KEBIJAKAN PERLINDUNGAN ANAK SCF 3 Juni 2

KEBIJAKAN PERLINDUNGAN ANAK
1

LATAR BELAKANG
Sulawesi Community Foundation selanjutnya disingkat SCF adalah organisasi yang
berbentuk Yayasan yang didirikan oleh jaringan kerja Organisasi Non Pemerintah
(ORNOP), Organisasi Rakyat (OR), Perguruan Tinggi, dan Instansi Pemerintah sebagai
wadah kerjasama dalam
mendorong pengelolaan sumber daya alam secara
berkelanjutan yang berbasis masyarakat di Sulawesi. Organisasi ini didirakan pada
tahun 2006 untuk memberi ruang akses yang memadai pada masyarakat dalam
pengelolaan sumberdaya alam (PSDA) secara adil dan lestari.
Dalam menjalankan program kerja SCF, tidak dapat dihindari interaksi antara pihak SCF
dengan anak-anak. Anak-anak adalah kelompok yang sangat rentan mendapat
kekerasan oleh pihak dewasa. Untuk menjaga anak-anak dari kekerasan dan
memperjelas kepada semua pihak tentang apa yang dikehendaki sehubungan dengan
perlindungan anak maka disusun kebijakan terkait perlindungan anak. Kebijakan ini
membantu menciptakan suatu lingkungan yang aman dan positif untuk anak-anak .
SCF berkomitmen untuk memastikan bahwa semua kegiatan, para personil yang
terlibat, serta semua langkah yang diambil mempertimbangkan perlindungan hak-hak
anak dan untuk menjamin kesejahteraan mereka. Kebijakan perlindungan anak dan

prinsip-prinsip yang mendasarinya harus dihormati oleh semua staf, mitra proyek, dan
semua pihak yang mengunjungi karena alasan apapun, termasuk pekerjaan
sukarelawan, layanan atau saran, pelaporan atau jurnalisme dan perwakilan lainnya.

2

MAKSUD DAN TUJUAN

2.1

Maksud
Kebijakan Perlindungan Anak (KPA)
melaksanakan program kerja

2.2

dimaksudkan

sebagai


pedoman baku dalam

Tujuan
Tujuan KPA ini adalah :

1) Terwujudnya pedoman perlindungan anak dalam pelaksanaan program kerja

2) Terwujudnya persamaan persepsi tentang perlindungan anak dalam melaksanakan
program kerja
3

RUANG LINGKUP
KPA ini digunakan untuk seluruh Direktur, Manager dan Staf di lingkungan SCF.

4

DEFINISI
Yang dimaksud dengan perlindungan anak adalah sebagai berikut :
1) Anak
Sesuai Konvensi Hak Anak, yang dimaksud anak adalah seseorang yang berusia

dibawah 18 tahun.
2) Perlindungan anak
Segala kegiatan untuk menjamin dan melindungi anak dan hak-haknya agar dapat
hidup, tumbuh, berkembang dan berpartisipasi secara optimal sesuai dengan harkat
dan martabat kemanusiaan serta mendapat perlindungan dari kekerasan dan
diskriminasi.
3) Kekerasan terhadap anak
Tindakan kekerasan secara fisik, seksual, penganiayaan emosional atau pengabaian
terhadap anak.
4) Kekerasan Anak (Child Abuse)
Tindakan kekerasan secara fisik, seksual, penganiayaan emosional, terhadap anak
yang dilakukan oleh orang-orang yang bertanggungjawab atau yang dipercaya anak.
5) Kekerasan fisik
Kekerasan yang melibatkan kontak langsung dan dimaksudkan untuk menimbulkan
perasaan intimidasi, cidera atau penderitaan fisik lain atau kerusakan tubuh.
6) Kekerasan mental
Suatu tindakan yang dilakukan sehingga menganggu perkembangan mental, antara
lain depresi, ketakutan, dll.
7) Kekerasan seksual
Suatu bentuk penyiksaan anak dimana orang dewasa/ remaja yang lebih tua

menggunakan anak untuk perangsangan seksual.

5

KEBIJAKAN

1) Kebijakan ini berlaku pada lembaga Sulawasi Community Foundation (SCF) secara
keseluruhan, dalam hal ini semua anggota maupun yang terlibat dalam setiap kegiatan
yang mengatasnamakan lembaga SCF.
2) Sulawesi Community Foundation (SCF) berkomitmen untuk aktif
mencengah
kekerasana terhadap perlindungan anak. SCF akan mengambil langkah-langkah yang
diperlukan untuk mencengah mereka yang melakukan tindakan kekerasan tersebut
yang sesuai mekanisme yang ada di tubuh lembaga SCF.
6

KODE ETIK
Setiap, Staf dan pihak luar yang bekerjasama dengan kegiatan SCF wajib untuk:
1) Mengetahui tentang kode etik/pedoman perilaku perlindungan anak
2) Memperlakukan anak dengan hormat, dengan tidak memandang agama/kepercayaan,

budaya, ras, warna kulit, seks dan orientasi seks, bahasa, pilihan politik atau opini
lainnya, nasionalitas, etnis, atau sosial ekonomi, kecacatan atau status lainnya.
3) Mematuhi semua kode etik yang berkaitan dengan situasi yang dapat menimbulkan
resiko (misalnya berada sendirian dengan anak dalam sesi terapi, pengambilan film/foto
atau wawancara untuk tujuan pelaporan dan pekerjaan.
4) Menginformasikan dan mendiskusikan kepada anak tentang hak-hak mereka, apa yang
boleh diterima dan apa yang tidak boleh diterima dalam kegiatan SCF yang melibatkan
anak
Setiap pimpinan, Staf dan pihak luar yang bekerjasama dengan kegiatan SCF dilarang :
1) Melakukan kontak fisik (memanjakan, memegang, memeluk, mencium, atau menyentuh
anak dengan cara yang tidak pantas menurut budaya setempat), kontak seksual dengan
anak atau tindakan lain yang dianggap sebagai tindakan eksploitatif dan mengandung
kekerasan, seperti tidur di ruang yang sama atau tempat tidur yang sama dengan anak.
2) Berperilaku dengan cara-cara kekerasan, eksploitatif, berbahaya secara fisik, seksual
atau emosional, atau berperilaku yang menempatkan anak pada resiko.
3) Melewatkan waktu sendirian dengan anak, jauh dari orang lain, termasuk mengambil
anak dari kegiatan sendirian atau mengadakan pertemuan sendirian dengan anak. Jika
privasi diperlukan, anggota staf lain harus mengetahuinya dan pintu ruangan harus
dibiarkan terbuka.
4) Berperilaku yang mempermalukan, menghina, menganggap kecil, merendahkan anak

atau bertindak dalam bentuk kekerasan emosional.
5) Mendiskriminasi anak, menunjukkan perlakuan berbeda yang tidak berdasar, atau hanya
menyukai anak-anak tertentu saja.

7

IMPLEMENTASI
Setiap pimpinan, staf, fasilitator lapangan, dan siapa pun yang bekerja untuk, dengan, dan
atas nama Sulawasi Community Foundation (SCF) wajib memahami dan mengikuti
ketentuan sebagaimana disebut dalam kode etik/pedoman perilaku di atas.
Setiap pimpinan, staf, fasilitator lapangan dan siapa pun yang bekerja untuk, dengan, dan
atas nama Sulawasi Community Foundation (SCF) memonitor ketaatan/pemenuhan
kebijakan ini, dan segera melaporkan kepada manajemen (Direktur SCF, Program/Project
Manager, dan para Koordinator) bila mencurigai terjadinya pelanggaran.
Setiap indikasi pelanggaran dan kelalaian menjalankan kebijakan perlindungan ini akan
ditindaklanjuti dengan sungguh-sungguh, dan dapat berakibat pada sanksi administratif
berupa pemutusan hubungan kerja ataupun diteruskan ke proses hukum sesuai dengan
jenis pelanggaran yang terjadi.

8


PENUTUP
Kebijakan perlindungan anak ini mengikat secara internal dan eksternal. Demikian KPA ini
disusun untuk menjadi acuan dalam pelaksanaan program kerja SCF.

Ditetapkan di : Makassar
Pada tanggal : 5 Juni 2015

Dewan Pengurus Harian
Sulawesi Community Foundation

ARHAM, SP. MSc.
Direktur Executive