HUBUNGAN MOTIVASI DENGAN KINERJA BIDAN DALAM PELAKSANAAN PROGRAM PERSIAPAN PERSALINAN DAN PENCEGAHAN KOMPLIKASI Relationship Motivation With Performance Program Midwives In The Preparation Of Labor And Prevention Complications
Volume 3 / Nomor 2 / November 2016
ISSN : 2407 - 2656
HUBUNGAN MOTIVASI DENGAN KINERJA BIDAN DALAM
PELAKSANAAN PROGRAM PERSIAPAN PERSALINAN
DAN PENCEGAHAN KOMPLIKASI
Relationship Motivation With Performance Program Midwives In The Preparation
Of Labor And Prevention Complications
Dewi Novi Asfitri , Sri Kustiyati
Prodi DIII Kebidanan STIKES Aisyiyah Surakarta
ABSTRACT
Planning and Prevention Program Delivery Complications (P4K) is an effort toaccelerate the reduction in maternal and infant mortality through improvement of
access and the implementation quality. But after seen, maternal mortality rate by
2015 in Sukoharjo 98.84 / 100,000 live births (13 cases). The success of the program
p4k and health in do midwives can achieved because of there is motivation or a
strong desire of midwives to reduce cases aki and imr so that the thing into factors a
reason for high performance. Objective to examine the relationship between
motivation with performance of midwife in implementing P4K.The study was observational analytic with cross sectional approach to 44
village midwives in the district of Sukoharjo, engineering samples with the proportion
of cluster random sampling. Data were analyzed using Chi Square.The analysis showed a significant relationship between motivation midwife with
the performance of midwives in the implementation of P4K in Sukoharjo, with p
(0.01) <0.05 and X2 count (6.569)> X2 table (3841).Conclusion is there is a connection with the performance of midwives midwife motivation in implementing P4K in Sukoharjo district.
Keywords: Motivation, Performance, Midwives, P4K
ABSTRAK
Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) merupakan upaya terobosan dalam percepatan penurunan angka kematian ibu dan bayi melalui peningkatan akses dan kualitas pelaksanaan. Namun setelah dilihat, angka kematian ibu pada tahun 2015 di Kabupaten Sukoharjo 98,84/100.000 kelahiran hidup (13 kasus). Keberhasilan program P4K dan kesehatan yang di lakukan bidan dapat tercapai karena adanya motivasi atau keinginan yang kuat dari para bidan untuk mengurangi kasus AKI dan AKB sehingga hal tersebut menjadi
Volume 3 / Nomor 2 / November 2016
ISSN : 2407 - 2656
faktor penyebab tingginya pencapaian kinerja. Tujuan mengetahui hubungan motivasi dengan kinerja bidan dalam pelaksanakan P4K.
Penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional terhadap 44 Bidan Desa di wilayah Kabupaten Sukoharjo, tehnik sampel dengan proporsi cluster random sampling. Analisa data menggunakan chi Square.
Hasil analisis menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara motivasi bidan dengan kinerja bidan dalam pelaksanaan P4K di Kabupaten Sukoharjo dengan
2
2 nilai p (0,01)< 0,05 dan X hitung (6,569) > X tabel (3841).
Simpulan ada hubungan motivasi bidan dengan kinerja bidan dalam pelaksanakan P4K di Kabupaten Sukoharjo.
Kata kunci: Motivasi, Kinerja, Bidan, P4K PENDAHULUAN per 100.000 kelahiran hidup. Di
Kabupaten Sukoharjo pada tahun 2013 Pelaksanaan pembangunan angka kematian ibu adalah kesehatan merupakan tanggung jawab
98,84/100.000 kelahiran hidup (13 seluruh tenaga kesehatan. Bidan desa kasus). Angka ini meningkat bila di merupakan tenaga kesehatan yang paling bandingkan tahun 2012 sebesar dekat dengan masyarakat, serta 64,62/100.000 kelahiran hidup (Profil diharapkan paling mengetahui keadaan Kesehatan Kabupaten Sukoharjo, 2013). kesehatan ibu hamil, ibu bersalin dan
Upaya penurunan kematian ibu dan bayi bayi di desa. Melihat besarnya tanggung dapat dilakukan dengan peningkatan jawab yang harus di emban, setiap bidan jangkauan pelayanan kesehatan kepada memiliki peran penting dalam masyarakat melalui P4K. menurunkan angka kematian ibu
Pada tahun 2007 menteri kesehatan (Yunalis, 2009). merancang program perencanaan
Menurut profil Kesehatan Jawa persalinan dan pencegahan komplikasi Tengah angka kematian ibu Provinsi
(P4K) dengan stiker yang merupakan Jawa Tengah tahun 2012 sebesar 604 upaya terobosan dalam percepatan per 100.000 kelahiran hidup, mengalami penurunan angka kematian ibu dan bayi peningkatan bila dibandingkan dengan melalui peningkatan akses dan kualitas AKI pada tahun 2011 sebanyak 592 ribu
Volume 3 / Nomor 2 / November 2016
ISSN : 2407 - 2656
pelaksanaan yang sekaligus merupakan kegiatan yang membangun potensi masyarakat, khususnya kepedulian untuk persiapan dan tindakan dalam menyelamatkan ibu dan bayi baru lahir (Tias, 2014).
Salah satu kunci keberhasilan program perencanaan persalinan dan pencegahan komplikasi adalah tergantung dari kualitas kinerja bidan. Sedangkan kinerja bidan di pengaruhi oleh beberapa faktor, baik faktor internal maupun faktor eksternal. Salah satu faktor internal yang menjadi pendorong bagi bidan desa dalam melaksanakan pelayanan kesehatan dapat dilihat dari kemauan dan kemampuan tenaga bidan dalam beradaptasi dengan masyarakat dan memberikan pelayanan kesehatan sesuai dengan tugas dan fungsinya (Yunalis, 2009). Bidan desa yang memiliki motivasi dalam bekerja biasanya memiliki kemauan untuk berbaur dan beradaptasi dengan masyarakat, sehingga menjadi faktor penyebab tingginya pencapaian kinerja.
Berdasarkan studi pendahuluan yang telah dilakukan di wilayah kabupaten Sukoharjo pada tanggal 7
Februari 2015 didapatkan hasil bahwa dari 10 bidan desa yang di wawancarai, 8 bidan desa (80%) telah melaksanakan program P4K dengan optimal serta memiliki motivasi untuk melaksanakan program kesehatan. Sedangkan 2 bidan desa (20%) belum mampu melaksanakan program P4K dengan optimal, namun dapat kita lihat angka kematian ibu yang terus meningkat menjadi perhatian tenaga kesehatan.
Berdasarkan latar belakang dan studi pendahuluan di atas, penulis tertarik melakukan penelitian tentang hubungan motivasi dengan kinerja bidan dalam pelaksanaan program perencanaan dan pencegahan komplikasi di Kabupaten Sukoharjo .
METODE PENELITIAN
Desain penelitian yang digunakan adalah observasional analitik dengan pendekatan cross sectional yaitu rancangan penelitian yang mencoba menggali bagaimana fenomena kesehatan itu terjadi dengan pendekatan, observasi atau pengumpulan data variabel sekaligus pada suatu saat.
Volume 3 / Nomor 2 / November 2016
ISSN : 2407 - 2656
Penelitian ini dilakukan di Analisis Bivariat yaitu analisis Puskesmas Polokarto, Puskesmas Gatak yang dilakukan terhadap dua variabel dan Puskesmas Grogol di Kabupaten yang diduga berhubungan atau Sukoharjo dengan waktu pengambilan berkorelasi (Notoatmodjo, 2010). data pada bulan April-Mei 2015. Variabel yang di analisis secara bivariat Populasi dalam penelitian ini adalah dalam penelitian ini adalah hubungan seluruh bidan desa di Kabupaten motivasi bidan dengan kinerja bidan Sukoharjo sebanyak 177 bidan desa. dalam pelaksanaan P4K. Analisis dalam Pada penelitian ini penulis mengambil penelitian ini menggunakan uji statistik sampel sebesar 25% dari seluruh non-parametrik teknik analisis bivariat
2 populasi bidan desa di Kabupaten dengan uji Chi Square (X ).
Sukoharjo yaitu 44 responden yang diperoleh dari Puskesmas Polokarto,
HASIL DAN PEMBAHASAN
Puskesmas Gatak, dan Puskesmas
Hasil Karakteristik
Grogol dengan menggunakan tehnik
Tabel 1. Karakteristik Responden
sampling proporsi cluster random
Berdasarkan Umur
No Umur Frekuensi Presentase
sampling . Analisa data dilakukan
(Th) (%) dengan menggunakan bantuan SPSS 1 20-30 19 43,2 2 31-40
20 45,5 (Statistical Package for the Social 3 >40
5 11,4
Science )
17.0. Analisis Univariat Total 44 100 bertujuan untuk menjelaskan atau
Berdasarkan tabel 1 menunjukkan
mendiskripsikan karakteristik tiap
paling banyak responden dengan umur variabel penelitian (Notoatmodjo, 2010). 31-40 tahun sebanyak 20 responden
Variabel yang dianalisis Secara univariat
(45,5%) dan paling sedikit responden
dalam penelitian ini adalah karakteristik
dengan umur lebih dari 40 tahun
responden, variabel motivasi bidan, dan sebanyak 5 responden (11,4%). kinerja bidan dalam pelaksanaan P4K.
Hasil penelitian tentang umur responden pada Tabel 1. menunjukkan
Volume 3 / Nomor 2 / November 2016
ISSN : 2407 - 2656
sebagian bidan dengan umur 31-40 tahun sebanyak 20 responden (45,5%) . Dimana umur dapat mempengaruhi kinerja bidan. Seiring bertambahnya usia seseorang maka pengalaman juga semakin bertambah. Seseorang cenderung menerapkan pengalamannya terdahulu untuk memecahkan masalah yang sedang dihadapi (Notoatmodjo, 2007). Hasil penelitian Nurjanah (2010) menunjukkan bahwa umur bidan dapat mempengaruhi kualitas layanan bidan. Hal ini menunjukkan bahwa bertambahnya umur maka akan menambah pengalaman bidan dalam pelaksanaan P4K (Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi).
Tabel 2. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan No Pendidikan Frekuensi Presentase (%)
1
2
3 D1 D3 S2
2
41
1 4,5
93,2 2,3
Total 44 100,0
Berdasarkan tabel 2 Menunjukkan paling banyak responden berpendidikan D3 sebanyak 41 responden (93,2%) dan paling sedikit responden berpendidikan S2 sebanyak 1 responden (2,3%).
Hasil penelitian tentang pendidikan responden pada Tabel 2 menunjukkan sebagian bidan dengan pendidikan Diploma III (DIII) yaitu sebanyak 41 responden (93,2%). Pendidikan dapat mempengaruhi kinerja bidan. Menurut Mubarak (2011) pendidikan yang baik akan mempermudah penyerapan terhadap informasi serta pengetahuan yang didapatnya. Bidan dengan lulusan D III akan lebih mudah mencerna terhadap informasi tentang pelaksanaan P4K (Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikas) baik yang diterima dalam pelatihan maupun dari informasi lain yang diperoleh. Hasil penelitian Mustofa (2008) menjelaskan pendidikan mempengaruhi kinerja tenaga kesehatan. Pendidikan merupakan suatu bekal yang harus dimiliki seseorang dalam bekerja, dimana dengan pendidikan seseorang dapat mempunyai suatu keterampilan, pengetahuan serta kemampuan. Dengan semakin berkembangnya dunia kesehatan maka bidan dituntut untuk memiliki pendidikan yang tinggi. Semakin tinggi tingkat pendidikan bidan
Volume 3 / Nomor 2 / November 2016
61,4 29,5
4 menunjukkan semua responden pernah mengikuti pelatihan. Pelatihan akan meningkatkan kualitas kerja dari bidan.
Hasil penelitian tabel
Berdasarkan tabel 4 menunjukkan bahwa semua bidan pernah mengikuti pelatihan sebanyak 44 responden(100 %).
1 Pernah 44 100,0 Total 44 100,0
Frekuensi Presentase (%)
Tabel 4. Karakteristik Responden Berdasarkan Pelatihan No Frekuensi pelatihan
27 responden (61,4%). Masa kerja dapat menggambarkan pengalaman seseorang dalam menguasai bidang tugasnya, pada umumnya seseorang dengan pengalaman kerja yang banyak tidak memerlukan bimbingan kerja yang banyak tidak memerlukan bimbingan dibandingkan dengan seseorang yang pengalaman kerjanya sedikit.
Hasil penelitian tentang masa kerja responden pada Tabel 3. masa kerja menunjukkan sebagian besar bidan dengan masa kerja 5-10 tahun sebanyak
Berdasarkan tabel 3. Menunjukkan paling banyak responden dengan masa kerja 5-10 tahun sebanyak 27 responden (61,4%) dan paling sedikit responden dengan masa kerja < 5 tahun sebanyak 4 responden (9,1%).
Total 44 100,0
13 9,1
ISSN : 2407 - 2656
27
4
5-10 >10
3 <5
2
1
Frekuensi Presentase (%)
No Masa Kerja(th)
Tabel 3. Karakteristik Responden Berdasarkan Masa Kerja
Standar pendidikan bidan adalah lulusan Diploma III Kebidanan dan berdasarkan Kepmenkes RI No. 369/SK/MENKES/2007 tentang standar profesi bidan juga dijelaskan bidan yang boleh menyelenggarakan praktik mandiri minimal lulusan diploma III. Hal ini menunjukkan pentingnya standarisasi pendidikan untuk meningkatkan kualitas pelayanan kebidanan khususnya dalam pelaksanaan P4K.
maka dapat diartikan lebih memiliki pengetahuan, ketrampilan, serta kemampuan tinggi.
Menurut Handoko (2005) pendidikan dan program pelatihan berhubungan dengan kemampuan pegawai yang diperlukan untuk menghasilkan kinerja
Volume 3 / Nomor 2 / November 2016
ISSN : 2407 - 2656
yang bagus serta dengan pengembangan secara terpadu mempunyai hubungan yang positif dengan kepuasan kerja pegawai sehingga dapat disimpulkan bahwa faktor pendidikan dan pelatihan serta pengembangan secara terpadu mempunyai hubungan yang positif dengan kinerja pegawai.
Pelatihan yang berhasil adalah pelatihan yang disusun secara cermat dan sesuai rencana berdasarkan kepada metode-metode ilmiah serta berpedoman pada keterampilan yang dibutuhkan oleh instansi yang bersangkutan untuk masa sekarang dan masa yang akan datang. Dalam upaya pengembangan formal yang teraplikasikan dalam bentuk pelatihan ini, dilaksanakan mengacu pada peningkatan teknis, teoritis, konseptual dan moral pegawai agar mampu menciptakan prestasi kerja yang baik dan mencapai hasil yang optimal.
Efektivitas pelatihan dalam peningkatan kinerja bidan juga dijelaskan oleh penelitian yang dilakukan Yatino (2005) yang menunjukkan pelatihan signifikan dalam meningkatkan kinerja bidan, termasuk meningkatkan kualitas bidan dalam pelayanan KB. Menurut Soeprihanto
(2005) tujuan dilakukan pelatihan terutama untuk memperbaiki efektifitas pegawai dalam mencapai hasil yang telah ditetapkan, dapat dicapai dengan cara pengembangan. Pelatihan diselenggarakan dengan maksud untuk memperbaiki penguasaan ketrampilan dan teknik-teknik pelaksanaan pekerjaan tertentu, terinci, dan rutin, sedangkan pengembangan mempunyai ruang lingkup lebih luas, dalam pengembangan terdapat peningkatan kemampuan sikap dan sifat-sifat kepribadian.
Analisis Univariat Tabel 5. Motivasi Bidan dalam Pelaksanaan P4K di Kabupaten Sukoharjo No Kategori Frekuensi Presentase (%)
1
2 Baik Cukup
31
13 70,5 29,5
Total 44 100,0
Berdasarkan tabel 5. menunjukkan sebagian besar bidan dengan mempunyai motivasi baik, yaitu sebanyak 31 responden (70,5%) dan sebagian kecil dengan motivasi cukup, yaitu sebanyak 13 responden (29,5%).
Volume 3 / Nomor 2 / November 2016
ISSN : 2407 - 2656 Hasil penelitian menunjukkan
motivasi bidan dalam pelaksanaan P4K
sebagian besar bidan dengan mempunyai motivasi baik, yaitu sebanyak 31 responden (70,5%). M otivasi merupakan keinginan yang
terdapat pada seseorang pribadi yang mendorongnya untuk melakukan tindakan. Hafizzurrachman (2009) mengemukakan motivasi merupakan salah satu alasan agar bawahan mau bekerja keras dan bekerja cerdas sesuai dengan yang diharapkan. Bila seseorang memiliki kemampuan yang dibutuhkan pada suatu tugas, serta memahami prosedur kerja dan memiliki lingkungan kerja yang dikehendakinya, namun orang tersebut tidak memiliki motivasi kerja, maka orang tersebut akan bekerja seadanya, tanpa arah dan kemungkinan tidak menghasilkan kinerja seperti yang diharapakan.
Menurut Berelson dan Steiner (2002) dalam Makruf dan Siswanto, 2010), motivasi adalah suatu keadaan dari dalam yang memberi kekuatan, yang menggiatkan, atau yang menggerakkan, karenanya disebut
“penggerakan” atau “motivasi”, yang mengarahkan atau menyalurkan perilaku ke arah tujuan-tujuan. Dari definisi di atas dapat dikatakan bahwa motivasi bidan desa adalah suatu keadaan di dalam diri bidan desa yang bisa memberi kekuatan, semangat, keberanian untuk jujur dan menikmati apa yang mereka lakukan dalam rangka mencapai kinerja yang tinggi.
Hal ini sesuai dengan Amirullah (2004) bahwa pada hakekatnya motivasi seseorang untuk melakukan suatu tindakan lebih dipengaruhi oleh dorongan dari dalam individu yang disebut sebagai motivasi instrinsik atau hakiki, antara lain tanggung jawab.
Tanggung jawab merupakan faktor motivator kedua yang mempengaruhi motivasi seseorang melakukan suatu tindakan.
Husaini (dalam Hafizurrahman, 2009) menyatakan Faktor motivasional adalah faktor yang berhubungan dengan apa yang dikerjakannya (job content) yaitu kandungan kerja pada tugasnya yang mendorong berprestasi. Faktor motivasional bersifat instrinsik yang
Volume 3 / Nomor 2 / November 2016
ISSN : 2407 - 2656
berasal dalam diri individu atau disebut juga faktor isi content pekerjaan.
Adanya faktor tanggung jawab d alam pelaksanaan P4K di Kabupaten
Sukoharjo, hal ini yang menyebabkan pada penelitian ini bidan mempunyai motivasi yang baik.
Tabel
6. Kinerja Bidan dalam Pelaksanaan P4K
1
2 Baik Cukup
32
No Kategorik Frekuensi Presentase (%)
Total 44 100,0
Hasil peneltitian tentang kinerja bidan dalam pelaksanaan P4K di
Kabupaten Sukoharjo sebagian besar
bidan dengan mempunyai kinerja baik, yaitu sebanyak 32 responden (72,7%). Hal ini menunjukkan bidan telah berhasil dalam dalam pelaksanaan P4K
di Kabupaten Sukoharjo. Ukuran keberhasilan bidan dilihat dari hasil penelitian rata-rata bidan telah mencapai 80% dari target yang dibebankan. Hasil itu menunjukkan bidan telah mencapai atau melampaui target dibebankan.
Kinerja bidan pelaksanaan P4K di ukur melalui keberhasilan bidan dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi bidan desa yaitu: Meningkatkan cakupan dan mutu pelayanan kesehatan ibu hamil, pertolongan persalinan, perawatan nifas, kesehatan bayi dan anak balita serta pelayanan dan konseling pemakaian kontrasepsi serta keluarga berencana melalui upaya strategis antara lain : Posyandu dan Polindes, Menjaring seluruh kasus risiko tinggi ibu hamil, bersalin, nifas dan bayi baru lahir untuk mendapatkan penanganan memadai sesuai kasus dan rujukannya (Tias, 2014).
Tingkat keberhasilan bidan yang tinggi salah satunya dipengaruhi oleh faktor kompetensi Bidan lulusan, hasil penelitian Susiloningtyas (2010) menjelaskan pendidikan mampu memberikan konstribusi yang positif dan signifikan dalam mempengaruhi kinerja Bidan. Semakin tinggi kompetensi Task
Skill yang dimiliki bidan maka semakin
tinggi pula kinerja Bidan yang meliputi : disiplin kerja, penampilan diri dan kemampuan penerapan standar pelayanan kebidanan yang meliputi menentukan diagnosa kebidanan, merencanakan tindakan kebidanan, melaksanakan tindakan kebidanan,
12 72,7 27,3
Volume 3 / Nomor 2 / November 2016
kinerja bidan dalam pelaksanaan P4K di Kabupaten Sukoharjo, sebagai berikut:
motivasi dengan kinerja bidan dalam pelaksanaan P4K di Kabupaten Sukoharjo. Nilai koefisien kontingensi sebesar 0,360 yang artinya bahwa hubungan dua variabel tersebut dalam kategori rendah.
berarti ada hubungan signifikan antara
artinya Ho ditolak dan Ha diterima
2 tabel (3,841) p ( 0,01 < 0,05) ) yang
X
2 hitung (6,569) >
2 tabel sebesar 3,841, P Value sebesar 0,01. Berdasarkan hasil tersebut diketahui X
sebesar 1, nilai X
2 hitung sebesar 6,659, derajat kebebasan (dk)
Hasil uji statistik dengan chi square didapatkan nilai X
Pada 31 bidan dengan motivasi baik sebagian besar mempunyai kinerja baik, yaitu 26 bidan (83,9%). Pada 13 bidan dengan motivasi cukup sebagian besar mempunyai kinerja cukup, yaitu 7 bidan (53,8%).
Berdasarkan tabel 7 tentang distribusi hubungan motivasi dengan
ISSN : 2407 - 2656
13 100%
31 100%
7 53,8%
5 16,1%
6 46,2%
26 83,9%
Baik Cukup
Baik Cukup jumlah
Analisis Bivariat Tabel 7. Tabulasi Silang Hubungan Motivasi dengan Kinerja Bidan Dalam Pelaksanaan P4K Motivasi Kinerja
Kinerja merupakan suatu yang kompleks. Kinerja dapat dipengaruhi oleh faktor personal yang meliputi kemampuan terutama kemampuan dalam berkomunikasi dan bekerja sama yang baik, kepercayaan diri yang baik motivasi dan komitmen yang dimiliki, faktor sistem kerja yang diberikan oleh organisasi serta faktor kontektual (situasional) yang meliputi tekanan dan perubahan lingkungan eksternal dan internal. Dengan kemampuan yang baik terutama kemampuan personal baik kemampuan komunikasi bekerja sama dan kepercayaan diri, motivasi dan komitmen diri yang baik diharapkan kinerja bidan juga bisa lebih ditingkatkan.
membuat atau menyusun evaluasi kebidanan.
Hasil penelitian menunjukkan semakin baik motivasi bidan akan menaikkan kinerjanya. Berdasarkan
Volume 3 / Nomor 2 / November 2016
ISSN : 2407 - 2656
hasil uji statistik menunjukkan hasil bahwa nilai X
2 hitung >
X
2 tabel atau nilai
signifikansi p-value = 0,01 (p< 0,05) sehingga Ho ditolak yang berarti bahwa ada hubungan signifikan antara motivasi dengan kinerja bidan dalam pelaksanaan P4K di Kabupaten Sukoharjo. Hasil koefisien kontingensi sebesar 0,360 yang berarti bahwa hubungan antara dua variabel dalam kategori kurang.
Hasil penelitian ini sesuai dengan pendapat Wirawan (2009) m otivasi
merupakan hal yang penting, karena dengan adanya motivasi diharapkan setiap individu sebagai tenaga kerja mau bekerja keras dan antusias untuk mencapai produktivitas kerja yang tinggi.
Keterkaitan antara motivasi dengan kinerja sesuai dengan pendapat yang dikemukan oleh Muklas (dalam Sari, 2014) yang menjelaskan motivasi adalah kemauan atau keinginan didalam diri seseorang yang mendorongnya untuk bertindak. Motivasi merupakan hasil interaksi antara individu dan situasinya, sehingga setiap manusia mempunyai motivasi yang berbeda antara yang satu dengan yang lain.
Dua faktor yang mempengaruhi motivasi yaitu faktor intrinsik adalah faktor yang mendorong karyawan berprestasi yang berasal dari dalam diri seseorang diantaranya prestasi, pekerjaan kreatif yang menentang, tanggung jawab dan peningkatan, sedangkan faktor ekstrinsik yaitu faktor yang berasal dari luar yang dipandang meningkatkan prestasi seseorang karyawan diantaranya kebijakan dan administrasi, kualitas pengendalian, kondisi kerja, status pekerjaan, keamanan kerja, kehidupan pribadi serta penggajian.
Hasil penelitian membuktikan ada hubungan signifikan antara mengetahui
hubungan motivasi dengan kinerja bidan dalam pelaksanaan P4K di Kabupaten Sukoharjo (p <0,01). Hal ini membuktikan secara statistik motivasi berpengaruh terhadap kinerja bidan.
Keberhasilan program P4K dan kesehatan yang di lakukan bidan desa tercapai karena adanya motivasi atau keinginan yang kuat dari para bidan untuk mengurangi kasus AKI dan AKB. Hal ini sesuai hasil penelitian Yunalis (2009) di Kabupaten Aceh Selatan
Volume 3 / Nomor 2 / November 2016
ISSN : 2407 - 2656
menunjukkan bahwa variabel motivasi pada bulan April-Mei 2015, dapat kerja berpengaruh terhadap kinerja disimpulkan sebagai berikut : Motivasi bidan desa dalam memberikan bidan dalam pelaksanaan P4K di pelayanan kesehatan. Hal tersebut dapat Kabupaten Sukoharjo sebagian besar dijelaskan dari perbedaan persentase bidan dengan mempunyai motivasi baik . antar bidan desa mempunyai motivasi Kinerja bidan dalam pelaksanaan P4K di tinggi berkategorik baik dibandingkan Kabupaten Sukoharjo sebagian besar bidan desa yang mempunyai motivasi bidan dengan mempunyai kinerja baik . kerja yang rendah dalam mencapai Terdapat hubungan signifikan antara target yang ditetapkan. Penelitian ini motivasi dengan kinerja bidan dalam juga didukung oleh penelitian yang pelaksanaan P4K di Kabupaten Sukoharjo. dilakukan Ma’ruf dan Siswanto (2010) dengan hasil ada pengaruh signifikan
Saran
motivasi terhadap kompetensi bidan 1.
Tenaga kesehatan lebih aktif desa, komptensi seiring dengan mengikuti pelatihan baik secara peningkatan kinerja bidan. Motivasi mandiri maupun yang terprogram bidan desa adalah suatu keadaan di oleh dinas terkait. Hasil ini bertujuan dalam diri bidan desa yang bisa untuk menumbuhkan motivasi dan memberi kekuatan, semangat, meningkatkan kualitas layanan keberanian untuk jujur dan menikmati kebidanan. apa yang mereka lakukan dalam rangka 2.
Bagi Dinas kesehatan diharapkan mencapai kinerja yang tinggi.. dapat meningkatkan dan mengevaluasi program-program yang
SIMPULAN DAN SARAN
dapat menurunkan Angka Kematian
Simpulan Ibu dan Bayi.
Hasil penelitian tentang hubungan motivasi dengan kinerja bida di Kabupaten Sukoharjo yang dilakukan
Volume 3 / Nomor 2 / November 2016
ISSN : 2407 - 2656
3. Penelitian selanjutnya Ma’ruf dan Siswanto, (2010), Pengaruh
Bagi
Motivasi Terhadap Peningkatan
diharapkan melakukan perluasan
Kompetensi Bidan Desa di
model penelitian yaitu meneliti Kabupaten Malang . Buletin Penelitian Sistem Kesehatan, 13 (1), varibel-variabel yang belum dibahas 77-83. dalam penelitian ini.
Mubarok, W. I, (2011), Promosi
Kesehatan untuk Kebidanan , Jakarta : Salemba Medika.
DAFTAR PUSTAKA
Amirullah, Budiyono,
H, (2004), Mustafa. Z, (2008), Mengurangi
th Pengantar Manajemen . (2 ).
Variabel Hingga Instrumentasi ,
Yogyakarta: Graha Ilmu Yogyakarta : Graha Ilmu Dinas Kesehatan Kabupaten Sukoharjo.
Notoatmodjo, S. (2010), Metodelogi 2013, Profil Dinas Kesehatan
penelitian Kesehatan , Jakarta: Kabupaten Sukoharjo , Sukoharjo:
Rineka Cipta. DKK Sukoharjo
Nurjanah (2010). Pengaruh Dinas kesehatan Provinsi Jawa
Kepemimpinan dan Motivasi Kerja
Tengah.2011, Profil Dinas Kesehtan Terhadap Kinerja Karyawan.
Provinsi Jawa Tengah , Semarang: Jurnal Ilmiah Penelitian
DINKES JATENG Manajemen. Vol. 8 No. 1 . Handoko. 2005.Manajemen Personalia
Sari, Puspita R. 2012. Pengaruh dan Sumber Daya Manusia .
Kecerdasan Emosi Terhadap Yogjakarta: BPFE . Kinerja Bidan Ditinjau Dari Struktur Gaji Pada Bidan Pegawai
Hafizurrachman. (2009), Manajemen
Negeri Sipil Di Wilayah Kerja Pendidikan dan Kesehatan, Jakarta: Puskesmas Kota Surakarta . Tesis.
Sagung Seto.
Surakarta: Univesitas Sebelas Maret Kepmenkes, RI, Nomor
Soeprihanto. John. 2005. Penilaian 369/Menkes/SK/III/2007, Tentang
Kinerja dan Pengembangan Standar Profesi Bidan . 2007, Karyawan. Yogyakarta: BPFE
Jakarta
Volume 3 / Nomor 2 / November 2016
ISSN : 2407 - 2656
Susiloningtyas (2010). Hubungan
antara Kompetensi Task Skill dan Adaptation Skill dengan Kinerja Bidan Lulusan Akademi Kebidanan Pamenang Kediri Menurut Persepsi Pengguna Jasa . Tesis. Surakarta:
Program Pasca Sarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta. Tias, Kurniarum, Winarso, (2014).
Jurnal kebidanan, Hubungan antara
dukungan suami dengan pengisian stiker program perencanaan persalinan dan pencegahan komplikasi di desa Mertan , VI (01),
79. Wirawan, (2009). Evaluasi kinerja
sumber daya manusia , Jakarta: Salemba Empat.
Yatino, (2005). Analisis Kinerja Bidan
Desa dan Hubungannya dengan Keberhasilan Program Perbaikan Gizi dan Kesehatan di Kabupaten Lampung Barat [Skripsi]. Bogor :
Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor. Yunalis. (2009), Pengaruh Komitmen
dan Motivasi Kerja terhadap Kinerja Bidan di Desa di Kabupaten Aceh Selatan [Tesis].
Medan : Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatra Utara.