PENGARUH FASILITAS PEMERINTAH TERHADAP K

PENGARUH FASILITAS PEMERINTAH TERHADAP
KESADARAN BELA NEGARA MASYARAKAT
PERBATASAN

Kelompok :
Lisliati Tazkiatul Kamilah

H24140016

Muhammad Hafizh Fadhilah

H24140075

Arum Anggraini

H44140010

Tiffani Khairani

H54140073


Direktorat Pendidikan
Tingkat Persiapan Bersama Institut Pertanian Bogor
2014

PENDAHULUAN

Latar belakang
Pulau Kalimantan merupakan salah satu pulau di Indonesia yang
berbatasan langsung dengan Malaysia. Pulau Kalimantan menyimpan potensi
sumber daya alam yang sangat melimpah seperti kayu hutan, perkebunan kelapa
sawit, pertambangan emas dan batu bara serta masih banyak lainnya. Hal ini akan
sangat menguntungkan

bagi perekonomian masyarakat Indonesia terutama

masyarakat Kalimantan itu sendiri. Untuk itu, dibutuhkan kerjasama antara
pemerintah dan masyarakat untuk mengoptimalkan sumber daya alam tersebut.
Potensi yang dimiliki oleh pulau Kalimantan pada kenyatannya tidak
berbanding lurus dengan kondisi sosial ekonomi masyarakat Indonesia di daerah
perbatasan Kalimantan. Masih banyak masalah yang dihadapi oleh masyarakat

perbatasan seperti kemiskinan, sulitnya akses informasi dan transportasi,
infrastruktur jalan yang buruk, kualitas pendidikan, serta layanan kesehatan yang
sangat jauh dari kata layak. Hal tersebut disebabkan karena kurang adanya
kepedulian pemerintah akan kondisi yang terjadi di perbatasan Malaysia dan
Indonesia sehingga masyarakat Indonesia yang tinggal di perbatasan menjadi
tergantung terhadap Malaysia.
Bela negara atau rela berkorban merupakan sikap dan perilaku warga
Negara Kesatuan Republik Indonesia dalam menjalin kelangsungan hidup bangsa
dan Negara seutuhnya. Jika dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari setiap warga
negara wajib melakukan pembelaan negara dengan melakukan upaya pembelaan
terhadap eksistensi dan integritas NKRI sesuai dengan peraturan dan perundangundangan yang berlaku. Maka dapat disimpulkan bahwa sikap bela negara
masyarakat Indonesia di perbatasan Indonesia dan Malaysia sangat minim.
Makalah ini akan membahas tentang solusi yang diperlukan agar kesadaran bela
negara masyarakat di perbatasan Indonesia dan Malaysia dapat tercipta.

Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini yaitu:

 Untuk menumbuhkan kesadaran bela negara masyarakat di perbatasan
Indonesia d an Malaysia.


PERMASALAHAN

1.

Warga negara Indonesia yang tinggal di daerah perbatasan IndonesiaMalaysia menggunakan mata uang ringgit dalam aktivitas perekonomian.

2.

Masyarakat Indonesia di perbatasan melakukan kerjasama dengan oknumoknum dari Malaysia dalam aktivitas illegal logging.

3.

Warga negara Indonesia menginginkan pindah kewarganegaraan menjadi
Warga Negara Malaysia.

PEMBAHASAN

Pudarnya kesadaran bela negara pada warga negara Indonesia di
perbatasan Indonesia dan Malaysia tidak bisa dibiarkan begitu saja. Terkikisnya

kesadaran bela negara tersebut merupakan dampak dari banyaknya faktor yang
melatar belakangi permasalahan yang ada, seperti sulitnya akses informasi dan
transportasi, infrastruktur jalan yang buruk, kualitas pendidikan, serta layanan
kesehatan yang sangat jauh dari kata layak.
Tidak adanya infrastruktur yang mendukung aktivitas ekonomi masyarakat
di Indonesia mengakibatkan beralihnya aktivitas ekonomi masyarakat ke negara
Malaysia. Dalam pemenuhan kebutuhan sehari-hari sekitar 90 persen produk
berasal dari Malaysia ditambah hasil pertanian dan perkebunan mereka semuanya
dipasarkan di Malaysia sehingga terjadi peredaran mata uang ringgit di
masyarakat sedangkan mata uang rupiah sendiri mulai ditinggalkan, padahal
dalam UU No 7 Tahun 2011 tentang Mata Uang, mengamanatkan bahwa semua
transaksi di seluruh wilayah Indonesia wajib menggunakan rupiah. Hal ini
menunjukkan bahwa masyarakat tidak melakukan realisasi bela negara dalam
melakukan pengupayaan pembelaan terhadap eksistensi dan integritas NKRI.
Penggunaan mata uang ringgit oleh masyarakat Indonesia yang berada di
wilayah perbatasan Indonesia dan Malaysia bukan merupakan satu-satunya
tindakan yang mencerminkan pudarnya kesadaran bela negara di kalangan
masyarakat perbatasan. Selain kurangnya pengupayaan pembelaan terhadap
eksistensi negara Indonesia, keamanan di wilayah perbatasan Indonesia dan
Malaysia ini pun belum maksimal. Contoh lain dari penerapan bela negara adalah

dengan menjaga keamanan dan mengikuti hukum-hukum negara yang telah
ditentukan. Penerapan tersebut telah dilanggar oleh sebagian masyarakat di
perbatasan Indonesia dan Malaysia. Sebagian masyarakat tersebut membantu
oknum-oknum Malaysia dalam melakukan illegal logging di kawasan Indonesia.
Perbedaan kesejahteraan antara Indonesia dan Malaysia yang terlihat
sangat mencolok menyebabkan banyaknya WNI yang ada di daerah perbatasan

berkeinginan untuk pindah kewarganegaraan menjadi warga negara Malaysia.
Selain itu, warga di sana merasa tidak diakui dan kurang mendapatkan perhatian
dari pemerintah Indonesia khususnya dalam bidang pembangunan. Banyak
kekayaan alam yang diambil dari bumi Kalimantan yang dimanfaatkan untuk
kepentingan Nasional, namun kekayaan alam pulau ini tidak dapat dinikmati oleh
seluruh warga di Pulau ini.
Beberapa solusi yang dapat digunakan untuk mengatasi permasalahan bela
negara di daerah perbatasan antara lain :
1.

Pembangunan sarana transportasi
Pembangunan sarana transportasi terutama sarana transportasi darat


merupakan prioritas utama yang diarahkan pada peningkatan peranannya sebagai
urat nadi kehidupan ekonomi, sosial budaya, politik, dan pertahanan keamanan
serta memperkukuh persatuan dan kesatuan bangsa. Dengan adanya sarana
transportasi dapat mendukung pola produksi dan distribusi nasional,serta
pengembangan wilayah.
2.

Pembangunan sentra-sentra ekonomi
Pembangunan sentra-sentra ekonomi di daerah perbatasan dilakukan agar

masyarakat tidak lagi melakukan aktivitas ekonomi di negara Malaysia yang
menyebabkan banyaknya mata uang ringgit yang beredar. Untuk merealisasikan
hal tersebut, diperlukan juga penggalakkan transmigrasi ke daerah ini dengan
menganjurkan sebagian dari masyarakat pindahan menjadi pedagang disana. Jika
hanya mengandalkan penduduk asli daerah, kemungkinan mereka akan tetap
menggunakan ringgit sebagai alat jual beli.
3.

Peningkatan fasilitas dan kualitas pendidikan
Sarana dan prasarana pendidikan di daerah perbatasan telah mencakup


tingkat pendidikan taman kanak-kanak sampai dengan perguruan tinggi. Namun
jumlah sarana dan prasarananya masih belum memadai baik dilihat dari
kebutuhan dasar belajar maupun tenaga pendidik profesional yang sesuai dengan
tingkat pengajaran. Peningkatan fasilitas dan kualitas pendidikan akan mampu
meningkatkan taraf hidup masyarakat perbatasan. Tentunya pendidikan karakter

berbasis peningkatan wawasan kebangsaan akan menumbuhkan nasionalisme
warga perbatasan untuk lebih mencintai negaranya sendiri.
4.

Pembangunan perekonomian berbasis kerakyatan
Tingkat kesejahteraan yang rendah akan mengakibatkan kerawanan

terutama dalam hal yang menyangkut masalah sosial dan pada gilirannya dapat
mengganggu stabilitas nasional secara keseluruhan. Oleh sebab itu perlu adanya
peningkatan taraf hidup masyarakat di daerah perbatasan dengan memperhatikan
potensi sumber daya alam setempat dan kelompok swadaya masyarakat. Usaha
percepatan pertumbuhan perekonomian perbatasan dapat dilakukan dengan
penguatan kapasitas kelembagaan masyarakat atau kelompok-kelompok swadaya

masyarakat yang sudah ada, pemberdayaan, pendampingan dan penguatan peran
serta perempuan dalam kegiatan perekonomian atau sosial, menghidupkan peran
lembaga keuangan mikro dalam peningkatan pertumbuhan perekonomian, dan
identifikasi potensi dan pengembangan sektor-sektor unggulan di daerah
perbatasan.

5.

Memperkuat pertahananan negara di daerah perbatasan (pembangunan
sabuk pengaman)
Memperkuat pertahanan negara di daerah perbatasan dapat dilakukan

dengan penambahan pos perbatasan serta penambahan personel TNI yang
dilengkapi dengan sarana pendukungnya sehingga masyarakat tidak seenaknya
melakukan aktivitas antar negara dan pengaruh negara Malaysia yang
menurunkan sikap bela negara kepada warga negara Indonesia tidak terjadi.

SIMPULAN

Pudarnya kesadaran bela negara di perbatasan Indonesia-Malaysia

disebabkan oleh kurangnya fasilitas dan perhatian pemerintah terhadap kehidupan
masyarakat di daerah perbatasan meskipun pada dasarnya kesadaran bela negara
dapat tumbuh dengan adanya rasa cinta tanah air yang sangat kuat yang timbul
dari dalam diri seluruh masyarakat Indonesia. Beberapa solusi yang dapat
dilakukan untuk menumbuhkan kesadaran bela negara masyarakat perbatasan,
yaitu dengan meningkatkan pembangunan di daerah perbatasan seperti
pembangunan

sarana

transportasi,

pembangunan

sentra-sentra

ekonomi,

peningkatan fasilitas dan kualitas pendidikan, pembangunan perekonomian
berbasis kerakyatan, serta pembangunan sabuk pengaman di daerah perbatasan.


DAFTAR PUSTAKA

Saraswati Vierta. 2014. Mati surinya nasionalisme perbatasan.
http://www.siperubahan.com/read/544/MATI-SURINYANASIONALISME-PERBATASAN/. [17 September 2014]
Poetranto Tri. 2011. Bagaimana mengatasi permasalahan di daerah perbatasan.
http://www.balitbang.kemhan.go.id/?q=content/bagaimana-mengatasipermasalahan-di-daerah-perbatasan/. [17 September 2014]
Septianawati Dewi. 2012. Sengketa daerah perbatasan Indonesia dan Malaysia.
http://belanegarari.com/2012/06/15/sengketa-daerah-perbatasan-indonesiadan-malaysia/. [17 September 2014]
Lamo A Tanribali. 2013. Gelorakan semangat bela negara. http://www.koransindo.com/node/351768/. [17 September 2014]