ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
Oleh:
Dinda Ameilia H. NIM:
071311633052
Jurusan Ilmu Informasi dan Perpustakaan S-1
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Airlangga
Surabaya
2013
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah saya panjatkan kehadirat Allah SWT,
karena
berkat
rahmat
serta
hidayah-Nya,
saya
dapat
menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang bertemakan “Ilmu Sosial
dan Ilmu Politik.”
Karya
pengertian
Tulis
Ilmiah
tentang
ini
Ilmu
bertujuan
Sosial
dan
untuk
Ilmu
menganalisis
Politik
yang
berkembang di masa sekarang ini. Karya Tulis Ilmiah ini dibuat
sebagai wadah untuk pembelajaran dalam menyusun karya
ilmiah penelitian. Saya mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan.
Saya menyadari bahwa pelaksanaan tugas karya ilmiah ini
masih memiliki banyak kekurangan. Saya mengharap saran
dan kritik yang bersifat membangun untuk perbaikan ke depan.
Semoga Karya Tulis Ilmiah ini bermanfaat bagi semua pihak.
Surabaya, 31 Agustus 2013
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Di Era Globalisasi sekarang ini banyak
sekali
masyarakat
bahkan
termasuk
mahasiswa yang belum memahami tentang
pengertian
dan
penjelasan
tentang
Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik , baik secara umum
ataupun secara khusus.
Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik
sendiri
adalah Ilmu yang seharusnya kita pahami ,
karena selama kita belajar di Universitas
Airlangga ini para mahasiswa akan selalu
berkutat pada hal – hal yang berhubungan
dengan Ilmu Sosial dan Ilmu Politik tersebut.
1.2 RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan
diatas, maka dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Apa pengertian dari Ilmu Sosial ?
2. Apa pengertian dari Ilmu Politik ?
3. Apa tujuan kita mempelajarinya ?
1.3 TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN
Berdasarkan rumusan masalah tersebut maka dapat
diketahui tujuan penelitian, yaitu:
1. Memahami dan menyadari adanya kenyataan –
kenyataan social dan masalah – masalah social
yang ada dalam masyarakat
2. Peka terhadap masalah – masalah social dan
tanggap dalam ikut serta dalam usaha – usaha
menanggulanginya
3. Menyadari bahwa setiap masalah social yang
timbul
dalam
kompleks
dan
masyarakat
hanya
dapat
selalu
bersifat
mendekatinya
(mempelajarinya) secara kritis – interdisipliner
4. Memahami jalan pikiran para ahli dalam bidang
ilmu pengetahuan lain dan dapat berkomunikasi
dengan mereka dalam rangka penanggulangan
masalah social yang timbul dalam masyarakat
BAB II
HASIL DAN PEMBAHASAN
2.1 ISI PEMBAHASAN
Ilmu
sosial atau ilmu
pengetahuan
sosial adalah sekelompok disiplin akademis
yang
mempelajari
berhubungan
aspek-aspek
yang
dengan manusia dan
lingkungan
dengan
sosialnya.
seni
dan
menekankan
Ilmu
ini
berbeda
humaniora
karena
penggunaan metode
ilmiah dalam mempelajari manusia, termasuk
metoda kuantitatif dan kualitatif. Istilah ini
juga termasuk menggambarkan penelitian
dengan cakupan yang luas dalam berbagai
lapangan
meliputi
perilaku
dan
interaksi
manusia pada masa kini dan masa lalu.
Berbeda dengan ilmu sosial secara umum,
IPS tidak memusatkan diri pada satu topik
secara mendalam melainkan memberikan
tinjauan yang luas terhadap masyarakat.
Ilmu sosial, dalam mempelajari aspekaspek masyarakat secara subjektif, intersubjektif,
dan
objektif
atau
struktural,
sebelumnya dianggap kurang ilmiah bila
dibanding
dengan ilmu
alam.
Namun
sekarang, beberapa bagian dari ilmu sosial
telah
banyak
kuantitatif.
menggunakan
Demikian
pula,
metoda
pendekatan
interdisiplin
dan
lintas
-
disiplin
dalam
penelitian sosial terhadap perilaku manusia
serta faktor sosial dan lingkungan yang
mempengaruhinya telah membuat banyak
peneliti ilmu alam tertarik pada beberapa
aspek
dalam
metodologi
ilmu
sosial.
Penggunaan metoda kuantitatif dan kualitatif
telah makin banyak diintegrasikan dalam
studi
tentang
tindakan
manusia
serta
implikasi dan konsekuensinya.
Ilmu – Ilmu social
bertujuan untuk
mengkaji keteraturan – keteraturan yang
terdapat dalam hubungan antara manusia.
Untuk mengkaji hal ini digunakan metode
ilmiah sebagai pinjaman dari ilmu – ilmu
alamiah. Tapi hasil penelitiannya tidak 100%
benar,
hanya
mendekati
kebenaran.
Sebabnya ialah keteraturan dalam hubungan
antara manusia ini tidak dapat berubah dari
saat ke saat.
Politik adalah proses pembentukan dan
pembagian kekuasaan dalam masyarakat ya
ng antara lain berwujud proses pembuatan
keputusan,
khususnya
Pengertian
ini
dalam
negara.
merupakan
upaya
penggabungan antara berbagai definisi yang
berbeda
mengenai
hakikat politik
yang
dikenal dalam ilmu politik.
Politik adalah seni dan ilmu untuk meraih
kekuasaan
secara konstitusional maupun nonkonstitusio
nal.
Di samping itu politik juga dapat ditilik
dari sudut pandang berbeda, yaitu antara
lain:
politik
adalah
warga
negara
kebaikan
Aristoteles)
usaha
yang
untuk
bersama
ditempuh
mewujudkan
(teori
klasik
politik adalah hal yang berkaitan dengan
penyelenggaraan
pemerintahan
dan
negara
politik
merupakan
diarahkan
untuk
mempertahankan
kegiatan
mendapatkan
kekuasaan
yang
dan
di
masyarakat
politik adalah segala sesuatu tentang
proses
perumusan
dan
pelaksanaan kebijakan publik.
Dalam konteks memahami politik perlu
dipahami
beberapa
kunci,
antara
lain:
kekuasaan politik, legitimasi, sistem politik,
perilaku
politik, partisipasi
politik,
proses
politik, dan juga tidak kalah pentingnya untuk
mengetahui
politik.
seluk
beluk
tentang partai
Dalam perkembangan selanjutnya ilmu
politik berkembang menjadi suatu disipin
ilmu pengetahuan sebagai bagian dari ilmuilmu sosial. Ilmu politik di sini merupakan
ilmu pengetahuan yang mempelajari negara
(
struktur
dan
pengambilan
pembagian
dalam
dan
lembaganya),
kekuasaan,
keputusan,
kebijakan,
pengalokasian
nilai
masyarakat.
Implikasi
yang
nilai
lebih
lanjut, dari adanya perbedaan definisi ilmu
politik ini, adalah (a) terjadinya sejumlah
pengembangan makna dari politik, dan (b)
luas cakupan ilmu politik atau objek kajian
politik yang semkain berkembang. Pada satu
sisi, gejala serupa ini merupakan sebuah
dinamika
dan
perkembangan
yang
menggembirakan mengenai sebuah disiplin
ilmu. Namun pada sisi lain, dapat melahirkan
adanya ambiguitas makna dan objek kajian
ilmu politik. Untuk kepentingan penegasan
politik sebagai sebuah disiplin ilmu, maka
dibutuhkan upaya-upaya sistematik, untuk
merinci ulang mengenai definisi atau sasaran
ilmu politik. Ketiga perspektif pendefinisian
ini, secara akademik bisa dipisahkan antara
satu dengan yang lainnya, namun tidak
dapat dipisahkan secara empirik. Artinya,
kendatipun dalam kerangka teroritik bisa
diddefinitifkan
secara
distinc
(tegas
berbeda), namun dalam realitas politiknya,
sangat sulit untuk dipisah-pisahkan, karena
antara satu dengan yang lainnya, terjadi
saling berkaitan.
1.Pendefinisian secara institusional
Konsep institusional yang dimaksudkan di
sini, yaitu kelembagaan. Dengan kata lain,
terdapat
sejumlah
ilmuwan
politik
yang
mendefinisikan ilmu politik sebagai ilmu yang
mempelajari
seperti
Perwakilan
lembaga-lembaga
negara,
Rakyat
pemerintah,
dan
politik,
Dewan
sebagainya
berdasarkan struktur dan dokumen-dokumen
resmi
tentang
lembaga-lembaga
yang
bersangkutan.
Dillon, Leiden dan Stewart mengatakan
bahwa ilmu politik adalah ‘the scientific study
of the organization of the state and its
government and the political activity of its
citizens’. Dalam pandangan ini, ilmu politik
lebih
ditekankan
pada
studi
mengenai
organisasi kenegaraan dan pemerintahannya,
termasuk di dalamnya adalah aktivitas warga
negaranya itu sendiri.
Dari contoh pendefinisian ilmu politik
tersebut, terang sudah bagi kita bahwa ilmu
politik,
bentuk
adalah
ilmu
negara,
yang
mempelajarai
struktur
organisasi
kenegeraan, alat-alat negara atau perangkat
kenegaraan
dalam
pemerintahan
kenegaraan
guna
itu
menjalan
mencapai
sendiri.
dalam
roda
tujuan
batasan
tertentu, pada sisi inilah, definisi ilmu politik
bersinggungan erat dengan ilmu negara atau
ilmu tata negara.
Perbedaan definisi ketiga ilmu tersebut
adalah pada titik tekan kajian. Ilmu negara,
merupakan ilmu yang bersifat general dan
abstrak
di
dalam
negara,
misalnya
negara
dan
mempelajari
hakikat
sejarah
negara,
terbentuk
sebuah
tujuan
negara.
sedangkan ilmu tata negara, adalah ilmu
negara yang lebih spesifik, terfokus pada
sebuah
sistem
ketatanegaraan
sebuah
negara. Dalam ilmu tata negara ini, dipelajari
sebuah susunan keorganisasian.
Pandangan lain, yang sejalan dengan
pemikiran ini, yaitu Roger F. Soltau dalam
bukunya Introduction to Politics menyatakan:
‘Political science is the study of the state, its
aims and purposes… the institutions by
which these are going to be realized, its
relations with its individual members and
other
bahwa
states’.
ilmu
J.
Barent
politik
mengungkapkan
adalah
mempelajari
kehidupan
merupakan
bagian
ilmu
negara,
dari
yang
yang
kehidupan
masyarakat. Ilmu Politik mempelajari negaranegara itu melaksanakan tugas-tugasnya’,
2.Pendefinisian secara fungsional
Terhadap
definisi
yang
bersifat
institusional ini, tidak memberikan sebuah
kegairahan akademik ilmu politik. Sejumlah
pandangan dan kritik terhadap pendefinisian
institusional itu terus berkembang. Mereka
memandang
bahwa
definisi
secara
institusional, tampak pasif dan formalistic.
Sebagai reaksi terhadap definisian politik
secara fungsional ini, memunculkan ilmuwan
politik yang menggunakan konteks fungsi
dan aktivitas politik yang dinamis sebagai
cirri khas dari kajian ilmu politik Pendefinisian
ini didasari suatu asumsi bahwa lembaga-
lembaga politik merupakan sesuatu yang
dinamis yang tidak luput dari pengawasan
faktor-faktor non yuridis.
Dalam real politics, kelompok-kelompok
berkepentingan
(pressure
group)
adalah
kelompok yang turut menumbuhkembangkan
dinamika
politik.
Oleh
karena
itu
pula,
aktivitas lobbying, tekanan politik, pendapat
umum atau opini, merupakan bagian dari
ilmu politik itu sendiri. Definisi ini sangat
tegas, ilmu politik itu berkaitan erat dengan
aktivitas
konteks
politik
interaksi
itu
sendiri,
antar
baik
dalam
individu,
antara
individu dengan negara, maupun aktivitas
antara negara dengan negara. salah satu
diantara hubungan antara individu dengan
negara,
adalah
pelaksanaan
pemilihan
umum.
Pemilihan
umum,
bukan
merupakan
sebuah alat atau organisasi negara. Pemilu
adalah aktivitas politik, atau fungsi dari
sebuah
sistem
sosial
demokrasi.
Namun
demikian, Pemilu sudah pasti sangat jelas
identitas kepolitisannya. Jika menggunakan
definisi institusional, maka masalah pemilu
ini tidak akan dapat dijelaskan dengan baik.
Oleh karena itu, pemilu sebagai sebuah
aktivitas politik, hanya bisa dijelaskan melalui
pendekatan fungsional dari ilmu politik itu
sendiri.
3. Pendefinisian menurut hakikat politik
itu sendiri.
Para sarjana ilmu politik pada umumnya
sependapat bahwa hakekat politik adalah
kekuasaan (Goodin dan Klingemann,) Dalam
konteks
ini,
Goodin
dan
Klingemann
mengatakan bahwa ‘politics might best be
characterized as the constrained use of social
power’.
Proses
politik
adalah
serentetan
peristiwa
yang
berhubungan
kekuasaan.
Politik
merupakan
dengan
perjuangan
untuk memperoleh kekuasaan, teknik untuk
menjalankan
kekuasaan,
masalah
pelaksanaan dan kontrol kekuasaan, atau
pembentukan dan penggunaan kekuasaan.
Dalam konteks ini, salah satu definisi
dikemukakan
oleh
Delair
mengatakan
bahwa,
Noer
secara
yang
definitif
dikatakan bahwa ilmu politik memusatkan
perhatiannya
pada
masalah
kekuasaaan
dalam kehidupan bersama atau masyarakat.
Pemikiran ini sejalan dengan pandangan Iwa
Kusumasumantri, yang berpendapat bahwa
ilmu politik ialah ilmu yang memberikan
pengetahuan tentang segala sesuatu kearah
usaha penguasaan negara dan alat-alatnya
atau
untuk
mempertahankan
kedudukan/penguasaannya atau negara dan
alat-alatnya
itu,
dan/atau
untuk
melaksanakan hubungan-hubungan tertentu
dengan negara-negara lain atau rakyatnya
Jadi
menurut
pendefinisian
hakekat
kekuasaan, ilmu politik adalah ilmu tentang
kekuasaan, karena hakekat politik itu sendiri
adalah tentang kekuasan. Hal ini didasari
oleh
suatu
kesadaran
bahwa
faktor
kekuasaan mempunyai peranan yang sangat
penting
dalam
kehidupan
sosial.
Pendefinisian ilmu politik menurut hakikat
kekuasaan dapat dibagi dalam tiga golongan,
yaitu :
(1)
Pendekatan
Postulation,
dengan
tokohnya Catlin. Menurut pendekatan ini ilmu
politik adalah ilmu yang meneliti manusia
yang
berusaha
sebagaimana
memperoleh
ekonomi
kekuasaan
meneliti
manusia
dalam usahanya memperoleh kemakmuran.
(2)
tokohnya
Pendekatan
oleh
Psikologis,
Laswell
dan
dengan
Schumman.
Menurut pendekatan ini ilmu politik adalah
ilmu yang meneliti latar belakang psikologis
tentang
kehausan
kekuasaan,
motivasi
memperoleh dan menggunakan kekuasaan.
(3)
Pendekatan
Sosologis,
dengan
tokohnya Charles Merriam dan Lord Russel.
Pendekatan
Sosiologis
menganalisa
kekuasaan sebagai gejala sosial, di mana
kekuasaan
itu
berlaku
atau
digunakan
sebagai alat untuk menjelaskan keadaan
masyarakat. Berdasarkan kajian tersbut di
atas, dapat dikemukakan bahwa ilmu politik
terkait erat dengan dua wilayah yang sangat
luas.
Satu
sisi
berkaitan
erat
dengan
fenomena ebjektif, misalnya struktur negara
dan variasi alat-alat negara. Namun pada sisi
yang lainnya, terkait erat dengan masalah
subjektif,
misalnya
saja
kekuasaan,
kepentingan dan aspirasi.
Sebagai
perbandingan,
dapat
dikemukakan kategorisasi yang dikemukakan
oleh
Teuku
Rudy
(1992:9).
Dalam
menjelaskan bidang kajian dan sasaran ilmu
politik, Teuku Rudy menyebutkan ada 5
bidang kajian ilmu politik. a.Ilmu politik
adalah ilmu yang mempelajari hal ihwal
Negara. Salah satu diantara tokoh yang
dapat dikategorikan ke dalam kelompok ini
adalah :
Ilmu politik adalah ‘ the science which is
concerned with the state in its conditions, in
its essential nature, its various form or
manifestation
(and)
its
development’.
(Blunctshil, 1921.)
Ilmu politik adalah ‘is correctly designed
the science of State” : Objectively gathering
and classifying fact about the State is the
main purpose of the branch of learning’.
(Jacobsen and Lipman, ).
Ilmu
politik
mempelajari
adalah
(negara
dan)
ilmu
yang
pemerintahan.
Salah
satu
diantara
tokoh
yang
dapat
dikategorikan ke dalam kelompok ini adalah :
Ilmu
politik
adalah,
‘the
study
of
the
formation, form, and processes of the states
and government’ (White, ).
Ilmu
politik
adalah
ilmu
yang
mempelajari gejala kekuasaan. Salah satu
diantara tokoh yang dapat dikategorikan ke
dalam
kelompok
ini
adalah
:
Ilmu politik adalah, ‘the science of political
power
and
interaction
political
and
purpose
in
their
interdependence’
(Felctheim,).
Ilmu politik ditempatkan ‘ as one of the
police science- that which study indulgency
and
power
as
instruments
of
such
integrations’ dan bahwa ‘ political science is
concerned with power in general with all the
form in which is accurse’. (Klaswell dan
Abraham Kaplan,).
Ilmu
politik
adalah
ilmu
yang
mempelajari pembentukan dan pembagian
kekuasaan’,
Ilmu
politik
adalah
ilmu
yang
mempelajari kelembagaan masyarakat. Salah
satu diantara tokoh yang dapat dikategorikan
ke dalam kelompok ini
Politics
adalah:
therefore
economics
in
being
is
different
concerned
with
from
the
organization of society for the purpose if
obtaining a life which is fine in quality’ (Burn
dalam Gie, 1978 : 12)
Ilmu
politik
adalah
tindakan
yang
dijalankan menurut suatu rencana tertentu,
yang terorganisir dan terarah yang secara
tekun
berusaha
mempertahankan
masyarakat.
atau
menghasilkan,
merubah
susunan
Ilmu
politik
adalah
ilmu
yang
mempelajari kegiatan politik Negara
Dengan
menggunakan
klasifikasi
hal
tersebut, maka dimungkinkan terjadi pula
perbedaan
klasifikasi
antara
satu
tokoh
dengan tokoh yang lainnya. Hal demikian,
merupakan
tradisi
yang
perkembangan ilmu politik.
sehat
bagi
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Menurut umum atau warga masyarakat ,
segala
sesuatu
yang
menyangkut
kepentingan umum adalah masalah social.
Menurut ahli masalah social adalah suatu
kondisi atau perkembangan yang terwujud
dalam masyarakat yang berdasarkan atas
studi
,
mempunyai
sifat
yang
dapat
menimbulkan kekacauan terhadap kehidupan
warga masyarakat secara keseluruhan.
Contohnya pedagang kaki lima, secara
umum ini bukan suatu masalah social tetapi
secara ahli ini merupakan salah satu dari
masalah social, karena pedagang kaki lima
secara tidak langsung mereka melanggar
peraturan, dan dampak – dampak jangka
panjang yang diakibatkan oleh pedagang
kaki lima.
Berdasarkan
pengertian
diatas,
maka
masalah – masalah social ini pengertiannya
terutama ditekankan pada adanya kondisi
atau
sesuatu
keadaan
tertentu
dalam
kehidupan social warga masyarakat yang
bersangkutan. Kondisi atau keadaan social
tertentu, sebenarnya merupakan proses hadil
dari
proses
berusaha
kehidupan
untuk
manusia
memenuhi
yang
kebutuhan
–
kebutuhan jasmaniyah , kebutuhan social dan
kebutuhan – kebutuhan kejiwaan.
Dalam usaha – usaha untuk pemenuhan
kebutuhan – kebutuhan tersebut, manusia
menggunakan kebudayaan sebagai model –
model
petunjuk
lingkungan
di
dalam
alamnya
dan
menggunakan
social
di
masyarakat. Perwujudan ini adalah suatu
kondisi atau keadaan dimana manusia itu
hidup di dalam masyarakat. Kondisi – kondisi
itu bukan sesuatu yang tetap tetapi selalu
dalam proses perubahan.
Tujuan saya membuat Karya Tulis Ilmiah
ini selain untuk tugas , disamping itu saya
juga bertujuan agar mengkaji gejala – gejala
social agar daya tanggap ,, presepsi dan
penalaran
mahasiswa
dalam
menghadapi
lingkungan socialnya dapat ditingkatkan ,
sehingga lebih peka terhadapnya.
1. Memahami
dan
menyadari
adanya
kenyataan-kenyataan sosial dan masalah
–
masalah
sosial
yang
ada
dalam
masyarakat.
2. Peka terhadap masalah-masalah sosial
dan tanggap untuk ikut serta dalam
usaha-usaha menanggulanginya.
3. Menyadari bahwa setiap masalah sosial
yang timbul dalam masyarakat selalu
bersifat
kompleks
mendekatinya
dan
hanya
mempelajarinya
dapat
secara
kritis dan interdisipliner.
4.
Memahami jalan pikiran para ahli dari
bidang ilmu pengetahuan lain dandapat
berkomunikasi
dengan
mereka
dalam
rangka penanggulangan masalah sosial
yang timbul dalam masyarakat.
Oleh:
Dinda Ameilia H. NIM:
071311633052
Jurusan Ilmu Informasi dan Perpustakaan S-1
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Airlangga
Surabaya
2013
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah saya panjatkan kehadirat Allah SWT,
karena
berkat
rahmat
serta
hidayah-Nya,
saya
dapat
menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang bertemakan “Ilmu Sosial
dan Ilmu Politik.”
Karya
pengertian
Tulis
Ilmiah
tentang
ini
Ilmu
bertujuan
Sosial
dan
untuk
Ilmu
menganalisis
Politik
yang
berkembang di masa sekarang ini. Karya Tulis Ilmiah ini dibuat
sebagai wadah untuk pembelajaran dalam menyusun karya
ilmiah penelitian. Saya mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan.
Saya menyadari bahwa pelaksanaan tugas karya ilmiah ini
masih memiliki banyak kekurangan. Saya mengharap saran
dan kritik yang bersifat membangun untuk perbaikan ke depan.
Semoga Karya Tulis Ilmiah ini bermanfaat bagi semua pihak.
Surabaya, 31 Agustus 2013
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Di Era Globalisasi sekarang ini banyak
sekali
masyarakat
bahkan
termasuk
mahasiswa yang belum memahami tentang
pengertian
dan
penjelasan
tentang
Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik , baik secara umum
ataupun secara khusus.
Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik
sendiri
adalah Ilmu yang seharusnya kita pahami ,
karena selama kita belajar di Universitas
Airlangga ini para mahasiswa akan selalu
berkutat pada hal – hal yang berhubungan
dengan Ilmu Sosial dan Ilmu Politik tersebut.
1.2 RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan
diatas, maka dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Apa pengertian dari Ilmu Sosial ?
2. Apa pengertian dari Ilmu Politik ?
3. Apa tujuan kita mempelajarinya ?
1.3 TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN
Berdasarkan rumusan masalah tersebut maka dapat
diketahui tujuan penelitian, yaitu:
1. Memahami dan menyadari adanya kenyataan –
kenyataan social dan masalah – masalah social
yang ada dalam masyarakat
2. Peka terhadap masalah – masalah social dan
tanggap dalam ikut serta dalam usaha – usaha
menanggulanginya
3. Menyadari bahwa setiap masalah social yang
timbul
dalam
kompleks
dan
masyarakat
hanya
dapat
selalu
bersifat
mendekatinya
(mempelajarinya) secara kritis – interdisipliner
4. Memahami jalan pikiran para ahli dalam bidang
ilmu pengetahuan lain dan dapat berkomunikasi
dengan mereka dalam rangka penanggulangan
masalah social yang timbul dalam masyarakat
BAB II
HASIL DAN PEMBAHASAN
2.1 ISI PEMBAHASAN
Ilmu
sosial atau ilmu
pengetahuan
sosial adalah sekelompok disiplin akademis
yang
mempelajari
berhubungan
aspek-aspek
yang
dengan manusia dan
lingkungan
dengan
sosialnya.
seni
dan
menekankan
Ilmu
ini
berbeda
humaniora
karena
penggunaan metode
ilmiah dalam mempelajari manusia, termasuk
metoda kuantitatif dan kualitatif. Istilah ini
juga termasuk menggambarkan penelitian
dengan cakupan yang luas dalam berbagai
lapangan
meliputi
perilaku
dan
interaksi
manusia pada masa kini dan masa lalu.
Berbeda dengan ilmu sosial secara umum,
IPS tidak memusatkan diri pada satu topik
secara mendalam melainkan memberikan
tinjauan yang luas terhadap masyarakat.
Ilmu sosial, dalam mempelajari aspekaspek masyarakat secara subjektif, intersubjektif,
dan
objektif
atau
struktural,
sebelumnya dianggap kurang ilmiah bila
dibanding
dengan ilmu
alam.
Namun
sekarang, beberapa bagian dari ilmu sosial
telah
banyak
kuantitatif.
menggunakan
Demikian
pula,
metoda
pendekatan
interdisiplin
dan
lintas
-
disiplin
dalam
penelitian sosial terhadap perilaku manusia
serta faktor sosial dan lingkungan yang
mempengaruhinya telah membuat banyak
peneliti ilmu alam tertarik pada beberapa
aspek
dalam
metodologi
ilmu
sosial.
Penggunaan metoda kuantitatif dan kualitatif
telah makin banyak diintegrasikan dalam
studi
tentang
tindakan
manusia
serta
implikasi dan konsekuensinya.
Ilmu – Ilmu social
bertujuan untuk
mengkaji keteraturan – keteraturan yang
terdapat dalam hubungan antara manusia.
Untuk mengkaji hal ini digunakan metode
ilmiah sebagai pinjaman dari ilmu – ilmu
alamiah. Tapi hasil penelitiannya tidak 100%
benar,
hanya
mendekati
kebenaran.
Sebabnya ialah keteraturan dalam hubungan
antara manusia ini tidak dapat berubah dari
saat ke saat.
Politik adalah proses pembentukan dan
pembagian kekuasaan dalam masyarakat ya
ng antara lain berwujud proses pembuatan
keputusan,
khususnya
Pengertian
ini
dalam
negara.
merupakan
upaya
penggabungan antara berbagai definisi yang
berbeda
mengenai
hakikat politik
yang
dikenal dalam ilmu politik.
Politik adalah seni dan ilmu untuk meraih
kekuasaan
secara konstitusional maupun nonkonstitusio
nal.
Di samping itu politik juga dapat ditilik
dari sudut pandang berbeda, yaitu antara
lain:
politik
adalah
warga
negara
kebaikan
Aristoteles)
usaha
yang
untuk
bersama
ditempuh
mewujudkan
(teori
klasik
politik adalah hal yang berkaitan dengan
penyelenggaraan
pemerintahan
dan
negara
politik
merupakan
diarahkan
untuk
mempertahankan
kegiatan
mendapatkan
kekuasaan
yang
dan
di
masyarakat
politik adalah segala sesuatu tentang
proses
perumusan
dan
pelaksanaan kebijakan publik.
Dalam konteks memahami politik perlu
dipahami
beberapa
kunci,
antara
lain:
kekuasaan politik, legitimasi, sistem politik,
perilaku
politik, partisipasi
politik,
proses
politik, dan juga tidak kalah pentingnya untuk
mengetahui
politik.
seluk
beluk
tentang partai
Dalam perkembangan selanjutnya ilmu
politik berkembang menjadi suatu disipin
ilmu pengetahuan sebagai bagian dari ilmuilmu sosial. Ilmu politik di sini merupakan
ilmu pengetahuan yang mempelajari negara
(
struktur
dan
pengambilan
pembagian
dalam
dan
lembaganya),
kekuasaan,
keputusan,
kebijakan,
pengalokasian
nilai
masyarakat.
Implikasi
yang
nilai
lebih
lanjut, dari adanya perbedaan definisi ilmu
politik ini, adalah (a) terjadinya sejumlah
pengembangan makna dari politik, dan (b)
luas cakupan ilmu politik atau objek kajian
politik yang semkain berkembang. Pada satu
sisi, gejala serupa ini merupakan sebuah
dinamika
dan
perkembangan
yang
menggembirakan mengenai sebuah disiplin
ilmu. Namun pada sisi lain, dapat melahirkan
adanya ambiguitas makna dan objek kajian
ilmu politik. Untuk kepentingan penegasan
politik sebagai sebuah disiplin ilmu, maka
dibutuhkan upaya-upaya sistematik, untuk
merinci ulang mengenai definisi atau sasaran
ilmu politik. Ketiga perspektif pendefinisian
ini, secara akademik bisa dipisahkan antara
satu dengan yang lainnya, namun tidak
dapat dipisahkan secara empirik. Artinya,
kendatipun dalam kerangka teroritik bisa
diddefinitifkan
secara
distinc
(tegas
berbeda), namun dalam realitas politiknya,
sangat sulit untuk dipisah-pisahkan, karena
antara satu dengan yang lainnya, terjadi
saling berkaitan.
1.Pendefinisian secara institusional
Konsep institusional yang dimaksudkan di
sini, yaitu kelembagaan. Dengan kata lain,
terdapat
sejumlah
ilmuwan
politik
yang
mendefinisikan ilmu politik sebagai ilmu yang
mempelajari
seperti
Perwakilan
lembaga-lembaga
negara,
Rakyat
pemerintah,
dan
politik,
Dewan
sebagainya
berdasarkan struktur dan dokumen-dokumen
resmi
tentang
lembaga-lembaga
yang
bersangkutan.
Dillon, Leiden dan Stewart mengatakan
bahwa ilmu politik adalah ‘the scientific study
of the organization of the state and its
government and the political activity of its
citizens’. Dalam pandangan ini, ilmu politik
lebih
ditekankan
pada
studi
mengenai
organisasi kenegaraan dan pemerintahannya,
termasuk di dalamnya adalah aktivitas warga
negaranya itu sendiri.
Dari contoh pendefinisian ilmu politik
tersebut, terang sudah bagi kita bahwa ilmu
politik,
bentuk
adalah
ilmu
negara,
yang
mempelajarai
struktur
organisasi
kenegeraan, alat-alat negara atau perangkat
kenegaraan
dalam
pemerintahan
kenegaraan
guna
itu
menjalan
mencapai
sendiri.
dalam
roda
tujuan
batasan
tertentu, pada sisi inilah, definisi ilmu politik
bersinggungan erat dengan ilmu negara atau
ilmu tata negara.
Perbedaan definisi ketiga ilmu tersebut
adalah pada titik tekan kajian. Ilmu negara,
merupakan ilmu yang bersifat general dan
abstrak
di
dalam
negara,
misalnya
negara
dan
mempelajari
hakikat
sejarah
negara,
terbentuk
sebuah
tujuan
negara.
sedangkan ilmu tata negara, adalah ilmu
negara yang lebih spesifik, terfokus pada
sebuah
sistem
ketatanegaraan
sebuah
negara. Dalam ilmu tata negara ini, dipelajari
sebuah susunan keorganisasian.
Pandangan lain, yang sejalan dengan
pemikiran ini, yaitu Roger F. Soltau dalam
bukunya Introduction to Politics menyatakan:
‘Political science is the study of the state, its
aims and purposes… the institutions by
which these are going to be realized, its
relations with its individual members and
other
bahwa
states’.
ilmu
J.
Barent
politik
mengungkapkan
adalah
mempelajari
kehidupan
merupakan
bagian
ilmu
negara,
dari
yang
yang
kehidupan
masyarakat. Ilmu Politik mempelajari negaranegara itu melaksanakan tugas-tugasnya’,
2.Pendefinisian secara fungsional
Terhadap
definisi
yang
bersifat
institusional ini, tidak memberikan sebuah
kegairahan akademik ilmu politik. Sejumlah
pandangan dan kritik terhadap pendefinisian
institusional itu terus berkembang. Mereka
memandang
bahwa
definisi
secara
institusional, tampak pasif dan formalistic.
Sebagai reaksi terhadap definisian politik
secara fungsional ini, memunculkan ilmuwan
politik yang menggunakan konteks fungsi
dan aktivitas politik yang dinamis sebagai
cirri khas dari kajian ilmu politik Pendefinisian
ini didasari suatu asumsi bahwa lembaga-
lembaga politik merupakan sesuatu yang
dinamis yang tidak luput dari pengawasan
faktor-faktor non yuridis.
Dalam real politics, kelompok-kelompok
berkepentingan
(pressure
group)
adalah
kelompok yang turut menumbuhkembangkan
dinamika
politik.
Oleh
karena
itu
pula,
aktivitas lobbying, tekanan politik, pendapat
umum atau opini, merupakan bagian dari
ilmu politik itu sendiri. Definisi ini sangat
tegas, ilmu politik itu berkaitan erat dengan
aktivitas
konteks
politik
interaksi
itu
sendiri,
antar
baik
dalam
individu,
antara
individu dengan negara, maupun aktivitas
antara negara dengan negara. salah satu
diantara hubungan antara individu dengan
negara,
adalah
pelaksanaan
pemilihan
umum.
Pemilihan
umum,
bukan
merupakan
sebuah alat atau organisasi negara. Pemilu
adalah aktivitas politik, atau fungsi dari
sebuah
sistem
sosial
demokrasi.
Namun
demikian, Pemilu sudah pasti sangat jelas
identitas kepolitisannya. Jika menggunakan
definisi institusional, maka masalah pemilu
ini tidak akan dapat dijelaskan dengan baik.
Oleh karena itu, pemilu sebagai sebuah
aktivitas politik, hanya bisa dijelaskan melalui
pendekatan fungsional dari ilmu politik itu
sendiri.
3. Pendefinisian menurut hakikat politik
itu sendiri.
Para sarjana ilmu politik pada umumnya
sependapat bahwa hakekat politik adalah
kekuasaan (Goodin dan Klingemann,) Dalam
konteks
ini,
Goodin
dan
Klingemann
mengatakan bahwa ‘politics might best be
characterized as the constrained use of social
power’.
Proses
politik
adalah
serentetan
peristiwa
yang
berhubungan
kekuasaan.
Politik
merupakan
dengan
perjuangan
untuk memperoleh kekuasaan, teknik untuk
menjalankan
kekuasaan,
masalah
pelaksanaan dan kontrol kekuasaan, atau
pembentukan dan penggunaan kekuasaan.
Dalam konteks ini, salah satu definisi
dikemukakan
oleh
Delair
mengatakan
bahwa,
Noer
secara
yang
definitif
dikatakan bahwa ilmu politik memusatkan
perhatiannya
pada
masalah
kekuasaaan
dalam kehidupan bersama atau masyarakat.
Pemikiran ini sejalan dengan pandangan Iwa
Kusumasumantri, yang berpendapat bahwa
ilmu politik ialah ilmu yang memberikan
pengetahuan tentang segala sesuatu kearah
usaha penguasaan negara dan alat-alatnya
atau
untuk
mempertahankan
kedudukan/penguasaannya atau negara dan
alat-alatnya
itu,
dan/atau
untuk
melaksanakan hubungan-hubungan tertentu
dengan negara-negara lain atau rakyatnya
Jadi
menurut
pendefinisian
hakekat
kekuasaan, ilmu politik adalah ilmu tentang
kekuasaan, karena hakekat politik itu sendiri
adalah tentang kekuasan. Hal ini didasari
oleh
suatu
kesadaran
bahwa
faktor
kekuasaan mempunyai peranan yang sangat
penting
dalam
kehidupan
sosial.
Pendefinisian ilmu politik menurut hakikat
kekuasaan dapat dibagi dalam tiga golongan,
yaitu :
(1)
Pendekatan
Postulation,
dengan
tokohnya Catlin. Menurut pendekatan ini ilmu
politik adalah ilmu yang meneliti manusia
yang
berusaha
sebagaimana
memperoleh
ekonomi
kekuasaan
meneliti
manusia
dalam usahanya memperoleh kemakmuran.
(2)
tokohnya
Pendekatan
oleh
Psikologis,
Laswell
dan
dengan
Schumman.
Menurut pendekatan ini ilmu politik adalah
ilmu yang meneliti latar belakang psikologis
tentang
kehausan
kekuasaan,
motivasi
memperoleh dan menggunakan kekuasaan.
(3)
Pendekatan
Sosologis,
dengan
tokohnya Charles Merriam dan Lord Russel.
Pendekatan
Sosiologis
menganalisa
kekuasaan sebagai gejala sosial, di mana
kekuasaan
itu
berlaku
atau
digunakan
sebagai alat untuk menjelaskan keadaan
masyarakat. Berdasarkan kajian tersbut di
atas, dapat dikemukakan bahwa ilmu politik
terkait erat dengan dua wilayah yang sangat
luas.
Satu
sisi
berkaitan
erat
dengan
fenomena ebjektif, misalnya struktur negara
dan variasi alat-alat negara. Namun pada sisi
yang lainnya, terkait erat dengan masalah
subjektif,
misalnya
saja
kekuasaan,
kepentingan dan aspirasi.
Sebagai
perbandingan,
dapat
dikemukakan kategorisasi yang dikemukakan
oleh
Teuku
Rudy
(1992:9).
Dalam
menjelaskan bidang kajian dan sasaran ilmu
politik, Teuku Rudy menyebutkan ada 5
bidang kajian ilmu politik. a.Ilmu politik
adalah ilmu yang mempelajari hal ihwal
Negara. Salah satu diantara tokoh yang
dapat dikategorikan ke dalam kelompok ini
adalah :
Ilmu politik adalah ‘ the science which is
concerned with the state in its conditions, in
its essential nature, its various form or
manifestation
(and)
its
development’.
(Blunctshil, 1921.)
Ilmu politik adalah ‘is correctly designed
the science of State” : Objectively gathering
and classifying fact about the State is the
main purpose of the branch of learning’.
(Jacobsen and Lipman, ).
Ilmu
politik
mempelajari
adalah
(negara
dan)
ilmu
yang
pemerintahan.
Salah
satu
diantara
tokoh
yang
dapat
dikategorikan ke dalam kelompok ini adalah :
Ilmu
politik
adalah,
‘the
study
of
the
formation, form, and processes of the states
and government’ (White, ).
Ilmu
politik
adalah
ilmu
yang
mempelajari gejala kekuasaan. Salah satu
diantara tokoh yang dapat dikategorikan ke
dalam
kelompok
ini
adalah
:
Ilmu politik adalah, ‘the science of political
power
and
interaction
political
and
purpose
in
their
interdependence’
(Felctheim,).
Ilmu politik ditempatkan ‘ as one of the
police science- that which study indulgency
and
power
as
instruments
of
such
integrations’ dan bahwa ‘ political science is
concerned with power in general with all the
form in which is accurse’. (Klaswell dan
Abraham Kaplan,).
Ilmu
politik
adalah
ilmu
yang
mempelajari pembentukan dan pembagian
kekuasaan’,
Ilmu
politik
adalah
ilmu
yang
mempelajari kelembagaan masyarakat. Salah
satu diantara tokoh yang dapat dikategorikan
ke dalam kelompok ini
Politics
adalah:
therefore
economics
in
being
is
different
concerned
with
from
the
organization of society for the purpose if
obtaining a life which is fine in quality’ (Burn
dalam Gie, 1978 : 12)
Ilmu
politik
adalah
tindakan
yang
dijalankan menurut suatu rencana tertentu,
yang terorganisir dan terarah yang secara
tekun
berusaha
mempertahankan
masyarakat.
atau
menghasilkan,
merubah
susunan
Ilmu
politik
adalah
ilmu
yang
mempelajari kegiatan politik Negara
Dengan
menggunakan
klasifikasi
hal
tersebut, maka dimungkinkan terjadi pula
perbedaan
klasifikasi
antara
satu
tokoh
dengan tokoh yang lainnya. Hal demikian,
merupakan
tradisi
yang
perkembangan ilmu politik.
sehat
bagi
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Menurut umum atau warga masyarakat ,
segala
sesuatu
yang
menyangkut
kepentingan umum adalah masalah social.
Menurut ahli masalah social adalah suatu
kondisi atau perkembangan yang terwujud
dalam masyarakat yang berdasarkan atas
studi
,
mempunyai
sifat
yang
dapat
menimbulkan kekacauan terhadap kehidupan
warga masyarakat secara keseluruhan.
Contohnya pedagang kaki lima, secara
umum ini bukan suatu masalah social tetapi
secara ahli ini merupakan salah satu dari
masalah social, karena pedagang kaki lima
secara tidak langsung mereka melanggar
peraturan, dan dampak – dampak jangka
panjang yang diakibatkan oleh pedagang
kaki lima.
Berdasarkan
pengertian
diatas,
maka
masalah – masalah social ini pengertiannya
terutama ditekankan pada adanya kondisi
atau
sesuatu
keadaan
tertentu
dalam
kehidupan social warga masyarakat yang
bersangkutan. Kondisi atau keadaan social
tertentu, sebenarnya merupakan proses hadil
dari
proses
berusaha
kehidupan
untuk
manusia
memenuhi
yang
kebutuhan
–
kebutuhan jasmaniyah , kebutuhan social dan
kebutuhan – kebutuhan kejiwaan.
Dalam usaha – usaha untuk pemenuhan
kebutuhan – kebutuhan tersebut, manusia
menggunakan kebudayaan sebagai model –
model
petunjuk
lingkungan
di
dalam
alamnya
dan
menggunakan
social
di
masyarakat. Perwujudan ini adalah suatu
kondisi atau keadaan dimana manusia itu
hidup di dalam masyarakat. Kondisi – kondisi
itu bukan sesuatu yang tetap tetapi selalu
dalam proses perubahan.
Tujuan saya membuat Karya Tulis Ilmiah
ini selain untuk tugas , disamping itu saya
juga bertujuan agar mengkaji gejala – gejala
social agar daya tanggap ,, presepsi dan
penalaran
mahasiswa
dalam
menghadapi
lingkungan socialnya dapat ditingkatkan ,
sehingga lebih peka terhadapnya.
1. Memahami
dan
menyadari
adanya
kenyataan-kenyataan sosial dan masalah
–
masalah
sosial
yang
ada
dalam
masyarakat.
2. Peka terhadap masalah-masalah sosial
dan tanggap untuk ikut serta dalam
usaha-usaha menanggulanginya.
3. Menyadari bahwa setiap masalah sosial
yang timbul dalam masyarakat selalu
bersifat
kompleks
mendekatinya
dan
hanya
mempelajarinya
dapat
secara
kritis dan interdisipliner.
4.
Memahami jalan pikiran para ahli dari
bidang ilmu pengetahuan lain dandapat
berkomunikasi
dengan
mereka
dalam
rangka penanggulangan masalah sosial
yang timbul dalam masyarakat.