ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN PERSEDIAAN JUST IN TIME DAN DAMPAKNYA TERHADAP KUALITAS PRODUK PADACV. YAN’S FRUIT & VEGETABLES.
No. 435/UN.40.7.D1/LT/2013
Analisis Sistem Pengendalian Persediaan Dengan
Metode Just In Time Dan Dampaknya Terhadap
Kualitas Produk Buah Strawberry Pada
CV. Yan’s Fruit
& Vegetables (YFS)
SKRIPSI
Di susun oleh : YuliYulianti
(0907449)
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
FAKULTASPENDIDIKANEKONOMIDANBISNIS
UNIVERSITASPENDIDIKAN INDONESIA
(2)
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul “ Analisis Sistem
Pengendalian Persediaan dengan Metode Just In TimedanDampaknyaTerhadap Kualitas Produk Buah Strawberry Pada CV Yan’s Fruit & Vegetables (YFS)”ini beserta seluruh isinya adalah benar-benar karya saya sendiri dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan.
Atas pernyataan ini saya siap menanggung resiko/sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.
Bandung ,Oktober 2013
(3)
LEMBAR PENGESAHAN
Analisis Sistem Pengendalian Persediaan Dengan Metode Just In
Time Dan Dampaknya Terhadap Kualitas Produk Buah
Strawberry pada CV. Yan’s Fruit & Vegetables
(YFS)
Skripsi ini telah direvisi dan disyahkan oleh:
Pembimbing I
Dr. Chairul Furqon S.Sos, MM. NIP. 19720615 200312 1 001
Mengetahui,
Ketua Program Manajemen Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis
UPI Bandung
Dr. Vanessa Gaffar, SE.Ak., MBA NIP. 19740307 200212 2 001
(4)
ABSTRAK
Yuli Yulianti (0907449), “ Analisis Sistem Pengendalian Persediaan Just In Time dan Dampaknya terhadap Kualitas Produk PadaCV. Yan’s Fruit & Vegetables”, Dibawah Bimbingan Dr. Chairul Furqon S.Sos, MM.
Permasalan yang dikaji dalam penelitian ini berkaitan dengan masih belum optimalnya sistem pengendalian persediaan di perusahaanYan’s Fruit &
Vegetables yang dibuktikan dengan menurunnya kualitas produk yang berupa
buah strawberry. Permasalahan ini harus segera diatasi karena apabila tidak segera diatasi akan menghambat produksi perusahaan.
Karakteristik buah strawberry yang mudah rusak, busuk dan memiliki umur yang pendek setelah dipanen, buah strawberry hanya bertahan selama 3 hari saja setelah dipanen membuat pengelolaan sistem persediaan sangat penting.
Oleh karena itu, maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran manajemen persediaan, gambaran sistem pengendalian persediaan Just In Time dan dampaknya terhadap kualitas produk, gambaran kualitas produk dengan menggunakan sistem pengendalian Just In Time dan tanpa menggunakan sistem pengendalian persediaan Just In time padaCV. Yan’s Fruit & Vegetables.
Penelitian inimerupakan jenis penelitian deskriptif dengan studi kasus yaitu membandingkan antara teori dan praktek yang ada pada perusahaan dengan menggunakan data persediaan bulan januari-desember 2012. Sedangkan untuk teknik pengumpulan data menggunakan studi dokumentasi dan wawancara. Untuk analisis data dilakukan dengan analisis deskriptif dan data-data kuantitatif dengan menggunakan analisis pengendalian persediaan bahan baku dengan menggunakan metode Just in Time serta analisis pembelian bahan baku menggunakan uji beda.
Hasil penelitian menunjukan bahwa sistem pengendalian persediaan Just
In Time yang di terapkan di perusahaan Yan’s Fruit & Vegetables masih belum
optimal, dan bila sistem pengendalian persediaan Just In Time sudah optimal maka akan terjadi peningkatan kualitas produk diperusahaan, penerapan sistem pengendalian Just In Time lebih efektif diterapkan pada perusahaan Yan’s Fruit &
Vegetables.
Berangkat dari hal ini, penulis menyarankan pada perusahaan untuk segera menerapkan sistem pengendalian persediaan Just in Time agar dapat meningkatkan kualitas produk pada buah strawberry.
(5)
ABSTRACT
YuliYulianti (0907449), “ Analisis Inventory Controling System Just In Time and Inpact To Quality Product To CV. Yan’s Fruit & Vegetables”, Guidance Under Dr. ChairulFurqonS,Sos.MM.
The Problem which is inspected in these observes connect with hasn’t been optimum yet inventory controlled system in Yan’s Fruit &Vegetables
company which is improved by product quality low it was strawberry fruit. These problem have to take care because of doesn’t to take care soon will get obstacle company product.
Charasteristick strawberry fruit which is easy broke spoiled and has short life after harvesting, it can stand three day only after harvesting makes manage inventory system is very important.
That’s way so theseobserb purpose to know. The illustration inventory
manage, the illustration inventory manage Just In Time and inpact to product quality. The illustration product quality with in uses inventory control system Just
In Time and without uses inventory control system Just In Time to CV. Yan’s Fruit
& Vegetables.
These obserb do with uses descriptive obserb with case’s studies is it’s compare between theory and practice which is on company with it’sinventory data on January-december 2012.Mean while for data collect tehnik uses studies document and interview for analysis data is done by descriptive analysis on quanti which is uses standard material inventory control which is uses metod Just in Time with standard material buying analysis and analysis data uses different experiment.
Obserb result shows that inventory controlling system Just In Time which
is arranged in Yan’s Fruit & Vegetables company hans’t been optimum yet, and if
inventory controlling system Just In Time has been optimum so will get increase product quality in company, controlling arrange system Just In Time is more
effective arrange in Yan’s Fruit & Vegetables company.
Goes from these cases, writer sugest to company for arranging inventory system Just In Time immediately in order to be able to increase strawberry quality product.
(6)
DAFTAR ISI
ABSTRAK ... i
ABSTRACT ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR ISI ... iv
DAFTAR TABEL ... vii
DAFTAR GAMBAR ... viii
DAFTAR LAMPIRAN ... ix
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian ... 1
1.2 Identifikasi & Perumusan Masalah ... 16
1.3 Rumusan Masalah ... 17
1.4 Tujuan Penelitian ... 18
1.5 Kegunaan Penelitian / Manfaat Penelitian ... 18
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Kajian Pustaka ... 20
2.1.1 Manajemen Operasi ... 20
2.1.2 Pengertian Efektivitas ... 22
2.1.3 Pengertian Persediaan ... 23
2.1.4 Sistem Just In Time ... 29
2.1.5 Keuntungan Dan Kelemahan Sistem JIT ... 33
2.1.6 Perbedaan Sistem JIT Dan Tradisional ... 34
2.1.7 Manfaat JIT ... 35
2.1.8 Faktor Pendukung JIT ... 35
2.1.9 Produksi JIT ... 38
2.1.10 Kualitas Produk ... 39
(7)
BAB III METODE DAN OBJEK PENELITIAN
3.1 Objek Penelitian ... 51
3.2 Metode Penelitian Dan Objek Penelitian ... 51
3.2.1 Metode Penelitian ... 51
3.2.2 Desain Penelitian ... 53
3.3 Operasionalisasi Variabel ... 54
3.4 Sumber Data Dan Teknik Pengumpulan Data ... 58
3.4.1 Sumber Data ... 58
3.4.2 Teknik Pengumpulan Data ... 59
3.5 Rancangan Analisis Data ... 60
3.5.1 Teknik Analisis Data ... 62
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ... 64
4.1.1 Gambaran Umum ... 64
4.1.1.1 Sejarah Perusahaan ... 65
4.1.1.2 Struktur Organisasi Perusahaan ... 65
4.1.1.3 Komoditi Perusahaan ... 66
4.1.1.4 Market Perusahaan ... 67
4.1.1.5 Tradmark Perusahaan ... 68
4.1.2 Strawberry ... 72
4.1.2.1 KebunStrawberry ... 72
4.1.2.2 Pohon Strawberry ... 74
4.1.2.3 Pemanenan Strawberry ... 74
4.1.2.4 Pengolahan Pasca Panen Strawberry ... 75
4.1.2.5 Penanganan Penurunan Kualitas Strawberry Pasca Panen ... 76
4.1.2.6 Factor Suhu ... 78
4.1.2.7 Transportasi, Distribusi Penjualan Strawberry ... 80
4.1.2.8 Perlakuan yang Direkomendasikan Pasca Panen Strawberry ... 81
(8)
4.1.3.2 Pengembangan Kawasan Starwberry ... 90
4.1.3.3 Redesign Rantai Pasokan Strawberry Dikawasan Lembang ... 93
4.1.3.4 Pengembangan Strawberry Terintegrasi ... 95
4.1.4 Deskripsi Variabel yang Diselidiki ... 96
4.1.4.1 Just In Time ... 96
4.1.4.2 Kualitas Produk ... 99
4.2 Pembahasan Hasil Penelitian ... 101
4.2.1 Analisis Pelaksanaan Sistem JIT Pada CV YFS ... 101
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 111
(9)
DAFTAR TABEL
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Data Panen Buah Strawberry ... 7
1.2 Jumlah Persediaan Buah Strawberry Bulan Januari-Desember 2012 ... 7
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Perbandinagn Sistem JIT Dan Tradisional ... 34
BAB III METODE DAN OBJEK PENELITIAN 3.1 Operasionalisasi Variabel Penelitian ... 58
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Mitra Petani Strawberry ... 69
4.2 Kebutuhan Strawberry Perhari ... 69
4.3 Data Panen Mitra Petani ... 72
4.4 Perlakuan Suhu Pasca Panen Strawberry ... 82
4.5 Jumlah Persediaan Buah Strawberry Bulan Januari-Juli 2013 ... 103
4.6 Statistik Deskriptif Hasil Penelitian ... 106
(10)
DAFTAR GAMBAR
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Alur Pendistribusian Strawberry ... 12
1.2 Alur Inventory Produk Strawberry ... 14
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Skema Proses Transformasi ... 21
2.1 Model Kerangka Pemikiran ... 50
BAB III METODE DAN OBJEK PENELITIAN 3.1 Data Variabel ... 54
3.1 Rancangan Analisis Data ... 61
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Struktur Organisasi Perusahaan ... 65
4.2 Komoditi Perusahaan ... 66
4.3 Market Perusahaan ... 67
4.4 Trandmark Perusahaan ... 68
4.5 Grade Strawberry ... 71
4.6 Kebun Strawberry ... 73
4.7 Pohon Strawberry ... 74
4.8 Strawberry Kuslitas Baik dan Kategori Kerusakan Strawberry ... 77
4.9 Faktor Luar Yang Mempengaruhi Kualitas Buah Pasca Panen ... 78
4.10 Penurunan Kelayakan Buah Tanpa Pendinginan ... 79
4.11 Proses Packing ... 83
4.12 Rantai Pasokan Strawberry Dikawasan Lembang ... 85
4.13 Rencana Proses Pengembangan Budidaya Strawberry Terpadu YFS ... 92
4.14 Rancangan Skema Jaringan Rantai Pasokan ... 94
4.15 Rencana Pengembangan Strawberry Terintegrasi Dikawasan Lembang ... 95
(11)
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Surat Keputusan
Lampiran 2 : Surat Izin Penelitian
Lampiran 3 : Data Perusahaan Rumah Kemasan
Lampiran 4 : Data supermarket Pelanggan Perusahaan
Lampiran 5 : Data Persediaan Tahun 2012
Lampiran 6 : Data Persediaan tahun 2013
Lampiran 7 : Perhitungan SPSS
Lampiran 8 : Kartu Bimbingan
(12)
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang PenelitianAgribisnis merupakan masa depan Indonesia. Perkembangan sektor pertanian / agribisnis tidak lepas dari perkembangan kebijakan makro. Dengan demikian keseimbangan makro, yang diambil pemerintah. Tidak hanya masa depan pertanian. Dimana agribisnis memiliki multiplier effect yang luas pada seluruh bidang kehidupan. Partai politik sudah seharusnya concern dengan agribisnis dan dapat menjadikan agribisnis sebagai garapan serius partai politik dalam mengubah kondisi pertanian Indonesia yang memiliki keunggulan komparatif (comparative advantage) tetapi tertinggal dalam hal inovasi dan kompetisi global (competitive advantage). Peran nyata partai politik bisa dalam hal legislasi sebuah payung hukum dan regulasi sebuah kebijakan. Untuk prospek kontribusi Sumber Daya Alam pertanian dalam arti luas dalam konteks di mana lingkungan strategis yang memayungi perannya, dalam pembangunan nasional 2009 dan tahun-tahun berikutnya. Menurut beberapa pakar sosial Ekonomi Pertanian bahwa berapa faktor dalam perkembangan Pertanian. Pertama, globalisasi. Jika strategi pembangunan makronya tidak dilakukan reorientasi secara mendasar, kondisinya tak akan banyak berubah, yakni tingkat daya saing bangsa dalam pasar global, terutama sektor pertanian, tetap rendah. Kedua, krisis kenaikan migas global. Kalau kalangan pejuang sektor pertanian umumnya hanya
pasif dan introvert, maka kemiskinan di sektor pertanian dan pedesaan akan
(13)
dimanfaatkan untuk investasi baru di sektor pertanian dalam arti luas karena terjadinya finansial overliquidity baik secara global maupun nasional. Ketiga, konstelasi elite politik nasional. Ini lebih memprihatinkan lagi, mengingat lobi politik kalangan pertanian maupun posisi tawarnya terhadap kalangan elite politik jauh lebih rendah dibandingkan sektor lain. Padahal regulasi maupun arah pembangunan di alam demokrasi amat sangat ditentukan oleh para elite politik yang ada di legislatif, eksekutif, judikatif, partai-partai, serta media massa yang cenderung lebih memihak kepada orientasi pembangunan berbasis non-agro dan impor. Bahkan sekarang ini semakin kepada sektor non-riil.
Dalam konteks peningkatan daya saing agribisnis Indonesia, penataan kelembagaan yang mengarah pada mobilisasi dan interaksi berbagai kepentingan yang memiliki basis dan landasan yang sama pasti akan menghasilkan energi positif dan strategi yang amat kuat. Peningkatan dayasaing agribisnis bukan semata tugas pelaku agribisnis, apalagi para petani kecil dengan skala usaha dan kemampuan manajemen terbatas, karena tentu sangat tidak adil membenturkan petani kecil dengan petani besar, baik di dalam, maupun di luar negeri, walau dalam konteks globalisasi sekali pun.
Pengembangan agribisnis di Indonesia harus dilanjutkan sebagai wujud kesinambungan, penganekaan, dan pendalaman pembangunan pertanian yang selama ini telah dilaksanakan. Pengembangan agribisnis sangat layak menjadi menjadi salah satu andalan atau strategi utama pembangunan nasional karena pertumbuhan ekonomi yang dihasilkan juga diikuti dengan pemerataan
(14)
pendapatan di samping itu, negara kita memiliki kenggulan dan kekhasan lokal yang perlu dikembangkan untuk meraih keunggulan komparatif dan kompetitif
dalam perekonomian dunia yang semakin bebas dan penuh
persaingan. Pengembangan agribisnis juga sangat relevan dengan ekonomi kerakyatan dan mampu mewujudkan kedaulatan rakyat (Saragih, 2010 dan Sjarkowi, 2010).
Pendekatan sistem agribisnis sebagai salah satu cara baru dalam melihat dan memandang pembangunan pertanian di Indonesia kini telah mengalami tantangan yang semakin kompleks. Apabila pada awal ditemukannya, pendekatan sistem agribisnis itu masih lebih banyak terfokus pada bagaimana menyampaikan dan menerapkan suatu sistem yang komprehensif yang terdiri dari sekian macam subsistem utama dan subsistem pendukung, kini sistem agribisnis itu sendiri menghadapi lingkungan eksternal yang berubah demikian cepat.
Pembangunan wilayah dapat didefinisikan sebagai peningkatan taraf hidup masyarakat dan perbaikan lingkungannya agar lebih baik dari sebelumnya. Indikator taraf hidup masyarakat biasanya digunakan indikator ekonomi melalui besarnya pendapatan per kapita di wilayah tersebut. Sedang indikator lingkungan dinilai melalui keberlanjutannya (sustainability). Keberhasilan pembangunan wilayah memerlukan strategi pembangunan yang ditentukan sebelumnya dalam bentuk tujuan pembangunan wilayah. Pada umumnya tujuan pembangunan wilayah adalah peningkatan kesejahteraan masyarakat pada wilayah bersangkutan.
(15)
Kabupaten Bandung Barat merupakan salah satu wilayah yang perekonomiannya ditunjang oleh berbagai sektor, mulai dari sektor industri primer seperti pertanian (termasuk kehutanan, peternakan dan perikanan) dan pertambangan, industri sekunder seperti agroindustri, dan tekstil, serta industri tersier seperti lembaga perbankan, jasa perdagangan, dan lain-lain. Sektor-sektor yang dimiliki tersebut memiliki potensi ekonomi yang cukup tinggi untuk dikembangkan. Selain itu antar sektor juga memiliki keterkaitan yang jika diselaraskan pengembangannya akan menghasilkan nilai tambah yang tinggi.
Berdasarkan kondisinya alamnya, sebagian besar wilayah Kabupaten Bandung Barat merupakan wilayah pertanian mulai dari tanaman pangan, hortikultura, serta tanaman perkebunan dan kehutanan. Oleh karena itu sektor pertanian memiliki potensi ekonomi yang cukup tinggi dan merupakan sektor yang meyediakan kesempatan kerja yang besar bagi penduduk Kabupaten Bandung. Berdasarkan kondisi tersebut paradigma pembangunan ekonomi di Kabupaten Bandung harus dititikberatkan pada keselarasan pengembangan pertanian yang kuat dengan industri yang maju dengan bertumpu pada potensi sumberdaya lokal. Dari sekian banyak komoditi pertanian yang ada di Kabupaten Bandung beberapa merupakan komoditi unggulan, diantaranya strawberry.
Kabupaten Bandung Barat yang terkenal dengan udaranya yang sejuk sehingga sangat cocok untuk bertanam aneka tanaman khas daerah dingin, salah satunya buah strawberry. Makanya di Lembang banyak petani yang mengelola kebun strawberry karena buah yang sangat menyegarkan ini bisa tumbuh dengan subur di kawasan ini. Kreatifitas orang Lembang secara khusus yang akhirnya
(16)
membuat tanaman dan buah strawberry tidak hanya diproduksi untuk dimakan dan diolah tetapi juga untuk diorder ke supermarket-supermarket.
Perusahaan Yan’s fruit & Vegetables (YFS) telah berdiri kurang lebih 10
tahun. Perusahaan ini adalah pelopor perusahaan yang bergerak dalam bidang sayuran dan buah-buuahan yang dikemas sebelumnya hasil panen petani hanya di jual pada bandar dan dijual begitu saja ke pasar-pasar tradisional dengan nilai jual yang standar. Dengan adanya perusahaan rumah kemasan seperti ini para petani lebih diuntungkan dengan hasil panennya karena perusahaan membayar lebih tinggi dibandingkan dengan harga bandar. Perusahaan Yan’s Fruit & Vegetables (YFS) juga
perusahaan yang bergerak dalam bidang agribisnis, salah satu tujuan perusahaan ini adalah untuk mensejahterakan para petani kecil agar bisa berkembang.
Yan’s Fruit & Vegetables (YFS) merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dalam bidang perdagangan produk sayuran dan buah-buahan. Produk unggulan perusahaan ini adalah buah strawberry, selain itu masih banyak lagi jenis-jenis sayuran dan buah-buahan yang di perdagangkan oleh perusahaan ini. Produk yang dihasilkan oleh perushaan ini adalah buah dan sayuran yang dikemas dengan alat dan ukuran yang disesuaikan. Hasil dari produk perusahaan ini akan di pasarkan ke beberapa supermarket di Jakarta.
Dari awal pendirian perusahaan yan’s fruit & Vegetables sampai sekarang
ini telah mempunyai pasar berupa supermarket sebanyak 41 yang tersebar di Jakarta. Setiap harinya perusahaan harus mengirimkan hasil produknya yaitu buah
strawberry sebagai produk unggulan perusahaan yan’s fruit & vegetables yang
(17)
Tidak sembarangan strawberry yang bisa dikirimkan ke setiap supermarket ini, hanya buah strawberry yang berkualitas unggulan dan bagus yang bisa di kirimkan kesetiap supermarket ini. Kualitas buah strawberry ini di bagi kedalam 3 macam atau grade yaitu grade A, grade B dan grade C. Keuntungan yang dapat diambil oleh perusahaan ini cukup besar setiap bulannya, karena harga yang dibayar oleh supermarket cukup besar berbeda dengan harga yang di jual di pinggir jalan. Ini memudahkan untuk mendapatkan bahan baku strawberry dari para petani strawberry. Buah strawberry ini kebanyakan di dapatkan dari daerah ciwidey yang terkenal sangat melimpah dengan buah strawberrinya.
Tanaman buah strawberry sangat bergantung pada musim, hasil panen akan maksimal pada musim kemarau sebaliknya pada musim penghujan tanaman buah
strawberry sangat rentan terkena hama sehingga hasil panen akan menurun.
Perusahaan Yans Fruit & Vegetables ini lebih banyak mengambil strawberry dari daerah ciwidey karena disana lebih banyak petani yang menanam buah
strawberry. Buah yang dihasilkannya pun lebih bagus dari daerah ciwidey. Untuk
daerah lembang sendiri belum terlalu banyak petani yang menanam buah
strawberry ini karena dirasa sangat sulit dalam perawatannya. Tanaman buah strawberry ini adalah tanaman yang memerlukan perawatan khusus, dimulai dari
media tanam yang khusus tidak bisa di tanam diatas tanah begitu saja, bibit yang harus bagus juga sehingga nantinya menghasilkan buah yang bagus juga, pupuk dan nutrisi yang harus rutin diberikan pada tanaman buah strawberry ini.
(18)
Persediaan bahan baku erat kaitannya dengan biaya pemesanan dan biaya penyimpanan bahan baku. Dalam metode konvensional menerima adanya biaya pemesanan dan biaya penyimpanan bahan baku tersebut. Sedangkan metode JIT berusaha agar biaya pemesanan itu adalah nol. Biaya pemesanan nol dapat dicapai dengan mengurangi waktu yang diperlukan dalam setiap menjalin kerjasama yang baik antara pembeli dan pemasok, sehingga dengan begitu pemasok dapat lebih menghargai pembeli dengan mempercepat proses pengiriman pesanan. Sedangkan untuk meminimumkan biaya penyimpanan dapat dilakukan dengan mengurangi persediaan menjadi sangat rendah dan jika mungkin persediaan harus nol. Dan inilah yang menjadi konsep pokok metode Just In Time atau Zero Inventory.
Tabel 1.1 Data Panen Buah Stawberry
No Lokasi Grade A Grade B Grade C
1 Lembang 70 kg 100 kg 55 kg
2 Ciwidey 120 kg 145 kg -
Sumber : Data Perusahaan
Berdasarkan tabel 1.1 di atas daerah Ciwidey lebih banyak menghasilkan buah strawberry yang berkualitas paling bagus atau grade A sebanyak 120 kg, sedangkan untuk daerah Lembang sendiri hanya menghasilkan buah strawberry 70 kg, untuk grade B daerah Ciwidey mengasilkan buah strawberry sebanyak 145 kg dan daerah Lembang menghasilkan 100 kg, daerah Lembang lebih banyak menghasilkan buah strawberry grade C sebanyak 55 kg. Data ini di ambil dalam
(19)
masa pertumbuhan bulan pertama tanaman strawberry dipanen. Tanaman buah
strawberry ini ditanam dilokasi yang berbeda tetapi dengan luas tanah yang sama.
Pertumbuhan buah strawberry ini lebih bagus tumbuh di daerah ciwidey dibandingkan dengan daerah lembang dan umur pertumbuhannya pun lebih panjang sehingga menghasilkan buah lebih banyak. Itulah salah satu kendala yang dirasa sulit oleh para petani di Lembang untuk menanam buah strawberry ini. Meraka lebih memilih menanam sayuran seperti brockoly yang perawatannya tidak terlalu sulit dibandingkan dengan menanam buah strawberry.
Berikut ini data jumlah buah strawberry yang dipesan oleh pelanggan pada bulan januari-desember 2012:
Tabel 1.2 Jumlah Persediaan Buah Strawberry Bulan Januari-Desember 2012
no Bulan Persediaan Barang Rusak Persen (%)
1 Januari 100 kg 5 kg 5%
2 Februari 102 kg 7 kg 7,14%
3 Maret 98 kg 4 kg 3,92%
4 April 95 kg 5 kg 4,75%
5 Mei 100 kg 6 kg 6%
6 Juni 99 kg 4 kg 3,96%
7 Juli 97 kg 5 kg 4,85%
8 Agustus 100 kg 8 kg 8%
9 September 89 kg 12 kg 10,68%
10 Oktober 85 kg 21 kg 17,85%
11 November 80 kg 20 kg 16%
12 Desember 79 kg 17 kg 13,43%
(20)
Berdasarkan tabel 1.2 diatas persediaan buah strawberry diperusahaan tidak selalu sama. Dari jumlah persediaan itu masih ada barang yang rusak yang disebabkan oleh berbagai hal, bisa disebabkan karena tergores tempat packingnya atau bisa juga karena kondisi buahnya sendiri yang sudah rusak. Persediaan buah
strawberry ini disesuaikan dengan cuaca, karena jika cuaca dalam keadaan musim
penghujan maka strawberry akan sedikit karena kurang baiknya pertumbuhan
strawberry pada saat musim penghujan, dan barang yang rusaknya banyak karena strawberry cepat membusuk, sedangkan pada musim kemarau strawberry akan
bagus dan barang yang rusaknyapun akan sedikit karena strawberry akan tahan lebih lama.
Dapat dilihat dari tabel 1.2 diatas semakin banyak persediaan buah strawberry yang dan semakin banyak pula buah strawberry yang di kirim ke supermarket semakin banyak pula barang yang rusak dan dikembalikan dari supermarket. Buah strawberry merupakan buah yang sangat sensitive, kulit buah yang sangat tipis dan tanpa di lindungi dengan cangkang akan mudah sekali tergores mengenai kemasan. Tergores sedikit saja buah strawberry ini akan cacat dan membusuk, dan buah strawberry ini menularkan kecacatannya. Jika salah satu dalam kemasan sudah busuk atau membusa otomatis dalam waktu beberapa jam
strawberry yang lain pun akan ikut busuk karena penempatannya yang sangat
berdekatan dalam satu kemasan itu.
Kecenderungan peningakatan kebutuhan akan buah strawberry ini menjadi tantangan tersendiri bagi perusahaan untuk meningkatkan dan menciptakan
(21)
produk terbaik dan berkualitas tinggi dengan harga yang kompetitif. Sistem produksi yang digunakan pun terus dikembangkan untuk mendapatkan tingkat efektivitas serta efisiensi tertinggi. Penerapan sistem produksi yang dinamis dan fleksibel menjadi sebuah kebutuhan yang penting bagi perusahaan untuk menghadapi tantangan seperti ini.
pengendalian persediaan sangat penting dalam manajemen operasi tentunya dalam perusahaan yang bergerak dalam bidang agribisnis seperti rumah kemasan sayuran dan buah-buahan. Kenaikan harga maupun penurunan harga di pasar memerlukan antisipasi yang cepat sehingga perusahaan dapat menyesuaikan diri dengan perubahan yang terjadi. Untuk itu perusahaan harus mempunyai sistem pengendalian persediaan yang baik dalam proses produksi.
Untuk karakteristik buah strawberry sendiri sangatlah rentan, yaitu mudah busuk dan rusak, Ada baiknya jika buah ini disimpan dalam keadaan segar dalam jangka waktu kurang dari 4 hari. Buah strawberry rentan busuk dan berkurang nutrisinya jika tidak segera dikonsumsi dalam keadaan segar. Penyimpanan di dalam lemari es pun tidak boleh terlalu lama. Pastikan untuk menyimpan buah dalam wadah kering yang sejuk, karena jika terlalu lembab akan membuat buah
strawberry cepat membusuk. Dalam penyimpanannya pisahkan buah strawberry
yang masih baik kondisinya dengan yang sudah agak busuk, hal ini dilakukan agar buah lainnya tidak ikut tertular.
Maka dari itu perusahaan melakukan tindakan untuk meminimalkan kerusakan pada buah strawberry ini dengan membuat Agribussnes Logistic
(22)
Service ( ALS ). ALS adalah tempat/gudang penyimpanan yang dilengkapi
dengan cold storage (mesin pendingin). Kehadiran ALS diharapakan umur buah
starwberry bertahan lebih lama.
Selama ini perusahaan hanya menggunakan sistem pemanufakturan tradisional yang mengatur skedul produksinya hanya berdasarkan pada peramalan kebutuhan di masa yang akan datang. Padahal kita ketahui bahwa tidak ada seorangpun yang dapat memprediksi masa yang akan datang dengan pasti, walaupun telah memiliki pemahaman yang sempurna tentang masa lalu dan memiliki insting yang tajam terhadap kecenderungan yang terjadi di pasar. (Wulandari dan Wicaksana, 2005: 669) Produksi berdasarkan prediksi terhadap masa yang akan datang dalam sistem tradisional memiliki resiko kerugian yang lebih besar karena over produksi daripada produksi berdasarkan permintaan sesungguhnya.
Menurut pandangan tradisional (konvensional), menyimpan persediaan di gudang dapat memecahkan masalah di antaranya memenuhi permintaan konsumen, memanfaatkan diskon, dan mengantisipasI kenaikan harga.
Untuk itu penelitian dilakukan bertujuan untuk menganalisa sistem pengendalian persediaan berupa buah strawberry pada CV Yan’s fruit &
Vegetables (YFS). Penelitian mengenai analisa sistem pengendalian persediaan
bahan baku untuk mencapai tujuan perusahaan perlu dilakukan. Sistem pengendalian persediaan itu sendiri merupakan langkah awal sebelum proses produksi dilaksanakan. Sehingga, dengan sistem pengendaliaan persediaan yang tepat maka hasil produksi yang di harapkan dapat diperoleh semaksimal mungkin.
(23)
1
2
Gambar 1.1 Alur Pendistribusian Strawberry
Keterangan :
1. Untuk alur yang pertama yaitu pendistribusian strawberry langsung dari petani ke perusahaan langsung. Alur yang ini hanya khusus untuk petani yang berada di daerah cibodas, lembang. Para petani ini langsung mengirimkan buah strawberrynya keperusahaan tanpa melalui pelantara atau distributor.
2. Untuk alur yang kedua ini, pendristribusian strawberry dari petani melalui distributor terlebih dahulu baru di kirim ke perusahaan. Untuk alur yang ini khusus untuk strawberry yang di dapatkan dari daerah ciwidey. Karena banyaknya petani strawberry yang berada di daerah ciwidey sehingga perusahaan memilih untuk melaui distributor. Sebagian besar strawberry yang didapatkan oleh perusahaan dari daerah ciwidey.
petani
Perusahaan
Distributor Perusahaan
(24)
Sistem produksi tepat waktu (Just In Time) merupakan sistem produksi yang dirancang untuk mendapatkan kualitas, biaya dan waktu penyerahan sebaik mungkin. System produksi ini mengedepankan suatu penghematan dalam segala hal untuk memperkecil pemborosan (waste). Pemborosan-pemborosan ini biasanya datang dari berbagai kegiatan produksi yang tidak menghasilkan nilai tambah atau nilai guna pada barang yang di produksi seperti biaya penyimpanan, transportasi kegudang, perbaikan (rework), dan kegiatan lainnya yang dapat menimbulkan biaya tambah pada kegiatan produksi.
Sumber-sumber pemborosan tersebut antara lain, yaitu : (Suprajono,2005: 60)
a) Persediaan yang menganggur yang merupakan pemborosan sumber daya material yang langka;
b) Penyimpanan persediaan yang menganggur, yang akan memboroskan ruangan yang terbatas; dan
c) Komponen barang setengah jadi dan barang jadi yang cacat, yang merupakan pemborosan secara material.
Pada proses agroindustri melibatkan banyak faktor seperti faktor modal, tenaga kerja, lahan, dan manajemen. Faktor-faktor ini saling mempengaruhi satu sama lain sehingga saling berkaitan. Semua faktor diatas dapat berjalan jika manajemen yang dikendalikan oleh sumber daya manusianya dapat berjalan dengan baik. Pentingnya manajemen dalam suatu proses agroindustri maupun organisasi adalah sebagai roda penggerak agar apa yang direncanakan dapat tercapai. Salah satu faktor yang sangat penting dalam proses agroindustri adalah sistem pengendalian persediaan.
(25)
Purchasing atau pembelian barang merupakan unit bisnis yang melayani transaksi pembelian barang kebutuhan perusahaan pada supplier penyedia barang. Pada proses purchasing terbagi menjadi beberapa sub bisnis proses yang dijelaskan sebagai berikut :
Gambar 1.2 Alur Inventory Produk Strawberry
Menurut gambar 1.2 diatas dapat di lihat pemetaan inventory untuk produk
strawberry, mulai dari permintaan dari pihak supermarket sampai pengiriman ke
supermarket. Setiap jadwal pengiriman pihak perusahaan menunggu orderan dari
Pihak Supermarket Melakukan Permintaan Pencatatan Permintaan Penyetujuan Permintaan Pemberitahuan Kepada Supplier Pengiriman Strawberry Pemeriksaan Pihak Supermarket Pemeriksaan / Proses Packing Pencatatan Penerimaan Penerimaan Strawberry Masuk Pasar Supermarket Pencatatan Penerimaan Pihak Supermarket Layak Barang di Kembalikan / Return Pencatatan Pengembalian Tidak Layak
(26)
pihak supermarket via telpon dan fax. Setelah mendapatkan jumlah orderan untuk produk strawberry, pihak perusahaan menghubungi supplier untuk meminta strawberry sesuai jumlah yang diorder oleh supermarket. Pada gambar 1.2 diatas telah digambarkan secara jelas dari mulai permintaan sampai pengiriman.
Persediaan inventory berhubungan dengan penentuan komposisi inventory, penentuan waktu atau penjadwalan, serta lokasi untuk memenuhi kebutuhan perusahaan. Pengendalian inventory meliputi pengendalian kuantitas dalam batas-batas yang telah direncanakan dan perlindungan fisik inventory.
Untuk itu perlu dilakukan evaluasi apakah sistem pengendalian persediaan perusahaan itu sudah sesuai dengan yang diharapkan. Pengolahan inventory yang baik diperlukan kemahiran dan pengalaman dalam membuat sistem inventory.
Berbagai penghematan pada waktu siklus manufacturing, inventory, biaya tenaga kerja, kebutuhan ruang, biaya kualitas, dan biaya material ini akan dapat menekan biaya produksi, sehingga mengurangi tingkat biaya yang digunakan dalam melakukan proses produksi. Pada akhirnya, sistem perencanaan pengendalian persediaan Just In Time tidak hanya mengedapankan penghematan, tetapi juga mengedepankan operasi produksi untuk menghasilkan barang dengan kualitas (quality), ongkos (cost) termurah, dan pengiriman (delivery) pada saat yang tepat
Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk menganalisis penerapan sistem pengendalian persediaan Just In Time. Untuk itu, maka penulis bermaksud
(27)
Persediaaan dengan Metode Just In Time dan Dampaknya Terhadap Daya Tahan Buah Strawberry Pada CV Yan’s Fruit & Vegetables (YFS)”.
1.2Identifikasi & Perumusan Masalah
Setelah melakukan observasi secara umum pada perusahaan yang akan menggunakan sistem Just In Time di Kabupaten Bandung Barat, maka objek yang ditetapkan oleh peneliti sebagai tempat penelitian adalah CV. Yan’s Fruit &
Vegetables yang terletak di Kabupaten Bandung Barat.
CV. Yan’s Fruit & Vegetables ini dipilih oleh peneliti karena peneliti merasa bahwa CV. Yan’s Fruit & Vegetables tersebut akan dapat mewakili peneliti untuk menganalisis secara menyeluruh mengenai implementasi sistem
Just –In Time (JIT) yang ada di Indonesia (terutama yang berada di Kabupaten
Bandung Barat) terhadap daya tahan buah starwberry.
Masalah pengendalian persediaan merupakan salah satu masalah penting yang dihadapi oleh perusahaan. Pendekatan – pendekatan kuatitatif akan sangat membantu memecahkan masalah ini. Alasan utama yang menyebabkan perhatian terhadap masalah pengendalian persediaan demikian besar adalah karena pada
kebanyakan perusahaan persediaan merupakan bagian atau “porsi” besar yang
tercantum dalam neraca. Persediaan yang terlalu besar maupun yang terlalu kecil dapat menimbulkan masalah – masalah yang pelik. Kekurangan persediaan bahan baku akan mengakibatkan adanya hambatan – hambatan pada proses produksi
(28)
begitu pula kekurangan persediaan barang dagangan yang akan menimbulkan kekecewaan pada langganan. Sedangkan bila kelebihan persediaan akan menimbulkan biaya ekstra disamping resiko. Sehingga dapat dikatakan bahwa manajemen persediaan yang efektif dapat memberikan sumbangan yang berarti kepada keuntungan perusahaan.
Sistem pengendalian persediaan Just In Time atau sistem produksi tepat waktu meruapakan salah satu sistem produksi modern yang di gunakan untuk mencapai tingkatan efisiensi tinggi dalam setiap proses produksi. Konsep dasar dalam sistem pengendalian persediaan Just In Time adalah suatu metode untuk menyesuaikan diri terhadap perubahan akibat adanya gangguan pada kualitas produk dan perubahan permintaan, dengan cara membuat semua proses dapat menghasilakn produk yang diperlukan, pada waktu yang diperlukan dan dalam jumlah yang sesuai dengan kebutuhan.
CV Yan’s Fruit & Vegetables menerapkan sistem pengendalian persediaan Just In Time, namun perlu di kaji lebih lanjut apakah penerapan dari sistem produksi Just In time ini sudah berjalan dengan efektif atau tidak. Efektivitas Just
In Time dilihat dari produksi yang sesuai jadwal dan kualitas produk yang
semakin baik sehingga dapat mewujudkan zero inventory atau inventory cost pada tingkat minimum.
(29)
Berdasarkan pada latar belakang diatas, makka dapat dirumusakan masalah-masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana gambaran manajemen persediaan pada pada CV. Yan’s Fruit &
Vegetables ?
2. Bagaimana gambaran sistem pengendalian persediaan Just In Time dan dampaknya terhadap kualitas produk pada CV. Yan’s Fruit & Vegetables ?
3. Bagaimana perbandingan kualitas produk menggunakan sistem pengendalian persediaan Just In Time dan tanpa menggunakan sistem pengendalian persediaan Just In time pada CV. Yan’s Fruit & Vegetables ?
1.4Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin di capai pada penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui gambaran manajemen persediaan pada CV Yan’s Fruit
& Vegetables.
2. Untuk mengetahui gambaran penerapan sistem pengendalian persediaan
Just In Time pada CV Yan’s Fruit & Vegetables.
3. Untuk mengetahui perbandingan kualitas produk dengan menggunakan sistem pengendalian persediaan Just In Time dan tanpa menggunakan
(30)
sistem pengendalian persediaan Just In Time pada CV Yan’s Fruit &
vegetables.
1.5 Kegunaan Penelitian / Manfaat Penelitian
a. Kegunaan Praktis
Untuk memberikan informasi tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas produk yang dihasilkan pada perusahaan CV yan’s fruit & vegetables, dan dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi perusahaan selaku pemngambil kebijakan terutama menyangkut masalah sistem pengendalian persediaan Just In
Time dan dampaknya terhadap kualitas produk.
b. kegunaan teoritis
Memperluas khasanah ilmu pengetahuan, yaitu tentang ilmu manajemen operasional yang berkaitan dengan bahasan yang di teliti, khususnya mengenai system pengendalian persediaan Just In Time dan dampaknya terhadap kualitas produk.
c. Bagi perusahaan
Dari hasil penelitian dapat memberikan masukkan dan menjadi bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan serta menentukan kebijakan perusahaan yang berkaitan dengan masalah yang dihadapi.
(31)
(32)
BAB III
METODE DAN OBJEK PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian
Menurut Nyoman Kutha Ratna (2010: 12), obyek adalah keseluruhan gejala yang ada di sekitar kehidupan manusia. Apabila dilihat dari sumbernya, obyek dalam penelitian kualitatif menurut Spradley disebut social
situation atau situasi social yang terdiri dari tiga elemen, yaitu tempat (place),
pelaku (actors), dan aktivitas (activity) yang berinteraksi secara sinergis (Sugiyono, 2007: 49)
Namun sebenarnya, obyek penelitian kualitatif juga bukan semata-mata teratok pada situasi social yang terdiri dari tiga elemen di atas, melainkan juga berupa peristiwa alam, tumbuh-tumbuhan, binatang, kendaraan, dan sejenisnya (Sugiyono, 2007: 50)
Berdasarkan definisi diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa objek penelitian adalah sesuatu hal yang akan diteliti dengan mendapatkan data untuk tujuan tertentu dan kemudian dapat ditarik kesimpulannya. Objek penelitian yang diangkat oleh peneliti adalah penerapan system pengendalian persediaan Just In
Time dan dampaknya terhadap kualitas produk pada CV Yan’s Fruit & Vegetables.
3.2Metode Penelitian dan Desain Penelitian 3.2.1 Metode Penelitan
Metode penelitian adalah merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu , data yang diperoleh melalui penelitian
(33)
adalah data empiris (teramati) dengan kriteria valid,reliabel dan obyektif.secara umum penelitian ada tiga macam yaitu yang bersifat penemuan,pembuktian,dan pengembangan.Metode Penelitian dapat dikelompokkan menjadi tiga : metode penelitian Kuantitatif, metode Penelitian kualitatif dan metode penelitian Kombinasi.Sugiyono(2011:9)
Dalam metode deskriptif, peneliti bisa saja membandingkan fenomena-fenomena tertentu sehingga merupakan suatu setudi komparatif . adakalanya peneliti mengadakan klasifikasi, seerta penelitian terhadap fenomena-fenomena dengan menetapkan suatu setandar atau suatu norma tertentu sehingga banyak ahli menamakan metode deskriptif ini dengan nama survei normatif (normative
survey). Dengan metode deskriptif ini juga diselidiki kedudukan (status)
fenomena atau factor dan melihat hubungan antara satu factor dengan factor yang lain. Karenanya, metode deskriptif juga dinamakan studi status (status study).
Metode deskriptif juga ingin mempelajari norma-norma atau setandar-setandar, sehingga penelitian deskriptif ini disebut juga survey normative. Dalam metode deskriptif dapat diteliti masalah normative bersama-sama dengan masalah status dan sekaligus membuat perbandingan-perbandingan antar fenomena. Studi demikian dinamakan secara umum sebagai studi atau penelitian deskriptif. Prespektif waktu yang dijangkau dalam penelitian deskriptif , adalah waktu sekarang, atau sekurang-kurangnya jangka waktu yang masih terjangkau dalam ingatan responden.
(34)
Menurut definisi di atas dapat disimpulkan bahwa metode penelitian desktiptif adalah penelitian yang berusaha untuk menuturkan pemecahan masalah yang ada sekarang berdasarkan data-data, menyajikan data, menganalisa dan menginterpretasikannya. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode penelitian deskriptif dan analitis.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dan analitis. Metode ini menganalisis dan menafsirkan data yang berkenaan dengan situasi yang dialami sekarang, sikap dan pandangan yang menggejala saat sekarang, hubungan antar variabel, pertentangan dua kondisi, perbedaan antara fakta dan lain sebagainya. Penggunaaan metode ini di gunakan untuk menggambarkan penerapan sistem pengendalian persediaan Just In time pada buah strawberry pada perusahaan Yan’s Fruit & Vegetables. Setelah itu di analisis apakah sistem pengendalian persediaan Just In Time tersebut telah efektif dilaksakan atau tidak pada produk buah strawberry pada perusahaan Yan’s fruit & Vegetables.
3.2.2 Desain Penelitian
Desain penelitian merupakan rancangan penelitian yang digunakan sebagai pedoman melakukan proses penelitian. Moh Nazir (2008:84) menyatakan bahwa :
“ Desain penelitian adalah semua proses yang diperlukan dalam perencanaan dan pelaksanaan penelitian.”
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain penelitian deskriptif karena penelitian ini digunakan untuk menggambarkan sesuatu. Dalam hal ini yaitu untuk menggambarkan system pengendaliaan
(35)
persediaan buah strawberry pada CV Yan’s Fruit & Vegetables. Data yang
dikumpulkan adalah data dari bualan januari sampai desember 2012.
3.3 Operasionalisasi Variabel
Menurut Sugiyono (2009:60), variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya.
Secara teoritis variabel dapat didefinisikan sebagai atribut seseorang, atau
obyek yang mempunyai “variasi” antara satu orang dengan yang lain atau satu obyek dengan obyek yang lain (Hatch dan Forhady, 1981).
(36)
1. Variabel dan Hubungan Antar Variabel
Defenisi operasional variabel, Untuk menghindari pengertian yang berbeda dari variabel yang digunakan dalam penelitian ini, maka perlu dibuat batasan atau defenisi dari masing – masing variabel sebagai berikut :
a. Just In Time merupakan suatu pendekatan untuk mengidentifikasi dan
mengeliminasi segala sumber pemborosan dalam aktifitas produksi dengan memberikan keseimbangan produksi yang tepat serta pada tempat dan waktu yang tepat.
b. Pengendalian merupakan salah satu bagian dari manajemen. Pengendalian dilakukan dengan tujuan supaya apa yang telah direncanakan dapat dilaksanakan dengan baik sehingga dapat mencapai target maupun tujuan yang ingin dicapai. Pengendalian memang merupakan salah satu tugas dari manager. Satu hal yang harus dipahami, bahwa pengendalian dan pengawasan adalah berbeda karena pengawasan merupakan bagian dari pengendalian.
c. Manajemen persediaan (inventory control) atau disebut juga inventory
management atau pengendalian tingkat persediaan adalah kegiatan
yang berhubungan dengan perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan penentuan kebutuhan material sedemikian rupa sehingga di satu pihak kebutuhan operasi dapat dipenuhi pada waktunya dan dilain pihak investasi persediaan material dapat ditekan secara optimal.
(37)
d. Kualitas produk merupakan keseluruhan karakteristik produk atau jasa dari rancangan sampai pengiriman produk tersebut ke pelanggan sesuai dengan diharapkan tanpa melalui pembuatan yang berulang-ulang. Tanpa memperhatikan kualitas produk yang dihasilkan, itu berarti mematikan harapan bagi perusahaan di masa yang akan datang, sehingga perusahaan akan menghasilkan produk yang lebih rendah kualitasny. Untuk memperoleh produk dengan kualitas sesuai dengan yang distandarkan, perusahaan harus mengadakan pengawasan bahkan sebelum proses produksi dimulai. Jadi kualitas
Hubungan antar variabel di atas sangatlah erat karena antar variabel yang pertama sampai yang ke empat itu sangat berkaitan. Setiap perusahaan akan melakukan proses produksi membutuhkan keempat varibel tersebut agar dapat terus meningkatkan kualitas produk setiap kali melakukan produksi sehingga sehingga perusahaan akan mendapatkan keuntungan dari setiap barang yang diproduksinya, dan selain itu juga setiap kali memproduksi suatu produknya perusahaan membutuhkan perencanaa dan pengendalian persediaan bahan baku agar dapat meningkatka kualitas produknya. Jadi semua variabel tersebut mempunyai hubungan satu sama lainnya.
Secara umum dapat dikatakan bawha kualitas produk atau jasa dapat terujud apabila seluruh kegiatan perusahaan atau organisasi tersebut berorientasi pada keputusan penlanggan (customer satisfaction). Kualitas memiliki dua perspektif, yaitu perspektif produsen dan persektif konsumen. Apabila kedua hal tersebut disatukan maka akan dapat tercapai kesesuaian antara kedua sisi tersebut yang dikenal sebagai kesesuaian untuk digunakan oleh konsumen.
(38)
Kualitas pada produksi manufaktur selain menekan pada produk yang dihasilkan, juga perlu diperhatikan kualitas pada proses produksi. Bahkan yang terbaik adalah apabila perhatian pada kualitas bukan pada kualitas akhir, melainkan pada proses produksinya atau produk yang masih ada dalam proses (work in process), sehingga bila diketahui ada cacat atau kesalahan masih dapat diperbaiki. Sehingga bila diketahui ada cacat atau kesalahan masih dapat diperbaiki. Dengan demikian, produk akhir yang dihasilkan adalah produk yang bebas cacat dan tidak ada lagi pemborosan yang harus dibayar mahal yang mengakibatkan produk tersebut harus dibuang atau dilakukan pengerjaan ulang.
(39)
Tabel 3.1
Operasianalisasi Variabel penelitian
Variabel Indikator Alat Ukur
Sistem
pengendalian
Persediaan
Just In Time
a. Orientasi biaya b. Output produksi c. Ketepatan waktu d. Persediaan minimum e. Perencanaan produksi f. Penjadwalan produksi
a. Jenis orientasi biaya apa yang harus digunakan dalam produksi ?
b. Sejauh mana tingkat produksi yang di capai perusahaan ? c. Apakah proses produksi telah
sesuai dengan waktu yang ditetapkan ?
d. Bagaimana tingkat persediaan minimum yang dilakukan oleh perusahaan ?
e. Bagaimana proses perencanaan produksi yang dilakukan oleh perusahaan ?
f. Bagaimana metode
penjadwalan produksi yang dilakukan oleh perusahaan ?
3.4Sumber Data dan Teknik Pengumpulan Data 3.4.1 Sumber Data
Sumber data adalah subjek dari mana data itu diperoleh. Apabila peneliti menggunakan kuesioner atau wawancara dalam pengumpulan datanya, maka sumber data disebut responden, yaitu orang yang merespon atau menjawab pertanyaan, baik tertulis maupun lisan.
(40)
Apabila menggunakan observasi maka sumber datannya bisa berupa benda atau proses tertentu. Apabila menggunakan dokumentasi, maka sumber datanya dokumen atau catatan.
Data yang di peroleh dalam penelitian ini adalah sebagai berikut
a. Data primer di peroleh dari wawancara dengan pihak perusahaan, observasi langsung ke perusahaan tersebut, dan dokumtasi sitem pengendalian persediaan Just In Time pada perusahaan.
b. Data sekunder di peroleh dari berbagai buku literature, artikel, tulisan-tulisan ilmiah, serta situs/website di internet. Data yang diperoleh yaitu berupa pendapat yang dikemukan oleh para ahli serta kejadian kejadian yang sedang terjadi baru-baru ini.
3.4.2 Teknik Pengumpulan Data
Data yang dihasilkan dalam penelitian ini kumpulkan melalui cara sebagai berikut :
1. Penelitian lapangan
a. Wawancara yaitu dengan melakukan Tanya jawab dan berdialog dengan pemilik CV Yan’s Fruit & Vegetables.
b. Observasi dilakukan dengan mengamati langsung objek yang berhubungan dengan masalah yang di teliti khususnya mengenai system pengendaliaan persediaan Just In Time
(41)
c. Dokumentasi, penelitian ini memanfaatkan data-data yang berhubungan dengan masalah yang diteliti khususnya mengenai system pengendalian persediaan Just In Time.
2. Studi Letaratur
Yaitu pengumpulan data dengan cara mempelajari buku dan bacaan lainnya gunamemperoleh informasi yang berhubungan teori-teori dan konsep-konsep yang berkaitan dan berhubungan dengan masalah yang akan di teliti.
3.5 Rancangan Analisis Data
Analisis data dilakukan menggunakan statistika deskriptif yang disajikan dalam bentuk histogram guna menginformasikan pemusatan dan penyebaran yang terjadi. Pemodelan matematika yang dibuat dalam bentuk persamaan juga
digunakan untuk menghitung, membandingkan, serta menduga efektifitas serta efisiensi yang dapat dilakukan dari pelaksanaan system pengendalian persediaan
(42)
Gambar 3.2 Rancangan Analisis Data
Analisis data adalah proses penyederhanaan data kedalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan. Rancangan analisis yang digunakan adalah:
1. Analisis Deskriptif 2. Tabulasi Deskriptif 3. Rumus yang digunakan .
Kesimpulan dan saran
selesai
Mengkaji permasalahan dan menentukan tujuan Mulai
Mengumpkan data-data yang dipelrukan
(43)
3.5.1 Tehnik Analisis Data 1. Uji Normalitas
Untuk mengetahui distribusi data dalam variabel yang akan digunakan dalam penelitian ini. Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah sampel yang diambil berasal dari populasi berdistribusi normal atau tidak. Bertujuan untuk menentukan jenis uji apa yang diperlukan untuk uji perbedaan rata-rata. Data yang baik atau layak adalah data yang memiliki distribusi normal. Uji normalitas data dilakukan dengan menggunakan test
Shapiro Wilk, dasar pengambilan keputusan dilakukan berdasarkan
probabilitas (Asymtotic Significanted), yaitu :
H0 : sampel diambil dari distribusi normal H1 : sampel diambil bukan dari distribusi normal
: 0,05
Kriteria Uji : jika nilai probabilitas (sig) > , maka H0 diterima jika nilai probabilitas (sig) , maka H0 ditolak
2. Uji Homogenitas
Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui keseragaman variansi sampel-sampel yang dijadikan subjek penelitian. Uji homogenitas menggunakan uji varians dua peubah bebas jika data yang diuji terdistribusi normal. (Ruseffendi,1998)
Menguji homogenitas varians dari kelas eksperimen 1 dan kelas eksperimen 2 dengan mengunakan uji levene. Jika signifikansi atau nilai probabilitas > 0,05, maka data berasal dari populasi-populasi yang mempunyai
(44)
varians yang sama. Jika signifikansi atau nilai probabilitas < 0,05 maka data berasal dari populasi-populasi yang mempunyai varians tidak sama (Santoso, 2001: 196).
3. Uji kesamaan dua rata-rata
Uji kesamaan rata-rata digunakan untuk melihat perbandingan antara dua keadaan yang berbeda. Perbandingan keadaan dalam penelitian ini adalah keadaan return produk Strawbery menggunakan perlakuan Just in time dengan tanpa perlakuan Just in time. Uji Kesamaan yang digunakan adalah uji t untuk data yang terdistribusi normal dan uji Mann Whitney untuk data yang tidak terdistribusi normal.
Hipotesis tersebut dirumuskan dalam bentuk hipotesis statistik (uji dua pihak) sebagai berikut:
H0 = Tidak ada perbedaan rata-rata yang signifikan antara persentase jumlah
return produk dengan perlakuan standar maupun perlakuan just in time.
H1 = Terdapat perbedaan rata-rata yang signifikan antara persentase jumlah return
produk dengan perlakuan standar maupun perlakuan just in time.
Dengan kriteria uji, diterima H0 jika probabilitas > 0,05 sebaliknya jika
(45)
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang dilakukan kepada divisi manajemen operasi
pada perusahaan CV. Yan’s Fruit & Vegetables mengenai Analisis Sistem
Pengendalian Persediaan Just In Time dan Dampaknya Terhadap Kualitas Produk
pada CV. Yan’s Fruit & Vegetables, maka dapat di tarik kesimpulan
1. Bahwa ada peningakatan kualitas produk diperusahaan dengan menggunakan sitem pengendalian Just In Time. Dimana pada periode sebelumnya pada saat belum menggunakan sistem pengendalian persediaan Just In Time masih banyak produk yang dikembalikan dari supermarket. Sistem yang digunakan pada periode sebelumnya masih menggunakan sistem tradisional. Setelah menggunakan sistem pengendalian persediaan Just In time perusahaan lebih bijak dalam menentukan permintaan kepada petani sehingga tidak ada buah strawberry yang dijadikan stock.
2. Bahwa dengan menerapkan Just In Time secara optimal kualitas produk pada CV. Yan’s Fruit & Vegetables akan mengalami peningkatan dibandingkan dengan tidak menggunakan sistem pengendalian persediaan
Just In Time. Sistem pengendalian persediaan Just In Time sangat efektif
(46)
3. Bahwa terdapat perbandingan yang sangat signifikan pada produk return buah strawberry, dimana pada saat diterapkan sistem pengendalian persediaan Just In Time produk return dari supermarket lebih sedikit. Perusahaan juga melakukan pemanfaatan produk return seperti menjualnya kembali pada pedagang jus dengan cara buah strawberry dikupas daunya terlebih dahulu lalu di bekukan, setelah itu baru dijual ppada pedagang jus, selainitu juga perusahaan bekerja sama dengan warga sekitar untuk membuat kerupuk dengan bahan baku buah strawberry. Dengan begitu produk return tidak dibuang begitu saja tetapi masih bisa dimanfaatkan.
5.2 Saran
Sebagai bahan masukan berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka diperoleh saran sebagai berikut :
1. Disarankan kepada pihak perusahaan untuk menerapkan sistem Just In Time dalam kegiatan produksinya, karena dengan menerapkan sistem ini perusahaan akan dapat mencapai kualitas produk yang lebih tinggi dibandingkan dengan jika perusahaan tidak menerapkan sistem Just In Time. Hal ini dikarena bahwa penerimaan barang dari petani dapat disesuaikan dengan kebutuhan untuk pengiriman ke supermarket.
2. Sebaiknya perusahaan dalam perjanjian sistem pembayaran menggunakan sistem putus, jangan seperti sekarang ini menggunakan sistem konsinyasi, karena jika menggunakan sistem putus perusahaan tidak akan menanggung kerugian dari barang yang tidak laku atau sudah dipesan oleh pihak supermarket.
(47)
3. Disarankan kepada pihak perusahaan agar bisa mengolah barang yang dikembalikan oleh supermarket, seperti membuat aneka makanan dari produk yang dikembalikan, dan bisa menjualnya kembali dalam bentuk yang berbeda. Pemanfaatan produk yang dikembalikan dari supermarket bisa saja bekerja sama dengan warga setempat, membuat industry rumahan.
4. Disarankan pada pihak perusahaan untuk lebih mengoptimalkan lagi sistem pengendalian persediaan Just In Time dalam kegiatan produksinya yaitu dengan memasang pendingin saperti Cold Chain untuk meningkatkan kualitas buah strawberry agar lebih tahan lama lagi.
5. Disarankan bagi peneliti lain yang akan meneliti dengan objek dan variabel yang sama untuk lebih mengembangkan variabel lain yang mempengaruhi terhadap pendapatan asli daerah sehingga dapat dilakukan studi banding.
(48)
DAFTAR PUSTAKA
Sumber Dari buku.
Ahyari, Agus. (1986). Manajamen Produksi Pengendalian Produksi.
Yogyakarta:BPFE
Handoko. (2000). Pengendalian Produksi. Jakarta: Alpabetha Heizer,Jay. (2006). Operations Manajemen. Jakarta: Salemba Empat
Milton, F. Usry, Akuntansi Biaya Perencanaan dan Pengendalian,
Yogyakarta: Erlangga, 1999.
Schoeder, Roger. (1997). Manajemen Operasi. Jakarta: Erlangga
Tjiptono, Fandi dan Diana Anastasia. Total Quality Management, Yogyakarta : AndiOffset, 1994.
Dahliani, Lili. 2009. One Village One Product (OVOP) Tinjanuan dari
Manajemen Produksi Tanaman. Yogyakarta.
Abdullah, Thamrin. 2003. Manajemen Produksi dan Industri Kecil. Jakarta: Pusat Penerbitan Universitas Terbuka
Assauri, Sofjan. 2000. Manajemen Produksi dan Operasi, Edisi keempat. Jakarta: LPEE Universetas Indonesia
Sumber Dari Internet.
Wahyu Ariani Dorothea. Manajemen Kualitas. [ on line]. Tersedia : http:// www.
http://kamasanpost.blogspot.com/2013/02/manajemen-peningkatan-mutu-berbasis.html. [14 Juni 2013]
(49)
Frans Hero kamsia Purba, B. Sc. Acct, M. (2010). Tantangan Persaingan Global. [on line]. Tersedia : http:// www. heropurba.blogspot.com/2010/01/tantangan-persaingan-global-dalam.html. [23 Juli 2013]
Prof. Dr. Ir.Wan Abbas Zakaria, MS. (2011). Daya Saing Agribisnis dan
Penataan Kelembagaan Petani. [on line]. Tersedia : http :// www.
inspirasitabloid.wordpress.com/2011/05/24/. [23 Juli 2013]
F Nisa. (2008). Manfaat Buah Strawberry. [on line]. Tersedia : http :// www. sehat.dazzle.co.id. [23 juli 2013]
Sumber Dari Publikasi Departemen.
Amarta. 2008. Budidaya Hortikultura Yang Baik (GAP), Pengendalian Hama
yang Baik (GPP), Penanganan Panen dan Pasca Panen Yang Baik (GHP). Materi
pada Pelatihan Budidaya Stroberi. Jawa Barat.
BPPT. 2000. Stroberi. Teknologi Tepat Guna. Badan Penelitian dan
Pengembangan Teknologi.
Sumber Dari Hasil Penelitian
Clara Ardilla Catalia, Tomy Perdana. (2008). “Rancang Ulang Manajemen Rantai
Pasokan Komoditas Strawberry (Studi Kasus Pada Jaringan Rantai Pasokan Strawberry di Asosiasi Agribisnis dan Wisata, Kecamatan Rancabali, Kabupaten Bandung): Tidak Diterbitkan.
Trina Fizzanty, Kusnandar. (2010). “Performance of Ho;tikultura Supply Chain and Key SCM Principle”. Tidak Diterbitkan
(50)
Tommy Perdana, Trisna Ihsan Noor. (Value Chain Center (VCC) LPPM UNPAD). (2010). “Rencana Detil Pengembangan Kawasan Kopi Dan Strawberry di Kabupaten Bandung. Pusat Penelitian dan Pengembangan Inovasi dan Kelembagaan Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Padjadjaran: Tidak Diterbitkan.
Sumber Dari Artikel
Mochammad Yusuf. (2010). Analisa Penerapan Sistem Just In Time Terhadap Persediaan Bahan Baku Perusahaan Tenun Pelangi Lawang. [on line]. Tersedia: // http://www.researchgate.net/publication/50812957. Html. [2 September 2013]
(1)
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang dilakukan kepada divisi manajemen operasi
pada perusahaan CV. Yan’s Fruit & Vegetables mengenai Analisis Sistem
Pengendalian Persediaan Just In Time dan Dampaknya Terhadap Kualitas Produk
pada CV. Yan’s Fruit & Vegetables, maka dapat di tarik kesimpulan
1. Bahwa ada peningakatan kualitas produk diperusahaan dengan menggunakan sitem pengendalian Just In Time. Dimana pada periode sebelumnya pada saat belum menggunakan sistem pengendalian persediaan Just In Time masih banyak produk yang dikembalikan dari supermarket. Sistem yang digunakan pada periode sebelumnya masih menggunakan sistem tradisional. Setelah menggunakan sistem pengendalian persediaan Just In time perusahaan lebih bijak dalam menentukan permintaan kepada petani sehingga tidak ada buah strawberry yang dijadikan stock.
2. Bahwa dengan menerapkan Just In Time secara optimal kualitas produk pada CV. Yan’s Fruit & Vegetables akan mengalami peningkatan dibandingkan dengan tidak menggunakan sistem pengendalian persediaan
Just In Time. Sistem pengendalian persediaan Just In Time sangat efektif
(2)
3. Bahwa terdapat perbandingan yang sangat signifikan pada produk return buah strawberry, dimana pada saat diterapkan sistem pengendalian persediaan Just In Time produk return dari supermarket lebih sedikit. Perusahaan juga melakukan pemanfaatan produk return seperti menjualnya kembali pada pedagang jus dengan cara buah strawberry dikupas daunya terlebih dahulu lalu di bekukan, setelah itu baru dijual ppada pedagang jus, selainitu juga perusahaan bekerja sama dengan warga sekitar untuk membuat kerupuk dengan bahan baku buah strawberry. Dengan begitu produk return tidak dibuang begitu saja tetapi masih bisa dimanfaatkan.
5.2 Saran
Sebagai bahan masukan berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka diperoleh saran sebagai berikut :
1. Disarankan kepada pihak perusahaan untuk menerapkan sistem Just In Time dalam kegiatan produksinya, karena dengan menerapkan sistem ini perusahaan akan dapat mencapai kualitas produk yang lebih tinggi dibandingkan dengan jika perusahaan tidak menerapkan sistem Just In Time. Hal ini dikarena bahwa penerimaan barang dari petani dapat disesuaikan dengan kebutuhan untuk pengiriman ke supermarket.
2. Sebaiknya perusahaan dalam perjanjian sistem pembayaran menggunakan sistem putus, jangan seperti sekarang ini menggunakan sistem konsinyasi, karena jika menggunakan sistem putus perusahaan tidak akan menanggung kerugian dari barang yang tidak laku atau sudah dipesan oleh pihak supermarket.
(3)
3. Disarankan kepada pihak perusahaan agar bisa mengolah barang yang dikembalikan oleh supermarket, seperti membuat aneka makanan dari produk yang dikembalikan, dan bisa menjualnya kembali dalam bentuk yang berbeda. Pemanfaatan produk yang dikembalikan dari supermarket bisa saja bekerja sama dengan warga setempat, membuat industry rumahan.
4. Disarankan pada pihak perusahaan untuk lebih mengoptimalkan lagi sistem pengendalian persediaan Just In Time dalam kegiatan produksinya yaitu dengan memasang pendingin saperti Cold Chain untuk meningkatkan kualitas buah strawberry agar lebih tahan lama lagi.
5. Disarankan bagi peneliti lain yang akan meneliti dengan objek dan variabel yang sama untuk lebih mengembangkan variabel lain yang mempengaruhi terhadap pendapatan asli daerah sehingga dapat dilakukan studi banding.
(4)
DAFTAR PUSTAKA
Sumber Dari buku.
Ahyari, Agus. (1986). Manajamen Produksi Pengendalian Produksi.
Yogyakarta:BPFE
Handoko. (2000). Pengendalian Produksi. Jakarta: Alpabetha Heizer,Jay. (2006). Operations Manajemen. Jakarta: Salemba Empat
Milton, F. Usry, Akuntansi Biaya Perencanaan dan Pengendalian,
Yogyakarta: Erlangga, 1999.
Schoeder, Roger. (1997). Manajemen Operasi. Jakarta: Erlangga
Tjiptono, Fandi dan Diana Anastasia. Total Quality Management, Yogyakarta : AndiOffset, 1994.
Dahliani, Lili. 2009. One Village One Product (OVOP) Tinjanuan dari
Manajemen Produksi Tanaman. Yogyakarta.
Abdullah, Thamrin. 2003. Manajemen Produksi dan Industri Kecil. Jakarta: Pusat Penerbitan Universitas Terbuka
Assauri, Sofjan. 2000. Manajemen Produksi dan Operasi, Edisi keempat. Jakarta: LPEE Universetas Indonesia
Sumber Dari Internet.
Wahyu Ariani Dorothea. Manajemen Kualitas. [ on line]. Tersedia : http:// www.
http://kamasanpost.blogspot.com/2013/02/manajemen-peningkatan-mutu-berbasis.html. [14 Juni 2013]
(5)
Frans Hero kamsia Purba, B. Sc. Acct, M. (2010). Tantangan Persaingan Global. [on line]. Tersedia : http:// www. heropurba.blogspot.com/2010/01/tantangan-persaingan-global-dalam.html. [23 Juli 2013]
Prof. Dr. Ir.Wan Abbas Zakaria, MS. (2011). Daya Saing Agribisnis dan
Penataan Kelembagaan Petani. [on line]. Tersedia : http :// www.
inspirasitabloid.wordpress.com/2011/05/24/. [23 Juli 2013]
F Nisa. (2008). Manfaat Buah Strawberry. [on line]. Tersedia : http :// www. sehat.dazzle.co.id. [23 juli 2013]
Sumber Dari Publikasi Departemen.
Amarta. 2008. Budidaya Hortikultura Yang Baik (GAP), Pengendalian Hama
yang Baik (GPP), Penanganan Panen dan Pasca Panen Yang Baik (GHP). Materi
pada Pelatihan Budidaya Stroberi. Jawa Barat.
BPPT. 2000. Stroberi. Teknologi Tepat Guna. Badan Penelitian dan
Pengembangan Teknologi.
Sumber Dari Hasil Penelitian
Clara Ardilla Catalia, Tomy Perdana. (2008). “Rancang Ulang Manajemen Rantai
Pasokan Komoditas Strawberry (Studi Kasus Pada Jaringan Rantai Pasokan Strawberry di Asosiasi Agribisnis dan Wisata, Kecamatan Rancabali, Kabupaten Bandung): Tidak Diterbitkan.
Trina Fizzanty, Kusnandar. (2010). “Performance of Ho;tikultura Supply Chain and Key SCM Principle”. Tidak Diterbitkan
(6)
Tommy Perdana, Trisna Ihsan Noor. (Value Chain Center (VCC) LPPM UNPAD). (2010). “Rencana Detil Pengembangan Kawasan Kopi Dan Strawberry di Kabupaten Bandung. Pusat Penelitian dan Pengembangan Inovasi dan Kelembagaan Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Padjadjaran: Tidak Diterbitkan.
Sumber Dari Artikel
Mochammad Yusuf. (2010). Analisa Penerapan Sistem Just In Time Terhadap Persediaan Bahan Baku Perusahaan Tenun Pelangi Lawang. [on line]. Tersedia: // http://www.researchgate.net/publication/50812957. Html. [2 September 2013]