Jumiin, Mariyudi, Syamsul Bahri
THE EFFECT OF INDIVIDUAL CHARACTERISTICS AND EMPLOYMENT CHARACTERISTICS TO ORGANIZATIONAL COMMITMENTS AND PERFORMANCE OF PREJURIT KOREM 011 / LILAWANGSA LHOKSEUMAWE PENGARUH KARAKTERISTIK INDIVIDU DAN KARAKTERISTIK PEKERJAAN TERHADAP KOMITMEN ORGANISASI DAN KINERJA PRAJURIT KOREM 011/LILAWANGSA LHOKSEUMAWE
Jumiin
Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Malikussaleh dan Anggota Korem Lhokseumawe
Mariyudi
Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Malikussaleh (alamat email@yahoo.com)
Syamsul Bahri
Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Malikussaleh (alamat email@yahoo.com)
ABSTRACT
This study aims to examine the influence of individual characteristics and job characteristics on organizational commitment and performance. The sample in this study was 164 soldiers Korem 011 / Lilawangsa Lhokseumawe. The analysis tool used is Structural Equation Modeling (SEM) using the AMOS-20 (Analysis of Moment Structure). The results showed that the characteristics of the individual and job characteristics and significant positive effect on organizational commitment. Individual characteristics, job characteristics and organizational commitment to performance. Organizational commitment partially mediates the effect of mediation between individual characteristics and job characteristics on performance.
Keywords: Individual characteristics, Job Characteristics, Organizational Commitment, Performance.
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh karakteristik individu dan karakteristik pekerjaan terhadap komitmen organisasi dan kinerja. Sampel dalam penelitian ini adalah 164 prajurit Korem 011/Lilawangsa Lhokseumawe. Alat analisis yang digunakan adalah Structural Equation Modeling (SEM) dengan menggunakan perangkat AMOS-20 (Analysis of Moment Structure). Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik individu dan karakteristik pekerjaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap komitmen organisasi. Karakteristik individu, karakteristik pekerjaan dan komitmen organisasi terhadap kinerja. Komitmen organisasi memediasi secara partial mediation pengaruh antara karakteristik individu dan karakteristik pekerjaan terhadap kinerja.
Kata kunci :
Karakteristik Individu, Karakteristik Pekerjaan, Komitmen Organisasi, Kinerja.
Jumiin, Mariyudi, Syamsul Bahri 157
PENDAHULUAN
organisasi”. Selain definisi dari komitmen organisasi
tersebut, Steers (2000) Sumber daya manusia merupakan mengatakan bahwa ada tiga penyebab
salah satu aset penting organisasi yang dapat terciptanya komitmen organisasi, yaitu: menggerakkan sumber daya lainnya. Sumber karakteristik pribadi (kebutuhan berprestasi, daya manusia dapat mempengaruhi efisiensi masa
kerja/jabatan, dan lain-lain), dan
efektivitas organisasi. Dengan karakteristik pekerjaan (umpan balik, melibatkan
kesempatan untuk keberhasilan tujuan organisasi akan lebih berinteraksi, dan lain-lain) dan pengalaman
sumber
daya
manusia, identitas
tugas,
mudah dicapai. Pengorganisasian yang baik kerja itu sendiri. perlu memperhatikan kinerja dan komitmen
Seperti yang telah diuraikan organisasi yang baik pula demi tercapainya sebelumnya, salah satu faktor yang dapat
tujuan organisasi yang efektif dan efisien mempengaruhi komitmen organisasi adalah Dalam kenyataan yang terjadi di lapangan, karakteristik
pekerjaan. Karakteristik tidak semua organisasi dapat me-manage pekerjaan berkaitan dengan cara bagaimana
sumber daya manusianya dengan efisien dan karyawan menilai tugas-tugas dalam efektif. Hal itu dapat dibuktikan dengan pekerjaannya (Isrorina & Setyowati, 2009).
masih banyaknya ditemukan permasalahan Pengorganisasian yang baik perlu mengenai sikap dan prilaku karyawannya memperhatikan karakteristik pekerjaan dan pada saat bekerja, baik menyangkut dengan komitmen organisasi demi tercapainya kinerja, komitmen organisasi, dan bahkan tujuan organisasi dengan efektif dan efisien sampai pada masalah karakteristik individu (Djastuti, 2011). dan karakteristik pekerjaan itu sendiri.
Selanjutnya, Dyne dan Graham Peran penting sumber daya manusia (2005) mengemukakan bahwa salah satu
organisasi faktor yang mempengaruhi komitmen menandakan bahwa diperlukan pengelolaan organisasi adalah faktor karakteristik sumber daya manusia secara berkelanjutan personal
dalam pencapaian
tujuan
(individu). Robbins (2015) agar diperoleh sumber daya manusia yang menyatakan bahwa karakteristik individu berkualitas, sehingga dalam melaksanakan merupakan ciri-ciri tertentu yang dimiliki kegiatan organisasi dapat memberikan hasil oleh seorang individu yang membedakannya yang optimal. Salah satu upaya yang dengan orang lain yang meliputi: ciri pribadi dilakukan organisasi dalam mengelola atau biografis seperti: usia, jenis kelamin, sumber daya manusia yaitu dengan status perkawinan, ciri kepribadian, nilai dan membangun komitmen organisasi dan sikap dan tingkat tingkat kemampuan dasar kinerja karyawan.
akan mempengaruhi perilaku mereka Komando Resort Militer (Korem) ditempat kerja. 011/Lilawangsa
Penelitian mengenai karakteristik menyadari
Lhokseumawe
sangat
peran individu, karakteristik pekerjaan, komitmen karakteristik
begitu
besarnya
individu, karakteristik organisasi dan kinerja telah banyak pekerjaan dan komitmen organisasi demi dilakukan sebelumnya. Akan tetapi, dari terciptanya kinerja karyawan yang optimal. beberapa penelitian terdahulu masih terdapat Wirawan (2009) mengartikan bahwa kinerja ketidakkonsistenan hasil penelitian yang sebagai output yang dihasilkan oleh fungsi- dilakukan. Seperti penelitian dari Djastuti fungsi atau indikator-indikator suatu (2011) dan Handaru et al (2013) menemukan pekerjaan atau suatu profesi dalam waktu bahwa terdapat pengaruh positif dan tertentu. Menurut Jernigan, Beggs dan Kohut signifikan karakteristik pekerjaan terhadap (2001) tingginya kinerja/performa pegawai komitmen organisasi. Berbeda dengan dapat
komitmen penelitian dari Madi, et al (2012) yang organisasional yang tinggi pula.
ditimbulkan
dari
menemukan bahwa karakteristik pekerjaan Robbins dan Judge (2009:100) tidak berpengaruh terhadap komitmen menjelaskan bahwa “Komitmen organisasi organisasi. Penelitian dari Siahaan (2010) adalah suatu keadaan seorang karyawan menunjukkan bahwa karakteristik individu
memihak organisasi tertentu serta tujuan- tidak berpengaruh terhadap komitmen tujuan organisasi dan memiliki keinginan organisasi dan penelitian dari Hayati dan untuk mempertahankan keanggotaan dalam Sinaga (2014) yang juga menemukan bahwa
158 Jumiin, Mariyudi, Syamsul Bahri 158 Jumiin, Mariyudi, Syamsul Bahri
Kita membaca di berbagai media Ketidakkonsistenan hasil penelitian massa dan mendengar serta melihat di media ini mendorong peneliti untuk melakukan elektronik, peran personil TNI terutama penelitian ulang mengenai
pengaruh Babinsa yang berada di Koramil-Koramil karakteristik
individu, karakteristik maupun Kodim-Kodim. TNI melakukan pekerjaan, komitmen organisasi terhadap kegiatan bersama masyarakat, baik dalam kinerja. Dimana Penelitian ini akan berbeda program
swasembada pangan, dengan penelitian sebelumnya karena pemberantasan hama pertanian maupun variabel komitmen organisasi dijadikan kegiatan fisik lainnya seperti membersihkan sebagai
antara saluran air, pembuatan jalan, maupun karakteristik individu dan karakteristik kegiatan sosial lainnya yang langsung pekerjaan terhadap kinerja.
variabel
intervening
dengan kepentingan Demikian pula halnya yang terjadi masyarakat. Hal tersebut patut kita apresiasi dengan
bersentuhan
Korem 011/Lilawangsa bersama sebagai bentuk kepedulian TNI Lhokseumawe yang berada di bawah akan segala permasalahan yang dialami oleh naungan Komando Daerah Militer Iskandar masyarakat. Dalam hal mengatasi dan Muda
Korem menanggulangi bencana, baik itu bencana 011/Lilawangsa Lhokseumawe memiliki alam maupun bencana lainnya, TNI selalu tantangan yang teramat besar untuk berkontribusi aktif bahkan menjadi garda mempunyai sumber daya manusia yang terdepan dan pertama dalam memberikan berkualitas tinggi dan untuk membuktikan bantuan kepada masyarakat yang terkena eksistensinya
masyarakat musibah.
bahwasannya prajurit
Berdasarkan survei awal yang 011/Lilawangsa Lhokseumawe memiliki peneliti lakukan terhadap 20 orang Prajurit sikap profesionalisme dan komitmen Korem 011/Lilawangsa Lhokseumawe, organisasi yang tinggi dari seluruh peneliti menemukan beberapa fenomena jajarannya mulai dari pimpinan sampai terkait dengan kinerja, komitmen organisasi, bawahannya.
Korem
karakteristik individu dan karakteristik Harus diakui dan patut diapresiasi pekerjaan
Prajurit Korem atas apa yang dilakukan Tentara Nasional 011/Lilawangsa
dari
Lhokseumawe yang Indonesia (TNI) sejak bergulirnya reformasi menarik dijadikan objek dalam penelitian 1998. TNI tanggap dan sadar bahwa dirinya ini. merupakan institusi yang harus berubah dan
Terkait dengan fenomena dari berkembang. Atas kesadaran itu TNI terus kinerja Prajurit Korem 011/Lilawangsa berbenah dan menata diri dengan istilah Lhokseumawe peneliti masih menemukan Reformasi Internal TNI. TNI tidak hanya adanya beberapa prajurit yang tidak dapat mencabut Dwi Fungsi Angkatan Bersenjata menyelesaikan pekerjaan dengan hasil yang Republik Indonesia (ABRI) sesuai tuntutan memuaskan, kurang dapat mengerjakan reformasi tetapi TNI juga melakukan banyak tugas sesuai target, kurang mampu sejumlah langkah perubahan. Restrukturisasi menyelesaikan pekerjaan sesuai waktu yang dan reorganisasi, reaktualisasi, reposisi dan ditentukan, melakukan sesuatu hal yang redefinisi TNI dilakukan dengan munculnya dapat merugikan organisasi seperti masuk produk regulasi perundangan-undangan kerja tidak tepat waktu, kurang mampu seperti
ditetapkannya Undang-Undang mengerjakan tugas tanpa harus diawasi oleh Nomor 34 Tahun 2004 tentang Tentara atasan dan kurang mempunyai tanggung Nasional Indonesia. Salah satu tugas TNI jawab kerja yang tinggi terhadap organisasi. dalam Operasi Militer Selain Perang Semua ini mengindikasikan bahwa kinerja (OMSP)
dan dari Prajurit Korem 011/Lilawangsa menyiagakan satuan dalam rangka tugas Lhokseumawe masih tergolong rendah. membantu pemerintah menanggulangi akibat
adalah
menyiapkan
Jumiin, Mariyudi, Syamsul Bahri 159
Fenomena lain terkait dengan sekitar. Setiap prajurit TNI harus mampu komitmen organisasi Prajurit Korem menjalankan komunikasi sosial dengan 011/Lilawangsa Lhokseumawe, peneliti masyarakat dan rekan kerja secara baik. menemukan masih adanya prajurit yang
Berdasarkan fenomena yang muncul kurang merasa menjadi bagian dari dan penelitian terdahulu maka peneliti ingin organisasi, kurang memiliki rasa bangga menguji
mana “Pengaruh terhadap organisasi, kurang memiliki Karakteristik Individu dan Karakteristik kepedulian terhadap organisasi, kurang Pekerjaan terhadap Komitmen Organisasi memiliki hasrat yang kuat untuk bekerja dan Kinerja Prajurit Korem 011/Lilawangsa pada
memiliki Lhokseumawe”.
kepercayaan yang kuat terhadap nilai-nilai
organisasi dan kurang memiliki kemauan METODE
yang besar untuk berusaha bagi organisasi. Objek dalam penelitian ini adalah Padahal seharusnya hal-hal tersebut tidak seluruh prajurit Korem 011/Lilawangsa terjadi pada Prajurit Korem 011/Lilawangsa Lhokseumawe. Adapun lokasi penelitian ini Lhokseumawe.
011/Lilawangsa jalan Selain fenomena tersebut di atas, Iskandar Muda Lhokseumawe . fenomena lain yang peneliti temukan terkait
adalah Korem
Populasi dalam penelitian ini adalah dengan karakteristik individu prajurit Korem prajurit
011/Lilawangsa 011/Lilawangsa Lhokseumawe antara lain: Lhokseumawe yang berjumlah 164 orang. masih ditemukannya beberapa prajurit yang
Korem
Untuk penentuan jumlah sampel kurang mempunyai pengetahuan dan dalam
penelitian ini juga ketrampilan untuk mendukung kerja mereka, mempertimbangkan model penelitian yang kurang menikmati pekerjaan mereka, kurang digunakan. Model penelitian yang digunakan mampu bekerja dalam tim dan kurang dalam penelitian ini adalah model Structural memiliki bakat sesuai yang diinginkan oleh Equation Modelling (SEM), dimana dalam organisasi. Sehingga dapat disimpulkan SEM jumlah sampel yang ideal antara 100- bahwa karakteristik individu dari prajurit 200 (Hair et al, 2009) dan juga harus Korem 011/Lilawangsa Lhokseumawe masih mempertimbangkan jumlah indikator yang tergolong rendah.
ada dalam model.
Fenomena lain yang berkenaan Hair et al (2009) lebih lanjut dengan karakteristik pekerjaan, masih mengatakan untuk penentuan jumlah sampel ditemukan beberapa prajurit dari Korem dapat berjumlah 5-10 dari jumlah indikator. 011/Lilawangsa Lhokseumawe yang kurang Dalam penelitian ini terdapat 21 indikator memiliki keterampilan yang diperlukan sehingga jumlah sampel bisa berkisar antara untuk melakukan pekerjaan, tidak berfikir 105-210
responden. Jumlah sampel bahwa pekerjaan yang dilakukannya adalah ditentukan dengan mengalikan jumlah pekerjaan yang penting, kurang memiliki indikator dengan 7, sehingga total sampel posisi yang jelas sesuai dengan levelnya, sebanyak 21 x 7 = 147 responden. Untuk kurang memiliki otonomi pada masing- berjaga-jaga terjadinya data yang outlier masing posisinya dan tidak menerima maka ditambahkan lagi dengan 17 feedback berupa saran dan kritik yang responden.
Sehingga jumlah sampel membangun.
sebanyak 164 orang responden. Teknik Fenomena-fenomena yang telah pengambilan sampel dilakukan dengan peneliti uraikan tersebut menandakan bahwa menggunakan metode sensus (sensus karakteriktik
individu, karakteristik sampling ) atau istilah lainnya adalah sampel pekerjaan, komitmen organisasi dan kinerja jenuh, yaitu teknik penentuan sampel bila prajurit
dari Korem 011/Lilawangsa seluruh anggota populasi dijadikan sebagai Lhokseumawe masih tergolong jauh dari sampel (Sugiyono, 2011). yang diharapkan. Sikap-sikap yang demikian
Teknik Pengumpulan data dilakukan harus dihindari dan dibuang jauh-jauh dari dengan menggunakan metode kuesioner cara dan gaya kehidupan seorang prajurit yaitu dengan memberikan daftar pertanyaan TNI sekarang ini. Seorang prajurit yang baik atau kuesioner secara langsung kepada para harus lebih mengedepankan komunikasi dan responden yang dibuat dengan menggunakan sosialisasi secara baik dengan lingkungan skala 1-5 untuk mendapatkan data yang
160 Jumiin, Mariyudi, Syamsul Bahri 160 Jumiin, Mariyudi, Syamsul Bahri
tidak memenuhi kriteria maka dilakukan Bentuk diagram alur full model modifikasi. Perlunya melakukan modifikasi dengan variabel mediasi penelitian ini terhadap sebuah model dapat dilihat dari adalah seperti pada Gambar 1 berikut ini: jumlah residual yang dihasilkan model
tersebut.
model diestimasi, residualnya haruslah kecil atau mendekati nol dan distribusi frekuensi dari kovarians residual harus bersifat simetrik hal ini sesuai dengan pendapat Tabachnick dan Fidell tahun1996 dalam Ferdinand (2002). Bila jumlah residual lebih besar dari 5 persen dari semua residual kovarians yang dihasilkan oleh model, maka sebuah modifikasi mulai perlu dipertimbangkan selanjutnya apabila ditemukan bahwa nilai residual yang dihasilkan model itu cukup besar (> 2.58), maka cara lain dalam memodifikasi adalah dengan
Setelah
mempertimbangkan untuk menambah sebuah alur baru terhadap model yang diestimasi tersebut. Modifikasi dapat
dilakukan dengan menggunakan bantuan Sumber: Dikembangkan Dalam Penelitian
Gambar 1. Full Model Penelitian
indeks modifikasi.
hipotesis mediasi dilakukan dengan prosedur uji Sobel Setelah teori atau model teoritis (Sobel Test) (Baron & Kenny, 1986; dalam dikembangkan dan digambarkan dalam Preacher & Hayes, 2010). sebuah diagram alur, peneliti dapat mulai
Ini
Pengujian
mengkonversi spesifikasi model tersebut ke Gambaran Umum Lokasi Penelitian
dalam rangkaian persamaan. Persamaan ini Komando Resort Militer (Korem) dirumuskan untuk menyatakan hubungan 011/Lilawangsa Lhokseumawe pada awal kausalitas antar berbagai konstruk, dengan mulanya bernama Korem “AA” berdiri rumus seperti di bawah ini:
pada tanggal 07 Mei 1962 yang
peresmiannya
sesuai dengan hari
KO = b 1 KI+ b 2 KP+Z 1 ...............................
pelantikan Komandan Resort Militer
(Danrem) “AA” yang pertama. Kemudian
KA = b 1 KI+ b 2 KP + b 3 KO+Z 2 ............ .....
berdasarkan Surat Keputusan Pangdam IM
Nomor: Skep/ 00114/V/1962 tanggal 6 Keterangan: Mei 1962, sebutan Korem “AA” dirubah KI
= Karakteristik Individu menjadi Korem 011. Pada tahun KP
= Karakteristik Pekerjaan KO
= Komitmen Organisasi pembentukannya Korem 011/Lilawangsa KA
= Kinerja Lhokseumawe membawahi 4 (empat) b1-b3
= Koefisien Estimasi Komando Distrik Militer (Kodim), hingga (Hubungan
langsung akhirnya perombakan struktur komando variabel endogen terhadap pada tahun 1985 menjadikan Korem variabel endogen)
Lhokseumawe Z 1 -Z 2 = error term (nilai residual)
011/Lilawangsa
membawahi 5 (lima) Kodim dan 2 (dua) Batalyon Infanteri.
Menginterprestasikan model dan Pada tanggal 29 November 2004 di memodifikasikan model dilakukan bagi Kodam
Iskandarmuda dibentuklah model yang tidak memenuhi syarat Batalyon 114/Pedang Sakti, dan pada
Jumiin, Mariyudi, Syamsul Bahri 161 Jumiin, Mariyudi, Syamsul Bahri 161
sebagai prajurit dibentuklah Kodim 0111/Bireuen di dibandingkan perempuan. Sehingga prajurit kabupaten Bireuen dan Kodim 0113/Gayo Korem 011/Lilawangsa Lhokseumawe lebih Luwes di Blang Kejeren kabupaten Gayo dominan laki-laki. luwes, yang kemudian berada di bawah
Nomor:
Skep/21/VI/2006 menyukai
bekerja
Penggolongan yang selanjutnya garis komando Korem 011/Lilawangsa adalah penggolongan responden berdasarkan
Lhokseumawe, sehingga sampai hari ini umur responden. Dapat dijelaskan bahwa Korem 011/ Lilawangsa Lhokseumawe sampel penelitian ini didominasi oleh
responden dengan umur 31-40 tahun yaitu membawahi 7 (Tujuh) Kodim dan 3 (tiga) sebanyak 63 orang atau 38,41% dari total Batalyon yaitu: sampel. Responden yang berumur 41-50 Kodim 0102 di Sigli, Pidie. tahun yaitu sebanyak 45 orang atau 27,44% Kodim 0103 di Lhokseumawe. dari total sampel. Responden yang berumur Kodim 0104 di Langsa. <30 tahun yaitu sebanyak 30 orang atau
Kodim 0106 di Takengon, Aceh Tengah. 18,29% dari total sampel. Dan responden Kodim 0108 di Kuta Cane, Aceh yang paling terkecil berdasarkan umur yaitu
Tenggara. responden yang berumur >50 tahun yaitu Kodim 0111 di Bireuen
sebanyak 26 orang atau 15,85% dari total Kodim 0113 di Gayo Luwes
sampel.
Yonif 111/Karma Bhakti di Tualang Cut
karakteristik responden Aceh Timur.
Dari
berdasarkan umur terlihat bahwa responden Yonif 113/Jaya Sakti di Bireuen.
dengan usia 31-40 tahun mendominasi Yonif 114/Satria Musara di Reumbele, prajurit
011/Lilawangsa Bener Meriah.
Korem
Lhokseumawe, sehingga dari dominasi tersebut dapat peneliti simpulkan bahwa
Karakteristik Responden
rata-rata prajurit Korem 011/Lilawangsa Data penelitian diperoleh dari Lhokseumawe masih dalam kondisi yang kuesioner yang telah disebarkan kepada sangat produktif dan energik untuk dapat prajurit
Korem 011/Lilawangsa melakukan tugas keprajuritan di Korem Lhokseumawe yang berjumlah 164 orang. 011/Lilawangsa Lhokseumawe, karena Berdasarkan
data tersebut diperoleh tugas keprajuritan cukup banyak menyita karakteristik responden meliputi jenis pikiran dan tenaga dari para prajurit kelamin,
perkawinan, sehingga diharapkan dapat lebih sigap dan pendidikan terakhir dan lama kerja. Tujuan tanggap dalam melakukan tugas pelayanan diuraikannya tentang karakteristik responden kepada masyarakat terutama dalam hal adalah untuk mengetahui kriteria dari sampel penanggulangan bencana alam. yang telah dipilih menjadi responden dalam
umur,
status
Penggolongan yang selanjutnya penelitian ini, dengan mengetahui tentang adalah penggolongan responden berdasarkan kriteria sampel setidak-tidaknya sangat status perkawinan.
Dapat dijelaskan membantu peneliti dalam menghubungkan mengenai status perkawinan responden, antara
dengan bahwa terdapat 58 responden atau 35% karakteristiknya masing-masing dan ini responden yang berstatus tidak menikah dan sangat membantu dalam menginterpretasikan responden yang berstatus menikah berjumlah hasil penelitian di bagian pembahasan.
jawaban
responden
sebanyak 106 responden atau 65% dari Penggolongan yang pertama adalah seluruh jumlah responden. Hal ini
penggolongan responden berdasarkan jenis mengindikasikan bahwa mayoritas prajurit kelamin.
Dapat dijelaskan bahwa Korem 011/Lilawangsa Lhokseumawe jumlah responden laki-laki sebanyak 163 memiliki
yang menjadi orang atau 99% dari total sampel dan jumlah tanggungannya. Pada umumnya orang yang responden perempuan sebanyak 1 orang atau telah menikah dan memiliki tanggungan 1% dari total sampel. Berdasarkan data akan lebih bertanggungjawab dan serius tersebut dapat dilihat bahwa prajurit laki-laki dalam bekerja, sehingga hal ini akan lebih
keluarga
banyak dibandingkan prajurit berpengaruh terhadap kinerja prajurit Korem perempuan. Hal ini disebabkan oleh adanya 011/Lilawangsa Lhokseumawe itu sendiri.
162 Jumiin, Mariyudi, Syamsul Bahri
Penggolongan berikutnya adalah Berdasarkan uraian karakteristik penggolongan
responden berdasarkan responden yang telah peneliti uraikan pendidikan terakhir. Dapat dijelaskan bahwa tersebut maka dapat dibuat kesimpulan sampel penelitian ini didominasi oleh secara umum bahwa prajurit Korem responden dengan tingkat pendidikan 011/Lilawangsa Lhokseumawe didominasi Sarjana (S1) yaitu sebanyak 96 orang atau oleh prajurit laki-laki, usia berkisar antara 58,54% dari total sampel. Responden yang 31-40 tahun, sudah menikah dengan tingkat berpendidikan SLTA yaitu sebanyak 34 pendidikan Srata 1 (S1) dan masa kerja 1-5 orang atau 20,73% dari total sampel. tahun. Responden yang berpendidikan D3 yaitu
sebanyak 30 orang atau 18,29% dari total Tahapan Analisis Structural Equation sampel. Dan responden yang paling terkecil Modelling (SEM)
berdasarkan tingkat pendidikan yaitu responden yang berpendidikan Magister (S2)
analisis data dengan yaitu sebanyak 4 orang atau 2,44% dari total menggunakan model SEM terdapat banyak sampel.
Dalam
persyaratan yang harus dipenuhi diantaranya Hal ini memperlihatkan bahwa indikator-indikator
yang membentuk prajurit
Korem 011/Lilawangsa konstruk harus reliabel, data yang digunakan Lhokseumawe didominasi oleh prajurit yang harus valid, data harus normal, tidak berpendidikan S1. Hal ini mengindikasikan terdapat multikolinieritas dan ukuran sampel bahwa prajurit Korem 011/Lilawangsa juga harus memenuhi kriteria yang Lhokseumawe telah memiliki kapasitas yang dipersyaratkan oleh SEM. Pada bagian ini memadai
tugas akan diuraikan tentang hasil analisis tahapan keprajuritan mereka. Dengan jenjang SEM. pendidikan prajurit yang mayoritas S1
dalam
mengemban
diharapkan dapat menunjang karir dan 1. Uji Validitas
kinerja prajurit Korem 011/Lilawangsa Uji validitas sebagai mana telah Lhokseumawe.
dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui Penggolongan yang terakhir adalah tingkat kemampuan suatu instrumen atau alat penggolongan responden berdasarkan lama pengumpul data dalam mengungkap sesuatu kerja. Dapat dijelaskan bahwa sampel yang menjadi sasaran pokok pengukuran penelitian ini didominasi oleh responden yang dilakukan. Suatu instrumen dikatakan dengan masa kerja 1-5 tahun yaitu sebanyak valid apabila instrumen tersebut mampu 113 orang atau 68,90% dari total sampel. mengukur apa yang ingin diungkapkan Selanjutnya responden yang masa kerjanya (Sutrisno, 1993). Dalam SEM pengujian 6-10 tahun yaitu sebanyak 24 orang atau validitas dilakukan dengan Confirmatory 14,63% dari total sampel. Responden yang Factor Analysis (CFA) masing-masing masa kerjanya >15 tahun yaitu sebanyak 15 konstruk yaitu dengan melihat nilai Loading orang atau 9,15% dari total sampel. Dan Factor masing-masing indikator. Suatu responden yang paling terkecil berdasarkan indikator dikatakan valid apabila nilai masa kerja yaitu responden yang masa kerja loading facto rnya > 0,60 (Ghozali, 2013). 11-15 tahun yaitu sebanyak 12 orang atau Uji validitas dalam penelitian ini dilakukan 7,32% dari total sampel.
terhadap konstruk eksogen (karakteristik Dari
karakteristik prajurit individu dan karakteristik pekerjaan) dan berdasarkan lama kerja tersebut terlihat konstruk endogen (kinerja dan komitmen bahwa responden dengan lama kerja 1-5 organisasi). tahun
mendominasi
prajurit Korem
011/Lilawangsa Lhokseumawe. Hal tersebut 1. Uji CFA Variabel Eksogen
dikarenakan sudah menjadi ketentuan untuk Dalam penelitian ini terdapat dua peningkatan jenjang karir prajurit maka masa konstruk eksogen yaitu variabel karakteristik kerja seorang prajurit di suatu tempat individu dan karakteristik pekerjaan. biasanya paling lama
2 (dua) tahun. Variabel karakteristik individu dibentuk oleh Sehingga tidak mengherankan jika prajurit
4 (empat) indikator dan variabel karakteristik Korem
011/Lilawangsa Lhokseumawe pekerjaan dibentuk oleh 5 (lima) indikator. mayoritas memiliki masa kerja 1-5 tahun.
Berikut akan diuraikan mengenai uji CFA
Jumiin, Mariyudi, Syamsul Bahri 163 Jumiin, Mariyudi, Syamsul Bahri 163
kita ketahui bahwa seluruh indikator dari variabel endogen datanya sudah valid. Hal ini diketahui dari nilai loading factor seluruh indikator dari variabel endogen tidak ada yang di bawah 0,60 (Ghozali, 2013).
2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas konstruk adalah ukuran mengenai konsistensi internal dari indikator- indikator
konstruk yang menunjukkan derajat sampai dimana masing-masing
sebuah
indikator itu mengindikasikan sebuah konstruk/faktor laten yang umum. Dengan kata lain bagaimana hal-hal yang spesifik saling
Gambar 2. CFA Variabel Konstruk
membantu dalam menjelaskan fenomena
Eksogen
yang umum. Pada dasarnya uji reliabilitas menunjukan sejauh mana suatu alat ukur
Berdasarkan Gambar 5.6 dapat kita dapat memberikan hasil yang relatif sama ketahui bahwa seluruh indikator dari bila dilakukan pengukuran kembali pada variabel eksogen datanya sudah valid. Hal subyek yang sama. Uji reliabilitas dilakukan ini diketahui dari nilai loading factor seluruh dengan tiga cara yaitu Construct Reliability indikator dari variabel karakteristik individu (CR), Variance Extracted (VE) dan dan karakteristik pekerjaan tidak ada yang di Dicriminant Validity (DV). Hasil uji bawah 0,60 (Ghozali, 2013).
reliabilitas dapat dilihat dalam Tabel 1 berikut ini:
b. Uji CFA Seluruh Variabel Endogen
Dalam penelitian ini terdapat dua konstruk endogen yaitu variabel komitmen
Tabel 1
organisasi dan kinerja. Variabel komitmen
Uji Reliabilitas
organisasi dibentuk oleh 6 (enam) indikator
VE dan variabel kinerja dibentuk oleh 6 (enam) DV indikator. Untuk melihat apakah konstruk KI1 <--- Karakteristik_Individu 0,748 0,560 0,440
Indikator
SL
SL 2 1-SL 2 CR
KI2 <--- Karakteristik_Individu 0,850 0,723 0,278
variabel endogen seluruh indikatornya valid KI3 <--- Karakteristik_Individu 0,790 0,624 0,376 maka dilakukan uji validitas seperti pada KI4 <--- Karakteristik_Individu 0,671 0,450 0,550 Gambar 3 berikut ini:
CR=(SL) 2 / ∑ (SL) 2 +(1-SL 2 )
VE=(SL 2 )/ ∑ (SL 2 )+(1-SL 2 )
DV=√VE
SL 2 1-SL 2 CR VE DV KP1 <--- Karakteristik_Pekerjaan 0,760 0,578 0,422
Indikator
SL
KP2 <--- Karakteristik_Pekerjaan 0,765 0,585 0,415 KP3 <--- Karakteristik_Pekerjaan 0,776 0,602 0,398 KP4 <--- Karakteristik_Pekerjaan 0,763 0,582 0,418 KP5 <--- Karakteristik_Pekerjaan 0,773 0,598 0,402
CR=(SL) 2 / ∑ (SL) 2 +(1-SL 2 )
VE=(SL 2 )/ ∑ (SL 2 )+(1-SL 2 )
DV=√VE
Gambar 3. CFA Variabel Endogen
164 Jumiin, Mariyudi, Syamsul Bahri
Indikator
SL
SL 2 1-SL 2 CR
VE DV kinerja 0,336. Begitu juga dengan nilai DV
KO1 <--- Komitmen_Organisasi 0,775 0,601 0,399 KO2 <--- Komitmen_Organisasi 0,826 0,682 0,318
untuk konstruk karakteristik pekerjaan
sebesar 0,767 lebih besar nilainya dari
KO3 <--- Komitmen_Organisasi 0,832 0,692 0,308
KO4 <--- Komitmen_Organisasi 0,807 0,651 0,349
korelasi terhadap komitmen organisasi
KO5 <--- Komitmen_Organisasi 0,815 0,664 0,336
0,276 dan kinerja 0,395. Nilai DV untuk
KO6 <--- Komitmen_Organisasi 0,860 0,740 0,260
konstruk komitmen organisasi sebesar 0,819
lebih besar nilainya dari korelasi terhadap
CR=(SL) 2 / ∑ (SL) 2 +(1-SL 2 )
VE=(SL 2 )/ ∑ (SL 2 )+(1-SL 2 )
kinerja yaitu sebesar 0,374.
DV=√VE
VE DV Pengujian Asumsi SEM
Indikator
SL
SL 2 1-SL 2 CR
Pengujian Asumsi SEM dilakukan
KA1 <--- Kinerja
KA2 <--- Kinerja
untuk melihat apakah keseluruhan dari
KA3 <--- Kinerja
instrument penelitian yang digunakan
KA4 <--- Kinerja
adalah telah memenuhi kriteria atau
KA5 <--- Kinerja
KA6 <--- Kinerja
persyaratan yang harus dipenuhi dalam
analisis SEM. Terdapat minimal 4 kriteria
CR=(SL) 2 / ∑ (SL) 2 +(1-SL 2 )
asumsi SEM yang harus diuji yaitu ukuran
VE=(SL 2 )/ ∑ (SL 2 )+(1-SL 2 )
sampel, normalitas data, outlier data dan
DV=√VE
multikolinieritas atau singuliritas.
Berdasarkan data seperti yang 1. Ukuran Sampel
ditunjukkan dalam Tabel 1 dapat dijelaskan Pada analisis SEM, ukuran sampel bahwa keseluruhan nilai CR berada di atas yang sesuai adalah antara 100-200 (Hair et
atau lebih besar dari 0,70 dan nilai VE al., 1999). Dalam penelitian ini, ukuran berada di atas 0,50. Dengan demikian sampel ditentukan atas dasar jumlah keseluruhan konstruk dalam penelitian ini pernyataan yang ada dalam kuesioner. adalah reliabel sehingga model yang Ukuran sampel adalah 5-10 kali jumlah butir dibentuk adalah layak untuk diuji dalam pernyataan. Dalam penelitian ini terdapat 21 tahap selanjutnya.
indikator sehingga jumlah sampel bisa Sebelum mengukur Discriminant berkisar antara 105-210 responden. Jumlah
Validity terlebih dahulu harus diketahui nilai sampel ditentukan dengan mengalikan korelasi antar konstruk dalam model jumlah indikator dengan 7, sehingga total penelitian sebagai pembanding terhadap nilai sampel sebanyak 21 x 7 = 147 responden akar kuadrat. Tabel 2 menunjukkan nilai ditambah dengan 17 sampel lagi untuk korelasi antar konstruk laten.
berjaga-jaga jika ada data yang outlier,
sehingga total sampel penelitian ini adalah Kesimpulan Hasil Pengujian Discriminant 164 responden. Seluruh kuesioner yang
Tabel 2
Validity
disebarkan yaitu sebanyak 164 kuesioner
yang telah dikembalikan oleh responden dan
Karakteristik_Individu 0,767 Karakteristik_Pekerjaan
keseluruhannya berada dalam keadaan baik
Komitmen_Organisasi
dan dapat diolah. Setelah proses analisis data dengan menggunakan perangkat AMOS- 20
Berdasarkan Tabel 2 jelas terlihat dengan model SEM terdapat 6 data yang bahwa masing-masing konstruk laten outlier (data yang ekstrem atau sangat memiliki DV yang baik, hal ini dapat dilihat berbeda dengan data lainnya), sehingga data dari nilai akar kuadrat dari VE (√VE) x yang outlier tersebut harus dibuang. Jadi masing-masing konstruk laten yang lebih jumlah responden akhir menjadi sebanyak tinggi nilainya dibandingkan dengan nilai 158 sampel. korelasi antara konstruk. Sehingga dapat
dikatakan bahwa setiap variabel yang ada 2. Uji Normalitas Data
dalam penelitian ini sudah reliabel. Seperti Berdasarkan data seperti yang
nilai DV untuk konstruk krakteristik individu diperlihatkan Output AMOS-20 bahwa nilai sebesar 0,767 lebih besar nilainya dari critical ratio skewness tidak ada satupun korelasi terhadap karakteristik pekerjaan nilai univariate yang berada di luar rentang 0,263, komitmen organisasi 0,251 dan nilai ±2,58. Dengan demikian dapat
Jumiin, Mariyudi, Syamsul Bahri 165 Jumiin, Mariyudi, Syamsul Bahri 165
4. Multikolinieritas dan Singuliritas
univariate adalah berdistribusi normal,
Data
demikian pula secara multivariate nilai
hasil uji critical ratio kurtosis juga berada dalam
Berdasarkan
memperlihatkan nilai rentang ± 2,58 yaitu sebesar 0,546 maka
multikolinieritas
Determinant of sample covariance matrix dengan demikian dapat disimpulkan baik
sebesar 0,300 sangat jauh dari 0 maka dapat secara univariate dan multivariate data
tidak terdapat dalam penelitian ini berdistribusi normal.
dikatakan
bahwa
multikolinieritas antar variabel endogen dalam penelitian ini.
Tabel 3 Assessment of Normality
Deskriptif Variabel Penelitian
Analisis deskriptif statistik terhadap
Variable min max skew
c.r. kurtosis
bertujuan untuk
KA6 2,000 5,000 -,191 -,981
-,494 -1,269
mengetahui nilai minimum dan maksimum
KA5 2,000 5,000 -,281 -1,441
-,310 -,795
serta rata-rata (mean) dari jawaban
KA4 2,000 5,000 -,394 -2,021
-,059 -,151
responden. Dengan mengetahui nilai rata-
KA3 2,000 5,000 -,255 -1,307
-,595 -1,528
KA2 2,000 5,000 -,480 -2,462
rata dari jawaban responden maka peneliti
KA1 2,000 5,000 -,155 -,796
-,642 -1,648
dapat mengambil
kesimpulan secara
KO6 2,000 5,000 -,191 -,982
-,323 -,828
deskriptif statistic tentang arah jawaban
KO5 2,000 5,000 -,033 -,170
-,508 -1,304
responden terhadap suatu pernyataan dalam
KO4 2,000 5,000 -,168 -,861
-,775 -1,988
kuesioner yang telah ditetapkan.
KO3 2,000 5,000 -,047 -,242
-,571 -1,465
KO2 2,000 5,000 -,102 -,521
-,355 -,910
Menurut hasil perhitungan dengan
KO1 2,000 5,000 -,043 -,222
-,666 -1,708
menggunakan SPSS, dapat dijelaskan
KP5 2,000 5,000 -,250 -1,281
-,362 -,928
bahwa nilai rata-rata (mean) jawaban
KP4 2,000 5,000 -,374 -1,922
-,106 -,273
responden tentang variabel kinerja sebesar
KP3 2,000 5,000 -,229 -1,176
-,551 -1,413
3,8766 atau dibulatkan menjadi 4. Apabila
KP2 2,000 5,000 -,042 -,214
-,624 -1,602
KP1 2,000 5,000 -,560 -2,872
dihubungkan dengan skala yang ditentukan
KI4 2,000 5,000 -,356 -1,828
dalam penelitian ini yaitu: (1) sangat tidak
KI3 2,000 5,000 -,165 -,849
-,602 -1,545
setuju, (2) tidak setuju, (3) netral, (4) setuju,
KI2 2,000 5,000 -,290 -1,490
(5) sangat setuju, maka kategori jawaban
KI1 2,000 5,000 -,166 -,853
-,389 -,997
responden secara rata-rata berada pada skala
Multivariate
(4) atau pada kondisi setuju dengan nilai standar
deviasi
sebesar 0,78618
3. Uji Outlier Data
menunjukkan bahwa sebaran data sudah Angka ekstrim (outliers) adalah baik. Karena nilai tersebut tidak melebihi
observasi yang muncul dengan nilai-nilai tiga kali nilai mean. Hal ini berarti secara ekstrim baik secara univariate maupun umum responden berpendapat setuju multivariate, muncul karena kombinasi terhadap pernyataan dalam kuesioner karakteristik yang unik yang dimilikinya mengenai kinerja. dan terlihat sangat jauh berbeda dengan
Dengan kata lain prajurit Korem observasi-observasi lainnya (Ferdinand, 011/Lilawangsa memiliki kinerja yang tinggi
2002). Dalam penelitian ini pengujian data untuk berkontribusi aktif dalam memberikan outlier menggunakan uji Mahalanobis bantuan kepada masyarakat yang terkena Distance, dengan membandingkan nilai p1 musibah baik itu bencana alam maupun dan p2. Nilai p1 dan p2 di atas 0,05 bencana lainnya. Selain itu dapat berperan menunjukkan tidak ada data outliers lagi. aktif dalam hal bela negara. Kecakapan dan Berdasarkan hasil analisis data outlier kesigapan dalam menjalankan tugas sebagai terlihat bahwa keseluruhan data memiliki korps Tentara Nasional Indonesia (TNI) nilai p1 atau p2 di atas 0,05 dengan dipandang sudah mumpuni untuk tingkat demikian
dalam kotamadya. Oleh karena itu kinerja prajurit penelitian tidak terdapat data yang outlier.
011/Lilawangsa sudah dapat
dikategorikan tinggi.
Dapat dijelaskan bahwa nilai rata- rata (mean) jawaban responden tentang
166 Jumiin, Mariyudi, Syamsul Bahri 166 Jumiin, Mariyudi, Syamsul Bahri
Lhokseumawe. setuju, dengan nilai standar deviasi sebesar Karakteristik individu yang baik ini tentu 0,78618 menunjukkan bahwa sebaran data saja dapat mendukung kinerja prajurit sudah baik, karena nilai tersebut tidak Korem 011/Lilawangsa Lhokseumawe. melebihi tiga kali nilai mean.
Nilai rata-rata mean jawaban Hal ini berarti secara umum prajurit responden tentang variabel karakteristik Korem
011/Lilawangsa Lhokseumawe pekerjaan sebesar 3,8240 atau dibulatkan memiliki komitmen organisasi yang tinggi menjadi 4. Apabila dihubungkan dengan yang dapat mendukung karakteristik skala yang ditentukan dalam penelitian ini individu, karakteristik pekerjaan dan kinerja yaitu: (1) sangat tidak setuju, (2) tidak prajurit itu sendiri. Komitmen organisasi setuju, (3) netral, (4) setuju, (5) sangat prajurit tersebut terlihat dari prajurit yang setuju, maka kategori jawaban responden merasa menjadi bagian dari Korem secara rata-rata berada pada skala (4) atau 011/Lilawangsa Lhokseumawe, memiliki pada kondisi setuju, hal ini berarti secara rasa bangga terhadap organisasi, memiliki umum responden berpendapat setuju kepedulian terhadap organisasi, memiliki terhadap pernyataan dalam kuesioner hasrat yang kuat untuk bekerja pada mengenai karakteristik pekerjaan. Nilai organisasi, memiliki kepercayaan yang kuat standar deviasi sebesar 0,7886 menunjukkan terhadap nilai-nilai organisasi dan memiliki bahwa sebaran data sudah baik karena nilai kemauan yang besar untuk berusaha bagi tersebut tidak melebihi tiga kali nilai mean. organisasi, serta hal lain yang menunjukkan
Dengan kata lain prajurit Korem bahwa prajurit Korem 011/Lilawangsa 011/Lilawangsa Lhokseumawe memiliki Lhokseumawe
memiliki komitmen karakteristik pekerjaan yang baik. Ini organisasi yang tinggi.
mengindikasikan bahwa prajurit Korem Dapat dijelaskan bahwa nilai rata- 011/Lilawangsa Lhokseumawe menganggap rata (mean) jawaban responden tentang bahwa pekerjaan yang mereka lakukan variabel karakteristik individu sebesar terkait dengan pelayanan masyarakat dan 3,8228 atau dibulatkan menjadi 4. Apabila bela negara merupakan suatu pekerjaan yang dihubungkan dengan skala yang ditentukan penting dan terpuji. Prajurit Korem dalam penelitian ini yaitu: (1) sangat tidak 011/Lilawangsa Lhokseumawe memiliki setuju, (2) tidak setuju, (3) netral, (4) setuju, posisi yang jelas sesuai dengan levelnya, (5) sangat setuju, maka kategori jawaban memiliki otonomi pada masing-masing responden secara rata-rata berada pada skala posisinya dan dapat menerima feedback
4 atau pada kondisi setuju. Nilai standar berupa saran dan kritik yang membangun. deviasi sebesar 0,7449 menunjukkan bahwa Namun demikian, diharapkan kedepannya sebaran data sudah baik karena nilai tersebut karakteristik pekerjaan yang ada di Korem tidak melebihi tiga kali nilai mean.
011/Lilawangsa Lhokseumawe dapat lebih Hal ini berarti secara umum prajurit diefektifkan lagi. Korem
011/Lilawangsa
Lhokseumawe
memiliki karakteristik individu yang baik. HASIL Meskipun demikian, karakteristik individu Uji Kesesuian Model
dari satu prajurit dengan prajurit yang lain Uji kesesuaian model dilakukan tentu saja sangat berbeda. Perbedaan melalui diagram alur dalam persamaan full karakteristik individu tersebut disebabkan model , yaitu uji yang dilakukan terhadap usia, jenis kelamin, status perkawinan, ciri keseluruhan variabel baik eksogen maupun kepribadian, nilai dan sikap dan tingkat endogen yang telah digabungkan menjadi tingkat kemampuan dasar yang berbeda-beda satu diagram (path) yang utuh melalui pula. Karakteristik individu tentu akan matrik varian atau kovarian dan model mempengaruhi perilaku prajurit Korem penuh itu disebut sebagai model penelitian.
Jumiin, Mariyudi, Syamsul Bahri 167
Uji full model dilakukan dalam dua tahap GOF agar model benar layak dan tepat yaitu full model SEM sebelum modifikasi menjelaskan model penelitian. dan full model SEM setelah modifikasi.
1. Full Model Sebelum Dimodifikasi
Uji full model SEM sebelum modifikasi bertujuan untuk melihat sejauh mana model dasar yang dibentuk dalam penelitian ini memenuhi kriteria goodness of
fit ,93 sehingga model dapat menggambarkan fenomena
modifikasi. Model full SEM sebelum modifikasi ditampilkan dalam Gambar 4 berikut ini:
Gambar 5. Full Model Setelah Dimodifikasi
5 dapat dijelaskan bahwa secara umum semua konstruk yang digunakan untuk membentuk model penelitian ini, telah memenuhi kriteria goodness of fit indeks yang telah ditetapkan seperti nilai chi-square, nilai GFI, nilai TLI, nilai CFI, RMSEA, CMIN/DF dan nilai p- value kecuali nilai AGFI yang masih marginal namun sudah mendekati baik.
Berdasarkan
Gambar
Gambar 4. Full Model Sebelum
Selanjutnya akan disajikan nilai
Dimodifikasi
korelasi antar konstruk setelah dimodifikasi yang akan menjadi pedoman peneliti dalam
Berdasarkan data dalam Gambar 4 menjawab hipotesis yang ada dalam terlihat bahwa belum seluruh nilai Goodness penelitian ini. Nilai regresi setelah Of Fit (GOF) memenuhi kriteria yang dimodifikasi akan diuraikan dalam Tabel 4 dipersyaratkan, misalnya nilai GFI masih berikut ini: marginal (0,882 < 0,90), nilai AGFI juga
Tabel 4
masih marginal (0,851 < 0,90) dan nilai p-
Pengaruh Variabel Dependen terhadap
value juga masih jelek karena di bawah 0,05.
Variabel Independen
Dengan demikian model penelitian belum sesuai dan belum mampu menjelaskan model
Std.
penelitian dengan tepat dan baik, sehingga P
Variabel Laten
Estimate Estimat S.E C.R.
dengan demikian model perlu dilakukan Komitmen_Or <--- Karakteristik
Komitmen_Or
Karakteristik
ganisasi
<--- _Pekerjaan
2. Full Model Setelah Modifikasi
Kinerja
<--- Karakteristik _Pekerjaan
Uji kesesuaian model setelah modifikasi Karakteristik dilakukan dengan cara Kinerja <---
_Individu
menghubungkan (korelasi) antar error pada Kinerja
<--- Komitmen_O rganisasi ,281 ,252 ,070 4,044 ***
setiap indikator yang disarankan oleh sistem. Tujuannya adalah untuk menaikkan nilai
168 Jumiin, Mariyudi, Syamsul Bahri
Berdasarkan hasil analisis data signifikansi sebesar 0,014 (signifikan) seperti yang ditampilkan dalam Tabel 4,
dan nilai C.R sebesar 2,667. Dengan maka persamaan struktural sebagai berikut :
demikian dapat disimpulkan bahwa Persamaan Struktural I :
karakteristik individu memiliki pengaruh KO = b 1 KI+b 2 KP+Z 1 yang signifikan terhadap kinerja prajurit KO = 0,314KI+0,515KP+Z 1 Korem 011/Liliwangsa Lhokseumawe.
Persamaan Struktural II :
b) Karakteristik pekerjaan berpengaruh KA = b 1 KI+b 2 KP + b 3 KO+Z 2 signifikan terhadap kinerja. Hal ini dapat KA = 0,155KI+o,668KP + 0,252KO+Z 2 dilihat dari nilai koefesien estimate standardized regression weight sebesar 0,668 (66,8%), nilai probabilitas atau
Berdasarkan Tabel 4, maka dapat signifikansi sebesar 0,0001 (signifikan) peneliti uraikan kesimpulan untuk menjawab
dan nilai C.R sebesar 7,460. Dengan hipotesis yang ada dalam penelitian ini, yaitu
demikian dapat disimpulkan bahwa sebagai berikut:
karakteristik pekerjaan berpengaruh
signifikan terhadap kinerja prajurit
karakteristik pekerjaan berpengaruh
Korem 011/Liliwangsa Lhokseumawe.
signifikan terhadap
komitmen
Komitmen organisasi berpengaruh
organisasi prajurit
Korem signifikan terhadap kinerja. Hal ini dapat
011/Liliwangsa Lhokseumawe
dilihat dari nilai koefesien estimate standardized regression weight sebesar
a) Pengaruh karakteristik individu terhadap 0,252 (25,2%), nilai probabilitas atau komitmen organisasi adalah signifikan signifikansi sebesar 0,0001 (signifikan) dan dengan
estimate nilai C.R sebesar 4,044. Dengan demikian standardized regression weight sebesar dapat disimpulkan bahwa komitmen 0,314 (31,4%), nilai probabilitas atau organisasi berpengaruh signifikan terhadap signifikansi sebesar 0,004 (signifikan) kinerja prajurit Korem 011/Liliwangsa dan nilai C.R sebesar 2,900. Dengan kata Lhokseumawe. lain bahwa
nilai
koefesien
karakteristik individu berpengaruh
signifikan
terhadap Analisis Efek Mediasi ( Intervening)
komitmen organisasi prajurit Korem Model mediasi pertama sekali 011/Liliwangsa Lhokseumawe.
diperkenalkan oleh Baron & Kenny (1986),
b) Pengaruh karakteristik pekerjaan adalah menjelaskan prosedur analisis variabel signifikan terhadap komitmen organisasi. mediator secara sederhana melalui regresi. Hal ini dapat dilihat dari nilai koefesien Intinya menurut Baron & Kenny (1986) estimate standardized regression weight mensyaratkan bahwa sebuah variabel dapat sebesar 0,515 (51,5%), nilai probabilitas dikatakan menjadi mediator jika hasilnya atau
signifikansi
sebesar
0,0001 adalah: (1) Jalur –c : signifikan, (2) Jalur –a
(signifikan) dan nilai C.R sebesar 4,524. : signifikan, (3) Jalur –b : signifikan, (4) Dengan demikian dapat disimpulkan Jalur c’ : tidak signifikan. Untuk dinyatakan bahwa
karakteristik pekerjaan sebagai mediator, hubungan X ke Y pada berpengaruh
signifikan terhadap persamaan ke-3 haruslah tidak signifikan
komitmen organisasi prajurit Korem (nol), atau disebut dengan complete 011/Liliwangsa Lhokseumawe.
mediation . Tapi jika persamaan 1-3
2. Karakteristik individu, karakteristik terpenuhi, namun persamaan 4 tidak, maka
pekerjaan dan komitmen organisasi disebut dengan partial mediation.
berpengaruh signifikan
Analisis efek mediasi ini bertujuan kinerja prajurit Korem 011/Liliwangsa untuk menjawab hipotesis 3, yaitu:
terhadap
Lhokseumawe. Komitmen organisasi memediasi pengaruh antara karakteristik individu
a) Karakteristik individu memiliki pengaruh dan karakteristik pekerjaan terhadap yang signifikan terhadap kinerja. Hal ini kinerja prajurit Korem 001/Lilawangsa dapat dilihat dari nilai koefesien estimate Lhokseumawe
standardized regression weight sebesar 0,155 (15,5%), nilai probabilitas atau
Jumiin, Mariyudi, Syamsul Bahri 169
Berdasarkan hasil perhitungan Hasil penelitian ini sejalan dengan ditemukan koefesien jalur -a, jalur -b, -c
hasil penelitian dari Sariningtyas dan signifikan dan jalur –c’ juga signifikan.
Saputra (2015), Dengan kata lain variabel komitmen
Sulistiyani
Nofendri, Nelmida dan Harahap (2013), organisasi memediasi secara partial
Arifin et al (2010) yang menyatakan bahwa mediation pengaruh antara karakteristik
individu berpengaruh individu terhadap kinerja prajurit Korem
karakteristik
signifikan terhadap komitmen organisasi. 001/Lilawangsa Lhokseumawe.
Namun penelitian ini tidak sejalan Berdasarkan hasil perhitungan ditemukan
dengan penelitian dari Friska (2010) dan koefesien jalur –a, jalur –b, jalur -c dan
Siahaan (2010) yang menyatakan bahwa jalur -c’ signifikan. Dapat disimpulkan
karakteristik individu tidak berpengaruh bahwa komitmen organisasi memediasi
signifikan terhadap komitmen organisasi. secara partial mediation pengaruh antara
2. Pengaruh karakteristik pekerjaan
karakteristik pekerjaan terhadap kinerja
terhadap komitmen organisasi
prajurit Korem
Pengaruh karakteristik pekerjaan Lhokseumawe.
011/Liliwangsa
adalah signifikan terhadap komitmen organisasi. Hal ini dapat dilihat dari nilai
PEMBAHASAN
koefesien estimate standardized regression weight sebesar 0,515 (51,5%), nilai
Pengaruh Karakteristik Individu dan
probabilitas atau signifikansi sebesar 0,0001
Karakteristik Pekerjaan
Terhadap
(signifikan) dan nilai C.R sebesar 4,524.
Komitmen Organisasi Prajurit Korem
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
011/Lilawangsa Lhokseumawe
pekerjaan berpengaruh signifikan terhadap komitmen organisasi
karakteristik
1. Pengaruh karakteristik individu
terhadap komitmen organisasi
Lhokseumawe.
pekerjaan yang terhadap komitmen organisasi adalah
Pengaruh karakteristik individu
Karakteristik
didesain dengan baik dapat tentu saja dapat signifikan dengan nilai koefesien estimate
membantu karyawan untuk tetap memilih standardized regression weight sebesar
berkomitmen dengan perusahaan pemberi 0,314 (31,4%), nilai probabilitas atau
sebaliknya, bila signifikansi sebesar 0,004 (signifikan) dan
pekerjaan.
Namun