Tugas Survey Perjanjian Lama 2

SURVEY
PERJANJIAN LAMA 2

PERJANJIAN LAMA, PERJANJIAN BARU
KITAB PUISI/SASTRA HIKMAT,
KITAB NABI-NABI dan HARI TUHAN
Oleh :
Nolvan Victor Papendang

SEKOLAH TINGGI THEOLOGIA LETS
T.A 2013/2014

0

DAFTAR ISI

……………………………………………………………………

1

Perjanjian Lama


……………………………………………………………

2

Perjanjian Baru

…………………………………………………………….

7

Daftar Isi

Kitab Puisi / Sastra Hikmat ………………………………………………… 11
Kitab Nabi-Nabi …………………………………………………………….. 18
Hari Tuhan

…………………………………………………………………. 21

Daftar Pustaka


………………………………………………………….. 23

1

PERJANJIAN LAMA
Perjanjian Lama adalah bagian pertama dalam Alkitab yang dibagi
dalam dua bagian. Bagian keduanya disebut Perjanjian Baru Perjanjian
Lama yang terdiri dari 39 kitab itu dapat dibagi dalam Kitab Taurat (Kelima
Kitab Musa atau juga dalam bahasa Yunani disebut Pentateukh),
selanjutnya ada Kitab Sejarah, Kitab Sastra/Puisi & Hikmat serta Kitab
Nubuatan.
1. Penulisan
Perjanjian Lama sebenarnya adalah kitab suci umat Yahudi yang
disampaikan, ditulis, dan disimpan dalam waktu kurang lebih 1000
tahun (sekitar 1400 SM sampai 400 SM). Semua ditulis dalam bahasa
Ibrani kecuali sebagian kitab Daniel dan sebagian buku Ezra yang
ditulis dalam bahasa Aram.
2. Kanonisasi
Karena masing-masing kitab tersebut berdiri sendiri-sendiri, maka

dirasa perlu untuk menyusunnya ke dalam sebuah kitab yang utuh.
Proses penyusunan ini disebut Kanonisasi. Kanon adalah kata Yunani
yang berasal dari kata qaneh (Ibrani) atau qanu (Babilonia) yang berarti
“batang gelagah”. Pada perkembangan selanjutnya, kata ini berarti juga
"tongkat pengukur atau alat untuk mengukur" (Yeh 40:3; 42:16).
Dengan bertolak dari arti harafia tadi maka Kanon memperoleh makna
yang bersifat simbolis, yakni “Standar/Ukuran/Patokan atau Norma”
(Bd. 2 Kor. 10:13-16)
Perjanjian Lama identik dengan kanon Alkitab Ibrani, yaitu kitab
suci Yahudi yang juga disebut Tenakh, tetapi dengan urutan yang
berbeda. Susunan urutan kanon Tenakh berakhir dengan Kitab
Tawarikh, sedangkan Kanon Yunani susuna kitab Perjanjian Lama
yang kita pakai saat ini berakhir dengan Kitab Maleakhi.
2.1 Kanon Ibrani – Tenakh (Susunan Alkitab Bahasa Ibrani)
Orang Yahudi untuk pertama kalinya menetapkan kanon kitab
suci mereka sekitar tahun 90 M sampai 100 M. Kanonisasi ini
dilakukan oleh sekelompok rabbi dari aliran Farisi dari sebuah
sekolah agama Yahudi di Yamnia, sebuah kota di Palestina yang

2


terletak di sebelah Barat Yerusalem. Kanonisasi Yahudi ini
mengelompokkan kitab-kitab dengan cara yang berbeda dengan
kanon Yunani dalam hal penghitungan dan pengelompokan kitabkitabnya.
- Taurat (Bahasa Ibrani : Torah) yaitu :
Kejadian, Keluaran, Imamat, Bilangan, Ulangan
- Nabi-Nabi (Bahasa Ibrani :Nevi'im), terbagi dua bagian yaitu :
1. Nabi-nabi Terdahulu: Yosua, Hakim-hakim, Samuel, Raja-raja
2. Nabi-nabi Kemudian: Yesaya, Yeremia, Yehezkiel, & 12 Nabi
- Kitab-Kitab (Bahasa Ibrani : Ketuvim) yaitu :
Mazmur, Amsal, Ayub, Kidung Agung, Rut, Ratapan,
Pengkotbah, Ester, Daniel, Ezra-Nehemia, Tawarikh
2.2 Kanon Yunani – Septuaginta (Susunan Alkitab Bahasa Yunani)
Pada jaman Yesus, belum ada sebuah kitab suci yang tersusun
sebagaimana Alkitab sekarang. Pada masa itu, kitab suci yang
digunakan adalah Perjanjian Lama berbahasa Yunani yang disebut
Septuaginta. Kitab ini dipakai oleh orang-orang Yahudi berbahasa
Yunani, terutama yang hidup di luar Palestina.
Dinamakan Septuaginta (LXX = 70) karena diterjemahkan oleh
70 rabbi Yahudi dari bahasa Ibrani ke dalam bahasa Yunani sekitar

abad 3 SM sampai 2 SM. Mereka diperintahkan untuk menterjemahkan kitab-kitab yang bertarikh antara 1400 SM hingga 400
SM tersebut secara terpisah sehingga tidak bisa berkomunikasi
satu sama lain. Hebatnya, terjemahan mereka persis sama sampai
ke titik dan komanya.
Dalam kanon Yunani ini, kitab-kitab disusun ke dalam 4
kelompok sebagai berikut:
- Kitab Taurat (Bahasa Yunani: Pentateukh – Kelima Kitab Musa) :
Kejadian, Keluaran, Imamat, Bilangan, Ulangan
- Kitab-kitab Sejarah – Kitab Sejarah terbagi atas 2 bagian :
1. Sejarah Pertama : Yosua, Hakim-hakim, Rut, 1 Samuel, 2
Samuel, 1 Raja-raja, 2 Raja-raja
2. Sejarah Kedua : 1 Tawarikh, 2 Tawarikh, Ezra, Nehemia,
Ester
- Kitab Sastra :
Ayub, Mazmur, Amsal, Pengkhotbah, Kidung Agung

3

- Kitab Nubuat – Kitab Nubuat terbagi atas dua bagian :
1. Kitab-kitab Nabi Besar : Yesaya, Yeremia, Ratapan,

Yehezkiel, Daniel
2. Kitab-kitab Nabi Kecil : Hosea, Yoel, Amos, Obaja, Yunus,
Mikha, Nahum, Habakuk, Zefanya, Hagai, Zakharia, Maleakhi.
3. Isi Perjanjian Lama
3.1 Perjanjian Lama (PL) adalah Bagian dari Rencana Allah
Cara Allah menyatakan Diri-Nya kepada manusia adalah
dengan memberikan pernyataan umum dan pernyataan khusus,
yaitu melalui alam, sejarah, hati nurani manusia dan juga melalui
firman dan Anak-Nya, Yesus Kristus. Di dalam Penyataanpenyataan inilah Allah menyatakan Diri-Nya dan rencana-Nya
kepada manusia (Roma 1:19-20; Yesaya 52:10).
Dalam PL Allah memakai hamba-hamba-Nya, dengan latar
belakang satu bangsa, yaitu bangsa Israel, untuk menjadi sarana
dalam menyampaikan Penyataan-penyataan rencana-Nya kepada
manusia (Yesaya 49:6). Oleh sebab itu, sejarah lahirnya bangsa
Israel dan bagaimana Allah menyertai, menghukum dan
memberkati bangsa ini (yang kita pelajari melalui kitab-kitab PL)
seharusnya menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan
iman Kristen. Karena melalui sejarah bangsa ini Allah sebenarnya
sedang memberitahukan kepada manusia tentang Diri-Nya;
siapakah Dia dan apakah rencana-Nya bagi umat manusia,

termasuk rencana- Nya bagi kita yang hidup sekarang. Dengan
mempelajari PL, maka kita akan melihat bagaimana Allah secara
progresif menyatakan Diri-Nya untuk dikenal; pertama melalui
bangsa pilihan-Nya (Israel), lalu selanjutnya melalui orang-orang
yang dipilih-Nya pada masa Perjanjian Baru (Roma 1:16).
3.2 Perjanjian Lama adalah Bukti akan Kedaulatan dan Kesetiaan
Allah
Di balik cerita sejarah bangsa Israel, PL juga menjadi bukti
penting akan kedaulatan Allah atas seluruh alam semesta yang
diciptakan-Nya, termasuk di dalamnya manusia. Dialah yang
mengawasi sejarah dan yang akan menyelesaikan rencana-Nya
tepat pada waktu yang sudah ditetapkan-Nya (Filipi 1:6). Dia juga

4

yang memilih hamba-hamba-Nya sesuai dengan kedaulatan-Nya
untuk melaksanakan rencana kekal-Nya. Di sini sekaligus PL juga
menjadi bukti penyataan progresif akan kesetiaan Allah (Yesaya
25:1). Allah turut bekerja dalam sejarah, termasuk ketika Israel
tidak taat, tetapi Allah tetap setia pada janji-Nya (Roma 3:3). Oleh

karena itu, kitab-kitab PB tidak mungkin dilepaskan dari PL; Allah
PB adalah juga Allah PL yang setia melaksanakan rencana
kedaulatan-Nya (keselamatan) bagi umat pilihan-Nya.
3.3 Perjanjian Lama berisi Nubuat bagi Perjanjian Baru
Kitab-kitab dalam PL banyak menunjuk pada nubuat-nubuat
yang akhirnya digenapi pada masa PB (Matius 9:31; Lukas 24:44;
Roma 10:4). Keseluruhan dan kelengkapan berita keselamatan
harus dimulai dari PL dan diakhiri dengan PB; sehingga jelas
keduanya tidak dapat dipisah-pisahkan. Sebab itu, PL harus
dipelajari sebagai sumber dan landasan untuk mengerti
penggenapan rencana agung Allah.

5

PERJANJIAN BARU
Kitab Perjanjian Baru (PB), adalah bagian dari Alkitab Kristen yang
ditulis setelahkelahiran Yesus Kristus. Kata "Perjanjian Baru" merupakan
terjemahan dari bahasa Latin, “Novum Testamentum”. Istilah Testament
atau covenant (bhs. Inggris) ini, artinya persetujuan antar dua pihak yang
mengikat, lebih kuat dari hanya sekedar janji.

Perjanjian Baru kadang-kadang disebut sebagai Kitab Yunani Kristen
karena ditulis dalam bahasa Yunani oleh para pengikut Yesus yang
belakangan dikenal sebagai orang Kristen. Umat Kristen awal
berpendapat bahwa kitab ini merupakan penggenapan isi nubuat yang
ada di Alkitab Ibrani yang sudah ada dan kemudian diberi nama Perjanjian
Lama.
Bahasa Yunani dari Perjanjian Baru adalah "He Kaine Diatheke",
artinya pesan atau wasiat terakhir, yang melibatkan dua belah pihak dan
sifatnya mengikat dan tidak dapat diubah. Oleh karena itu makna kata
"Perjanjian Baru" disimpulkan sebagai perjanjian tertulis yang merupakan
wujud persetujuan/kesepakatan yang baru antara Allah dan manusia
melalui Kristus.
1. Penulisan
Teks asli Perjanjian Baru ditulis setelah sekitar tahun 45 M. kitabkitab yang termasuk dalam Perjanjian Baru ini, ditulis dalam jangka
waktu kurang lebih 60 tahun oleh 8-9 orang penulis (berbangsa Yahudi
kecuali Lukas) yang penulisannya menggunakan bahasa Yunani Koine
yaitu bahasa Yunani sehari-hari (bukan bahasa sastra).
2. Kanonisasi
Seperti halnya Kanon Ibrani, Perjanjian Baru pun di kanonkan
dengan tujuan yang sama. Surat-surat Paulus telah dipakai dalam

kebaktian-kebaktian jemaat dan dibacakan sebagai khotbah. Pada
tahun 95 Masehi surat-surat ini dikumpulkan dan menjadi bagian yang
baku dalam kebaktian-kebaktian jemaat, begitu juga dengan Kisah Para
Rasul. Surat Yakobus, Petrus, Yohanes, dan Yudas yang juga dipakai
dalam kebaktian-kebaktian jemaat, ditambahkan pada surat-surat
Paulus dan menjadi satu kumpulan surat pada tahun 100-105.

6

2.1 Beberapa Daftar Kanon PB yang pernah berlaku dalam sejarah
gereja:
- Daftar Marcion
Daftar buku Perjanjian Baru yang tertua disusun di Roma
pada tahun 140 M oleh seorang bidat yang bernama Marcion.
Menurut Marcion, kitab Perjanjian Lama harus ditolak dan juga
kitab-kitab Perjanjian Baru yang dipengaruhi oleh Yudaisme.
Karena menurutnya, Allah Perjanjian Lama mempunyai status
yang lebih rendah dari Allah yang dinyatakan dalam diri Kristus.
Itu sebabnya kanon Marcion hanya terdiri dari 2 bagian:
1. Kitab Injil Lukas (Injil yang tidak dipengaruhi oleh Yudaisme)

2. 8 (delapan) Surat Paulus (3 Surat Penggembalaan tidak
dimasukkan), yaitu: 1 & 2 Korintus, Efesus (Laodikia), Filipi,
Kolose, 1 & 2 Tesalonika, Filemon.
- Daftar Muratori
Daftar lain yang lebih muda dikenal dengan sebutan
"Fragmen Muratori", berasal dari Roma pada akhir abad ke-2.
Pada daftar kanonnya dimasukkan :
1. Injil Matius, Markus, Lukas, Yohanes dan Kisah Para Rasul.
2. 9 (sembilan) Surat Paulus kepada Jemaat dan 4 kepada
perorangan.
3. 2 Surat Yohanes, Wahyu Yohanes dan Wahyu Petrus (kitab
dari apokrifa).
- Konsili Hippo (393 M) dan Konsili Kartago (397 M)
Konsili gereja di Afrika Utara ini menerima daftar 27 kitabkitab Perjanjian Baru yang kita pakai sekarang. Penerimaan
mereka didasarkan pada kesadaran akan nilai kitab-kitab itu
sebagai yang diinspirasikan oleh Allah. Ditambah lagi dengan
fakta bahwa kitab-kitab tersebut telah umum digunakan oleh
gereja-gereja saat itu.
2.2 Kanon Injil dan Kisah Para Rasul
Injil Markus, Matius dan Lukas yang disebut Injil Sinoptik,
ditulis lebih awal daripada Injil Yohanes. Injil (b. Yunani
"euanggelion" yang artinya Kabar Baik) sudah banyak di pakai oleh
masyarakat Kristiani. Keempat Injil itu dikumpulkan dan dibakukan
pada tahun 150. Akhirnya pada tahun 180, Injil dan surat-surat

7

digabungkan menjadi satu pengakuan kepercayaan dan sumber
iman Kristiani. Sekitar tahun 170 M, seorang bernama Tatianus
membuat Injil rangkap empat menjadi satu cerita yang
bersambung, atau disebut "Harmoni Injil-injil" (Diatessaron).
Kitab Kisah Para Rasul mendapatkan pengakuan kanonik
karena penulisnya sama dengan Injil ketiga (Lukas). Kedudukan
kitab ini penting dalam kanon Perjanjian Baru karena merupakan
kitab yang sentral, menjadi penghubung antara kitab-kitab Injil dan
Surat-surat Kiriman.
3. Pengelompokan dan Isi Kitab-kitab Perjanjian Baru
Isi dari Perjanjian Baru adalah penyataan rahasia janji Allah yang
baru yang diwujudkan dalam catatan tentang kata-kata/pengajaran
Yesus dan pada pengikut-Nya. Perjanjian Baru terdiri dari 27 kitab,
yang pengelompokannya dapat dibagi sebagai berikut :
1. Kitab Injil : Kitab Injil Sinoptik (Matius, Markus, & Lukas), Injil
Yohanes - menceritakan tentang kehidupan dan kematian Yesus.
2. Kitab Sejarah : Kisah Para Rasul - Mengisahkan Kristus yang
'Bangkit' bekerja melalui para rasul-Nya yang telah diberi kuasa oleh
Roh Kudus. Tema kitab sejarah gereja yang pertama ini ialah asal
mula Gereja, yaitu tubuh Kristus, dan perluasannya sampai ke ujung
bumi.
3. Surat Kiriman – terbagi atas dua :
- Surat-surat kiriman Rasul Paulus : Roma, 1Korintus, 2Korintus,
Galatia, Efesus, Filipi, Kolose,1Tesalonika, 2Tesalonika,
1Timotius, 2Timotius, Titus, Filemon
- Surat-surat kiriman Rasul-rasul lain : Ibrani, Yakobus, 1Petrus,
2Petrus, 1 Yohanes, 2 Yohanes, 3 Yohanes, Yudas.
Surat-surat ini memberi penafsiran pribadi dan pekerjaan Kristus,
serta menerapkan ajaran-ajaran-Nya kepada hidup pribadi orang
percaya. Sekurang-kurangnya ada tiga belas surat kiriman yang
ditulis oleh Rasul Paulus. Kebanyakan dituliskan dalam bentuk
surat. Kedua puluh satu surat kiriman itu memberitahukan nama
penulisnya, kecuali Ibrani dan ketiga surat Yohanes.

8

4. Kitab Nubuatan : Kitab Wahyu (Apokaliptein atau penyingkapan);
Seperti halnya kitab nubuat Daniel dalam Perjanjian Lama, sebagian
besar isi kitab Wahyu ini menguraikan penghukuman Allah pada
akhir zaman terhadap "semua orang yang diam di atas bumi."
Penempatan susunan kitab-kitab dalam Alkitab tidaklah sesuai
dengan urutan usia penulisannya, tetapi kronologi peristiwanya. Untuk
memudahkan penyelidikan, masa dalam Perjanjian Baru dapat dibagi
menjadi 3 periode waktu:
- Periode Kelahiran (5 SM - 30 M): Masa kehidupan Yesus diuraikan
dalam kitab-kitab Injil.
- Periode Perkembangan (30 M - 60 M): Masa perkembangan karya
kerasulan, khususnya pelayanan Rasul Paulus kepada jemaat nonYahudi.
- Periode Pemantapan (60 M - 100 M): Masa ini (60 M - 100 M) tidak
banyak diketahui, tapi yang jelas banyak tulisan-tulisan para Rasul dan
juga kitab Injil yang baru beredar pada tahun-tahun ini.

9

KITAB PUISI & SASTRA HIKMAT
Dalam Perjanjian Lama (PL) terdapat banyak sekali puisi. Beberapa
terjemahan menunjukan hal ini dengan mengatur-ngatur barisnya
(terdapat dalam Alkitab Terjemahan Baru). Untuk menafsirkan beberapa
perikop dalam bentuk puisi, prinsip-prinsip dasar puisi Ibrani sangat
penting untuk dipahami. Dalam tiap bahasa, puisi memakai ungkapan
yang padat isi, biasanya dengan menggunakan kata-kata kiasan untuk
menyampaikan makna yang lebih luas, berisi emosi bukan logika.
Hikmat berakar pada zaman yang sangat kuno. Sejak dahulu
muncullah ucapan-ucapan dan tulisan-tulisan dari pengamatan yang
bijaksana mengenai kehidupan, yang merumuskan petunjuk-petunjuk
untuk keberhasilan dan kebahagiaan dalam bentuk-bentuk yang mudah
diingat. Sastra hikmat dalam Alkitab merupakan sumbangsih Israel pada
fenomena internasional tersebut yang berawal sekitar abad ke-10 SM.
Bentuk sastra hikmat dalam Alkitab menyerupai tulisan-tulisan dari luar
Israel, karena itu kita dapat menguraikan secara singkat beberapa tema
utama dan bentuk sastra hikmat diluar Alkitab.
Seperti yang kita ketahui, menurut pengkanonan kitab Yunani Kitab
Sastra Hikmat terdiri dari 5 kitab yaitu kitab Ayub, Mazmur, Amsal,
Pengkhotbah, Kidung Agung.
1. Kitab Ayub
Kitab Ayub dalam bahasa Ibrani disebut “iyyov”. Terdiri dari 42
pasal. Untuk waktu penulisan baik para rabi dahulu maupun para ahli
modern tidak sepakat mengenai waktu penulisan kitab Ayub. Ada
tanda-tanda pada bagian pendahuluan dan bagian penutup kitab Ayub
yang memberi petunjuk kalau kitab ini kemungkinan berasal dari zaman
kuno. Kisah prosa yang terdapat dalam kitab Ayub ini benar-benar kuno
dan diturunkan oleh tradisi sejak kejadiannya (sebelum tahun 1000
SM). Ada berbagai tanggapan para ahli yang mencoba meneliti kapan
sebenarnya kitab Ayub ini dituliskan dan siapa sebenarnya
penulisnya. Paul G. Caram berpendapat bahwa kemungkinan besar
penulis dari Kitab ini adalah Elihu, teman yang keempat. Ia memiliki

10

banyak pengertian yang dalam dibandingkan teman yang lain. Ia juga
memiliki suatu sudut pandang Ilahi mengenai ujian yang dialami Ayub.
Kitab

ini

mempermasalahkan

penderitaan

pribadi,

bukan

penderitaan suatu bangsa, yaitu mengenai kebebasan Allah
mengizinkan orang tidak bersalah mengalami penderitaan, dan
kerelaan untuk menerima-nya tanpa kehilangan iman.
2. Kitab Mazmur
Nama kitab ini dalam LXX (Septuagintha) adalah Psalmoi. Bahasa
latin memakai istilah yang sama. Kata Yunani dari kata kerja Psallo
yang artinya “memetik atau mendentingkan”. Kemudian kata itu
menunjukan nyanyian (Psalmos) atau kumpulan nyanyian (Psalterion).
Dalam bahasa Ibrani ada kata “Mizmor” yang artinya “sebuah
nyanyian yang dinyanyikan dengan iringan musik”. Namun dalam
bahasa Ibrani judul kitab Mazmur disebut “tehilim” artinya “Puji-Pujian
atau Nyanyian Pujian.
Sekurang-kurangnya selama 1000 tahun, kitab Mazmur dibagi
dalam lima jilid : Mazmur 1-41; 42-72; 73-89 – 106 & 107 – 150.
Bagian-bagian ini merupakan tahap-tahap dalam proses pengumpulan
mazmur-mazmur, suatu proses yang memakan waktu lebih dari 500
tahun. Kumpulan yang lebih awal ditulis oleh Daud ( Mazmur 3-41; 5171), Korah (Mazmur 42-490, dan Asaf (Mazmur 50;73-83). Kemudian
ditambahkan kumpulan yang lebih kecil seperti nyanyian ziarah (Maz.
120-134) dan Mazmur-mazmur yang menggunakan ungkapan
“Halleluya” (Mazm146-150)
Masing-masing jilid mengadung jenis sastra tertentu yang
tampaknya mempunyai fungsi-fungsi yang berbeda dalam ibadat Israel
baik secara pirbadi maupun umum yaitu Nyanyian Pujian, Keluhan
Umat, Keluhan Pribadi, Nyanyian Syukur Pribadi, Nanyian Kerajaan,
dan Mazmur Hikmat.
Dalam sumbangsih pada Teologi Alkitab, Kitab Mazmur merupakan
gambaran iman alkitabiah bagi orang yang tidak memiliki Alkitab dan
yang tidak dapat membacanya. Seandainya orang-orang yahudi hanya
mengetahui Kitab Mazmur, mereka masih memiliki pemahaman yang
mendalam tentang iman mereka :

11

- Rangkuman Sejarah (Mazmur 78; 105; 106; 136)
- Dorongan untuk hidup saleh (Mazmur 1 dan 119)
- Persyaratan-persayaratan tentang penciptaan (Mazmur 8;19;104)
- Pengetahuan akan penghakiman Allah (Mazmur 37; 49; 73)
- Jaminan akan pemeliharaan-Nya yang setia (Mazmur 103)
- Kesadaran akan kekuasaan-Nya atas semua bangsa (Mazmur 2;
110)
Semuanya ini dibangun menjadi tulang dan sum-sum iman mereka
melalui kitab Mazmur dan yang terpenting, Mazmur-mazmur itu
menyatakan hubungan antara Israel dengan Tuhan Allah.
3. Kitab Amsal
Kitab Amsal merupakan kumpulan tulisan dengan aneka ragam
gaya yang berbeda-beda. Keanekaragaman ini menunjukan ruang
lingkup yang luas dari masyal Ibrani yang biasa diterjemahkan ‘amsal’
dalam bahasa Indonesia.
Kata ‘masyal’ mungkin diambil dari akar kata yang berarti
‘menyerupai’ atau ‘dibandingkan dengan’. Jadi amsal pada mulanya
mungkin merupakan semacam perbandingan, seperti yang terdapat
dalam Perjanjian Lama :
Contoh : Amsal 15:17
“Lebih baik sepiring sayur dengan kasih
Daripada lembu tambun dengan kebencian”
Hikmat Ibrani adalah seni untuk mencapai keberhasilan dan Kitab
Amsal adalah buku petunjuk untuk hidup yang berhasil. Dengan
mengutip dan melukiskan kebiasaan hidup yang negatif dan positif,
kitab amsal menjelaskan perilaku yang benar dan salah dalam berbagai
keadaan. Penerapan rinsip-prinsip iman dalam sikap dan pengalaman
sehari-hari juga tetap ada di dalam kitab ini (Amsal 1:7; 2:5; 9:10).
Hampir sama dengan pengenalan akan Allah seperti yang ditekankan
dalam kitab nabi-nabi besar, kewajiban ini merupakan kesadaran untuk
memperkenankan Allah dalam setiap segi kehidupan.
Tujuan kitab ini adalah untuk menjelaskan dengan cermat dan tepat
dan mudah diingat, apa yang dimaksud dengan siap melayani Allah
sepenuhnya.

12

Amsal 1:1-6 merupakan pengantar umum atau keterangan judul,
yang menjelaskan tujuan kitab ini dan hubungannya dengan Salomo,
raja Israel yang bijaksana. Kitab amsal sekurang-kurangnya terdiri dari
delapan kumpulan tersendiri, yang dapat dibedakan dari sub judul
pengantarnya atau dari perubahan gaya tukisanyang mencolok.
1. Pentingnya Hikmat (Amsal 1-9)
2. Amsal-amsal Salomo (Amsal 10:1 – 22:16)
3. Amsal-amsal orang bijak (Amsal 22:17 – 24:22)
4. Perkataan-perkataan tambahan (Amsal 24:23-34)
5. Amsal-amsal Salomo kumpulan Hizkia (Amsal 25-29)
6. Perkataan-perkataan Agur (Amsal 30)
7. Perkataan-perkataan Lemuel (Amsal 31:1-9)
8. Gambaran tentang isteri yang cakap (Amsal 31:10-31)
Dari Amsal 25:1 jelas bawa Kitab Amsal tidak mungkin diselesaikan
sebelum masa Raja Hizkia (Kira-kira 715-686 SM). Dua pasal terakhir
mungkin ditambahkan selama ataus segera sesudah masa
pembuangan (kira-kira 500SM). Kemungkinan besar Amsal 10-29
disunting selama pemerintahan Hizkia dan pasal pembukaan serta
kesimpulannya ditambahkan selama dua abad berikutnya.
4. Kitab Pengkhotbah
Nama “Pengkhotbah” merupakan terjemahan dari kata Ibrani
“Qohelet”, yaitu orang yang memanggil suatu sidang, mungkin untuk
mengajarnya.
Kitab Pengkhotbah sampai pada abad 19 dianggap Salomo
sebagai penulisnya (Pengk. 1:1,12), Pasal 2:4-10 juga sangat cocok
sebagai suatu gambaran tentang Salomo. Tapi ada juga pendapat lain
yang mengatakan bahwa Kitab ini di tulis oleh Pengkhotbah yang
banyak mengerti dan merekomendasikan riwayat hidup Salomo
sebagai dasar dan ilustrasi bahwa hikmat dan kekayaan pun tidak
memberi kepuasaan mutlak.
Ada bermacam macam bukti bahwa kita ini ditulis jauh sesudah
abad ke 10 SM (zaman Salomo). Kosakata maupun susunan
kalimatnya tergolong masa sesudah pembuangan, lebih mirip dengan
gaya Misyna daripada gaya kitab-kitab Perjanjian Lama lainya. Selama
satu abad atau lebih, bukti linguistik ini telah menjadi bukti terkuat yang

13

mendukung waktu penulisan Kitab Pengkhotbah antara Tahun 400 dan
200 SM.
Pengelompokan Ibrani lainnya menghubungkan Qohelet dengan
Kitab Amsal dan Kidung Agung, sebagaimana ditetapkan dalam
Septuaginta dan masih dipakai dalam Alkitab bahasa Latin (Vulgata),
Inggris dan Indonesia. Alasan-alasannya jelas, yaitu : acuan tak
langsung pada Salomo (Pengk. 1:1,12,16); dan hubungannya yang
jelas antara kitab-kitab tersebut sebagai contoh tulisan hikmat yang
dikaitkan dengan nama Salomo.
Dengan menyebut Salomo dan orang bijak tradisional yang
menganggap dia sebagai pembimbingnya, inti tujuan dan tema Qohelet
menjadi jelas. Singkatnya, ia berusaha menggunakan cara-cara hikmat
tradisional untuk memperbaiki kesimpulan yang tradisional. Seperti
Ayub, ia membantah penyamarataan yang mudah sebagaimana
diajarkan orang-orang bijak kepada murid-murid mereka untuk hidup
berhasil. Mereka terlalu menyederhanakan kehidupan dan aturanaturannya sehingga menyesatkan dan membuat para pengikutnya
mereka frustasi. Pengamatan-pengamatan mereka tampaknya dangkal
dan nasihat-nasihat mereka terlalu mudah dalam dunia yang ditimpa
oleh ketidakadilan, kerja keras dan kematian.
Lima ciri utama menandai kitab ini.
1. Kitab ini sifatnya sangat pribadi, penulis sering kali memakai kata
ganti "aku" sepanjang sepuluh pasal pertama.
2. Melalui sikap pesimisme penulis, kitab ini menyatakan bahwa hidup
yang terpisah dari Allah itu tidak menentu dan penuh dengan kesiasiaan (istilah "sia-sia" terdapat 37 kali dalam kitab ini). Dengan sinis
Salomo mengamati pelbagai paradoks dan kebingungan dalam
hidup ini (lih. mis. Pengkh 2:23 dan Pengkh 2:24; Pengkh
8:12 dan Pengkh 8:13;Pengkh 7:3 dan Pengkh 8:15).
3. Inti nasihat Salomo di dalam kitab ini terdapat di dalam dua ayat
terakhir, "Takutlah akan Allah dan berpeganglah pada perintahperintah-Nya, karena ini adalah kewajiban setiap orang" (Pengkh
12:13-14).
4. Gaya penulisan kitab ini terputus-putus; kosakata dan susunan
kalimatnya termasuk bahasa Ibrani yang paling sulit dalam PL dan

14

tidak mudah untuk menggolongkannya dalam masa sastra Ibrani
tertentu.
5. Kitab ini berisi alegori yang paling indah dalam Alkitab mengenai
seorang yang makin tua (Pengkh 12:2-7).
Tema kitab ini, yaitu hidup tanpa Allah adalah sia-sia dan tanpa arti,
mempersiapkan panggung untuk berita kasih karunia PB: sukacita,
keselamatan, dan hidup kekal hanya diterima sebagai karunia dari Allah
(bd. Yoh 10:10; Rom 6:23).
5. Kitab Kidung Agung
Kitab ini diambil dari ayat pertama, “Kidung agung dari Salomo”.
Kitab inbi adalah kitab pertama dari lima gulungan (megilot) dalam
kanon Ibrani yang digunakan dalam perayaan-perayaan; biasanya
ditentukan untuk dibaca pada perayaan Paskah.
Menurut tradisi, Kidung Agung ditulis oleh Salomo. Pandangan ini
didasarkan pada acuan yang menunjuk padanya sepanjang kitab ini
(kid. 1:5; 3:7,9,11) terutama dalam bagian judul (kid.1:1). Yang ditulis ±
Tahun 960 SM.
Sebenarnya Kidung Agung bukanlah tulisan hikmat, karena
bentuknya yang menonjol adalah puisi cinta, bukan pengajaran atau
perdebatan. Tetapi, karena hubungannya dengan Salomo dan mungkin
karena disalin dipelihara dan disebarkan oleh kelompok-kelompok
berhikmat, maka kitab itu dapat dipelajari bersama-sama dengan sastra
hikmat (Murphy 1976),
Isi kitab ini tidak dapat dianalisis dengan mudah. Isinya tidak
bergerak secara metodis dan logis dari pasal pertama hingga terakhir,
melainkan melingkar-lingkar sekitar tema inti yaitu kasih. Sebagai
kidung, kitab ini terdiri atas enam stanza atau syair, masing-masing
membahas suatu aspek dari perilaku pacaran dan kasih pernikahan
antara Salomo dengan pengantinnya (Kid 1:2-2:7; Kid 2:8-3:5; Kid 3:65:1; Kid 5:2-6:3; Kid 6:4-8:4; Kid 8:5-14). Keperawanan mempelai
wanita dilukiskan sebagai "kebun tertutup" (Kid 4:12) dan
penyempurnaan pernikahan sebagai memasuki kebun untuk menikmati
buah-buah pilihan (Kid 4:16; Kid 5:1). Sebagian besar percakapan
adalah di antara mempelai wanita (gadis Sulam), Salomo sang raja,
dan sekelompok teman dari mempelai laki-laki dan wanita yang disebut

15

"gadis-gadis Yerusalem". Ketika kedua mempelai sedang berdua,
mereka terpuaskan; ketika mereka terpisah, mereka mengalami
kerinduan satu sama lain. Puncak sastra kidung ini adalah Kid 8:6-7.
Kidung Agung merupakan suatu pelajaran, suatu perumpamaan
(masyal) luas yang menggambarkan keajaiban dan kekayaan cinta
manusia yang merupakan pemberian kasih Allah. Namun makna
Kidung Agung tidak terbatas pada hal cinta kasih insani. Young (1958:
hlm. 534) mengusulkan : “Kitab itu tidak hanya berbicara mengenai
kemurnian cinta manusia; tetapi, dengan masuknya kitab ini dalam
Kanon Alkitab, kitab ini mengingatkan kita akan cinta yang lebih murni
daripada cinta manusia”

16

KITAB NABI-NABI
Nabi, bahasa Ibrani ‫ נ י‬- NAVI', nun - beyt – yod – alef, berasal dari
akar kata yang berarti mengalir seperti mata air. Jadi bermakna memberi
keterangan, mengabarkan. Kata Ibrani inilah yang paling sering digunakan
untuk nabi.
Melalui Nabi alkitabiah, Allah mengaktualkan rencana-Nya dalam hal
keselamatan dan menyatakan firman-Nya sambil mempengaruhi masa
kini dan memberitahukan (kadang-kadang) masa depan.
Dalam perjanjian lama, seorang yang digelari "nabi" (Ibrani, ‫ נ י‬NAVI') digelari juga sebagai "pelihat" (Ibrani, ‫ הר ה‬- HARO'EH). Istilah
pelihat ini lebih secara jelas menunjukkan karakteristik seorang nabi. Yaitu
seseorang yang mendapat pengelihatan dan mendengar suara Allah dan
diutus untuk menyampaikannya kepada umat. Kemampuan ini merupakan
suatu karunia yang disebut karunia kenabian.
Dalam Susunan Kitab Nabi-Nabi menurut Kanon Ibrani dan Kanon
Yunani memiliki perbedaan.
1. Kanon Ibrani :
-

Nevi’im (Nabi-nabi terdahulu) :
Yosua, Hakim-Hakim, Samuel, & Raja-Raja

-

Ketuvim (Nabi-nabi Kemudian) :
Yesaya, Yeremia, Yehezkiel, dan 12 Nabi (Hosea,Yoel, Amos,
Obaja, Yunus, Mikha, Nahum, Habakuk, Zefanya, Hagai, Zakharia,
Maleakhi)

2. Kanon Yunani juga di sebut Kitab Nubutan. Kitab Nubuatan ini terbagi
atas 2 bagian yaitu :
-

Kitab-Kitab Nabi Besar :
Yesaya, Yeremia, Ratapan, Yeheskiel, dan Daniel

-

Kitab-Kitab Nabi Kecil :
Hosea, Yoel, Amos, Obaja, Yunus, Mikha, Nahum, Habakuk,
Zefanya, Hagai, Zakharia, Maleakhi

17

Isi Kitab Nabi-Nabi Besar :
1. Yesaya (740-690 SM)
“Melihat dosa Yehuda dan mengumumkan penghukuman Allah.
Hizkia. Pemulihan dan berkat-berkat pada masa yang akan
datang”
2. Yeremia (626-560 SM)
“Dipanggil Allah untuk mengumumkan berita penghakiman atas
Yehuda, yang kemudian terjadi. Allah menetapkan Perjanjian
Baru”.
3. Ratapan (626-560 SM “Masa Pelayanan Yeremia” dan ditulis
±586 SM
“Lima puisi ratapan. Mengisahkan kekalahan dan kejatuhan
Yerusalem.”
4. Yehezkiel (593-563 SM)
“Ia melayani kaum Israel dalam pembuangan di Babilonia.
Mengisahkan akhir zaman.”
5. Daniel (560-536 SM)
“Banyak penglihatan atas kejadian di masa depan yang terjadi
baik terhadap kaum kafir maupun Israel.”
Isi Kitab Nabi-Nabi Kecil :
1. Hosea (755-710 SM)
“Kisah Hosea dan

istrinya

yang

tidak

setia,

Gomer.

Merepresentasikan kasih dan kesetiaan Allah atas perzinahan
spiritual bangsa Israel. Israel akan dihukum dan dipulihkan.
2. Yoel (810-780 SM)
“Mengumumkan masa depan yang mengerikan dengan
menggunakan perumpamaan belalang. Penghukuman akan
terjadi tetapi berkat-berkat akan menyusul.”
3. Amos (765-755 M)
“Mengingatkan Israel akan penghakiman yang akan terjadi.
Israel menolak peringatan Allah.”
4. Obaja (848-840 SM)
“Pengumuman melawan Edom, negara tetangga Israel yang
bergembira atas penghakiman atas Yerusalem. Nubuatan
mengenai kehancuran mereka”

18

5. Yunus (780-770 SM)
Yunus mengumumkan penghakiman yang akan datang terhadap
Niniweh. Tetapi mereka bertobat dan penghakiman dibatalkan.
6. Mikha (735-700 SM)
“Deskripsi lengkap mengenai kebusukan moral di semua
tingkatan masyarakat Israel. Allah akan menghakimi tetapi juga
akan mengampuni dan memulihkan.”
7. Nahum (± 650 dan 620 SM)
“Niniweh telah murtad (sekitar 125 tahun sesudah Yunus) dan
akan dihancurkan.”
8. Habakuk (620-600 SM)
“Menjelang akhir kerajaan Yehuda, Habakuk bertanya kepada
Allah mengapa Ia tidak bertindak atas dosa-dosa Yehuda. Allah
menjawab Ia akan memakai tangan bangsa Babilonia. Habakuk
bertanya bagaimana mungkin Allah memanfaatkan tangan suatu
bangsa yang lebih busuk dari Yehuda.”
9. Zefanya (638-624 SM)
“Temanya adalah seputar Hari Tuhan dan penghakimanNya
serta berkat-berkat yang akan terjadi sesudahnya. Yudea tidak
akan bertobat, kecuali beberapa gelintir sisanya, dan mereka
akan dipulihkan.”
10. Hagai (520-505 SM)
“Bangsa Israel gagal mengutamakan Allah, dengan membangun
terlebih dahulu rumah mereka sendiri ketimbang Bait Allah.
Karenanya, mereka tidak akan maju-maju.”
11. Zakharia (520-480 SM)
Zakharia memberi semangat kepada bangsa Yahudi untuk
“menyelesaikan pembangunan Bait Allah. Banyak nubuatan
Mesianik”
12. Maleakhi (435-410 SM)
“Umat Allah tidak disiplin dalam menjalankan kewajiban mereka
terhadap Allah. Semakin jauh dari Allah. Kompromistis dalam hal
moral. Pengumuman akan penghakiman yang akan terjadi.”

19

HARI TUHAN
Kamus Alkitab Terjemahan Baru Hari dalam kitab para nabi seringkali
disebut tentang “Hari Tuhan”, “Hari Terakhir”, “Hari Penghakiman”, atau
hanya “Pada Hari Itu”. Ungkapan-ungkapan itu menunjuk pada masa
depan bilaman Tuhan Allah akan bertindak dan akan mendantangkan
keadaan yang sama sekali baru. Dalam perjanjian Baru “Hari Tuhan” itu
disamakan dengan “Hari Yesus Kristus” yaitu waktu kedatangan-Nya
sebagai Hakim dan Juruselamat pada akhir zaman.
PENGUNGKAPANNYA PADA PERJANJIAN LAMA (PL)
Hari TUHAN, ungkapan ini termasuk bagian dari eskatologi Alkitab.
Ada beberapa padanannya seperti 'hari itu', 'pada hari itu'. Artikel ini hanya
mempertimbangkan pemakaian ungkapan yang sebenarnya saja.
Amos 5:18-20
18 Celakalah mereka yang menginginkan hari TUHAN! Apakah gunanya
hari TUHAN itu bagimu? Hari itu kegelapan, bukan terang!
19 Seperti seseorang yang lari terhadap singa, seekor beruang
mendatangi dia, dan ketika ia sampai ke rumah, bertopang dengan
tangannya ke dinding, seekor ular memagut dia!
20 Bukankah hari TUHAN itu kegelapan dan bukan terang, kelam kabut
dan tidak bercahaya?
Dari Amos 5:18-20, pemakaian paling dini, jelas bahwa ungkapan itu
lazim dalam percakapan umum. Bagi rakyat biasa itu berarti adalah hari
saatnya YHVH akan campur tangan untuk menempatkan Israel menjadi
kepala atau pemimpin bangsa-bangsa, tak menjadi soal apakah Israel
setia kepada-Nya atau tidak. Amos menerangkan bahwa Hari itu berarti
penghakiman bagi Israel. Begitu juga Yesaya 2:12 dab; Yehezkiel 13:5;
Yoel 1:15; 2:1,11; Zefanya 1:7,14; Zakharia 14:1.
Nabi lain, yang menyadari baik dosa-dosa bangsa lain maupun dosa
Israel, menyatakan, bahwa Hari itu akan menimpa bangsa-bangsa satu
demi satu, sebagai hukuman karena kekejaman mereka, umpamanya :
- Babel, Yesaya 13 :6,9;
- Mesir, Yeremia 46: 10;

- Edom, Obaja 15;
- Banyak bangsa, Yoel 2:31; 3:14; Obaja 15.

20

Jadi, hari TUHAN ialah saatnya YHVH secara aktif bertindak
menghukum dosa yang sudah mencapai puncaknya. Hukuman ini bisa
saja datang melalui penyerbuan (Amos 5 dan 6; Yesaya 13; Yehezkiel
13:5), atau melalui bencana alam, seperti serangan belalang (Yoel 1 dan
2). Semua campur tangan yg lebih kecil mencapai kemuncaknya pada
kedatangan Tuhan sendiri secara nyata. Pada Hari itu orang yang
bertobat dan percaya akan diselamatkan (Yoel 2:28-32), tapi orang yg
tetap memusuhi Tuhan, biar Yahudi ataupun bukan, akan dihukum. Hari
itu mempunyai akibat-akibat alami juga terhadap alam semesta (Yesaya
2).
PENEGASAN KEMBALI PADA PERJANJIAN BARU (PB)
Dalam Perjanjian Baru (PB) Nubuat tentang Hari TUHAN ditegaskan
kembali yaitu mengarah kepada hari kedatangan Kristus yg kedua kalinya.
Dalam PB, hari tersebut masih terus dibahas. Hari itu dikenal sebagai:
1. Hari terakhir (Matius 7:22; 1 Tesalonika 5:4),
2. Hari Allah (2 Petrus 3:12),
3. Hari murka (Roma 2:5-6), dan
4. Hari Tuhan atau Hari Tuhan Yesus Kristus (2 Petrus 3:10, 2 Korintus
1:14; Filipi 1:6, 10).
2 Petrus 3:10
10Tetapi hari Tuhan akan tiba seperti pencuri. Pada hari itu langit akan
lenyap dengan gemuruh yang dahsyat dan unsur-unsur dunia akan
hangus dalam nyala api, dan bumi dan segala yang ada di atasnya akan
hilang lenyap.
1 Korintus 1:8
18Ia juga akan meneguhkan kamu sampai kepada kesudahannya,
sehingga kamu tak bercacat pada hari Tuhan kita Yesus Kristus.
Filipi 1:6, 10
6Akan hal ini aku yakin sepenuhnya, yaitu Ia, yang memulai pekerjaan
yang baik di antara kamu, akan meneruskannya sampai pada akhirnya
pada hari Kristus Yesus.
10sehingga kamu dapat memilih apa yang baik, supaya kamu suci dan tak
bercacat menjelang hari Kristus,

21

Hari itu memiliki kesamaan aspek nubuat yang mengerikan bagi orang
tidak percaya, namun merupakan hari pelepasan yang gemilang dan
sukacita bagi semua yang mengharapkan kedatangan Kristus.
Namun hari tersebut selalu mengandung suatu hakikat akan segera
terjadi. Sekalipun ada sebagian penggenapannya dalam peristiwaperistiwa seperti tulah belalang pengerip, penghancuran Yerusalem dan
ancaraan serbuan bangsa lain, penggenapan yang terakhir dan
puncaknya selalu tetap dalam kembalinya Kristus kelak.
Itu sebabnya, hari Tuhan merupakan istilah yang kaya makna. Istilah
itu menandai suatu masa kelak yang telah diresmikan, yang dalam
pengertian tertentu telah dimulai dengan berjalannya sejarah Kerajaan
Allah. Dalam paduan sejarah dengan nubuat seperti ini, janji sang nabi
bahwa hari itu akan datang dalam tatanan eskatologis (Hari Terakhir)
ditegaskan kembali oleh Allah pada masa kini dengan pertanda-pertanda
tentang apa yang akan datang. Hal ini akan mempengaruhi pria dan
wanita bertobat dan bersiap-siap untuk hari itu. Berkat-berkatnya akan
terbentang hingga Yerusalem baru, penganugerahan Roh Kudus dengan
cara yang unik dan penyucian dan pemurnian bagi semua orang yang
membutuhkannya.
Dan ungkapan 'Hari Tuhan Yesus Kristus' atau yang sama dengan itu
terdapat dalam 1 Korintus 1 :8; 5:5; Filipi 1:6,10 ; 2:16; 2 Tesalonika 2:2.
Hari itu tak diduga-duga (1 Tesalonika 5:2; 2 Petrus 3: 10), tapi harus lebih
dulu terjadi tanda-tanda tertentu, dan ini harus dikenal oleh orang Kristen
(2 Tesalonika 2:2 dab). Dampaknya terhadap alam semesta akan
menyertai Hari itu (2 Petrus 3:12)

22

DAFTAR PUSTAKA
W.S LaSor, D.A Hubbard, F.W. Bush. 2013. Pengantar Perjanjian Lama 2.
Penerbit BPK Gunung Mulia
Hill, E, Andrew & Walton, H, John. 1996. Survey Perjanjian Lama.
Yayasan Penerbit Gandum Mas.
Wahono, Wismady. 2002. Di Sini Kutemukan. PT Gunung Mulia.
Balchin, John, dkk. 2010. Intisari Alkitab Perjanjian Lama. Pancar Pijar
Alkitab.
Alkitab Penuntun Hidup Berkelimpahan. 2008. Percetakan LAI.
http://sejarah.sabda.org/artikel/pengantar_full_life_yeremia.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Yeremia
http://sejarah.sabda.org/artikel/pengantar_full_life_amos.html
http://sejarah.sabda.org/artikel/pengantar_full_life_hagai.html
http://debbiepunya.blogspot.com/2010/10/bait-allah-dalam-kitab-hagaimakna.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Kitab_hagai
http://sejarah.sabda.org/artikel/pengantar_full_life_obaja.html
http://www.sabda.org/sejarah/artikel/pengantar_full_life_pengkhotbah.html
http://sejarah.sabda.org/artikel/pengantar_full_life_kidung_agung.htm
http://www.sarapanpagi.org/hari-tuhan-hari-minggu-kuriake-hemeravt564.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Alkitab_Ibrani

23