PROFIL TENAGA PENGAJAR BIDANG PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DI KABUPATEN JEMBER DALAM MENINGKATKAN PROFESIONALISME
PROFIL TENAGA PENGAJAR BIDANG PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
DI KABUPATEN JEMBER DALAM MENINGKATKAN PROFESIONALISME
Khairul Ahmadi
PPKN FP IPS IKIP PGRI Jember
khoirul_ahmadi@yahoo.com
ABSTRAK
Seorang guru wajib memiliki kualifikasi akademik yang diperoleh melalui
pendidikan tinggi program sarjana (S1), Peningkatkan profesionalisme guru
berhak mengikuti Pendidikan Profesi Guru (PPG) atau dengan mengikuti
Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG). Profesionalitas guru sering
dikaitkan dengan tiga faktor yang cukup penting, yaitu kompetensi guru,
sertifikasi guru, dan tunjangan profesi guru. Menurut UU RI No. 14 Tahun 2005,
kompetensi guru tersebut mencakup empat jenis, yaitu: kompetensi pedagogik,
kompetensi profesional, kompetensi sosial, dan kompetensi kepribadian. Model
pengembangan untuk guru meliputi pengembangan guru yang dipandu secara
individu, observasi atau penilaian, keterlibatan dalam suatu proses
pengembangan/peningkatan, pelatihan, dan pemeriksaan. Budaya dan karakter
bangsa perlu dimiliki secara utuh oleh setiap guru yang mengampu mata pelajaran
Pendidikan Kewarganegaraan. Ini merupakan tantangan bagi seorang guru dalam
menanamkan nilai-nilai moral pancasila kepada para siswa-siswinya.
Kata Kunci: Tenaga Pengajar, Profesionalisme
ABSTRACT
A teacher is required to have academic qualifications gained through higher
education. In addition, to improve teacher’s professionalism, he or she has the
right to attend Pendidikan Profesi Guru (PPG) or to join Pendidikan dan Latihan
Profesi Guru (PLPG). Teachers’ professionalism is often associated with three
important factors, namely teacher competence, teacher certification, and teacher
professional allowance. According to Indonesian Law no. 14 in 2005, the
competence of teachers involves four types, namely: pedagogic competence,
professional competence, social competence, and personal competence. Teacher
development models include individual guided teacher development, observation
or assessment, involvement in a development / upgrading process, training, and
examination. Teacher, teaching civic education, needs to have culture and
character of the nation comprehensively. It is the task and challenge for a teacher
in imparting Pancasila moral values for the students.
Keyword : Teacher, Profesionalism
manusia di lingkungan instansi yang biasa
PENDAHULUAN
Sumber
merupakan
daya
manusia
(SDM)
faktor
penting
dalam
disebut
dengan
pegawai,
karyawan,
pekerja, tenaga kerja, buruh, maupun
pengembangan dan pembangunan budaya,
pimpinan/manajer.
pendidikan, iptek dan lain sebagainya.
lingkungan
Keberadaan Sumber Daya Manusia dalam
semua
segala aspek baik dengan pemikirannya,
pendidik/guru/dosen
pemberdayaan maupun pembangunannya,
administratif.
seperti pemberdayaan sumber daya alam,
Sedangkan
dalam
bidang pendidikan
pelaku
yang
Sebelum
adalah
ada
didalamnya
dan
pegawai
membawakan
sebuah
sumber daya ilmu pengetahuan, sumber
perubahan yang signifikan dalam bidang
daya manusia itu sendiri dalam bidang
pendidikan,
pendidikan akan memberi manfaat secara
kewarganegaraan,
hal
optimal untuk perbaikan pendidikan dan
dipertimbangkan
adalah
kesejahteraan bangsa dan negara. Secara
pengalaman
kualitas maupun kuantitas ketersediaan
pendidik/guru tersebut dapatkan. Selain itu
faktor akan Sumber Daya Manusia sangat
ilmu dan pengalaman yang diperolehnya
penting bagi segala bidang.
dalam masa pendidikan, pelatihan maupun
Pengembangan
apa
pendidikan
yang
patut
ilmu
saja
yang
dan
telah
Daya
pengalaman non formal lainnya perlu juga
Manusia dalam kenyataannya diarahkan
diperhatikan. Setidaknya apa saja faktor
dalam rangka meningkatkan kualitas guru,
pendorong
yang pada waktunya nanti akan dapat
tenaga
meningkatkan produktivitas dalam segala
kontribusi
bidang yang dikerjakan. Telah banyak
maupun
hasil
tentang
tinggi untuk lebih berprestasi dan memiliki
kualitas Sumber Daya Manusia, dimana
sifat-sifat sesuai dengan apa yang telah
SDM
mereka
studi
yang
Sumber
khususnya
membahas
merupakan
faktor
penentu
yang
menjadikan
pendidik
dapat
terhadap
mahasiswa
pelajari.
seorang
memberikan
siswa-siswinya
dalam
perguruan
Berdasarkan
latar
produktivitas pendidikan di dalam negeri,
belakang yang telah diuraikan di atas,
baik secara makro maupun mikro. Sumber
rumusan masalah yang diajukan adalah
Daya
“Kewajiban apa yang diperlukan oleh
Manusia
secara
makro
adalah
manusia usia kerja, dengan berbekal
tenaga
pendidikan formal maupun non formal dan
kewarganegaraan di kabupaten jember
memiliki
dalam meningkatkan profesionalisme?”
produktifitas
sendiri
tanpa
pengajar
bidang
pendidikan
adanya instansi yang dinaungi. Sumber
Daya Manusia secara
mikro, adalah
HASIL DAN PEMBAHASAN
Menjadi
seorang
guru
yang
dengan tugas utama mendidik, mengajar,
profesional, seorang guru harus memiliki
membimbing,
pondasi
pendidik. Kualifikasi
menilai, dan mengevaluasi peserta didik
akademik adalah pondasi awal dari guru
pada pendidikan anak usia dini jalur
professional,
pendidikan formal, pendidikan dasar, dan
sebagai
yang
diperoleh
melalui
mengarahkan,
melatih,
pendidikan lanjut di perguruan tinggi
pendidikan
program sarjana (S1) atau sebelumnya
pengertian tersebut, kita dapat mengetahui
biasa disebut dengan program diploma
bahwa seorang guru mempunyai peranan
empat (D4). Selain jalur pendidikan
yang sangat penting dalam menentukan
terdapat jalur non-pendidikan, dimana
keberhasilan
sesuai dengan bunyi Undang-Undang No
pendidikan. Untuk melihat keberhasilan
14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen.
pendidikan dapat dilihat dari segi output
Seorang
atau kualitas lulusannya.
guru
dalam
menempuh
menengah.
dari
Berdasarkan
suatu
program
pendidikannya tidak hanya berasal dari
Lulusan suatu lembaga pendidikan
ilmu kependidikan saja, melainkan juga
dapat dipengaruhi oleh guru yang memiliki
dari ilmu non-kependidikan. Hal tersebut
kualitas
muncul
menteri
Dimana seorang guru tersebut mempunyai
yang
kemampuan dalam hal menguasai ilmu
sejak
Pendidikan
dan
peraturan
Kebudayaan
dan
professionalitas
tinggi.
mengatur tentang Pendidikan Profesi Guru
pengetahuan,
(PPG), yakni Permendikbud Nomor 87
memanajemen
Tahun 2013. Dalam Program Profesi Guru
Murdiono (2012: 28) memberikan suatu
tenaga
simpulan, bahwa strategi pembelajaran
pendidik
diharapkan
memiliki
ilmu
pembelajaran,
pembelajaran.
dan
Menurut
keahlian khusus dalam kerjanya sebagai
merupakan
guru. Program atau pendidikan tersebut
melaksanakan kegiatan pembelajaran agar
sebenarnya dapat dilalui dari dua jalur
prinsip
yaitu Pendidikan Profesi Guru (PPG) yang
terlaksana dan tujuan pembelajaran dapat
ditempuh 1 tahun/2 semester. Sedangkan
di capai secara efektif. Dengan demikian,
jalur lainnya adalah Pendidikan dan
jika terdapat lulusan suatu pendidikan
Latihan Profesi Guru (PLPG) yang biasa
dengan
dapat ditempuh hanya dengan waktu 9-10
profesionalitas
hari.
pembelajaran dinilai kurang. Sedangkan
Undang-undang No. 14 Tahun 2005
rencana
dasar
dan
cara-cara
pembelajaran
kualitas
guru
dapat
rendah,
maka
dalam
proses
jika lulusan yang dihasilkan memiliki
tentang Guru dan Dosen disebutkan pula
kualitas
bahwa, guru adalah pendidik profesional
profesionalitas
baik,
dapat
guru
dalam
dikatakan
proses
pembelajaran itu baik. Akan tetapi hal
tersebut mencakup empat jenis, menurut
tersebut
belum
UU RI No. 14 Tahun 2005 yaitu:
sehingga
perlu
sepenuhnya
adanya
terbukti,
studi
yang
a. Kompetensi Pedagogik
berkelanjutan.
Pemahaman
Pengembangan profesionalisme guru
wajib
diberikan
bagi
setiap
landasan
tenaga
wawasan
kependidikan,
dan
pemahaman
terhadap peserta didik, pengembangan
pendidik, adanya program dan strategi
kurikulum/silabus,
perancangan
dalam
pembelajaran,
pelaksanaan
pengembangan
profesionalisme
guru dapat terlaksana dengan dukungan
pembelajararan, pemanfaatan teknologi
pemerintah
pembelajaran, evaluasi hasil belajar,
pusat
Profesionalitas
maupun
guru
sering
daerah.
dikaitkan
dan
pengembangan
peserta
didik
dengan tiga faktor yang cukup penting,
melalui eksplorasi berbagai potensi
yaitu kompetensi guru, sertifikasi guru,
yang dimilikinya.
dan tunjangan profesi guru. Ketiga faktor
b. Kompetensi Profesional
tersebut saling memiliki kaitan dengan
Kemampuan
guru
dalam
kualitas pendidikan di Indonesia. Guru
pengetahuan dan penguasaan materi
profesional
dapat
dibuktikan
dengan
pelajaran secara luas dan mendalam
kompetensi
yang
dimilikinya,
karena
sesuai standar isi program satuan
dengan
kompetensi
mendorong
tersebut
dapat
terwujudnya
pendidikan
proses
peningkatan
kualitas
Berkomunikasi
tulisan,
yang
berkompeten
atau
c. Kompetensi Sosial
pendidikan.
Guru
pelajaran
kelompok mata pelajaran yang diampu.
pembelajaran dan menciptakan produk
penunjang
mata
dapat
maupun
menggunakan
secara
isyarat,
lisan,
dengan
teknologi
komunikasi
secara
fungsional,
dibuktikan dengan perolehan sertifikasi
dan
guru dari hasil Pendidikan Profesi Guru
bergaul secara efektif dengan peserta
(PPG) maupun Pendidikan dan Latihan
didik,
Profesi Guru (PLPG), yang kemudian
kependidikan,
setiap guru yang dinyatakan lulus akan
pendidikan, orang tua wali, dan dapat
mendapatkan
bergaul
tunjangan
profesi
yang
informasi
sesama
secara
pendidik,
pimpinan
santun
tenaga
satuan
dengan
memadai. Fakta dari guru yang telah
masyarakat sekitar. Semua itu tetap
tersertifikasi merupakan dasar asumsi yang
mengindahkan norma serta sistem nilai
kuat
yang berlaku dan menerapkan prinsip
bahwa
guru
telah
memiliki
kompetensi pendidik. Kompetensi guru
persaudaraan
dengan
semangat
merumuskan tujuan instruksional;
kebersamaan.
mengenal dan dapat menggunakan
d. Kompetensi Kepribadian
metode pengajaran; memilih dan
Mantab, berakhlak mulia, arif dan
menyusun
prosedur
instruksional
bijaksana, berwibawa, stabil, dewasa,
yang tepat; melaksanakan program
jujur, menjadi teladan bagi peserta didik
belajar
dan
objektif
kemampuan
sendiri,
merencanakan
masyarakat,
mengevaluasi
secara
kinerja
mengembangkan diri pribadi secara
mengajar;
mengenal
anak
dan
didik;
dan
melaksanakan
pengajaran;
mandiri berkelanjutan.
3) Guru
Setelah mendapatkan gelar sebagai
mampu
mengelola
kelas
diantaranya mengatur tata ruang
guru profesi, kewajiban tenaga pengajar
kelas
yakni
menciptakan iklim mengajar yang
mencakup
tiga
bidang utama,
untuk
diantaranya adalah:
serasi
a. Bidang Profesi
Mengajar
Kaitannya dengan bidang profesi,
guru
profesional
mengajar,
mendidik,
melaksanakan
berkenaan
maupun
berfungsi
Proses
Belajar
berlangsung
secara
maksimal;
4) Guru mampu mengunakan media dan
dan
sumber pengajaran, sehingga harus
penelitian
yang
mengenal,
permasalahan
pengembangan
sehingga
memilih
dan
menggunakan media dengan benar.
pendidikan.
Membuat
alat
Guru profesional sebagai fasilitator
sederhana,
dalam mengembangkan potensi peserta
mengelola
didik untuk meningkatkan kemampuan
Proses
dan
mengembangkan
keterampilan.
dan
untuk
melatih,
dengan
pengajaran
Kompetensi
bantu
pengajaran
menggunakan
laboratorium
Belajar
dan
dalam
Mengajar,
laboratorium,
profesional guru terbagi menjadi 10
menggunakan perpustakaan dalam
kewajiban,
Proses
menurut
Usman (1997)
Belajar
Mengajar,
dan
menyebutkan:
menggunakan micro teaching dalam
1) Guru dituntut mengusai bahan ajar,
PPL;
meliputi bahan ajar wajib, bahan ajar
5) Guru menghargai landasan-landasan
pengayaan, dan bahan ajar penunjang
pendidikan yang mendasari asas-asas
untuk keperluan pengajarannya;
dan kebijakan pendidikan di dalam
2) Guru mampu mengelola program
belajar
mengajar
yang
sekolah maupun di luar sekolah;
meliputi
6) Guru mampu mengelola interaksi
sekolah
dapat
meningkatkan
belajar mengajar dengan peserta
pendidikan nasional.
didik. Guru dituntut cakap termasuk
c. Bidang Kemasyarakatan
dalam penggunaan alat pengajaran,
media
pengajaran
dan
mutu
Dalam bidang kemasyarakatan,
sumber
profesi guru berfungsi untuk memenuhi
pengajaran agar siswa giat belajar;
amanat dalam pembukaan UUD 1945,
7) Guru mampu menilai prestasi siswa
yaitu ikut serta dalam mencerdaskan
untuk kepentingan pengajaran;
kehidupan bangsa, sudah tentu tugas
8) Guru mengenal fungsi serta program
pelayanan
bimbingan
pokok tersebut layak disandang oleh
dan
guru
penyuluhan;
9) Guru
professional.
Sehingga
kemampuan guru profesional adalah:
mengenal
menyelenggarakan
dan
1) Merencanakan, melaksanakan dan
administrasi
mengevaluasi hasil pembelajaran;
sekolah;
2) Meningkatkan kualifikasi akademik
10) Memahami
prinsip-prinsip
dan
menafsirkan
hasil
penelitian
pendidikan
guna
keperluan
dan kompetensi secara berkelanjutan;
3) Bertindak
objektif
diskriminatif
dan
tidak
atas
dasar
pengajaran.
pertimbangan jenis kelamin, agama,
b. Bidang Kemanusiaan
suku, ras, dan kondisi fisik tertentu,
Bidang
adalah
maupun hal yang sangat sensitif
dengan
semacam latar belakang keluarga,
manusia lainnya, dalam hal ini guru
status social, dan status ekonomi
berfungsi sebagai pengganti orang tua
peserta didik;
hubungan
kemanusiaan
antara
manusia
khususnya pada bidang peningkatan
4) Menjunjung
tinggi
peraturan
kemampuan intelektual peserta didik.
perundang-undangan,
Peningkatan
pendidik, dan nilai-nilai agama;
akan
kemampuan
berfungsi
dalam
intelektual
peningkatan
kode
etik
5) Menjaga dan memelihara persatuan
martabat sebagai agen pembelajaran
dan kesatuan bangsa.
dan pengembangan ilmu pengetahuan
Model
pengembangan
dilakukan
dimasa yang akan datang. Selain itu
oleh setiap guru professional, sebagaimana
pengabdian pada masyarakat dalam
yang telah dinyatakan oleh Castetter
upaya mencerdaskan peserta didik baik
(1996) terdapat lima model pengembangan
di lingkungan sekolah maupun diluar
untuk
guru,
pengembangannya:
berikut
model
Tabel 1.
Model Pengembangan Guru Profesional
No.
1.
Model Pengembangan Guru
Individual Guided Staff Development
(Pengembangan Guru Yang Dipandu
Secara Individu)
Observation/Assessment (Observasi
atau Penilaian)
2.
3.
Involvement in a
Development/Improvement Process
(Keterlibatan Dalam Suatu Proses
Pengembangan/Peningkatan)
4.
Training (Pelatihan)
Inquiry (Pemeriksaan)
5.
Keterangan
Para guru dapat menilai kebutuhan
mengajar mereka dan mampu belajar
aktif serta mengarahkan diri sendiri.
Para guru harus dimotivasi saat
menyeleksi tujuan belajar berdasar
penilaian personil dari kebutuhan
mereka.
Observasi dan penilaian dari
instruksi menyediakan guru dengan
data yang dapat direfleksikan dan
dianalisis untuk tujuan peningkatan
belajar siswa. Refleksi oleh guru
pada praktiknya dapat ditingkatkan
oleh observasi lainya.
Pembelajaran orang dewasa lebih
efektif ketika mereka perlu untuk
mengetahui atau perlu memecahkan
suatu masalah. Guru perlu untuk
memperoleh
pengetahuan
atau
keterampilan melalui keterlibatan
pada proses peningkatan sekolah
atau pengembangan kurikulum.
Ada teknik-teknik dan perilakuperilaku yang pantas untuk ditiru
guru dalam kelas. Guru-guru dapat
merubah perilaku mereka dan belajar
meniru perilaku dalam kelas mereka.
Pengembangan profesional adalah
studi kerjasama oleh para guru
sendiri untuk permasalahan dan isu
yang timbul dari usaha untuk
membuat praktik mereka konsisten
dengan nilai-nilai bidang pendidikan.
Selain hal di atas dapat dilibatkan
pelatihan yang berkelanjutan. Pelatihan
dalam peningkatkan profesionalisme guru
tersebut sesuai dengan pernyataan guru
khususnya
pendidikan
tenaga
pengajar
bidang
profesional yang menjadi obyek penelitian,
kewarganegaraan
adalah
bahwasannya jika mengandalkan program
pendidikan dan sekolah profesi/pendidikan
secara umum peningkatan profesionalisme
profesi guru saja tidak akan cukup.
guru berawal dari kebutuhan yang sama.
Sehingga
sekolah
Perbedaan yang dirasa adalah adanya
melakukan pelatihan mandiri maupun
kepribadian khusus disetiap diri tenaga
kolektif
Dinas
pengajar, kebijakan Pemerintah RI tentang
dimaksud
Perlunya Budaya dan Karakter Bangsa
adalah IHT (In House Training). Selama
harus dimiliki secara utuh oleh setiap guru
ini
banyak
terutama bagi pengampu mata pelajaran
dilakukan oleh sekolah masing-masing
Pendidikan Kewarganegaraan. Degradasi
walau
moral bangsa yang kini mulai merebak
hamper
yang
Pendidikan,
setiap
diselenggarakan
pelatihan
kegiatan
tersebut
terdapat
yang
lebih
dibeberapa
tempat
dilakukan secara kolektif.
dimana-mana
Dengan demikian, terdapat beberapa
program
dan
strategi-strategi
dengan
semakin
kompleknya sumber yang mempengaruhi,
yang
baik itu melalui media online maupun
dilakukan pemerintah dalam meningkatkan
pergaulan
profesionalitas guru. Sebagai contoh yang
Tentu itu tugas dan tantangan bagi seorang
sangat terbukti pelaksanaannya adalah
guru dalam menanamkan nilai-nilai moral
tunjangan profesi, dimana terprogram oleh
pancasila kepada para siswa-siswinya.
dengan
lingkungan
sekitar.
pemerintah. Hal tersebut tidak hanya untuk
memberikan
tunjangan
kesejahteraan
belaka
dimaksudkan
agar
meningkatkan
kinerja
kualitas,
untuk
pendidikan
mengajar
di
dan
profesi
dan
tetapi
juga
Peningkatkan profesionalisme guru
mampu
dimulai dari mengikuti Pendidikan Profesi
guru
dedikasi,
meningkatkan
Indonesia.
KESIMPULAN
dan
Guru (PPG) atau Pendidikan dan Latihan
mutu
Profesi
Pengalaman
mengkolaborasi
Guru
pengembangan
model
(PLPG).
untuk
guru
individu,
sebuah kedewasaan dan peningkatan mutu
keterlibatan
guru dalam bidang pengajaran, sehingga
pengembangan/peningkatan,
tidak
dan
dapat
meliputi
pengembangan guru yang dipandu secara
pembelajaran oleh para guru menjadikan
langsung
Model
meningkatkan
profesioanlisme guru.
observasi
dalam
pemeriksaan.
pengajaran
atau
penilaian,
suatu
proses
pelatihan,
Pengalaman
dengan
dalam
seringnya
Berdasarkan pembahasan di atas
mengkolaborasi model pembelajaran dan
secara umum dapat diimplementasikan
pelatihan-pelatihan yang diselenggarakan
pada kebutuhan Sumber Daya Manusia
Dinas maupun sekolah juga menjadi faktor
dari bidang pendidikan lain, sehingga
penting
dalam
peningkatan
profesionalisme guru.
DAFTAR PUSTAKA
Castetter. William. B. 1996. The Human
Research
for
Educational
Administration. New Jersey: A.
Simon & Schuster Company.
Departemen Pendidikan Nasional. 2005.
Undang-Undang Nomor 14 Tahun
2005, Tentang Guru dan Dosen.
Jakarta: Depdiknas.
Murdiono, Mukhamad. 2012. Strategi
Pembelajaran Kewarganegaraan
Berbasis Fortofolio. Yogyakarta:
Ombak Yogyakarta.
Peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia
Nomor 87 Tahun 2013 tentang
Program Pendidikan Profesi Guru
Prajabatan.
Usman, Moh, Uzer. 1997. Menjadi Guru
Profesional. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
DI KABUPATEN JEMBER DALAM MENINGKATKAN PROFESIONALISME
Khairul Ahmadi
PPKN FP IPS IKIP PGRI Jember
khoirul_ahmadi@yahoo.com
ABSTRAK
Seorang guru wajib memiliki kualifikasi akademik yang diperoleh melalui
pendidikan tinggi program sarjana (S1), Peningkatkan profesionalisme guru
berhak mengikuti Pendidikan Profesi Guru (PPG) atau dengan mengikuti
Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG). Profesionalitas guru sering
dikaitkan dengan tiga faktor yang cukup penting, yaitu kompetensi guru,
sertifikasi guru, dan tunjangan profesi guru. Menurut UU RI No. 14 Tahun 2005,
kompetensi guru tersebut mencakup empat jenis, yaitu: kompetensi pedagogik,
kompetensi profesional, kompetensi sosial, dan kompetensi kepribadian. Model
pengembangan untuk guru meliputi pengembangan guru yang dipandu secara
individu, observasi atau penilaian, keterlibatan dalam suatu proses
pengembangan/peningkatan, pelatihan, dan pemeriksaan. Budaya dan karakter
bangsa perlu dimiliki secara utuh oleh setiap guru yang mengampu mata pelajaran
Pendidikan Kewarganegaraan. Ini merupakan tantangan bagi seorang guru dalam
menanamkan nilai-nilai moral pancasila kepada para siswa-siswinya.
Kata Kunci: Tenaga Pengajar, Profesionalisme
ABSTRACT
A teacher is required to have academic qualifications gained through higher
education. In addition, to improve teacher’s professionalism, he or she has the
right to attend Pendidikan Profesi Guru (PPG) or to join Pendidikan dan Latihan
Profesi Guru (PLPG). Teachers’ professionalism is often associated with three
important factors, namely teacher competence, teacher certification, and teacher
professional allowance. According to Indonesian Law no. 14 in 2005, the
competence of teachers involves four types, namely: pedagogic competence,
professional competence, social competence, and personal competence. Teacher
development models include individual guided teacher development, observation
or assessment, involvement in a development / upgrading process, training, and
examination. Teacher, teaching civic education, needs to have culture and
character of the nation comprehensively. It is the task and challenge for a teacher
in imparting Pancasila moral values for the students.
Keyword : Teacher, Profesionalism
manusia di lingkungan instansi yang biasa
PENDAHULUAN
Sumber
merupakan
daya
manusia
(SDM)
faktor
penting
dalam
disebut
dengan
pegawai,
karyawan,
pekerja, tenaga kerja, buruh, maupun
pengembangan dan pembangunan budaya,
pimpinan/manajer.
pendidikan, iptek dan lain sebagainya.
lingkungan
Keberadaan Sumber Daya Manusia dalam
semua
segala aspek baik dengan pemikirannya,
pendidik/guru/dosen
pemberdayaan maupun pembangunannya,
administratif.
seperti pemberdayaan sumber daya alam,
Sedangkan
dalam
bidang pendidikan
pelaku
yang
Sebelum
adalah
ada
didalamnya
dan
pegawai
membawakan
sebuah
sumber daya ilmu pengetahuan, sumber
perubahan yang signifikan dalam bidang
daya manusia itu sendiri dalam bidang
pendidikan,
pendidikan akan memberi manfaat secara
kewarganegaraan,
hal
optimal untuk perbaikan pendidikan dan
dipertimbangkan
adalah
kesejahteraan bangsa dan negara. Secara
pengalaman
kualitas maupun kuantitas ketersediaan
pendidik/guru tersebut dapatkan. Selain itu
faktor akan Sumber Daya Manusia sangat
ilmu dan pengalaman yang diperolehnya
penting bagi segala bidang.
dalam masa pendidikan, pelatihan maupun
Pengembangan
apa
pendidikan
yang
patut
ilmu
saja
yang
dan
telah
Daya
pengalaman non formal lainnya perlu juga
Manusia dalam kenyataannya diarahkan
diperhatikan. Setidaknya apa saja faktor
dalam rangka meningkatkan kualitas guru,
pendorong
yang pada waktunya nanti akan dapat
tenaga
meningkatkan produktivitas dalam segala
kontribusi
bidang yang dikerjakan. Telah banyak
maupun
hasil
tentang
tinggi untuk lebih berprestasi dan memiliki
kualitas Sumber Daya Manusia, dimana
sifat-sifat sesuai dengan apa yang telah
SDM
mereka
studi
yang
Sumber
khususnya
membahas
merupakan
faktor
penentu
yang
menjadikan
pendidik
dapat
terhadap
mahasiswa
pelajari.
seorang
memberikan
siswa-siswinya
dalam
perguruan
Berdasarkan
latar
produktivitas pendidikan di dalam negeri,
belakang yang telah diuraikan di atas,
baik secara makro maupun mikro. Sumber
rumusan masalah yang diajukan adalah
Daya
“Kewajiban apa yang diperlukan oleh
Manusia
secara
makro
adalah
manusia usia kerja, dengan berbekal
tenaga
pendidikan formal maupun non formal dan
kewarganegaraan di kabupaten jember
memiliki
dalam meningkatkan profesionalisme?”
produktifitas
sendiri
tanpa
pengajar
bidang
pendidikan
adanya instansi yang dinaungi. Sumber
Daya Manusia secara
mikro, adalah
HASIL DAN PEMBAHASAN
Menjadi
seorang
guru
yang
dengan tugas utama mendidik, mengajar,
profesional, seorang guru harus memiliki
membimbing,
pondasi
pendidik. Kualifikasi
menilai, dan mengevaluasi peserta didik
akademik adalah pondasi awal dari guru
pada pendidikan anak usia dini jalur
professional,
pendidikan formal, pendidikan dasar, dan
sebagai
yang
diperoleh
melalui
mengarahkan,
melatih,
pendidikan lanjut di perguruan tinggi
pendidikan
program sarjana (S1) atau sebelumnya
pengertian tersebut, kita dapat mengetahui
biasa disebut dengan program diploma
bahwa seorang guru mempunyai peranan
empat (D4). Selain jalur pendidikan
yang sangat penting dalam menentukan
terdapat jalur non-pendidikan, dimana
keberhasilan
sesuai dengan bunyi Undang-Undang No
pendidikan. Untuk melihat keberhasilan
14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen.
pendidikan dapat dilihat dari segi output
Seorang
atau kualitas lulusannya.
guru
dalam
menempuh
menengah.
dari
Berdasarkan
suatu
program
pendidikannya tidak hanya berasal dari
Lulusan suatu lembaga pendidikan
ilmu kependidikan saja, melainkan juga
dapat dipengaruhi oleh guru yang memiliki
dari ilmu non-kependidikan. Hal tersebut
kualitas
muncul
menteri
Dimana seorang guru tersebut mempunyai
yang
kemampuan dalam hal menguasai ilmu
sejak
Pendidikan
dan
peraturan
Kebudayaan
dan
professionalitas
tinggi.
mengatur tentang Pendidikan Profesi Guru
pengetahuan,
(PPG), yakni Permendikbud Nomor 87
memanajemen
Tahun 2013. Dalam Program Profesi Guru
Murdiono (2012: 28) memberikan suatu
tenaga
simpulan, bahwa strategi pembelajaran
pendidik
diharapkan
memiliki
ilmu
pembelajaran,
pembelajaran.
dan
Menurut
keahlian khusus dalam kerjanya sebagai
merupakan
guru. Program atau pendidikan tersebut
melaksanakan kegiatan pembelajaran agar
sebenarnya dapat dilalui dari dua jalur
prinsip
yaitu Pendidikan Profesi Guru (PPG) yang
terlaksana dan tujuan pembelajaran dapat
ditempuh 1 tahun/2 semester. Sedangkan
di capai secara efektif. Dengan demikian,
jalur lainnya adalah Pendidikan dan
jika terdapat lulusan suatu pendidikan
Latihan Profesi Guru (PLPG) yang biasa
dengan
dapat ditempuh hanya dengan waktu 9-10
profesionalitas
hari.
pembelajaran dinilai kurang. Sedangkan
Undang-undang No. 14 Tahun 2005
rencana
dasar
dan
cara-cara
pembelajaran
kualitas
guru
dapat
rendah,
maka
dalam
proses
jika lulusan yang dihasilkan memiliki
tentang Guru dan Dosen disebutkan pula
kualitas
bahwa, guru adalah pendidik profesional
profesionalitas
baik,
dapat
guru
dalam
dikatakan
proses
pembelajaran itu baik. Akan tetapi hal
tersebut mencakup empat jenis, menurut
tersebut
belum
UU RI No. 14 Tahun 2005 yaitu:
sehingga
perlu
sepenuhnya
adanya
terbukti,
studi
yang
a. Kompetensi Pedagogik
berkelanjutan.
Pemahaman
Pengembangan profesionalisme guru
wajib
diberikan
bagi
setiap
landasan
tenaga
wawasan
kependidikan,
dan
pemahaman
terhadap peserta didik, pengembangan
pendidik, adanya program dan strategi
kurikulum/silabus,
perancangan
dalam
pembelajaran,
pelaksanaan
pengembangan
profesionalisme
guru dapat terlaksana dengan dukungan
pembelajararan, pemanfaatan teknologi
pemerintah
pembelajaran, evaluasi hasil belajar,
pusat
Profesionalitas
maupun
guru
sering
daerah.
dikaitkan
dan
pengembangan
peserta
didik
dengan tiga faktor yang cukup penting,
melalui eksplorasi berbagai potensi
yaitu kompetensi guru, sertifikasi guru,
yang dimilikinya.
dan tunjangan profesi guru. Ketiga faktor
b. Kompetensi Profesional
tersebut saling memiliki kaitan dengan
Kemampuan
guru
dalam
kualitas pendidikan di Indonesia. Guru
pengetahuan dan penguasaan materi
profesional
dapat
dibuktikan
dengan
pelajaran secara luas dan mendalam
kompetensi
yang
dimilikinya,
karena
sesuai standar isi program satuan
dengan
kompetensi
mendorong
tersebut
dapat
terwujudnya
pendidikan
proses
peningkatan
kualitas
Berkomunikasi
tulisan,
yang
berkompeten
atau
c. Kompetensi Sosial
pendidikan.
Guru
pelajaran
kelompok mata pelajaran yang diampu.
pembelajaran dan menciptakan produk
penunjang
mata
dapat
maupun
menggunakan
secara
isyarat,
lisan,
dengan
teknologi
komunikasi
secara
fungsional,
dibuktikan dengan perolehan sertifikasi
dan
guru dari hasil Pendidikan Profesi Guru
bergaul secara efektif dengan peserta
(PPG) maupun Pendidikan dan Latihan
didik,
Profesi Guru (PLPG), yang kemudian
kependidikan,
setiap guru yang dinyatakan lulus akan
pendidikan, orang tua wali, dan dapat
mendapatkan
bergaul
tunjangan
profesi
yang
informasi
sesama
secara
pendidik,
pimpinan
santun
tenaga
satuan
dengan
memadai. Fakta dari guru yang telah
masyarakat sekitar. Semua itu tetap
tersertifikasi merupakan dasar asumsi yang
mengindahkan norma serta sistem nilai
kuat
yang berlaku dan menerapkan prinsip
bahwa
guru
telah
memiliki
kompetensi pendidik. Kompetensi guru
persaudaraan
dengan
semangat
merumuskan tujuan instruksional;
kebersamaan.
mengenal dan dapat menggunakan
d. Kompetensi Kepribadian
metode pengajaran; memilih dan
Mantab, berakhlak mulia, arif dan
menyusun
prosedur
instruksional
bijaksana, berwibawa, stabil, dewasa,
yang tepat; melaksanakan program
jujur, menjadi teladan bagi peserta didik
belajar
dan
objektif
kemampuan
sendiri,
merencanakan
masyarakat,
mengevaluasi
secara
kinerja
mengembangkan diri pribadi secara
mengajar;
mengenal
anak
dan
didik;
dan
melaksanakan
pengajaran;
mandiri berkelanjutan.
3) Guru
Setelah mendapatkan gelar sebagai
mampu
mengelola
kelas
diantaranya mengatur tata ruang
guru profesi, kewajiban tenaga pengajar
kelas
yakni
menciptakan iklim mengajar yang
mencakup
tiga
bidang utama,
untuk
diantaranya adalah:
serasi
a. Bidang Profesi
Mengajar
Kaitannya dengan bidang profesi,
guru
profesional
mengajar,
mendidik,
melaksanakan
berkenaan
maupun
berfungsi
Proses
Belajar
berlangsung
secara
maksimal;
4) Guru mampu mengunakan media dan
dan
sumber pengajaran, sehingga harus
penelitian
yang
mengenal,
permasalahan
pengembangan
sehingga
memilih
dan
menggunakan media dengan benar.
pendidikan.
Membuat
alat
Guru profesional sebagai fasilitator
sederhana,
dalam mengembangkan potensi peserta
mengelola
didik untuk meningkatkan kemampuan
Proses
dan
mengembangkan
keterampilan.
dan
untuk
melatih,
dengan
pengajaran
Kompetensi
bantu
pengajaran
menggunakan
laboratorium
Belajar
dan
dalam
Mengajar,
laboratorium,
profesional guru terbagi menjadi 10
menggunakan perpustakaan dalam
kewajiban,
Proses
menurut
Usman (1997)
Belajar
Mengajar,
dan
menyebutkan:
menggunakan micro teaching dalam
1) Guru dituntut mengusai bahan ajar,
PPL;
meliputi bahan ajar wajib, bahan ajar
5) Guru menghargai landasan-landasan
pengayaan, dan bahan ajar penunjang
pendidikan yang mendasari asas-asas
untuk keperluan pengajarannya;
dan kebijakan pendidikan di dalam
2) Guru mampu mengelola program
belajar
mengajar
yang
sekolah maupun di luar sekolah;
meliputi
6) Guru mampu mengelola interaksi
sekolah
dapat
meningkatkan
belajar mengajar dengan peserta
pendidikan nasional.
didik. Guru dituntut cakap termasuk
c. Bidang Kemasyarakatan
dalam penggunaan alat pengajaran,
media
pengajaran
dan
mutu
Dalam bidang kemasyarakatan,
sumber
profesi guru berfungsi untuk memenuhi
pengajaran agar siswa giat belajar;
amanat dalam pembukaan UUD 1945,
7) Guru mampu menilai prestasi siswa
yaitu ikut serta dalam mencerdaskan
untuk kepentingan pengajaran;
kehidupan bangsa, sudah tentu tugas
8) Guru mengenal fungsi serta program
pelayanan
bimbingan
pokok tersebut layak disandang oleh
dan
guru
penyuluhan;
9) Guru
professional.
Sehingga
kemampuan guru profesional adalah:
mengenal
menyelenggarakan
dan
1) Merencanakan, melaksanakan dan
administrasi
mengevaluasi hasil pembelajaran;
sekolah;
2) Meningkatkan kualifikasi akademik
10) Memahami
prinsip-prinsip
dan
menafsirkan
hasil
penelitian
pendidikan
guna
keperluan
dan kompetensi secara berkelanjutan;
3) Bertindak
objektif
diskriminatif
dan
tidak
atas
dasar
pengajaran.
pertimbangan jenis kelamin, agama,
b. Bidang Kemanusiaan
suku, ras, dan kondisi fisik tertentu,
Bidang
adalah
maupun hal yang sangat sensitif
dengan
semacam latar belakang keluarga,
manusia lainnya, dalam hal ini guru
status social, dan status ekonomi
berfungsi sebagai pengganti orang tua
peserta didik;
hubungan
kemanusiaan
antara
manusia
khususnya pada bidang peningkatan
4) Menjunjung
tinggi
peraturan
kemampuan intelektual peserta didik.
perundang-undangan,
Peningkatan
pendidik, dan nilai-nilai agama;
akan
kemampuan
berfungsi
dalam
intelektual
peningkatan
kode
etik
5) Menjaga dan memelihara persatuan
martabat sebagai agen pembelajaran
dan kesatuan bangsa.
dan pengembangan ilmu pengetahuan
Model
pengembangan
dilakukan
dimasa yang akan datang. Selain itu
oleh setiap guru professional, sebagaimana
pengabdian pada masyarakat dalam
yang telah dinyatakan oleh Castetter
upaya mencerdaskan peserta didik baik
(1996) terdapat lima model pengembangan
di lingkungan sekolah maupun diluar
untuk
guru,
pengembangannya:
berikut
model
Tabel 1.
Model Pengembangan Guru Profesional
No.
1.
Model Pengembangan Guru
Individual Guided Staff Development
(Pengembangan Guru Yang Dipandu
Secara Individu)
Observation/Assessment (Observasi
atau Penilaian)
2.
3.
Involvement in a
Development/Improvement Process
(Keterlibatan Dalam Suatu Proses
Pengembangan/Peningkatan)
4.
Training (Pelatihan)
Inquiry (Pemeriksaan)
5.
Keterangan
Para guru dapat menilai kebutuhan
mengajar mereka dan mampu belajar
aktif serta mengarahkan diri sendiri.
Para guru harus dimotivasi saat
menyeleksi tujuan belajar berdasar
penilaian personil dari kebutuhan
mereka.
Observasi dan penilaian dari
instruksi menyediakan guru dengan
data yang dapat direfleksikan dan
dianalisis untuk tujuan peningkatan
belajar siswa. Refleksi oleh guru
pada praktiknya dapat ditingkatkan
oleh observasi lainya.
Pembelajaran orang dewasa lebih
efektif ketika mereka perlu untuk
mengetahui atau perlu memecahkan
suatu masalah. Guru perlu untuk
memperoleh
pengetahuan
atau
keterampilan melalui keterlibatan
pada proses peningkatan sekolah
atau pengembangan kurikulum.
Ada teknik-teknik dan perilakuperilaku yang pantas untuk ditiru
guru dalam kelas. Guru-guru dapat
merubah perilaku mereka dan belajar
meniru perilaku dalam kelas mereka.
Pengembangan profesional adalah
studi kerjasama oleh para guru
sendiri untuk permasalahan dan isu
yang timbul dari usaha untuk
membuat praktik mereka konsisten
dengan nilai-nilai bidang pendidikan.
Selain hal di atas dapat dilibatkan
pelatihan yang berkelanjutan. Pelatihan
dalam peningkatkan profesionalisme guru
tersebut sesuai dengan pernyataan guru
khususnya
pendidikan
tenaga
pengajar
bidang
profesional yang menjadi obyek penelitian,
kewarganegaraan
adalah
bahwasannya jika mengandalkan program
pendidikan dan sekolah profesi/pendidikan
secara umum peningkatan profesionalisme
profesi guru saja tidak akan cukup.
guru berawal dari kebutuhan yang sama.
Sehingga
sekolah
Perbedaan yang dirasa adalah adanya
melakukan pelatihan mandiri maupun
kepribadian khusus disetiap diri tenaga
kolektif
Dinas
pengajar, kebijakan Pemerintah RI tentang
dimaksud
Perlunya Budaya dan Karakter Bangsa
adalah IHT (In House Training). Selama
harus dimiliki secara utuh oleh setiap guru
ini
banyak
terutama bagi pengampu mata pelajaran
dilakukan oleh sekolah masing-masing
Pendidikan Kewarganegaraan. Degradasi
walau
moral bangsa yang kini mulai merebak
hamper
yang
Pendidikan,
setiap
diselenggarakan
pelatihan
kegiatan
tersebut
terdapat
yang
lebih
dibeberapa
tempat
dilakukan secara kolektif.
dimana-mana
Dengan demikian, terdapat beberapa
program
dan
strategi-strategi
dengan
semakin
kompleknya sumber yang mempengaruhi,
yang
baik itu melalui media online maupun
dilakukan pemerintah dalam meningkatkan
pergaulan
profesionalitas guru. Sebagai contoh yang
Tentu itu tugas dan tantangan bagi seorang
sangat terbukti pelaksanaannya adalah
guru dalam menanamkan nilai-nilai moral
tunjangan profesi, dimana terprogram oleh
pancasila kepada para siswa-siswinya.
dengan
lingkungan
sekitar.
pemerintah. Hal tersebut tidak hanya untuk
memberikan
tunjangan
kesejahteraan
belaka
dimaksudkan
agar
meningkatkan
kinerja
kualitas,
untuk
pendidikan
mengajar
di
dan
profesi
dan
tetapi
juga
Peningkatkan profesionalisme guru
mampu
dimulai dari mengikuti Pendidikan Profesi
guru
dedikasi,
meningkatkan
Indonesia.
KESIMPULAN
dan
Guru (PPG) atau Pendidikan dan Latihan
mutu
Profesi
Pengalaman
mengkolaborasi
Guru
pengembangan
model
(PLPG).
untuk
guru
individu,
sebuah kedewasaan dan peningkatan mutu
keterlibatan
guru dalam bidang pengajaran, sehingga
pengembangan/peningkatan,
tidak
dan
dapat
meliputi
pengembangan guru yang dipandu secara
pembelajaran oleh para guru menjadikan
langsung
Model
meningkatkan
profesioanlisme guru.
observasi
dalam
pemeriksaan.
pengajaran
atau
penilaian,
suatu
proses
pelatihan,
Pengalaman
dengan
dalam
seringnya
Berdasarkan pembahasan di atas
mengkolaborasi model pembelajaran dan
secara umum dapat diimplementasikan
pelatihan-pelatihan yang diselenggarakan
pada kebutuhan Sumber Daya Manusia
Dinas maupun sekolah juga menjadi faktor
dari bidang pendidikan lain, sehingga
penting
dalam
peningkatan
profesionalisme guru.
DAFTAR PUSTAKA
Castetter. William. B. 1996. The Human
Research
for
Educational
Administration. New Jersey: A.
Simon & Schuster Company.
Departemen Pendidikan Nasional. 2005.
Undang-Undang Nomor 14 Tahun
2005, Tentang Guru dan Dosen.
Jakarta: Depdiknas.
Murdiono, Mukhamad. 2012. Strategi
Pembelajaran Kewarganegaraan
Berbasis Fortofolio. Yogyakarta:
Ombak Yogyakarta.
Peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia
Nomor 87 Tahun 2013 tentang
Program Pendidikan Profesi Guru
Prajabatan.
Usman, Moh, Uzer. 1997. Menjadi Guru
Profesional. Bandung: Remaja
Rosdakarya.