MANAJEMEN PENGEMBANGAN KECAKAPAN HIDUP UNTUK MENINGKATKAN KEMANDIRIAN SANTRI DI PESANTREN | Rohmah | TADBIR MUWAHHID 1 PB

Tadbir Muwahhid ISSN 2579-4876 e-ISSN 2579-3470 Volume 1 Nomor 2, Oktober 2017

177

MANAJEMEN PENGEMBANGAN KECAKAPAN HIDUP UNTUK MENINGKATKAN
KEMANDIRIAN SANTRI DI PESANTREN
MANAGEMENT OF LIFE SKILLS DEVELOPMENT TO IMPROVE STUDENT
INDEPENDENCE IN ISLAMIC BOARDING SCHOOL (PESANTREN)
Siti Rohmah1a
1

Program Studi Manajemen Pendidikan Islam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Universitas Djuanda Bogor, Jl. Tol Ciawi No. 1 Kotak Pos 35 Ciawi Bogor 16720
a Korespondensi: Siti Rohmah, Email: siti.rohmahghanem@gmail.com
(Diterima: 21-08-2017; Ditelaah: 22-08-2017; Disetujui: 25-10-2017)

ABSTRACT
This study aims to determine how the management of development and life skills education
in improving the independence of students and inhibiting factors and support the
development of life skills to increase independence in Islamic Boarding Schoola Hasmi of
Bogor. This research method using descriptive qualitative approach method. Data were

collected through participant observation technique, documentation interview and
triangulation based on field phenomenon. The result of the management of life skills
development in Islamic pesantren Hasmi uses two approaches: 1). Implementation of an
integrative curriculum system, referring to the Ministry of Religious Affairs, and the Ministry
of National Affairs; 2). Special programs for pesantren are: a) personal skill: general lecture,
book review, b) social skill: training of da'iyah, muhadatsah, and consecration, c) academic
skill: bahsmul masail, d) vocational skill: catering project, Clothing Hisami venture, market
day. Supporting factors are a vision, philosophy, expert teacher, facilities and infrastructure,
interest, motivation and working relationship. Some of the inhibiting factors are differences in
mindset, the ability of students, and the lack of time allocation.
Keywords: development management, life skills education, pesantren, self-reliance students.

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana manajemen pengembangan serta
pendidikan kecakapan hidup dalam meningkatkan kemandirian santri serta faktor
penghambat dan pendukung pengembangan kecakapan hidup untuk meningkatkan
kemandirian di Pesantren Islam Hasmi Bogor.Metode penelitian ini menggunakan metode
pendekatan kualitatif deskriptif.Data dikumpulkan melalui teknik observasi partisipan,
wawancara dokumentasi dan triangulasi berdasarkan fenomena dilapangan. Hasil penelitian
manajemen pengembangan kecakapan hidup di pesantren Islam Hasmi menggunakan dua

pendekatan:1). Penerapan sistem kurikulum integrative, mengacu pada Kementerian Agama,
dan Kementerian Nasional;2). Program khusus pesantren, yaitu: a) personal skill: kuliah
umum, kajian kitab, b) sosial skill: pelatihan da’iyah, muhadatsah dan kerja bakti, c) akademik
skill: bahsmul masail, d) vokasional skill: proyek tata boga, tata busana Hisami usaha, market
day. Faktor pendukung yaitu visi,falsafah, guru ahli, sarana dan prasarana,minat, motivasi dan
hubungan kerja.Beberapa faktor penghambat yaitu perbedaan pola pikir, kemampuan santri,
serta minimnya alokasi waktu.
Kata kunci: kemandirian santri, manajemen pengembangan, pendidikan kecakapan hidup,
pesantren.

178

Rohmah

Pengembangan kecakapan hidup

Rohmah S. 2017. Manajemen pengembangan kecakapan hidup untuk meningkatkan
kemandirian santri di pesantren. Tadbir Muwahhid 1(2): 177-182.

PENDAHULUAN

Kesejahteraan dan kekuatan suatu bangsa
tidak hanya pada melimpahnya kekayaan
dan seberapa hebat alat-alat yang dimiliki.
Akan tetapi sangat ditentukan oleh kualitas
sumber daya manusia. Dengan sumber daya
manusia yang berkualitas bangsa ini akan
mampu mengelola dan memanfaatkan
kekayaan dengan sebaik-baiknya, serta
dapat menjalankan dan menciptakan alatalat
tersebut.
Untuk
mewujudkan
terciptanya
sumber
daya
manusia
berkualitas salah satu proses yang dilakukan
adalah melalui pendidikan.
Pendidikan adalah proses pematangan
kualitas hidup, melalui proses tersebut

manusia dapat memahami apa arti hidup dan
hakikat hidup serta untuk menjalankan
kehidupan secara benar(Ramayulis, 2012).
Oleh karenanya pendidikan diyakini
sebagai wadah yang dapat mengantarkan
manusia menjadi pemimpin (Al jamali,
1995). Sejalan dalam firman Allah dalam
Alqur’an surat al-Baqarah: 30. Artinya: “Dan
ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada
para Malaikat: “Sesungguhnya aku hendak
menjadikan seorang khalifah di muka bumi.”

Sistem pendidikan di Indonesia saat ini
masih mengedepankan segi kognitif, padahal
pendidikan yang mampu mengembangakan
potensi peserta didik yaitu dengan
pengembangan kecakapan hidup (life skill)
untuk bekal praktis pada masa mendatang
dalam
memecahkan

masalah
di
kehidupannya.Salah satu model pendidikan
yang memberikan kemajuan dunia adalah
pondokpesantren.pesantren adalah lembaga
pendidikan yang mempunyai kekhasan
tersendiri, yang berbeda dengan lembaga
pendidikan lainnya. Pesantren ideal adalah

pesantren yang mengajarkan ilmu Agama
serta ilmu umum( AzraAyzyumardi, 1999).
Pesantren Islam Hasmi Putri adalah salah
satu pesantren khusus yang mempunyai
program
manajemen
pengembangan
kecakapan hidup. Melalui program unggulan
tata busana, tata boga, house keeping, bina
da’iyah kepanduan dan tahfdz. Namun
peneliti memfokuskan pada skill di bidang

tata boga dan tata busana.Pesantren Islam
Hasmi cukup teratur dan terarah sesuai
dengan sistem yang diterapkan. Sehingga
begitu penting mengetahui apa penyebab
terkelolanya dengan baik manajemen
pengembangan kecakapan hidup untuk
meningkatkan kemandirian santri di
Pesantren Islam Hasmi. Oleh karena itu
peneliti ingin meneliti dari satu sisi
manajemen pengembangan kecakapan
hidup (life skill) di bidang tata boga dan tata
busana untuk meningkatkan kemandirian
santri.
Penelitian ini dapat dikaji lebih dalam jika
ditentukan fokus dan sub fokusnya. Batasan
masalah masalah difokuskan mengenai
manajemen pengembangan kecakapan
hidup tata busana dan tata boga untuk
meningkatkan kemandirian santri di
Pesantren Islam Hasmi Bogor.Berdasarkan

latar belakang dan batasan masalah diatas,
maka permasalahan penelitian dapat
dirumuskan
“Bagaimana
Manajemen
Pengembangan Kecakapan Hidup Untuk
Meningkatkan Kemandirian Santriwati di
Pesantren Islam Hasmi Bogor?”

Berdasarkan uraian rumusan masalah
yang ada dalam penelitian, maka tujuan yang
hendak dicapai dalam penelitian ini adalah
untuk
mengetahui
pelaksanaan
pengembangan kecakapan hidup (life skill) di
Pesantren Islam Hasmi Bogor.Kemudian

Tadbir Muwahhid p-ISSN 2579-4876 e-ISSN 2579-3470 Volume 1 Nomor 2, Oktober 2017


untuk mengetahui faktor pendukung dan
penghambat
pelaksanaan
manajemen
pengembangan kecakapan hidup (life skill) di
Pesantren Islam Hasmi Bogor.

MATERI DAN METODE
Materi
Manajemen Pengembangan
Kecakapan Hidup
Kamus Besar Bahasa Indonesia menjelaskan
bahwa penggunaan sumber daya yang efektif
untuk mencapai sasaran pimpinan yang
bertanggung
jawab
atas
jalannya
perusahaan dan organisasi. Menurut Hikmat,
adalah ilmu dan seni mengatur proses

pemanfaatan sumber daya manusia secara
efektif, menggerakan seluruh organisasi
sehingga mampumewujudkan harapan dan
cita-cita organisasi.
Manajemen secara etimologi berasal dari
Bahasa Inggris yaitu dari kata kerja to
manage yang artinya mengatur mengurus
menggerakan dan mengelola (Amtu
Onisimus, 2011). Sedangkan pengertian
manajemen secara terminologi menurut
terry dan piaget adalah suatu lemabaga
organisasi yang memiliki perencanaan,
penorganisasian,
pelaksanaan
dan
pengawasan untuk mencapai tujuan yang
telah
ditetapkan
bersama
secara

stakeholder.
Sementara pengembangan menurut safri
adalah proses memperkenalkan atau
mengkomunikasikan segala “sesuatu “ yang
asing pada kelompok masyarakat dan
lingkungan pesantren, baik berupa ide atau
gagasan.Pengembangan kecakapan hidup
ialah upaya memberikan pengasahan atau
pelatihan kepada peserta didik untuk dapat
menjalankan tujuannya dengan baik sebagai

179

individu, makhluk sosial maupun sebagai
makhluk Tuhan (Syah Darywan 2007).
Pengembangan kecakapan hidup (life
skill) dapat diartikan juga proses pengasahan
yang dapat memberikan bekal keterampilan
praktis, terpakai, terkait dengan kebutuhan
pasar kerja, peluang usaha, dan potensi

ekonomi industri yang ada dimasyarakat
(Anwar 2013).
Dengan
demikian
pengembangan
kecakapan hidup dalam konteks globalisasi
sarat
dengan
kompetensi
dimana
pemenangnya sangat ditentukan oleh
kualitas sumber daya manusianya. Maka dari
itu pengembangan pendidikan kecakapan
hidup di pesantren sangat perlu diupayakan,
yang memiliki relevansi dengan kehidupan
serta kebutuhan sehari-hari. Tujuan
kecakapan hidup ialah untuk memfungsikan
pendidikan sesuai fitrahnya, mengembangan
potensi manusiawi peserta didik yang sesuai
dengan karakteristik, emosional dan
spiritual dalam prospek mengembangkan
diri, memposisikan perannya dimasa
sekarang dan yang akan datang. Sedangkan
manfaat pengembangan kecakapan hidup
ialah sebagai bekal bagi peserta didik dalam
menghadapi dan memecahkan problem
kehidupan baik sebagai warga mandiri,
maupun warga masyarakat dalam bernegara
(Slamet, 2014).
Adapun
urgensi
pengembangan
kecakapan hidup ialah untuk sukses dalam
kehidupannya peserta didik harus dibekali
dengan keterampilan-keterampilan hidup,
jujur, disiplin, amanah, sehat, bekerja keras
dapat bekerjasama serta dapat mengambil
keutusan (Asmani, 2013).

Metode
Penelitian ini merupakan penelitian
deskrptif kualitatifyaitu suatu penelitian
yang menghasilkan data deskriptif berupa
kata-kata atau lisan dari orang-orang dan

180

Rohmah

prilaku yang dapat diamati (JMoleong 2015).
Metode
penelitian
yang
mampu
menggambarkan
serta
melakukan
intreprestasi pada objek sesuai dengan apa
adanya atau dapat dikatakan secara objektif
(Sukmadinata 2013). Data dikumpulkan
melalui teknik observasi partisipan,
wawancara dokumentasi dan triangulasi
berdasarkan
fenomena
dilapangan
(Sugiyono, 2012).

HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil pengamatan peneliti bila mengacu
pada penelitian life skill yaitu pemberian
pengalaman belajar dan bekal bagi peserta
didik baik yang bersifat keahlian umum
(general skill) maupun keahlian khusus
(sfesifik skill). Pelaksanaan pengembangan
kecakapan hidup (life skill) di pesantren
Islam Hasmi Bogor.
Dalam
pelaksanaanya
manajemen
pengembangan
kecakapan
hidup
di
pesantren Islam Hasmi tidak terlepas dari
fungsi-fungsi manajemen yaitu perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan dan evaluasi.
a. Perencanaan Pelaksaaan pengembangan
kecakapan hidup (life skill)
Dalam tahap perencanaan ini pimpinan
menyusun gran desain sebagai bingkai
pondok pesantrenyakni dalam upaya
mewujudkan
visi
misi,
melakukan
kemudahan rapat kerja antara pimpinan
dengan
pengurus
pesantren,
untuk
membahas
beberapa
program
dan
pembahasan
terkait
dengan
desain
pengembanganpendidikan kecakapan hidup,
agar
bertujuan
kegiatan-kegiatan
pembelajaran dapat terprogram dengan
baik.
Perencanaan
pengembangan
kecakapan hidup di pesantren Islam hasmi
memiliki
langkah-langkah:
tujuan
penegmbangan kecakapan hidup yaitu:
(mewujudkan
visi
misi
pesantren:

Pengembangan kecakapan hidup

mewujudkan generasi robbani yang mandiri
dan berprestasi di bidang keimanan,
ketaqwaan serta ilmu pengetahuan (imtaq
dan
iptek
serta
life
skill
yang
unggul) ,mengidentifikasian kebutuhan,
menyesuaikan kurikulum dan program
kecakapan hidup.
b. Pengorganiasian
melalui
langkahlangkah, yaitu: membuat struktur yang
fokus pada kecakapan hidup, guru yang
kompeten atau memiliki keahlian. yaitu
guru tata busana dan tata boga.
c. Pelaksanaan pengembangan kecakapan
hidup melalui program:
1) Kuliah umum: setelah shalat subuh
berjamaah diadakannya kuliah umum atau
ceramah berisikan nilai-nilai kehidupan
yang disampaikan oleh ustadz sarbini dan
wajib dihadiri oleh seluruh santriwati. 2)
Kajian kitab: pengembangan aspek personal
skillsantri ialah dengan diadakannyakajian
kitab. Adapun kitab-kitab yang dikaji yaitu
tafsir hamka azhar, tafsir jalalin, mukhtarol
hadits, yang di isi langsung oleh pimpinan
pesantren yaitu Solahudin dan Andri Muzaki,
serta sosial skill yaitu pelatihan Da’iyah
masing-masing santri diberikan jadwal
sehingga mengalami langsung baik itu
materi agama ataupun tentang tata boga dan
tata
busana.
Muhadatsah(percakapan
Bahasa
Arab
dan
Inggris)
yang
pelaksanaannya setiap hari minggu. 3)
Jum’at Bersih (kerja bakti). Dilakukan oleh
santri hari jum’at pukul 06.00-07.00 yaitu
dengan membersihkan area pesantren dan
santunan anak yatim dengan tujuan
mempererat tali silaturahmiserta diadakan
juga kegiatan peduli sosial.Penerapan
pengembangan kecakapan hidup (life skill)
Akademik skill.: yaitu kegiatan Bahsmul
Masail (hanya terfokus pada pembahsan
atau diskusi tentang kajian Islam
berdasarkan referensi dari Alquran, hadits,
kitab-kitab terdahulu serta pembahasan

Tadbir Muwahhid p-ISSN 2579-4876 e-ISSN 2579-3470 Volume 1 Nomor 2, Oktober 2017

terkait program khusus yaitu tata boga dan
tata busana. Penerapan Pengembangan
Kecakapan Hidup (Vocasional Skill).
Mengingat kompleksnya tuntutan dunia
usaha maupun kerja, maka dari itu pesantren
Islam Hasmi di konsep dengan upaya
mengintegrasikan kegiatan santri antara
mengaji, menghafal, tata boga dan tata
busana. Para santriwati diberikan kecakapan
hidup (life skill) menjahit dan memasak
karena keduanya harus memiliki seni
keterampilan tersebut. Bimbingan tersebut
melalui keterampilan nyata intensif, efektif
dan efisien.
Adapun bimbingan melalui proyek tata
busana yaitu: santri diberikan bahan kain
yang dijadikan suatu bentuk baju atau laiinya
dengan dilatih dari pola rancangan pakaian
di laboratorium hingga mahir. Pelaksanaan
proyek tata busana dilakukan pukul 07.0009.00 dibuat kelompok.Virus usaha serta
Proyek tata Boga yaitu market day yang
dilakukan sebulan sekali. Dan karya santri
dari berbagai masakan unik di jajakan dalam
bazar tersebut. Peminat pesantren dan
lingkungan pesantren hingga masyarakat.
Program Hisami Usaha yaitu berbagai
produk makanan di masukan ke koperasi
pesantren dan warung-warung warga.
Dengan
demikian,
aspek
penilaian
diantaranya: kedisiplinan, kepribadian,
ketekunan, ketekunan bekerja, kegiatan
ibadah, kegiatan bermuamalah/masyarakat,
keseriusan mendalami usaha, insiatif,
bekerja kelompok atau individu. Format
penilaian tersebut di isi secara rahasia oleh
guru pengampu kecakapan hidup.
d. Evaluasi pelaksanaan pengembangan
kecakapan hidup (life skill)
Evaluasi pelaksanaan pengembangan
kecakapan hidup (life skill) dalam penilaian
pengembangan kecakapan hidup santri,
serta efektif program life skill pesantren
Islam
Hasmi,
dalam
evaluasinya

181

mengadakan Rakor (rapat kerja koordinasi)
yang dilakukan setiap satu tahun sekali,
untuk mengetahui pencapaian kurikulum,
tingkat kemampuan santri, serta mendorong
guru untuk memperbaiki metode mengajar
yang telah dilaksanakan sehingga hasil
evaluasi ada solusi atau perbaikan untuk
pengembangan kecakapn hidup santri.
Faktor pendukung dan penghambat
diantaranya adalahvisi misi,falsafah, guru
ahli, sarana dan prasarana,minat, motivasi
serta hubungan kerja. Sedangkan faktor
penghambatnya di antaranya adalah
perbedaan pola pikir, kemampuan santri,
serta minim alokasi waktu.

KESIMPULAN DAN IMPLIKASI
Kesimpulan
Berdasarkan
hasil
penelitian
dan
pembahasan yang dilakukan dipesantren
Islam Hasmi Bogor, bahwa faktor pendukung
dalam
pelaksanaan
pengembangan
pendidikan kecakapan hidup (life skill) di
pesantren Islam Hasmi, diantaranya, visi
misi, kehidupan pesantren, tersedianya guru
yang kompeten dalam bidangnya, sarana
prasarana yang memadai, serta hubungan
kerjasama yang baik dengan pihak
pengusaha.
Sedangkan
faktor
penghambatnya yaitu perbedaan pola pikir
santri, minimnya alokasi waktu atau jam
belajar berkurang yang disebabkan oleh
adanya sistemyang ada saat ini.
Pelaksaaan pengembangan kecakapan
hidup (life skill) di pesantren sangat
berperan penting dalam pengembangan
sikap dan membentuk
kemandirian
santri.Sehingga
santri
ketika
terjun
kemasyarakat tidak hanya pandai dalam
urusan agama tetapi mampu berwiraswasta
dengan memiliki jiwa semangat kecakapan
hidupyang ada pada diri santri.Maka dengan

182

Rohmah

Pengembangan kecakapan hidup

ini akan terbentuk kemandirian dalam diri
santri
sertatercapainya
keselarasan
kebutuhan antara aspek dunia dan akhirat.

Implikasi
Pelaksanaan pengembangan kecakapan
hidup (life skill) begitu penting dalam
lembaga pendidikan, terutama dapat
direalisasikan di lembaga pendidikan
pondok pesantren. Dengan tujuan adanya
keseimbangan antara ilmu Agama dan ilmu
umum, yang akan berdampak dalam
pembentukan kemandirian pada pribadi
santri serta keselarasan dalam memenuhi
kebutuhan aspek dunia dan akhirat.

DAFTAR PUSTAKA
Azra, Azyumardi 2002, Modernisasi
Pendidikan Islam, Jakarta: PT Logos
Wacana Ilmu.

Anwar. 2012, Pendidikan Kecakapan Hidup,:
Life Skill Education, Bandung. Alfabeta.
Amtu,
Onisimus.
2011.
Manajemen
Pendidikan di Era Otonomi Daerah,
Konsep,
Strategi
dan
Implementasi.Bandung: Alfabeta.
Al Jamali, Muhammad Fadhil. 1995, Filsafat
Pendidikan Dalam Al-Qur’an. Jakarta:
Pustaka Al-Kautsar.
Asmani , Ma’ruf Jamal. 2013. Kiat Melahirkan
Madrasah Unggulan. Yogyakara: Diva
Press.
Moleong, J Lexy. 2013. Metodologi Penelitian
Kualitatif. Bandung: PT Rosdakarya
Sukmadinata, Syaodih, Nanang. 2013.
Metode
Penelitian
Pendidikan
Memberikan Deskriptif, Eksplasi, Prediksi
Inovasi dan Juga Dasar-dasar Teori Bagi
Pengembang Pendidikan.
Sugiyono.
2012.
Metode
penelitian
kuantitatif kualitatif dan R&D. Alfabeta,
Bandung.