AUDIT SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KE
AUDIT SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN
KEMBALI MODAL
Disusun Oleh :
AKMALUDIN
2012017010
PRODI AKUNTANSI
UNIVERSITAS SARJANAWIYATA TAMANSISWA
2015/2016
4 (Empat) ciri khas siklus perolehan dan pembayaran kembali modal :
1. Relatif sedikit transaksi yang mempengaruhi saldo-saldo perkiraan di atas tetapi
seringkali setiap transaksi jumlahnya material.
2. Tidak dimasukkannya satu transaksi yang jumlahnya tersendiri mungkin material.
3. Terdapat hubungan hukum antara satuan usaha klien dan pemegang saham, obligasi
atau dokumen- dokumen kepemilikan yang serupa.
4. Terdapat hubungan langsung antara perkiraan bunga dan dividen dengan pinjaman
dan modal.
WESEL BAYAR
Wesel bayar dalah kewajiban hukum terhadap kreditor yang mungkin dijamin
oleh aktiva ataupun sama sekali tidak dijamin. Metodologi perancangan penujian terinci
atas saldo untuk wesel bayar :
Tentukan materialitas dan tetapkan risiko audit dan risiko bawaan yang dapat
diterima untuk wesel bayar.
Tetapkan risiko pengendalian untuk wesel bayar.
Rancang dan pelaksanaan pengujian atas pengendalian, pengujian substantif
tas transaksi, dan prosedur nalitis untuk siklus perolehan dan pembayaran, dan
siklus penjualan dan penerimaan kas.
Rancang dan laksanakan prosedur analitis untuk saldo wesel bayar.
Rancang pengujian terinci atas saldo wesel bayar untuk memenuhi tujuan
spesifik audit.
o
o
o
o
Prosedur audit
Ukuran sampel
Pos/unsur yang dipilih
Saat pelaksanaan
Tujuan audit atas wesel bayar adalah untuk menentukan apakah :
1. Struktur pengendalian intern terhadap wesel bayar cukup memadai.
2. Transaksi- transaksi berkenaan dengan pinjaman yang melibatkan pokok serta bunga
wesel telah diotorisasi secara pantas dan telah dicatat sesuai dengan keenam tujuan
audit.
3. Utang akibat wesel bayar dan beban bunga dan kewajiban yang masih harus dibayar
yang berhubungan, telah dinyatakan dengan pantas sesuai dengan delapan dari
sembilan tujuan pengujian terinci atas saldo.
Tedapat 4 (empat) pengendalian intern yang penting atas wesel bayar :
1. Otorisasi yang pantas atas penerbitan wesel baru.
Tanggung jawab atas penerbitan wesel baru harus terletak pada dewan direksi
atau manajemen puncak.
Diperlukan dua tanda tangan pejabat tinggi perusahaan untuk setiap perjanjian
pinjaman.
Jumlah pinjaman, tingkat bunga, syarat-syarat pembayaran, dan aktiva yang
dijaminkan harus menjadi bagian dari pejanjian pinjaman yang diotorisasikan.
2. Pengendalian yang mencukupi atas pembayaran pokok pinjaman dan bunga.
Pembayaran bunga dan pokok pinjaman harus dikendalikan sebagai bagian
dari siklus perolehan dan pembayaran.
Pada saat wesel diterbitkan, bagian akuntansi harus menerima satu tindasan
seperti halnya penerimaan faktur pemasok dan laporan penerimaan barang.
Bagian utang secara otomatis harus mengeluarkan cek untuk wesel yang telah
jatuh tempo.
Tindasan wesel merupakan dokumen pendukung untuk pembayaran.
3. Dokumen dan catatan yang pantas.
Meliputi buku tambahan dan pengawasan terhadap wesel-wesel kosong atau
yang telah dibayar oleh seorang petugas yang bertanggung jawab.
Wesel-wesel yang telah dibayar harus dibatalkan dan disimpan oleh pejabat
yang berwenang.
4. Verifikasi independen secara periodik.
Secara periodik catatan-catatan wesel yang dibuat terinci harus
direkonsiliasikan dengan buku besar dan dibandingkan dengan catatan
pemegang wesel, oleh pegawai yang tidak mempunyai tanggung jawab atas
pencatatan rinci.
Pegawai yang independen harus menghitung kembali beban bunga wesel
untuk menguji keakuratan dan kecukupan pencatatan.
Pengujian atas transaksi-transaksi wesel bayar meliputi penerbitan wesel bayar
dan pembayaran kembali pokok pinjaman serta bunga.
Prosedur analitis merupakan hal yang esensial untuk wesel bayar karena
pengujian terinci atas beban bunga dan bunga terutang seringkali dapat dieliminasi pada
saat hasilnya menguntungkan.
3 (tiga) tujuan terpenting dalam audit atas wesel bayar :
Seluruh wesel bayar yang ada telah disertakan (completeness).
Wesel bayar dalam skedul dinilai dengan pantas (accuracy).
Wesel bayar telah diungkapkan secara pantas (presentation & disclosure).
KEMBALI MODAL
Disusun Oleh :
AKMALUDIN
2012017010
PRODI AKUNTANSI
UNIVERSITAS SARJANAWIYATA TAMANSISWA
2015/2016
4 (Empat) ciri khas siklus perolehan dan pembayaran kembali modal :
1. Relatif sedikit transaksi yang mempengaruhi saldo-saldo perkiraan di atas tetapi
seringkali setiap transaksi jumlahnya material.
2. Tidak dimasukkannya satu transaksi yang jumlahnya tersendiri mungkin material.
3. Terdapat hubungan hukum antara satuan usaha klien dan pemegang saham, obligasi
atau dokumen- dokumen kepemilikan yang serupa.
4. Terdapat hubungan langsung antara perkiraan bunga dan dividen dengan pinjaman
dan modal.
WESEL BAYAR
Wesel bayar dalah kewajiban hukum terhadap kreditor yang mungkin dijamin
oleh aktiva ataupun sama sekali tidak dijamin. Metodologi perancangan penujian terinci
atas saldo untuk wesel bayar :
Tentukan materialitas dan tetapkan risiko audit dan risiko bawaan yang dapat
diterima untuk wesel bayar.
Tetapkan risiko pengendalian untuk wesel bayar.
Rancang dan pelaksanaan pengujian atas pengendalian, pengujian substantif
tas transaksi, dan prosedur nalitis untuk siklus perolehan dan pembayaran, dan
siklus penjualan dan penerimaan kas.
Rancang dan laksanakan prosedur analitis untuk saldo wesel bayar.
Rancang pengujian terinci atas saldo wesel bayar untuk memenuhi tujuan
spesifik audit.
o
o
o
o
Prosedur audit
Ukuran sampel
Pos/unsur yang dipilih
Saat pelaksanaan
Tujuan audit atas wesel bayar adalah untuk menentukan apakah :
1. Struktur pengendalian intern terhadap wesel bayar cukup memadai.
2. Transaksi- transaksi berkenaan dengan pinjaman yang melibatkan pokok serta bunga
wesel telah diotorisasi secara pantas dan telah dicatat sesuai dengan keenam tujuan
audit.
3. Utang akibat wesel bayar dan beban bunga dan kewajiban yang masih harus dibayar
yang berhubungan, telah dinyatakan dengan pantas sesuai dengan delapan dari
sembilan tujuan pengujian terinci atas saldo.
Tedapat 4 (empat) pengendalian intern yang penting atas wesel bayar :
1. Otorisasi yang pantas atas penerbitan wesel baru.
Tanggung jawab atas penerbitan wesel baru harus terletak pada dewan direksi
atau manajemen puncak.
Diperlukan dua tanda tangan pejabat tinggi perusahaan untuk setiap perjanjian
pinjaman.
Jumlah pinjaman, tingkat bunga, syarat-syarat pembayaran, dan aktiva yang
dijaminkan harus menjadi bagian dari pejanjian pinjaman yang diotorisasikan.
2. Pengendalian yang mencukupi atas pembayaran pokok pinjaman dan bunga.
Pembayaran bunga dan pokok pinjaman harus dikendalikan sebagai bagian
dari siklus perolehan dan pembayaran.
Pada saat wesel diterbitkan, bagian akuntansi harus menerima satu tindasan
seperti halnya penerimaan faktur pemasok dan laporan penerimaan barang.
Bagian utang secara otomatis harus mengeluarkan cek untuk wesel yang telah
jatuh tempo.
Tindasan wesel merupakan dokumen pendukung untuk pembayaran.
3. Dokumen dan catatan yang pantas.
Meliputi buku tambahan dan pengawasan terhadap wesel-wesel kosong atau
yang telah dibayar oleh seorang petugas yang bertanggung jawab.
Wesel-wesel yang telah dibayar harus dibatalkan dan disimpan oleh pejabat
yang berwenang.
4. Verifikasi independen secara periodik.
Secara periodik catatan-catatan wesel yang dibuat terinci harus
direkonsiliasikan dengan buku besar dan dibandingkan dengan catatan
pemegang wesel, oleh pegawai yang tidak mempunyai tanggung jawab atas
pencatatan rinci.
Pegawai yang independen harus menghitung kembali beban bunga wesel
untuk menguji keakuratan dan kecukupan pencatatan.
Pengujian atas transaksi-transaksi wesel bayar meliputi penerbitan wesel bayar
dan pembayaran kembali pokok pinjaman serta bunga.
Prosedur analitis merupakan hal yang esensial untuk wesel bayar karena
pengujian terinci atas beban bunga dan bunga terutang seringkali dapat dieliminasi pada
saat hasilnya menguntungkan.
3 (tiga) tujuan terpenting dalam audit atas wesel bayar :
Seluruh wesel bayar yang ada telah disertakan (completeness).
Wesel bayar dalam skedul dinilai dengan pantas (accuracy).
Wesel bayar telah diungkapkan secara pantas (presentation & disclosure).