KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN (2)

KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN
Ketentuan umum dan Tata cara perpajakan adalah segala pengertian, ketentuan
perturan dan hal –hal yag menyangkut perpajakan menurut Undang-Undang No.6 Tahun
1983 sebagaimana yng telah diubah terakhir dengan Undang Undang Republik Indonesia
No.16 Tahun 2000 (UU KUP)
Ketantauan umum di dalam Undang-Undang tersebut adalah
1. Wajib pajak adalah orang pribadi atau badan yang menurut ketentuan peraturan
perundang-undangan dan perpajakan ditentukan untuk melakukan kewajiban
perpajakan , termaksut memungut pajak atau memotong pajak tertantu.
2. Badan adalah sekumpulan orang dan atau modal yang merupakan kesatuan baik
melakukan usaha maupun yang tidak melakukan usaha yang meliputi perseorangan
terbatas, perseorangan komanditer, perseorangan lainya Badan Usaha Milik Negara
atau daerah dengan anama dan dalam bentuk apapun, firma, kongsi, koperasi, Dana
pensiun , persekutuan, perkumpulan, yayassan, organisasi, massa, organisasi sosial
politik, atau organisasi sejenis, lembaga, bentuk usaha tetap, dan bentuk badan lainya
3. Pengusaha adalah Orang pribadi atau badan dalam bentuk apapun dalam kegiatan
usaha atau pekerjaan yang menghasilkan barang, melakukan usaha perdagangan
memanfaatkan barang yang tidak berwujud dari luar daerah pabean, melakukan usaha
jasa atau memanfaatkan jasa dari luar Daerah Pabean.
4.


Pengusaha Kena pajak adalah pengusaha yang sebagaimana dimaksud pada angka 3
yang melakuakan penyerahan Jasa kena Pajak yang dikarenakan pajak berdasarkan
Undang-undang Pajak berdasarkan nilai 1984 dan perubahanya tidak ntermaksut
pengusaha kecil yang memilih untuk dikukuhkan menjadi pengusaha kena pajak.

5. Nomor pokok wajib pajak adalah nomor yang diberikan kepada wajib pajak sebagai
sarana dalam administrasi perpajakan yang dipergunakan sebagai tanda pengenal diri
atau identitas wajib pajak dalam melaksanakan hak dan kewajiban perpajaknnya.
6. Masa pajak adalah jangka waktu 1 (Satu) bulan takwim

1. Teori Asuransi
Negara melindungi keselamatan jiwa, harta benda, dan hak-hak rakyatnya. Oleh karena itu
rakyat harus membayar pajak yang diibaratkan sebagai suatu premi asuransi karena
memperoleh jaminan perlindungan tersebut.
2. Teori Kepentingan
Pembagian beban pajak kepada rakyat didasarkan pada kepentingan (misalnya perlindungan)
masing-masing orang, semakin besar kepentingan seseorang terhadap negara, makin tinggi
pajak yang harus dibayar.
3. Teori Daya Pikul


Beban pajak untuk semua orang harus sama beratnya, artinya pajak harus dibayar sesuai
dengan daya pikul masing-masing orang. Untuk mengukur daya pikul dapat digunakan 2
pendekatan yaitu:


Unsur objektif, dengan melihat besarnya penghasilan atau kekayaan yang dimiliki
oleh seseorang.



Unsur subjektif, dengan memperhatikan besarnya kebutuhan materiil yang harus
dipenuhi.

4. Teori Bakti
Dasar keadilan pemungutan pajak terletak pada hubungan rakyat dapat negaranya. Sebagai
warga negara yang berbakti, rakyat harus selalu menyadari bahwa pembayaran pajak adalah
sebagai suatu kewajiban.
5. Teori Asas Daya Beli
Dasar keadilan terletak pada akibat pemungutan pajak. Maksudnya memungut pajak berarti
menarik daya beli dari rumah tangga masyarakat untuk rumah tangga negara. Selanjutnya

negara akam menyalurkannya kembali ke masyarakat dalam bentuk pemeliharaan
kesejahteraan masyarakat. Dengan demikian kepentingan seluruh masyarakat lebih
diutamakan