PENTINGNYA KEJUJURAN TERHADAP KEBERHASIL docx

PENTINGNYA KEJUJURAN
TERHADAP KEBERHASILAN HIDUP DI MASA DEPAN

MAKALAH
Untuk Memenuhi Tugas Non-akademik
Tahun Ajaran 2010/2011

Oleh
Vendra Pratama Susanto
XII IPS 3 – 32

SEKOLAH MENENGAH ATAS KATOLIK KOLESE SANTO YUSUP
MALANG
Juni, 2011

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena
penulis telah berhasil menyelesaikan makalah yang berjudul “Pentingnya
Kejujuran terhadap Keberhasilan Siswa di Masa Depan”. Tanpa rahmat-Nya,
penulis tidak bisa menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada :

1.

Peter B.Sihombing selaku Kepala SMAK Kolese Santo Yusup Malang, yang
telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk memperbaiki pelangga
ran yang telah dilakukan.

2.

Antonius Joko Prasetyo selaku Guru Pengajar Bahasa dan Sastra Indonesia
yang telah membiumbing penulis dengan penuh hati dan kesabaran.

3.

Hironimus Sukardi selaku Wali Kelas yang telah membimbing dengan baik.

4.

Rosa Irawati selaku Guru Bimbingan Konseling yang telah mendampingi
penulis selama pengerjaan makalah ini.


5.

Antonius IP, Kepala Perpustakaan, yang memberikan tempat dan sarana
dalam penyelesaian penulisan makalah.

Tanpa pihak-pihak yang telah membantu proses pembuatan makalah ini, penulis
tidak bisa menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Penulis berharap makalah ini dapat berguna bagi para pembaca. Penulis
juga sangat mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca demi
menyempurnakan makalah ini.
Malang, Juni 2011
Penulis
iv

DAFTAR ISI

Halaman
LEMBAR PERSETUJUAN....................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN....................................................................................ii
KATA PENGANTAR…………………………………………………….….…..iv

DAFTAR ISI………………………………………………………………............v
BAB I

PENDAHULUAN....................................................................................1

1.1 Latar Belakang Masalah……….......……......……….………..................1
1.2 Rumusan Masalah……...........................………………..........……..…..3
1.3 Tujuan Pembahasan……...…………...………..........……………..........3
BAB II LANDASAN TEORI................................................................................4
2.1Kejujuran……......…..........…..…………………….........….….............4
2.2 Keberhasilan Hidup.......................................................….....................6
2.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Hidup............….....11
BAB III PEMBAHASAN...................................................................................15
3.1 Manfaat Kejujuran untuk Masa Depan ……………………...............15
3.2 Hubungan Ketidakjujuran dan Keberhasilan Hidup………...…….....22
3.3 Besarnya Kekhawatiran terhadap Ketidakjujuran di Indonesia...........27
BAB IV PENUTUP..............................................................................................31
4.1 Kesimpulan……………………………………………………….….31
4.2 Saran………………………………………………………………....32
DAFTAR PUSTAKA………………........……………………………...……….33


v

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah
Di masa sekarang ini, Indonesia masih dilanda krisis ketidakjujuran.
Kejujuran bagi seseorang sekarang ini adalah sesuatu harta yang sangat sulit
dicari. Seolah banyak yang menganggap kejujuran itu tidak bernilai. Begitu
sulitnya menemukan kejujuran. Jangankan menemukan kejujuran yang dilakukan
orang lain ke orang lain. Terkadang dan bisa dikatakan mungkin sering, seseorang
pernah tidak jujur kepada diri sendiri. Betapa munafiknya akan sebuah nilai
kejujuran.
Menurut Kukuh Setyono (http:/kukuhsetyno.wikimu.com), dikatakan
“hilangnya kejujuran di hati nurani manusia memberikan dampak yang
tidak saja menyusahkan diri sendiri, namun orang lain juga pastinya
terkena dampaknya. Korupsi uang yang seharusnya bukan miliknya,
orang kaya yang membeli BBM subsidi, padahal untuk membeli BBM
khusus mobil mewahnya dia masih mampu, juga ada orang yang sudah

dalam keadaan kenyang, namun mereka hidup di lingkungan orang lapar.
Masih berani-beraninya dia berteriak, lapar, lapar, dan lapar tak peduli
orang lain kelaparan.”

Beberapa orang menganggap di dunia nyata bahwa orang yang selalu
berbuat jujur akan hancur. Dengan alasan stabilitas politik, ekonomi, hingga
kestabilan yang lainnya. Sering seseorang menonjolkan ego karena seseorang
tidak bersikap jujur. Entah mana yang benar, kekuasaan membuat manusia rapuh
dan terus menerus berada pada tingkat mengkhawatirkan.

1

2
Dalam banyak kasus, moral apa pun tak mampu mengontrol keserakahan
akan keinginan kekuasaan, malah bisa dijungkirbalikkan demi semua itu. Tak sulit
menebak, para pemegang kekuasaan adalah agen yang sangat berkuasa, dan tentu
sangat korup. Secara bersamaan, mereka tidak malu melakukan kecurangan.
Perkara korupsi bukan hanya perkara penggelapan, pencurian, dan
perampokan uang negara. Apalagi korupsi tidak selalu membuat negara menjadi
miskin karena korupsi bisa berjalan seiring dengan pertumbuhan ekonomi tinggi.

( Kompas,Kamis 10 Maret 2011)
Makna korupsi jauh lebih luas, dalam, dan dahsyat karena menyangkut
kekhawatiran keselamatan manusia dengan

hidupnya dalam jangka panjang.

Dikhawatirkan masyarakat rusak parah kalau keluasan korupsi begitu ganas
sehingga menghancurkan etika hidup bersama.
Banyak tindakan koruptif tidak dipahami dan disadari oleh seseorang
sebagai ketidakjujuran. Mereka menganggap korupsi adalah suatu bentuk kegiatan
bisnis yang memberikan keuntungan dalam memajukan perekonomian usaha.
Akibatnya semakin banyak orang cenderung akan melakukan ketidakjujuran di
lingkungan kerja. (Catatan perjalanan, 23 April 2011) dalam ( http ://yiskandar.
wordpress .com/2011/04/23/)
Kekhawatiran terjadinya ketidakberesan dan ketidakjujuran sangat
mungkin bukanlah sebuah cerita kosong. Sepertinya sudah menjadi ‘rahasia
5publik’ bahwa selama ini ketidakjujuran itu, dalam berbagai bentuk dan

3
karena berbagai alasan, selalu saja menjadi cerita tak sedap dikalangan semua

orang.
Untuk mengatasi permasalahan di atas, penulis memilih topik pentingnya
kejujuran bagi keberhasilan hidup di masa depan dalam pembuatan makalah ini.

1.2 Rumusan Masalah

1. Mengapa dibutuhkan kejujuran dalam keberhasilan hidup?
2. Apa dampak ketidakjujuran dalam keberhasilan hidup?
3. Seberapa besar ketidakjujuran mempengaruhi sendi kehidupan di Indonesia?

1.3 Tujuan Pembahasan

1. Mengetahui alasan mengapa kejujuran dibutuhkan dalam keberhasilan hidup.
2. Mengetahui dampak ketidakjujuran dalam keberhasilan hidup.
3. Mengetahui seberapa besar ketidakjujuran mempengaruhi sendi kehidupan
di Indonesia.

BAB II
LANDASAN TEORI


2.1 Kejujuran

Berdasarkan apa yang dinyatakan dalam buku yang berjudul Honesty
Building Christian Writer Anderson (1980:14), kejujuran dapat diartikan sesuatu
yang dapat dipercaya dalam melakukan sesuatu, berkredibilitas, keterusterangan,
mengatakan yang sebenarnya, dan terbuka.
Kejujuran adalah suatu tindakan yang memegang kebenaran sehingga
seseorang dapat dipercaya. Tetapi yang ada di kehidupan yang nyata, orang yang
melakukan kejujuran akan dipermalukan, didiskriminasi, atau dirugikan.
Seseorang yang ingin jujur tidak boleh membenarkan perbuatanperbuatan yang tidak jujur hanya untuk mendapatkan keuntungan. Seseorang bisa
tidak jujur hanya dengan memberikan kesan yang salah yang tidak sesuai dengan
kebenaran. Kebenaran melibatkan lebih dari sekadar fakta. Kebenaran meliputi
integritas pribadi tidak hanya objektivitas

yang tidak lagi menyembunyikan

sesuatu, membela kepentingan individu, merasa takut, ataupun merasa dihakimi.
Kejujuran akan membebaskan seseorang dan akan mengetahui kebenaran, dan
kebenaran itu akan memerdekakan.
Masih berasal dari sumber yang sama Anderson (1980:15), kejujuran

seringkali sulit dilakukan karena bisa membuat seseorang berkorban secara

4

5
pribadi. Seseorang selalu tidak jujur dan lari dari kenyataan dan kebenaran.
Namun, seseorang bisa saja menunjukkan ketidakjujuran dengan cara yang
berbeda.

Seseorang memilih untuk berbohong daripada menanggung risiko

pribadi. Seseorang menunjukkan kepengecutan dan ketidakjujurannya. Seseorang
terlalu

sering

menarik

diri


dari

kejujuran

karena

seseorang

lebih

memperhitungkan konsekuensi-konsekuensi yang akan dihadapi.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pengertian kejujuran yang
akar katanya jujur berarti lurus hati, tidak berbohong, tidak curang, tulus, ikhlas,
sehingga kejujuran dapat diartikan sebagai sifat (keadaan) jujur, ketulusan hati
atau kelurusan hati.
Menurut Antonius Atosokhi Gea S.Th.MM dalam bukunya yang berjudul
Relasi dengan Sesama mengartikan sikap jujur merupakan suatu keutamaan bagi
setiap orang, yang diharapkan tetap menyertainya, baik dalam berhadapan dengan
orang lain maupun terhadap diri seseorang
Dalam Ensiklopedia 3 (1998:420-479) kejujuran diartikan sebagai suatu

sifat yang tertampilkan dari perilaku seseorang yang selalu mengatakan kenyataan
sebenarnya dan tidak berbohong atau menipu, tidak secara diam-diam mengambil
dan menguasai apa yang merupakan hak milik orang lain. Kejujuran berkaitan
juga dengan kepercayaan. Kejujuran seseorang akan membuat orang lain
mempunyai kepercayaan terhadap diri seseorang. Kejujuran merupakan nilai
moral dan nilai agama yang selalu diusahakan untuk dibina dan dikembangkan
dalam pendidikan.

6
Jujur sering diartikan secara negatif yaitu tidak berbohong. Tidak jujur
berarti berbohong. Arti kata berbohong sebenarnya hanya berarti mengatakan
sesuatu yang tidak benar. Menurut buku Ensiklopedia Nasional Indonesia,
pengertian kejujuran adalah suatu sifat yang tertampilkan dari perilaku seseorang
yang selalu mengatakan kenyataan sebenarnya dan tidak berbohong atau menipu,
tidak secara diam-diam mengambil dan menguasi apa yang merupakan hak milik
orang lain.
Jujur tak hanya diartikan secara harfiah sebagai 'berkata benar, mengakui
atau memberikan suatu informasi yang sesuai dengan kenyataan dan kebenaran'.
Tapi juga dalam pengertian yang lebih luas, tidak berbohong, tidak menipu, tidak
mencuri, tidak korupsi, tidak berbuat tindak kekerasan, tidak melakukan
selingkuh, dan sejumlah tidak lainnya, merupakan bentuk lain dari sebuah
kejujuran.
Oleh karena itu kejujuran membutuhkan komitmen untuk pemenuhan
kejujurannya. Dalam jenis pekerjaan apapun, nilai sebuah kejujuran tidak bisa
ditawar-tawar lagi. Seseorang harus memegang teguh pada komitmen dimanapun
seseorang berada dan bekerja. Tidak boleh berbohong, menipu, dan merekayasa.

2.2 Keberhasilan Hidup
Menurut Tabroni (2005:10) dalam bukunya yang berjudul Succes for
Teens, keberhasilan dapat diartikan suatu proses perjalanan dari pengalaman dan
keahlian seorang manusia yang berlangsung dalam jangka waktu

7
yang lama. Sesuai dengan pernyataan itu, diketahui bahwa keberhasilan itu tidak
dapat diperoleh melalui proses yang kilat atau instan. Proses pengembangan
tersebut sangat diperlukan sekali dalam menjalaninya. Proses pengembangan dari
apa yang diusahakan itulah yang akan mendasari terbentuknya keahlian dan
pengalaman seseorang.
Keberhasilan juga bisa diartikan sebagai pembiasaan diri untuk hidup
sesuai dengan cara tertentu dan menghadapi persoalan dengan menggunakan
langkah-langkah yang efektif dan positif. Dari makna tersebut dapat diketahui
pula bahwa dalam upaya mencapai sebuah keberhasilan diperlukan cara-cara
tertentu untuk mengembangkan kepribadian yang mendukung terjadinya
keberhasilan yang diharapkan. Selain dengan pembentukan suatu kepribadian
yang mendukung untuk mengusahakan pencapaian keberhasilan tersebut,
dibutuhkan juga efektivitas dalam menyelesaikan masalah. Efektivitas inilah yang
membantu ketika usaha yang dilakukan

sedang mengalami keterpurukan.

Efektivitas ini bertujuan agar permasalahan yang dihadapi dapat ditangani dengan
sebaik mungkin agar kelak tidak menjadi penyebab timbulnya suatu permasalahan
baru yang lebih rumit. Selain itu, efektivitas juga ditujukan agar penyelesaian
masalah dapat dilakukan dengan menggunakan tenaga yang minim sehingga
tenaga tersebut dapat dialokasikan untuk menangani hal-hal lain yang mungkin
tidak kalah penting dengan masalah yang wajib dihadapi tersebut.
Keberhasilan hidup adalah membiasakan diri berinteraksi dengan sesama
manusia dengan metode tertentu. Tentunya untuk meraih keberhasilan dibutuhkan
banyak koneksi kerja yang dapat membantu berlangsungnya kegiatan

8
pencapaian
keberhasilan tersebut. Koneksi yang dimaksudkan dapat diartikan sebagai rekan
bisnis atau rekan kerja. Jika dapat memiliki banyak rekan kerja, usaha yang
dilakukan paling tidak lebih sedikit mengalami kesulitan dikarenakan banyaknya
bantuan dalam pengembangan bisnis yang ditekuni tersebut.
Keberhasilan hidup juga dapat dimaknai sebagai suatu kebiasaan diri
dalam berinteraksi dengan waktu dan membiasakan diri untuk menjalankan
profesi, pekerjaan, ide, atau gagasan secara profesional dan tepat. Jikalau
seseorang dapat berinteraksi dengan waktu, orang tersebut pastinya dapat
mengorganisir waktu dengan seefisien mungkin. Dengan pengorganisiran waktu
yang efisien inilah, penggunaan waktu dalam usaha yang ditekuni dapat
dialokasikan dengan baik dan benar. Pengalokasian tersebut menjadi salah satu
faktor utama dalam upaya pencapaian kesuksesan tersebut. Dengan waktu yang
terorganisir, segala kewajiban yang harus dipenuhi dalam waktu singkat dapat
dipenuhi secara maksimal sehingga tidak ada kejanggalan dalam pemenuhan
kebutuhan bisnis atau apapun yang diinginkan untuk menjadi berhasil.
Selain dengan adanya pengorganisiran waktu yang baik, diperlukan juga
profesionalisme dan kualitas diri untuk menunjang kualitas kerja yang telah
diselesaikan. Jika hasil tersebut kurang memuaskan maka apa yang telah dipenuhi
tidak akan sepenuhnya berguna. Hal itu dikarenakan rendahnya kualitas yang
diberikan sebagai pemenuhan sebuah kekurangan yang dihadapi. Karena itu,
segala sesuatu yang harus diberikan untuk memenuhi kebutuhan dalam upaya
pencapaian keberhasilan itu harus dilakukan dengan efisien dan jujur agar hasil

9
dari usaha tersebut dapat menjadi optimal dan baik. Dengan hasil harian yang
maksimal dan kejujuran dalam bekerja, tentunya keberhasilan yang menjadi citacita yang diinginkan menjadi selangkah lebih mudah untuk dicapai.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, sukses memiliki arti yang
sederhana tapi mendalam. Kata sukses didefinisikan sebagai berhasil atau untung.
Sehingga kesuksesan berarti keberhasilan atau keberuntungan.
Berdasarkan apa yang dinyatakan dalam buku yang berjudul A Treasury of
Succes Unlimited ( Mandino, 1955:165-227 ), manusia yang berhasil adalah
manusia yang terus mencoba, meskipun telah mengalami banyak kegagalan.
Manusia memandang kehidupan sebagai peluang untuk mencapai keberhasilan
dan kesuksesan. Itulah kira-kira kesimpulan dari penelitian selama 40 tahun
terhadap orang-orang berhasil. Yang dicoba ditemukan adalah bagaimana dan
mengapa manusia tergerak untuk menjadi teratas di bidang masing-masing dari
bidang olahraga, pendidikan, hingga pasar modal.
Ada

tujuh hal yang dilakukan

manusia dalam meraih keberhasilan.

Orang yang sukses dan berhasil mau mengambil risiko. Seseorang berupaya untuk
mencapai target, melakukan penghematan, membangun relasi dengan banyak
orang, dan gesit mencoba sesuatu yang baru guna mengikuti perkembangan
zaman. David C. McClelland, seorang guru besar yang mendalami perjalanan
orang-orang berhasil serta telah melakukan perjalanan ke banyak negara dan
melatih pengusaha kecil ,menyatakan cara menjadi pengusaha kecil yang
berhasil adalah dengan menjadi pengambil risiko moderat, yang mau terus
mengambil risiko untuk meraih sukses.

10
Orang berhasil percaya diri dan merasakan bahwa mereka berbuat sesuatu
untuk dunia. Seseorang memandang sebuah dunia yang besar dan ingin
memainkan peranan penting di dalamnya. Seseorang tetap bekerja sesuai
keterampilannya, sambil tetap menyadari bahwa keterampilan ini memberi nilai
kepada keterampilan lainnya. Seseorang juga sadar, karya terbaik akan
menghasilkan kompensasi bagi diri mereka.
Orang yang berhasil menikmati apa yang sedang mereka lakukan.
Seseorang mampu melihat pekerjaan sebagai kesenangan. Mereka memilih
bekerja di mana mereka dapat unggul. Orang yang berhasil dan sukses menyukai
tantangan. Mereka menikmati pencapaian puncak permainan mereka, apakah
dipekerjaan, lapangan tenis atau lapangan golf.
Orang berhasil adalah pelajar seumur hidup. Seseorang menyadari,
pendidikan tidak pernah berakhir tapi dimulai di setiap tingkatan kehidupan dan
terus berlanjut hingga akhir kehidupan. Pendidikan tidak terbatas di ruang kelas,
artinya mencoba ide baru, membaca buku, surat kabar, majalah, dan
menggunakan internet merupakan bentuk pendidikan pula. Karena itu, mereka
tetap mengalir sesuai perubahan ketertarikan dan kemampuan, dan menikmati
perubahan. Ini akan membantu seseorang tumbuh dan merasakan lebih percaya
diri.
Orang berhasil berpandangan positif terhadap apa yang dapat mereka
kerjakan, dan ini meluas pada hal-hal lain. Mereka percaya gelas itu setengah
penuh dan bukan setengah kosong. Mereka menanamkan semangat pada diri
sendiri dan dapat membayangkan diri bagaimana mereka berhasil menyelesaikan

11
suatu tugas sulit atau mencapai penghargaan tertinggi. Orang yang berhasil
berbuat bagaikan pelatih bagi orang lain, dengan menyuguhkan pesan-pesan
positif dalam kehidupan sehari-hari. Mereka senang melihat orang lain membuka
tonggak sejarah dalam kehidupan mereka.
Orang berhasil punya banyak cara untuk memotivasi diri sendiri sehingga
dapat terus berkarya lebih baik dari yang lain. Mereka ada yang dengan cara
melakukan beberapa pekerjaan setiap hari pada bidang berbeda. Seseorang
memotivasi dirinya sendiri dengan mencoba mendapatkan lebih banyak uang
daripada orang lain untuk menunjukkan bahwa seseorang memiliki keterampilan
dan kecerdasan memadai untuk mencapai hasil tersebut.
Orang berhasil menyelesaikan tugas tidak dengan setengah-setengah, dan
mereka menggunakan cara kreatif dalam meraih sukses. Meski mungkin
membutuhkan waktu lebih lama, mereka akhirnya melampaui garis finis. Mereka
manfaatkan waktu dengan baik dalam mensinergikan kemampuan fisik dan
mental untuk mencapai keberhasilan.

2.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Hidup
Berbagai faktor dapat mempengaruhi seseorang untuk mencapai
keberhasilan dalam dunia kerja dan karir. Namun jika faktor-faktor tersebut dapat
diatasi dan seseorang dapat mencari solusi terbaik dan tepat maka keberhasilan itu
sendiri akan datang pada diri seseorang. Mengapa sebagian orang dapat dengan
mudah mencapai posisi teratas di suatu perusahaan, sementara sebagian lagi sulit
untuk mendapatkan promosi? Apakah kecerdasan, bakat, serta kekuasaan orang-

12
orang tertentu mudah melesat?
Berdasarkan Julika Hendry dalam

( julkahendri.co.cc.jejakku ), sikap

positif seseorang ternyata lebih berperan dalam mencapai keberhasilan. Pekerjaan
apa pun harus dilakukan dengan baik. Seseorang tidak pernah tahu saat seseorang
diperhatikan atau dinilai. Bila seseorang terbiasa melakukan pekerjaan dengan
baik dan benar, maka seseorang tidak mendapatkan kesulitan untuk menerima
tanggung jawab yang lebih besar.
Seseorang tidak pernah berhenti mencari peluang. Tentu saja ada saat di
mana seseorang puas dengan pekerjaan yang sedang digeluti. Tetapi profesional
yang berhasil selalu mencari kesempatan untuk maju dan berkembang. Seseorang
harus memasang mata, membuka telinga, dan membuka wawasan untuk tantangan
dan kesempatan yang baru. Seseorang tidak pernah tahu, kapan akan mendapatkan
sesuatu

yang

dapat

mengubah

kariernya

menjadi

lebih

cemerlang.

Nasib seseorang tergantung dari diri seseorang. Bila seseorang
menghabiskan waktu hanya untuk menunggu datangnya mukjizat, seseorang akan
menunggu lama sekali, malah barangkali sia-sia. Seseorang yang berhasil selalu
melakukan sesuatu, secara baik dan tepat, untuk mewujudkan keinginannya.
Melalui ini, seseorang pasti akan berhasil dan berhak untuk mewujudkan impian.
Segala sesuatu mungkin saja terjadi. Seseorang berpikir tidak mungkin
menjadi posisi yang diinginkan. Jika demikian, seseorang memang tidak akan
pernah menduduki posisi tersebut. Jika seseorang berpikir tidak bisa, tidak akan
pernah bisa. Tetapi bila berpikir bisa, pasti bisa
Kegagalan merupakan kunci keberhasilan. Setiap orang pasti pernah

13
mengalami kegagalan dari waktu ke waktu. Perbedaan antara orang yang berhasil
dan orang yang gagal adalah bagaimana seseorang menghadapi kegagalan yang
dialami.
Seseorang yang berhasil selalu belajar dari kesalahan yang mereka
lakukan.Akibatnya mereka tetap maju.Seseorang harus berani memperlihatkan
kemampuan. Banyak orang menunggu sampai orang lain melihat bakat dan
kemampuan dirinya. Seseorang harus mengatakan keberhasilannya dan apa yang
telah dilakukan bagi perusahaan. Profesional yang berhasil, mengerti cara
memperlihatkan keberhasilan mereka tanpa sombong.
Seseorang harus memiliki jaringan yang kuat. Pegawai yang sukses
memahami dengan baik pentingnya suatu jaringan, baik di dalam maupun di luar
kantor. Seseorang perlu bersikap proaktif untuk mengembangkan hubungan
profesional. Bergabung dengan yayasan profesional juga akan mengembangkan
jaringan profesional demi masa depan seseorang.
Seseorang tidak

boleh terpaku pada latar belakang pendidikan. Bila

seseorang selalu merasa bahwa pekerjaan yang seseorang lakukan tidak sesuai
dengan latar belakang pendidikan, maka seseorang akan menghasilkan prestasi
yang buruk. Mungkin pekerjaan yang seseorang lakukan tidak terlalu cocok bagi
dirinya, tetapi seorang profesional yang berhasil akan melakukan tugas yang
dibebankan kepadanya dengan sebaik-baiknya tanpa peduli di mana mereka
berada.
Seseorang harus menganggap penting setiap orang. Bila seseorang ingin
bersikap agresif, seseorang pun perlu bersikap baik dengan rekan sekerja serta

14
orang-orang yang berada di sekelilingnya. Seseorang keliru kalau menganggap
tidak perlu menjalin hubungan baik dengan sekretaris atasan. Seseorang harus
bersikap sopan dan ramah terhadap orang-orang di sekitarnya. Karena seseorang
tidak pernah tahu, sikap baik itu mungkin memegang peranan penting bagi masa
depannya.
Seseorang tidak boleh terpaku pada jam kerja. Karena seseorang
bertanggung jawab atas nasibnya dan sudah menjadi kewajiban seseorang untuk
terus mencari jalan dalam memperbaiki profesionalisme dirinya. Bersikap
sukarela dalam melakukan pekerjaan tambahan, berminat belajar sesuatu yang
baru, serta bersedia

pulang terlambat untuk membantu sesama rekan kerja.

Pekerja yang berhasil tidak hanya bekerja terpaku pada jam kerja, tetapi juga
bersedia melakukan yang lebih agar dirinya terlihat semangat dan baik dalam
melakukan suatu pekerjaan.

BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Manfaat Kejujuran untuk Masa Depan
Menurut pendapat para ahli dan peneliti, peranan kejujuran sangat penting
bagi keberhasilan hidup, termasuk karir seseorang. Berdasarkan riset Thomas
(2002:46) kepada 1.001 responden

yang 733 di antaranya adalah milyuner

dengan kekayaan di atas USD 1 juta, yang dituangkan dalam bukunya The
Millionaire Mind, terungkap bahwa bersifat jujur kepada semua orang dan
memiliki hasrat untuk menjadi figur yang dihormati adalah faktor penting yang
menunjang keberhasilan.
Penelitian Rick & Kathy Hicks kepada 100.000 anak yang berusia 8 – 14
tahun membuktikan bahwa salah satu hal yang sangat didambakan anak dari
orang tuanya adalah kejujuran. Menurut Jossey (2002:60) melaporkan dalam buku
The Leadership Challenge bahwa para pengikut mengharapkan empat hal dari
pemimpin mereka adalah kejujuran, kompetensi, visi, dan inspirasi. Seseorang
harus selalu ingat bahwa para pengikut tidak mengharapkan seorang pemimpin
yang sempurna dalam segala hal namun mereka mengharapkan pemimpin yang
jujur.
Guru marketing Kartajaya (2010:32) dalam buku Grow With Character
juga mengatakan, “Tanpa karakter, sehebat-hebatnya inovasi produk dan kepuasan
pelanggan tidak akan bisa membuat sebuah perusahaan atau institusi
berkelanjutan. Karakter seseorang akan terbangun dengan baik jika ditunjang
15

16
dengan tiga komponen:excellence(keunggulan), professionalism(profesionalisme)
dan ethics (etika). Etika adalah prinsip-prinsip yang menentukan tingkah laku
seseorang serta mengarahkannya dalam mengambil keputusan. Etika menjadikan
seseorang mampu membedakan antara mana yang benar dan mana yang salah.
Dengan etika, seseorang akan menjadi insan yang memiliki keluhuran budi
pekerti. Di dalam etika ini terkandung unsur kejujuran, kehormatan, tanggung
jawab,

keadilan,

kepedulian

dan

citizenship

(berperan

aktif

dalam

mengembangkan komunitas sekitar).
Menurut julia Arso dalam (http://yuliarso.multiply.com/journal/item/26),
jujur mempunyai banyak manfaat dan khasiat bagi pelakunya baik di dunia
maupun di akhirat. Ada manfaat bagi orang yang jujur dalam perkataan maupun
perbuatannya seperti perasaan enak, hati tentram, membuat pelakunya menjadi
tenang karena ia tidak takut, mendapatkan keberkahan dalam usahanya, mendapat
pahala, selamat dari bahaya. Orang yang jujur walaupun pertama-tama ia merasa
berat akan tetapi pada akhirnya ia akan selamat dari berbagai bahaya.
Demikianlah, jujur penting sekali, terutama di masa ketika segala aspek
kehidupan dipenuhi kepalsuan dan ketidakjujuran. Di manapun berada, kejujuran
harus di atas segalanya. Jujur adalah simbol profesionalisme kerja dan inti dari
kebaikan hati nurani seseorang.
Menurut Winarto (1995:12) dalam bukunya yang berjudul motivation
teacher & leadership trainer, menjadi pribadi yang tidak jujur tentu berisiko
namun terkadang menjadi pribadi yang jujur justru mengandung risiko yang jauh

17
lebih besar. Mulai dari dianggap sok idealis, tidak disukai, ditolak dalam
lingkungan pergaulan dan lingkungan pekerjaan hingga disingkirkan, baik secara
halus atau secara kasar. Namun dalam jangka panjang bersikap jujur tentu lebih
baik daripada tidak jujur.
Masih berasal dari sumber yang sama, menjadi pribadi yang jujur tidak
hanya berarti berani berbicara apa adanya (terus terang), tanpa kebohongan atau
bersikap manipulatif. Menjadi pribadi yang jujur juga berarti menepati janji yang
telah dibuat, melaksanakan komitmen hingga tuntas, setia dalam hal-hal kecil
yang dipercayakan kepada kita, mengatakan apa yang dilakukan dan melakukan
apa yang dikatakan, berani mengakui kelemahan dan kesalahan serta meminta
maaf.
Dalam Thomas (2002:60), ketika seseorang berkata dan berlaku jujur hari
ini atau saat ini, mungkin seseorang tidak secara langsung merasakan manfaat
kejujuran saat itu juga, tapi harus diingat, bahwa kejujuran adalah sebuah
investasi besar bagi tatanan bangunan keberhasilan seseorang. Jujur adalah
saham yang ditanam yang akan menghasilkan timbal balik yang jauh lebih
menguntungkan dari segi apapun, baik itu keberhasilan usaha kita didunia,
maupun kehidupan seseorang di akhirat kelak.
Seperti yang ditulis dalam (Thomas, 2002:23), seseorang yang jujur, jujur
pada dirinya, pada atasanya, dan pada Tuhannya, akan bekerja sesuai dengan
deskripsi kerja tanpa ada atasan yang mengawasinya, karena ia tak ingin
membohongi dirinya, karena ia tahu bahwa Tuhan mengawasinya. Yang terjadi
kemudian adalah ia akan menjadi seorang yang berkomitmen terhadap

18
pekerjaannya dan yakin tanpa ada orang yang tahu kejujurannya dalam
melaksanakan pekerjaannya. Tuhan akan membalasnya dengan imbalan pahala
yang sepadan dengan kejujurannya, karena sesungguhnya Tuhan mengetahui apa
yang seseorang lakukan. Seseorang tidak perlu menunggu berbuat sesuatu hanya
karena ingin dipuji oleh atasan, kejujuran seseorang dalam memanfaatkan waktu
kerja jauh lebih memuaskan dan penuh berkah daripada sekedar pujian dari
atasan atau uang lembur yang tak seberapa dari hasil kecurangan orang yang
mengulur-ulur waktu.
Seorang atasan yang berlaku jujur tidak menyembunyikan dan
menutup mata atas kinerja karyawannya, seorang atasan yang berlaku jujur
akan melahirkan timbal balik yang positif dari bawahan, yang akan makin
mengangkatnya di posisi yang terhormat. Seorang atasan

pun akan

mendapatkan apresiasi khusus dari Tuhan atas kejujurannya dalam bersikap
dan menilai bawahan.
Masih berasal dari sumber yang sama Thomas (2002:24), sikap
subjektif dalam menentukan promosi atau jabatan hanya akan melahirkan bara
dalam sekam, yang suatu saat akan membakar dirinya sendiri, dengan tingkat
kepatuhan bawahan yang rendah, mutu kerjaan yang tidak maksimal, yang
pada gilirannya akan menggelincirkan dia dari posisi dan jabatannya. Kalau
seseorang yakin bahwa setiap agama mengajarkan kejujuran dalam kehidupan
sehari-hari di segala bidang, besar harapan warga terhadap negara Indonesia
ini untuk selalu bertindak jujur dalam hal apapun.
Menurut apa yang dinyatakan dalam Thomas (2002:72), salah satu kunci

19
keberhasilan seorang pekerjaan dalam melaksanakan tugasnya

adalah sifat

kejujuran dan memiliki kepercayaan dari banyak orang terhadap dirinya. Apabila
seseorang di dalam pekerjaannya tidak jujur dan tidak bertanggung jawab,
akibatnya banyak orang yang tidak mempercayainya, baik kepada bidang
usahanya maupun kepada kariernya. Hal ini terlebih-lebih seseorang rasakan
pada lapangan kerja di perusahaan dan di perdagangan. Untuk menjadi pekerja
pada perusahaan, faktor kejujuran dan tanggung jawab mendapat sorotan dan
penilaian yang serius dari pihak pemilik perusahaan.
Bersumber dari Gunarsa (2002:258) dalam bukunya yang berjudul
Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja, keberhasilan yang dikejar tidak
cukup dengan cita-cita saja, begitu juga kemampuan. Oleh karena itu, seseorang
memerlukan latihan dan bimbingan supaya mengetahui bagaimana dapat
menggunakan kemampuannya secara lebih menguntungkan. Selain harus
memiliki kejujuran dalam menggunakan kemampuannya, seseorang juga harus
bersedia menunda kesenangan-kesenangan yang sifatnya sementara demi tujuan
cita-cita yang lebih besar artinya. Seseorang juga harus luwes dan bersedia
menyesuaikan diri pada peranan-peranan dan kegiatan baru dalam usaha
mencapai keberhasilan. Ia harus memiliki kesempatan-kesempatan mengalami
bagaimana belajar menggunakan kapasitas yang dimiliki dan dapat menilai
kekuatan-kekuatan dan kelemahan-kelemahannya.
Selain itu seseorang juga harus bersedia menyesuaikan tingkat aspirasi
secara realistis dengan kemampuan yang dimiliki. Meskipun bimbingan, latihan,
kesempatan dan dorongan diberikan, seseorang mungkin saja tidak mencapai

20
tingkat prestasi yang diinginkannya sebab mereka telah terlambat. Hal ini
disebabkan telah berkembangnya kebiasaan untuk bermalas-malas dalam
menghadapi tugas-tugas sehingga merasa sukar atau tidak mungkin lagi
meningkatkan kebiasaan belajarnya.
Harris D.B. menyatakan kemungkinan pada orang yang terlambat dalam
melatih dirinya tidak akan pernah menyadari ukuran potensi dirinya.
Keberhasilan dalam satu bidang seringkali merupakan batu loncatan untuk
keberhasilan yang berikutnya, apalagi bila bidang tersebut saling berkaitan. Oleh
karena itu, pengalaman yang diperoleh dalam satu situasi dapat diambil
manfaatnya oleh individu dalam situasi serupa yang ditemui berikutnya. Di
samping itu telah menemukan bagaimana kapasitas dirinya, sehingga dapat
menyesuaikan tingkat aspirasinya dengan kegiatan-kegiatan yang berikutnya.
Seseorang yang prestasi sekolahnya tinggi, tentu akan lebih memperoleh
status pekerjaan yang lebih besar daripada mereka yang prestasi sekolahnya
rendah. Sehingga jelas bahwa prestasi sekolah merupakan sarana dalam melatih
kesempatan yang pada akhirnya makin terbuka kesempatan dalam dunia
pekerjaan, dan sebaliknya seseorang yang tidak berprestasi dalam sekolah akan
kurang kesempatan.
Masih dalam sumber yang sama Gunarsa (2002:259), banyak seseorang
yang mencapai prestasi di bawah potensi yang dimilikinya. Bila seseorang dapat
merasa puas dengan cita-citanya dengan cara berkhayal atau dengan
mengidentifikasikan diri pada tokoh pahlawannya atau pujaannya melalui media
massa, maka motivasi untuk melakukan sesuatu yang sanggup dilakukannya akan

21
menjadi padam. Atau bila diberi motivasi, kemungkinan tidak tahu bagaimana
mencapai tujuan itu karena
tidak ada atau kurang pengalaman melatih diri dan pengalaman dibimbing.
Motivasinya juga akan menjadi lemah karena tidak ada kesediaan untuk
mengakui dan menerima batas-batas kemampuannya.
Keberhasilan mempengaruhi tingkat aspirasi. Tingkat aspirasi menjadi
bertambah bila seseorang yakin dapat mengulangi keberhasilan-keberhasilan
yang telah dilampaui, dan sebaliknya akan tetap pada tingkat aspirasi semula bila
tidak yakin dapat mengulang keberhasilan yang akan dicapai. Keberhasilan juga
mempengaruhi seseorang menjadi gemar akan kegiatan. Makin berhasil dan
berprestasi suatu kegiatan, individu makin gemar terhadap kegiatan tersebut.
Keberhasilan memperkuat motivasinya untuk meningkatkan kepandaiannya.
Keberhasilan mempengaruhi keinginan untuk memperlihatkan keberhasilan yang
diperoleh. Seseorang ingin orang lain mengetahui keberhasilannya sebab
menambah reputasi dan status dalam pergaulannya, melalui cara membanggakan
atau cara yang lebih halus.
Sama seperti yang dikatakan dalam Gunarsa (2002:260), keberhasilan
menimbulkan kepuasaan. Ada 4 faktor yang menentukan kepuasan seseorang
oleh keberhasilannya, yaitu nilai bagi dirinya terhadap kegiatan itu, reputasinya
yang berhubungan dengan kegiatan itu, bagaimana sikap orang-orang yang
berarti baginya terhadap keberhasilan itu, dan eratnya hubungan keberhasilan
dengan apa yang diharapkan.
Keberhasilan menimbulkan gambaran diri. Seseorang yang sangat puas

22
dengan keberhasilannya akan bangga, yakin dan tertarik pada hal-hal dan orangorang diluar dirinya, serta bersikap ramah. Keberhasilan mempengaruhi
perkembangan keberuntungan yang lebih kompleks. Pengulangan keberhasilan
menimbulkan harapan-harapan baru tentang keberhasilan yang menimbulkan
seseorang yakin sekali dengan diri sendiri dan sering pula menjadi congkak.

3.2 Hubungan Ketidakjujuran dan Keberhasilan Hidup
Berdasarkan kutipan dalam buku be honest ( Pepenhermawan, 2010:10),
jika seseorang selalu berkata jujur, seseorang tidak harus mengingat apa pun.
Sebuah prinsip yang nampaknya begitu sederhana namun terkadang menjadi
begitu sulit untuk dilakukan. Kejujuran bisa jadi telah menjadi barang yang
teramat langka di negeri ini. Dapat dilihat perilaku korup dan manipulatif yang
ada di negeri Indonesia ini. Seorang bahkan pernah mencibir, “Orang besar
makan orang besar. Orang kecil makan orang kecil.” Pernyataan itu dilontarkan
manakala seseorang tersebut menyaksikan bagaimana preman jalan memalaki
para sopir angkutan kota. Apabila seseorang sekadar memaki-maki dan
memprotes tidak akan membuahkan hasil.
Seseorang lebih baik melakukan introspeksi ke dalam dan menilai diri
sendiri secara jujur, sejauh mana seseorang telah bersikap jujur dalam hidup ini.
Seseorang lebih baik mengubah diri sendiri daripada berharap orang lain
berubah. Seorang yang lain juga pernah melontarkan sebuah pernyataan yang
provokatif, “Dunia ini sudah banyak kebohongan, kalau tidak ikut-ikutan bohong
mau makan apa?” Seperti yang dikatakan (alm) Romo Y.B. Mangunwijaya, “Jika

23
orang lain berbuat salah, kamu tidak harus ikut-ikutan berbuat salah.”
Menurut Winarto (1995:14), ketika seseorang jujur, seseorang menjadi
diri seseorang sendiri, menjadi pribadi yang utuh, apa adanya, bukan ada apanya.
Seseorang tidak perlu memasang topeng secara bergantian. Ketika seseorang
jujur, seseorang akan menjadi orang yang bisa dipercaya. Inilah yang akan
membentuk nama baik atau reputasi. Nama baik akan menjadi modal yang sangat
berharga bagi perjalanan dan keberhasilan hidup. Ketika seseorang jujur,
seseorang bisa menjadi teladan bagi orang-orang di sekitarnya. Ini merupakan
sebuah warisan yang jauh lebih berharga daripada uang atau materi. Ketika
seseorang jujur, seseorang menjadi sahabat terbaik bagi dirinya sendiri. Sebab
seringkali ketidakjujuran membuat seseorang sulit berdamai dengan dirinya
sendiri. Seseorang tidak akan pernah bisa mengbohongi hati nuraninya sendiri.
Kejujuran adalah pangkal keberhasilan. Jujur pada diri sendiri akan
melahirkan sikap syukur pada diri sendiri, sikap tidak berlebihan dan sikap
melampaui batas. Kadang seseorang terjebak dalam sebuah jurang kepalsuan,
dengan menampilkan sosok yang tidak apa adanya. Keadaan itu dimanipulasi
oleh dirinya sendiri sedemikian rupa, seseorang ingin

disebut orang kaya,

dengan memperbanyak utang dan kreditan, seseorang ingin tampak cantik dan
tampan dengan operasi plastic, dengan mengkonsumsi obat diluar batas atau
ingin disebut gaul dengan meniru-niru gaya dan kehidupan orang lain. Jika
seseorang tidak jujur pada diri sendiri, ia yang akan rugi. Yang akan menanggung
hutang akibat seseorang ingin tampil sebagai sosok gaul adalah dirinya sendiri,
yang akan dimintai pertanggung jawaban adalah dirinya sendiri, bukan orang

24
lain.
Jadi seseorang tidak perlu menipu dirinya sendiri atau ingin diperhatikan
orang lain. Akan lebih ringan beban dan tanggung jawab seseorang, ketika
seseorang tampil sebagaimana adanya. Seseorang tidak mungkin sama dengan
orang lain, orang lain pun pasti mempunyai kelebihan dan kekurangan sendiri.
Ketidakjujuran hanya akan berpangkal pada kehancuran, hanya akan
menjadi bom waktu, hanya akan menjadi bara dalam sekam, yang setiap saat
akan mengancam seseorang dengan ledakan kehancuran. Sebaliknya kejujuran
akan mengantar seseorang pada puncak tertinggi tatanan bangunan keberhasilan.
Jujur merupakan sikap terpuji yang dianjurkan oleh agama yang selalu
bersanding dengan kebenaran yang harus dikawal dan ditegakkan.
Seseorang seharusnya menanamkan kesadaran untuk selalu hidup jujur
dan menyadari akibat buruk ketidakjujuran. Seseorang yang memahami arti
kejujuran dan akibat buruk ketidakjujuran yang meskipun dulunya biasa
berbohong dan selalu hidup dalam ketidakjujuran akan mempunyai tekad untuk
hidup jujur dan membenci adanya kebohongan. Seseorang yang demikian tidak
akan pernah kompromi dengan kebohongan yang ada disekitarnya termasuk
kepada orang terdekatnya. Sikap tidak kompromi dengan kebohongan tersebut
akan membantu mengubahkan ketidakjujuran pada orang di sekitarnya.
Seseorang membiasakan sikap jujur sebagai budaya di dalam kehidupan
keluarga. Seseorang sejak kecil pintar sekali meniru apa yang dilihat, dan
kebohongan dari tingkah laku dan perkataan yang dilakukan orang tua juga akan
menanamkan kebohongan dalam mental anak kecil tersebut. Apapun itu bentuk

25
kebohongannya sekalipun dalam hal kecil, itu semua terekam dalam memori
seseorang. Janji yang yang tidak ditepati juga menjadi penyebab yang mudah
direkam. Sebaiknya seseorang jangan pernah menjanjikan sesuatu yang pastinya
tidak ditepati. Jika janji tersebut tidak jadi karena faktor lain, sebaiknya
seseorang meminta maaf dan memberikan pengertian. Seseorang juga jangan
menceritakan sesuatu yang mengandung kebohongan karena ketika nantinya
orang tersebut melihat kenyataannya dan dia akan merekamnya. Seseorang tidak
boleh gengsi meminta maaf jika ada kesalahan. Sikap yang mau mengakui
kesalahan tersebut yang akan direkam menjadi suatu kebaikan di masa depan.
Akibat ulah ketidakjujuran, mahal ongkos yang harus dibayarnya, tidak
dipercaya orang, menanggung dosa, serta merugikan diri sendiri dan juga terlebih
orang lain. Sudah sejauh manakah ketidak jujuran melanda negeri ini.
Kalau mau jujur, sejak janin dalam proses “pembuatan” oleh manusia
tidak sedikit mereka melalui proses yang tidak jujur. Paling tidak, tidak
jujur dengan Tuhan mereka. Terkadang proses yang tidak jujur ini,
diberitakan secara terang-terangan kepada publik, sebagai tanda cinta suci
sejoli manusia. Dan bahkan ada yang mengamininya sebagai perbuatan
yang bersifat pribadi, karena semua orang juga melakukan yang sama.
Padahal tidak pernah ada, ketidak jujuran tidak mengakibatkan pengaruh
kepada kepentingan umum. Ketidakjujuran selalu mempunyai efek
domino yang berakibat kepada orang lain.
Dalam

(http://blogku.net/entrepreneurship

/harga-ketidakjujuran

/)

menyatakan, fenomena palsu dan ketidakjujuran sudah menjadi salah satu
penyakit dari orang yang hendak menginginkan suatu tujuan, baik jabatan
maupun kekuasaan. Kebohongan dan ketidakjujuran menjadi iklim sehingga
orang yang tidak bermaksud bohong terpaksa harus berbohong. Lebih gawat lagi,
26

kebohongan

menjadi

sarana

berkomunikasi,

hanya

dalam

kebohongan

komunikasi bisa dijalankan. Dalam kondisi seperti itu jika masyarakat tidak
berkomunikasi dalam kebohongan, dan memakai bahasa kebohongan, mereka
akan ketinggalan dan tidak mendapatkan apa-apa. Pembelajaran yang merupakan
sikap jujur itu sangatlah mengena di tengah realitas kondisi sosial
kemasyarakatan kita dewasa ini. Seharusnya memang demikianlah sikap yang
kita pilih ketika menghadapi hal yang sama.
Menurut Yulia Lea dalam ( http://macheda.blog.uns.ac.id/2011/02/26
/belajar-hidup), sifat dan tingkah laku seseorang dalam berkerja harus dapat
menyertai, kesabaran, ketekunan, kerajinan, dan kemauan kerja keras dalam
usaha pembinaan pribadi seseorang. Seorang pekerja yang tidak memiliki
kejujuran dan disiplin pribadi, tidak akan berhasil di dalam mencapai tujuan dan
cita-citanya.
Kejujuran dan disiplin pribadi seorang pekerja merupakan kewajiban
moral yang dibebankan kepada diri sendiri, untuk keperluan dirinya sendiri.
Seseorang yang yang tidak jujur di dalam bekerja, akibatnya akan menderita dan
menerima suatu keadaan seperti tidak dipercaya oleh banyak orang, menjadi
rendah diri dan rasa malu, mudah tersinggung atau emosi, cepat iri dan dengki,
suka dendam, berprasangka buruk dan dusta, tidak mempunyai banyak teman,
serta mengalami kehancuran dalam bekerja, Belum lagi resiko psikologis lainnya
berupa malu, tertekan, dan kehilangan muka yang harus ditanggung oleh
seseorang.
Banyak orang yang menganggap keberhasilan diperoleh dari
27

faktor keberuntungan dan juga berasal dari sumber di luar diri bahkan percaya
hanya sedikit peranan dari dalam diri sebagai kekuatan yang menentukan
keberhasilan. Sebetulnya perbedaan yang nyata antara mereka yang disebut
beruntung ialah karena dapat mengambil keuntungan dari kesempatan yang
tersedia serta berbuat sebaiknya dengan potensi yang dimiliki, sedangkan mereka
yang tidak beruntung tidak melakukan demikian.

3.3 Besarnya Ketidakjujuran Mempengaruhi Sendi Kehidupan di Indonesia
Menurut Subiono (2009:8) dalam ( http://ekosubiono.blogspot.com/2009 /
10 /arti-kejujuran . html ), ada banyak orang pintar saat ini di negeri ini, tapi juga
kekurangan orang jujur dan punya rasa malu dinegeri ini. Indonesia memiliki
hampir semua potensi untuk menjadi bangsa yang besar, kekayaan alam yang
melimpah, sumber daya manusia yang juga banyak, dua hal yang mungkin
menjadi kekhawatiran pada bangsa ini adalah kurangnya orang jujur dan orang
yang menjunjung tinggi rasa malu.
Dalam (http://www.kolomayah.info/tag/cerita-ketidakjujuran-dan.akibatn
ya), Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Mahfud MD mengemukakan, bahwa
banyak pejabat dan pimpinan di negeri ini tersandera ketidakjujuran. Indonesia
terpuruk dan berada dalam situasi tidak baik seperti saat ini, karena tidak ada
kejujuran. Kejujuran sangat penting, karena membekali seseorang untuk
bertindak dengan benar dan berani. Orang menjadi tidak berani karena tidak
jujur.
Menurut Mahfud, saat ini banyak pejabat dan pemimpin yang tersandera
28

oleh ketidakjujuran. Karena terlanjur tidak jujur, maka tidak berani melakukan
tindakan yang benar. Akibatnya penegakan hukum dan birokrasi pemerintahan
yang baik menjadi terhambat. Apabila negara ini jujur pasti Indonesia
mempunyai masa depan yang baik. Orang yang ingin melakukan pembaharuan
perlu keberanian. Tetapi jika risiko sudah dilandasi kejujuran, seseorang tidak
akan pernah takut untuk menghadapi risiko.
Landasan prinsip untuk berbuat baik dan benar akan kita peroleh melalui
kejujuran. Orang yang beriman dengan perkataannya yang jujur, di dalam
hidupnya tidak akan takut dan cemas. Orang yang takut mengambil keputusan,
tidak bertindak cepat, tepat dan cermat karena ia tidak jujur. Kalau generasi tua
sebagian besar sudah terlanjur tersandera oleh ketidakjujuran di masa lalu, harus
disiapkan generasi yang akan datang. Mereka turut menyiapkan masa depan
membangun di lingkungan sendiri dan selalu semangat menegakkan kejujuran,
tidak korupsi, jujur, bersih, serta dapat membina moral bangsa.
Dalam

(http://sosbud.kompasiana.com/2010/04/21/jujur-bersikap-tidak-

jujur), banyak yang mengatakan untuk menjadi jujur itu sulit, itu adalah
realitanya. Bila seseorang telah terbiasa bersikap tidak jujur pasti ia akan sulit
untuk menjadi bersikap jujur. Tidak heran, begitu seseorang akan mati-matian
untuk menutupi ketidakjujuran yang telah dilakukan. Segala cara dilakukan agar
tidak terbongkar . Bahkan ketika ketahuan pun, seseorang masih akan rela
membela diri dengan membayar mahal pengacara atas nama hukum dan HAM .
Apalagi para koruptor di negeri ini. Sampai saat ini belum ada koruptor
yangberani jujur mengakui perbuatannya dan meminta maaf kepada rakyat yang
29

uangnya telah diambil. Koruptor malah melakukan pembenaran, tidak tahu atau
khilaf akibat rasa malunya yang ditutupi dengan kesalahan. Masih banyak contoh
- contoh yang bisa ditemukan dikehidupan sehari-hari tentang ketidakjujuran
yang telah dilakukan. Namun tidak ada hati nurani seseorang untuk mengakuinya
ketika tertangkap basah atau ketahuan. Bila seseorang berani berlaku tidak jujur
seharusnya ia berani juga untuk berlaku jujur dan tidak perlu malu mengakuinya.
Ketidakjujuran seseorang yang terlalu tinggi membuat orang tersebut
tidak memiliki kerendahan hati untuk mengakui kesalahan. Bila seseorang malu
untuk mengakui ketidakjujurannya, seharusnya orang tersebut tidak berani untuk
melakukan hal yang tidak jujur hanya karena kebodohan dan ketidaksadaran
dirinya sebagai manusia yang bermartabat dan mulia. Itulah yang seringkali
terjadi dan masih terus berlangsung di negeri Indonesia ini. Ketidakjujuran
ditutupi lagi dengan ketidakjujuran demi ketidakjujuran.
Krisis multidimensional, korupsi, kolusi, nepotisme, kekerasan, teror,
pelanggaran HAM, dan sebagainya, adalah daftar persoalan bangsa ini, namun
hingga kini para pemimpin, politisi, dan elite Indonesia tidak pernah bisa
menyelesaikan semua persoalan itu secara signifikan. Bertahannya Indonesia
sampai saat sekarang ini bukan karena prestasi pemimpin, tetapi kalangan rakyat
jelata yang berjuang hidup gigih dalam kejujurannya. Hingga saat ini, para
pemimpin dan struktur pemerintahan tetap menjadi persoalan yang merusak kuat
dalam kehidupan bangsa ini. Penyelesaian semua persoalan itu tidak akan pernah
terjadi,

jika para pemimpin, politisi, dan elite Indonesia tidak lebih dulu

mengatasi dan menyelesaikan ketidakjujuran yang merupakan problem mendasar
30

bangsa ini.
Seseorang sering diingatkan tentang tingkah laku sosial ini yang idealnya
menggambarkan pancaran perilaku keagamaan kita. Ada nilai kesalehan yang
selalu relevan. Tetapi realitasnya, banyak yang menunjukkan terjadinya
kesenjangan pada banyak segi. Para koruptor seenaknya menggangsir harta
rakyat. Hati nurani mereka ditutup rapat. Pemanfaatan peluang merupakan hal
yang biasa, sehingga kejujuran menjadi sikap langka.

BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Dapat disimpulkan bahwa kejujuran memiliki banyak sekali manfaat
terutama dalam usaha yang berkaitan dengan usaha yang dilakukan untuk
mencapai suatu keberhasilan yang sudah lama dicita-citakan. Manfaat yang dapat
diperoleh dari kejujuran sangat penting bagi keberhasilan hidup, termasuk karir
seseorang, terungkap bahwa bersifat jujur kepada semua orang dan memiliki
hasrat untuk menjadi figur yang dihormati adalah faktor penting yang menunjang
keberhasilan. Salah satu hal yang sangat didambakanbanyak orang dari pemimpin
juga adalah kejujuran. Seseorang harus selalu ingat bahwa para pengikut tidak
mengharapkan seorang pemimpin yang sempurna dalam segala hal namun mereka
mengharapkan pemimpin yang jujur.
Demikianlah, jujur penting sekali, terutama di masa ketika segala aspek
kehidupan dipenuhi kepalsuan dan ketidakjujuran. Di manapun berada, kejujuran
harus di atas segalanya. Jujur adalah simbol profesionalisme kerja dan inti dari
kebaikan hati nurani seseorang.
Ketika seseorang berkata dan berlaku jujur hari ini atau saat ini, mungkin
seseorang tidak secara langsung merasakan manfaat kejujuran saat itu juga, tapi
harus diingat, bahwa kejujuran adalah sebuah investasi besar bagi tatanan
bangunan keberhasilan seseorang. Jujur adalah saham yang ditanam yang akan
menghasilkan timbal balik yang jauh lebih menguntungkan dari segi apapun, baik
31
32
itu keberhasilan usaha kita didunia, maupun kehidupan seseorang di akhirat kelak.

Salah satu kunci keberhasilan seorang pekerjaan dalam melaksanakan
tugasnya adalah sifat kejujuran dan memiliki kepercayaan dari banyak orang
terhadap dirinya. Apabila seseorang di dalam pekerjaannya tidak jujur dan tidak
bertanggung jawab, akibatnya banyak orang yang tidak mempercayainya, baik
kepada bidang usahanya maupun kepada kariernya.
4.2 Saran
Menjadi seseorang yang jujur bukanlah hal yang sulit untuk dilakukan.
Dengan sikap seseorang yang terbuka dan mau berkomunikasi dengan orang di
sekitar pasti seseorang akan mendapatkan saran dan masukan untuk masalah yang
dihadapi oleh orang tersebut. Seseorang yang berani berbuat ketidakjujuran harus
berani pula menanggung risiko dan konsekuensi yang akan dihadapi.
Selain perjuangan yang keras, kejujuran seseorang juga sangat
berpengaruh pada keberhasilan hidup. Perjuangan yang keras hanya berawal dari
satu langkah yang kita ambil sebagai sebuah permulaan. Jangan takut untuk
bersikap jujur, karena seseorang yang berani jujur akan memperoleh keuntungan
yang lebih besar, berlipat-lipat, serta mengantar seseorang pada puncak tertinggi
tatanan ban