PENGARUH PARTISIPASI MASYARAKAT, POLITIK PENGANGGARAN DAN PRIORITAS PLAFON ANGGARAN (PPA) TERHADAP PENYUSUNAN ANGGARAN BELANJA DAERAH.
NO : 441/UN.40.7.D1/LT/2013
Indah Purnama Sari, 2013
PENGARUH PARTISIPASI MASYARAKAT, POLITIK PENGANGGARAN DAN PRIORITAS PLAFON ANGGARAN (PPA) TERHADAP PENYUSUNAN ANGGARAN BELANJA DAERAH
PENGARUH PARTISIPASI MASYARAKAT, POLITIK
PENGANGGARAN DAN PRIORITAS PLAFON ANGGARAN (PPA) TERHADAP PENYUSUNAN ANGGARAN BELANJA DAERAH
(Survei pada SKPD Kota Batam)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi pada Program Studi Akuntansi
Disusun oleh: INDAH PURNAMA SARI
NIM.0907031
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
(2)
Indah Purnama Sari, 2013
PENGARUH PARTISIPASI MASYARAKAT, POLITIK PENGANGGARAN DAN PRIORITAS PLAFON ANGGARAN (PPA) TERHADAP PENYUSUNAN ANGGARAN BELANJA DAERAH
LEMBAR PENGESAHAN
PENGARUH PARTISIPASI MASYARAKAT, POLITIK
PENGANGGARAN DAN PRIORITAS PLAFON ANGGARAN (PPA) TERHADAP PENYUSUNAN ANGGARAN BELANJA DAERAH
(SURVEI PADA SKPD KOTA BATAM)
Skripsi ini telah disetujui dan disahkan oleh
Pembimbing
Dr. H. Memen Kustiawan.,SE.,M.Si.,Ak., CA NIP. 1970.0521.2003.12.1.002
Mengetahui,
Ketua Program Studi Akuntansi FPEB UPI
Dr. H. Nono Supriatna, M.Si NIP. 1961.0405.1986.09.1.001
(3)
NO : 441/UN.40.7.D1/LT/2013
Indah Purnama Sari, 2013
PENGARUH PARTISIPASI MASYARAKAT, POLITIK PENGANGGARAN DAN PRIORITAS PLAFON ANGGARAN (PPA) TERHADAP PENYUSUNAN ANGGARAN BELANJA DAERAH
Pengaruh Partisipasi Masyarakat, Politik Penganggaran
dan Prioritas Plafon Anggaran (PPA) Terhadap
Penyusunan Anggaran Belanja Daerah
(Survei pada SKPD Kota Batam)
Oleh
Indah Purnama Sari
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis
©Indah Purnama Sari 2013 Universitas Pendidikan Indonesia
November 2013
Hak Cipta dilindungi Undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa izin dari penulis.
(4)
Indah Purnama Sari, 2013
PENGARUH PARTISIPASI MASYARAKAT, POLITIK PENGANGGARAN DAN PRIORITAS PLAFON ANGGARAN (PPA) TERHADAP PENYUSUNAN ANGGARAN BELANJA DAERAH
(5)
Indah Purnama Sari, 2013
PENGARUH PARTISIPASI MASYARAKAT, POLITIK PENGANGGARAN DAN PRIORITAS PLAFON ANGGARAN (PPA) TERHADAP PENYUSUNAN ANGGARAN BELANJA DAERAH
ABSTRAK
Judul :
“Pengaruh Partisipasi Masyarakat, Politik Penganggaran dan Prioritas
Plafon Anggaran (PPA) Terhadap Penyusunan Anggaran Belanja Daerah (Survei pada SKPD Kota Batam)
Disusun oleh : Indah Purnama Sari
Pembimbing : Dr. H. Memen Kustiawan, SE.,M.Si.,Ak.,CA
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari Partisipasi Masyarakat, Politik Penganggaran dan Prioritas Plafon Anggaran (PPA) terhadap Penyusunan Anggaran Belanja Daerah di Kota Batam.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Satuan Perangkat Kerja Daerah (SKPD) di Kota Batam yang berbentuk dinas, badan, bagian, kantor dan kecamatan yaitu sebanyak 51 sampel yang diperoleh dengan menggunakan teknik sampel jenuh. Pengumpulan data dilakukan melalui penyebaran kuesioner dengan menggunakan skala likert. Untuk pengujian hipotesis digunakan analisis regresi berganda.
Hasil akhir dari penelitian ini adalah : pertama, partisipasi masyarakat berpengaruh positif terhadap penyusunan anggaran belanja daerah di Kota Batam. Kedua, politik penganggaran berpengaruh negatif terhadap penyusunan anggaran belanja daerah Kota Batam. Ketiga, prioritas plafon anggaran berpengaruh positif terhadap penyusunan anggaran belanja daerah Kota Batam. Dan keempat secara simultan partisipasi masyarakat, politik penganggaran dan prioritas plafon anggaran memberikan pengaruh sebesar 87,40% terhadap penyusunan anggaran belanja daerah Kota Batam, sedangkan sisanya sebesar 12,60% dipengaruhi oleh faktor lain di luar ketiga variabel tersebut.
Kata kunci : Partisipasi Masyarakat, Politik Penganggaran, Prioritas Plafon Anggaran (PPA) dan Penyusunan Anggaran Belanja Daerah
(6)
Indah Purnama Sari, 2013
PENGARUH PARTISIPASI MASYARAKAT, POLITIK PENGANGGARAN DAN PRIORITAS PLAFON ANGGARAN (PPA) TERHADAP PENYUSUNAN ANGGARAN BELANJA DAERAH
ABSTRACT
Title :
The Influence of Public Participation, Political Budgeting and Priority Plafond of Budget (PPA) to Preparation of Region Budget Expenditure
(Survey at SKPD of Batam City) Arranged by : Indah Purnama Sari
Supervisor : Dr. H. Memen Kustiawan, SE.,M.Si.,Ak.,CA
This research has purpose to know how The Public Participation, Political Budgeting, and The Priority Plafond of Budget (PPA) influence on Preparation of Region Budget Expenditure.
The population of this research were all working units (SKPD) which form departments, agencies, offices, parts and districts, its about 51 samples was obtained by saturation sampling method. Collected data with disseminated of questionare which is using likert scale. For test the hyphothesis used multiple regression.
The final results of this research are : first, the public participation is influence positive to preparation of region budget expenditure at Batam City. Second, Political Budgeting is influence negative to preparation of region budget expenditure at Batam City. Third, priority and plafond of budget is influence positive to preparation of region budget expenditure at Batam City. And fourth, simultaneously public participation, budget politics and priority plafond of budget are influence about 87,40% to the preparation of region budget expenditure, while the rest 12,60% influenced by another factor outside of the three variables.
Keywords : Public Participations, Budget Politics, Priority Plafond of Budget (PPA), and Preparation of Region Budget Expenditure
(7)
Indah Purnama Sari, 2013
PENGARUH PARTISIPASI MASYARAKAT, POLITIK PENGANGGARAN DAN PRIORITAS PLAFON ANGGARAN (PPA) TERHADAP PENYUSUNAN ANGGARAN BELANJA DAERAH
DAFTAR ISI
ABSTRAK ... i
ABSTRACT ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
UCAPAN TERIMA KASIH ... iv
DAFTAR ISI ... vii
DAFTAR TABEL ... xii
DAFTAR GAMBAR ... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ... xv
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang Penelitian ... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 8
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ... 8
1.3.1 Maksud Penelitian ... 8
1.3.2 Tujuan Penelitian ... 9
1.4 Kegunaan Penelitian ... 9
1.4.1 Kegunaan Akademis ... 9
1.4.2 Kegunaan Praktis ... 10
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS ... 11
2.1 Kajian Pustaka ... 11
2.1.1 Partisipasi Masyarakat ... 11
(8)
Indah Purnama Sari, 2013
PENGARUH PARTISIPASI MASYARAKAT, POLITIK PENGANGGARAN DAN PRIORITAS PLAFON ANGGARAN (PPA) TERHADAP PENYUSUNAN ANGGARAN BELANJA DAERAH
2.1.1.2 Mekanisme Partisipasi Masyarakat ... 13
2.1.1.3 Bentuk Partisipasi Masyarakat ... 15
2.1.2 Politik Penganggaran ... 20
2.1.2.1 Definisi Politik Penganggaran ... 20
2.1.2.2 Anggaran Sebagai Bargaining Politik ... 22
2.1.3 Prioritas Plafon Anggaran ... 23
2.1.4 Penyusunan Anggaran Belanja Daerah ... 27
2.1.4.1 Konsep Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah .. 27
2.1.4.2 Proses Penyusunan Anggaran ... 31
2.1.5 Pengaruh Partisipasi Masyarakat terhadap Penyusunan Anggaran Belanja Daerah ... 33
2.1.6 Pengaruh Politik Penganggaran terhadap Penyusunan Anggaran Belanja Daerah ... 35
2.1.7 Pengaruh Prioritas Plafon Anggaran terhadap Penyusunan Anggaran Belanja Daerah ... 38
2.1.8 Pengaruh Partisipasi Masyarakat, Politik Penganggaran dan Prioritas Plafon Anggran Secara Simultan terhadap Penyusunan Anggaran Belanja Daerah ... 39
2.1.9 Penelitian Sebelumnya ... 40
2.2 Kerangka Pemikiran ... 44
2.3 Hipotesis ... 46
BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN ... 48
(9)
Indah Purnama Sari, 2013
PENGARUH PARTISIPASI MASYARAKAT, POLITIK PENGANGGARAN DAN PRIORITAS PLAFON ANGGARAN (PPA) TERHADAP PENYUSUNAN ANGGARAN BELANJA DAERAH
3.2 Metode Penelitian ... 48
3.2.1 Desain Penelitian ... 49
3.2.2 Definisi dan Operasionalisasi Variabel ... 50
3.2.2.1 Definisi Variabel ... 50
3.2.2.2 Operasionalisasi Variabel ... 51
3.2.3 Populasi dan Sampel Penelitian ... 52
3.2.4 Teknik Pengumpulan Data ... 55
3.2.5 Teknik Analisis Data ... 57
3.2.5.1 Uji Validitas dan Uji Reabilitas ... 58
3.2.5.2 Uji Asumsi Klasik ... 61
3.2.5.3 Rancangan Pengujian Hipotesis ... 64
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 67
4.1 Hasil Penelitian ... 67
4.1.1 Tinjauan Umum Tentang Pemerintah Kota Batam ... 67
4.1.1.1 Sejarah Singkat Pemerintah Kota Batam ... 67
4.1.1.2 Visi dan Misi Pemerintah Kota Batam ... 68
4.1.2 Deskripsi Data Variabel Penelitian ... 70
4.1.2.1 Deskripsi Data Responden ... 70
4.1.2.2 Pengujian Validitas Instrumen ... 71
4.1.2.3 Pengujian Reliabilitas Instrumen ... 75
(10)
Indah Purnama Sari, 2013
PENGARUH PARTISIPASI MASYARAKAT, POLITIK PENGANGGARAN DAN PRIORITAS PLAFON ANGGARAN (PPA) TERHADAP PENYUSUNAN ANGGARAN BELANJA DAERAH
4.1.2.4.1 Deskripsi Data Variabel Partisipasi
Masyarakat Per Indikator ... 79
4.1.2.4.2 Deskripsi Data Variabel Partisipasi
Masyarakat Secara Keseluruhan ... 82
4.1.2.5 Deskripsi Data Variabel Politik Penganggaran (X2) . 84
4.1.2.5.1 Deskripsi Data Variabel Politik
Penganggaran Per Indikator ... 84
4.1.2.5.2 Deskripsi Data Variabel Politik
Penganggaran Seacara Keseluruhan ... 87
4.1.2.6 Deskripsi Data Variabel Prioritas Plafon Anggaran . 88
4.1.2.6.1 Deskripsi Data Variabel Prioritas Plafon
Anggaran Per Indikator ... 89
4.1.2.6.2 Deskripsi Data Variabel Prioritas Plafon
Anggaran Secara Keseluruhan ... 91
4.1.2.7 Deskripsi Data Variabel Penyusunan Anggaran
Belanja Daerah ... 92
4.1.2.7.1 Deskripsi Data Variabel Penyusunan
Anggaran Belanja Daerah Per Indikator... 92
4.1.2.7.2 Deskripsi Data Variabel Penyusunan
Anggaran Belanja Daerah Secara
Keseluruhan ... 96
4.1.3 Transformasi Data (Mengubah Skala Ordinal ke Skala Interval) 97
(11)
Indah Purnama Sari, 2013
PENGARUH PARTISIPASI MASYARAKAT, POLITIK PENGANGGARAN DAN PRIORITAS PLAFON ANGGARAN (PPA) TERHADAP PENYUSUNAN ANGGARAN BELANJA DAERAH
4.1.4.1 Uji Asumsi Klasik ... 99
4.1.4.2 Rancangan Pengujian Hipotesis ... 102
4.1.4.2.1 Analisis Regresi Berganda ... 102
4.2 Pembahasan ... 107
4.2.1 Pengaruh Partisipasi Masyarakat Terhadap Penyusunan Anggaran Belanja Daerah Kota Batam ... 108
4.2.2 Pengaruh Politik Penganggaran Terhadap Penyusunan Anggaran Belanja Daerah Kota Batam ... 109
4.2.3 Pengaruh Prioritas Plafon Anggaran Terhadap Penyusunan Anggaran Belanja Daerah Kota Batam ... 110
4.2.4 Pengaruh Partisipasi Masyarakat, Politik Penganggaran dan Prioritas Plafon Anggaran Terhadap Penyusunan Anggaran Belanja Daerah Kota Batam ... 111
BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 113
5.1 Simpulan ... 113
5.2 Saran ... 114
(12)
Indah Purnama Sari, 2013
PENGARUH PARTISIPASI MASYARAKAT, POLITIK PENGANGGARAN DAN PRIORITAS PLAFON ANGGARAN (PPA) TERHADAP PENYUSUNAN ANGGARAN BELANJA DAERAH
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Hasil Penelitian Partisipasi Publik di Indonesa ... 2
Tabel 1.2 Trend Belanja Daerah TA 2009-2012 ... 4
Tabel 1.3 Rician Alokasi Belanja Daerah TA 2012 Kota Batam ... 6
Tabel 2.1 Bentuk Partisipasi Rakyat ... 16
Tabel 2.2 Tahapan dan Jadwal Proses Penyusunan APBD ... 31
Tabel 2.3 Penelitian Sebelumnya ... 41
Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel ... 51
Tabel 3.2 Daftar SKPD Kota Batam ... 53
Tabel 3.3 Skor Jawaban pada Skala Likert ... 57
Tabel 3.4 Interpretasi Skor ... 57
Tabel 4.1 Hasil Uji Validitas Variabel X1 ... 72
Tabel 4.2 Hasil Uji Validitas Variabel X2 ... 73
Tabel 4.3 Hasil Uji Validitas Variabel X3 ... 74
Tabel 4.4 Hasil Uji Validitas Variabel Y ... 75
Tabel 4.5 Hasil Uji Reliabilitas Variabel X1 ... 76
Tabel 4.6 Hasil Uji Reliabilitas Variabel X2 ... 77
Tabel 4.7 Hasil Uji Reliabilitas Variabel X3 ... 77
Tabel 4.8 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Y ... 78
Tabel 4.9 Tanggapan Responden Pada Dimensi Keikutsertaan ... 79
Tabel 4.10 Tanggapan Responden Pada Dimensi Menjamin Perda ... 81
(13)
Indah Purnama Sari, 2013
PENGARUH PARTISIPASI MASYARAKAT, POLITIK PENGANGGARAN DAN PRIORITAS PLAFON ANGGARAN (PPA) TERHADAP PENYUSUNAN ANGGARAN BELANJA DAERAH
Tabel 4.12 Rekapitulasi Jawaban Variabel X1 ... 83
Tabel 4.13 Tanggapan Responden Pada Dimensi Prioritasisasi Anggaran 84 Tabel 4.14 Tanggapan Responden Pada Dimensi Peraturan ... 85
Tabel 4.15 Tanggapan Responden Pada Dimensi Kewenangan ... 86
Tabel 4.16 Rekapitulasi Jawaban Variabel X2 ... 87
Tabel 4.17 Tanggapan Responden Pada Dimensi Prioritas ... 89
Tabel 4.18 Tanggapan Responden Pada Dimensi Plafon ... 90
Tabel 4.19 Rekapitulasi Jawaban Variabel X3 ... 91
Tabel 4.20 Tanggapan Responden Pada Dimensi Koordinasi ... 92
Tabel 4.21 Tanggapan Responden Pada Dimensi Efisiensi dan Keadilan 93 Tabel 4.22 Tanggapan Responden Pada Dimensi Prioritas Belanja ... 94
Tabel 4.23 Tanggapan Responden Pada Dimensi Transparansi dan Akuntabilitas ... 95
Tabel 4.24 Rekapitulasi Jawaban Variabel Y ... 96
Tabel 4.25 Hasil Uji Multikolinieritas dengan Variance Inflation Factor 99 Tabel 4.26 Hasil Uji Autokorelasi dengan Durbin-Watson ... 100
Tabel 4.27 Hasil Analisis Regresi Berganda ... 102
Tabel 4.28 Hasil Analisis Regresi Secara Simultan ... 106
Tabel 4.29 Hasil Koefisien Determinasi ... 107
(14)
Indah Purnama Sari, 2013
PENGARUH PARTISIPASI MASYARAKAT, POLITIK PENGANGGARAN DAN PRIORITAS PLAFON ANGGARAN (PPA) TERHADAP PENYUSUNAN ANGGARAN BELANJA DAERAH
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran ... 46
Gambar 4.1 Hasil Uji Normalitas ... 98
(15)
Indah Purnama Sari, 2013
PENGARUH PARTISIPASI MASYARAKAT, POLITIK PENGANGGARAN DAN PRIORITAS PLAFON ANGGARAN (PPA) TERHADAP PENYUSUNAN ANGGARAN BELANJA DAERAH
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Formulir Frekuensi Bimbingan Lampiran 2 Formulir Perbaikan (Revisi) Seminar
Lampiran 3 Formulir Persetujuan Perbaikan (Revisi) UP Lampiran 4 Matriks Perbaikan Ujian Sidang
Lampiran 5 Formulir Persetujuan Perbaikan (Revisi) Skripsi Lampiran 6 Surat Permohonan Izin Penelitian
Lampiran 7 Surat Penyampaian Izin Penelitian Lampiran 8 Kuesioner
Lampiran 9 Tabulasi Jawaban dari Kuesioner Lampiran 10 Transformasi Data dengan MSI Lampiran 11 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Lampiran 12 Hasil Analisis Regresi Berganda Lampiran 13 Daftar Responden
(16)
Indah Purnama Sari, 2013
PENGARUH PARTISIPASI MASYARAKAT, POLITIK PENGANGGARAN DAN PRIORITAS PLAFON ANGGARAN (PPA) TERHADAP PENYUSUNAN ANGGARAN BELANJA DAERAH
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
Pelaksanaan Otonomi Daerah di Indonesia mulai dilaksanakan sejak
berlakunya Undang-Undang No. 5 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Pemerintahan
Daerah. Namun aplikasi undang-undang ini belum terlaksana sebagaimana yang
diharapkan. Seiring reformasi penyelenggaraan pemerintahan diberlakukan UU No.
22 Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah dan UU No. 25 Tahun 1999 tentang
Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah. Selanjutnya
Undang-Undang tersebut mengalami perubahan kembali menjadi Undang-Undang-Undang-Undang No.32
Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah. Berimplikasi pada tuntutan tersebut maka
pelaksanaan pemerintahan daerah mengalami perubahan yang ditandai dengan dua
perubahan mendasar yaitu adanya pelimpahan wewenang dari pemerintah pusat
kepada pemerintah daerah untuk melakukan pengelolaan keuangan daerahnya secara
mandiri dengan tetap berlandaskan kepada prioritas nasional.
Dalam melakukan pengelolaan keuangan, akan selalu melibatkan beberapa
tahapan penganggaran. Tahapan-tahapan dalam penganggaran meliputi penyusunan,
ratifikasi, pelaksanaan dan pelaporan serta evaluasi. Pada proses penganggaran ini
partisipasi dari masyarakat merupakan salah satu prinsip penyusunan Anggaran
(17)
2
Indah Purnama Sari, 2013
PENGARUH PARTISIPASI MASYARAKAT, POLITIK PENGANGGARAN DAN PRIORITAS PLAFON ANGGARAN (PPA) TERHADAP PENYUSUNAN ANGGARAN BELANJA DAERAH
dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 37 Tahun 2012 tentang Pedoman
Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2013.
Berdasarkan hasil dari Open Budget Survey (OBS) Tahun 2012, Indonesia
merupakan suatu negara yang memiliki pengawasan anggaran yang kuat namun
lemah dalam keterlibatan publik dibandingkan dengan negara lainnya di Asia
Tenggara. Untuk temuan OBS terkait partisipasi publik Indonesia berdasarkan
indikator dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 1.1
Hasil Penelitian Partisipasi Publik di Indonesia
No. Kebutuhan (Indikator) Temuan
1. Proses sebelum terjadinya konsultasi Publik
Syarat formal untuk partisipasi publik Tidak Ada Penyampaian tujuan dalam partisipasi publik Tidak Ada Komunikasi lembaga audit (BPK) selain publikasi laporan
hasil audit
Ada dan Kuat
2. Proses Konsultasi Publik
Mekanisme yang dikembangkan eksekutif untuk partisipasi dalam perencanaan
Tidak Ada
Dengar partisipasi di legislatif mengenai kerangka ekonomi makro
Tidak Ada
Dengar pendapat di legislatif mengenai masing-masing lembaga
Ada tapi lemah
Kesempatan publik di legislatif untuk berpendapat selama dengar pendapat anggaran
Ada tapi lemah
Mekanisme yang dikembangkan oleh eksekutif untuk partisipasi selama pelaksanaan anggaran
Tidak Ada
Pengembangan mekanisme oleh BPK untuk partisipasi dalam agenda audit
Ada tapi lemah
(18)
3
Indah Purnama Sari, 2013
PENGARUH PARTISIPASI MASYARAKAT, POLITIK PENGANGGARAN DAN PRIORITAS PLAFON ANGGARAN (PPA) TERHADAP PENYUSUNAN ANGGARAN BELANJA DAERAH
Tanggapan oleh eksekutif mengenai masukan yang diberikan oleh publik
Tidak Ada
Laporan yang dikeluarkan legislatif pada rapat dengar pendapat anggaran
Ada tapi lemah
Tanggapan oleh BPK mengenai masukan yang diberikan oleh publik
Tidak ada
Sumber : Open Budget Survey 2012
Mengacu pada tabel tersebut bahwa keterlibatan masyarakat untuk
berpartisipasi dalam proses penganggaran di Indonesia masih terbatas, dilihat dari
beberapa indikator yang menunjukkan lemahnya atau tidak adanya partisipasi. Sesuai
dengan hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Sopanah (2009), bahwa
partisipasi masyarakat masih secara normatif dapat dikatakan sesuai dengan
mekanisme yang diatur dalam UU No. 25 Tahun 2004. Berkaitan dengan
implementasi pasrtisipasi masyarakat kaitannya dengan proses partisipasi dianggap
semu, yang mana hasilnya kurang lebih hanya 25-40% usulan masyarakat akan
didanai oleh APBD.
Selain peran aktif dari masyarakat, peran pihak eksekutif maupun legislatif
dalam penyusunan anggaran sangat penting, dimana pihak eksekutif menyusun
rencana anggaran pemerintah daerah yang terdiri dari rencana anggaran pendapatan
dan rencana belanja tiap-tiap dinas atau departemen yang ada sedangkan legislatif
menyusun rencana anggaran dewan yang kemudian akan digabungkan dengan
anggaran pemerintah daerah dan ditetapkan menjadi Peraturan Daerah tentang
APBD. Pada tahap perencanaan tersebut, keterlibatan rakyat amat penting untuk
(19)
4
Indah Purnama Sari, 2013
PENGARUH PARTISIPASI MASYARAKAT, POLITIK PENGANGGARAN DAN PRIORITAS PLAFON ANGGARAN (PPA) TERHADAP PENYUSUNAN ANGGARAN BELANJA DAERAH
berbagai pihak dengan latar belakang dan kepentingan yang dibawa, hal ini
memungkinkan terjadinya politik penganggaran yang tidak sesuai.
Politik penganggaran merupakan proses yang dilakukan oleh eksekutif
maupun legislatif untuk menentukan arah alokasi anggaran. Namun hasil penelitian
Arniati, dkk (2010) menyatakan bahwa dalam penyusunan anggaran di Kota
Tanjungpinang, politik penganggaran tidak berpengaruh positif signifikan terhadap
sinkronisasi dokumen APBD dengan dokumen KUA-PPAS.
Bila dilihat dari trend belanja daerah secara nasional pada tahun anggaran
2009-2012, persentase alokasi anggaran didominasi oleh belanja pegawai yang
cenderung fluktuatif. Namun bila dilihat secara nominal belanja pegawai konsisten
mengalami peningkatan tiap tahunnya yaitu sekitar 13% dari tahun sebelumnya.
Untuk belanja modal pada belanja daerah secara nasional belum memenuhi Peraturan
Presiden No.5 Tahun 2010 tentang RPJMN Tahun 2010-2014 untuk jumlah belanja
modal yang dialokasikan dalam APBD sekurang-kurangnya 29% dari belanja daerah.
Secara ringkas dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 1.2
Trend Belanja Daerah TA 2009-2012 (dalam persen)
No. Jenis Belanja 2009 2010 2011 2012
1 Belanja Pegawai 43,46 46,52 46,25 44,12 2 Belanja Barang dan Jasa 19,17 19,21 21,04 20,65 3 Belanja Modal 27,60 22,53 22,92 23,22 4 Belanja Lain-lain 9,78 11,74 9,78 12,01
(20)
5
Indah Purnama Sari, 2013
PENGARUH PARTISIPASI MASYARAKAT, POLITIK PENGANGGARAN DAN PRIORITAS PLAFON ANGGARAN (PPA) TERHADAP PENYUSUNAN ANGGARAN BELANJA DAERAH
Penyusunan anggaran tidak hanya semata-mata berdasarkan usulan anggaran
dari pihak penyusun anggaran ataupun anggaran tahun sebelumnya, terdapat
mekanisme yang mengatur penyusunan anggaran tersebut sebagaimana yang tertuang
dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri No 37 Tahun 2012 tentang Pedoman
Penyusunan APBD Tahun Anggaran 2013 bahwa, dalam penyusunan anggaran harus
memperhatikan sasaran utama yang ditetapkan sebagai 11 Prioritas Nasional dan tiga
Prioritas lainnya yaitu: reformasi birokrasi dan tata kelola; pendidikan; kesehatan;
penanggulangan kemiskinan; ketahanan pangan; infrastruktur; iklim investasi dan
usaha; energi; lingkungan hidup dan bencana; daerah tertinggal, terdepan, terluas dan
pasca konflik; kebudayaan, kreativitas, dan inovasi teknologi dan tiga prioritas
lainnya (bidang politik, hukum, dan keamanan; bidang perekonomian; dan bidang
kesejahteraan rakyat).
Dalam pelaksanaannya masih dapat ditemukan pada beberapa daerah yang
anggarannya belum memenuhi prioritas nasional. Seperti pada penelitian yang
dilakukan oleh Agus Riyanto (2012) di Jawa Tengah menyatakan bahwa “Realisasi APBD Provinsi Jawa Tengah Tahun Anggaran 2008-2010 belum sepenuhnya
mencerminkan pemenuhan prioritas pembangunan yang ditetapkan dalam Rencana
Kerja Pembangunan Daerah (RKPD)”.
Berdasarkan beberapa penelitian sebelumnya dan fenomena yang telah
disampaikan di atas, maka peneliti ingin melakukan penelitian terkait partisipasi
masyarakat, politik penganggaran serta prioritas plafon anggaran dalam proses
(21)
6
Indah Purnama Sari, 2013
PENGARUH PARTISIPASI MASYARAKAT, POLITIK PENGANGGARAN DAN PRIORITAS PLAFON ANGGARAN (PPA) TERHADAP PENYUSUNAN ANGGARAN BELANJA DAERAH
mengeksplorasi hal-hal yang mempengaruhi penyusunan anggaran belanja daerah.
Pada penelitian ini yang akan menjadi subjek penelitian adalah Pemerintah Kota
Batam, dalam hal penyusunan anggaran belanja daerah Pemerintah Kota Batam sudah
mengalokasikan dana yang lebih besar untu belanja langsung yaitu sebesar 58,54%
dari total belanja APBD, sedangkan untuk belanja tidak langsung sebesar 41,46%
dari total APBD. Dan untuk rincian alokasinya dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 1.3
Rincian Alokasi Belanja Daerah TA 2012 Kota Batam (dalam persen)
No. Komponen APBD APBD-P (+/-)
1 Belanja Pegawai 50,94 50,98 4,78 2 Belanja Barang dan Jasa 30,00 28,30 -1,25
3 Belanja Modal 16,99 18,55 14,30
4 Belanja Lain-lain 2,08 2,17 9,52
Sumber : Ringkasan Perubahan APBD 2012 Pemkot Batam (diolah)
Berdasarkan tabel 1.3 dapat dilihat bahwa belanja daerah Kota Batam
didominasi oleh belanja pegawai dengan persentase rata-rata diatas 50%, bobot
tersebut masih jauh dari bobot yang ideal untuk belanja pegawai berdasarkan
pernyataan Menteri Keuangan Agus D.W. Martoeardojo untuk mendapatkan kualitas
APBD yang lebih baik, biaya pegawai pada APBD diharapkan tidak lebih dari 40%.
Untuk belanja barang dan jasa mengalami penurunan bobot setelah mengalami
perubahan sedangkan untuk belanja modal memperoleh persentasi di bawah 29%
(22)
7
Indah Purnama Sari, 2013
PENGARUH PARTISIPASI MASYARAKAT, POLITIK PENGANGGARAN DAN PRIORITAS PLAFON ANGGARAN (PPA) TERHADAP PENYUSUNAN ANGGARAN BELANJA DAERAH
Nomor 5 Tahun 2010 tentang RPJMN Tahun 2010-2014 untuk jumlah belanja modal
yang dialokasikan dalam APBD sekurang-kurangnya 29% dari belanja daerah.
Menanggapi alokasi anggaran belanja daerah Kota Batam, Sunarto Wage
Jamarin Dosen dan Kepala LPPM Univeritas Putra Batam (dalam
www.haluankepri.com), secara ringkas disimpulkan bahwa APBD Kota Batam tahun
2012 belum pro rakyat karena presentasi alokasi belanja yang besar untuk belanja
pegawai padahal jumlah pegawai Kota Batam tidak banyak. Namun, alokasi belanja
yang bersentuhan langsung dengan pembangunan warga Kota Batam yang cukup
banyak dianggarkan sekitar 58% dari APBD. Bila dilihat dari pengalaman
sebelumnya, apabila pendapatan tidak sesuai rencana maka yang dikorbankan adalah
belanja langsung, sedangkan belanja pegawai tetap dijalankan dengan dalih telah
dianggarkan dalam APBD. Namun dalam pelaksanaannya meskipun komposisi
belanja langsung sebesar 58% dalam realisasinya tidak terpenuhi karena banyak yang
dibatalkan oleh Pemnerintah Kota Batam dengan persetujuan DPRD Kota Batam
dengan dalih terjadi defisit.
Berdasarkan uraian yang telah disampaikan sebelumnya, maka peneliti
tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “PENGARUH PARTISIPASI MASYARAKAT, POLITIK PENGANGGARAN DAN PRIORITAS PLAFON
ANGGARAN TERHADAP PENYUSUNAN ANGGARAN BELANJA
(23)
8
Indah Purnama Sari, 2013
PENGARUH PARTISIPASI MASYARAKAT, POLITIK PENGANGGARAN DAN PRIORITAS PLAFON ANGGARAN (PPA) TERHADAP PENYUSUNAN ANGGARAN BELANJA DAERAH
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan pada latar belakang yang telah disampaikan, maka dapat
dirumuskan beberapa poin rumusan masalah yang diangkat dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana pengaruh partisipasi masyarakat terhadap penyusunan
anggaran belanja daerah di Kota Batam ?
2. Bagaimana pengaruh politik penganggaran terhadap penyusunan anggaran
belanja daerah di Kota Batam ?
3. Bagaimana pengaruh prioritas plafon anggaran terhadap penyusunan
anggaran belanja daerah di Kota Batam ?
4. Bagaimana pengaruh partisipasi masyarakat, politik penganggaran dan
prioritas plafon anggaran secara simultan terhadap penyusunan anggaran
belanja daerah di Kota Batam?
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian 1.3.1 Maksud Penelitian
Maksud dilakukan penelitian ini adalah untuk mengkaji dan meneliti
pengaruh dari partisipasi masyarakat, politik penganggaran dan prioritas plafon
anggaran terhadap penyusunan anggaran belanja daerah pada Pemerintah Kota
(24)
9
Indah Purnama Sari, 2013
PENGARUH PARTISIPASI MASYARAKAT, POLITIK PENGANGGARAN DAN PRIORITAS PLAFON ANGGARAN (PPA) TERHADAP PENYUSUNAN ANGGARAN BELANJA DAERAH
1.3.2 TujuanPenelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dipaparkan di muka, maka tujuan
yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui pengaruh partisipasi masyarakat terhadap penyusunan
anggaran belanja daerah di Kota Batam.
2. Untuk mengetahui pengaruh politik penganggaran terhadap penyusunan
anggaran belanja daerah di Kota Batam.
3. Untuk mengetahui pengaruh prioritas plafon anggaran terhadap
penyusunan anggaran belanja daerah di Kota Batam.
4. Untuk mengetahui pengaruh partisipasi masyarakat, politik penganggaran
dan prioritas plafon anggaran secara simultan terhadap penyusunan
anggaran belanja daerah di Kota Batam.
1.4 Kegunaan Penelitian 1.4.1 Kegunaan Akademis
1. Melalui penelitian ini dapat diketahui bagaimana tata cara penyusunan
anggaran pada Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD).
2. Menambah wawasan terkait proses penyusunan anggaran serta hal-hal
yang terkait dengan penganggaran
3. Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan referensi untuk penelitian
(25)
10
Indah Purnama Sari, 2013
PENGARUH PARTISIPASI MASYARAKAT, POLITIK PENGANGGARAN DAN PRIORITAS PLAFON ANGGARAN (PPA) TERHADAP PENYUSUNAN ANGGARAN BELANJA DAERAH
1.4.2 Kegunaan Praktis
1. Dapat mengetahui hal-hal yang mempengaruhi praktik penyusunan
anggaran secara nyata
2. Diharapkan dapat memberikan manfaat pada usaha yang dilakukan
pemerintah dalam upaya meningkatkan kualitas kinerja pengelolaan
keuangan pemerintah daerah dalam kajian anggaran pemerintah.
3. Diharapkan dapat memberi sumbangan pemikiran kepada Pemerintah
Kota Batam sebagai pertimbangan dan rekomendasi terkait penyusunan
(26)
Indah Purnama Sari, 2013
PENGARUH PARTISIPASI MASYARAKAT, POLITIK PENGANGGARAN DAN PRIORITAS PLAFON ANGGARAN (PPA) TERHADAP PENYUSUNAN ANGGARAN BELANJA DAERAH
BAB III
OBYEK DAN METODE PENELITIAN
3.1 Obyek Penelitian
“Konsep atau variabel merupakan abstraksi dari gejala, peristiwa atau masalah
yang memerlukan penyelidikan. Fenomena atau masalah penelitian yang telah
diabstraksi menjadi suatu konsep atau variabel disebut sebagai obyek penelitian” (Ulber, 2010:191). Obyek penelitian tersebut akan ditemukan melekat pada subyek
penelitian. Obyek penelitian dalam penelitian ini adalah partisipasi masyarakat
(variabel X1), politik penganggaran (variabel X2) dan prioritas plafon anggaran
(variabel X3) sebagai variabel bebas serta penyusunan anggaran belanja daerah
(variabel Y) sebagai variabel terikat. Penelitian ini dilaksanakan pada Pemerintah
Kota Batam, khususnya seluruh Satuan Perangkat Kerja Daerah (SKPD) Kota Batam.
3.2 Metode Penelitian
Menurut Ulber Silalahi (2010:192), “metode penelitian dalam arti luas merupakan cara dan prosedur yang sistemastis dan terorganisasi untuk menyelidiki
suatu masalah tertentu dengan maksud mendapatkan informasi untuk digunakan
sebagai solusi atas masalah tersebut”. Cara dimaksud dilakukan dengan
menggunakan metode ilmiah yang terdiri dari berbagai tahapan atau langkah-langkah.
Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Berdasarkan hal tersebut terdapat empat kata kunci yang perlu diperhatikan yaitu, cara ilmiah, data, tujuan dan
(27)
49
Indah Purnama Sari, 2013
PENGARUH PARTISIPASI MASYARAKAT, POLITIK PENGANGGARAN DAN PRIORITAS PLAFON ANGGARAN (PPA) TERHADAP PENYUSUNAN ANGGARAN BELANJA DAERAH
kegunaan. Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian itu didasarkan pada ciri-ciri keilmuan, yaitu rasional, empiris dan sistematis. Rasional berarti kegiatan penelitian itu dilakukan dengan cara-cara yang masuk akal, sehingga terjangkau oleh penalaran manusia. Empiris berarti cara-cara yang dilakukan dapat diamati oleh indera manusia, sehingga orang lain dapat mengamati dan mengetahui cara-cara yang digunakan. Sistematis artinya, proses yang digunakan dalam penelitian itu menggunakan langkah-langkah tertentu yang bersifat logis (Sugiyono, 2010:2).
Metode dalam penelitian ini berupa penelitian kuantitatif, yang mana pada
metode penelitian ini umumnya melibatkan proses pengumpulan data, analisis dan
interpretasi data, serta penulisan hasil penelitian. “Dalam penelitian kuantitatif
masalah yang dibawa oleh peneliti harus sudah jelas, berbeda dengan penelitian
kualitatif yang mana masih bersifat sementara dan akan berkembang setelah peneliti
memasuki lapangan” (Sugiyono,2010:31).
3.2.1 Desain Penelitian
“Desain penelitian adalah rencana dan struktur penyelidikan yang disusun
secara sedemikian rupa sehingga peneliti akan dapat memperoleh jawaban untuk
pertanyaan-pertanyaan penelitian (Ulber, 2010:180)”. Menurut Bordens & Abbott (dalam Ulber, 2010:181) „secara umum terdapat tiga tipe desain penelitian, yakni desain korelasional desain eksperimental, dan desain studi kasus‟.
Berdasarkan jenis penelitiannya, maka metode penelitian ini menggunakan
metode survei. “Metode survei digunakan untuk mendapatkan data dari tempat tertentu yang alamiah (bukan buatan), tetapi peneliti melakukan pengumpulan data,
(28)
50
Indah Purnama Sari, 2013
PENGARUH PARTISIPASI MASYARAKAT, POLITIK PENGANGGARAN DAN PRIORITAS PLAFON ANGGARAN (PPA) TERHADAP PENYUSUNAN ANGGARAN BELANJA DAERAH
misalnya mengedarkan kuesioner, test, wawancara terstruktur dan sebagainya” (Sugiyono, 2010:11).
3.2.2 Definisi dan Operasionalisasi Variabel 3.2.2.1 Definisi Variabel
Menurut Hatch dan Farhady (dalam Sugiyono, 2010:38), „teoritis variabel
dapat didefinisikan sebagai atribut seseorang, atau obyek, yang mempunyai variasi
antara satu orang dengan yang lain atau satu objek dengan objek yang lain‟. Variabel dalam penelitian ini terdiri dari variabel independen dan variabel dependen. “Variabel
independen sering disebut sebagai variabel bebas yang merupakan variabel yang
mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel
dependen (Sugiyono, 2010:39)”. Sedangkan “variabel dependen atau variabel terikat
merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya
variabel bebas” (Sugiyono, 2010:39).
Variabel Independen :
X1 : Partisipasi Masyarakat
X2 : Politik Penganggaran
X3 : Prioritas dan Plafon Anggaran
Variabel Dependen
(29)
51
Indah Purnama Sari, 2013
PENGARUH PARTISIPASI MASYARAKAT, POLITIK PENGANGGARAN DAN PRIORITAS PLAFON ANGGARAN (PPA) TERHADAP PENYUSUNAN ANGGARAN BELANJA DAERAH
3.2.2.2 Operasionalisasi Variabel
Operasionalisasi variabel atau disebut pengoperasian konsep menurut
Jogiyanto (2008:62) adalah “menjelaskan karakteristik dari obyek (properti) ke dalam
elemen-elemen (elements) yang dapat diobservasi yang menyebabkan konsep dapat
diukur dan dioperasionalkan di dalam riset”.
Dalam penelitian ini operasionalisasi dari masing-masing variabel dapat
dilihat pada tabel berikut :
Tabel 3.1
Operasionalisasi Variabel
Variabel Dimensi Indikator Butir Skala
Partisipasi Masyarakat (X1)
(UNDP dalam Muhlis Madani, 2011:74)
Keikutsertaan
Peran aktif 1,2
Ordinal
Public Hearing 3,4 Sosialisasi 5,6
Menjamin Perda Sesuai kenyataan hidup dalam Masyarakat 7,8 Menumbuhkan rasa Sense of
belonging 9,10 Sense of
responsibility 11,12
Politik Penganggaran (X2)
(Ginandjar Ketua Dewan Pakar ICMI dalam Krisman Purwoko, 2010)
Prioritasisasi
anggaran Alokasi dana 3,9
Ordinal Peraturan Kejelasan
peraturan 1,4
Kewenangan
komitmen 5,6,7
Kesejahteraan
(30)
52
Indah Purnama Sari, 2013
PENGARUH PARTISIPASI MASYARAKAT, POLITIK PENGANGGARAN DAN PRIORITAS PLAFON ANGGARAN (PPA) TERHADAP PENYUSUNAN ANGGARAN BELANJA DAERAH
Prioritas dan Plafon Anggaran (X3)
(Perda Kota Batam No.7 Tahun 2006)
Prioritas Skala proritas 1,2,5
Ordinal
Plafon Standar Biaya 3,4
Penyusunan Anggaran Daerah (Y)
(Rahardjo Adisasmita, 2011:49) Koordinasi Keterlibatan perangkat daerah 1,2 Ordinal Interpedensi 3,4
Directing dan
pengendalian 13,14
Efisiensi dan Keadilan
Terpenuhinya barang dan jasa
publik
5,7
Prioritas Belanja
Keselarasan
program 6,8
Transparansi dan Akuntabilitas
Aksebilitas
rincian APBD 9,10 Laporan
realisasi APBD 11,12
3.2.3 Populasi dan Sampel Penelitian
“Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya” (Sugiyono, 2013:61). Adapun yang
menjadi populasi dari penelitian ini adalah seluruh Satuan Kerja Perangkat Daerah
(SKPD) Kota Batam diantaranya dinas, badan, kantor dan juga kecamatan dapat
(31)
53
Indah Purnama Sari, 2013
PENGARUH PARTISIPASI MASYARAKAT, POLITIK PENGANGGARAN DAN PRIORITAS PLAFON ANGGARAN (PPA) TERHADAP PENYUSUNAN ANGGARAN BELANJA DAERAH
Tabel 3.2
Daftar SKPD Kota Batam
No Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD)
1 Dinas Kelautan, Perikanan, Pertanian dan Kehutanan 2 Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil
3 Dinas Pekerjaan Umum 4 Dinas Pendidikan 5 Dinas Tata Kota
6 Dinas Pariwisata dan Kebudayaan 7 Dinas Pendapatan Daerah
8 Dinas Perhubungan 9 Dinas Kesehatan
10 Dinas Kebersihan dan Pertamanan 11 Dinas Sosial dan Pemakaman 12 Dinas Tenaga Kerja
13 Dinas Pemberdayaan Masyarakat, Pasar, Koperasi dan Usaha Kecil 14 Dinas Perindustrian, Perdagangan, Energi dan Sumber Daya
15 Inspektorat Daerah Kota
16 Badan Pengendalian Dampak Lingkungan 17 Badan Kepegawaian dan Pendidikan Pelatihan
18 Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat 19 Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana 20 Badan Komunikasi dan Informatika
21 Badan Penanaman Modal 22 Badan Pertanahan Daerah
23 Badan Perencanaan Pembangunan Daerah 24 Kantor Perpustakaan Umum dan Arsip 25 Kantor Pemuda dan Olahraga
26 Kantor Pemadam Kebakaran 27 Kantor Satuan Pamong Praja 28 Bagian Bina Program
29 Bagian Hukum 30 Bagian Keuangan
31 Bagian Perlengkapan Aset 32 Bagian Protokol
33 Bagian Hubungan Masyarakat 34 Bagian Kesejahteraan Masyarakat 35 Bagian Organisasi dan Tata Laksana 36 Bagian Tata Pemerintah
(32)
54
Indah Purnama Sari, 2013
PENGARUH PARTISIPASI MASYARAKAT, POLITIK PENGANGGARAN DAN PRIORITAS PLAFON ANGGARAN (PPA) TERHADAP PENYUSUNAN ANGGARAN BELANJA DAERAH
38 Bagian Umum Sekretariat Daerah Kota Batam 39 Kecamatan Belakang Padang
40 Kecamatan Batu Ampar 41 Kecamatan Sekupang 42 Kecamatan Nongsa 43 Kecamatan Bulang 44 Kecamatan Lubuk Baja 45 Kecamatan Sungai Beduk 46 Kecamatan Galang 47 Kecamatan Bengkong 48 Kecamatan Batam Kota 49 Kecamatan Sagulung 50 Kecamata Batu Aji 51 RS Umum Daerah
Sumber : Website Pemerintah Kota Batam
“Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut” (Sugiyono, 2010:81). Teknik pengambilan sampel dalam
penelitian ini adalah nonprobability sampling dengan sampling jenuh dimana semua
anggota populasi digunakan sebagai sampel. Besaran atau ukuran sampel minimal
akan sangat bergantung pada besaran tingkat ketelitian atau kesalahan yang
diinginkan peneliti. Namun dalam hal tingkat kesalahan, pada penelitian sosial
maksimal tingkat kesalahannyan adalah 5% (0,05). Adapun total sampel minimal
pada penelitian ini dihitung menurut Rumus Slovin, sebagai berikut :
=
= 45,23282 = 46 sampel
(33)
55
Indah Purnama Sari, 2013
PENGARUH PARTISIPASI MASYARAKAT, POLITIK PENGANGGARAN DAN PRIORITAS PLAFON ANGGARAN (PPA) TERHADAP PENYUSUNAN ANGGARAN BELANJA DAERAH
Dimana :
n = Sampel N = Populasi
e = Tingkat Kesalahan
Mengacu kepada perhitungan total sampel minimal dari penelitian ini,
proporsi untuk tiap bentuk SKPD adalah sebagai berikut :
Dinas = 12 SKPD Inspektorat = 1 SKPD Kantor = 4 SKPD Bagian = 10 SKPD Badan = 7 SKPD Kecamatan = 11 SKPD RSUD = 1 SKPD
Jumlah 46 SKPD
3.2.4 Teknik Pengumpulan Data
Menurut Sugiyono (2010:137) “terdapat dua hal utama yang mempengaruhi kualitas data hasil penelitian, yaitu kualitas instrumen penelitian dan kualitas
pengumpulan data. Untuk pengumpulan data dapat dilakukan dalam berbagai setting,
berbagai sumber dan berbagai cara”. Sumber data yang digunakan dalam penelitian
ini adalah sumber data primer. Sumber primer adalah sumber data yang langsung
memberikan data kepada pengumpul data. Sedangkan teknik pengumpulan data yang
akan digunakan penulis dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan kuesioner
(angket).
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang efisien bila peneliti tahu dengan pasti variable yang akan diukur dan tahu apa
(34)
56
Indah Purnama Sari, 2013
PENGARUH PARTISIPASI MASYARAKAT, POLITIK PENGANGGARAN DAN PRIORITAS PLAFON ANGGARAN (PPA) TERHADAP PENYUSUNAN ANGGARAN BELANJA DAERAH
yang bisa diharapkan dari reponden. Selain itu, kuesioner juga cocok digunakan bila jumlah responden cukup besar dan tersebar di wilayah yang luas. Kuesioner dapat berupa pertanyaan tertutup atau pertanyaan terbuka, dapat diberikan kepada responden secara langsung atau dikirim melalui pos atau internet (Sugiyono, 2010: 142).
Penyebaran kuesioner pada penelitian ini diserahkan secara langsung oleh
peneliti kepada responden dengan pertimbangan agar terjadi kontak langsung antara
peneliti dan responden. Di dalam penelitian ini, kuesioner dibagi menjadi empat
bagian, yaitu kuesioner yang pertanyaannya berkaitan dengan partisipasi masyarakat
sebagai variabel X1 dengan responden pengurus Lembaga Swadaya Masyarakat
(LSM) Kota Batam dengan pertimbangan bahwa LSM merupakan perwakilan
masyarakat yang terlibat dalam proses penyusunan anggaran daerah. Untuk variabel
politik penganggaran dan prioritas plafon anggaran sebagai variabel X2, dan X3 serta
kuesioner dengan pertanyaan yang berkaitan dengan penyusunan anggaran belanja
daerah sebagai variabel Y diberikan kepada bagian perencanaan/program dengan
pertimbangan bahwa bagian tersebut merupakan pihak yang terlibat langsung secara
teknis dalam penyusunan anggaran pada masing-masing SKPD.
Kuesioner pada penelitian ini menggunakan Skala Likert, dimana “skala ini digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok
orang tentang fenomena sosial (Sugiyono,2010:93)”. Jawaban pada setiap instrumen yang menggunakan skala ini mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat
negatif, yang dapat berupa kata-kata. Untuk keperluan analisis kuantitatif, maka
(35)
57
Indah Purnama Sari, 2013
PENGARUH PARTISIPASI MASYARAKAT, POLITIK PENGANGGARAN DAN PRIORITAS PLAFON ANGGARAN (PPA) TERHADAP PENYUSUNAN ANGGARAN BELANJA DAERAH
Tabel 3.3
Skor Jawaban pada Skala Likert
Uraian Skor Pernyatan
Positif
Skor Pernyatan Negatif
Sangat setuju/selalu/sangat positif 5 1
Setuju/sering/positif 4 2
Ragu-ragu/kadang-kadang/netral 3 3 Tidak setuju/hampir tidak pernah/ negatif 2 4 Sangat tidak setuju/tidak pernah/sangat
negative
1 5
Sugiyono (2010:133) juga menjelaskan kriteria interpretasi skor berdasarkan
jawaban responden dapat ditentukan sebagai berikut, “skor maksimum setiap
kuesioner adalah 5 dan skor minimum adalah 1, atau berkisar 20% sampai 100%
maka antara skor yang berdekatan adalah 16% [100%-20%)/5]. Sehingga dapat
diperoleh kriteria sebagai berikut :
Tabel 3.4 Interpretasi Skor
Hasil Kriteria
20% - 35,99% Tidak Baik/Tidak Efektif 36% - 51,99% Kurang Baik/Kurang Efektif 52% - 67,99% Cukup Baik/Cukup Efektif 68% - 83,99% Baik/Efektif
84% - 100% Sangat Baik/Sangat Efektif
Sumber : Sugiyono (2010:133)
3.2.5 Teknik Analisis Data
Dalam penelitian kuantitatif, analisis data merupakan kegiatan setelah data
dari seluruh responden atau sumber data lain terkumpul. Kegiatan dalam analisis data
ini adalah mengelompokkan data berdasarkan variabel dan jenis responden,
(36)
58
Indah Purnama Sari, 2013
PENGARUH PARTISIPASI MASYARAKAT, POLITIK PENGANGGARAN DAN PRIORITAS PLAFON ANGGARAN (PPA) TERHADAP PENYUSUNAN ANGGARAN BELANJA DAERAH
variabel yang diteliti, melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah
diajukan.
Teknik analisis data dalam penelitian kuantitatif menggunakan statistik.
Menurut Sugiyono (2010:147) “Terdapat dua macam statistik yang digunakan untuk
analisis data dalam penelitian, yaitu statistik deskriptif dan statistik inferensial”. Pada penelitian ini untuk melakukan analisis data dilakukan dengan menggunakan statistik
inferensial. “Statistik inferensial, (sering disebut juga statistik induktif atau statistik probabilitas), adalah teknik statistik yang digunakan untuk menganalisis data sampel
dan hasilnya diberlakukan untuk populasi”.
3.2.5.1 Uji Validitas dan Uji Reabilitas a. Uji Validitas
“Validitas adalah kebenaran dan keabsahan instrumen penelitian yang
digunakan. Suatu alat pengukur dinyatakan valid apabila alat tersebut dipakai
untuk mengukur sesuai dengan kegunaannya” (Moh.Pabundu Tika, 2006:65).
Uji validitas dalam penelitian ini yaitu dengan pengujian validitas konstruksi
dengan analisis faktor. Pengujian validitas tiap butir digunakan analisis item,
yang mengkorelasikan skor tiap butir dengan skor total yang merupakan
jumlah skor tiap butir. Dalam analisis item ini Masrun (dalam Sugiyono,
2010:133) menyatakan “teknik korelasi untuk menentukan validitas item ini
sampai sekarang merupakan teknik yang paling banyak digunakan”.
(37)
59
Indah Purnama Sari, 2013
PENGARUH PARTISIPASI MASYARAKAT, POLITIK PENGANGGARAN DAN PRIORITAS PLAFON ANGGARAN (PPA) TERHADAP PENYUSUNAN ANGGARAN BELANJA DAERAH
Masrun menyatakan “Item yang mempunyai korelasi positif dengan kriterium
(skor total) serta korelasi yang tinggi, menunjukkan bahwa item tersebut
memiliki validitas yang tinggi pula. Dalam menentukan apakah item
dinyatakan valid atau tidak valid harus dicari dulu nilai rtabel-nya, selanjutnya
dibandingkan antara rhitung dengan rtabel. Jadi apabila korelasi antar butir
dengan skor total kurang dari nilai rtabel, maka butir dalam instrumen tersebut
dinyatakan tidak valid. Untuk mengetahui nilai korelasi, digunakan rumus
Product Moment oleh Karel Pearson sebagai berikut :
∑ ∑ ∑
√{ ∑ ∑ }{ ∑ ∑ }
Nilai korelasi dikatakan valid apabila nilainya lebih besar dibandingkan
dengan tabel r product moment, sebaliknya apabila lebih kecil, instrumen
tidak realibel. Untuk penelitian ini dengan jumlah sampel 51 maka nilai r pada
tabel product momentadalah 0,279.
b. Uji Reabilitas
Uji realibilitas berguna untuk menetapkan apakah instrumen yang dalam
hal ini kuesioner dapat digunakan lebih dari satu kali, paling tidak oleh
responden yang sama. Uji realibilita untuk alternatif jawaban lebih dari dua
dapat digunakan rumus Cronbach’s Alpha (Husein Umar, 57-61) sebagai berikut :
(38)
60
Indah Purnama Sari, 2013
PENGARUH PARTISIPASI MASYARAKAT, POLITIK PENGANGGARAN DAN PRIORITAS PLAFON ANGGARAN (PPA) TERHADAP PENYUSUNAN ANGGARAN BELANJA DAERAH
( ) ∑
Dimana:
r11 = realibilitas instrumen
k = banyak butir pertanyaan
σt2 = varian total
Σσb2 = jumlah varian total
Untuk mengihutung nilai varians rumus yang digunakan :
∑ ∑
Dimana:
n = jumlah responden
X = nilai skor yang dipilih (total nlai dari nomor-nomor butir pertanyaan
Metode pengambilan keputusan untuk uji reliabilitas biasanya
menggunakan batasan 0,6. Menurut Umar Sekaran (dalam Duwi Priyatni,
2012:108), reliabilitas kurang dari 0,6 adalah kurang baik, sedangkan 0,7
dapat diterima dan diatas 0,8 adalah baik.
c. Transformasi Data (Data Ordinal ke Data Interval)
Data yang diperoleh melalui kuesioner berupa data ordinal, maka untuk
keperluan pengolahan data secara statistika data dengan skala ordinal tersebut
(39)
61
Indah Purnama Sari, 2013
PENGARUH PARTISIPASI MASYARAKAT, POLITIK PENGANGGARAN DAN PRIORITAS PLAFON ANGGARAN (PPA) TERHADAP PENYUSUNAN ANGGARAN BELANJA DAERAH
digunakan Method Succesive Interval (MSI). Langkah-langkah operasional
metode ini dipaparkan sebagai berikut (Husein Umar, 2008:174) :
1. Tentukan frekuensi tiap skor pertanyaan. Untuk semua item pertanyaan, dihitung frekuensi jawabannya, berapa responden yang menjawab untuk mendapatkan masing-masing skor 1,2,3,4, atau 5. Asumsikan alternatif jawaban hanya 5.
2. Tentukan proporsi (p) tiap skor jawaban dengan cara membagi frekuensi dengan jumlah responden.
3. Tentukan proporsi (p) tiap skor jawaban secara kumulatif.
4. Hitung nilai Z untuk setiap proporsi kumulatif dari tiap skor dengan menggunakan tabel distribusi normal.
5. Tentukan nilai densitas yang diambil dari nilai Z untuk setiap skor dengan mnggunakan tabel Densitas.
6. Tentukan nilai skala (NS) untuk setiap nilai Z dengan rumus : NS = (A-B) / (C-D)
Dimana:
A = nilai densitas pada skor sebelum skor yang diamati B = nilai densitas pada skor yang diamati
C = nilai probabilitas kumulatif pada skor yang diamati
D = nilai probabilitas kumulatif pada skor sebelum skor yang diamati
7. Tentukan nilai transformasi dengan menggunakan rumus : NT = NS + (1 + |NSmin|)
Dimana |NSmin| adalah harga mutlak NS yang paling kecil dari skor yang tersedia.
3.2.5.3 Uji Asumsi Klasik a. Uji Normalitas
Uji Normalitas berguna untuk mengetahui apakah variabel dependen,
independen, atau keduanya berdistribusi normal, mendekati normal atau tidak.
Jika data ternyata tidak berdistribusi normal, analisis nonparametik dapat
digunakan. Jika data berdistribusi normal, analisis parametik termasuk
(40)
62
Indah Purnama Sari, 2013
PENGARUH PARTISIPASI MASYARAKAT, POLITIK PENGANGGARAN DAN PRIORITAS PLAFON ANGGARAN (PPA) TERHADAP PENYUSUNAN ANGGARAN BELANJA DAERAH
atau tidak dapat diketahui dengan menggambarkan penyebaran data melalui
sebuah grafik. Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah
garis diagonalnya, model regresi memenuhi asumsi normalitas. Uji
kenormalan juga bisa dilakukan tidak berdasarkan grafik, misalnya Uji
Kolmogorov Smirnov (Umar Husein, 2008:79).
b. Multikolinieritas
Menurut Erwan Agus P dan Dyah Ratih S (2011:198) “Penggunaan uji
multikolinearitas bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya satu atau lebih
variabel bebas mempunyai hubungan dengan variabel bebas lainnya”.
Menurut Gujarati “ada rules of thumb bahwa suatu model mengandung
masalah multikolinieritas apabila model tersebut memiliki R2 tinggi (misalnya
di atas 0,8), tetapi tingkat signifikan variabel-variabel penjelasannya
berdasarkan uji t statistik sangat sedikit.
Cara yang paling mudah untuk mengatasi masalah multikolinieritas adalah
menghilangkan/men-drop salah satu atau beberapa variabel yang memiliki
korelasi tinggi dalam model regresi. Cara lain bisa dengan menanbah data
penelitian, cara ini bermanfaat jika masalah multikolinieritas akibat kesalahan
sampel. Selanjutnya cara ketiga untuk menghilangkan masalah
multikolinieritas adalah nilai variabel yang digunakan mundur satu tahun.
Misal :
(41)
63
Indah Purnama Sari, 2013
PENGARUH PARTISIPASI MASYARAKAT, POLITIK PENGANGGARAN DAN PRIORITAS PLAFON ANGGARAN (PPA) TERHADAP PENYUSUNAN ANGGARAN BELANJA DAERAH
Menjadi :
Y = a + β1X1(t-1)+ β2X2(t-2) + e
c. Uji Heteroskedastisitas
Menurut Erwan Agus P dan Dyah Ratih S (2011:199) Suatu model regresi
mengandung masalah heteroskedastisitas artinya varian variabel dalam model
tersebut tidak konstan. Diagnosa adanya masalah heteroskedastisitas adalah
dengan uji korelasi ranking Spearman. Pengujian ini menggunakan distribusi
“t” dengan membandingkan nilai thitung dengan ttabel. Jika nilai hitung lebih
besar dari nilai tabel maka menolak Ho dan menerima Ha, artinya model
regresi mengandung masalah heteroskedastisitas.
Salah satu cara untuk menghilangkan masalah heteroskedastisitas adalah
mentransformasi nilai variabel menjadi bentuk logaritma.
Misal :
Y = a + β1X1+ β2X2 + e
Menjadi :
ln Y = ln a + β1lnX1 + β2lnX2 + e
d. Uji Otokorelasi
Menurut Erwan Agus P dan Dyah Ratih S (2011:200) Uji otokorelasi
bertujuan untuk mendeteksi apakah variabel pengganggu pada suatu periode
(42)
64
Indah Purnama Sari, 2013
PENGARUH PARTISIPASI MASYARAKAT, POLITIK PENGANGGARAN DAN PRIORITAS PLAFON ANGGARAN (PPA) TERHADAP PENYUSUNAN ANGGARAN BELANJA DAERAH
model dikatakan tidak mengandung masalah otokorelasi apabila pengaruh
faktor pengganggu yang terjadi dalam suatu periode waktu pengamatan tidak
terpengaruh oleh periode lainnya. Sebaiknya masalah otokorelasi muncul
ketika terdapat saling ketergantungan antara faktor pengganggu yang
berhubungan dengan periode pengamatan. Masalah otokorelasi menyebabkan
parameter yang diestimasi akan bias dan variansnya tidak minimal. Uji
terhadap ada tidaknya masalah otokorelasi yang paling popular adalah Uji
Durbin Watson (DW test). Keunggulan utama uji otokorelasi dengan uji DW
adalah uji ini didasarkan pada residual yang ditaksir dan berbagai paket
software computer telah menampilkan nilai DW statistik.
3.2.5.2 Rancangan Pengujian Hipotesis
a. Analisis Regresi Berganda
Dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda sebagai alat
statistik untuk pengujian hipotesis. “Analisis regresi ganda digunakan oleh peneliti, bila peneliti bermaksud meramalkan bagaimana keadaan (naik turunnya) variabel
dependen (kriterium), bila dua atau lebih variabel independen sebagai faktor prediktor
dimanipulasi (dinaik turunkan nilainya)”. Jadi analisis regresi anda akan dilakukan bila jumlah variabel independennya minimal dua. Berikut persamaan regresi untuk
penelitian ini adalah :
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3
(43)
65
Indah Purnama Sari, 2013
PENGARUH PARTISIPASI MASYARAKAT, POLITIK PENGANGGARAN DAN PRIORITAS PLAFON ANGGARAN (PPA) TERHADAP PENYUSUNAN ANGGARAN BELANJA DAERAH
Y = Penyusunan Anggaran Kota Batam a = Harga Konstan
b = Koefisien Regresi X1 = Partisipasi Masyarakat
X2 = Politik Penganggaran
X3 = Prioritas dan Plafon Anggaran
Hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Ho1 : ρ = 0, partisipasi masyarakat tidak berpengaruh positif terhadap
penyusunan anggaran belanja daerah Kota Batam
Ha1 : ρ ≠ 0, partisipasi masyarakat berpengaruh positif terhadap
penyusunan anggaran Kota Batam.
2. Ho2 : ρ = 0, politik penganggaran tidak berpengaruh negatif terhadap
penyusunan anggaran Kota Batam
Ha2 : ρ ≠ 0, politik penganggaran berpengaruh negatif terhadap
penyusunan anggaran Kota Batam.
3. Ho3 :ρ = 0, prioritas plafon anggaran tidak berpengaruh positif terhadap
penyusunan anggaran Kota Batam.
Ha3 : ρ ≠ 0, prioritas plafon anggaran berpengaruh positif terhadap
penyusunan anggaran Kota Batam.
4. Ho4 : ρ = 0, partisipasi masyarakat, politik penganggaran dan prioritas
palfon anggaran secara simultan tidak berpengaruh terhadap penyusunan
(44)
66
Indah Purnama Sari, 2013
PENGARUH PARTISIPASI MASYARAKAT, POLITIK PENGANGGARAN DAN PRIORITAS PLAFON ANGGARAN (PPA) TERHADAP PENYUSUNAN ANGGARAN BELANJA DAERAH
Ha4 : ρ ≠ 0, partisipasi masyarakat, politik penganggaran dan prioritas
palfon anggaran secara simultan berpengaruh terhadap penyusunan
anggaran Kota Batam.
b. Uji Statistik F
Nilai statistik f menunjukkan apakah semua variabel independen yang
dimasukkan dalam persamaan/model regresi secara bersamaan berpengaruh terhadap
variabel dependen. Nilai statistik F juga dapat dilihat dari output regresi yang
dihasilkan oleh SPSS. Adapun formulasi untuk pengujian hipotesis adalah sebagai
berikut :
1. Jika nilai Fhitung ≥ nilai Ftabel, maka hipotesis nol ditolak, artinya
partisipasi masyarakat, politik penganggaran dan prioritas plafon
anggaran secara simultan berpengaruh terhadap penyusunan anggaran
belanja daerah Kota Batam.
2. Jika nilai Fhitung < nilai Ftabel, maka hipotesis nol diterima, artinya
partisipasi masyarakat, politik penganggaran dan prioritas plafon
anggaran secara simultan tidak berpengaruh terhadap penyusunan
anggaran belanja daerah Kota Batam.
c. Analisis Koefisien Determinasi
Analisis R2 (Adjusted R Square) atau koefisien determinasi digunakan untuk
mengetahui seberapa besar prosentase sumbangan pengaruh variabel independen
(45)
Indah Purnama Sari, 2013
PENGARUH PARTISIPASI MASYARAKAT, POLITIK PENGANGGARAN DAN PRIORITAS PLAFON ANGGARAN (PPA) TERHADAP PENYUSUNAN ANGGARAN BELANJA DAERAH
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan dengan ditunjang teori dan
analisis data serta pembahasan yang dikemukakan sebelumnya, maka dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut :
1. Partisipasi masyarakat secara parsial berpengaruh positif terhadap
penyusunan anggaran belanja daerah di Kota Batam.
2. Politik penganggaran secara parsial berpengaruh negatif terhadap
penyusunan anggaran belanja daerah di Kota Batam. Hal ini disebabkan
masih kurangnya pengetahuan dalam menentukan program yang sesuai
dengan kebutuhan publik.
3. Prioritas Plafon Anggaran (PPA) secara parsial berpengaruh positif
terhadap penyusunan anggaran belanja daerah di Kota Batam.
4. Partisipasi masyarakat, politik penganggaran dan Prioritas Plafon
Anggaran (PPA) secara simultan berpengaruh positif terhadap
(46)
114
Indah Purnama Sari, 2013
PENGARUH PARTISIPASI MASYARAKAT, POLITIK PENGANGGARAN DAN PRIORITAS PLAFON ANGGARAN (PPA) TERHADAP PENYUSUNAN ANGGARAN BELANJA DAERAH
5.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan penelitian, peneliti mengemukakan beberapa saran
sebagai berikut :
1. Pemerintah Kota Batam diharapkan dapat mempertahankan dan
meningkatkan peran serta dari masyarakat dalam proses penganggaran
daerah khususnya penyusunan anggaran belanja, serta Pemerintah Daerah
diharapkan kedepan dalam penyusunan program daerah dapat
meningkatkan perhatiannya terhadap kebutuhan masyarakat.
2. Dalam penyusunan anggaran daerah diharapkan dari pihak instansi
pemerintah daerah Kota Batam dapat meningkatkan pengetahuannya
dalam melakukan politik penganggaran/tawar menawar yang berlandaskan
pada prioritas nasional dan kebutuhan publik.
3. Pemerintah Kota Batam diharapkan dapat terus memperhatikan Prioritas
dan Plafon Anggaran (PPA) sebagai pedoman dalam menentukan arah
(47)
Indah Purnama Sari, 2013
PENGARUH PARTISIPASI MASYARAKAT, POLITIK PENGANGGARAN DAN PRIORITAS PLAFON ANGGARAN (PPA) TERHADAP PENYUSUNAN ANGGARAN BELANJA DAERAH
DAFTAR PUSTAKA
Agus Riyanto. (2012). “Politik Anggaran Provinsi Jawa Tengah: Analisis Realisasi APBD Provinsi Jawa Tengah Tahun Anggaran 2008-2010”. Junal Imu Politk
Hubungan Internasional. 12.
Arif Hidayat. (2011). “Analisis Poltik Hukum Partisipasi Masyarakat dalam Sistem
Penganggaran Daerah di Indonesia Pasca Reformasi”. Pandecta, Volume 6. Nomor 1 Januari 2011.
Deddi N dan Ayuningtyas H. (2010). Akuntansi Sektor Publik Edisi 2. Jakarta:Salemba Empat.
Dwi Priyatno. (2012). Belajar Praktis Analisis Parametik dan Non Parametik Dengan SPSS. Yogyakarta: Penerbit Gava Media.
Edstrom Judith dan Hoff, R.V.D. (2009). Kajian Akademis Reformasi Organisasi Pengelolaan Keuangan Daerah Seri Manajemen Pelayanan Publik. Local Governance Support Program.
Erwan, A.P. dan Dyah, R.S. (2011). Metode Penelitian Kuantitaif Untuk Administrasi Publik dan Masalah-masalah Sosial. Gava Media:Yogyakarta
Henry Faizal Noor. (2013). Ekonomi Publik, Ekonomi untuk Kesejahteraan Rakyat.
Akademia Permata:Jakarta.
Hesti Puspitosari et al. (2006). Marginalisasi Rakyat Dalam Anggaan Publik-Partispasi Rakyat Dalam Menyusun Anggaran Publik di Daerah. YAPPIKA: Jakarta.
Husein, Umar. (2008). Desain Penelitian Akuntansi Keperilakukan. PT. Rajagrafindo Persada : Jakarta
Ida Bagus, A.D. (2010). Penganggaran Perusahaan Teori dan Aplikasi. Yogyakarta : Graha Ilmu.
(48)
Indah Purnama Sari, 2013
PENGARUH PARTISIPASI MASYARAKAT, POLITIK PENGANGGARAN DAN PRIORITAS PLAFON ANGGARAN (PPA) TERHADAP PENYUSUNAN ANGGARAN BELANJA DAERAH
Indra Bastian. (2006). Akuntansi Sektor Publik : Suatu Pengantar. Erlangga : Jakarta.
Jogiyanto. (2007). Metodologi Penelitian Bisnis Salah Kaprah dan Pengalaman-pengalaman. BPFE:Yogyakarta
Krisler, B.O. dan Icuk, R.B. (2006). Pengaruh Partisipasi Anggaran dan Job Relevant Information (JRI) terhadap Informasi Asimetris (Studi pada Badan Layanan Umum Universitas Negeri di Kota Purwokerto Jawa Tengah).
Simposium Nasional Akuntansi 9 Padang K-AMEN 09.
Krisman Purwoko. (2010). Ginandjar: Pembahasan RAPBN-P 2010 Momentum Pelurusan Politik Anggaran. [Online]. Tersedia: http://www.republika.co.id/berita/breaking-news/ekonomi/10/04/06/109564-ginandjar-pembahasan-rapbn-p-2010-momentum-pelurusan-politik-anggaran [17 Maret 2013]
Mardiasmo. (2004). Akuntansi Sektor Publik. Yogyakarta:ANDI
Moh. Pabundu Tika. (2006). Metodologi Riset Bisnis. Bumi Aksara:Jakarta.
Peraturan Daerah Kota Batam Nomor 7 Tahun 2006 tentang Pokok-Pokok Pengelolaan dan Pertanggungjawaban Keuangan Daerah
Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 37 Tahun 2012 tentang Pedoman Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2013
R.A. Supriyono. (2001). Akuntansi Manajemen 3 : Proses Pengendalian Manajemen. Yogyakarta : BPFE STIE YKPN
Rahardjo Adisasmita. (2011). Pengelolaan Pendapatan & Anggaran Daerah. Graha Ilmu:Yogyakarta.
(49)
Indah Purnama Sari, 2013
PENGARUH PARTISIPASI MASYARAKAT, POLITIK PENGANGGARAN DAN PRIORITAS PLAFON ANGGARAN (PPA) TERHADAP PENYUSUNAN ANGGARAN BELANJA DAERAH
Rodee, C.C. et al. (2009). Introduction to Political Science. Jakarta:PT. Grafindo Persada
Silalahi, Ulber. 2010. Metode Penelitian Sosial. Bandung: PT. Refika Aditama
Sopanah (2009). Studi Fenomenologis: Menguak Partisipasi Masyarakat dalam Proses Penyusunan APBD
Sopanah (2012). Ceremonial Budgeting Dalam Perencanaan Penganggaran Daerah : Sebuah Keindahan yang Menipu
Suandy, Erly. 2005. Hukum Pajak Edisi Tiga. Jakarta : Salemba Empat.
Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Alfabeta:Bandung
Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Bisnis. Alfabeta:Bandung.
Sugiyono. (2013). Statistika untuk Penelitian. Alfabeta: Bandung.
Sunarto, W.S.J. (2012). Menakar APBD Kota Batam 2012. [Online]. Tersedia:
http://www.haluankepri.com/opini-/23514-menakar-apbd-kota-batam-2012.html [27 Mei 2013]
Surat Edaran Bersama Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional dan Menteri Keuangan Nomor 0142/M.PPN/06/2009 tentang Pedoman Reformasi Perencanaan dan Penganggaran
Surya, M.N. (2013). Kebijakan Politik Anggaran Pro Rakyat. [Online]. Tersedia: http://www.batampos.co.id/27/05/2013/kebijakan-politik-anggaran-pro-rakyat [27 mei 2013]
(1)
66
Ha4 : ρ ≠ 0, partisipasi masyarakat, politik penganggaran dan prioritas palfon anggaran secara simultan berpengaruh terhadap penyusunan anggaran Kota Batam.
b. Uji Statistik F
Nilai statistik f menunjukkan apakah semua variabel independen yang dimasukkan dalam persamaan/model regresi secara bersamaan berpengaruh terhadap variabel dependen. Nilai statistik F juga dapat dilihat dari output regresi yang dihasilkan oleh SPSS. Adapun formulasi untuk pengujian hipotesis adalah sebagai berikut :
1. Jika nilai Fhitung ≥ nilai Ftabel, maka hipotesis nol ditolak, artinya
partisipasi masyarakat, politik penganggaran dan prioritas plafon anggaran secara simultan berpengaruh terhadap penyusunan anggaran belanja daerah Kota Batam.
2. Jika nilai Fhitung < nilai Ftabel, maka hipotesis nol diterima, artinya
partisipasi masyarakat, politik penganggaran dan prioritas plafon anggaran secara simultan tidak berpengaruh terhadap penyusunan anggaran belanja daerah Kota Batam.
c. Analisis Koefisien Determinasi
Analisis R2 (Adjusted R Square) atau koefisien determinasi digunakan untuk
mengetahui seberapa besar prosentase sumbangan pengaruh variabel independen secara bersama-sama terhadap variabel dependen.
(2)
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan dengan ditunjang teori dan analisis data serta pembahasan yang dikemukakan sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Partisipasi masyarakat secara parsial berpengaruh positif terhadap
penyusunan anggaran belanja daerah di Kota Batam.
2. Politik penganggaran secara parsial berpengaruh negatif terhadap
penyusunan anggaran belanja daerah di Kota Batam. Hal ini disebabkan masih kurangnya pengetahuan dalam menentukan program yang sesuai dengan kebutuhan publik.
3. Prioritas Plafon Anggaran (PPA) secara parsial berpengaruh positif
terhadap penyusunan anggaran belanja daerah di Kota Batam.
4. Partisipasi masyarakat, politik penganggaran dan Prioritas Plafon
Anggaran (PPA) secara simultan berpengaruh positif terhadap penyusunan anggaran belanja daerah di Kota Batam.
(3)
114
5.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan penelitian, peneliti mengemukakan beberapa saran sebagai berikut :
1. Pemerintah Kota Batam diharapkan dapat mempertahankan dan
meningkatkan peran serta dari masyarakat dalam proses penganggaran daerah khususnya penyusunan anggaran belanja, serta Pemerintah Daerah diharapkan kedepan dalam penyusunan program daerah dapat meningkatkan perhatiannya terhadap kebutuhan masyarakat.
2. Dalam penyusunan anggaran daerah diharapkan dari pihak instansi
pemerintah daerah Kota Batam dapat meningkatkan pengetahuannya dalam melakukan politik penganggaran/tawar menawar yang berlandaskan pada prioritas nasional dan kebutuhan publik.
3. Pemerintah Kota Batam diharapkan dapat terus memperhatikan Prioritas
dan Plafon Anggaran (PPA) sebagai pedoman dalam menentukan arah penyusunan anggaran belanja daerah.
(4)
DAFTAR PUSTAKA
Agus Riyanto. (2012). “Politik Anggaran Provinsi Jawa Tengah: Analisis Realisasi
APBD Provinsi Jawa Tengah Tahun Anggaran 2008-2010”. Junal Imu Politk
Hubungan Internasional. 12.
Arif Hidayat. (2011). “Analisis Poltik Hukum Partisipasi Masyarakat dalam Sistem Penganggaran Daerah di Indonesia Pasca Reformasi”. Pandecta, Volume 6. Nomor 1 Januari 2011.
Deddi N dan Ayuningtyas H. (2010). Akuntansi Sektor Publik Edisi 2.
Jakarta:Salemba Empat.
Dwi Priyatno. (2012). Belajar Praktis Analisis Parametik dan Non Parametik
Dengan SPSS. Yogyakarta: Penerbit Gava Media.
Edstrom Judith dan Hoff, R.V.D. (2009). Kajian Akademis Reformasi Organisasi
Pengelolaan Keuangan Daerah Seri Manajemen Pelayanan Publik. Local
Governance Support Program.
Erwan, A.P. dan Dyah, R.S. (2011). Metode Penelitian Kuantitaif Untuk Administrasi
Publik dan Masalah-masalah Sosial. Gava Media:Yogyakarta
Henry Faizal Noor. (2013). Ekonomi Publik, Ekonomi untuk Kesejahteraan Rakyat.
Akademia Permata:Jakarta.
Hesti Puspitosari et al. (2006). Marginalisasi Rakyat Dalam Anggaan
Publik-Partispasi Rakyat Dalam Menyusun Anggaran Publik di Daerah. YAPPIKA: Jakarta.
Husein, Umar. (2008). Desain Penelitian Akuntansi Keperilakukan. PT. Rajagrafindo
Persada : Jakarta
Ida Bagus, A.D. (2010). Penganggaran Perusahaan Teori dan Aplikasi. Yogyakarta :
(5)
Indra Bastian. (2006). Akuntansi Sektor Publik : Suatu Pengantar. Erlangga : Jakarta.
Jogiyanto. (2007). Metodologi Penelitian Bisnis Salah Kaprah dan
Pengalaman-pengalaman. BPFE:Yogyakarta
Krisler, B.O. dan Icuk, R.B. (2006). Pengaruh Partisipasi Anggaran dan Job
Relevant Information (JRI) terhadap Informasi Asimetris (Studi pada Badan Layanan Umum Universitas Negeri di Kota Purwokerto Jawa Tengah).
Simposium Nasional Akuntansi 9 Padang K-AMEN 09.
Krisman Purwoko. (2010). Ginandjar: Pembahasan RAPBN-P 2010 Momentum
Pelurusan Politik Anggaran. [Online]. Tersedia:
http://www.republika.co.id/berita/breaking-news/ekonomi/10/04/06/109564-ginandjar-pembahasan-rapbn-p-2010-momentum-pelurusan-politik-anggaran [17 Maret 2013]
Mardiasmo. (2004). Akuntansi Sektor Publik. Yogyakarta:ANDI
Moh. Pabundu Tika. (2006). Metodologi Riset Bisnis. Bumi Aksara:Jakarta.
Peraturan Daerah Kota Batam Nomor 7 Tahun 2006 tentang Pokok-Pokok Pengelolaan dan Pertanggungjawaban Keuangan Daerah
Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 37 Tahun 2012 tentang Pedoman Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2013
R.A. Supriyono. (2001). Akuntansi Manajemen 3 : Proses Pengendalian Manajemen.
Yogyakarta : BPFE STIE YKPN
Rahardjo Adisasmita. (2011). Pengelolaan Pendapatan & Anggaran Daerah. Graha
(6)
Rodee, C.C. et al. (2009). Introduction to Political Science. Jakarta:PT. Grafindo Persada
Silalahi, Ulber. 2010. Metode Penelitian Sosial. Bandung: PT. Refika Aditama
Sopanah (2009). Studi Fenomenologis: Menguak Partisipasi Masyarakat dalam Proses Penyusunan APBD
Sopanah (2012). Ceremonial Budgeting Dalam Perencanaan Penganggaran Daerah : Sebuah Keindahan yang Menipu
Suandy, Erly. 2005. Hukum Pajak Edisi Tiga. Jakarta : Salemba Empat.
Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D.
Alfabeta:Bandung
Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Bisnis. Alfabeta:Bandung.
Sugiyono. (2013). Statistika untuk Penelitian. Alfabeta: Bandung.
Sunarto, W.S.J. (2012). Menakar APBD Kota Batam 2012. [Online]. Tersedia:
http://www.haluankepri.com/opini-/23514-menakar-apbd-kota-batam-2012.html [27 Mei 2013]
Surat Edaran Bersama Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional dan Menteri Keuangan Nomor
0142/M.PPN/06/2009 tentang Pedoman Reformasi Perencanaan dan
Penganggaran
Surya, M.N. (2013). Kebijakan Politik Anggaran Pro Rakyat. [Online]. Tersedia: http://www.batampos.co.id/27/05/2013/kebijakan-politik-anggaran-pro-rakyat [27 mei 2013]