PEMERINTAHAN YANG BERSIH DAN DEMOKRATIS

PEMERINTAHAN YANG BERSIH DAN
DEMOKRATIS DEMI TERWUJUDNYA
CITA-CITA NASIONAL

NO

NAMA

NPM

1

Annisa Nur Fitriyah

2013320042

2

Ayu Raisa

20133200


3

Dewi Utami

20133200

4

Melia Audina

20133200

FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
JL. KH Ahmad Dahlan Cirendeu Ciputat, Jakarta Selatan
Telp. (021) 7492862

Fax (021) 7430756


Email: info@umj.ac.id

|Pemerintahan Yang Bersih Dan Demokratis |

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Bangsa Indonesia merupakan sebuah bangsa yang memiliki keberagaman suku,
agama, budaya namun tetap satu tujuan dan satu cita-cita nasional, seperti dalam semboyan
Negara Kesatuan Republik Indonesia yaitu “Bhineka Tunggal Ika” yang artinya “Berbedabeda Tetapi Tetap Satu Jua”. Berdiri lebih dari 68 tahun dan memiliki banyak penduduk,
Indonesia telah banyak menempuh langkah serta memberikan hasil, baik dalam partisipasi
aktif

memelihara

ketertiban

dunia,


perbaikan

kesejahteraan

bangsa,

atau

dalam

perkembangan kecerdasan kehidupan bangsa. Dengan kata lain, peran dan fungsi pemerintah
sebagaimana tercantum dalam pembukaan UUD 1945 sudah berjalan cukup baik, meskipun
belum optimal. Pemerintahan Negara Indonesia dibentuk tidak lain untuk melindungi
segenap Bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia. Untuk melindungi suatu
bangsa, tentu saja diperlukan pemerintahan yang kuat, bersih dan mau mendengarkan
keluhan dan keinginan rakyatnya.
Di era sekarang ini sebuah pemerintahan yang bersih dan dari rakyat oleh rakyat
untuk rakyat merupakan tujuan dan harapan yang diinginkan oleh masyarakat Indonesia.
Oleh karena itu, untuk menciptakan pemerintahan yang bersih dan demokratis diperlukan
keterlibatan dan kerjasama seluruh masyarakat Indonesia.


1.2 Rumusan Masalah
Dalam makalah ini ada beberapa hal yang kami bahas, diantaranya:
1. Pengertian pemerintah dan pemerintahan.
2. Pengertian demokrasi dan demokratis.
3. Pengertian cita-cita nasional.
4. Pemerintahan yang bersih dan demokratis demi terwujudnya cita-cita nasional.
5. Pemerintahan bangsa Indonesia itu sendiri.
|Pemerintahan Yang Bersih Dan Demokratis |

BAB II
PEMERINTAHAN YANG BERSIH
DAN DEMOKRATIS DEMI TERWUJUDNYA
CITA – CITA NASIONAL

2.1 Pengertian Pemerintah dan Pemerintahan
Arti pemerintah dapat ditinjau dari dua aspek, yaitu:
1. Pemerintah dalam arti sempit adalah pelaksana penguasaan negara yang merupakan
kegiatan penyelenggaraan eksekutif untuk


memberikan pelayanan umum dan

meningkatkan kesejahteraan rakyat.
2. Pemerintah dalam arti luas adalah seluruh kegiatan penguasaan negara oleh lembaga
pemegang kekuasaan negara baik eksekutif, legislatif, maupun yudikatif dalam rangka
mencapai tujuan negara.
Arti pemerintah menurut para ahli, adalah:
1. Suradinata berpendapat bahwa pemerintah adalah organisasi yang mempunyai kekuatan
besar dalam suatu negara yang mencakup urusan masyarakat, teritorial, dan urusan
kekuasaan dalam rangka mencapai tujuan negara.
2. Ndraha berpendapat bahwa pemerintah adalah segenap alat perlengkapan negara atau
lembaga-lembaga kenegaraan yang berfungsi sebagai alat untuk mencapai tujuan.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pemerintah adalah sekelompok individu
yang mempunyai wewenang tertentu untuk melaksanakan kekuasaan.
Sedangkan pemerintahan dalam arti luas dalam konteks UUD 1945 adalah seluruh
kegiatan penguasaan negara oleh Presiden, MPR, DPR, DPD, BPK, MA, MK, dan KY. Dan
arti pemerintahan menurut para ahli, adalah:
1. Syafiie berpendapat bahwa, pemerintahan adalah perbuatan, cara, hal, atau urusan dari
badan yang memerintah tersebut.


|Pemerintahan Yang Bersih Dan Demokratis |

2. Affan mengemukakan bahwa, pemerintahan adalah kegiatan yang terorganisir mengenai
rakyat/ penduduk di wilayah negara itu yang berdasarkan kepada dasar negara dan
bersumber kepada kedaulatan untuk mencapai tujuan rakyat/ penduduk di wilayah itu
sendiri.
Maka berdasarkan pengertian diatas, terdapat perbedaan antara pemerintah dan
pemerintahan. Pemerintah dapat diartikan sebagai kekuasaan memerintah suatu negara,
sedangkan pemerintahan sebagai cara perbuatan atau cara dalam memerintah.

2.2 Pengertian Demokrasi dan Demokratis
Istilah demokrasi berasal dari bahasa Yunani Kuno yang diutarakan di Athena kuno
pada abad ke – 5 SM. Kata demokrasi berasal dari dua kata, yaitu demos yang berarti rakyat,
dan kratos/cratein yang berarti pemerintahan. Sehingga demokrasi dapat diartikan
pemerintahan rakyat, atau yang lebih dikenal sebagai pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat
dan untuk rakyat. Sedangkan demokratis merupakan kata sifat dari demokrasi (kata benda).
Dari rakyat artinya, rakyat ikut berpartisipasi dalam membentuk pemerintahan. Oleh
rakyat, pada hakekatnya yang memerintah adalah rakyat, karena mereka yang duduk dalam
kursi pemerintahan dipilih oleh rakyat dan merupakan wakil-wakil rakyat yang membawakan
aspirasi rakyat. Untuk rakyat, artinya pemerintahan harus berpihak pada rakyat,

mengedepankan kepentingan rakyat diatas kepentingan golongan dan individual demi
memajukan kesejateraan rakyat.
Ada dua bentuk demokrasi secara dasar. Kedua bentuk ini menjelaskan bagaimana
rakyat menjalankan keinginannya. Dua bentuk tersebut, yaitu:
1. Demokrasi Langsung, semua warga negara berpartisipasi langsung dan aktif dalam
pengambilan keputusan pemerintahan.
2. Demokrasi Tidak Langsung/ Demokrasi Perwakilan, seluruh rakyat memilih perwakilan
melalui pemilihan umum untuk menyampaikan pendapat dan mengambil keputusan bagi
mereka.

|Pemerintahan Yang Bersih Dan Demokratis |

2.3 Pengertian Cita – cita Nasional
Cita-cita nasional merupakan rumusan sebuah aspirasi mengenai apa yang ingin
dicapai dan apa yang diharapkan di masa depan yang dirumuskan oleh “The Founding
Fathers” yang sangat luhur, tinggi dan mendalam. Peranan cita-cita bagi suatu bangsa
sangatlah penting karena dapat memberikan semangat dalam menjiwai kehidupan, menjadi
pengarah yang abadi, dan menjadi sumber kekuatan bagi bangsa tersebut. Dengan kata lain,
cita-cita bangsa mempunyai fungsi sebagai penentu bagi tujuan nasional. Cita-cita nasional
suatu bangsa ada yang dinyatakan terulis dan ada yang tidak tertulis.

Bagi bangsa Indonesia, cita-cita nasional bangsa ini terdapat dalam alinea pertama
dan kedua Pembukaan UUD 1945. Alinea pertama berbunyi “bahwa sesungguhnya
kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu maka penjajahan di atas dunia
harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan”. Adapun

alinea kedua berbunyi “dan perjuangan pergerakan kemerdekaan Indonesia telah sampaiilah
kepada saat yang berbahagia dengan selamat sentosa mengantarkan rakyat Indonesia ke
depan pintu gerbang kemerdekaan Indonesia, yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil, dan

makmur”.

2.4 Pemerintahan yang Bersih dan Demokratis Demi Terwujudnya Citacita Nasional
2.4.1 Pemerintahan yang Bersih
Berdasarkan Undang – Undang Republik Indonesia No. 28 Tahun 1999 Tentang
Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme Pasal 1
Ayat 2 “Penyelenggara Negara yang bersih adalah Penyelenggara Negara yang menaati
asas-asas umum penyelenggaraan negara dan bebas dari praktik korupsi, kolusi, dan

nepotisme, serta perbuatan tercela lainnya”. Korupsi adalah perbuatan pejabat pemerintah
yang menggunakan uang negara dengan cara-cara yang tidak legal. Kolusi adalah bentuk

kerjasama antara pejabat pemerintah dengan oknum lain secara ilegal untuk mendapatkan
keuntungan material bagi mereka. Nepotisme adalah pemanfaatan jabatan untuk memberikan
pekerjaan dan kesempatan atau penghasilan bagi keluarga atau kerabat dekat pejabat
sehingga menutup kesempatan bagi orang lain.
|Pemerintahan Yang Bersih Dan Demokratis |

Hukum Administrasi Negara (HAN) dapat dijadikan instrument/ alat demi
terselenggaranya pemerintahan yang baik, karena hubungan anatara pemerintahan dengan
masyarakat akan terlihat lebih konkrit dan dapat dijadikan ukuran apakah sebuah
penyelenggaraan pemerintahan sudah baik atau belum. Salah satu hakikat HAN adalah untuk
menjalankan fungsinya dan melindungi adminstrasi negara dari melakukan perubuatan yang
tidak sesuai menurut hukum.
Asas-asas mengenai penyelenggaraan negara yang bersih sebagaimana diatur dalam
Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 1999 Tentang Penyelenggaraan
Negara yang Bersih dan Bebas KKN pasal 3, antara lain:
1. Asas Kepastian Hukum adalah asas dalam negara hukum yang mengutamakan landasan
peraturan perundang-undangan, kepatutan, dan keadilan dalam setiap kebijakan
penyelenggaraan negara.
2. Asas Tertib Penyelenggaraan Negara adalah asas yang menjadi landasan keteraturan,
keselerasan dan keseimbangan dalam pengendalian penyelenggara negara.

3. Asas Kepentingan Umum adalah asas yang mendahulukan kesejahteraan umum dengan
cara yang aspiratif, akomodatif, dan selektif.
4. Asas Keterbukaan adalah asas yang membuka diri terhadap hak masyarakat untuk
memperoleh informasi yang benar, jujur, dan tidak diskriminatif tentang penyelenggaraan
negara dengan tetap memperhatikan perlindungan atas hak asasi pribadi, golongan, dan
rahasia negara.
5. Asas Proporsionalitas adalah asas yang mengutamakan keseimbangan antara hak dan
kewajiban penyelenggara negara.
6. Asas Profesionalitas adalah asas yang mengutamakan keahlian yang berlandaskan kode
etik dan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
7. Asas Akuntabilitas adalah asas yang menentukan bahwa setiap kegiatan dan hasil akhir
dari kegiatan penyelenggara negara harus dapat dipertanggungjawabkan kepada
masyarakat atau rakyat yang merupakan pemegang kedaulatan tertinggi negara sesuai
dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
Asas-asas tersebut merupakan alternatif yang tersedia bagi pemerintah, yang dapat
digunakan sebagai dasar untuk merumuskan kebijakan dalam penyelenggaraan negara dan
pembuatan produk hukum yang diharapkan dapat mencapai tujuan negara dan menciptakan

|Pemerintahan Yang Bersih Dan Demokratis |


pemerintahan yang bersih. Untuk menegakkan pemerintahan yang bersih dari budaya KKN
maka diperlukan keterlibatan seluruh warga negaranya, seperti:
1. Nilai-nilai kejujuran khususnya bagi para pejabat pemerintahan yang merupakan wakil
rakyat.
2. Keterlibatan masyarakat dalam mengawasi pemerintahan, seperti:
a. Melaporkan ke pihak terkait apabila menemukan praktik-praktik KKN.
b. Menanamkan semangat anti KKN.
c. Tidak ikut menutupi praktik KKN.
3. Adanya sebuah sistem politik dan hukum yang adil, dan lain-lain.
Adapun syarat akan adanya pemerintahan yang bersih, yaitu:
1. Kemauan Politik (Politic Will) dari pemimpin eksekutif tertinggi, dalam hal ini presiden.
Kemauan yang sangat kuat dengan disertai tindakan yang nyata yang dilakukan oleh
presiden dalam menanggulangi masalah KKN sangat berpengaruh terhadap para jajaran
dibawahnya baik yang ada di pusat maupun daerah.
2. Adanya kemauan keras dari masyarakat dan dunia bisnis untuk menghilangkan budaya
KKN.
3. Perlunya pemberdayaan secara maksimal di lembaga-lembaga pemberantasan korupsi.
4. Adanya gerakan moral dan budaya anti korupsi.
5. Perlunya dibangun suatu budaya politik yang lebih santun dan bersih

2.4.2 Pemerintahan yang Demokratis
Pemerintahan yang demokratis adalah pemerintahan yang memiliki prinsip-prinsip
demokrasi dan menegakkan prinsip-prinsip demokrasi tersebut dalam penyelenggaraan
pemerintahannya. Sebuah negara dapat dikatakan pemerintahannya demokratis apabila:
1. Adanya keterlibatan warga negaranya dalam pengambilan keputusan politik baik
langsung maupun tidak langsung.
2. Adanya pengakuan, penghargaan, dan perlindungan terhadap hak-hak asasi warga
negaranya.
3. Adanya persamaan hak bagi seluruh warga negaranya dalam segala bidang.
4. Adanya lembaga peradilan dan kekuasaan kehakiman yang independen sebagai alat
penegakkan hukum.
|Pemerintahan Yang Bersih Dan Demokratis |

5. Adanya kebebasan dan kemerdekaan bagi seluruh warga negaranya.
6. Adanya pers/ media massa yang bebas untuk menyampaikan informasi dan mengontrol
perilaku dan kebijakan pemerintah.
7. Adanya pemilihan umum untuk memilih wakil rakyat yang akan duduk di lembaga
perwakilan rakyat.
8. Adanya pemilihan umum yang bebas, jujur, dan adil untuk menentukan/ memilih
pemimpin negara dan pemerintahan serta anggota lembaga perwakilan rakyat.
9. Adanya pengakuan terhadap perbedaan keragaman suku, agama, golongan, dan
sebagainya.
Adapun syarat-syarat sebuah pemerintahan yang demokratis, yaitu:
1. Pemilihan umum kepala pemerintahan.
2. Pemilihan perangkat legislatif.
3. Multi partai politik.
4. Kebebasan beragama.
5. Perlindungan Hak Asasi Manusia (HAM).
6. Pemilihan umum yang bebas.
7. Pengakuan hak minoritas.
8. Musyawarah.
9. Persetujuan parlemen dalam setiap kebijakan pemerintah, dan lain-lain.
Dari banyaknya sistem pemerintahan yang ada dan digunakan di berbagai negara,
sistem pemerintahan yang demokratis ada 3, yaitu:
1. Sistem Pemerintahan Parlementer
Sistem Parlementer adalah sebuah sistem pemerintahan dimana parlemen
memiliki peranan penting dalam pemerintahan. Dalam hal ini parlemen memiliki
wewenang untuk mengangkat perdana menteri dan parlemen pun dapat menjatuhkan
pemerintahan, yaitu dengan cara mengeluarkan semacam mosi tidak percaya. Sistem
pemerintahan ini dapat memiliki seorang presiden dan seorang perdana menteri yang
berwenang terhadap jalannya pemerintahan. Ciri-ciri sistem pemerintahan parlementer,
yaitu:
a. Dikepalai oleh seorang perdana menteri sebagai kepala pemerintahan, sedangkan
kepala negara dikepalai oleh presiden/ raja.

|Pemerintahan Yang Bersih Dan Demokratis |

b. Kekuasaan eksekutif presiden ditunjuk oleh legislatif, sedangkan raja diseleksi
berdasarkan undang-undang.
c. Perdana menteri memiliki hak prerogratif (hak istimewa) untuk mengangkat dan
memberhentikan menteri-menteri yang memimpin departemen dan non departemen.
d. Menteri-menteri hanya bertanggung jawab kepada kekuasaan legislatif.
e. Kekuasaan eksekutif bertanggung jawab kepada kekuasaan legislatif.
f. Kekuasaan eksekutif dapat dijatuhkan oleh legislatif.
Negara yang menganut sistem pemerintahan parlementer ini adalah Inggris,
Kamboja, Jepang, Malaysia, Singapura, dan lain-lain.

2. Sistem Demokrasi Terpimpin
Demokrasi Terpimpin adalah sebuah sistem demokrasi dimana seluruh keputusan
serta pemikiran berpusat pada pemimpin negara, kala itu presiden soekarno. Demokrasi
terpimpin akhirnya tidak digunakan lagi pada sistem pemerintahan Indonesia sekarang
dikarenakan adanya penyimpangan dalam demokrasi tersebut. Sistem yang awalnya
demokrasi ini, lama kelamaan menyimpang dengan menentang nilai-nilai pancasila dan
UUD 1945 yang berlaku. Demokrasi Terpimpin pertama kali diumumkan oleh Presiden
Soekarno dalam pembukaan sidang konstituante pada tanggal 10 November 1956.
Latar belakang dicetuskannya sistem pemerintahan tersebut oleh presiden
Soekarno adalah:
1. Dari segi keamanan nasional, banyaknya gerakan separatis pada masa demokrasi
liberal yang menyebabkan ketidakstabilan negara.
2. Dari segi perekonomian, sering terjadinya pergatian kabinet pada masa demokras
liberal yang menyebabkan program-program yang dirancang oleh kabinet tidak dapat
dijalankan secara utuh, sehingga pembangunan ekonomi tersendat.
3. Dari segi politik, konstituante gagal dalam menyusun UUD baru untuk menggantikan
UUDS 1950.

3. Sistem Presidensial

|Pemerintahan Yang Bersih Dan Demokratis |

Sistem Presidensial (presidensiil) atau disebut juga dengan sistem kongresional,
merupakan sistem pemerintahan negara republik dimana kekuasaan eksekutif dipilih
melalui pemilu dan terpisah dengan kekuasaan legislatif.
Ciri-ciri pemerintahan presidensial, yaitu:
a. Dikepalai oleh seorang presiden sebagai kepala pemerintahan sekaligus kepala
negara.
b. Kekuasaan eksekutif presiden diangkat berdasarkan demokrasi rakyat dan dipilih
langsung oleh mereka atau melalui badan perwakilan rakyat.
c. Presiden memiliki hak prerogratif (hak istimewa) untuk mengangkat dan
memberhentikan menteri-menteri yang memimpin departemen dan non departemen.
d. Menteri-menteri hanya bertanggung jawab kepada kekuasaan eksekutif, bukan
kekuasaan kepada legislatif.
e. Kekuasaan eksekutif tidak bertanggung jawab kepada kekuasaan legislatif.
f. Kekuasaan eksekutif tidak dapat dijatuhkan oleh legislatif.
Negara yang menganut sistem pemerintahan presidensial ini adalah Indonesia,
Pakistan, Filiphina, Amerika Serikat dan lain-lain.
Sedangkan sistem pemilihan dalam sebuah negara yang demokrasi terdiri dari
beberapa jenis, yaitu:
1. Sistem Proporsional.
2. Sistem Distrik.
3. Sistem Multi Distrik.
Dan sistem partainya terdiri dari:
1. Sistem Dua Partai.
2. Sistem Multi-partai.
3. Fragmentasi Partai.
4. Budaya Koalisi.
5. Budaya Oposisi.

|Pemerintahan Yang Bersih Dan Demokratis |

2.4.3 Gambaran Pemerintahan yang Bersih dan Demokratis
Berikut merupakan gambaran terwujudnya sebuah pemerintahan yang bersih dan
demokratis yang mencerminkan sila ke-4 dari pancasila:

\

Gambar 2.1
Cermin dari Pemerintahan yang Bersih dan Demokratis

|Pemerintahan Yang Bersih Dan Demokratis |

BAB III
BAGAIMANA DENGAN NEGARA KESATUAN REPUBLIK
INDONESIA?

Berdasarkan pembahasan pada BAB II mengenai “PEMERINTAHAN YANG
BERSIH DAN DEMOKRATIS DEMI TERWUJUDNYA CITA –CITA NASIONAL” maka
dapat disimpulkan bahwa sebuah negara dapat dikatakan memiliki pemerintahan yang bersih
dan demokratis, apabila para penyelenggara negaranya bersih dari KKN dan negara tersebut
memiliki sebuah pemerintahan yang melibatkan rakyatnya dalam pengambilan kebijakankebijakan politik baik secara langsung maupun tidak langsung.

3.1 Sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia
Lalu bagaimana dengan Negara Kesatuan Rebuplik Indonesia (NKRI)? Indonesia
merupakan negara kesatuan yang menganut sistem pemerintahan Demokrasi Pancasila, yaitu
sebuah sistem pemerintahan yang demokrasi yang berlandaskan pada nilai nilai pancasila.
Pancasila merupakan dasar negara Republik Indonesia dan UUD 1945 merupakan alat
kontrol penegakkan hukum di Indonesia. Indonesia dikatakan negara yang demokratis
dikarenakan memenuhi syarat-syarat sebuah negara demokrasi. Dalam segi informasi, media
massa di Indonesia bisa dikatakan sangat bebas, kritis, dan juga netral dalam memberikan
informasi kepada warga negaranya. Dalam segi pemilihan umum, Indonesia sejak tahun 1955
sudah melaksanakan pemilu pertamanya dan pemilu tahun 1955 tersebut sering dikatakan
sebagai pemilu Indonesia yang paling demokratis. Dalam segi kebebasan berpendapat, rakyat
kini sudah semakin bebas untuk berpendapat mengenai apa yang tidak disetujui atau disetujui
oleh rakyat terhadap kebijakan-kebijakan pemerintah misalnya melalui demonstrasi, pamflet,
aksi teatrikal, dan lain-lain. Tapi untuk segi penegakkan hukum, Indonesia masih belum
demokratis,

karena

banyak

keputusan-keputusan

dalam

persidangan

yang

lebih

“menyamankan dan mengamankan” kalangan atas dibandingkan dengan rakyat kecil. Tidak
hanya itu, untuk penegakan hukum dalam kasus-kasus HAM pun banyak yang belum
terselesaikan bertahun-tahun, contoh kasus Hak Asasi Manusia Munir.

|Pemerintahan Yang Bersih Dan Demokratis |

3.2 Apakah Pemerintahan Indonesia Bersih dari KKN?
Indonesia memang sebuah negara yang demokratis tapi dalam segi sistem
pemerintahan yang bersih, Indonesia bisa dikatakan jauh dari pemerintahan yang bersih
bahkan mustahil untuk bersih. Budaya KKN sudah merusak dan mental bangsa Indonesa.
Mengapa begitu? Dikarenakan bisa kita lihat dalam kehidupan sehari-hari. Di Indonesia
sudah dari pucuk sampai ke akar-akarnya birokrasi di Indonesia jauh dari kata bersih. Budaya
buruk KKN sudah merajalela di lingkungan pemerintahan di daerah maupun di pusat mulai
dari Lurah sampai ketua Mahkamah Konstitusi (MK, yang merupakan lembaga tertinggi di
Indonesia) yang seharusnya para pejabat pemerintah yang digaji oleh uang rakyat tersebut
bisa memberikan tauladan yang baik bagi rakyatnya. Dalam segala hal dan segala bidang
dikorupsi oleh pejabat negara mulai dari dana APBD dan APBN, dana bantuan sosial, dana
pengadaan Al-Qur’an, dana proyek pemerintahan, dana pengadaan alat kesehatan, dana
pajak, bidang MIGAS, dan lain-lain.
Negara Indonesia tidak akan bisa mencapai apa yang dicita-citakan apabila sistem
pemerintahannya tidak bersih walaupun demokratis, dan tidak akan tercapai pula apabila
sistem pemerintahannya bersih tapi tidak demokratis. Karena, pemerintahan yang bersih dan
demokratis selalu sejalan, apabila pemerintahannya demokratis maka akan terjadi keadilan
terhadap rakyat, dan apabila pemerintahannya bersih maka tidak ada lagi budaya KKN dan
itu artinya birokrasi pemerintahannya akan baik dan benar sesuai dengan perundangundangan yang berlaku. Karna sudah banyak negara yang akhirnya hancur dan tidak
terwujudnya cita-cita nasionalnya dikarenakan pemerintahannya membudidayakan budaya
KKN.

|Pemerintahan Yang Bersih Dan Demokratis |

BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Pemerintahan yang bersih dan demokratis merupakan landasan yang penting demi
terwujudnya cita-cita nasional bangsa Indonesia. Peran masyarakat dalam keterlibatan
mewujudkannya juga sangat penting, karena sebuah pemerintahan yang bersih dan
demokratis akan menjadi angan-angan belaka apabila seluruh komponen masyarakatnya tidak
turut ikut serta mendukung. Pemerintahan yang bersih dan demokratis juga akan menentukan
apakah sebuah cita-cita bangsa tersebut dapat tercapai atau tidak. Bila moral bangsanya saja
sudah hancur dengan budaya KKN yang merajalela dan tidak didengarnya lagi keinginan
rakyat, bagaimana cita-cita nasional bangsa Indonesia bisa terwujud.

4.2 Saran
Saran kami untuk sistem pemerintahan Indonesia adalah:
1. Penegakkan hukum di Indonesia harus lebih adil, dan tidak seperti paku yang tumpul
diatas dan tajam dibawah. Artinya, keadilan dalam hukum harus ditegakkan tanpa
pandang bulu sekalipun dia seorang pejabat tinggi di Negara Kesatuan Republik
Indonesia ini.
2. Budaya anti korupsi harus terus digemakan agar KKN di Indonesia sedikit demi
sedikit berkurang.
3. Perlu ditingkatkan kesadaran masyarakat Indonesia akan pentingnya ikut serta dalam
mengurangi lalu menghilangkan budaya KKN.

|Pemerintahan Yang Bersih Dan Demokratis |

DAFTAR PUSTAKA

Dwiyono Agus, dan Bambang Pracaya, dkk. 2007. Kewarganegaraan SMP KELAS IX.
Jakarta: Yudishtira.
www.mahkamahkonstitusi.go.id
www.sistem-pemerintahan.blogspot.com
www.wikipedia.com

|Pemerintahan Yang Bersih Dan Demokratis |