Prosiding Seminar Inovasi Teknologi Pertanian 2012
APLIKASI BERBAGAI MACAM
PUPUK PELENGKAP CAIR (PPC) ORGANIK
TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI JAGUNG HIBRIDA
Rathi Frima Zona1, Rachmiwati Yusuf 1 dan Taupik Rahman2
1)
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Riau
2
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bengkulu
Email : [email protected]
ABSTRAK
Jagung merupakan salah satu sumber karbohidrat kedua setelah padi. Produksi jagung di Provinsi Riau pada
tahun 2010 adalah sebesar 41.862 ton, yang tersebar di 12 kabupaten/kota. Sementara Kementerian Pertanian menargetkan
produksi jagung Indonesia adalah sebesar 18,02 juta ton. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk memenuhi target
tersebut adalah dengan meningkatkan produktivitas tanaman jagung melalui pemupukan. Pemupukan yang diberikan tidak
hanya terbatas pada pemberian pupuk an organik yang merupakan hara makro bagi tanaman tetapi juga pemberian Pupuk
Pelengkap Cair (PPC) sebagai pelengkap untuk memberikan unsur hara mikro dan juga zat perangsang tumbuh. Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mengetahui pertumbuhan dan produksi jagung hibrida terbaik dengan pemberian berbagai macam
pupuk pelengkap cair. Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret - Juli 2010 di Kota Pekanbaru Provinsi Riau. Rancangan
yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap dengan 4 perlakuan dan 6 ulangan. Perlakuannya adalah : 1). Tanpa PPC
Organik, 2). Tiens Golden Harvest dengan dosis 5 ml/1 liter air, 3). Biomaxx dengan dosis 4 ml/ 1 liter air dan 4). Ajib
dengan dosis 0,5 ml/1 liter air. Parameter pengamatan yang akan diamati adalah keragaan vegetatif berupa tinggi tanaman,
dan keragaan generatif yang meliputi berat 4 tongkol, berat 4 tongkol dipipil, berat 100 biji dan produksi. Data yang
dikumpulkan dianalisis dengan SAS program. Berdasarkan hasil analisis statistika diperoleh hasil yang berbeda tidak nyata
pada berbagai macam pemberian PPC untuk semua parameter. Pada parameter tinggi tanaman diperoleh tinggi tanaman
tertinggi pada pemberian PPC Biomaxx (176,96 cm), berat 4 tongkol, berat 4 tongkol dipipil, berat 100 biji. Produksi
tertinggi diperoleh pada pemberian PPC Ajib yaitu 4,24 ton/ha.
Kata kunci: jagung hibrida, pupuk pelengkap cair, produksi, pemupukan
PENDAHULUAN
Jagung merupakan komoditas utama yang memiliki arti strategis bagi perekonomian
Indonesia. Untuk itu sejak tahun 1999 telah diprogramkam gerakan mandiri padi, kedelai dan jagung
(Gema Palagung 2001). Produktivitas jagung di Indonesia masih rendah, baru mencapai 3,47 t/ha
pada tahun 2006, namun cendrung meningkat dengan laju 3,38 % per tahun. Meskipun demikian,
produksi jagung nasional belum mampu mengimbangi permintaan yang sebahagian dipacu oleh
pengembangan industri pakan dan pangan. Karena itu impor terpaksa dilakukan dengan import yang
cukup besar dimulai tahun 1994 dan 1995 yang mencapai rata-rata melebihi 1 juta ton.Masih
rendahnya produktivitas menggambarkan bahwa penerapan teknologi produksi jagung masih belum
optimal. Peningkatan produksi jagung di Indonesia lebih ditentukan oleh perbaikan produktivitas dari
pada peningkatan luas panen (Ditjen Tanaman Pangan, 2006) sedangkan produktivitas jagung
Provinsi Riau baru mencapai angka 2 - 3 t/ha.
Jagung mempunyai posisi penting dalam perekonomian nasional karena merupakan sumber
karbohidrat dan bahan baku industri pakan dan pangsan. Disamping bijinya, biomas hijauan jagung
diperlukan dalam pengembangan ternak sapi. Kebutuhan jagung dalam negeri untuk sudah mencapai
4,9 juta ton pada tahun 2005 dan diprediksi menjadi 6,6 juta ton pada tahun 2010 (Ditjen Tanam
Pangan 2006). Peluang ekspor semakin terbuka mengingat negara penghasil jagung seperti Amerika,
Argentina dan Cina mulai membatasi volume ekspornya karena kebutuhan jagung mereka meningkat.
Upaya peningkatan produksi jagung, baik melalui intensifikasi maupun ekstenfikasi, selalu
diiringi dengan penggunaan pupuk. Pada prinsipnya pupuk dilakukan secara berimbang. Pemupukan
berimbang adalah pengelolaan hara spesifik lokasi dengan mempertimbangkan kemampuan tanah
menyediakan hara secara alami dan pemulihan hara yang sebelumnya dimanfaatkan oleh padi sawah
irigasi (Doberman and Fairhust, 2000, Witt and Dobermann, 2002). Konsep serupa juga digunakan
untuk rekomendasi pemupukan yang baru pada tanaman jagung di Nebraska Amerika Serikat, dengan
penekanan khusus pada pemahaman potensi hasil dan senjang hasil sebagai dasar perbaikan
rekomendasi pengelolaan hara yang bersifat spesifik lokasi (Wit and Dobermann, 2002). Pengelolaan
hara spesifik lokasi berupaya menyediakan hara bagi tanaman secara tepat, baik jumlah, jenis maupun
waktu pemberiannya, dengan mempertimbangkan kebutuhan tanaman, dan kapasitas lahan dalam
menyediakan hara bagi tanaman (Makarim et al, 2003). Selain penggunaan pupuk makro, penggunaan
pupuk mikro yang berasal dari Pupuk Pelengkap Cair (PPC) disinyalir juga mampu memberikan
kontribusi terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman jagung, hal ini disebabkan karena pupuk cair
lebih cepat diserap oleh tanaman.
Guna memenuhi kebutuhan yang terus meningkat, upaya peningkatan produksi jagung perlu
mendapat perhatian yang lebih besar. Hasil dari upaya ini diharapkan tidak hanya meningkatkan hasil,
tetapi dapat pula meningkatkan pendapat petani dan terwujudnya swasembada jagung.
Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui pertumbuhan dan produksi jagung
hibrida terbaik dengan pemberian berbagai macam pupuk pelengkap cair.
BAHAN DAN METODA
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan Juli 2010 di Kota Pekanbaru
Provinsi Riau. Alat yang digunakan antara lain cangkul, ember, label, solo dan alat tulis. Bahan yang
diperlukan benih jagung hibrida, PPC Tiens Golden Harvest (5 ml/liter air), PPC Biomaxx (4 ml/liter
air) dan PPC Ajib (0,5 ml/liter air), pupuk kandang, pupuk Urea, SP-36 dan KCl, pestisida.
Tahapan pelaksanaan meliputi: 1) Persiapan lahan dan pemberian pupuk kandang, 2)
Penanaman. 3) Aplikasi PPC organic I, II dan III. 4) Pemeliharaan dan Pengamatan, 5) Panen.
Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan
dan 6 Ulangan. Adapun perlakuan pada penelitian ini adalah P0: Tanpa PPC Organik, P1: Tiens
Golden Harvest dengan dosis 5 ml/liter air, P2: Biomaxx dengan dosis 4 ml/liter air dan P3: Ajib
dengan dosis 0,5 ml/liter air. Petakan dibuat dengan ukuran 1 x 1 m dengan jarak tanam 20 x 70 cm.
Pemberian PPC diberikan dengan 3 aplikasi yaitu pada umur 15 HST, 25 HST dan 35 HST.
Parameter yang diamati adalah tinggi tanaman, berat 4 tongkol, berat 4 tongkol dipipil, berat
100 biji.
Data dianalisis dengan menggunakan program SAS. ANACOVA digunakan untuk
menganalisis perbedaan sifat tanah yang diperoleh dari hasil aplikasi perlakuan pada pengkajian ini.
ANOVA digunakan untuk menganalisis perbedaan pengaruh perlakuan untuk peubah hasil dan
komponen hasil tanaman (Gomez dan Gomez, 1983).
HASIL DAN PEMBAHASAN
Keragaan Vegetatif Tanaman
Tinggi tanaman (cm)
Pemberian berbagai macam PPC organik terhadap pertumbuhan jagung hibrida
menunjukkan pengaruh yang berbeda tidak nyata setelah dianalisis dengan DNMRT pada taraf 5 %
dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Rata-rata tinggi tanaman jagung hibrida pada berbagai macam PPC.
Perlakuan
Tanpa PPC Organik
Tiens Golden Harvest
Biomaxx
Ajib
Tinggi tanaman (cm)
169,21a
169,54a
176,96a
176,21a
Keterangan: Angka-angka pada kolom diatas berbeda tidak nyata menurut DNMRT pada taraf 5 %.
Dari Tabel 1 terlihat bahwa pemberian berbagai macam PPC memberikan pengaruh yang
relatif sama. Artinya, tanpa dan dengan pemberian berbagai macam PPC yang mengandung zat
perangsang tumbuh, tidak memberikan pengaruh terhadap pertumbuhan tinggi tanaman jagung
hibrida. Akan tetapi, pemberian PPC Biomaxx memberikan hasil pertumbuhan tinggi tanaman
tertinggi bila dibandingkan dengan PPC lainnya yaitu 176,96 cm. Hal ini disebabkan karena PPC
yang digunakan adalah pupuk organik ramah lingkungan yang diolah dengan metode khusus dari
beraneka ragam tumbuh-tumbuhan, sehingga menghasilkan zat-zat penting yang yang sangat
dibutuhkan sebagai perangsang untuk mempercepat pertumbuhan akar, batang, daun, bunga dan buah
pada tanaman, yang mengandung giberelin untuk merangsang bunga, auksin untuk merangsang akar,
sitokinin untuk merangsang tunas dan daun, unsur hara mikro yang sesuai dengan asam amino yang
dibutuhkan oleh tanaman. Keadaan ini menjelaskan bahwa banyaknya unsur hara yang tersedia bagi
tanaman lebih lanjut mempengaruhi pertumbuhan tinggi tanaman walaupun pengaruhnya belum
terlihat secara nyata untuk tiap dosis pemupukan yang digunakan. Apabila selama pertumbuhan
tanaman lingkungan tanah sebagai media tumbuh berada dalam keadaan yang menguntungkan maka
tanaman akan dapat mengadakan proses fotosintesis dengan optimal dan berpengaruh pada tanaman
secara keseluruhan termasuk tinggi tanaman. Sebab macam dan jumlah unsur hara serta air yang dapat
diserap tanaman sangat tergantung pada kesempatan tanaman tersebut untuk mendapatkannya dari
tanah (Sitompul dan Guritno, 1995).
Keragaan Generatif Tanaman
Pemberian berbagai macam pupuk pelengkap cair (PPC) belum memberikan pengaruh yang
nyata terhadap pertumbuhan generatif tanaman jagung Hibrida. Hasil pengamatan terhadap berat 4
jagung tongkol, berat 4 tongkol jagung dipipil, berat 100 biji kering dan produksi jagung hibrida
menunjukkan pengaruh yang berbeda tidak nyata setelah dianalisis dengan DNMRT pada taraf 5 %
dan data pengamatan tertinggi diperoleh pada pemberian PPC Ajib (secara berurutan 543,08 gram;
423,10 gram; 30,52 gram dan 4,24 ton/ha).
Walaupun hasil analisis statistik menunjukkan hasil yang berbeda tidak nyata, akan tetapi
pada dasarnya tetap ada perbedaan hasil yang diperoleh dengan pemberian berbagai macam pupuk
pelengkap cair organik ini. Hal ini sesuai dengan yang dinyatakan oleh Sutejo dan Kartasapoetra
(1995) menyatakan bahwa kebutuhan unsur hara tanaman selama pertumbuhan dan perkembangannya
adalah tidak sama, membutuhkan waktu yang berbeda dan tidak sama banyaknya. Sehingga dalam hal
pemupukan, sebaiknya diberikan pada waktu/saat tanaman memerlukan unsur hara secara intensif
agar pertumbuhan dan perkembangannnya berlangsung dengan baik.
Tabel 2. Rata-rata berat 4 tongkol jagung, berat 4 tongkol dipipil, berat 100 biji kering dan produksi
jagung hibrida pada berbagai macam PPC.
Perlakuan
Berat 4 tongkol
jagung (gram)
Berat 4 tongkol
dipipil (gram)
Berat 100 biji
kering (gram)
Produksi pipilan
(ton/ha)
Tanpa PPC Organik
Tiens Golden Harvest
Biomaxx
Ajib
512,98a
525,73a
515,98a
543,08a
396,58a
406,30a
399,30a
423,10a
29,22a
30,40a
29,23a
30,52a
3,96a
4,08a
3,92a
4,24a
Keterangan: Angka-angka pada kolom diatas berbeda tidak nyata menurut DNMRT pada taraf 5 %.
Dengan kondisi tersebut, proses fisiologis (fotosintesis) tanaman akan lebih meningkat,
demikian juga dengan lebih tingginya tanaman, intensitas cahaya matahari yang diserap daun tanaman
menjadi lebih baik. Semakin baiknya proses fisiologis (fotosintesis) tanaman, menyebabkan
meningkatnya bahan kering yang dihasilkan tanaman dan secara langsung berhubungan dengan bahan
kering yang dapat ditranslokasikan ke biji (Aribawa et al., 2006). Menurut Saefudin Sarief (1985)
semakin besar dan semakin lama umur tanaman maka kebutuhan unsur hara akan semakin meningkat
pula. Dengan penambahan pupuk yang sesuai dengan kebutuhan tanaman akan menyebabkan
tanaman tumbuh dengan baik dan diikuti dengan peningkatan jumlah daun.
KESIMPULAN DAN SARAN
Pemberian berbagai macam PPC (Pupuk Pelengkap Cair) organik (Tiens Golden Harvest,
Biomaxx, dan Ajib) pada jagung hibrida belum memberikan pengaruh yang nyata terhadap
pertumbuhan dan produksi jagung hibrida. Untuk masa yang akan datang diharapkan dapat dilakukan
penelitian lanjutan terkait dengan pupuk pelengkap cair misalnya dosis dan waktu penyemprotan.
DAFTAR PUSTAKA
Aribawa, I. B., I.K. Kariada, dan M. Nazam. 2006. Uji Adaptasi Beberapa Varietas Jagung di Lahan
Sawah. Balai Penelitian Teknologi Pertanian Bali. Denpasar.
Ditjen Tanaman Pangan. 2006. Program Peningkatan Produksi Jagung Nasional. Prosd. Seminar
Nasional dan Ekspose Inovasi Teknologi. Makasar-Pangkep, 15-16 September 2006. Direktorat
Jenderal Tanaman Pangan. Jakarta.
Doberman, A. and Fairhurts. 2000. Rice Nutrients Disorders and Nutrients Management.
International Riice Research Institute (IRRI). Los Banos. ;92.
Gomez, K. A., dan A. A. Gomez. 1983. Statistical Procedures for Agricultural Research.
International Rice Research Institute, Los Banos, Laguna, Philippines. ;680.
Makarim, A.K., K.D. Widiarta, S. Hendarsih dan S. Abdurahman. 2003. Panduan Teknis Pengelolaan
Hara dan Pengendalian Hama Penyakit Tanaman Padi Secara Terpadu. Pusat Penelitian dan
Pengembangan Tanaman Pangan. Bogor.
Mink,S.D., P.A Doros and D.H Pery. 1987. Corn Production System. In Timmer (Eds). The Corn
Economy of Indonesia. ;62-87.
Saefudin Sarief. 1985. Ilmu Tanah Pertanian (II). Fakultas Pertanian. Universita Padjadjaran.
Bandung.
Sitompul dan Bambang Guritno. 1995. Ilmu Tanah. Penerbit Akademika Presindo. Jakarta. ;95.
Sutejo, M.M dan A.G. Kartasapoetra. 1995. Pupuk dan Cara Pemupukan. Penerbit PT. Rineka Cipta.
Jakarta.
Witt, C. and Doberman. 2002. A Site-Specific Nutrient Management Approach for Irrigated Low
Land Rice in Asia. Better Corp. Int 16. ;20-24.
PUPUK PELENGKAP CAIR (PPC) ORGANIK
TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI JAGUNG HIBRIDA
Rathi Frima Zona1, Rachmiwati Yusuf 1 dan Taupik Rahman2
1)
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Riau
2
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bengkulu
Email : [email protected]
ABSTRAK
Jagung merupakan salah satu sumber karbohidrat kedua setelah padi. Produksi jagung di Provinsi Riau pada
tahun 2010 adalah sebesar 41.862 ton, yang tersebar di 12 kabupaten/kota. Sementara Kementerian Pertanian menargetkan
produksi jagung Indonesia adalah sebesar 18,02 juta ton. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk memenuhi target
tersebut adalah dengan meningkatkan produktivitas tanaman jagung melalui pemupukan. Pemupukan yang diberikan tidak
hanya terbatas pada pemberian pupuk an organik yang merupakan hara makro bagi tanaman tetapi juga pemberian Pupuk
Pelengkap Cair (PPC) sebagai pelengkap untuk memberikan unsur hara mikro dan juga zat perangsang tumbuh. Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mengetahui pertumbuhan dan produksi jagung hibrida terbaik dengan pemberian berbagai macam
pupuk pelengkap cair. Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret - Juli 2010 di Kota Pekanbaru Provinsi Riau. Rancangan
yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap dengan 4 perlakuan dan 6 ulangan. Perlakuannya adalah : 1). Tanpa PPC
Organik, 2). Tiens Golden Harvest dengan dosis 5 ml/1 liter air, 3). Biomaxx dengan dosis 4 ml/ 1 liter air dan 4). Ajib
dengan dosis 0,5 ml/1 liter air. Parameter pengamatan yang akan diamati adalah keragaan vegetatif berupa tinggi tanaman,
dan keragaan generatif yang meliputi berat 4 tongkol, berat 4 tongkol dipipil, berat 100 biji dan produksi. Data yang
dikumpulkan dianalisis dengan SAS program. Berdasarkan hasil analisis statistika diperoleh hasil yang berbeda tidak nyata
pada berbagai macam pemberian PPC untuk semua parameter. Pada parameter tinggi tanaman diperoleh tinggi tanaman
tertinggi pada pemberian PPC Biomaxx (176,96 cm), berat 4 tongkol, berat 4 tongkol dipipil, berat 100 biji. Produksi
tertinggi diperoleh pada pemberian PPC Ajib yaitu 4,24 ton/ha.
Kata kunci: jagung hibrida, pupuk pelengkap cair, produksi, pemupukan
PENDAHULUAN
Jagung merupakan komoditas utama yang memiliki arti strategis bagi perekonomian
Indonesia. Untuk itu sejak tahun 1999 telah diprogramkam gerakan mandiri padi, kedelai dan jagung
(Gema Palagung 2001). Produktivitas jagung di Indonesia masih rendah, baru mencapai 3,47 t/ha
pada tahun 2006, namun cendrung meningkat dengan laju 3,38 % per tahun. Meskipun demikian,
produksi jagung nasional belum mampu mengimbangi permintaan yang sebahagian dipacu oleh
pengembangan industri pakan dan pangan. Karena itu impor terpaksa dilakukan dengan import yang
cukup besar dimulai tahun 1994 dan 1995 yang mencapai rata-rata melebihi 1 juta ton.Masih
rendahnya produktivitas menggambarkan bahwa penerapan teknologi produksi jagung masih belum
optimal. Peningkatan produksi jagung di Indonesia lebih ditentukan oleh perbaikan produktivitas dari
pada peningkatan luas panen (Ditjen Tanaman Pangan, 2006) sedangkan produktivitas jagung
Provinsi Riau baru mencapai angka 2 - 3 t/ha.
Jagung mempunyai posisi penting dalam perekonomian nasional karena merupakan sumber
karbohidrat dan bahan baku industri pakan dan pangsan. Disamping bijinya, biomas hijauan jagung
diperlukan dalam pengembangan ternak sapi. Kebutuhan jagung dalam negeri untuk sudah mencapai
4,9 juta ton pada tahun 2005 dan diprediksi menjadi 6,6 juta ton pada tahun 2010 (Ditjen Tanam
Pangan 2006). Peluang ekspor semakin terbuka mengingat negara penghasil jagung seperti Amerika,
Argentina dan Cina mulai membatasi volume ekspornya karena kebutuhan jagung mereka meningkat.
Upaya peningkatan produksi jagung, baik melalui intensifikasi maupun ekstenfikasi, selalu
diiringi dengan penggunaan pupuk. Pada prinsipnya pupuk dilakukan secara berimbang. Pemupukan
berimbang adalah pengelolaan hara spesifik lokasi dengan mempertimbangkan kemampuan tanah
menyediakan hara secara alami dan pemulihan hara yang sebelumnya dimanfaatkan oleh padi sawah
irigasi (Doberman and Fairhust, 2000, Witt and Dobermann, 2002). Konsep serupa juga digunakan
untuk rekomendasi pemupukan yang baru pada tanaman jagung di Nebraska Amerika Serikat, dengan
penekanan khusus pada pemahaman potensi hasil dan senjang hasil sebagai dasar perbaikan
rekomendasi pengelolaan hara yang bersifat spesifik lokasi (Wit and Dobermann, 2002). Pengelolaan
hara spesifik lokasi berupaya menyediakan hara bagi tanaman secara tepat, baik jumlah, jenis maupun
waktu pemberiannya, dengan mempertimbangkan kebutuhan tanaman, dan kapasitas lahan dalam
menyediakan hara bagi tanaman (Makarim et al, 2003). Selain penggunaan pupuk makro, penggunaan
pupuk mikro yang berasal dari Pupuk Pelengkap Cair (PPC) disinyalir juga mampu memberikan
kontribusi terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman jagung, hal ini disebabkan karena pupuk cair
lebih cepat diserap oleh tanaman.
Guna memenuhi kebutuhan yang terus meningkat, upaya peningkatan produksi jagung perlu
mendapat perhatian yang lebih besar. Hasil dari upaya ini diharapkan tidak hanya meningkatkan hasil,
tetapi dapat pula meningkatkan pendapat petani dan terwujudnya swasembada jagung.
Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui pertumbuhan dan produksi jagung
hibrida terbaik dengan pemberian berbagai macam pupuk pelengkap cair.
BAHAN DAN METODA
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan Juli 2010 di Kota Pekanbaru
Provinsi Riau. Alat yang digunakan antara lain cangkul, ember, label, solo dan alat tulis. Bahan yang
diperlukan benih jagung hibrida, PPC Tiens Golden Harvest (5 ml/liter air), PPC Biomaxx (4 ml/liter
air) dan PPC Ajib (0,5 ml/liter air), pupuk kandang, pupuk Urea, SP-36 dan KCl, pestisida.
Tahapan pelaksanaan meliputi: 1) Persiapan lahan dan pemberian pupuk kandang, 2)
Penanaman. 3) Aplikasi PPC organic I, II dan III. 4) Pemeliharaan dan Pengamatan, 5) Panen.
Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan
dan 6 Ulangan. Adapun perlakuan pada penelitian ini adalah P0: Tanpa PPC Organik, P1: Tiens
Golden Harvest dengan dosis 5 ml/liter air, P2: Biomaxx dengan dosis 4 ml/liter air dan P3: Ajib
dengan dosis 0,5 ml/liter air. Petakan dibuat dengan ukuran 1 x 1 m dengan jarak tanam 20 x 70 cm.
Pemberian PPC diberikan dengan 3 aplikasi yaitu pada umur 15 HST, 25 HST dan 35 HST.
Parameter yang diamati adalah tinggi tanaman, berat 4 tongkol, berat 4 tongkol dipipil, berat
100 biji.
Data dianalisis dengan menggunakan program SAS. ANACOVA digunakan untuk
menganalisis perbedaan sifat tanah yang diperoleh dari hasil aplikasi perlakuan pada pengkajian ini.
ANOVA digunakan untuk menganalisis perbedaan pengaruh perlakuan untuk peubah hasil dan
komponen hasil tanaman (Gomez dan Gomez, 1983).
HASIL DAN PEMBAHASAN
Keragaan Vegetatif Tanaman
Tinggi tanaman (cm)
Pemberian berbagai macam PPC organik terhadap pertumbuhan jagung hibrida
menunjukkan pengaruh yang berbeda tidak nyata setelah dianalisis dengan DNMRT pada taraf 5 %
dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Rata-rata tinggi tanaman jagung hibrida pada berbagai macam PPC.
Perlakuan
Tanpa PPC Organik
Tiens Golden Harvest
Biomaxx
Ajib
Tinggi tanaman (cm)
169,21a
169,54a
176,96a
176,21a
Keterangan: Angka-angka pada kolom diatas berbeda tidak nyata menurut DNMRT pada taraf 5 %.
Dari Tabel 1 terlihat bahwa pemberian berbagai macam PPC memberikan pengaruh yang
relatif sama. Artinya, tanpa dan dengan pemberian berbagai macam PPC yang mengandung zat
perangsang tumbuh, tidak memberikan pengaruh terhadap pertumbuhan tinggi tanaman jagung
hibrida. Akan tetapi, pemberian PPC Biomaxx memberikan hasil pertumbuhan tinggi tanaman
tertinggi bila dibandingkan dengan PPC lainnya yaitu 176,96 cm. Hal ini disebabkan karena PPC
yang digunakan adalah pupuk organik ramah lingkungan yang diolah dengan metode khusus dari
beraneka ragam tumbuh-tumbuhan, sehingga menghasilkan zat-zat penting yang yang sangat
dibutuhkan sebagai perangsang untuk mempercepat pertumbuhan akar, batang, daun, bunga dan buah
pada tanaman, yang mengandung giberelin untuk merangsang bunga, auksin untuk merangsang akar,
sitokinin untuk merangsang tunas dan daun, unsur hara mikro yang sesuai dengan asam amino yang
dibutuhkan oleh tanaman. Keadaan ini menjelaskan bahwa banyaknya unsur hara yang tersedia bagi
tanaman lebih lanjut mempengaruhi pertumbuhan tinggi tanaman walaupun pengaruhnya belum
terlihat secara nyata untuk tiap dosis pemupukan yang digunakan. Apabila selama pertumbuhan
tanaman lingkungan tanah sebagai media tumbuh berada dalam keadaan yang menguntungkan maka
tanaman akan dapat mengadakan proses fotosintesis dengan optimal dan berpengaruh pada tanaman
secara keseluruhan termasuk tinggi tanaman. Sebab macam dan jumlah unsur hara serta air yang dapat
diserap tanaman sangat tergantung pada kesempatan tanaman tersebut untuk mendapatkannya dari
tanah (Sitompul dan Guritno, 1995).
Keragaan Generatif Tanaman
Pemberian berbagai macam pupuk pelengkap cair (PPC) belum memberikan pengaruh yang
nyata terhadap pertumbuhan generatif tanaman jagung Hibrida. Hasil pengamatan terhadap berat 4
jagung tongkol, berat 4 tongkol jagung dipipil, berat 100 biji kering dan produksi jagung hibrida
menunjukkan pengaruh yang berbeda tidak nyata setelah dianalisis dengan DNMRT pada taraf 5 %
dan data pengamatan tertinggi diperoleh pada pemberian PPC Ajib (secara berurutan 543,08 gram;
423,10 gram; 30,52 gram dan 4,24 ton/ha).
Walaupun hasil analisis statistik menunjukkan hasil yang berbeda tidak nyata, akan tetapi
pada dasarnya tetap ada perbedaan hasil yang diperoleh dengan pemberian berbagai macam pupuk
pelengkap cair organik ini. Hal ini sesuai dengan yang dinyatakan oleh Sutejo dan Kartasapoetra
(1995) menyatakan bahwa kebutuhan unsur hara tanaman selama pertumbuhan dan perkembangannya
adalah tidak sama, membutuhkan waktu yang berbeda dan tidak sama banyaknya. Sehingga dalam hal
pemupukan, sebaiknya diberikan pada waktu/saat tanaman memerlukan unsur hara secara intensif
agar pertumbuhan dan perkembangannnya berlangsung dengan baik.
Tabel 2. Rata-rata berat 4 tongkol jagung, berat 4 tongkol dipipil, berat 100 biji kering dan produksi
jagung hibrida pada berbagai macam PPC.
Perlakuan
Berat 4 tongkol
jagung (gram)
Berat 4 tongkol
dipipil (gram)
Berat 100 biji
kering (gram)
Produksi pipilan
(ton/ha)
Tanpa PPC Organik
Tiens Golden Harvest
Biomaxx
Ajib
512,98a
525,73a
515,98a
543,08a
396,58a
406,30a
399,30a
423,10a
29,22a
30,40a
29,23a
30,52a
3,96a
4,08a
3,92a
4,24a
Keterangan: Angka-angka pada kolom diatas berbeda tidak nyata menurut DNMRT pada taraf 5 %.
Dengan kondisi tersebut, proses fisiologis (fotosintesis) tanaman akan lebih meningkat,
demikian juga dengan lebih tingginya tanaman, intensitas cahaya matahari yang diserap daun tanaman
menjadi lebih baik. Semakin baiknya proses fisiologis (fotosintesis) tanaman, menyebabkan
meningkatnya bahan kering yang dihasilkan tanaman dan secara langsung berhubungan dengan bahan
kering yang dapat ditranslokasikan ke biji (Aribawa et al., 2006). Menurut Saefudin Sarief (1985)
semakin besar dan semakin lama umur tanaman maka kebutuhan unsur hara akan semakin meningkat
pula. Dengan penambahan pupuk yang sesuai dengan kebutuhan tanaman akan menyebabkan
tanaman tumbuh dengan baik dan diikuti dengan peningkatan jumlah daun.
KESIMPULAN DAN SARAN
Pemberian berbagai macam PPC (Pupuk Pelengkap Cair) organik (Tiens Golden Harvest,
Biomaxx, dan Ajib) pada jagung hibrida belum memberikan pengaruh yang nyata terhadap
pertumbuhan dan produksi jagung hibrida. Untuk masa yang akan datang diharapkan dapat dilakukan
penelitian lanjutan terkait dengan pupuk pelengkap cair misalnya dosis dan waktu penyemprotan.
DAFTAR PUSTAKA
Aribawa, I. B., I.K. Kariada, dan M. Nazam. 2006. Uji Adaptasi Beberapa Varietas Jagung di Lahan
Sawah. Balai Penelitian Teknologi Pertanian Bali. Denpasar.
Ditjen Tanaman Pangan. 2006. Program Peningkatan Produksi Jagung Nasional. Prosd. Seminar
Nasional dan Ekspose Inovasi Teknologi. Makasar-Pangkep, 15-16 September 2006. Direktorat
Jenderal Tanaman Pangan. Jakarta.
Doberman, A. and Fairhurts. 2000. Rice Nutrients Disorders and Nutrients Management.
International Riice Research Institute (IRRI). Los Banos. ;92.
Gomez, K. A., dan A. A. Gomez. 1983. Statistical Procedures for Agricultural Research.
International Rice Research Institute, Los Banos, Laguna, Philippines. ;680.
Makarim, A.K., K.D. Widiarta, S. Hendarsih dan S. Abdurahman. 2003. Panduan Teknis Pengelolaan
Hara dan Pengendalian Hama Penyakit Tanaman Padi Secara Terpadu. Pusat Penelitian dan
Pengembangan Tanaman Pangan. Bogor.
Mink,S.D., P.A Doros and D.H Pery. 1987. Corn Production System. In Timmer (Eds). The Corn
Economy of Indonesia. ;62-87.
Saefudin Sarief. 1985. Ilmu Tanah Pertanian (II). Fakultas Pertanian. Universita Padjadjaran.
Bandung.
Sitompul dan Bambang Guritno. 1995. Ilmu Tanah. Penerbit Akademika Presindo. Jakarta. ;95.
Sutejo, M.M dan A.G. Kartasapoetra. 1995. Pupuk dan Cara Pemupukan. Penerbit PT. Rineka Cipta.
Jakarta.
Witt, C. and Doberman. 2002. A Site-Specific Nutrient Management Approach for Irrigated Low
Land Rice in Asia. Better Corp. Int 16. ;20-24.