Analisis dan Perancangan Sistem Informas (21)

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI DI KOPERASI SERBA USAHA “MERDEKALIO” SKRIPSI

Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Sidang Skripsi Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Pada Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Bandung

Oleh

Nurhalimah 10090110026

PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG

2014

ABSTRACT

The development of technology and information systems are roled to improve the performance of a company. The company itself is also the important sector to be integrated into the information system development, in order to provide quality and useful information for the company including cooperative. Multipurpose Cooperative Enterprises (MCE) "Merdekalio" is one of the cooperatives in Bandung where business activity aims to meet the needs of members and improve the welfare of members through its business units namely Savings and Loans Unit, Clothing Loans Unit, Food Unit, and Other Services Unit. Many business units have not been adequately managed so that MCE "Merdekalio" still has some major problems such as the lack of clear division of tasks, incomplete recording documents, and reports are less informative.

Based on that, the study aims to analyze the activity of the accounting information system that is currently running at MCE "Merdekalio", to find out the weaknesses in the existing system, to determine what kind of design of accounting information systems required by MCE "Merdekalio" . Analysis and design also aims to determine the form of the accounting information system specifications that can be implemented at MCE "Merdekalio".

System development method in this research is the System Development Life Cycle (SDLC) using the FAST-System Design Strategies Approach with additional tools and techniques are provided to facilitate the analyst in implementing a system development activities, so that a system whose structure is well defined and clear will be obtained as an end result of system development.

The results obtained from analysis and design has been done is an accounting information system design which capable to support the operational needs of MCE "Merdekalio". The advantages of the resulting system are there is Accountant or Treasurer to specifically manages the financial MCE "Merdekalio" in order to improve the quality of internal control, the input document is able to collect important information related to the transaction, and systems and procedures that strengthen internal controls also the strengths of the new information system, as well as the transaction database uses that is able to support the management of transaction data to generate information needed for decision making and accountability.

Keywords: Accounting Information Systems, Multipurpose Cooperative Enterprises.

ABSTRAK

Perkembangan teknologi dan sistem informasi berperan penting untuk memperbaiki kinerja suatu perusahaan. Perusahaan sendiri juga merupakan sektor yang sangat penting untuk diintegrasikan ke dalam perkembangan sistem informasi, sehingga dapat memberikan informasi yang berkualitas dan berguna bagi perusahaan termasuk koperasi. Koperasi Serba Usaha (KSU) “Merdekalio” merupakan salah satu koperasi yang ada di Bandung dimana aktivitas bisnisnya bertujuan untuk memenuhi kebutuhan anggota dan meningkatan kesejahteraan anggota melalui unit usaha yang dimilikinya yaitu Unit Simpan Pinjam, Unit Sandang, Unit Pangan, dan Unit Jasa Lain. Unit usaha yang banyak tersebut belum dikelola secara memadai sehingga KSU “Merdekalio” masih memiliki beberapa permasalahan utama seperti tidak adanya pembagian tugas yang jelas, dokumen pencatatan yang kurang lengkap, dan laporan yang kurang informatif.

Berdasarkan hal tersebut, maka penelitian ini bertujuan untuk menganalisis aktivitas sistem informasi akuntansi yang saat ini sedang berjalan di KSU “Merdekalio”, untuk mengetahui kelemahan-kelemahan yang terdapat pada sistem yang ada, untuk mengetahui bagaimana rancangan sistem informasi akuntansi yang dibutuhkan KSU “Merdekalio”. Analisis dan perancangan ini juga

bertujuan untuk mengetahui bentuk spesifikasi sistem informasi akuntansi yang dapat diterapkan di KSU “Merdekalio”.

Metode pengembangan sistem yang dilakukan dalam penelitian ini adalah System Development Life Cycle (SDLC) dengan menggunakan pendekatan FAST- System Design Strategies dengan tambahan alat-alat dan teknik yang disediakan untuk memudahkan analis dalam melaksanakan kegiatan pengembangan sistem, sehingga didapatkan sistem yang strukturnya didefinisikan dengan baik dan jelas sebagai hasil akhir pengembangan sistem.

Hasil yang didapatkan dari analisis dan perancangan yang dilakukan yaitu sebuah rancangan sistem informasi akuntansi yang mampu menunjang kebutuhan operasional KSU “Merdekalio”. Adapun keunggulan sistem yang dihasilkan yaitu adanya Bendahara yang secara khusus mengelola keuangan KSU “Merdekalio” sehingga mampu meningkatkan kualitas pengendalian internal, dokumen input yang mampu menghimpun informasi penting terkait transaksi, sistem dan prosedur yang memperkuat pengendalian internal juga menjadi kelebihan sistem informasi yang baru, serta penggunaan Database transaksi yang mampu mendukung pengelolaan data transaksi hingga menghasilkan informasi yang dibutuhkan untuk pengambilan keputusan maupun pertanggungjawaban.

Kata Kunci: Sistem Informasi Akuntansi, Koperasi Serba Usaha.

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan negara yang menjunjung tinggi Asas Kekeluargaan yang mengedepankan musyawarah dan gotong royong sebagaimana ditegaskan dalam dasar Negara Indonesia yaitu Pancasila sila ke-4 yang berbunyi: “Kerakyatan

yang dipimpin oleh khidmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan”. Salah satu cerminan dari Asas Kekeluargaan ini

adalah koperasi. Undang-Undang Nomor 12 tahun 1967 tentang Pokok-pokok Perkoperasian di dalam pasal 3 mengemukakan mengenai pengertian koperasi, yaitu: “Koperasi Indonesia adalah organisasi ekonomi rakyat yang berwatak sosial, beranggotakan orang-orang atau badan hukum koperasi yang merupakan tata susunan ekonomi rakyat sebagai usaha bersama berdasarkan atas asas kekeluargaan”. (Partomo, 2009: 13)

Koperasi adalah organisasi bisnis berbadan hukum yang didirikan dan dioperasikan oleh orang perseorangan atau koperasi itu sendiri untuk menjalankan usaha, yang memenuhi aspirasi dan kebutuhan bersama Anggota di bidang ekonomi, sosial, dan budaya sesuai dengan nilai dan prinsip koperasi itu sendiri. Koperasi bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan Anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya, sekaligus sebagai bagian yang tidak terpisahkan Koperasi adalah organisasi bisnis berbadan hukum yang didirikan dan dioperasikan oleh orang perseorangan atau koperasi itu sendiri untuk menjalankan usaha, yang memenuhi aspirasi dan kebutuhan bersama Anggota di bidang ekonomi, sosial, dan budaya sesuai dengan nilai dan prinsip koperasi itu sendiri. Koperasi bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan Anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya, sekaligus sebagai bagian yang tidak terpisahkan

Partomo dalam bukunya yang berjudul Ekonomi Koperasi (2009: 15) menjelaskan bahwa: Undang-Undang Dasar 1945 khususnya Pasal 33 ayat (I) menyatakan bahwa

kemakmuran masyarakat yang diutamakan bukan kemakmuran orang-seorang dan bangun perusahaan yang sesuai dengan itu adalah koperasi. Penjelasan Pasal 33 menempatkan koperasi dalam kedudukan sebagai sokoguru perekonomian nasional dan sebagai bagian integral tata perekonomian nasional.

Eksistensi koperasi di Indonesia secara umum saat ini semakin menurun. Koperasi-koperasi tersebut mengalami kemunduran dan sulit berkembang bahkan sebagian besar diantaranya berhenti beroperasi. Salah satu jenis koperasi yang termasuk di dalamnya adalah Koperasi Serba Usaha (KSU). Koperasi Serba Usaha adalah koperasi yang kegiatan usahanya di berbagai segi ekonomi , seperti bidang produksi, konsumsi, perkreditan, dan jasa. Koperasi ini dibentuk untuk meningkatkan kesejahteraan anggotanya secara khusus dan masyarakat secara umum.

Pemerintah Kabupaten Bandung dalam sebuah artikel yang berjudul Hari Koperasi Ke-66 Tingkat Kota Bandung mengatakan bahwa: pertumbuhan koperasi di Kota Bandung tahun 2012 dibandingkan tahun

sebelumnya meningkat sekitar 3 Persen, atau jumlah koperasi saat ini di Kota Bandung sekitar 2.620. Dari jumlah tersebut sekitar 2.046 masih berstatus sebelumnya meningkat sekitar 3 Persen, atau jumlah koperasi saat ini di Kota Bandung sekitar 2.620. Dari jumlah tersebut sekitar 2.046 masih berstatus

Tiktik Sartika Partomo dalam bukunya yang berjudul Ekonomi Koperasi (2009:71) mengatakan bahwa:

organisasi swadaya koperasi yang otonom, beroperasi secara efisien dan berorientasi pada anggota dalam jumlah yang cukup besar, maka sebagai akibat dari berbagai kegiatan koperasi itu dapat diharapkan memberi berbagai jenis kontribusi bagi proses pembangunan sosial ekonomi di kawasan dan negara yang bersangkutan.

Sistem Informasi Akuntansi (SIA) merupakan kumpulan sumber daya manusia dan modal di dalam suatu organisasi yang saling berhubungan untuk menghasilkan informasi keuangan yang diperoleh dari pengumpulan dan pengolahan data transaksi. Fungsi penting dibentuknya SIA pada sebuah organisasi antara lain: (1) Mengumpulkan dan menyimpan data tentang aktivitas dan transaksi; (2) Memproses data menjadi informasi yang dapat digunakan dalam proses pengambilan keputusan; (3) Melakukan kontrol secara tepat terhadap aset organisasi. (Wikipedia, 2013: 1)

Tiktik Sartika Partomo di dalam Ekonomi Koperasi (2009: 80) juga mengatakan bahwa “sebab utama dari kegagalan usaha pengembangan koperasi yang disponsori pemerintah adalah adanya kenyataan bahwa banyak proyek dilaksanakan tanpa memerhatikan apakah persyaratan-persyaratan minimum bagi pertumbuhan koperasi tersebut sudah terpenuhi atau belum ”. Salah satu persyaratan minimum yang seringkali kurang diperhatikan adalah Sistem Informasi Akuntansi yang dimiliki oleh Koperasi Serba Usaha itu sendiri.

Beberapa penelitian mengenai Sistem Informasi Akuntansi pada koperasi memiliki pandangan yang sama mengenai pengaruh besar Sistem Informasi Akuntansi pada koperasi. Rioka dalam jurnal penelitian yang berjudul Mengembangkan Konsep Bisnis Koperasi: Digali dari Realitas Masyarakat

“...diperlukan kebijakan, regulasi, supporting

positioning berkenaan menumbuhkan kembali konsep kemandirian, kompetensi inti kekeluargaan dan sinergi produktif-intermediasi-retail yang komprehensif di koperasi ”. Pengembangan sistem informasi akuntansi merupakan salah satu bentuk supporting movement yang diperlukan.

movement ,

dan strategic

Menurut Undang-undang No.17 tahun 2012 Pasal 87, koperasi menjalankan kegiatan usaha yang berkaitan langsung dan sesuai dengan jenis koperasi yang dicantumkan dalam anggaran dasar pendirian koperasi. Koperasi dapat melakukan kemitraan dengan pelaku usaha lain dalam menjalankan usahanya.

Menurut Anggaran Dasar/ Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) Koperasi Serba Usaha Merdekalio, pengurus koperasi menjalankan berbagai bidang usaha yang bermanfaat bagi anggota dengan resiko yang dapat diperhitungkan serta tidak merugikan koperasi. Koperasi Serba Usaha “Merdekalio” menjalankan berbagai usaha yang meliputi usaha simpan pinjam, sandang pangan, usaha sandang, dan usaha jasa lainnya. Berbagai jenis usaha tersebut dioperasikan oleh KSU “Merdekalio” secara mandiri maupun melalui kemitraan.

Koperasi Serba Usaha “Merdekalio” telah beroperasi sejak tahun 1973 hingga saat ini. Kemampuan KSU ini dalam melewati berbagai perkembangan ekonomi dari tahun ke tahun disebabkan oleh pengelolaan koperasi yang mengedepankan asas musyawarah dan mengutamakan kepentingan anggota serta Sistem Informasi Akuntansi yang baik. KSU ini memiliki sistem pencatatan transaksi yang memadai dari berbagai jenis usaha yang dijalankan. Meskipun Sistem Informasi Akuntansi yang diterapkan di KSU “Merdekalio” telah memadai, akan tetapi pengembangan Sistem Informasi Akuntansi perlu untuk terus dilakukan demi tercapainya efektivitas dan efisiensi maksimum dalam pengelolaan keuangan KSU ini.

Wahyu Effendy, Ketua KSU “Merdekalio” berdasarkan wawancara yang dilakukan mengatakan bahwa “KSU ini dikelola dengan mengutamakan musyawarah dalam menghadapi berbagai masalah dan selalu mendahulukan kepentingan anggota sehingga KSU ini mampu bertahan hingga saat ini ”. Pengelolaan KSU “Merdekalio” yang mengedepankan asas musyawarah dan mengutamakan kepentingan anggota serta didukung oleh Sistem Informasi Akuntansi yang memadai tentunya akan dapat dijadikan sebagai contoh yang baik bagi KSU lainnya yang saat ini mengalami kemunduran.

Berdasarkan latar belakang tersebut penulis mencoba untuk menganalisis kelemahan-kelemahan dan masalah-masalah pada Sistem Informasi Akuntansi di Koperasi Serba Usaha “Merdekalio” untuk kemudian merancang Sistem Informasi Akuntansi yang baru yang lebih tepat diterapkan di KSU “Merdekalio” tersebut. Perancangan ini akan menghasilkan desain Sistem Informasi Akuntansi Berdasarkan latar belakang tersebut penulis mencoba untuk menganalisis kelemahan-kelemahan dan masalah-masalah pada Sistem Informasi Akuntansi di Koperasi Serba Usaha “Merdekalio” untuk kemudian merancang Sistem Informasi Akuntansi yang baru yang lebih tepat diterapkan di KSU “Merdekalio” tersebut. Perancangan ini akan menghasilkan desain Sistem Informasi Akuntansi

“ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI DI KOPERASI SERBA USAHA “MERDEKALIO”.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian dari latar belakang tersebut di atas, maka untuk memperoleh gambaran mengenai kelemahan dan permasalahan yang terjadi, penulis merumuskan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana penerapan Sistem Informasi Akuntansi Koperasi Serba Usaha “Merdekalio” pada saat ini?

2. Bagaimana kelemahan-kelemahan dari penerapan Sistem Informasi Akuntansi Koperasi Serba Usaha “Merdekalio” pada saat ini?

3. Bagaimana model rancangan Sistem Informasi Akuntansi yang sesuai diterapkan di Koperasi Serba Usaha Merdekalio?

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penulisan ini adalah untuk mengetahui:

1. Sistem Informasi Akuntansi yang telah diterapkan oleh Koperasi Serba Usaha “Merdekalio”.

2. Kelemahan-kelemahan Sistem Informasi Akuntansi Koperasi Serba Usaha “Merdekalio”.

3. Perancangan model Sistem Informasi Akuntansi yang sesuai di Koperasi Serba Usaha “Merdekalio”.

1.4 Kegunaan Penelitian

1. Kegunaan Teoritis Hasil penelitian ini dapat memberikan kontribusi yang bermanfaat bagi kajian yang lebih komprehensif dalam pengembangan ilmu serta diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran dan menambah wawasan pengetahuan.

2. Kegunaan Praktis Bagi Koperasi Serba Usaha “Merdekalio” hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam pelaksanaan Sistem Informasi Akuntansi untuk mengatasi kelemahan-kelemahan yang ada.

3. Bagi peneliti, penelitian ini berfungsi sebagai tambahan pengetahuan dan pengalaman agar dapat mengaplikasikan teori yang dimiliki untuk mencoba menganalisis fakta, gejala, dan peristiwa yang terjadi secara ilmiah dan objektif sehingga dapat ditarik kesimpulan yang dapat dipertanggungjawabkan, serta untuk mengetahui apakah teori tersebut dapat diaplikasikan untuk membantu dalam meminimalisasi kelemahan dan memecahkan masalah yang dihadapi oleh Koperasi Serba Usaha “Merdekalio”.

1.5 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan skripsi yang berjudul “Analisis dan Perancangan Sistem Informasi Akuntansi di Koperasi Serba Usaha “Merdekalio” ini diuraikan

di bawah ini. Bab I Pendahuluan, berisi tentang latar belakang penelitian yang dilakukan dimana pengembangan Sistem Informasi Akuntansi sangat penting untuk dilakukan demi terwujudnya efisiensi dan efektivitas pengelolaan keuangan KSU “Merdekalio”, identifikasi masalah yang akan dijawab melalui penelitian ini, tujuan penelitian, kegunaan penelitian bagi KSU “Merdekalio” dan bagi penulis, dan sistematika penulisan.

Bab II Tinjauan Pustaka dan Kerangka Pemikiran, menguraikan landasan teori terkait Sistem Informasi Akuntansi, Koperasi Serba Usaha, pengembangan Sistem Informasi Akuntansi, penelitian terdahulu yang terkait dengan Sistem Informasi Akuntansi koperasi,dan kerangka pemikiran.

Bab III Metode Penelitian, berisi objek dan metode penelitian yang digunakan, metode pengembangan sistem terstruktur yang digunakan dalam penelitian, tahap analisis dan perancangan sistem yang telah dilakukan.

Bab IV Hasil Analisis dan Perancangan Sistem, berisikan uraian hasil analisis dan perancangan Sistem Informasi Akuntansi yang terdiri atas: gambaran umum KSU “Merdekalio”, problem statement yang ditemukan melalui analisis atas Sistem Informasi Akuntansi, dan rancangan Sistem Informasi Akuntansi yang baru yang lebih tepat untuk diterapkan di KSU “Merdekalio”.

Bab V Kesimpulan dan Saran, berisikan hasil analisis dan perancangan yang dapat dijadikan acuan dalam meminimalisasi kelemahan dan memecahkan permasalahan Sistem Informasi Akuntansi di KSU “Merdekalio”. Di akhir skripsi ini juga disertakan daftar pustaka, dan lampiran lain yang berkaitan dengan skripsi ini.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Sistem Informasi Akuntansi

2.1.1.1 Pengertian Sistem Informasi Akuntansi

Sistem merupakan komponen-komponen yang saling berhubungan antara satu dengan yang lainnya secara terpadu untuk melaksanakan fungsi atau kegiatan tertentu demi mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Midjan, dkk dalam buku yang berjudul Sistem Informasi Akuntansi I (2000: 3) menyatakan: “Sistem merupakan suatu seri dari komponen-komponen yang saling

berkaitan, bekerja sama di dalam suatu kerangka kerja tahapan yang terpadu untuk mencapai tujuan ya ng telah ditetapkan sebelumnya”. Mulyadi di dalam buku yang

berjudul Sistem Informasi Akuntansi (2001: 2) menyatakan: “Sistem merupakan sekelompok unsur yang erat berhubungan antara satu dengan yang lainnya, yang berfungsi bersama untuk mencapai tujuan tertentu ”.

Informasi merupakan hasil pengolahan data yang dapat dijadikan dasar untuk pengambilan keputusan bagi penggunanya. Bodnar dalam bukunya yang berjudul Sistem Informasi Akuntansi (2000:1) menyatakan: “Informasi adalah data yang berguna yang diolah sehingga dapat dijadikan dasar untuk mengambil keputusan yang tepat ”.

Akuntansi merupakan sistem informasi yang mengadministrasikan aspek keuangan perusahaan dengan mengumpulkan, mencatat, dan mengolah data menjadi informasi bagi para pengambil keputusan untuk mengelola dan

Tim Kwik Kian Gie School of Business (2012:3) menyatakan:

Akuntansi adalah bagian dari administrasi perusahaan yang mengadministrasikan aspek keuangannya. Akuntansi mengumpulkan, mencatat, dan mengolah data, sampai menjadi informasi guna mengelola, memfungsikan dan mengendalikan perusahaan guna memberikan pertanggungjawaban tentang segala sesuatu yang telah dilakukan oleh pengelola.

Sistem Informasi Akuntansi merupakan kumpulan sumber daya manusia dan modal serta prosedur pemrosesan yang saling terelasi untuk mengumpulkan dan mengolah data transaksi menjadi informasi yang berguna bagi para pengambil keputusan internal dan eksternal suatu organisasi. Bodnar (2000: 1) menyatakan: “Sistem informasi akuntansi (SIA) adalah kumpulan sumber daya, seperti manusia dan peralatan, yang diatur untuk mengubah data menjadi informasi”.

Mark G. Simkin, Jacob M. Rose, dan Carolyn S. Norman dalam buku yang berjudul Accounting Information System (2013:2) menyatakan: “ An

accounting information system is a collection of data and processing procedures that creates needed information for its users ”. Pengertian tersebut menjelaskan bahwa sistem informasi akuntansi adalah sekumpulan data dan prosedur pemrosesan yang menciptakan informasi yang dibutuhkan bagi penggunanya.

Menurut Nugroho Widjajanto dalam bukunya Sistem Informasi Akuntansi (2001: 4), bahwa:

Sistem informasi akuntansi adalah susunan berbagai formulir catatan, peralatan, peralatan, termasuk komputer dan perlengkapannya serta alat komunikasi, tenaga pelaksananya dan laporan yang terkoordinasikan secara erat yang dirancang untuk mentransformasikan data keuangan menjadi informasi yang dibutuhkan manajemen.

Robert L. Hurt dalam bukunya Accounting Information System (2013:4) menyatakan “Accounting information system is a set of interrelated activities, documents, and technologies designed to collect data, process it, and report information to diverse group of internal and external decision makers in organization ”. Pengertian tersebut menyatakan bahwa sistem informasi akuntansi merupakan seperangkat aktivitas, dokumen, dan teknologi yang terelasi yang dirancang untuk mengumpulkan data, memproses data, dan melaporkan informasi kepada kelompok pengambil keputusan internal dan eksternal dalam organisasi.

2.1.1.2 Unsur-Unsur Sistem Informasi Akuntansi

Ruchyat Kosasih dalam bukunya yang berjudul Sistem Informasi Akuntansi dan Organisasi Perusahaan (2000: 2) mengatakan : Unsur-unsur sistem informasi akuntansi yang berguna untuk mencapai tujuan

terdiri dari :

a. Data Akuntansi

b. Metode da Prosedur Pengolahan Data Akuntansi

c. Informasi Akuntansi

Robert L. Hurt dalam bukunya yang berjudul Accounting Information System (2013: 5) menjelaskan bahwa sistem informasi akuntansi memiliki 5 Robert L. Hurt dalam bukunya yang berjudul Accounting Information System (2013: 5) menjelaskan bahwa sistem informasi akuntansi memiliki 5

Gambar 2.1 Struktur Sistem Informasi Akuntansi Secara Umum ( Sumber: Robert L. Hurt, 2013: 5 )

Sistem informasi akuntansi memiliki berbagai unsur yang saling terelasi. Sistem informasi akuntansi di dalam suatu perusahaan harus memiliki input berupa data akuntansi, serangkaian metode dan prosedur yang memproses input hingga menjadi informasi akuntansi yang merupakan output dari sistem informasi akuntansi tersebut. Unsur-unsur tersebut kemudian didukung oleh database dan pengendalian internal.

2.1.1.3 Daur atau Siklus Informasi Akuntansi

Sistem informasi akuntansi memproses transaksi keuangan maupun non keuangan. Sistem informasi akuntansi secara umum memiliki 3 subsistem yaitu sistem pelaporan keuangan, sistem pemrosesan transaksi, dan sistem pelaporan manajemen. Subsistem-subsistem tersebut dapat berbeda-beda sesuai dengan karakteristik maisng-masing perusahaan.

Widjajanto dalam bukunya yang berjudul Sistem Informasi Akuntansi (2001:275) menyatakan : Sistem informasi akuntansi dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu:

1. Daur operasional, yang terbagi lagi ke dalam empat daur atau sub-sistem, yaitu:

a. Daur pendapatan

b. Daur pengeluaran

c. Daur produksi, dan

d. Daur keuangan.

2. Daur penyusunan laporan.

James A. Hall dalam bukunya Sistem Informasi Akuntansi (2007:11) yang telah di Indonesiakan oleh Dewi Fitriasari dan Deni Arnos Kwary menjelaskan bahwa subsistem SIA memproses berbagai transaksi keuangan dan transaksi non keuangan yang secara langsung mempengaruhi pemrosesan transaksi keuangan. Hall menyatakan:

SIA terdiri atas tiga subsistem: (1) sistem pemrosesan transaksi (transaction processing system — TPS ), yang mendukung operasi bisnis harian melalui

berbagai dokumen serta pesan untuk para pengguna di seluruh perusahaan; (2) sistem buku besar/ pelaporan keuangan ( general ledger/ financial reporting system — GL/FRS ), yang menghasilkan laporan keuangan, seperti laporan laba rugi, meraca, arus kas, pengembalian pajak, serta berbagai laporan lainnya yang disyaratkan oleh hukum; dan (3) sistem pelaporan manajemen ( management reporting system — MRS ), yang menyediakan pihak manajemen internal berbagai laporan keuangan bertujuan khusus serta informasi yang dibutuhkan untuk pengambilan keputusan, seperti anggaran, laporan kinerja, serta laporan pertanggungjawaban.

Gambar 2.2 Kerangka Kerja Sistem Informasi Akuntansi

( Sumber: James A. Hall, 2007:11 )

2.1.1.4 Siklus Pengolahan Data Akuntansi

Data akuntansi diolah menjadi informasi akuntansi melalui proses akuntansi yang meliputi pencatatan, pengelompokan, dan penaksiran yang terkendali. La Midjan dan Azhar Susanto dalam buku yang berjudul Sistem Informasi Akuntansi I (2000: 16) mengatakan:

siklus pengolahan data akuntansi dengan pendekatan secara Sistem Informasi Akuntansi dapat dijelaskan melalui gambar berikut:

Gambar 2.3 Siklus Pengolahan Data Akuntansi dengan Pendekatan Sistem Informasi Akuntansi ( Sumber: Midjan,dkk, 2000: 16 )

2.1.2 Koperasi Serba Usaha

2.1.2.1 Pengertian Koperasi Serba Usaha

Koperasi merupakan badan usaha yang didirikan dan dikelola oleh sekelompok masyarakat untuk memenuhi aspirasi dan kebutuhan bersama anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya di bidang ekonomi, sosial, dan budaya. Koperasi dibentuk demi meningkatkan kesejahteraan ekonomi anggota dan masyarakat.

Secara umum koperasi dipahami sebagai perkumpulan orang yang secara sukarela mempersatukan diri untuk berjuang meningkatkan kesejahteraan ekonomi mereka melalui pembentukan sebuah badan usaha yang dikelola secara demokratis. (Rudianto, 2010: 3)

PSAK No.27 (Revisi 1998, Reformat 2007) tahun 2009 paragraf ke-1 menyatakan : Koperasi adalah badan usaha yang mengorganisir pemanfaatan dan

pendayagunaan sumber daya ekonomi para anggotanya atas dasar prinsip- prinsip koperasi dan kaidah usaha ekonomi untuk meningkatkan taraf hidup pendayagunaan sumber daya ekonomi para anggotanya atas dasar prinsip- prinsip koperasi dan kaidah usaha ekonomi untuk meningkatkan taraf hidup

Menurut UU Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2012 tentang Perkoperasian , “Koperasi adalah badan hukum yang didirikan oleh orang

perseorangan atau badan hukum koperasi, dengan pemisahan kekayaan para anggotanya sebagai modal untuk menjalankan usaha, yang memenuhi aspirasi dan kebutuhan bersama di bidang ekonomi, sosial, dan budaya sesuai dengan nilai dan

prinsip Koperasi”. Koperasi serba usaha merupakan koperasi yang menjalankan berbagai

jenis usaha demi memenuhi kebutuhan anggota dan masyarakat. Rudianto dalam bukunya Akuntansi Koperasi (2010: 118) menyatakan bahwa “Koperasi Serba Usaha (KSU) adalah koperasi yang memiliki lebih dari satu bidang usaha”.

2.1.2.2 Usaha dan Jenis Koperasi

Jenis koperasi digolongkan berdasarkan kepentingan anggota dan usaha koperasi. PSAK No.27 (Revisi 1998, Reformat 2007) tahun 2009 paragraf ke-9 menyatakan bahwa “Koperasi dapat digolongkan dalam beberapa jenis, namun berdasarkan kepentingan anggota dan usaha koperasi, koperasi digolongkan ke dalam empat jenis, yakni Koperasi konsumen, Koperasi Produsen, Koperasi Simpan Pinjam, dan Koperasi Pemasaran”.

2.1.2.3 Akun-akun dalam Koperasi

Akun-akun dalam koperasi pada dasarnya sama dengan akun-akun perusahaan pada umumnya. Rudianto dalam bukunya Akuntansi Koperasi (2010:

27) menyatakan bahwa:

Beberapa akun yang biasa digunakan dalam akuntansi koperasi adalah:

a. Kas

b. Piutang Anggota

c. Perlengkapan Kantor

d. Peralatan Kantor

e. Utang Usaha

f. Utang Bank

g. Simpanan Sukarela

h. Dana-Dana

i. Simpanan Wajib j. Modal Sumbangan k. Modal Penyertaan l. Cadangan m. Partisipasi Bruto n. Partisipasi Neto o. Pendapatan Dari Non-Anggota p. Beban Operasional q. Beban Pokok r. Beban Pengkoperasian s. Sisa Hasil Usaha

Aset di dalam koperasi dicatat ke dalam akun kas, piutang anggota, perlengkapan kantor, dan peralatan kantor. Kas yaitu alat pembayaran yang dimiliki beberapa koperasi dan siap digunakan, seperti cek kontan serta uang tunai (uang kertas dan uang logam). Piutang Anggota yaitu hak (tagihan) koperasi kepada anggota koperasi. Tagihan tersebut timbul karena koperasi meminjamkan uang kepada anggotanya atau karena koperasi menjual barang kepada anggotanya secara kredit. Perlengkapan Kantor yaitu barang/bahan pelengkap aktivitas koperasi yang biasanya berumur pendek (kurang dari saru tahun) yang akan habis karena dipakai seperti kertas, pulpen, tinta, dan lainnya.Peralatan Kantor yaitu alat-alat yang dimiliki koperasi dan digunakan dalam koperasi jangka panjang, seperti: meja, kursi, komputer, dan sebagainya.

Kewajiban koperasi dicatat ke dalam akun utang usaha, utang bank, simpanan sukarela, dan dana-dana. Utang Usaha yaitu pinjaman (kewajiban) yang dimiliki koperasi kepada pihak lain yang timbul akibat transaksi pemeblian kredit yang dilakukan koperasi. Utang Bank yaitu kewajiban yang dimiliki koperasi kepada pihak bank karena telah meminjam uang kepada bank. Simpanan Sukarela yaitu kewajiban (utang) yang dimiliki koperasi kepada anggotanya kerana anggota telah menyimpan (menabung) uangnya di koperasi. Dana-Dana yaitu bagian dari sisa hasil usaha (SHU) yang disisihkan dan dialokasikan oleh koperasi untuk tujuan tertentu, sesuai dengan ketentuan anggaran dasar atau ketetapan rapat anggota. Dana-dana dapat berupa: dana sosial, dana anggota, dana pengurus, dan sebagainya. Karena dana-dana ini telah dialokasikan dari SHU untuk tujuan tertentu, maka dana-dana tersebut merupakan bagian dari kewajiban (utang) koperasi yang harus direalisasikan dalam jangka pendek.

Modal yang dimiliki koperasi dicatat ke dalam akun simpanan pokok, simpanan wajib, modal sumbangan, dna modal penyertaan. Simpanan Pokok adalah jumlah nilai uang tertentu yang sama banyaknya yang harus disetorkan setiap anggota pada waktu masuk menjadi anggota. Jenis simpanan pokok ini tidak dapat diambil kembali selama orang tersebut masih menjadi anggota koperasi. Simpanan pokok ini adalah bagian dari ekuitas (modal) koperasi. Simpanan Wajib adalah jumlah simpanan tertentu yang harus dibayarkan oleh anggota koperasi pada waktu kesempatan tertentu, misalnya sebulan sekali. Jenis simpanan wajib ini dapat diambil kembali dengan cara-cara yang diatur lebih lanjut dalam anggaran dasar dan anggaran rumah tangga (AD/ART) serta Modal yang dimiliki koperasi dicatat ke dalam akun simpanan pokok, simpanan wajib, modal sumbangan, dna modal penyertaan. Simpanan Pokok adalah jumlah nilai uang tertentu yang sama banyaknya yang harus disetorkan setiap anggota pada waktu masuk menjadi anggota. Jenis simpanan pokok ini tidak dapat diambil kembali selama orang tersebut masih menjadi anggota koperasi. Simpanan pokok ini adalah bagian dari ekuitas (modal) koperasi. Simpanan Wajib adalah jumlah simpanan tertentu yang harus dibayarkan oleh anggota koperasi pada waktu kesempatan tertentu, misalnya sebulan sekali. Jenis simpanan wajib ini dapat diambil kembali dengan cara-cara yang diatur lebih lanjut dalam anggaran dasar dan anggaran rumah tangga (AD/ART) serta

Modal Sumbangan adalah sejumlah uang atau barang modal yang dapat dinilai dengan uang yang diterima dari pihak lain yang bersifat hibah atau tidak mengikat. Modal sumbangan tidak dapat dibagikan kepada koperasi selama koperasi belum dibubarkan. Modal Penyertaan adalah sejumlah uang atau barang modal yang dapat dinilai dengan uang yang ditanamkan oleh pemodal untuk menambah dan memperkuat struktur permodalan dalam meningkatkan usaha koperasi. Cadangan adalah bagian dari sisa hasil usaha (SHU) yang disisihkan dan dialokasikan oleh koperasi untuk tujuan tertentu, sesuai dengan ketentuan anggaran dasar atau ketetapan rapat anggota,. Biasanya cadangan dibuat untuk persiapan melakukan pengembangan usaha, investasi baru, atau antisipasi terhadap kerugian usaha yang dialami koperasi.

Pendapatan koperasi dicatat ke dalam akun-akun partisipasi. Partisipasi Bruto adalah kontribusi anggota kepada koperasi sebagai imbalan atas penyerahan barang dan jasa kepada anggota, yang mencakup harga pokok dan partisipasi neto. Hal ini menunjukkan bahwa partisipasi bruto adalah nilai total penjualan produk koperasi, baik berupa barang maupun jasa, kepada anggota koperasi. Partisipasi Neto adalah kontribusi anggota terhadap hasil usaha koperasi yang merupakan selisih antara partisipasi bruto dengan beban pokok. Jadi, partisipasi neto adalah sisa hasil usaha (SHU) yang timbul akibat penjualan produk koperasi, baik berupa barang maupun jasa, kepada anggota koperasi. Pendapatan Dari Non-Anggota adalah penjualan barang dan jasa kepada pihak selain anggota koperasi.

Beban Operasional adalah pengorbanan ekonomis yang dilakukan koperasi untuk memperoleh barang dan jasa dalam rangka menjalankan kegiatan utama koperasi. Beban operasional terdiri dari berbagai beban, seperti beban listrik, beban telepon, gaji pegawai, beban transportasi, dan sebagainya. Beban Pokok adalah pengorbanan ekonomis yang dilakukan koperasi dalam rangka memperoleh partisipasi neto dari anggota. Dengan kata lain, beban pokok adalah pengorbanan ekonomis yang terkait secara langsung dalam rangka menjual produk koperasi kepada anggota. Beban Pengkoperasian adalah beban sehubungan dengan gerakan pengkoperasian dan tidak berhubungan dengan kegiatan usaha.

Sisa Hasil Usaha (SHU) menunjukkan selisih antara penghasilan yang diterima selama periode tertentu dengan pengorbanan ekonomis yang dikeluarkan untuk memperoleh penghasilan itu. SHU ini setelah dikurangi dengan beban- beban tertentu akan dibagikan kepada para anggota sesuai dengan pertimbangan jasanya masing-masing. Jasa anggota diukur berdasarkan jumlah kontribusi masing-masing terhadap pembentukan SHU ini. Ukuran kontribusi yang digunakan adalah jumlah transaksi yang dilakukan anggota dengan koperasi selama periode tertentu.

2.1.2.4 Aktivitas Koperasi

Aktivitas yang dilakukan dalam suatu koperasi tergantung pada jenis usaha yang dijalankan oleh koperasi. Koperasi simpan pinjam melakukan aktivitas simpan pinjam sesuai dengan jenis koperasi tersebut. Aktivitas yang dilakukan Aktivitas yang dilakukan dalam suatu koperasi tergantung pada jenis usaha yang dijalankan oleh koperasi. Koperasi simpan pinjam melakukan aktivitas simpan pinjam sesuai dengan jenis koperasi tersebut. Aktivitas yang dilakukan

Partomo (2009:51) menjelaskan bahwa:

Kegiatan utama koperasi simpan pinjam adalah menyediakan jasa penyimpanan dan peminjaman dana kepada anggota koperasi. Walaupun pemupukan modal dilakukan koperasi dari para anggotanya, seringkali jumlah uang yang ingin dipinjam oleh anggota lebih besar dari modal yang dimiliki koperasi. Karena itu, tidak jarang koperasi harus meminjam uang dari kreditur di luar koperasi, seperti bank atau koperasi kredit.

Gambar 2.4 Aktivitas Koperasi Simpan Pinjam ( Sumber: Partomo, 2009:51 )

Partomo (2009: 70) kemudian menjelaskan bahwa:

Berdasarkan fungsinya, aktivitas koperasi konsumen dapat dikelompokkan ke dalam 4 kelompok utama, yaitu: 1) pembelian; 2) pengeluaran kas; 3) penjualan; dan 4) penerimaan kas.

Gambar 2.5 Aktivitas Koperasi Konsumen ( Sumber: Partomo, 2009:70 )

Partomo (2009:102) juga menyatakan bahwa: Aktivitas koperasi pemasaran pada dasarnya sama dengan aktivitas koperasi

konsumen. Aktivitas yang paling sering dilakukan adalah melakukan pembelian produk koperasi, mengeluarkan uang, menjual produk tersebut kepada pihak pembeli, dan menerima uang. Perbedaannya hanya terletak kepada siapa pembelian dan pengeluaran tersebut dilakukan.

Gambar 2.6 Aktivitas Koperasi Pemasaran ( Sumber: Partomo, 2009:102 )

Partomo (2009: 108) juga menjelaskan bahwa:

Koperasi produsen adalah koperasi yang membeli dan mengolah bahan baku menjadi barang yang siap pakai, maka secara keseluruhan transaksi dalam Koperasi Produsen dapat diringkas ke dalam bagan berikut:

Gambar 2.7 Aktivitas Koperasi Produsen ( Sumber: Partomo, 2009:102 )

2.1.2.5 Laporan Keuangan Koperasi

Perbedaan antara laporan keuangan koperasi dan laporan keuangan perusahaan pada umumnya terletak pada laporan promosi ekonomi anggota. PSAK No. 27 (Revisi 1998, Reformat 2007) Tahun 2009 Paragraf ke-56 menjelaskan bahwa “Laporan keuangan koperasi meliputi neraca, perhitungan hasil usaha, laporan arus kas, laporan promosi ekonomi anggota, dan catatan atas

laporan keuangan”.

2.1.3 Sistem Pengendalian Intern

Sistem pengendalian intern merupakan seperangkat struktur dan metode- metode serta ukuran-ukuran yang dirancang untuk memberikan jaminan keamanan harta kekayaan perusahaan dengan mendorong ditaatinya aturan-aturan dan kebijakan-kebijakan yang telah ditentukan sebelumnya. Sistem pengendalian intern juga dirancang untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pengelolaan harta kekayaan perusahaan.

Sistem pengendalian intern didefinisikan pertama kali pada tahun 1949 oleh AICPA sebagai berikut ini. Pengendalian intern meliputi struktur suatu organisasi dan semua metode-

metode yang terkoordinir serta ukuran-ukuran yang diterapkan di dalam suatu perusahaan untuk tujuan menjaga keamanan harta kekayaan milik perusahaan, memeriksa ketepatan dan kebenaran data akuntansi, meningkatkan efisiensi operasi kegiatan, dan, mendorong ditaatinya kebijaksanaan-kebijaksanaan manajemen yang telah ditetapkan. (Jogiyanto, 1988: 358)

Wing Wahyu Winarno dalam buku yang berjudul Sistem Informasi Akuntansi (1994: 88) menyatakan bahwa menurut Committee of Sponsoring Organizations of the Treadway Commission :

Pengendalian intern adalah proses yang dipatuhi oleh dewan direksi, manajemen dan karyawan, yang dirancang untuk memberi jaminan yang memadai dalam pencapaian salah satu atau lebih tujuan berikut ini:

a. Efisiensi dan efektivitas kegiatan (termasuk penelitian kinerja, pencarian laba dan pengamanan aktiva perusahaan).

b. Keterpercayaan informasi keuangan (baik untuk pihak intern maupun ekstern serta pencegahan pemanipulasian laporan keuangan).

c. Kepatuhan dengan berbagai peraturan dan undang-undang yang harus dipatuhi oleh perusahaan.

Pengawasan atau pengendalian intern mempunyai lima komponen yang saling berhubungan. Winarno dalam bukunya yang berjudul Sistem Informasi Akuntansi (1994: 89) menyatakan bahwa:

Komponen-komponen pengawasan atau pengendalian intern adalah:

1. Lingkungan pengawasan.

2. Pencegahan risiko.

3. Kegiatan pengawasan.

4. Informasi dan komunikasi.

5. Pemantauan. Menurut Winarno dalam bukunya SistemInformasi Akuntansi (1994: 90)

bahwa: Tujuan utama diselenggarakannya sistem pengawasan intern adalah untuk

menghindarkan perusahaan dari berbagai kerugian. Kerugian ini dapat disebabkan berbagai hal, misalnya (1) penggunaan sumber daya secara berlebihan, (2) proses pengambilan keputusan yang tidak tegas, (3) kesalahan pencatatan data, (4) kerusakan berbagai catatan, (5) hilang atau rusaknya aktiva karena kelalaian karyawan, (6) ketidakpatuhan karyawan terhadap manajemen dan (7) penyelewengan yang dilakukan oleh karyawan.

2.1.4 Prinsip-prinsip Umum dalam Penyusunan Sistem

Penyusunan sistem harus memenuhi beberapa prinsip meliputi analisis transaksi bisnis atau aktivitas ekonomi perusahaan, perancangan, hingga pemeriksaan periodik atas sistem informasi yang telah dirancang. Widjajanto (2001: 8) menyatakan bahwa:

Terdapat tujuh prinsip-prinsip yang harus dipegang dalam penyusunan sistem informasi akuntansi, yaitu:

1. Analisis transaksi bisnis.

2. Pencatatan transaksi ke dalam formulir dan catatan yang tepat.

3. Perancangan sistem internal check dalam transaksi.

4. Pencatatan transaksi yang telah terekam di formulir ke dalam buku (jurnal dan buku besar).

5. Perancangan berbagai pernyataan ( statement ) akuntansi dan laporan statistik dengan sumber data dari transaksi yang telah tercatat di buku.

6. Pelaksanaan

( internal audit ) yang berkesinambungan dan pemeriksaan eksternal secara periodik terhadap sistem informasi akuntansi.

pemeriksaan

intern

7. Penyajian laporan untuk memenuhi kebutuhan instansi pemerintah.

2.1.5 Pengembangan Sistem Informasi

Sistem Informasi dikembangkan melalui sebuah proses yang disebut siklus hidup pengembangan sistem ( system development life cycle ). System development life cycle ( SDLC ) secara singkat dijelaskan melalui gambar di bawah ini.

Gambar 2.8 Daur Pengembangan Sistem ( Sumber : Nugroho Widjajanto, 2001 )

Pengembangan sistem ( systems development ) dapat berarti menyusun suatu sistem yang baru untuk menggantikan sistem yang lama secara keseluruhan atau memperbaiki sistem yang telah ada. Pendekatan desain terstruktur merupakan sebuah cara yang disiplin untuk mendesain sistem dari atas ke bawah dengan Pengembangan sistem ( systems development ) dapat berarti menyusun suatu sistem yang baru untuk menggantikan sistem yang lama secara keseluruhan atau memperbaiki sistem yang telah ada. Pendekatan desain terstruktur merupakan sebuah cara yang disiplin untuk mendesain sistem dari atas ke bawah dengan

Gambar 2.9 Tahap Pengembangan Sistem ( Sumber: jeffrey whitten, 2004:77 )

Jeffrey Whitten dalam bukunya System Analysis & Design Methods (2004:77) menjelaskan tahap – tahap pengembangan sistem informasi meliputi perencanaan, analisis, perancangan, implementasi dan dukungan sistem. Whitten menyatakan:

There is 5 steps of system development :

1. System Planning

2. System Analysis

3. System Design

4. System Implementation

5. System Support

Baridwan dalam bukunya yang berjudul Sistem Akuntansi (2000:6) menjelaskan bahwa: Tahapan pengembangan sistem yaitu:

1. Analisis, yaitu menganalisa masalah informasi yang dihadapi oleh perusahaan dan mengetahui kekurangan-kekurangan dalam sistem yang sedang berlaku.

2. Perancangan, yaitu kegiatan menyusun sistem baru atau kegiatan merubah sistem lama.

3. Implementasi, yaitu penerapan sistem yang baru untuk menggantikan sistem lama.

4. Follow-up , yaitu kegiatan mengawasi pelaksanaan sistem baru untuk mengetahui adanya kelemahan-kelemahan dalam sistem baru dan memperbaikinya.

2.1.5.1 Perencanaan Pengembangan Sistem

Perencanaan merupakan tahap pertama yang harus dilakukan dalam pengembangan sistem. Nugroho Widjajanto (2001:523) berpendapat bahwa perencanaan sistem diperlukan karena “Pengembangan sistem dilaksanakan dalam

suatu kerangka rencana induk sistem yang mengkoordinasikan proyek-proyek pengembangan sistem ke dalam rencana strategis perusahaan”.

Jeffrey Whitten (2004: 129) menyatakan bahwa “ The purpose of survey problems, opportunities, and directives activity is to quickly survey and evaluate each identified problem, opportunity, and directive with respect to urgency, visibility, tangible benefits, and priority ”. Pernyataan tersebut menjelaskan bahwa

perencanaan pengembangan sistem yang utamanya merupakan survei masalah, peluang, dan aktivitas bertujuan untuk secara cepat men-survei dan mengevaluasi setiap masalah dan peluang yang teridentifikasi.

2.1.5.2 Analisis Sistem

Tahap analisis sistem merupakan tahap awal dari kegiatan analisis dan perancangan sistem. Tahap analisis terdiri dari tiga kegiatan. Menurut Jeffrey Whitten dalam bukunya Systems Analysis & Desaign Methods (2004:121) yang

menjelaskan “ Systems analysis is (1) the survey and planning of the system and project, (2) the study and analysis of the existing business and information system, (3) define and prioritize the business requirement”.

a. Survei dan Rencana Proyek ( Survey and Plan The Project)

Gambar 2.10 Diagram Fase Survei Analisis Sistem

(Sumber: Jeffrey Whitten, 2004:129 )

Berdasarkan diagram diatas, ada beberapa tahap dalam fase survey ini yaitu:

1. Survey Problems Opportunities

Tahap ini merupakan tahap awal dari fase survei ini. Tahap ini bertujuan untuk memperoleh informasi mengenai permasalahan- permasalahan yang terjadi. Jeffrey Whitten dalam bukunya Systems Analysis & Desaign Methods (2004:129)

menyatakan : “ The purpose of Survey Problems, Opportunities, and Directives activity is to quickly survey and evaluate each identified problem opportunity, and directive with respect to urgency, visibility, tangible benefits, and priority. ”

2. Negotiate Project Scope

Suatu proyek harus memiliki ruang lingkup, agar sasaran dan tujuan yang ingin dicapai tidak melenceng sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Jeffrey Whitten (2004: 132) berpendapat bahwa “ The purpose of this activity is to define the boundary of the system and project. ”

3. Plan The Project

Setiap melakukan proyek sebelumnya harus dibuat rencana yang menggambarkan urutan kegiatan yang akan dilakukan selama proyek dijalankan. Jeffrey Whitten (2004: 134) berpendapat “ The purpose of this activity is to develop the initial project schedule and resource assignments ”. Pernyataan tersebut menjelaskan bahwa tujuan dari aktivitas ini adalah untuk mengembangkan jadwal proyek dan kesepakatan atas sumber daya. Sebuah rencana dan jadwal utama menjadi konsep awal untuk menyelesaikan segala proyek. Jadwal ini akan Setiap melakukan proyek sebelumnya harus dibuat rencana yang menggambarkan urutan kegiatan yang akan dilakukan selama proyek dijalankan. Jeffrey Whitten (2004: 134) berpendapat “ The purpose of this activity is to develop the initial project schedule and resource assignments ”. Pernyataan tersebut menjelaskan bahwa tujuan dari aktivitas ini adalah untuk mengembangkan jadwal proyek dan kesepakatan atas sumber daya. Sebuah rencana dan jadwal utama menjadi konsep awal untuk menyelesaikan segala proyek. Jadwal ini akan

4. Present The Project

Jeffrey Whitten (2004: 136) berpendapat bahwa “ The purpose of this activity is to secure any required approvals to continue the project, and to communicate the project and goals to all staff. ”

Aktivitas ini dimulai dengan adanya penyelesaian dari aktivitas perencanaan proyek. Input ini termasuk, Problem Statement , Scope Statement , Perencanaan proyek, (pilihan) template proyek, dan standar proyek.

b. Mempelajari dan Menganalisis Sistem Yang Ada (Study and Analyze The Existing System)

Gambar 2.11 Diagram Fase Studi Analisis Sistem (Sumber : Jeffrey Whitten, 2004:139 )

Berdasarkan diagram di atas, terdapat beberapa tahap dalam fase studi analisis sistem ini, yaitu:

1. Model the Current System

FAST menyarankan dua strategi pemodelan untuk fase studi kombinasi dari data, proses, dan model geografi tingkat tinggi, atau kombinasi dari objek dan model geografi. Pemodelan sistem merupakan dokumentasi mengenai model sistem yang digunakan untuk menggambarkan sistem yang sedang dijalankan oleh perusahaan, sehingga memantu dalam melakukan analisis sistem. Jeffrey Whitten (2004: 140) berpendapat “ The purpose of this activity is to learn enough about the current system’s data, processes, interfaces, and geography to expand the

understanding of scope, and to establish a common working vocabulary for that scope ”. Pernyataan tersebut menyatakan bahwa tujuan dari aktivitas ini adalah untuk mempelajari data, proses, interface , dan geografi sistem yang sedang ebrjalan untun memperluas pemahaman lingkup sistem, dan untuk menentukan kosa kata kerja yang umum untuk menjelaskan lingkup tersebut.

Aktivitas ini dimulai dengan adanya penyelesaian dari aktivitas fase survey dan persetujuan dari pemilik sistem untuk melanjutkan proyek. Input informasi kunci adalah proyek dan Scope Statement sistem yang telah diselesaikan sebagai bagian dari fase survei.

Dokumen yang terkait

Keanekaragaman Makrofauna Tanah Daerah Pertanian Apel Semi Organik dan Pertanian Apel Non Organik Kecamatan Bumiaji Kota Batu sebagai Bahan Ajar Biologi SMA

26 317 36

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

FREKWENSI PESAN PEMELIHARAAN KESEHATAN DALAM IKLAN LAYANAN MASYARAKAT Analisis Isi pada Empat Versi ILM Televisi Tanggap Flu Burung Milik Komnas FBPI

10 189 3

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

DOMESTIFIKASI PEREMPUAN DALAM IKLAN Studi Semiotika pada Iklan "Mama Suka", "Mama Lemon", dan "BuKrim"

133 700 21

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24

Pencerahan dan Pemberdayaan (Enlightening & Empowering)

0 64 2

KEABSAHAN STATUS PERNIKAHAN SUAMI ATAU ISTRI YANG MURTAD (Studi Komparatif Ulama Klasik dan Kontemporer)

5 102 24

Analisis Penyerapan Tenaga Kerja Pada Industri Kerajinan Tangan Di Desa Tutul Kecamatan Balung Kabupaten Jember.

7 76 65