Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pelaksanaan Pengembangan Diri Siswa Sekolah Dasar di Wilayah Dabin I Kecamatan Pakis Kabupaten Magelang T2 942009046 BAB I

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Masalah pendidikan merupakan masalah yang
menarik untuk dibicarakan. Hal ini disebabkan
karena masalah pendidikan memuat hal mendasar
menyangkut semua aspek kehidupan. Perubahan
global, perkembangan ilmu dan teknologi, relevansi
pendidikan,

pemerataan

pendidikan

dan

peningkatan mutu dalam menghadapi persaingan
bebas dewasa ini semakin cepat. Dalam upaya
mempersiapkan sumber daya manusia (SDM) yang
tangguh, berkualitas dan mampu bersaing dengan
bangsa lain, pembinaan dan peningkatan mutu

pendidikan harus dimulai sejak usia dini di Taman
Kanak-kanak

(TK)

dan

Sekolah

Dasar

(SD).

Pendidikan anak usia dini di jalur formal di TK dan
SD memiliki peran fundamental. Pada jenjang ini
potensi dasar perilaku sosial, tumbuhnya sifat
mandiri, disiplin dan rasa cinta pada pendidikan
dapat dikembangkan. Undang-undang Nomor 20
tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
mengamanatkan bahwa setiap warga negara yang

berusia

7

sampai

15

tahun

wajib

mengikuti

Pendidikan Dasar.
Dalam

rangka

meningkatkan


mutu

pendidikan Indonesia, pemerintah terus berupaya
melakukan

berbagai

reformasi

dalam

bidang
1

pendidikan, antaranya adalah dengan ditetapkannya
Peraturan Mendiknas No. 22 tentang Standar Isi
untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah dan
Peraturan


Mendiknas

No.

23

tentang

Standar

Kompetensi Lulusan untuk Satuan Pendidikan Dasar
dan

Menengah.

Untuk

mengatur

pelaksanaan


peraturan tersebut pemerintah mengeluarkan pula
Peraturan Mendiknas No 24 tahun 2006. Dari ketiga
peraturan tersebut memuat beberapa hal penting
diantaranya bahwa satuan pendidikan dasar dan
menengah

mengembangkan

dan

menetapkan

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Dasar dan
Menengah, yang kemudian dipopulerkan dengan
istilah KTSP. Di dalam KTSP, struktur kurikulum
mencakup tiga komponen yaitu: (1) Mata Pelajaran;
(2) Muatan Lokal dan (3) Pengembangan Diri.
Komponen pertama dalam struktur kurikulum
SD/MI


meliputi

substansi

pembelajaran

yang

ditempuh dalam satu jenjang pendidikan selama
enam tahun mulai Kelas I sampai dengan Kelas VI
yang

disusun

berdasarkan

standar

kompetensi


lulusan dan standar kompetensi mata pelajaran
yang memuat 8 mata pelajaran. Delapan mata
pelajaran tersebut ialah Pendidikan Agama, PKn,
Bahasa Indonesia, Matematika, IPA, IPS, SBK,
Pendidikan Jasmani dan Kesehatan.
Komponen

kedua

adalah

Muatan

Lokal.

Muatan Lokal merupakan kegiatan kurikuler untuk
mengembangkan

kompetensi


yang

disesuaikan
2

dengan ciri khas dan potensi daerah, termasuk
keunggulan daerah, yang materinya tidak dapat
dikelompokkan ke dalam mata pelajaran yang ada.
Substansi muatan lokal ditentukan oleh satuan
pendidikan. Beberapa contoh muatan lokal adalah
Bahasa

Jawa,

Bahasa

Sunda,

Pertanian,


Menganyam Bambu, Baca Tulis Al-Quran, Baca
Tulis

Al-Kitab,

Pendidikan

Lingkungan

Hidup,

Bahasa Inggris dan lain sebagainya.
Komponen ketiga yaitu Pengembangan Diri.
Menurut buku “Model dan Contoh Pengembangan
Diri

Sekolah

Dasar”


terbitan

Puskur

Balitbang

Depdiknas, 2007, pengertian Pengembangan Diri
adalah kegiatan pendidikan di luar mata pelajaran
sebagai bagian integral dari kurikulum sekolah/
madrasah. Kegiatan Pengembangan Diri merupakan
upaya pembentukan watak dan kepribadian peserta
didik yang dilakukan melalui kegiatan pelayanan
konseling berkenaan dengan masalah pribadi dan
kehidupan

sosial,

kegiatan


belajar,

dan

pengembangan karir, serta kegiatan ekstrakurikuler
yang

dipilih

sesuai

dengan

kebutuhan

dan

kemampuan sekolah. Untuk satuan pendidikan
khusus,

pelayanan

peningkatan
kebutuhan

konseling

kecakapan
khusus

Pengembangan

Diri

hidup

peserta
yang

menekankan
sesuai

didik.
berupa

dengan
Kegiatan

pelayanan

konseling difasilitasi/dilaksanakan oleh konselor,
dan kegiatan ekstra kurikuler dapat dibina oleh
3

konselor, guru dan atau tenaga kependidikan lain
sesuai dengan kemampuan dan kewenangannya.
Pengembangan Diri yang dilakukan dalam bentuk
kegiatan pelayanan konseling dan kegiatan ekstra
kurikuler dapat mengembangkan kompetensi dan
kebiasaan dalam kehidupan sehari-hari peserta
didik.
Adapun bentuk-bentuk pelaksanaan kegiatan
Pengembangan Diri meliputi kegiatan terprogram
dan tidak terprogram. Kegiatan Pengembangan Diri
terprogram dilakukan perencanaan khusus dalam
kurun waktu tertentu untuk memenuhi kebutuhan
peserta didik secara individual, kelompok, dan atau
klasikal

melalui

penyelenggaraan

layanan

dan

kegiatan pendukung konseling dan kegiatan ekstra
kurikuler. Kegiatan Pengembangan Diri secara tidak
terprogram tidak dilaksanakan tersendiri melalui
kegiatan layanan konseling dan ekstrakurikuler,
tetapi

bisa

merupakan

program

sekolah

dan

dilaksanakan sebagai bentuk kegiatan pembiasaan
yang dapat dilaksanakan sebagai berikut:
a. Rutin, yaitu kegiatan yang dilakukan terjadwal,
seperti: upacara bendera, senam, ibadah khusus
keagamaan bersama, keberaturan, pemeliharaan
kebersihan dan kesehatan diri.
b. Spontan, adalah kegiatan tidak terjadwal dalam
kejadian khusus seperti: pembentukan perilaku
memberi

salam,

membuang

sampah

pada

tempatnya, antri, mengatasi silang pendapat.
4

c. Keteladanan,

adalah

kegiatan

dalam

bentuk

perilaku sehari-hari seperti: berpakaian rapi,
berbahasa yang baik, rajin membaca, memuji
kebaikan dan atau keberhasilan orang lain,
datang tepat waktu.
Berdasarkan

pengamatan

peneliti

selama

beberapa waktu menunjukkan hanya komponen
pertama dan komponen kedua dalam struktur
kurikulum

telah

dijalankan

dengan

baik

oleh

sekolah-sekolah dasar di wilayah Dabin I Kecamatan
Pakis Kabupaten Magelang. Untuk komponen ketiga
yaitu Pengembangan Diri, masih belum berjalan
baik. Hal ini didukung oleh hasil penelitian Yeni Ari
Puspitaningsih

dan Mochamad Nursalim (2008)

tentang salah satu kegiatan Pengembangan Diri
berupa layanan konseling berjudul ”Pelaksanaan
Program Layanan Bimbingan dan Konseling di SD
Muhammadiyah

se-Surabaya”.

Hasil

penelitian

menyatakan bahwa selama tahun ajaran 2008-2009,
SD Muhammadiyah se-Surabaya pada dasarnya
menggunakan bimbingan dan konseling pola 17 plus
yang terdiri dari: enam bidang bimbingan, sembilan
kegiatan layanan, dan lima kegiatan pendukung
namun

dimodifikasi

sedemikian

rupa

sesuai

kebutuhan anak didik. Pelaksanaan layanan BK di
SD Muhammadiyah se-Surabaya ini pada beberapa
sekolah mengalami kendala yaitu latar belakang
pendidikan guru BK bukan dari sarjana ke-BK-an
melainkan dari sarjana psikologi murni dan jurusan
5

lainnya. Tidak adanya jam khusus untuk konselor
memberikan materi di kelas, dialami oleh hampir di
semua sekolah kecuali di SD Muhammadiyah 4 yang
menerapkan jam tatap muka hanya satu bulan
sekali untuk satu jam pelajaran. Perbedaan dalam
ketersediaan sarana dan prasarana serta personel
yang

berkompeten

dibidangnya.

Karakteristik

sekolah mempengaruhi dalam pembuatan program
dan pelaksanaan program layanan BK. Hasil atau
output yang didapatkan juga tidak sama dalam tiap
sekolah. Karakteristik siswa di sekolah masingmasing juga mempengaruhi hasil yang didapatkan.
Hasil penelitian lain oleh Hermansyah (2004)
tentang

Pengembangan

Diri

berjudul

”Strategi

Pendidikan Moral Melalui Kegiatan Ekstrakurikuler
dalam Pembentukan Perilaku Santun pada Diri Siswa
(Studi Kasus di SDN I Karangpawulang Kabupaten
Bandung)” menyebutkan bahwa dalam pembelajaran
ekstrakurikuler SDN I Karangpawulang dihadapkan
pada empat keterbatasan, yaitu (1) terbatasnya
ruangan

dan

fasilitas

lainnya,

(2)

terbatasnya

jumlah pembina kegiatan ekstrakurikuler, (3) masih
terbatasnya

kemampuan

guru

pembina

dalam

merumuskan program kerja ekstrakurikuler secara
sistematis; dan (4) masih terbatasnya anggaran
biaya kebutuhan operasional ekstrakurikuler.
Berdasarkan uraian di atas, peneliti akan
mengungkap tentang Pelaksanaan Pengembangan
Diri Siswa Sekolah Dasar di Wilayah Dabin I
6

Kecamatan Pakis Kabupaten Magelang. Penelitian
ini juga akan mengungkap kendala-kendala dalam
pelaksanaan Program Pengembangan Diri tersebut.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka
dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut:
1. Bagaimanakah pemahaman guru dan kepala
sekolah

serta

terhadap

kebijakan

program

pemerintah

Pengembangan

daerah

Diri

siswa

sekolah dasar di wilayah Dabin I Kecamatan
Pakis Kabupaten Magelang?
2. Bagaimanakah
Pengembangan

pelaksanaan
Diri

siswa

program

sekolah

dasar

di

wilayah Dabin I Kecamatan Pakis Kabupaten
Magelang?
3. Apakah yang menjadi kendala-kendala dalam
pelaksanaan Pengembangan Diri siswa sekolah
dasar di wilayah Dabin I Kecamatan Pakis
Kabupaten Magelang?”
C. Tujuan Penelitian
Tujuan

dari

penelitian

ini

adalah

untuk

mengetahui pemahaman guru dan kepala sekolah
serta

kebijakan

pelaksanaan
sekolah

pemerintah

program

dasar

di

daerah

Pengembangan

wilayah

Dabin

I

terhadap
Diri

di

Kecamatan

Pakis Kabupaten Magelang dan kendala-kendala
pelaksanaannya.
7

D. Manfaat Penelitian
Manfaat dari hasil penelitian ini dapat dilihat
dari dua hal yaitu secara teoritis dan secara praktis.
Manfaat

teoritis sebagai sumbangan

khususnya

bagi

manajemen

pengembangan

pendidikan

pelaksanaan

yang

kurikulum.

pemikiran,
ilmutentang

berkaitan

Manfaat

dengan

praktis

dapat

diambil oleh pihak-pihak sebagai berikut:
1. Bagi

para

guru,

sebagai

landasan

untuk

menentukan langkah penyempurnaan diri dalam
rangka

membantu

kepala

sekolah

mengelola

pendidikan dasar.
2. Bagi para kepala sekolah, sebagai pedoman
untuk

menerapkan

program

cara

Pengembangan

pengorganisasian
Diri

yang

akan

dipergunakan di unit kerjanya dalam rangka
mengoptimalkan

fungsi,

peran,

tugas

dan

tanggung jawab para guru.
3. Bagi

para penentu kebijakan (Kepala Dinas

Pendidikan, Kepala Bidang Pendidikan TK-SD,
Kepala UPT Disdikpora di kecamatan) dapat
dipergunakan sebagai acuan untuk peningkatan
mutu pendidikan dasar.

8

Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengembangan Pelayanan Perpustakaan di Sekolah Dasar Negeri Turitempel T2 942014032 BAB I

0 0 9

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Implementasi Program Pengembangan Diri di SMP Negeri I Kebumen T2 942011003 BAB I

0 0 8

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Kinerja Komite Sekolah di Sekolah Dasar Masehi Temanggung T2 942011046 BAB I

0 0 6

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pelaksanaan Pengembangan Diri Siswa Sekolah Dasar di Wilayah Dabin I Kecamatan Pakis Kabupaten Magelang

0 0 11

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pelaksanaan Pengembangan Diri Siswa Sekolah Dasar di Wilayah Dabin I Kecamatan Pakis Kabupaten Magelang T2 942009046 BAB II

0 1 28

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pelaksanaan Pengembangan Diri Siswa Sekolah Dasar di Wilayah Dabin I Kecamatan Pakis Kabupaten Magelang T2 942009046 BAB IV

0 0 36

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pelaksanaan Pengembangan Diri Siswa Sekolah Dasar di Wilayah Dabin I Kecamatan Pakis Kabupaten Magelang T2 942009046 BAB V

0 0 3

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pelaksanaan Pengembangan Diri Siswa Sekolah Dasar di Wilayah Dabin I Kecamatan Pakis Kabupaten Magelang

0 1 8

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Kinerja Kepala Sekolah SD di Dabin III Kecamatan Selomerto Kabupaten Wonosobo T2 942013018 BAB I

0 0 10

T2__BAB I Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Strategi Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan pada Sekolah Dasar T2 BAB I

0 0 10