KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DALAM PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN NARASI DAN DESKRIPSI SISWA SEKOLAH DASAR (Studi Eksperimen Kuasi pada Siswa Kelas IV SD Negeri Pelesiran Kota Bandung Tahun Ajaran 2014-2015).

(1)

KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DALAM PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN NARASI DAN DESKRIPSI SISWA SEKOLAH DASAR

(Studi Eksperimen Kuasi pada Siswa Kelas IV SD Negeri Pelesiran Kota Bandung Tahun Ajaran 2014-2015)

TESIS

diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh gelar Magister Pendidikan Program Studi Pendidikan Dasar Konsentrasi Bahasa Indonesia

oleh

PRIMANITA SHOLIHAH ROSMANA 1303108

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DASAR SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG


(2)

KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DALAM PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN NARASI DAN DESKRIPSI SISWA SEKOLAH DASAR

(Studi Eksperimen Kuasi pada Siswa Kelas IV SD Negeri Pelesiran Kota Bandung Tahun Ajaran 2014-2015)

oleh

Primanita Sholihah Rosmana

Sebuah tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan Dasar

Universitas Pendidikan Indonesia

© Primanita Sholihah Rosmana 2015 Universitas Pendidikan Indonesia

Agustus 2015

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

LEMBAR PENGESAHAN

KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DALAM PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN NARASI DAN DESKRIPSI SISWA SEKOLAH DASAR

(Studi Eksperimen Kuasi pada Siswa Kelas IV SD Negeri Pelesiran Kota Bandung Tahun Ajaran 2014-2015)

oleh

Primanita Sholihah Rosmana 1303108

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING:

Prof. Dr. Dadang Sunendar, M.Hum. NIP. 196310241988031003

Diketahui Oleh

Ketua Program Studi Pendidikan Dasar

Dr. Hj. Ernawulan Syaodih, M.Pd.


(4)

KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DALAM PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN NARASI DAN DESKRIPSI SISWA SEKOLAH DASAR

(Studi Eksperimen Kuasi pada Siswa Kelas IV SD Negeri Pelesiran Kota Bandung Tahun Ajaran 2014-2015)

Primanita Sholihah Rosmana 1303108

ABSTRAK

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya keterampilan menulis karangan narasi dan deskripsi siswa kelas IV SDN Pelesiran dalam penggunaan huruf kapital dan pengunaan tanda baca. Dalam menulis karangan narasi belum bisa menentukan tokoh, watak/perbuatan, latar, alur dan diksi. Dalam menulis karangan deskripsi belum bisa menentukan isi karangan bedasarkan penginderaan, mengorganisasi dengan baik, dan menggunakan diksi yang baik. Penelitian ini bertujuan untuk mendeksripsikan keefektifan model pembelajaran kooperatif dengan mengkombinasikan tipe think pair share dan think talk write dalam peningkatan keterampilan menulis karangan narasi dan deskripsi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen kuasi dengan desainnon-equivalent control group design. Penelitian dilakukan di SDN Pelesiran Kota Bandung dengan partisipan siswa kelas IV. Instrumen penelitian yang digunakan adalah RPP, LKS, rublik penilaian, kisi-kisi, dan lembar observasi. Data hasil penelitian dianalisis secara statistik dengan uji normalitas, uji homogenitas, dan t-test. Setelah dilakukan uji-t pada posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol keterampilan menulis karangan narasi diperoleh nilai Sig. (2-tailed) = 0,003 < 0,05, dan pada karangan deskripsi diperoleh nilai Sig. (2-tailed) = 0,001 < 0,05. Jadi, terdapat perbedaan data posttest keterampilan menulis karangan narasi maupun deskripsi antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol. Berdasarkan analisis N-gain keterampilan menulis karangan narasi siswa kelas eksperimen mengalami peningkatan N-gain mecapai 0,54 (sedang), sedangankan kelas kontrol N-gainnya 0,29 (rendah). Sementara keterampilan menulis karangan deskripsi siswa kelas eksperimen mengalami peningkatan N-gain mecapai 0,46 (sedang), sedangankan kelas kontrol N-gainnya 0,20 (rendah). Hasil penelitian ini menunjukan secara empirik bahwa model pembelajaran kooperatif efektif dalam peningkatan keterampilan menulis karangan narasi dan deskripsi siswa. Kata Kunci : pembelajaran kooperatif, think pair share, think talk write, keterampilan menulis


(5)

EFFECTIVENESS MODEL OF COOPERATIVE LEARNING IN IMPROVING WRITING SKILLS

AUTHORSHIP NARRATIVE AND DESCRIPTION PRIMARY SCHOOL STUDENTS

(Quasi Experimental Study in Class 4thPelesiran Bandung Elementary School School Year 2014-2015)

Primanita Sholihah Rosmana 1303108

ABSTRACK

This research is motivated by the low skills of essay writing narrative and description of the fourth grade students of SDN brothels in the use of capital letters and punctuation usage. In writing a narrative essay can not determine the character, character / action, setting, plot and diction. In writing the essay description can not determine the contents of a bouquet of bedasarkan sensing, well organized and use good diction. This study aims to description the effectiveness of cooperative learning model combining types think pair share and talk think write in improving the skills of essay writing narrative and description. The method used in this study is a quasi experimental design with non-equivalent control group design. The study was conducted in the city of Bandung with SDN pelesiranparticipants fourth grade students. The research instrument used is the lesson plans, worksheets, assessment rublik, grating, and the observation sheet. The data were statistically analyzed with normality test, homogeneity, and t-test. After the t-test at posttest experimental class and control class narrative essay writing skills acquired Sig. tailed) = 0.003 <0.05, and the description of the bouquet obtained value Sig. (2-tailed) = 0.001 <0.05. So, there are differences in the data posttest narrative essay writing skills as well as a description of the experimental class with the control class. Based on the analysis of N-gain narrative essay writing skills experimental class students increased N-gain reach 0.54 (medium), while control class N-gain is pretty 0.29 (low). A description essay writing skills while the experimental class students increased N-gain mecapai 0.46 (medium), sedangankan control class N-gain is pretty 0.20 (low). Results of this study showed empirically that the cooperative learning model effective in improving the skills of essay writing narrative and description of the students.

Keywords: cooperative learning, think pair share, talk think write, narrative writing skills, writing skills description


(6)

1

DAFTAR ISI

BAB I ... Error! Bookmark not defined. PENDAHULUAN ... Error! Bookmark not defined. A. Latar Belakang Masalah Penelitian ... Error! Bookmark not defined. B. Identifikasi Masalah Penelitian ... Error! Bookmark not defined. C. Rumusan Masalah Penelitian ... Error! Bookmark not defined. D. Tujuan Penelitian ... Error! Bookmark not defined. E. Manfaat Penelitian ... Error! Bookmark not defined. F. Struktur Organisasi Tesis... Error! Bookmark not defined. BAB II ... Error! Bookmark not defined. KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DALAM

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI DAN DESKRIPSI ... Error! Bookmark not defined.

A. Model Pembelajaran Kooperatif ... Error! Bookmark not defined. B. Model Pembelajaran Kooperatif tipe Think Pair Share ...Error! Bookmark

not defined.

C. Model Pembelajaran Kooperatif tipe Think Talk Write ...Error! Bookmark

not defined.

D. Keterampilan Menulis ... Error! Bookmark not defined. E. Karangan Narasi ... Error! Bookmark not defined. F. Karangan Deskripsi ... Error! Bookmark not defined. G. Hipotesis ... Error! Bookmark not defined. BAB III... Error! Bookmark not defined. METODE PENELITIAN ... Error! Bookmark not defined. A. Lokasi dan Subjek Penelitian ... Error! Bookmark not defined. B. Metode Penelitian dan Desain Penelitian ... Error! Bookmark not defined. C. Definisi Operasional ... Error! Bookmark not defined. D. Instrumen Penelitian ... Error! Bookmark not defined. E. Teknik Pengumpulan Data ... Error! Bookmark not defined. F. Teknik Analisis Data ... Error! Bookmark not defined.


(7)

(8)

BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah Penelitian

Menulis karangan narasi dan deskripsi memiliki kedudukan penting dalam pembelajaran menulis di Sekolah Dasar. Hal ini dipayungi oleh Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) tahun 2006 yang mencantumkan pembelajaran menulis karangan narasi dan deskripsi harus diajarkan di kelas IV.Adapun indikator menulis karangan narasiadalah menentukan judul,memunculkan tokoh, menetukan watak atau perbuatan, menentukan latar tempat serta waktu, dan membuat alur karangan narasi dengan memperhatikan penguunaan huruf kapital, tanda baca, dan diksi. Sementara indikator menulis karangan dekripsi adalah menentukan isi, organisasi, dan diksi karangan deskripsi dengan memperhatikan penggunaan huruf kapital serta tanda baca.

Selain itu pembelajaran menulis karangan narasi dan deskripsi seperti halnya pembelajaran menulis karangan argumentasi, eksposisi, laporan, eksplanasi, analisis, prosedur, diskusi, resensi, anekdot, humor dan berita harus diajarkan dalam konteks pembelajaran bahasa Indonesia di Sekolah Dasar.

Tujuan pengajaran bahasa Indonesia di Sekolah Dasar adalah terampil berbahasa, salah satunya adalah menumbuh kembangkan keterampilan menulis siswa. Namun keterampilan menulis dianggap paling sulit bila dibandingkan dengan ketiga keterampilan berbahasa yang lainnya yaitu keterampilan menyimak, berbicara dan membaca. Hal ini dipertegas oleh pendapat Nurgiantoro (2001, hlm. 269) bahwa aktivitas menulis merupakan salah satu manifestasi kemampuan dan keterampilan bahasa yang dikuasai pelajar setelah keterampilan bahasa lainnya yaitu menyimak, berbicara, dan membaca. Menurut Nurgiantoro, keterampilan menulis lebih sulit dibandingkan dengan keterampilan bahasa yang lain karena keterampilan menulis menghendaki penguasaan berbagai aspek lain di luar bahasa untuk menghasilkan paragraf atau wacana yang runtut dan padu.

Pendapat tersebut diperkuat oleh argumen yang dikemukakan Cahyani & Hodijah (2007, hlm. 10) bahwa: “Keterampilan menulis merupakan keterampilan yang paling rumit karena menulis bukanlah sekedar menyalin kata-kata dan kalimat-kalimat, melainkan juga mengembangkan dan mengungkapkan pikiran-pikiran dalam suatu tulisan teratur”. Oleh karena itu keterampilan menulis menjadi suatu keterampilan berbahasa yang membutuhkan perhatian serius karena harus memperhatikan aspek bahasa lainnya.


(9)

Menulis merupakan suatu keterampilan bahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi tidak langsung. Keterampilan menulis merupakan keterampilan bahasa yang tidak diperoleh secara alamiah, siswa harus mengasah keterampilan menulis dengan berlatih menggunakan ejaan, pemilihan kata, struktur kata yang benar, kalimat yang tepat dan jelas bagi pembaca serta kesatuan kalimat dan kepaduan antara kalimat dan palagraf. Tarigan (1993, hlm. 4) menyatakan bahwa “Keterampilan menulis tidak akan datang secara otomatis, tetapi harus melalui latihan praktik yang banyak dan teratur”. Senada dengan pendapat tersebut, Sitaresmi (2010, hlm. 1) mengungkapkan bahwa “menulis merupakan kegiatan yang sifatnya berkelanjutan sehingga pembelajaran perlu dilakukan sejak awal di SD secara berkesinambungan sebagai bekal belajar menulis tingkat selanjutnnya”.

Berdasarkan data International Study of Achievement in Writen Composition dinyatakan bahwa “Indonesia merupakan negara yang budaya menulis dan membacanya masih berada dibawah rata-rata”. Survei lainnya dilakukan oleh Programme for International Student Assessment (PISA) pada tahun 2012 mengenai budaya membaca dan menulis di mana Indonesia menduduki urutan kedua terendah yaitu peringkat ke 64 dari total 65 negara dan wilayah yang masuk survei PISA (Suara Pembaharuan, 2014, hlm. 15).

Hasil tes yang dilakukan oleh dua proyek bank dunia, PEQIP dan Proyek Pendidikan Dasar (Basic Education Projects) hanya 16% anak menulis tanpa kesalahan ejaan dan 52% anak dapat menulis dengan ejaan yang baik (sebagian besar kata dieja dengan benar), sementara lebih dari 30% dari kasus menulis dengan kesalahan ejaan yang parah atau sangat parah. 58% anak memberi tanda baca pada tulisan mereka dengan baik (dikategorikan bagus dan sempurna), sementara itu lebih dari 35% kasus anak menulis dengan kesalahan tanda baca dan dikategorikan kurang atau sangat kurang. 58% siswa menulis lebih dari setengah halaman dan 44% siswa isi tulisannya yang dinilai baik, yaitu gagasan-gagasannya diungkapkan secara jelas dengan urutan yang logis. Pada umumnya anak kurang dapat mengelola gagasannya secara sistematis (Alfianto, 2006). Pernyataan tersebut diperkuat oleh pendapat Alwasilah (2013, hlm. 5) menyatakan bahwa “banyak jebolan jurusan linguistik dan sastra tidak produktif menulis”. Hal ini terjadi akibat praktik yang kurang tepat dalam pembelajaran menulis sejak tingkat SD sampai perguruan tinggi.

Selain itu hasil pembelajaran bahasa Indonesia di Sekolah Dasar menurut data hasil Ujian Nasional di Sekolah Dasar Negeri Pelesiran tahun 2013 rata-rata nilai UN mata pelajaran Bahasa Indonesia adalah 6,5 dan pada tahun 2014 adalah 6,9 sehingga dapat disimpulkan bahawa nilai Ujian Nasional belum mengalami peningkatan secara signifikan.


(10)

Oleh karena itu berdasarkan data diatas perlu ada perbaikan. Masalah yang timbul dalam pembelajaran bahasa Indonesia di kelas IV Sekolah Dasar Negeri Pelesiran diantaranya adalah penggunaan model pengajaran cenderung menggunakan model mengajar konvensional. Pembelajaran bahasa Indonesia masih berpusat pada guru, dimana guru memberikan materi pada siswa dan siswa hanya mendengarkan dan mencatat apa yang disampaikan oleh guru. Hal ini mengakibatkan proses pembelajaran hanya berlangsung satu arah dimana guru aktif sementara siswa pasif menerima pelajaran. Siswa cenderung melakukan aktivitas yang menggaggu proses pembelajaran. Sehingga siswa kurang tertarik pada pembelajaran sehingga ide dan keterampilan siswa menulis karangan narasi kurang berkembang. Padahal banyak model pengajaran modern, seperti modelkooperatif tipe think pair share,think talk write, complette sentence, debate, jigsaw, kepala bernomor struktur, model pembelajaran menulis kalimat menggunakan gambar, role playing, mind mapping, artikulasi, demonstration, PPSI (prosedur pengembangan sistem instruksional), problem based introduction, dan snowball throwing (Rahman, 2013)

Solusi yang akan dijadikan salah satu alternatif pemecahan masalah diatas adalah penggunaan model Kooperatif karena dengan model pembelajaran ini siswa berdiskusi dengan rekan sekelompoknya sehingga ide lebih mudah muncul dan dapat saling memberi masukan bahkan koreksi. Sebagai mana diungkapkan Arends (2008, hlm. 5-6): “Model kooperatif memberikan pengaruh prestasi akademik yang tinggi melalui kondisi beragam kemampuan, siswa mampu bekerjasama untuk berpikir lebih mendalam hubungan di antara berbagai ide dalam subjek tertentu”.

Model pembelajaran kooperatif membuat aktifitas belajar tidak lagi berfokus pada guru, melainkan kepada siswa sehingga kegiatan pembelajaran berlangsung dengan lebih aktif, dinamis dan menyenangkan. Dengan kondisi seperti ini, siswa akan mengalami sebuah perubahan pengertian mengenai belajar, bahwa belajar bukanlah sesuatu yang sulit, namun menyenangkan (Isjoni, 2010: 35-40).

Model pembelajaran kooperatif termasuk kedalam model pembelajaran sosial (Joyce, B. Dkk, 2009, hlm. 299), model pembelajaran Kooperatif terdiri dari lima tipe yakni Student Team Acievement Divisions (STAD), Team Games Tournament (TGT), Jigsaw, Team Assisted Individualization (TAI), dan Group Investigation Technique (GIT) (Slavin, 2010: 143-204). Seiring berjalannya waktu, model pembelajaran Kooperatif terus berkembang hingga melahirkan tipe-tipe baru seperti Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC), Think Pair Share (TPS) dan Think Talk Write (TTW).


(11)

Dengan mempertimbangkan karakteristik, kelebihan serta kekurangan tipe-tipe model pembelajaran Kooperatif, Think Pair Share dan Think Talk Write merupakan tipe model pembelajaran Kooperatif yang tepat untuk digunakan dalam pembelajaran menulis karangan narasi dan deskripsi.

Hal inidilandasi oleh alasan bahwamodel pembelajaranKooperatif tipe Think Pair Share dan Think Talk Write diprediksi memberi peluang positif dalam pembelajaran menulis narasi dan deskripsi sebab model pembelajaran Kooperatif tipe Think Pair Share mengindikasikan: 1)Think (berpikir) siswa diberi kesempatan untuk mencari jawaban tugas secara mandiri, 2) Pair (berpasangan) siswa berpasangan untuk mendiskusikan jawaban tugas sehingga dapat memperdalam makna jawaban siswa, dan 3) Share (berbagi) siswa berbagi dengan pasangan lainnya dalam kelompok sehingga terjadi tanya jawab yang mendorong pada pengontruksian pengetahuan yang dipelajari. (Riyanto, 2010, hlm. 274).

Sementara model Kooperatif tipe Think Talk Write menindikasikan: 1)Think (berpikir) Siswa membaca teks dan membuat catatan kecil berupa hal-hal yang diketahui dan tidak diketahui, 2) Talk (berbicara) Siswa berinteraksi dan bekerjasama dengan teman satu kelompok untuk membahas isi catatan kecil pribadi, dan Write (menulis) siswa mereduksi sendiri pengetahuan yang memuat pemahaman kedalam karangan (Ansari, 2008, hlm.89). Sehingga siswa aktif dalam proses pembelajaran menulis karangan narasi dan deskripsi.

Model pembelajaran Kooperatif tipeThink Pair Share dan Think Talk Writememiliki kemiripan karakteristik di mana keduanya tipe model pembelajaran tersebut memiliki tahap think, yaitu siswa diberi kesempatan untuk bekerja sendiri sebelum bekerjasama dengan teman kelompok.Oleh karena itu penulis bermaksud untuk mengembangkan model pembelajaran Kooperatif dengan mengkombinasikan model pembelajaran Kooperatif tipe Think Pair Share dan Think Talk Write.

Terkait dengan penelitian ini ada beberapa hasil penelitian yang relevan yakni penelitian Hanum Hanifa Sukma pada tahun 2014. Penelitian yang berjudul Keefektifan Model Think Talk Write dalam Meningkatkan Keterampilan Menulis Naskah Drama dilakukan pada siswa kelas IV SD Negeri Pringapus Kabupaten Semarang Tahun Ajaran 2013-2014dapat peningkatan keterampilan menulis naskah drama dengan model pembelajaran think talk write sebesar 8,177.

Selanjutnya penelitian Lilis Amaliah Rosdiana pada tahun 2014 dengan judul penelitian Penerapan Pembelajaran Menulis Karangan Argumentasi dengan Teknik Think-Pair Share (TPS) yang berorientasi pada Kecerdasan Verbal. Penelitian tersebut dilakukan pada


(12)

mahasiswa semester I Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Wijaya Mukti. Penelitian tersebut menunjukan adanya peningkatan pada kelas eksperimen dari rata-rata 53,167 meningkat menjadi 75, sedangkan kelas kontrol dari rata-rata-rata-rata 53,33 menjadi 61 dengan t-hitung (6,211)> t-tabel (2,002) pada dk=58 untuk (α=0,05). Sehingga dapat disimpulkan bahwa teknik Think-Pair-Share (TPS) yang berorientasi pada kecerdasan verbal mampu meningkatkan hasil menulis karangan argumentasi dibandingkan dengan teknik konvensional.

Sampai saat ini belum ditemukan penelitian yang identik dengan judul penelitian yang akan penulis lakukan. Oleh karena itu, penulis tertarik dan merasa penting untuk melakukan penelitian dengan judul Keefektifan Model Pembelajaran Kooperatifdalam Meningkatkan Keterampilan Menulis Karangan Narasi dan Deskripsi Siswa Sekolah Dasar.

B.Identifikasi Masalah Penelitian

Berdasarkan latar belakang yang diapaparkan diatas, maka yang menjadi indikasi masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Berdasarkan data International Study of Achievement in Writen Composition(Suara Pembaharuan, 2014, hlm. 15) dinyatakan bahwa “Indonesia merupakan negara yang budaya menulis dan membacanya masih berada dibawah rata-rata”.

2. Hasil survei Programme for International Student Assessment (PISA) tahun 2012, yaitu dari total 65 negara dan wilayah yang masuk survei PISA, Indonesia menduduki ke-64 mengenai budaya membaca dan menulis.

3. Hasil tes yang dilakukan oleh dua proyek Bank Dunia, PEQIP dan Proyek Pendidikan Dasar (Basic Education Projects) hanya 16% anak menulis tanpa kesalahan ejaan dan 52% anak dapat menulis dengan ejaan yang baik (sebagian besar kata dieja dengan benar), sementara lebih dari 30% dari kasus menulis dengan kesalahan ejaan yang parah atau snagat parah. 58% anak memberi tanda baca pada tulisan mereka dengan baik (dikategoorikan bagus dan sempurna), sementara itu lebih dari 35% kasus anak menulis dengan kesalahan tanda baca dan dikategorikan kurang atau sangat kurang. 58% siswa menulis lebih dari setengah halaman dan 44% siswa isi tulisannya yang dinilai baik, yaitu gagasan-gagasannya diungkapkan secara jelas dengan urutan yang logis. Pada umumnya anak kurang dapat mengelola gagasannya secara sistematis (Alfianto, 2006).


(13)

4. Nilai Ujian Nasional siswa Sekolah Dasar Negeri Pelesiran masih rendah, termasuk keterampilan menulis karangan narasi siswa. Serta model pembelajaran yang digunakan oleh guru kelas IV SD Negeri Pelesiran masih model konvensional.

C.Rumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan sebelumnya, maka rumusan masalah penelitian ini secara umum adalah:

Bagaimana keefektifan model pembelajaran kooperatif dengan mengkombinasikan tipe think pair share dan think talk write dalam peningkatan keterampilan menulis karangan narasi dan deskripsi siswa kelas IV di SDN Pelesiran Kecamatan Coblong Kota Bandung?

Selain rumusan masalah secara umum, adapun rumusan masalah penelitian ini secara khusus yaitu:

1. Apakah model pembelajaran kooperatif dengan mengkombinasikan tipe think pair share dan think talk write efektif dalam peningkatan keterampilan menulis karangan narasi siswa kelas IV di SDN Pelesiran Kecamatan Coblong Kota Bandung?

2. Apakah model pembelajaran Kooperatif dengan mengkombinasikan tipe think pair share dan think talk write efektif dalam peningkatan keterampilan menulis karangan deskripsi siswa kelas IV di SDN Pelesiran Kecamatan Coblong Kota Bandung?

D.Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian secara umum yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah:

Untuk mengetahui keefektifan model pembelajaran kooperatif dengan mengkombinasikan tipe think pair share dan think talk write dalam peningkatan keterampilan menulis karangan narasi dan deskripsi siswa kelas IV di SDN Pelesiran Kecamatan Coblong Kota Bandung

Selain tujuan penelitian secara umum, adapun tujuan penelitian ini secara khusus yaitu: 1. Untuk mengetahui keefektifan model pembelajaran kooperatif dengan

mengkombinasikan tipe think pair share dan think talk write dalampeningkatan keterampilan menulis karangan narasi siswa kelas IV di SDN Pelesiran Kecamatan Coblong Kota Bandung


(14)

2. Untuk mengetahui keefektifan model pembelajaran kooperatif dengan mengkombinasikan tipe think pair share dan think talk write dalampeningkatan keterampilan menulis karangan deskripsi siswa kelas IV di SDN Pelesiran Kecamatan Coblong Kota Bandung

E.Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi di bidang pendidikan khususnya bagi para guru untuk mengimplementasikan model kooperatif dalam keterampilan menulis karangaan narasi dan deskripsi siswa kelas IV sekolah dasar. Manfaat penelitian ini dapat diklasifikasikan ke dalam dua katagori, yaitu manfaat teoritis dan manfaat praktis.

1. Manfaat Teoritis

Manfaat teoritis penelitian ini dapat diklasifikasikan menjadi dua yaitu secara umum dan khusus.

a. Penelitian ini mempunyai manfaat untuk membuktikan peningkatan keterampilan menulis karangan narasi dan deskripsi menggunakan model pembelajaran koopertatif dengan mengkombinasikan tipe think pair share dan think talk write.

b. Penelitian ini diharapkan dapat memperkaya teori tentang model-model pembelajaran yang inovatif dalam pembelajaran Bahasa Indonesia khususnya dalam pembelajaran menulis karangan narasi dan deskripsi.

c. Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai pijakan untuk mengembangkan penelitian-penelitian sejenis, serta dapat memberikan kontribusi terhadap mata pelajaran bahasa Indonesia Sekolah Dasar.

2. Manfaat Praktis

Sedangkan secara praktis penelitian ini dapat memberikan manfaat sebagai berikut: a. Dapat memberikan alternatif pembelajaran siswa untuk meningkatkan keterampilan

menulis karangan narasi.

b. Siswa memperoleh pengalaman belajar dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif dengan mengkombinasikan tipe think pair share dan think talk write sehingga keterampilan menulis karangan narasi dan deskripsi siswa dapat berkembang.

c. Bagi guru hasil penelitian ini dapat dijadikan model pembelajaran yang menarik dan menantang bagi siswa terhadap keterampilan menulis karangan narasi dan deskripsi .


(15)

F. Struktur Organisasi Tesis

Penulisan tesis ini terdiri dari lima bab, yaitu bab I pendahuluan, bab II kajian pustaka, bab III metode penelitian, bab IV hasil penelitian dan pembahasan, bab V kesimpulan dan saran.

Bab I pendahuluan terdiri dari latar belakang penelitian, identifikasi masalah penelitian, rumusan masalah peelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan struktur organisasi tesis.

Bab II kajian pustaka terdiri dari teori model pembelajaran kooperatif, model pembelajaran kooperatif tipe think pair share, model pembelajaran kooperatif tipe think talk write, keterampilan menulis, karangan narasi, dan karangan deskripsi. Selain itu dalam Bab II terdapat hipotesis penelitian.

Bab III metodelogi penelitian terdiri atas lokasi dan subjek penelitian, metode dan desain penelitian, definisi operasional, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data.

Bab IV hasil penelitian dan pembahasan yang terdiri atas pemaparan data dan pembahasan data. Bab V merupakan simpulan dan saran, lalu dilanjutkan dengan daftar pustakan serta lampiran-lampiran penelitian.


(16)

BAB III

METODE PENELITIAN

A.Lokasi dan Subjek Penelitian

Lokasi penelitian ini adalah Sekolah Dasar Negeri Pelesiran yang terletak di Jalan Pelesiran No. 36 Kecamatan, Coblong Kota Bandung. Alasan pemilihan Sekolah Dasar Negeri Pelesiran sebagai lokasi penelitian karena di sekolah tersebut belum pernah diterapkan model pembelajaran kooperatif dengan mengkombinasikan tipe think pair share dan think talk write, serta belum pernah dilakukan penelitian serupa dengan penelitian ini. Pertimbangan berikutnya adalah Sekolah Dasar Negeri Pelesiran terdiri atas dua rombongan belajar kelas IV yang tidak memiliki kualifikasi kelas unggul atau kelas biasa.

Subjek dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas IV SDN Pelesiran yang terdiri dari dua kelas yaitu kelas IV-A dan kelas IV-B. Menurut Sugiono (2009, hlm.117), Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek/subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Sedangkan menurut Arikunto (2006, hlm.130) populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Apabila seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya merupakan penelitian populasi. Sedangkan Akdon (2008, hlm.96) menjelaskan bahwa populasi merupakan objek atau subjek yang berada pada suatu wilayah dan memenuhi syarat-syarat tertentu berkaitan dengan masalah penelitian.

Populasi dalam penelitian ini langsung dijadikan sampel penelitian yakni kelas IV-A yang terdiri dari 24 orang siswa dan kelas IV-B yang terdiri dari 24 orang siswa. Pada kelas IV-A yang merupakan kelas eksperimen diberikan perlakuan pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif dengan mengkombinasikan tipe think pair share dan think talk write, sedangkan di kelas IV-B yang merupakan kelas kontrol tidak diberi perlakuan. Pada seluruh kelas baik kelas IV-A maupun kelas IV-B diberikan pembelajaran oleh peneliti sendiri sebagai guru.


(17)

B.Metode Penelitian dan Desain Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan keefektifan model pembelajaran kooperatif dengan mengkombinasikan tipe think pair share dan think talk write dalam peningktanketerampilan menulis karangan narasi dan deskripsi. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen semu (quasi experiment). Dalam proses belajar mengajar dengan menggunakan metode eksperimen semu ini siswa dibagi dua kelas, yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol.

Untuk penelitian ini diperlukan dua anggota kelompok, yaitu masing-masing kelompok eksperimen dan kelompok kontrol yang dilakukan dengan menggunakan tehnik purposive sample, yaitu pengambilan sampel yang berdasarkan kelas yang telah terbentuk.

Dalam pelaksanaan penelitian ini, faktor-faktor luar itu tidak akan diperhitungkan kecuali memperhatikan hasil belajar berdasarkan pemberian perlakuan tersebut. Faktor-faktor luar yang dimaksud yaitu, 1) Faktor motivasi atau suasana hati siswa selama mengikuti PBM dan mengikuti posttest. 2) Faktor keadaan tempat tinggal dan lingkungan belajar siswa, baik yang tinggal bersama keluarga maupun tidak. 3) Faktor ekonomi dan latar belakang kehidupan keluarga siswa. 4) Faktor keterampilan berbahasa siswa selama PBM dan kegiatan berdiskusi. 5) Faktor situasi dan kondisi belajar siswa di sekolah.

Dalam penelitian ini, peneliti tetap memperhatikan ketentuan yang ada yaitu, 1) kejelasan rancangan serta hasil statistiknya. 2) kejelasan menetapkan model perlakuan yang dieksperimenkan. 3) pengadaan kelompok yang dieksperimenkan (kelompok eksperimen) dan kelompok pembanding (kelompok kontrol), serta 4) ketelitian dan kejelian peneliti dalam mengendalikan diri dari situasi eksperimen, agar jelas terbukti bahwa hasilnya itu bukan karena faktor-faktor luar atau situasi dari subjek peneliti. Berdasarkan hal-hal tersebut, kelemahan-kelemahan yang ada dapat diatasi sehingga apa yang menjadi tujuan penelitian ini dapat tercapai.

Desain penelitian ini adalah kuasi eksperimen dengan menggunakan Pretest-Posttest Control Group Design dengan dua variabel yaitu model


(18)

pembelajaran Kooperatif dengan mengkombinasikan tipe think pair share dan think talk write (X) sebagai variabel bebas (independen variabel) dan keterampilan menulis karangan narasi (Y1) sebagai variabel terikat 1 (dependent variable 1) serta keterampian menulis karangan deskripsi (Y2) sebagai variabel terikat 2 (dependent variable 2).

Gambar 3.1 Variabel Penelitian

Mengingat hal tersebuat maka penelitian ini menggunakan metode tes sebagai dasar pelaksanaan kerjanya. Artinya perbedaan hasil pembelajaran diperoleh melalui perbandingan selisih antara pretes dan postes.

Pola rancangan digambarkan sebagai berikut:

Kelompok Pretest Treatment Posttest

A O1 X O2

B O3 O4

Keterangan:

A : Perlakuan model pembelajaran Kooperatif dengan mengkombinasikan tipe Think Pair Share dan Think Talk Write

B: Perlakuan berupa model pembelajaran secara konvensional O1: Pretest kelas eksperimen

O2: Posttest kelas eksperimen O3: Pretest kelas kontrol O4: Posttest kelas kontrol

(Schumacher, 2001, hlm. 342) Penelitian ini dilaksanakan melalui tiga tahapan. Pertama, melaksanakan prettest dikelas eksperimen dan dikelas kontrol untuk mengetahui kemampuan awal siswa dalam menulis karangan narasi dan deskripsi. Kedua, melaksanakan

Keterampilan menulis karangan narasi (Y1) Model Pembelajaran

Kooperatif (X)

Keterampilan menulis karangan dekripsi (Y2)


(19)

pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif dengan mengkombinasikan tipe think pair share dan think talk write di kelas eksperimen model pembelajaran konvensional di kelas kontrol. Ketiga, pelaksanaan posttest di kelas eksperimen dan kelas kontrol untuk mengetahui kemampuan akhir siswa dalam menulis karangan narasi dan deskripsi.

Tahapan dalam pelajaran menulis karangan narasi dan deskripsi dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif dengan mengkombinasikan tipe think pair share dan think talk write adalah thinking, pairing, talking, writing dan

sharing. Sintaks dalam model pembelajaran Kooperatif dengan

mengkombinasikan tipe think pair share dan think talk write dijelaskan dalam tabel berikut:

Tabel 3.1

Langkah-langkah model pembelajaran Kooperatif dengan mengkombinasikan tipe Think Pair Share dan Think Talk Write

Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran Waktu

Pendahuluan - Guru membuka kegiatan dengan memberi salam dan berdoa bersama

- Guru mengabsen siswa

- Guru menjelaskan aturan main, serta batas waktu tiap tahap model pembelajaran Kooperatif dengan mengkombinasikan tipe Think Pair Share dan Think Talk Write

- Guru menjelaskan tujuan pembelajaran dan kompetensi yang harus dicapai oleh siswa

- Guru membagi kelompok belajar siswa - Guru menentukan pasangan diskusi siswa

- Guru mengungkapkan materi yang akan dipelajari yaitu tentang menulis karangan narasi dan deskripsi

10 menit

Kegiatan Inti Tahap Think

- Guru menggali pengetahuan awal siswa

- Guru membagikan Lembar Kerja Siswa (LKS) pada seluruh siswa

- Siswa mengerjakan LKS tersebut secara individu

15 menit

Tahap Pair & Talk

- Guru menugaskan siswa untuk mendiskusikan hasil kerja pada tahap think dengan pasangan masing-masing

- Guru memonitor dan membimbing aktivitas siswa

10 menit

Tahap Share&Talk

- Guru memberikan kesempatan siswa untuk


(20)

Penelitian keefektifan model pembelajaran kooperatif dengan mengkombinasikan tipe think pair share dan think talk write untuk meningkatkan keterampilan menulis karangan narasi dan deskripsi siswa sekolah dasar ini melewati beberapa tahap diantaranya:

1. Tahap praeksperimen

a. Menentukan masalah berdasarkan kajian teori dan kajian lapangan b. Menentukan tujuan penelitian

c. Melakukan seminar proposal dan revisi

d. Melakukan bimbingan dan penyusunan bab tesis e. Mengembangkan rencana penelitian

f. Menyusun instrumen dan melakukan judgment instrumen pada para ahli

g. Revisi dan penggunaan instrumen untuk soal pretest dan posttest 2. Tahap eksperimen

mendiskusikan jawaban tiap pasangan pada tahap pair & talk dengan rekan kelompok

- Guru memonitor dan membimbing aktivitas siswa - Guru meminta siswa menyusun kerangka pikiran

untuk menulis karangan narasi dan deskripsi yang sesuai

Tahap Write

- Guru mengintruksikan siswa untuk mengembangkan karangan dari tahap talk secara individu

- Guru memberikan kesempatan bertanya pada siswa bila ada hal yang siswa kurang mengerti

15 menit

Penutup - Guru menugaskan tiap perwakilan kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi mereka, sementara kelompok lain mengomentari

- Guru membimbing siswa membuat kesimpulan/ rangkuman hasil belajar

- Guru bertanya tentang materi yang telah dipelajari untuk mengetahui ketercapaian materi

- Guru memberikan penilaian hasil belajar dengan menilai karangan narasi dan deskripsi yang dibuat siswa

- Guru memberikan pengayaan - Guru menutup pembelajaran


(21)

a. Mengajukan permohonan penelitian pada sekolah yang dituju dan sekaligus melakukan komunikasi mengenai rencana penelitian

b. Melakukan pretest pada subjek penelitian, yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol di kelas IV-A dan kelas IV-B Sekolah Dasar Negeri Pelesiran Bandung sebagai dasar keterampilan awal siswa dalam menulis karangan narasi dan deskripsi dengan menggunkan model pembelajaran Kooperatif dengan mengkombinasikan tipe Think Pair Share dan Think Talk Write. Di sisi lain, kelas kontrol menggunakan model pembelajaran konvensional.

c. Melakukan posttest di kelas eksperimen dan kelas kontrol untuk mengetahui perbedaan keterampilan kedua kelas yang diberi perlakuan berbeda

3. Tahap pascaeksperimen

a. Mengumpulkan hasil tes baik keterampilan menulis karangan narasi maupun keterampilan menulis karanga deskripsi di kelas eksperimen yang menggunakan model pembelajaran Kooperatif dengan mengkombinasikan tipe Think Pair Share dan Think Talk Write maupun di kelas kontrol yang menggunakan model pembelajaran konvensional.

b. Melakukan pengolahan data, analisis data, dan pembahasan dibantu dengan SPSS 16 sesuai dengan jenis dan tujuan penelitian.

c. Merumuskan simpulan dari pengolahan data sebagai jawaban terhadap perumusan masalah dan hipotesis penelitian yang didasarkan pada hasil temuan di lapangan tersebut.


(22)

Permasalahan

-Hasil survei PISA 2012 Indonesia menduduki peringkat ke-64 dari 65 negara mengenai budaya membaca dan menulis

-Nilai Ujian Nasional siswa SDN Pelesiran mata pelajaran Bahasa Indonesia masih rendah -Model pembelajaran yang digunakan

konvensional.

Studi Literatur Studi Literatur

Penyusunan, Revisi, Pengesahan instrumen, penentuan subjek

Pretest kelas eksperimen

Pretestkelas kontrol

Penggunaan Model Pembelajaran lain Penggunaan Model

Pembelajaran

Posttest kelas kontrol Posttestkelas

eksperimen

Pengolahan dan Analisis data

Kesimpulan Gambar 3.2 Alur Penelitian

C.Definisi Operasional

Untuk menghindari kemungkinan terjadinya salah penafsiran, peneliti mencoba mendefinisikan beberapa istilah yang ada hubungannya dengan permasalahan, yaitu:

1. Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan model pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran berkelompok dengan mengkombinasi tipe think pair share dan think talk write yang menggabungkan tahapan-tahapan yang


(23)

ada dalam think pair share dan think talk write. Adapun tahapan-tahapan model pembelajaran ini diantaranya think yaitu siswa memecahkan permasalah secara mandiri, pair& talk yaitu siswa mendiskusikan hasil pemecahan masalah secara individu dengan pasangan, share &talk yaitu siswa mendiskusikan hasil diskusi berpasangan dangan kelompok, write yaitu masing-masing siswa membuat karangan berdasrkan kerangka karangan hasil diskusi kelompok.

2. Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan karangan narasi merupakan sebuah karangan yang menceritakan suatu rangkaian kejadian atau peristiwa serta bagaimana hal itu berlangsung yang disusun secara urut sesuai dengan urutan waktu kejadian yang menjabarkan peristiwa dengan urutan awal, tengah dan akhir. Karangan narasi harus memenuhi unsur tokoh, watak atau perbuatan, latar, dan alur.

3. Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan karangan deskripsi merupaka sebuah karangan yang menggambarkan hasil penginderaan pengarang diantaranya apa yang dilihat, didengar dan dirasakan pengarang. Karangan deskripsi bertujuan agar pembaca seolah-olah merasakan apa yang ada dalam karangan tersebut.

D.Instrumen Penelitian

Sudjana (2008, hlm. 58) menyatakan bahwa instrumen penelitian adalah alat unutuk memperoleh data. Sementara itu, Arikunto (2006, hlm. 149) mengungkapakan bahwa instrumen adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan pneliti dalam kegiatan mengumpulkan data agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan menjadi mudah. Instrumen penelitian diartikan sebagai alat bantu merupakan sarana yang dapat diwujudkan dalam benda, misalnya tes, skala instrumen tes, dan lain-lain.

Instrumen dalam penelitian ini terdiri atas rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), Lembar Kerja Siswa (LKS) keterampialan menulis narasi, kisi-kisi keterampilan menulis karangan narasi, rubrik penilaian menulis karangan narasi, interpretasi tingkat keterampilan menulis karangan narasi, Lembar Kerja Siswa (LKS) keterampialan menulis karangan deskripsi, kisi-kisi keterampilan


(24)

menulis karangan deskripsi, rubrik penilaian menulis karangan deskripsi, interpretasi tingkat keterampilan menulis karangan deskripsi, dan lembar observasi guru.

1. Instrumen Menulis Karangan Narasi

Instrumen menulis karangan narasi dalam penelitian ini terdiri atas Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Lembar Kerja Siswa (LKS) keterampialan menulis narasi, kisi-kisi keterampilan menulis karangan narasi, dan rubrik penilaian menulis karangan narasi.

Instrumen Lembar Kerja Siswa (LKS) menulis karangan narasi yang digunakan dalam penelitian ini digunakan dalam pretest dan posttest. Instrumen LKS ini digunakan baik di kelas kontrol menggunakan model pembelajaran konvensional maupun di kelas eksperimen menggunakan model pembelajaran kooperatif dengan mengkombinasikan tipe Think Pair Share dan Think Talk Write.

Bentuk instrumen LKS penelitian ini adalah pertanyaan-pertanyaan berdasarkan gambar yang yang harus dijawab siswa pada tahap think, lalu didiskusikan dengan pasangan pada tahap pair & talk, berikutnya didiskusikan dengan anggota kelompok pada tahap share & talkserta dikembangkan menjadi sebuah karangan narasi secara individu pada tahap write.

Adapun instrumen kisi-kisi keterampilan menulis narasi yang dipergunakan sebagai acuan untuk membuat LKS berdasarkan prinsip-prinsip menulis karangan narasi (Suparno dan Yunus, 2006,hlm. 4.38-4.44) sebagai berikut:

Tabel 3.2

Kisi-Kisi Keterampilan Menulis Narasi

Unsur Narasi Indikator

Tokoh Siswa dapat menuliskan tokoh utama dan tokoh tambahan dengan menggunakan ejaan, kata ganti, kosakata dan jenis kalimat dengan jelas dan tepat.

Perbuatan Siswa dapat tindakan menggunakan ejaan, kata ganti, kosakata dan jenis kalimat dengan jelas dan tepat.

Latar Siswa dapat menuliskan latar tempat dan latar waktu menggunakan ejaan, kata ganti, kosakata dan jenis kalimat dengan jelas dan tepat.

Alur Siswa dapat menulis cerita yang runtut terdiri dari bagian awal, bagian perkembangan, dan bagian akhir menggunakan


(25)

ejaan, kata ganti, kosakata dan jenis kalimat dengan jelas dan tepat.

Indikator tersebut diukur dengan instrumen rubrik penilaian yang telah disusun berdasarkan pada teori Mueller (dalam Nurgiantoro, 2010 hlm. 313) menyatakan bahwa rubrik dapat dipahami sebagai sebuah skala penyekoran (Scoring Scale) yang dipergunakan untuk menilai kinerja subjek didik untuk tiap kriteria terhadap tugas-tugas tertentu. Adapun instrumen rublik penilaian keterampilan menulis karangan narasi yang mengacu pada prinsip-prinsip menulis karangan narasi yang dikemukakan oleh Suparno dan Yunus yang disesuaikan dengan tuntutan materi dan indikator. Selain itu menurut Keraf (2010, hlm. 145) struktur karangan narasi dapat dilihat dari komponen-komponen yang membentuknya: perbuatan, penokohan, latar, dan sudut pandang.

Tabel 3.3

Rubrik Penilaian Menulis Karangan Narasi

No Unsur Narasi Uraian Skor

1 Penggunaan huruf Kapital

a. Penggunaan huruf kapital dalam karangan tergolong baik. Hal ini terlihat dari penempatan huruf kapital yang sesuai pada awal kalimat dan nama orang.

b. Penggunaan huruf kapital dalam karangan ini cukup. Hal ini terlihat dari penempatan huruf kapital pada awal kalimat, namun masih ada beberapa huruf kapital yang penempatannya tidak sesuai.

c. Dalam karangan ini siswa belum bisa menggunakan huruf kapital pada awal kalimat maupun nama orang. Adapun penggunaan huruf kapital namun tidak sesuai dengan aturan penggunaan huruf kapital.

3

2

1

2 Penggunaan Tanda Baca

a. Penggunaan tanda baca dalam karangan ini tergolong baik. Hal ini terlihat dari penggunaan tanda koma untuk memenggal kalimat serta penggunaan tanda titik untuk mengakhiri kalimat. b. Penggunaan tanda baca dalam karangan ini

tergolong cukup. Hal ini terlihat dari penggunaan beberapa tanda koma serta tanda titik yang tidak sesuai dengan tempatnya.

c. Dalam karang ini siswa belum bisa menggunakan tanda baca seperti tanda koma untuk memenggal kalimat serta tanda titik untuk mengakhiri kalimat.

3

2


(26)

3 Diksi a. Tulisan dalam karangan ini tergolong baik. Hal ini terlihat dari pemilihan kata sehingga membentuk kalimat yang tepat.

b. Tulisan dalam karangan ini tergolong cukup. Hal ini terlihat dari pemilihan beberapa kata yang kurang sesuai.

c. Pemilihan kata dalam karangan ini banyak yang tidak sesuai sehingga membentuk kalimat-kalimat yang rancu.

3

2

1

4 Tokoh a. Penokohan dalam karangan ini tergolong baik. Hal ini terlihat dari adanya tokoh utama maupun tokoh tambahan yang sesuai dengan gambar. b. Penokohan dalam karangan ini tergolong cukup.

Hal ini terlihat dari adanya tokoh utama namun tidak ada tokoh tambahan seperti ibu guru, serta teman-teman.

c. Dalam karangan ini siswa tidak dapat memunculkan tokoh sesuai dengan gambar, baik tokoh utama maupun tokoh tambahan.

3

2

1

5 Perbuatan/ watak

a. Perbuatan dalam karangan ini tergolong baik. Siswa dapat menyebutkan semua perbuatan tokoh sesuai dengan gambar.

b. Perbuatan dalam karangan ini cukup. Siswa dapat menyebutkan beberapa perbuatan tokoh dalam karangan ini sesuai dengan gambar.

c. Dalam karangan ini siswa tidak dapat memyebutkan perbutan-perbuatan tokoh sesuai dengan gambar.

3

2

1

6 Latar a. Latar dalam karangan ini tergolong baik. Hal ini terlihat dari adanya keterangan tempat dan waktu tang sesuai dengan gambar.

b. Latar dalam karangan ini tergolong cukup. Hal ini terlihat dari adanya beberapa keterangan tempat dan waktu tang sesuai dengan gambar.

c. Dalam karangan ini. Siswa tidak dapat menyebukan latar berupa keterangan tempat maupu keterangan waktu yang sesuai dengan gambar.

3

2

1

7 Alur (urutan kejadian)

a. Alur dalam karangan ini tergolong baik. Hal ini terlihat dari penyusunan karangan yang sesuai berdasarkan gambar yang runtut dari awal, tengah, hingga akhir cerita.

b. Alur dalam karangan ini tergolong cukup. Hal ini terlihat dari penyusunan karangan yang sesuai berdasarkan gambar namun kurang lengkap. c. Dalam karangan ini siswa tidak dapat menyusun

urutan cerita dari awal, tengah hingga akhir sesuai dengan gambar.

3

2


(27)

2. Instrumen Menulis Karangan Deskripsi

Instrumen menulis karangan deskripsi dalam penelitian ini terdiri atas Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Lembar Kerja Siswa (LKS) keterampialan menulis deskripsi, kisi-kisi keterampilan menulis karangan deskripsi, dan rubrik penilaian menulis karangan deskripsi.

Instrumen Lembar Kerja Siswa (LKS) menulis karangan deskripsi yang digunakan dalam penelitian ini digunakan dalam pretest dan posttest. Instrumen LKS ini digunakan baik di kelas kontrol menggunakan model pembelajaran konvensional maupun di kelas eksperimen menggunakan model pembelajaran kooperatif dengan mengkombinasikan tipe Think Pair Share dan Think Talk Write.

Instrumen Lembar Kerja Siswa (LKS) model pembelajaran Kooperatif dengan mengkombinasikan tipe Think Pair Share dan Think Talk Write digunakan di kelas eksperimen dalam pembelajaran menulis karangan deskripsi. Bentuk instrumen LKS penelitian ini adalah pertanyaan-pertanyaan berdasarkan gambar yang yang harus dijawab siswa pada tahap think, lalu didiskusikan dengan pasangan pada tahap pair & talk, berikutnya didiskusikan dengan anggota kelompok pada tahap share & talkserta dikembangkan menjadi sebuah karangan deskripsi secara individu pada tahap write.

Adapun instrumen kisi-kisi keterampilan menulis narasi yang dipergunakan sebagai acuan untuk membuat LKS berdasarkan prinsip-prinsip menulis karangan deskripsi yang mengacu pada pendapat Keraf (1981, hlm. 93) bahwadalam deskripsi penulis memindahkan kesan-kesannya, memindahkan hasil pengamatan dan perasaannya kepada para pembaca; ia menyampaiakan sifat dan semua perincian wujud yang dapat ditemukan pada objek tersebut. Sasaran yang ingin dicapai oleh seorang penulis deskripsi adalah menciptakan atau memungkinkan; terciptanya daya khayal (imajinasi) pada pembaca.


(28)

Kisi-Kisi Keterampilan Menulis Deskripsi Unsur

Deskripsi

Indikator

Isi Siswa dapat membuat karangan dengan pendeskripsian yang sesuai antara ciri-ciri gambar dengan isi karangan yang meliputi nama benda, warna, dan bentuk.

Organisasi Siswa dapat membuat karangan yang memiliki hubungan logis dari satu kalimat ke kalimat lain sehingga pembaca dapat mengikuti jalan pikiran penulis secara jelas serta kaitannya dengan ide pokok.

Gaya Bahasa Siswa dapatmemilih kata dan gaya bahsa yang tepat sehinggapembaca seolah-olah melihat, merasakan, mengalami sendiri objek yang dideskripsikan.

Indikator penilaian dalam keterampilan menulis karangan deskripsi kelas IV sekolah dasar yang disusun peneliti dengan mempertimbangkan komponen-komponen deskripsi menurut pendapat Keraf di atas. Untuk menilai keterampilan menulis karangan deskripsi siswa, dalam penelitian ini peneliti menggunakan rublik penilaian keterampilan menulis karangan deskripsi.

Tabel 3.3

Rubrik Penilaian Menulis Karangan Deskripsi No Unsur

Deskripsi Uraian Skor

1 Penggunaan huruf Kapital

d. Penggunaan huruf kapital dalam karangan tergolong baik. Hal ini terlihat dari penempatan huruf kapital yang sesuai pada awal kalimat dan nama orang.

e. Penggunaan huruf kapital dalam karangan ini cukup. Hal ini terlihat dari penempatan huruf kapital pada awal kalimat, namun masih ada beberapa huruf kapital yang penempatannya tidak sesuai.

f. Dalam karangan ini siswa belum bisa menggunakan huruf kapital pada awal kalimat maupun nama orang. Adapun penggunaan huruf kapital namun tidak sesuai dengan aturan penggunaan huruf kapital.

3

2

1

2 Penggunaan Tanda Baca

a. Penggunaan tanda baca dalam karangan ini tergolong baik. Hal ini terlihat dari penggunaan tanda koma untuk memenggal kalimat serta penggunaan tanda titik untuk mengakhiri kalimat.

b. Penggunaan tanda baca dalam karangan ini tergolong cukup. Hal ini terlihat dari penggunaan beberapa tanda koma serta tanda titik yang tidak sesuai dengan tempatnya.

3


(29)

c. Dalam karang ini siswa belum bisa menggunakan tanda baca seperti tanda koma untuk memenggal kalimat serta tanda titik untuk mengakhiri kalimat.

1

3 Isi a. Dalam karangan pendeskripsian gambar tergolong baik. Hal ini terlihat dari adanya kesesuaian ciri-ciri gambar dengan isi karangan yang meliputi nama benda, warna, dan bentuk. b. Dalam karangan pendeskripsian gambar

tergolong cukup. Hal ini terlihat dari adanya beberapa kesesuaian ciri gambar dengan isi karangan yang meliputi nama benda, warna, dan bentuk namun tidak lengkap.

c. Dalam karangan ini siswa belum bisa mendendeskripsian gambar.

3

2

1

4 Organi-sasi a. Dalam karangan ini pengorganisasian antar kalimat tergolong baik. Hal ini terlihat dari adanya hubungan yang logis dari satu kalimat ke kalimat lain sehingga pembaca dapat mengikuti jalan pikiran penulis secara jelas serta kaitannya dengan ide pokok.

b. Dalam karangan ini pengorganisasian antar kalimat tergolong cukup. Hal ini terlihat dari adanya hubungan yang tidak logis dari satu kalimat ke kalimat lain, namun pembaca masih bisa mengikuti jalan pikiran penulis.

c. Dalam karang ini siswa belum bisa mengorganisasikan kalimat. Hal ini terlihat dari tidak adanya hubungan yang logis dari satu kalimat ke kalimat lain sehingga pembaca tidak dapat mengikuti jalan pikiran penulis secara jelas.

3

2

1

5 Gaya Bahasa a. Tulisan dalam karangan ini tergolong baik. Hal ini terlihat dari pemilihan kata sehingga membentuk kalimat yang tepat. Pembaca seolah-olah melihat, merasakan, mengalami sendiri objek yang dideskripsikan.

b. Tulisan dalam karangan ini tergolong cukup. Hal ini terlihat dari pemilihan beberapa kata yang kurang sesuai namun pembaca masih dapat melihat, merasakan, mengalami sendiri objek yang dideskripsikan.

c. Dalam karang ini siswa belum bisa menentukan kata yang tepat sehingga pembaca idak dapat seolah-olah melihat, merasakan, mengalami sendiri objek yang dideskripsikan.

3

2


(30)

Dalam LKS keterampilan menulis karangan deskripsi, siswa membuat empat buah karangan deskripsi sederhana. Sehingga pada penskoran tiap unsurnya dikalkulasikan dari keempat karangan tersebut.

E.Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini data didapat dengan cara pemberian tes. Tes digunakan untuk mengetahui hasil pembelajaran menulis karangan narasi dan deskripsi dengan menggunakan model pembelajaran Kooperatif dengan mengkombinasikan tipe Think Pair Share dan Think Talk Write pada kelas eksperimen dan model pembelajaran konvensional pada kelas kontrol. Tes mencakup pretest yang dilakukan untuk mengetahui hasil menulis karangan narasi dan deskripsi sebelum perlakuan, dan posttest yang dilakukan untuk mengetahui hasil pembelajaran menulis karangan narasi setelah mendapat perlakuan.

Jenis tes yang dilakukan adalah tes tulis. Tes tersebut digunakan untuk mengetahui keterampilan siswa dalam menulis karangan narasi dan deskripsi siswa kelas IV SD Negeri Pelesiran Kota Bandung dengan memperhatikan prinsip-prinsip menulis karangan narasi dan deskripsi.

Setelah data pretest dan posttest diperoleh maka dilakukan pengolahan data. Setelah data didapat dari perbandingan pretest dan posttest, maka dilakukan pula pembandingan posttest pada kelas ekspeimen yang menggunakan model pembelajaran Kooperatif dengan mengkombinasikan tipe Think Pair Share dan Think Talk Write dengan kelas kontrol dengan menggunakan model pembelajaran konvensional. Perbandingan posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol tersebut dapat menunjukan mana yang lebih efektif diantara model pembelajaran Kooperatif dengan mengkombinasikan tipe Think Pair Share dan

Think Talk Write dibandingakan dengan model pembelajaran

konvensionalberdasarkan pada t hitung dari tabel t tabel.

F. Teknik Analisis Data

Teknik pengolahan data dilakukan dengan dua cara yaitu analisi data atau metode deskriptif. Metode deskriptif digunakan untuk mengolah hasil


(31)

keterampilan menulis karangan narasi dan deskripsi. Metode statistik digunakan untuk membandingkan antara hasil pretest dan posttest setelah diberi perlakuan. Setelah hasil statistik didapat dilakukan penarikan kesimpulan untuk menolak atau menerima hipotesis berdasarkan hasil uji hipotesis.

Dalam penelitian ini data diolah secara otomatis dan dibantu dengan software SPSS V22. Berikut langkah-langkah pengolahan data dalam penelitian: 1. Deskripsi

Pertama data yang dinilai dideskripsikan dengan cara mencari nilai jangkauan, panjang kelas, nilai rata-rata (mean), standar deviasi, nilai terendah (minimum) dan nilai tertinggi (maximum).

2. Uji Normalitas Data

Uji normalitas data dilakukan untuk menentukan apakah sebaran data berdistribusi normal atau tidak. Adapun hipotesis yang diuji adalah sebagai berikut:

H0 : data berdistribusi normal.

H1 : data tidak berdisribusi normal.

Dengan kriteria pengujian sebagai berikut:

Jika nilai sig. (p-value)< α (a=0,05), maka H0 ditolak.

Jika nilai sig. (p-value)≥α (a=0,05), maka H0 diterima.

(Trihendaradi, 2012, hlm. 94) 3. Uji Homogenitas

Uji homogenitas data dilakukan untuk mengetahui apakah varians sampel yang digunakan homogen atau tidak. Interpretasi dilakukan dengan memilik salah satu statistik yaitu statistik yang didasarkan pada rata-rata (based on mean). Hipotesis yang digunakan untuk menghitung homogenitas suatu data adalah sebagi berikut:

H0 : Variants kedua kelompok homogen

H1: Variants kedua kelompok tidak homogen

Untuk menghitung homogeniotas suatu data akan dilakukan dengan uji Lavane. Kriteria pengujiannya adalah sebagai berikut:

Jika sig <α dengan α =0,05, maka H0ditolak Jika sig ≥α dengan α =0,05, maka H0diterima


(32)

Dengan P-value adalah nilai signifikansi hasil perhitungan (Trihendaradi, 2012, hlm. 94).

4. Uji Perbedaan Dua Rata-rata

Untuk menghitung perbedaan dua rata-rata terhadap nilai pada tes awal (pretest) dan tes akhir (Posttest) dilakukan dengan uji t. Hipotesis yang digunakan untuk mengetahui perbedaan rata-rata suatu kelompok data adalah sebagai berikut:

H0 : Tidak terdapat perbedaan rata-rata antara kelas eksperimen dan kelas

kontrol

H1 : Terdapat perbedaan rata-rata antara kelas eksperimen dan kelas kontrol

Setelah melakukan perhitungan uji t atau Man-Whiteney maka selanjutnya dibandingkan dengan nilai tabel dengan penarikan kesimpulan sebagai berikut:

Jika sig <αdengan α = 0,05, maka H0ditolak Jika sig <αdengan α = 0,05, maka H0diterima

Dengan P-value adalah nilai signifikansi hasil perhitungan (Trihendaradi, 2012, hlm. 125).

5. Gain

Langkah akhir dari pengolahan data, yaitu data gain yang berfungsi untuk mengetahui keefektifanmodel pembelajaran kooperatif dengan mengkombinasikantipe Think Pair Share dan Think Talk Writedalam peningktan keterampilan menulis karangan narasi dan deskripsi siswa. Rumusan yang digunakan yaitu:

<g> = % � −% � �

100−% � �

Hasil perhitungan gain kemudian diinterpretasikan dengan menggunkaan klasifikasi N-gain ternormalisasi (Hake, 1999) sebagai berikut.

Tabel 3.3

Klasifikasi Gain Ternormalisasi Besarnya Gain <g> Klasifikasi

g 0,70 Tinggi

0,30 g < 0, 70 Sedang


(33)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A.Simpulan

Berdasarkan teori-teori yang telah dipapakan dan dibahas pada bab-bab sebelumnya mengenai berbagai aspek terkait dengan model pembelajaran kooperatif dengan mengkombinasikan tipe think pair share dan think talk write, disimpulkan bahwa secara empirik model pembelajaran kooperatif dengan mengkombinasikan tipe think pair share dan think talk write efektif dalam meningkatkna keterampilan menulis karangan narasi dan deskripsi. Meski berbeda dalam hal bentuk tulisan yang dibuat oleh siswa, hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Lilis Amaliah Rosdiana (2014) dan Hanum Hanifa Sukma (2014) mengenai keefektifan model pembelajaran kooperatif tipe think pair share dan think talk write dalam peningkatan keterampilan menulis karangan argumentasi dan naskah drama.

B.Saran

Disamping hal-hal positif yang diperoleh dalam penelitian ini, masih terdapat berbagai keterbatasan serta kekurangan. Oleh sebab itu ada beberapa saran bagi pihak terkait.

1. Bagi Kepala Sekolah

Pengetahuan dan wawasan guru sekolah dasar mengenai model pembelajaran kooperatif tipe think pair share dan think talk write masih sangat terbatas. Oleh sebab itu, diharapkan agar kepala sekolah memfasilitasi guru untuk mengikuti pelatihan-pelatihan, maupin seminar tentang model-model pembelajaran kooperatif agar dapat diimplementasikan dalam pembelajaran.

2. Bagi Guru Sekolah Dasar

Model pembelajaran kooperatif dengan mengkombinasikan tipe think pair share dan think talk write sebaiknya diimplemntasikan pada kelas yang berjumlah tidak terlalu banyak dan heterogen. Hal ini bertujuan agar model pembelajaran kooperatif dengan mengkombinasikan tipe think pair share dan think talk write dapat diimplementasikan secara efektif, menginat terbatasnya jam pelajaran yang tersedia.

3. Bagi Peneliti di Masa Mendatang

Sebagai karya tulis ilmiah, penelitian ini masih memiliki banyak kekurangan dalam berbagai aspek seperti metode penelitian, desain penelitian, instrumen, dan analisis data penelitian. Hal tersebut disebabkan oleh terbatasnya sumber daya serta kemampuan


(34)

peneliti dalam mengontrol variabel-variabel lain yang mungkin mempengaruhi penelitian. Penelitian lanjutan perlu dilakukan pada periode serta waktu yang lebih lama untuk mengetahui pengaruh pemberian treatment model pembelajaran kooperatif dengan mengkombinasikan tipe think pair share dan think talk write terhadap keterampilan menulis karangan narasi dan deskripsi siswa yang dapat dijembatani melalui kuasi eksperimen. Selain itu, eksperimen dapat dilakukan dengan menguji variabel-variabel lain yang dapat mempengaruhi keterampilan menulis siswa seperti tingkat motivasi, media yang digunakan, dan kognisis siswa. Dengan memperbaiki keterbatasan-keterbatasan tersebut, diharapkan peneliti selanjutnya dapat menghasilkan temuan-temuan penelitian yang sahih dan relevan.


(35)

DAFTAR PUSTAKA

Akhadiah, S., M.G. Arsyad & S.H. Ridwan. (1988). Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga.

Alfianto, A. (2006, Januari 5). Pelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah, Metamorfosis Ulat menjadi Kepompong. Pendidikan Network, pp. 1-3.aligning science instruction with standards and test, science ieducator, Alwasilah, C. (2013). Pokoknya menulis cara baru menulis dengan metode

kolaborasi. Bandung: PT Kiblat Buku Utama

Anam, K. (2000). Implementasi Cooperative Learning dan Model Pembelajaran dalam Pembelajaran Geografi. Adaptasi Model Jigsaw dan Fields Study. Jurnal Ilmu Pendidikan Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Pendidikan. 02: 36: 0216-0847.

Ansari, B. I. (2008). Komunikasi matematik: konsep dan aplikasi. Banda Aceh: Arends, R. I. (2008). Learning to Teach Belajar untuk Mengajar. Yogyakarta:

Pustaka Pelajar.

Arends. (2008). Learning to teach-belajar untuk mengajar. Yogyakarta: Pustaka Arikunto, S. (2002). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. (Edisi revisi). Jakarta:

Bumi Aksara.

Arikunto, S. (2006). Dasar-dasar evaluasi pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Asma, N. (2006). Model Pembelajaran kooperatif. Jakarta: Departemen

Pendidikan Nasional.

Bachtiar, Y. (2014). Keefektifan Model Think Pair Share (TPS) dalam Peningkatan Keterampilan Menulis Laporan Pengamatan. Tesis SPS UPI Bandung: Tidak diterbitkan.

Barkley, E.E. (2012). Collaborative learning techniques terjemahan. Bandung: Nusa Media

Cahyani, I. & Hodijah. (2007). Kemampuan Berbahas Indonesia di Sekolah Dasar. Bandung : Upi Press.

Cahyani, I. & Rosmana, I. A. (2006). Pendidikan Bahasa Indonesia. Bandung: Upi Press.


(36)

Fraenkel, Jack R, dan Norman E. W. (1993). How to The Design and Evaluate Research in Education. USA: McGraw-Hill Inc.

Hake, R. R. (1999). Analizyng Change/gain Scores. : Online. Tersedia di http://www.physics.indiana.edu/sdi/Analizyngchange-Gain.pdf.

Haryadi & Zamzami. (1996). Peningkatan Keterampilan Bahasa Indonesia. Yogyakatra: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Bagian Proyek Pengembangan Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

Hernacky, M. (1992). Quantum Learning. Bandung: Mizan.

Isjoni. (2014). Cooperative Learning Efektifitas Pembelajaran Kelompok. Bandung: Alfabeta.

Keraf, G. (2007). Argumentasi dan Narasi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Lie, A. (2008). CooperativeLearning Mempraktikan Cooperative learning di

ruang-ruang kelas. Jakarta: Grasindo.

Machmoed, Z. (1983). Penilaian dalam Pengajaran Bahasa Dan Sastra. Bandung: Angkasa.

Marahimin, I. (2010). Menulis Secara Populer. Jakarta: Pustaka Jaya. Nasution. (1992). Metode Research. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Nanang, F. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Noviana. (2009). Analisa Kualitatif dan Kuantitatif. Jakarta: Grasindo.

Pasiak, T. (2008). Revolusi IQ/EQ/SQ Menyingkap Rahasia Kecerdasan Berdasarkan Al-Quran dan Neurosains muthakhir. Bandung: PT. Mizan Pustaka.

Rahman. (2005). “Pemberdayaan Gambar dan Kartu Kata dalam pembelajaran

Menulis”. Jurnal Penelitian Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya

(Bahtera). 4 (8). 89-114.

Rahman. (2011). Pidato Pengukuhan Guru Besar: Revitalis Metodik Pengajaran Menulis. Bandung: (tidak diterbitkan).

Rahman. (2011). Potensi Gambar dalam Membangun Kompetensi Guru melalui Metodik Menulis. Bandung: (tidak diterbitkan).


(37)

Rahman. (2013). Model Mengajar dan Bahan Pembelajaran. Bandung: Alqaprint Jatinangor - Anggota Ikapi.

Resmini, N., Churiyah, Y. & Sundori, N. (2006). Membaca dan Menulis di SD: Teori dan Pengajarannya. Bandung: Upi Press.

Rikmasari, R. (2012). Pengaruh model pembelajaran think-alouds terhadap perkembangan metakognitif dan kemampuan menulis dongeng siswa. Tesis SPS UPI Bandung: Tidak diterbitkan.

Riyanto, Y. (2010). Paradigma Baru Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Robetson, K. (2006). Increase Student Interaction with “think-Pair-Share” and

“Circle Chats”. Coloning Colorado. Diunduh dari

http://www.colorincolorado.org/articel/13346.

Rosdiana, L.A. (2014). Penerapan Pembelajaran Menulis Karangan Argumentasi dengan Teknik Think-Pair-Share (TPS) yang berorientasi pada Kecerdasan Verbal. (Eksperimen Kuasi pada Mahasiswa Semester I Program Studi Agri Bisnis Fakultas Pertanian Universitas Winaya Mukti). Tesis SPS UPI Bandung: Tidak diterbitkan.

Rosmana, I. A. (1998). Pendidikan Bahasa Indonesia. Bandung: Sonagar Press. Sagala, S. (2010). Pengantar statistik pendidikan. Jakarta: Pustaka Pelajar. Semi, M. A. (2007). Dasar-dasar Keterampilan Menulis. Bandung: Angkasa Siler, S. (2003). What lies beneath the science achievement gap: the challenges of Sitaresmi, N. (2010). Model Pembelajaran Deskripsi. [Online]. Tersedia:

http://file.upi.edu/ai.php?dir=Direktori/C%20-%20FPBS/JUR.%20 PEND. %20BHS.%20DAN%20SASTRA%20INDONESIA/. Stanton, R.(2007). Teori Fiksi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Suara Pembaharuan. (2014). Programme for International Students Assesment (PISA). Jakarta: Kompas.

Sudjana. (2008). Metode statistika. Bandung: Tarsito.

Sugiono, 2008. Metode Penelitian Pendidikan . Alfabeta: Bandung

Sukma, H. H. (2014). Keefektifan Model Think Talk Write (TTW) dalam Peningkatan Keterampilan Menulis Drama. Tesis SPS UPI Bandung: Tidak diterbitkan.


(38)

Suparno & Yunus, M. (2006). Keterampilan Dasar Menulis. Jakarta: Universitas Terbuka.

Suparno & Yunus, A. (2002). Keterampilan Dasar Menulis. Jakarta: Universitas Terbuka.

Tarigan, D. (1992). Materi pokok pendidikan bahasa Indonesia 1. Jakarta: Depdikbud.

Tarigan, H.G. (2008). Menulis sebagai suatu keterampilan berbahasa. Bandung:Angkasa.

Tarigan, H.G. (1992). Menulis sebagai suatu keterampilan berbahasa. Bandung: Angkasa.


(1)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A.Simpulan

Berdasarkan teori-teori yang telah dipapakan dan dibahas pada bab-bab sebelumnya mengenai berbagai aspek terkait dengan model pembelajaran kooperatif dengan mengkombinasikan tipe think pair share dan think talk write, disimpulkan bahwa secara empirik model pembelajaran kooperatif dengan mengkombinasikan tipe think pair share dan think talk write efektif dalam meningkatkna keterampilan menulis karangan narasi dan deskripsi. Meski berbeda dalam hal bentuk tulisan yang dibuat oleh siswa, hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Lilis Amaliah Rosdiana (2014) dan Hanum Hanifa Sukma (2014) mengenai keefektifan model pembelajaran kooperatif tipe think pair share dan think talk write dalam peningkatan keterampilan menulis karangan argumentasi dan naskah drama.

B.Saran

Disamping hal-hal positif yang diperoleh dalam penelitian ini, masih terdapat berbagai keterbatasan serta kekurangan. Oleh sebab itu ada beberapa saran bagi pihak terkait.

1. Bagi Kepala Sekolah

Pengetahuan dan wawasan guru sekolah dasar mengenai model pembelajaran kooperatif tipe think pair share dan think talk write masih sangat terbatas. Oleh sebab itu, diharapkan agar kepala sekolah memfasilitasi guru untuk mengikuti pelatihan-pelatihan, maupin seminar tentang model-model pembelajaran kooperatif agar dapat diimplementasikan dalam pembelajaran.

2. Bagi Guru Sekolah Dasar

Model pembelajaran kooperatif dengan mengkombinasikan tipe think pair share dan think talk write sebaiknya diimplemntasikan pada kelas yang berjumlah tidak terlalu banyak dan heterogen. Hal ini bertujuan agar model pembelajaran kooperatif dengan mengkombinasikan tipe think pair share dan think talk write dapat diimplementasikan secara efektif, menginat terbatasnya jam pelajaran yang tersedia.

3. Bagi Peneliti di Masa Mendatang

Sebagai karya tulis ilmiah, penelitian ini masih memiliki banyak kekurangan dalam berbagai aspek seperti metode penelitian, desain penelitian, instrumen, dan analisis data penelitian. Hal tersebut disebabkan oleh terbatasnya sumber daya serta kemampuan


(2)

peneliti dalam mengontrol variabel-variabel lain yang mungkin mempengaruhi penelitian. Penelitian lanjutan perlu dilakukan pada periode serta waktu yang lebih lama untuk mengetahui pengaruh pemberian treatment model pembelajaran kooperatif dengan mengkombinasikan tipe think pair share dan think talk write terhadap keterampilan menulis karangan narasi dan deskripsi siswa yang dapat dijembatani melalui kuasi eksperimen. Selain itu, eksperimen dapat dilakukan dengan menguji variabel-variabel lain yang dapat mempengaruhi keterampilan menulis siswa seperti tingkat motivasi, media yang digunakan, dan kognisis siswa. Dengan memperbaiki keterbatasan-keterbatasan tersebut, diharapkan peneliti selanjutnya dapat menghasilkan temuan-temuan penelitian yang sahih dan relevan.


(3)

DAFTAR PUSTAKA

Akhadiah, S., M.G. Arsyad & S.H. Ridwan. (1988). Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga.

Alfianto, A. (2006, Januari 5). Pelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah, Metamorfosis Ulat menjadi Kepompong. Pendidikan Network, pp. 1-3.aligning science instruction with standards and test, science ieducator, Alwasilah, C. (2013). Pokoknya menulis cara baru menulis dengan metode

kolaborasi. Bandung: PT Kiblat Buku Utama

Anam, K. (2000). Implementasi Cooperative Learning dan Model Pembelajaran dalam Pembelajaran Geografi. Adaptasi Model Jigsaw dan Fields Study. Jurnal Ilmu Pendidikan Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Pendidikan. 02: 36: 0216-0847.

Ansari, B. I. (2008). Komunikasi matematik: konsep dan aplikasi. Banda Aceh: Arends, R. I. (2008). Learning to Teach Belajar untuk Mengajar. Yogyakarta:

Pustaka Pelajar.

Arends. (2008). Learning to teach-belajar untuk mengajar. Yogyakarta: Pustaka Arikunto, S. (2002). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. (Edisi revisi). Jakarta:

Bumi Aksara.

Arikunto, S. (2006). Dasar-dasar evaluasi pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Asma, N. (2006). Model Pembelajaran kooperatif. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

Bachtiar, Y. (2014). Keefektifan Model Think Pair Share (TPS) dalam Peningkatan Keterampilan Menulis Laporan Pengamatan. Tesis SPS UPI Bandung: Tidak diterbitkan.

Barkley, E.E. (2012). Collaborative learning techniques terjemahan. Bandung: Nusa Media

Cahyani, I. & Hodijah. (2007). Kemampuan Berbahas Indonesia di Sekolah Dasar. Bandung : Upi Press.

Cahyani, I. & Rosmana, I. A. (2006). Pendidikan Bahasa Indonesia. Bandung: Upi Press.


(4)

Fraenkel, Jack R, dan Norman E. W. (1993). How to The Design and Evaluate Research in Education. USA: McGraw-Hill Inc.

Hake, R. R. (1999). Analizyng Change/gain Scores. : Online. Tersedia di

http://www.physics.indiana.edu/sdi/Analizyngchange-Gain.pdf.

Haryadi & Zamzami. (1996). Peningkatan Keterampilan Bahasa Indonesia. Yogyakatra: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Bagian Proyek Pengembangan Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

Hernacky, M. (1992). Quantum Learning. Bandung: Mizan.

Isjoni. (2014). Cooperative Learning Efektifitas Pembelajaran Kelompok. Bandung: Alfabeta.

Keraf, G. (2007). Argumentasi dan Narasi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Lie, A. (2008). CooperativeLearning Mempraktikan Cooperative learning di

ruang-ruang kelas. Jakarta: Grasindo.

Machmoed, Z. (1983). Penilaian dalam Pengajaran Bahasa Dan Sastra. Bandung: Angkasa.

Marahimin, I. (2010). Menulis Secara Populer. Jakarta: Pustaka Jaya. Nasution. (1992). Metode Research. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Nanang, F. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Noviana. (2009). Analisa Kualitatif dan Kuantitatif. Jakarta: Grasindo.

Pasiak, T. (2008). Revolusi IQ/EQ/SQ Menyingkap Rahasia Kecerdasan Berdasarkan Al-Quran dan Neurosains muthakhir. Bandung: PT. Mizan Pustaka.

Rahman. (2005). “Pemberdayaan Gambar dan Kartu Kata dalam pembelajaran

Menulis”. Jurnal Penelitian Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya

(Bahtera). 4 (8). 89-114.

Rahman. (2011). Pidato Pengukuhan Guru Besar: Revitalis Metodik Pengajaran Menulis. Bandung: (tidak diterbitkan).

Rahman. (2011). Potensi Gambar dalam Membangun Kompetensi Guru melalui Metodik Menulis. Bandung: (tidak diterbitkan).


(5)

Rahman. (2013). Model Mengajar dan Bahan Pembelajaran. Bandung: Alqaprint Jatinangor - Anggota Ikapi.

Resmini, N., Churiyah, Y. & Sundori, N. (2006). Membaca dan Menulis di SD: Teori dan Pengajarannya. Bandung: Upi Press.

Rikmasari, R. (2012). Pengaruh model pembelajaran think-alouds terhadap perkembangan metakognitif dan kemampuan menulis dongeng siswa. Tesis SPS UPI Bandung: Tidak diterbitkan.

Riyanto, Y. (2010). Paradigma Baru Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Robetson, K. (2006). Increase Student Interaction with “think-Pair-Share” and

“Circle Chats”. Coloning Colorado. Diunduh dari

http://www.colorincolorado.org/articel/13346.

Rosdiana, L.A. (2014). Penerapan Pembelajaran Menulis Karangan Argumentasi dengan Teknik Think-Pair-Share (TPS) yang berorientasi pada Kecerdasan Verbal. (Eksperimen Kuasi pada Mahasiswa Semester I Program Studi Agri Bisnis Fakultas Pertanian Universitas Winaya Mukti). Tesis SPS UPI Bandung: Tidak diterbitkan.

Rosmana, I. A. (1998). Pendidikan Bahasa Indonesia. Bandung: Sonagar Press. Sagala, S. (2010). Pengantar statistik pendidikan. Jakarta: Pustaka Pelajar. Semi, M. A. (2007). Dasar-dasar Keterampilan Menulis. Bandung: Angkasa Siler, S. (2003). What lies beneath the science achievement gap: the challenges of Sitaresmi, N. (2010). Model Pembelajaran Deskripsi. [Online]. Tersedia:

http://file.upi.edu/ai.php?dir=Direktori/C%20-%20FPBS/JUR.%20 PEND. %20BHS.%20DAN%20SASTRA%20INDONESIA/. Stanton, R.(2007). Teori Fiksi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Suara Pembaharuan. (2014). Programme for International Students Assesment (PISA). Jakarta: Kompas.

Sudjana. (2008). Metode statistika. Bandung: Tarsito.

Sugiono, 2008. Metode Penelitian Pendidikan . Alfabeta: Bandung

Sukma, H. H. (2014). Keefektifan Model Think Talk Write (TTW) dalam Peningkatan Keterampilan Menulis Drama. Tesis SPS UPI Bandung: Tidak diterbitkan.


(6)

Suparno & Yunus, M. (2006). Keterampilan Dasar Menulis. Jakarta: Universitas Terbuka.

Suparno & Yunus, A. (2002). Keterampilan Dasar Menulis. Jakarta: Universitas Terbuka.

Tarigan, D. (1992). Materi pokok pendidikan bahasa Indonesia 1. Jakarta: Depdikbud.

Tarigan, H.G. (2008). Menulis sebagai suatu keterampilan berbahasa. Bandung:Angkasa.

Tarigan, H.G. (1992). Menulis sebagai suatu keterampilan berbahasa. Bandung: Angkasa.


Dokumen yang terkait

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN NARASI MELALUI GAMBAR SERI PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 1 Peningkatan Keterampilan Menulis Karangan Narasi Melalui Gambar Seri Pada Siswa Kelas IV SD Negeri 1 Crewek Kecamatan Kradenan Kabupaten Grobogan Tahun A

1 2 18

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN NARASI MELALUI MODEL PICTURE AND PICTURE DALAM MATA PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN NARASI MELALUI MODEL PICTURE AND PICTURE DALAM MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA PADA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI

0 0 16

KEEFEKTIFAN METODE PROYEK DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS BERITA(Penelitian Eksperimen Kuasi pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 29 Bandung Tahun Ajaran 2014/2015).

0 2 34

PENGARUH MODEL EXPERIENTAL LEARNING TERHADAP BERPIKIR KREATIF DAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN SISWA SEKOLAH DASAR : Studi Eksperimen Kuasi Pada Siswa Kelas V SDN Isola dan SD Laboratorium – Percontohan UPI Kota Bandung Tahun Ajaran 2013-2014.

0 2 42

PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI SISWA KELAS IV SD NEGERI CIBEUNYING KABUPATEN BANDUNG BARAT TAHUN AJARAN 2013/2014.

0 1 52

KEEFEKTIFAN MODEL THINK TALK WRITE (TTW) DALAM PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NASKAH DRAMA : Studi Eksperimen Kuasi pada Siswa Kelas V SD Negeri Pringapus Kabupaten Semarang Tahun Ajaran 2013-2014.

0 0 48

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN NARASI MENGGUNAKAN MEDIA FILM SISWA KELAS III SD N PENCAR 2, SLEMAN TAHUN AJARAN 2014/2015.

0 2 208

KEEFEKTIFAN MODEL CONCEPT SENTENCE TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN NARASI PADA SISWA KELAS IV SD GUGUS NUSA MAYONG JEPARA

3 8 75

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT SENTENCE PADA SISWA SEKOLAH DASAR

0 0 7

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI PRAON SURAKARTA TAHUN AJARAN 20162017

0 0 20