REPRODUKSI DAN KELUARGA BERENCANA KELUARGA BERENCANA

REPRODUKSI DAN KELUARGA BERENCANA
Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi tugas kelompok
Mata Kuliah AIK V
Dosen Pembimbing:Dr. Rofiq Nurhadi, M.Ag.

Disusun oleh :
Rahmawati

(142140181)

Galang Fitriani

(142140189)

Muhamad Lutfi M

(142140202)

Kelas 5F
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOREJO
2016

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum wr. wb.
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas limpahan
nikmat dan karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan tugas makalah AIK V yang
berjudul “REPRODUKSI DAN KELUARGA BERENCANA”.
Kami menyadari bahwa di dalam pembuatan makalah ini tidak lepas dari
bantuan berbagai pihak. Untuk itu dalam kesempatan ini, kami mengucapkan
terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam pembuatan
makalah ini.
Kami juga menyadari bahwa dalam proses pembuatan makalah ini masih
jauh dari kesempurnaan baik dari materi maupun cara penulisannya. Namun
demikian, kami telah berupaya dengan segala kemampuan dan pengetahuan yang
dimiliki sehingga makalah ini dapat selesai dengan baik. Oleh karena itu, kami
dengan rendah hati dan tangan terbuka menerima masukan, saran dan usulan guna
penyempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kami dan
para pembaca.

Wassalamu’alaikum wr. wb.

Purworejo, 15 November 2016

Tim Penulis

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masa remaja merupakan masa yang paling penting dalam
kehidupan seseorang, karena merupakan masa peralihan dari anak menjadi
dewasa. Selain itu, remaja mengalami proses berkembang kearah
kematangan atau kemandirian. Pada masa remaja sering kali muncul
dorongan untuk mengetahui dan mencoba hal-hal baru dalam usahanya
untuk mencari jati diri dan mencapai kematangan pribadi sesuai tugas
perkembangannya.
Perubahan yang paling menonjol dan memberikan dinamika
psikologis yang besar pada proses tumbuh kembang remaja adalah
kematangan organ reproduksi dan seksual. Kematangan ini ditandai
dengan meningkatnya hormone seks dalam darah yang berdampak pada

perubahan fisik berupa munculnya ciri-ciri seks primer, sekunder serta
perubahan psikologis berupa dorongan seksual. Dorongan seksual berupa
akan mencetuskan ekspresi seksual dari yang sederhana berupa perasaan
tertarik pada lawan jenis sampai yang kompleks, yaitu bersenggama dan
berbagai bentuk penyimpangan seksual.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian kesehatan reproduksi remaja?
2. Apa saja aspek biologis dan aspek sosiologis reproduksi manusia?
3. Apakah pengertian kehamilan dan kelahiran?
4. Bagaimana konsep keluarga berencana secara umum?
5. Bagaimana hukum keluarga berencana dalam islam?
6. Bagaimana cara keluarga berencana yang diperbolehkan dan yang
dilarang oleh Islam?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk memahami pengertian kesehatan reproduksi remaja,
2. Untuk mengetahui aspek biologis dan aspek sosiologis reproduksi
manusia ,
3. Untuk memahami pengertian kehamilan dan kelahiran,

4. Untuk memahami konsep keluarga berencana secara umum,

5. Untuk mengetahui hukum keluarga berencana dalam Islam,
6. Untuk mengetahui cara keluarga berencana yang diperbolehkan dan
yang dilarang oleh Islam.

BAB II
PEMBAHASAN
A.

Pengertian Kesehatan Reproduksi Remaja

Kesehatan reproduksi adalah keadaan sehat secara fisik, maupun
sosial yang berkaitan dengan sistem reproduksi. Sedangkan reproduksi sehat
berkaitan dengan pengetahuan, sikap, dan perilaku seseorang yang
berhubungan dengan alat reproduksi dan fungsi-fungsinya serta gangguangangguan yang mungkin timbul. Hal yang harus diperhatikan tentang
reproduksi sehat ialah masalah kestabilan psikologis dan biologis.
Kestabilan psikologis merupakan suatu tindakan bersama yang disepakati
suami istri untuk menjaga perasaan masing-masing, agar tidak timbul
kecurigaan, sentimen, egois, rendah diri, dan saling menyalahkan satu
dengan yang lain. Sementara kestabilan biologis meliputi perilaku sehat
pertumbuhan dan perkembangan tubuh manusia. Alat reproduksi manusia

merupakan alat-alat atau organ-organ dalam tubuh manusia yang berfungsi
untuk reproduksi atau berkembang biak. Tanda kematangan alat reproduksi
pada pria adalah keluarnya air mani (ejakulasi) yang pertama. Tanda
kematangan alat reproduksi pada wanita ditandai dengan terjadinya haid
yang pertama (menstruasi).
B.

Aspek Biologis dan Aspek Sosiologis Reproduksi Manusia
1. Aspek Biologis Reproduksi Manusia
Alat reproduksi pada pria maupun wanita pada dasarnya sama dengan
alat reproduksi mamalia lain. P riamenghasilkan gamet jantan atau
spermatozoa yang berukuran sangat kecil dan berbentuk menyerupai
berudu, sedangkan wanita menghasilkan sel telur (ovum) yang dibentuk
di dalam ovarium.
Di aspek biologis treproduksi manusia terdapat:
a. Proses Spermatogenesis
Spermatogonium berkembang menjadi

sel


spermatosit

primer. Sel spermatosit primer bermiosis menghasilkan spermatosit
sekunder, spermatosit sekunder membelah lagi menghasilkan
spermatid, spermatid berdiferensiasi menjadi spermatozoa masak.
Bila spermatogenesis sudah selesai, maka ABP testosterone tidak
diperlukan lagi, sel Sertoli akan menghasilkan hormone inhibin

untuk memberi umpan balik kepada hipofisis agar menghentikan
sekresi FSH dan LH.
Spermatozoa akan keluar melalui uetra bersama-sama
dengan cairan yang dihasilkan oleh kelenjar vesikula seminalis,
kelenjar prostate dan kelenjar cowper. Spermatozoa bersama cairan
dari kelenjar-kelenjar tersebut dikenal sebagai semen atau air mani.
Pada waktu ejakulasi, seorang laki-laki dapat mengeluarkan 300-400
juta sel spermatozoa.
Di dalam ovarium janin sudah terkandung sel sel pemula atau
oogonium. Oogonuim akan berkembang menjadi oosit primer. Saat
bayi dilahirkan oosit primer kemudian mengalami masa istirahat
hinggs masa pubertas. Pada masa pubertas terjadilah oogenesis.

Oosit primer membelah secara meiosis, menghasilkan 2 sel yang
berbeda ukurannya. Sel yang lebih kecil, yaitu badan polar pertama
membelah lebih lambat, membentuk 2 badan polar. Sel yang lebih
besar yaitu oosit sekunder, melakukan pembelahan meiosis kedua
yang menghasilkan ovum tunggal dan badan polar kedua. Ovum
berukuran lebih besar dari badan polar kedua.
b. Pengaruh Hormon dalam Oogenesis
Kelenjar hipofisis menghasilkan hormone

FSH

yang

merangsang pertumbuhan sel-sel folikel di sekeliling ovum, ovum
yang matang diselubungi oleh sel-sel folikel yang disebut Folikel
Graaf, Folikel Graaf menghasilkan hormone estrogen. Hormon
estrogen merangsang kelenjar hipofisis untuk mensekresikan
hormone LH, hormone LH merangsang terjadinya ovulasi.
Selanjutnya folikel yang sudah kosong dirangsang oleh LH untuk
menjadi bahan kuning atau korpus luteum. Korpus luteum kemudian

menghasilkan hormone progresteron yang berfungsi menghambat
sekresi DSH dan LH. Kemudian korpus leutum mengecil da hilang,
sehingga aklurnya tidak membentuk progressteron lagi, akibatnya
FSH mulai terbentuk kembali, proses oogenesis mulai kembali.
Pada laki-laki spermatogenesis yang terjadi seumur hidup,
dan pelepasan spermatozoa dapat terjadi setiap saat. Pada wanita,

ovulasi hanya berlangsung sampai umur 45-50 tahun. Seorang
wanita hanya mampu menghasilkan paling banyak 400 ovum selama
hidupnya, meskipun ovarium seorang bayi perempuan sejak lahir
sudah berisi 500 ribu sampai 1 juta oosit primer.
Setiap bulan wanita melepaskan satu sel telur dari salah satu
ovariumnya. Bila sel telur ini tidak mengalami pembuahan maka
akan terjadi pendarahan (menstruasi). Menstruasi terjadi secara
periodik satu bulan sekali.
Saat wanita tidak mampu lagi melepaskan ovum karena
sudah habis tereduksi, menstruasi pun menjadi tidak teratur lagi,
sampai kemudian terhenti sama sekali. Masa ini disebut menopause.
Siklus menstruasi terjadi pada manusia dan primata. Sedang
pada mamalia lain terjadi siklus estrus. Bedanya pada siklus

menstruasi, jika terjadi pembuahan, endometrium akan direabsorbsi
oleh tubuh.
c. Siklus Menstruasi
Pada umumnya, siklus menstruasi terjadi secara periodik
setiap 28 hari (ada pula setiap 21 hari dan 30 hari) yaitu sebagai
berikut.
Pada hari 1 sampai hari ke-14, terjadi pertumbuhan dan
perkembangan folikel primer yang dirangsang oleh hormone FSH.
Pada saat tersebut, sel oosit primer akan membelah dan
menghasilkan ovum yang haploid. Saat folikel berkembang menjadi
folikel graaf yang masak, folikel ini juga menghasilkan hormon
estrogen yang merangsang keluarnya LH dari hipofisis. Estrogen
yang keluar berfungsi merangsang perbaikan dinding uterus, yaitu
endometrium yang habis terkelupas waktu menstruasi, selain itu
estrogen menghambat pembentukan FSH dan memerintahkan
hipofisis menghasilkan LH yang berfungsi merangsang folikel Graaf
yang masak untuk mengadakan ovulasi yang terjadi pada hari ke 14,
waktu di sekitar terjadinya ovulasi disebut fase estrus.
Selain itu, LH merangsang folikel yang telah kosong untuk
berubah menjadi badan kuning (Corpus Luteum). Badan kuning


menghasilkan hormon progesterone yang berfungsi mempertebal
lapisan endometrium yang kaya dengan pembuluh darah untuk
mempersiapkan datangnya embrio. Periode ini disebut fase luteal,
selain itu progressteron juga berfungsi menghambat pembentukan
FSH dan LH, akibatnya korpus luteum mengecil dan menghilang,
pembentukan progresteron berhenti sehingga pemberian nutrisi
kepada endometrium terhenti, endometrium menjadi mengering dan
selanjutnya akan terkelupas dan terjadilah perdarahan (menstruasi)
pada hari ke-28. Fase ini disebut fase perdarahan atau fase
menstruasi. Oleh karena tidak ada progresteron, maka FSH mulai
terbentuk lagi dan terjadilah proses oogenesis.
2.

Aspek Sosiologis Reproduksi Manusia
Manusia sebagai makhluk individu dan makhluk sosial. Peranan
manusia sebagai makhluk sosial merupakan aspek yang urgen untuk
keberlangsungan hidup manusia di muka bumi ini.
Dalam kehidupan rumah tangga suami dan istri harus memahami
dan mengamalkan perintah dan larangan dalam Islam yang berkaitan

dengan aspek reproduksi. Pertama, urgensi aspek reproduksi dalam
ikatan perkawinan. Kedua adalah aspek reproduksi di luar perkawinan
dan penyimpangan perilaku reproduksi.
a. Aspek Reproduksi dalam Ikatan Perkawinan
Keluarga yang Islami tentu menggunakan aturan-aturan
hukum yang berkaitan dengan hubungan suami istri. Ada beberapa
tindakan yang dilarang oleh agama Islam, antara lain menyetubuhi
ketika istrisedang haid, menyetubuhi istri pada duburnya,
menyebarkan apa yang terjadi di antara suami istri. Sebaliknya,
hendaknya suami istri menjalankan hubungan seks secara sehat dan
Islami. Sementara itu, situasi dan kondisi harus mendukung
keduanya dalan berhubungan secara sehat dan menyenangkan,
sehingga akan membuahkan kepuasan dan kebahagiaan. Tentu hal
ini akan sangat mempengaruhi kestabilan psikologis suami dan
istri.

b.

Aspek Reproduksi di Luar Perkawinan
Reproduksi manusia akan menjadi kemaksiatan dan
kemudharatan (kesengsaraan) karena dikotori oleh perilaku yang
dilarang oleh agama, yaitu hubungan laki-laki dan perempuan yang
tidak diikat dengan tali suci perkawinan. Aspek reproduksi di luar
perkawinan artinya praktik hubungan seksual tanpa ikatan dan
bersifat bebas. Tanpa ikatan maksudnya adalah berhubungan seks
dengan sesama laki-laki (homoseks) ataupun sesama perempuan
(lesbian).

Selain

merusak

hubungan

kekeluargaan

dan

mengaburkan keturunan, perbuatan ini telah dilarang oleh Allah
dam Rasul-Nya. Apabila larangan itu tidak dipedulikan maka Allah
akan
c.

mendatangkan

azab

yang

pedih.

Selanjutnya Allah

memusnahkan mereka dengan gempa bumi.
Penimpangan Perilaku Reproduksi
Penyimpangan perilaku reproduksi artinya hubungan seks
yang tidak semestinya, melanggar larangan Allah SWT, dam
dilakukan karena hanya memperturutkan nafsu syahwat tanpa
mengenal etika kehidupan sosial dan bertentangan dengan nilainilai ajaran Islam.
Penyimpangan perilaku reproduksi bisa dilakukan dengan
orang lain ataupun diri sendirian. Penyimpangan perilaku
reproduksi yang dilakukan sendirian adalah masturbasi dan onani
atau rancap, baik dengan alat maupun tanpa alat. Penyimpangan
perilaku reproduksi yang dilakukan dengan melibatkan orang lain
adalah homoseksual, lesbian, zina, menggauli istri ketika haid,
menggauli istri melalui anusnya, dan lain sebagainya. Berikut ini
beberapa penyimpangan perilaku reproduksi yang umum dilakukan
oleh orang:
a. Masturbasi
Masturbasi, istilah lainnya adalah onani atau rancap,
yang berarti perangsangan organ seks sendiri dengan cara
menggesek-geseknya dengan tangan atau benda lain hingga
mengeluarkan

sperma

dan

mencapai

orgasme.

Maksud

utamanya adalah mencari kepuasan atau melepas keinginan
nafsu seksual dengan jalan tidak bersenggama.
Masturbasi dengan dilakukan oleh wanita disebut alilthaf. Menurut penelitian, para pemuda yang berumur antara
13-20 tahun merupakan usia yang paling banyak melakukan
masturbasi. Biasanya ini terjadi pada anak-anak muda yang
belum kawin atau menjanda, orang-orang dalam pengasingan
dan lain-lain. Anak lelaki banyak melakukan masturbasi
daripada anak perempuan.
Menurut para ahli fikih, masturbasi adalah haram.
Beberapa cara mencegah masturbasi adalah: pertama, jangan
beri kesempatan anak-anak untuk menyepi sendiri, berikan anak
kesibukan dan pekerjaan yang menarik dan menyita seluruh
perhatiannya. Kedua, ciptakan suasana rumah tangga yang dapat
mengangkat harga diri anak hingga ia dapat merasakan harga
dirinya, hindarkanlah dia dari melihat serta membaca buku-buku
dan gambar-gambar pornografis. Ketiga, berkumpullah lebih
sering dengan orang lain dan bercakap-cakaplah.
b. Homoseksualitas
Homoseksualitas adalah suatu cara untuk memenuhi
dorongan seks dengan sesama jenis, lelaki dengan lelaki
(homoseks) atau perempuan dengan perempuan (lesbian).
Lawan dari homoseksualitas adalah heteroseksualitas yakni
hubungan seks antara dua orang yang berlainan jenis kelamin.
Homoseks merupakan akibat kelainan dalan perkembangan
kepribadian seseorang. Istilah kedokteran menyebut homoseks
ini sebagai paederastia yaitu perbuatan senggama melalui dubur.
Cara pencegahan perilaku homoseksualitas adalah dengan
membuat aktivitas yang positif, jangan tidur dan komunikasi
secara

berlebihan

dengan

sesama

jenis,

tiak

memberi

kesempatan pergaulan yang sebebas-bebasnya baik sesama jenis
maupun dengan lawan jenisnya.
c. Perzinaan

Perzinaan adalah hubungan kelamin antara lelaki dengan
perempuan di luar perkawinan, sehingga merupakan bentuk
penyelewengan seksual yang sangat berbahaya. Islam dengan
keras melarang perzinaan, bahkan dengan peringatan yang
sangat keras. Karena perzinaan dapat mengaburkan keturunan,
merusak keturunan, menghancurkan rumah tangga, meretakkan
hubungan kekeluargaan, mengakibatkan penyakit kelamin,
membangkitkan kejahatan nafsu dan merendahkan akhlak
manusia.
Cara mencegah perzinaan adalah jangan membiarkan
terjadinya khalwat, jangan terbiasa pergi dengan penampilan
yang berlebihan apalagi mengundang nafsu seks laki-laki, dan
jangan membiasakan berbaur laki-laki dengan perempuan yang
bukan muhrimnya secara bebas.
C. Pengertian Kehamilan dan Kelahiran
a. Kehamilan
Kehamilan adalah proses awal terbentuknya janin ciptaan Allah di
dalam perut ibu. Kehamilan adalah proses yang dilalui oleh wanita dengan
susah payah dan berat. Fase perkembangan proses penciptaan manusia,
yang mengalami berbagai tahapan sebagai berikut:
1. Tahap Akumulasi Kimiawi Biologis dari Sari Pati Tanah
2. Tahap Air Mani (Sperma)
3. Tahap Pertemuan antara Nuthfah (Sperma laki-laki dan Ovum
Perempuan)
4. Tahap Alaqatan
5. Tahap Mudghatan
6. Tahap Idzaman
b. Kelahiran
Kelahiran dalah proses perjalanan dan perpindahan kehidupan
manusia dari alam kandungan ke alam dunia. Setelah bayi terlahir ke
dunia, keluar dari rahim ibunya, kita sebagai orang tua langsung dapat
mendidik secara nyata, yang merupakan kewajiban kita kepada anak-anak
kita yang baru lahir. Kewajiban-kewajiban itu antara lain seperti berikut:
1. Mengadzani pada telinga kanan dan iqamah pada telinga kiri,

2.
3.
4.
5.

Doa tasyakur atas kelahirannya,
Membersihkan kotorannya,
Memberikan rasa atau mentahnik (olesan dengan madu atau kurma),
Aqiqah, dua kambing kalau anak laki-laki dan satu kambing kalau anak

perempuan.
6. Memberi nama yang baik dan menyenangkan hati,
7. Menyusui hingga berumur dua tahun,
8. Menyayangi, melindungi dan memberi sandang, pangan secara patut,
serta mendidiknya hingga menjadi manusia yang kuat, tanggug
imannya, cerdas, trampil dan mampu mandiri, tidak menjadi beban
orang lain.
D. Konsep Keluarga Berencana
1. Pengertian Keluarga Berencana
Menurut World Health Organisation (WHO) expert committe 1997:
keluarga berencana adalah tindakan yang membantu pasangan suami istri
untuk menghindari kehamilan yang tidak diinginkan, mendapatkan
kelahiran yang memang sangat diinginkan, mengatur interval diantara
kehamilan, mengontrol waktu saat kelahiran dalam hubungan dengan
umur suamu istri serta menentukan jumlah anak dalam keluarga.
2. Tujuan Keluarga Berencana
Gerakan KB dan pelayanan kontrasepsi memiliki tujuan:
a. Tujuan demografi yaitu mencegah terjadinya ledakan penduduk dengan
menekan laju pertumbuhan penduduk dan hal ini tentunya akan diikuti
dengan menurunnya angka kelahiran dari 2,87 menjadi 2,69 per wanita.
b. Mengatur kehamilan dengan menunda perkawinan, menunda kehamilan
anak pertama dan menjarangkan kehamilan setelah kelahiran anak
pertama serta mnghentikan kehamilan bila dirasakan anak telah cukup.
c. Mengobati kemandulan atau infertilitas bagi pasangan yang telah
menikah lebih dari satu tahun tetapi belum juga mempunyai keturunan,
hal ini memungkinkan untuk tercapainya keluarga bahagia.
d. Nasehat perkawinan bagi remaja atau pasangan yang akan menikah
dengan harapan bahwa pasangan akan mempunyai pengetahuan dan
pemahaman yang cukup tinggi dalam membentuk keluarga yang
bahagia dan berkualitas.
e. Tujuan akhir KB adalah tercapainya Norma Keluarga Kecil Bahagia
dan Sejahtera) dan membentuk keluarga berkualitas.

3. Macam-macam Alat Kontrasepsi
Dalam pelaksanaan KB harus menggunakan alat kontrasepsi yang
sudah dikenal diantaranya ialah:
1. Pil: berupa tablet yang berisi progrestin yang bekerja dalam tubuh
wanita untuk mencegah terjadinya ovulasi dan melakukan perubahan
pada endometrium.
2. Suntikan: menginjeksikan cairan kedalam tubuh.
3. Susuk KB: terdiri dari enm kapsul yang diinsersikan dibawah kulit
lengan bagian dalam kira-kira sampai 10cm dari lipatan siku.
4. Alat Kontrasepsi Dalam Rahim: terdiri atas lippiss loop(spiral) multi
load terbuat dari plastik harus dililit dengan tembaga tipis.
5. Sterelisasi: operasi pemutusan atau pengikatan saluran pembuluh yang
menghubungkan testis dengan kelenjar prostat bagi laki-laki.
6. Alat-alat kontrasepsi lainnya: kondom, diafragma, tablet vagmat, dan
tissu yang dimasukkan kedalam vagina.
E. Hukum Keluarga Berencana dalam Islam
Dalam Al Qur’an ada ayat-ayat yang

berindikasikan

tentang

diperbolehkannya mengikuti program KB, yakni karena hal-hal berikut:
a. Mengkhawatirkan keselamatan jiwa atau kesehatan ibu,
b. Mengkhawatirkan keselamatan agama, akibat kesempitan penghidupan,
c. Mengkhawatirkan kesehatan atau pendidikan anak-anak bila jarak
kelahiran anak terlalu dekat.
F.

Cara Keluarga Berencana yang Diperbolehkan dan yang Dilarang oleh
Islam
a. Cara yang diperbolehkan
Ada beberapa macam

cara

pencegahan

kehamilan

yang

diperbolehkan oleh syara’ antara lain, menggunakan pil, suntikan, spiral,
kondom, diafragma, tablet vaginal, tisue. Cara ini diperbolehkan asal tidak
membahayakan nyawa sang ibu.
b. Cara yang dilarang
Ada juga cara pencegahan kehamilan yang dilarang oleh syara’,
yaitu dengan cara merubah atau merusak organ tubuh yang bersangkutan.
Cara-cara yang termasuk kategori ini antara lain, vasektomi, tubektomi,
aborsi. Hal ini tidak diperbolehkan karena menentang tujuan pernikahan
untuk menghasilkan keturunan.

BAB III
PENUTUP
Kesimpulan

Kesehatan reproduksi adalah keadaan sehat secara fisik, maupun
sosial yang berkaitan dengan sistem reproduksi.
Kehamilan adalah proses awal terbentuknya janin ciptaan Allah di
dalam perut ibu. Kehamilan adalah proses yang dilalui oleh wanita dengan
susah payah dan berat.

DAFTAR PUSTAKA
http://amirsabri.blogspot.co.id.
Ermayanti, Tri. 2013. Fiqih Munakahat. Yogyakarta: Kanwa Publisher