NORMA DAN NILAI YANG BERLAKU DI PERPUSTA (1)

ADMINISTRASI LEMBAGA INFORMASI :
NORMA DAN NILAI DALAM BEKERJA DI PERPUSTAKAAN
Disusun untuk memenuhi nilai tugas Administrasi Lembaga Informasi
Semester Ganjil Tahun 2015/2016

Oleh : 1.Bagas Afdhala K/1506727702
2.Deka Anggawira/1506734992
3.Rila Marita/1506680756
4.Salwa/1506680775
5.Umi Roi’kanah/1506680812

FAKULTAS ILMU PENGETAHUAN BUDAYA
ILMU PERPUSTAKAAN
2015

Latar Belakang
Manusia dilahirkan dan hidup tidak terpisahkan satu sama lainnya, mereka
selalu hidup berkelompok. Hidup berkelompok ini merupakan kodrat manusia dalam
memenuhi kebutuhannya. Selain itu juga untuk mempertahankan hidupnya, baik
terhadap bahaya dari dalam maupun yang datang dari luar. Setiap manusia akan
tedorong melakukan berbagai usaha untuk menghindari atau melawan dan mengatasi

bahaya-bahaya tersebut. Dalam hidup berkelompok inilah terjadi interaksi antar
manusia. Dalam interaksi tersebut, setiap individu bertindak sesuai dengan
kedudukan, status sosial dan peran yang mereka miliki masing-masing. Tindakan
manusia dalam interaksi sosial tersebut senantiasa didasari oleh nilai dan norma yang
berlaku dimasyarakat.
Dalam bekerja di lembaga informasi seperti perpustakaan, tentu memiliki
aturan-aturan dan etika yang berlaku. Perusahaan dengan etika kerja yang baik akan
memiliki dan mengamalkan nilai-nilai kejujuran, keterbukaan, loyalitas kepada
perusahaan, konsisten pada keputusan, dedikasi kepada stakeholder, kerja sama yang
baik, disiplin, dan bertanggung jawab. Untuk itu, nilai dan norma dalam bekerja
memegang peran yang sangat penting dalam jalannya kehidupan suatu perusahaan.
1. Rumusan Masalah
1. Nilai dan norma mendasar apa yang diterapkan dalam bekerja di perpustakaan ?
2. Nilai dan norma khusus apa yang diterapkan di perpustakaan ?
3. Upaya-upaya apa yang dilakukan untuk menerapkan nilai dan norma tersebut ?
4. Apa saja manfaat yang di dapat dari penerapan norma dan nilai secara efektif ?
2. Landasan Teori
Setiap manusia bergaul pasti memiliki aturan atau batasan-batasan, mana yang
harus dilakukan dan mana yang harus dihindari, agar tidak menjadi sorotan dalam
masyarakat. Oleh karena itu, hadirlah sesuatu yang disebut dengan Norma. Norma

merupakan segala bentuk aturan yang berisikan tentang perintah dan larangan atau
perilaku yang harus dan tidak harus dilakukan oleh setiap manusia dan sifatnya
mengikat masyarakat.Dengan mentaati norma yang ada, maka kehidupan dalam
bermasyarakat akan lebih terasa damai, harmonis dan tentram. Jika norma yang
berlaku dalam suatu masyarakat tidak di taati atau dilanggar, pasti akan mendapatkan
sanksi dan menimbulkan kerugian, baik untuk dirinya sendiri ataupun merugikan
orang lain.
Menurut Robert M.Z. Lawang, Norma merupakan suatu pedoman dalam
berperilaku yang memungkinkan seseorang menentukan apakah tindakannya itu akan

dinilai oleh orang lain yang juga merupakan ciri bagi orang lain untuk menolak atau
mendukung dari perilakunya. Soerjono Soekanto mengatakan bahwa Norma ialah
sebuah perangkat dimana hal itu dibuat agar hubungan didalam suatu masyarakat
dapat berjalan seperti yang diharapkan. Segala norma yang dibuat akan mengalami
proses dalam suatu masyarakat sehingga norma-norma tersebut diakui, dihargai,
dikenal dan ditaati oleh warga mayarakat dalam kehidupannya sehari-hari.Menurut
Bagja Waluyo, Norma merupakan wujud atau bentuk nyata dari nilai yang merupakan
acuan atau pedoman berisikan tentang keharusan berperilaku bagi setiap manusia.
Menurut Soerjono Soekonto yang mendefinisikan pengertian nilai adalah sebagai
konsepsi abstrak dalam diri manusia mengenai apa yang dianggap baik dan apa yang

dianggap buruk. B. Simanjuntak : Menurut B. Simanjuntak, pengertian nilai adalah sebagai
ide-ide masyarakat tentang sesuatu yang baik. Kamus Besar Bahasa Indonesia (BBI) : Dalam
kamus besar bahasa indonesia menerangkan mengenai pengertian nilai, dimana nilai
didefinisikan sebagai kadar, mutu, atau sifat yang penting dan berguna bagi kemanusiaan.
Horton dan Hunt : Menurut Horton dan Hunt yang menyatakan bahwa pengertian nilai adalah
gagasan-gagasan yang menjelaskan mengenai apakah suatu tindakan dapat dikatakan penting
atau tidak penting

3.Metode Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode observasi dan wawancara.
Menurut Nawawi dan Martini, observasi merupakan pengamatan juga pencatatan secara
sistematik yang terdiri dari unsur-unsur yang muncul dalam suatu gejala-gejala yang dalam
objek penelitian. Hasilnya akan dilaporkan dalam sebuah laporan yang disusun sistematis
sesuai dengan aturannya. Menurut Lexy J Moleong (1991:135) dijelaskan bahwa
wawancara adalah percakapan dengan maksud-maksud tertentu. Pada metode ini peneliti
dan responden berhadapan langsung (face to face) untuk mendapatkan informasi secara
lisan

dengan tujuan mendapatkan


data

yang dapat

menjelaskan

permasalahan

penelitian. Observasi dan wawancara ini dilaksanakan di Perpustakaan Pusat Universitas
Indonesia.

6. Pembahasan dan Analisis

Penelitian ini dilakukan di Perpustakaan Universitas Indonesia. Sebagai salah satu
lembaga informasi yang mempunyai peranan penting dalam pengelolaan informasi.
Perpustakaan sebagai institusi yang berperan besar dalam pengelolaan informasi harus dapat
melayani seluruh lapisan dan tidak boleh diskriminatif. Di samping itu perpustakaan harus
membuka akses kepada pengguna seluas-luasnya dengan mempunyai karakter yang ingin
membantu penggunanya dalam rangka pemenuhan informasi.Selain lembaganya, pustakawan
sebagai orang yang berperan penting di perpustakaan tidak boleh membocorkan data

termasuk apa saja buku yang dibaca karena itu termasuk kedalam privasi seseorang.
Perpustakaan sebagai institusi yang mempunyai banyak pekerja serta bidangbidangnya harus seoptimal mungkin bisa menerapkan nilai dan norma yang berlaku di
lingkungan tersebut. Nilai dan norma yang ada bisa dijadikan acuan dalam menjalani
kehidupan keseharian dalam bekerja. Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara
terstruktur yang dilakukan di Perpustakaan Universitas Indonesia dapat kita gali berbagai
informasi terkait dengan nilai dan norma yang berlaku di sana. Pada dasarnya nilai dan norma
itu berlaku untuk semua orang tidak terkecuali para staf, karyawan, dan petugas yang bekerja
di institusi tersebut. Adapun berikut ini merupakan penjabaran mengenai nilai dan norma
yang diterapkan pegawai dalam bekerja di perpustakaan.
6.1 Nilai dan Norma mendasar yang diterapkan oleh pegawai di Perpustakaan
Unversitas Indonesia
Nilai dan norma mendasar merupakan nilai dan norma umum yang secara universal
menjadi acuan dasar dan pedoman untuk menjalani kehidupan sehari-hari. Nilai dan norma
yang secara umum diterapkan oleh pegawai dalam bekerja meliputi :
1. Integritas
Suatu nilai yang dipegang secara konsisten dan terdapat keselarasan antara
tindakan dengan nilai dan prinsip yang ada. Perwujudan integritas yang dipandang
sebagai nilai mendasar terimplementasikan dalam kebenaran dan kejujuran dari
tindakan seserang tersebut. Integritas melebihi dari kepercayaan, seseorang yang tidak
memegang nilai dan prinsip integritas tidak mudah konsisten dengan apa yang

dibicarakannya. Integritas merupakan nilai yang penting dalam pengembangan
karakter individu tersebut.
2. Empati

Empati merupakan proses kejiwaan seseorang individu larut dalam perasaan
orang lain baik suka maupun duka, dan seolah-olah merasakan atupun mengalami apa
yang dirasakan atu dialami oleh orang tersebut. Empati termasuk dalam nilai
mendasar yang patut diterapkan di manapun terutama dalam proses bekerja di
perpustakaan. Para pegawai seharusnya memahami dan menerapkan prinsip dan nilai
empati berupa perasaan yang mendalam seolah-olah para pegawai merasakan betul
apa yang dibutuhkan para penggunanya.
3. Kreatifitas
Kreativitas adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru untuk
memberi ide dalam memecahkan masalah atau sebagai kemampuan untuk melihat
hubungan-hubungan

yang

baru


antara

unsur-unsur

yang

sudah

ada

sebelumnya. Kreatifitas termasuk pula nilai yang mendasar bahwa setiap unsur
manusia pasti dituntut dan memiliki kreatifitas untuk memberikan inovasi dan kreasi
dalam setiap kegiatan yang dilakukan.
4. Norma Agama
Secara Umum, norma ngama adalah peraturan atau petunjuk hidup yang berisi
perintah-perintah, larangan-larangan, dan anjuran-ajuran yang berasal dari Tuhan.
Seperti yang kita ketahui, semua agama mengajarkan kebaikan. Agama memberikan
pedoman-pedoman, aturan-aturan, dan larangan-larangan yang harus dipatuhi
pemeluknya. Norma agama merupakan aturan mutlak yang harus diterapkan oleh
semua manusia dan termasuk norma mendasar yang harus dimiliki pustakawan.

5. Respect
Respect berasal dari kata bahasa inggris yang bila diartikan kedalam bahasa
indonesia adalah sikap menghargai atau menghormati. Sikap saling menghargai
merupakan nilai mendasar yang harus dimiliki oleh setiap orang termasuk
pustakawan. Menghargai ini mencakup menghargai waktu, orang lain, maupun situasi
yang ada. Sebelum seseorang dapat menghormati orang lain, ia tidak akan bisa
dihormati oleh orang lain.
6. Tanggung Jawab
Dalam setiap aksi atau perbuatan yang dilakukan oleh setiap orang termasuk
pustakawan adalah bertanggung jawab. Setelah seseorang itu berkomitmen untuk
menjadi pustakawan, maka dia harus berkomitmen dan bertanggung jawab terhadap
jabatan yang dia emban.

7. Kesabaran
Nilai utama yang juga harus dimiliki seorang pustakawan dan pegawai yang
bekerja di perpustakaan. Kesabaran menjadi nilai dan sikap yang penting dalam
menjalani kehidupan kesehariannya di perpustakaan. Dalam mengadakan pengadaan,
pengolahan, terutama pelayanan. Pegawai perpustakaan dituntut untuk dapat bekerja
secara optimal dengan penuh kesabaran.
8. Ketekunan

Nilai kehidupan berikutnya adalah ketekunan merupakan modal utama juga
untuk pustakawan dan pegawai perpustakaan. Dalam bekerja hendaknya mereka
memiliki ketekunan dan sungguh-sungguh dengan apa yang dikerjakannya sesuai
dengan komitmen yang telah dibuat sebelumnya.
9. Kerapihan
Nilai lainnya yang harus dimiliki oleh para pegawai perpustakaan ialah
kerapihan baik dalam segi pakaian maupun kerapihan tempat. Kerapihan menjadi
poin tambahan untuk profesionalitas seorang pustakawan dan pegawai perpustakaan.
Terlebih lagi seorang pustakawan pasti akan berinteraksi dengan kumpulan koleksi
yang jumlahnya tidak sedikit. Untuk itu, pustakawan sangat diwajibkan memiliki nilai
kerapihan supaya mampu mengorganisasi dan menata koleksi dengan baik dan rapi
agar dapat memudahkan proses temu kembali ketika dibutuhkan.

10. Norma Hukum
Norma hukum setingkat norma agama yang paling mendasar untuk dipatuhi.
Sebuah aturan dan kebijakan yang dibentuk oleh Negara dan pemerintah bertujuan
untuk mengatur dan memberikan pedoman dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara. Masing-masing individu harus dapat mematuhi aturan atau norma hukum
yang berlaku di negaranya dan lingkungan sekitarnya. Norma tersebut menjadi
pedoman dalam kesehariannya di Negara dan lingkungan sekitarnya termasuk dalam

menjalani karir, profesi, maupun bekerja.
11. Norma Kesopanan
Norma tersebut merupakan norma mendasar yang harus dipahami dan dipatuhi
dalam kehidupan bermasyarakat. Dimana kita sebagai warga Negara dan bagian dari
masyarakat harus mematuhi tata tertib dan norma kesopanan yang berlaku di
masyarakat dan lingkungan sekitar sesuai budaya yang diterapkan oleh masyarakat
dan lingkungan tersebut. Ruang lingkup kesopanan ini terbilang cukup luas, termasuk

di dalamnya cara berpakaian, cara dan gaya berbicara, serta dalam bertingkah laku.
Hendaknya pustakawan dan para pegawai lainnya mematuhi norma kesopanan yang
berlaku.
12. Norma Moral
Aturan dan sikap yang berkaitan dengan sikap dan perilaku manusia, dimana
setiap manusia dapat ditentukan mengenai baik dan buruknya berdasarkan etika yang
ada dan berlaku di lingkungannya. Penilaian moral ini berlaku dalam perjalanan
seseorang dalam meniti karir maupun menjalankan kehidupan kesehariannya. Dalam
hal ini terdapat penekanan pada sikap mereka dalam menjalani tugasnya, menghargai
orang lain, dan dalam menghadapi dan mengendalikan diri sendiri ketika menjalankan
profesinya. Kemudian etika tersebut akan menuntun dan memberikan pengarahan
kepada orang tersebut untuk dapat berperilaku tepat dan sesuai dengan norma yang

berlaku dalam suatu masyarakat maupun secara khusus dalam kelompok tertentu.
Dengan demikian dapat pula terjadi perbedaan antara etika masyarakat yang ada di
satu bagian dengan etika masyarakat bagian yang lain karena terdapat pengaruh dari
unsur budaya, sosial maupun faktor geografis yang berpengaruh dalam pengambilan
dan penciptaan etika dan norma-norma yang ada.
6.2 Nilai dan Norma khusus yang diterapkan oleh pegawai di Perpustakaan
Unversitas Indonesia
Selain nilai dan norma mendasar yang ada pada penjabaran di atas, terdapat pula nilai
dan norma yang berlaku khusus bagi ruang lingkup perpustakaan dan lembaga informasi.
Nilai dan norma tersebut mencakup :
1. Kode Etik Profesi
Dalam menjalankan kesehariannya dalam berprofesi di bidang apapun
termasuk profesi di perpustakaan, sering dan harus ada sesuatu yang disebut kode
etik. Dalam hal ini kode etik profesi. Kode etik profesi ini dapat dijadikan acuan
dalam bekerja di profesi tersebut secara profesional. Kode etik profesi ini merupakan
pedoman yang baku untuk para pemangku profesi. Dalam profesi perpustakaan,
terdapat Ikatan Pustakawan Indonesia (IPI) sebagai asosiasi profesi dan dituntut untuk
mengikuti Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Ikatan Pustakawan
Indonesia dan Kode Etik Pustakawan Indonesia. Hal tersebut memberi penjelasan
bahwa kode etik profesi dalam perpustakaan dapat dimasukan kedalam norma yang
harus diterapkan pegawai perpustakaan dalam bekerja di lingkungan perpustakaan

2. Nilai dalam pengelolaan manajemen
Seorang pustakawan pasti tergabung dalam struktur organisasi perpustakaan.
Dalam hal itu akan ada pemimpin di sebuah institusi maupun organisasi perpustakaan.
Nilai yang ada dalam pengelolaan manajemen itu mencakup pula kekuasaan (power),
elite (elitism), dan keberhasilan (reward). Nilai yang terkandung dalam mengelola
manajemen itu termasuk pula nilai kekuasaan, dimana seorang pemimpin sebagai
pusat penggerak kegiatan organisasi, dapat mengambil keputusan, dan bertanggung
jawab atas adanya organisasi tersebut. Selain itu terdapat pula nilai keberhasilanya
yaitu merupakan nilai-nilai untuk mencapai tujuan dengan penuh semangat dan
konsisten dalam menjalaninya.
3. Nilai dalam mengelola tugas
Setiap pegawai perpustakaan termasuk pustakawan pasti memiliki tugas dan
bagian kerja masing-masing. Mereka semua pasti dituntut untuk bekerja secara efisien
(melakukan tugas dengan benar), efektif (melakukan sesuatu yang benar), dan
ekonomis. Pada umumnya pustakawan akan mengerjakan tugas secara administratif.
Pustakawan dan para pegawai lain diharapkan dapat berkoordinasi secara baik dan
bekerja menurut orientasi yang diharapkan. Dalam hal ini diperlukan suatu usaha
yang lebih giat dari pustakawan untuk bekerja sesuai tujuan hakiki perpustakaan
terutama dalam melayani masyarakat dan mahasiswa (terutama mahasiswa
Universitas Indonesia) dalam penyediaan informasi
4. Nilai dalam mengelola hubungan
Para pegawai, pengurus, serta pejabat perpustakaan setiap hari akan
berkumpul, bertemu dan berdiskusi perlu adanya perlakuan yang adil, diterima, dan
merasa aman dengan adanya peraturan dan hukum. Oleh karena itu, perlu adanya nilai
dalam mengelola hubungan yang baik antara bawahan dengan atasan, pegawai dengan
pegawai yang lain, maupun hubungan pegawai dengan pengguna. Nilai tersebut
berkaitan dengan bagaimana pegawai membina hubungan baik dalam segi
komunikasi maupun yang lainnya.
5. Nilai dalam mengelola lingkungan
Fungsi lingkungan adalah sebagai pendukung operasional organisasi dan
institusi, dalam hal ini perpustakaan Universitas Indonesia . Perlu adanya nilai atau
standar tertentu dalam mengelola lingkungan sekitar sehingga lingkungan sekitar
menyadari akan keberadaan pustakawan dan peranannya. Nilai yang harus

ditanamkan adalah bagaimana kita berkontribusi terhadap lingkungan sekitar dan siap
menerima umpan balik yang ada dari lingkungan tersebut.
6. Kedisiplinan
Selain nilai-nilai diatas, pustakawan dan para pegawai dituntut pula untuk
mebiasakan diri menanamkan dan menerapkan nilai kedisiplinan dalam bekerja di
perpustakaan. Baik pegawai maupun pustakawan, termasuk pula atasan dan semua
elemen sumber daya manusia yang ada diharuskan untuk menerapkan nilai
kedisiplinan. Kedisiplinan tersebut dapat diwujudkan dalam hal etos kerja, ketepatan
waktu, kerjasama, dan lain-lain.
7. Peraturan internal
Merupakan sebuah norma yang dibentuk oleh sektor- sektor dan bagian atau
unit kerja dalam perpustakaan untuk memberi batasan dan pedoman untuk para
pegawai perpustakaan dalam menjalankan tata tertib pekerjaan.

6.3 Upaya-upaya pegawai dan pustakawan dalam menerapkan nilai dan norma
Untuk dapat mewujudkan suatu lembaga informasi yang maju serta tenaga perpustakaan
dan para pegawainya yang profesional, dibutuhkan kesadaran dari diri sendiri, kelompok,
serta institusi akan pemahaman nilai dan norma. Nilai dan norma menjadi penting sebagai
acuan, pedoman, dan standar baku dalam menjalani kesehariannya di lingkungan kerjanya.
Mengingat betapa pentingnya peranan pustakawan dan para pegawainya dalam memahami
dan mematuhi nilai dan norma yang ada. Oleh karena itu, diperlukan adanya upaya dan usaha
yang harus giat dan sungguh-sungguh dilakukan untuk memenuhi nilai dan norma dalam
bekerja di Perpustakaan. Upaya-upaya tersebut meliputi :
1. Kesadaran akan pentingnya nilai dan norma
Kesadaran akan nilai dan norma perlu dibangun sejak dini dan berawal dari
diri sendiri, kelompok kemudian tersebar ke cakupan yang lebih luas. Tidak hanya
institusi atau organisasi saja yang sadar akan pentingnya nilai dan norma, tetapi
individu yang menjalaninya pun perlu sadar dan paham betul akan hal ini.
2. Disiplin Pribadi
Kedisipinan dari seseorang dan institusi perlu digiatkan kembali dalam upaya
meningkatkan kemauan dan kemampuan dalam mematuhi nilai dan norma yang ada.
Kedisiplinan itu merupakan suatu yang harus dibangun demi kelancaran proses
pemahaman nilai dan norma.

3. Sosialisasi dan Himbauan
Sosialisasi dan himbauan termasuk komponen penting dalam upaya
menyadarkan seluruh unsur dalam struktur organisasi perpustakaan. Pustakawan dan
para pegawai yang ada hendaknya diberikan sosialisai dan himbauan mengenai
pentingnya menanamkan nilai dan norma dalam setiap kondisi yang ada.
4. Pendidikan dan pelatihan
Melalui pendidikan dan transfer ilmu mengenai karakter dan kekuatan nilai
dan norma, diharapkan pustakawan dan pegawai perpustakaan dapat sadar dan
mengaplikasikan diri dalam penerapan nilai dan norma ketika bekerja.
Upaya dalam pencapaian nilai dan norma tersebut akan berjalan optimal jika masingmasing pihak sadar, paham, serta mau menerapkan nilai dan norma dalam kehidupan seharihari termasuk dalam dunia kerja, sehingga mereka dengan sendirinya mau berusaha untuk
menanamkan dan mematuhi nilai dan norma yang berlaku.
6.4 Manfaat dari penerapan nilai dan norma dalam bekerja di Perpustakaan
Dengan para pustakawan dan pegawai perpustakaan menerapkan nilai dan norma
yang berlaku akan membawa banyak manfaat untuk semua pihak baik bagi individu itu
sendiri maupun untuk institusi dan organisasi didalamnya.
Manfaat bagi individu :
1.
2.
3.
4.
5.

Kaya akan kecerdasan emosional dan sosial
Taat hukum dan aturan
Memiliki karakter yang baik
Memiliki toleransi yang tinggi
Budi pekerti yang luhur

Kesimpulan
Di dalam kehidupan bermarsyarakat pasti ada aturan - aturan yang harus kita patuhi
atau kita junjung tinggi demi terciptanya keselarasan dalam hidup. Hal ini berlaku juga
untuk nilai dan norma bekerja khusunya di perpustakaan. Mengingat perpustakaan adalah
tempat umum dan salah satu sumber terbesar dalam mencari informasi. Pustakawan
ataupun pegawai dituntut untuk membuka akses seluas – luasnya bagi seluruh pengunjung
untuk mendapatkan informasi. Dalam mengoptimalkan kerja para pustakawan dan
pegawainya ada beberapa nilai dan norma yang di terapkan di Perpustakan Universitas
Indonesia. Nilai dan norma yang harus dimiliki pustakawan diantaranya adalah norma
moral, norma hukum, norma kesopanan, kedisiplinan, nilai dalam mengelola tugas, nilai
dalam mengelola hubungan dan nilai dalam mengelola lingkungan. Setiap norma dan nilai
tersebut memiliki esensi. Nilai dan norma tersebut tidak dibuat hanya untuk mengatur dan
membatasi kebebasan saja, namun mereka dibuat untuk memberikan pedoman berprilaku
yang sesuai etika agar perpustakaan menjadi tempat yang nyaman untuk dikunjungi. Jika
pegawai perpustakaan tidak mematuhi norma-norma yang ada, maka akan lebih banyak
masalah yang timbul baik masalah internal maupun eksternal. Bisa saja jika seorang
pegawai tidak mematuhi norma tertentu, pegawai lainnya akan merasa tidak nyaman
dengannya. Hal ini tentu akan membuat koordinasi dan kerjasama di organisasi tersebut
terhambat. Begitu pula kepada pengunjung. Pengunjung mungkin akan merasa bahwa
perpustakaan bukanlah tempat yang nyaman dan akhirnya akan meninggalkan perpustakaan
dan lebih memilih lembaga informasi lainnya.
Tanpa kita sadari, nilai dan norma yang ada dalam perpustakaan memberikan dampak
yang signifikan terhadap minat baca masyarakat. Masyarakat akan nyaman berada di
perpustakaan apabila mendapatkan pelayanan yang baik di perpustakaan. Untuk
memberikan pelayanan yang baik, tentu seorang pegawai perpustakaan harus mematuhi
nilai dan norma yang ada.
Yang kami lihat dari perpustakaan Universitas Indonesia, nilai dan norma ini telah
dipatuhi oleh sebagian besar pegawai perpustakaan. Pustakawan melayani pengunjungnya
dengan baik dan penuh profesionalitas. Setiap pegawai dari berbagai bidang mampu
bekerjasama dalam bekerja sehingga menciptakan suasana yang kondusif dan nyaman bagi
pegawai, maupun konsumen.
Saran dari kami untuk seluruh pihak perpustakaan khususnya perpustakaan
Universitas Indonesia, norma dan nilai dalam bekerja sangatlah penting. Untuk itu, perlu
dilakukan pelatihan dan pengawasan mengenai norma dan nilai dalam bekerja agar tercipta

lingkungan perpustakaan yang nyaman bagi semua orang serta meningkatkan minat baca
masyarakat indonesia.

DAFTAR PUSTAKA
Soekanto, Soerjono. 2006. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT Raja Grafindo.
Muhammad, Galih. 2007. Pengertian dan Fungsi Kode Etik. https://pakgalih.wordpress.com.
Diakses pada tanggal 28 September 2015.

Imansyah, Ari, Laksmi, dan Tamara Adriani. 2011. Manajemen Lembaga Informasi. Jakarta:
penaku.