PEREKEMBANGAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN IM

PEREKEMBANGAN TEKNOLOGI INFORMASI
DAN IMPLIKASINYA DALAM KONSELING

Oleh
Drs. Asmidir Ilyas M. Pd., Kons.
Muhammad Adri, MT

Disampaikan pada Konvensi Nasional II
IKATAN KONSELOR INDONESIA (IKI) DAN
SEMINAR INTERNASIONAL KONSELING
Tanggal 30 – 31 Maret 2008

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

Padang, 2008

Perkambangan Teknologi Informasi dan
Implikasinya dalam Konseling
Oleh : Asmidir Ilyas, Muhammad Adri

ABSTRACT

The developement of information technology, specially in multimedia technolgy
has impact to all model of accessing information by people. One of the area getting
impact significanly with technological growth is educational and counseling area, where
basically education represent an communications and information process from educator
and counselor to educative/counseling participant containing of education information,
which have four main elelments: educator and counselor as source of information, media
as medium of idea presentation, idea and education content and educative also
counseling participant, some parts of elements get touch of information technology
media, specially in imformation teknologi.
Imformation teknologi. have important role in quickening process of forwarding
information to educative participant. The usage and development of teaching media,
representing one of study strategy able to be done by a teacher and counseling, in order
to improving activity and participation of student in course of learning and counseling.
Choosen and media exploiting election will be able to give excitement to student, so that
process the forwarding of information to educative and councel participant will walk
better, because with usage of media, an teaching items will be able to comprehend easily
by a student. Usage of multimedia technology as one of instructional media in study can
be made as one of alternative to assist resolving of study problem of student, causing of
by using multimedia technology (such as intercative CD ), student can to study by selflearning, easily, convenience, supple and learn as according to his ability, without
external constraint.


Pendahuluan
Perkembangan teknologi informasi beberapa tahun belakangan ini
berkembang

dengan

kecepatan

yang

sangat

tinggi,

sehingga

dengan

perkembangan ini telah mengubah paradigma masyarakat dalam mencari,

menelusuri dan mendapatkan informasi, yang tidak lagi terbatas pada informasi
surat kabar, audio visual dan elektronik, tetapi juga sumber-sumber informasi
lainnya yang salah satu di antaranya melalui jaringan teknologi multimedia dan
Internet.
Salah satu bidang yang mendapatkan dampak yang cukup berarti dengan
perkembangan teknologi ini adalah bidang pendidikan termasuk di dalamnya
bidang konseling, dimana pada dasarnya pendidikan merupakan suatu proses
komunikasi dan informasi dari pendidik kepada mahasiswa, dari konselor kepada

1

klien

yang

berisi

berbagai

layanan


informasi

(informasi

pendidikan,

pekerjaan/karir) yang memiliki unsur-unsur pendidik sebagai sumber informasi,
media sebagai sarana penyajian ide, gagasan dan materi pendidikan serta
mahasiswa itu sendiri (Oetomo dan Priyogutomo, 2004), beberapa bagian unsur
ini mendapatkan sentuhan media teknologi informasi, sehingga mencetuskan
lahirnya ide tentang e-learning (Utomo, 2001)
Perubahan paradigma dalam dunia pendidikan juga terjadi dalam pola
penyampaian informasi pendidikandan jabatan/karir. Dalam konsep lama model
dikembangkan dalam bentuk pendidik (teacher, counselor ) berperan sebagai
seorang expert yang menyampaikan informasi kepada mahasiswa (learner, client),
kemudian dengan pemanfaatan teknologi multimedia dan komputer paradigma ini
bergeser kepada learner centered model, yang menuntut peran aktif mahasiswa
dalam mendapatkan instructional material atau learning material. Pergeseran ini
digambarkan oleh Paquette (2004), sebagai berikut :


Gambar 1. Pegeseran paradigma Pendidikan
Oleh karena itu, dengan adanya pergeseran pola ini, maka pemanfaatan
teknologi multimedia dan komputer sebagai salah satu media penyampaian
informasi pendidikan dan jabatan/karir tidak dapat ditawar lagi keberadaannya.
Lebih jauh Soekartawi (2003) mengungkapkan bahwa mahasiswa hari ini,
mempunyai kreatifitas yang lebih tinggi, keinginan untuk mencari, menyigi dan
mendapatkan sesuatu yang baru, anti kemonotonan dan enkapsulasi dan berjiwa
dinamis, harus diikuti dengan pola pembelajaran yang mampu menampung
perubahan tersebut. Demikian juga dalam pelayanan konseling, khususnya dalam
aplikasi

instrumentasi seorang konselor mau tidak mau harus menyesuaikan

pengolahan/skoring data (tes dan non tes) dan pengkomunikasiannya dengan
menggunakan teknologi pendidikan.

2

Peranan Media Dalam Proses Pembelajaran dan Konseling

Strategi mengajar menurut Muhibbin Syah (2002), didefinisikan sebagai
sejumlah langkah yang direkayasa sedemikian rupa untuk mencapai tujuan
pengajaran tertentu. Strategi mengajar ini mencakup beberapa tahapan, seperti :
a. Strategi perumusan sasaran proses belajar mengajar/pelayanan (PBM), yang
berkaitan dengan strategi yang akan digunakan oleh dosen dalam menentukan
pola ajar untuk mencapai sasaran pembelajaran
b. Strategi perencanaan proses pembelajaran/pembimbinan, berkaitan dengan
langlah-langkah pelaksanaan mencapai sasaran yang telah ditetapkan. Dalam
tahap ini termasuk perencanaan tentang media ajar yang akan digunakan.
c. Strategi pelaksanaan proses pembelajaran/pembimbingan, berhubungan dengan
pendekatan sistem pengajaran/pelayanan yang benar-benar sesuai dengan
pokok bahasan materi ajar.
Dalam pelaksanaannya, teknik pemanfaatan media berkontribusi dalam
menarik perhatian mahasiswa/klien dalam pembelajaran, karena pada dasarnya
media mempunyai dua fungsi utama, yaitu media sebagai alat bantu dan media
sebagai sumber belajar bagi mahasiswa (Djamarah, 2002; 137). Selanjutnya Nana
Sudjana (2001) menyatakan bahwa media pembelajaran/pelayanan merupakan
salah satu unsur penting dalam belajar dan pembelajaran yang dapat
mempertinggi proses pembelajaran dan pelayanan, sehingga pada akhirnya
diharapkan dapat mempertinggi hasil belajar/layanan konseling. Lebih jauh

menurut Nana Sudjana, ada beberapa alasan mengapa media pembelajaran dapat
mempertinggi hasil belajar/layanan. Alasan pertama adalah manfaat media
pengajaran dalam proses pengajaran dapat menghasilkan metode mengajar yang
lebih bervariasi, bahan pelajaran/layanan akan lebih jelas, dapat menarik perhatian
siswa dan menimbulkan motivasi belajar. Alasan kedua adalah berkenaan dengan
taraf berfikir/bernalar dan kemampuan manusia dalam menyerap materi yang
berbeda sesuai dengan taraf perkembangan masing-masing individu. Melalui
media pembelajaran/layanan yang tepat hal-hal yang abstrak dapat dikongkretkan

3

dan hal-hal yang kompleks dapat disederhanakan, sehingga pemahaman
mahasiswa untuk suatu materi dapat ditingkatkan.
Oemar Hamalik (1986), Djamarah (2002) dan Arif, dkk (1986),
mengelompokkan media ini berdasarkan jenisnya ke dalam beberapa jenis :
a.

Media auditif, yaitu media yang hanya mengandalkan kemampuan suara saja,
seperti tape recorder .


b.

Media visual, yaitu media yang hanya mengandalkan indra penglihatan
dalam wujud visual.

c.

Media audiovisual, yaitu media yang mempunyai unsur suara dan unsur
gambar.
Untuk mendukung pengembangan bidang media pembelajaran/pelayanan,

maka penelitian dan pengembangan di bidang teknologi pembelajaran dan
pelayanan perlu digalakkan, terutama teori dan praktik tentang: (1) perancangan,
(2) pengembangan, (3) penggunaan, (4) pengelolaan dan (5) pengevaluasi proses
dan sumber daya untuk belajar (Ungsi, 2002), dan pengkomunikasian data,
analisis data kepada mahasiswa/siswa sebagai sasaran layanan (Prayitno (2006).
Keenam tahapan tersebut dilakukan berkelanjutan untuk dapat melakukan
perbaikan terhadap mutu pembelajaran/layanan.

Multimedia Pengajaran dan Konseling

Heinich, Molenda dan Russel (1996) menyatakan bahwa media dalam
aktivitas pembelajaran/pelayanan dapat di definisikan sebagai sesuatu yang dapat
membawa informasi dan pengetahuan dalam interaksi yang berlangsung antara
dosen dan mahasiswa. Dengan kata lain, media pembelajaran atau pelayanan
berperan sebagai sebagai perantara dalam kegiatan pembelajaran antara dosen dan
mahasiswa
Heinich, dkk (1996), mengemukakan klasifikasi media yang dapat
digunakan dalam kegiatan pembelajaran yaitu: 1). Media yang tidak di
proyeksikan, 2). Media yang diproyeksikan (projected media ), 3). Media audio 4).
Media video dan film, 5). Komputer, 6). Multimedia berbasis komputer.

4

1. Kriteria Multimedia Interaktif
Thorn (2006) mengajukan enam kriteria untuk menilai multimedia
interaktif, yaitu :
a. Kriteria penilaian pertama adalah kemudahan navigasi. Sebuah CD
interaktif harus dirancang sesederhana mungkin sehingga mahasiswa dapat
memperlajarinya tanpa harus dengan pengetahuan yang kompleks tentang
media

b. Kriteria kedua adalah kandungan kognisi. Dalam arti adanya kandungan
pengetahuan yang jelas.
c. Kriteria ketiga adalah presentasi informasi, yang digunakan untuk menilai
isi dan program CD interaktif itu sendiri
d. Kriteria

keempat

adalah

integrasi

media,

dimana

media

harus


mengintegrasikan aspek pengetahuan dan keterampilan.
e. Kriteria kelima adalah artistik dan estetika. Untuk menarik minat belajar,
maka program harus mempunyai tampilan yang menarik dan estetika yang
baik.
f. Kriteria penilaian yang terakhir adalah fungsi secara keseluruhan, dengan
kata lain program yang dikembangkan harus memberikan pembelajaran/
pelayanan yang diinginkan oleh peserta, sehingga saat dia menjalankan
program dia akan merasa telah memperlajari sesuatu.
2. Hi-Tech dalam Pembelajaran dan Konseling
Teknologi Hit-tech

yang berkembang dewasa ini dapat dimanfaatkan

sebagai media pendukung dalam proses pembelajaran/pelayanan. Di antara
teknologi tersebut menurut Moerad, (2002) antara lain:
a. Public or Private Database yang dihubungkan dengan telephone kabel dari
stasiun pembelajaran ke peserta program
b. CD ROM, yang berisi materi dan informasi pembelajaran/pelayanan,
sebagai data bahan ajar/layanan biasa
c. Hypertext,

pemanfaatan teknologi hypertext untuk penyusunan materi

ajar/layanan.

5

d. Hypermedia, menghubungkan beberapa media yang berbeda di bawah
pengendalian mahasiswa yang berhubungan dengan hypertext
e. Interactive Multimedia, aplikasi pembelajaran berbasis multimedia dalam
bentuk CDI (Compect Disk Interactive) dan DVI (Digital Vdeo
Interactive), dalam berbagai format multimedia dengan kapabilitas interaksi
dengn penggunanya.
f. Intranet dan Internet, pemanfaatan jaringan komputer untuk membuat
jaringan pembelajaran/pelayanan.

Computer Assistance Instructional Model
“Computer-assisted instruction” (CAI) digambarkan sebagai proses
pengajaran atau perbaikan yang berikan melalui fasilitas komputer. Barbagai
program pendidikan berbasis komputer tersedia dipasaran yang diharapkan dapat
memperbaiki pola pengajaran/pelayanan dengan berbagai pola dan metoda.
Program komputer interaktif dapat digunakan untuk mengilustrasikan
konsep melalui animasi atraktif, suara dan demonstasi model. Sehingga
memungkinkan mahasiswa untuk maju sesuai dengan kemampuannya, bekerja
secara individual atau menyelesaikan masalah dalam kelompok. Komputer
menyediakan balikan secara cepat, sehingga peserta mengetahui kebenaran
jawaban yang diberikan, serta memperlihatkan jawaban yang benar dari tiap
pertanyaan. Komputer menawarkan suatu aktifitas dengan tipe berbeda dan
mengubah model pengajaran yang terpusat pada dosen (Lee and Owen, 2004).
Computer-assisted instruction (CAI) meningkatkan pengajaran/pelayanan
bagi mahasiswa yang bermasalah, karena mahasiswa menerima immediate
feedback dan tidak akan melanjutkan latihan yang dengan skill yang keliru.

Komputer dapat menangkap perhatian mahasiswa, karena dengan program yang
interaktif dan melibatkan semangat bersaing mahasiswa untuk meningkatkan
skornya. CAI juga mengubah pola belajar mahasiswa, sehingga mereka baru akan
pindah ke materi selanjutnya jika telah menguasai sepenuhnya materi sebelumnya.
Komputer dapat digunakan secara individual atau berkelompok, disuatu
kelas cooperative learning environment dimana mahasiswa dapat mendiskusikan
konsep yang telah dipelajarinya. Dosen harus meriview semua web site yang

6

digunakan, sebelum diberikan kepada mahasiswa, karena seringkali Web address
dan linknya berubahdan menjadi tidak aktif, yang dapat mengakibatkan
mahasiswa tidak fokus lagi atau frustasi. Mahasiswa dapat mengatur jadwal untuk
waktu belajar atau remedial komputer. Program Komputer juga bisa berupa
sebuah learning station di dalam satu kelompok atau sebuah kelas.
Pengajaran berbantuan komputer (PBK) merupakan suatu usaha yang
dilakukan oleh para ahli sejak beberapa dekade yang lalu, karena dengan bantuan
komputer ini proses pengajaran/pelayanan berjalan lebih interaktif dan membantu
terwujudnya pembelajaran/pelayanan yang mandiri.
Dengan perkembangan teknologi komputer ini, maka metoda dan
pendekatan pendidikan juga berkembang, sehingga proses pengajaran/pelayanan
berbantuan komputer ini maju terus menuju kesempurnaannya, namun secara
garis besarnya, dapat dikatergorikan menjadi dua, yaitu computer-based training
(CBT) dan Web-based training (WBT).

1. Computer-Based Training
CBT merupakan proses pendidikan/konseling berbasiskan komputer,
dengan memanfaatkan media CD-ROM dan disk-based sebagai media
pendidikan (Horton, 2000). Dengan memanfaatkan media ini, sebuah CD
ROM bisa terdiri dari video klip, animasi, grafik, suara, multimedia dan
program aplikasi yang akan digunakan oleh mahasiswa dalam pendidikannya.
Dengan CBT, proses pendidikan melalui classroom tetap dapat terlaksana,
sehingga interaksi dalam proses pendidikan dapat terus berlangsung, yang
dibantu oleh kemandirian mahasiswa dalam memanfaatkna CBT.
Namun demikian khususnya dalam pelayanan konseling penggunaan
media masih memiliki kelemahan karena dengan video klip, animasi, grafik,
dan suara, bagaimana refleksi perasaan dari konselor setelah

klien

menyampaikan permasalahannya tidak dapat dirasakan klien secara nyata.
2. Web-Based Learning
Web-based training (WBT) sering juga diidentikkan dengan e-learning,

dalam metoda ini selain menggunakan komputer sebagai sarana pendidikan,
juga memanfaatkan jaringan Internet, sehingga seorang yang akan belajar bisa

7

mengakses materi pelajarannya di manapun dan kapanpun, selagi terhubung
dengan jaringan Internet (Rossett, 2002).
Selain kedua istilah tersebut di atas, yang digunakan dalam
menggambarkan proses pembelajaran/layanan, juga terdapat berbagai istilah
yang berkaitan dengan proses pembelajaran ini, sebagai mana yang
dikemukakan oleh Lamhot, 2002, antara lain :
1) Distance Learning, merupakan seluruh bentuk pembelajaran jarak jauh,
yang dalam konseling dikenal dengan cybernetic counseling baik yang
berbasis korespondensi (Modul terscetak), maupun berbasis teknologi
informasi.
2) E-Learning, merupakan bentuk pembelajaran/pelayanan jarak jauh yang

memanfaatkan teknologi komunikasi dan informasi, misalnya: melaui
cybernetic counseling, internet, video/ audio broadcating, video/ audio
conference, dan CD ROM (synchonous dan Asysncronous)
3) On-Line learning, merupakan pembelajaran yang memanfaatkan teknologi

internet/ekstranet yang dikenal dengan sebutan web-based learning.
4) Computer Based Learning, adalah memanfaatkan komputer sebagai

terminal akses ke proses belajar (CBT = Computer Based Training, CD
ROM Learning sebagai salah satu bentuk e-media.
Sehingga jika terminologi learning tersebut digambarkan, maka
cakupannya adalah sebagai berikut :

Computer Based
Learing

Online
Learning

E- Learning

Gambar. Terminologi Learning (Lamhot, 2002)

8

Distance
Learning

Lebih jauh, Lamhot (2002), menyatakan bahwa secara umum penerapan
pembelajaran berbantuan komputer, baik e-learning, WBT maupun CBT,
dapat memberikan manfaat :
1) Peningkatan produktivitas, dengan adanya PBK produktivitas dosen
maupun mahasiswa akan meningkat, karena adanya keberlangsungan
proses pembelajaran sekalipun dosen dalam perjalanan.
2) Menciptakan nilai (value) pada organisasi, dengan adanya inovasi dan
kreativitas sumber daya manusia dalam memanfaatkan PBK akan
memberikan nilai pada organisasi (perguruan tinggi).
3) Efisiensi; proses pembangunan kompetensi dapat dilakukan dalam waktu
yang relatif singkat dan mencakup jumlah yang lebih besar.
4) Fleksibel dan interaktif; kegiatan PBK dapat dilakukan dari lokasi mana
saja, selama ada sarana untuk melaksanakan PBK tersebut.
Di samping itu, Anna Maria (2000) menyatakan bahwa jika dikaitkan
dengan organisasi pembelajaran/pelayanan, PBK memberikan beberapa
keuntungan utama:
1) Penghematan biaya pendidikan/pelatihan, jika dihitung dari akomodasi
dan transportasi yang harus dikeluarkan oleh instruktur dan peserta
2) Fleksibelitas dalam pembelajaran/pelayanan. Setiap individu memiliki
pola dan kemampuan belajar yang berbeda, sehingga peserta pembelajaran
dapat menyesuaikan dengan individunya.
3) Self-Paced Learning, di samping memiliki pola dan kemampuan yang
berbeda, setiap individu juga memiliki daya serap yang berbeda terhadap
setiap topik yang diperkenalkan kepada dirinya, sementara dapa class
room learning menuntut keseragaman.

4) Student-centered learning. Salah satu keunggulan utama yang sangat
menarik adalah dimugkinkannya perubahan paradigma pembelajaran/
pelayanan yang terpusat pada peserta pembelajaran itu sendiri.

Teknologi Informasi dan Konseling Di Indonesia
e-Education, istilah ini mungkin masih asing bagi bangsa Indonesia. eeducation (Electronic Education) ialah istilah

9

penggunaan IT di bidang

Pendidikan khususnya dalam konseling. Internet membuka sumber informasi
yang tadinya susah diakses. Akses terhadap sumber informasi bukan menjadi
masalah lagi. Perpustakaan merupakan salah satu sumber informasi yang
mahal harganya. (Berapa banyak perpustakaan di Indonesia, dan bagaimana
kualitasnya?)
Indonesia

Adanya Internet

memungkinkan seseorang mahasiswa di

untuk mengakses perpustakaan di Amerika Serikat berupa Digital

Library. Sudah banyak cerita tentang pertolongan Internet dalam penelitian, tugas

akhir. Tukar menukar informasi atau tanya jawab dengan pakar dapat dilakukan
melalui Internet. Tanpa adanya Internet banyak tugas akhir dan skripsi,
tesis, disertasi yang mungkin membutuhkan waktu yang lebih banyak untuk
disele-saikan, terlebih lagi bagi para pelaku copy-paste dari internet.
1. Pemanfaatan Internet Sebagai Media Pembelajaran/Pelayanan
Berkaitan dengan topik system pembelajaran klasikal (class-learning),
maka

pemanfaatkan

jaringan

internet

sebagai

sumber

dan

sarana

pembelajaran/ layanan, dapat diimplemetasikan sebagai point-point berikut :
a. Browsing
b. Resourcing
c. Searching
d. Consulting dan Communicating
 Browsing
Browsing

atau surfing merupakan istilah umum yang digunakan bila

hendak menjelajahi dunia maya atau web. Tampilan web yang sangat
artistik menampilkan teks, gambar-gambar dan malahan animasi yang
ditampilkan sedemikian rupa sehingga selalu membuat betah para
pengunjungnya. Untuk melakukan browsing ini kita menggunakan suatu
fasilitas yang bernama browser, banyak jenis software browser yang
tersedia dipasaran, mulai dari yang gratisan seperti mozila sampai yang
komersil seperti Netscape dan Internet Explorer . Apapun jenis aplikasi
internet yang akan kita lakukan tidak terlepas dari browser, karena browser
merupakan media komunikasi antara user dengan layanan internet.

10

Sebagai pengguna windows, maka software browser yang sering


digunakan adalah Internet Explorer dari Microsoft.
Resourcing
Resourcing yang dimaksud di sini adalah menjadikan internet sebagai
sumber pengajaran, dalam arti kata peranan internet sebagai gudangnya
informasi dimanfaatkan untuk mendapatkan informasi dan data yang
berkaitan dengan materi pengajaran yang disampaikan, dalam hal ini
informasi yang berkaitan dengan alamat situs yang akan dikunjungi
sebagai sumber materi ajar telah diketahui terlebih dahulu melalui
informasi yang diberikan pada buku pegangan pengajaran maupun dari
informasi lainnya.
Misalnya: Dalam pengajaran Mata Kuliah Instrumentasi BK 2 (tes),
penelitian, statistik, seorang pengajar menggunakan buku pegangan karya
William Stalling, guna menunjang fungsi buku tersebut sebagai sumber
pengajaran maka dia harus mengunjungi informasi situs yang diberikan,
http://williamstalling.com/, biasanya informasi tentang alamat situs ini
diberikan pada bagian pengantar penggunaan buku.

Gambar. Resourcing pada situs williamstalling.com
Pentingnya kita mengunjung suatu alamat situs yang diberikan pada suatu
buku referensi berkaitan dengan :
1.

Source code yang ada digunakan pada buku tersebut.

11

2.

Catatan errata , sering kali suatu buku setelah ditulis dan diterbitkan
oleh penerbit, terdapat beberapa perbaikan susulan yang dilakukan
oleh penulis, maka catatan perbaikan ini diberikan pada bagian ini.

3.

FAQ (frequently Ask Question) atau penyelesaian soal latihan, yang
tidak tersedia pada buku.

Contoh lainya dengan mengunjungi suatu situs yang berkaitan dengan materi
ilmu komputer, contoh : http://konseling.com/. Namun jika sekiranya semua
informasi yang dibutuhkan tidak tersedia, maka dapat digunakan fasilitas
pencaraian (searching) yang tersedia pada jaringan internet dengan
menggunakan search engine yang tersedia secara free. Dalam memanfaatkan
internet sebagai sumber pembelajaran, jika alamat suatu situs sering
digunakan, maka sebaiknya alamat tersbut dimasukkan ke dalam daftar situs
favorit, karena dengan fasilitas ini, maka browser secara otomatis akan
menyimpan informasi ini.
 Searching

Searching merupakan proses pencarian sumber pembelajaran guna
melengkapi materi yang akan disampaikan kepada mahasiswa. Dalam hal
ini segala sesuatu informasi yang berkaitan sumber informasi tersebut
belum diketahui, sehingga dengan memanfaatkan Search engine adalah
salah satu fasilitas yang tersedia pada aplikasi untuk mencari informasi
yang kita inginkan. Search engine menampung database situs-situs dari
seluruh dunia yang jumlahnya milyaran halaman web. Cukup dengan
memasukkan kata kunci-nya, maka proses pencarian akan dilakukan dan
search engine akan menampilkan beberapa link situs yang disertai dengan

keterangan singkat.
Banyak aplikasi search engine yang ditawarkan oleh situs-situs tertentu
yang ada di internet, yang populer antara lain google, yahoo, altavista dan
sebaginya di samping fasilitas search yang disediakan oleh setiap situs.
Tata cara yang perlu diperhatikan,untuk menunjang keberhasilan proses
pencarian ini, antara lain :
1.

Tentukan kata kunci yang akan digunakan dalam mencari informasi

12

2.

Hindari penggunaan kata kunci yang mempunyai arti ganda, karena
hal ini hanya akan menjaring informasi yang tidak diperlukan, karena
informasi yang dikumpulkan oleh search engine nantinya diperoleh
dari metadata dari suatu situs.

 E-mail (Konsultasi dan Komunikasi via E-Mail)
E-mail merupakan aplikasi yang paling populer sejak internet pertama kali
diperkenalkan, karena dengan fasilitas ini dapat menjembatani komunikasi
data antar personal maupun antar perusahaan, e-mail terkenal karena
memberikan cara yang mudah dan cepat dalam mengirim informasi..
Selain itu juga dapat menangani catatan yang kecil, hingga file yang besar
berupa file yang ditumpangkan padanya (attachment file).

 E-mail pada topik pembicaraan ini dapat diimplementasikan sebagai media
konsultasi dan komunikasi antara pendidik dengan mahasiswa, karena
dengan bantuan e-mail ini, proses pembimbingan dan konsultasi dapat
dilakukan di manapun dan kapanpun. Untuk keperluan tersebut, banyak
layanan e-mail gratis yang tesedia di internet, salah satu yang populer
adalah mail yahoo, mailcity, hotmail, dan sebagainya, sedangkan untuk
tingkat lokal misalnya mail telkom.net, plasa.com, eudoramail, Indonet,
Indosatnet dan lain-lain.

Mailing list berarti daftar alamat E-mail untuk setiap orang yang ingin
menerima mail tentang topik tertentu. Mailing List atau Milis (kadang
disebut posting), pada dasarnya masih merupakan komunikasi dengan
memanfaatkan layanan e-mail, yakni mengirim dan menerima E-mail ke
dan/atau dari sekelompok orang dengan tujuan penggunaan sebagai sarana
diskusi, yang biasanya dikelompokkan berdasarkan topik diskusi,
kelompok tertentu atau pengelompokan lainnya.
Sebuah mailing list mempunyai moderator yang akan meninjau dan
menentukan apakah mail dapat dikirim ke setiap orang yang ada didaftar.
Sehingga diskusi tetap terfokus. Sebagai moderator daftar mailnya ada
yang manusia dan ada juga yang berupa software komputer yang

13

memngijinkan seseorang berlangganan

(subscribe)

atau mencabut

langganan secara otomatis (unsubscribe). Namun banyak juga daftar
mailing list yang tanpa moderator, dan hal itu adalah lumrah. Terdapat dua
jenis mailing list dasar yang besar: mailing list Internet dan mailing list
jaringan Bitnet (Because Its Time Network). Semua mailing list Bitnet
kegiatan administrasinya diotomasi oleh software komputer yang disebut
LISTSERV singkatan dari list server (server daftar), yang akan mengatur
secara otomatis untuk berlangganan ataupun berhenti berlangganan pada
mailing list-nya.
Misalnya: Alamat milis : [email protected]
Dalam

contoh di atas menunjukkan suatu

komunitas diskusi dan

komunikasi mahasiswa doktoral UNP yang terdaftar pada server milisnya
yahoo.com. Alamat milis pada dasarnya hanyalah sebuah fasilitator dalam
forum diskusi, karena di dalam alamat milis terdapat data-data yang
menampung alamat e-mail masing-masing anggota milis, sehingga jika
ada satu topik diskusi yang akan dibicarakan, maka topik tersebut oleh
administrator milis secara otomatis akan dikirimkan ke alamat e-mail
setiap anggotanya.
Kelompik diskusi milis ini banyak sekali jumlahnya, dan secara garis besar
dapat dikelompokkan ke dalam dua kategori :
1.

Berdasarkan topik, topik mailing list beraneka ragam tergantung pada
profesi atau keseragaman yang dimilki oleh anggotanya, dan biasanya
jenis ini terbuka untuk umum sehingga seorang peminat diskusi dapat
mendaftarkan dirinya sendiri secara langsung.

2.

Berdasarkan kelompok tertentu, dan biasanya milis jenis ini bersifat
tertutup dan hanya terbuka bagi anggotanya saja. Misalnya milis yang
dimiliki oleh suatu organisasi (ACA, ABKIN) yang keanggotaannya
berlangganannya melalui suatu cara tertentu, seperti membayar uang
langganan (profit) atau cara-cara lainnya.

14

2.

Pembelajaran Sistem Modul dan Paket Multimedia
Sebagaimana telah diuraikan di atas, metoda lain inovasi pembelajaran/
pelayanan yang dilakukan adalah dalam bentuk pembelajaran berbasis modul
dan paket multimedia.
Model ini, pada awalnya dikembangkan untuk kebutuhan pembelajaran pada
Universitas Terbuka, karena mahasiswa yang tersebar di seluruh pelosok
Indonesia, maka alternative model pembelajaran terbaik yang dapat
digunakan adalah dengan memanfaatkan system modul dan paket multimedia.

3.

Jaringan Perguruan Tinggi Indonesia (INHERENET)
Untuk menigkatkan kapasistas perguruan tinggi di Indonesia dalam
penggunaan teknologi informasi, maka pada tahun 2006, dikembangkan suatu
model jaringan perguruan tinggi di Indonesia, dengan tujuan untuk
membentuk suatu backbone jaringan komunikasi berbasis perguruan tinggi,
yang disebut dengan INHERENT (Indonesian Higher Education Network),
yang akan menghubungkan seluruh perguruan tinggi negeri dan swasta di
Indonesia, untuk saling berbagi (sharing content).
Secara garis besar, jaringan INHERENT ini dibagi menjadi tiga kelompok
dasar, yaitu :
1. Jaringan INHERENT K-1
Terdiri dari perguruan tinggi yang termasuk ke dalam perguruan tinggi
BHMN dan perguruan tinggi yang ditunjuk untuk menjadi local node pada
suatu Propinsi, Universitas Andalas adalah salah satu contoh local node
yang ditunjuk di Sumatera Barat.
Perguruan tinggi ini, mempunyai tanggung jawab dalam mengembangkan
network content yang akan didistribusikan melalui INHERENT, antara

lain: (a) Digital Library, (b) E-Learning Content, (c) Teleconference event
Perguruan tinggi, yang mendapat kepercayaan dalam pengembangan
content ini, antara lain: UI, ITB, IPB, ITS , UGM, UNAIR, Unhas.
2. Jaringan INHERENT K-2
Jaringan K-2 ini, terdiri dari 43 Perguruan tinggi negeri yang tersebar di
seluruh Indonesia, yang tidak termasuk BHMN dan local node

15

INHERENT. Perguruan tinggi yang tergabung dalam jaringan K-2 lebih
tepatnya dapat dikatakan sebagai pengguna dari INHERENT Content yang
telah dikembangkan oleh jaringan K-1.
Fasilitas koneksi yang diperbaiki, antara lain :
a. Koneksi broadband, dengan kecepatan 6 Mbps ke local node
b. Pengembangan Jaringan Hotspot Wireless internal institusi
c. Pengembangan fasilitas teleconference
d. Pengembangan jaringan local berbasis gigabit technology.
3. Jaringan INHERENT K-3
Jaringan K-3 ini, terdiri dari 35 perguruan tinggi swasta di Indonesia,
dengan tujuan untuk sinkronisasi perguruan tinggi swasta dan negeri
dalam

pemanfaatan

teknologi

informasi,

untuk

perbaikan

mutu

pembelajaran.

Penutup
Konsisi saat ini, konselor di sekolah sebagai praktisi di lapangan, caloncalon konselor yang sedang belajar di perguruan tinggi, dosen yang
mendidik/membimbing calon konselor dihadapkan pada permasalahan data yang
sudah dikumpulkan melalui alat ungkap dan yang sudah diolah mau diapakan ? di
tumpuk dalam almari, dirak-rak, ruang pojok atau tempat lain, dibuang atau mau
diapakan ?
Salusinya,

penggunaan

teknologi

dalam

konseling

sudah

saatnya

diimplikasikan guna di samping melatih terampilnya para praktisi konseling juga
menunjang percepatan penerimaan masyarakat terhadap profesi konseling.
Tekonologi yang dimaksud sebagai berikut: (1) kaca cermin berkembangan
menjadi kamera CCTV guna mendukung laboratorium praktikum perikaku
konseling. Teknologi CCTV didukung dengan teknologi fire les untuk dapat
merekam suara dari komunikasi yang terjadi antara klien dengan konselor dalam
laboratorium konseling, (2) teknologi tape recorder untuk merekan kualitas suara
saat pembicaraan dan pembahasan sesuatu antara konselor dengan klien, (3)
Teknologi handicam untuk merekam perilaku-perilaku yang ditampilkan konselor

16

dan klien dalam suasana pemberian layanan baik konseling perorangan maupun
bimbingan/konseling kelompok. (4) Teknologi komputer untuk mendukung
pencarian/akses informasi bahan perkuliahan, pengolahan dan analisis data
konseling, sehingga data yang sudah diolah dapat dijadikan databace. (5)
Teknologi LCD komputer untuk mendukung tugas praktikum perilaku konseling
di laboratorium dan penampilan layanan konseling di kelas dan sajian
keterampilan konseling melalui tayangan video, (6) Teknologi Solarscam dan
scanoptik untuk mendukung koreksi lembara jawaban dalam tugas testing dan

instrumen konseling di sekolah/lembaga/instansi. (7) E-mail Mail) E-mail, dapat
mendukung menjembatani komunikasi data antar personal maupun antar
perusahaan, e-mail terkenal karena memberikan cara yang mudah dan cepat dalam
mengirim informasi. Selain itu juga dapat menangani catatan yang kecil, hingga
file yang besar berupa file yang ditumpangkan padanya (attachment file).

17

DAFTAR KEPUSTAKAAN

Arif Sadiman, dkk. 1986. Media Pendidikan, Pengertian, pengembangan dan
pemanfaatannya . Jakarta : Rajawali Press.
Djamarah, Syaiful B dan Zain, Aswan. (2002) Strategi Belajar Mengajar . Jakarta :
Rineka Cipta.
Horton, William. 2000. Designing Web Based Training, John Wiley & Son Inc. USA.
Hamalik, Oemar (1986). Media Pendidikan.Bandung : Penerbit Alumni
Heinich, Molenda, Russel, Smaldino. 1996. Instructional Media And Technologies For
Learning 5 Th. Merril an Imprint Of Prentice Hall Englewood Cliff, New
Jersey, Columbus, Ohio
K, Dharsana. 2005. Tekonologi dalam Bimbingan Konseling: Pengembangan dan
Penggunaan Instrumen dalam Bimbingan Konseling (Makalah: Disajikanpada
Konvensi Nasional X Asosiasi Bimbingan dan Konseling Indonesia, Semarang
13-16 April 2005)
Lee, William. W and Owens, Diana. L. 2004. Multimedia-based Instructional Design.
San Francisco, USA : Pfeiffer, John Wiley & Son, Inc.
Moerad Baso. 2002. Dari ruang kelas ke Monitor Komputer . Makalah pada Seminar
Nasional Teknologi Pembelajaran, pada tanggal 18 – 19 Juli 2002, Jakarta
Muhibbin Syah. (2002). Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung :
Rosda karya
Nana Sudjana, dan Ahmad Rivai.2001, Media Pengejaran. Jakarta : Sinar Baru
Algesindo.
Oetomo, B.S.D dan Priyogutomo, Jarot. 2004. Kajian Terhadap Model e-Media dalam
Pembangunan Sistem e-Education, Makalah Seminar Nasional Informatika
2004 di Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta pada 21 Februari 2004.
Paquette, Gilbert. 2004. Instructional Engineering in Networked Environment. San
Francisco, USA : Pfeiffer, John Wiley & Son, Inc.
Prayitno, 2006. Aplikasi Instrumentasi (P-1). Padang: Jurusan Bimbingan dan Konseling
FIP Universitas Negeri Padang
Soekartawi, Prospek Pembelajaran Melalui Internet, Bahan Ceramah/Makalah
disampaikan pada Seminar … yang diselenggarakan oleh Balitbang Depdiknas,
Jakarta, 18 Desember 2002.
Thorn. 2006. _________________, diakses pada alamat
http://pk.ut.ac.id/jp/52sept04/52benny.html, pada tanggal 20 April 2006
Utomo, Junaidi. 2001. Dampak Internet Terhadap Pendidikan : Transformasi atau
Evolusi, Seminar Nasional Universitas Atma Jaya Yogyakarta, 7 April 2001.

18