PROFIL TENAGA PENGAJAR BIDANG PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DI KABUPATEN JEMBER DALAM MENINGKATKAN PROFESIONALISME

PROFIL TENAGA PENGAJAR BIDANG PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
DI KABUPATEN JEMBER DALAM MENINGKATKAN PROFESIONALISME

Khairul Ahmadi
PPKN FP IPS IKIP PGRI Jember
khoirul_ahmadi@yahoo.com
ABSTRAK
Seorang guru wajib memiliki kualifikasi akademik yang diperoleh melalui
pendidikan tinggi program sarjana (S1), Peningkatkan profesionalisme guru
berhak mengikuti Pendidikan Profesi Guru (PPG) atau dengan mengikuti
Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG). Profesionalitas guru sering
dikaitkan dengan tiga faktor yang cukup penting, yaitu kompetensi guru,
sertifikasi guru, dan tunjangan profesi guru. Menurut UU RI No. 14 Tahun 2005,
kompetensi guru tersebut mencakup empat jenis, yaitu: kompetensi pedagogik,
kompetensi profesional, kompetensi sosial, dan kompetensi kepribadian. Model
pengembangan untuk guru meliputi pengembangan guru yang dipandu secara
individu, observasi atau penilaian, keterlibatan dalam suatu proses
pengembangan/peningkatan, pelatihan, dan pemeriksaan. Budaya dan karakter
bangsa perlu dimiliki secara utuh oleh setiap guru yang mengampu mata pelajaran
Pendidikan Kewarganegaraan. Ini merupakan tantangan bagi seorang guru dalam
menanamkan nilai-nilai moral pancasila kepada para siswa-siswinya.

Kata Kunci: Tenaga Pengajar, Profesionalisme
ABSTRACT
A teacher is required to have academic qualifications gained through higher
education. In addition, to improve teacher’s professionalism, he or she has the
right to attend Pendidikan Profesi Guru (PPG) or to join Pendidikan dan Latihan
Profesi Guru (PLPG). Teachers’ professionalism is often associated with three
important factors, namely teacher competence, teacher certification, and teacher
professional allowance. According to Indonesian Law no. 14 in 2005, the
competence of teachers involves four types, namely: pedagogic competence,
professional competence, social competence, and personal competence. Teacher
development models include individual guided teacher development, observation
or assessment, involvement in a development / upgrading process, training, and
examination. Teacher, teaching civic education, needs to have culture and
character of the nation comprehensively. It is the task and challenge for a teacher
in imparting Pancasila moral values for the students.
Keyword : Teacher, Profesionalism



manusia di lingkungan instansi yang biasa


PENDAHULUAN
Sumber
merupakan

daya

manusia

(SDM)

faktor

penting

dalam

disebut

dengan


pegawai,

karyawan,

pekerja, tenaga kerja, buruh, maupun

pengembangan dan pembangunan budaya,

pimpinan/manajer.

pendidikan, iptek dan lain sebagainya.

lingkungan

Keberadaan Sumber Daya Manusia dalam

semua

segala aspek baik dengan pemikirannya,


pendidik/guru/dosen

pemberdayaan maupun pembangunannya,

administratif.

seperti pemberdayaan sumber daya alam,

Sedangkan

dalam

bidang pendidikan

pelaku

yang

Sebelum


adalah

ada

didalamnya

dan

pegawai

membawakan

sebuah

sumber daya ilmu pengetahuan, sumber

perubahan yang signifikan dalam bidang

daya manusia itu sendiri dalam bidang


pendidikan,

pendidikan akan memberi manfaat secara

kewarganegaraan,

hal

optimal untuk perbaikan pendidikan dan

dipertimbangkan

adalah

kesejahteraan bangsa dan negara. Secara

pengalaman

kualitas maupun kuantitas ketersediaan


pendidik/guru tersebut dapatkan. Selain itu

faktor akan Sumber Daya Manusia sangat

ilmu dan pengalaman yang diperolehnya

penting bagi segala bidang.

dalam masa pendidikan, pelatihan maupun

Pengembangan

apa

pendidikan
yang

patut


ilmu

saja

yang

dan
telah

Daya

pengalaman non formal lainnya perlu juga

Manusia dalam kenyataannya diarahkan

diperhatikan. Setidaknya apa saja faktor

dalam rangka meningkatkan kualitas guru,

pendorong


yang pada waktunya nanti akan dapat

tenaga

meningkatkan produktivitas dalam segala

kontribusi

bidang yang dikerjakan. Telah banyak

maupun

hasil

tentang

tinggi untuk lebih berprestasi dan memiliki

kualitas Sumber Daya Manusia, dimana


sifat-sifat sesuai dengan apa yang telah

SDM

mereka

studi

yang

Sumber

khususnya

membahas

merupakan

faktor


penentu

yang

menjadikan

pendidik

dapat

terhadap
mahasiswa

pelajari.

seorang

memberikan
siswa-siswinya

dalam

perguruan

Berdasarkan

latar

produktivitas pendidikan di dalam negeri,

belakang yang telah diuraikan di atas,

baik secara makro maupun mikro. Sumber

rumusan masalah yang diajukan adalah

Daya

“Kewajiban apa yang diperlukan oleh

Manusia

secara

makro

adalah

manusia usia kerja, dengan berbekal

tenaga

pendidikan formal maupun non formal dan

kewarganegaraan di kabupaten jember

memiliki

dalam meningkatkan profesionalisme?”

produktifitas

sendiri

tanpa

pengajar

bidang

pendidikan

adanya instansi yang dinaungi. Sumber
Daya Manusia secara

mikro, adalah

HASIL DAN PEMBAHASAN


Menjadi

seorang

guru

yang

dengan tugas utama mendidik, mengajar,

profesional, seorang guru harus memiliki

membimbing,

pondasi

pendidik. Kualifikasi

menilai, dan mengevaluasi peserta didik

akademik adalah pondasi awal dari guru

pada pendidikan anak usia dini jalur

professional,

pendidikan formal, pendidikan dasar, dan

sebagai

yang

diperoleh

melalui

mengarahkan,

melatih,

pendidikan lanjut di perguruan tinggi

pendidikan

program sarjana (S1) atau sebelumnya

pengertian tersebut, kita dapat mengetahui

biasa disebut dengan program diploma

bahwa seorang guru mempunyai peranan

empat (D4). Selain jalur pendidikan

yang sangat penting dalam menentukan

terdapat jalur non-pendidikan, dimana

keberhasilan

sesuai dengan bunyi Undang-Undang No

pendidikan. Untuk melihat keberhasilan

14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen.

pendidikan dapat dilihat dari segi output

Seorang

atau kualitas lulusannya.

guru

dalam

menempuh

menengah.

dari

Berdasarkan

suatu

program

pendidikannya tidak hanya berasal dari

Lulusan suatu lembaga pendidikan

ilmu kependidikan saja, melainkan juga

dapat dipengaruhi oleh guru yang memiliki

dari ilmu non-kependidikan. Hal tersebut

kualitas

muncul

menteri

Dimana seorang guru tersebut mempunyai

yang

kemampuan dalam hal menguasai ilmu

sejak

Pendidikan

dan

peraturan
Kebudayaan

dan

professionalitas

tinggi.

mengatur tentang Pendidikan Profesi Guru

pengetahuan,

(PPG), yakni Permendikbud Nomor 87

memanajemen

Tahun 2013. Dalam Program Profesi Guru

Murdiono (2012: 28) memberikan suatu

tenaga

simpulan, bahwa strategi pembelajaran

pendidik

diharapkan

memiliki

ilmu

pembelajaran,

pembelajaran.

dan

Menurut

keahlian khusus dalam kerjanya sebagai

merupakan

guru. Program atau pendidikan tersebut

melaksanakan kegiatan pembelajaran agar

sebenarnya dapat dilalui dari dua jalur

prinsip

yaitu Pendidikan Profesi Guru (PPG) yang

terlaksana dan tujuan pembelajaran dapat

ditempuh 1 tahun/2 semester. Sedangkan

di capai secara efektif. Dengan demikian,

jalur lainnya adalah Pendidikan dan

jika terdapat lulusan suatu pendidikan

Latihan Profesi Guru (PLPG) yang biasa

dengan

dapat ditempuh hanya dengan waktu 9-10

profesionalitas

hari.

pembelajaran dinilai kurang. Sedangkan
Undang-undang No. 14 Tahun 2005

rencana

dasar

dan

cara-cara

pembelajaran

kualitas
guru

dapat

rendah,

maka

dalam

proses

jika lulusan yang dihasilkan memiliki

tentang Guru dan Dosen disebutkan pula

kualitas

bahwa, guru adalah pendidik profesional

profesionalitas


baik,

dapat
guru

dalam

dikatakan
proses

pembelajaran itu baik. Akan tetapi hal

tersebut mencakup empat jenis, menurut

tersebut

belum

UU RI No. 14 Tahun 2005 yaitu:

sehingga

perlu

sepenuhnya
adanya

terbukti,

studi

yang

a. Kompetensi Pedagogik

berkelanjutan.

Pemahaman

Pengembangan profesionalisme guru
wajib

diberikan

bagi

setiap

landasan

tenaga

wawasan

kependidikan,

dan

pemahaman

terhadap peserta didik, pengembangan

pendidik, adanya program dan strategi

kurikulum/silabus,

perancangan

dalam

pembelajaran,

pelaksanaan

pengembangan

profesionalisme

guru dapat terlaksana dengan dukungan

pembelajararan, pemanfaatan teknologi

pemerintah

pembelajaran, evaluasi hasil belajar,

pusat

Profesionalitas

maupun

guru

sering

daerah.
dikaitkan

dan

pengembangan

peserta

didik

dengan tiga faktor yang cukup penting,

melalui eksplorasi berbagai potensi

yaitu kompetensi guru, sertifikasi guru,

yang dimilikinya.

dan tunjangan profesi guru. Ketiga faktor

b. Kompetensi Profesional

tersebut saling memiliki kaitan dengan

Kemampuan

guru

dalam

kualitas pendidikan di Indonesia. Guru

pengetahuan dan penguasaan materi

profesional

dapat

dibuktikan

dengan

pelajaran secara luas dan mendalam

kompetensi

yang

dimilikinya,

karena

sesuai standar isi program satuan

dengan

kompetensi

mendorong

tersebut

dapat

terwujudnya

pendidikan

proses

peningkatan

kualitas

Berkomunikasi
tulisan,

yang

berkompeten

atau

c. Kompetensi Sosial

pendidikan.
Guru

pelajaran

kelompok mata pelajaran yang diampu.

pembelajaran dan menciptakan produk
penunjang

mata

dapat

maupun

menggunakan

secara
isyarat,

lisan,
dengan

teknologi

komunikasi

secara

fungsional,

dibuktikan dengan perolehan sertifikasi

dan

guru dari hasil Pendidikan Profesi Guru

bergaul secara efektif dengan peserta

(PPG) maupun Pendidikan dan Latihan

didik,

Profesi Guru (PLPG), yang kemudian

kependidikan,

setiap guru yang dinyatakan lulus akan

pendidikan, orang tua wali, dan dapat

mendapatkan

bergaul

tunjangan

profesi

yang

informasi

sesama

secara

pendidik,
pimpinan

santun

tenaga
satuan

dengan

memadai. Fakta dari guru yang telah

masyarakat sekitar. Semua itu tetap

tersertifikasi merupakan dasar asumsi yang

mengindahkan norma serta sistem nilai

kuat

yang berlaku dan menerapkan prinsip

bahwa

guru

telah

memiliki

kompetensi pendidik. Kompetensi guru


persaudaraan

dengan

semangat

merumuskan tujuan instruksional;

kebersamaan.

mengenal dan dapat menggunakan

d. Kompetensi Kepribadian

metode pengajaran; memilih dan

Mantab, berakhlak mulia, arif dan

menyusun

prosedur

instruksional

bijaksana, berwibawa, stabil, dewasa,

yang tepat; melaksanakan program

jujur, menjadi teladan bagi peserta didik

belajar

dan

objektif

kemampuan

sendiri,

merencanakan

masyarakat,

mengevaluasi

secara
kinerja

mengembangkan diri pribadi secara

mengajar;

mengenal

anak
dan

didik;

dan

melaksanakan

pengajaran;

mandiri berkelanjutan.

3) Guru

Setelah mendapatkan gelar sebagai

mampu

mengelola

kelas

diantaranya mengatur tata ruang

guru profesi, kewajiban tenaga pengajar

kelas

yakni

menciptakan iklim mengajar yang

mencakup

tiga

bidang utama,

untuk

diantaranya adalah:

serasi

a. Bidang Profesi

Mengajar

Kaitannya dengan bidang profesi,
guru

profesional

mengajar,

mendidik,

melaksanakan
berkenaan
maupun

berfungsi

Proses

Belajar

berlangsung

secara

maksimal;
4) Guru mampu mengunakan media dan

dan

sumber pengajaran, sehingga harus

penelitian

yang

mengenal,

permasalahan

pengembangan

sehingga

memilih

dan

menggunakan media dengan benar.

pendidikan.

Membuat

alat

Guru profesional sebagai fasilitator

sederhana,

dalam mengembangkan potensi peserta

mengelola

didik untuk meningkatkan kemampuan

Proses

dan

mengembangkan

keterampilan.

dan

untuk

melatih,

dengan

pengajaran

Kompetensi

bantu

pengajaran

menggunakan
laboratorium
Belajar

dan
dalam

Mengajar,
laboratorium,

profesional guru terbagi menjadi 10

menggunakan perpustakaan dalam

kewajiban,

Proses

menurut

Usman (1997)

Belajar

Mengajar,

dan

menyebutkan:

menggunakan micro teaching dalam

1) Guru dituntut mengusai bahan ajar,

PPL;

meliputi bahan ajar wajib, bahan ajar

5) Guru menghargai landasan-landasan

pengayaan, dan bahan ajar penunjang

pendidikan yang mendasari asas-asas

untuk keperluan pengajarannya;

dan kebijakan pendidikan di dalam

2) Guru mampu mengelola program
belajar

mengajar

yang

sekolah maupun di luar sekolah;

meliputi


6) Guru mampu mengelola interaksi

sekolah

dapat

meningkatkan

belajar mengajar dengan peserta

pendidikan nasional.

didik. Guru dituntut cakap termasuk

c. Bidang Kemasyarakatan

dalam penggunaan alat pengajaran,
media

pengajaran

dan

mutu

Dalam bidang kemasyarakatan,

sumber

profesi guru berfungsi untuk memenuhi

pengajaran agar siswa giat belajar;

amanat dalam pembukaan UUD 1945,

7) Guru mampu menilai prestasi siswa

yaitu ikut serta dalam mencerdaskan

untuk kepentingan pengajaran;

kehidupan bangsa, sudah tentu tugas

8) Guru mengenal fungsi serta program
pelayanan

bimbingan

pokok tersebut layak disandang oleh

dan

guru

penyuluhan;
9) Guru

professional.

Sehingga

kemampuan guru profesional adalah:
mengenal

menyelenggarakan

dan

1) Merencanakan, melaksanakan dan

administrasi

mengevaluasi hasil pembelajaran;

sekolah;

2) Meningkatkan kualifikasi akademik

10) Memahami

prinsip-prinsip

dan

menafsirkan

hasil

penelitian

pendidikan

guna

keperluan

dan kompetensi secara berkelanjutan;
3) Bertindak

objektif

diskriminatif

dan

tidak

atas

dasar

pengajaran.

pertimbangan jenis kelamin, agama,

b. Bidang Kemanusiaan

suku, ras, dan kondisi fisik tertentu,

Bidang

adalah

maupun hal yang sangat sensitif

dengan

semacam latar belakang keluarga,

manusia lainnya, dalam hal ini guru

status social, dan status ekonomi

berfungsi sebagai pengganti orang tua

peserta didik;

hubungan

kemanusiaan

antara

manusia

khususnya pada bidang peningkatan

4) Menjunjung

tinggi

peraturan

kemampuan intelektual peserta didik.

perundang-undangan,

Peningkatan

pendidik, dan nilai-nilai agama;

akan

kemampuan

berfungsi

dalam

intelektual
peningkatan

kode

etik

5) Menjaga dan memelihara persatuan

martabat sebagai agen pembelajaran

dan kesatuan bangsa.

dan pengembangan ilmu pengetahuan

Model

pengembangan

dilakukan

dimasa yang akan datang. Selain itu

oleh setiap guru professional, sebagaimana

pengabdian pada masyarakat dalam

yang telah dinyatakan oleh Castetter

upaya mencerdaskan peserta didik baik

(1996) terdapat lima model pengembangan

di lingkungan sekolah maupun diluar

untuk

guru,

pengembangannya:


berikut

model

Tabel 1.
Model Pengembangan Guru Profesional
No.
1.

Model Pengembangan Guru
Individual Guided Staff Development
(Pengembangan Guru Yang Dipandu
Secara Individu)

Observation/Assessment (Observasi
atau Penilaian)

2.

3.

Involvement in a
Development/Improvement Process
(Keterlibatan Dalam Suatu Proses
Pengembangan/Peningkatan)

4.

Training (Pelatihan)

Inquiry (Pemeriksaan)

5.

Keterangan
Para guru dapat menilai kebutuhan
mengajar mereka dan mampu belajar
aktif serta mengarahkan diri sendiri.
Para guru harus dimotivasi saat
menyeleksi tujuan belajar berdasar
penilaian personil dari kebutuhan
mereka.
Observasi dan penilaian dari
instruksi menyediakan guru dengan
data yang dapat direfleksikan dan
dianalisis untuk tujuan peningkatan
belajar siswa. Refleksi oleh guru
pada praktiknya dapat ditingkatkan
oleh observasi lainya.
Pembelajaran orang dewasa lebih
efektif ketika mereka perlu untuk
mengetahui atau perlu memecahkan
suatu masalah. Guru perlu untuk
memperoleh
pengetahuan
atau
keterampilan melalui keterlibatan
pada proses peningkatan sekolah
atau pengembangan kurikulum.
Ada teknik-teknik dan perilakuperilaku yang pantas untuk ditiru
guru dalam kelas. Guru-guru dapat
merubah perilaku mereka dan belajar
meniru perilaku dalam kelas mereka.
Pengembangan profesional adalah
studi kerjasama oleh para guru
sendiri untuk permasalahan dan isu
yang timbul dari usaha untuk
membuat praktik mereka konsisten
dengan nilai-nilai bidang pendidikan.

Selain hal di atas dapat dilibatkan

pelatihan yang berkelanjutan. Pelatihan

dalam peningkatkan profesionalisme guru

tersebut sesuai dengan pernyataan guru

khususnya
pendidikan

tenaga

pengajar

bidang

profesional yang menjadi obyek penelitian,

kewarganegaraan

adalah

bahwasannya jika mengandalkan program



pendidikan dan sekolah profesi/pendidikan

secara umum peningkatan profesionalisme

profesi guru saja tidak akan cukup.

guru berawal dari kebutuhan yang sama.

Sehingga

sekolah

Perbedaan yang dirasa adalah adanya

melakukan pelatihan mandiri maupun

kepribadian khusus disetiap diri tenaga

kolektif

Dinas

pengajar, kebijakan Pemerintah RI tentang

dimaksud

Perlunya Budaya dan Karakter Bangsa

adalah IHT (In House Training). Selama

harus dimiliki secara utuh oleh setiap guru

ini

banyak

terutama bagi pengampu mata pelajaran

dilakukan oleh sekolah masing-masing

Pendidikan Kewarganegaraan. Degradasi

walau

moral bangsa yang kini mulai merebak

hamper

yang

Pendidikan,

setiap

diselenggarakan

pelatihan

kegiatan

tersebut

terdapat

yang

lebih

dibeberapa

tempat

dilakukan secara kolektif.

dimana-mana

Dengan demikian, terdapat beberapa
program

dan

strategi-strategi

dengan

semakin

kompleknya sumber yang mempengaruhi,

yang

baik itu melalui media online maupun

dilakukan pemerintah dalam meningkatkan

pergaulan

profesionalitas guru. Sebagai contoh yang

Tentu itu tugas dan tantangan bagi seorang

sangat terbukti pelaksanaannya adalah

guru dalam menanamkan nilai-nilai moral

tunjangan profesi, dimana terprogram oleh

pancasila kepada para siswa-siswinya.

dengan

lingkungan

sekitar.

pemerintah. Hal tersebut tidak hanya untuk
memberikan

tunjangan

kesejahteraan

belaka

dimaksudkan

agar

meningkatkan
kinerja

kualitas,

untuk

pendidikan
mengajar

di
dan

profesi

dan

tetapi

juga

Peningkatkan profesionalisme guru

mampu

dimulai dari mengikuti Pendidikan Profesi

guru

dedikasi,

meningkatkan
Indonesia.

KESIMPULAN

dan

Guru (PPG) atau Pendidikan dan Latihan

mutu

Profesi

Pengalaman

mengkolaborasi

Guru

pengembangan

model

(PLPG).
untuk

guru

individu,

sebuah kedewasaan dan peningkatan mutu

keterlibatan

guru dalam bidang pengajaran, sehingga

pengembangan/peningkatan,

tidak

dan

dapat

meliputi

pengembangan guru yang dipandu secara

pembelajaran oleh para guru menjadikan

langsung

Model

meningkatkan

profesioanlisme guru.

observasi
dalam

pemeriksaan.

pengajaran

atau

penilaian,

suatu

proses
pelatihan,

Pengalaman

dengan

dalam

seringnya

Berdasarkan pembahasan di atas

mengkolaborasi model pembelajaran dan

secara umum dapat diimplementasikan

pelatihan-pelatihan yang diselenggarakan

pada kebutuhan Sumber Daya Manusia

Dinas maupun sekolah juga menjadi faktor

dari bidang pendidikan lain, sehingga


penting

dalam

peningkatan

profesionalisme guru.

DAFTAR PUSTAKA
Castetter. William. B. 1996. The Human
Research
for
Educational
Administration. New Jersey: A.
Simon & Schuster Company.
Departemen Pendidikan Nasional. 2005.
Undang-Undang Nomor 14 Tahun
2005, Tentang Guru dan Dosen.
Jakarta: Depdiknas.
Murdiono, Mukhamad. 2012. Strategi
Pembelajaran Kewarganegaraan
Berbasis Fortofolio. Yogyakarta:
Ombak Yogyakarta.
Peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia
Nomor 87 Tahun 2013 tentang
Program Pendidikan Profesi Guru
Prajabatan.
Usman, Moh, Uzer. 1997. Menjadi Guru
Profesional. Bandung: Remaja
Rosdakarya.