EFEK PEMBERIAN SARI BUAH PARIA (Momordica charantia, L.) TERHADAP MORFOLOGI SPERMATOZOA EPIDIDYMIS MENCIT (Mus musculus, L.)

Harlis, W. O., et. al., Biowallacea, Vol. 2 (1) : Hal : 196-203, April, 2015

196

EFEK PEMBERIAN SARI BUAH PARIA (Momordica charantia, L.)
TERHADAP MORFOLOGI SPERMATOZOA EPIDIDYMIS
MENCIT (Mus musculus, L.)
Wa Ode Harlis1*, Nurhayu Malik1 Nelpiani2
1

2

Jurusan Biologi, FMIPA, Universitas Halu Oleo, Kendari.
Laboratorium Jurusan Biologi Unit Zoologi, FMIPA, Universitas Halu Oleo, Kendari.
1*
E-mail : waodeharlis@gmail.com

ABSTRACT
The present research was conducted to study the efect Of Extract Fruit Paria
(Momordica charantia, L.) On Morphology Spermatozoa Epididymis of mice (Mus musculus
L.). The test animal used were 16 male mice with weight 20-30 gr aged 2-3 month into 4

dosage treatments groups i.e. P0 control (water), P1 (25%/bw), P2 (50%/bw) and P3
(75%/bw). The ectracts were given orally to all conducted during 34 day. At the 35th day
body weight mice be pondered the next surgery and conducted taking cauda epididymis for
observation morphology spermatozoa. The data obtained were analysed by using the
Analysis of Variance Test (ANOVA α = 0,05) and t-Test Least Significant Differences. The
results showed the ectractsFruit Pariawere given on all dose reduce the percentage of
morphology spermatozoa normal mice (Musmusculus, L.) is P1 (32%), P2 (47%), and P3
(67%).
Keywords : Ectracts Fruit Paria, Morphology Spermatozoa, Epididymis, Mice

197

Efek Pemberian Sari Buah Paria (Momordica charantia, L.) Terhadap
Morfologi Spermatozoa Epididymis Mencit (Mus musculus, L.)

buah paria secara berlebihan dalam

PENDAHULUAN
Masyarakat Indonesia telah lama
mengenal dan menggunakan tanaman

berkhasiat obat sebagai salah satu
upaya dalam menanggulangi masalah
kesehatan.

Pengetahuan

tentang

tanaman berkhasiat obat berdasarkan
pada pengalaman dan keterampilan
yang

secara

turun

temurun

diwariskan


dari

satu

generasi

berikutnya.

telah

generasi

ke

Indonesia

merupakan negara tropis yang kaya
akan jenis tanaman obat-obatan, salah
satunya yaitu buah paria (Momordica
charantia, L.) (Basch et al. 2003).

Buah Paria (Momordica charantia,
L.) digunakan sebagai sayur atau
lalapan

oleh

masyarakat. Selain

digunakan sebagai lalapan atau sayur,
buah paria kaya akan mineral, nabati,
kalsium, zat besi, kalium, magnesium
dan fosfor yang terdapat di dalam kulit
buah, daging maupun biji buah paria,
yang bermanfaat sebagai penambah
nafsu makan, obat sariawan, obat luka
bakar, obat penyakit kulit, obat cacing
dan perut kembung (Sutiani, 2008).
Buah Paria selain mengandung
gizi yang bermanfaat, di dalam daging
paria


juga mengandung senyawa

titerpenoid,

karatenoid,

flavonoid,

alkaloid, steroid dan minyak atsiri yang
tergolong dalam kelompok antifertilitas
dan dapat mencegah kesuburan pada
organ reproduksi betina (Sutiani, 2008).
Menurut masyarakat, mengkomsumsi

jangka panjang baik dalam bentuk jus,
lalapan

atau


mematikan

sayur

sperma,

berpotensi
menyebabkan

produksi sperma menurun dan sebagai
antifertilitas (kontrasepsi) pada pria,
memicu

impotensi,

merusak

buah

zakar dan hormon pria, karena buah

paria mengandung senyawa titerpenoid
yang

mempunyai

aktivitas

anti

spermatozoa (Girini et al, 2005).
Senyawa-senyawa

hasil

metabolisme tanaman sangat banyak
jumlahnya dan beberapa diantaranya
mempunyai struktur yang mirip. Faktor
kemiripan ini dapat mengarah pada
gugus fungsional yang berfungsi aktif
memberikan efek farmakologi yang

sejenis sehingga senyawa-senyawa ini
bersifat

sinergis

yang

berarti

memberikan khasiat sama. Dengan
demikian takaran pemakaian suatu
senyawa yang berasal dari bahan alam
akan

lebih

rendah

dibandingkan


dengan senyawa yang sama tetapi
berasal dari bahan sintesis (Mursito,
2002 dalam Sutiani, 2008).
Menurut (Subhar, 2004 dalam
Sipahutar,

2005)

mengandung
senyawa

mampu

konsentrasi

menurunkan

abnormalitas

organ


sifatnya

paria

triterpen,

sperma

menyebabkan
namun

buah

glikosida

ini

aksesories


sari

serta
kelenjar

reproduksi

tikus,

sementara

atau

reversibel. Mencit (Mus musculus, L.)
merupakan hewan mammalia yang

Harlis, W. O., et. al., Biowallacea, Vol. 2 (1) : Hal : 196-203, April, 2015

198

Efek Pemberian Sari Buah Paria (Momordica charantia, L.) Terhadap
Morfologi Spermatozoa Epididymis Mencit (Mus musculus, L.)

sering digunakan dalam percobaan,

FMIPA Baru, Universitas Halu Oleo

mencit

karena

Kendari.Mencit jantan (Mus musculus,

memiliki ukuran tubuh yang lebih kecil

L.) yang diperoleh diaklimasi selama 1

dan merupakan hewan yang jinak serta

minggu

memiliki sifat reproduksi yang subur

fisiologis

sehingga dapat diaplikasikan kepada

diblender dan dilarutkan dalam 100 ml

manusia.

akuades dan dipisahkan air perasan

mudah

ditangani

untuk

memperoleh

yang

sama.

kondisi

Buah

paria

spermatozoa

dengan ampasnya, kemudian dibuat

merupakan sel haploid yang berasal

stock sebagai berikut. Konsentrasi 25%

dari perkembangan dan diferensiasi

sari

sel-sel induk germinal di dalam testis,

ditambahkan

serta merupakan sel-sel spermatogenik

Konsentrasi

di dalam tubulus seminiferus yang

sebanyak 50 ml ditambahkan 50 ml

mudah terpengaruh oleh pengaruh-

akuades.Konsentrasi 75% sari buah

pengaruh zat-zat asing, maka timbul

paria sebanyak 75 ml ditambahkan 25

permasalahan

ml akuades (Risnawati, 2008).

Mengingat

yang

menarik

yaitu

apakah sari buah paria yang diberikan

buah

paria

sebanyak

75

25

ml

50%

sari

Selanjutnya

ml

akuades.
buah

paria

diberikan

pada

pada mencit jantan akan menghambat

mencit dengan menggunakan spoit

spermatogenesis dan sekaligus bersifat

secaraoral dengan dosis volume 0,5

anti-fertilitas. Jika hal ini benar, maka

mg/bb mencit dan kontrol diberi air saja

sari buah paria (Momordica charantia,

selama

L.) dapat digunakan sebagai obat

spermatogenesis) secara berturut-turut.

kontrasepsi

tradisional

Pada hari ke 35, mencit dikorbankan

Penelitian

ini

mengetahui

untuk

bertujuan
bagaimana

Pemberian

Sari

Buah

pria.
untuk

34

kemudian

Efek

cauda

Paria

apus.

epididymisdan

dibuatpreparat

selanjutnyadilakukan

Morfologi

cahaya

Mencit (Mus musculus, L.).

di

bawah

dengan

terhadap

mikroskop

perbesaran

100

pemeriksaan

METODE PENELITIAN

siklus

pengambilan

pengamatan

Epididymis

(1

dilakukan

(Momordica charantia, L.) Terhadap
Spermatozoa

hari

400x

spermatozoa.Hasil
dinyatakan

presentase.Indikator

dalam

penelitian

yang

Penelitian ini dilaksanakan pada

dilakukan pada penelitian ini yaitu

bulan Februari sampai bulan April

melihat morfologi spermatozoa yakni

2015, yang bertempat di Laboratorium

bentuk

Unit

kepala (caput), badan (middle piece)

Biologi

FMIPA

Lama

dan

dilanjutkan di Laboratorium Zoologi

dan

normal

ekor

dengan

dan

(cauda).

abnormal
Data

menggunakan

Harlis, W. O., et. al., Biowallacea, Vol. 2 (1) : Hal : 196-203, April, 2015

dari

dianalisis
Rancangan

199

Efek Pemberian Sari Buah Paria (Momordica charantia, L.) Terhadap
Morfologi Spermatozoa Epididymis Mencit (Mus musculus, L.)

Acak Lengkap. Data yang dikumpulkan

struktur

bersifat kualitatif dan kuantintatif dan

sebagai abnormalitas (Harlis, 2006).

dianalisis dengan Analysis of Variance

Tabel 2. Rerata Morfologi Spermatozoa
Normal dan Abnormal

(ANOVA, α = 0,05). Jika terdapat
perbedaan

yang

nyata,

maka

Perlakuan

Ulangan

P0

4

P1

4

P2

4

P3

4

dilanjutkan dengan uji BNT (0,05 %).

HASIL DAN PEMBAHASAN
Berat Badan Mencit (Mus musculus,
L.)

spermatozoa

Rerata berat badan mencit awal
dan akhir setelah diberikan perlakuan
sari buah paria (Momordica charantia,
L.).
Tabel 1. Rerata berat badan mencit
(gr) setelah diberikan
perlakuan sari buah paria
Perlakuan Berat
Berat Selisih
Badan Badan Berat
Awal
Akhir Badan
(gr)
(gr)
(gr)
P0
20.25
21.75
1,50
P1
22
23.25
1,25
P2
20.75
23.25
2,5
P3
22
27.75
5,75
x
21.25
23.75
2,50
Berdasarkan Tabel 1, rata-rata
kenaikan

berat

badan

mencit

meningkat setelah pemberian sari buah
paria.

Hal

ini

sependapat

dengan

(Sutiani, 2008) bahwa buah paria selain
dapat berkhasiat obat

juga dapat

bermanfaat sebagai penambah nafsu

dipandang

Dosis
(mg/ gr
bb/hari)
Air
25% sari
buah
paria
50% sari
buah
paria
75% sari
buah
paria

Rerata
Normal
(%)
a*
80±0,96

Rerata
Abnormal
(%)

20±0,96

a

b

68±0,96

b

32±0,96

53±2,06

b

47±1,73

43±1,71

b

57±2,08

c

d*

Keterangan : Angka yang berbeda
menunjukan ada beda
nyata (P