STUDI UJI KORELASI PENGEMBANGAN KEBUTUHA

STUDI UJI KORELASI PENGEMBANGAN KEBUTUHAN AIR MINUM
DI PERMUKIMAN DESA BAJO
KECAMATAN SANANA UTARA KABUPATEN KEPULAUAN SULA
Nia Aulia1
1

Mahasiswa Prodi Perencanaan Wilayah Kota,
Universitas Pasundan
niaauliaaa11@gmail.com

Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota
Universitas Pasundan Bandung
Jl.Dr.Setiabudi No.193,Bandung

I.

PENDAHULUAN
Perubahan tata guna lahan (land use) sangat berperan dalam menaikan

jumlah limpasan permukaan.


Perubahan tata guna lahan dari kawasan hutan

menjadi kawasan terbangun akan mempengaruhi kuantitas resapan tanah, karena
diatas tanah yang bisa meresap air telah ditutupi bangunan permanen yang kedap
air, sehingga air hujan yang mengalir di permukaan cukup besar. Apabila limpasan
permukaan tidak dikelola dan ditangani dengan baik akan terjadi banjir.
Permasalahan melimpasnya air dari drainase adalah hal “lumrah” yang
sering dialami setiap musim hujan terjadi. Keterbiasaan dengan keadaan ini
mengakibatkan masalah drainase dianggap bukan persoalan yang penting.
Genangan banjir baru dianggap mengganggu bila sudah menyebabkan
lumpuhnya aktivitas lalu lintas karena badan jalan sudah digenangi air dan tidak
bisa lagi dilalui.
Perkembangan kota yang diikuti dengan meningkatnya jumlah penduduk
di Kota Bukittinggi menyebabkan terjadi alih fungsi lahan menjadi areal
permukiman. Adanya perubahan struktur tanah dari persawahan menjadi areal
permukiman mengakibatkan terganggunya daya resap tanah sehingga aliran
permukaan (run off) menjadi semakin besar. Pada akhirnya kondisi inilah yang

menyebabkan timbulnya genangan di beberapa lokasi karena debit limpasan
yang ada sudah tidak dapat lagi tertampung oleh kapasitas saluran.

Persoalan-persoalan eksisting berkaitan dengan sistem drainase di kota
Bukittinggi secara umum adalah sebagai berikut:
-

Tidak mengalirnya air dari badan jalan ke saluran sehingga cenderung
terjadi genangan air pada saat hujan.

-

Kurang seragamnya dimensi saluran yang mengakibatkan meluapnya
air hujan ke jalan.

-

Kurang berfungsinya tali air, sebagai tempat mengalirnya air hujan dari
badan jalan ke saluran, hal ini dikarenakan kurangnya pemeliharaan,
yang mengakibatkan tersumbatnya tali air tersebut akibat pengendapan
kotoran atau sampah.

-


Banyaknya sampah dan lumpur yang menyebabkan penyumbatan aliran
air dan kapasitas saluran menjadi kecil sehingga tidak mampu
menampung debit air hujan yang masuk terutama saat hujan lebat. Hal
ini berkaitan dengan kurangnya tingkat kesadaran masyarakat terhadap
kebersihan saluran.

II.

TINJAUAN TEORI


UJI KORELASI
Korelasi dapat diartikan sebagai hubungan. Namun ketika dikembangkan

lebih jauh, korelasi tidak hanya dapat dipahami sebatas pengertian tersebut.
Korelasi merupakan salah satu teknik analisis dalam statistik yang digunakan
untuk mencari hubungan antara dua variabel yang bersifat kuantitatif. Hubungan
dua variabel tersebut dapat terjadi karena adanya hubungan sebab akibat atau
dapat pula terjadi karena kebetulan saja. Dua variabel dikatakan berkolerasi

apabila perubahan pada variabel yang satu akan diikuti perubahan pada variabel
yang lain secara teratur dengan arah yang sama (korelasi positif) atau berlawanan
(korelasi negatif).

Kedua variabel yang dibandingkan satu sama lain dalam korelasi dapat
dibedakan menjadi variabel independen dan variabel dependen. Sesuai dengan
namanya, variabel independen adalah variabel yang perubahannya cenderung di
luar kendali manusia. Sementara itu variabel dependen adalah variabel yang dapat
berubah sebagai akibat dari perubahan variabel indipenden. Hubungan ini dapat
dicontohkan dengan ilustrasi pertumbuhan tanaman dengan variabel sinar
matahari dan tinggi tanaman. Sinar matahari merupakan variabel independen
karena intensitas cahaya yang dihasilkan oleh matahari tidak dapat diatur oleh
manusia. Sedangkan tinggi tanaman merupakan variabel dependen karena
perubahan tinggi tanaman dipengaruhi langsung oleh intensitas cahaya matahari
sebagai variabel indipenden.


PENGERTIAN AIR MINUM
Air merupakan kebutuhan yang sangat vital bagi kehidupan manusia tanpa


air manusia tidak mungkin dapat hidup, karena untuk berbagai macam kegunaan,
manusia selalu mengkonsumsi air dan menggunakan berbagai kumpulan air di
permukaan bumi ini. Tidak ada yang dapat menggantikan fungsi air dan tidak
ada barang yang dapat menjadi substitusi dari air.
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 16
Tahun 2005 Tentang Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum, didapat
beberapa pengertian mengenai :
1. Air minum adalah air minum rumah tangga yang melalui proses
pengolahan atau tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat
kesehatan dan dapat langsung diminum.
2. Penyediaan air minum adalah kegiatan menyediakan air minum untuk
memenuhi kebutuhan masyarakat agar mendapatkan kehidupan yang
sehat, bersih, dan produktif.



Pengembangan Sistem Pelayanan Air Minum
Pengembangan Sistem Pelayanan Air Minum (SPAM) adalah kegiatan yang

dilakukan terkait dengan ketersediaan sarana dan prasarana SPAM dalam rangka


memenuhi kuantitas, kualitas, dan kontinuitas Air Minum yang meliputi
pembangunan baru, peningkatan, dan perluasan. Air Minum adalah Air Minum
Rumah Tangga yang melalui proses pengolahan atau tanpa proses pengolahan yang
memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum (Peraturan Pemerintah RI
No 122 Tahun 2015 Tentang Sistem Penyediaan Air Minum).


Kebutuhan Air Minum
Air minum adalah air yang melalui proses pengolahan atau tanpa proses

pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum
(keputusan mentri kesehatan nomor 907 tahun 2002). Kebutuhan air minum adalah
banyaknya air yang diperlukan untuk melayani penduduk yang dibagi dalam dua
klasifikasi pemakaian air bersih, yaitu untuk keperluan domestik (rumah tangga)
dan non domestik. Target pelayanan harus mengacu pada Millenium Development
Goals (MDGs) Sulawesi tengah di mana daerah perkotaan harus sudah terlayani
60% dari jumlah penduduk. Dalam melayani jumlah cakupan pelayanan penduduk
akan air bersih sesuai target, maka direncanakan kapasitas sistem penyediaan air
bersih yang dibagi dalam dua klasifikasi pemakaian air, yaitu untuk keperluan

domestik (rumah tangga) dan non domestik.


Sistem Air Minum
Sistem penyediaan air bersih adalah usahausaha teknis yang dilakukan

untuk mengalirkan air yang belum bersih (air baku) yang belum bersih dari sumber
air melalui sistem pegolahan tertentu hingga didapatkan air yang memenuhi
standar lalu disalurkan

ke konsumen /pemakai (sudah menjadi air bersih ).

(Anwar,1986).


Proses Pengelolaan Air Baku Menjadi Air Bersih di PDAM
PDAM merupakan perusahaan milik daerah yang bergerak di bidang

pengelolaan dan pendistribusian air bersih. Beberapa fasilitas yang memililki dalam
pemprosesan air bersih antara lain : intake, menara air, clarifier, pulsator, filter,

dan reservoir. Semua peralatan-peralatan tadi dapat dioperasikan melalui system

computer yang ada. Selain berbagai macam peralatan tadi, PDAM juga
menggunakan bahan kimia seperti : kaporit dan tawas dalam proses pengelolaan air
bersih. Air yang di produksi dipantau kualitasnya oleh laboratorium. Sehingga air
yang di hasilkan selalu memenuhi standar kesehatan air bersih. Berikut penjelasan
beberapa fasilitas yang di miliki PDAM dalam pengelolaan air baku menjadi air
minum :
1)

Intake

2)

Menara air baku

3)

Clarifier


4)

Rapid mixing (bangunan pengaduk cepat).

5)

Slow mixing (bangunan pengaduk lambat)

6)

Bangunan fitrasi

7)

Reservoir


Pengertian Permukiman
Pengertian dasar permukiman dalam UU No.1 tahun 2011 adalah bagian


dari lingkungan hunian yang terdiri atas lebih dari satu satuan perumahan yang
mempunyai prasarana, sarana, utilitas umum, serta mempunyai penunjang kegiatan
fungsi lain dikawasan perkotaan atau kawasan perdesaan.
Permukiman berasal dari kata pemukim. Dari asal katanya, terdapat tiga
istilah penting dalam permukiman

yang

berbeda

maknanya,

yaitu:

Pemukim, pemukiman, dan permukiman.


Suku Bajo
Sebutan Suku Bajo, atau Orang Bajo, umumnya digunakan oleh penduduk


di wilayah Indonesia Timur untuk menyebut suku pengembara laut ini, yang
tersebar di berbagai wilayah (Anwar, 2006).
Menurut Francois-robert Zacot (2008). Suku bajo biasanya membangun
pemukiman mereka di tepi laut, tetapi masih dalam sisi air, tidak di sisi darat.
Karena mereka hidup tersebar di wilayah yang luas, istilah digunakan untuk

menunjukkan mereka juga bervariasi tergantung pada lokasi geografis sekitar
pemukiman. (Benny Baskara and Oce Astuti).
Suku bajo tidak membangun rumahnya di darat/atas tanah, melainkan di
atas air, dengan sebagian tiang berada di terumbuh karang atau semua tiang
dibangun diatas terumbuh karang agar tetap kokoh. Dalam kaitannya dengan
pendekatan ekosistemik, suku bajo memiliki Tradisi Mamia Kadialo (Melaut).


Penyediaan Kebutuhan Air Minum Di Kabupaten Kepulauan Sula
Air minum merupakan salah satu kebutuhan pokok yang selalu dikonsumsi

oleh masyarakat Kabupaten Kepulauan Sula karena sangat berpengaruh terhadap
kelancaran aktivitas masyarakat sehari-hari. Meningkatnya aktivitas perekonomian
dan pembangunan di Kabupaten Kepulauan Sula menyebabkan kebutuhan akan air
minum juga menjadi semakin meningkat setiap tahunnya. Di Kabupaten Kepulauan
Sula, air minum didapati dengan 2 (dua) cara yaitu melalui penyediaan air bersih
individual dan penyediaan air bersih perkotaan yang memanfaatkan jaringan air
bersih milik Perusahaan Daerah Air
Minum (PDAM) dan memanfaatkan sumur resapan dan pemanfaatan Air
permukaan. Lokasi Instalasi Pengolahan Air Minum yang dikelola oleh Kantor
PDAM berada di Desa Wai Bau Kecamatan Sanana. Sumber air bersih yang
dikelola oleh pihak PDAM Kabupaten Kepulauan Sula berasal dari Sumur mata air,
sedangkan untuk pemanfaatan sumur bor dan air permukaan hamper semua desa
sudah menerapkan cara tersebut.


Analisis Proyeksi Penduduk Metode Penelitian

Dengan melihat tabel pertumbuhan penduduk 20 tahun terakhir di Desa Bajo maka
analisis proyeksi penduduk yang akan digunakan untuk memproyeksikan jumlah
penduduk pada tahun 2036 adalah menggunakan rumus Geometrik. Rumus
Geeometrik untuk proyeksi jumlah penduduk di Permukiman Desa Bajo selama 20
tahun ke depan dapat dilihat pada perhitungan di bawah ini :
Pn = P0 (1 + r)n

= 1609 (1+2,033%)20 = 1609 (1+ 0,02033)

20

= 1609

(1,02) 20
= 1609 (1,48)
= 2381,32 Jiwa


Jumlah Kebutuhan Air Minum Domestik di Permukiman Desa Bajo
Pada Saat Sekarang Dan Pada Tahun 2031
Kebutuhan air minum penduduk permukiman Desa Bajo untuk saat

sekarang adalah sebagai berikut:
Jary

= Yn x SABy

Jumlah air bersih yang dibutuhkan = 1609 x 60
= 96540 liter/hari
= 1,11 liteik

Sedangkan kebutuhan air bersih penduduk permukiman Desa Bajo untuk
tahun proyeksi 2036 adalah sebagai berikut:
Jary

= Yn x SABy

Jumlah air bersih yang dibutukan
=2381,32 x 60
= 142879,2 liter/hari
= 1,65 liter/detik

Analisis Kebutuhan Sarana Air Minum
Untuk pemenuhan sarana air minum di permukiman Desa Bajo hingga
tahun 2036 tidak terjadi

penambahan untuk beberapa

sarana

berdasarkan hasil proyeksi penduduk pada tahun 2036 dan SPM untuk Kebutuhan
Sarana.

Tabel 4 Proyeksi Kebutuhan Sarana Permukiman
Desa Bajo Tahun 2036
No

Sarana

Eksisting (2016)

Proyeksi (2036)

Unit

Unit

1

Masjid

2

-

2

TK

4

-

3

SD

6

-

4

SMP

4

-

5

Pasar

3

-

6

Kantor

3

-

7

Posyandu

2

-

24

-

Jumlah

(Sumber: Hasil Analisis Kebutuhan Sarana)

III. APLIKASI DALAM SPSS


Signifikansi :
1. Berkenaan dengan besaran angkat jika 0, maka artinya tidak ada
korelasi sama sekali dam jika korelasi 1 berarti korelasi
sempurna, halini berarti bahwa semakin mendekati 1 atau -1 maka
hubungan dua variabel semakin kuat, sebaliknya, jika r (koefisien
korelasi) mendekati 0 maka hubungan dua variabel semakin
lemah.

Sebagai

standarisasi,

angka

korelasi

diatas

0,5

menunjukan korelasi yang cukup kuat, sedangkan 0,5 korelasi
lemah.
2. Selain besarnya korelasi, tanda korelasi juga berpengaruh pada
penafsiran hasil. Tanda negatif (-) pada output menunjukana
danya arahan yang berlawanan, sedangkan tanda positif (+) pada
output menunjukan adanya arahan yang sama.

B. Dasar pengambilan keputusan Pada Uji korelasi :
1. Berdasarkan nilai signifikansi : jika nilai signifikansi > dari 0,05
maka kesimpulannya tidak terdapat korelasi, sedangkan jika <
0,05 maka terdapat korelasi.
Berdasarkan tanda bintang (*) yang diberikan SPSS : jika terdapat tanda
bintang pada pearson corelation maka antara variabel yang dianalisi terjadi
korelasi, sebaliknya jika tidak terdapat tada bintang tidak terjadi korelasi.
IV.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Kasus
Jumlah Kebutuhan Air Minum Non Domestik Permukiman Desa Bajo Tahun 2016
No

Uraian

Jumlah

Jumlah

SPM

(unit)

(ltr/hr)

(ltr/hr)

Satuan

1

Kantor

2

100

1000 Liter/unit/har

2

TK

4

80

1000 Liter/unit/har

3

SD

6

100

1000 Liter/unit/har

4

SMP

4

100

1000 Liter/unit/har

5

Masjid

3

350

Liter/unit/har
3000

6

Pasar

3

200

Liter/unit/har

7

Posyan
du

2

40

12000
300 Liter/unit/har

24

970

Jumlah



7312


 Aplikasi Pada SPSS:
Berikut merupakan langkah-langkah dalam menggunakan uji linearitas
pada SPSS, diantaranya :

1. Buka SPSS
2. Klik Variable View, kemudian kebagian Name tulis saja Jumlah_unit,
kemudian di baris kedua Jumlah_lt_hari dan di baris ketiga SPM, pada
kolom Type ubah menjadi numeric. Pindah ke data View dan lengkapi data
sampai seperti di bawah ini.

3. Klik menu Analyze, kemdian pilih Correlate, dan klik Bivariate.

4. Selanjutnya akan muncul kotak dengan nama Bivariate Correlations,
masukkan variable Populasi ,RTH, dan Polusi ke kolom variable. Pastikan
kolom Correlation Coefficient sudah mencentang Pearson, kemudia Test
Of Significance sudah mencentang Two Tailed. Dan Falg significant
correlation juga sudah dicentang.

5. Klik OK, maka akan keluar sebagai berikut.

Dalam pengambilan keputusan, dapat dilihat dari nilai signifikansi dan nilai
pearson pada tabel Correlation , maka dapat dilihat 2 pertimbangan :
a. Berdasarkan nilai signifikansi : dari output diatas, diketahui antara
Jumlah (unit) dengan Jumlah (lt/hr), nilai signifikasi 0,854 < 0,05 yang
berarti terdapat korelasi yang signifikan. Selanjutnya antara Motivasi
dengan SPM (lt/hr) nilai signifikansinya 0,779 < 0,05 terdapat korelasi
yang signifikan. Terakhir antara Jumlah (lt/hr) dengan SPM (lt/hr) 0,316<
0,005 terdapat nilai yang signifikan.
b.

Melihat Nilai Parson Correlation : dari output diatas, diketahui bahwa
nilai Pearson Correlation yang dihubungkan antara masing-masing variabel
tidak mempunyai tanda bintang, ini berarti terdapat korelasi yang tidak
signifikan antara variabel yang berhubugan.

Daftar Pustaka
Pirngadi,

Heri,

Budi.

(2017).

Prasarana

Air

Minum

.Universitas

Pasundan.Bandung
Takumansang, Esli D. Suparjo, Suryadi. Than, Ferdi. (2018). STUDI
PENGEMBANGAN KEBUTUHAN AIR MINUM DI PERMUKIMAN
DESA

BAJO

KECAMATAN

SANANA

UTARA

KABUPATEN

KEPULAUAN SULA. Universitas Sam Ratulangi Manado. Manado.
Blogspot.https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/spasial/article/view/1871
0. (diakses 13 Maret 2018)

Dokumen yang terkait

ANALISIS KONTRIBUSI MARGIN GUNA MENENTUKAN PRIORITAS PENGEMBANGAN PRODUK DALAM KONDISI KETIDAKPASTIAN PADA PT. SUMBER YALASAMUDRA DI MUNCAR BANYUWANGI

5 269 94

STUDI KANDUNGAN BORAKS DALAM BAKSO DAGING SAPI DI SEKOLAH DASAR KECAMATAN BANGIL – PASURUAN

15 183 17

STUDI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA EMPIRIS PADA PASIEN RAWAT INAP PATAH TULANG TERTUTUP (Closed Fracture) (Penelitian di Rumah Sakit Umum Dr. Saiful Anwar Malang)

11 138 24

STUDI PENGGUNAAN SPIRONOLAKTON PADA PASIEN SIROSIS DENGAN ASITES (Penelitian Di Rumah Sakit Umum Dr. Saiful Anwar Malang)

13 140 24

UJI AKTIVITAS TONIKUM EKSTRAK ETANOL DAUN MANGKOKAN( Polyscias scutellaria Merr ) dan EKSTRAK ETANOL SEDIAAN SERBUK GINSENG TERHADAP DAYA TAHAN BERENANG MENCIT JANTAN (Musmusculus)

50 334 24

OPTIMASI FORMULASI dan UJI EFEKTIVITAS ANTIOKSIDAN SEDIAAN KRIM EKSTRAK DAUN KEMANGI (Ocimum sanctum L) dalam BASIS VANISHING CREAM (Emulgator Asam Stearat, TEA, Tween 80, dan Span 20)

97 464 23

STUDI PENGGUNAAN ACE-INHIBITOR PADA PASIEN CHRONIC KIDNEY DISEASE (CKD) (Penelitian dilakukan di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Muhammadiyah Lamongan)

15 136 28

PENGEMBANGAN TARI SEMUT BERBASIS PENDIDIKAN KARAKTER DI SD MUHAMMADIYAH 8 DAU MALANG

57 502 20

PERANAN ELIT INFORMAL DALAM PENGEMBANGAN HOME INDUSTRI TAPE (Studi di Desa Sumber Kalong Kecamatan Wonosari Kabupaten Bondowoso)

38 240 2

PROSES KOMUNIKASI INTERPERSONAL DALAM SITUASI PERTEMUAN ANTAR BUDAYA STUDI DI RUANG TUNGGU TERMINAL PENUMPANG KAPAL LAUT PELABUHAN TANJUNG PERAK SURABAYA

97 602 2