LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI EKOSISTEM DAN

LAPORAN TETAP
PRAKTIKUM EKOLOGI PERTANIAN
KOMPONEN DAN KEDUDUKAN EKOSISTEM

DORPAIMA LUMBANGAOL
05121007028

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
INDRALAYA
2013

I. PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Daur karbon merupakan salah satu siklus biogeokimia dimana terjadi pertukaran /
perpindahan karbon antara bidang-bidang biosfer, geosfer,hidrosfer, dan atmosfer.
Proses dalam siklus daur karbon secara umum, karbon akan diambil dari udara
olehorganisme fotoautotrof (tumbuhan,
melaksanakanfotosintesis).


Organisme

ganggang,
tersebut,

sebut

dll
saja

yang

mampu

tumbuhan,

akan

memproses karbon menjadi bahan makanan yang disebutkarbohidrat, dengan proses

kimia sebagai berikut :
6 CO2 + 6 H2O (+Sinar Matahari yg diserap Klorofil) ↔ C6H12O6 + 6 O2
Karbondioksida + Air (+Sinar Matahari yg diserap Klorofil)↔ Glukosa + Oksigen.
Hasil sintesa karbohidrat itu dimakan para makhluk hidup heterotrof sebagai makanan
plus oksigen untuk bernafas. Tidak peduli makhluk herbivora, carnivora, atau omnivora,
sumber pertama energi yang tersimpan dalam karbohidrat adalah tumbuhan.Karbon di
dalam sistem respirasi akan dilepas kembali dalam bentuk CO2 yang nantinya
dilepaskan

saat

pernafasan.

Selain

pelepasan CO2 ke

udara

saat


pernafasan,

para detrivor (pembusuk) juga melepaskan CO2 ke udara dalam proses pembusukan.
Manusia juga tidak kalah peran dalam proses ini. Hasil segala pembakaran, mulai dari
pembakaran sampah, pembakaran bahan bakar minyak di dalam kendaraan bermotor,
asap pabrik, dan lain-lain juga melepaskan CO2 ke udara. CO2 di udara nantinya akan
ditangkap oleh tumbuhan lagi dan siklus mulai dari awal lagi.

Di

daratan,

proses

pengubahan CO2 menjadi karbohidrat dan

melepaskan

oksigen dilakukan oleh tumbuhan darat, sebaliknya, di daerah perairan, peran ini

dimainkan

oleh

organisme-organisme

fotoautotrof

perairan

seperti

ganggang,

fitoplankton, dan lain-lain. begitupula dengan peran yang melepaskan CO2 ke udara.
Karbon siap untuk saling dipertukarkan antara atmosfer dan lautan. Pada daerah
upwelling, karbon dilepaskan ke atmosfer. Sebaliknya, pada daerah downwelling karbon
(CO2) berpindah dari atmosfer ke lautan. Pada saat CO2 memasuki lautan, asam
karbonat terbentuk:
CO2 + H2O ⇌ H2CO3

Reaksi ini memiliki sifat dua arah, mencapai sebuah kesetimbangan kimia.
Reaksi lainnya yang penting dalam mengontrol nilai pH lautan adalah pelepasan ion
hidrogen dan bikarbonat. Reaksi ini mengontrol perubahan yang besar pada pH:
H2CO3 ⇌ H+ + HCO3

B. Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengenal komponen-komponen
yang terdapat didalam ekosistem dan kedudukannya dalam ekosistem tersebut.

II.

TINJAUAN PUSTAKA

Hubungan antara produsen dan konsumen dalam kaitannya dengan siklus karbon
dan mutlak diperlukan dalam suatu ekosistem untuk menjaga kestabilannya. Di
lingkungan terbuka, sangat sulit untuk menentukan faktor apa yang mempengaruhi
hubungan tersebut karena terdapat banyak faktor yang mempengaruinya. Dalam siklus
karbon, atom karbon terus mengalir dari produsen ke konsumen dalam bentuk molekul
CO2 dan karbohidrat, sedangkan energy foton matahari digunakan sebagai pemasok
energi yang utama. produsen memerlukan CO2 yang dihasilkan konsumen untuk

melakukan fotosintesis. Dari kegiatan fotosintesis tersebut, produsen dapat menyediakan
karbohidrat dan oksigen yang diperlukan oleh konsumen untuk dapat hidup.
Siklus karbon sendiri memiliki arti yang luas.
Dalam siklus karbon cadangan di atmosfer adalah sangat kecil jumlahnya jika
dobandingklan dengan jumlah karbon yang ada didalam laut, minyak bumi dan
cadangan-cadangan lain di dalam kerak bumi. Kehilangan karbon dalam aktifitas
pertanian (misalnya karena penambahan karbon ke atmosfer lebih banyak dari pada yang
disebabkan karena yang diikat oleh tanaman-tanaman tidak dapat menggantikan karbon
yang dilepaskan dari tanah, terutama yang diakibatkan karena seringnya pengolahan
tanah. Penebangan hutan dapat melepaskan karbon yang tersimpan dalam kayu,
terutama apabila kayu tersebut segera terbakar, dan kemudian diikuti oleh oksidasi
humus jika lahan tersebut digunakan untuk pengembangan daerah.(Hadioetomo,1993).
Agar dapat lebih memahami tentang siklus karbon di dalam ekosistem, akan dimulai dari

karbon dioksida (CO2) yang ada di udara atau larut di dalam air. CO2 dibentuk menjadi
senyawa tertentu melalui proses fotosintesis. Senyawa ini bergabung dengan berbagai
cara membentuk materi organism.
Selama proses fotosintesis berjalan, energi dijalinkan ke dalam senyawa organic.
Senyawa organik yang dihasilkan oleh produsen dapat diteruskan kepada konsumen.
Waktu produsen atau konsumen menggunakan energi dari senyawa-senyawa organic,

CO2 dapat dilepas kembali baik ke udara maupun ke dalam air, bergantung pada
lingkungan hidup organism. Tetapi selama masih ada energi yang dapat dipergunakan,
senyawa-senyawa organic akan tetap ada. Baik produsen maupun konsumen dapat
membuang sisa materi yang mengandung karbon. Kalau organism mati tubuh mereka
akan tinggal sebagai tumpukan suatu senyawa-senyawa karbon. Organisme saprovor
(pembusuk) menyempurnakan proses pelepasan karbon (dalam bentuk CO2) dari sisa
kotoran dan jasad-jasad yang mati. Sebagian besar dari saprovor yang menjadi
konsumen terakhir, adalah mikroorganisme, kecuali jamur yang jelas dapat dilihat
dengan mata bugil. Kadang-kadang proses pembusukkan yang dilakukan oleh sapravor
berjalan sangat lambat, sehingga selama masa berjuta-juta tahun sejumlah besar senyawa
karbon dapat menumpuk dalam bentuk gambut, batubara dan minyak bumi.
Beberapa organism mengalihkan arus karbon melalui batu karang yang
selanjutnya tertimbun sebagai batuan. Dengan demikian, lintasan arus utama siklus
karbon adalah dari atmosfer atau hidrosfer ke dalam jasad hidup, kemudian kembali lagi
ke atmosfer atau hidrosfer Ada beberapa persesuaian pendapat terhadap masalah CO2
dan kontribusi dari berbagai aktivitas manusia terhadap pengkayaan CO2 di atmosfer.

Suatu pandangan yang ekstrim dari Woodwell dkk (1978), mengatakan bahwa
pembinasaan atau pembakaran “pool biotik” (misalnya, pembakaran hutan) sama
pentingnya dengan pembakaran minyak bumi. Broecke dkk (1977), menyimpulkan

bahwa sumber CO2 terbesar berasal dari pembakaran minyak bumi, dibandingkan
dengan sumber-sumber lainnya.
Bolin (1977) setuju terhadap semua pendapat diatas, bahkan hutan-hutan
merupakan cadangan karbon dalam biomasa hutan sebanyak 1,5 kali lipat dan didalam
humus tanah hutan sebanyak 4 kali lipat dari banyaknya karbon diatmosfer
(Kamajaya.1996). Oksidasi humas yang cepat dan pelepasan gas CO2 yang pada
lazimnya ditahan dalam tanah yang mempunyai efek tajam dari pada apa yang baru
diketahui sekarang termasuk pengaruhnya terhadap peredaran nutrient lainya. Sebagai
contoh, Nelson (1967) menggunakan kerang untuk menunjukkan bahwa penggundulan
hutan dan aktivitas pertanian telah mengakibatkan penurunan jumlah “trace element”
tertentu dalam aliran permukaan tanah. Dia menemukan bahwa kerang yang berumur
1000 tahun hingga 2000 tahun mengandung sekitar 50 – 100% lebih banyak mangan
(mg) dan barium (Ba) dibandingkan dengan kerang sekarang. Dalam proses
pembersihan (eliminasi) Nelson berkesimpulan bahwa pengurangan aliran air asam yang
mengandung CO2 yang merembes ke dalam tanah dapat mengurangi kecepatan
pelarutan unsure-unsur tersebut dari batuan yang dialirinya. Dengan kata lain, air
sekarang cenderung lebih cepat mengalir di permukaan tanah dari pada merembes
kebawah melalui lapisan humas dalam tanah.

Karbon dapat dijumpai dimana-mana. Karbon dapat dijumpai didalam atmosfer

sebagai CO2 dalam jaringan semua mahluk hidup dan terbesar dijumpai dalam batuan
endapan serta bahan baker fosil yang terdapat dalam perut bumi. Tumbuhan hijau dan
hewan serta organisme yang lain berperan aktif dalam kelangsungan siklus karbon. CO2
merupakan salah satu komponen pokok untuk berlangsungnya fotosintesis. Dengan
bantuan energi cahaya maka CO2 merupakan salah satu komponen pokok untuk
berlangsungnya fotosintesis. Dengan bantuan energi cahaya maka CO2 dan H2O oleh
tumbuhan hijau akan diubah menjadi senyawa organik berupa glukosa (C6H12O6) dan
Oksigen ( O2) melalui reaksi yang disederhanakan sebagai berikut : C6 H12 O6 = 6
O2O6 C O2 + 6 H2 O.
Oksigen dihasilkan dalam fotosintesis tersebut akan dimanfaatkan oleh hewan
dan organisme lain untuk respirasi. Dari proses respirasi tersebut akan dihasilkan
CO2H2O dan energi melelui persamaan reaksi yang disederhanakan sebagai berikut :
6CO2 + 6H2O + Energi C6H12O6 + 6O2. CO2 yang dihasilkan dalam respirasi tersebut
akan dilepas kembali ke lingkungan, kemudian akan digunakan untuk fotosintesis
tumbuhan hijau begitu seterusnya. Dari kedua kegiatan tersebut tampak bahwa
fotosintesis dan respirasi saling bekerja sama untuk kelangsungan siklus karbon dan
oksigen. Sejumlah karbon untuk sementara berada dalam jaringan tumbuhan atau
hewan, tetapi karbon tersebut akan kembali ke siklus setelah tumbuhan atau hewan
tersebut mati kemudian diuraikan oleh makhluk pengurai. Jika sisa-sisa bahan organik
dari pembusukan hewan dan tumbuhan tertimbuan dalam lapis tanah lebih dari 600 juta

tahun maka karbon dikandung akan keluar dari siklus karbon yang utama.

Tetapi oleh panas akan tekanan dalam lapis kerak bumi zat tersebut akan diubah
menjadi bahn baker fosil misalnya batubara, minyak bumi dan gas bumi. Jika bahan
baker fosil tersebut digunakan sebagai bahan bakar dalam berbagai industri maka karbon
yang dikandung akan dilepas kembali ke lingkungan dalam bentuk CO2 sebagai hasil
proses pembakaran. Selanjutnya CO2 tersebut akan digunakan kembali oleh tumbuhan
hijau untuk fotosintesis begitu seterusnya.
Daur karbon merupakan bagian dari daur energi. Reaksi fotosintesis sangat
esensial untuk daur karbon maupun daur energi, melalui proses fotosintesis
tersebut,karbon maupun daur energi, melalui proses fotosintesis tersebut karbondioksida
hubungan sebagai mahluk hidup. Melalui proses fotosintesisnya tumbuhan hijau
berperan dalam siklus karbon, karbon diubah menjadi karbondioksida kemudian diubah
menjadi karbohidrat dengan bantuan energi matahari dan pigmen klorofil.
Reaksi fotosintesis terjadi dihutan-hutan, dipadang rumput dan juga di rumput
laut di lautan. Dalam daur karbon, karbondioksida dibutuhkan tumbuhan, yang
kemudian akan dikonsumsi hewan, ikan atau manusia untuk kebutuhan sel dan energi.
Dalam bentuk karbon dioksida dikembalikan ke alam, bila hewan atau tumbuhan
tersebut mati akibat kerja mikroorganisme karbon akan dikembalikan ke bumi. Sumber
utama karbon untuk makhluk hidup berada dalam udara, dalam bentuk karbon dioksida

jumlahnya kira-kira 0,03% dari volume. Karbon dioksida diudara akan difiksasi ke
dalam jaringan hidup melalui fotoototrof tanaman dan ganggang, kemudian ototrof
tersebut akan dikonsumsi oleh heterotrof, yang akan menggunakan karbon tersebut
untuk energi dan pertumbuhannya.

Karbondioksida juga akan terlarut dalam air dan tanah dan dapat membentuk ion
bikarbonat. Karbon dapat diperoleh juga dari pembakaran kayu dan fosil yang akan
menghasilkan karbon dioksida ke atmosfer, pada keadaan kekurangan oksigen karbon
dioksida dapat diubah menjadi karbon monoksida, species tertentu mikroorganisme gas
toksik tersebut dan akan mengubah menjadi karbon dioksiba dan energi. Dari hasil
penelitian sumber karbon dalam bentuk glukosa atau maltosa meningkatkan aktifitas
enzim dalam sel Bacillus sp. Pada kondisi anaerob karbondioksida direduksi menjadi
metan (CH¬4) oleh mikroorganisme. Dengan kata lain, air sekarang cenderung lebih
cepat mengalir di permukaan tanah dari pada merembes kebawah melalui lapisan humas
dalam tanah (Sowasono, 1987).

III.

PELAKSANAAN PRAKTIKUM

A. Waktu dan tempat
Praktikum dilaksanakan diunit laboratorium ekologi jurusan budidaya perairan
fakultas pertanian universitas sriwijaya indralaya pada hari rabu 6 april 2011.

B. Alat dan Bahan
Alat-alat dan bahan yang digunakan antara lain : 1) Tabung biakan tertutup 2) karet
gelang 3) Siput kecil sebagai konsumen 4) Hydrilla sebagai produsen 5) Larutan
bromtimol biru 6) Air 7) Sumber cahaya 8) Kamar gelap. 9) plastik penutup botol

C. Cara Kerja
a.

Siapkan dua percobaan A dan B masing-masing terdiri dari empat tabung biakan.
Tandai tabung-tabung biakan ini kode A1, A2, A3, A4 dan B1, B2, B3, B4. Rangkaikan
percobaan A dan B sama seperti gambar 1.

b.

Isilah setiap tabung dengan air sampai permukaan air kira-kira 20 mm dibawah mulut
tabung.

c.

Tambahkan 3 sampai 5 tetes bromtimol biru kedalam tabung.

d.

Masukan kedalam tabung biakan A1 dan B1 hewan siput, kedalam tabung biakan A2
dan B2 hewan siput dan hydrilla, kedalam tabung A3 dan B3 masukan hydrilla saja dan
kedalam tabung A4 dan B4 tidak dimasukan siput ataupun hydrilla.

e.

Tutup semua tabung biakan rapat-rapat, usahakan agar tutup tersebut tidak bocor.

f.

Tempatkan semua tabung percobaan A dalam tempat terang dan rangkaian percobaan
B dalam kamar gelap.

g.

Setelah 24 jam, amati semua tabung biakan, catatlah semua perubahan dalam warna
indikator (bromtimol biru). Catatlah juga bila terjadi perubahan pada siput maupun
hydrilla.

h.

Setelah itu pindahkan tabung biakan A kedalam kamar gelap dan tabung B ke tempat
terang.

i.

Setelah 24 jam lakukan lagi pengamatan dan pemindahaan tabung. Pengamatan
dilakukan selama 7 hari.

j.

Buatlah data hasil pengamatan selama beberapa hari tersebut, bagaimana kesimpulan
saudara tentang daur karbon pada percobaan ini.

IV.

A. Hasil

Hari/ tangal
Botol
Siput
Hydrilla
Air
Senin
A1
Hidup
Jernih
18 maret 2013
A2
Hidup
Segar Jernih

A3
-

HASIL DAN PEMBAHASAN

Segar
Jernih

A4
Jernih

B1
Hidup
Jernih

B2
Hidup
Segar
Jernih

B3
Segar
Jernih

B4
Segar
Jernih

Hari/ tangal
Botol
Siput
Hydrilla
Air

Selasa
A1
Hidup
Keruh

19 maret 2013
A2

Mati
Segar
Keruh

A3
Segar
Jernih

A4
Jernih

B1
Hidup
Keruh

B2
Mati
Segar
Keruh

B3
Segar
Jernih

B4
Segar
Jernih
Hari/ tangal
Rabu

Botol
A1

Siput
Mati

Hydrilla
-

Air
Keruh

20 maret 2013

A2
A3
A4
B1
B2
B3
B4

Mati
Hidup
Mati
-

Segar
Segar
Segar
Segar
Segar

Keruh
Jernih
Jernih
Keruh
Keruh
Jernih
Jernih

Hari/ tangal
Kamis

Botol
A1

Siput
Mati

Hydrilla
-

Air
Keruh

21 maret 2013

A2
A3
A4
B1
B2
B3
B4

Mati
Mati
Mati
-

Segar
Segar
Segar
Segar
-

Keruh
Jernih
Jernih
Keruh
Keruh
Jernih
Jernih

Hari/ tangal
Jumat

Botol
A1

Siput
Mati

Hydrilla
-

Air
Keruh

22 maret 2013

A2
A3
A4
B1
B2
B3
B4

Mati
Mati
Mati
-

Segar
Segar
Segar
Segar
-

Keruh
Keruh
Keruh
Keruh
Keruh
Keruh
Keruh

B. Pembahasan
Dalam praktikum kali ini kita dapatkan hasil yang bermacam-macam dengan
perlakuan yang berbeda. Misalnya pada Air brotimol yang diberi perlakuan dengan
memasukkan siput dan Hydrilla yang dalam satu minggu warnanya akan berubah
menjadi agak keruh hal ini dapat dikarenakan oleh adanya karbon yang dihasilkan oleh
siput yang mengakibatkan timbulnya warna keruh pada air media biakan namun dapat
dinetralisasikan sedikit oleh adanya Hydrilla yang mampu merombak karbon menjadi
oksigen. Sedangkan pada botol yang berisikan siput saja, warna akan berubah menjadi
keruh sekali hal ini dikarenakan karbon yang dikeluarkan oleh siput dan tidak adanya
perombak karbon dalam hai ini adalah Hydrilla. Botol yang berisikan Hydrilla saja,
warnanya tetap jernih hal ini dikarenakan tidak adanya siput atau mahluk hidup yang
menghasilkan karbon yang dapat merubah warna air menjadi keruh.Dan pada indikator
warna tetap biru seperti awal karena tidak ada reaksi karbon yang terjadi sebab tidak
diberi perlakuan apa-apa.
Dari hasil yang telah kita peroleh dapat dilihat bahwa organisme-organisme yang
mati terlebih dahulu terdapat pada tabung yang diberi perlakuan ditempat gelap, hal ini
karena tidak terjadi fotosintesis ditempat gelap karena tidak tersedianya cahaya pada
tempat gelap. Organisme-organisme tersebut membutuhkan zat O2, CO2, dan
karbohidrat. Peristiwa yang ditunjukkan dengan perubahan warna pada bromtimol biru
adalah peristiwa respirasi, karena peristiwa respirasi menghasilkan CO2 yang sangat
sensitif terhadap bromtimol biru, kesensitifan ini dapat dilihat dengan adanya perubahan

warna pada bromtimol biru. Apabila terjadi respirasi yang cukup banyak, tabung
tersebut tampak berembun. Pada tabung A4 dan B4 bromtimol biru tidak mengalami
perubahan warna, karena tabung-tabung tersebut hanya berisi dengan air kolam dan
bromtimol biru, tidak terdapat organism didalamnya, tabung-tabung ini hanya berfungsi
sebagai kontrol. Dari rancangan paercobaan dapat dilihat bahwa fungsi tabung A4 dan
tabung B4 hanya berfungsi sebagai control atau sebagai pembanding untuk dapat
mengetahui apakah percobaan yang telah dilakuakan berhasil atau tidak.
Hasil yang diperoleh adalah semua organisme yang ditempatkan ditempat gelap
akan mati semua karena tidak tersedianya cahaya untuk produsen melakuakan proses
fotosintesis, tanpa adanya O2 yang dihasilkan pada proses fotosintesis, konsumen tidakl
dapat hidup dan melakuakn proses respirasi. Pada tabung A4 dan B4 bromtimol biru
tidak mengalami perubahan warna, karena tabung-tabung tersebut hanya berisi dengan
air kolam dan bromtimol biru, tidak terdapat organism didalamnya, tabung-tabung ini
hanya berfungsi sebagai kontrol. Hasil yang diperoleh adalah semua organisme yang
ditempatkan ditempat gelap akan mati semua karena tidak tersedianya cahaya untuk
produsen melakuakan proses fotosintesis, tanpa adanya O 2 yang dihasilkan pada proses
fotosintesis, konsumen tidakl dapat hidup dan melakuakn proses respirasi. Disini siklus
karbon berperan atau berjalan jika berubah menjadi kuning yang sebelumnya
indikatornya berwarna biru.
CO2 yang dihasilkan dalam respirasi tersebut akan dilepas kembali ke lingkungan,
kemudian akan digunakan untuk fotosintesis tumbuhan hijau begitu seterusnya. Dari
kedua kegiatan tersebut tampak bahwa fotosintesis dan respirasi saling bekerja sama

untuk kelangsungan siklus karbon dan oksigen. Sejumlah karbon untuk sementara
berada dalam jaringan tumbuhan atau hewan, tetapi karbon tersebut akan kembali ke
siklus setelah tumbuhan atau hewan tersebut mati kemudian diuraikan oleh makhluk
pengurai. Jika sisa-sisa bahan organic dari pembusukan hewan dan tumbuhantertimbuan
dalam lapis tanah lebih dari 600 juta tahun maka karbon dikandung akan keluar dari
siklus karbon yang utama. Tetapi oleh panas akan tekanan dalam lapis kerak bumi zat
tersebut akan diubah menjadi bahn baker fosil misalnya batubara, minyak bumi dan gas
bumi. Jika bahan baker fosil tersebut digunakan sebagai bahan baker dalam berbagai
industri maka karbon yang dikandung akan dilepas kembali ke lingkungan dalam bentuk
CO2 sebagai hasil proses pembakaran. Selanjutnya CO2 tersebut akan digunakan
kembali oleh tumbuhan hijau untuk fotosintesis begitu seterusnya. Pada siklus karbon ini
baik produsen maupun konsumen memilki peran masing-masing yang tentu saja sangat
penting dalam proses terjadinya hubungan antara produsen dan konsumen. Untuk dapat
mengetahuinya kita dapat mempelajarinya.

V.

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Produsen dan konsumen sangat berhubungan erat, hai ini dapat kita lihat dari
praktikum yang telah dilaksanakan bahwa siput sangat membutuhkan Hydrilla
untuk siklus karbon dan oksigen didalam praktikum daur karbon.
2. Apabila tidak ada hydrilla maka siklus karbon pada siput kecil akan terputus
karena tidak adanya perombakan karbon menjadi oksigen kembali.
3. Perubahan warna pada praktikum ini dikarenakan adanya karbon yang dihasilkan
oleh siput yang mengakibatkan timbulnya warna keruh pada air media biakan
namun dapat dinetralisasikan sedikit oleh adanya Hydrilla yang mampu
merombak karbon menjadi oksigen.
4. Dan pada indikator warna tetap biru seperti awal karna tidak ada reaksi karbon
yang terjadi sebab tidak diberi perlakuan apa-apa.

B. Saran
Sebaiknya pada praktikum ini para praktikan dapat lebih memperhatikan
dan memahami prosedur kerja yang ditunjukkan oleh para asisten.

DAFTAR PUSTAKA

Amir, A. 1981. Biologi umum. Gramedia. Jakarta.
Anshory, I. 1984. Biologi umum. Genesa Exact. Bandung.
Hadioetomo, ratna Sari. 1993. Mikrobiologi Dasar Dalam Praktek. PT. Gramedia:
Jakarta.
Kamajaya.1996. Sains Biologi. Ganeca Exact. Bandung.
Sowasono, Haddy. 1987. Biologi Pertanian. Rajawali Press, Jakarta.