Variasi Kalsium Karbonat sebagai Abrasive pada Formulasi Pasta Gigi dari Ekstrak Etanol Kulit Jeruk Nipis Dewi Marlina

  VARIASI KALSIUM KARBONAT SEBAGAI ABRASIVE PADA FORMULASI PASTA GIGI DARI EKSTRAK ETANOL KULIT JERUK NIPIS (Citrus aurantifolia Swingle) DAN UJI KESTABILAN FISIKNYA Dewi Marlina Dosen Jurusan Farmasi Politeknik Kesehatan Kemenkes Palembang dewimarlina@poltekkespalembang.ac.id R I N G K A S A N

Latar belakang: Kulit Jeruk Nipis (Citrus aurantifolia swingle) mengandung asam sitrat, asam amino triptopan,lisin, dan

minyak atsiri (Sitral, limonene, felandren, timol, kamfer), glukosida (Hisperidin, isohesperidin, auratiamarin), dan vitamin B.

  dapat mencegah pembentukan plak gigi, Tetapi beberapa penelitian mengatakan bahan fluoride dapat menimbulkan berbagai efek samping seperti tulang rapuh (Osteoporosis), gigi keropos, kerusakan sistem saraf, dan bersifat karsinogenik. Sebagai alternatif pengganti fluoride yaitu menggunakan pasta gigi yang mengandung bahan alami.. Karena alami relatif aman dan efek samping yang minimal.

  aurantifolia

  Kandungan kimia kulit jeruk nipis (Citrus

  bakteri yang menyebabkan terbentuknya plak penyebab karies.

  glukosiltranferase pada Streptococcus mutans, yaitu

  ). Secara empiris air perasan jeruk nipis digunakan masyarakat untuk menghilangkan bau mulut dengan cara mencampur 1 sendok teh air perasan dengan 1 sendok teh madu dan air dengan cara dikumur-kumur (Sarwono,2001 ). Sedangkan pembuktian oleh Purwanti (2013), ekstrak kulit jeruk nipis (Citrus aurantifolia) pada konsentrasi 10% dapat menghambat aktivitas enzim

  aurantifolia

  Salah satu bahan alam yang dapat berperan sebagai anti plak adalah kulit jeruk nipis (Citrus

  fluoride . Fluoride yang terkandung dalam pasta gigi

  Kandungan kulit jeruk nipis (Citrus aurantifolia swingle ) yang berkhasiat sebagai anti bakteri penyebab plak adalah limonene yang kadarnya mencapai 53,92%.

  Salah satu cara untuk mencegah terjadinya masalah kesehatan gigi dan mulut adalah menyikat gigi. Pasta gigi pada umumnya mengandung

  dilingkungan asam, berkembang pesat di lingkungan yang kaya sukrosa untuk membentuk plak, dan lama kelamaan menyebabkan demineralisasi jaringan keras gigi sehingga mengakibatkan kerusakan gigi.

  mutans , bakteri ini menempel pada email, hidup

  Karies gigi merupakan penyakit pada gigi yang banyak dijumpai di Indonesia. Berdasarkan Riskesdas (2007) prevalensi, penduduk Indonesia yang mempunyai masalah gigi dan mulut adalah 23,4% dengan indeks DMF-T nasional sebesar 4,85 % dengan rata-rata kerusakan gigi pada penduduk Indonesia 5 buah gigi per orang. Kerusakan gigi berupa karies gigi, disebabkan karena adanya bakteri kariogenik, permukaan gigi yang rentan, dan tersediaanya bahan nutrisi untuk mendukung pertumbuhan bakteri. Bakteri yang paling berperan dalam pembentukan karies adalah Streptococcus

  PENDAHULUAN

  Kesimpulan: Dari penelitian dapat disimpulkan bahwa kulit jeruk nipis (Citrus aurantifolia swingle) dapat diformulasikan sebagai sediaan pasta gigi yang stabil dengan abrasive Kalsium karbonat.

  dan didapat ekstraknya 42,18 dengan randemen sebesar 6,25 % dan ditinjau dari viksositas yang memenuhi persyaratan Hanya formula Kontrol dan formula 1, ditinjau dari uji pH, tinggi busa, warna, bau dan rasa keempat formula menunjukan hasil yang memenuhi syarat dan satbil selama penyimpanan 28 hari.

  

Metode: Eksperimental yaitu membuat beberapa formula pasta gigi kulit jeruk nipis dengan memvariasikan kalsium kabornat

dan menguji kestabilan fisiknya.

Hasil: Berdasarkan Hasil yang didapat yang diperoleh dari 8000 gr jeruk nipis dan setelah diambil kulitnya diperoleh 3000 gr

  ) adalah asam sitrat, asam amino triptopan,lisin, dan minyak atsiri (Sitral, limonene, felandren, timol, kamfer), glukosida (Hisperidin, isohesperidin, auratiamarin), dan vitamin B. Kandungan kulit jeruk nipis (Citrus aurantifolia ) yang berkhasiat sebagai anti bakteri penyebab plak adalah limonene yang kadarnya mencapai 53,92%. Dari total minyak atsiri kulit buah jeruk nipis. Limonen adalah senyawa hidrokarbon yang mengandung gugus terpen, cairan yang berwarna pucat, dan memiliki aroma jeruk yang sangat kuat. Berdasarkan data ini ekstrak kulit jeruk nipis berpotensi dijadikan zat aktif dalam sediaan pasta gigi.

METODE PENELITIAN

  Formulasi I 472170 488903 494731 495930 497587 MS Formulasi II 268178 282650 298704 307147 319071 TMS

  aurantifolia swingle)

  Formulasi Viksositas

  Memenuhi syarat menurut FMC Biopolymer (2009) yaitu viksositas pasta gigi 450000-499000 cps.

  Ket Hari Ke

  7

  14

  21

  28 Formulasi kontrol 451230 451270 452008 452501 452527 MS

  Formulasi III 248180 256180 276817 300168 304742 TMS Ket. Tabel: MS: Memenuhi Syarat TMS: Tidak memenuhi Syarat

  Pembuatan Ekstak kulit jeruk nipis dilakukan dengan cara kulit jeruk nipis dibersihkan lalu ditiriskan. Kemudian dipotong-potong menjadi bagian kecil, lalu dikering anginkan, setelah kering kulit jeruk nipis siap di maserasi dan dibuat ekstrak.

  Tabel 3. pH pasta gigi yang mengandung ekstrak kulit jeruk nipis Formulasi pH

  Memenuhi syarat Menurut SNI 12-3524- 1995 sediaan pasta gigi 6-8 Ket

  Hari Ke

  7

  14

  21

  28 Formulasi Kontrol

  7,36 7,39 7,39 7,38 7,40 MS Formulasi I 7,37 7,38 7,40 7,40 7,41 MS

  Formulasi II 7,38 7,39 7,38 7,40 7,41 MS Formulasi III 7,36 7,38 7,37 7,41 7,41 MS

  Ekstrak kulit jeruk nipis diperoleh sebanyak 42,18 gr dari kulit jeruk nipis 3000 gr dan didapat randemen 6,25% dibuat menjadi sediaan pasta gigi dengan variasi kalsium karbonat 57%, 52% dan 47% sedangkan untuk kontrol tidak ditambahkan ekstrak kulit jeruk nipis. Selanjutnya dilakukan uji stabilitas terhadap sediaan pasta gigi tersebut selama penyimpanan yaitu selama 28 hari. Hasil pengamatan dapat dilihat dalam tabel berikut : Tabel 2. Viksositas sediaan pasta gigi (Toothpaste) yang mengandung ekstrak kulit jeruk nipis (Citrus

  HASIL

  Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimental yaitu membuat beberapa formula pasta gigi kulit jeruk nipis dengan memvariasikan kalsium kabornat dan menguji kestabilan fisiknya.

  III Kalsium karbonat

  1. Pembuatan Ekstrak Kulit Jeruk Nipis

  Kulit jeruk nipis yang sudah diambil dan dibersihkan kemudian diiris kecil-kecil setelah itu dikering anginkan kemudian dimaserasi menggunakan cairan penyari etanol yang telah didestilasi. Hasil ranjangan kulit jeruk nipis sebanyak 3000 gr dimasukkan kedalam botol maserasi, kemudian siram dengan cairan penyari hingga terendam tutup dan simpan ditempat gelap dan terlindung dari cahaya sambil dikocok sepuluh kali dalam sehari selama enam hari. Setelah enam hari kemudian saring dan ulangi perendaman sampai diperoleh hasil ekstraksi yang sempurna, Maserasi yang didapat kemudian didestilasi vakum.

  2. Formulasi Pasta Gigi Ekstrak Kulit Jeruk Nipis

  Dalam penelitian ini digunakan formula pasta gigi. Formula pasta gigi yang digunakan diambil berdasarkan penelitian sebelumnya yang belum pernah dilakukan uji stabilitas terhadap formula dengan kadar ekstrak kulit jeruk nipis yang memiliki daya antiplak dalam pasta gigi. Dari formula ini dibuat tiga formula dengan membedakan konsentrasi penggosok yaitu kalsium karbonat. Zat aktif berupa kulit jeruk nipis dengan konsentrasi 6,25 %dan abrasif kalsium karbonat 57, 52 dan 47 dalam formula pasta gigi. Konsentrasikan tersebut didapat berdasarkan kadar yang memiliki daya antiplak dalam pasta gigi kulit jeruk nipis yang diperoleh dari penelitian yang dilakukan oleh Wahyuni, Ratnaningsih, Subiyandono (2013).

  Tabel 1.Formula pasta gigi yang mengandung kulit jeruk nipis (Citrus aurantifiloa swingle) Bahan

  Jumlah Bahan Yang digunakan Ket. Formula

  Bahan

  I II

  57

  Pengumpulan Data dilakukan dengan cara melakukan pengamatan dan pengukuran secara langsung terhadap pH, viksositas, tinggi busa, homogenitas dan hasil penyimpanan pasta gigi selama 28 hari, sedaangkan untuk pengamatan terhadap warna, bau dan Rasa pasta gigi dilakukan dengan menggunakan 30 0rang responden. Analisis data dilakukan dengan cara analisa analitik di laboratorium Farmastika dan Laboratorium Fisika Farmasi Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Palembang, Data yang diperoleh dibuat dalam bentuk tabel.

  57

  52

  47 Abrasif Natrium lauril sulfat

  1,0% 1,0% 1,0% 1,0% pembusa Ekstrak kulit jeruk nipis

  0,1% 0,1% 0,1% 0,1% Pengawet Minyak pepermint

  0,3% 0,3% 0,3% 0,3% Perasa Na-Sakarin 0,2% 0,2% 0,2% 0,2% Pemanis

  Aquadest hingga 100 100 100 100 Pelarut

  ( Berdasarkan formula pasta gigi Harry,(1962) hal 265

  Cara Pengolahan dan Analisa Data

  • 6,25 % 6,25 % 6,25 % Zat aktif Gliserin 21,0% 21,0% 21,0% 21,0% Pembasah Tragacanth 1,5% 1,5% 1,5% 1,5% Pengikat Natrium benzoat
Tabel 4. Tinggi busa sediaan pasta gigi yang Tabel 7: Pengaruh ekstrak terhadap warna formula I mengandung ekstrak kulit jeruk nipis(Citrus warna

  Total P OR(CI 95%)

  Aurantifolia Swingle)

  Pasta gigi B TB

  Tinggi Busa (mm) Formula

  Memenuhi Syarat menurut

  6

  24

  30 Ahmad yani (1996) tinggi busa kontrol 1,250(0,336-

  Formulasi Ket maksimal pasta gigi 55 mm Hari Ke

  1,000 4,644)

  7

  14

  21

  28 Formulasi Total

  11

  49

  60

  53

  51

  51

  52

  54 MS Kontrol

  MS Tabel 8: Pengaruh ekstrak terhadap warna formula II

  Formulasi I 54

  54

  52

  53

  54 MS MS Pasta gigi warna

  Formulasi II 51

  53

  53

  54

  54 MS MS Total P OR(CI 95%)

  B TB Formulasi III 52

  52

  52

  53

  53 MS MS Ket. Tabel:

  Formula MS: Memenuhi Syarat kontrol

  6

  24

  30 1,000 1,250(0,336-4,644)

  Formula 2

  5

  25

  30 Total

  11

  49

  60 Tabel 5. Tabel hasil perhitungan kuesioner mengenai rasa dan bau Formula Kestabilan Fisik

  Tabel 9: Pengaruh ekstrak terhadap warna formula 3 Warna Bau Rasa warna

  Total P OR(CI 95%) Pasta gigi

  B TB B TB E TE B TB Kontrol 20% 80% 26,6 % 73,3 % 93,3% 6,7 %

  Formula

  6

  24

  8

  22

  28

  2 kontrol

  6

  24

  30 1,000 1,250(0,336-4,644)

  I 16,6% 83,3% 13,3% 86,6% 96,7% 3,3 Formula 1

  5

  25

  30

  5

  25

  4

  26

  29

  1 Total

  11

  49

  60 II 16,6% 83,3% 20 % 80 % 93,3 % 6,7 % Tabel 10: Hasil Pengamatan perubahan bau pasta

  5

  25

  6

  24

  28

  2 gigi ekstrak kulit jeruk nipis (Citrus aurantifolia

  III 16,6% 83,3% 20% 80 % 90 % 10 % swingle ) selama penyimpanan 28 hari.

  5

  25

  6

  24

  27

  3 Kestabilan Fisik Keterangan:

  Bau Pasta gigi

  B :Berubah Berubah Tidak berubah

  TB :Tidak berubah Formula

  E :Enak kontrol

  8

  22 TE :Tidak enak Formula 1

  4

  26 Formula 2

  6

  24 Pengujian terhadap warna, bau dan Rasa pasta gigi Formula 3

  6

  24 ekstrak kulit jeruk nipis (Citrus aurantifolia

  swingle ) menggunakan kuesioner kepada 30 orang

  responden, Dari hasil pengumpulan data pada tabel 10 hasilnya dapat dilihat pada tabel berikut : Perubahan bau diuji dengan ujin fisher. Data hasil uji fisher dilihat pada tabel berikut :

  Tabel 6: Hasil pengamatan Perubahan warna pasta gigi ekstrak kulit jeruk nipis (Citrus aurantifolia Tabel 11 : Pengaruh ekstrak terhadap bau formula 1 ) selama penyimpanan 28 hari.

  swingle

  Pasta gigi Bau Kestabilan Fisik P OR(CI 95%)

  B TB Total Pasta gigi Warna

  Formula Berubah Tidak berubah kontrol

  8

  22

  30 Formula kontrol

  6 24 0,333 2,364(0,627-8,917) Formula 1

  4

  26

  30 Formula 1

  5

  25 Total

  12

  48

  60 Formula 2

  5

  25 Keterangan : Formula 3

  5

  25 B :Berubah TB :Tidak berubah

  Dari hasil pengumpulan data pada tabel 6 Perubahan bau diuji dengan ujin fisher. Data hasil uji fisher dilihat pada tabel berikut :

  Tabel 12 : Pengaruh ekstrak terhadap bau formulaII Tabel 17 : Pengaruh ekstrak terhadap Rasa formula

  III Bau

  Pasta gigi Rasa B TB Total P OR(CI 95%)

  Pasta gigi E TE Total P OR(CI 95%)

  Formula

  8

  22

  30 1,556 (0,241

  • – kontrol

  0,761 1,455(0,435-4,860)

  30 Total

  14

  46

  60 Formula 3

  27

  3

  30 1,000

  Tabel 13 : Pengaruh ekstrak terhadap bau formula III Total

  55

  5

  60 Bau Pasta gigi B TB Total P OR(CI 95%) Tabel 18. Rekapitulasi Hasil Uji Kestabilan

  Pasta gigi yang mengandung Ekstrak Kulit Jeruk Formula

  Nipis (Citrus Aurantifolia Swingle) Selama kontrol

  8

  22

  30 penyimpanan 28 hari 0,761 1,455(0,435-4,860)

  Formula III

  4

  26

  30 Kestabilan Fisik Jumlah Total

  12

  48

  60 Formula Viksositas pH

  Tinggi Warna Bau Rasa MS TMS

  Busa M

  Tabel 14 : Hasil Pengamatan perubahan Rasa pasta gigi ekstrak kulit jeruk nipis (Citrus aurantifolia

  • MS S MS MS MS MS 6 F.Kontrol swingle ) selama penyimpanan 28 hari.

  M Kestabilan Fisik

  • Pasta gigi

  I MS MS MS MS MS 6 S

  Rasa M

  Enak Tidak enak

  II TMS MS MS MS MS 5

  1 S Formula

  M

  28

  2 kontrol TMS MS MS MS MS 5

  1 III S Formula 1

  29

  1 Ket. Tabel: MS: Memenuhi Syarat

  Formula 2

  28

  2 TMS: Tidak memenuhi Syarat Formula 3

  27

  3 PEMBAHASAN Dari hasil pengumpulan data pada tabel 14 Perubahan bau diuji dengan ujin fisher. Data hasil

  Dari Hasil pengamatan terhadap uji

  uji fisher dilihat pada tabel berikut : kestabilan fisik pasta gigi ektrak kulit jeruk Nipis (Citrus aurantifolia Swingle ) yang meliputi Viskositas, pH, tinggi busa, warna, Bau dan Rasa

  Tabel 15: Pengaruh ekstrak terhadap Rasa formula I selama penyimpanan 28 hari terdapat hasil yang Pasta gigi Rasa berbeda-beda dengan pembahasan sebagai berikut :

  E TE Total P OR(CI 95%)

  1. Viskositas Sediaan

  Formula Pada tabel 2 dapat dilihat hasil pengamatan kontrol

  28 2 0,483(),041-5,628) viskositas 4 formula pasta gigi Ekstrak kulit jeruk

  30 Nipis (Citrus AUrantifolia Swingle) dengan Variasi Kalsium Karbonat yaitu 57%, 52 % dan 47 %

  Formula I 29

  1

  30 1,000 viskositas yang diperoleh antara 451230

  • – 304742 Total

  57

  3

  60 cps. Viskositas terendah dimiliki oleh formula III pada hari ke 0 dan Viskositas tertinggi ada formula I

  Tabel 16: Pengaruh ekstrak terhadap Rasa formula hari ke 28. Dari data tersebut data viskositas pada

  II setiap formula cenderung naik pada saat penyimpanan.

  Pasta gigi Rasa Pada formula

  II dan

  III selama E TE Total P OR(CI 95%) penyimpanan 4 minggu didapat viskositas yang

  Formula rendah dan tidak memenuhi syarat sehingga kontro

  28 2 1,000 (0,131-7,605) 30 didapatkan sediaan yang lembek atau encer sebagai pasta gigi sehingga jika dikeluarkan dari dalam tube tidak akan membentuk konsistensi padat sikat gigi.

  Formula 2 28

  2

  30 1,000

  Hal ini disebabkan karena konsentarsi kalsium Total

  56

  4

  60 karbonat yang terlalu rendah 47 % sedangkan pada Formula I didapatkan sediaan yang lebih padat

  • – 497587. Dari Hasil pengujian viskositas diatas membuktikan bahwa variasi atau peningkatan konsentrasi Kalsium karbonat memberikan pengaruh pada viskositas pasta gigi ekstrak kulit jeruk nipis (Citrus Aurantifolia Swingle).

   Tinggi busa

  Berdasarkan Hasil pengamatan bau dari sediaan pasta gigi yang mengandung ekstrak kulit jeruk nipis (Citrus aurantifolia Swingle) selama 28 hari penyimpanan secara kuesioner terhadap 30 orang responden yang rata-rata berumur 20 tahun. Data hasil kuesioner tersebut menunjukan data formula I menyatakan 4 responden terjadi perubahan dan 26 responden menyatakan tidak terjadi perubahan bau. Berdasarkan nilai OR (odd ratio) > 2,364 berarti ekstrak berpotensi tidak mengalami perubahan bau sebesar 2,364 kali lebih besar dibandingkan dengan formula kontrol. Secara statistik p value > 0,05 (0,333) yaitu menunjukan Ho diterima yaitu tidak adanya hubungan terjadinya perubahan bau pada sediaan selama penyimpanan. Pada formula 2 menyatakan 6 responden terjadi perubahan bau dan 24 menyatakan tidak terjadi perubahan bau. Berdasarkan nilai OR (odd ratio) > 1,455 berarti ekstrak berpotensi tidak mengalami perubahan bau sebesar 1,455 kali lebih besar dibandingkan dengan formula kontrol. Secara statistik p value > 0,05 (0,761) yaitu menunjukan Ho diterima yaitu tidak adanya hubungan terjadinya perubahan bau pada sediaan selama penyimpanan. sedangkan pada formula 3 yang menyatakan 6 responden terjadi perubahan bau dan 24 responden. Berdasarkan nilai OR (odd ratio) > 1,455 berarti ekstrak berpotensi tidak mengalami perubahan bau sebesar 1,455 kali lebih besar dibandingkan dengan formula kontrol. Secara statistik p value > 0,05 (0,761) yaitu menunjukan Ho diterima yaitu tidak adanya hubungan terjadinya perubahan bau pada sediaan selama penyimpanan. menyatakan tidak terjadi perubahan bau. Menurut Collet dan Aulton (1990), pasta gigi yang tidak stabil juga ditandai dengan adanya perubahan fisik seperti warna dan bau. Dalam formula ini sediaan pasta gigi diberikan penambahan bau yaitu minyak

  5. Bau

  Berdasarkan Hasil pengamatan warna dari sediaan pasta gigi yang mengandung ekstrak kulit jeruk nipis (Citrus aurantifolia swingle) selama penyimpanan 28 hari secara kuesioner terhadap 30 0rang responden. Dari hasil kuesioner didapatkan bahwa sebagian besar responden menyatakan tidak terjadi perubahan warna. Pada formula 1 terdapat 6 responden yang menyatakan terjadi perubahan warna dan 24 responden menyatakan tidak terjadi perubahan warna. Berdasarkan nilai OR (odd Ratio) > 1,250 berarti ekstrak berpotensi tidak menyebabkan perubahan warna sebesar 1,250 kali lebih besar dibandingkan dengan formula kontrol. Secara statistik p value > 0,05(1,000) yaitu menunjukan Ho diterima yaitu tidak adanya hubungan terjadinya perubahan warna pada sediaan. terjadi perubahan warna dan 25 responden menyatakan tidak terjadi perubahan warna. Berdasarkan nilai OR (odd Ratio) > 1,250 berarti ekstrak berpotensi tidak menyebabkan perubahan warna sebesar 1,250 kali lebih besar dibandingkan dengan formula kontrol. Secara statistik p value > 0,05(1,000) yaitu menunjukan Ho diterima yaitu tidak adanya hubungan terjadinya perubahan warna pada sediaan. dan Pada formula 3 terdapat 5 responden yang menyatakan terjadi perubahan warna dan 25 responden menyatakan tidak terjadin perubahan warna. Berdasarkan nilai OR (odd Ratio) > 1,250 berarti ekstrak berpotensi tidak menyebabkan perubahan warna sebesar 1,250 kali lebih besar dibandingkan dengan formula kontrol. Secara statistik p value > 0,05(1,000) yaitu menunjukan Ho diterima yaitu tidak adanya hubungan terjadinya perubahan warna pada sediaan. Yang rata-rata berumur 20 tahun. Setelah dilakukan kuesioner terhadap 30 orang responden. Data formula I, II dan III Responden lebih menyukai formula ini dan tidak ada perubahan warna.

  28 hari. Berdasarkan hasil pemeriksaan, tinggi busa hampir rata-rata sama yaitu berada pada ketinggian berkisar 53-504 mm dengan perubahan yang realtif stabil dan memenuhi syarat tinggi busa maksimal yaitu 55 mm (Ahmad yani, 1996). Parameter pada pengukuran tinggi busa sangat bergantung pada konsentrasi pembentuk busa yang dalam formula ini digunakan Natrium lauril sulfat, selain itu juga dipengaruhi oleh jumlah air, suhu ruang saat pengukuran, dan waktu pendiaman.

  Aurantifolia Swingle ) yang disimpan dalam Selama

  Pengamatan tinggi busa dilakukan pada sediaan pasta gigi ektrak kulit jeruk nipis (Citrus

  minggunya yaitu berkisar antara lain 7,36

  Aurantifolia Swingle) relatif stabil pada setiap

  keasaman atau kebasaan suatu zat atau larutan. pH sediaan pasta gigi seharusnya sama dengan pH fidiologis mulut dan apabila terdapat perbedaan, pH harus aman bila digunakan. Semakin jauh beda antara pH pasta gigi dengan pH fisiologis mulut maka sediaan dapat menumbulkan efek samping yang merugikan. Pengukuran derajat keasaman (pH) dilakukan dengan mencelupkan pH meter kedalam sediaan pasta gigi. Dari hasil pengamatan kestabilan pH pada Tabel 4 menunjukan bahwa pH pasta gigi yang mengandung ekstrak kulit jeruk nipis (Citrus

  hydrogen ) digunakan untuk menyatakan angka

  Derajat keasaman atau pH (Power of

  2. pH

  nya namun tidak begitu jauh dan memenuhi syarat viskoositas yaitu berkisar 472170

  • – 7,41 dan memenuhi syarat pH pasta gigi menurut SNI 16- 4767-1998 yaitu 6-8. Adapun kemungkinan perubahan pH ini terjadi disebabkan oleh suhu pada saat pengukuran pH kerena standar pengukuran pH pasta gigi menurut SNI adalah pada suhu 25 C 3.

4. Warna

  peppermint sehingga mennghasilkan bau yang sama pada setiap sediaan.

6. Rasa

  Ahmadyani, A. 1996. Pengaruh penambahan

  SARAN

  Dari hasil penelitiaan ini tentang pemanfaatan pasta gigi dari ekstrak kulit jeruk nipis (Citrus aurantifolia

  swingle) sebagai sediaan pasta gigi, dapat

  disarankan: 1.

  Dilakukan pembuatan pasta gigi dari ekstrak kulit jeruk nipis dalam skala industri

  2. Diadakan pengujian lanjutan yaitu sensitifitas penggunaan pasta gigi ekstrak kulit jeruk nipis terhadap manusia.

  Kesehatan. Hal 24 Collect, D. M dan M. E. Aulton. 1990.

  Gliserin Terhadap Parameter Fisik Pasta gigi. Jurnal Penelitian dan pengembangan

  7. Rasa seluruh formula pasta gigi dalam penelitian

  Pharmaceutical Practice . Churchill,

  Lipingstone, London, Melborne and New York Harry, R. G. 1962. “Modern Cosmeticology”.

  Chemichal Publishing co, New York, America. Hal 265-266

  Purwanti, R. 2000. Minyak Atsiri Kulit Jeruk Nipis

  Sebagai Penghambat Antibakteri Streptococcus Mutans Dalam Pasta Gigi .

  (Tidak Dipublikasikan). Bogor:

  ini stabil

  6. Bau seluruh formula pasta gigi dalam penelitian ini stabil

  Berdasarkan Hasil pengamatan rasa dari sediaan pasta gigi ekstrak kulit jeruk nipis (Citrus

  5. Warna seluruh formula pasta gigi dalam penelitian ini stabil

  4. Rata-rata tinggi busa sediaan pasta gigi ekstrak kulit jeruk nipis menunjukkan bahwa pasta gigi menghasilkan empat formula yang baik dan stabil.

  3. pH sediaan pasta gigi ekstrak kulit jeruk nipis selama pengamatan 28 hari menunjukkan bahwa pasta gigi dapat menghasilkan empat formula yang stabil dan masih berada dalam rentang pH yang sesuai persyaratan.

  2. Vikositas sediaan pasta gigi ekstrak kulit jeruk nipis selama pengamatan 28 hari menunjukkan bahwa pasta gigi memberikan hasil formula yang baik dan stabil.

  1. Ekstrak kulit jeruk nipis dapat diformulasikan menjadi sediaan pasta gigi yang stabil secara fisik.

  aurantifolia swingle ) selama 28 hari penyimpanan

  secara kuesioner terhadap 30 orang responden yang rata-rata berumur 20 tahun. Dari hasil data kuesioner didapatkan sebagian besar responden menyatakan tidak terjadi perubahan rasa. Pada Formula I terdapat 29 responden yang menyatakan Rasa pasta gigi yang enak dan 1 responden menyatakan rasa pasta gigi yang tidak enak. Berdasarkan nilai OR (odd Ratio) > 0,483 berarti ekstrak berpotensi tidak menyebabkan perubahan rasa sebesar 0,483 kali lebih besar dibandingkan dengan formula kontrol. Secara statistik p value > 0,05(1,000) yaitu menunjukan Ho diterima yaitu tidak adanya hubungan terjadinya sediaan rasa pada sediaan. Pada formula 2 terdapat 28 responden yang menyatakan rasa enak pada pasta gigi dan 2 responden menyatakan rasa tidak enak pada pasta gigi. Berdasarkan nilai OR (oded ratio) >1,000 berarti ekstrak berpotensi tidak menyebabkan perubahan rasa sebesar 1,000 kali lebih besar dibandingkan dengan formula kontrol. Secara statistik p Value > 0,05 (1,000) yaitu menunjukan Ho direrima yaitu tidak adanya hubungan terjadinya sediaan rasa pada sediaan. Pada formula 3 terdapat 27 responden yang menyatakan rasa enak pada pasta gigi dan 3 responden menyatakan rasa tidak enak pada pasta gigi. Berdasarkan nilai OR(odd ratio) > 1,556 berarti ekstrak berpotensi tidak menyebabkan perubahan rasa sebesar 1,556 kali lebih besar dibandingkan dengan formula kontrol. Secara statistik p value > 0,05(1,000) yaitu menunjukan Ho diterima yaitu tidak adanya hubungan terjadinya sediaan rasa pada sediaan.. Dalam formula ini sediaan pasta gigi yang diberikan penambahan rasa yaitu minyak peppermint yang disukai oleh sebagian besar responden.

DAFTAR PUSTAKA

  Berdasarkan Dari hasil penelitian formulasi pasta gigi dengan ekstrak kulit jeruk nipis (Citrus

  II dan III tidak memenuhi persyaratan ditinjau Viskositas.

  dapat dibuat sediaan pasta gigi karena kestabilan fisiknya memenuhi persyaratan sedangkan Formula

  swingle ) dengan formula Kontrol dan formula I

  kadar kalsium karbonat 57% memberikan hasil stabil dan memenuhi syarat di tinjau dari viskositas, pH, tinggi busa, warna, bau dan Rasa sehingga pasta gigi dari ekstrak kulit jeruk nipis (Citrus aurantifolia

  swingle ) pada formula Kontrol dan formula I dengan

  Berdasarkan rekapitulasi hasil uji kestabilan fisik ekstrak kulit jeruk nipis ( Citrus aurantifolia

  Aurantifolia Swingle ) yang telah dilakukuan selama

  masa penyimpanan 28 hari, maka dapat disimpulan

  KESIMPULAN

  Riskesdas.2007.Prevalensi Kerusakan Gigi.Hal 131- 147.Indonesia

  Sarwono.B : Buku Khasiat dan Manfaat jeruk Nipis (Jakarta: Penebar Swadaya, 1993)

  SNI 16-4767-1998. Pasta Gigi. Dewan Standarisasi Nasional. Jakarta. Hal 1-16

  Wahyuni, Ratnaningsih, Subiyandono. 2013. Daya

  Repelan Sediaan Lotion yang mengandung ekstrak kulit buah jeruk nipis (Citrus aurantifolia swingle) dan ekstrak bunga Kenanga Terhadap Nyamuk Culex.Politekhnik Kesehatan Jurusan

  Farmasi Palembang