PERENCANAAN STUDIO DESAIN KOMUNIKASI VIS

PERENCANAAN STUDIO DESAIN KOMUNIKASI VISUAL DENGAN
PENDEKATAN GAYA ARSITEKTUR FUTURISTIK DI KENDARI
Syafrian Adiguna Pangerang
Mahasiswa Jurusan Teknik Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Halu Oleo
La Ode Abdul Syukur
Tenaga Pengajar Fakultas Teknik dan Universitas Halu Oleo
e-mail : syafrian_pangerang@yahoo.co.id
ABSTRAK
Desain Komunikasi Visual (DKV) merupakan kerangka pengiriman atau penerimaan pesan atau berita dalam bentuk
yang dapat dipahami oleh indera penglihatan. Bahkan untuk pengembangan yang lebih lanjut karya-karya Desain
Komunikasi Visual tidak hanya lagi menggunakan indera penglihatan sebagai media, akan tetapi sudah digabungkan
dengan media lain seperti pendengaran, serta mempertimbangkan tanggapan atau manfaat bagi para penikmat karya
tersebut.Di Sulawesi tenggara pada umumnya dan di Kota Kendari pada khususnya telah banyak berkembang komunitaskomunitas desain seperti Desain Grafis, Ilustrasi, sinematografi (videografi), fotografi, web desainer dan komunitaskomunitas yang lainnya. Akan tetapi komunitas-komunitas tersebut belum bisa berkolaborasi dan bahkan sangat konsumtif.
Sehingga perlu adanya Perencanaan Studio Desain Komunikasi Visual yang dapat mempersatukan dan mengkolaborasikan
komunitas-komunitas tersebut dalam satu wadah dan membuat kolaborasi dari komunitas-komunitas tersebut menjadi
produktif.Studio merupakan tempat bekerja bagi pelukis, tukang foto, dan sebagainya[1]. Studio Desain Komunikasi Visual
ini diharapkan dapat mewadahi minat dan bakat komunitas-komunitas desainer yang bernaung di bawahnya untuk
menghasilkan karya-karya berkualitas dengan daya jual yang tinggi.Pada Studio Desain Komunikasi Visual ini menganut
Gaya Arsitektur Futuristik sebagai penekanan terhadap langgam bangunan ini. Gaya arsitektur futuristik sendiri adalah
anggapan media (majalah dan media-media online yang mengamati arsitektur tapi tidak memahami landasan teori
arsitektur) tentang gaya arsitektur yang sangat modern yang muncul dan berkembang di abad 21 dengan landasan teori

arsitektur Neo-Modernisme sebagai acuan teori dasarnya. Gaya ini sangat dibutuhkan sebagai tempat kerja desainer Desain
Komunikasi Visual sebagai analogi perpindahan zaman dari zaman analog menuju zaman digital yang konon seni Desain
Komunikasi Visual ini adalah seni yang lahir di zaman digital tersebut. Karena hampir semua komponen karya Desain
Komunikasi Visual adalah hasil olahan digital.
Kata Kunci

:

Studio, Visual, Futuristik, Kendari
ABSTRAK

Visual Communication Design is a framework to send or receive messages or news in a way that can be
understood by the sense of sight. Even for further development of the work of visual communication design only no longer
use the senses of sight as the media, but has been combined with other media such as listening and consider the response
or benefit to the public of the work.In Southeast Sulawesi Kendari in general and, in particular, it has a lot of growing
communities such as graphic design, illustration, photography (videography), photography, web designers and other
communities. However, these communities have not been able to collaborate and even very consumptive. Therefore,
planning needs Visual Communication Design Studio to join and collaborate in these communities in a container and make
collaboration of these communities to be productive.Studio is a workplace for painters, photographers, etc. [1] . It is
expected that visual communication design studio to accommodate the interests and talents of communities under its aegis

designers to produce quality works with high selling power.In visual communication design studio embraces futuristic
architectural style as the suppression of this style of construction. When the own futur istic architectural style is the concept
of media (magazines and media online they observe architecture, but do not understand the theoretical foundations of
architecture) on the style of a modern architecture that emerged and developed in the 21st century with the theoretical
basis of the neo-modernist architecture as a reference to the underlying theory. This style of work is needed as a designer
in visual communication design as a transfer time of the analogy of the analog age to the digital age that supposedly art
visual communication design is an art that was born in the digital era. Because virtually all components of
VisualCommunication Design work are digitally processed.
Keyword: Studio, visual, futuristic, Kendari

PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Desain Komunikasi Visual atau lebih
dikenal di kalangan civitas akademik di Indonesia
dengan singkatan DKV adalah desain yang
mengkomunikasikan informasi dan pesan yang
ditampilkan secara visual. Desain Komunikasi
Visual erat kaitannya dengan penggunaan tanda-


tanda (signs), gambar (drawing), lambang dan
simbol, ilmu dalam penulisan huruf (tipografi),
ilustrasi dan warna yang kesemuanya berkaitan
dengan indera penglihatan.[2] animasi 3 dimensi
dan game sudah masuk ke dalam ranah Desain
Komunikasi Visual.

Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik-Universitas Halu Oleo | 1

Di era globalisasi, Kegiatan ini sudah
merupakan kebutuhan bagi masyarakat modern saat
ini, karena di tengah kesibukan masyarakat modern
pada umumnya, kurang mempunyai waktu untuk
berkomunikasi secara lisan lagi. Komunikasi lebih
banyak dilakukan dengan media visual seperti
poster, leaflet, brosur, televisi, dan lain-lain.
Kota Kendari merupakan sebuah kota yang
sedang dalam tahap proses pembangunan.
Pembangunan tidak hanya sekedar fisik, hal-hal
yang non-fisik pun sedang berkembang termasuk

komunitas-komunitas kreatif pada bidang desain.
Akan
tetapi
dengan
semakin banyaknya komunitas tersebut tidak
membuat para pelaku yang berkecimpung di dunia
tersebut berkolaborasi untuk memaksimalkan karya
mereka. Dan kebiasaan yang didorong oleh adanya
hobi para pelaku tidak membuat mereka menjadi
produktif secara kolektif. Mereka cenderung
menghabiskan uang mereka untuk memenuhi hasrat
memuaskan hobi mereka dan meningkatkan skill
mereka dalam bidang masing-masing. Padahal dari
hobi tersebut memiliki potensi bisnis yang sangat
besar apabila dilakukan secara kolektif
Untuk itulah dibutuhkan adanya wadah yang
dapat menampung Komunitas-komunitas tersebut.
Wadah yang dibutuhkan adalah sebuah studio
terpadu dengan Komunikasi Visual sebagai basis
.Dengan adanya Studio Desain Komunikasi visual

yang bersifat komersil ini diharapkan mampu
mengakomodir para seniman tersebut menjadi
sebuah perkumpulan terpaduyang tidak hanya untuk
mengembangkan minat dan bakatnya dalam bidang
Desain Komunikasi Visual, akan tetapi juga
mewadahi komunitas-komunitas tersebut agar
menghasilkan karya yang produktif.Produktif yang
dimaksud adalah mampu memberikan penghasilan
pribadi bagi desainer dan senimannya, selebihnya
para pelaku Desain Komunikasi Visual dapat
memberikan manfaat yang konkrit atau nyata bagi
masyarakat Kota Kendari secara umum.
Kota Kendari sebagai lokasi proyek, sama
sekali belum mempunyai bangunan modern dengan
gaya arsitektur futuristik. Oleh karena itu dengan
berdirinya bangunan dengan gaya arsitektur
futuristik sendiri akan menambah nilai artistik dari
bangunan ini yang dimanfaatkan sebagai bangunan
komersil dan juga dapat menarik peminat
wisatawan sebagai bangunan pariwisata edukatif.

B.

Rumusan Masalah
Permasalahan
yang
diangkat
pada
Perencanaan Studio Desain Komunikasi Visual

dengan Pendekatan Gaya Arsitektur Futuristik
di Kendari adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana merancang sebuah Studio Desain
Komunikasi Visual dengan menerapkan tema
Gaya Arsitektur Futuristik pada fasad
bangunan yang yang estetis dan fungsional?
2. Bagaimana mewujudkan rancangan sebuah
Studio Desain Komunikasi Visual dengan
Pendekatan Gaya Arsitektur Futuristik di
Kendari?
C.


Tujuan Perancangan
Tujuan dari perancangan Studio Desain
Komunikasi Visual dengan Pendekatan Gaya
Arsitektur Futuristik di Kendari yaitu:
1. Untuk merancang sebuah Studio Desain
Komunikasi Visual dengan mereapkan tema
Arsitektur Futuristik pada fasad bangunan
yang estetis dan fungsional.
2. Untuk mewujudkan rancangan sebuah
“Studio Desain Komunikasi Visual dengan
Pendekatan Gaya Arsitektur Futuristik di
Kendari.
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Judul
Studio Desain Komunikasi Visual dengan
Pendekatan Gaya Arsitektur Futuristik di
Kendari adalah adalah tempat bekerja bagi para
seniman dan desainer Desain Komunikasi Visual
untuk menghasilkan karya dalam bentuk visual

maupun audio visual dengan proses pembuatan
perancangan dengan style (gaya) bangunan dengan
bentuk
futuristis
yang
fleksibel
dan
mengorientaskan
bentuk
bangunan
yang
mencitrakan bentuk bangunan masa depan yang
lebih modern atau modern sekali.
B. Tinjauan Studio Desain Komunikasi Visual
1. Fungsi Studio Desain Komunikasi Visual
Bangunan Studio Desain Komunikasi Visual
Bangunan dibagi atas dua fungsi yaitu fungsi utama
sebagai bangunan komersial bagi para desainer
untuk menciptakan karya-karya Desain Komunikasi
Visual dan fungsi penunjang yaitu sebagai sarana

pariwisata yang rekreatif dan edukatif bagi remaja
kota Kendari dalam hal berekspresi dan berkarya.
Fungsi utama bangunan adalah sebagai
bangunan komersial yang mempunyai ruang
lingkup yang melayani fasilitas studio gambar
manual (komika, pencil art, dan sebagainya), studio
terpadu aplikasi digital, sinematografi, fotografi
(photo art, stop motion, dan sebagainya) dan studio
tata suara (dubbing,dan tata musik). Tidak hanya itu
untuk memadukan antara beberapa unit-unit
fasilitas tersebut, butuh adanya manajemen yang
dapat me-manage kumpulan daripada berbagai
Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik-Universitas Halu Oleo | 2

macam studio tersebut sehingga menjadi sebuah
karya yang menarik, dan juga produktif. Oleh
karena itu akan ada ruangan-ruangan manajemen
dan administrasi tempat para klien dan calon klien
mengajukan permintaan pembuatan jasa Desain
Komunikasi Visual.

2. Jenis Studio di dalam Studio Desain
Komunikasi Visual
Ada beberapa jenis studio yang perlu diadakan ke
dalam Studio Desain Komunikasi Visual iniyaitu:
a. Studio Computer Graphic-Imagey CGI
b.Studio
Greenscreen
(Videografi/Fotografi
Terpadu)
c. Studio Ergodesain
d. Studio Clean up
e. Studio Dubbing
f.Studio
Komunitas
(Videografi,
Illustrasi,
Fotografi,
Desain
Grafis,
branding

advertisitng,desainer web)
g. Casting
h. Manajemen
C. Tinjauan Tema Gaya Arsitektur Futuristik
1. Pengertian Tema
Futuristis adalah mengarah, menuju ke masa
depan, berkenaan dengan futur, futurisme, atau
futurologi, atau modern sekali. Sehingga dapat
disimpulkan bahwaGaya Arsitektur Futuristik
adalah sebuah gaya arsitektur dengan mempunyai
arti yang bersifat mengarah atau menuju masa
depan yang lahir dari pandangan media-media yang
mengamati arsitektur. Pada dasarnya teori
penerapan arsitektur futuristik ini tertera dalam teori
arsitektur neo-modernism.
2. Metode Pencapaian Desain Arsitektur
Futuristik
Ada beberapa metode yang umumnya dilakukan
oleh arsitek dalam mencapai arsitektur futursitik,
yaitu sebagai berikut:
a. Hermetic Coding
Metode hermetic coding mengatakan bahwa
arsitektur merupakan sebuah bahasa yang bersifat
self learning dari individu yang melihat dan menilai
karya-karya arsitektur.
b. Disjinctive Complexity
Metode Disjunctive complexity mengatakan
bahwa arsitektur futuristik berusaha berurusan
dengan kerumitan dan pertentangan dalam
kehidupan sehari-hari
c. Explosive Space
Metode Explosive Space mengemukakan
bahwa ruang berbentuk kubus dengan transparansi
dan overlap akan membentuk rangkaian yang
bersifat kontinu. Dengan merekayasa bentukan luar
dan dalam ruang-ruang yang terjadi dapat
digunakan secara ekstrim untuk keperluan-

keperluan dalam bangunan sehingga menimbulkan
kesan“imposible”.
d. Frenzied Cacophony
Metode Frenzied Cacophony mengemukakan
teori style seperti suatu “bunyi hiruk pikuk” dalam
desain bangunan. Tujuannya utnuk memberikan
kesan yang tidak lazim/biasa. Penggunaan
ornamen-ornamen struktural yang berlebihan
sehingga menjadi unsur dekoratif namun berkesan
tidak teratur dan sulit dipahami bahkan dibenci.
e. Thematist Ornament
Metode Thematist Ornament, seperti namanya
menggunakan ornamen-ornamen dengan tema
tersendiri
untuk
memperkuat
konsep
bangunan.Ornamen-ornamen ini tidak selalu
struktural dan juga tidak selalu harus fungsional
tetapi masih merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari bangunan.
f. Traces of Memory
Metode Traces of Memory, bertujuan
menciptakan suatu karya arsitektur yang
mencerminkan masa lampau(the past), masa kini
(the present), bahkan masa depan (the future) dalam
satu kesatuan yang tak terpisahkan.
g. Comic Destructive
Metode Comic Destructive, mengemukakan
bahwa bentukan yang terjadi dapat berawal dari
rasa penasaran yang mendalam untuk membedah
dan membongkar sesuatu untuk mencari makna
yang berbeda.
h. Non-Place Sprawl.
Metode Non-Place Sprawl, menyatukan
sebuah dataran pada daerah suburban sering
terkesan sangat luas dan tidak terencana, jelek,
tidak terpusat, jauh dari aktivitas, membosankan,
dan lain-lain.[5]
METODE PEMBAHASAN
Metode pembahasan yang
dipakai adalah
metode
analisa
deskriptif,
yaitu
dengan
mengumpulkan, menyusun dan mengelompokkan
data, kemudian menganalisa, untuk selanjutnya
dapat ditarik suatu kesimpulan.
Data-data yang ada didapatkan melalui studi
pustaka, jurnal, buku-buku arsitektur, dan
wawancara. Studi data dari beberapa fasilitas yang
mempunyai fungsi sebagai wadah pelaksanaan
pelatihan.

PEMBAHASAN DAN HASIL RANCANGAN
A. Lokasi Proyek
1. Gambaran Umum Site
Peruntukkan : Berdasarkan zonasi Tata Ruang
Wilayah Kota Kendari Tahun 2010-2030, yaitu
Berfungsi sebagai kawasan perdagangan dan jasa
serta kawasan pariwisata[6].
Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik-Universitas Halu Oleo | 3

Luas Tapak
:
1,5 Ha
KDB
:
40%
GSB
:
10 meter
2. Lokasi Site Terpilih
Lokasi Studio Desain Komunikasi Visual
dengan Pendekatan Gaya Arsitektur Futuristik di
Kendari ini terletak pada Jl. Brigjen ZA. Sugianto,
Kecamatan Poasia, degan arahan fungsi sebagai
kawasan perdagangan dan jasa dan kawasan
pariwisata.

2.

View
View sangat penting untuk mengekspos
tampilan futuristik bangunan ke luar tapak. View
dari luar ke dalam dibuat dengan menggunakan
plaza di dalam tapak dan tanpa banyak penghalang
seperti pohon, sehingga bangunan dapat
mengundang minat masyarakat untuk berkunjung.

View dari dalam
View dari luar

Gambar. 4. View dari dan menuju ke Site
Gambar. 1. Gambaran lokasi tapak

3.
Batas Utara
Batas Selatan
Batas Barat
Batas Timur

: Zona ijau pembudidayaan bakau
: Anak sungai Kadia
: Waterboom Citra Land Kendari
: Anak sungai Kadia

B. Konsep Pengolahan Tapak
1. Orientasi Bangunan terhadap Matahari dan
Angin
Bangunan berdiri dengan tampak depan
menghadap ke Jl. Brigjen ZA. Sugianto serta
bukaan yang menghadap langsung ke arah Timur
menggunakan kaca laminated yang dapat menyerap
cahaya tanpa memasukkan panas ke dalam
bangunan.

Pencapaian dan Sirkulasi Site
Site dapat dicapai melalui Jl. Brigjen ZA.
Sugianto, dari arah Kecamatan Abeli. Kendaraan
dari arah Mandonga harus berputar terlebih dahulu
100 meter dari tikungan pada jalan di depan tapak.
Di dalam tapak terdapat jalan sirkulasi bagi
kendaraan pribadi (untuk pengunjung dan penghuni
bangunan) dan terdapat jalan truk sedang yang
berfungsi menangkut peralatan syuting dari dalam
bangunan ke luar site.

Gambar. 5. Jalur masuk dan keluar pada Site

4.

Gambar. 2. Orientasi banguanan terhadap Matahari

Untuk mengantisispasi hantaman angin maka
di sekeliling tapak ditanami tanaman pohon.
Dengan adanya tanaman pohon maka angin yang
masuk dalam tapak dapat dipecah sebelum
mengenai bangunan.

Penzoningan
Penzoningan di dalam tapak terbagi atas 4
bagian yaitu zona publik yang diperuntukkan untuk
pengunjung (klien dan wisatawan), zona Semi
Publik yaitu zona yang diperuntukkan untuk
karyawan dan para desainer yang bekerja di dalam,
zona privat yang dikhususkan sebagai ruang
istirahat desainer, dan zoba servis sebagai tempat
dilewati truk servis dari dan menuju ruang semi
basement pada bangunan.

Gambar. 5. Penzoningan pada Site

C. Konsep Ruang Luar
1. Plaza
Gambar. 3. Orientasi bangunan terhadap angin

Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik-Universitas Halu Oleo | 4

Plaza yang terdapat dalam tapak ini multifungsi,
karena selain dapat dimanfaatkan sebagai tempat
berkumpul oleh masyarakat Kota Kendari, tempat
ini juga dapat dimanfaatkan untuk membuat event
di ruang terbuka. Layar LED yang ada pada fasad
bangunan dapat disaksikan dengan jelas dari Plaza.
Selain itu Plaza ini juga dimaksudkan agar dapat
dengan mudah diatur kembali oleh para desainer
dan kru untuk menjadi tempat syuting sebagai
pengganti studio Greenscreen apabila studio
tersebut belum cukup untuk menjadi lokasi syuting.

Gambar. 6. Situasi Plaza

2. Parkir
Parkir pada site terbagi atas dua yaitu parkiran
Barat Laut yang difokuskan untuk roda dua dan
kendaraan eksekutif dan parkiran Tenggara yang
dikhususkan untuk kendaraan roda empat. Semua
parkiran yang tersedia dalam site adalah parkiran
90°.

Gambar. 7. Parkiran Barat dan Timur pada Tapak

3. Taman Belakang
Taman belakang adalah sebuah taman yang bersifat
privat dan terhubung langsung dengan ruang
istirahat desainer. Ruang lansekap ini dimanfaatkan
sebagai tempat bagi para desainer untuk berdiam,
menenangkan diri, atau sekedar untuk mencari
insipirasi.

Gambar. 8. Perspektif taman belakang

E.

Luasan Bangunan per Lantai dan Besaran
Ruang
Analisa perubahan besaran ruang sebelum
dan sesudah Perancangan Studio Desain
Komunikasi Visual, dapat dilihat sebagai berikut
[7] :
Tabel.1. Besaran Ruang

Ruang

Acuan
(m²)

1
2
LANTAI SEMI BASEMENT
R. Parkir
432
AHU
24
Ruang Pompa & Reservoir
24
R. Server + Pendingin Server
75
R. Trafo dan Genset
97,5
Total
625,5
LANTAI 1
Studio CGI
115,2
R. Supervising Animator
15
Lobby/R.Tunggu
112,5
Resepsionis dan Kasir + R.
36
Karyawan Pariwisata
R. Terbuka
284.31
R. Kantor + Manajer Office +
119
Admin Web+ Kasir+R. Tunggu
R. Direktur Akuntan
24
R. Manajer Umum
24
R. Produser
24
R. Storyboard
53
R. Lead Storyboard
15
R. Editorial
50,4
R. Officeboy dan Cleaning Service
24
Dapur Umum
96
Gudang
18
R. Teknisi Lapangan
36
R. Istirahat teknisi
36
Lavatory Pria
48
Lavatory Wanita
48
Total
894,1
LANTAI 2
R. Game Center dan Galeri
270
Display
Kasir dan Galeri Bioskop Mini
162
R. Make Up dan Kamar Ganti
72
Studio Greenscreen
448
Studio Dubbing dan Tata Audio
82,6
Workshop
60
Ruang Cetak Digital
48
Gudang Properti
16
Studio Clean Up
108
Studio Tim IT Web Desainer
92,8
Studio Komunitas (6 Ruang
748,8
Tipikal)
R. Istirhat Desainer
94
Lavatory Pria
48
Lavatory Wanita
48
Total
2812,2
LANTAI 3
Bioskop Mini
514
Studio Ergodesain
180
Mushola
72
Perpustakaan Umum
72
R. Rapat Umum
180
R. Direktur Utama
81
R. Presiden Art Director
100
Tempat Wudhu
24
Lavatory Pria
48
Lavatory Wanita
48
Total
805
SIRKULASI VERTIKAL
Home Elevator
Tangga
TOTAL

5163,28

Laporan
(m²)
3
453,45
23,76
23,76
86,40
105,30
692,67
124,6
18.5
105,02
36
331,2
148,8
23,6
23,6
23,6
58,0
14,7
51.84
29,40
101,52
21,56
43.2
43.2
39,18
39,18
1119,96
529,21
189,72
76,50
466,00
86.40
62,20
57,00
26.03
111,76
88,90
747,36
102.3
39,18
39,18
2942,69
535,68
204,8
119,80
123,13
199,68
149,80
116,47
29,40
39,18
39,18
1021,44
25.47
33.18
5776,76

Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik-Universitas Halu Oleo | 5

b.

=

Deviasi Perancangan
Selisih (Deviasi) besaran ruang :
Sesudah Perancangan – Sebelum Perancangan

× 100 %

Dengan metode ini perancangan bangunan ini
berdasarkan pada bentuk kubus-kubus (hasil
pengolahan konsep mikro pola hubungan ruang)
dan kemudian berdiri menjadi bentuk bangunan
sendiri.[5]

SebelumPerancangan

5776,76 - 5163,8

=

× 100 %
5163,8

=

11,87 %

F.

Bentuk Bangunan
Bentuk bangunan lahir berdasarkan pendekatan
pragmatis dengan pola
ruang-ruang dalam
bangunan dengan pertimbangan kedekatan fungsi
dan sesuai dengan metode Explosive Space.[5]

Gambar. 13. Konsep awal, bentuk yang tersusun atas
bentuk kubus

Gambar. 9. Pola ruang dalam pada Semi Basement

Gambar. 14. Tampilan bangunan yang dihasilkan dari
metode Explosive Space

Gambar. 10. Pola ruang pada lantai 1

b. Metode Thematist Ornament
Bangunan ini menggunakan ornamen dengan tema
Circuit Technology. Pola ini dipilih dengan alasan
dikarenakan ornamen dengan pola Circuit
Technology seringkali digunakan oleh para
Desainer Desain Komunikasi Visual untuk
membuat detail yang ‘futuristik’ pada hasil Desain
Komunikasi Visual-nya.

Gambar. 11. Pola ruang pada lantai 2

Gambar. 15. Pola Circuit Technology sebagai “Thematist Ornam
ent”

Gambar. 12. Pola ruang pada lantai 3

G. Tampilan Bangunan (Konsep Futursitik)
Untuk mencapai tampilan yang futuristis maka
ada beberapa langkah yang diambil yaitu:
1. Metode Pencapaian terhadap Gaya Arsitektur
Futuristik
Tampilan bangunan ini ditempuh melalui dua
metode yaitu:
a. Metode Explosice Space

Tema tersebut menempel pada fasad dengan
menggunakan fosfor resin yang menempel pada
pada fasad. Sehingga pada malam hari fasad
bangunan ini kan berpendar mengeluarkan cahaya
sendiri. Cahaya pada fosfor dipilih dibandingkan
menggunakan lampu karena cahaya resin fosfor
berpendar lebih merata dan dapat menyala tanpa
menggunakan energi listrik.
Berpendarnya cahaya dari fasad inilah yang
menjadi “ide utama” dalam membuat tampilan
fasad bangunan menjadi keliahatan sangat modern
(futuristik) dan lebih menarik secara visual.[5]
Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik-Universitas Halu Oleo | 6

berteknologi tinggi dengan gaya futuristiknya,
akantetapi tetap terlihat sejuk dan bersih di tengahtengah isu “pengrusakan alam oleh teknologi” di
zaman modern. Berikut adalah uraian warna yang
telah digunakan pada fasad:
Tabel.2. Pemilihan tema warna pada fasad
NO

Kebutuhan

Gambar. 16. Tampilan bangunan dengan fosfor yang berpendar di
malam hari

Selain pola Circuit Technology, pola HUD
(Head-up Display) juga digunakan dalam desain
bangunan. Karena pola ini juga sering muncul pada
karya desain grafis yang bertemakan ”Fututristik”.
Pola ini digunakan pada emblem komunitas yang
ada di depan bangunan.

1

Primer

Nama
Warna

Warna

Material

Putih

2
Sekunder

GFRP

Biru

Kaca

Saphire

Laminated

Biru
Langit

Panel Fosfor

Vegetasi
3

Hijau

pada
bangunan

Gambar. 17. Pola Head-up Display pada bangunan

Tersier

Panel
Abu-abu

2.

Penentuan Focal Point pada fasad
Area pariwisata yang ada di depan fasad
dipilih sebagai focal point pada bangunan. Letaknya
yang berada di tengah-depan bangunan, serta
bentuk yang merupakan kantulever yang ekstrim
membuat area tersebut menjadi lebih menarik
dibandingkan area yang lain.
Pada area ini memiliki fasad yang berbeda dengan
yang berada di sekeliling bangunan, karena pada
focal point memiliki fasad ganda yaitu
menggunakan curtain wall pada fasad pertama dan
kemudian
menggunakan
fasad
alumunium
perforated pada fasad kedua. Selain itu pada focal
point ini juga terdapat layar LED yang bisa ditonton
langsung dari arah Plaza di depan bangunan.

Alumunium
Perforated
dan ACP

G. Struktur dan Konstruksi
1. Sub Struktur
a. Pondasi Poer Plat
Pondasi poer plat ini ditempatkan pada area
yang menopang bangunan berlantai 2 atau lebih
dengan bentuk dan ukuran yang berbeda-beda.

Gambar 20. Penerapan Pondasi Poer Plat

b. Pondasi Rakit
Pondasi rakit digunakan pada ruang basement, yang
dimanfaatkan sebagai tempat penyimpanan utilitas
dan parkir bus sedang.
Gambar. 18. Focal point pada fasad bangunan

Gambar 21. Penerapan Pondasi Rakit
Gambar. 19. Susunan Konstruksi fasad pada Focal point bangunan

3.

Penentuan warna dan Material Fasad
Dalam pemilihan warna dan material fasad
dipilih kombinasi warna yang terkesan elegan dan

2. Super Struktur
a. Rangka Batang Baja
Pada area bangunan timur Rangka Baja WF yang
dipakai untuk rangka atap menerus sampai ke kulit
bangunan, dan dijadikan penopang untuk rangka
Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik-Universitas Halu Oleo | 7

fasad GFRP. Dengan adanya rangka baja yang
mengikat fasad memungkinkan untuk area yang
berada di tengah bangunan untuk lebih hemat atau
bahkan tidak memakai kolom dan balok (Rigid
Frame) beton.

adalah rangka Curtain Wall dan rangka panel
alumunium perforated.

Gambar 24. Bracing Frame pada area Focal Point

3.
a.
Gambar 22. Rangka baja WF yang menjadi pengikat panel GFRP

b.

Rigid Frame (Rangka Kaku)
Sistem Rangka Kaku digunakan pada bagian
tengah bangunan yang tidak bisa dijangkau oleh
struktur baja atau yang dimanfaatkan sebagai ruang.
Sistem ini mengkombinasikan antara kolom beton
dan balok grid baja. Balok grid baja dipilih karena
ruangan-ruangan yang ada di dalam bangunan
memiliki bentuk dan ukuran yang berbeda antar
lantai. Sebagai solusi digunakan dinding M-Panel
yang lebih ringan dibanding dinding bata sebagai
pastisi ruang dalam.

Upper Struktur
Rangka Batang
Sistem ini merupakan yang hampir duterapkan
di seluruh bagian bangunan, dimana rangka yang
dipakai adalah rangka baja WF yang menerus
hingga ke bagian super struktur.

Gambar 25. Rangka batang baja WF

b. Rangka Kaca dan
Rangka Alumunium
Perforated
Untuk menahan dua fasad yang ada pada focal
point maka masing-masing fasad memiliki rangka
tersendiri yang keduanya menempel pada struktur
Bracing Frame.

Gambar 22. Sistem Rigid Frame pada bangunan
Gambar 26. Rangka Curtain Wall

c.

Kolom Garpu Dua
Struktur ini merupakan struktur beton
konvensional yang diletakkan pada bangunan
sebelah Timur. Sehingga ruangan di kolong
panggung tersebut dapat digunakan sebagai sarana
wisata ruang terbuka ataupun sebagai ruang yang
dapat dimanfaatkan oleh desainer.

Gambar 23. Kolom Garpu dua pada bangunan

d.

Rangka Batang Bracing Frame
Rangka batang Bracing Frame ini digunakan
pada area Focal Point dikarenakan area tersebut
merupakan area pariwisata Galeri dan Game Center
yang merupakan ruangan yang bebas kolom di
tengah ruangan. Pada area tersebut merupakan
kantilever yang ekstrim, memiliki fasad ganda dan
karena ruangan tersebut tanpa adanya kolom, maka
dibutuhkan rangka yang dapat memikul atau
menjadi penyokong bagi partisi dalam hal ini

Gambar 27. Rangka pipa baja penyangga Alumunium Perforated

H. Pengkondisian Ruang
1. Pencahayaan
a. Pencahayaan Alami
Ada beberapa ruangan yang menggunakan
pencahaayan alami yaitu pada ruang terbuka yang
ada pada area panggung bangunan yang
dimanfaatkan sebagai tempat diskusi antara
desainer dengan klien. Selain itu bangunan ini juga
banyak menggunakan kaca sehingga pada ruangan
tertentu cahaya matahari bisa masuk ke dalam
bangunan.

Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik-Universitas Halu Oleo | 8

Gambar 28. Ruangan terbuka yang digunakan sebagai ruang
diskusi bersama klien
Gambar 31. Kaca mati ganda pada bukaan Studio Dubbing
.

Gambar 29. Masuknya cahaya ke ruang Galeri

Pencahayaan Buatan
Pengaturan khusus ada pada ruang studio
Greenscreen dimana pada ruangan itu kondisi
pencahayaannya diatur oleh penata cahaya dari kru
syuting. Ruangan tersebut menyediakan ceilling
track yang menjadi tempat digantungnya peralatan
tata cahaya tersebut sehingga peralatan tata cahaya
tersebut dapat dikendalikan dengan mudah oleh
pengguna.

Gambar 32. Dinding Glasswool dan kayu

b.

Gambar 33. Plafond Accoustic tile dengan pola kotak-kotak

I.
1.

Ceiiling track

Peralatan Tata Cahaya
Gambar 30. Penataan Cahaya buatan pada studio Greenscreen

2.

Penghawaan
Pada bangunan ini hampir seluruh bangunan
ini menggunakan penghawaan buatan, kecuali pada
area panggung dan teras. Untuk itu diperlukan
adanya ducting pada setiap ruangan.

2.

3.

Gambar 30. Ducting yang ada pada ruangan

3.

Akustik Studio Dubbing
Ruangan yang membutuhkan perlakuan khusus
terhadap akustik adalah ruang Studio Dubbing.
Dimana pada bagian lantai, dinding, dan plafond
menggunakan bahan yang menyerap suara, dan
pada bukaan menggunakan kaca mati ganda.

4.

Utilitas
Mekanikal Elektrikal
Sistem penyedia listrik disuplai dari PLN
kemudian disalurkan melalui ATS (Automatic
Transfer Switch) yang akan memindahkan
secara otomatis aliran listrik dari PLN ke
generator set apabila suatu waktu terjadi
pemadaman listrik dari PLN. ATS dan
Generator Set tersebut di simpan di basement.
Air Conditioner (AC) Central[8]
AC pada bangunan ini menggunakan AC
Central dimana mesin AC disimpan pada
basement kemudian dialirkan secara vertikal
melalui shaft dan disebar dengan sistem suplai
Radial Pattern secara horizontal pada
bangunan. [8]
Sistem Plumbing
Penyedia air bersih pada bangunan ini adalah
PDAM, kemudian disimpan pada reservoir
bawah, dan jika dipompa akan sampai pada
tangki air yang berada di dalam bangunan,
kemudial disalurkan ke kamar mandi, dapur
umum, spinkler kebakaran. [8]
Sistem Komunikasi dan Komputer
Sistem
komunikasi
pada
bangunan
menggunakan jaringan optik dari Telkom,
dimana jaringan optik tersebut tanpa
menggunakan kabel dan memiliki fungsi
memberikan sambungan telepon dan jaringan
internet wi-fi pada bangunan.
Sistem Komputer sendiri berfungsi mengelola
data-data komputer yang beredar antar ruangan
dalam bangunan, maupun yang berinteraksi
dengan dunia luar. Sistem komputer ini juga
Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik-Universitas Halu Oleo | 9

dibutuhkan untuk menambah spesifikasi
komputer para desainer dalam menggunakan
berbagai macam aplikasi desain yang
membutuhkan komputer dengan spesifikasi
yang baik untuk mendapatkan hasil yang
terbaik. Untuk itu server disimpan pada
basement. Kemudian dialirkan melalui shaft
yang sama dengan mekanikal elektrikal. [8]
5. Sistem Pembuangan Sampah
Sistem pembuangan sampah adalah dengan
menyediakan shaft khusus sampah yang dapat
mengumpulkan sampah tiap lantai pada
bangunan kemudian dikumpulkan pada
basement untuk diangkut oleh mobil atau
pengangkut sampah yang lainnya.
KESIMPULAN
1. Untuk merancang sebuah Studio Desain
Komunikasi Visual dibuatlah 7 studio
komunitas yaitu Illustrator, Komunitas
videografi, Komunitas Grafis Komputer
(Desain Grafis), Komunitas Branding dan
Advertisitng, komunitas fotografi, komunitas
tipografi, dan komunitas Web Desainer. Yang
kemudian dibuat pula beberapa studio terpadu
untuk komunitas tersebut dan studio
Ergodesain sebagai tempat pengujian karya
Desain Komunikasi Visual.
2. Gaya Arsitektur Futristik dicapai dengan
melakukan pendekatan terhadap dua metode
yaitu metode Explosive Space dan metode
Thematist Ornament dimana pola Circuit
Technology digunakan sebagai ornamen.
REFERENSI
[1] Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa..
Kamus Besar Bahasa Indonesi, Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia,
Jakarta.(1988)
[2] Anonim..Desain
Komunikasi
Visual.www.wikipedia.org. ( 2011)
[3] Suharto Crhistine. “Elemen-Elemen dalam
Desa in Komunikasi Visual”, Makalah, Jurusan
Desain Komunikasi Visual, Fakultas Seni dan
Desain, Universitas Kristen Petra, Surabaya.
(2012)
[4] Badan Pusat Statistik (BPS).Kota Kendari
dalam Angka , Kendari.(2014)
[5] Khaliesh, Hamdil.. Teori Arsitektur Neo
Modern.
Universitas
Tanjungpura,
Pontianak.(2012)
[6] Kantor Perencanaan Kota dan Pemukiman.
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota
KendariTahun 2010-2030 : Kendari
[7] Sabaruddin, Arief. A-Z Persyaratan Teknis
Bangunan. Griya Kreasi, Jakarta.(2013)
[8] Tanggoro, Dwi.Utilitas Bangunan . Universitas
Indonesia, Jakarta.(1999)
Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik-Universitas Halu Oleo | 10