PENERAPAN SASTRA ANAK DI DALAM KELAS MEL
Apresiasi Bahasa dan Sastra Indonesia
Penerapan Sastra Anak Di Dalam Kelas Melalui Mendongeng
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah
Apresiasi Bahasa dan Sastra Indonesia
Oleh :
Resi Miswanitri
1815163444
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA 2016
PENERAPAN SASTRA ANAK DI DALAM KELAS MELALUI MENDONGENG
Abstrak :
Pengenalan sastra kepada anak telah diterapkan sejak kecil. Orang tua
membacakan sebuah cerita atau mendongeng untuk anaknya merupakan salah satu
bentuk pengenalan serta pembiasan anak terhadap sastra. Dongeng merupakan
bentuk sastra lama yang bercerita tentang suatu kejadian yang luar biasa yang penuh
khayalan (fiksi) yang dianggap oleh masyarakat suatu hal yang tidak benar-benar
terjadi. Dongeng merupakan bentuk cerita tradisional atau cerita yang disampaikan
secara turun-temurun dari nenek moyang. Dongeng berfungsi untuk menyampaikan
ajaran moral (mendidik), dan juga menghibur.
Setelah anak memasuki usia sekolah, mereka akan bertemu kembali dengan
sastra, dimana guru-guru mereka dengan segala perencanaannya mengajarkan serta
menerapkan pembelajaran sastra didalam kelas. Guru merancang pembelajaran
sekreatif mungkin agar tercapainya suatu tujuan pembelajaran sastra, salah satunya
dengan mendongeng. Penerapan mendongeng di dalam kelas menggunakan teknikteknik serta persiapan oleh sang guru. Sehingga siswa dapat meningkatkan
kemampuan dalam mengapresiasi sastra.
Pendahuluan :
kegiatan
Pembelajaran sastra di sekolah
dasar
dimaksudkan
meningkatkan
untuk
kemampuan
siswa
mengapresiasi karya sastra. Kegiatan
mendengarkan,
membaca,
dan
dicari
pada
dikembangkan
daya
kepekaan
terhadap
budaya
dan
khayal,
serta
masyarakat,
lingkungan
hidup.
yang
relevan (Depdiknas, 2003 ).
latihan
penalaran,
Adapun
sumber-sumber
Tujuan
perasaan,
menulis.
pemilihan bahan ajar tersebut dapat
mengapresiasi sastra berkaitan dengan
mempertajam
berbicara,
dasar
pengajaran
dalam
yaitu
siswa
sastra
kompetensi
mampu
mengapresiasi dan berekspresi sastra
melalui
kegiatan
mendengarkan,
Pengembangan kemampuan bersastra
menonton, membaca dan melisankan
di sekolah dasar dilakukan dalam
hasil sastra berupa dongeng, puisi dan
berbagai jenis dan bentuk melalui
drama
pendek,
serta
menuliskan
pengalaman dalam bentuk cerita dan
Untuk penerapannya di dalam kelas,
puisi (KTSP, 2006).
guru
Pembelajaran sastra di Sekolah Dasar
menggunakan sastra anak, dimana
sastra anak berfungsi sebagai media
atau alat pendidikan dan hiburan dalam
membentuk
kepribadian
kreativitas
anak.
serta
Melalui
sastra
banyak manfaat yang dapat diambil
seperti,
anak,
berkembangnya
memberikan
imajinasi
pengetahuan
kepada anak, membentuk kepribadian
anak dengan moral yang baik, serta
membuat anak senang dan gembira.
yang
berperan
dalam
perencanaan pembelajaran. Membuat
penerapan
mendongeng
didalam
kelas, membuat peserta didik ikut aktif
dan
berpartisipasi
serta
mudah
menangkap konsep dari mendongeng
itu sendiri. Menumbuhkan kecintaan
anak
terhadap
sastra
melalui
mendongeng, dengan anak menjadi
terbiasa pada bacaan serta dapat
mengambil nilai moral serta pesan yang
terkandung
dalam
cerita
dongeng
tersebut.
Salah satu bentuk pembelajaran sastra
yang diterapkan di sekolah adalah
mendongeng.
Mendongeng
merupakan suatu bentuk sastra lama
yang telah didapatkan oleh peserta
didik
sejak
kecil.
Orang
tua
membacakan beberapa buku cerita
kepada mereka. Di negara maju,
mendongeng
dijadikan
sebagai
komunikasi pendidikan. Dalam cerita
dongeng terkandung banyak moral
serta
pesan
yang
baik
untuk
mengembangkan kreativitas serta cara
berpikir
anak.
mengaktifkan
Dongeng
aspek
dapat
intelektual,
kepekaa, kehalusan budi, emosi, seni,
fantasi, dan imajnasi. Tidak hanya
mengutamakan otak kiri, tetapi juga
otak kanan.
Pembahasan :
Dongeng adalah cerita prosa rakyat
yang dianggap benar-benar terjadi dan
tidak terikat oleh waktu maupun tempat,
yang mempunyai keguanaan sebagai
alat hiburan atau pelipur lara dan
sebagai alat pendidik (pelajaran moral).
Pengisahan
dongeng
mengandung
suatu harapan-harapan, keinginan dan
nasihat yang tersirat maupun yang
tersurat.
Merupakan
sarana
yang
efektif untuk memberikan pendidikan
nilai-nilai pada anak, karena cara
penyampaiannya yang tidak memaksa
anak-anak untuk menerimanya. Tokohtokoh dalam cerita dapat memberikan
teladan bagi anak-anak. Sifat atau
karakter
anak
adalah
mempunyai
akan dapat menginterpretasikan cerita
dan
di luar pengalaman yang langsung
mengidentifikasikan diri dengan tokoh
mereka alami. Dongeng dapat melatih
yang dikaguminya.Melalui dongeng,
kognisi,
anak akan dengan mudah memahami
anak-anak akan lebih kreatif. Melalui
sifat-sifat, figur-figur, dan perbuatan-
mendongeng
perbuatan yang baik dan yang buruk.
komunikasi
[8][29]
kosakata dari pendongeng. [28][11][16]
kecenderungan
Dengan
untuk
meniru
dongeng
diperkenalkan
pada
moral
anak
akan
dengan
Handajani
anak
melalui
afeksi secara inajinatifdan
terlatih
mendengarkan
(2008:
mengemukakan
bahwa
14)
dongeng
dunia imajinasi. Melalui imajinasi ini
dikemas dengan perpaduan antara
nilai-nilai
dan
diselipkan
norma-norma
dapat
unsur
hiburan
sebagai
upaya
pendidikan.
dengan
Unsur
hiburan
dalam
ditemukan
pada
pengembangan aspek moral pada
dongeng
anak. Orang tua menyediakan buku
penggunaan kosa kata yang bersifat
bacaan dirumah serta menceritakan
lucu, sifat tokoh yang jenaka, dan
atau
penggambaran
memberi
dukungan
dengan
dapat
unsur
yang
mendampingi anak dalam membaca.
memiliki
[20][12]
dongeng tersebut mengenalkan dan
menyatakan hasil riset menunjukkan
bahwa dongeng merupakan aktivitas
tradisional yang jitu bagi proses belajar
dan melatih aspek emosional dalam
sedangkan
tokoh
meminta anak untuk membaca atau
Woolfson (dalam Puspita: 2009)
jenaka,
pengalaman
unsur
dongeng
pendidikan
ketika
mengajarkan kepada anak mengenai
berbagai
nilai
luhur,
pengalaman
spiritual, petualangan intelektual, dan
masalah-masalah sosial di masyarakat.
[9]
kehidupan anak-anak. Sebab ketika
seseorang
masih
kanak-kanak,
keadaan psikologisnya masih mudah
dibentuk dan dipengaruhi. Kegiatan ini,
tidak
hanya
mengaktifkan
intelektual, namun
aspek
juga emosi, seni,
imajinasi dan pengembangan karakter.
Dengan mendongeng, anak atau siswa
Menurut
berdasarkan
Priyono
jenis
cerita
(2006)
dongeng
diklasifikasikan ke dalam lima macam :
(1) legenda, (2) fabel, (3) sahibul
hikayat, (4) mite, (5) cerita rakyat.
Dongeng yang disampaikan harus
sesuai dengan usia anak, karena setiap
dan suasana terjadinya peristiwa dalam
anak
suatu
memiliki
perbedaan
tahapan
karya
sastra
(Lustantini
perkembangan di tiap tahapan usia
Septiningsih 1998:44). Tema adalah
(2008).[20]
arti pusat yang terdapat dalam suatu
Dalam
sebuah
dongeng
terdapat
unsur-unsur yang penting meliputi alur,
tokoh,
latar,
dan
Lustaantini
tema.
(1998:16)
Menurut
penyebab
ketertarikan audience pada dongeng
tidak terlepas dari empat unsur penting
dongeng yaitu : “alur, tokoh, latar, dan
tema”.
Alur
adalah
cerita. Pemikiran-pemikiran yang di
kemukakan
oleh
pengarang
dipengaruhi oleh pengalaman, jiwa,
cita-cita dan ide yang di wujudkan lewat
tema. Keempat unsur penting tersebut
merupakan kunci ketertarikan audience
pada suatu dongeng.[1]
konstruksi
Bahasa Indonesia sebagai salah
mengenai sebuah deretan peristiwa
satu bidang studi yang memiliki tujuan
secara logis dan kronologis saling
membekali
berkaitan yang dialami pelaku oleh
mengembangkan bahasa di samping
pelaku. Tokoh adalah individu rekaan
aspek penalaran dan hafalan sehingga
yang
pengetahuan
mengalami
peristiwa
atau
siswa
dan
untuk
infonnasi
yang
perlakuan dalam berbagai peristiwa
diterima siswa sebatas produk bahasa
yang ada dalam cerita (Lustantini
dan sastra. Padahal dalam proses
Septiningsih, 1998: 16). Tokoh dapat
belajar mengajar keterlibatan siswa
memiliki dua sifat, yaitu protagonist
secara totalitas, artinya melibatkan
(Karakter
melambangkan
pikiran, penglihatan, pendengaran dan
kebaikan, menunjukan sikap positif dan
psikomotor (keterampilan). Jadi dalam
merupakan contoh yang layak ditiru)
proses belajar mengajar, seorang guru
dan
harus
yang
antagonis
(Karakterister
yang
siswa
untuk
berlawanan dengan tokoh protagonis,
mendengarkan, menyajikan
metode
merupakan contoh karakter yang harus
yang
di
dan
kesempatan
perbuatannya.Latar/Setting Istilah latar
mengajukan
biasanya di artikan tempat dan wakyu
tanggapan, sehingga terjadi dialog
terjadinya cerita. Latar adalah segala
kreatif
katerangan,
belajar mengajar yang ineraktif.
jauhi
sikap
petunjuk,
pengacauan
yang berkaitan dengan ruang, waktu
mengajak
dapat
yang
dilihat,
untuk
memberi
menulis
pertanyaan
menunjukkan
dan
atau
proses
Sebelum
dimulainya
dapat
pembelajaran,
meminta
siswa
untuk
rancangan
mengeja
kata-kata
yang
pembelajaran secara kreatif, menarik,
terdapat
pada
buku,
serta
menggunakan
menunjukkan
gambar,
yang
tanya
yang
guru
membuat
inovatif
metode
suatu
dan
pengajaran
sehingga
membuat
sesuai
kegiatan
pembelajaran menjadi bermakna.
2.
Mendongeng
dilakukan untuk siswa
dari mendongeng disini adalah
kesenyapan,
untuk meningkatkan rasa ingin
mengadakan kontak pandang, gerakan
tahu
badan dan mimik. [7]
anak
bacaan.
dongeng
penerapan
pembelajaran
sekolah
bahan
Diharapkan
dari
kegiatan ini, anak atau siswa
dapat menumbuhkan insiatifnya
beberapa cara berdasarkan kelompok
sendiri dalam membaca buku
usia :
yang tersedia di perpustakaan.
Membacakan
dasar
terhadap
ada
1.
di
yang
sudah lancar membaca. Tujuan
mengajar yakni, penggunaan suara,
Dalam
hanya
sebagaian cerita Hal ini dapat
yang sesuai, ada beberapa cara dalam
perhatian,
menarik
perhatian siswa.
Dalam memilih metode pembelajaran
pemusatan
jawab
dan
cerita
atau
3.
Mendongeng untuk teman
dongeng secara tuntas kepada
sekelas atau adik kelas. Untuk
siswa. Cara ini dilakukan untuk
siswa pada kelas yang lebih
anak berusia 6-7 tahun (kelas 1
tinggi
dan 2) dimana
kemampuan
mendongeng sudah tidak lagi
anak tersebut dalam membaca
dilakukan oleh guru, melainkan
belum terlalu baik. Guru dapat
oleh siswa. Dengan meminta
mendongeng dengan membawa
siswa mendongeng untuk teman
buku cerita bergambar atau alat
sekelas atau adik kelas, siswa
pendukung
seperti
harus banyak membaca buku.
sarana
Dengan kegiatan ini, diharapkan
Dengan
tidak hanya meningkatkan minat
lainnya
boneka tangan atau
pendukung
lainnya.
(kelas
mendongeng, berarti guru telah
baca
mengenalkan
meningkatkan
buku
kepada
siswa. Sambil bercerita, guru
siswa,
5-6),
juga
kegiatan
untuk
kemampuan
berbicara di depan umum dan
kepercayaan diri siswa.
Langkah-langkah
mendongeng
dalam
menurut
Abdul
Aziz
itu, sangatlah dianjurkan bila posisi
duduk para siswa dekat dengan guru.
Abdul Majid (2002: 30-34):
1.
Guru harus bisa mengaplikasikan,
Pemilihan Cerita
menentukan dan merancang media
Dalam hal ini, guru sebaiknya dapat
memilih cerita yang sesuai dengan
kondisi jiwanya saat akan bercerita.
Antara
yang
menyedihkan
dan
menyenangkan. Karena keadaan jiwa
pendongeng akan berpengaruh pula
pembelajaran sesuai dengan materi
yang akan dibahas. Hal ini bertujuan
agar siswa lebih termotivasi untuk
mengikuti pembelajaran. oleh karena
itu,
guru
yang
memaksimalkan
pembelalajaran
Persiapan
akan
kemampuan
yang
dimiliki untuk menyampaikan materi
pada setiap penceritaan.
2.
kreatif
Sebelum
Masuk
Kelas
sesuai
dengan
skenario pembelajaran disertai dengan
media
pembelajaran.
Penyampaian
pembelajaran
mendongeng
peristiwa dan jalan cerita, lalu masuk
sesuai
dapat
kelas dan menyampaikanya kepada
kemampuan siswa dalam berimajinasi
siswa. Yang perlu diketahui bagi para
sehingga siswa menjadi tertarik dan
guru bahwa setiap menit waktu yang
senang
digunakan untuk berfikir dan mengolah
mendongeng.
cerita
Cara mendongeng yang baik untuk
Dengan
mengetahui
rangkaian
sekaligus mempersiapkannya
sebelum
pelajaran
dimulai,
akan
akan
mengikuti
yang
menstimulus
pembelajaran
meningkatkan kompetensi soal siswa :
membantu dalam penyampaian cerita
1.
dengan mudah.
Pilih topik dongeng yang sesuai
dengan materi yang akan disampaikan
3.
Perhatikan Posisi Duduk Siswa
Topik atau cerita yang dipilih untuk
Hubungan guru dengan para siswa
ditampilkan
dalam
pembelajaran
dalam bercerita hendaknya seperti
hendaknya yang sesuai dengan apa
hubungan
tamunya.
tuan
Ia
rumah
dengan
yang ingin disampaikan dan khususnya
menyambut
mereka,
materi yang menitik beratkan pada
menghidupkan suasana, menghibur,
perkembangan
serta
siswa sekolah dasar. Misalkan, topik
menciptakan
suasana
kasih
sayang dan persahabatan. Oleh karena
tentang
kompetensi
keragaman
suku
sosial
budaya,
gotong royong, disiplin, kejujuran, kerja
pada tahap awal siswa dapat diajak
keras, dan sebagainya.
untuk ikut serta mengambil peran
2.
secara mendadak dan tidak terorganisir
Kuasailah Materi
sebelumnya sehingga memungkinkan
Penguasaan di sini lebih di titik
kita untuk melihat kompetensi awal
beratkan pada penguasaan unsur-
siswa yang sesungguhnya. Dan dapat
unsur pembangun dalam cerita seperti
dilanjutkan
tokoh, seting, alur, dan juga konflik.
mendongeng jika ia sudah memiliki
3.
kemauan
Hidupkan tokoh
Menghidupkan
tokoh
dengan
sebagai
dan
7.
dapat dilatih secara struktural dengan
mengakhiri cerita
Awalilah
dilakukan dalam kehidupan sosial yang
appersepsi
ada
pengalaman
hidup
kemampuan
Teknik
cara mengamati serta hal-hal yang
kehidupan
dalam
dalam
berkomunikasi serta mendongeng.
memberi berbagai macam ekspresi
di
parter
mengawali
sebuah
yang
dan
cerita
dengan
menarik.
Banyak
lalu
melihat
sekali tehnik-tehnik muncul yang dapat
yang
pernah
kita
gunakan.
Buatlah
beberapa
dirasakan.
improvisasi lewat lagu, suara yang
4.
beranekaragam, atau menggunakan
Menghidupkan kata-kata
Menghidupkan kata dapat dilakukan
dengan cara memberi sifat pada katakata tersebut.
5.
anak dapat. Akhirilah sebuah cerita
hati
akan
akan memancing anak untuk ingin tahu
sangat
berpengaruh ketika kita menyampaikan
sebuah dongeng. Buatlah suasana hati
yang segar dan tenang ketika hendak
mendongeng.
6.
beberapa kali pengulangan hingga
dengan ending yang terbuka sehingga
Ikhlas dalam mendongeng
Suasana
alat peraga. Dapat juga menggunakan
cerita
selanjutnya.
Ini
juga
akan
membuat anak menanti cerita kita yang
selanjutnya.
Dongeng
memberikan
beberapa
manfaat bagi anak antar lain untuk
Melibatkan siswa dalam aktivitas
mengembangkan kosa kata, memberi
teladan, pesan moral, dan problem
mendongeng
solving. Dengan demikian, diharapkan
Dalam
mendongeng
untuk
meningkatkan kompetensi sosial siswa,
anak dapat menerapkan apa yang
dalam
3. Meningkatkan minat baca anak,
kehidupan sehari-hari. Berikut adalah
Secara tak langsung, anak-anak
beberapa manfaat lain dari dongeng
yang memiliki ketertarikan pada
bagi
dongeng akan memiliki rasa
sudah
mereka
anak,
dengarkan
yakni:
a)
Media
b)
penasaran yang lebih tinggi.
Memperkenalkan Bentuk Emosi; c)
Cara yang paling mudah untuk
Mempererat
d)
mendongeng
adalah
dengan
e)
membacakan
buku
cerita
Menanamkan
Memperluas
Nilai
dan
Ikatan
Kosa
Etika;
Batin;
Kata;
dan
Merangsang Daya Imaginasi. dongeng
juga memiliki manfaat seperti Memicu
kepada mereka.
4. Membangun
kecerdasan
menciptakan
emosional, anak akan belajar
kebangkitan visual, mengaitkan kata-
tentang nilai-nilai moral dalam
kata dengan gambar, dan memupuk
kehidupan, dengan dongeng,
pengertian terhadap orang lain. [28][19]
membantu
kekuatan
berpikir,
Beberapa manfaat dongeng untuk anak
anak
dalam
memahami nilai-nilai emosional
pada sesama.
:
5. Membentuk anak yang mampu
1. Mengembangkan
imajinasi
berempati, Mereka akan belajar
anak, Melalui dongeng yang
untuk
dibacakan sang ibu, imajinasi
lingkungan sekitarnya. Dengan
anak akan diarahkan dengan
pendengaran, dan cerita-cerita
lebih baik.
yang mendidik, anak akan lebih
2. Meningkatkan
keterampilan
lebih
mudah
berempati
menyerap
pada
nilai-nilai
membaca, Kemampuan awal
positif dan berempati dengan
yang dikuasai anak-anak adalah
orang lain.
kemampuan verbal, sehingga
6. Mendongeng
otak
kanan
mereka
juga
memiliki
lebih
beberapa manfaat yang berguna
berkembang dan keterampilan
bagi psikologi anak diantaranya
berbahasanya
mampu mengasah daya pikir
lebih
terlatih.
Selain itu, kisah-kisah dongeng
dan
yang positif akan membantu
berbagi nilai dan etika, serta
anak
mampu menumbuhkan minat
bertutur
kata
bahasa yang sopan.
dalam
imajinasi,
baca pada anak.
menanamkan
Kesimpulan :
solving. Dengan demikian, diharapkan
Dongeng merupakan cerita fiksi yang
digemari dan menjadi alat penghibur.
dongeng
juga
merupakan
pendidikan,
dimana
merancang
pembelajaran
beberapa
metode
guru
alat
dapat
dengan
tertentu
agar
terciptanya suatu pembelajaran yang
kreatif, inovatif, dan menarik.
harus
bisa
Guru
mengaplikasikan,
menentukan dan merancang media
pembelajaran sesuai dengan materi
yang akan dibahas. Hal ini bertujuan
agar siswa lebih termotivasi untuk
mengikuti pembelajaran. oleh karena
itu,
guru
yang
memaksimalkan
kreatif
akan
kemampuan
yang
dimiliki untuk menyampaikan materi
pembelalajaran
sesuai
dengan
skenario pembelajaran disertai dengan
media
pembelajaran.
Penyampaian
pembelajaran
mendongeng
sesuai
dapat
akan
yang
menstimulus
kemampuan siswa dalam berimajinasi
sehingga siswa menjadi tertarik dan
senang
mengikuti
pembelajaran
mendongeng. Banyaknya
manfaat
yang dapat diambil dari pembelajaran
mendongeng untuk anak-anak.
Dongeng
memberikan
beberapa
manfaat bagi anak antar lain untuk
mengembangkan kosa kata, memberi
teladan, pesan moral, dan problem
anak dapat menerapkan apa yang
sudah
mereka
dengarkan
kehidupan sehari-hari.
dalam
DAFTAR PUSTAKA
1.
INDONESIA
Alsanudin,
Rosnita
Rustiyarso,dan
(2012).
PENINGKATAN
KEMAMPUAN
BERBICARA
MENGGUNAKAN MEDIA DONGENG
SISWA
SEKOLAH
DASAR
KABUPATEN
BOYOLALI
TAHUN
2010.
Mendongeng Yang Baik
10.
Mendongeng,
Cara
Mudah
Menyampaikan Pesan ke Anak Tanpa
Kesan Menggurui.
3.
Komisi
Pemberantasan
Korupsi.
Dian
Marlina.
MENDONGENG
MANFAAT
BAGI
PSIKOLOGI
Dindin
(2015).
Cara
Frances Vitali (2016). Teaching
for learning. Global Education Review,
3(1). 27-44
Gandhi
Membudayakan
Mendongeng
12.
Ika
Ermasari
(2017).
Membaca
dengan
Sekolah
Dasar.
di
Oktavianti,
Samsudin.
2017.
Budayakan (Lagi) Tradisi Mendongeng.
M.Pd.,
Eka
Zuliana, M.Pd., Yuni Ratnasari, M.Pd.
(2017).
ANAK.
5.
Januarta
Kompasiana.
Republik Indonesia (2007).
4.
Eky
with stories as the content and context
11.
Buku Dongeng Anti Korupsi.
2
SAWIT
DAN SASTRA INDONESIA DI KELAS
Annisa Amalia Ikhsania. 2017.
NEGERI
KECAMATAN
9.
2.
I
BENDOSARI
DALAM PEMBELAJARAN BAHASA
1 SD.
KELAS
MENGGAGAS
KEARIFAN
BUDAYA
SEKOLAH
DASAR
KAJIAN
LOKAL
DI
MELALUI
GERAKAN LITERASI SEKOLAH.
6.
Doktersehat.com.
Apakah
Manfaat dan Kekuatan Dongeng Pada
Dwi
Trihartono.
Suryani
Kompas.com.
2012.
Manfaat
Dongeng untuk Anak.
Psikologi Anak?
7.
13.
Rimsasi,
Menganalisis
Yusi
Metode
Pembelajaran Dongeng.
14.
Laura
Arenas
A.
(2012).
Alamillo
Using
&
Rosie
Bilingual
Children’s Books to Promote Equity in
the Classroom.
8.
EKA
RATNAWATI
PENINGKATAN
BERBICARA
(2010).
KEMAMPUAN
MELALUI
DONGENG
DALAM PEMBELAJARAN BAHASA
15.
McCullum, M.M., Maldonado,
N., & Baltes, B. (2014). Storytelling to
teach cultural awareness: The right
story at the right time. LEARNing
Evidence
Landscapes, 7(2), 219-232.
Practice.
16.
22.
MilaRoysa,S. Pd.,M.Pd. (2013).
from
Actual
Shally Pristine. 2013. Mengajar
KEMAMPUAN MENDONGENG GURU
Lebih
SD DENGAN TEKNIK PAGELARAN
dengan Mendongeng.
WAYANG
BEBER
UNTUK
PEMBELAJARAN SASTRA SEKOLAH
DASAR.
17.
APRESIASI SASTRA DI SEKOLAH
MELALUI
STRATEGI
IMPLEMENTASI
DIRECTED
ACTIVITY
(DRA).
READING
Universitas
Pendidikan Indonesia.
18.
Berbicara
Melalui
Dongeng Dalam Pembelajaran Bahasa
Indonesia Siswa Kelas I SD Negeri 2
Tatura.
Patimah.
EFEKTIFITAS
PEMBELAJARAN
DONGENG DALAM MENINGKATKAN
KEMAMPUAN LITERASI ANAK PADA
JENJANG USIA SEKOLAH DASAR.
Pupung Puspa Ardini (2012).
Pengaruh Dongeng dan Komunikasi
Terhadap Perkembangan Moral Anak
Usia 7-8 Tahun.
21.
Salwa
Literacy
Menyenangkan
Kartini.
METODE
BERCERITA
DALAM
MENYIMAK
DI
KELAS V SEKOLAH DASAR.
24.
Sri Yuniarti Tripungkasingtyas.
PEMBELAJARAN
SASTRA
DI
SEKOLAH DASAR MELALUI KARYA
SASTRA CERITA RAKYAT SEBAGAI
SATU
BENTUK
PENGENALAN
BUDAYA
NUSANTARA.
25.
Sukarno Budi Utomo (2013).
MENDONGENG
DALAM
PERSPEKTIF PENDIDIKAN. JURNAL
METODE
20.
dan
Sinsin
SALAH
Nurliatin Mancoro. Peningkatan
Kemampuan
19.
Asyik
PEMBELAJARAN
Novi Resmini. PEMBELAJARAN
DASAR
23.
Classroom
and
AGASTYA VOL 03 NO 01 JANUARI
2013.
26.
Suminto
PEMBELAJARAN
Darwish
Children’s
(2014).
literature:
Sayuti
(2015).
SASTRA
DI
SEKOLAH DAN KURIKULUM 2013.
Volume 1 No 2 April 2015.
27.
Sunardi, Herman J. Waluyo,
Astini Suudi, Nugraheni Eko Wardani
(2018).
Al
A.
Suggestopedia
Based
Storytelling Teaching Model for Primary
Students in Salatiga.
28.
Syafita
Sri
DONGENG
Hayati
(2017).
SEBAGAI
MEDIA
BELAJAR UNTUK MENINGKATKAN
KOMPETENSI SIKAP SOSIAL.
29.
Sylvia
Primulawati Soetantyo
(2013). PERANAN DONGENG DALAM
PEMBENTUKAN KARAKTER SISWA
SEKOLAH DASAR.
30.
YAYU RESTI PURWITASARI.
MENDONGENG
SALAHSATU
MERUPAKAN
STRATEGI
EFEKTIF
UNTUK MEMASUKAN INFORMASI
PADA ANAK DAN MENINGKATKAN
KOGNITIF ANAK USIA PRASEKOLAH
DALAM PEMBELAJARAN.
Penerapan Sastra Anak Di Dalam Kelas Melalui Mendongeng
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah
Apresiasi Bahasa dan Sastra Indonesia
Oleh :
Resi Miswanitri
1815163444
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA 2016
PENERAPAN SASTRA ANAK DI DALAM KELAS MELALUI MENDONGENG
Abstrak :
Pengenalan sastra kepada anak telah diterapkan sejak kecil. Orang tua
membacakan sebuah cerita atau mendongeng untuk anaknya merupakan salah satu
bentuk pengenalan serta pembiasan anak terhadap sastra. Dongeng merupakan
bentuk sastra lama yang bercerita tentang suatu kejadian yang luar biasa yang penuh
khayalan (fiksi) yang dianggap oleh masyarakat suatu hal yang tidak benar-benar
terjadi. Dongeng merupakan bentuk cerita tradisional atau cerita yang disampaikan
secara turun-temurun dari nenek moyang. Dongeng berfungsi untuk menyampaikan
ajaran moral (mendidik), dan juga menghibur.
Setelah anak memasuki usia sekolah, mereka akan bertemu kembali dengan
sastra, dimana guru-guru mereka dengan segala perencanaannya mengajarkan serta
menerapkan pembelajaran sastra didalam kelas. Guru merancang pembelajaran
sekreatif mungkin agar tercapainya suatu tujuan pembelajaran sastra, salah satunya
dengan mendongeng. Penerapan mendongeng di dalam kelas menggunakan teknikteknik serta persiapan oleh sang guru. Sehingga siswa dapat meningkatkan
kemampuan dalam mengapresiasi sastra.
Pendahuluan :
kegiatan
Pembelajaran sastra di sekolah
dasar
dimaksudkan
meningkatkan
untuk
kemampuan
siswa
mengapresiasi karya sastra. Kegiatan
mendengarkan,
membaca,
dan
dicari
pada
dikembangkan
daya
kepekaan
terhadap
budaya
dan
khayal,
serta
masyarakat,
lingkungan
hidup.
yang
relevan (Depdiknas, 2003 ).
latihan
penalaran,
Adapun
sumber-sumber
Tujuan
perasaan,
menulis.
pemilihan bahan ajar tersebut dapat
mengapresiasi sastra berkaitan dengan
mempertajam
berbicara,
dasar
pengajaran
dalam
yaitu
siswa
sastra
kompetensi
mampu
mengapresiasi dan berekspresi sastra
melalui
kegiatan
mendengarkan,
Pengembangan kemampuan bersastra
menonton, membaca dan melisankan
di sekolah dasar dilakukan dalam
hasil sastra berupa dongeng, puisi dan
berbagai jenis dan bentuk melalui
drama
pendek,
serta
menuliskan
pengalaman dalam bentuk cerita dan
Untuk penerapannya di dalam kelas,
puisi (KTSP, 2006).
guru
Pembelajaran sastra di Sekolah Dasar
menggunakan sastra anak, dimana
sastra anak berfungsi sebagai media
atau alat pendidikan dan hiburan dalam
membentuk
kepribadian
kreativitas
anak.
serta
Melalui
sastra
banyak manfaat yang dapat diambil
seperti,
anak,
berkembangnya
memberikan
imajinasi
pengetahuan
kepada anak, membentuk kepribadian
anak dengan moral yang baik, serta
membuat anak senang dan gembira.
yang
berperan
dalam
perencanaan pembelajaran. Membuat
penerapan
mendongeng
didalam
kelas, membuat peserta didik ikut aktif
dan
berpartisipasi
serta
mudah
menangkap konsep dari mendongeng
itu sendiri. Menumbuhkan kecintaan
anak
terhadap
sastra
melalui
mendongeng, dengan anak menjadi
terbiasa pada bacaan serta dapat
mengambil nilai moral serta pesan yang
terkandung
dalam
cerita
dongeng
tersebut.
Salah satu bentuk pembelajaran sastra
yang diterapkan di sekolah adalah
mendongeng.
Mendongeng
merupakan suatu bentuk sastra lama
yang telah didapatkan oleh peserta
didik
sejak
kecil.
Orang
tua
membacakan beberapa buku cerita
kepada mereka. Di negara maju,
mendongeng
dijadikan
sebagai
komunikasi pendidikan. Dalam cerita
dongeng terkandung banyak moral
serta
pesan
yang
baik
untuk
mengembangkan kreativitas serta cara
berpikir
anak.
mengaktifkan
Dongeng
aspek
dapat
intelektual,
kepekaa, kehalusan budi, emosi, seni,
fantasi, dan imajnasi. Tidak hanya
mengutamakan otak kiri, tetapi juga
otak kanan.
Pembahasan :
Dongeng adalah cerita prosa rakyat
yang dianggap benar-benar terjadi dan
tidak terikat oleh waktu maupun tempat,
yang mempunyai keguanaan sebagai
alat hiburan atau pelipur lara dan
sebagai alat pendidik (pelajaran moral).
Pengisahan
dongeng
mengandung
suatu harapan-harapan, keinginan dan
nasihat yang tersirat maupun yang
tersurat.
Merupakan
sarana
yang
efektif untuk memberikan pendidikan
nilai-nilai pada anak, karena cara
penyampaiannya yang tidak memaksa
anak-anak untuk menerimanya. Tokohtokoh dalam cerita dapat memberikan
teladan bagi anak-anak. Sifat atau
karakter
anak
adalah
mempunyai
akan dapat menginterpretasikan cerita
dan
di luar pengalaman yang langsung
mengidentifikasikan diri dengan tokoh
mereka alami. Dongeng dapat melatih
yang dikaguminya.Melalui dongeng,
kognisi,
anak akan dengan mudah memahami
anak-anak akan lebih kreatif. Melalui
sifat-sifat, figur-figur, dan perbuatan-
mendongeng
perbuatan yang baik dan yang buruk.
komunikasi
[8][29]
kosakata dari pendongeng. [28][11][16]
kecenderungan
Dengan
untuk
meniru
dongeng
diperkenalkan
pada
moral
anak
akan
dengan
Handajani
anak
melalui
afeksi secara inajinatifdan
terlatih
mendengarkan
(2008:
mengemukakan
bahwa
14)
dongeng
dunia imajinasi. Melalui imajinasi ini
dikemas dengan perpaduan antara
nilai-nilai
dan
diselipkan
norma-norma
dapat
unsur
hiburan
sebagai
upaya
pendidikan.
dengan
Unsur
hiburan
dalam
ditemukan
pada
pengembangan aspek moral pada
dongeng
anak. Orang tua menyediakan buku
penggunaan kosa kata yang bersifat
bacaan dirumah serta menceritakan
lucu, sifat tokoh yang jenaka, dan
atau
penggambaran
memberi
dukungan
dengan
dapat
unsur
yang
mendampingi anak dalam membaca.
memiliki
[20][12]
dongeng tersebut mengenalkan dan
menyatakan hasil riset menunjukkan
bahwa dongeng merupakan aktivitas
tradisional yang jitu bagi proses belajar
dan melatih aspek emosional dalam
sedangkan
tokoh
meminta anak untuk membaca atau
Woolfson (dalam Puspita: 2009)
jenaka,
pengalaman
unsur
dongeng
pendidikan
ketika
mengajarkan kepada anak mengenai
berbagai
nilai
luhur,
pengalaman
spiritual, petualangan intelektual, dan
masalah-masalah sosial di masyarakat.
[9]
kehidupan anak-anak. Sebab ketika
seseorang
masih
kanak-kanak,
keadaan psikologisnya masih mudah
dibentuk dan dipengaruhi. Kegiatan ini,
tidak
hanya
mengaktifkan
intelektual, namun
aspek
juga emosi, seni,
imajinasi dan pengembangan karakter.
Dengan mendongeng, anak atau siswa
Menurut
berdasarkan
Priyono
jenis
cerita
(2006)
dongeng
diklasifikasikan ke dalam lima macam :
(1) legenda, (2) fabel, (3) sahibul
hikayat, (4) mite, (5) cerita rakyat.
Dongeng yang disampaikan harus
sesuai dengan usia anak, karena setiap
dan suasana terjadinya peristiwa dalam
anak
suatu
memiliki
perbedaan
tahapan
karya
sastra
(Lustantini
perkembangan di tiap tahapan usia
Septiningsih 1998:44). Tema adalah
(2008).[20]
arti pusat yang terdapat dalam suatu
Dalam
sebuah
dongeng
terdapat
unsur-unsur yang penting meliputi alur,
tokoh,
latar,
dan
Lustaantini
tema.
(1998:16)
Menurut
penyebab
ketertarikan audience pada dongeng
tidak terlepas dari empat unsur penting
dongeng yaitu : “alur, tokoh, latar, dan
tema”.
Alur
adalah
cerita. Pemikiran-pemikiran yang di
kemukakan
oleh
pengarang
dipengaruhi oleh pengalaman, jiwa,
cita-cita dan ide yang di wujudkan lewat
tema. Keempat unsur penting tersebut
merupakan kunci ketertarikan audience
pada suatu dongeng.[1]
konstruksi
Bahasa Indonesia sebagai salah
mengenai sebuah deretan peristiwa
satu bidang studi yang memiliki tujuan
secara logis dan kronologis saling
membekali
berkaitan yang dialami pelaku oleh
mengembangkan bahasa di samping
pelaku. Tokoh adalah individu rekaan
aspek penalaran dan hafalan sehingga
yang
pengetahuan
mengalami
peristiwa
atau
siswa
dan
untuk
infonnasi
yang
perlakuan dalam berbagai peristiwa
diterima siswa sebatas produk bahasa
yang ada dalam cerita (Lustantini
dan sastra. Padahal dalam proses
Septiningsih, 1998: 16). Tokoh dapat
belajar mengajar keterlibatan siswa
memiliki dua sifat, yaitu protagonist
secara totalitas, artinya melibatkan
(Karakter
melambangkan
pikiran, penglihatan, pendengaran dan
kebaikan, menunjukan sikap positif dan
psikomotor (keterampilan). Jadi dalam
merupakan contoh yang layak ditiru)
proses belajar mengajar, seorang guru
dan
harus
yang
antagonis
(Karakterister
yang
siswa
untuk
berlawanan dengan tokoh protagonis,
mendengarkan, menyajikan
metode
merupakan contoh karakter yang harus
yang
di
dan
kesempatan
perbuatannya.Latar/Setting Istilah latar
mengajukan
biasanya di artikan tempat dan wakyu
tanggapan, sehingga terjadi dialog
terjadinya cerita. Latar adalah segala
kreatif
katerangan,
belajar mengajar yang ineraktif.
jauhi
sikap
petunjuk,
pengacauan
yang berkaitan dengan ruang, waktu
mengajak
dapat
yang
dilihat,
untuk
memberi
menulis
pertanyaan
menunjukkan
dan
atau
proses
Sebelum
dimulainya
dapat
pembelajaran,
meminta
siswa
untuk
rancangan
mengeja
kata-kata
yang
pembelajaran secara kreatif, menarik,
terdapat
pada
buku,
serta
menggunakan
menunjukkan
gambar,
yang
tanya
yang
guru
membuat
inovatif
metode
suatu
dan
pengajaran
sehingga
membuat
sesuai
kegiatan
pembelajaran menjadi bermakna.
2.
Mendongeng
dilakukan untuk siswa
dari mendongeng disini adalah
kesenyapan,
untuk meningkatkan rasa ingin
mengadakan kontak pandang, gerakan
tahu
badan dan mimik. [7]
anak
bacaan.
dongeng
penerapan
pembelajaran
sekolah
bahan
Diharapkan
dari
kegiatan ini, anak atau siswa
dapat menumbuhkan insiatifnya
beberapa cara berdasarkan kelompok
sendiri dalam membaca buku
usia :
yang tersedia di perpustakaan.
Membacakan
dasar
terhadap
ada
1.
di
yang
sudah lancar membaca. Tujuan
mengajar yakni, penggunaan suara,
Dalam
hanya
sebagaian cerita Hal ini dapat
yang sesuai, ada beberapa cara dalam
perhatian,
menarik
perhatian siswa.
Dalam memilih metode pembelajaran
pemusatan
jawab
dan
cerita
atau
3.
Mendongeng untuk teman
dongeng secara tuntas kepada
sekelas atau adik kelas. Untuk
siswa. Cara ini dilakukan untuk
siswa pada kelas yang lebih
anak berusia 6-7 tahun (kelas 1
tinggi
dan 2) dimana
kemampuan
mendongeng sudah tidak lagi
anak tersebut dalam membaca
dilakukan oleh guru, melainkan
belum terlalu baik. Guru dapat
oleh siswa. Dengan meminta
mendongeng dengan membawa
siswa mendongeng untuk teman
buku cerita bergambar atau alat
sekelas atau adik kelas, siswa
pendukung
seperti
harus banyak membaca buku.
sarana
Dengan kegiatan ini, diharapkan
Dengan
tidak hanya meningkatkan minat
lainnya
boneka tangan atau
pendukung
lainnya.
(kelas
mendongeng, berarti guru telah
baca
mengenalkan
meningkatkan
buku
kepada
siswa. Sambil bercerita, guru
siswa,
5-6),
juga
kegiatan
untuk
kemampuan
berbicara di depan umum dan
kepercayaan diri siswa.
Langkah-langkah
mendongeng
dalam
menurut
Abdul
Aziz
itu, sangatlah dianjurkan bila posisi
duduk para siswa dekat dengan guru.
Abdul Majid (2002: 30-34):
1.
Guru harus bisa mengaplikasikan,
Pemilihan Cerita
menentukan dan merancang media
Dalam hal ini, guru sebaiknya dapat
memilih cerita yang sesuai dengan
kondisi jiwanya saat akan bercerita.
Antara
yang
menyedihkan
dan
menyenangkan. Karena keadaan jiwa
pendongeng akan berpengaruh pula
pembelajaran sesuai dengan materi
yang akan dibahas. Hal ini bertujuan
agar siswa lebih termotivasi untuk
mengikuti pembelajaran. oleh karena
itu,
guru
yang
memaksimalkan
pembelalajaran
Persiapan
akan
kemampuan
yang
dimiliki untuk menyampaikan materi
pada setiap penceritaan.
2.
kreatif
Sebelum
Masuk
Kelas
sesuai
dengan
skenario pembelajaran disertai dengan
media
pembelajaran.
Penyampaian
pembelajaran
mendongeng
peristiwa dan jalan cerita, lalu masuk
sesuai
dapat
kelas dan menyampaikanya kepada
kemampuan siswa dalam berimajinasi
siswa. Yang perlu diketahui bagi para
sehingga siswa menjadi tertarik dan
guru bahwa setiap menit waktu yang
senang
digunakan untuk berfikir dan mengolah
mendongeng.
cerita
Cara mendongeng yang baik untuk
Dengan
mengetahui
rangkaian
sekaligus mempersiapkannya
sebelum
pelajaran
dimulai,
akan
akan
mengikuti
yang
menstimulus
pembelajaran
meningkatkan kompetensi soal siswa :
membantu dalam penyampaian cerita
1.
dengan mudah.
Pilih topik dongeng yang sesuai
dengan materi yang akan disampaikan
3.
Perhatikan Posisi Duduk Siswa
Topik atau cerita yang dipilih untuk
Hubungan guru dengan para siswa
ditampilkan
dalam
pembelajaran
dalam bercerita hendaknya seperti
hendaknya yang sesuai dengan apa
hubungan
tamunya.
tuan
Ia
rumah
dengan
yang ingin disampaikan dan khususnya
menyambut
mereka,
materi yang menitik beratkan pada
menghidupkan suasana, menghibur,
perkembangan
serta
siswa sekolah dasar. Misalkan, topik
menciptakan
suasana
kasih
sayang dan persahabatan. Oleh karena
tentang
kompetensi
keragaman
suku
sosial
budaya,
gotong royong, disiplin, kejujuran, kerja
pada tahap awal siswa dapat diajak
keras, dan sebagainya.
untuk ikut serta mengambil peran
2.
secara mendadak dan tidak terorganisir
Kuasailah Materi
sebelumnya sehingga memungkinkan
Penguasaan di sini lebih di titik
kita untuk melihat kompetensi awal
beratkan pada penguasaan unsur-
siswa yang sesungguhnya. Dan dapat
unsur pembangun dalam cerita seperti
dilanjutkan
tokoh, seting, alur, dan juga konflik.
mendongeng jika ia sudah memiliki
3.
kemauan
Hidupkan tokoh
Menghidupkan
tokoh
dengan
sebagai
dan
7.
dapat dilatih secara struktural dengan
mengakhiri cerita
Awalilah
dilakukan dalam kehidupan sosial yang
appersepsi
ada
pengalaman
hidup
kemampuan
Teknik
cara mengamati serta hal-hal yang
kehidupan
dalam
dalam
berkomunikasi serta mendongeng.
memberi berbagai macam ekspresi
di
parter
mengawali
sebuah
yang
dan
cerita
dengan
menarik.
Banyak
lalu
melihat
sekali tehnik-tehnik muncul yang dapat
yang
pernah
kita
gunakan.
Buatlah
beberapa
dirasakan.
improvisasi lewat lagu, suara yang
4.
beranekaragam, atau menggunakan
Menghidupkan kata-kata
Menghidupkan kata dapat dilakukan
dengan cara memberi sifat pada katakata tersebut.
5.
anak dapat. Akhirilah sebuah cerita
hati
akan
akan memancing anak untuk ingin tahu
sangat
berpengaruh ketika kita menyampaikan
sebuah dongeng. Buatlah suasana hati
yang segar dan tenang ketika hendak
mendongeng.
6.
beberapa kali pengulangan hingga
dengan ending yang terbuka sehingga
Ikhlas dalam mendongeng
Suasana
alat peraga. Dapat juga menggunakan
cerita
selanjutnya.
Ini
juga
akan
membuat anak menanti cerita kita yang
selanjutnya.
Dongeng
memberikan
beberapa
manfaat bagi anak antar lain untuk
Melibatkan siswa dalam aktivitas
mengembangkan kosa kata, memberi
teladan, pesan moral, dan problem
mendongeng
solving. Dengan demikian, diharapkan
Dalam
mendongeng
untuk
meningkatkan kompetensi sosial siswa,
anak dapat menerapkan apa yang
dalam
3. Meningkatkan minat baca anak,
kehidupan sehari-hari. Berikut adalah
Secara tak langsung, anak-anak
beberapa manfaat lain dari dongeng
yang memiliki ketertarikan pada
bagi
dongeng akan memiliki rasa
sudah
mereka
anak,
dengarkan
yakni:
a)
Media
b)
penasaran yang lebih tinggi.
Memperkenalkan Bentuk Emosi; c)
Cara yang paling mudah untuk
Mempererat
d)
mendongeng
adalah
dengan
e)
membacakan
buku
cerita
Menanamkan
Memperluas
Nilai
dan
Ikatan
Kosa
Etika;
Batin;
Kata;
dan
Merangsang Daya Imaginasi. dongeng
juga memiliki manfaat seperti Memicu
kepada mereka.
4. Membangun
kecerdasan
menciptakan
emosional, anak akan belajar
kebangkitan visual, mengaitkan kata-
tentang nilai-nilai moral dalam
kata dengan gambar, dan memupuk
kehidupan, dengan dongeng,
pengertian terhadap orang lain. [28][19]
membantu
kekuatan
berpikir,
Beberapa manfaat dongeng untuk anak
anak
dalam
memahami nilai-nilai emosional
pada sesama.
:
5. Membentuk anak yang mampu
1. Mengembangkan
imajinasi
berempati, Mereka akan belajar
anak, Melalui dongeng yang
untuk
dibacakan sang ibu, imajinasi
lingkungan sekitarnya. Dengan
anak akan diarahkan dengan
pendengaran, dan cerita-cerita
lebih baik.
yang mendidik, anak akan lebih
2. Meningkatkan
keterampilan
lebih
mudah
berempati
menyerap
pada
nilai-nilai
membaca, Kemampuan awal
positif dan berempati dengan
yang dikuasai anak-anak adalah
orang lain.
kemampuan verbal, sehingga
6. Mendongeng
otak
kanan
mereka
juga
memiliki
lebih
beberapa manfaat yang berguna
berkembang dan keterampilan
bagi psikologi anak diantaranya
berbahasanya
mampu mengasah daya pikir
lebih
terlatih.
Selain itu, kisah-kisah dongeng
dan
yang positif akan membantu
berbagi nilai dan etika, serta
anak
mampu menumbuhkan minat
bertutur
kata
bahasa yang sopan.
dalam
imajinasi,
baca pada anak.
menanamkan
Kesimpulan :
solving. Dengan demikian, diharapkan
Dongeng merupakan cerita fiksi yang
digemari dan menjadi alat penghibur.
dongeng
juga
merupakan
pendidikan,
dimana
merancang
pembelajaran
beberapa
metode
guru
alat
dapat
dengan
tertentu
agar
terciptanya suatu pembelajaran yang
kreatif, inovatif, dan menarik.
harus
bisa
Guru
mengaplikasikan,
menentukan dan merancang media
pembelajaran sesuai dengan materi
yang akan dibahas. Hal ini bertujuan
agar siswa lebih termotivasi untuk
mengikuti pembelajaran. oleh karena
itu,
guru
yang
memaksimalkan
kreatif
akan
kemampuan
yang
dimiliki untuk menyampaikan materi
pembelalajaran
sesuai
dengan
skenario pembelajaran disertai dengan
media
pembelajaran.
Penyampaian
pembelajaran
mendongeng
sesuai
dapat
akan
yang
menstimulus
kemampuan siswa dalam berimajinasi
sehingga siswa menjadi tertarik dan
senang
mengikuti
pembelajaran
mendongeng. Banyaknya
manfaat
yang dapat diambil dari pembelajaran
mendongeng untuk anak-anak.
Dongeng
memberikan
beberapa
manfaat bagi anak antar lain untuk
mengembangkan kosa kata, memberi
teladan, pesan moral, dan problem
anak dapat menerapkan apa yang
sudah
mereka
dengarkan
kehidupan sehari-hari.
dalam
DAFTAR PUSTAKA
1.
INDONESIA
Alsanudin,
Rosnita
Rustiyarso,dan
(2012).
PENINGKATAN
KEMAMPUAN
BERBICARA
MENGGUNAKAN MEDIA DONGENG
SISWA
SEKOLAH
DASAR
KABUPATEN
BOYOLALI
TAHUN
2010.
Mendongeng Yang Baik
10.
Mendongeng,
Cara
Mudah
Menyampaikan Pesan ke Anak Tanpa
Kesan Menggurui.
3.
Komisi
Pemberantasan
Korupsi.
Dian
Marlina.
MENDONGENG
MANFAAT
BAGI
PSIKOLOGI
Dindin
(2015).
Cara
Frances Vitali (2016). Teaching
for learning. Global Education Review,
3(1). 27-44
Gandhi
Membudayakan
Mendongeng
12.
Ika
Ermasari
(2017).
Membaca
dengan
Sekolah
Dasar.
di
Oktavianti,
Samsudin.
2017.
Budayakan (Lagi) Tradisi Mendongeng.
M.Pd.,
Eka
Zuliana, M.Pd., Yuni Ratnasari, M.Pd.
(2017).
ANAK.
5.
Januarta
Kompasiana.
Republik Indonesia (2007).
4.
Eky
with stories as the content and context
11.
Buku Dongeng Anti Korupsi.
2
SAWIT
DAN SASTRA INDONESIA DI KELAS
Annisa Amalia Ikhsania. 2017.
NEGERI
KECAMATAN
9.
2.
I
BENDOSARI
DALAM PEMBELAJARAN BAHASA
1 SD.
KELAS
MENGGAGAS
KEARIFAN
BUDAYA
SEKOLAH
DASAR
KAJIAN
LOKAL
DI
MELALUI
GERAKAN LITERASI SEKOLAH.
6.
Doktersehat.com.
Apakah
Manfaat dan Kekuatan Dongeng Pada
Dwi
Trihartono.
Suryani
Kompas.com.
2012.
Manfaat
Dongeng untuk Anak.
Psikologi Anak?
7.
13.
Rimsasi,
Menganalisis
Yusi
Metode
Pembelajaran Dongeng.
14.
Laura
Arenas
A.
(2012).
Alamillo
Using
&
Rosie
Bilingual
Children’s Books to Promote Equity in
the Classroom.
8.
EKA
RATNAWATI
PENINGKATAN
BERBICARA
(2010).
KEMAMPUAN
MELALUI
DONGENG
DALAM PEMBELAJARAN BAHASA
15.
McCullum, M.M., Maldonado,
N., & Baltes, B. (2014). Storytelling to
teach cultural awareness: The right
story at the right time. LEARNing
Evidence
Landscapes, 7(2), 219-232.
Practice.
16.
22.
MilaRoysa,S. Pd.,M.Pd. (2013).
from
Actual
Shally Pristine. 2013. Mengajar
KEMAMPUAN MENDONGENG GURU
Lebih
SD DENGAN TEKNIK PAGELARAN
dengan Mendongeng.
WAYANG
BEBER
UNTUK
PEMBELAJARAN SASTRA SEKOLAH
DASAR.
17.
APRESIASI SASTRA DI SEKOLAH
MELALUI
STRATEGI
IMPLEMENTASI
DIRECTED
ACTIVITY
(DRA).
READING
Universitas
Pendidikan Indonesia.
18.
Berbicara
Melalui
Dongeng Dalam Pembelajaran Bahasa
Indonesia Siswa Kelas I SD Negeri 2
Tatura.
Patimah.
EFEKTIFITAS
PEMBELAJARAN
DONGENG DALAM MENINGKATKAN
KEMAMPUAN LITERASI ANAK PADA
JENJANG USIA SEKOLAH DASAR.
Pupung Puspa Ardini (2012).
Pengaruh Dongeng dan Komunikasi
Terhadap Perkembangan Moral Anak
Usia 7-8 Tahun.
21.
Salwa
Literacy
Menyenangkan
Kartini.
METODE
BERCERITA
DALAM
MENYIMAK
DI
KELAS V SEKOLAH DASAR.
24.
Sri Yuniarti Tripungkasingtyas.
PEMBELAJARAN
SASTRA
DI
SEKOLAH DASAR MELALUI KARYA
SASTRA CERITA RAKYAT SEBAGAI
SATU
BENTUK
PENGENALAN
BUDAYA
NUSANTARA.
25.
Sukarno Budi Utomo (2013).
MENDONGENG
DALAM
PERSPEKTIF PENDIDIKAN. JURNAL
METODE
20.
dan
Sinsin
SALAH
Nurliatin Mancoro. Peningkatan
Kemampuan
19.
Asyik
PEMBELAJARAN
Novi Resmini. PEMBELAJARAN
DASAR
23.
Classroom
and
AGASTYA VOL 03 NO 01 JANUARI
2013.
26.
Suminto
PEMBELAJARAN
Darwish
Children’s
(2014).
literature:
Sayuti
(2015).
SASTRA
DI
SEKOLAH DAN KURIKULUM 2013.
Volume 1 No 2 April 2015.
27.
Sunardi, Herman J. Waluyo,
Astini Suudi, Nugraheni Eko Wardani
(2018).
Al
A.
Suggestopedia
Based
Storytelling Teaching Model for Primary
Students in Salatiga.
28.
Syafita
Sri
DONGENG
Hayati
(2017).
SEBAGAI
MEDIA
BELAJAR UNTUK MENINGKATKAN
KOMPETENSI SIKAP SOSIAL.
29.
Sylvia
Primulawati Soetantyo
(2013). PERANAN DONGENG DALAM
PEMBENTUKAN KARAKTER SISWA
SEKOLAH DASAR.
30.
YAYU RESTI PURWITASARI.
MENDONGENG
SALAHSATU
MERUPAKAN
STRATEGI
EFEKTIF
UNTUK MEMASUKAN INFORMASI
PADA ANAK DAN MENINGKATKAN
KOGNITIF ANAK USIA PRASEKOLAH
DALAM PEMBELAJARAN.