HOTEL DAN PEMANDIAN KEBON AGUNG JEMBER

HOTEL DAN PEMANDIAN KEBON AGUNG JEMBER

ARTIKEL ILMIAH
Diajukan untuk memenuhi persyaratan
memperoleh gelar Sarjana Teknik

Disusun oleh:
A PUTRA PERDANA
NIM. 06106530-01

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN ARSITEKTUR
MALANG
2013

HOTEL DAN PEMANDIAN KEBON AGUNG, JEMBER
A Putra Perdana, Sigmawan Tri Pamungkas, Pranowo
Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Arsitektur Brawijaya
Jalan MT. Haryono 167, Malang 65141, Indonesia

E-mail: [email protected]
ABSTRAK
As a tour destination managed by Jember regency, now Kebon Agung Hotel and Swimming Pool getting
worse due to neglected UPTD Kebon Agung expansion program by Jember regency. Facilities planning and
design over each Kebon Agung potential, which is currently abandoned site of a total area of 3.83 ha, is hoped
to provide a better design, which is able to combine the two types of swimming pool and stay-accommodation
(hotel) that has different characters (swimming pool which is more public and hotel which is more private) all in
well integrated site design, mass and layout order, but still maintaining each building function character. In the
design process, an exploratory method is used after receiving the result of a form of creative transformation. The
connections of two characters are combined by site-design treatment, thus providing transitional spaces and
unifying functions are imporant solution options for this design treatment.
Sebagai objek wisata sekaligus penginapan yang dikelola oleh Pemkab Jember, keadaan Hotel dan
Pemandian Kebon Agung yang semakin memburuk akibat terabaikannya program pengembangan objek wisata
UPTD Kebon Agung dari Pemkab Jember. Perancangan ulang fasilitas dan desain Kebon Agung dengan
memanfaatkan keseluruhan potensi tapak yang kini masih terbengkalai dari total luas wilayah 3.83 Ha ini,
diharapkan mampu memberikan desain yang lebih baik, yang mampu menyatukan kedua jenis fungsi pemandian
dan penginapan (hotel) yang berbeda karakter (pemandian yang bersifat umum dengan hotel yang cenderung
privat) dalam satu desain tapak terpadu baik tata massa dan tata ruang luarnya, namun tetap mempertahankan
sifat dan karakter fungsi masing-masing bangunan. Dalam proses desain, metode eksploratif digunakan setelah
mendapat hasil bentuk dari transformasi ide kreatif. Hubungan kesatuan dua karakter fungsi ini dipadukan oleh

pengolahan desain tapak, sehingga pemberian ruang-ruang transisi dan fungsi-fungsi penyatu menjadi salah satu
opsi solusinya.
Kata kunci: hotel, pemandian, tata massa, tata ruang luar, terpadu

PENDAHULUAN
Hotel dan Pemandian Kebon
Agung, salah satu objek wisata buatan
andalan Kabupaten Jember, pada awalnya
dibangun pada tahun 1972. Berdasarkan
data pengunjung yang dimiliki Dinas
Pariwisata Kabupaten Jember (20002010), pada tahun 2005, Kebon Agung
menjadi wisata dengan jumlah pengunjung
terbesar di ranking ketiga, melesat hingga
mencapai 71 ribu pengunjung, namun
setelah itu, pada tahun-tahun selanjutnya,
Kebon Agung cenderung mengalami
penurunan jumlah pengunjung.
Sebelum
pemindahan
lokasi

pelatihan
selam,
Pengcab
POSSI
(Persatuan Olahraga Senam Seluruh
Indonesia) Sidoarjo selalu menggelar
pelatihan di kolam renang Kebon Agung.
Namun, sejak tahun 2009 lalu, lokasi

pelatihan dipindah ke kolam renang Tirta
Krida, Juanda, alasannya karena ukuran
kolam renang yang tidak memenuhi
standar. Ukuran kolam renang Kebon
Agung hanya 25x10 meter, sedangkan
nomor yang diikuti dalam pertandingan
minimal adalah 50 meter. Bahkan saat ini,
kerusakan cacat pada fasilitas kolam
renang semakin parah, mulai dari cat kursi
tribun yang mulai kusam, hingga tiangtiang dan penutup tribun yang mulai lapuk
oleh karat. Sehingga dibutuhkan konstruksi

baru untuk meningkatkan akomodasi dan
fasilitas kolam renang, bila memang ingin
mengembalikan
kepopuleran
Kebon
Agung seperti dahulu (Winda Nurhayati,
2008).
Target murni untuk pendapatan asli
daerah (PAD) tahun 2010 Rp 125 juta, baru
tercukupi 50 persen. Tahun lalu (2009)
2

hanya terpenuhi 75 persen dari target Rp
120 juta. Menurutnya, banyak tamu yang
enggan menginap di Hotel Kebon Agung
karena fasilitas mebeler tak memadai.
Pengelola
hotel
pernah
mencoba

mengajukan anggaran dalam APBD 2010
untuk melakukan perbaikan. Namun
rupanya tak ada jatah untuk mereka.
Untungnya, Pendapatan Kebon Agung
masih agak tertolong oleh fasilitas
pemandian yang ada.
Dengan potensi lokasi yang sangat
baik, berada pada dataran tinggi yang
cukup dekat dengan pusat kota, namun
cukup jauh dari keramaian; lokasi lahan
dikelilingi oleh panorama alam (sawah dan
kebun); tanah berkontur yang subur; serta
berada
pada
wilayah
pemukiman
masyarakat yang baik, pengembangan
Hotel dan Pemandian Kebon Agung akan
lebih optimal apabila diarahkan mendekati
konsep resor. Namun, untuk mencapai hal

itu, hotel kelas melati ini perlu naik kelas
menjadi kelas berbintang. Dengan
demikian Kebon Agung dapat didesain
kembali dalam perancangan kompleks
fasilitas Hotel dan Pemandian Kebon
Agung, Jember yang mampu mewadahi
kebutuhan fungsi penginapan dan
pemandian dan pemandian dengan tata
massa dan ruang luar yang terpadu, namun
tetap menjaga tuntutan dan karakteristik
masing-masing fungsinya.

b. Kondisi eksisiting bangunan hotel
dan pemandian Kebon Agung
c. Pola kegiatan atau aktivitas
pengguna kedua bangunan
d. Permasalahan arsitektural maupun
non arsitektural pada objek kajian
2. Wawancara
Adapun tujuan dari wawancara

adalah untuk mendapatkan sumber
informasi berupa saran, kritik, maupun
permasalahan arsitektural maupun non
arsitektural, demi memperolah gambaran
konsep yang lebih jelas dalam proses
perancangan objek studi selanjutnya.
B. Data sekunder
1. Studi pustaka
Data yang digunakan dari studi
pustaka ini dapat berupa teori, pendapat
ahli dan peraturan pemerintah yang
menjadi dasar perancangan sehingga dapat
memperdalam analisa. Data diperoleh dari
literatur berupa buku, jurnal, dan aturan dan
kebijakan pemerintah terhadap keberadaan
fungsi serta peraturan yang menyertainya.
2. Studi komparasi
Pengumpulan data studi komparasi
diperoleh melalui media internet ataupun
buku teks seperti majalah mengenai kajian

terkait. Kusuma Agrowisata dan Hotel di
Batu; objek wisata Rembangan, Jember;
Ubud Hotel & Villas, Malang; dan Klub
Bunga Butik Resor, Batu, Malang.

METODE KAJIAN PERANCANGAN
Rangkaian dari hal-hal yang
melatarbelakangi munculnya temuan ide
serta identifikasi masalah yang didapat,
kemudian difokuskan dalam sebuah
rumusan masalah untuk selanjutnya masuk
pada pengeumpulan data. Data yang
terkumpul kemudian dapat diklasifikasikan
menjadi dua, yaitu:
A. Data primer
1. Survei Lapangan
Survei ini dilakukan secara
langsung dan merekam fakta-fakta yang
berupa:
a. Kondisi eksisting lokasi objek studi

dan lingkungan sekitarnya

Data yang telah diklasifikasikan ini
kemudian barulah melalui proses analisa
untuk kemudian didapatkan simpulannya.
1. Analisa
Proses analisa di sini meliputi
analisa parameter kelayakan (rusaktidaknya) fisik, analisa lokasi dan
lingkungan sekitarnya, analisa bangunan,
analisa pelaku dan aktivitas dengan
mempertimbangkan kondisi eksisting, teori
dan standar perancangan, serta tinjauan dari
objek komparasi.
2. Sintesa
Sintesa merupakan kesimpulan dari
analisa yang menghasilkan konsep
programatik dan konsep perancangan yang
3

Sebelah barat : berbatasan dengan sawah

warga, jalan setapak, dan (3) salah satu
rumah warga

nantinya dijadikan acuan atau pedoman
pada
proses
rancang
bangunan.
Kesimpulan ini berupa:
a. Sintesa kesimpulan dari hasil
analisa kelayakan fisik;
b. Sintesa dari analisa fungsi, pelaku,
aktivitas, dan ruang yang berujung
pada konsep programatik;
c. Sintesa dari hasil analisa tapak yang
membantu mengarahkan pada
konsep tata massa dan ruang luar;
d. Sintesa dari hasil analisa bangunan
membantu
mendapatkan

pola
bentuk bangunan.

3

2
1

Sawah
warga

Jl. Arowana

Perumahan
warga

Secara umum digunakan dua
metode dalam proses perancangan ini
antara lain yaitu: metode transformasi yang
digunakan untuk menafsirkan suatu ide
kreatif ke dalam sebuah bentuk desain.
Kemudian
dilakukan
pengembangan
konsep dasar melalui metode eksploratif.
Sedangkan metode yang digunakan pada
tahap pembahasan maupun penyimpulan
yaitu dengan metode deskriptif yakni
melalui tekhnik-tekhnik sajian berupa
narasi, visualisasi gambar desain, serta
gambar- diagramatik dan tabulasi.

Sawah
warga
Gambar 1. Foto udara Hotel dan Pemandian Kebon Agung
Sumber: Google Earth

Kelayakan Fisik Pengembangan
Dalam analisa kelayakan ini,
dilakukan analisa SWOT yang dapat
dijelaskan dalam tabel berikut:
Tabel 1. Analisa SWOT pada Hotel dan
Pemandian Kebon Agung

Internal Origin
(Faktor Internal)

HASIL DAN PEMBAHASAN
Hotel dan Pemandian Kebon
Agung yang terletak di Jalan Arowana no.
59 (Gebang Taman), Jember berada di
ketinggian 110 meter di atas permukaan
laut dengan panorama yang ditumbuhi
pepohonan hijau seluas 3.8 Ha. Dengan
letak letak yang strategis disertai keasrian
dan kesejukan yang alami menjadikan
objek wisata ini pantas dijadikan
primadona Kabupaten Jember.
Dari lokasi gambar udara berikut
dapat ditunjukkan sebagai berikut:
Sebelah utara
: berbatasan dengan
(1) Kantor Dinas Perkebunan Nusantara X
(Persero) – (2) Kantor Penelitian dan jalan
Arowana
Sebelah timur
: berbatasan dengan
perumahan warga
Sebelah selatan
: berbatasan dengan
sawah milik warga
4

Helpful
(Pendukung)

Harmful
(Kendala)

Strengths (Kekuatan):
1. Memiliki asset tanah
seluas 3.83 hektare;
2. Lokasi yang strategis.
2km dari pusat kota,
8km dari terminal induk,
dan 2km dari stasiun
kereta api;
3. Memiliki asset tanah
seluas 3.83 hektare;
4. Lokasi yang strategis.
2km dari pusat kota,
8km dari terminal induk,
dan 2km dari stasiun
kereta api;

Weaknesses (Kelemahan):
1. Kurang
memadainya
fasilitas fisik yang ada;
2. Tidak
memiliki
restaurant yang baik;
3. Tidak
memiliki
departemen keamanan
(security) pada bagian
penginapan hotel;
4. Kurang
memadainya
fasilitas fisik yang ada;
5. Tidak
memiliki
restaurant yang baik;
6. Tidak
memiliki
departemen keamanan
(security) pada bagian
penginapan hotel;

Internal Origin
(Faktor Internal)

Strengths (Kekuatan):
5. Jauh dari keramaian
dengan keadaan sosial
masyarakat yang baik;
6. Berada di ketinggian
110mdpl,
sehingga
udaranya masih sejuk;
7. View
lokasi
yang
terhubung
dengan
persawahan masyarakt
setempat yang baik;
8. Promo hotel: bermalam
10 hari berturut-turut,
gratis satu hari mnginap;
9. Pelanggan hotel gratis
sewa kolam renang;

Weaknesses (Kelemahan):
7. Kapasitas
aula
tak
memadai (±70 orang,
dengan peraltan yang tak
layak);
8. SDM kurang memadai,
karena hanya lulusan
SD/SMP.
9. Pemafaatan
lahan
kosong
yang
tidak
optimal;
10.
Penggunaan
investasi belum focus
pada
pengembangan
produk wisata Hotel dan
Pemandian
Kebon
Agung

External Origin
(Faktor Eksternal)

Opportunities (Peluang):
1. Adanya
lonjakan
wisatawan akibat promo
wisata oleh BBJ setiap
tahunnya;
2. Salah
satu
sektor
industri yang baik di
Indonesia adalah sektor
pariwisata;
3. Keberadaan
internet
sebagai media promosi
yang
sangat
berpengaruh;
4. Dorongan dari PemKab
untuk
meningkatkan
target pemasukan;
5. Jember menjadi salah
satu
tujuan
wisata
daerah Jawa Timur;

Threats (Ancaman):
1. Belum keluarnya dana
renovasi dari pemerintah
kabupaten;
2. Tumbuhnya
objek
wisata baru yang serupa
baik wisata tirta maupun
hotel dengan fasilitas
lebih baik;
3. Adanya pasar bebas
yang
mengakibatkan
persaingan
semakin
sengit
antar
bisnis
komersil;

1. Peningkatan
kualitas
manejemen
atraksi dengan menawarkan kombinasi
produk wisata.
2. Pembuatan variasi paket perjalanan
wisata di Jember.
3. Pengembangan area sewa harus tetap
memperhatikan
tata
tertib
dan
kebersihan lokasi wisata.
4. Pemberdayaan maupun peningkatan
kesejahteraan masyarakat sekitar.
5. Menjaga
aksesibilitas
serta
pemanfaatan sumber daya alam
utamanya sumber daya air (mata air)
bagi masyarakat sekitar.
Konsep Ruang
Pengembangan wisata Kebon
Agung dapat dijabarkan ke dalam tiga
macam tingkat fungsi, yakni:
1.

Fungsi Primer
a. Hunian/ inap/ istirahat.



b.

2.

Secara fisik, Hotel dan Pemandian
Kebon Agung direkomendasikan untuk
memenuhi kebutuhan-kebutuhan berikut:
1. Penataan ulang dengan peningkatan
kualitas lingkungan fisik objek wisata.
2. Pengembangan fisik hotel dan
pemandian sebagai produk utama.
3. Peningkatan kualitas sarana dan
prasaran wisata pendukung.
4. Pengembangan fasilitas akomodasi
pada
kawasan
dengan
konsep
pengembangan yang sesuai dengan
karakter kawasan.
5. Pemanfaatan potensi lahan Kebon
Agung seluas maksimal 3.83 Ha.

Fungsi olahraga renang.





Kolam renang anak
Kolam renang profesional
Kolam loncat indah
Bangunan fasilitas renang

Fungsi Sekunder
a. Fungsi pengelolaan.



b.

c.
3.

Guest room
Cottage/ villa

Kantor pengelola
Bangunan keamanan

Fungsi pemenuhan kebutuhan.




Mushalla
Toilet umum
Ruang pusat kesehatan

Fungsi service dan maintenance.


Greenhouse

 Bangunan fungsi utilitas
Fungsi Tersier
a. Fungsi hall pertemuan.
b. Fungsi jual-beli.




c.
d.

Café
Restaurant
Bangunan spa dan relaksasi

Fungsi kebugaran.
Fungsi bermain.




Taman air mancur
Playground
Taman rekreasi keluarga

Perencanaan struktur re-organisasi
ini disusun sedemikian rupa termasuk
dalam proposal pengembangan manajemen
Hotel dan Pemandian Kebon Agung
menuju fasilitas setingkat hotel resor
berbintang dan gelanggang renang
olympic.

Sedangkan secara non fisik,
pengembangan Hotel dan Pemandian
Kebon Agung dapat berupa peningkatan
kualitas manajemen dan produk jasa
sebagai berikut:

5

Jikalau perencanaan tapak saat ini
adalah pengembangan tahap pertama, dan
pengembangan tahap kedua meliputi juga
peng-akuisisi-an lahan sekitar, maka untuk
tahap pertama ini kebutuhan kamar hanya
diambil 50% dari proyeksi 20 tahun,
sehingga jumlah maksimal kamar untuk
pengerjaan pengembangan tahap pertama
10 tahun ke depan adalah minimal 109
kamar tamu. Meliputi minimal 98 kamar
tamu dan 11 cottages.

Kebutuhan Ruang

Jumlah Unit

1

16

Waterpool spring for

1

6

village access
Buspark

4

480
752 m2

Setelah mendapatkan detail besaran
ruang, maka segera ditentukan program
ruang, baik program ruang mikro tiap
fungsi bangunan ataupun program
organisasi
makro
tapak
yang
menghubungkan semua fungsi bangunann
dalam tapak.

Tabel 2. Kuantitas Kebutuhan Ruang Hotel
dan Pemandian Kebon Agung
No.

Playground

Luas

(buah)

(m2)

1

108 m2

1.

Receptionist Area:

2.

Utility area:

1

316 m2

3.

Hotel’s Guestroom:

98

5736 m2

Deluxe type guestroom:

50

2200

Double Deluxe type

40

2480

guestroom:
Suite type guestroom

8

1056

Guest room cottage:

11

872 m2

Cottage type A:

5

320

Cottage type B:

6

552

5.

Multipurpose Hall:

1

1260 m2

6.

Spa and Leisure Area

1

293 m2

7.

The Restaurant:

1

879 m2

Restaurant area:

1

754

Kitchen:

1

41

Officer:

1

84

24 Hours Café:

1

305 m2

Café area:

1

197
41

4.

8.

Kitchen:

1

Utility:

1

12

9.

Managerial Office:

1

373 m2

10.

Engineering managerial

1

180 m2

Gambar 2. Diagram organisasi ruang makro

Konsep Tapak
Saat ini Hotel dan Pemandian
Kebon Agung hanya menggunakan tidak
lebih dari 50% dari jumlah lahan yang
optimal. Apabila potensi lahan ini
dioptimalkan, ada potensi untuk menarik
pengunjung lebih banyak lagi (dengan
catatan bangunan dan fasilitas dalam
keadaan prima). Berikut adalah titik-titik
bangunan dan fasilitas (penggunaan lahan)
yang kini tengah ada dalam lahan Hotel dan
Pemandian Kebon Agung.

office
11.

Security Centre:

1

100 m2

12.

Housekeeping & Maid

1

209 m2

Swimming Pool Area:

1

3376 m2

Swimming Pool

1

2831

Gym & Fitness Area:

1

327

Waterpool officer area:

1

141

Medical area:

1

53

Utility area:

1

24

14.

Musholla facility:

1

80 m2

15.

Supporting facilities:

1

64 m2

+ 30%

16685.5 m2

1

250

House:
13.

Facilities

TOTAL needs
16.

Outdoor space:
Jogging track

Titik-titik bangunan tersebut antara lain:

6

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.

Disewakan sebagai areal persawahan
Area penerima hotel
Bangunan penginapan
Bangunan kantor
Bangunan servis
Bangunan gudang
Pembuangan sampah sementara
Bangunan penerima kolam renang
Café
Tribun dan kolam renang anak
Tribun dan kolam renang dewasa
Area kolam ikan (kerjasama dengan Taruna)
Lapangan tennis (tidak dipakai lagi)
Rumah warga dalam area Kebon Agung

diperbolehkan mengakses selain petugas
dan karyawan Kebon Agung.

Gambar 4. Zoning perancangan pada rencana
pengembangan

Sirkulasi linear akan sangat
membantu
membawa
pengunjung
menyusuri tapak Hotel dan Pemandian
Kebon Agung pada fungsi-fungsi bangunan
yang berbeda. Tata massa linear juga cocok
untuk bentuk tapak yang cenderung
memanjang membentuk “L” dengan
kebutuhan fungsi yang beragam.
Untuk menjaga keutuhan hubungan
fungsi-fungsi ruang berbagai bangunan
diberikan ruang-ruang bersama yang
berada di tengah-tengah pola massa, fungsi
penyatu ini berupa plaza (untuk ruang luar)
dan lobby (untuk ruang dalam).

Gambar 3. Titik penggunaan lahan eksisting (2012)

Penataan massa bangunan dalam
tapak harus sesuai dengan penzoningan
ruang secara makro. Zona publik hanya
sebatas fasilitas parkir, public plaza dan
area gerbang masuk. Zona semi publik
berupa daerah plaza yang merupakan
daerah penghubung antara daerah privat
dan publik. Pada zona ini dapat diakses oleh
seluruh wisatawan, baik pengunjung
menginap maupun pengunjung yang tidak
menginap.
Sedang daerah privat meliputi area
lobby hingga masuk ke dalam fasilitasfasilitas hotel dan pemandian serta fasilitas
servis dan penunjang lainnya. Pada area ini,
hanya tamu hotel dan pemandian saja yang

Gambar 5. Konsep tata massa dan ruang luar

Konsep Bangunan
1. Konsep struktur bangunan
7

a. Perencanaan struktur atap
1) Atap limasan.
2) Atap flat (beton dan green roof).
3) Atap gabungan (ruang loft).
b. Perencanaan struktur badan bangunan. 
1) Struktur dinding geser (shear wall).
2) Struktur rangka kaku (rigid frame).
3) Stuktur balok gantung (cantilever).
c. Perencanaan struktur kaki bangunan.
1) Struktur pondasi menerus.
2) Struktur pondasi setempat.
3) Struktur pondasi tiang pancang
(pile).
4) Struktur penguat tanah.

1) Komplek Hotel dan Pemandian
Kebon
Agung
merupakan
perancangan bangunan yang lebih
kepada
pendekatan
secara
fungsional,
sehingga
desain
bergaya urban (modern) lah yang
paling tepat diterapkan pada Kebon
Agung.
2) Adanya faktor perkembangan
budaya dalam desain setempat.
3) Faktor adaptasi bangunan modern
dengan
kebudayaan
setempat
hingga keadaan alamnya, yakni
iklim tropis.

 

2. Konsep bentuk dan tampilan bangunan
a. Konsep bentuk massa
Bentuk bangunan secara general
diambil dari adaptasi tapak terhadap
programming ruang dan fungsinya.
Beberapa faktor yang mempengaruhi
bentuk general bangunan adalah:
1) Bentuk dasar yang beradaptasi
dengan pola sirkulasi;
2) Bentuk bangunan yang beradaptasi
dengan ruang-ruang penyatu (ruang
luar);
3) Pola penataan (organisasi) ruang
dalam;
4) Fungsi-fungsi ruang dalam;
5) Pola
perancangan
struktur
bangunan yang terkespose;
6) Adaptasi terhadap pola bentuk dan
kontur tapak.

c. Konsep detail bangunan
Detail bangunan, kaitannya dengan
tampilan bangunan dalam perancangan kali
ini, meliputi:
1) Detail perancangan atap. Pola
rencana atap yang digunakan adalah
atap limasan dengan modifikasi
ventilasi atap (dormer-vent).
2) Material
bangunan.
Dinding
menggunakan bata ringan untuk
efisiensi kecepatan pengerjaan,
yang juga dapat diekspose karena
cenderung berwarna putih yang
cocok dengan tema modern.
3) Desain bukaan pada fasade. Solusi
bukaan untuk mencegah sinar
masuk adalah dengan pemberian
kanopi ataupun shading device dan
pola bentuk fasade yang tidak
sepenuhnya rata.
4) Artwork. Dengan mengusung tema
modern
kontemporer,
adanya
ornamen di salah satu dinding
massive akan menjadi elemen
kontras yang akan memberikan
kejutan visual bagi wisatawan.
5) Komposisi vegetasi. Elemen hidup
ini selain berguna untuk mereduksi
panas melalui penguapan dan
mengurangi polusi berlebih, juga
sebagai aksen hidup yang dinamis
pada bangunan.  

Gambar 6. Konsep bentuk massa 

b. Konsep tampilan bangunan
Alasan dipilihnya tema modern
kontemporer tropis dalam perancangan
kompleks Hotel dan Pemandian Kebon
Agung ini adalah:
8

Gambar 11. Tapak dan perletakan ruang bersama
Gambar 7. Konsep detail bangunan 

Pembahasan Hasil Rancangan
Penataan massa dalam kawasan
berproses setelah mendapatkan sistesa dan
perencanaan (tanggapan) terhadap tapak
yang erat kaitannya dengan perletakan sifat
bangunan pada setiap zoning yang dapat
dijelaskan sebagai berikut.

Gambar 12. Tapak dan bentuk massa

Gambar 13. Tapak dan fungsi bangunan
Gambar 8. Tapak dan zoning kawasan

Gambar 9. Tapak dan perletakan massa

Gambar 14. Layout plan kawasan

 

 

Alur desain di atas dapat dijelaskan
secara terperinci dalam contoh pembahasan
proses intuitif desain perancangan unit

Gambar 10. Tapak dan sirkulasi kawasan

9

Hotel dan Pemandian Kebon Agung
sebagai berikut:
1. Proses terbentuknya denah
a. Pembentukan denah fungsional.
Denah yang telah melalui proses
desain programatik baik besaran
maupun program hubungan ruang,
sehingga didapat denah yang
optimal secara fungsi.
b. Pembentukan denah artistik. Denah
yang
kemudian
melalui
transformasi bentuk. Transfomasi
bentuk denah ini berupa addiktif
dan substraktif yang mengikuti pola
bukaan dan perletakan kolom
struktur, dengan maksud agar
kolom lebih nampak menonjol dan
sebagai elemen dekoratif fasade.

relief (tonjolan dan cerukan) pada
permukaan bangunan.
b. Penyesuaian terhadap bukaan dan
konsep ruang dalam. Untuk
mendapatkan fasade tahap awal,
maka dibuatlah bukaan-bukaan
menurut fungsi ruang dalam dan
kebutuhan pencahayaan ruang
berdasarkan
konsep
ruang
dalamnya.

Gambar 17. Diagram proses dihasilkannya fasade

Gambar 18. Hasil fasade tahap II (Extrude dan
penyesuaian bukaan)

3. Proses detail bangunan
a. Penyesuaian atap. Dari hasil fasade
yang berkontur maka garis dinding
atap juga menyesuaikan bentuk
denah, alhasil atap bangunan juga
bertransformasi dengan adanya
ornamentasi dorm-vent.
b. Penyesuaian
detail
wajah
bangunan. Dengan adanya fasade
yang dinamis (relief) maka, hal ini
berimbas pada penyesuaian detail
elemen ornamen dinding maupun
balkon yang mengusung karakter
yang serupa sebagai tindak lanjut
keterpaduan bentuk dan rupa.
c. Penyesuaian
ruang
luar.
Penyelesaian fasade bagian bawah
bangunan merupakan hubungan
penyelesaian fasade bangunan
dengan keterpaduan ruang luar yang
berupa lahan hijau.

Gambar 15. Bentukan denah fungsional

Gambar 16. Bentukan denah artistik

2. Proses dihasilkannya fasade
a. Extrude. Pembentukan massa dari
denah
(plan)
yang
telah
direncanakan melalui penarikan
garis
dinding
membentuk
keruangan (3D), kemudian dari
penarikan garis dinding ini dapat
dilihat dengan jelas dampak dari
transformasi bentuk denah yang
mempengaruhi bentuk fasade dan

Gambar 19. Diagram proses detail bangunan

Gambar 20. Hasil fasade tahap III

10

transparan, walau demikian privasi
di dalamnya tetap terjaga. Bagian
massive pada bangunan ini juga
berada di bagian semi-basement,
namun bagian ini seakan-akan
menjadi ground-floor jika dilihat
dari arah kolam renang (ketinggian
lebih rendah dari permukaan jalan
utama).

4. Hasil desain unit
a. Denah akhir. Pada gambar unit
bangunan (Hotel dan Sport Center)
bagian denah berikut, dijelaskan
pula alur sirkulasi, ruang guna dan
ruang servis. Pada fungsi hotel yang
bangunannya menyatu dengan hall,
jalan masuk menuju hall dapat di
akses dari hotel, ataupun langsung
(direct) dari arah pintu penerima
hall. Sedangkan pada fungsi sport
center, arah masuk baik untuk
menuju kolam renang maupun area
fitness, harus melalui satu pintu
masuk pada lantai ground-floor,
kemudian sirkulasi terpecah, antara
kolam renang dan fitness.

Gambar 22. Tampak akhir Hotel dan Sport Center

c. Potongan. Pada gambar potongan
Hotel, ruang-ruang sewa unit kamar
(guestroom) ditata mengelilingi
ruang bersama (void) yang terletak
di tengah-tengah antara dua sayap
bangunan
(antara
kelompok
guestroom selatan dan hall
multiguna utara). Sedangkan pada
gambar potongan Sport Center
ruang-ruang dibagi atas fungsi
pemandian, olahraga ruang (gym
dan aerobik), serta fungsi kesehatan
dan darurat pertolongan pertama.

Gambar 21. Hasil desain denah unit
bangunan pada Hotel dan Sport Center

b. Tampak akhir. Pada gambar tampak
unit bangunan (Hotel dan Sport
Center) menjelaskan bagian yang
massive (padat) dan bagian yang
soft (bukaan). Pada bangunan sportcenter lebih cenderung bersifat

 

11

2. Pengembangan kelas hotel menjadi
hotel
berbintang
tiga
dan
pemenuhan tuntutan standar kolam
renang ke arah standar nasional,
sehingga mampu menarik kembali
wisatawan Kebon Agung,
3. Pengembangan
fasilitas-fasilitas
pendukung
seperti
gedung
serbaguna dan fasilitas rekreasi
olahraga gym dan spa sebagai
fasilitas yang menjadi produk baru
yang ditawarkan kepada pelanggan
sebagai daya tarik wisata.

Gambar 23. Potongan dan ruang guna unit bangunan pada
Hotel dan Sport Center.

KESIMPULAN
Berdasakan potensi kawasan dan
tapak Kebon Agung, arahan program
pemerintah serta keterkaitannya dengan
berbagai isu-isu yang berkembang saat ini,
maka perancangan ulang desain Hotel dan
Pemandian Kebon Agung dapat menjadi
salah satu upaya program peremajaan dan
memaksimalkan potensi wisata kabupaten
Jember. Kebon Agung yang memiliki dua
produk utama, yakni fasilitas penginapan
berupa hotel dan fasilitas rekreasi berupa
kolam renang, yang sebelumnya hanya
mengandalkan fasilitas rekreasi diharapkan
kini mampu menjadi satu-kesatuan paket
produk wisata baik penginapan dan
rekreasi.
Namun
demikian,
dalam
penggunaannya sangat fleksibel; ketika
tidak ada pertandingan dan karantina
pelatihan, maka hotel dan kolam renang
dapat digunakan sepenuhnya untuk umum
yang ingin menyewa.
Perbedaan fungsi produk utama ini
dapat ditengahi oleh desain arsitektural
melalui:
1. Lokasi setiap bangunan yang
terpisah dapat dihubungkan dengan
titik-titik temu berupa plaza sebagai
nodes dalam suatu kawasan.
2. Diberikan akses langung (direct
access) dari arah hotel menuju
kolam
renang
khusus
bagi
pengunjung hotel saja.

DAFTAR PUSTAKA
Ashihara, Y. 1983. Merancang Ruang
Luar. Terjemahan Sugeng Gunadi.
Surabaya: Penerbit P.T. Dian Surya.
Badan Pusat Statistik Kabupaten Jember.
2006. Kabupaten Jember dalam
Angka Tahun 2005/2006. Jember:
BPS Jember.
Badan Pusat Statistik Kabupaten Jember.
2010. Kabupaten Jember dalam
Angka Tahun 2009/2010. Jember:
BPS Jember.
Ching, Francis D.K. 2000. Arsitektur
Bentuk, Ruang dan Tatanan.
Jakarta: Erlangga.
Dimyati & Aan Surachlan. 1989.
Pengetahuan dasar perhotelan.
Jakarta: CV Deviri Ganan.
Hakim, Rustam dan Hardi Utomo. 2004.
Komponen Perancangan Arsitektur
Lansekap. Jakarta: Bumi Aksara.
Lawson, Fred. 1995. Hotels and Resorts:
Planning,
design,
and
refurbishment.
Oxford:
Architectural Press.
Nurhayati,
Winda.
2008.
Strategi
Pengembangan Produk Wisata
pada Hotel dan Pemandian
Kebonagung Jember. Laporan
Praktek
Kerja
Nyata
tidak
dipublikasikan. Jember: Universitas
Jember.
Radar Jember lembar Ekonomi Bisnis
halaman 42. Sabtu, 5 Februari 2011.
Tingkat Kunjungan ke Jember
Meningkat. Jember: Jawa Pos.

Selain menjawab rumusan masalah,
perancangan Hotel dan Pemandian Kebon
Agung diharapkan juga mampu menjawab
berbagai permasalahan lain yang juga
menyertai perancangan objek wisata ini,
seperti:
1. Pemaksimalan penggunaan total
wilayah secara keseluruhan sebesar
3.83 Ha sebagai potensi internal
pengembangan
Hotel
dan
Pemandian Kebon Agung,

12

Rutes, Walter A., Faja, Richard H. Penner.
1985. Hotel Planning and Design.
New York: Watson Gubtill
Publications.
SNI 03-3427-1994. Tata Cara Perencanaan
Teknik Bangunan Kolam Renang.
Spillane, James J. 1987. Pariwisata
Indonesia: sejarah dan prospeknya.
Yogyakarta: Kanisius.
Wirawan, Oryza A. 2010. Dicueki Pemkab
Jember,
Hotel
Plat
Merah
Amburadul.
http://www.beritajatim.com.
(diakses 9 April 2010).
Wirawan, Oryza A. 2010. Hotel Pemkab
Jember Ditinggal Pelanggan.
http://www.beritajatim.com.
(diakses 9 April 2010).

13