Akuntansi Aktiva Tetap Pada Kantor Akuntan Publik Syamsul Bahri TRB & Rekan

(1)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI

PROGRAM DIPLOMA III AKUNTANSI MEDAN

AKUNTANSI AKTIVA TETAP PADA KANTOR AKUNTAN PUBLIK SYAMSUL BAHRI TRB & REKAN

TUGAS AKHIR

Diajukan Oleh HERI AZLAN

082102072

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Diploma


(2)

LEMBAR PERSETUJUAN TUGAS AKHIR

NAMA : HERI AZLAN

NIM : 082102072

PROGRAM STUDI : D III AKUNTANSI

JUDUL : AKUNTANSI AKTIVA TETAP PADA KANTOR

AKUNTAN PUBLIK SYAMSUL BAHRI TRB & REKAN

Tanggal Juni 2011 Ketua Program Studi D III Akuntansi

19511114 198203 1002 Drs. Rustam, MSi,Ak

Tanggal Juni 2011 Dekan Fakultas Ekonomi USU

NIP. 131 285 985


(3)

PENANGGUNG JAWAB TUGAS AKHIR

NAMA : HERI AZLAN

NIM : 082102072

PROGRAM STUDI : D III AKUNTANSI

JUDUL : AKUNTANSI AKTIVA TETAP PADA

KANTOR AKUNTAN PUBLIKSYAMSUL BAHRI TRB & REKAN

Medan, Juni 2011 Menyetujui Pembimbing

19680501 199502 2 001 Dra. Mutia Ismail, MM, Ak


(4)

KATA PENGANTAR

Dengan segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunia-Nya hingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini, sebagai salah satu syarat untuk memenuhi syarat untuk menyelesaikan pendidikan pada Program Diploma III Fakultas Ekonomi Sumatera Utara.

Dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini penulis banyak menerima bantuan, bimbingan, dan pengarahan dari berbagai pihak, oleh karena itu izinkanlah penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec., selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Drs. Rustam, MSi, Ak, selaku Ketua Program Studi Diploma III Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Drs. Iskandar Muda, SE, MSi, Ak, selaku Sekretaris Program Studi Diploma III Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara

4. Ibu Dra. Mutia Ismail, MM. Ak selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk memberikan bimbingan, arahan, dan koreksi dalam proses penyelesaian tugas akhir, sehingga penulisan tugas akhir ini dapat diselesaikan dengan baik.

5. Bapak Drs. Syamsul Bahri TRB, MM, CPA, Ak, selaku Managing Partner pada KAP Syamsul Bahri TRB & Rekan yang telah memberikan kesempatan untuk melakukan penelitian dan memberikan data yang dibutuhkan.


(5)

6. Para sahabat penulis, Audi, Odi, Abel, Mirza, Rosi, Ridho, Yodi dan teman-teman yang lain yang tak bisa penulis sebutkan satu persatu yang telah memberikan perhatian dan bantuan moril serta talah manjadi sahabat yang baik bagi penulis dimasa perkuliahan.

7. Teristimewa kepada kedua orang tua tercinta Ayahanda H. Azhar Hasibuan dan Ibunda Nurlela yang telah memberikan segalanya kepada ananda, dari kasih sayang, perhatian, pengorbanan serta dorongan semangat sehingga penulis dapat menyelesaikan pendidikan pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Semoga Allah SWT yang dapat membalas semua kebaikan yang penulis dapatkan baik pada waktu mengalami kesulitan maupun rintangan berupa amal dan pahala di akhirat kelak. Penulis menyadari bahwa dalam penyajian tugas akhir ini masih banyak terdapat kekurangan, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca demi perbaikan-perbaikan dimasa yang akan datang.

Medan, Juni 2011


(6)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL ... v

DAFTAR GAMBAR ... vi

BAB I. PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Permasalahan ... 3

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 3

D. Sistematika Penelitian ... 4

BAB II. PROFIL KAP SYAMSUL BAHRI TRB & REKAN ... 7

A. Gambaran umum KAP Syamsul Bahri TRB & Rekan ... 7

1. Sejarah Ringkas ... 7

2. Struktur Organisasi dan Personalia ... 8

3. Job Description ... 10

4. Jaringan Usaha/Kegiatan ... 20

5. Kinerja Usaha Terkini ... 22

6. Rencana Kegiatan ... 24

B. Akuntansi Aktiva Tetap ... 25

1. Penggolongan Aktiva Tetap ... 25

2. Penentuan Harga Perolehan Aktiva Tetap ... 27


(7)

5. Pelepasan dan Penghapusan Aktiva Tetap ... 31

BAB III. AKUNTANSI AKTIVA TETAP ... 32

A. Jenis-Jenis Aktiva Tetap ... 32

B. Penentuan Harga Perolehan Aktiva Tetap ... 35

C. Metode Penyusutan Aktiva Tetap ... 39

D. Pengeluaran yang Berhubungan dengan Aktiva Tetap ... 44

E. Pelepasan dan Penghapusan Aktiva Tetap ... 46

BAB IV. KESIMPULAN DAN SARAN ... 50

A. Kesimpulan ... 50

B. Saran ... 51 DAFTAR PUSTAKA


(8)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Setiap perusahaan baik perusahaan dagang, perusahaan jasa, maupun perusahaan industri dalam melaksanakan kegiatan operasionalnya menggunakan sejumlah aktiva tetap selain aktiva-aktiva lainnya. Aktiva tetap tertiri dari tanah, bangunan, kendaraan,mesin, peralatan, dan harta berwujud lainnya yang dimiliki setiap perusahaan pada umumnya. Aktiva tetap perusahaan dapat diperoleh perusahaan dengan berbagai cara sesuai dengan kebijakan manajemen seperti pembelian tunai, pembelian kredit, menyewa, hadiah, dibuat sendiri, dan sebagainya. Pada umumnya perusahaan memiliki aktiva tetap yang berwujud maupun tidak berwujud karena aktiva tetap merupakan asset perusahaan yang sangat penting dalam menjalankan kegiatan operasional perusahaan.

Semua aktiva tetap milik perusahaan memerlukan biaya perawatan dan pemeliharaan agar dapat digunakan sesuai dengan rencana. Pengeluaran- pengeluaran guna perawatan dan pemeliharaan aktiva tetap tersebut diantaranya dapat menambah masa manfaat aktiva tetap, meningkatkan kapasitas, dan meningkatkan mutu produksinya.

Menurut PSAK No. 16, aktiva tetap adalah aktiva berwujud yang diperoleh dalam bentuk siap pakai atau dengan dibangun lebih dulu yang digunakan dalam operasi perusahaan, tidak dimaksudkan untuk dijual dalam rangka kegiatan normal perusahaan dan mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun.


(9)

Peranan aktiva tetap berbeda untuk tiap perusahaan menurut sifat, jenis, dan macam usahanya. Hal ini dapat kita lihat dari neraca suatu perusaaan yaitu dengan melihat jumlah relatif seluruh komponen aktiva tetap dibandingkan dengan seluruh total aktiva yang dimiliki oleh perusahaan. Aktiva tetap sangat berpengaruh terhadap berbagai kegiatan operasional perusahaan demi tercapainnya efisiensi dan efektifitas kegiatan operasional yang mendukung pencapaian tujuan perusahaan. Aktiva tetap juga merupakan investasi kangka panjang perusahaan dengan jumlah yang cukup besar. Untuk itu aktiva tetap yang ada pada suatu perusahaan haruslah benar-benar diperhatikan, karena pada umumnya jumlah dana yang tertanam dalam aktiva tetap adalah besar karena harga perolehannya relatif mahal.

Seiring dengan berjalannya waktu, aktiva tetap yang dimiliki perusahaan tentunya mempunyai batas waktu tertentu untuk beroperasi atau manfaat yang diberikan oleh aktiva semakin menurun. Ini disebabkan karena aktiva tetap mengalami penyusutan (depreciation). Penyusutan ini biasanya dicatat pada akhir tahun dalam laporan keuangan di neraca.

KAP Syamsul Bahri TRB & Rekan yang bergerak dibidang jasa memiliki bermacam-macam aktiva tetap. Aktiva tetap tersebut yang harganya relatif tinggi memiliki peranan yang sangat penting pada KAP Syamsul Bahri TRB & Rekan untuk memberikan pelayanan yang semaksimal mungkin kepada seluruh kliennya. Berdasarkan uraian diatas, maka penulis membahas dan menganalisis aktiva tetap tersebut kedalam sebuah tugas akhir dengan judul “Akuntansi Aktiva


(10)

B. Perumusan Masalah

Dalam ilmu akuntansi, pembahasan masalah mengenai aktiva tetap sangatlah luas, sehingga penulis merasa perlu merumuskan permasalahan yang akan dibahas dalam tugas akhir ini. Dalam kesempatan ini penulis hanya akan membahas tentang ”Bagaimana kebijakan akuntansi aktiva tetap yang diterapkan oleh KAP Syamsul Bahri TRB & Rekan dalam menjalankan operasional kegiatannya”.

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

a. Melengkapi tugas dan memenuhi syarat guna menyelesaikan pendidikan Program Diploma III Akuntansi pada Fakultas Ekonomi – Universitas Sumatera Utara.

b. Mempelajari dan menilai sistem akuntansi aktiva tetap yang ada pada perusahaan.

c. Mengetahui metode yang digunakan perusahaan dalam menghitung penyusutan, perolehan dan nilai buku aktiva tetap.


(11)

2. Manfaat Penelitian a). Bagi Penulis

Dapat mengetahui bagaimana penerapan akuntansi aktiva tetap dalam perusahaan, khususnya pada KAP Syamsul Bahri TRB & Rekan sekaligus menambah pengetahuan dan wawasan, serta sebagai bahan pertimbangan mengenai materi pembahasan ini yang sebelumnya telah diterima diperkuliahan.

b). Bagi Perusahaan

Sebagai bahan pertimbangan untuk menciptakan penerapan akuntansi aktiva tetap yang baik dalam perusahaan, serta dapat juga menentukan kebijakan akuntansi pada masa yang akan datang.

E. Sistematika Penelitian 1. Jadwal Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Kantor Akuntan Publik Syamsul Bahri TRB & Rekan. Jadwal penelitian ini terdiri dari nomor, kegiatan dan waktu (minggu).


(12)

Tabel 1.1 Jadwal Survei dan Penulisan Laporan Tugas Akhir

NO KEGIATAN

MEI JUNI

I II III IV I II III 1. Pengajuan Judul

2. Pengajuan Dosen Pembimbing 3. Pengumpulan Data

4. Pengolahan dan Analisis Data 5. Penyusunan Tugas Akhir

6.

Bimbingan dan Penyempurnaan Tugas Akhir

7. Pengesahan Tugas Akhir

2. Rencana Isi

Laporan penelitian terdiri dari empat bab, dimana setiap bab saling berkaitan. Hal ini sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan pembuatan tugas akhir yang telah ditetapkan bahwa susunan tugas akhir harus praktis dan sistematis. Oleh karena itu, laporan penelitian tugas akhir ini disusun sebagai berikut:


(13)

Dalam bab ini penulis menguraikan tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, dan sistematika penelitian tugas akhir yang terdiri dari jadwal penelitian dan rencana isi.

BAB II : PROFIL PERUSAHAAN

Dalam bab ini penulis menguraikan tentang sejarah singkat perusahaan, struktur organisasi dan job description, jaringan usaha / kegiatan, rencana kegiatan KAP Syamsul Bahri TRB & Rekan, dan akuntansi aktiva tetap yang diterapkan.

BAB III : TOPIK PENELITIAN

Pada bab ini, penulis akan menguraikan mengenai pengertian aktiva tetap, jenis-jenis aktiva tetap, cara perolehan aktiva tetap, metode penyusutan aktiva tetap, dan penggantian aktiva tetap.

BAB IV : PENUTUP

Sebagaimana akhir dari tugas ini, maka penulis akan mengambil kesimpulan dari penelitian yang dilakukan pada KAP Syamsul Bahri TRB & Rekan dan beberapa saran yang mungkin akan bermanfaat bagi perusahaan.


(14)

BAB II

PROFIL KAP SYAMSUL BAHRI TRB & REKAN

A.

Gambaran Umum KAP Syamsul Bahri TRB & Rekan

1. Sejarah Ringkas

Pada tahun 1984 – 1996 masing-masing partner adalah staf auditor sampai dengan staf auditor senior pada beberapa Kantor Akuntan Publik di Medan, antara lain :

฀ Kantor Akuntan Publik S. Parman & Co ฀ Kantor Akuntan Publik Drs. Fachrudin, MSM ฀ Kantor Akuntan Publik Katio & Rekan

฀ Kantor Akuntan Publik Oman Komaruddin & Rekan ฀ Kantor Akuntan Publik Bustamam Rahim

฀ Kantor Akuntan Publik Albert Pakpahan & Rekan ฀ Kantor Akuntan Publik Moenaf Hamid Regar

(dapat dilihat pada Curriculum Vitae masing-masing Partner, terlampir)

Pada Tahun 1996 - 2004 mendirikan dan tergabung dalam Kantor Akuntan Publik Dra. Ade Fatma Lubis, MAFIS, MBA & Rekan, masing-masing berkedudukan sebagai Partner.


(15)

Pada Tahun 2005 memisahkan diri dari Kantor Akuntan Publik Dra. Ade Fatma Lubis, MAFIS, MBA & Rekan, dan mendirikan Kantor Akuntan Publik Syamsul Bahri TRB & Rekan

2. Struktur Organisasi dan Personalia

STRUKTUR ORGANISASI DAN SUSUNAN PERSONALIA

Gambar 2.1 Bagan Struktur KAP Syamsul Bahri TRB & Rekan Sumber : Kantor Akuntan Publik Syamsul Bahri TRB & Rekan

Managing P a r t n e r

D i v i s i A u d i

t

D i v i s i Perpajaka

n P a r t n e r

D i v i s i Perancang

an Sistem D i v i s i

Pembinaa n & Komunika

si

D i v i s i Bidang U m u m

P e l a k s a n a L a p a n g a n D i v i s i

Administr asi


(16)

Susunan Personalia :

Managing Partner : Drs. Syamsul Bahri TRB, MM, CPA, Ak P a r t n e r : Drs. Irwan Djanahar, MAFIS, CPA, Ak

Drs. Arifin Hamzah, MM, CPA, Ak

Divisi A u d i t : Drs. A. Karim Ali, Ak

Divisi Prcng. Sistem : Drs. Irwan Djanahar, MAFIS, Ak Divisi Perpajakan : Drs. Arifin Hamzah, MM, Ak Divisi Bidang Umum : Drs. Ramli Puteh, Ak

Divisi Pemb. & Kom. : Dorlen Advensius Saragih, SE. Divisi Administrasi : Muninta Munte G, Ssos

Budi Harsono

Pelaksana Lapangan :

○ Dony Yushera Pohan, SE. ○ Maslija Noviani Iwai, SE ○ Faisal Hakim, A. Md. ○ Sry Wahyuni

○ M. Hubban Kamily, A.Md ○ Rio Kurnia Ginting Suka, A.Md

○ Denny Arifin, SE ○ T. Qaedi Aufar ○ T. Radhifan Syauqi ○ Rika Handayani, SE ○ Irani Utamy, SE ○ Ilham Ramadhan, SE


(17)

3. Job Description

Setiap jenjang mempunyai wewenang yang menjadi pokok kegiatan dalam menjalankan tugas, sebagaimana yang tertera dalam struktur organisasi.

1. Managing Partner

• Menandatangani perikatan dengan pihak lain untuk dan atas nama perusahaan, baik terkait dengan aktivitas operasi normal perusahaan, maupun peminjaman/meminjamkan uang kepada pihak lain, ataupun menjual/membeli aset untuk kepentingan perusahaan, serta perikatan lainnya yang memenuhi ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku

• Menunjuk/membentuk tim kerja lapangan untuk masing-masing kegiatan terkait perikatan yang telah disepakati dengan klien termasuk menetapkan Penanggung jawab Tim (penandatangan laporan), Supervisi, Anggota maupun jabatan lainnya yang diperlukan dalam tim

• Memeriksa/menandatangani laporan hasil pekerjaan seperti Laporan Auditor Independen atau laporan lainnya terkait dengan pekerjaan perusahaan

• Menandatangani Cek/Bilyet Giro Bank bersama salah seorang Partner untuk kepentingan perusahaan


(18)

• Mengotorisasi anggaran yang disusun Divisi Administrasi, baik anggaran rutin maupun anggaran tidak rutin setiap bulan atau setiap kegiatan

• Menandatangani Laporan Keuangan Perusahaan, atau laporan-laporan lainnya untuk kepentingan perusahaan

• Menetapkan rate honorarium tim kerja lapangan

• Bersama-sama partner menetapkan gaji/honorarium tetap (rutin) staf dan karyawan

• Menandatangani surat-surat keluar untuk kepentingan perusahaan, seperti penawaran, penagihan, kwitansi, faktur pajak, pemberitahuan, atau surat-surat keluar lainnya

2. Partner

• Jika Managing Partner tidak berada ditempat/berhalangan, Partner dapat menandatangani perikatan dengan pihak lain untuk dan atas nama perusahaan, baik terkait dengan aktivitas operasi normal perusahaan, maupun peminjaman/meminjamkan uang kepada pihak lain, ataupun menjual/membeli aset untuk kepentingan perusahaan, serta perikatan lainnya yang memenuhi ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku

• Jika Managing Partner tidak berada ditempat/berhalangan, Partner dapat menunjuk/membentuk tim kerja lapangan untuk


(19)

masing-masing kegiatan terkait perikatan yang telah disepakati dengan klien termasuk menetapkan Penanggung jawab Tim (penandatangan laporan), Supervisi, Anggota maupun jabatan lainnya yang diperlukan dalam tim

• Jika Managing Partner tidak berada ditempat/berhalangan, Partner dapat menunjuk/membentuk tim kerja lapangan untuk masing-masing kegiatan terkait perikatan yang telah disepakati dengan klien termasuk menetapkan Penanggung jawab Tim (penandatangan laporan), Supervisi, Anggota maupun jabatan lainnya yang diperlukan dalam tim

• Memeriksa/menandatangani laporan hasil pekerjaan seperti Laporan Auditor Independen atau laporan lainnya terkait dengan pekerjaan perusahaan

• Menandatangani Cek/Bilyet Giro Bank bersama-sama dengan Managing Partner untuk kepentingan perusahaan

• Jika Managing Partner tidak berada ditempat/berhalangan, Partner dapat mengotorisasi anggaran yang disusun Divisi Administrasi, baik anggaran rutin maupun anggaran tidak rutin setiap bulan atau setiap kegiatan

• Jika Managing Partner tidak berada ditempat/berhalangan, Partner dapat menandatangani Laporan Keuangan Perusahaan, atau laporan-laporan lainnya untuk kepentingan perusahaan


(20)

• Jika Managing Partner tidak berada ditempat/berhalangan, Partner dapat menetapkan rate honorarium tim kerja lapangan

• Bersama-sama managing partner menetapkan gaji/honorarium tetap (rutin) staf dan karyawan

• Jika Managing Partner tidak berada ditempat/berhalangan, Partner dapat menandatangani surat-surat keluar untuk kepentingan perusahaan, seperti penawaran, penagihan, kwitansi, faktur pajak, pemberitahuan, atau surat-surat keluar lainnya

3. Divisi Audit

• Mengkoordinir tim kerja lapangan baik yang melaksanakan general audit, special audit, atau audit lainnya atas kontrak kerja yang telah ditandatangani perusahaan

• Mengkoordinir penyusun audit program dan audit prosedur oleh tim untuk masing-masing penugasan yang akan diimplementasikan • Memberi pemahaman atas tugas tim sesuai tugas masing-masing

personil

• Menetapkan, memonitor dan mengevaluasi tugas-tugas personil dalam tim kerja lapangan sesuai dengan struktur tim yang telah dibentuk perusahaan

• Menandatangani/memparaf serta membubuhi tanggal pada kertas kerja hasil pemeriksaan (audit)


(21)

• Mensupervisi pekerjaan audit yang dilaksanakan tim

• Mengkoordinir penyusunan serta memelihara sampai dengan penyimpanan kertas kerja

• Mengkoordinir, mengevaluasi, menyusun, mereview laporan hasil pemeriksaan

• Memonitor, memastikan terpenuhinya jadwal pekerjaan sesuai kontrak kerja

4. Divisi Perancangan Sistem

• Mengkoordinir tim kerja lapangan dalam melaksanakan perancangan sistem sesuai kontrak kerja yang telah ditandatangani perusahaan

• Mengkoordinir penyusun perencanaan tugas oleh tim untuk masing-masing penugasan yang akan dilaksanakan rancang bangun sistem

• Memberi pemahaman atas tugas tim sesuai tugas masing-masing personil

• Menetapkan, memonitor dan mengevaluasi tugas-tugas personil dalam tim kerja lapangan sesuai dengan struktur tim yang telah dibentuk perusahaan

• Menandatangani/memparaf serta membubuhi tanggal pada kertas kerja hasil rancangan


(22)

• Mengkoordinir penyusunan serta memelihara sampai dengan penyimpanan dokumen kerja, seperti source programs, flowchart, data flow diagram, struktur data, input layouts, output layouts dan lain sebagainya

• Mengkoordinir, mengevaluasi, menyusun, mereview hasil pekerjaan rancang bangun

• Memonitor, memastikan terpenuhinya jadwal pekerjaan sesuai kontrak kerja

5. Divisi Perpajakan

Mengkoordinir tim kerja lapangan dalam melaksanakan dibidang perpajakan atas kontrak kerja yang telah ditandatangani perusahaan • Mengkoordinir penyusun perencanaan tugas oleh tim untuk

masing-masing penugasan yang akan diimplementasikan

• Memberi pemahaman atas tugas tim sesuai tugas masing-masing personil

• Menetapkan, memonitor dan mengevaluasi tugas-tugas personil dalam tim kerja lapangan sesuai dengan struktur tim yang telah dibentuk perusahaan

• Menandatangani/memparaf serta membubuhi tanggal pada kertas kerja sesuai dengan penugasan


(23)

• Mengkoordinir penyusunan serta memelihara kertas kerja pekerjaan • Mengkoordinir, mengevaluasi, menyusun, mereview laporan hasil

pejerjaan

• Memonitor, memastikan terpenuhinya jadwal pekerjaan sesuai kontrak kerja

6. Divisi Bidang Umum

Membuat dan mengusulkan perencanaan perkembangan usaha perusahaan sesuai perkembangan dan kemampuan pendanaan perusahaan

• Membina hubungan dengan klien, calon klien, atau institusi lainnya agar terjalin hubungan yang sehat sesuai peraturan yang berlaku

• Melakukan penagihan atas piutang perusahaan dengan berkoordinasi dengan Divisi administrasi atas tagihan-tagihan yang jatuh tempo

• Menyusun rencana, dan menyelengarakan kegiatan yang bersifat non formal seperti rekreasi pimpinan, staf dan karyawan, kegiatan keagamaan, serta kegiatan lainnya guna membina kekompakan, kekeluargaan seluruh keluarga besar perusahaan

• Menyelenggarakan program kegiatan yang dapat memotivasi staf dan karyawan dalam rangka peningkatan serta rasa memiliki,


(24)

7. Divisi Pembinaan dan Komunikasi

• Menseleksi atas lamaran-lamaran yang diterima perusahaan, serta mengusulkan penerimaan staf sesuai kebutuihan perusahaan

• Menyelenggarakan Program Pendidikan Berkelanjutan (PPL) dilingkungan perusahaan, bagi staf lapangan sesuai kebutuhan dan perkembangan sesuai bidang pekerjaan dan aktivitas perusahaan • Mengusulkan, mengikut sertakan Akuntan Publik (AP), Staf

Auditor, Staf Ahli lainnya pada PPL yang diselenggarakan diluar perusahaan sesuai kebutuhan dan kemampuan perusahaan

• Mentabulasi tugas-tugas staf auditor lapangan, staf ahli, atau staf pelaksana lapangan lainnya, serta membuat laporan bulanan serta akumulasinya untuk menetapkan jenjang/predikat staf dimaksud • Mengusulkan penetapan atau kenaikan jenjang/predikat staf auditor

lapangan, staf ahli, atau staf pelaksana lapangan lainnya

• Menghitung/mentabulasi serta melaporkan secara periodik Satuan Kredit Pendidikan (SKP) dari masing-masing akuntan publik, staf auditor lapangan, staf ahli, atau staf pelaksana lapangan lainnya • Membuat laporan tahunan sesuai batas waktu yang ditetapkan atas

SKP Akuntan Publik yang terkumpul setiap periodenya 8. Divisi Administrasi

• Mengkoordinir, menyelenggarakan, memonitoring, pekerjaan administrasi seperti pembuatan konsep surat sesuai kebutuhan,


(25)

pengetikan surat-surat keluar, termasuk penawaran, kontrak kerja, company profile, surat penagihan, kwitansi tagihan, faktur pajak dan lain sebagainya

• Menyusun, membuatan anggaran atas perencanaan keuangan perusahaan baik anggaran rutin maupun tidak rutin sesuai kebutuhan

• Menyusun, membuat laporan keuangan bulanan atau tahunan atas kegiatan perusahaan

• Membuat laporan tahunan sesuai format yang ditetapkan sesuai jadwal untuk disampaikan ke Pusat Pembinaan Akuntan dan Jasa Peninai (PPAJP), Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI)

• Menyelenggarakan dokumentasi, kewajiban perusahaan dibidang perpajakan

• Menjaga, memelihara, mengusulkan kebutuhan aset-aset perusahaan, termasuk kebersihan dilingkungan kantor

• Menjaga, memelihara ataupun menjamin ketersediaan kebutuhan Alat Tulis Kantor (ATK) atau kebutuhan kantor lainnya

• Memonitor, membayar sesuai jadwal kewajiban-kewajiban perusahaan, sesuai ketersediaan uang kas perusahaan

• Melaporkan kepada pimpinan sesegera mungkin jika kebutuhan/ketersediaan dana perusahaan tidak mencukupi


(26)

• Menyelenggarakan pengarsipan dokumentasi perusahaan, meliputi surat masuk, surat keluar, kontrak kerja, kertas kerja pemeriksaan, serta dokumentasi lainnya

• Mengelola kas kecil, termasuk pengisian kembali kas sesuai ketentuan

• Menyelenggarakan administrasi perbankan atas rekening perusahaan

9. Pelaksana Lapangan

• Melaksanakan tugas sebagaimana penunjukan/pembentukan tim kerja yang ditetapkan perusahaan, baik tim audit, rancang bangun, perpajakan atau bidang lainnya

• Ikut serta menyusun audit program, audit prosedur, perencanaan rancang bangun, perencanaan perpajakan atau bidang lainnya dibawah koordinasi masing-masing ketua tim/kepala divisi/penanggung jawab

• Menyiapkan kertas kerja pemeriksaan, dokumentasi lainnya, serta mengarsipkan sesuai dengan petunjuk, atau aturan-aturaan yang telah digariskan dibawah koordinasi masing-masing ketua tim/kepala divisi/penanggung jawab

• Menyiapkan laporan hasil pekerjaan sesuai penugasan dibawah koordinasi masing-masing ketua tim/kepala divisi/penanggung jawab


(27)

• Menjaga atau memastikan terpenuhinya jadwal pekerjaan sesuai kontrak kerja

4. Jaringan Usaha/Kegiatan

Dalam menjalankan kegiatan usahanya KAP Syamsul Bahri TRB & Rekan membentuk suatu jaringan agar mendapatkan pekerjaan sesuai dengan bidang usahanya, antara lain mengikuti pelatihan-pelatihan khusus agar dapat mengerjakan pekerjaan sesuai spesifikasi yang digariskan institusi pemberi kerja. Sebagai contoh mengikuti pelatihan Auditor untuk dan atas nama Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia (BPKRI), dengan mendapatkan sertifikat ini Kantor Akuntan dapat melakukan audit pada entitas publik seperti dilingkungan Pemerintah Daerah antara lain Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dilingkungan Pemerintah Kabupaten atau Pemerintah Kota, ataupun entitas publik lainnya seperti Audit pada Komisi Pemilihan Umum. Mengikuti pelatihan Audit Dengan Prosedur Disepakati untuk kepentingan Audit Dana Kampanye ataupun Audit Belanja Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada). Mengikuti pelatihan khusus Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam LK), agar dapat mengaudit perusahaan dilingkungan Bapepam LK ataupun, atau terdaftar sebagai Auditor Bapepam LK.

Disamping mengikuti pelatihan-pelatihan khusus sebagaimana diuraikan diatas perusahaan juga mengikuti seleksi agar terdaftar sebagai rekanan dilingkungan perbankan dengan tujuan dapat mengaudit nasabah bank untuk kepentingan


(28)

Untuk mengembangkan atau menciptakan pekerjaan baru dari klien yang sudah ada, ditawarkan pada perusahaan klien tersebut untuk jenis pekerjaan baru yang dibutuhkan perusahaan dimaksud seperti rancang-bangun sistem informasi akuntansi bagi perusahaan yang sistem informasi akuntansinya masih belum memadai, atau mengganti sistem informasi akuntansi dari sistem manual ke sistem yang berbasis komputer, ataupun membangun modul-modul khusus yang dibutuhkan perusahaan seperti Modul Piutang, Modul Hutang, Modul Persediaan dan lain sebagainya.

Disamping usaha-usaha diatas juga kantor akuntan membina hubungan dengan klien agar kebutuhan klien terpenuhi, tanpa harus melanggar aturan yang berlaku, dengan harapan klien akan tetap membutuhkan kantor akuntan ditahun-tahun mendatang. Aturan yang berlaku untuk melaksanakan General Audit disuatu perusahaan kantor akuntan dapat melaksanakan audit selama 6 (enam) tahun berturut-turut, dengan syarat akuntan publik yang menandatangi laporan harus dirotasi untuk 3 (tiga) tahun berturut-turut, dengan perkataan lain kantor akuntan publik yang sama dapat mengaudit selama enam tahun, dimana tiga tahun pertama ditandatangani oleh salah seorang rekan, tiga tahun berikutnya oleh rekan yang lain dari kantor akuntan yang sama.

5. Kinerja Usaha Terkini

Pada tahun 2010 Kantor Akuntan Publik Syamsul Bahri TRB & Rekan mendapat penghargaan “International Good Company Award 2010” dalam katagore ”Best Accountant Public and Service Exellent of the Year” dari lembaga


(29)

International Achievement Foundation pada tanggal 26 Nopember 2010 di Hotel Le Meridien Jakarta, sertifikat penghargaan dimaksud turut ditandatangani Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat Republik Indonesia Bapak Dr. H. R. Agung Laksono dan Menteri Kebudayaan dan Parawisata Republik Indonesia Bapak Ir. Jero Wacik, SE.

Pada tahun yang sama pimpinan perusahaan bapak Drs. Syamsul Bahri TRB, MM, CPA, Ak sebagai Managing Parner terpilih menjadi salah satu dari “Super 50 Tokoh Pengusaha, Profesional dan Pendidik Indonesia edisi Oktober 2010” yang dilaksanakan oleh Pusat Profil dan Biografi Indonesia.

Pada tanggal 17 desember 2010 di Hotel Kartika Chandra Jakarta bapak Drs. Syamsul Bahri TRB, MM, CPA, Ak Managing Parner KAP juga terpilih sebagai “Tokoh Peduli Anak Bangsa 2010” oleh Yayasan Restu Bunda, sertifikat penghargaan turut ditandatangani oleh Menteri Negara Lingkungan Hidup Republik Indonesia Bapak Prof. Dr. Ir. Gusti Muhammad Hatta, MS.

Dengan mendapat berbagai penghargaan dimaksud memberikan nilai lebih bagi kantor akuntan dalam mendapatkan pekerjaan dan kepercayaan dari berbagai pihak, dengan demikian lebih meningkatkan daya jual perusahaan dibandingkan perusahaan sejenis sebagai kompetitor.

Kantor Akuntan memiliki Pedoman Pengendalian Mutu Perusahaan yang digunakan baik bidang administrasi maupun bidang teknis dalam menjalankan kegiatan usahanya, sehingga standarisasi pekerjaan administrasi serta teknik dapat terjaga dengan baik dan bisa dipertanggung-jawabkan.


(30)

Disamping hal tersebut kantor akuntan selalu mengikut sertakan rekan ataupun staf untuk mengikuti Pendidikan Profesional Berkelanjutan (PPL) baik yang dilaksanakan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) maupun lembaga lainnya sesuai bidang usaha kantor akuntan. PPL dimaksud ada yang dilaksanakan di Medan, Jakarta atau kota-kota lainnya seperti Bandung. Juga kantor akuntan melaksanakan Inhouse Training bagi staf auditornya terutama materi-materi terkini yang dibutuhkan bidang usahanya dengan nara-sumber dari lingkungan intern perusahaan, yang dikuti oleh seluruh staf auditor lapangan dilingkungan perusahaan.

Hal ini telah teruji dimana perusahaan pada tahun 2010 mendapat pemeriksaan dari Pusat Pembinaan Akuntan Publik dan Jasa Penilai (PPAJP) Departemen Keuangan Republik Indonesia dari Jakarta dengan hasil kantor akuntan hanya memerlukan sedikit pembenahan di arsip kertas kerja pemeriksaan.

6. Rencana Kegiatan

Untuk meningkatkan daya saing dengan perusahaan sejenis kantor akuntan tetap menjaga mutu baik administrasi maupun teknis dengan jalan mengikuti Pedoman Pengendalian Mutu Perusahaan yang telah ditetapkan. Disamping itu perusahaan secara periodik selalu menyususun proyeksi anggaran anggaran penerimaan dan pengeluaran Kas dan Bank, terutama kebutuhan biaya-biaya rutin yang harus dipenuhi setiap bulannya, hal ini dilakukan agas ketersediaan dana tetap terjaga.


(31)

Untuk meningkatkan penguasaan materi sesuai kebutuhan usaha terutama issue-issue terkini, perusahaan selalu merencanakan pelatihan-pelatihan Inhouse Training dengan nara sumber para rekan atau auditor senior, serta mengikuti PPL diluar perusahaan baik bagi rekan, auditor senior, maupun staf auditor lapangan. Disamping kegiatan sebagaimana tersebut diatas kantor akuntan juga secara rutin (minimal setahun sekali) melakukan rekreasi yang didanai perusahaan baik bagi pimpinan, staf, maupun divisi administrasi juga melibatkan seluruh keluarga besar KAP, sebagai refessing, mencegah kejenuhan serta membina silaturrahmi keluarga besar perusahaan. Tidak lupa juga perusahaan melaksanakan kegiatan-kegiatan sosial guna membina hubungan baik dengan lingkungan dan meningkatkan spiritual individu dilingkungan perusahaan.

B. Akuntansi Aktiva Tetap 1. Penggolongan Aktiva Tetap

KAP Syamsul Bahri TRB & Rekan mendefinisikan aktiva tetapnya sebagai aktiva (asset) yang mempunyai bentuk fisik, dapat memberikan suatu manfaat ekonomis untuk perusahaan selama periode ke depan (lebih dari 1 tahun), dan yang mana dapat dilakukan pengukurannya dengan mudah. Dalam perusahaan baik itu perusahaan jasa, dagang atau industri, tidak semua memiliki jenis dan pengklasifikasian aktiva tetap yang sama. Hal ini tergantung dari kebutuhan serta kebijakan yang telah ditetapkan pada masing-masing perusahaan.


(32)

Di bawah ini merupakan penggolongan aktiva tetap pada KAP Syamsul Bahri TRB & Rekan, sebagaimana untuk lebih lengkapnya mengenai jenis-jenis aktiva tetap dapat dilihat pada lampiran, antara lain :

PENGGOLONGAN AKTIVA TETAP KAP SYAMSUL BAHRI TRB & REKAN

NO. NAMA AKTIVA THN

PRLHN

A TANAH DAN BANGUNAN

1 Tanah Tapak Kantor 2008

2 Gedung Kantor 2008

3 Tangga dan Jerajak Jendela 2008

4 Pengembangan Lantai 4 2010

B MESIN DAN KENDERAAN

1 Genset Listrik 2006

2 Sepeda Motor "Honda" 2008 3 Mobil CRV 2.000 cc manual - 2010 2010

C PERALATAN KANTOR

1 Air Conditioner 2005

2 Faximili 2005

3 Komputer 2005

4 Printer 2005

5 Water Dispenser 2005

6 Kalkulator 2005

7 Kursi Lipat 2005

8 Kursi Putar 2005

9 Kursi Tamu Biru 2005

10 Lemari Besi 2005

11 Lemari Buku 2005

12 Meja Biro 2005

13 Meja Komputer 2005

14 Meja Serbaguna 2005

15 Telephone 2005

16 Kursi Tamu (set) 2006

17 Meja Makan dan Kursi Plastik 2006


(33)

19 Laptop Merk "Toshiba" 2007 20 Laptop Merk "Acer" 2007 21 Printer Merk "Canon P 1700" 2007 22 Printer Merk "Canon P 1880" 2007 23 Laptop Merk "Toshiba" 2008

34 Brankas 2008

25 HP Nokia 2008

26 Komputer 2008

27 Print IP 1880 + Infus 2008

28 Proyektor dan Screen Toshiba

TDP0S8 2008

29 Air Conditioner Mitshubishi 2008

30 Kursi Manager 2008

31 Kursi Meeting 2008

32 Lemari Buku 2008

33 Meja & Kursi Komputer 2008

34 Meja Brankas 2008

35 Meja Manager 2008

36 Meja Office 2008

37 Listrik dan Instalasi 2008

38 PAM dan Instalasi 2008

39 Telephone, Speedy dan Instalasi 2008 40 Plakat Nama Perusahaan 2008

41 Komputer PC 2009

42 Laptop HP P.CQ40-121TU 2009 43 Printer HP Laser Jet 1006 2009

44 Printer HP Colour 2009

45 Mesin Jilid Ring Gemed 31WA 2009

46 Meja Printer 2009

47 Stabilizer 1o KVA 2009

48 Lukisan Kaligrafi 2009

49 Printer HP Deskjet 2009

50 Lemari 2009

51 Protect TV 14 inci 2009

52 Arrow 5 Layer Rack Hitam 2009 53 Kursi Arrow Merah (4 unit) 2009 54 Rack Club Tower SSN 4TRL 2009

55 Lemari BK PIQ 5962 2009

56 Kalkulator Casio 2 buah 2010 57 Printer Dotmatrix LQ 2180 2010


(34)

2. Penentuan Harga Perolehan Aktiva Tetap

Harga perolehan menurut KAP Syamsul Bahri TRB & Rekan merupakan harga pembelian aktiva tetap ditambah dengan semua biaya yang wajib dikeluarkan sampai aktiva tersebut siap digunakan dalam operasi normal perusahaan, serta dapat dicatat sebagai bagian dari aktiva tetap. Biaya-biaya perolehan aktiva tetap tersebut, meliputi :

- Biaya pembelian atau biaya sewa aktiva tetap - Biaya pemasangan

- Biaya pengangkutan

- Bea cukai dan pajak lain-lain

- Ongkos resmi atau ongkos bayaran lainnya Sebagai contoh :

KAP Syamsul Bahri TRB & Rekan membeli sebuah komputer sengan harga Rp.10.000.000,- . Biaya pemasangan Rp.100.000,- dan biaya pengangkutan Rp.50.000,-. Maka jurnal yang dicatat adalah sebagai berikut :

Aktiva Tetap – Komputer Rp.10.150.000,-

Kas/Bank Rp.10.150.000,-

3. Metode Penyusutan Aktiva Tetap

KAP Syamsul Bahri TRB & Rekan melakukan perhitungan terhadap seluruh aktiva tetapnya, kecuali tanah atau hak atas tanah. Pada umumnya metode penyusutan yang digunakan adalah Metode Garis Lurus (Straight Line Method). Penyusutan aktiva tetap pada perusahaan ini dihitung dan dicatat setiap tahun.


(35)

Umur ekonomis aktiva tetap untuk periode tertentu diharapkan dapat memberikan kebaikan dan keuntungan kepada perusahaan. Biaya perbaikan dan pemeliharaan dalam meningkatkan umur ekomonis aktiva tetap dihitung untuk memprediksi seberapa besar nilai sisa (residu) dari hasil pemakaian aktiva tetap tersebut.

Perhitungan aktiva tetap dengan menggunakan metode garis lurus didasarkan pada beberapa anggapan, yaitu:

 Umur ekonomis / manfaat suatu aktiva tetap akan mengalami penurunan nilai secara proporsional untuk setiap periode akuntansinya.

 Biaya refisi dan pemeliharaan aktiva tetap setiap periode jumlahnya relatif sama.

 Penggunaan aktiva tetap dari tahun ke tahun relatif tetap.

4. Pengeluaran yang Berhubungan dengan Aktiva Tetap

Disamping harga perolehan semula suatu aktiva tetap, sering terjadi biaya lain yang menyangkut efisiensi atau kapasitas aktiva tersebut selama umur ekonomisnya. Sering sukar membedakan pengeluaran yang menambah manfaat aktiva tersebut untuk waktu lebih dari satu periode akuntansi dengan pengeluaran yang hanya memberikan manfaat dalam periode dimana pengeluaran itu terjadi. Pengeluaran untuk menambah aktiva tetap merupakan pengeluaran modal. Sedangkan pengeluran untuk pemeliharaan dan perbaikan aktiva tetap yang sifatnya berulang harus diklasifikasikan sebagai pengeluaran pendapatan.


(36)

Berdasarkan kebijakan kapitalisasi yang diterapkan pada KAP Syamsul Bahri TRB & Rekan, biaya-biaya tambahan yang dikeluarkan tersebut merupakan hasil dari:

- Suatu perbaikan atau kemajuan aktiva tetap, yang mana pengeluaran tersebut diharapkan untuk meningkatkan sekurang-kurangnya 25% kapasitas aktiva tetap yang ada sebelumnya.

- Suatu pembaharuan atau retonasi aktiva tetap, yang mana pengeluaran tersebut diharapkan untuk memperpanjang masa penyusutan semula dari masing-masing jenis atau kelompok aktiva tetap sekurang-kurangnya 25%, tetapi tidak lebih dari satu tahun.

Adapun pengelompokan biaya-biaya tambahan yang dikeluarkan selama atau dalam masa pemakaian aktiva tetap, antara lain:

a). Biaya yang dikapitalisir

Menurut KAP Syamsul Bahri TRB & Rekan, suatu biaya yang dikeluarkan agar dapat dikategorikan sebagai biaya yang dikapitalisir, apabila:

 Pengeluaran yang dimaksud nilainya sama atau lebih dari Rp. 10.000.000.

 Mempunyai sisa masa manfaat atau jangka waktu sewa yang lebih dari satu tahun.

 Biaya yang dikeluarkan dapat meningkatkan provitabilitas suatu aktiva tetap. Contohnya: biaya perluasan bangunan, biaya penambahan komputer, dan lain-lain.


(37)

b). Biaya untuk pemeliharaan dan perawatan aktiva tetap.

Apabila biaya-biaya yang dikeluarkan selama masa pemakain aktiva tetap tidak memenuhi syarat sebagai biaya yang dikapitalisir, maka biaya tersebut dikategorikan perusahaan ini sebagai biaya pada saat terjadinya yang ditentukan apabila:

 Biaya tambahan yang dimaksud nilainya kurang dari Rp. 10.000.000.  Mempunyai sisa masa manfaat atau jangka waktu sewa yang kurang

dari satu tahun.

 Contohnya seperti: biaya perbaikan dan pemeliharaan rutin.

5. Pelepasan dan Penghapusan Aktiva Tetap

Aktiva tetap yang tidak bermanfaat lagi dalam kegiatan operasional perusahaan, mungkin akan dihancurkan, dijual atau ditukar tambah dengan aktiva lain. Perlakuan akuntansi terhadap pencatatan mengenai pelepasan dan penghapusan aktiva tetap pada PT. Trakindo Utama Sumatera Area, dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu :

a). Penjualan Aktiva Tetap

Semua aktiva yang mengalami penyusutan baik berdasarkan jenis atau kelompok dijual secara tunai, serta melalui pertimbangan lainnya yang diuraikan dalam hal moneter. Selisih antara hasil penjualan aktiva tetap dengan nilai buku bersih diakui sebagai laba atau rugi. Penjualan atas tanah dicatat dengan cara yang sama, kecuali tidak adanya akumulasi penyusutan.


(38)

Sebagai contoh jurnal penjualan aktiva tetap pada KAP Syamsul Bahri TRB & Rekan:

Kas / Bank xxxxxx

Akumulasi penyusutan Aktiva tetap xxxxxx

Aktiva Tetap kendaraan xxxxxx

Laba Penjualan Aktiva Tetap xxxxxx

b). Penyumbangan Aktiva Tetap

Aktiva tetap yang disumbangkan, pencatatannya hampir sama dengan pelepasan aktiva tetap dengan cara dijual, akan tetapi dengan cara ini tidak ada pengakuan laba (pendapatan). Serta apabila terjadi rugi dicatat sebagai suatu pemberian sikap toleransi.

c). Penghapusan Aktiva Tetap Sepenuhnya.

Dalam hal ini dilakukan pada saat aktiva tetap telah ditinggalkan secara permanen dari penggunaan dan manfaatnya. Dengan kata lain aktiva tetap tersebut sudah lama tidak ada.


(39)

BAB III

AKUNTANSI AKTIVA TETAP

Sebagaimana yang telah disajikan dalam Bab II sebelumnya mengenai akuntansi aktiva tetap yang telah diterapkan pada KAP Syamsul BAhri TRB & Rekan. Maka dalam Bab ini, penulis juga akan menguraikan beberapa teori yang berhubungan dengan akuntansi aktiva tetap. Hal tersebut penulis lakukan guna mengadakan suatu analisa komparatif sekaligus evaluasi, sebagai hasil dari kedua bab materi pembahasan.

A. Penggolongan Akiva Tetap

Menurut Warren, Reeve dan Fees (2006; 506) “aktiva tetap dapat digolongkan sebagai berikut: tanah, bangunan, pengembangan tanah, mesin dan peralatan, kendaraan”.

Aktiva yang digunakan dalam operasi perusahaan digolongkan kedalam dua kategori yaitu aktiva berwujud dan aktiva tidak bewujud. Penggolongan semacam ini dikemukakan oleh Stice & Skousen (2005; 201), adalah sebagai berikut:

1. Aktiva tetap yang berwujud (tangible fixed assets)

Aktiva tetap berwujud merupakan harta berwujud yang bersifat jangka panjang dalam aktivitas operasi perusahaan, di dalamnya meliputi ; tanah, bangunan, perabot, mesin-mesin, dan peralatan lain yang digunakan untuk menghasilkan atau memudahkan penjualan barang dan jasa.

2. Aktiva tetap tidak berwujud (intangible fixed assets)

Aktiva ini tidak dapat diobservasi atau dilihat secara langsung, di dalamnya berbentuk persetujuan, kontrak, atau paten, tetapi harta


(40)

Menurut Nordiawan, Putra dan Rahmawati (2007; 230), klasifikasi aktiva tetap antara lain :

1. Tanah, termasuk di antaranya tanah yang diperoleh dengan maksud untuk dipakai dalam kegiatan operasional pemerintah dan dalam kondisi siap pakai.

2. Peralatan dan mesin, termasuk diantaranya mesin-mesin dan kendaraan bermotor,alat elektronik, dan seluruh inventaris kantor, dan peralatan lainnya yang nilainya signifikan dan masa manfaatnya lebih dari 12 (dua belas) bulan dan dalam kondisi siap pakai.

3. Gedung dan bangunan, mencakup seluruh gedung dan bangunan yang diperoleh dengan maksud untuk dipakai dalam kegiatan operasional pemerintah dan dalam kondisi siap pakai.

4. Jalan, irigasi, dan jaringan, mencakup jalan, irigasi, dan jaringan yang dibangun oleh pemerintah serta dimilki dan/atau dikuasai oleh pemerintah dan dalam kondisi siap pakai.

5. Aset tetap lainnya, mencakup aset tetap yang tidak dapat dikelompokkan ke dalam kelompok aset tetap tersebut, yang diperoleh dan dimanfaatkan untuk kegiatan operasional pemerintah dan dalam kondisi siap pakai.

6. Konstruksi dalam pengerjaan, mencakup aset tetap yang sedang dalam proses pembangunan namun pada tanggal laporan keuangan belum selesai seluruhnya.

Menurut Mulyadi (2001; 592) penggolongan aktiva tetap berbagi kedalam beberapa bagian yaitu:

1. Lahan yaitu bidang tanah terhampar yang merupakan tempat bangunan berdiri maupun yang masih kosong. Dalam akuntansi apabila ada lahan yang didirikan bangunan di atasnya harus dipisahkan pencatatannya dari lahan itu sendiri,

2. Gedung yaitu bangunan yang berdiri di atas bumi, baik di atas lahan maupun air. Pencatatanya harus terpisah dari lahan yang menjadi lokasi gedung itu,

3. Mesin, mesin termasuk peralatan yang menjadi bagian dari mesin yang bersaangkutan, sedangkan kendaraan, terdiri dari semua jenis kendaraan seperti alat pengangkutan, truk, mobil, kendaraan roda dua, dan lain-lain,

4. Perabot, terdiri dari perabot kantor, perabot laboratorium yang merupakan isi dari suatu bangunan,

5. Peralatan (inventaris), peralatan yang merupakan alat-alat besar yang digunakan dalam perusahaan, seperti: peralatan kantor, peralatan laboratorium, peralatan gudang, dan lain-lain,


(41)

6. Prasarana, perusahaan di Indonesia pada umumnya mengklasifikasikan sarana sepert : jalan, jembatan, dan lain-lain. KAP Syamsul Bahri TRB & Rekan mengklasifikasikan aktiva tetap berdasarkan jenisnya. Aktiva tetap yang digunakan dalam kegiatan operasional perusahaan ini dikategorikan menjadi tiga kelompok, yaitu: (1). Tanah dan bangunan misalnya tanah tapak kantor dan bangunan / gedung kantor, (2). Mesin dan kenderaan, misalnya genset listrik, sepeda motor dan mobil, dan (3). Peralatan kantor, misalnya AC, komputer, kalkulator, meja, dan lemari.

B. Penentuan Harga Perolehan Aktiva Tetap

Pencatatan suatu aktiva tetap pada awalnya sebesar biaya atau harga perolehannya. Harga perolehan aktiva tetap mencakup segala pengeluaran yang perlu dikeluarkan oleh perusahaan, mulai aktiva itu dibeli sampai aktiva tersebut siap untuk dipakai dalam kegiatan normal perusahaan. Di lain pihak, biaya yang berkaitan dengan pembelian aktiva tidak boleh dimasukkan dalam akun aktiva itu, sejauh biaya tersebut tidak meningkatkan kegunaan aktiva yang bersangkutan.

Pada KAP Syamsul Bahri TRB & Rekan, biaya-biaya perolehan aktiva tetapnya meliputi: biaya pembelian aktiva tetap, biaya pemasangan, biaya pengangkutan, bea cukai dan pajak lain-lain, serta ongkos resmi dan bayaran lainnya. Penetapan biaya-biaya ini telah mengikuti pedoman dalam SAK, mengenai biaya perolehan aktiva tetap tersebut.

Menurut buku Standar Akuntansi Keuangan (SAK) pada paragraf 16, biaya perolehan aktiva tetap meliputi:


(42)

(a) harga perolehannya, termasuk bea impor dan pajak pembelian yang tidak boleh dikreditkan setelah dikurangi diskon pembelian dan potongan –potongan lain;

(b) biaya-biaya yang dapat diatribusikan secara langsung untuk membawa aset ke lokasi dan kondisi yang diinginkan agar aset siap digunakan sesuai dengan keinginan dan maksud manajemen; (c) estimasi awal biaya pembongkaran dan pemindahan aset tetap dan

restorasi lokasi aset. Kewajiban atas biaya tersebut timbul karena aset tersebut diperoleh atau karena entitas menggunakan aset tersebut selama periode tertentu untuk tujuan selain untuk menghasilkan persediaan. (Ikatan Akuntan Indonesia; 2007; Hal. 16.4)

Beberapa cara perolehan aktiva tetap, antara lain: 1) Pembelian Tunai

Sebagian besar aktiva tetap pada PT. Trakindo Utama Sumatera Area, diperoleh dengan cara pembelian tunai, maka akun aktiva tetap yang bersangkutan dicatata ke dalam ayat jurnal sebesar harga pembelian, ditambah dengan biaya-biaya lain yang dikeluarkan sehubungan dengan pembelian aktiva tersebut. Hal ini sesuai dengan SAK, pada paragraf 15 tentang aktiva tetap, yaitu: “Suatu aset tetap yang memenuhi kualifikasi untuk diakui sebagai aset pada awalnya harus diukur sebesar biaya perolehan”.(Ikatan Akuntan Indonesia; 2007 ; Hal. 16.4)

Pada umumnya, contoh ayat jurnal yang dicatat dari pembelian aktiva tetap secara tunai adalah:

Tanah xxx

Kas xxx

Jika dalam pembelian aktiva tetap ada potongan harga (discount), maka potongan tersebut dikurangi dari harga belinya, dan jika potongan tersebut tidak


(43)

dimanfaatkan oleh perusahaan, maka harus dicatat sebagai kerugian yang disebut discount loss.

2) Pembelian dengan cara kontrak jangka panjang (angsuran)

Perolehan aktiva tetap dengan kontrak jangka panjang / angsuran untuk beberapa jangka waktu tertentu, maka harga perolehnanya dihitung tergantung pada kontrak jual belinya. Dalam pembelian dengan cara ini, menimbulkan beban bunga yang merupakan selisih antara harga beli tunainya denganharga beli secara angsuran. Bunga yang dikenakan selama angsuran, baik yang secara jelas dinyatakan maupun yang tidak dinyatakan tersendiri, pada dasarnya harus dikeluarkan dari harga perolehannya dan dibebankan sebagai biaya bunga.

3. Dengan pertukaran

Aktiva tetap yang diperoleh dengan cara pertukaran yang dimaksud disini adalah dengan menukarkan aktiva yang sudah lama dengan aktiva yang masih baru. Pertukaran antar aktiva tetap ini dilakukan baik dengan pertukaran aktiva tetap yang sejenis, maupun yang tidak sejenis. Pertukaran aktiva tetap yang sejenis adalah pertukaran yang dilakukan antar aktiva tetap yang mempunyai jenis, sifat dan fungsi yang sama. Sedangkan pertukaran aktiva tetap yang tidak sejenis adalah pertukaran yang dilakukan antar aktiva tetap yang mempunyai jenis dan fungsi yang berbeda. Untuk pertukaran ini, perbedaan antara nilai buku aktiva yang diserahkan dengan nilai wajar yagn digunakan sebagai dasar pencatatan aktiva yang diperoleh pada tanggal transaksi terjadi harus diakui sebagai laba atau rugi


(44)

4) Dengan dibangun sendiri

Pada KAP Syamsul Bahri TRB & Rekan, aktiva tetap berupa bangunan atau gedung yang dijadikan sebagai tempat usaha berasal dari pembelian aktiva tetap. Sehingga dalam hal ini, perusahaan tidak ikut berperan dalam perolehan aktiva tetap yang dibangun sendiri. Hanya saja biaya-biaya berupa renovasi, perluasan bangunan, dan lain sebagainya menjadi tanggungan perusahaan ini, dimana biaya-biaya tersebut merupakan biaya revaluasi aktiva tetap.

Ada beberapa alasan mengapa perusahaan memperoleh aktiva tetap yang dibutuhkan denga cara membuat / dibangun sendiri, yaitu:

 Untuk menekan pengeluaran biaya yang besar

 Untuk memanfaatkan fasilitas atau prasarana dalam perusahaan yang tidak terpakai

 Sebagai bentuk keinginan untuk mendapatkan mutu (kualitas) yang lebih baik

Berdasarkan pedoman yang tercantum dalam SAK paragraf 22, yakni:

Biaya perolehan suatua aset yang dibangun sendiri ditentukan dengan menggunakan prinsip yang sama sebagaimana perolehan aset dengan pembelian atau cara lain. Jika perusahaan membuat aset serupa untuk dijual dalam usaha normal, biaya perolehan aset biasanya sama dengan biaya pembangunan aset untuk dijual. Oleh karena itu, dalam menetapkan biaya perolehan maka setiap laba internal dieliminasi. Demikian pula pemborosan yang terjadi dalam pemakai bahan baku, tenaga kerja, atau sumber daya lain dalam proses kontruksi aset yang dibangun sendiri tidak termasuk biaya perolehan aset. (Ikatan Akuntan Indonesia; 2007; Hal.16.5)\


(45)

5) Sebagai hadiah atau sumbangan

Apabila aktiva tetap yang diterima perusahaan merupakan hadiah dari pihak lain, akan tetapi aktiva tersebut belum pasti menjadi milik perusahaan karena hal itu tergantung atas pelaksanaan perjanjian, maka aktiva tertersebut akan dicatat sebagai elemen yang belum pasti (contigent). Jika hak atas hadiah tersebut sudah dipastikan milik perusahaan, maka contigent asset dapat dicatata sebagai aktiva.

Sesuai pedoman yang tercantum dalam SAK paragraf 28, yang berisikan “Aktiva tetap yang diperoleh dari hibah pemerintah tidak boleh diakui, sampai diperoleh keyakinan bahwa: (a). entitas akan memenuhi kondisi atau persyaratan hibah tersebut, dan (b). hibah akan diperoleh”. (Ikatan Akuntan Indonesia; 2007; Hal.16.6).

Dari uraian mengenai masing-masing cara perolehan aktiva tetap yang telah dijelaskan sebelumnya, dapat diketahui bahwa perlakuan akuntansi dari setiap cara tersebut memiliki pengaruh yang berbeda-beda dalam menentukan harga perolehannya. Begitu juga halnya dengan perlakuan akuntansi terhadap penentuan harga perolehan aktiva tetap pada KAP Syamsul Bahri TRB & Rekan. Pencatatan aktiva tetap dalam pembukuan perusahaan ini berdasarkan atas harga perolehannya, yakni semua biaya yang dikeluarkan mulai dari pembelian maupun nilai kontrak, hingga aktiva tetap tersebut benar-benar siap untuk digunakan dalam kegiatan normal perusahaan.


(46)

Aktiva tetap perusahaan seperti gedung, peralatan, dan perbaikan atas tanah yang akan berkurang kemampuannya untuk memberikan jasa bersamaan dengan berlalunya waktu. Dengan demikian harga perolehan dari aktiva tetap ini harus dialokasikan atau dipindahkan menjadi beban (expense) secara sistematis selama jangka waktu pemakaian atau masa manfaat yang diharapkan dari aktiva tetap yang bersangkutan. Proses mengalokasikan atau memindahkan harga perolehan aktiva tetap tersebut ke akun beban selama jangka waktu pemakaiannya disebut penyusutan (depreciation).

Menurunnya kemampuan akan kegunaan suatu aktiva tetap untuk memberikan jasa bersamaan dengan berlakunya waktu disebabkan oleh dua faktor, yaitu :

(a). Penyusutan fisik yang mencakup keusangan karena pemakaian dan keausan akibat gerakan atau penggunaan yang berlebihan, dan

(b). Penyusutan fungsional yang disebabkan oleh ketidakcukupan kapasitas yang tersedia dengan yang diminta (demands), dan adanya kemajuan teknologi yang mengakibatkan suatu aktiva tetap menjadi usang atau ketinggalan zaman.

Secara umum pencatatan penyusutan aktiva tetap ke dalam ayat jurnal, adalah: Beban Penyusutan xxx

Akumulasi Penyusutan xxx

Dalam hal ini akun beban penyusutan merupakan akun sementara yang disajikan dalam laba-rugi sedangkan akumulasi penyusutan adalah permanen dan merupakan akun kontara terhadap aktiva tetap yang bersangkutan. Jumlah beban penyusutan yang disimpan dalam akun ini, sebagai pengurangan dari harga


(47)

perolehan aktiva tetap, dengan demikian informasi harga perolehan dapat disajikan seperti adanya. Selisih antara harga perolehan aktiva tetap dengan akun penyusutan disebut nilai buku (book value) dari aktiva tersebut.

Perhitungan beban penyusutan aktiva tetap pada KAP Syamsul Bahri TRB & Rekan menggunakan Metode Garis Lurus (Straight Line Method). Penerapan metode ini berlaku untuk hampir seluruh jenis atau kelompok aktiva tetap yang ada pada perusahaan, kecuali tanah dan hak atas tanah. Secara teori, perhitungan beban penyusutan yang digunakan oleh perusahaan ini telah sesuai dengan SAK yang berlaku saat ini. Selain itu, untuk tujuan akuntansi perpajakan perusahaan ini juga menggunakan metode saldo menurun dengan tarif pajak yang berlaku, dan ditujukan khusus untuk jenis dan kelompok aktiva tetap tertentu.

Sebagaimana yang tercantum dalam SAK mengenai metode penyusutan aktiva tetap, pada paragraf 65, yaitu:

Berbagai metode penyusutan yang dapat digunakan unutk mengalokasikan jumlah yang disusutkan secara sistematis dari suatu aset selama umur manfaatnya. Metode tersebut antara lain; metode garis lurus (straight line method), metode saldo menurun (diminishing

balance method), dan metode jumlah unit (sum of the unit method).

(Ikatan Akuntan Indonesia; 2007; Hal:16.11) a. Metode Garis Lurus (Straight Line Method)

Dengan metode ini berarti jumlah beban penyusutan periodik disebabkan secara merata selama taksiran umur aktiva tetap tersebut rumus perhitungan beban penyusutan tahunan metode garis lurus adalah :

Baban penyusutan per tahun =

tahun dalam taksiran Umur Sisa NIlai erolehan P a

Harg −


(48)

Beban penyusutan per tahun = Tarif Penyusutan x (Harga Perolehan – Nilai Sisa)

Misalnya: Taksiran umur manfaat aktiva tetap 5 tahun, maka tarif penyusutan adalah : 20%

5 % 100

=

b. Metode Jumlah Unit Produksi (Sum of Unit Method)

Dalam metode jumlah unit prosuksi akan menghasilkan beban-beban penyusutan yang berbeda-beda atau berfluktuasi sesuai dengan pemakaian aktiva yang sesungguhnya. Untuk menerapkan metode ini umur aktiva dinyatakan dalam kapasitas produktif, seperti jam mesin, kilometer atau pengoperasian.

Dengan rumusan perhitungan: Tarif penyusutan =

jam jumlah dalam taksiran Umur Sisa Nilai aPerolehan

Harg −

Beban penyusutan = Tarif Penyusutan x Jumlah Unit Produksi Yang Sesungguhnya

c. Metode Saldo Menurun (Diminishing Balance Method)

Metode ini menghasilkan beban penyusutan berkala yang semakin menurun sepanjang umur taksiran aktiva itu. Teknik yang paling umum tidak menerapkan metode ini adalah dengan dua kali tarif penyusutan metode garis lurus yang dihitung tanpa memperhatikan nilai sisa, dan menggunakan penyusutan yang dihasilkan terhadap harga perolehan aktiva dikurangi akumulasi penyusutannya.

Tarif penyusutan = 2 (100%) n

x dimana n = umur taksiran aktiva tetap dalam tahun


(49)

Beban penyusutan = Tarif penyusutan x (Harga perolehan – Akumulasi penyusutan)

d. Metode Jumlah Angka Tahun (Sum of Years Digits Method)

Dengan metode ini memberikan hasil beban penyusutan yang sama seperti metode saldo menurun, yaitu semakin menurun setiap tahun selama masa pemakainnya. Beban penyusutan dihitung dengan mengalikan harga perolehan dikurangi nilai sisa taksiran dengan suatu pecahan. Angka penyebut (denominator) di pecahan ibu tetap, yaitu jumlah angka-angka yang menunjukkan umur aktiva. Angka pembilang (numerator) dari pecahan itu yang setiap tahunnya berubah, yaitu jumlah sisa umur aktiva.

Untuk lebih jelasnya, dapat dirumuskan sebagai berikut : Jumlah angka tahun =

2 ) 1 (N + N

Untuk masa manfaat 5 tahun, N = 5, maka jumlah angka tahun 15 2 ) 1 5 ( 5 = + =

Beban penyusutan: Tahun I = 5/15 x (Harga perolehan – Nilai residu)

Tahun II = 4/15 x (Harga perolehan – Beban penyusutan I) D. Pengeluaran yang Berhubungan dengan Aktiva Tetap

Sering terjadi biaya lain menyangkut efisiensi atau kapasitas aktiva tetap selama umur manfaatnya, selain harga perolehan semula aktiva tersebut. Biaya-biaya lain yang dikeluarkan selama proses pemakian aktiva tetap ini dibedakan atas pengeluaran yang menambah manfaat aktiva tersebut untuk waktu lebih dari satu periode akuntansi, dengan pengeluaran yang hanya memberikan dalam periode


(50)

penambahan atau perbaikan pada aktiva tetap sendiri yang meningkatkan nilai total aktiva, atau memperpanjang umur manfaatnya dinamakan dengan Pengeluaran Modal (Capital Expenditures). Sedangkan biaya-biaya yang hanya memberikan manfaat bagi periode berjalan atau biaya yang muncul sebagai bagian dari reparasi dan pemeliharaan normal, dinamakan dengan Pengeluaran Pendapatan (Revenue Expenditures). Contohnya, biaya mengganti busi sebuah mobil, biaya pengecetan gedung, dan sebagainya.

Secara umum, pengeluaran yang biasa terkait dengan aktiva tetap setelah perolehannya, antara lain:

 Penambahan (Additions) terhadap Aktiva Tetap.

Pengeluaran yang menambah suatu aktiva tetap tertentu, harus didebet ke akun aktiva tetap, dan ikut disusutkan selama masa manfaat dari penambahan tersebut. Sebagi contoh adalah biaya menambah sistem pendingin pada gedung.  Perbaikan (Betterment dan Improvement).

Pengeluaran yang dapat meningkatkan efisiensi operasi atau menambah kapasitas suatu aktiva tetap, disebut sebagai suatu perbaikan. Pengeluaran ini didebet ke akun aktiva tetap yang bersangkutan (dikapitalisasi). Sebagai contoh adalah penggantian unit tenaga dari sebuah mesin dengan yang baru yang berkapasitas lebih besar.

 Perbaikan Luar Biasa (Extraodinary repairs)

Pengeluaran yang menambah atau memperpanjang umur atau masa manfaat dari suatu aktiva tetap disebut perbaikan luar biasa. Pengeluaran ini harus didebet ke akun Akumulasi Penyusutan. Beban penyusutan unutk periode


(51)

yang akan datang harus dihitung atas dasar nilai buku dan manfaat yang ditaksir masih tersisa.

 Pemeliharaan (Maintenance)

Pengeluaran ini bertujuan untuk mempertahankan aktiva tetap pada kondisi yang tetap baik. Biaya yang dikeluarkan untuk pemeliharaan aktiva tetap tersebut bersifat biasa dan berulang-ulang, dan tidak menambah umur aktiva. Pengeluaran ini dianggap sebagai pengeluaran pendapatan (revenue expenditures).

 Reparasi (Repairs)

Pengeluaran untuk memperbaiki aktiva dari kerusakannya, atau mengganti alat-alat yang rusak sehingga dapat digunakan kembali disebut pengeluaran reparasi. Apabila pengeluaran itu bersifat biasa dan dimanfaatkan hanya dalam peiode berjalan, maka dianggap sebagai pengeluran pendapatan. Sedangkan, bila bersifat tidak biasa dan dapat memperpanjang umur aktiva, maka didebet akun Akumulasi Penyusutan sebesar jumlah pengeluaran tesebut.

Biaya-biaya tambahan yang dikeluarkan selama atau dalam masa pemakaian aktiva tetap, pada perusahaan ini juga dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu; biaya yang dikapitalisir atau biasa disebut pengeluaran modal, dan biaya sebagai pemeliharaan rutin, reparasi, dan renovasi aktiva tetap, atau biasa disebut pengeluaran pendapatan. Pembagian biaya-biaya tambahan ini secara teoritisnya memang dianjurkan. Oleh karena mengingat pada kebijakan kapitalisasi KAP Syamsul Bahri TRB & Rekan mengenai batas minimum yang


(52)

Batas minimum pengeluaran biaya tambahan yang dikeluarkan untuk masing-masing kelompok adalah kurang dari Rp. 10.000.000, dan sama atau lebih dari Rp.10.000.000. Perusahaan juga mengharapkan dengan dikeluarkannya biaya tambahan ini, maka dapat meningkatkan sekurang-kurangnya 25% kapasitas aktiva tetap yang ada sebelumnya, serta diharapkan juga dapat memperpanjang masa manfaat aktiva tetap sekurang-kurangnya 25%, tetapi tidak lebih dari satu tahun. Selain itu, membedakan kedua kelompok biaya tambahan tersebut adalah hal yang penting bagi perusahaan, agar pendapatan-pendapatan dan beban-beban yagn dihasilkan selama peiode akuntansi dapat disandingkan (match) secara wajar dalam laporan keuangan.

E. Pelepasan dan Penghapusan Aktiva Tetap

Aktiva tetap yang tidak bermanfaat atau tidak digunakan lagi dapat ditarik / dilepaskan dengan cara dibuang, dijual atau ditukar tambah dengan aktiva tetap lainnya. Rincian ayat jurnal untuk mencatat pelepasan aktiva tetap ini dapat bervariasi. Namun, dalam semua cara tersebut, nilai buku aktiva harus dihapus dari akun, yang dilakukan dengan mendebet akun Akumulasi Penyusutan aktiva yang terkait sebesar nilai saldonya pada tanggal pelepasan, dan mengkredit akun Aktiva sebesar biaya atau harga perolehannya.

Aktiva tetap tidak boleh dihapus dari akun hanya karena aktiva tersebut tidak disusutkan secara penuh. Jika aktiva masih digunakan oleh perusahaan, maka biaya dan akumulasi penyusutan harus tetap tercatat dalam buku besar. Hal ini ditujukan untuk mempertahankan akuntabilitas aktiva tersebut dalam buku besar.


(53)

Pada KAP Syamsul Bahri TRB & Rekan, pelepasan dan penghapusan aktiva tetap dilakukan dengan cara dijual, disumbangkan dan dihapuskan secara penuh. Dalam hal ini akan menyebabkan perbedaan perlakuan dan pencatatan akuntansi dalam ayat jurnal. Selisih antara hasil penjualan aktiva tetap dengan nilai buku bersih, akan diakui sebagai laba atau rugi. Laba atau rugi yang tidak diakui perusahaan, akan menambah atau mengurangi jumlah perolehan dari aktiva tetap itu sendiri. Perlakuan akuntansi perusahaan dalam hal ini telah sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan.

Menurut SAK pada paragraf 71, yakni: Pelepasan aset tetap dapat dilakukan dengan berbagai cara (misalnya: dijual, disewakan berdasarkan sewa pembiayaan, atau disumbangkan). (Ikatan Akuntan Indonesia; 2007; Hal: 16.12)

Pada umumnya beberapa cara yang dilakukan dalam pelepasa aktiva tetap, sebagai berikut:

a.Pembuangan / Penghapusan Aktiva Tetap

Apabila suatu aktiva tetap sudah tidak berguna atau bermanfaat lagi bagi perusahaan, serta tidak memiliki nilai sisa atau nilai pasar, maka aktiva tersebut dapat dibuang / dihapuskan (discarded).

Maka bentuk pencatatan ayat jurnalnya:

Akumulasi penyusutan xxx

Aktiva tetap xxx


(54)

b. Penjualan Aktiva Tetap

Apabila suatu aktiva tetap dijual, perusahaan mungkin akan mengalami pulang pokok, menderita rugi, atau memperoleh keuntungan. Dapat digambarkan dengan beberapa kriteria, antara lain sebagai berikut:

o Jika harga jual sama dengan nilai buku aktiva, maka perusahaan akan mengalami pulang pokok, yaitu tidak ada keuntungan maupun kerugian.

o Jika harga jual lebih kecil daripada nilai buku aktiva, maka perusahaan akan menderita kerugian sebesar selisihnya.

o Jika harga jual lebih besar daripada nilai aktiva, maka ada keuntungan sebesar selisihnya tersebut.

Pada KAP Syamsul Bahri TRB & Rekan, selisih antara hasil penjualan aktiva tetap dengan nilai buku bersih diakui sebagai laba atau rugi perusahaan. Penjualan atas tanah dicatat dengan cara yang sama, kecuali tidak adanya akumulasi penyusutan aktiva tetap. Berdasarkan hal ini, dapat disimpulkan bahwa pelepasan aktiva tetap melalui penjualan pada perusahaan ini telah mengikuti SAK, dan dapat dibuktikan dengan pernyataan SAK dalam paragraf 73 yang berbunyi: “Laba atau rugi yang timbul dari penghentian pengakuan suatu aset tetap harus ditentukan sebesar perbedaan antara jumlah neto hasil pelepasan, jika ada, dan jumlah tercatat dari aset tersebut.” (Ikatan Akuntan Indonesia; 2007; Hal: 16.12)


(55)

Pada KAP Syamsul Bahri TRB & Rekan, aktiva tetap yang disumbangkan pencatatannya hampir sama dengan pelepasan aktiva tetap dengan cara dijual. Akan tetapi dengan cara ini tidak ada laba ataatau pendapatan yang diakui. Apabila terjadi rugi, maka dicatat hanya sebagai suatu pemberian sikap toleransi. Berdasarkan hal tersebut, dapat dibenarkan karena ini merupakan kebijakan yang dilakukan oleh masing-masing perusahaan.


(56)

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

Dalam bab terakhir ini penulis akan mencoba menarik beberapa kesimpulan mengenai penerapan akuntansi aktiva tetap pada KAP Syamsul Bahri TRB & Rekan. Selanjutnya dari kesimpulan tersebut, penulis juga mencoba untuk memberikan saran atau masukan yang mungkin dapat bermanfaat bagi perusahaan, pembaca, atau pihak lain yang membutuhkannya.

A. Kesimpulan

Setelah penulis melakukan riset dan pembelajaran pada PT. Trakindo Utama Sumatera Area, secara umum penerapan akuntansi aktiva tetap perusahaan ini sudah memadai dan secara garis besar telah mengikuti Standar Akuntansi Keuangan (SAK) yang berlaku saat ini, tepatnya dalam PSAK No. 16 tentang Aktiva Tetap. Beberapa kesimpulan yang dapat diambil dari keseluruhan bab-bab sebelumnya, adalah sebagai berikut:

1. Perolehan aktiva tetap pada KAP Syamsul Bahri TRB & Rekan sebagian besar dilakukan dengan cara pembelian tunai.

2. Penurunan nilai (penyusutan) aktiva tetap KAP Syamsul Bahri TRB & Rekan dihitung dengan menggunakan metode garis lurus (Straight Line Method), dan perhitungan beban penyusutan aktiva tetap tersebut dilakukan setiap tahun.


(57)

3. Perlakuan akuntansi mengenai pelepasan dan penghapusan aktiva tetap pada KAP Syamsul Bahri TRB & Rekan dilakukan dengan cara dijual, disumbangkan, dan dilakukan penghapusan aktiva tetap sepenuhnya. Masing-masing cara tersebut mempunyai pencatatan ayat jurnal yang berbeda-beda, begitu juga dengan laba atau rugi yang diakui dari hasil pelepasan dan penghapusan aktiva tetap.

B. Saran

Sesuai dengan kesimpulan yang dapat ditarik oleh penulis mengenai penerapan akuntansi aktiva tetap pada KAP Syamsul Bahri TRB & Rekan, untuk selanjutnya penulis mencoba memberikan saran atau masukan yang sesuai dengan kemampuan penulis. Adapun saran-saran yang diberikan, antara lain :

 Metode penyusutan hendaknya menggunakan metode yang berbeda untuk setiap jenis aktiva tetap sesuai dengan penggunaannya, karena dengan menggunakan metode penyusutan yang bervariasi akan memperoleh suatu hasil yang lebih baik jika dibandingkan dengan menggunakan satu metode penyusutan untuk setiap jenis aktiva

 Perusahaan diharapkan dapat mempertahankan dan mengembangkan kebijakan-kebijakan yang telah ditetapkan sehubungan dengan akuntansi aktiva tetap, secara konsisten dan sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan yang berlaku saat ini.


(58)

DAFTAR PUSTAKA

Soemarso S.R, 2002 Akuntansi Suatu Pengantar, Buku Dua, Edisi Kelima, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Mulyadi, 2002, Auditing, Buku Dua, Edisi Kelima, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

2001, Sistem Akuntansi, Edisi Ketiga, Penerbit Salemba Empat, Jakarta. Dunia, A Firdaus, 2005, Ikhtisar Lengkap Pengantar Akuntansi, Edisi Kedua,

Penerbit Fakultas Ekonomi – Universitas Indonesia, Jakarta.

Warren, Carl S, James M.Reeve, Philip E.Fess, 2006, Pengantar Akuntansi, Alih Bahasa oleh Aria Farahmita, Amanugrahami, Taufik Hendrawan, Buku Satu, Edisi ke-21, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Harahap, Sofyan Syafri, 2002, Akuntansi Aktiva Tetap, Cetakan Keempat, Penerbit PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Ikatan Akuntan Indonesia, 2008, Standar Akuntansi Keuangan, Edisi Revisi, Penerbit Salemba Empat : Jakarta.

Ikatan Akuntan Indonesia, 2007, Standar Akuntansi Keuangan, Jilid 1, Penerbit Salemba Empat, Jakarta

Stice, Eral K,James D Stice, K Fred Skousen .2005. Intermediate Accounting, Buku Satu, Edisi 15, Penerbit : Salemba Empat, Jakarta.


(1)

Pada KAP Syamsul Bahri TRB & Rekan, pelepasan dan penghapusan aktiva tetap dilakukan dengan cara dijual, disumbangkan dan dihapuskan secara penuh. Dalam hal ini akan menyebabkan perbedaan perlakuan dan pencatatan akuntansi dalam ayat jurnal. Selisih antara hasil penjualan aktiva tetap dengan nilai buku bersih, akan diakui sebagai laba atau rugi. Laba atau rugi yang tidak diakui perusahaan, akan menambah atau mengurangi jumlah perolehan dari aktiva tetap itu sendiri. Perlakuan akuntansi perusahaan dalam hal ini telah sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan.

Menurut SAK pada paragraf 71, yakni: Pelepasan aset tetap dapat dilakukan dengan berbagai cara (misalnya: dijual, disewakan berdasarkan sewa pembiayaan, atau disumbangkan). (Ikatan Akuntan Indonesia; 2007; Hal: 16.12)

Pada umumnya beberapa cara yang dilakukan dalam pelepasa aktiva tetap, sebagai berikut:

a.Pembuangan / Penghapusan Aktiva Tetap

Apabila suatu aktiva tetap sudah tidak berguna atau bermanfaat lagi bagi perusahaan, serta tidak memiliki nilai sisa atau nilai pasar, maka aktiva tersebut dapat dibuang / dihapuskan (discarded).

Maka bentuk pencatatan ayat jurnalnya:

Akumulasi penyusutan xxx

Aktiva tetap xxx


(2)

b. Penjualan Aktiva Tetap

Apabila suatu aktiva tetap dijual, perusahaan mungkin akan mengalami pulang pokok, menderita rugi, atau memperoleh keuntungan. Dapat digambarkan dengan beberapa kriteria, antara lain sebagai berikut:

o Jika harga jual sama dengan nilai buku aktiva, maka perusahaan akan mengalami pulang pokok, yaitu tidak ada keuntungan maupun kerugian.

o Jika harga jual lebih kecil daripada nilai buku aktiva, maka perusahaan akan menderita kerugian sebesar selisihnya.

o Jika harga jual lebih besar daripada nilai aktiva, maka ada keuntungan sebesar selisihnya tersebut.

Pada KAP Syamsul Bahri TRB & Rekan, selisih antara hasil penjualan aktiva tetap dengan nilai buku bersih diakui sebagai laba atau rugi perusahaan. Penjualan atas tanah dicatat dengan cara yang sama, kecuali tidak adanya akumulasi penyusutan aktiva tetap. Berdasarkan hal ini, dapat disimpulkan bahwa pelepasan aktiva tetap melalui penjualan pada perusahaan ini telah mengikuti SAK, dan dapat dibuktikan dengan pernyataan SAK dalam paragraf 73 yang berbunyi: “Laba atau rugi yang timbul dari penghentian pengakuan suatu aset tetap harus ditentukan sebesar perbedaan antara jumlah neto hasil pelepasan, jika ada, dan jumlah tercatat dari aset tersebut.” (Ikatan Akuntan Indonesia; 2007; Hal: 16.12)


(3)

Pada KAP Syamsul Bahri TRB & Rekan, aktiva tetap yang disumbangkan pencatatannya hampir sama dengan pelepasan aktiva tetap dengan cara dijual. Akan tetapi dengan cara ini tidak ada laba ataatau pendapatan yang diakui. Apabila terjadi rugi, maka dicatat hanya sebagai suatu pemberian sikap toleransi. Berdasarkan hal tersebut, dapat dibenarkan karena ini merupakan kebijakan yang dilakukan oleh masing-masing perusahaan.


(4)

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

Dalam bab terakhir ini penulis akan mencoba menarik beberapa kesimpulan mengenai penerapan akuntansi aktiva tetap pada KAP Syamsul Bahri TRB & Rekan. Selanjutnya dari kesimpulan tersebut, penulis juga mencoba untuk memberikan saran atau masukan yang mungkin dapat bermanfaat bagi perusahaan, pembaca, atau pihak lain yang membutuhkannya.

A. Kesimpulan

Setelah penulis melakukan riset dan pembelajaran pada PT. Trakindo Utama Sumatera Area, secara umum penerapan akuntansi aktiva tetap perusahaan ini sudah memadai dan secara garis besar telah mengikuti Standar Akuntansi Keuangan (SAK) yang berlaku saat ini, tepatnya dalam PSAK No. 16 tentang Aktiva Tetap. Beberapa kesimpulan yang dapat diambil dari keseluruhan bab-bab sebelumnya, adalah sebagai berikut:

1. Perolehan aktiva tetap pada KAP Syamsul Bahri TRB & Rekan sebagian besar dilakukan dengan cara pembelian tunai.

2. Penurunan nilai (penyusutan) aktiva tetap KAP Syamsul Bahri TRB & Rekan dihitung dengan menggunakan metode garis lurus (Straight Line Method), dan perhitungan beban penyusutan aktiva tetap tersebut dilakukan setiap tahun.


(5)

3. Perlakuan akuntansi mengenai pelepasan dan penghapusan aktiva tetap pada KAP Syamsul Bahri TRB & Rekan dilakukan dengan cara dijual, disumbangkan, dan dilakukan penghapusan aktiva tetap sepenuhnya. Masing-masing cara tersebut mempunyai pencatatan ayat jurnal yang berbeda-beda, begitu juga dengan laba atau rugi yang diakui dari hasil pelepasan dan penghapusan aktiva tetap.

B. Saran

Sesuai dengan kesimpulan yang dapat ditarik oleh penulis mengenai penerapan akuntansi aktiva tetap pada KAP Syamsul Bahri TRB & Rekan, untuk selanjutnya penulis mencoba memberikan saran atau masukan yang sesuai dengan kemampuan penulis. Adapun saran-saran yang diberikan, antara lain :

 Metode penyusutan hendaknya menggunakan metode yang berbeda untuk setiap jenis aktiva tetap sesuai dengan penggunaannya, karena dengan menggunakan metode penyusutan yang bervariasi akan memperoleh suatu hasil yang lebih baik jika dibandingkan dengan menggunakan satu metode penyusutan untuk setiap jenis aktiva

 Perusahaan diharapkan dapat mempertahankan dan mengembangkan kebijakan-kebijakan yang telah ditetapkan sehubungan dengan akuntansi aktiva tetap, secara konsisten dan sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan yang berlaku saat ini.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Soemarso S.R, 2002 Akuntansi Suatu Pengantar, Buku Dua, Edisi Kelima, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Mulyadi, 2002, Auditing, Buku Dua, Edisi Kelima, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

2001, Sistem Akuntansi, Edisi Ketiga, Penerbit Salemba Empat, Jakarta. Dunia, A Firdaus, 2005, Ikhtisar Lengkap Pengantar Akuntansi, Edisi Kedua,

Penerbit Fakultas Ekonomi – Universitas Indonesia, Jakarta.

Warren, Carl S, James M.Reeve, Philip E.Fess, 2006, Pengantar Akuntansi, Alih Bahasa oleh Aria Farahmita, Amanugrahami, Taufik Hendrawan, Buku Satu, Edisi ke-21, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Harahap, Sofyan Syafri, 2002, Akuntansi Aktiva Tetap, Cetakan Keempat, Penerbit PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Ikatan Akuntan Indonesia, 2008, Standar Akuntansi Keuangan, Edisi Revisi, Penerbit Salemba Empat : Jakarta.

Ikatan Akuntan Indonesia, 2007, Standar Akuntansi Keuangan, Jilid 1, Penerbit Salemba Empat, Jakarta

Stice, Eral K,James D Stice, K Fred Skousen .2005. Intermediate Accounting, Buku Satu, Edisi 15, Penerbit : Salemba Empat, Jakarta.