PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR DAN KETERAMPILAN MENULIS SURAT RESMI SISWA SEKOLAH DASAR DENGAN PEMBELAJARAN MODEL KORESPONDENSI MELALUI TEKNIK PENYUNTINGAN (Studi Eksperimen Kuasi pada Siswa Kelas VI SD Negeri Kauman 7 Batang).

(1)

i DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL………... i

LEMBAR PENGESAHAN………..………. ii

ABSTRAK ……… iii

PERNYATAAN ………... iv

KATA PENGANTAR…….………...…... v

UCAPAN TERIMA KASIH………. vii

DAFTAR ISI.………. x

DAFTAR TABEL………. xiii

DAFTAR GAMBAR..………... xv

DAFTAR LAMPIRAN………... xvi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian……….. 1

B. Identifikasi Masalah Penelitian……… 4

C. Rumusan Masalah Penelitian………... 5

D. Tujuan Penelitian……….. 6

E. Manfaat Penelitian……… 6

F. Paradigma Penelitian……….... 8

G. Asumsi Penelitian…………...……….. 9

H. Hipotesis Penelitian……….. 10

I. Definisi Operasional Variabel……….. 10

J. Metode Penelitian………. 12

K. Lokasi, Waktu dan Subyek Penelitian……….. 13

BAB II KAJIAN TEORETIS... . 14

A. Keterampilan Menulis di SD... . 14

1. Hakekat Menulis... . 14

2. Menulis Sebagai Suatu Proses... . 15

3. Hakekat Menulis di SD... . 18

4. Tujuan Menulis di SD... . 19

5. Materi Menulis di SD Berdasarkan KTSP... . 19

6. Pendekatan Pembelajaran Keterampilan Menulis di SD... . 20

7. Penilaian Keterampilan Menulis di SD... . 23


(2)

ii

B. Menulis Surat (Korespondensi) ... 25

1. Pengertian Menulis Surat (Korespondensi)... 25

2. Pengertian Surat Resmi... 26

3. Tujuan Menulis Surat Resmi... 26

4. Fungsi Menulis Surat Resmi... 27

5. Macam-macam Surat Resmi... 27

6. Bagian-Bagian Surat Resmi... 28

7. Penjelasan Bagian-Bagian Surat Resmi... 30

8. Penggunaan Aspek-aspek Kebahasaan dalam Surat Resmi... 42

9. Surat Permohonan………... 50

C. Teknik Penyuntingan... 51

1. Pengertian Teknik Penyuntingan... 51

2. Pengertian Penyuntingan Surat... 51

D. Pembelajaran Model Korespondensi melalui Teknik Penyuntingan..…... 52

1. Pengertian Pembelajaran Model korespondensi... 52

2. Pengertian Pembelajaran Model Korespondensi melalui Teknik Penyuntingan... 53

3. Langkah-langkah Pembelajaran Model Korespondensi melalui Teknik Penyuntingan……… 53

4. Keunggulan dan Kelemahan Pembelajaran Model Korespondensi Melalui teknik Penyuntingan………... 55

E. Aktivitas Belajar Siswa……… 56

1 Pengertian Aktivitas Belajar Siswa………... 57

2. Indikator Aktivitas Belajar Siswa………. 58

F. Hasil Penelitian yang Relevan………... 63

BAB III METODE PENELITIAN………... 67

A. Desain Penelitian... 67

B. Alur dan Prosedur Penelitian... 68

C. Lokasi dan Waktu Penelitian... 71

D. Subjek Penelitian... 71

E. Definisi Operasional Variabel... 71

1. Variabel Aktivitas Belajar... 72

2. Variabel Keterampilan Menulis Surat Resmi... 72

3. Variabel Pembelajaran Model Korespondensi melalui Teknik Penyuntingan... 73

F. Teknik Pengumpulan Data... 74

1. Teknik Tes... 74

2. Teknik Nontes... 74

G. Teknik Pengolahan dan Analisis Data... 77


(3)

iii

2. Teknik Kualitatif... 81

H. Instrumen Penelitian... 81

1. Instrumen Persiapan Pembelajaran Model Korespondensi melalui Teknik Penyuntingan.……… 81

2. Instrumen Pelaksanaan Pembelajaran Model Korespondensi melalui Teknik Penyuntingan... 83

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN………... 97

A. Hasil Penelitian... 97

1. Deskripsi Pelaksanaan Pembelajaran Model Korespondensi Melalui Teknik Penyuntingan dan Pembelajaran Konvesional……. 97

2. Hasil Observasi dan Wawancara terhadap Guru pada Pelaksanaan Pembelajaran Model Korespondensi melalui Teknik Penyuntingan………...… 105

3. Analisis aktivitas Siswa dalam Proses Pembelajaran Model Korespondensi Melalui Teknik Penyuntingan dan Pembelajaran Konvensioanl... 107

4. Deskripsi Keterampilan Menulis Surat Resmi Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol……… 122

5. Analisis Keterampilan Menulis Surat Resmi Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol………. 144

6. Uji Statistik……… 147

B. Pembahasan Hasil Peneltian. ... 154

1. Perbandingan Aktivitas Belajar Siswa pada Pembelajaran Model Korespondensi melalui Teknik Penyuntingan dengan Pembelajaran Konvensional……….... 155

2. Perbandingan Hasil Pembelajaran Model Korespondensi melalui Teknik Penyuntingan dengan Pembelajaran Konvensional.. 158

3. Kontribusi Aktivitas Belajar Siswa pada Pembelajaran Model Korespondensi melalui Teknik penyuntingan terhadap Keterampilan Menulis Surat Resmi………... 160

BAB V SIMPULAN DAN SARAN-SARAN... 164

5.1. Simpulan... 164

5.2. Saran-saran... 167

DAFTAR PUSTAKA... 169

LAMPIRAN-LAMPIRAN... 172


(4)

iv

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Pendekatan Tradisional dan Keterampilan Proses dalam Menulis 22

Tabel 2.2. Ciri-ciri Kata Baku………. 45

Tabel 2.3. Indikator Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran Model Korespondensi melalui Teknik Penyuntingan……… 62

Tabel 3.1. Model Desain Penelitian………. 68

Tabel 3.2. Tahap-tahap Proses Penelitian………... 70

Tabel 3.3. Kategori Tingkat Gain……….... 78

Tabel 3.4. Kegiatan Guru dan Siswa di Kelas Eksperimen………. 90

Tabel 3.5. Aspek Penilaian Tes Keterampilan Menulis Surat Resmi…... 91

Tabel 3.6. Kriteria Penilaian Tes Keterampilan Menulis Surat Resmi …... 92

Tabel 3.7. Kategori Penilaian Tes Keterampilan Menulis Surat Resmi …... 96

Tabel 4.1. Hasil Observasi Aktivitas Siswa dalam Pelaksanaan Pembelajaran Model Korespondensi melalui Teknik Penyuntingan………... 107

Tabel 4.2. Hasil Angket Penilaian Diri Siswa dalam Pelaksanaan Pembelajaran Model Korespondensi melalui Teknik Penyuntingan……… 108

Tabel 4.3. Hasil Observasi Aktivitas Siswa dalam Pelaksanaan Pembelajaran Model Korespondensi melalui Teknik Meniru Model………...…. 111

Tabel 4.4. Hasil Angket Penilaian Diri Siswa dalam Pelaksanaan Pembelajaran Model Korespondensi melalui Teknik Penyuntingan……….. 112

Tabel 4.5. Keterampilan Menulis Surat Resmi pada Tes Awal di Kelas Eksperimen………. 115


(5)

v

Tabel 4.6. Keterampilan Menulis Surat Resmi pada Tes Akhir di Kelas

Eksperimen……….... 122 Tabel 4.7. Keterampilan Menulis Surat Resmi pada Tes Awal di Kelas

Kontrol……….…….. 129 Tabel 4.8. Keterampilan Menulis Surat Resmi pada Tes Akhir di Kelas

Kontrol………... 136 Tabel 4.9. Keterampilan Menulis Surat Resmi Kelas Eksperimen... 144 Tabel 4.10. Keterampilan Menulis Surat Resmi Kelas Kontrol... 145 Tabel 4.11. Nilai Rata-rata Tes Awal, Tes Akhir, Gain, dan N-Gain pada

Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol……… 146 Tabel 4.12. Uji Normalitas Data Hasil Tes Awal dan Tes Akhir

pada Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol………..…. 148 Tabel 4.13. Uji Homogenitas Data Hasil Tes Awal dan Tes Akhir pada

Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol………. 150 Tabel 4.14. Hasil Perhitungan Uji Mann Whitney Hasil Tes Awal dan

Tes Akhir pada Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol………….. 151 Tabel 4.15. Hasil Perhitungan Uji Anova Variabel Y1 terhadap Y2..……….. 154


(6)

vi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1. Paradigma Penelitian……… 8 Gambar 2.1. Tata Urutan Bagian-Bagian Surat Resmi Bentuk Lurus………. 29 Gambar 3.1. Alur Penelitian………. 69 Gambar 3.2. Pembelajaran Model Korespondensi melalui Teknik

Penyuntingan………... 89 Gambar 4.1. Keterampilan Menulis Surat Resmi Kelas Eksperimen dan


(7)

vii

DAFTAR LAMPIRAN-LAMPIRAN

A. Perangkat Pembelajaran

1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran di Kelas Eksperimen... . 173

2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran di Kelas Kontrol... 178

3. Materi Pembelajaran dan Lembar Kerja Siswa di Kelas Eksperimen... 182

4. Materi Pembelajaran dan lembar Kerja Siswa di Kelas Kontrol... 191

B. Instrumen penelitian 1. Kisi-kisi Penyusunan Soal Tes Awal... 199

2. Perangkat Soal Tes Awal... 200

3. Kisi-kisi Penyusunan Soal Tes Akhir... 201

4. Perangkat Soal Tes Akhir... 202

5. Kisi-kisi Pedoman Observasi Kinerja Guru... 203

6. Pedoman Observasi Kinerja Guru... 205

7. Kisi-kisi Pedoman Observasi Aktivitas Siswa... 207

8. Pedoman Observasi Aktivitas Siswa... 208

9. Kisi-kisi Angket Aktivitas Siswa... 209

10. Angket Aktivitas Siswa Kelas Eksperimen... 210

11. Angket Aktivitas Siswa Kelas Kontrol... 211

12. Kisi-Kisi Pedoman Wawancara dengan Guru... 214

13. Lembar Pedoman Wawancara dengan Guru... 215

14. Pedoman Skala Penilaian Keterampilan Menulis Surat Resmi... 216

C. Pengolahan Data 1. Data Hasil Tes Awal di Kelas Eksperimen... 219

2. Data Hasil Tes Awal di Kelas Kontrol... 220


(8)

viii

4. Data Hasil Tes Akhir di Kelas Kontrol... 222

5. Hasil Observasi Aktivitas Siswa di Kelas Eksperimen... 223

6. Hasil Observasi Aktivitas Siswa di Kelas Kontrol... 224

7. Hasil Rekapitulasi Angket Siswa di Kelas Eksperimen... 225

8. Hasil Rekapitulasi Angket Siswa di Kelas Kontrol... 226

9. Hasil Observasi Kinerja Guru... 227

10. Hasil Wawancara dengan Guru... 229

11. Uji Normalitas... 231

12. Uji Homogenitas... 232

13. Uji Mann Whitney... 234

14. Uji Regresi... 235

D. Dokumentasi Penelitian 1. Data Tulisan Surat Resmi Siswa Kelas Eksperimen... 236

2. Data Tulisan Surat Resmi Siswa Kelas Kontrol... 260

3. Kegiatan Pembelajaran di Kelas Eksperimen... 286


(9)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah Penelitian

Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional peserta didik dan merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua bidang studi. Pembelajaran bahasa diharapkan membantu peserta didik untuk meningkatkan keterampilan berbahasa peserta didik untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik dan benar, baik secara lisan maupun tulisan.

Salah satu keterampilan berbahasa adalah keterampilan menulis. Keterampilan menulis merupakan keterampilan berbahasa yang tidak sederhana. Keterampilan menulis ini adalah suatu bentuk manifestasi kemampuan dan keterampilan bahasa yang paling akhir dikuasai oleh pembelajar bahasa setelah kemampuan mendengarkan, berbicara, dan membaca. Dibandingkan dengan tiga kemampuan berbahasa yang lain, kemampuan menulis lebih sulit dikuasai bahkan oleh penutur asli bahasa yang bersangkutan sekalipun. Hal ini disebabkan kemampuan menulis menghendaki penguasaan berbagai unsur kebahasaan dan unsur di luar bahasa itu sendiri yang akan menjadi isi tulisan. Baik unsur bahasa maupun unsur isi haruslah terjalin sedemikian rupa sehingga menghasilkan tulisan yang runtut dan padu.

Kemampuan menulis seperti juga halnya dengan kemampuan berbahasa yang lain, dapat dimiliki melalui bimbingan dan latihan yang intensif. Dalam proses pembelajaran, latihan keterampilan menulis bukanlah sesuatu yang dapat diajarkan melalui penjelasan saja. Siswa tidak dapat memperoleh keterampilan menulis hanya


(10)

dengan menunggu, mendengarkan atau mencatat uraian guru. Keterampilan menulis tidak datang secara otomatis, tetapi harus melalui latihan dan praktik yang banyak dan teratur. Oleh karena itu, dalam proses pembelajaran siswa harus langsung berlatih menulis. Tanpa adanya proses berlatih tidak mungkin keterampilan atau kemampuan menulis pada siswa akan muncul.

Melalui pembelajaran menulis yang dilaksanakan di Sekolah Dasar, siswa diharapkan menguasai keterampilan menulis tersebut. Namun, kecenderungan yang terjadi di lapangan menunjukkan bahwa kegiatan menulis siswa masih rendah dibandingkan kegiatan berbahasa lainnya. Kondisi ini diperkuat oleh beberapa penelitian tentang pembelajaran bahasa Indonesia yang menunjukkan bahwa sebagian besar siswa merasa tidak mampu mengungkapkan gagasan dan pikirannya sebagai akibat dari pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah-sekolah kita selama ini belum mencapai hasil yang diharapkan, apalagi untuk disebut memuaskan.

Ada banyak faktor yang menjadi penyebab kurang berhasilnya pembelajaran menulis diantaranya faktor guru, siswa, metode, materi, media dan faktor yang lainnya yang saling mengait dan saling menentukan. Dari faktor guru, pada umumnya guru lebih banyak berbicara, menyuapkan bermacam-macam teori tata bahasa dan pengetahuan bahasa daripada mengutamakan keterampilan berbahasa.

Menurut Durahman (Willyana, 2008) ada beberapa hambatan dalam menulis, sebagaimana dikemukakannya bahwa:

”Hambatan pertama dalam menulis yaitu sulitnya mengungkapkan pendapat dalam tulisan. Hambatan kedua, sangat miskinnya bahan yang akan ditulis. Hambatan ketiga, kurang memadainya kemampuan kebahasaan yang dimiliki. Hambatan keempat, kurangnya pengetahuan tentang kaidah-kaidah menulis. Hambatan yang terakhir, kurangnya kesadaran akan pentingnya menulis”


(11)

Dari pernyataan di atas dapat dipahami bahwa menjadi tugas gurulah untuk memilih model yang tepat dalam pembelajaran menulis di kelas untuk mencari solusi terhadap hambatan-hambatan yang dihadapi siswa dalam menulis.

Guru dalam proses pembelajaran menulis di Sekolah Dasar mempunyai peran yang sangat penting. Guru harus memiliki kemampuan menulis yang memadai agar dapat membina kemampuan ini di Sekolah Dasar. Dengan demikian, seorang guru harus mengetahui hakikat kegiatan belajar menulis dan strategi pembelajaran menulis agar tujuan pembelajaran keterampilan menulis pada tingkat Sekolah Dasar baik menulis permulaan maupun menulis lanjut dapat terwujud dengan baik.

Banyak cara yang dapat dilakukan guru dengan pembelajaran menulis. Di tingkat SD, pembelajaran menulis dapat dilakukan secara berjenjang. Pada tingkat pemula atau kelas rendah dapat dimulai dengan menyalin satuan-satuan bahasa yang sederhana, menulis satuan bahasa yang sederhana, menulis pernyataan dan pertanyaan yang sederhana, dan menulis paragraf pendek. Selanjutnya, pada tingkat menengah atau kelas tinggi siswa dapat dilatih menulis pernyataan dan pertanyaan, menulis paragraf, menulis surat, menulis karangan pendek, menulis laporan.

Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), salah satu standar kompetensi kelas VI SD semester II pada bidang studi bahasa Indonesia untuk aspek keterampilan menulis diharapkan siswa mampu mengungkapkan pikiran dan informasi secara tertulis dalam bentuk surat resmi. Adapun kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa adalah mampu menulis surat resmi dengan mengunakan pilihan kata sesuai dengan orang yang dituju. Hal ini menunjukkan bahwa kreativitas guru


(12)

dalam mengelola pembelajaran menulis surat yang efektif akan menghasilkan prestasi yang optimal bagi para pembelajarnya.

Salah satu model pembelajaran yang diperkirakan efektif untuk meningkatkan keterampilan menulis surat resmi di kelas VI SD adalah pembelajaran menulis model korespondensi melalui teknik penyuntingan. Penelitian sebelumnya tentang pembelajaran menulis surat resmi melalui teknik penyuntingan ini menghasilkan kesimpulan cukup berhasil dan efektif dalam meningkatkan keterampilan menulis surat resmi karena siswa lebih jeli dan teliti terhadap kesalahan-kesalahan yang sering terjadi dalam penulisan surat resmi (Nurasiawati, 2005: 83).

Keutamaan-keutamaan pembelajaran menulis surat resmi melalui teknik penyuntingan ini mendorong peneliti untuk membuktikannya sekaligus menindaklanjuti rekomendasi penelitian sebelumnya yang tidak memiliki materi penyuntingan atau materi pendukung yang lengkap untuk menjalankan proses penyuntingan secara baik dan benar. Sebagai tindak lanjutnya akan dilakukan penelitian untuk melihat kefektifan pembelajaran menulis surat resmi melalui teknik penyuntingan di kelas VI SD Negeri 7 Kauman Kecamatan Batang yang mana sebelumnya guru belum pernah melaksanakan pembelajaran model korespondensi melalui teknik penyuntingan.

B. Identifikasi Masalah Penelitian

Berdasarkan uraian di atas, dapat diidentifikasikan bahwa yang menjadi permasalahan dalam pembelajaran bahasa Indonesia di SD khususnya pembelajaran menulis surat resmi di lapangan ditemukan masih kurang cocok dan kurang efektif


(13)

untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan. Selama proses pembelajaran siswa kurang mendapatkan kesempatan untuk mempraktekkan kegiatan (tahap-tahap) menulis. Informasi dan bahasan kesalahan dalam penggunaan bahasa masih kurang membantu siswa. Siswa hanya diberikan teori sebatas tujuan, ciri-ciri dan tata letak penulisan surat resmi. Selanjutnya siswa diberikan contoh surat resmi yang sudah jadi untuk disalin kemudian diujikan sehingga mengakibatkan eksplorasi, minat dan motivasi belajarnya berkurang serta menurunkan derajat kegunaan menulis dalam penilaian siswa. Oleh karena itu harus diterapkan metode pembelajaran yang inovatif, seperti menyajikan pembelajaran model korespondensi melalui teknik penyuntingan dengan harapan dapat meningkatkan aktivitas dan keterampilan menulis siswa SD kelas VI.

C. Rumusan Masalah Penelitian

Bertolak dari pertimbangan tersebut, masalah yang akan dijawab melalui penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Seberapa besar perbedaan peningkatan aktivitas siswa antara siswa yang mengikuti pembelajaran model korespondensi melalui teknik penyuntingan dengan siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional?

2. Seberapa besar perbedaan peningkatan keterampilan menulis surat resmi siswa SD antara hasil pembelajaran model korespondensi melalui teknik penyuntingan dengan hasil pembelajaran konvensional?

3. Seberapa besar kontribusi aktivitas belajar siswa pada pembelajaran model korespondensi melalui teknik penyuntingan terhadap hasil pembelajaran?


(14)

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan sebelumnya, maka tujuan penelitian ini secara rinci untuk mengetahui:

1. perbedaan peningkatan aktivitas siswa antara siswa yang mengikuti pembelajaran model korespondensi melalui teknik penyuntingan dengan siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional;

2. perbedaan peningkatan keterampilan menulis surat resmi siswa SD antara hasil pembelajaran model korespondensi melalui teknik penyuntingan dengan hasil pembelajaran konvensional; dan

3. kontribusi aktivitas belajar siswa pada pembelajaran model korespondensi melalui teknik penyuntingan terhadap hasil pembelajaran (keterampilan menulis surat resmi siswa SD).

E. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut. 1. Secara empiris, manfaat hasil penelitian ini adalah:

a. Bagi guru

Untuk memperkaya khasanah strategi dan metode pembelajaran menulis dalam rangka memperbaiki metode mengajar yang selama ini digunakan, agar dapat menciptakan kegiatan belajar mengajar yang menarik dan tidak membosankan, dan dapat mengembangkan keterampilan guru Bahasa dan Sastra Indonesia khususnya dalam menerapkan pembelajaran model korespondensi melalui teknik penyuntingan.


(15)

b. Bagi siswa

Untuk meningkatkan keterampilan menulis pada umumnya dan menulis surat resmi pada khususnya, dan mengembangkan kreativitas dan motivasi belajar dalam meningkatkan keterampilan menulis serta memupuk kebiasaan siswa untuk senantiasa mengoreksi setiap hasil pekerjaan menulis sehingga mendapatkan hasil tulisan yang optimal.

c. Bagi peneliti

Mendorong peneliti untuk membuat terobosan dan inovasi tentang teknik dan metode penelitian pembelajaran menulis surat resmi pada khususnya dan pembelajaran menulis pada umumnya.

2. Secara praktis, hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai bahan pertimbangan serta rambu-rambu (pedoman) untuk mengimplementasikan atau mempraktikkan pembelajaran model korespondensi melalui teknik penyuntingan sebagai model alternatif pembelajaran menulis di SD.

3. Secara metodologis, hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai bahan rujukan untuk mengembangkan penelitian lanjutan tentang pembelajaran model korespondensi melalui teknik penyuntingan sebagai model alternatif pembelajaran menulis di SD.

4. Secara institusional, hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai wujud kerja sama dan kepedulian institusi perguruan tinggi Universitas Pendidikan Indonesia Bandung dengan SD Negeri Kauman 07 Kecamatan Batang Kabupaten Batang dalam menyosialisasikan permasalahan dalam pembelajaran menulis di SD,


(16)

khususnya dengan pembelajaran model korespondensi melalui teknik penyuntingan ini.

5. Secara instruksional, hasil penelitian dapat dimanfaatkan untuk menilai efektivitas pembelajaran model korespondensi melalui teknik penyuntingan dalam meningkatkan keterampilan menulis siswa di SD.

F. Paradigma Penelitian

Paradigma dalam penelitian ini digambarkan dalam gambar sebagai berikut.

Gambar 1.1 Paradigma Penelitian

Permasalahan:

”Seberapa besar kontribusi pembelajaran model korespondensi melalui teknik penyuntingan dibandingkan dengan siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional terhadap kualitas pembelajaran Bahasa Indonesia di SD?” 1. Pelaksanaan di kelas

pembelajaran di dominasi metode konvensional, kurang terstruktur dan sistematis yang kurang mendukung aktivitas siswa dan

keterampilan menulis siswa tidak berkembang secara optimal.

2. Guru tidak menjelaskan tahap-tahap menulis.

Pembelajaran Bahasa Indonesia dengan metode konvensional

1. Pengaruhnya terhadap aktivitas belajar siswa 2. Pengaruhnya terhadap

hasil belajar siswa

Treatment

Pembelajaran model korespondensi melalui teknik penyuntingan. 1. Pengaruhnya terhadap

aktivitas belajar siswa. 2. Pengaruhnya terhadap

peningkatan

keterampilan menulis surat resmi.

Hasil dan Kesimpulan 1. Pembelajaran model

korespondensi melalui teknik penyuntingan secara signifikan lebih meningkatkan aktivitas belajar siswa dibandingkan pembelajaran dengan metode konvensional. 2. Pembelajaran model

korespondensi melalui teknik penyuntingan secara signifikan lebih meningkatkan hasil belajar siswa dibandingkan pembelajaran dengan metode konvensional.

Raw Input Process Out Put


(17)

G. Asumsi Penelitian

Asumsi penelitian merupakan anggapan awal peneliti terhadap hasil yang diprediksikan atas dasar pemahaman pembelajaran menulis yang telah dilaksanakan dalam kegiatan pembelajaran dan hasil pembelajaran di sekolah. Penelitian ini bertolak dari asumsi sebagai berikut:

1. Pembelajaran model korespondensi melalui teknik penyuntingan adalah model pembelajaran menulis untuk meningkatkan keterampilan siswa dalam memilih, memilah dan menyusun pesan yang dikomunikasikan dalam simbol-simbol grafis bahasa Indonesia melalui media surat dengan melakukan kegiatan untuk memeriksa surat, baik dari segi tata letak dan penyusunan, isi surat dan bahasanya sebelum surat itu disampaikan pada tujuan penerima surat (Indihadi. D., dkk. 2006: 7).

2. Setiap pembelajaran menuntut adanya aktivitas siswa meliputi: kegiatan-kegiatan visual, kegiatan lisan (oral), kegiatan mendengarkan, kegiatan-kegiatan menulis, kegiatan-kegiatan-kegiatan-kegiatan mental, dan kegiatan-kegiatan-kegiatan-kegiatan emosional dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran (Hamalik, Oemar. 2001: 172). 3. Peningkatan keterampilan menulis surat resmi siswa dapat dinilai dari tulisan

yang dihasilkan berdasarkan beberapa aspek, yaitu kelengkapan unsur-unsur surat resmi; kesesuaian isi dengan tujuan penulisan surat; keefektifan kalimat; diksi (pilihan kata); ketepatan ejaan dan tanda baca; dan tulisan tangan dan kerapian (Nurasiawati, 2007: 38).


(18)

H. Hipotesis Penelitian

Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. terdapat perbedaan yang signifikan peningkatan aktivitas siswa antara siswa yang mengikuti pembelajaran model korespondensi melalui teknik penyuntingan dengan siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional di mana peningkatan aktivitas belajar siswa pada pembelajaran model korespondensi melalui teknik penyuntingan lebih baik daripada peningkatan aktivitas siswa pada pembelajaran model konvensional; dan

2. terdapat perbedaan yang signifikan perbandingan peningkatan keterampilan menulis surat resmi siswa Sekolah Dasar antara hasil pembelajaran model korespondensi melalui teknik penyuntingan dengan hasil pembelajaran model konvensional di mana hasil pembelajaran model korespondensi melalui teknik penyuntingan lebih tinggi daripada hasil pembelajaran model konvensional.

I. Definisi Operasional Variabel

Variabel pada penelitian ini terbagi menjadi tiga variabel yaitu variabel aktivitas belajar siswa dan variabel keterampilan menulis surat resmi sebagai variabel terikat serta variabel pembelajaran model korespondensi melalui teknik penyuntingan sebagai variabel bebas. Untuk menghindari kemungkinan terjadinya salah penafsiran, peneliti mencoba mendefinisikan variabel yang ada sebagai berikut.


(19)

1. Variabel Aktivitas Belajar Siswa

Aktivitas belajar adalah segala kegiatan yang dilakukan dalam proses interaksi (guru dan siswa) dalam rangka mencapai tujuan belajar (Uzer Usman, 1995: 22). Aktivitas belajar siswa dalam hal ini adalah keterlibatan siswa kelas VI SD Negeri Kauman 7 Batang dalam bentuk mental-emosional (mengerjakan Lembar Kerja Siswa, membuat keputusan/menjawab pertanyaan, mengingat materi yang diajarkan, berada dalam tugas kelompok, melakukan prilaku yang tidak relevan dengan pembelajaran, berani tampil di depan kelas, menghargai pendapat teman, menghargai hasil keputusan kelompok dan menyenangi pembelajaran) dan fisik (aktivitas visual, lisan, mendengarkan dan menulis) dalam kegiatan pembelajaran guna menunjang keberhasilan kegiatan pembelajaran dan memperoleh manfaat dari kegiatan tersebut.

2. Variabel Keterampilan Menulis Surat Resmi

Keterampilan menulis surat resmi merupakan keterampilan memilih, memilah dan menyusun pesan yang dikomunikasikan dalam simbol-simbol grafis bahasa Indoneisa melalui media surat yang menyangkut kepentingan tugas dan kegiatan dinas untuk menyampaikan maksud secara tertulis antara perusahaan dengan perusahaan; perusahaan dengan instansi pemerintah dan sebaliknya; perusahaan dengan perseorangan dan sebaliknya; instansi pemerintah dengan perseorangan dan sebaliknya dalam memenuhi syarat admistrasi (Indihadi, dkk. 2006: 7). Dalam hal ini, keterampilan menulis surat resmi siswa kelas VI SD Negeri Kauman 7 Batang diperoleh dari hasil tes menulis surat resmi. Adapun target yang diharapkan adalah siswa mampu memilih, memilah dan menyusun pesan sesuai dengan aspek yang


(20)

dinilai. Adapun aspek penilaian menulis surat resmi antara lain: kualitas dan lingkup isi (quality and scope of content); organisasi dan tampilan isi (organization and

presentation of content); gaya dan ketetapan (style and appropriateness); bentuk

gramatikal (grammatical features); ejaan (spelling), dan tulisan tangan dan kerapian (handwriting and neatness).

3. Variabel Pembelajaran Model Korespondensi melalui Teknik Penyuntingan

Pembelajaran model korespondensi adalah model pembelajaran menulis untuk meningkatkan keterampilan siswa dalam memilih, memilah dan menyusun pesan yang dikomunikasikan dalam simbol-simbol grafis bahasa Indonesia melalui media surat (Indihadi. D., dkk. 2006: 7). Teknik penyuntingan dalam pembelajaran ini berarti kegiatan untuk memeriksa surat, baik dari segi tata letak dan penyusunan, isi surat dan bahasanya sebelum surat itu disampaikan pada tujuan penerima surat. Melalui teknik penyuntingan ini menjadikan siswa lebih aktif, kreatif dan terciptanya suasana diskusi dalam proses pembelajaran. Dalam pembelajaran ini siswa memperoleh pengalaman menyunting sehingga siswa dapat memilih, memilah dan menyusun kata-kata yang digunakan dalam menulis surat serta siswa lebih jeli dan teliti terhadap kesalahan-kesalahan berbahasa yang sering terjadi dalam penulisan surat.

J. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen kuasi dengan mengunakan pendekatan kuantitatif dan pendekatan


(21)

kulaitatif. Adapun desain penelitian ini menggunakan rancangan pengukuran sesudah dan sebelum kelompok diberi perlakuan dengan tes awal dan tes akhir (nonequivalent

control group design).

K. Lokasi, Waktu dan Subjek Penelitian

Lokasi, waktu dan subjek penelitian dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1) Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian ini di Sekolah Dasar Negeri Kauman 07 Kecamatan Batang Kabupaten Batang. Penelitian ini akan dilaksanakan mulai bulan Januari-Februari 2009.

2) Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VI Sekolah Dasar Negeri 7 Kauman kecamatan Batang kabupaten Batang yang terdiri dari 2 kelas yaitu kelas VI A dan kelas VI B. Dengan demikian, siswa kelas VI A yang berjumlah 30 orang sebagai kelas eksperimen dan siswa kelas VI B yang berjumlah 30 orang sebagai kelas kontrol.


(22)

BAB III

METODE PENIELITIAN

Bab ini memuat tentang: (1) Desain Penelitian, (2) Alur dan Prosedur Penelitian, (3) Lokasi dan Waktu Penelitian, (4) Subjek Penelitian, (5) Definisi Operasional Variabel, (6) Teknik Pengumpulan Data, (7) Teknik Pengolahan dan Analisis Data, (8) Instrumen Penelitian, (9) Persiapan Pembelajaran Menulis Surat Resmi; dan (10) Pelaksanaan Pembelajaran Model Korespondensi (Menulis Surat Resmi). Penjelasan masing-masing subbab dipaparkan pada bagian berikut ini.

A. Desain Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen dengan mengunakan pendekatan kuantitatif dan pendekatan kualitatif.

Adapun eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen semu atau eksperimen kuasi. Alasan digunakannya metode eksperimen semu ini dikarenakan ketidakmungkinan peneliti untuk mengontrol semua variabel yang relevan. Oleh karena itu, desain penelitian ini menggunakan rancangan pengukuran sesudah dan sebelum kelompok diberi perlakuan dengan tes awal dan tes akhir

(nonequivalent control group design) (Sugiyono, 2008: 79). Desain ini hampir sama

dengan control group pretest-postest design, hanya saja pada desain ini kelompok eksperimen dan kelompok kontrol tidak dipilih secara random. Desain penelitian ini dapat digambarkan dalam tabel 3.1.


(23)

Tabel 3.1

Model Desain Penelitian

Kelompok Tes awal Perlakuan Tes akhir

E O1 X1 O2

K O3 X2 O4

Keterangan:

E : Kelompok eksperimen K : Kelompok kontrol

O1 : Keterampilan menulis surat resmi awal pada kelompok eksperimen O2 : Keterampilan menulis surat resmi akhir pada kelompok eksperimen O3 : Keterampilan menulis surat resmi awal pada kelompok kontrol O4 : Keterampilan menulis surat resmi akhir pada kelompok kontrol X1 : Pembelajaran model korespondensi melalui teknik penyuntingan X2 : Pembelajaran model korespondensi melalui teknik meniru model

B. Alur dan Prosedur Penelitian

Berdasarkan desain penelitian di atas, selanjutnya penulis membuat alur penelitian yang sistematis mulai dari studi pendahuluan sampai simpulan untuk memudahkan pengecekan dan pemahaman terhadap penelitian yang akan dilaksanakan. Alur penelitian ini dapat dilihat dalam gambar 3.1.


(24)

Feed Back

Gambar 3.1 Alur Penelitian Studi Pendahuluan

Penentuan Pembelajaran Model Korespondensi melalui Teknik Penyuntingan untuk Meningkatkan

Keterampilan Menulis Siswa

Penyusunan Instrumen Penelitian

Kelas Eksperimen

Kelas Kontrol

Tes Awal

Tes Akhir Pembelajaran Model Korespondensi

melalui Teknik Penyuntingan

Pembelajaran Konvensional

Pengolahan dan Analisis Data Hasil Penelitian

Simpulan dan Saran Kajian

Kurikulum

Kajian Literatur - Teori Belajar - Teori Pendekatan

Pembelajaran Menulis Merancang Pembelajaran Model

Korespondensi melalui Teknik Penyuntingan

Tes Awal

Tes Akhir


(25)

Dari gambar alur penelitian diatas, maka dapat dijabarkan dalam prosedur penelitian. Prosedur penelitian ini secara terperinci dilaksanakan dalam tiga tahap, yaitu tahap persiapan, tahap pelaksanaan, dan tahap pengolahan. Tahap-tahap tersebut dapat dilihat pada tabel 3.2.

Tabel 3.2.

Tahap-tahap Proses Penelitien I

TAHAP PERSIAPAN

1) Pemilihan metode dan teknik penelitian; 2) Penyusunan instrumen penelitian; 3) Penetapan subjek penelitian;

4) Menentukan hipotesis ( Ho dan Ha); 5) Pelatihan/lokakarya bagi guru; II

TAHAP PELAKSANAAN

PENELITIAN

6) Pelaksanaan tes awal;

7) Memberikan pembelajaran menulis model korespondensi (menulis surat resmi) melalui teknik penyuntingan dan pembelajaran menulis surat resmi melalui teknik meniru model;

8) Pelaksanaan tes akhir; III

TAHAP PENGOLAHAN

HASIL PENELITIAN

9) Mengolah skor tes awal dan tes akhir di kelas eksperimen dan kelas kontrol menjadi nilai;

10) Menghitung mean dari data distribusi tunggal setiap kelompok;

11) Uji normalitas (Kolmogorof Simirnov); 12) Uji homogenitas dua varian;

13) Uji validitas perbedaan hasil tes awal dengan hasil tes akhir di kelas eksperimen;

14) Uji validitas hasil tes akhir kelas eksperimen dengan hasil tes akhir di kelas kontrol (t tes);

15) Uji hipotesis;

16) Uji reliabilitas antarpenimbang (ANOVA); dan 17) Penyimpulan hasil penelitian.

Dari tabel di atas diketahui bahwa peneliti mengadakan pelatihan bagi guru. Pelatihan ini dimaksudkan agar guru dapat menguasai dan menjalankan pembelajaran model korespondensi melalui teknik penyuntingan dan teknik meniru model.


(26)

C. Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian ini adalah di SD Negeri Kauman 7 Batang. SD Negeri Kauman 7 adalah salah satu sekolah binaan MBE di kecamatan Batang. Sekolah ini beralamatkan di jalan Dr. Wahidin 52 Batang. Adapun waktu pelaksanaan penelitian ini dimulai pada bulan Januari sampai bulan Februari 2009.

D. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VI Sekolah Dasar Negeri 7 Kauman kecamatan Batang kabupaten Batang yang terdiri dari 2 kelas yaitu kelas VI A dan kelas VI B. Dengan demikian, siswa kelas VI A yang berjumlah 30 orang sebagai kelas eksperimen dan siswa kelas VI B yang berjumlah 30 orang sebagai kelas kontrol.

Faktor yang mendasari pemilihan subyek penelitian, antara lain:

1. SD Negeri Kauman 07 Batang merupakan salah satu sekolah binaan MBE di Kecamatan Batang.

2. Kesediaan guru bahasa Indonesia kelas VI sebagai mitra peneliti untuk menguji cobakan pembelajaran model korespondensi melalui teknik penyuntingan.

E. Definisi Operasional Variabel

Variabel pada penelitian ini terbagi menjadi dua variabel yaitu variabel keterampilan menulis surat resmi dan variabel pembelajaran model korespondensi


(27)

melalui teknik penyuntingan. Untuk menghindari kemungkinan terjadinya salah penafsiran, peneliti mencoba mendefinisikan variabel yang ada sebagai berikut.

1. Variabel Aktivitas Belajar

Aktivitas belajar adalah segala kegiatan yang dilakukan dalam proses interaksi (guru dan siswa) dalam rangka mencapai tujuan belajar. Aktivitas belajar siswa adalah keterlibatan siswa dalam bentuk mental-emosional (mengerjakan Lembar Kerja Siswa, membuat keputusan/menjawab pertanyaan, mengingat materi yang diajarkan, berada dalam tugas kelompok, melakukan prilaku yang tidak relevan dengan pembelajaran, berani tampil di depan kelas, menghargai pendapat teman, menghargai hasil keputusan kelompok dan menyenangi pembelajaran) dan fisik (aktivitas visual, lisan, mendengarkan dan menulis) dalam kegiatan pembelajaran guna menunjang keberhasilan kegiatan pembelajaran dan memperoleh manfaat dari kegiatan tersebut (Uzer Usman, 1995: 22).

2. Variabel Keterampilan Menulis Surat Resmi

Keterampilan menulis surat resmi merupakan keterampilan memilih, memilah dan menyusun pesan yang dikomunikasikan dalam simbol-simbol grafis bahasa Indoneisa melalui media surat yang menyangkut kepentingan tugas dan kegiatan dinas untuk menyampaikan maksud secara tertulis antara perusahaan dengan perusahaan; perusahaan dengan instansi pemerintah dan sebaliknya; perusahaan dengan perseorangan dan sebaliknya; instansi pemerintah dengan perseorangan dan


(28)

sebaliknya dalam memenuhi syarat admistrasi. (Indihadi, 2006: 7). Dalam hal ini, keterampilan menulis surat resmi siswa kelas VI SD Negeri Kauman 7 Batang diperoleh dari hasil tes menulis surat resmi. Adapun target yang diharapkan adalah siswa mampu memilih, memilah dan menyusun pesan sesuai dengan aspek yang dinilai. Adapun aspek penilaian menulis surat resmi antara lain: kualitas dan lingkup isi (quality and scope of content); organisasi dan tampilan isi (organization and

presentation of content); gaya dan ketetapan (style and appropriateness); bentuk

gramatikal (grammatical features); ejaan (spelling), dan tulisan tangan dan kerapian (handwriting and neatness).

3. Variabel Pembelajaran Model Korespondensi melalui Teknik Penyuntingan Pembelajaran model korespondensi adalah model pembelajaran menulis untuk meningkatkan keterampilan siswa dalam memilih, memilah dan menyusun pesan yang dikomunikasikan dalam simbol-simbol grafis bahasa Indonesia melalui media surat (Indihadi. D., dkk. 2006: 7). Teknik penyuntingan dalam pembelajaran ini berarti kegiatan untuk memeriksa surat, baik dari segi tata letak dan penyusunan, isi surat dan bahasanya sebelum surat itu disampaikan pada tujuan penerima surat. Melalui teknik penyuntingan ini menjadikan siswa lebih aktif, kreatif dan terciptanya suasana diskusi dalam proses pembelajaran. Dalam pembelajaran ini siswa memperoleh pengalaman menyunting sehingga siswa dapat memilih, memilah dan menyusun kata-kata yang digunakan dalam menulis surat serta siswa lebih jeli dan


(29)

teliti terhadap kesalahan-kesalahan berbahasa yang sering terjadi dalam penulisan surat.

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik tes dan nontes sebagai berikut.

1. Teknik Tes

Teknik tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes menulis surat resmi permohonan izin pada tes awal dan surat permohonan bantuan dana pada tes akhir. Bentuk soal tes ini adalah berupa soal uraian.

2. Teknik Nontes

Teknik nontes yang digunakan adalah observasi, wawancara, dan dokumentasi foto.

a. Observasi

Observasi dilaksanakan pada saat proses pembelajaran berlangsung atau bersamaan dengan pembelajaran berlangsung. Observasi dilakukan terhadap aktivitas siswa dan guru, baik yang positif maupun yang negatif.

Pada kegiatan observasi terhadap siswa, aspek-aspek yang diamati adalah minat dan motivasi siwa dan kreativitas siswa. Adapun pada kegiatan observasi


(30)

terhadap guru, aspek-aspek yang diamati adalah aspek kinerja guru, dan aspek kemampuan guru dalam melakukan pembelajaran model korespondensi melalui teknik penyuntingan dan teknik meniru model.

Dalam mengobservasi peneliti menggunakan lembar pedoman observasi yang telah dipersiapkan. Observasi dilaksanakan dari awal sampai akhir pembelajaran atau bersamaan dengan pelaksanaan tindakan sambil memberikan penilaian dengan memberikan tanda check list (√) pada lembar pedoman observasi yang sudah disediakan.

b. Wawancara

Wawancara ini dilakukan oleh peneliti dengan tujuan untuk mendapatkan informasi atau pendapat siswa secara langsung terhadap pembelajaran menulis surat resmi. Wawancara berpedoman pada lembar pedoman wawancara yang telah disiapkan oleh peneliti. Wawancara ini dilakukan di luar jam pelajaran.

Aspek yang ditanyakan kepada guru adalah sikap dan pengalaman sebelum dan sesudah menggunakan pembelajaran model korespondensi melalui teknik penyuntingan dan teknik meniru model serta upaya-upaya guru yang dilakukan dalam membangkitkan minat dan motivasi belajar siswa.


(31)

c. Angket

Angket adalah alat untuk mengumpulkan dan mencatat data atau informasi, sikap, dan pemahaman dalam hubungan kausal sebagai perwujudan hasil belajar siswa (Hidayat, 1994: 30).

Angket digunakan dalam penelitian ini untuk mengukur aktivitas siswa selama dalam pembelajaran dengan menggunakan teknik penyuntingan. Adapun aspek yang diukur pada angket ini adalah aktivitas visual, aktivitas lisan, aktivitas mendengarkan, aktivitas menulis, aktivitas mental, aktivitas emosional. Angket untuk mengukur aktivitas siswa dengan menggunakan Skala Guttman, yaitu skala yang digunakan untuk jawaban yang bersifat jelas (tegas) dan konsisten. Skala Guttmen yang digunakan dalam bentuk daftar cocok (checklist). Jawaban responden berupa skor tertinggi bernilai (1) dan skor terendah bernilai (0).

d. Dokumentasi Foto

Dokumentasi foto merupakan instrumen nontes yang cukup penting, yaitu sebagai bukti kegiatan yang dilaksanakan selama penelitian. Melalui dokumentasi foto ini, akan memperkuat data baik observasi maupun wawancara, sehingga data menjadi lebih jelas dan lengkap.

Adapun gambar yang diambil melalui foto adalah pada saat guru apersepsi, penyampaian materi menulis surat resmi, pembagian kelompok, pembelajaran melalui penyuntingan, pada saat siswa praktik menyunting surat, dan pada saat siswa mempresentasikan hasil pekerjaannya. Hasil dari dokumentasi ini, selanjutnya


(32)

dideskripsikan sesuai dengan keadaan yang ada dan dipadukan dengan data yang lainnya.

G. Teknik Pengolahan dan Analisis Data

Teknik pengolahan dan analisis data dalam penelitian ini dilakukan secara kuantitatif dan kualitatif sebagai berikut.

1. Teknik Kuantitatif

Teknik kuantitatif dipakai untuk menganalisis data kuantitatif yang diperoleh dari hasil tes awal dan tes akhir menulis surat resmi. Data yang diperoleh dari hasil penilaian tersebut, baik pada tes awal dan tes akhir pada kelas kontrol dan kelas eksperimen akan diolah dengan menggunakan pendekatan secara hirarki statistik sebagai berikut.

a. Mengolah skor tes awal dan tes akhir siswa di kelas kontrol dan kelas eksperimen dari tiga orang penilai menjadi nilai.

Rumus yang digunakan adalah: N = (STS : STI) x SN

Keterangan: N : Nilai

STS : Skor Total Siswa STI : Skor Total Ideal SN : Standar Nilai


(33)

__

X =

n X

_____

Keterangan __

X : rata-rata N : banyak data ∑X : nilai

c. Peningkatan yang terjadi sebelum dan sesudah pembelajaran dihitung dengan rumus gain faktor (N-Gain) sebagai berikut.

pre maks

pre post

S S

S S g

− −

=

Ketarangan:

Spost : Skor tes akhir Spre : Skor tes awal Smaks : Skor maks ideal

Adapun kategori peningkatan gain dapat dilihat pada tabel 3.3. Tabel 3.3

Kategori Tingkat Gain

Interval Koefisien Kategori

0,80 - 1,000 Sangat Tinggi

0, 60 - 0,799 Tinggi

0,40 - 0,599 Sedang

0,20 - 0,399 Rendah

0,00 - 0,199 Sangat Rendah


(34)

d. Menguji normalitas distribusi data dua kelompok melalui uji Kolmogorov-Smirnov dan Shapiro-wilk . dengan menggunakan bantuan progrma SPSS versi

12 for Windows.

Kriteria Pengujian:

Jika nilai signifikansi atau nilai probabilitas < 0,05, maka distribusi data tidak normal.

Jika nilai signifikansi atau nilai probabilitas > 0,05, maka distribusi data normal

e. Menguji homogenitas varians digunakan uji-F dengan menggunakan bantuan progrma SPSS versi 12 for Windows.

Kriteria Pengujian:

Jika Fhitung < Ftabel, maka keputusannya adalah homogen. Jika Fhitung > Ftabel, maka keputusannya adalah tidak homogen. Rumus df atau db = n1 + n2 -2

f. Uji kesamaan dua rerata

Uji kesamaan dua rerata digunakan untuk menguji kesamaan antara dua rerata data, dalam hal ini antara data kelompok eksperimen dengan data kelompok kontrol, dengan rumusan hipotesis sebagai berikut:

0

H : µ1 =µ2 1

H : µ1 ≠µ2

= 1


(35)

= 2

µ rerata skor kelompok kontrol

Apabila kedua kelompok (eksperimen dan kontrol) berdistribusi normal dan homogen, maka uji statistik yang digunakan adalah uji-t dengan rumus,

2 1 2 1 1 1 n n S X X thitung + −

= , dimana

2 ) 1 ( ) 1 ( 2 1 2 2 2 2 1 1 − + − + − = n n S n S n

S (Sudjana, 1996: 239)

Keterangan: 1

X : Rerata kelompok eksperimen 2

X : Rerata kelompok kontrol 1

n : Banyaknya subjek kelompok eksperimen 2

n : Banyaknya subjek kelompok kontrol

S : Standar deviasi gabungan

2 1

S : Variansi kelompok eksperimen

2 2

S : Variansi kelompok kontrol

Apabila data yang diperoleh berdistribusi tidak normal dan tidak homogen, maka uji statistik yang digunakan adalah menggunakan uji nonparametrik yaitu uji Mann-Whitney.

g. Uji Koefisien Regresi Variabel Y1 terhadap Y2

Nilai taksiran koefisien regresi (b0, b1) diperoleh dengan cara perhitungan melalui matrik sebagai berikut: b (xtx)-1x1.


(36)

2. Teknik Kualitatif

Teknik kualitatif digunakan untuk menganalisis data kualitatif yang diperoleh dari nontes. Hasil analisis digunakan untuk mengetahui aktivitas guru dan siswa selama proses pembelajaran baik di kelas eksperimen maupun kelas kontrol. Melalui analisis data kualitatif ini dapat diketahui deskripsi pembelajaran menulis surat resmi melalui teknik penyuntingan dan teknik meniru model.

H. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian ini terdiri atas instrumen perencanaan pembelajaran dan instrumen pelaksanaan pembelajaran. Berikut ini penjelasan masing-masing instrumen tersebut.

1. Instrumen Persiapan Pembelajaran Model Korespondensi melalui Teknik Penyuntingan dan Teknik Meniru Model

a. Perumusan Kompetensi Dasar

Kompetensi dasar merupakan kompetensi minimal dalam mata pelajaran yang dimiliki oleh lulusan; kompetensi minimal yang harus dilakukan atau ditampilkan oleh siswa dari standar kompetensi untuk suatu mata pelajaran.

Salah satu kompetensi dasar yang tercantum dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah menulis surat resmi dengan menggunakan pilihan kata sesuai dengan orang yang dituju.


(37)

b. Perumusan Indikator

Indikator pembelajaran merupakan sesuatu yang dicapai dalam suatu kegiatan pembelajaran. Setiap rencana pembelajaran terlebih dahulu harus menetapkan arah pembelajaran. Dalam menulis surat resmi untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol, penulis menentukan indikator pembelajarannya adalah sebagai berikut:

1) siswa mampu menggunakan kata baku, kata kajian, kata populer, dan kata sapaan, dan

2) siswa mampu menyebutkan ciri-ciri surat resmi.

Indikator pembelajaran yang sudah ditentukan selanjutnya dirinci lagi menjadi subindikator agar dapat diketahui ketercapaian kemampuan siswa yang diharapkan sebagai berikut:

1) siswa mampu menggunakan kata baku (saya, tidak, dengan, izin, senin, februari, ijazah, fotokopi, terima kasih), kata kajian (kepala sekolah, beasiswa), kata populer (kegiatan, permohonan), dan kata sapaan.

2) siswa mampu mengidentifikasi maksud dan tujuan penulisan surat resmi;

3) siswa mampu menggunakan: kata baku, kata kajian, kata populer dan kata sapaan dalam sebuah kalimat,

4) siswa mampu menggunakan ejaan dan tanda baca (titik, koma dan tanda titik dua)) dalam surat resmi;

5) siswa mampu menuliskan bagian-bagian surat resmi; dan


(38)

c. Penentuan Alokasi Waktu

Waktu yang digunakan dalam penelitian ini adalah tiga kali pertemuan untuk masing-masing kelas eksperimen dan kelas control dengan rincian sebagai berikut: 1) pertemuan pertama memerlukan waktu 2x35 menit, digunakan untuk melakukan

tes awal dan memberikan bahan pembelajaran (perlakuan).

2) pertemuan kedua memerlukan waktu 3x35 menit, digunakan untuk memberikan bahan pembelajaran (perlakuan).

3) pertemuan ketiga memerlukan waktu 2x35 menit, digunakan untuk melakukan tes akhir dan memberikan bahan pembelajaran (perlakuan).

d. Penyusunan Rencana Pelaksanaan pembelajaran

Persiapan lain yang penulis lakukan sebelum melaksanakan pembelajaran adalah menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Bentuk RPP tersebut dapat dilihat dalam lampiran A-1 dan A2. Selanjutnya, pada bagian dibawah ini dipaparkan pelaksanaan pembelajaran menulis surat resmi.

2. Instrumen Pelaksanaan Pembelajaran Model Korespondensi melalui Teknik Penyuntingan dan Teknik Meniru Model

Instrumen pelaksanaan pembelajaran terdiri atas instrumen tes dan instrumen nontes. Berikut ini penjelasan masing-masing instrumen tersebut.


(39)

a. Instrumen Tes Keterampilan Menulis Surat Resmi

Tes yang digunakan dalam penelitian ini yaitu tes menulis surat permohonan izin pada awal dan tes menulis surat permohonan batuan dana pada tes akhir. Tes dilakukan mencakup tes awal (dilakukan sebelum pembelajaran model korespondensi melalui teknik penyuntingan dan teknik pemodelan) dan tes akhir (dilakukan setelah pembelajaran model korespondensi melalui teknik penyuntingan dan teknik pemodelan pembelajaran), baik di kelas eksperimen maupun di kelas kontrol. Tes ini digunakan untuk mengetahui keterampilan siswa dalam menulis surat resmi. Bentuk tes dalam penelitian ini adalah sebuah soal uraian yang dapat dilihat pada bagian lampiran instrument penelitian B-2 dan B-4.

Dalam penelitian ini, tes menulis surat resmi yang dipilih didasarkan atas latar belakang berikut ini, diantaranya:

1) tes menulis surat resmi harus diukur tingkat kesesuaiannya dengan tingkat kemampuan siswa pada tingkatan kelas yang sesuai

2) ada alat ukur baik berbentuk metode pengukuran kesesuaian surat resmi yang telah divalidasi.

3) adanya komponen penilaian yang dapat diidentifikasi dalam surat resmi, antara lain: kelengkapan unsur-unsur surat; kesesuaian isi dengan tujuan penulisan surat: kefektifan kalimat; pilihan kata; ketepatan ejaan dan tanda baca; dan tulisan tangan dan kerapian

Untuk validitas instrumen tes menulis surat resmi, peneliti berusaha untuk menemukan soal tes yang sesuai dengan tingkat kelas VI. Adapun soal tes yang


(40)

dipilih adalah soal tes uraian untuk menulis surat permohonan izin dan surat permohonan bantuan dana. Soal tes ini di kutip dari buku Bahasa Indonesia Membuatku Cerdas Kelas 6 (BSE) 2008 untuk Sekolah Dasar Kelas VI. Buku ini bersifat bebas digunakan karena hak ciptanya telah menjadi milik Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, sehingga dapat diunduh langsung pada situs

www.bse.depdiknas.go.id.

Untuk mengukur tingkat validitas konstruk dan validitas isi atau kesesuaian soal tes menulis surat resmi dengan kemampuan siswa peneliti meminta bantuan penilai ahli (judgment expert) sebanyak 3 orang sebagai berikut.

1) Dra. Ice Sutari, M. Pd, staf dosen FPBS Universitas Pendidikan Indonesia sebagai penilai ahli 1.

2) Suci Sundusiah, M. Pd, staf dosen FPBS Universitas Pendidikan Indonesia sebagai penilai ahli 2.

3) Drs. Firman, M. Pd, staf dosen Jurusan Tarbiyah STAIN Pare-pare sebagai penilai ahli 3.

b. Instrumen Nontes

Instrumen nontes yang disusun dalam penelitian ini antara lain bahan pembelajaran, pedoman observasi, pedoman wawancara, angket, langkah-langkah pembelajaran, dan instrumen penilaian.


(41)

1). Bahan Pembelajaran

Untuk mewujudkan proses pembelajaran, peneliti membuat bahan pembelajaran yang dikutip dari buku Bahasa Indonesia Membuatku Cerdas Kelas 6 (BSE) 2008 untuk Sekolah Dasar Kelas VI dan buku Surat-Menyurat & Menulis Surat Dinas dengan Benar karangan Kosasih dengan memperhatikan hal-hal berikut ini. (Lihat lampiran perangkat pembelajaran A-3 dan A-4)

2). Batasan Penyuntingan Surat Resmi

Batasan penyuntingan surat resmi merupakan kerangka dasar yang diwujudkan dalam bentuk langkah-langkah dalam melakukan aktifitas penyuntingan pada contoh draf surat resmi yang dibagikan.

Sebelum mengetahui langkah-langkah penyuntingan yang akan dilakukan, peneliti ingin mengemukakan hal-hal yang dilakukan dalam proses penyuntingan surat menurut Kosasih dan Sutari (2003,105), antara lain:

a) mengetahui kekeliruan-kekeliruan yang terjadi dalam tata letak dan format penyusunannya. bagian-bagian surat yang letaknya tidak benar kemudian diperbaiki.

b) memeriksa isinya, antara lain, dengan melihat kejelasan, kelogisan, kelengkapan dan sistematika penyusunannya. dalam hal ini pemeriksaan dapat dilakukan terhadap penulisan hal surat serta kebenaran-kebenaran atas informasi yang dikemukakannya.


(42)

c) memperbaiki kesalahan-kesalahan bahasa, yakni berkaitan dengan penyusunan ejaan, kalimat, pemilihan kata, dan penggunaan ejaan.

Proses penyuntingan surat yang dikemukakan di atas, dapat digunakan seluruhnya dalam satu proses kegiatan penyuntingan. Kata, prasa atau kalimat yang disunting inilah yang pada prakteknya, oleh siswa dapat dihubungkan dengan penulisan yang benar.

3). Keterukuran Draf Surat Resmi

Draf surat resmi merupakan alat-alat utama untuk menyampaikan materi pembelajaran yang diinginkan dalam proses penelitian ini. Ada dua hal penting yang harus dikaji terkait dengan draf surat resmi sebagai materi pembelajaran. Draf surat resmi harus memenuhi dua kepentingan yang berbeda yaitu:

a) Draf surat resmi harus mengandung unsur-unsur yang terdapat dalam karakteristik surat resmi

b) Draf surat resmi harus sesuai dengan tingkat kesesuaian pembelajaran di kelas VI.

Agar penelitian sangat bermakna bukan saja dalam proses pembelajaran tetapi untuk proses pembelajaran pada jenjang yang lebih tinggi, maka draf surat resmi yang diharapkan dapat membantu kebutuhan pribadi siswa yaitu dengan menampilkan draf surat permohonan izin tidak masuk sekolah, surat permohonan bantuan dana, surat permohonan wawancara, dll.


(43)

4). Pedoman Observasi

Pedoman observasi digunakan untuk mengambil data penelitian yang dilakukan pada saat proses belajar mengajar berlangsung di kelas eksperiemn dan di kelas kontrol. Pedoman observasi ini dapat dilihat pada lampiran B.6 dan B-8.

5). Pedoman Wawancara

Pedoman wawancara ini digunakan oleh peneliti dengan tujuan untuk mendapatkan informasi atau pendapat guru secara langsung terhadap pembelajaran menulis surat resmi. Pedoman wawancara terhadap guru dapat dilihat pada lampiran B-12.

6). Angket

Angket digunakan dalam penelitian ini untuk mengukur aktivitas siswa selama dalam pembelajaran dengan menggunakan teknik penyuntingan. Adapun aspek yang diukur pada angket ini adalah aktivitas visual, aktivitas lisan, aktivitas mendengarkan, aktivitas menulis, aktivitas mental, aktivitas emosional. Angket yang digunakan dapat dilihat pada lampiran B-10.

7). Proses Pembelajaran Model Korespondensi melalui Teknik Penyuntingan Berdasarkan kajian teori pembelajaran model korespondensi dan pengamatan di lapangan, maka diajukan pembelajaran model korespondensi melalui teknik penyuntingan seperti ditunjukkan pada gambar 3.2. berikut


(44)

Gambar. 3.2.

Pembelajaran Model Korespondensi melalui Teknik Penyuntingan Pembelajaran Model Korespondensi

melalui Teknik Penyuntingan

Komponen Model Sasaran Isi Model Implementasi 1. Prinsip Pendekatan

Keterampilan Proses a. Sesuai

kompetensi b. Tugas bertahap c. Fokus Individu 2. Prinsip tahap-tahap

proses menulis a. Prapenulisan

surat remi b. Penulisan surat

resmi c. Pascapenulisan surat resmi Rencana Isi 1. Tujuan 2. Materi 3. Metode 4. Alat 5. Evaluasi EVALUASI 1. Pendekatan PAP 2. Integrasi Penilaian Proses dan Hasil

Peningkatan Aktivitas Belajar dan Keterampilan Menulis

vurat Resmi viswa

Evaluasi Implementasi Rencana Tes Keterampilan Menulis Surat Resmi


(45)

Berdasarkan gambar di atas maka proses pembelajaran model korespondensi melalui teknik penyuntingan dapat dijabarkan sebagai berikut:

a) guru menampilkan bagan unsur-unsur surat resmi serta memberikan nomor pada setian bagian-bagiannya;

b) siswa menyebutkan lalu menuliskan unsur-unsur surat resmi resmi tersebut sesuai dengan nomor di papan tulis;

c) guru membagikan draf surat permohonan lamaran menjadi wartawan cilik untuk diedit.

d) siswa membaca surat resmi tersebut dengan seksama.

e) siswa melingkari ejaan, struktur kata, atau tanda baca yang salah, lalu menuliskan yang benar di dekat kesalahan tadi.

f) guru bersama siswa mengulas kesalahan penulisan dalam draf surat resmi tersebut.

Secara rinci kegiatan guru dan kegiatan siswa selama proses pembelajaran di kelas eksperimen dapat dilihat pada tabel 3.4. berikut ini.

Tabel 3.4

Kegiatan Guru dan Siswa di Kelas Eksperimen

Kegiatan Guru Kegiatan Siswa

1. mengkondisikan kelas, 2. memberikan apersepsi, 3. mengadakan tes awal.

4. memberi tujuan pembelajaran, 5. membuat bagan surat,

6. membagikan draf surat rsmi (surat permohonan menjadi wartawan cilik),

1. mengerjakan tes awal,

2. menyebutkan dan menuliskan unsur-unsur surat resmi tersebut sesuai dengan nomor di papan tulis,

3. menyunting dan mendiskusikan contoh surat resmi (surat permohonan menjadi wartawan cilik) yang dibagikan guru, dan


(46)

7. mengulas kesalahan yang terdapat dalam draf surat permohonan tersebut,

8. mengadakan tes akhir, dan 9. menutup pembelajaran.

4. mengerjakan tes akhir.

8). Penyusunan Instrumen Penilaian

Instrumen penilaian merupakan alat-alat ukur yang diperlukan dalam melaksanakan suatu penilaian. Instrumen penilaian yang penulis gunakan adalah format penilaian menulis yang diajarkan Rahman (2007) yang diadaptasi dari pedoman penilaian berdasarkan konsensus para guru dan para penilai (penimbang) menulis (International Study of Achievment Written Compotition). Instrumen penilaian tersebut dapat dapat dilihat dalam tabel 3.5.

Tabel 3.5

Aspek Penilaian Tes Keterampilan Menulis Surat Resmi

No Aspek yang Dinilai Rentang Skor Nila

i

1 2 3 4 5

1 2 3 4 5 6

Kelengkapan unsur-unsur surat; Kesesuaian isi dengan tujuan

penulisan surat; Kefektifan kalimat; Pilihan kata;

Ketepatan ejaan dan tanda baca; Tulisan tangan dan kerapian.


(47)

Keterangan :

Sangat Baik (SB) : Skor 5 Baik (B) : Skor 4 Cukup (C) : Skor 3 Kurang (K) : Skor 2 Sangat Kurang (SK) : Skor 1

Skor total dalam tes menulis untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol adalah 30. Skor 30 merupakan hasil dari 6 x 5. Angka 6 yang pertama menunjukkan jumlah semua aspek yang dinilai. Sedangkan angka lima kedua merupakan nilai ideal untuk setiap aspek yang dinilai di kelas eksperimen maupun kelas kontrol.

Untuk menentukan skor penilaian maka ditentukan indikator penilaiannya. Secara rinci dapat dilihat pada tabel 3.6.

Tabel 3.6.

Kriteria Penilaian Tes Keterampilan Menulis Surat Resmi No Aspek Penilaian Rentang

Skor

Kategori Indikator

1. Kelengkapan unsur-unsur surat

a. sangat sesuai b. sesuai

c. cukup sesuai

d. kurang sesuai 5 4 3 2 Sangat baik Baik Cukup Kurang

Jika siswa menyertakan 8 unsur surat yang telah ditentukan.

Jika siswa menyertakan 7-6 unsur surat yang telah ditentukan.

Jika siswa menyertakan 4-5 unsur surat yang telah ditentukan.

Jika siswa menyertakan 2-3 unsur surat yang telah


(48)

e. tidak sesuai 1 Sangat kurang

ditentukan.

Jika siswa menyertakan 1 unsur surat yang telah ditentukan.

2. Kesesuaian isi dengan tujuan penulisan surat

a. sangat sesuai b. sesuai

c. cukup sesuai

d. kurang sesuai e. tidak sesuai

5 4 3 2 1 Sangat baik Baik Cukup Kurang Sangat kurang

Penulisan alamat surat, pengungkapan hal, dan isi surat sangat sesuai dengan maksud surat.

Penulisan alamat surat dan pengungkapan isi surat

sesuai namun

pengungkapan hal surat kurang sesuai dengan maksud surat.

Penulisan hal dan isi surat sesuai namun alamat surat tidak sesuai dengan maksud surat atau maksud surat dan alamat surat saja yang sesuai.

Pengungkapan isi atau hal atau alamat surat saja yang sesuai.

Penulisan alamat surat, pengungkapan hal dan isi surat tidak sesuai.

3. Keefektifan kalimat a. sangat

efektif

b. efektif

c. cukup efektif 5 4 3 Sangat baik Baik Cukup

Penyusunan kalimat sangat efektif, secara tepat mewakili gagasan penulis, jelas, dan hemat.

Penyusunan kalimat efektif. Setiap kalimat mewakili gagasan penulis, hemat, namun kurang jelas atau mewakili gagasan penulis, jelas namun kurang hemat. Penyusunan kalimat sudah mewakili gagasan penulis


(49)

d. kurang efektif

e. tidak efektif

2

1

Kurang

Sangat kurang

namun kurang hemat dan kurang jelas.

Penyusunan kalimat hanya hemat dan jelas atau jelas saja atau mewakili gagasan penulis saja. Penyusunan kalimat seluruhnya tidak efektif. 4. Diksi (pemilihan

kata)

a. sangat tepat

b. tepat

c. cukup tepat

d. kurang tepat

e. tidak tepat

5 4 3 2 1 Sangat baik Baik Cukup Kurang Sangat kurang

Kata-kata yang digunakan dalam setiap surat resmi sudah tepat, jelas, serta mudah dipahami, dan memenuhi 5 kata yang sudah ditentukan.

Kata-kata yang digunakan umumnya sudah tepat, unsur-unsurnya jelas, dan memenuhi 4 kata yang sudah ditentukan.

Kata-kata yang digunakan sebagian cukup tepat, unsur-unsurnya cukup jelas, dan memenuhi 3 kata yang sudah ditentukan..

Kata-kata yang digunakan banyak sekali yang kurang jelas, unsurnya kurang jelas dan memenuhi 2 kata yang sudah ditentukan. Kata-kata yang digunakan semuanya tidak tepat, unsurnya tidak jelas dan memenuhi 1 kata yang sudah ditentukan.

5. Ejaan dan tanda baca

a. sangat tepat 5 Sangat baik Penggunaan ejaan dan tanda baca dalam penulisan surat,


(50)

b. tepat

c. cukup tepat

d. kurang tepat

e. tidak tepat

4 3 2 1 Baik Cukup Kurang Sangat kurang seluruhnya tepat/sempurna.

Ada beberapa kesalahan dalam penggunaan ejaan dan tanda baca dalam penulisan surat antara 1 sampai 3.

Penggunaan ejaan dan tanda baca dalam penulisan surat terdapat kesalahan 4 sampai 7. Penggunaan ejaan dan tanda baca dalam penulisan surat, sangat sering dijumpai kesalahan lebih dari 7.

Penggunaan ejaan dan tanda baca dalam penulisan surat, seluruhnya tidak tepat. 6. Kerapian tulisan

a. sangat rapi

b. rapi

c. cukup rapi

d. kurang rapi

e. tidak rapi

5 4 3 2 1 Sangat baik Baik Cukup Kurang Sangat kurang

Penulisan terlihat rapi, rata, teratur, bersih dan tidak ada coretan.

Penulisan terlihat rapi, tetapi tidak rata, bersih dan tidak ada coretan. Penulisan terlihat rapi, tetapi tidak rata, tidak bersih dan ada coretan. Penulisan terlihat kurang rapi, tetapi tidak rata, tidak bersih dan ada coretan.

Penulisan terlihat tidak rapi, tidak rata, tidak bersih dan ada coretan.


(51)

Adapun penafsiran hasil tes keterampilan menulis surat resmi dapat dikategorikan baik tidaknya dengan merujuk paa kategori penilaian tes pada tabel 3.7. berikut ini.

Tabel 3.7.

Kategori Penilaian Tes Keterampilan Menulis Surat Resmi

No Kategori Nilai

1. 2. 3. 4. 5.

Sangat baik Baik Cukup baik Kurang baik Sangat kurang

85-100 75-84 60-74 40-59 0-39


(52)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN-SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan pada bab 4 sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa:

1. Hasil temuan penelitian menunjukkan bahwa antara aktivitas belajar siswa di kelas eksperimen dengan kelas kontrol terdapat perbedaan yang signifikan. Dari Hasil uji mann whitney diperoleh asymp. sig. (2-tailed) pada rata-rata aktivitas belajar siswa pada kelas eksperimen dengan kelas kontrol adalah sebesar 0,000. Oleh karena 0,000 ≤ 0,05 maka Ha diterima, artinya terdapat perbedaan yang

signifikan antara rata-rata aktivitas belajar siswa kelas eksperimen dengan kelas kontrol. Aktivitas belajar siswa pada pembelajaran model korespondensi melalui teknik penyuntingan ini lebih baik daripada aktivitas belajar siswa pada pembelajaran konvensional. Hal ini dapat dilihat dari hasil observasi diperoleh rata-rata aktivitas siswa pada kelas eksperimen sebesar 2,59 (86,53%) termasuk kategori sangat baik, sedangkan rata-rata aktivitas siswa pada kelas kontrol sebesar 2,2 (73%) dengan kategori baik.

2. Pembelajaran model korespondensi melalui teknik penyuntingan dapat meningkatkan keterampilan menulis surat siswa sekolah dasar. Hal ini terbukti dari nilai rata-rata tes awal di kelas eksperimen sebesar 64,56 dan nilai rata-rata tes akhirnya adalah 90,15 sehingga diperoleh gain sebesar 25,59. Sedangkan jumlah nilai rata-rata tes awal di kelas kontrol sebesar 65,19 dan nilai rata-rata tes


(53)

akhirnya adalah 81,89 sehingga diperoleh gain sebesar 16,70. Dengan demikian, siswa pada kelas eksperimen mengalami peningkatan nilai rata-rata sebesar 0.73 termasuk kategori tinggi dan pada kelas kontrol mengalami peningkatan nilai rata-rata sebesar 0.47 termasuk kategori sedang. Adapun hasil pengujian data diperoleh asymp. sig. (2-tailed) pada tes akhir kelas eksperimen dengan kelas kontrol adalah sebesar 0,000. karena 0,000 ≤ 0,05 maka Ho ditolak dan Ha

diterima. Artinya terdapat perbedaan peningkatan keterampilan menulis surat resmi siswa sekolah dasar antara hasil pembelajaran model korespondensi melalui teknik penyuntingan di kelas eksperimen dengan hasil pembelajaran konvensional di kelas konrol, di mana hasil pembelajaran model korespondensi melalui teknik penyuntingan lebih tinggi daripada hasil pembelajaran konvensional.

3. Hasil temuan penelitian menunjukkan bahwa antara variabel aktivitas belajar dengan variabel hasil belajar yakni keterampilan menulis surat resmi siswa Sekolah Dasar memiliki tingkat hubungan yang signifikan pada α = 0,005 dengan

nilai korelasi (r) diperoleh sebesar 0,621 termasuk kategori hubungan yang kuat. Variabel aktivitas belajar siswa berpengaruh sebesar 38,5% terhadap keterampilan menulis surat resmi siswa Sekolah Dasar. Hal ini dibuktikan berdasarkan hasil uji Anova atau Uji F test untuk variabel Y1 terhadap Y2 diperoleh Fhitung = 17,548 sedangkan Ftabel = 3,15. Oleh karena Fhitung > Ftabel atau 17,548 > 3,15 maka H0 ditolak dan menerima Ha. Hal ini mengandung arti bahwa variabel Y1 berpengaruh terhadap Y2. Koefisien determinasi R diperoleh sebesar 0,621 dan R Square (R2) adalah sebesar 0,385. Hal ini berarti bahwa 38,5%


(54)

keterampilan menulis surat resmi siswa Sekolah Dasar dipengaruhi oleh aktivitas belajar (Y1) sedangkan sisanya sebesar 61,5% dipengaruhi oleh faktor lain. Adapun berdasarkan hasil uji t variabel Y1 terhadap Y2 diperoleh thitung = 4,189 sedangkan ttabel = 2,004. Oleh karena thitung > ttabel atau 4,189 > 2,004 maka H0 ditolak dan menerima Ha. Hal ini mengandung arti bahwa variabel Y1 (aktivitas belajar siswa) berpengaruh terhadap Y2 (keterampilan menulis surat resmi siswa Sekolah Dasar).

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa peningkatan keterampilan menulis surat resmi siswa pada pembelajaran model korespondensi melalui teknik penyuntingan lebih tinggi bila dibandingkan dengan peningkatan keterampilan menulis surat resmi siswa pada pembelajaran konvensional. Hal ini disebabkan karena dalam pembelajaran menulis surat resmi melalui teknik penyuntingan siswa memperoleh informasi tahapan menulis, siswa mendapatkan pengalaman untuk memilih, memilah dan menyusun kata-kata yang akan digunakan dan siswa juga memperoleh pengalaman untuk mengedit atau mengoreksi kesalahan yang terdapat dalam penulisan surat resmi bersama kelompoknya sehingga siswa lebih jeli dan teliti terhadap kesalahan-kesalahan berbahasa yang sering terjadi dalam penulisan surat. Dengan pembelajaran model korespondensi melalui teknik penyuntingan siswa belajar menulis dengan mengetahui tujuan dan pembaca tulisannya. Pelaksanaan pembelajaran menulis surat melalui teknik penyuntingan ini menjadikan siswa lebih aktif, kreatif dan terciptanya suasana diskusi dalam proses pembelajaran.


(55)

B. Saran-Saran

Berdasarkan dari hasil penelitian pembelajaran model korespondensi melalui teknik penyuntingan, penulis memberikan saran-saran sebagai berikut:

1. Mengingat pembelajaran model korespondensi melalui teknik penyuntingan efektif dalam meningkatkan kemampuan menulis siswa dibandingkan dengan pembelajaran konvensional, maka rekomendasi dibuat agar pembelajaran model korespondensi melalui teknik penyuntingan ini dapat dijadikan salah satu alternatif pembelajaran menulis surat oleh guru-guru di kelas VI SD dengan menggunakan prinsip pendekatan proses dan mempratikkan tahap-tahap proses menulis sesuai dengan yang diungkapkan Tompkins (1990).

2. Berkenaan dengan perencanaan pembelajaran model korespondensi melalui teknik penyuntingan yang dilakukan oleh guru bahasa Indonesia SD Negeri Kauman 7 Batang perlu dipertahankan dengan menggunakan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang sudah sistematis dan terarah sesuai dengan yang diungkapkan Indihadi (2006).

3. Agar pelaksanaan pembelajaran menulis surat melalui teknik penyuntingan ini berhasil dengan baik, hendaknya dipersiapkan secara seksama oleh guru, mulai dari Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), materi pendukung berupa materi penyuntingan, alokasi waktu yang digunakan, pendekatan, metode dan teknik pembelajarn yang bervariasi serta memberikan bimbingan dan latihan menulis kepada siswa secara terus-menerus, intensif dan berkelanjutan. Dalam hal ini, guru dapat mengembangkan kemampuan membuat materi dan media pembelajaran menulis surat resmi melalui teknik penyuntingan dengan aktif


(56)

mengikuti Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP), pendidikan dan pelatihan, seminar, workshop, dll.

4. Bagi para peneliti yang akan mengadakan penelitian yang terkait dengan pembelajaran menulis surat resmi dapat melaksanakan penelitian berupa penelitian pengembangan model pembelajaran model korespondensi melalui teknik penyuntingan atau dengan pendekatan dan teknik yang berbeda dalam rangka meningkatkan aktivitas belajar siswa dan keterampilan menulis surat resmi siswa Sekolah Dasar.


(57)

DAFTAR PUSTAKA

Alwasilah S. Suzanna. 2008. Mengajarkan Menulis Sejak Dini, Mengapa Tidak? [Online]. Tersedia: http://alwasilah.multiply.com/journal/item/29

Ahmadi, Mukhsin. 1990. Strategi Belajar Mengajar Keterampilan Berbahasa dan

Apresiasi Sastra. Malang: Y A 3.

Akdon. (2005). Aplikasi Statistika dan Metode Penelitian untuk Administrasi &

Manajemen. Bandung: Dewa Ruchi.

Akhadiah, dkk. 2003. Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia. Jakarta; Erlangga.

Ali, Mohammad. (2007). Modul Teori dan Praktek Pembelajaran Pendidikan Dasar. Bandung: SPS UPI.

Arsyad. 2002. Media Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada Karya Aksara Badudu. J.S. 1988. Cakrawala bahasa Indonesia. Jakarta: Gramedia.

Dewi, Qonita, 2004. Surat Menyurat Teknik Lengkap. Jakarta: ABI

Depdiknas. 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Edisi III. Jakarta: Balai Pustaka. Depdiknas. 2003. Media Pembelajaran. Jakarta: Depdiknas, Dirjendikdasmen, DTK Depdiknas. 2006. Perencanaan Pembelajaran. Jakarta: Depdiknas.

Hamalik, Oemar.,1983, Metode Belajar dan Kesulitan Belajar. Tarsito:Bandung. Hairudin, dkk. 2008. Bahan Ajar Cetak Pembelajaran Bahasa Indonesia Jakarta:

Dirjen Pendidikan tinggi Departemen Pendidikan Nasional.

Hidayat, Wahyu. 2005. Pembelajaran Menulis Surat Resmi Menggunakan Teknik

Meniru Model Pada Siswa Kelas X di SMA Negeri 1 Garut. Skripsi pada

FPBS IKIP Bandung: tidak diterbitkan.

http://pustaka.ut.ac.id/puslata/online.php?menu=bmpshort_detail2&ID=265 http://pustaka.ut.ac.id/puslata/online.php?menu=bmpshort_detail&ID=265


(58)

Indihadi. D., dkk. 2006. Laporan Penelitian Model Korespondensi; Model Alternatif

Pembelajaran Menulis di Sekolah Dasar. Tasikmalaya: Universitas

Pendidikan Indonesia Kampus Tasikmalaya.

Istikoma. 2009. Menakar Nilai Pembelajaran Menulis. [On-line]. Tersedia:

http://klubguru.com/2-view.php?subaction=showfull&id=1236558495&archive=&start_from=&ucat =2&do=artikel (2 Agustus 2009)

Iskandarwassid dan Sunendar. 2008. Strategi Pembelajaran Bahasa. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Nurikhsan, J. (2007). Perkembangan Peserta Didik. Bandung: Pascasarjana UPI. Keraf, Gorys. 1989. Komposisi. Flores: Nusa Indah.

Harudin Kurniawan. (t.thn). Model Pengajaran Menulis Bahasa Indonesia bagi

Penutur Asing Tingkat Lanjut. [online]. Tersedia:

http://www.google.co.id/search [1 November 2008].

Kosasih dan Sutari, Ice. 2003. Surat-Menyurat & Menulis Surat Dinas dengan Benar. Bandung: Yrama Widya.

Mansur, Ahmad. Pelajaran Surat-Menyurat Indonesia. Bandung: Yayasan Pendidikan Ilmu Administrasi Indonesia.

Nasution, S. 1996. Metode Research. Jakarta: Bumi Aksara. Nazir, Moh. 1998. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Nunan, David. (1991). Language Teaching Methodology. New York: Prentice Hall. Nurasiawati, Sri. 2007. Penerapan Teknik Penyuntingan dalam Pembelajaran

Menulis Surat Dinas (Suatu Penelitian Eksperimen Kuasi terhadap Siswa Kelas VIII SMPN 1 Kiarapedes Kabupaten Purwakarta Tahun Ajaran 2006/2007. Skripsi pada FPBS UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Nurgiyantoro, Burhan. 1995. Penilaian Dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra. Ed. 2. Yogyakarta: BPFE.

Nurhayatin, Agus. (t.thn). Pembelajaran Menulis Karya Sastra Cerita Pendek: Memberi

Bekal Life Skill Kepada Siswa. [online]. Tersedia.

http://www.pusatbahasa.diknas.go.id/.pdf [1 November 2008]

Rahman. 2008. Model Mengajar & Bahan Pembelajaran. Jatinangor: Alqaprint. 169


(1)

B. Saran-Saran

Berdasarkan dari hasil penelitian pembelajaran model korespondensi melalui teknik penyuntingan, penulis memberikan saran-saran sebagai berikut:

1. Mengingat pembelajaran model korespondensi melalui teknik penyuntingan efektif dalam meningkatkan kemampuan menulis siswa dibandingkan dengan pembelajaran konvensional, maka rekomendasi dibuat agar pembelajaran model korespondensi melalui teknik penyuntingan ini dapat dijadikan salah satu alternatif pembelajaran menulis surat oleh guru-guru di kelas VI SD dengan menggunakan prinsip pendekatan proses dan mempratikkan tahap-tahap proses menulis sesuai dengan yang diungkapkan Tompkins (1990).

2. Berkenaan dengan perencanaan pembelajaran model korespondensi melalui teknik penyuntingan yang dilakukan oleh guru bahasa Indonesia SD Negeri Kauman 7 Batang perlu dipertahankan dengan menggunakan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang sudah sistematis dan terarah sesuai dengan yang diungkapkan Indihadi (2006).

3. Agar pelaksanaan pembelajaran menulis surat melalui teknik penyuntingan ini berhasil dengan baik, hendaknya dipersiapkan secara seksama oleh guru, mulai dari Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), materi pendukung berupa materi penyuntingan, alokasi waktu yang digunakan, pendekatan, metode dan teknik pembelajarn yang bervariasi serta memberikan bimbingan dan latihan menulis kepada siswa secara terus-menerus, intensif dan berkelanjutan. Dalam hal ini, guru dapat mengembangkan kemampuan membuat materi dan media pembelajaran menulis surat resmi melalui teknik penyuntingan dengan aktif


(2)

mengikuti Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP), pendidikan dan pelatihan, seminar, workshop, dll.

4. Bagi para peneliti yang akan mengadakan penelitian yang terkait dengan pembelajaran menulis surat resmi dapat melaksanakan penelitian berupa penelitian pengembangan model pembelajaran model korespondensi melalui teknik penyuntingan atau dengan pendekatan dan teknik yang berbeda dalam rangka meningkatkan aktivitas belajar siswa dan keterampilan menulis surat resmi siswa Sekolah Dasar.


(3)

DAFTAR PUSTAKA

Alwasilah S. Suzanna. 2008. Mengajarkan Menulis Sejak Dini, Mengapa Tidak? [Online]. Tersedia: http://alwasilah.multiply.com/journal/item/29

Ahmadi, Mukhsin. 1990. Strategi Belajar Mengajar Keterampilan Berbahasa dan Apresiasi Sastra. Malang: Y A 3.

Akdon. (2005). Aplikasi Statistika dan Metode Penelitian untuk Administrasi & Manajemen. Bandung: Dewa Ruchi.

Akhadiah, dkk. 2003. Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia. Jakarta; Erlangga.

Ali, Mohammad. (2007). Modul Teori dan Praktek Pembelajaran Pendidikan Dasar. Bandung: SPS UPI.

Arsyad. 2002. Media Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada Karya Aksara Badudu. J.S. 1988. Cakrawala bahasa Indonesia. Jakarta: Gramedia.

Dewi, Qonita, 2004. Surat Menyurat Teknik Lengkap. Jakarta: ABI

Depdiknas. 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Edisi III. Jakarta: Balai Pustaka. Depdiknas. 2003. Media Pembelajaran. Jakarta: Depdiknas, Dirjendikdasmen, DTK Depdiknas. 2006. Perencanaan Pembelajaran. Jakarta: Depdiknas.

Hamalik, Oemar.,1983, Metode Belajar dan Kesulitan Belajar. Tarsito:Bandung. Hairudin, dkk. 2008. Bahan Ajar Cetak Pembelajaran Bahasa Indonesia Jakarta:

Dirjen Pendidikan tinggi Departemen Pendidikan Nasional.

Hidayat, Wahyu. 2005. Pembelajaran Menulis Surat Resmi Menggunakan Teknik Meniru Model Pada Siswa Kelas X di SMA Negeri 1 Garut. Skripsi pada FPBS IKIP Bandung: tidak diterbitkan.

http://pustaka.ut.ac.id/puslata/online.php?menu=bmpshort_detail2&ID=265 http://pustaka.ut.ac.id/puslata/online.php?menu=bmpshort_detail&ID=265


(4)

Indihadi. D., dkk. 2006. Laporan Penelitian Model Korespondensi; Model Alternatif Pembelajaran Menulis di Sekolah Dasar. Tasikmalaya: Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Tasikmalaya.

Istikoma. 2009. Menakar Nilai Pembelajaran Menulis. [On-line]. Tersedia:

http://klubguru.com/2-view.php?subaction=showfull&id=1236558495&archive=&start_from=&ucat =2&do=artikel (2 Agustus 2009)

Iskandarwassid dan Sunendar. 2008. Strategi Pembelajaran Bahasa. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Nurikhsan, J. (2007). Perkembangan Peserta Didik. Bandung: Pascasarjana UPI. Keraf, Gorys. 1989. Komposisi. Flores: Nusa Indah.

Harudin Kurniawan. (t.thn). Model Pengajaran Menulis Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing Tingkat Lanjut. [online]. Tersedia: http://www.google.co.id/search [1 November 2008].

Kosasih dan Sutari, Ice. 2003. Surat-Menyurat & Menulis Surat Dinas dengan Benar. Bandung: Yrama Widya.

Mansur, Ahmad. Pelajaran Surat-Menyurat Indonesia. Bandung: Yayasan Pendidikan Ilmu Administrasi Indonesia.

Nasution, S. 1996. Metode Research. Jakarta: Bumi Aksara. Nazir, Moh. 1998. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Nunan, David. (1991). Language Teaching Methodology. New York: Prentice Hall. Nurasiawati, Sri. 2007. Penerapan Teknik Penyuntingan dalam Pembelajaran

Menulis Surat Dinas (Suatu Penelitian Eksperimen Kuasi terhadap Siswa Kelas VIII SMPN 1 Kiarapedes Kabupaten Purwakarta Tahun Ajaran 2006/2007. Skripsi pada FPBS UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Nurgiyantoro, Burhan. 1995. Penilaian Dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra. Ed. 2. Yogyakarta: BPFE.

Nurhayatin, Agus. (t.thn). Pembelajaran Menulis Karya Sastra Cerita Pendek: Memberi Bekal Life Skill Kepada Siswa. [online]. Tersedia. http://www.pusatbahasa.diknas.go.id/.pdf [1 November 2008]

Rahman. 2008. Model Mengajar & Bahan Pembelajaran. Jatinangor: Alqaprint. 169


(5)

Rahman. 2007. Pengetahuan Dasar Menulis SD. Makalah pada Perkuliahan Pembelajaran Menulis di SD Konsentrasi Bahasa Indonesia SD Program Studi Pendidikan Dasar SPS UPI. Bandung.

Rifai, Mien A. 1997. Pegangan Gaya Penulisan, Penyuntingan, dan Penerbitan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Sanjaya, Wina. (2006). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media.

Sardiman, A.M.,1994, Interaksi dan Belajar Mengajar. Bumi Aksara: Jakarta. Semi, M. Atar. 2007. Dasar-dasar Keterampilan Menulis. Bandung: Angkasa. Sofa. Pendekatan Pembelajaran Menulis di SD. [On-line]. Tersedia:

http://massofa.wordpress.com/2008/10/07/pendekatan-pembelajaran-menulis-di-sd/ (20 Oktober 2008).

Subrata, H. 2008. Strategi dan Model-model Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar. [On-line]. Tersedia:

http://hrbrata.blog2.plasa.com/2008/09/27/strategi-dan-model-model-pembelajaran-bahasa-indonesia-di-sekolah-dasar-2/ (2 Oktober 2008).

Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Alfabeta: Bandung.

Suharsimi Arikunto, (1992). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Penerbit Bumi Aksara, Jakarta.

Supardi. (1991). Penilaian dan Pengujian di Sekolah Dasar. Semarang; IKIP Semarang Press.

Syamsuddin dan Damaianti. 2008. Metodologi Penelitian Bahasa Indonesia. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Syihabuddin, 2007. Tes dan Evaluasi Pengajaran Bahasa Indonesia. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Tarigan, Guntur. 20008 Menulis Sebagai Salah Satu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.

Tarigan, Djago. (2000). Materi dan Pembelajaran Bahasa Indonesia SD. Jakarta: Universitas Terbuka.

Tarigan, Djago. (2002). Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di Kelas Rendah. Jakarta: Universitas Terbuka.


(6)

Tim MBE. 2006. Penilaian Dampak Program MBE pada Siswa. [Online]. Tersedia: http://mbeproject.net/mbe56.html. (28 Desember 2009)

Tompkins, Gail E. 1990. Teaching Writing Balancing Process and Product. New York: Macmillan Publishing Company.

Tompkins, Gail E dan Hoskisson. 1990. Language Art; Content and Theaching Strategies. New York: Macmillan Publishing Company.

Uyanto, S.U. 2006. Pedoman Analisis Data dengan SPSS. Yogyakarta: Graha Ilmu. Usman, Uzer, 1995. Menjadi Guru Profesional. Bandung. Remaja Rosda Karya. Warsidi, Edi. 2008. Buku Bahasa Indonesia Membuatku Cerdas Kelas 6. Jakarta:

BSE.

White Volney and Edward White (1990). Writing, not Fighting: Student Letters as Problem-Solving in the Elementary Classroom. Journal of Teaching Writing. Indianapolis: The Indiana Teachers of writing.

Willyana. 2007. Peningkatan Pembelajaran Menulis Karangan melalui Model Menulis Berbasis Ilustrasi. Tesis pada SPS UPI Bandung: tidak diterbitkan. Yasin, Muhammad. 2009. Penggunaan Bahasa dalam Surat Undangan Resmi Siswa

Kelas VIII SMP Negeri 2 Ngunut Kabupaten Tulungagung Tahun Pelajaran 2008/2009. [On-line]. Tersedia: http://karya-ilmiah.um.ac.id/index.php/sastra-indonesia/article/view/214 (2 Agustus 2009)

Zuchdi, Darmiyati. (1997). “Pembelajaran Menulis dengan Pendekatan Proses”, Karya Ilmiah disajikan dan dibahas pada Senat Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni IKIP Yogyakarta tanggal 15 November 1996 (tidak dipublikasikan). Yogyakarta: IKIP.