Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pelaksanaan Pengembangan Diri Siswa Sekolah Dasar di Wilayah Dabin I Kecamatan Pakis Kabupaten Magelang T2 942009046 BAB V
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian dan pembahasan hasil
penelitian pada bab sebelumnya, dapat disimpulkan
bahwa ada beragam versi pemahaman tentang
Pengembangan
dipahami
Diri,
sebagai
yaitu
Pengembangan
kegiatan
yang
sama
Diri
dengan
pembiasaan, Pengembangan Diri adalah kegiatan
ekstrakurikuler saja dan tidak ada pendapat dari
responden
bahwa
Pengembangan
Pendidikan
konsep
layanan
Diri.
konseling
Hanya
TK/SD saja
Pengawas
yang telah
Pengembangan
Diri
termasuk
Satuan
memahami
sesuai
Peraturan
Menteri Pendidikan Nasional nomor 22 tahun 2006.
Kebijakan pemerintah daerah lebih banyak
mendukung pengembangan bakat dan minat siswa
(dalam hal ini kegiatan ekstrakurikuler). Dukungan
terhadap penyelenggaraan
layanan
konseling di
sekolah belum ada.
Bentuk pelaksanaan Pengembangan Diri yang
sudah berjalan dengan baik adalah kegiatan yang
tidak
terprogram
berupa
kegiatan
pembiasaan,
sedangkan kegiatan Pengembangan Diri yang belum
terlaksana dengan baik adalah kegiatan terprogram
yang
berupa
kegiatan
kegiatan
layanan
ekstrakurikuler.
layanan
pendukungnya
Untuk
aktivitas
konseling
serta
dan
kegiatan
perencanaan,
83
pelaksanaan,
penilaian
dan
pengawasan
belum
sesuai dengan pedoman yang ada.
Kendala-kendala yang ditemukan berkaitan
dengan penyelenggaraan Pengembangan Diri siswa
di sekolah dasar sangat banyak diantaranya adalah
tidak adanya buku panduan pelaksanaan Program
Pengembangan Diri,
pelaksanaan
kurangnya sosialisasi tentang
Pengembangan
Diri,
keterbatasan
sumber daya manusia, fasilitas, sarana prasarana,
dan keuangan sekolah.
B. Saran
Berdasarkan
kesimpulan
di
atas,
dapat
peneliti ajukan beberapa saran sebagai berikut:
1. Bagi guru, agar lebih proaktif terhadap kebijakan
pemerintah
dengan
berusaha
memenuhi
tuntutan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi. Guru
tidak hanya melakukan pembelajaran untuk
mata pelajaran dan muatan lokal saja tetapi juga
melaksanakan
kegiatan
Pengembangan
Diri
semaksimal mungkin untuk siswanya sehingga
siswa
berkembang
secara
optimal
sesuai
kebutuhan, bakat dan minat peserta didik.
2. Bagi
pihak
program
sekolah,
agar
Pengembangan
menyelenggarakan
Diri
yang
dapat
mewadahi kebutuhan, bakat dan minat bagi
semua peserta didiknya, tidak hanya untuk
siswa-siswa
atau
kelas-kelas
tertentu
saja.
84
Sekolah diharapkan bisa mengalokasikan dana
BOS lebih banyak untuk membiayayai kegiatan
Pengembangan Diri siswa di sekolahnya karena
apabila
kegiatan
Pengembangan
Diri
siswa
berjalan dengan baik dan mampu menghasilkan
juara-juara maka akan mempengaruhi animo
masyarakat untuk menyekolahkan anaknya di
sekolah tersebut. Sekolah juga diharapkan lebih
mengoptimalkan
peran
serta
orangtua
dan
masyarakat dalam mendukung kegiatan-kegiatan
Pengembangan Diri.
3. Bagi
pemerintah
khususnya
(pengambil
pemerintah
kebijakan),
daerah
agar
mengintensifkan sosialisasi pelaksanaan Program
Pengembangan Diri siswa sekolah dasar sampai
ke tingkat pelaksana di sekolah (guru). Bagi Unit
Pelaksana Teknis Dinas Pendidikan Pemuda dan
Olahraga
di
meningkatkan
sekolah
tingkat
kecamatan
agar
lebih
pengawasan terhadap sekolah-
dalam
melaksanakan
Program
Pengembangan Diri tersebut.
4. Bagi penelitian selanjutnya diharapkan dapat
memberikan masukan, misalnya penelitian untuk
membandingkan
Pengembangan
pelaksanaan
Diri
siswa
sekolah
Program
dasar
di
daerah pedesaan dengan di daerah perkotaan.
85
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian dan pembahasan hasil
penelitian pada bab sebelumnya, dapat disimpulkan
bahwa ada beragam versi pemahaman tentang
Pengembangan
dipahami
Diri,
sebagai
yaitu
Pengembangan
kegiatan
yang
sama
Diri
dengan
pembiasaan, Pengembangan Diri adalah kegiatan
ekstrakurikuler saja dan tidak ada pendapat dari
responden
bahwa
Pengembangan
Pendidikan
konsep
layanan
Diri.
konseling
Hanya
TK/SD saja
Pengawas
yang telah
Pengembangan
Diri
termasuk
Satuan
memahami
sesuai
Peraturan
Menteri Pendidikan Nasional nomor 22 tahun 2006.
Kebijakan pemerintah daerah lebih banyak
mendukung pengembangan bakat dan minat siswa
(dalam hal ini kegiatan ekstrakurikuler). Dukungan
terhadap penyelenggaraan
layanan
konseling di
sekolah belum ada.
Bentuk pelaksanaan Pengembangan Diri yang
sudah berjalan dengan baik adalah kegiatan yang
tidak
terprogram
berupa
kegiatan
pembiasaan,
sedangkan kegiatan Pengembangan Diri yang belum
terlaksana dengan baik adalah kegiatan terprogram
yang
berupa
kegiatan
kegiatan
layanan
ekstrakurikuler.
layanan
pendukungnya
Untuk
aktivitas
konseling
serta
dan
kegiatan
perencanaan,
83
pelaksanaan,
penilaian
dan
pengawasan
belum
sesuai dengan pedoman yang ada.
Kendala-kendala yang ditemukan berkaitan
dengan penyelenggaraan Pengembangan Diri siswa
di sekolah dasar sangat banyak diantaranya adalah
tidak adanya buku panduan pelaksanaan Program
Pengembangan Diri,
pelaksanaan
kurangnya sosialisasi tentang
Pengembangan
Diri,
keterbatasan
sumber daya manusia, fasilitas, sarana prasarana,
dan keuangan sekolah.
B. Saran
Berdasarkan
kesimpulan
di
atas,
dapat
peneliti ajukan beberapa saran sebagai berikut:
1. Bagi guru, agar lebih proaktif terhadap kebijakan
pemerintah
dengan
berusaha
memenuhi
tuntutan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi. Guru
tidak hanya melakukan pembelajaran untuk
mata pelajaran dan muatan lokal saja tetapi juga
melaksanakan
kegiatan
Pengembangan
Diri
semaksimal mungkin untuk siswanya sehingga
siswa
berkembang
secara
optimal
sesuai
kebutuhan, bakat dan minat peserta didik.
2. Bagi
pihak
program
sekolah,
agar
Pengembangan
menyelenggarakan
Diri
yang
dapat
mewadahi kebutuhan, bakat dan minat bagi
semua peserta didiknya, tidak hanya untuk
siswa-siswa
atau
kelas-kelas
tertentu
saja.
84
Sekolah diharapkan bisa mengalokasikan dana
BOS lebih banyak untuk membiayayai kegiatan
Pengembangan Diri siswa di sekolahnya karena
apabila
kegiatan
Pengembangan
Diri
siswa
berjalan dengan baik dan mampu menghasilkan
juara-juara maka akan mempengaruhi animo
masyarakat untuk menyekolahkan anaknya di
sekolah tersebut. Sekolah juga diharapkan lebih
mengoptimalkan
peran
serta
orangtua
dan
masyarakat dalam mendukung kegiatan-kegiatan
Pengembangan Diri.
3. Bagi
pemerintah
khususnya
(pengambil
pemerintah
kebijakan),
daerah
agar
mengintensifkan sosialisasi pelaksanaan Program
Pengembangan Diri siswa sekolah dasar sampai
ke tingkat pelaksana di sekolah (guru). Bagi Unit
Pelaksana Teknis Dinas Pendidikan Pemuda dan
Olahraga
di
meningkatkan
sekolah
tingkat
kecamatan
agar
lebih
pengawasan terhadap sekolah-
dalam
melaksanakan
Program
Pengembangan Diri tersebut.
4. Bagi penelitian selanjutnya diharapkan dapat
memberikan masukan, misalnya penelitian untuk
membandingkan
Pengembangan
pelaksanaan
Diri
siswa
sekolah
Program
dasar
di
daerah pedesaan dengan di daerah perkotaan.
85