Bahan Diklat Membuka Usaha Eceran/Ritel SMKN 1 Tanjung
Aserani, S.Pd
Bahan Diklat Produktif
Untuk Siswa tingkat X Pemasaran
Semester ganjil
DINAS PENDIDIKAN TABALONG SMK Negeri 1 TANJUNG
Judul :
Aserani, S.Pd
Bahan Diklat Produktif MEMBUKA USAHA ECERAN/RITEL Bagian Pertama
Penyusun :
Aserani, S.Pd HP. 085251967908
Bahan Diklat Produktif
e-mail : aseranikurdi@ymail.com
webblog : http://aserani.wordpress.com
Desain, Pengetikan dam Setting :
Rolisa Komputer Tanjung Mess Guru E SMKN 1 Tanjung
Jln Ir.P.H.M.Noor Pembataan Tanjung HP.085651067745
e-mail : rolisakomputer@ymail.com
Untuk Siswa tingkat X Pemasaran
webblog : http://rolisakomputer.wordpress.com
Semester ganjil
Cetakan Ke :
I, Juli 2012
HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG
DINAS PENDIDIKAN TABALONG
SMK Negeri 1 TANJUNG
iii
iv
KATA PENGANTAR
Semoga kita dapat berkarya terus dan terus berkarya untuk menoreh kebaikan buat generasi muda kita guna me-
nyongsong masa depan yang cerah dan gemilang. Amin.
F Tanjung, 14 Juli 2012
lhamdulillah, atas izin dan karunia Allah
a an ini dalam rangka upaya pemenuhan ba-
SWT. dapatlah penyusun menyajikan tulis-
Penyusun,
han diklat produktif pada SMK Negeri 1
Tanjung khususnya Bidang Kompetensi Kehlian Pemasar-
an.
Buku bahan diklat Membuka Usaha Eceran/Ritel ini penyusun sajikan dalam dua buku/dua bagian, yaitu : bagi- an pertama berisi tentang : Dasar-dasar Bisnis Ritel ; Klasi- fikasi dan Diferensiasi Bisnis Ritel ; Bagaimana Membuka dan Memulai Bisnis Ritel, yang disajikan pasa semester ganjil. Bagian kedua berisi tentang Melakukan Riset Pema- saran Bisnis Ritel, yang disajikan pada semester genap.
Terimakasih kami sampaikan kepada semua pihak yang turut membantu dalam proses penulisan dan penggan- daan buku ini. Semoga buku ini dapat membantu bagi ke- lancaran proses pembelajaran mata diklat produktif pema- saran bidang kompetensi Membuka Usaha Eceran/Ritel.
Akhrinya, tegur sapa, saran dan kritik yang orienta- sinya membangun sangat kami harapkan untuk perbaikan di masa-masa yang akan datang.
vi
DAFTAR ISI
Bab I
DASAR-DASAR BISNIS RITEL
KATA PENGANTAR … v
DAFTAR ISI … vii
A. Pengertian, Ciri dan Sifat Usaha Eceran/Ritel
BAB I DASAR-DASAR BISNIS RITEL …1 Kata ritel berasal dari bahasa Perancis yaitu retailer
A. Pengertian, Ciri dan Sifat Usaha Eceran/ yang berarti memotong atau memecah sesuatu. Menurut kamus Ritel …1 besar bahasa Indonesia, eceran berarti secara satu-satu, sedikit-
B. Fungsi, Peranan dan Tugas Usaha Eceran/
sedikit .
Ritel … 2
C. Tujuan Usaha Eceran/Ritel … 6 Usaha eceran/ritel tidak hanya terbatas pada penju-
BAB II KLASIFIKASI DAN DIFERENSIASI BISNIS alan barang, seperti bahan makanan dan minuman, barang RITEL … 8
kelontongan, barang elektronik, berbagai jenis pakaian dan
A. Klasifikasi Usaha Eceran/Ritel … 8 sebagainya, tetapi juga bisa berupa layanan jasa sepeti jasa
B. Diferensiasi Usaha Eceran/Ritel … 20
salon, rental mobil, jasa desain grafis dan sebagainya. Usa-
ha eceran/ritel tidak harus selalu di lakukan di toko, tapi BAB III BAGAIMANA MEMBUKA DAN MEMULAI
bisa dilakukan di mana saja, bahkan tanpa tempat khusus BISNIS RITEL … 23
A. Sumber Informasi dan Cara Melihat Peluang
pun juga bisa, kegiatan transaksi bisa melalui telepon atau
internet dan sarana komunikasi lainnya.
B. Teknik Pemilihan Produk/Jasa … 27 Usaha eceran/ritel (retailing) merupakan kegiatan
C. Pemilihan Bentuk Usaha … 30 penjualan barang dan jasa secara langsung kepada konsu-
D. Menyusun Rencana Usaha … 31 men akhir untuk pemakaian pribadi dan atau rumah tang-
E. Beberapa Pertimbangan Yang Perlu
ga, bukan untuk keperluan usaha/bisnis.
Diperhatikan Dalam Membuka dan Memulai Usaha … 35
Dari pengertian di atas, dapat dilihat bahwa ciri dan sifat usaha eceran/ritel, antara lain adalah : DAFTAR KEPUSTAKAAN … 45
1. Lebih dekat dengan konsumen, karena saban hari peda-
gang eceran/ritel ini selalu berhubungan/komunikasi de-
vii
ngan konsumen, sehingga hampir setiap para pembeli/ ngan konsumen, sehingga hampir setiap para pembeli/
macam barang yang diperlukan pembeli/pelanggan, de- bungan yang akrab penuh kekeluargaan.
ngan melakukan kegiatan pembelian, penyimpanan dan penjualan barang.
2. Lebih mengetahui keadaan pasar, ini dikarenakan peda- gang eceran/ritel waktu kesehariannya justeru lebih ba-
b. Sebagai tempat terdekat bagi pembeli / pelanggan untuk
nyak berada di pasar dan lebih dekat dengan pembeli/
memperoleh informasi tentang barang/jasa, membanding-
pelanggan, maka segala sesuatu sampai hal yang sekecil-
kan dan memilih barang/jasa tersebut serta menyampaikan
kecilnya, pedagang eceran/ritel lebih paham bagaimana
berbagai pertanyaan atau keluhan tentang keadaan barang/
kondisi dan situasi pasar, terutama yang berhubungan
jasa yang akan atau telah dibelinya.
dengan keadaan, sifat dan perilaku pembeli/pelanggan. Melalui usaha eceran/ritel, pembeli/pelanggan dapat memperoleh informasi yang mudah, jelas, detil dan in-
3. Melayani keperluan konsumen hingga jumlah yang sekecil-
kecilnya. Dari ciri dan sifat ini, maka semua kalangan teraktif tentang barang/jasa yang akan atau sudah dibeli- akan dilayani oleh pedagang eceran/ritel. Berapapun
nya. Disamping itu juga, memudahkan pembeli/pelang- jumlah dan volume/kadar barang yang diperlukan, akan
gan dalam membandingkan dan memilih bentuk, kuali- dipenuhi oleh pedagang eceran/ritel.
tas, dan kondisi barang/jasa yang ditawarkan, karena
pembeli/pelanggan mungkin tidak hanya ingin sekedar
B. Fungsi, Peranan dan Tugas Usaha Eceran/Ritel
mendapatkan barang/jasa yang dibutuhkan, tetapi mere-
ka juga kepingin berbelanja pada tempat yang nyaman,
1. Fungsi Usaha Eceran/Ritel
aman dan bisa memperoleh kemudahan dalam memilih,
membandingkan kualitas, bentuk, model, corak, warna
a. Sebagai mitra terdekat bagi pembeli/pelanggan dalam me-
dan harga dari produk yang diinginkannya atau yang
menuhi kebutuhannya sehari-hari.
akan dibelinya, serta menyampaikan pertanyaan/keluh- Melalui usaha eceran/ritel inilah pembeli/pelanggan
an jika barang yang dibelinya itu tidak memenuhi stan- memperoleh suplai/pasokan barang dan jasa pada saat
dar kualitas. Dalam hubungan ini maka penjual eceran/ dan ketika dibutuhkan dengan segera atau tanpa penun-
daan, karena usaha eceran/ritel biasanya berlokasi di de- ritel harus benar-benar mengetahui dan memahami kon- kat tempat tinggal pembeli/pelanggan, sehingga bisa de-
disi barang/jasa yang sedang/telah dijualnya, baik me- ngan segera mendapatkan suatu produk tanpa perlu me-
ngenai merek, spesifikasi, kualitas, keunggulan dan kele- nunggu lama. Dalam hubungan ini maka penjual eceran mahan barang, manfaat/kegunaan dan cara pemakaian ngenai merek, spesifikasi, kualitas, keunggulan dan kele- nunggu lama. Dalam hubungan ini maka penjual eceran mahan barang, manfaat/kegunaan dan cara pemakaian
rusahaan. Sisi pertama dan kedua di atas tentu saling Fungsi usaha eceran/ritel dalam kegiatan perekonomian
c. Sebagai saluran distribusi/pemasaran akhir barang.
berhubungan, artinya semakin luas jangkauan (area) pe- secara kesuluruhan adalah sebagai pihak akhir (final
masaran, maka semakin luas pula peluang lakunya ba- link) dalam suatu rantai produk yang di mulai dari peng-
rang atau peluang mendapatkan keuntungan/laba. Kun- olahan bahan baku hingga distribusi barang/jasa ke kon-
ci keberhasilan ke dua sisi ini ada pada usaha eceran/ri- sumen akhir. Dalam hal ini penjual eceran/ritel ber-
tel, sejauhmana ia memungsikan dirinya di dalam me- fungsi untuk memindahkan hak milik barang kepada
masarkan barang hingga sampai ke tangan konsumen/ konsumen/pemakai akhir.
pembeli/pelanggan.
c. Sebagai pendorong bagi peningkatan produksi barang/jasa.
2. Peranan Usaha Eceran/Ritel
Adanya usaha eceran/ritel memungkinkan dilakukannya
a. Sebagai penentu/ujung tombak pelaksanaan kegiatan pema-
produksi besar-besaran (produksi masal ) atau paling ti- saran. Ibarat dalam medan pertempuran, usaha eceran/
dak jumlah produksi akan selalu bertambah. Hal ini ritel merupakan sejumlah prajurit yang siap berada di
tentu harus diiringi dengan bertambahnya jumlah pen- jalur depan, dengan mempertaruhkan jiwa dan raganya.
jual eceran/ritel serta pengelolaan usaha dan manajerial Keberhasilannya atau kegagalannya sangat berpengaruh
yang baik.
terhadap keutuhan bangsa dan negara. Artinya, segala upaya yang dilakukan pedagang eceran/ritel dalam men-
d. Sebagai perantara bagi peningkatan kualitas hidup dan ke-
jual barang/jasa, sangat menentukan maju mundurnya
sejahteraan masyarakat.
usaha/produksi barang/jasa, bahkan hidup matinya pe- Berkembangnya usaha eceran/ritel di masyarakat dapat rusahaan yang memproduksi barang/jasa tersebut, sa-
membantu meningkatkan kualitas hidup masyarakat dan ngat ditentukan oleh keberadaan usaha eceran/ritel ini.
kesejahteraannya. Semakin banyak pedagang eceran/ri-
tel yang menjual berbagai jenis dan macam produk di Keberhasilan di bidang pemasaran dapat di lihat dari dua
b. Sebagai cermin keberhasilan di bidang pemasaran.
pasaran/masyarakat, tentu sangat membantu masyarakat sisi. Pertama, keberhasilan kegiatan pemasaran dalam
dalam memilih berbagai produk tersebut untuk meme- merambah ke berbagai segmen-segmen pasar, dalam pe-
ngertian lain, sejauhmana barang/jasa yang telah di pro- nuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari. Bukankah dalam duksi dapat memenuhi kebutuhan pembeli/pelanggan.
teori ekonomi disebutkan bahwa seseorang akan sejahtera Seberapa banyak dan seberapa luas jangkauan area pasar
jika semua kebutuhan hidupnya terpenuhi, dan kehadiran jika semua kebutuhan hidupnya terpenuhi, dan kehadiran
bantu bagi usaha pemasaran dan pendistribusian barang, sehingga barang yang telah diproduksi dapat sampai dan
3. Tugas Usaha Eceran/Ritel
dinikmati oleh konsumen. Dengan demikian, tujuan usaha eceran/ritel adalah agar barang yang diproduksi perusahaan/
a. Melakukan kegiatan usaha di lokasi yang nyaman dan
produsen dapat sampai ke konsumen akhir (kelompok pemakai). mudah di akses pembeli/pelanggan, seperti diantaranya
berada di lokasi sekitar rumah-rumah penduduk;
b. Memberikan pelayanan yang terbaik kepada setiap pem-
beli/pelanggan;
c. Menyediakan beragam produk sehingga memungkinkan
pembeli/pelanggan bisa memilih produk yang di ingin-
kan/dibutuhkan;
d. Menyediakan berbagai alternatif pilihan volume ukuran, timbangan dan takaran terhadap produk yang dijual, dari yang bervolume besar hingga volume yang paling kecil;
e. Menyediakan barang dengan berbagai kualitas dan ber- bagai harga;
f. Mengubah produk dalam bentuk yang lebih menarik;
g. Menyimpan produk agar tetap tersedia dengan harga
yang relatif tetap;
h. Memberikan informasi terhadap barang yang dijual;
i. Memberikan jaminan produk dan layanan purna jual ser- ta bertanggungjawab terhadap kemungkinan adanya keti-
dakpuasan/keluhan pembeli/pelanggan;
C. Tujuan Usaha Eceran/Ritel
Bagi produsen yang menghasilkan berbagai jenis dan
Bab II
juga usaha eceran/ritel berskala kecil. Ciri-ciri usaha eceran/ritel yang dikelola secara tradisional/skala kecil,
Klasifikasi dan
antara lain adalah sebagai berikut :
diferensiasi bisnis ritel
1) Proses transaksi penjualan dilakukan secara langsung;
2) Tempat berjualan biasanya berupa toko kecil, kios-
kios, los dan dasaran terbuka;
3) Pengelolaan tempat umumnya ditangani oleh Dinas Pasar yang merupakan bagian dari sistem birokrasi.
A. Klasifikasi Usaha Eceran/Ritel
Sistem penngelolaannya biasanya terdesentralisasi, di- mana setiap pedagang mengatur sistem bisnisnya ma-
1. Berdasarkan Pengelolaannya
Berdasarkan cara pengelolaannya, usaha eceran/ri-
sing-masing;
tel dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu : Usaha ecer-
5) Barang yang dijual adalah kebutuhan sehari-hari se- an/ritel yang dikelola secara tradisional dan; usaha eceran/
perti bahan-bahan makanan berupa ikan, daging, bu- ritel yang dikelola secara modern.
ah, sayur-sayuran, telur, kain, pakaian, barang elekt- ronik, barang kelontongan, barang pecah belah dan
a. Usaha eceran/ritel yang dikelola secara tradisional
lain sebaginya;
Pengelolaan usaha ritel tradisional dilakukan secara se-
6) Lokasinya terletak dekat kawasan perumahan/pemu- derhana, tempatnya tidak terlalu luas, barang yang dijual
kiman penduduk sehingga memudahkan pembeli/pe- tidak terlalu banyak jenisnya, sistem pengelolaan/mana-
langgan untuk datang/berbelanja;
jemennya masih sederhana, kurang memperhatikan segi
7) Masih terjadi proses tawar menawar harga. kenyamanan berbelanja bagi pembeli/pelanggan dan
8) Adanya kedekatan personal dan emosional antara masih ada proses tawar menawar harga antara pembeli/
penjual dan pembeli/pelanggan.
pelanggan dengan penjual, serta produk yang dijual tidak dipajang secara terbuka sehingga pembeli/pelanggan ti-
Dalam prakteknya, terdapat dua jenis usaha eceran/ritel dak mengetahui apakah penjual menyediakan barang
tradisional atau ritel berskala kecil, yaitu :
yang sedang dicarinya atau tidak. Usaha eceran/ritel
1) Usaha eceran/ritel berpangkalan
tradisional ini adalah usaha perdagangan eceran/ritel Usaha eceran/ritel berpangkalan adalah usaha ecer- yang kebanyakan dilakukan oleh masyarakat pedagang an/ritel yang memiliki lokasi tetap, seperti toko, wa- secara umum yang berlokasi di pasar-pasar tradisional, rung atau kios.Termasuk juga usaha eceran/ritel yang baik yang berada di desa, kecamatan, kabupaten/kota berpangkalan adalah pedagang kaki lima yang berjual- maupun propinsi. Usaha eceran/ritel tradisional disebut
an di berbagai lokasi pasar setiap hari pasar.
Walaupun tidak mempunyai tempat yang khusus/ter-
1) Umumnya dikelola oleh para profesional dengan tentu, namun setiap kali berjualan di suatu areal pa-
pendekatan bisnis;
sar, pedagang kaki lima tidak berpindah-pindah, tetap
2) Tidak ada tawar menawar harga, karena label harga berada di situ, dari mulai buka hingga tutup.
3) sudah tercantum pada barang (barcode);
4) Pelayanan dilakukan secara mandiri (swalayan) atau
2) Usaha eceran/ritel tidak berpangkalan dilayani oleh pramuniaga (sales);
Usaha eceran/ritel tidak berpangkalan adalah usaha
5) Sistem pengelolaan bersifat terpusat sehingga me- eceran/ritel yang dalam menjalankan usahanya dila-
mungkinkan pengelola induk dapat mengatur standar kukan secara berpindah-pindah (tidak memiliki lokasi
pengelolaan bisnisnya;
berjualan tetap/khusus). Alat yang digunakan dalam
6) Barang yang dijual berskala menengah dan besar serta berjualan bisa berupa mobil, kendaraan bermotor, se-
beragam jenis dan macamnya, ada juga yang hanya peda, gerobak dorong, alat pikul dan sebagainya.
menjual satu jenis barang;
Contoh usaha eceran/ritel tidak berpangkalan, antara
7) Barang yang dijual memiliki variasi jenis yang bera- lain : penjual bubur, bakso, buah-buahan, sayur-sayur-
gam, selain barang lokal, juga menyediakan barang an, jamu gendong dan sebagainya.
impor;
8) Umumnya terdapat di kawasan perkotaan, sebagai pe-
nyedia barang dan jasa dengan mutu dan pelayanan Pada usaha eceran/ritel modern menawarkan tempat
b. Usaha eceran/ritel yang dikelola secara modern
yang baik kepada konsumen (umumnya kelas mene- yang luas, barang yang dijual banyak jenisnya, sistem
ngah ke atas);
manajemennya dikelola dengan baik, teratur dan mo-
9) Kurangnya kedekatan personal dan emosional antara dern, menawarkan kenyamanan berbelanja, harga jual
penjual dan pembeli/pelanggan;
sudah ditentukan (fixed price) sehingga tidak ada proses
10) Kualitas barang yang dijual relatif lebih terjamin ka- tawar menawar dan adanya sistem swalayan/pelayanan
rena sudah melalui penyeleksian secara ketat; mandiri, serta pemajangan produk pada rak terbuka se-
hingga pembeli/pelanggan bisa melihat, memilih, bah-
2. Berdasarkan Tempat dan Jenis Barang
kan mencoba produk terlebih dahulu sebelum memutus-
kan untuk membeli. Usaha eceran/ritel yang dikelola se- Pada umumnya kegiatan usaha eceran/ritel dilaku- cara modern ini dapat kita lihat pada minimarket, super-
kan dalam satu tempat khusus/tersendiri, baik berupa toko, market, hypermarket dan pada berbagai jenis pasar-pasar
warung, kios dan sebagainya, yang disebut dengan in store modern lainnya. Ciri-ciri usaha eceran/ritel yang dikelo-
retailing, namun ada juga kegiatan usaha eceran/ritel yang la secara modern ini, antara lain adalah sebagai berikut :
dilakukan tanpa menggunakan tempat khusus/tersendiri,
kan berbagai produk barang yang lebih banyak dan elektronik, internet dan sebagainya, yang disebut dengan
memiliki berbagai pilihan yang lebih luas. General non store retailing.
stores merupakan toko yang menjual beragam ba- rang kebutuhan pokok seperti beras, gula, tepung,
a. In store retailing
minyak, obat-obatan dan sebagainya. Bentuk general Pada in store retailing, transaksi dilakukan di suatu tempat
stores bisa berupa minimarket, midemarket, super- khusus/tertentu seperti di toko, kios atau warung. In store
market dan hypermarket.
retailing terbagi lagi ke dalam tiga kategori, yaitu:
Variety stores, merupakan toko ritel yang hanya me-
1) Specialty merchandisers nyediakan satu kategori barang dagangan, namun Toko ritel jenis ini meliputi :
dengan pilihan yang banyak. Misalnya pada kategori Single line stores, merupakan toko ritel yang mena-
makanan kaleng, tersedia lengkap mulai dari makan- warkan satu lini produk barang dagangan, dengan
an daging kaleng, buah-buahan kaleng, sayur kaleng cukup banyak pilihan yang disajikan. Contohnya
dan sebagainya.
pada toko buku Gramedia, tersedia puluhan jenis buku yang membahas berbagai disiplin ilmu.
Departement stores, merupakan toko yang besar dan terbagi dalam beberapa bagian departemen dengan
Limited line stores, merupakan toko ritel yang mena- menawarkan beragam produk. Barang-barang yang
warkan satu lini pilihan barang dagangan yang le- biasa dijual di departement store antara lain pakaian bih sempit dibandingkan dengan single line store.
dan perlengkapan rumah tangga, produk sandang Toko roti Raja merupakan contoh dari limited line
dan perlengkapannya, dan sebagainya. Contoh dari stores pada kategori makanan.
jenis ritel ini adalah Matahari dan Ramayana depar- Specialty shops, merupakan toko ritel yang menjual
tement store.
barang-barang secara khusus dengan mengkonsen-
trasikan diri pada beberapa jenis barang dagangan
b. Non store retailing
tertentu. Misalnya toko Sirena yang hanya menjual Penjualan ritel nontoko terbagi kedalam tiga kategori, berbagai mainan dan asesoris anak-anak dan re-
antara lain penjualan langsung, penjualan tidak lang- maja.
sung, dan penjualan otomatis.
1) Penjualan langsung
2) General merchandisers Penjualan langsung adalah proses penjualan yang Toko ritel jenis ini terdiri atas :
dilakukan secara langsung antara penjual dengan
2) Penjualan tidak langsung
orang penjual mengunjungi dan mencoba menjual Penjualan tidak langsung pada awalnya hanya meng- produk ke satu pembeli. Contoh : Penjualan barang
gunakan surat dan catalog, namun seiring dengan dari rumah ke rumah (dor to dor), dari kantor ke
perkembangan ilmu dan teknologi, penjualan tidak kantor dan sebagainya.
langsung menggunakan media telepon, TV, surat elek- Penjualan satu ke banyak (one to many/party sel-
rtonik, e-mail, internet dan sebagainya.
ling), dimana seorang penjual datang ke rumah se-
3) Penjualan otomatis
seorang yang mana di rumahnya telah terkumpul Penjualan otomatis biasanya dilakukan dengan meng- teman dan tetangganya yang sebelumnya memang
gunakan mesin penjual otomatis (vending machine). sudah diundang oleh si pemilik rumah. Penjual
Mesin penjual tersebut menjual produk secara otoma- kemudian menginformasikan dan menawarkan ser-
tis. Mesin ini biasanya di tempatkan di lokasi-lokasi ta mendemonstrasikan produk yang dibawa dan
srategis atau di tempat-tempat ramai seperti bank, pa- siap menerima pembelian/pemesanan barang. Ke-
sar, swalayan, hotel, bioskop, kantor, halte bus, ter- giatan ini bisa juga dilakukan, dimana pihak penju-
minal/stasion dan sebagainya. Produk yang di tawar- al mengundang sekian banyak orang untuk datang
kan seperti minuman botol/ kaleng, makanan ringan ke suatu tempat yang sudah ditentukan dan pada
dan sebagainya dengan harga yang di tawarkan bia- hari dan jam yang sudah ditentukan pula. Ketika
sanya lebih mahal jika diban-dingkan dengan harga yang di undang sudah datang, maka penjual menje-
biasa/pasar.
laskan dan mendemonstrasikan barang yang dita- warkan serta siap menerima pembelian/pemesanan
3. Berdasarkan Kepemilikan dan Areal/Lokasi Usaha
barang. Contoh : Kegiatan promo dan demo produk/barang.
Berdasarkan kepemilikan dan areal/lokasi usaha, Penjualan bertingkat (jaringan/Multi Level Mar- bisnis ritel dapat dikelompokkan menjadi dua jenis, yaitu :
keting/MLM). Pada kegiatan penjualan ini, peru-
a. Independent Retailer
sahaan merekrut para usahawan independen (seca- Yaitu usaha eceran/ritel dengan toko yang berdiri sen- ra individu) yang bertindak sebagai distributor un-
diri atau dimiliki sendiri secara individu. Status kepemi- tuk produk mereka, yang kemudian akan merek-rut
likan usaha eceran/ritel ini bisa berupa : dan menjual produk tersebut ke subdistributor lain-
Toko dan barang dagangannya dimiliki sendiri; nya. Contoh MLM adalah Tianshi, K-Ling dsb.
Hanya barang dagangannya milik sendiri, sedangkan
tokonya menyewa / mengontrak atau milik
kios yang ada di stasion kereta api, terminal angkut/ kan tempatnya saja, tidak mencampuri usaha yang
bus yang ada di desa, kecamatan maupun kabupaten/ sedang dijalankan. Dengan kata lain, usaha eceran/
kota.
ritel yang dijalankannya tidak terkait secara organi- sasi atau ke-lembagaan dengan orang lain, dalam
2) Trading Center Store, yaitu indenpendent retailer yang arti usaha eceran/ritel yang ia jalankan benar-benar
berlokasi di kota-kota kecil dalam bentuk toko, mini usaha sendiri.
market yang letak antara toko yang satu dengan toko Pedagang independent retailer ini pada umumnya tidak
lainnya relatif berjauhan (tidak merupakan satu areal). memiliki atau tidak mempergunakan tenaga ahli dalam
Contoh : Minimarket Karmina di Murung Pudak, hal misalnya, window display (teknik pemajangan ba-
Minimarket Barunak di Tanjung dan toko/minimar- rang), pembukuan (accounting), periklanan, reklame
ket yang ada di daerah-daerah lainnya. Pada Trading dan sebagainya. Sebagian besar aktivitas yang dilaku-
Center Store, penyediaan barang dan fasilitas lainnya kan sehari-hari dalam kegiatan usahanya, dikerjakan-
yang disediakan memang lebih lengkap dibandingkan nya sendiri dan jika agak susah/kewalahan, maka ia
dengan Rural Store.
mencari beberapa orang pembantu untuk bekerja di to-
3) Shopping Center Store, yaitu indenpendent retailer yang konya, dengan kualifikasi pendidikan dan keterampilan
berlokasi di tempat-tempat tertentu, tergantung kondi- yang cenderung tidak ditentukan/tidak menjadi per-
si daerah yang ditempatinya, bisa terletak di tengah- syaratan mutlak. Contoh Indenpendet Retailer bisa be-
tengah kota, di pinggiran kota, di dekat pasar, di dekat rupa toko, warung atau kios yang biasanya berlokasi di
perkantoran, di lokasi pendidikan dan sebagainya. pasar regional, pasar inpres, pasar tradisional, jajaran
Shopping Center Store merupakan pusat perbelanjaan rumah toko (ruko), minimarket, pedagang eceran/ritel
dalam bentuk mall, swalayan dan sebagainya yang yang berjualan di mall, swalayan, waserda yang dike-
dimiliki secara individu atau lembaga/organisasi ter- lola koperasi, dan sebagainya.
tentu. Penyediaan barang pada shopping center store Berdasarkan area/lokasi di mana usaha eceran/ritel itu
ini bisa berupa general store (menjual berbagai macam berada, maka independent retailer ini dibagi lagi men-
barang) maupun special store (menjual satu jenis ba- jadi :
rang). Contoh : pedagang eceran/ritel yang ada di
1) Rural Stores, yaitu indenpendet retailer yang berlo- Duta Mall Banjarmasin, pedagang grosir yang juga kasi di stasion atau terminal kecil di kota-kota kecil
melayani eceran yang berjualan di mall Tanah Abang atau di desa-desa, yang letak antara toko yang satu
Jakarta, di pasar Baru Bandung dan sebagainya. dengan toko lainnya saling berdekatan dalam
4) Neighborhood Stores, yaitu indenpendent retailer yang
1) Menurut produk yang ditawarkan
berlokasi di daerah perdagangan di ibukota kecamat-
a) Waralaba produk, yaitu usaha waralaba dengan an, kabupaten/kota maupun propinsi. Contoh : produk yang ditawarkan berupa barang seperti toko, warung yang ada di pasar (pusat perbelanjaan). makanan dan minuman. Contoh : Bakmi Raos, Mc Donald dan sebagainya.
b. Franchising Retailer
b) Waralaba jasa , merupakan usaha waralaba di ma- Yaitu usaha eceran/ritel yang menggunakan sistem pe-
na produk yang di tawarkan berupa layanan ja- masaran atau distribusi barang, dimana sebuah perusa-
sa, seperti pendidikan (bimbingan belajar Prima- haan induk (franchisor) memberikan kepada individu
gama dan sebagainya.
atau perusahaan lain yang berskala kecil atau menengah
c) Waralaba gabungan , yaitu usaha waralaba dengan (franchisee) dengan hak-hak istimewa untuk melakukan
produk yang ditawarkan berupa barang dan jasa. suatu sistem usaha tertentu melalui cara yang sudah di-
tentukan, selama waktu tertentu dan di suatu tempat ter-
2) Menurut asalnya
tentu pula. Pihak franchisor biasanya menyediakan beru-
a) Waralaba luar negeri
pa peralatan, produk atau jasa yang dijual dan pelayanan Jenis waralaba ini cenderung lebih disukai kare- manajerial. Sebagai imbalannya, franchisee harus mem-
na sistemnya lebih jelas, merek sudah diterima bayar uang pangkal (initial franchise fee) dan royalti atas
di berbagai dunia, dan dirasakan lebih bergengsi. penjualan kotor, membayar management fee, membayar
Contoh : Carrefour, KFC dan sebagainya. biaya sewa peralatan serta memasarkan produk atau jasa
dengan cara-cara yang sudah di atur dan ditentukan.
b) Waralaba dalam negeri
Salah satu keuntungan dari mengikuti bisnis franchising Jenis waralaba ini juga menjadi salah satu pilih- retailer ini adalah tetap indenpenden meskipun tidak se-
an investasi bagi orang-orang yang ingin cepat penuhnya dan tetap memperoleh hak dalam penggunaan
menjadi pengusaha tetapi tidak memiliki penge- nama merek perusahaan yang bersangkutan. Franchising
ahuan cukup mengenai piranti awal dan kelan- retailer merupakan bentuk usaha retailer yang kita kenal
jutan usaha ini yang disediakan oleh pemilik wa- dengan waralaba. Usaha waralaba di Indonesia tidak ha-
ralaba. Contoh : usaha waralaba yang berasal nya jenis usaha makanan saja, tetapi juga pendidikan,
dari dalam negeri antara lain seperti Tela Krezz, agen perjalanan, kesehatan dan jasa lainnya. Usaha wa-
Ayam Goreng Dobbi, dan restoran cepat saji ralaba dikelompokkan sebagai berikut.
Toni Jacks.
B. Diferensiasi Usaha Eceran/Ritel
ketinggian langit-langit toko, serta pengaturan penem- patan produk yang dijual.
Diferensiasi (diferensial) menurut kamus besar Baha- sa Indonesia dimaknai sebagai sesuatu yang mengandung
c. Bauran Barang Dagangan
atau menghasilkan perbedaan . Dengan demikian, deferensiasi Suatu toko harus menunjukkan produk yang konsisten merupakan tindakan untuk merancang, memprogram se-
dengan kebutuhan para pelanggan/pembeli, antara lain rangkaian kegiatan untuk menghasilkan suatu perbedaan
variasi barang yang tersedia, dengan berbagai pilihan dengan merubah atau menambah beberapa unsur/kompo-
merek, kualitas, ukuran/spesifikasi, harga dan sebagai- nen fisik maupun nonfisik agar lebih terlihat/nampak per-
nya.
bedaan dirinya dengan para pesaing melalui cara-cara yang wajar, rasional dan bisa dipertanggungjawabkan.
d. Kebijakan Pelayanan
Tingkat keterlibatan staf dalam penjualan tentu berbeda Melakukan diferensiasi usaha eceran/ritel berarti me-
bagi setiap toko, namun hal penting yang perlu diperha- lakukan upaya-upaya perubahan ke arah perbaikan agar
tikan adalah menyesuaikan struktur personalia dengan tampil beda, dengan harapan dapat bersaing secara sehat
jenis pelayanan yang ingin di berikan kepada pelanggan. dan dapat mempertahankan pembeli/pelanggan yang su-
a. Staf, yaitu jumlah personil yang dibutuhkan untuk me- dah ada serta dapat merekrut pembeli/pelanggan baru.
laksanakan sebuah operasional usaha;
b. Gaya , yaitu bagaimana kemampuan seorang manajer dan sales/penjual melayani pembeli/pelanggan;
1. Bahan Pertimbangan Diferensiasi
c. Keterampilan , yaitu sejauhmana kemampuan penge- Beberapa hal yang perlu diperhatikan/dipertimbang-
tahuan dan skill yang dimiliki sekaligus diperlukan kan dalam melakukan diferensiasi usaha eceran/ritel, anta-
personil/staf dalam mengoperasikan perdagangan ri- ra lain :
tel. Tentu saja dalam hal ini keterampilan bagian pem- belian/pengadaan barang dagangan dan bagian penju-
alan dalam memberikan pelayanan prima sangat pen- Lokasi toko ritel yang meliputi : lingkup daerah usaha,
a. Lokasi Tempat Usaha
ting dalam rangka memenuhi kebutuhan para pembe- pengelompokkan sosial ekonomis pembeli/pelanggan,
li/pelanggan serta memenuhi tuntutan mode yang jalan penghubung, arus lalu lintas, dan sebagainya.
sedang tren dan berlaku di masyarakat. Mereka harus mampu mengenali kecenderungan yang sedang terjadi
b. Desain Ruangan
dan berlaku dalam masyarakat serta bisa mengatasi Faktor desain ruangan seperti desain pintu masuk, ter-
permintaan yang terjadi secara mendadak. Selain itu, masuk juga interior ruangan toko seperti penerangan,
ia juga mampu membaca kondisi pasar, sehingga
Bab III
pada saat permintaan pasar mulai menurun.
bagaimana MEMBUKA DAN MEMULAI bisnis ritel
2. Bagian yang perlu di Diferensiasi
a. Diferensiasi Personalia
Pedagang eceran/ritel bisa memperoleh keunggulan ber-
A. Sumber Informasi dan Cara Melihat Peluang
saing yang kuat dengan mempekerjakan dan melatih kar- yawan yang lebih baik dari pada para pesaing.
Tak ada seorangpun yang tidak membutuhkan infor- masi, apapun jenis dan pekerjaan orang itu. Pelajar, maha-
siswa, guru, dokter, birokrat, seniman, wartawan, pengusa- Pedagang eceran/ritel dapat memperoleh keunggulan
b. Diferensiasi Saluran
ha, penulis, ahli hukum, petani, nelayan dan sebagainya, bersaing melalui perancangan saluran distribusi, teruta-
semuanya memerlukan informasi. Informasi memang ka- ma yang menyangkut jangkauan, keahlian,dan kinerja
dang-kadang bisa datang sendiri (diperoleh dengan mudah), saluran-saluran tersebut. Dengan lancarnya saluran dis-
karena berbagai media informasi telah banyak dan beragam tribusi tentu akan menjamin bagi ketersediaan barang
jenisnya dan ada di sekitar kita, namun informasi juga perlu dagangan.
kita cari, kita harus proaktif mencarinya. Terlebih-lebih jika kita ingin mendirikan sebuah usaha, kendati hanya usaha
kecil-kecilan, informasi bisnis perlu kita cari, kita analisa Citra merupakan persepsi masyarakat terhadap perusaha-
c. Diferensiasi Citra
yang pada gilirannya informasi yang kita peroleh tersebut an atau produknya. Citra dipengaruhi oleh banyak faktor
menjadi sebuah peluang usaha. Sumber informasi itu se- yang terkadang di luar control perusahaan, sebab para
benarnya ada di mana-mana, baik informasi lisan langsung, pembeli/pelanggan mungkin memiliki tanggapan yang
rekamam maupun informasi tulisan. Informasi dapat kita berbeda terhadap citra toko dan berbagai merek barang
peroleh di pasar, di kerumunan orang, di kedai, warung, di dagangan yang dijual. Oleh karena itu, menjaga nama
sekolah, di tempat kerja,di tempat diskusi, seminar, loka baik/citra perusahaan di mata pembeli/pelanggan ada-
karya, di pengajian, poster, papan penguman, majalah, su- lah sangat penting.
rat kabar, radio dan televisi. Ketika kita jalan-jalan, melihat sesuatu, mendengar sesuatu merasakan sesuatu, semuanya
d. Diferensiasi Aktivitas
dapat kita jadikan informasi dan sumber informasi. Tinggal
Melakukan identifikasi dan analisis aktivitas usaha ritel kita saja lagi, apakah mampu memilih dan memilah, mana secara berkala perlu dilakukan dalam rangka upaya dife-
informasi yang sekiranya dapat kita manfaatkan untuk dija- rensiasi yang lebih baik di masa-masa yang akan datang.
dikan peluang di dalam memilih produk barang atau jasa
ini :
sangat tergantung pada kejelian melihat peluang melalui berbagai sumber informasi serta memanfaatkan peluang itu
Peluang Usaha sebelum orang lain melihat dan memanfaatkannya. Sebagai
Informasi
- Ada penambahan loka- - Membuka toko untuk calon usahawan kecil, kita harus mampu berpacu dalam
si pasar
berjualan
menyerap informasi serta memperluas cakrawala berpikir - Membuka usaha dan wawasannya. Dalam menggali berbagai informasi un-
ransportasi (taxi/angkot/ tuk mencari peluang usaha, kepada kita disarankan :
angdes)
Sering-seringlah pergi ke pasar untuk melihat dan meng- - Pembangunan tempat - Membuka toko/kios/ amati berbagai prilaku penjual dan pembeli. Jenis pro-
warung di sekitar lokasi duk/jasa apa kira-kira yang paling diminati dan dibutuh-
penginapan/losmen/
- Membuka usaha jasa kan pembeli dan bagaimana persediaannya di pasar;
mess/ hotel baru
transportasi (taxi/angkot) Sering-seringlah berkonsultasi/dialog dengan para peda- - Didirikan pabrik tahu
- Membuka usaha pertanian
kedelai
gang mengenai aktivitas jual beli yang dijalankannya; - Membuka usaha pemasar- Datanglah ke tempat usaha yang ada di sekitar kita, la-
an/penjualan tahu; kukan pengamatan dan jalinlah persahabatan dengan pimpinan dan para karyawannya;
Peluang bisnis memang ada di mana-mana. Dengan mengamati dinamika kehidupan masyarakat, di sana ada
Jika perlu, ikutlah magang di tempat usaha untuk men- peluang. Dengan memperhatikan potensi alam dan potensi
dapatkan pengalaman kerja; daerah yang ada, juga merupakan peluang. Dengan adanya Manfaatkan berbagai media seperti koran, majalah,
pergantian musim dan pergeseran tata nilai, pun merupa- radio, televisi dsb. sebagai sumber informasi dan ikuti
kan peluang. Pendeknya peluang untuk berusaha terbuka acara-acara yang berkaitan dengan dunia usaha;
luas buat kita. Tinggal kita saja lagi yang menentukan pe- luang usaha seperti apa yang kita inginkan dan sekiranya
Jika ke lima hal di atas dapat kita lakukan dan kita sesuai dengan kemampuan yang kita miliki, baik kemam- manfaatkan seoptimal mungkin, kita tentu akan banyak
puan mental maupun kemampuan pisik, termasuk permo- memperoleh informasi dan dari berbagai informasi tersebut
dalan. Jika kita telah berhasil memilih jenis usaha/produk insyaAllah kita akan mampu menentukan peluang usaha
yang akan kita jual nanti, maka hendaknya kita tanamkan yang dapat kita garap.
ke dalam diri kita masing-masing :
Sifat optimis akan kemampuan diri untuk melaksana- seseorang dalam mengatur kegiatan usaha, mengatur/ kannya;
mengelola para karyawan, mengelola segala peralatan Berusaha menyukai jenis usaha/produk yang akan dijual
kerja dsb.
tersebut dan punya kemauan yang keras untuk mewujud-
kannya; Perjuangan yang tidak mengenal lelah dan putus asa; B. Teknik Pemilihan Produk/Jasa
Kesediaan menghadapi berbagai kemungkinan risiko; Untuk menentukan produk/jasa apa yang akan kita Berpikir positif dan menjauhkan pikiran-pikiran yang
garap/jual, kita dapat menggunakan suatu teknik analisis negatif;
yang disebut Analisis SWOT.
Dapat menerima saran-saran orang lain demi kemajuan Analisis SWOT adalah sebuah analisis untuk meng-
usaha; Tidak lekas puas terhadap hasil yang telah diperoleh; amati suatu keadaan dan masalah tertentu dengan melihat
sisi kekuatannya (strength), kelemahannya (weakness), peluang- Punya keinginan untuk maju dan berkembang serta opti-
nya (opportunity) dan segi ancamannya (threath). Dari analisis mis terhadap masa depan;
ini, segala kekuatan kita manfaatkan, kelemahan kita atasi Seseorang yang akan menggarap suatu produk/jasa
atau minimal kita perkecil, ancaman kita antisipasi/tang- (membuka usaha eceran/ritel), seyogyanya mempunyai tiga
gulangi, dan peluang kita munculkan untuk dijadikan keku- ktrampilan (skill), yaitu :
atan baru.
1. Ketrampilan memimpin, yaitu kemampuan seseorang di- Penerapan Analisis SWOT untuk menentukan jenis dalam memanej (mengelola) usaha, mengorganisir fak-
Usaha dagang/produk yang akan kita garap, dapat kita tor-faktor atau sumber daya yang ada dan siap diguna-
kemukakan contoh berikut ini.
kan, memanfaatkan berbagai peluang bisnis dan kreatif dalam mencari teknik baru dalam berusaha/berpro-
Kita tahu bahwa kondisi alam daerah kita Tabalong duktif;
cukup luas dan potensial. Tidak sedikit potensi alam yang dapat kita garap dan dijadikan lahan bisnis/usaha.
2. Ketrampilan teknik, yaitu keahlian yang dimiliki seseorang
terhadap bidang usaha yang dijalankannya. Jadi, kalau Daerah kita disamping dikenal sebagai daerah tam- jenis usaha yang akan ia garap dibidang penjualan ecer-
bang minyak dan batubara, sejak dulu kita juga dikenal se- an/ritel, maka ia harus benar-benar memahami bagai-
bagai daerah penghasil buah-buahan seperti duku (langsat) mana mengelola usaha tersebut dengan baik.
dan cempedak (tiwadak). Sehingga bila orang mendengar “langsat Tanjung”, “tiwadak Tanjung” maka terbanyang dibe-
3. Ketrampilan mengelola (organisir), yaitu kemampuan naknya, bahwa langsat atau tiwadak tersebut enak dan
Memungkinkan melakukan perdagangan duku dan
1. Kekuatannya (Strength) cempedak lebih besar dan profesional;
Menungkinkan mendirikan usaha pengolahan/pro- Pohon duku dan cempedak banyak tumbuh di daerah duksi seperti pengalengan buah duku dan cempedak, Tabalong; Rasanya manis dan disukai banyak orang; pembuatan selai buah duku dan cempedak, pembuat-
Jika musim tiba jumlahnya sangat banyak dan har- an sirup buah duku, dan sebagainya;
ganya relatif murah;
c. Ancamannya (Threath)
Banyak orang-orang, baik daerah setempat maupun Jika tidak dikelola dengan baik, buah duku dan cem- dari daerah lain datang untuk membelinya;
pedak terancam kepunahan;
Buah duku dan cempedak tersebut sering di kirim dan Akibat perluasan kota/pemukiman penduduk, dan dijual ke daerah lain, sehingga keberadaanya semakin
kurangnya pemeliharaan, tanaman duku dan cempe- terkenal.
dak mengalami penurunan kuantitas dan kualitas;
Munculnya daerah-daerah lain penghasil duku dan Sebagian besar pohon duku dan cempedak berada di cempedak;
2. Kelemahannya (Weakness)
hutan-hutan dan ditanam tidak beraturan serta tidak Dari contoh analisis di atas, apa yang dapat kita jadi- dipelihara sebaik mungkin;
kan peluang untuk memilih jenis usaha dagang/produk Pemilik pohon duku dan cempedak sebagian besar
bagi usaha eceran/ritel kita. Ada beberapa alternatif pilihan masih bersifat perorangan;
yang dapat kita lakukan, antara lain :
Pohon duku dan cempedak bagi pemiliknya, masih Pada musim duku dan cempedak, kita bisa ikut jualan dianggap sebagai tanaman sampingan, tidak dimanfa-
duku dan cempedak;
atkan menjadi sebuah usaha; Buah cempedak dapat kita jadikan kue seperti gaguduh Penjualan buah duku dan cempedak masih bersifat tiwadak (cempedak goreng), buat menambah kue yang tradisional secara turun temurun; ada di warung kita, atau kita bikin di rumah, lalu kita ju-
al ke warung/kedai minuman/makanan; Memungkinkan untuk peningkatan budidaya perke-
3. Peluangnya (Opportunity)
Buah cempedak dapat kita olah menjadi selai cempedak bunan duku dan cempedak, dengan membuka lahan
dan jenis makanan lainnya;
perkebunan; Buah duku dapat kita olah menjadi minuman berupa si- Memungkinkan buah duku dan cempedak dijadikan
rup buah duku;
Kulit cempedak dapat kita jadikan mandai tiwadak;
4. Prakiraan prospek masa depan usahanya; Mandai tiwadak juga dapat kita jadikan kerupuk dengan
5. Peralatan usaha, teknis, dan tenaga kerja yang tersedia; nama kerupuk mandai tiwadak.
6. Ketersediaan barang dagangan;
7. Birokrasi pengurusan pendiriannya dan besarnya pajak;
8. Keahlian/ketrampilan teknis yang dimiliki;
C. Pemilihan Bentuk Usaha
9. Kemungkinan keuntungan yang diperoleh;
10. Persaingan yang muncul di pasaran;
Dalam proses ini, setelah memperoleh berbagai in-
11. Kemungkinan pemasaran hasil produk; formasi dan menganalisanya sehingga terbukalah peluang
usaha, yang kemudian memanfaatkan peluang itu dengan memilih suatu produk/jasa untuk dijadikan bidang garapan
D. Menyusun Rencana Usaha
usaha eceran/ritel. Perencanaan usaha adalah keseluruhan proses ten-
Proses selanjutnya adalah bagaimana memilih ben- tang hal-hal yang akan dikerjakan sehubungan dengan usa- tuk usaha eceran/ritel, apakah dikelola secara tradisional
ha yang akan dibuka untuk mencapai tujuan. yaitu usaha eceran/ritel yang dikelola masyarakat banyak
secara perorangan, tidak terorganisir secara modern, con- Dengan perencanaan usaha diharapkan : tohnya seperti usaha pedagang asongan, pedagang kaki
1. Ada kepastian tentang :
lima, penjual sayur, ikan, pedagang di kios/toko kecil, dan
a. Usaha apa yang akan dikerjakan;
sebagainya. Atau usaha eceran/ritel yang dibuka nanti di-
b. Kapan usaha itu dilaksanakan;
kelola secara modern, baik dalam bentuk minimarket, super-
c. Bagaimana cara melaksanakan usaha tersebut; market, departemen store dan sebagainya. Usaha eceran/ri-
d. Siapa saja yang terlibat dalam usaha tersebut; tel nanti apakah dikelola sendiri, atau bekerja sama dengan
e. Di mana lokasi usaha dilakukan;
pengusaha lain (menjalin kemitraan) dalam bentuk/pola
2. Dapat menjadi pedoman kegiatan usaha; waralaba.
3. Menjadi dasar bagi pengambilan kebijakan pimpinan/ pengelola usaha;
Di dalam memilih bentuk usaha eceran/ritel seperti yang dijelaskan di atas, ada beberapa bahan pertimbangan
Menyusun rencana membuka usaha eceran/ritel, di- yang perlu diperhatikan, yaitu :
perlukan langkah-langkah yang tepat dan sistematis dengan
1. Permodalan yang dimiliki dan pengembangannya; berpedoman pada konsep 5 W 1 H yang merupakan kata
2. Risiko usaha yang mungkin terjadi; tanya dalam bahasa Inggris, yang selanjutkan diterapkan ke
3. Strategis tidaknya usaha yang dijalankan; dalam rencana membuka usaha eceran/ritel.
Penerapan 5 W 1 H ini dapat kita jelaskan sbb :
3. WHEN ? (PABILA/KAPAN ?) Setelah kita menentukan bentuk usaha dan jenis/macam
1. WHAT ? (APA?) barang/jasa yang dijual, nama usaha, sasaran dan tujuan Pertanyaan inilah yang mula-mula muncul dalam pikir-
yang akan dicapai dari usaha yang kita kerjakan, juga an kita manakala kita ingin berencana. What? (Apa?),
penentuan lokasi/tempat beroperasinya usaha kita nanti, maksudnya rencana apa yang ingin kita lakukan?. Kalau
maka pertanyaan berikutnya adalah :
berhubungan dengan usaha eceran/ritel, pertanyaannya - Kapan/pabila operasional usaha tersebut mulai diker- adalah :
jakan.
- Bentuk usaha eceran/ritel apa yang ingin kita kelola. Apakah kita kelola secara sederhana saja/tradisional,
4. WHO ? (SIAPA ?)
atau kita ingin mengelolanya secara modern. Hal ini Pertanyaan ini berhubungan dengan personalia/para pe- tentu perlu pertimbangan-pertimbangan yang matang.
laksana atau orang-orang yang terlibat di dalam usaha - Barang/jasa apa yang akan kita perdagangkan.
yang akan kita garap. Pertanyaannya : - Apa nama usaha eceran/ritel yang kita buka.
- Berapa jumlah personil yang kita butuhkan dalam ke- - Apa yang menjadi tujuan dan sasaran dari usaha kita
giatan usaha kita nanti;
nanti. - Dari mana dan bagaimana penjaringan (merekrut) per- sonil-personil tersebut. Apakah kita pasang iklan di me-
2. WHERE ? (DI MANA ?) dia masa, kita sebarkan selebaran, pengumuman dan Setelah pertanyaan what? (apa?), sudah terjawab, dalam
kita tempel di tempat-tempat strategis, atau kita cari artian kita sudah dapat menentukan bentuk usaha yang
sendiri (mungkin kita ajak beberapa orang keluarga, be- dipilih, bidang usaha (barang/jasa) yang akan diperda-
berapa orang teman/sahabat) dan sebagainya; gangkan, nama usaha yang kita tentukan, maksud, sasar-
- Siapa-siapa orangnya yang menurut kita cocok dan an serta tujuan usaha yang ingin kita capai, maka perta-
pantas serta dapat diajak kerja sama dalam menjalan- nyaan ke dua biasanya muncul adalah di mana lokasi
kan usaha kita nanti;
usaha tersebut kita dirikan/lakukan. Pertanyaan ini me- - Ketrampilan apa yang kita perlukan dari personil-per- nunjukkan tempat/lokasi/areal di mana usaha eceran/
sonil tersebut. Misalnya kita membutuhkan tenaga ritel tersebut kita lakukan. Apakah di desa A, desa B,
penjual/sales. Kita memerlukan personil yang terampil kota C, kota D, di daerah pantai/pesisir, di lokasi wisata,
dalam kegiatan pembukuan/akuntansi, dan sebagainya; di dekat terminal, stasion, lapangan terbang, pelabuhan dan sebagainya.
5. WHY ? (MENGAPA ?) Pertanyaan ini berhubungan dengan analisa usaha. Bisa
usaha);
ngan why (mengapa) ini, misalnya seperti : • Sebelum usaha dijalankan, hendaknya secara tegas kita - Mengapa usaha yang akan dikerjakan tersebut dikelola
sudah menentukan sasaran/target yang akan dicapai dari secara tradisional?
usaha kita tersebut dalam jangka waktu tertentu, baik - Mengapa barang yang dijual bahan makanan?, apa ala-
secara kuantitas maupun secara kualitas; sannya, apa sudah cocok?, bagaimana prospek masa
• Rencana usaha yang kita susun, hendaknya sudah ter- depan usaha ini? dan seterusnya;
program secara sistematis (punya tahapan-tahapan ope- - Mengapa lokasi usaha di daerah pasar/pusat perbelan-
rasional), dari tahap awal hingga tahap penyelesaian; jaan? Mengapa hanya satu tempat?;
• Rencana usaha yang akan digarap hendaknya disesuai- - Mengapa operasional usaha ini baru bisa dimulai ta-
kan dengan pendanaan yang ada. Jangan sekali-kali hun depan? Kenapa tidak segera saja dimulai?;
memaksakan diri dengan berbuat spekulasi.
6. HOW ? (BAGAIMANA ?)
E. Beberapa Pertimbangan Yang Perlu Diperhatikan
Pertanyaan ini menunjukkan cara, metode, teknik, dan
Dalam Membuka dan Memulai Usaha
prosedur kerja yang akan dikerjakan. Yaitu, bagaimana
cara, teknik dan prosedur kerja yang sebaik-baiknya da-
1. Pemilihan Produk/Jasa
lam melaksanakan usaha nanti. Pertanyaannya :
- Usaha yang akan kita kerjakan apakah menggunakan Memilih sebuah produk atau jasa yang akan dijual teknik tradisional, modern, atau campuran (semi mo-
merupakan sesuatu hal yang perlu kita pertimbangkan dan dern);
cermati secara mendalam, karena hal ini dapat menentukan Dari enam pertanyaan yang terhimpun dalam rumus
sukses tidaknya usaha yang akan kita jalankan.
5 W 1 H tersebut dapat kita terapkan ke dalam Rencana
Membuka Usaha Eceran/Ritel. Menurut beberapa penelitian, hampir 80% barang atau jasa yang dikonsumsi pada saat ini, pasti berbeda dari
Di dalam menyusun rencana membuka usaha ecer- barang atau jasa yang dikonsumsi lima tahun yang lalu. an/ritel, hendaknya diperhatikan beberapa hal sebagai beri-
Dan lima tahun yang akan datang, 80% produk yang digu- kut :
nakan akan merupakan produk baru dan pasti berbeda pula • Jenis/bentuk usaha yang dipilih hendaknya disesuaikan
dari produk-produk yang digunakan sekarang. dengan tersedianya sumber-sumber bahan/barang yang
cukup, tenaga kerja yang mudah di dapat, pemasaran Ada ribuan barang atau jasa yang tersedia buat para
pembeli/pelanggan yang tersebar di pasar saat ini. Seiring
e. Kepada siapa saja barang atau jasa yang akan dijual buat kita untuk memasuki pasar, membaur di dalamnya ser-
tersebut kita tawarkan;
ta ikut bersaing secara efektif dengan pedagang-pedagang
f. Kira-kira dapat bertahan berapa lama kita berjualan ba- lainnya dalam menawarkan barang dan jasa yang mungkin
rang atau jasa tersebut;