Hubungan Self-Esteem dengan Motivasi Belajar Remaja Panti Asuhan ‘Aisyiyah Daerah Cabang Lubuk Bagalung Padang

  2337-6740 - 2337-6740 - 2337-6740 - 2337-6880 2337-6880 2337-6880

  ISSN Cetak:

  ISSN Cetak:

  ISSN Cetak:

  ISSN Online: http://jurnal.konselingindonesia.com http://jurnal.konselingindonesia.com http://jurnal.konselingindonesia.com Volume 2 Nomor 2, Juni 2014, Hlm 14-18 Volume 2 Nomor 2, Juni 2014, Hlm 14-18 Volume 2 Nomor 2, Juni 2014, Hlm 14-18 dan dan dan

  ISSN Online:

  ISSN Online:

  Info Artikel: Diterima 04/06/2014 Direvisi 12/06/2014 Dipublikasikan 30/06/2014

  Ikatan Konselor Indonesia (IKI)

Hubungan Self-Esteem dengan an Motivasi Belajar Remaja Panti Asuhan ‘Aisyiyah Da Daerah Cabang Lubuk

Bagalung Padang

  Hermivia Olva, Yulidar Ibrahim & & Marjohan Universitas Negeri Padang

  Abstract The teenager who have m more motivation in studying will do many activities tha that be useful in

learning process. If they ar are able to think and make sure about their will have more ore motivation to

study, have a good socializ ialization and can manage their passion. The purpose of th of the research is

analyzing about correlatio lation between self-esteem with motivation in studying ing of teenage orphanage ‘Aisyiyah Lub Lubuk Bagalung Padang. Kind of research is quantita titative by using

correlation descriptive. Th The subjects of the research are 30 students. The in instruments are

inventory and questionnair aires. The result of the research shows that there are corre rrelation between self-esteem and motivation tion in studying significantly by lowing correlation.

  Keyword: Self-esteem, Learning M g Motivation

  Copyright © 2014 IICE - Multika ltikarya Kons (Padang - Indonesia) dan IKI - Ikatan Konselo elor Indonesia - All Rights Reserved

  Indonesian Institute for Counselin ling and Education (IICE) Multikarya Kons PENDAHULUAN

  Belajar bukan hanya prose oses dalam mengingat apa yang terlihat namun dalam pr proses belajar seseorang harus mampu mengalami serta m merasakan apa yang dibelajarkan. Menurut Dalyono (1 (1997:49) “belajar dapat didefenisikan suatu usaha atau keg kegiatan yang bertujuan mengadakan perubahan didalam dir diri seseorang, mencakup perubahan tingkah laku, sikap, ke kebiasaan, ilmu pengetahuan, keterampilan, dan sebagain ainya”. Berbagai tuntutan dan usaha yang harus dilakukan d dalam proses perubahan berbagai aspek tersebut. Salah sa satu aspek yang berperan penting dalam proses belajar ada adalah adanya motivasi. Motivasi merupakan dorongan y yang timbul dalam diri individu untuk melakukan sesua suatu hal demi mencapai tujuan. Menurut Sumadi Sury uryabrata (dalam Djaali, 2008:101) motivasi adalah “keada adaan yang terdapat dalam diri seseorang yang mendoron ongnya untuk melakukan aktivitas tertentu guna pencapaia aian tujuan tertentu”. Sedangkan menurut Sardiman (2007 007:83) ciri-ciri motivasi sebagai berikut (a) Tekun mengha ghadapi tugas (dapat bekerja terus-menerus dalam waktu ya yang lama dan tidak akan berhenti sebelum selesai) (b) Ulet let dalam menghadapi kesulitan. Siswa tidak mudah putus us asa, tidak memerlukan dorongan dari luar untuk berpartis rtisipasi sebaik mungkin dan tidak cepat puas dengan pres restasi yang telah dicapai, (c) menunjukkan minat terhad adap bermacam-macam masalah untuk orang dewas asa, Misalnya masalah pembangunan, masalah agama, po , politik, ekonomi, keadilan, pemberantasan korupsi, penen entangan terhadap setiap tindakan kriminal, amoral, dan se sebagainya (d) Lebih senang bekerja mandiri. Cepat bosa san pada tugas-tugas yan rutin (hal-hal yang bersifat m mekanis, berulang-ulang begitu saja, sehingga kuran rang kreatif (e) Dapat mempertahankan pendapatnya (k (kalau sudah yakin sesuatu) (f) Tidak mudah melepask askan hal yang diyakini tersebut (g) Senang mencari dan m n memecahkan soal-soal.

  Ramaja dengan motivasi be i belajar tinggi akan melakukan aktifitas belajar yang be bermanfaat untuk proses semua kegitan belajarnya dengan gan sungguh-sungguh, penuh gairah atau semangat. Seba baliknya, belajar dengan motivasi yang lemah, akan malas b las bahkan tidak mau mengerjakan tugas-tugas yang berhubu bungan dengan pelajaran.

  Keyakinan tidak mampu a atau tidak mempunyai kemampuan dalam mengerjak jakan tugas belajar dan ketidakmampuan dalam proses p pembelajaran akan berakibat pada ketidakberdayaan rem remaja dan berkurangnya penghargaan terhadap dirinya. Be Berkurangnya penghargaan terhadap diri ini akan menimb mbulkan self-esteem yang rendah pada diri remaja. Menuru rut Branden (1994:208) “self-esteem merupakan keyakina inan tentang kemampuan dalam mengatasi segala tantangan an hidup, maka tidak ada satupun yang lebih penting selain lain belajar dan bagaimana mempergunakan pikiran”.

  Remaja yang mempunyai k i keyakinan yang kuat terhadap kemampuannya, maka re remaja akan termotivasi untuk belajar dan akan menghad adapi kesulitan belajar dengan berbagai cara dan mengan ganggap kesulitan belajar tersebut sebagai tantangan yang ha harus diatasi. Harris Clemes dan Reynold Bean (2001:8) y ) yang menyatakan bahwa “salah satu faktor terpenting yang ng menentukan sukses disekolah adalah harga diri. Anak-a -anak yang sangat cerdas namun harga dirinya rendah dan n bisa mendapatkan hasil yang buruk di sekolah. Anak de dengan harga diri rendah cenderung mendapat sedikit kepu epuasan disekolah, mereka dengan mudah kehilangan mo otivasi dan minat untuk belajar”.

  Jika remaja mampu menila ilai dan meyakini potensi yang dimilikinya dalam belaj lajar, maka remaja akan menunjukkan motivasi belajar yan ang tinggi, mampu menjalin hubungan sosial dengan baik d ik dan mampu mengontrol emosi dengan baik pula, begitu pu pula sebaliknya.

  Berdasarkan hasil observasi, si, wawancara dan diskusi kelompok yang peneliti lakukan kan terhadap remaja panti asuhan diperoleh keterangan bahw ahwa sebagian remaja panti asuhan memiliki sifat yang pe pemalu dan tidak berani dalam bertanya dalam diskusi, rem remaja kurang memperhatikan guru menerangkan materi la i layanan, remaja banyak berbicara dengan temannya, rema maja tidak mau mencatat materi layanan yang diberikan o n oleh guru. berdasarkan fenomena di atas diduga remaja pa panti asuhan memiliki motivasi rendah.

  Selain itu sebagian remaja ku kurang mampu bersosialisasi. Sebagian besar remaja panti nti asuhan kurang mampu mengontrol emosi ketika berbicara ara dan bercanda dengan sesama teman maupun dengan pen pengasuh, sehingga sering terjadi pertengkaran dan kamarah ahan serta kesedihan. Sebagian remaja menganggap menja njadi pribadi yang kurang menarik di mata orang lain. Rema maja beranggapan tidak memiliki banyak teman sekolah ya yang berada diluar panti yang bisa diajak untuk belajar ber bersama, sebagian remaja panti merasa kehidupannya kura rang bahagia dari teman- temannya yang tinggal dengan ora orang tua.

  Hasil dari observasi dan wa wawancara tersebut didukung oleh hasil AUM UMUM Fo Format SLTA yang telah diberikan pada remaja panti asuha uhan ‘Aisyiyah Padang tanggal 17 Februari 2013 terungka kap bahwa rata-rata 34% masalah-masalah yang dialami ole oleh remaja adalah dalam bidang DPI (Diri Pribadi). Dari 2 ri 27 remaja yang mengisi AUM UMUM, 18 remaja merasa sa bermasalah pada item 123 (rendah diri dan kurang perca caya diri). Selain itu rata- rata 40 % remaja panti asuhan ‘A ‘Aisyiyah bermasalah dalam bidang Pendidikan dan Pela elajaran, dimana rata -rata masing-masing remaja memiliki 1 i 17 item yang bermasalah dalam bidang Pendidikan dan Pe Pelajaran. Hal ini diduga remaja panti asuhan miliki self-este esteem yang rendah.

  METODOLOGI

  Penelitian ini menggunaka kan metode kuantitatif dengan pendekatan analisis deskripti riptif korelasional. Subjek penelitian ini adalah 30 orang r g remaja panti asuhan. Alat yang digunakan untuk pen engumpulan data dalam penelitian ini adalah inventori dan dan angket. Angket ini bertujuan untuk memperoleh data te ta tentang motivasi belajar yang berjumlah 40 pernyataan Sedangkan inventori bertujuan untuk melihat self-estee steem yang berjumlah 40 pertanyaan. Untuk kemungkinan an jawaban inventori self-esteem menggunakan pilihan j jawaban yaitu YA dan TIDAK. Jika jawaban responden Y n YA maka skor 1 dan jika jawaban responden TIDAK mak aka skor 0 (+) sebaliknya jika jawaban responden TIDAK m mendapat skor 1 dan jawaban YA mendapat skor 0 (-). Se . Sedangkan untuk setiap kemungkinan jawaban angket pe penelitian tentang motivasi belajar menggunakan kriteria ria kemungkinan pilihan jawaban yaitu: Selalu (Sl) jika tin tingkat kesesuaiannya 81-100%, Sering (Sr) jika tingkat k at kesesuaiannya 61-80%, Kadang-kadang (Kd) jika tingkat kat kesesuaiannya 41-60%, Jarang (Jr) jika tingkat keses sesuaiannya 21-40%, dan Tidak Pernah (Tp) jika tingkat k t kesesuaiannya 0-20% Untuk melihat tingkat hubungan an antar kedua variabel, peneliti menggunakan rumus Corr orrelation Product Moment dengan menggunakan program SP m SPSS versi 16.0

  HASIL

  Berdasarkan hasil pengolah lahan data, maka hasil penelitian ini dapat digambarkan seb ebagai berikut:

  Tabel 1. Hasil Gambaran Self-E lf-Esteem dan Motivasi Belajar Self esteem Motivasi belajar

  KT Skor f % KT Skor f %

  ST) >29 5 16,7 ,7 (ST) >179 1 3,3 (T) 24-28 5 16,7 ,7 (T) 152 – 178 10 33,3 ( S) 19-23 8 26,7 ,7 ( S) 126 – 151 11 36,7 (R) 13-18

  12 40 (R) 99- 125 5 6,7 (SR) <12 (SR) - ≤ 98

  3 10 -

  TOTAL 30 100 100 30 100

  Berdasarkan tabel di atas tas dapat disimpulkan bahwa dari 30 orang remaja Panti As Asuhan ‘Aisyiyah Daerah Kota Padang, 12 orang remaja pan anti asuhan memiliki self-esteem rendah (40%). Sedangkan kan pada motivasi belajar, 10 orang remaja panti asuhan (3 (33,3%) memiliki motivasi belajar tinggi dan 11 orang ( g (36,7%) memiliki self-

  esteem yang sedang.

  Tabel 2. Hasil Pengolahan Data ta Tentang Hubungan Self-Esteem dengan Motivasi Bela elajar

  Motivasi M Self- Tingkat Belajar Be esteem keeratan

  Motivasi Pearson belajar

  1 .304 Correlation Sig. (2-tailed) .103 N

  30

  30 Rendah

  Self-

  Pearson

  esteem

  .304

  1 Correlation Sig. (2-tailed) .103 N

  30

  30 Berdasarkan perhitungan gan dengan menggunakan teknik analisis pearson pr product moment , dapat disimpulkan bahwa Ho yang me menyatakan tidak terdapat hubungan antara self-esteem d dengan motivasi belajar diterima. Besarnya koefisien korela relasi adalah sebesar 0.304. Dengan demikian tingkat hubu bungan antara self-esteem dengan motivasi belajar berada pa pada kategori rendah.

  PEMBAHASAN Self-Esteem

  Hasil temuan penelitian self self-esteem remaja panti asuhan secara keseluruhan menu nunjukkan bahwa remaja panti asuhan cenderung memiliki iliki self-esteem rendah yakni sebesar 40 % yakni 12 oran rang remaja panti asuhan memilik self-esteem yang rendah ah. Rendahnya self-esteem remaja panti asuhan ‘Aisyiyah yah Daerah Kota Padang perlu mendapat perhatian dari ko i konselor dan pengurus panti asuhan. Remaja yang memi miliki self-esteem rendah akan merasa dirinya tidak berharg rga, tidak mampu, merasa tidak diperhatian dan merasa me menjadi orang yang gagal serta memiliki kepercayaan diri ya i yang buruk. Menurut Harris Clemes dan Reynold Bean (20 (2001:8) self-esteem yang rendah akan tercermin dari prilaku ilaku. Jika pola karakteristik harga diri yang rendah terus be berkembang, hal itu akan menjadi sebuah kebiasaan yang su sukar dihilangkan. Selain itu menurut Branden (2011:9) “de “dengan penghargaan diri lebih tinggi, sikap seseorang cend nderung lebih terbuka, jujur dan menjalin komunikasi yang ang menyenangkan sebab kita memercayai nilai pikiran di di dalam hati. Sebaliknya seseorang dengan penghargaan an diri rendah cenderung mengelak tanggung jawab, gagal m al menjalin interaksi yang komunikatif”.

  Motivasi Belajar

  Hasil temuan penelitian ian motivasi belajar remaja panti asuhan ‘Aisyiyah Daera erah Kota Padang secara keseluruhan menunjukkan bahwa a remaja cenderung memiliki tingkat motivasi yang tingg ggi yakni sebesar 36,6%. Hal ini berarti Hal ini berarti rema maja panti asuhan memiliki motivasi yang tinggi dalam be belajar baik itu dalam hal ketekunanan dalam belajar, kete etekunan dalam menghadapi tugas, ulet dalam menghad hadapi kesulitan belajar, mandiri, mampu mempertahankan kan pendapat dan senang memecahkan dan mencari soal-so l-soal. Hasil penelitian ini didukung oleh pendapat Dalyono no (2010:57) “seseorang yang belajar dengan motivasi ku kuat, akan melaksanakan semua kegitan belajarnya dengan gan sungguh-sungguh, penuh gairah atau semangat. Seba baliknya, belajar dengan motivasi yang lemah, akan malas b las bahkan tidak mau mengerjakan tugas-tugas yang berhubu bungan dengan pelajaran.

  Hubungan Self-Esteem dengan M n Motivasi Belajar

  Berdasarkan tabel 2 da dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan anta ntara self-esteem dengan motivasi belajar remaja panti asuh suhan ‘Aisyiyah Daerah Kota Padang. Besarnya koefisien n korelasi adalah sebesar 0.304. yang menunjukkan tingka kat keeratan hubungan antara self-esteem dengan motiva ivasi belajar berada pada kategori rendah.

  Rendahnya tingkat korela relasi antara self-esteem dengan motivasi belajar perlu menj enjadi perhatian baik bagi pengurus panti asuhan ‘Aisyiyah ah Daerah Kota Padang maupun konselor. Karena sesuai y i yang dikemukakan oleh Harris Clemes dan Reynold Be Bean (2001:8) yang menyatakan bahwa “salah satu f faktor terpenting yang menentukan sukses disekolah ada dalah harga diri. Anak-anak yang sangat cerdas namun ha harga dirinya rendah dan bisa mendapatkan hasil yang bu buruk di sekolah. Anak dengan harga diri rendah cende derung mendapat sedikit kepuasan disekolah, mereka deng engan mudah kehilangan motivasi dan minat untuk bela elajar”. Jadi remaja yang memiliki self-esteem yang rendah ah akan menunjukkan motivasi untuk belajar rendah dan tid tidak akan sukses dalam belajar.

  Sedangkan menurut Walgito ito dalam Isti Ilma Patriani (2006:17) “bagi remaja yang ti g tinggal di panti asuhan, memiliki kepercayaan diri tidak la lah mudah dibandingkan dengan remaja yang tinggal dilua iluar panti asuhan. Hal ini disebabkan karena kepercayaan n diri terbentuk dalam interaksi dengan lingkungannya a khususnya lingkungan sosial. Remaja panti asuhan tida tidak dapat menemukan lingkungan pengganti keluarga y yang benar-benar dapat menggantikan fungsi keluarga. Ko Kondisi seperti ini dapat menyebabkan terbentuknya perila ilaku yang inferior, pasif, menarik diri, mudah putus asa, pen penuh dengan ketakutan dan kecemasan”.

  Berdasarkan pendapat di t di atas dapat disimpulkan bahwa remaja yang tinggal di p i panti asuhan ‘Aisyiyah Daerah Kota Padang mendapat ke t kesulitan dalam hal menyesuaikan diri dengan lingkunga gan baru dan lingkungan tersebut tidak mampu menggantik ntikan situasi pada lingkungan keluarga sebelumnya. Hal al ini sesuai dengan data yang peneliti temukan di panti asu asuhan ‘Aisyiyah Daerah Kota Padang yang baru didirikan p n pada tanggal 15 Januari 2010. Panti asuhan ini baru didirik irikan, sehingga anak asuh yang berada dipanti masih me engalami masa orientasi baik dari segi lingkungan tempat tin t tinggal, lingkungan sosial, dan status sosial serta aturan-atu -aturan yang baru.

  Selain itu, menurut Yusuf (d (dalam Aat Sriati, 2002) faktor-faktor yang melatar belaka lakangi self-esteem adalah (a) Pengalaman, merupakan suatu atu bentuk emosi, perasaan, tindakan, dan kejadian yang p pernah dialami individu yang dirasakan bermakna dan men eninggalkan kesan dalam hidup individu (b) Pola asuh, me merupakan sikap orangtua dalam berinteraksi dengan anak ak-anaknya yang meliputi cara orangtua memberikan n aturan-aturan, hadiah, hukuman, cara orangtua menunju jukkan otoritasnya, dan cara orangtua memberikan perhatia atiannya serta tanggapan terhadap anaknya (c) Lingkungan an, memberikan dampak besar kepada remaja melalui hubu ubungan yang baik antara remaja dengan orangtua, teman n sebaya, dan lingkungan sekitar sehingga menumbuhka kan rasa nyaman dalam penerimaan sosial dan harga dirin irinya (d) Sosial ekonomi, merupakan sesuatu yang mendasa asari perbuatan seseorang untuk memenuhi dorongan sosial ial yang memerlukan dukungan finansial yang berpengaruh uh pada kebutuhan hidup sehari-hari.

  PENUTUP

  Berdasarkan hasil analisis isis data yang telah dibahas maka dapat diambil kesim impulan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara s ra self-esteem dengan motivasi belajar remaja panti asuhan n ‘Aisyiyah Daerah Kota Padang dengan tingkat keeratan hu hubungan rendah dan tingkat koefisien korelasi adalah 0.30 .304

  Berkenaan dengan temuan an penelitian, penulis mengemukakan beberapa saran yaitu itu: Pertama, Bagi remaja penghuni panti asuhan diharapkan an harus mampu mempertahankan dan meningkatkan motiv tivasi belajar dengan cara tetap tekun dalam belajar, tekun d dalam menghadapi tugas, dan ulet dalam menghadapi kesu esulitan belajar. Selain itu remaja panti asuhan ‘Aisyiyah D Daerah Kota Padang dapat meningkatkan self-esteem den dengan cara tetap belajar memahami diri sendiri, memilik iliki tujuan hidup yang jelas, belajar bertanggung jawab ab terhadap tugas yang diberikan, selalu berfikir positif, te , tetap optimis dan mandiri.

  Kedua bagi pengasuh di pa i panti asuhan hendaknya dapat membantu remaja dalam me meningkatkan self-esteem dengan cara memperlakukan rema maja panti asuhan ini sama dengan remaja yang lain seperti rti pemberian tugas secara adil, memberikan pujian dan peng nghargaan terhadap keberhasilan yang dicapai oleh para re remaja panti asuhan. Hal ini akan membuat remaja merasa sa diterima, merasa mampu, merasa dibutuhkan dan merasa asa dihormati. . Sehingga dapat meningkatkan motivasi rema maja dalam belajar.

  Ketiga bagi peneliti ya yang berminat untuk mengadakan penelitian lanjuta jutan disarankan untuk menindaklanjuti penelitian ini den engan melihat perbandingan self-esteem antara remaja panti nti asuhan dengan remaja yang tinggal dengan orang tua. Se . Selain itu peneliti selanjutnya diharapkan untuk memper perluas penelitian ini dari segi lain yang relevan

  DAFTAR PUSTAKA Aat Sriati. 2002. Harga diri. www w.belajar psikologi.com. Diakses pada tanggal 9 Maret 201 2013.

  Dalyono. 1997. Psikologi Pendidik idikan . Jakarta: Rineka Cipta. Dalyono. 2010. Psikologi Pendidik idikan . Jakarta: Rineka Cipta. Djali. 2007. Psikologi Pendidikan. an . Jakarta: Bumi Aksara Harris Clemes dan Reynold Bea ean (Alih Bahasa Anton Adiwiyoto). 2001. Seri Membe bentuk Anak Seutuhnya.

  Membangkitkan Harga Dir Diri Anak. Jakarta: Mitra Utama

  Isti Ilma Patriani. 2006. Kepercay ayaan Diri pada Remaja Penghuni Panti Asuhan ditinjau d u dari Harga Diri (Jurnal Skripsi Online). Semarang: ng: Unversitas Katolik Soegijapranata Sardiman. 2007. Interaksi dan mo . Jakarta : PT. Raja Grafindo Persa ersada.

  motivasi belajar mengajar