ANALISIS QoS PADA JARINGAN MULTI PROTOCO

ANALISIS QoS PADA JARINGAN MULTI PROTOCOL LABEL SWITCHING
(MPLS) STUDI KASUS DI PELABUHAN INDONESIA III
CABANG TANJUNG INTAN CILACAP
Putri Eka Pratiwi1, Anggun Fitrian Isnawati2, Alfin Hikmaturokhman3
1, 2 & 3

Akatel Sandhy Putra Purwokerto

pu3ekatiwi@gmail.com1, anggun.fitrian@yahoo.com2, alfin@akatelsp.ac.id3
ABSTRAKSI
Perkembangan komputer saat ini berpengaruh kepada meningkatnya penggunaan jaringan komputer.
Banyaknya perusahaan besar seperti Pelabuhan Indonesia III yang mengembangkan perusahaannya hingga
ke daerah menjadi sebuah tantangan teknologi agar dapat memusatkan seluruh informasi pada satu pusat.
VPN-MPLS merupakan solusi yang sering digunakan oleh banyak perusahaan yang memiliki banyak cabang
yang terpusat, seperti Pelabuhan Indonesia III cabang Tanjung Intan Cilacap. Penggunaan MPLS tersebut
memiliki banyak keuntungan, kualitas dari layanan tersebut juga harus dipastikan karena dalam pengiriman
paket data yang ada, jaringan haruslah memiliki layanan yang baik dengan menyediakan bandwidth ,
mengatasi jitter dan delay. Kemampuan tersebut adalah QoS (Quality of Service ). QoS di desain untuk
membantu end user (client) menjadi lebih produktif dengan memastikan bahwa user mendapatkan
performansi yang handal dari aplikasi-aplikasi berbasis jaringan. Pengambilan data menggunakan wireshark
dan data diambil dari dua client, yaitu usaha dan kasir. Hasil perhitungan QoS untuk dari seluruh

perhitungan delay adalah 70,569 ms/paket, sedangkan nilai rata – rata delay dari client kasir adalah 116,522
ms/paket dan client usaha 47,593 ms/paket, nilai – nilai tersebut termasuk kategori baik. Hasil perhitungan
untuk jitter dari seluruh perhitungan adalah 125,491 ms/paket dan termasuk dalam kategori sedang
mendekati buruk, sedangkan nilai rata – rata jitter dari client kasir adalah 193,867 ms/paket termasuk
kategori buruk dan client usaha 60,865 ms/paket termasuk kategori baik. Standar yang digunakan dalam
analisa hasil data adalah standar ITU-T G.114 dan standar SLA parameter dari VPN-IP MPLS Gold
Telkom. Secara keseluruhan perhitungan, QoS dari kedua parameter termasuk buruk. Bila dihitung secara
terpisah, QoS client usaha lebih baik dibandingkan QoS client kasir.
Kata kunci: VPN, MPLS, QoS, Jaringan.
ABSTRACT

The development of computers today affect to the increasing use of computer networks. The number of
large companies such as Pelabuhan Indonesia III, that develop the company to become a challenge to the
technology in order to centralize all the information at one center. VPN-MPLS is a solution that is often used by
many companies that have many branches are centralized, such as Pelabuhan Indonesia III cabang Tanjung
Intan Cilacap. Use of MPLS has many advantages, the quality of these services should also be ensured for the
delivery of data packets, the network must have a good service by providing bandwidth, jitter and delay overcome.
That ability is called QoS (Quality of Service). QoS is designed to help the end user (client) to be more productive
by ensuring that users get the reliable performance of network-based applications. Capturing data using
Wireshark and data has taken by two client. Results of delay’s calculation is 70,569 ms/packet, average delay of

client Kasir is 116,522 ms/packet and Usaha’s client is 60,865 ms/packet, and that all value includ e in good
category . Results of jitter’s calculation are 125,491 ms/packet, and include in bad category, average values of
jitter by client Kasir are 193,867 ms/packet include in bad category and client Usaha 60,865 ms/packet include in
good category. The standard that use by analysis are ITU-T G.114 standard and SLA parameter of VPN-IP
MPLS Gold Telkom standard. Overall calculation, QoS parameters of both include in bad category. When
calculated separately, QoS of client Usaha is better than QoS of client Kasir.

Keywords: QoS, VPN, MPLS, Network.

1

1.

2.

PENDAHULUAN

Dasar Teori

A. Jaringan Komputer


Perkembangan komputer saat ini berpengaruh
kepada
meningkatnya
penggunaan
jaringan
komputer. Perangkat jaringan komputer pun ikut
berkembang dengan pesat seperti repeater dan HUB
yang mampu melayani client tanpa proses apapun.
Banyaknya kemajuan teknologi yang ada
menyebabkan kebutuhan akan kecepatan transfer
data semakin tinggi. Seiring berkembangnya
teknologi yang ada, pihak pelabuhan saat ini
menggunakan VPN-MPLS (Virtual Private Network
– Multi Protocol Label Switching ). VPN (Virtual
Private Network) merupakan suatu jaringan
komunikasi yang dimiliki secara pribadi oleh suatu
perusahaan yang masih menggunakan medium
internet untuk menghubungkan antara suatu lokasi
ke lokasi yang lain secara aman. VPN adalah salah

satu cara untuk membuat sambungan any to any di
atas jaringan publik seperti internet, tanpa klien yang
satu dengan klien yang lain saling mengetahui.
Multiprotocol Label Switching (MPLS) adalah suatu
solusi untuk permasalahan yang dihadapi oleh
kecepatan jaringan, rancangan lalu-lintas dan
manajemen. MPLS telah muncul sebagai suatu
solusi rapi untuk menemui bandwidth-management
dan kebutuhan untuk jaringan tulang punggung
berbasis
IP
selanjutnya.
Setelah
beralih
menggunakan layanan jaringan VPN-MPLS
tersebut, semua aplikasi yang ada terpusat di
Surabaya sebagai kantor pusat dan mempermudah
maintenance aplikasi tanpa harus meninjau langsung
ke cabang yang bermasalah sehingga menghemat
anggaran biaya perjalanan dinas. Walaupun dalam

penggunaan MPLS tersebut memiliki banyak
keuntungan, kualitas dari layanan tersebut juga harus
dipastikan karena dalam pengiriman paket data yang
ada, jaringan haruslah memiliki layanan yang baik
dengan menyediakan bandwidth , mengatasi jitter
dan delay. Kemampuan tersebut adalah QoS
(Quality of Service). QoS didesain untuk membantu
end user (client) menjadi lebih produktif dengan
memastikan bahwa user mendapatkan performansi
yang handal dari aplikasi-aplikasi berbasis jaringan.
Sehingga permasalahan yang di angkat adalah
bagaimana QoS dari jaringan MPLS pada Pelabuhan
Indonesia III cabang Tanjung Intan Cilacap, dengan
pengamatan langsung dan perhitungan parameter
yang dilakukan serta melihat standar dari literature
yang ada.

Jaringan
komputer
merupakan

himpunan
“interkoneksi” antara dua komputer autonomous
atau lebih yang terhubung dengan media transmisi
kabel atau tanpa kabel (wireless). Sebuah jaringan
komputer yang ditunjukkan pada gambar
2.1.,sekurang – kurangnya terdiri dari dua unit
komputer atau lebih.
B. VPN
VPN adalah suatu jaringan pribadi yang dibuat
dengan menggunakan jaringan publik (internet), atau
dengan kata lain menciptakan suatu WAN yang
sebenarnya terpisah baik secara fisikal maupun
geografis sehingga secara logika membentuk satu
jaringan tunggal, paket data yang mengalir antar site
maupun dari user yang melakukan remote akses
akan mengalami enkripsi dan authentikasi sehingga
menjamin keamanan, integritas dan validitas data.
Keuntungan VPN
 Meningkatkan keamanan,
 Memberikan konektivitas geografis yang

luas,
 Mereduksi biaya operasional (dibandingkan
dengan jaringan – jaringan WAN tradisional),
 Meningkatkan produktivitas,
 Menyederhanakan topologi jaringan.
C. MPLS
MPLS (Multi Protocol Label Switching ) adalah
salah satu metoda yang dapat digunakan untuk
tuning jaringan agar lebih meningkatkan performa
jaringan. MPLS merupakan teknik untuk
mengintegrasikan IP dengan ATM dalam jaringan
backbone
yang
sama.
Teknologi
MPLS
mempersingkat proses – proses yang ada di IP
routing tradisional dengan mengandalkan sistem
label switching.
Keuntungan MPLS

a. Mengurangi banyaknya proses pengolahan di
IP Routers, serta memperbaiki proses
pengiriman suatu paket data.
b. Menyediakan QoS dalam jaringan backbone,
sehingga setiap layanan paket yang dikirimkan
akan mendapat perlakuan sesuai skala prioritas.

2

Telecommunications
and
Internet
Protocol
Harmonization
Over
Network
(TIPHON)
mengelompokkan
menjadi
empat

kategori
penurunan kinerja jaringan berdasarkan nilai jitter
seperti terlihat pada Tabel 1.

D. QoS
Quality of Service (QoS) adalah kemampuan
suatu jaringan untuk menyediakan layanan yang
baik dengan menyediakan bandwidth, mengatasi
jitter dan delay di berbagai macam teknologi
meliputi jaringan IP dan lainnya. QoS didesain untuk
membantu end user (client) menjadi lebih produktif
dengan memastikan bahwa user mendapatkan
performansi yang handal dari aplikasi-aplikasi
berbasis jaringan. Tujuan dari QoS adalah untuk
memenuhi kebutuhan – kebutuhan layanan yang
berbeda, yang menggunakan infrastruktur yang
sama.

Tabel 1. Kategori Jitter
KATEGORI

DEGRADASI

Parameter QoS
Jitter atau variasi
kedatangan paket,
merupakan masalah khas dari connectionless
network atau packet switched network. Jitter
didefinisikan sebagai variasi delay antar paket yang
diakibatkan oleh panjang queue dalam suatu
pengolahan data dan reassemble paket – paket data
di akhir pengiriman akibat kegagalan sebelumnya.
Delay antrian pada router dan switch dapat
menyebabkan jitter [1]. Semakin besar beban trafik
atau nilai variasi delay di dalam jaringan akan
menyebabkan semakin besar pula peluang terjadinya
tumbukan antar paket, sehingga nilai jitter akan
semakin besar dan menyebabkan nilai QoS semakin
turun. Secara umum jitter merupakan masalah dalam
slow speed links. Diharapkan bahwa peningkatan
QoS dengan mekanisme priority buffer , bandwidth

reservation (RSVP, MPLS dan lain – lain) dan high
speed connections dapat mereduksi masalah jitter di
masa yang akan datang.

Sangat Bagus

0 ms

Bagus

0 s/d 75 ms

Sedang

76 s/d 125 ms

Jelek / Buruk

125 s/d 225 ms

Delay adalah waktu yang dibutuhkan data
untuk menempuh jarak dari asal ketujuan. Delay
dapat dipengaruhi oleh jarak, media fisik, kongesti
atau juga waktu proses yang lama. Untuk
mengetahui nilai delay rata – rata adalah dengan
melihat lama waktu yang digunakan dan total paket
yang diterima. Baik buruknya suatu delay
ditunjukkan pada tabel 2.

Secara matematis nilai delay dapat dirumuskan
pada persamaan 3 :
Delay rata – rata =

Perhitungan jitter menggunakan rumus sebagai
berikut :
Jitter =

T a
T a a

a ia i �� ��
ya g i i a−

PUNCAK JITTER

T a

T a wa
a
ya g i

i a

(3)

Tabel 2. Rekomendasi ITU-T G.114 untuk delay
(1)

Range

dalam Milisecon

Total variasi delay merupakan jumlah dari
selisih tiap nilai delay, dirumuskan sebagai berikut :

0 – 150 ms

Total Variasi Delay = (delay 2 – delay 1) + (delay 3
– delay 2) + … + (delay n –
delay (n-1))
(2)

150 – 400 ms

Jitter diantara titik awal dan akhir komunikasi
seharusnya kurang dari 150 ms sedangkan untuk
wireless kurang dari 5 ms[2]. Kategori kinerja
jaringan
berbasis
IP
dalam jitter
versi

> 400 ms

3

Penjelasan
Dapat diterima untuk banyak
pengguna aplikasi
Dapat diterima dengan
ketentuan bahwa
administrator mengetahui
waktu transmisi dan
dampaknya pada kualitas
transmisi pengguna aplikasi.
Tidak dapat diterima untuk
tujuan perencanaan jaringan
umum, diakui bahwa dalam
beberapa kasus khusus batas
ini akan terlampaui.

Tabel 4. VPN IP Silver

Paket Layanan VPN IP MPLS TELKOM
Standar paket layanan VPN IP adalah
berdasarkan "Class of Service (CoS) VPN IP"
dengan enam paket, merupakan paduan dari tiga
komposisi yaitu layanan Interaktif, Gold dan Silver :

CoS

VP
N IP
Silv
er

Tabel 3.VPN IP Interactive[11]
CoS

Penjelasan

Layanan
yang
mendukun
g aplikasi
komunikas
i real time
dengan
V sensitifitas
PN
yang tinggi
IP
untuk
Inte delay dan
racti jitter :
ve
· IP PBX
· IPVideo
Conferenc
e

Aplikasi

Parameter
SLA

CPE
Services

Penjelasan

Aplikasi

Layanan
yang
mendukung
aplikasi nonkritikal yang
kurang
sensitif
terhadap
delay :

Micros
oft
Exchan
ge
,E-mail,
FTP,

Parameter CPE
SLA
Services

Network
Availabil
ity
=
99%

Unmanag
ed
Manag
ed

HTTP,
Internet,Extra
net

Network
Availabili
ty = 99%
Voice
Call &
Video
Confere
ncing

SMTP

Tabel 5. VPN IP Gold
CoS

Latency =
125 ms
Managed
Jitter = 75
ms
Packet
Loss

Dokumen yang terkait

ANALISIS KOMPARATIF PENDAPATAN DAN EFISIENSI ANTARA BERAS POLES MEDIUM DENGAN BERAS POLES SUPER DI UD. PUTRA TEMU REJEKI (Studi Kasus di Desa Belung Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang)

23 307 16

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

MANAJEMEN PEMROGRAMAN PADA STASIUN RADIO SWASTA (Studi Deskriptif Program Acara Garus di Radio VIS FM Banyuwangi)

29 282 2

ANALISIS ISI LIRIK LAGU-LAGU BIP DALAM ALBUM TURUN DARI LANGIT

22 212 2

ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERN DALAM PROSES PEMBERIAN KREDIT USAHA RAKYAT (KUR) (StudiKasusPada PT. Bank Rakyat Indonesia Unit Oro-Oro Dowo Malang)

160 705 25

ANALISIS PROSPEKTIF SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA PADA PT MUSTIKA RATU Tbk

273 1263 22

PENERIMAAN ATLET SILAT TENTANG ADEGAN PENCAK SILAT INDONESIA PADA FILM THE RAID REDEMPTION (STUDI RESEPSI PADA IKATAN PENCAK SILAT INDONESIA MALANG)

43 322 21

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PEMAKNAAN BERITA PERKEMBANGAN KOMODITI BERJANGKA PADA PROGRAM ACARA KABAR PASAR DI TV ONE (Analisis Resepsi Pada Karyawan PT Victory International Futures Malang)

18 209 45

STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARTAI POLITIK PADA PEMILIHAN KEPALA DAERAH TAHUN 2012 DI KOTA BATU (Studi Kasus Tim Pemenangan Pemilu Eddy Rumpoko-Punjul Santoso)

119 459 25