PENERAPAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) PADA PEMBELAJARAN GEOGRAFI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI IPS 2 MAN 1 PALU

1
PENERAPAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL)
PADA PEMBELAJARAN GEOGRAFI
UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA
KELAS XI IPS 2 MAN 1 PALU
Muhajir, Amiruddin, Nurvita

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TADULAKO
2017
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Geografi P.IPS FKIP UNTAD
Penerbit : E-Journal Geo-Tadulako UNTAD

2
ABSTRAK

Muhajir, 2017. Penerapan Model Contextual Teaching and Learning (CTL) untuk
Meningkatkan Hasil Belajar pada Pembelajaran Geografi di Kelas XI IPS 2 Madrasah Aliyah
Negeri I Palu. Hasil, Program Studi Pendidikan Geografi, Jurusan Pendidikan Ilmu

Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Tadulako,
Pembimbing (I) Amiruddin, S.Pd., M.Pd., Pembimbing (II) Nurvita, S.Pd., M.Pd.
Permasalahan yang ditemukan dalam penelitian ini adalah bagaimana pembelajaran
Geografi dengan menggunakan model Contextual Teaching and Learning (CTL) dapat
meningkatkan hasil belajar siswa kelas XI IPS 2 Madrasah Aliyah Negeri 1 Palu. Penelitian ini
merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang terdiri dari 2 siklus. Rancangan penelitian
mengikuti tahap penelitian yang mengacu pada model Kemmis dan Mc Taggart yaitu : 1) tahap
perencanaan, 2) pelaksanaan tindakan, 3) observasi, dan 4) refleksi. Subyek penelitian
sebanyak 27 orang siswa kelas XI IPS 2 Madrasah Aliyah Negeri 1 Palu. Teknik pengumpulan
data yang digunakan adalah observasi dan pemberian tes hasil belajar tiap akhir siklus. Hasil
pertemuan diperoleh bahwa terjadi peningkatan hasil belajar dari siklus I dan siklus II. Sebelum
menerapkan model CTL dilakukan tes awal dengan menggunakan metode konvensional yang
mana guru masih sangat dominan dalam proses belajar mengajar. Hasil tes awal menunjukan
ketuntasan klasikal dan daya serap klasikal hanya sebesar 7,40% dan 47,85%. Setelah
menerapkan model CTL pada siklus I ketuntasan klasikal dan daya serap klasikal mengalami
peningkatan yaitu 37,03% dan 59,33%. pada siklus II ketuntasan klasikal dan daya serap
klasikal mencapai presentase sebesar 100% dan 87,03%. Hal ini menunjukan bahwa terdapat
peningkatan hasil belajar dari siklus I ke siklus II terlihat pada ketuntasan klasikal yang
mengalami peningkatan sebesar 62,97% dan daya serap klasikal meningkat sebesar 27,70%.
Sedangkan pada observasi siswa dan guru terjadi peningkatan pada setiap siklusnya yaitu pada

siklus I presentase siswa dan guru sebesar 79,16% dan 91,66% dan pada siklus II 100% dan
100%. Berdasarkan indikator kinerja dapat disimpulkan bahwa dengan menerapkan model
Contextual Teaching and Learning (CTL) dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas XI IPS
2 Madrasah Aliyah Negeri 1 Palu.
Kata Kunci : Model Contextual Teaching and Learning (CTL), Pembelajaran Geografi dan
Hasil Belajar Siswa.

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Geografi P.IPS FKIP UNTAD
Penerbit : E-Journal Geo-Tadulako UNTAD

3
ABSTRACT
Muhajir, 2017. The application of Contextual Teaching and Learning Model (CTL) to Improve
Learning Outcomes in Geography Learning in Class XI IPS 2 Madrasah Aliyah Negeri I Palu.
Results, Geography Education Study Program, Social Science Education Department, Teacher
Training and Education Faculty, Tadulako University, Advisors (I) Amiruddin, S.Pd., M.Pd.,
Advisor (II) Nurvita, S.Pd., M .Pd.
The problems found in this research is how the learning of Geography by using
Contextual Teaching and Learning (CTL) model can improve student learning result of class
XI IPS 2 Madrasah Aliyah Negeri 1 Palu. This research is a Classroom Action Research (CAR)

which is consisting of 2 cycles. The research design follows the research phases that refer to
the Kemmis and Mc Taggart models: 1) planning stage, 2) action implementation, 3)
observation, and 4) reflection. The subjects were 27 students of class XI IPS 2 Madrasah
Aliyah Negeri 1 Palu. Data collection techniques used were observation and provision of test
results of learning each end of the cycle. The results of the meeting obtained that there was an
increase in learning outcomes from cycle I and cycle II. Before applying the CTL model, a pretest using a conventional method in which the teacher was still very dominant in the teaching
and learning process. Initial test results showed classical mastery and classical absorption of
only 7.40% and 47.85%. After applying the CTL model in cycle I, the classical completeness
and the classical absorption increased by 37.03% and 59.33%. In cycle II of classical
completeness and classical absorption reach percentage of 100% and 87,03%. This showed
that there was an increase in learning outcomes from cycle I to cycle II seen in the classical
completeness that increased by 62.97% and the classical absorption increased by 27.70%.
While on student and teacher observation increase in every cycle that is on cycle I the
percentage of student and teacher equal to 79,16% and 91,66% and at cycle II 100% and
100%. Based on performance indicator can be concluded that by applying Contextual
Teaching and Learning model (CTL) can improve student learning result of class XI IPS 2
Madrasah Aliyah Negeri 1 Palu.
Keywords: Contextual Teaching and Learning Model (CTL), Geography Learning and Student
Learning Outcomes.


Mahasiswa Program Studi Pendidikan Geografi P.IPS FKIP UNTAD
Penerbit : E-Journal Geo-Tadulako UNTAD

4
1.

PENDAHULUAN
Pendikan nasional bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan

manusia Indonesia, manusia yang beriman, bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berbudi
pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani,
kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab. Oleh karena itu, perubahan
atau perkembangan dalam pendidikan adalah suatu hal yang memang harus terjadi.
Proses pembelajaran adalah komponen penting dalam pendidikan, karena

pada

hakekatnya proses pembelajaran adalah tempat untuk mengembangkan aktivitas dan kreativitas
siswa, melalui berbagai interaksi dan berbagai pengalaman belajar. Dalam hal ini, guru
hendaknya menerapkan pembelajaran yang variatif, namun dalam pelaksanaannya masih

banyak kegiatan pembelajaran yang hanya memberi dan menerima informasi dalam proses
pembelajaran
Pada proses pembelajaran terkadang membuat siswa tidak semangat dalam mengikuti
pembelajaran, meskipun dari sekian pendekatan dan media pembelajaran yang disampaikan
oleh guru itu cukup berhasil, akan tetapi sebagai tenaga pengajar setidaknya memacu untuk
menemukan hal-hal yang berhubungan dengan membangkitkan semangat siswa dalam proses
pembelajaran di sekolah.
Siswa belajar lebih baik melalui kegiatan alami sendiri dalam lingkungan yang alamiah.
ada kecendrungan dewasa ini untuk kembali pada pemikiran bahwa siswa akan belajar lebih
baik jika lingkungan diciptakan alamiah. Belajar akan lebih bermakna jika siswa mengalami
apa yang dipelajarinya, bukan mengetahuinya. Pembelajaran yang berorientasi target
penguasaan materi terbukti berhasil dalam kompetisi mengingat jangka pendek, tetapi gagal
dalam membekali anak memecahkan persoalan dalam kehidupan jangka panjang.
Model CTL merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi
yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong antara pengetahuan yang
dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga ddan
masyarakat. Dengan konsep itu, hasil pembelajaran diharapkan lebih bermakna bagi siswa.
Proses pembelajaran berlangsung alamiah dalam bentuk kegiatan siswa bekerja sama dan
mengalami.
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan di kelas XI IPS 2 MAN I Palu yang berjumlah

27 siswa, bahwa hasil belajar siswa pada pertengahan semester ganjil 2016/2017 masih berada
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Geografi P.IPS FKIP UNTAD
Penerbit : E-Journal Geo-Tadulako UNTAD

5
di bawah rata-rata KKM dengan ketuntasan belajar klasikal hanya mencapai 37,03% sedangkan
ketuntasan belajar klasikal dari sekolah adalah mencapai 80%. Proses pembelajaran geografi
yang berlangsung pasif menjadi salah satu faktor yang membuat rendahnya hasil belajar siswa,
yang disebabkan karena kurangnya variasi model pembelajaran yang dilakukan di sekolah,
sehingga hasil belajar siswa kurang.
Terkait masalah yang telah dikemukakan, perlu diupayakan untuk mengubah model
pembelajaran. Kegiatan proses pembelajaran perlu diubah dengan suatu model pembelajaran
yang membangkitkan motivasi belajar siswa, agar pembelajaran menjadi bermakna dan mudah
untuk dipahami. Oleh karena itu, pendekatan pembelajaran yang diterapkan dalam penelitian
ini adalah model Contextual Teaching and Learning (CTL). Model ini dipilih karena sangat
dekat dengan kehidupan sehari-hari siswa, di mana pelajaran-pelajaran yang akan dipelajari
oleh siswa terutama pelajaran geografi, akan dihubungkan dengan kehidupan mereka seharihari, yang diharapkan akan lebih menambah motivasi belajar siswa.
Berdasarkan pemaparan yang telah dijelaskan, untuk melihat sejauh mana hasil belajar
geografi siswa, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang “Penerepapan Model
Contextual Teaching And Learning (CTL) Pada Pembelajaran Geografi Untuk Meningkatkan

Hasil Belajar Siswa Di MAN I Palu Kelas XI IPS 2”

2.

METODE PENELITIAN
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas

(PTK) yang direncanakan dalam 2 siklus dan akan dilaksanakan berdasarkan perubahan yang
akan dicapai. Sesuai dengan tujuan PTK untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dan hasil
belajar siswa, maka penelitian ini juga mengedepankan hasil belajar siswa sebagai tujuan utama
yang dinilai melalui proses pembelajaran.
Penelitian dilaksanakan secara bersiklus yang mengacu pada model Kurt Lewin yang
dikembangkan oleh Kemmis dan Mc. Taggart dalam Wirnawati (2012:17) yang meliputi empat
kegiatan utama yang ada pada setiap siklus yaitu: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan tidakan, (3)
pengamatan/observasi dan (4) refleksi
Penelitian ini dilakukan di Madrasah Aliyah Negeri I Palu (MAN I Palu), Kecamatan
Tatanga, kelurahan Duyu kota Palu, yang dilaksanakan pada bulan Januari hingga bulan Maret

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Geografi P.IPS FKIP UNTAD
Penerbit : E-Journal Geo-Tadulako UNTAD


6
2017. Subjek penelitian adalah siswa kelas XI IPS 2 dengan jumlah 27 siswa yang terdiri dari
13 siswa laki-laki dan 14 siswa perempuan.
2.1

Tahap-tahap Penelitian
Adapun tahap-tahap yang akan dilakukan adalah sebagai berikut :

2.1.1

Siklus 1

a. Perencanaan Tindakan
Pada tahap ini, kegiatan yang dilakukan adalah membuat rencana pelaksanaan
pembelajaran yang meliputi:
1) Mendesain rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)
2) Membuat skenario pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran
inkuiri.
3) Menyiapkan materi pembelajaran yang akan dilaksanakan di kelas

4) Membuat lembar observasi aktivitas guru dan siswa dalam kegiatan
pembelajaran geografi
5) Menyiapkan sumber belajar
6) Menyiapkan tes tertulis hasil belajar
b. Pelaksanaan Tindakan
c. Observasi
d. Refleksi
2.1.2

Siklus II
Perbedaan antara pelaksanaan tindakan pada siklus I dengan pelaksanaan tindakan

siklus II hanyalah pada materi ajar dan hal-hal yang dianggap kurang dari siklus I, dan
kemudian diperbaiki untuk diterapkan pada siklus II.
2.2

Teknik Pengumpulan Data
Untuk mendukung keperluan analisis data penelitian ini, peneliti memerlukan

sejumlahdata. Adapun teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah sebagai berikut :

2.2.1

Tes
Yaitu serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur

keterampilan, pengetahuan, kemampuan yang dimiliki oleh individu atau kelompok. Tes ini
bertujuan untuk mengetahui hasil belajar geografi yang terdiri dari tes awal dan tes yang
diberikan setiap akhir tindakan.
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Geografi P.IPS FKIP UNTAD
Penerbit : E-Journal Geo-Tadulako UNTAD

7
2.2.2

Observasi
Observasi dilakukan selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Pelaksanaan observasi

baik pada guru maupun pada siswa dilakukan setiap pelaksanaan proses pembelajaran
berlangsung. Pelaksanaannya dilakukan dengan cara mengisi format yang telah disiapkan oleh
peneliti dengan tujuan untuk mengetahui aktivitas siwa dan guru pada saat kegiatan

pembelajaran berlangsung.
2.3

Instrumen Penelitian
Instrumen merupakan suatu alat bantu yang digunakan dalam melakukan penelitian,

tujuan dari adanya instrumen ini yaitu untuk memberi kemudahan kepada peniliti dalam
melakukan penelitiannya.

Instrument

yang

digunakan adalah Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP), lembar observasi, lembar kerja siswa dan instrument pengukuran berupa
tes awal dan tes akhir di tiap akhir siklus.
2.4

Teknik Analisis data

2.4.1

Teknik Analisis Data Kuantitatif
Dalam analisis data kuantitatif, digunakan untuk menganalisis hasil belajar, dengan

rumus dari Depdikbud dalam Wirnawati (2012:22)
a) Daya Serap Individu Siswa.
DSI =

skor yang diperoleh siswa
X 100%
skor maksimal siswa

Suatu kelas dikatakan tuntas belajar secara individu jika persentase daya serap individu
sekurang-kurangnya 65%. Dalam Wirnawati (2012:22)
b) Ketuntasan Belajar Klasikal.
KBK =

Jumlah siswa yang tuntas
X 100%
jumlah siswa seluruhnya

Suatu kelas dikatakan tuntas belajar klasikal jika rata-rata 75% siswa telah tuntas secara
klasikal dalam Wirnawati (2012:23)
c) Daya Serap Klasikal
DSK =
2.4.2

skor total persentase
X 100%
skor ideal seluruh siswa

Teknik Analisis Data Kualitatif
Hasil observasi merupakan data kualitatif yang dilaksanakan pada saat kegiatan

pembelajaran, data hasil observasi guru dan siswa menggunakan analisis persentasi skor yang
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Geografi P.IPS FKIP UNTAD
Penerbit : E-Journal Geo-Tadulako UNTAD

8
diperoleh dari skor masing-masing indikator dijumlahkan dan hasilnya disebut jumlah skor.
Adapun tahap-tahap kegiatan analisis data kualitatif adalah: a) mereduksi data, b) menyajikan
data, dan 3) penarikan kesimpulan dan verifikasi.
a) Mereduksi data
Mereduksi data adalah proses menyeleksi, mengumpulkan dan menyederhanakan
semua data yang diperoleh sejak awal sampai akhir pengumpulan data.
b) Menyajikan data
Penyajian data dilakukan dalam rangka mengorganisasikan hasil reduksi dengan cara
menyusun sekumpulan informasi yang telah diperoleh dari hasil reduksi, sehingga dapat
memberikan kemugkinan data yang telah disajikan tersebut selanjutnya dibuat
penafsiran dan evaluasi untuk membuat perencanaan tindakan selanjutnya.
c) Penarikan kesimpulan dan penarikan tindakan, yang di maksud informasi adalah uraian
proses kegiatan pembelajaran, aktifitas atau kinerja siswa terhadap kegiatan
pembelajaran serta hasil yang diperoleh dari data hasil observasi.


(NR) =

jumlah skor
X 100%
jumlah skor maksimal

Kriteria tahap keberhasilan tindakan ditentukan sebagai berikut:
80% ˂ NR ≤100%

= Kriteria sangat baik

60% ˂ NR ≤80%

= Kriteria baik

40% ˂ NR ≤60%

= Kriteria cukup

20% ˂ NR ≤40%

= Kriteria kurang

0% ˂ NR ≤20%

= Kriteria sangat kurang (Wirnawati, 2012:20)

3.

PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN

3.1

Hasil Penelitian

3.1.1

Orientasi

Sebelum melakukan tindakan siklus I dan siklus II, peneliti melakukan kegiatan observasi
awal di Madrasah Aliyah Negeri 1 Palu, yang dijadikan sebagai subjek penelitian. Kegiatan
observasi awal ini yaitu melakukan pertemuan dengan guru Geografi kelas XI IPS, kemudian
diperoleh informasi bahwa hasil belajar siswa kelas XI IPS 2 masih berada di bawah rata-rata
standar KKM yang telah ditentukan. Hal ini dapat dilihat pada ketuntasan hasil belajar siswa

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Geografi P.IPS FKIP UNTAD
Penerbit : E-Journal Geo-Tadulako UNTAD

9
pada pertengahan semester ganjil 2016/2017 yang masih berada di bawah rata-rata KKM
dengan ketuntasan belajar klasikal hanya mencapai 37,03% sedangkan ketuntasan belajar
klasikal dari sekolah adalah mencapai 80%.
Peneliti melakukan tes awal pada tanggal 30 Maret 2017, yang diikuti oleh 27 siswa kelas
XI IPS 2 Madrasah Aliyah Negeri 1 Palu. Tes awal yang diberikan berjumlah 5 butir soal.
Sebelum tes awal ini dilakukan, peneliti melakukan pengamatan proses pembelajaran terhadap
guru dan siswa dimana guru geografi melakukan proses pembelajaran seperti biasa. Dari hasil
pengamatan tersebut proses pembelajaran yang dilakukan dengan menggunakan metode
ceramah dimana siswa hanya menjadi pendengar serta mencatat hal-hal yang dianggap penting.
Setelah proses pembelajaran dilaksanakan maka peneliti melakukan tes awal yang menunjukan
ketuntasan klasikal yaitu sebesar 7,40% dan daya serap klasikal 47,85%, dengan nilai tertinggi
70 dan nilai terendah 5. Setelah mendapatkan hasil dari tes awal, maka peneliti melaksanakan
tindakan sesuai Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang akan diterapkan pada siswa
kelas XI IPS 2 yaitu dengan menggunakan model pembelajaran Contextual Teaching and
Learning (CTL).
3.1.2

Hasil Observasi Tindakan Siklus I
Observasi terhadap siswa dan guru pada siklus pertama dilakukan di dalam kelas pada

saat pembelajaran berlangsung. Pembelajaran yang menerapkan model pembelajaran
Contextual Teaching and Learning (CTL) ini, berlangsung 2 kali pertemuan persiklusnya.
Observasi dilakukan dengan cara mengamati kegiatan siswa selama pembelajaran geografi
dengan menerapkan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) sedangkan
proses pengamatan guru pada saat mengajar dengan mengacu pada Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) yang kemudian diisi pada lembar observasi.
a.

Aktivitas Siswa
Penilaian aktivitas siwa selama proses pembelajaran di dalam kelas dilakukan dengan

cara mengisi lembar observasi yang telah disediakan oleh peneliti. Berdasarkan hasil observasi
aktivitas siswa, menunjukan pada pertemuan pertama, jumlah skor perolehan 9 dari skor
maksimal 12. Sedangkan pada pertemuan kedua jumlah skor perolehan 10 dari skor maksimal
12. Pada lembar observasi ini terbagi menjadi 5 kriteria yaitu kriteria sangat baik, baik, cukup,
kurang dan sangat kurang. Untuk siswa kelas XI IPS 2 Madrasah Aliyah Negeri 1 Palu pada
lembar observasi siswa pertemuan pertama, siswa mendapat presentase sebesar 75% sehingga
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Geografi P.IPS FKIP UNTAD
Penerbit : E-Journal Geo-Tadulako UNTAD

10
mendapat kriteria Cukup dan pada pertemuan kedua siswa mendapat presentase sebesar
83,33% sehingga mendapat kriteria baik.
b. Aktivitas Guru
Lembar observasi aktivitas guru digunakan dengan tujuan kesesuaian pelaksanaan
pembelajaran dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pada tindakan siklus I pada
pertemuan pertama dan kedua yang menerapkan model Contextual Teaching and Learning
(CTL). Berdasarkan hasil observasi aktivitas guru, menunjukan pada pertemuan pertama
jumlah skor yang diperoleh adalah 11 dari skor maksimal 12, sehingga diperoleh presentase
91,66% dengan kriteria sangat baik. Pada pertemuan kedua jumlah skor yang diperoleh adalah
11 dari skor maksimal 12, sehingga diperoleh prsentse 91,66% dengan kriteria sangat baik.
Setelah melakukan kegiatan pembelajaran pada siklus I dengan dua kali pertemuan,
maka kegiatan selanjutnya adalah memberikan tes akhir tindakan siklus I. Tes akhir ini berupa
soal pilihan ganda dengan jumlah soal sebanyak 15 nomor dan esay tes dengan jumlah soal
sebanyak 5 nomor.
Berdasarkan hasil tes akhir tindakan siklus I, dapat diketauhi bahwa soal yang diberikan
belum dapat diselesaikan dengan baik oleh sebagian siswa. Hal ini terbukti dengan adanya 17
siswa yang tidak tuntas yang memperoleh skor rata-rata

Dokumen yang terkait

AN ANALYSIS ON GRAMMATICAL ERROR IN WRITING MADE BY THE TENTH GRADE OF MULTIMEDIA CLASS IN SMK MUHAMMADIYAH 2 MALANG

26 336 20

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

MANAJEMEN PEMROGRAMAN PADA STASIUN RADIO SWASTA (Studi Deskriptif Program Acara Garus di Radio VIS FM Banyuwangi)

29 282 2

PENYESUAIAN SOSIAL SISWA REGULER DENGAN ADANYA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SD INKLUSI GUGUS 4 SUMBERSARI MALANG

64 523 26

ANALISIS PROSPEKTIF SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA PADA PT MUSTIKA RATU Tbk

273 1263 22

PENERIMAAN ATLET SILAT TENTANG ADEGAN PENCAK SILAT INDONESIA PADA FILM THE RAID REDEMPTION (STUDI RESEPSI PADA IKATAN PENCAK SILAT INDONESIA MALANG)

43 322 21

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24

PEMAKNAAN BERITA PERKEMBANGAN KOMODITI BERJANGKA PADA PROGRAM ACARA KABAR PASAR DI TV ONE (Analisis Resepsi Pada Karyawan PT Victory International Futures Malang)

18 209 45

STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARTAI POLITIK PADA PEMILIHAN KEPALA DAERAH TAHUN 2012 DI KOTA BATU (Studi Kasus Tim Pemenangan Pemilu Eddy Rumpoko-Punjul Santoso)

119 459 25