diklat berbasis kompetensi)

[

] [ −

]

[

] [ −

]

Dari hasil perhitungan tersebut diperoleh = 0,958 sedangkan

= 0,666. Karena > maka seluruh item yang

berjumlah 25 item untuk variabel X (diklat berbeasis kompetensi) dinyatakan Reliabel.

b. Hasil uji reliabilitas variabel Y (kinerja pegawai)

[

] [ −

]

− −

Dari hasil perhitungan tersebut diperoleh = 0,936 sedangkan

= 0,666. Karena > maka seluruh item yang

berjumlah 32 item untuk variabel Y (Kinerja Pegawai) dinyatakan

Reliabel.

G. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan dalam rangka mencapai tujuan penelitian. Tujuan yang diungkapkan dalam bentuk hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap petanyaan penelitian. Jawaban itu masih perlu diuji secara empiris, dan untuk maksud inilah dibutuhkan pengumpulan data. Teknik pengumpulan data


(40)

55

Anggun Sulistyaningsih, 2013

merupakan suatu langkah yang dapat digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data dalam usaha pemecahan masalah penelitian. Instrumen pengumpulan data adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan dipermudah olehnya. Instrumen penelitian merupakan sesuatu yang amat penting dan strategi kedudukannya didalam keseluruhan kegiatan penelitian. Dengan instrumen akan diperoleh data yang merupakan bahan penting untuk menjawab permasalahan, mencari sesuatu yang akan digunakan untuk mencapi tujuan, dan untuk membuktikan hipotesis. Sugiyono (2009: 193)

mengemukakan bahwa, ”...instrumen yang telah diuji validitas dan

reliabilitasnya, belum tentu dapat menghasilkan data yang valid dan reliabel, apabila instrumen tersebut tidak digunakan secara tepat dalam pengumpulan

datanya”.

Oleh karena itu, teknik pengumpulan data yang diperlukan adalah teknik pengumpulan data yang paling tepat, sehingga benar-benar didapat data yang valid dan reliabel. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah metode angket/kuesioner dan studi dokumentasi serta wawancara (interview).

1. Angket/kuesioner

Menurut Sugiyono (2009: 199) “Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat

pertayaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya”.

Angket atau kuesioner adalah sebuah cara atau teknik yang digunakan seorang peneliti untuk mengumpulkan data dengan menyebarkan sejumlah kertas yang berisi pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab oleh para responden. Pertanyaan yang ditulis dalam format kuesioner disebarkan kepada responden untuk dijawab, kemudian dikembalikan kepada peneliti. Dari jawaban responden tersebut, peneliti dapat memperoleh data seperti pendapat dan sikap responden terhadap masalah yang sedang diteliti. Pemilihan metode angket sebagai alat pengumpulan data dikarenakan angket memiliki beberapa kelebihan sebagai berikut:


(41)

a. Tidak memerlukan kehadiran peneliti

b. Dapat menjangkau responden dalam jumlah banyak c. Seragam untuk semua responden

d. Dapat dibuat anonim (tidak disebutkan identitasnya) sehingga responden bebas menjawab

e. Dapat dijawab menurut kesempatan yang dimiliki responden

Adapun jenis angket yang digunakan adalah angket tertutup sebagaimana telah dibahas dalam Bab III Poin E. Akdon (2008: 131), mengemukakan tujuan penyebaran angket, yaitu:

Tujuan penyebaran angket ialah mencari informasi yang lengkap mengenai suatu masalah dan reponden tanpa merasa khawatir bila responden memberikan jawaban yang tdak sesuai dengan kenyataan dalam pengisian daftar pertanyaan. Disamping itu, responden mengetahui informasi yang diminta.

2. Studi Dokumentasi

Studi dokumentasi salah satu teknik untuk mendapatkan data dan informasi yang berhubungan dengan materi penelitian. Akdon (2008: 137) mengemukakan bahwa:

Dokumentasi adalah ditunjukan untuk memperoleh data langsung dari tempat penelitian, meliputi buku-buku yang relevan, peraturan-peraturan, laporan kegiatan, foto-foto, film dokumenter, data yang relevan penelitian.

Senada dengan Akdon, Arikunto (2006: 231) menjelaskan bahwa,

“Metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti,

notulen rapat, lengger, agenda, dan sebagainya”. Studi dokumentasi

dibutuhkan untuk menunjang kelengkapan data-data serta membantu dalam mempertajam kesimpulan yang akan diambil, dengan memperoleh data langsung dari tempat penelitian, buku-buku yang relevan, peraturan-peraturan atau kebijakan, laporan kegiatan, serta sumber data lainnya yang relevan dengan penelitian.


(42)

57

Anggun Sulistyaningsih, 2013

Wawancara (Interview) adalah suatu cara yang digunakan untuk untuk memperoleh informasi dengan melakukan tanya jawab. Dalam penelitian ini teknik wawancara telah dilakukan sebelumnya dalam melakukan studi pendahuluan kepada beberapa orang responden. Seperti yang dikemukakan oleh Sugiyono (2009: 194), bahwa:

Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah respondennya sedikit/kecil.

Dalam penelitian ini juga khususnya dilakukan teknik wawancara secara tidak terstuktur, yaitu peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis. Peneliti hanya menanyakan garis-garis besar permasalahan yang akan ditanyakan. Sugiyono juga

menambahkan dalam bukunya bahwa, “wawancara tidak terstuktur

adalah wawancara yang bebas dimana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistemats dan lengkap

untuk pengumpulan datanya.” H. Analisis Data

Analisis data merupakan kegiatan yang dilakukan oleh peneliti dalam mengungkapkan makna dari data yang telah diperoleh dari proses penelitian yang telah dilakukan. Analisis data dalam penelitian ini adalah upaya menyelidiki secara mendalam tentang data yang berhasil diperoleh peneliti selama penelitian berlangsung, sehingga akan diketahui makna dan keadaan yang sebenarnya dari apa yang telah diteliti.

Dalam penelitian kuantitatif teknik analisis data menggunakan perhitungan statistik. Adapun langkah-langkah dalam menganalisis data secara lebih rinci sebagai berikut :

1. Seleksi Data

Pada tahap ini langkah pertama yang dilakukan adalah memeriksa dan menyeleksi data yang terkumpul dari responden. Hal ini penting


(43)

dilakukan untuk menyakinkan bahwa data-data yang telah terkumpul memenuhi syarat untuk diolah lebih lanjut. Adapun langkah-langkah dalam tahap seleksi data, sebagai berikut :

a. Pemeriksaan jumlah angket yang terkumpul dipastikan mendekati jumlah angket yang tersebar

b. Memeriksa keutuhan jumlah lembaran angket, dipastikan tidak terdapat kekurangan jumlah lembar dalam tiap angket.

c. Memeriksa apakah semua pernyataan dalam angket dijawab sesuai dengan petunjuk yang diberikan.

d. Memeriksa apakah data yang telah terkumpul tersebut layak untuk diolah lebih lanjut.

e. Mengelompokkan angket-angket tersebut berdasarkan variabel yang bersangkutan.

2. Klasifikasi Data

Setelah melakukan tahap penyeleksian data langkah selanjutnya adalah mengklasifikasikan data berdasarkan variabel X dan Y sesuai dengan sampel penelitian. Kemudian dilakukan pemberian skor pada setiap alternatif jawaban sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan sebelumnya yaitu skala rating. Jumlah skor yang diperoleh dari data responden merupakan skor mentah dari setiap variabel yang berfungsi sebagai sumber pengolahan data.

3. Perhitungan Kecenderungan Umum Skor Responden Berdasarkan Perhitungan Rata-Rata (Weighted Means Score)

Tahap ini dilakukan untuk memperoleh gambaran kecenderungan rata-rata untu masing-masing variabel, yaitu variabel X (Diklat Berbasis Kompetensi) dan variabel Y (Kinerja Pegawai). Untuk menentukan kedudukan setiap item atau indikator, digunakan uji statistik yang sesuai dengan penelitian ini, yaitu menggunakan rumus Weighted Means Score


(44)

59

Anggun Sulistyaningsih, 2013

a. Menentukan bobot nilai untuk setiap alternatif jawaban

b. Menghitung frekuensi dari setiap alternatif jawaban yang dipilih c. Mencari jumlah nilai jawaban yang dipilih responden pada tiap

pernyataan, yaitu dengan cara menghitung frekuensi responden yang memilih alternatif jawaban tersebut, kemudian dikalikan dengan bobot alternatif itu sendiri

d. Menghitung nilai rata-rata ( ̅) untuk setiap butir pernyataan dalam bagian angket, dengan menggunakan rumus :

Keterangan:

̅ = Jumlah rata-rata yang dicari

X = Jumlah skor gabungan (frekuensi jawaban dikali bobot untuk

setiap alternatif kategori)

n = Jumlah responden

e. Menentukan kriteria pengelompokkan WMS untuk skor rata-rata setiap kemungkinan jawaban. Kriterianya sebagai berikut :

Tabel 3.8

Daftar Konsultasi Hasil Perhitungan WMS

Rentang Nilai Kriteria

Penafsiran

Variabel X Variabel Y

2,01 – 3,00 1,01 – 2,00 0,01 – 1,00

0

Sangat Baik Baik Cukup Rendah

Sangat Cukup Kurang

Tidak

Sangat Cukup Kurang

Tidak

4. Mengubah Skor Mentah Menjadi Skor Baku �̅ �


(45)

T

i

= 50 + 10

�� �̅

R = ST – SR

BK = 1 + (3,3) log n

Untuk mengubah skor mentah menjadi skor baku, peneliti dibantu dengan menggunakan aplikasi Microsoft Office Excel 2007. Menurut Akdon (2008: 86) dalam mengubah skor mentah menjadi skor baku dalam setiap variabel, dapat digunakan rumus sebagai berikut:

Keterangan :

Ti = Skor baku = Skor mentah

= Standar deviasi ̅ = Rata-rata (Mean)

Untuk mengubah skor mentah menjadi skor baku, diperlukan beberapa langkah berikut ini:

a. Menentukan skor mentah terbesar dan terkecil

b. Menentukan rentang (R) dengan cara skor tertinggi (ST) dikurangi skor terendah (SR)

c. Menentukan banyaknya kelas (BK), dengan rumus Sturgess

d. Menentukan panjang kelas (i), dengan rumus Rentang dibagi Banyaknya Kelas

i =

f. Membuat tabel distribusi frekuensi dengan (BK) dan (i) yang sudah diketahui


(46)

61

Anggun Sulistyaningsih, 2013

h. Mencari simpangan baku (S) atau standar deviasi dengan rumus:

i. Mengubah skor mentah menjadi skor baku dengan rumus:

5. Uji Normalitas Distribusi Data

Uji normalitas data ini dimaksudkan untuk mengetahui normal tidaknya penyebaran data. Hasil pengujian normalitas distribusi data akan menentukan teknik statistik apa yang akan digunakan dalam pengolahan data selanjutnya. Apabila data tersebar dengan normal maka teknik perhitungan statistiknya menggunakan teknik statistik parametrik, namun apabila data tidak tersebar dengan normal maka teknik penghitungan statistiknya menggunakan teknik statistik non parametrik. Dalam perhitungan uji normalitas pada penelitian ini menggunakan rumus Chi

Kuadrat ( ) Akdon (2008: 171) sebagai berikut:

Keterangan:

= Chi Kuadrat yang dicari = Frekuensi hasil penelitian = Frekuensi yang diharapkan

�� − �� ²

� �� − �̅

� �=


(47)

Langkah-langkah yang ditempuh dalam menggunakan formulasi ini adalah sebagai berikut:

a. Mencari skor terbesar dan terkecil

b. Mencari rentang (R), yaitu skor tertinggi (ST) dikurangi skor terendah (SR)

c. Mencari banyak kelas (BK), dengan menggunakan rumus Sturgess.

d. Mencari nilai panjang kelas (i), yaitu rentang (R) dibagi banyak kelas interval (BK)

e. Membuat tabel distribusi frekuensi dengan (BK) dan (i) yang sudah diketahui.

f. Mencari nilai rata-rata (mean) dengan rumus:

g. Mencari simpangan baku (standar defiasi) dengan rumus:

h. Membuat daftar frekuensi yang diharapkan dengan cara:

1) Menentukan batas kelas, yaitu angka kiri kelas interval pertama dikurangi 0,5 dan kemudian angka skor-skor kanan kelas interval ditambah 0,5.

��

� ��

�� − �� ²

R ST − SR


(48)

63

Anggun Sulistyaningsih, 2013

3) Mencari luas daerah antara 0 – Z dari tabel kurva normal dari 0

– Z dengan menggunakan angka-angka pada batas kelas.

4) Mencari luas tiap interval dengan mencari selisih luas 0 – Z kelas interval. Caranya dengan mengurangkan angka-angka 0 – Z yaitu angka baris pertama dikurangi baris kedua, angka baris kedua dikurangi baris ketiga dan begitu seterusnya, kecuali untuk angka yang paling tengah ditanbahkan dengan angka baris berikutnya.

5) Mencari frekuensi yang diharapkan (fe) diperoleh dengan cara mengalikan luas tiap interval dengan jumlah responden (n = 53). 6) Mencari frekuensi hasil penelitian (fo) diperoleh dengan cara

melihat setiap kelas interval pada tabel distribusi frekuensi. i. Mencari chi kuadrat

j. Membandingkan dengan untuk α = 0,05 dan derajat kebebasan (dk) = k – 1, dengan kriteria pengujian sebagai berikut:

Jika , artinya Distribusi Data Tidak Normal Jika , artinya Data Berdistribusi Normal.

6. Pengujian Hipotesis Penelitian

Setelah selesai pengolahan data kemudian dilanjutkan dengan menguji hipotesis untuk menganalis data yang sesuai dengan permasalahan penelitian. Berikut ini hal-hal yang akan di analisis berdasarkan hubungan antara variabel yaitu sebagai berikut :

a. Analisis Koefisien Korelasi

Z �� � � −�

� �=


(49)

Analisis korelasi dimaksudkan untuk mengetahui derajat hubungan antara variabel X (Pendidikan dan Pelatihan Berbasis Kompetensi) dan variabel Y (Kinerja Pegawai). Ukuran yang digunakan untuk mengetahui derajat hubungan dalam penelitian ini adalah statistik non parametrik, yaitu teknik Korelasi Spearman

Rank. Hal ini didasarkan pada distribusi data kedua variabel

penelitian yang tidak normal. Dalam pengujian koefisien korelasi ini menggunakan bantuan program komputer yaitu SPSS 17,0. Dengan ketentuan sebagai berikut :

1) Mengajukan hipotesis, yaitu

Ho : Tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara

Pendidikan dan Pelatihan Berbasis Kompetensi terhadap Kinerja Pegawai

Ha : Terdapat pengaruh antara Pendidikan dan Pelatihan

Berbasis Kompetensi terhadap Kinerja Pegawai 2) Pengambilan Keputusan

Sugiyono dan Eri (2002: 183) menyatakan bahwa “Apabila signifikasi dibawah atau sama dengan 0,05 maka Ha diterima

dan Ho ditolak.”. Maka, jika nilai signifikasi ≤ 0,05 maka Ho

diterima artinya terdapat pengaruh antara Pendidikan dan Pelatihan Berbasis Kompetensi terhadap Kinerja Pegawai, dan

jika nilai signifikasi ≥ 0,05 maka Ha diterima dan Ho ditolak

artinya tidak terdapat pengaruh antara Pendidikan dan Pelatihan Berbasis Kompetensi terhadap Kinerja Pegawai.

3) Langkah selanjutnya adalah menafsirkan besaran koefisien korelasi yang didapat dengan tabel kriteria harga koefisien korelasi dari Akdon (2008: 188).

Adapun untuk mencari koefisien korelasi antara variabel X dan Y dengan jika menggunakan rumus Spearman Rank (Akdon, 2008: 184) sebagai berikut:


(50)

65

Anggun Sulistyaningsih, 2013

Keterangan:

= nilai koefisien korelasi Spearman Rank d2 = Selisih setiap pasangan rank

= jumlah responden

Adapun langkah-langkah perhitungannya adalah sebagai berikut:

1) Membuat tabel penolong untuk menghitung korelasi spearman

rank.

2) Mencari dengan cara memasukkan angka statistik dari tabel penolong sesuai rumus.

3) Menafsirkan besarnya koefisien korelasi dengan klasifikasi yang diperoleh dari Akdon (2008: 188) sebagai berikut:

Tabel 3.9

Kriteria Harga Koefisien Korelasi

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,80 – 1,000 Sangat Kuat

0,60 – 0,799 Kuat

0,40 – 0,599 Cukup Kuat

0,20 – 0,399 Rendah

0,00 – 0,199 Sangat rendah

b. Uji Signifikansi

Uji signifikansi koefisien korelasi dimaksudkan untuk mengukur tingkat signifikasi keterkaitan antara variabel X dan variabel Y. Untuk menguji signifikansi koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y, peneliti menggunakan bantuan program komputer yaitu SPSS for Windows 17.0 dengan kaidah pengujian adalah jika nilai signifikasi ≤ 0,05 maka Ha diterima dan Ho ditolak,


(51)

KP = �� x 100%

jika nilai signifikasi ≥ 0,05 maka Ho diterima dan Ha ditolak , dapat

dikatakan bahwa koefisien korelasi adalah tidak signifikan.

c. Uji Koefisien Determinasi

Uji koefisien determinasi dimaksudkan untuk mengetahui besarnya persentase kontribusi variabel (X) yaitu Pendidikan dan Pelatihan Berbasis Kompetensi terhadap variabel (Y) yaitu Kinerja Pegawai. Adapun untuk mengetahui koefisien determinasi dengan menggunakan rumus yang dikemukakan oleh Akdon (2008: 188) yaitu:

Keterangan:

KP = Koefisien determinasi yang dicari = Koefisien korelasi

Tabel 3.10

Interpretasi Koefisien Determinasi ( )

Nilai Koefisien

Determinasi (%) Tingkat Hubungan

81 – 100 Sangat Kuat

61 – 80 Kuat

41 – 60 Cukup Kuat

21 – 40 Rendah

0 – 20 Sangat Rendah


(1)

111

2. Kinerja pegawai di PT. Pindad (Persero) Bandung tergolong sangat baik. Hal ini diketahui berdasarkan hasil perhitungan Weighted Means Score, skor rata-rata yang diperoleh oleh variabel Y (kinerja pegawai) adalah sebesar 2,39. Hal ini menunjukkan bahwa pegawai di PT. Pindad (Persero) memiliki kinerja yang sangat baik, dimana salah satu faktor yang mempengaruhi peningkatan kinerja pegawai adalah dengan dilaksanakannya diklat berbasis kompetensi. Selain itu, tingkat kinerja pegawai dapat dilihat dari penilaian terhadap kinerja pegawai yang berbasis kompetensi menurut Moeheriono (2010: 117-118) diantaranya adalah : (a) Pengetahuan tentang pekerjaan; (b) Kualitas kerja; (c) Produktivitas; (d) Adaptasi; (e) Inisiatif; (f) Kerjasama; (g) Tanggung Jawab; dan (h) Interaksi.

3. Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara pendidikan dan pelatihan berbasis kompetensi terhadap kinerja pegawai di PT. Pindad (Persero) Bandung, hal ini ditunjukan dengan hasil perhitungan koefisien korelasi sebesar 0,872, harga koefisien ini tergolong kepada kriteria sangat kuat. Pendidikan dan pelatihan berbasis kompetensi ini juga memberikan pengaruhnya sebesar 76,03% terhadap kinerja pegawai yang mengikuti diklat berbasis kompetensi dan sisanya 23,97% dipengaruhi oleh faktor lain.

B. Rekomendasi

Berdasarkan hasil temuan penelitian menunjukan bahwa pendidikan dan pelatihan berbasis kompetensi yang dilaksanakan di PT. Pindad (Persero) berada dalam kategori sangat baik. Sama halnya dengan kinerja pegawai PT. Pindad (Persero) berada dalam kategori sangat baik pula. Namun peneliti ingin mengemukakan beberapa rekomendasi yang didasari dari hasil penelitian, yaitu sebagai berikut:

1. Bagi Lembaga

Secara keseluruhan pendidikan dan pelatihan berbasis kompetensi di PT. Pindad (Persero) telah terselenggara dengan sangat baik dan sesuai


(2)

dengan kebutuhan pegawainya. Namun ada beberapa rekomendasi yang ingin peneliti sampaikan yaitu dalam segi tempat pelatihan untuk diklat berbasis kompetensi karena proses pelaksanaannya berbeda dengan diklat seperti biasanya, perlu disediakan tempat khusus untuk pelatihan agar proses pelaksanaannya lebih efektif, seperti yang diketahui pelatihan dalam diklat berbasis kompetensi dilakukan langsung di tempat kerja pegawai, sehingga terkadang mengganggu waktu efektif untuk penyelesaian pekerjaan pegawai yang lain. Alangkah baiknya tempat pelatihan dibuat terpisah dengan tempat kerja yang sesungguhnya agar tidak mengganggu pekerjaan pegawai lain, dan proses pelatihannya pun dapat lebih intensif dan lebih tepat sasaran dalam pencapaian tujuan pelatihan.

Selain itu peneliti merekomendasikan dalam segi pengawasan pasca diklat, sebaiknya perlu dilakukan pengawasan pasca diklat oleh pimpinan atau instruktur pelatihan secara kontinyu, agar hasil dari diklat yang diikuti oleh pegawai diaplikasikan dengan tepat dan terarah. Dengan adanya pengawasan secara kontinyu juga dapat diketahui kekurangan atau permasalahan lain yang ditemukan untuk menjadi petimbangan materi diklat selanjutnya.

2. Pegawai

Secara keseluruhan kinerja pegawai di PT. Pindad (Persero) tergolong sangat baik dan telah menerapkan hasil diklat berbasis kompetensi dengan baik. Namun ada beberapa rekomendasi yang ingin peneliti sampaikan yaitu dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, pegawai diharapkan mampu terus meningkatkan kompetensi yang dimilikinya dan dapat mengaplikasikannya pada pekerjaan dengan tepat dan hati-hati. Dengan meningkatnya kompetensi sesuai dengan keterampilan yang dimiliki pegawai, diharapkan tidak akan terjadi kesalahan ringan ataupun fatal dalam menyelesaikan setiap pekerjaan yang dapat membahayakan perusahaan maupun pegawai itu sendiri.


(3)

113

Selain itu juga pegawai diharapkan tidak membatasi ruang geraknya dalam mempelajari atau mengetahui hal-hal yang baru mengenai pekerjaannya secara luas. Sehingga pegawai dapat memanfaatkan keterampilannya untuk menciptakan penemuan baru yang berdaya saing.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Peneliti menyadari bahwa penelitian ini masih banyak terdapat kekurangan terutama dari konsep dan teori mengenai pendidikan dan pelatihan berbasis kompetensi. Peneliti kesulitan dalam menemukan konsep tersebut secara lebih luas walaupun telah mencari ke berbagai sumber referensi. Oleh karena itu bagi peneliti selanjutnya yang akan meneliti mengenai judul yang serupa, penulis menyarankan untuk terlebih dahulu mengkaji lebih dalam lagi mengenai teori dan konsep yang berkaitan dengan pendidikan dan pelatihan berbasis kompetensi dan dapat menyesuaikan hal tersebut dengan keadaan yang ada di lapangan karena baik materi maupun proses pelaksanaan pendidikan dan pelatihan berbasis kompetensi pada setiap lembaga akan berbeda.


(4)

114

DAFTAR PUSTAKA

Akdon. (2008). Aplikasi Statistika Dan Metode Penelitian Untuk Administrasi Dan Manajemen (Cetakan Kedua). Bandung : Dewa Ruchi.

Ali, M. (1985). Penelitian Kependidikan Prosedur & Strategi. Bandung: Angkasa. Alwi, H. (2001). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Departemen

Pendidikan Nasional.

Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI. (2006). Pedoman Penyusunan Program Pelatihan Berbasis Kompetensi. Jakarta: Depnakertrans.

Gunawan, I. (2010). Pendidikan Dan Pelatihan Sumber Daya Manusia [online]. Tersedia: http://masimamgun.blogspot.com/2010/04/pendidikan-dan-pelatihan-sumber-daya.html [7 April 2013]

Hasibuan, M. (2007). Manajemen Sumber Daya Manusia (Edisi Revisi). Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Irawati, D. (2004). “Pengembangan Sumber Daya Manusia Berbasis Kompetensi Sebagai Upaya Meningkatkan Kinerja Organisasi”. Makalah pada ASM Ariyanti, Bandung.

Komaruddin. (1986). Kamus Istilah Skripsi dan Tesis. Bandung: Angkasa.

Lampiran Peraturan Direktur Jenderal Pembinaan Pelatihan Dan Produktivitas Tentang Pedoman Pelaksanaan Pelatihan Berbasis Kompetensi.

Mangkunegara, A.P. (2007). Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan (cetakan ketujuh). Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Mangkunegara, A.P. (2010). Evaluasi Kinerja Sumber Daya Manusia (cetakan kelima). Bandung: PT. Refika Aditama.

Mangkuprawira, S. (2003). Manajemen Sumber Daya Manusia Strategik. Bogor: Ghalia Indonesia.


(5)

115

Mashar, A. (2004). “Pembinaan SDM Berbasis Kompetensi”, dalam Modul

Seminar Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Pusat Pengembangan Bahan Ajar UMB.

Mulyasa, H.E. (2007). Standar Kompetensi Dan Sertifikasi Guru. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Moeheriono. (2010). Pengukuran Kinerja Berbasis Kompetensi. Bogor: Ghalia Indonesia.

Nasution, S. (2009). Metode Research: Penelitian Ilmiah. Jakarta: Bumi Aksara. Notoatmodjo, S. (2003). Pengembangan Sumber Daya Manusia. Jakarta: Rineka

Cipta.

Purnamawati. (2011). “Peningkatan Kemampuan Melalui Pelatihan Berbasis Kompetensi (Competency-Based Training)”. Jurnal Media Edukasi Pendidikan Teknologi dan Kejuaran. 3, (2), 2-4.

Pusat Pendidikan Pelatihan Agri Hayati. (2010). Tinjauan Teoritis Konsep Pelatihan Berbasis Kompetensi [online]. Tersedia: http://agrihayati.blogs pot.com/2010/01/tinjauan-teoritis-konsep-pelatihan.html [31 Maret 2013]. Rasyid, R.M. (2004). “Diklat Berbasis Kompetensi”, dalam Modul Manajemen

Sumber Daya Manusia Strategik. Jakarta: Pusat Pengembangan Bahan Ajar UMB.

Riduwan, dan Akdon. (2010). Rumus dan Data dalam Analisis Statistika. Bandung: Alfabeta.

Rivai, V. (2003). Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk Perusahaan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Rivai, V. (2004). Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk Perusahaan. Jakarta: Grafindo.

Septiany, D. (2008). Pengaruh Pendidikan Dan Pelatihan Manajemen Perkantoran Terhadap Kinerja Pegawai Di Pusat Kajian Dan Pendidikan Dan Pelatihan Aparatur I Lembaga Administrasi Negara Bandung. Skripsi FIP UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Simamora, H. (2006). Manajemen Sumber Daya Manusia (Cetakan Ketiga). Yogyakarta: STIE YKPN.


(6)

Simanjuntak, P.J. (1996). Peranan Penelitian Ketenagakerjaan dalam Pengembangan Sumber Daya Manusia. Jakarta: Himpunan Pembina Sumberdaya Manusia Indonesia (HIPSMI).

Siswanto, B. (2003). Manejemen Tenaga Kerja. Bandung: Sinar Baru.

Soeprihanto, J. (2001). Penilaian Kinerja dan Pengembangan Karyawan. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada.

Soniya, S. (2011). Pengaruh Penyelenggaraan Pelatihan Terhadap Kinerja Pegawai Pada Balai Pelatihan Sinyal, Telekomunikasi Dan Listrik PT. KAI (Persero) Di Bandung. Skripsi FIP UPI Bandung: tidak diterbitkan. Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:

Alfabeta.

Sugiyono. (2011). Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono dan Eri.(2002). Statistika Untuk Penelitian: Dan Aplikasinya Dengan SPSS 10.0 For Windows. Bandung: Alfabeta.

Sukmadinata, N.S. (2009). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Suwanto. (2001). Asas-asas Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung: CV. Suci Press.

Swasto, B. (1992). Pengembangan Sumber Daya Manusia Pengaruhnya terhadap Kinerja dan Imbalan. Malang: FIA Unibraw.

Universitas Pendidikan Indonesia. (2012). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: UPI.

Wahyudi, B. (2002). Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung: Sulita.

Winarno, S. (1990). Pengantar Penelitian Ilmiah: Dasar, Metode Dan Teknik. Bandung: Tarsito.