7-Kebijakan Pengembangan Bank Syariah

  Cetak Biru Pengembangan Perbankan Syariah Nasional Disampaikan pada : Pelatihan Perbankan Syariah Malang, 21-23 September 2004

  Daftar Isi Kata Pengantar Ringkasan Eksekutif

  I. Latar Belakang

  • Sejarah singkat dan kondisi terkini
  • Tantangan pengembangan perbankan syariah

  II. Permasalahan Utama

  III. Misi, Visi dan Sasaran

  • Visi dan Misi • Sasaran 2002-2011

  IV. Inisiatif Untuk Mencapai Sasaran

  1. Paradigma kebijakan

  2. Tahapan implementasi

  3. Tahap 1: Meletakan landasan pertumbuhan (2002-2004)

  4. Tahap 2: Memperkuat struktur industri(2004-2008)

  5. Tahap 3: Memenuhi standar keuangan dan kualitas pelayanan internasional (2008-2011) Lampiran

  Cetak Biru Pengembangan Perbankan Syariah Nasional

  • Perbankan syariah nasional sejak awal 1992 dan terutama

  Latarbelakang setelah UU No.10/1998 mengalami pertumbuhan pesat. Dalam penyusunan rangka menjaga momentum pertumbuhan dan menjawab cetak biru tantangans serta konsistensi arah dan tujuan pengembangan diperlukan adanya panduan pengembangan dalam bentuk cetak biru.

  • BPS dan Satker terkait Bank Indonesia

  Pengguna cetak

  • Institusi yang akan mengambil alih fungsi otoritas perbankan

  biru

  • Pelaku industri keuangan syariah (termasuk calon pelaku)
  • Pihak-pihak diluar BI yang memiliki peran dalam pengembangan perbankan syariah (baik institusi pemerintah maupun non- pemerintah)
  • Identifikasi permasalahan utama dalam pengembangan

  Cakupan isi cetak perbankan syariah biru

  • Rumusan Visi-Misi dan Sasaran Pengembangan
  • Inisiatif yang perlu dilakukan untuk mencapai sasaran,

  termasuk prioritas dan pentahapan implementasinya Silahkan download Dokumen Cetak Biru pada : http://www.bi.go.id/utama/publikasi/upload/cetak-biru%20ps.pdf Latarbelakang kebijakan pengembangan bank syariah nasional Memenuhi kebutuhan segmen masyarakat yang membutuhkan (khususnya berkaitan dg masalah riba)  Mobilisasi dana dan optimalisasi proses saving- investment Pengembangan perbankan syariah dapat memberikan kemanfaatan - baik secara makro maupun mikro - bagi perekonomian nasional:

   Meningkatkan diversifikasi layanan jasa bank dg bbg keunggulan – e.g. PLS Financing  Mendukung financial stability a.l. krn bersifat non-speculatif, kewajiban ada underlying transactions dan dilandasi nilai moral

   sarana yg mendukung masuknya dana asing yg mempersyaratkan prinsip syariah Dasar hukum pengaturan dan pengembangan:

   UU No. 10 Thn 1998 dan didukung oleh UU No. 23 Thn 1999 .

  ‘MILESTONE’ PERKEMBANGAN PERBANKAN SYARIAH INDONESIA SEJAK 1990

  Lokakarya MUI Pengenalan ‘dual banking system’

  Diperbolehkannya bank beroperasi secara dual system

  • BI membuat dan menetapkan peraturan kelembagaan perbankan syariah
  • Pengembangan PUAS & SWBI
  • UU no. 10/1998, Bank Indonesia mengakui keberadaan bank syariah dan bank konvensional
  • Bank konvensional diperkenankan membuka KC syariah.
  • UU no. 10/1998, Bank Indonesia mengakui keberadaan bank syariah dan bank konvensional
  • Bank konvensional diperkenankan membuka KC syariah.
  • • UU no.23/1999:

  Peserta sepakat untuk segera mendirikan bank syariah

  Peserta sepakat untuk segera mendirikan bank syariah

  • UU no.23/1999:
  • BI bertanggungjawab terhadap pengaturan dan pengawasan perbankan termasuk bank syariah
  • BI dapat menetapkan kebijakan moneter dg
  • BI bertanggungjawab terhadap pengaturan dan pengawasan perbankan termasuk bank syariah
  • BI dapat menetapkan kebijakan moneter dg
  • • Berdiri BUS kedua

  • Dibuka kantor cabang syariah untuk yang pertama kalinya
  • BI memiliki Tim Penelitian dan Pengaturan Perbankan Syariah
  • >Berdiri BUS kedua
  • Dibuka kantor cabang syariah untuk yang pertama kalinya
  • BI memiliki Tim Penelitian dan Pengaturan Perbankan Syariah
  •   Bank Muamalat Indonesia berdiri sebagai bank syariah berdasarkan UU No. 7 Th 1992

      Bank Muamalat Indonesia berdiri sebagai bank syariah berdasarkan UU No. 7 Th 1992

      menggunakan prinsip syariah

      menggunakan prinsip syariah

      1990 1992 1998 1999 2000 Keluarnya Reg.

      Operasional & Kelembagaan Kebijakan moneter berdasarkan prinsip syariah

      Pembentuk an BPS

      2001

    KERANGKA BERFIKIR DALAM PENETAPAN MISI, VISI, DAN SASARAN

      

      

      

      

      

      

    • Perspektif Mikro Tren Perkembangan
    • Perspektif Makro

      i dan Visi

      

    • Inisiatif Strategis
    • Tahapan Implementasi

      LAJU PERTUMBUHAN PERBANKAN SYARIAH INDONESIA RELATIF

    CEPAT KHUSUSNYA SEJAK TAHUN 1999

      500 1,000 1,500 2,000 2,500 3,000

      1992 1993 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 Asset Deposit Financing

      Total DPK, Pembiayaan dan Aset Bank Syariah (dlm Rp. Milyar) Total DPK, Pembiayaan dan Aset Bank Syariah (dlm Rp. Milyar)

      0.1

      0.2

      0.3

      0.4

      0.5

      0.6

      0.7 1992 1993 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 Asset Deposit Financing

      Persentase DPK, Pembiayaan dan Aset B. Syariah terhadap Persentase DPK, Pembiayaan dan Aset B. Syariah terhadap Total Perbankan Nasional Total Perbankan Nasional Asset CAGR ‘92-’99 = 38% Asset CAGR ‘99-’01 = 54%

      Asset Penetration = 0.03% Asset Penetration = 0.06% Asset Penetration = 0.26% BSM + UUS Bank IFI Berdiri BMI berdiri

    LAJU PERTUMBUHAN JARINGAN KANTOR

      60 Jumlah Bank dan KC Bank Syariah

      50 Banks

      40 Branches

      30

      20

      10 1993 1995 1997 1999 2001 Pelaku Industri Bank Syariah Nasional (Des 2001)

      Bank Syariah

      Unit Usaha Bank Umum

      BPR

      % thdp Syariah Bank

      Syariah (full)

      Syariah

      Total Total Bank Konvensional

      Jumlah Nasional Jumlah Bank

      2

      3

      81

      86

      3.97 Jumlah Kantor Cabang

      39

      12 51 0.84 - (tersebar di 18 Provinsi)

      Tujuh permasalahan dan tantangan utama dalam pengembangan perbankan syariah nasional (1/2)

      1. Kerangka pengaturan perbankan syariah yang belum lengkap dan sesuai dengan keunikan karakteristik perbankan syariah

      2. Jaringan kantor yang terbatas yang menentukan akses perbankan syariah terhadap nasabah potensial

      3. Potensi pasar relatif besar namun pengetahuan dan pemahaman masyarakat secara umum tentang produk, jasa dan manfaat perbankan syariah relatif rendah

      4. Infrastruktur dan institusi pendukung yang belum lengkap dan efektif

      Tujuh permasalahan dan tantangan utama dalam pengembangan perbankan syariah nasional (2/2)

      5. Perlunya peningkatan kinerja keuangan dan kualitas

    pelayanan secara berkesinambungan agar dapat berdaya

    saing, memperbesar pangsa pasar, menarik SDM profesional dan permodalan

      6. Portofolio pembiayaan belum mencerminkan hakekat bank syariah – dominasi yang besar pembiayaaan non- PLS

      7. Agar dapat berkompetisi dalam era globalisasi perlu mengadopsi best practice dan standar keuangan internasional

    5 FAKTOR PENDORONG & MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN INDUSTRI PERBANKAN SYARIAH

    • Pemain terbatas
    • Akan masuknya pemain lokal/internasional
    • Jaringan terbatas tapi diharapkan berkembang terutama dgn penerapan ‘dual system bank’<>Perbankan konvensional
    • Kesulitan menarik tenaga profesional berkualitas karena keterbatasan insentif/ben
    • Pasar terbesar UKM
    • Minat meningkat tetapi pemahaman minim

      Pasar / infrastruktur Regulator, Institusi Pemerintah dan badan lainnya Kompetitor / Subtitusi Nasabah/Masyarakat

    Pertumbuhan industri

    Perbankan Syariah yg

    sejalan dengan

    kebutuhan pasar

      Pelaku Industri

    • Dukungan BI dengan membentuk BPS
    • Dukungan internasional IDB, AAOIFI, IIFM, IFSB
    • Terbatasnya dukungan Pemerintah (Depkeu) dan lembaga lai>Masih terbatasnya finacial market
    • PAPSI dan Standar audit syariah dalam pengembangan
    • Keterbatasan dana sosialisasi
    •   SASARAN PENGEMBANGAN (10 Tahun Kedepan)

      1. Bank Syariah yang mampu memberikan manfaat optimal bagi masyarakat luas (secara

        makro dan mikro ekonomi) melalui:

      • – Pengembangan jariangan agar dapat melayani seluruh segmen pasar yang membutuhkan
      • – Aktif mendukung sektor riil terutama UKM
      • – 4-5% market share dari total banking system
      • – 40% pembiayaan berupa pembiayaan dengan prinsip bagi hasil (PLS)

        Bank Syariah yang kokoh, berdayasaing dan efisien melalui: 2.

      • – Menyediakan produk/jasa sesuai kebutuhan masyarakat
      • – SDM berkualitas dan mempunyai kompetensi
      • – Didukung infrastruktur yg lengkap dan efisien

        Bank Syariah yang istiqomah menjalankan prinsip syariah melalui: 3.

      • – Kerjasama erat dengan dan mendorong peningkatan peran dan fungsi DSN
      • – Mendukung pengembangan lembaga peradilan/arbitrase dan aspek hukum yg sesuai syariah

      4. Bank Syariah yang melaksanakan prinsip kehati-hatian dan good corporate governance

        melalui:

      • – Peraturan kehati-hatian yang diterapkan secara efektif dan pengelolaan risiko-risiko
      • – Mempromosikan transparansi dan akuntabilitas melalui accounting dan auditing system serta good corporate governance
      • – Sistem pengawasan dan pemeriksaan yang handal, efektif dan efisien

      PARADIGMA YANG DIADOPSI DALAM PENYUSUNAN INISIATIF

      • Mekanisme Pasar (Market driven)
      • Perlakuan yang Adil (Fair treatment)
      • Bertahap dan berkesinambungan

        (Gradual and sustainable approach)

      • Memenuhi prinsip syariah (Comply to

        sharia principles)

        Phase 1 (2002 – 2004) Phase 2 (2004 – 2008) Phase 3 (2008 – 2011)

        Mememenuhi standar keuangan dan mutu pelayanan Internasional Memperkuat Struktur Industri PENTAHAPAN PENCAPAIAN SASARAN PENGEMBANGAN PERBANKAN SYARIAH NASIONAL (2002-2011) Meletakan Fondasi Pertumbuhan

      • Melengkapi dan menyempurnakan peraturan yg sesuai dg karakteristik bank syariah
      • Meningkatkan kinerja BS agar setidaknya setara dengan bank konvensional dan bank syariah internasional
      • Melengkapi dan memperkuat infrastruktur pendukung
      • Meningkatkan kompetensi, skill dan profesional lembaga dan pelaku perbankan syariah
      • Meningkatkan pemahaman masyarakat ttg perbankan syariah
      • Meningkatkan ‘service excellent’ dan ketaatan terhadap prinsip syariah
      • Mendorong pertumbuhan kantor keseluruh wilayah yang potensial dan penetrasi pasar
      • Mendorong peningkatan pembiayaan bagi hasl (PLS) dg performa baik
      • Meningkatkan fungsi intermediasi, efisiensi dan daya saing industri perbankan syariah

        VISI PENGEMBANGAN PERBANKAN SYARIAH NASIONAL “Terwujudnya sistem perbankan syariah yang kompetitif, efisien, dan memenuhi prinsip kehati- hatian yang mampu mendukung sektor riil secara nyata melalui kegiatan pembiayaan berbasis ekuitas dalam kerangka tolong menolong dan menuju kebaikan guna mencapai kemaslahatan masyarakat”

        MISI PENGEMBANGAN PERBANKAN SYARIAH NASIONAL Mewujudkan iklim yang kondusif untuk pengembangan

      perbankan syariah yg sehat dan konsisten menjalankan

      prinsip syariah serta mampu berperan dalam sektor riil,

      yang meliputi:

      • Melakukan penelitian/kajian mengenai kondisi, peluang

        dan kebutuhan bank syariah;

      • Menyiapkan ketentuan dan infrastruktur lainnya yang

        memungkinkan bank syariah dapat beroperasi sesuai dengan karakteristiknya.

      • Melakukan pengawasan dan pemeriksaan terhadap

        bank syariah

      • Perizinan bank syariah

      NILAI-NILAI DASAR PENETAPAN VISI DAN MISI

      • Shiddiq (jujur)
      • Tabligh (edukasi publik)

        Perspektif

      • Amanah (terpercaya)

        Mikro

      • Fathanah (profesional) termasuk Ri'ayah (santun) dan

        Mas'uliyah (tanggung jawab)

      • Zakat : mendorong kegiatan investasi
      • Menghindari Gharar : transparansi (menghindari ketidakjelasan)

        Perspektif

      • Menghindari Riba: membangun perilaku/sikap bersedia

        Makro menerima risiko dalam berinvestasi

      • Menghindari Maisir : menghindari perilaku/sikap spekulatif dan perjudian dalam investasi
      • Keterkaitan dengan Sektor Riil

        Permasalahan Utama (1)

      • Kerangka pengaturan perbankan syariah yang belum lengkap dan sesuai dengan keunikan karakteristik perbankan syariah

      EXISTING REGULATION AND POLICY

      NEEDED REGULATION AND POLICY

      • UU Perbankan No.10 th. 1998
      • Ketentuan mengenai
        • – Kualitas Aktiva Produktif – Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP)
        • – Capital Adequacy Ratio (CAR)
        • – Legal Lending Limit (LLL)
        • – Posisi Devisa Netto – Tingkat Kesehatan Bank – Transparansi Kondisi Keuangan Bank
        • – Laporan Bulanan Bank Syariah – Fasilitas Pendanaan Jangka Pendek (FPJP)
        • – Dsb………

      • UU Bank Indonesia No. 23 th. 1999
      • Ketentuan pengaturan kelembagaan dan jaringan kantor bank syariah (3)
      • Ketentuan pengaturan penyelenggaraan kliring lokal bagi BUS, UUS dan BUK
      • Ketentuan mengenai Giro Wajib Minimum bagi BUS dan UUS Pengaturan tata cara penempatan dana pada SWBI
      • Ketentuan mengenai infrastruktur PUAS

        Permasalahan Utama (2) Jaringan kantor yang terbatas yang menentukan akses perbankan syariah terhadap nasabah potensial CONTOH GAMBARAN PELUANG PENGEMBANGAN KANTOR BANK SYARIAH: KASUS HASIL PENELITIAN DI JAWA BARAT (1/2) Skenario Optimis

        Responden yang menolak penerapan sistem bunga

      • Rp. 20.8 Trilyun

        Floating Customers

        Total DPK pada KC Bank Konvensional*

        42% 50%

        Ekspektasi peng- alihan/ diversifikasi menggunakan bank syariah , jika ada KCS yg terjangkau

        Rp. 20.8 Trilyun Rp1.5 Trilyun

        Potensi DPK

      • 80% 15%
        • Data dari KBI Bandung (Des. 31, 2001)

        Total Rp 6.9 Trilyun

        Rp 8.4 Trilyun

      • 42% x Rp. 20.8 Trilyun x 80% = Rp. 6.9 Trilyun *** 50% x Rp. 20.8 Trilyun x 15% = Rp.1.5 Trilyun Sumber : Hasil survey in Jabar 2000 oleh IPB dan Bank Indonesia, KBI Bandung

        CONTOH GAMBARAN PELUANG PENGEMBANGAN KANTOR BANK SYARIAH: KASUS HASIL PENELITIAN DI JAWA BARAT (1/2) Skenario Optimis

        Estimasi # KCS yg Rata2 DPK per KCS Potensi diperlukan untuk melayani di Jabar Pengalihan potensi DPK

        823 Rp 8.4 Trilyun Rp. 10.2 Milyar

      • Syarat Perlu :
        • Tabungan KC Bank syariah

        Jumlah KC Syariah yang

        dapat memberikan

        ada saat ini

        keuntungan yg lebih baik (risk-return)

        11

      • Sosialisasi dan promosi untuk meningkatkan

        awareness penggunaan jasa bank syariah

      • data dari KBI Bandung (Des. 31, 2001): Rp. 112.7 Milyar / 11 = Rp. 10.2 Milyar Sumber: Hasil survey di Jabar 2000 oleh IPB dan Bank Indonesia, KBI Bandung

        Permasalahan Utama (2) Jaringan kantor yang terbatas yang menentukan akses perbankan syariah terhadap nasabah potensial CONTOH GAMBARAN PELUANG PENGEMBANGAN KANTOR BANK SYARIAH: KASUS HASIL PENELITIAN DI JAWA BARAT (1/2) Skenario Pesimis

        Responden yang menolak penerapan sistem bunga

      • Rp. 20.8 Trilyun

        Floating Customers

        Total DPK pada KC Bank Konvensional*

        42% 50%

        Ekspektasi peng- alihan/ diversifikasi menggunakan bank syariah , jika ada KCS yg terjangkau

        Rp. 20.8 Trilyun Rp1 Trilyun

        Potensi DPK

      • 25% 10%
        • Data dari KBI Bandung (Des. 31, 2001)

        Total Rp 2.2 Trilyun

        Rp 3.2 Trilyun

      • 42% x Rp. 20.8 Trilyun x 25% = Rp. 2.2 Trilyun *** 50% x Rp. 20.8 Trilyun x 10% = Rp.1 Trilyun Sumber : Hasil survey in Jabar 2000 oleh IPB dan Bank Indonesia, KBI Bandung

        CONTOH GAMBARAN PELUANG PENGEMBANGAN KANTOR BANK SYARIAH: KASUS HASIL PENELITIAN DI JAWA BARAT (1/2) Skenario Pesimis

        Estimasi # KCS yg Rata2 DPK per KCS Potensi diperlukan untuk melayani di Jabar Pengalihan potensi DPK

        316 Rp 3.2 Trilyun Rp. 10.2 Milyar

      • Syarat Perlu :
        • Tabungan KC Bank syariah

        Jumlah KC Syariah yang

        dapat memberikan

        ada saat ini

        keuntungan yg lebih baik (risk-return)

        11

      • Sosialisasi dan promosi untuk meningkatkan

        awareness penggunaan jasa bank syariah

      • data dari KBI Bandung (Des. 31, 2001): Rp. 112.7 Milyar / 11 = Rp. 10.2 Milyar Sumber: Hasil survey di Jabar 2000 oleh IPB dan Bank Indonesia, KBI Bandung

        Permasalahan Utama (3) Potensi pasar relatif besar namun pengetahuan dan pemahaman masyarakat secara umum tentang produk, jasa dan manfaat perbankan syariah relatif rendah

        Jawa Barat JaTeng &amp; Yogyakarta Jawa Timur Sumatra Barat Jambi Propinsi Percent

        11%

        68% rata2*= 78% rata2*=

        5585 rata2*= 40% rata2*=

        Total

        1022 1500 1503 1060 500

        Jumlah responden

        N.A. ** N.A. **

        16 N.A. **

        10

        10

        6

        89

        74

        71

        58

        52

        94

        Percent Percent Percent Setuju dg sistem bagi hasil Mengakui keberadaan bank syariah Memahami produk dan manfaat bank syariah

        31

        48

        62

      20 Bunga haram

      N.A. **

      N.A. ** N.A. **

        Permasalahan Utama (4)

      • Infrastruktur dan institusi pendukung yang belum lengkap dan efektif

        Notes :

      • DPS: Dewan Pengawas Syariah ** PUAS : Pasar Uang Antar-bank Berdasarkan Prinsip Syariah ***

        IMA: Investasi Mudharabah Antar Bank

      PUAS**

        SWBI

      BANK INDONESIA

        Dewan Syariah Nasional-MUI DPS DPS DPS* LKBB Syariah

        Supervisory Transaksi DPS

        Sertifikat

        IMA*** BPR Syariah

        Badan Arbitrase Muamalat Indonesia Supervisory, regulatory and Perizinan

        DPS Ikatan Akuntan Indonesia

        Permasalahan Utama (5)

      • Perlunya peningkatan kinerja keuangan dan kualitas pelayanan secara berkesinambungan agar dapat berdaya saing, memperbesar pangsa pasar, menarik SDM profesional dan permodalan

        Kinerja Keuangan 30 ROE Bank Syariah (%) ROE Bank Syariah, Bank 20 Konvensional dan Jakarta 10 Islamic Index selama th.2001 1993 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 18% -20 -10 15.8%

      • 30 -50 -40

        8.3%

      • -70 -60 -80

        Sharia Banking Conventional Banking Jakarta Islamic Index

        MASIH BANYAK NASABAH YANG BELUM PUAS DENGAN PELAYANAN JASA DAN PRODUK PERBANKAN SYARIAH Hasil survey konsumen di Jawa Barat menunjukkan bahwa 53.7% responden yang memiliki rekening di bank konvensional dan bank syariah berpendapat Bank syariah perlu bahwa kualitas pelayanan bank syariah relatif lebih secara konsisten rendah dari bank konvensional karena: menerapkan prinsip

      • Kurangnya informasi mengenai produk dan jasa syariah, meningkatkan bank syariah

        kualitas pelayanan

      • Pemahaman yang kurang memadai dari pegawai dan melayani lebih bank syariah mengenai sistem operasional bank banyak segmen syariah

        masyarakat

      • Fasilitas yang tidak memadai
      • Ketidakjelasan perhitungan bagi hasil

        Sumber : Hasil survey di Jabar dilaksanakan oleh BI – 2000

        Permasalahan Utama (6)

      • Portofolio pembiayaan belum mencerminkan hakekat bank syariah – dominasi yang besar pembiayaaan dengan skema non-PLS PORTOFOLIO BANK SYARIAH SAAT INI LEBIH BANYAK PADA ‘DEBT FINANCING’ DARI PADA ‘QUASI-EQUITY FINANCING’

        Komposisi produk bank syariah (%)

        69.3

      • Bagaimana agar porsi dari

        61.0 2000 quasi-equity financing (profit

        2001 sharing) diperbesar untuk semakin meningkatkan peran bank syariah dalam

        29.8 menggerakkan sektor riil?

        19.6

      • Munculnya kebutuhan lembaga penjamin pembiayaan?

        8.2

        5.9

        2.5

        2.6

        0.8

        0.3 Murabahah Mudharabah Istishna’ Musharakah Other

      • Debt financing products: Murabahah, Istishna, Ijarah, Salam • Equity financing products: Mudharabah and Musharakah

        Permasalahan Utama (7)

      • Agar dapat berkompetisi dalam era globalisasi perlu mengadopsi best practice dan standar keuangan internasional

        Peluang investasi dan Tantangan memasuki sumber dana global bagi globalisasi sistem bank syariah nasional keuangan syariah Keikutsertaan pada IIFM

        Bank Syariah nasional

      • IIFM, International Islamic Financial

        perlu menunjukkan

        Market

      • Investasi langsung p
      • Menyediakan alternatif investasi bagi kinerja yag baik untuk

        asing di Indonesia secara

        bank syariah untuk meminimalkan

        dapat diterima dalam syariah (e/g dari Timur

        dana ‘idle’ dan return yg baik.

        IIFM Tengah)

      • Penempatan dan investasi

        Diterima didunia internasional

        dana ‘idle’ secara syariah

        dengan mengadopsi standar

      • Transaksi FX

        Bank syariah nasional

        IFSB

      • L/C dan pembiayaan

        perlu memenuhi standar

      • IFSB, Islamic Financial Service

        export-import

        Board

        internasional untuk

      • • Menetapkan standar internasional

        meningkatkan

        untuk regulasi dan risk

        kapasitasnya melaksa-

        management bagi LK Syariah

        nakan kegiatan usaha

        

      yang dapat diadopsi oleh negara

        secara internasional

        anggota IFSB

      METODE PROYEKSI PENETRASI ASET PERBANKAN SYARIAH TH 2011

        Confidence Level: 4-5%

        A. Ekstrapolasi Berdasarkan Data Historis = 4,8%

         Base 2001: penetrasi aset 0,26%

         CAGR aset BS 54% (Malaysia experience CAGR 57% for 8 yrs), CAGR total bank 15% (99-01)  2011: aset BS Rp204 T, aset total bank Rp4218 T

        B. Growth model: pesimis 2,35%; base case 3,28%; optimis 3,81%

         Proyeksi aset, DPK, dan Pembiayaan menggunakan kombinasi rational expectation dan adaptive model (ARIMA)

         Data mikro (individu BS) diintegrasikan utk proyeksi total dan ekspektasi rasional dari survey dan wawancara dgn bank

        C. Benchmark ke Malaysia windows effect experince = 4,3% (base case)

         Th ke 10 sejak windows regulation (’93): 100% windows penetration in bank’s branches, penetrasi aset 10,7% (ekstrapolasi)

         Proyeksi network penetration dan asset penetration BS Indonesia 3 skenario: optimis 60% dan 6,4%; base-case 40% dan 4,3%; pesimis 20% dan 2,1%.

        D. Survey on BI experts (BPS) = 5,6%

        Phase 1 (2002 – 2004) Phase 2 (2004 – 2008) Phase 3 (2008 – 2011)

        Mememenuhi standar keuangan dan mutu pelayanan Internasional Memperkuat Struktur Industri PENTAHAPAN PENCAPAIAN SASARAN PENGEMBANGAN PERBANKAN SYARIAH NASIONAL (2002-2011) Meletakan Fondasi Pertumbuhan

      • Melengkapi dan menyempurnakan peraturan yg sesuai dg karakteristik BS
      • Meningkatkan kinerja BS agar minimal setara dengan Bkonv dan Bank syariah Internasional
      • Melengkapi dan memperkuat infrastruktur pendukung
      • Meningkatkan kompetensi, skill dan profesional lembaga dan pelaku perbankan syariah
      • Meningkatkan pemahaman masyarakat ttg perbankan syariah
      • Meningkatkan service excelent dan ketaatan thdp prinsip syraiah
      • Mendorong pertumbuhan kantor keseluruh wilayah yang potensial dan penetrasi pasar
      • Mendorong peningkatan pembiayaan PLS dg performa baik
      • Meningkatkan fungsi intermediasi, efisiensi dan daya saing industri perbankan syariah

      • Promoting a better
      • Supporting a more efficient
      • Realising the
      • Developing incentive concept
      • Supporting and facilitating
      • Conducting a studies to
      • Improving foundation for
      • Developing risk based
      • Realising an incentive
      • Developing entry and exit
      • Improving network
      • To study a feedback
      • To study the implementation

        integrated rating system that accomodates sharia and financial aspects Prudential set of regulations

        policy

        regulations and supervision

        of real time supervision

        mechanism in developing banking regulations

        regulations

        prudential regulation and good corporate governance

        to improve compliance with sharia principles

        Stages for implementation and priority of strategic initiatives (1/2)

        sharia supervisory activities

        develop an integrated regulatory and supervisory mechanism

        the formulation of sharia financial norms

        understanding about sharia financial concept

        Stage I (2002 – 2004) Stage II (2004 – 2008) Stage III (2008 – 2011) Compliance to sharia principles

        Placing strong base for sustainable development Strengthening industrial structure Complying with internat’l standards for financial products and services

        base regulatory framework

        Stages for implementation and priority of strategic initiatives (2/2)

        Placing strong base for Strengthening Complying with sustainable industrial structure internat’l development standards for financial products and services Stage I Stage II Stage III (2002 – 2004) (2004 – 2008) (2008 – 2011)

      • Supporting economis of Suporting strategic alliancesSupporting efforts to

        Operational

        scope and economies of scale achieve operational

      • Establishing cooperations

        efficiency and

        efficiency and

      • Supporting human resource with related supporting

        competitive-ness

        competence quality development institutions

      • To study about mutual

        cooperation with related institutions

      • Supporting the effort to

        signify the role of sharia arbitrage institutions

      • To advocate the Enhancing the roles of the Supporting the

        Systemic stability

        establishment of sharia sharia financial information realisation of a

        and benefits to the

        financial information center center comprehensive and

        economy

        integrated sharia

      • Conducting preliminary Supporting the involvement

        financial system studies about potential of rating agencies in sharia systemic costs banking activities

      • Conducting studies for the Designing an appropriate

        benefits of the concept of deposit insurance implementation of sharing

      • Conducting studies about

        contracts voluntary sources

      • Supporting the use of share

        base finance

        Implementasi Inisiatif Strategis Cetak Biru dalam Rencana Kerja 2004 Sasaran Pengembangan Stage I (2002-2004) Focus Area Rencana Program Kerja - Tahun 2004 "Meletakan fondasi pertumbuhan yang kokoh"

        A.1.1 Program Sosialisasi Meningkatkan pemahaman A.1 konsep keuangan syariah

        A.1.2 Penyusunan text book Ekonomi dan Perbankan Syariah A.2.1 Standarisasi kontrak/akad keuangan syariah Menyusun norma-norma A.2

        Kerjasama dengan DSN dalam rangka kompilasi dan keuangan syariah

        

      A.2.2

      kodifikasi fatwa produk dan jasa perbankan syariah

        Kepatuhan Kajian tentang mekanisme dan sistem pengaturan dan kepada prinsip pengawasan yang terintegrasi (termasuk ttg Fungsi dan

        

      A.3.1

      syariah

        Peran Otoritas Fatwa Perbankan Syariah, Fungsi dan Kewenangan DPS, dan Shariah Reviewer) Melakukan kajian tentang mekanisme dan sistem

        A.3 pengaturan dan pengawasan Ketentuan tentang Prosedur dan Mekanisme yang terintegrasi

        

      A.3.2

      Pengeluaran Produk dan Jasa Baru Perbankan Syariah Penyelesaian Panduan Audit Syariah (finalisasi,

        

      A.3.3

      sosialisasi, dan ketentuan lanjutan)

        Implementasi Inisiatif Strategis Cetak Biru dalam Rencana Kerja 2004 Sasaran Pengembangan Stage I (2002-2004) Focus Area Rencana Program Kerja - Tahun 2004 "Meletakan fondasi pertumbuhan yang kokoh"

        B.1.1 PBI KAP &amp; PPAP BPR Syariah PBI CAR Bank Syariah (termasuk implementasi market

        

      B.1.3

      Menyempurnakan ketentuan risk) kehati-hatian dan good

        B.1.6 PBI Restrukturisasi Pembiayaan B.1 corporate governance

        B.1.7 Pedoman GCG Bank Syariah berdasarkan karakteristik operasional bank syariah

        B.1.8 Kajian Penilaian TKS Bank Syariah Penyusunan data base ketentuan dan HKPI Perbankan

        

      B.1.9

      Syariah

        Ketentuan B.1.10 Revisi PSAK 59 dan PAPSI kehati-hatian

        B.2.1 Revisi SK DIR 32/34 ttg BUS B.2.2 Revisi SK DIR 32/36 ttg BPRS Menyempurnakan ketentuan B.2 jaringan kantor

        B.2.3 PBI ttg Kantor Bank Asing berdasarkan Prinsip Syariah B.2.4 Revisi Juklak Pembukaan Jaringan Kantor Mengkaji mekanisme

        Mengkaji mekanisme umpan balik dalam disain B.3 umpan balik dalam disain B.3.1 pengaturan dan pengawasan pengaturan dan pengawasan Mengkaji penerapan real

        B.4 B.4 Mengkaji penerapan real time supervision time supervision

        Implementasi Inisiatif Strategis Cetak Biru dalam Rencana Kerja 2004 Sasaran Pengembangan Stage I (2002-2004) Focus Area Rencana Program Kerja - Tahun 2004 "Meletakan fondasi pertumbuhan yang kokoh"

        Kajian tentang Linkage Program antar LKS (BUK, C.1.1

        BPRS, BMT, Voluntary Sector) Mendorong tercapainya C.1 economies of scale dan

        Kajian tentang efektifitas kebijakan pengembangan economies of scope

        C.1.2 jaringan kantor dan services point perbankan syariah Kajian tentang permasalahan perpajakan dalam kontrak

        C.1.2 perbankan syariah

        C.2.1 Bantuan teknis/training C.2 Meningkatkan kualitas SDI

        Efisiensi C.2.3 Seminar/Conference operasi dan

        C.3.1 Keanggotaan dalam IFSB daya saing

        C.3.2 Keanggotaan dalam IIFM Melakukan kerjasama

        C.3.3 Keanggotaan dalam AAOIFI C.3 dengan lembaga terkait

        Kerjasama dengan Bank Sentral dlm rangka C.3.4 implementasi MOU (Sudan/Iran)

        C.3.5 Kerjasama dengan IDB Mendorong peningkatan

        Program sosialisasi, pemberdayaan dan bantuan C.4 efektivitas fungsi dan peran C.4.1 finansial kepada BAMUI arbitrase syariah

        Implementasi Inisiatif Strategis Cetak Biru dalam Rencana Kerja 2004 Sasaran Pengembangan Stage I (2002-2004) Focus Area Rencana Program Kerja - Tahun 2004 "Meletakan fondasi pertumbuhan yang kokoh"

        Mendukung terbentuknya forum komunikasi D.1 D.1.1 Kick off operasional dan program PKES pengembangan perbankan syariah Melakukan kajian awal

        Kestabilan D.2 mengenai potensi systemic D.2.1 Melakukan kajian awal mengenai potensi systemic cost sistem dan cost kemanfaatan

        Melakukan kajian tentang penerapan dan manfaat

      D.3.1

      bagi konsep bagi hasil

        Melakukan kajian tentang perekonomian

        Kajian Potensi, Preferensi dan Perilaku Masyarakat D.3 penerapan dan manfaat terhadap Perbankan Syariah (termasuk design sistem konsep bagi hasil

        

      D.3.2

      informasi basis komputer hasil penelitian dibbrp wilayah)

        Akhir Presentasi Akhir Presentasi

        Terima Terima

        Kasih Kasih

        Direktorat Perbankan Syariah Direktorat Perbankan Syariah

        Bank Indonesia Bank Indonesia

        Telp.: 381 7513 – Fax. 350 1989 Telp.: 381 7513 – Fax. 350 1989

        E-mail : bps@bi.go.id E-mail : bps@bi.go.id