GUNUNG KRAKATAU DAN ANAK KRAKATAU

GUNUNG KRAKATAU DAN ANAK KRAKATAU
Menikmati keindahan alam Indonesia bisa di mana saja. Salah satu keindahan
tersembunyi dan dekat dari Jakarta adalah Gunung Krakatau. Gunung Krakatau ini
menyimpan potensi keindahan alam yang menakjubkan karena akses untuk mencapai ke sini
bisa dibilang mudah. Anda bisa melalui Carita di Banten atau Lampung.
Walaupun bisa diakses dari kedua lokasi tersebut, Krakatau masuk dalam wilayah
Provinsi Lampung. Sebagai provinsi di ujung selatan Sumatera, Lampung menjadi gerbang
Sumatera bagi mereka yang berasal dari Jawa. Wilayah ini berbatasan dengan Selat Sunda di
selatan, Samudera Indonesia di barat, dan Laut Jawa di timur. Sebagian besar travelers yang
ingin mengunjungi Krakatau melalui Pulau Sabesi di Lampung dan menyewa kapal di sini.
Pada tahun 1800-an Gunung Krakatau ini pernah meletus dan menjadi ledakan
terdahsyat di muka bumi. Letusan Gunung Krakatau ini tak hanya menjadi legenda milik
Indonesia, tapi juga dunia. Hal itu lantaran letusannya yang mahadahsyat pada 130 tahun
silam. Letusan Krakatau kala itu tak hanya meluluhlantakkan kawasan di sekitarnya
(Lampung dan Banten), tapi juga terasa hingga ke belahan bumi lainnya. Bahkan, suara
letusan Krakatau terdengar hingga Australia.

Penelitian menyebutkan, sampai saat ini, tinggi Gunung Anak Krakatau bertambah
empat sentimeter setiap tahun. Saat ini, diperkirakan tinggi Anak Krakatau sudah mencapai
sekitar 700 meter di atas permukaan air laut. Di sekitar gunung api ini terdapat kepulauan
yang terdiri atas Pulau Rakata, Panjang, dan Sertung. Menurut catatan, pulau tersebut

terbentuk setelah letus Gunung Krakatau.
Untuk mengunjungi Gunung Krakatau, pengunjung bisa menggunakan transportasi
laut, seperti speedboat atau kapal kayu nelayan dari Kalianda (Lampung Selatan) atau Anyer
(Banten). Kalianda menjadi daerah yang banyak dipilih wisatawan karena selain lebih dekat,
sekitar 1,5 jam, trip ini juga lebih aman karena ombaknya yang relatif lebih kecil. Ditambah
lagi banyak penyedia kapal kayu dengan harga yang terjangkau.
Di Gunung Krakatau, banyak aktivitas yang bisa dilakukan, mulai trekking dari
tepi pantai menuju ke Gunung Krakatau melewati hutan. Dan jangan buang air sembarangan
karena sering dan banyak sekali biawak di pulau ini. Ketika trekking melewati hutan, kita
akan banyak melihat keindahan hutan dengan background Gunung Krakatau.

Di kaki Gunung Krakatau, siapkan fisik untuk mendaki gunung ini dengan medan
berpasir. Jangan lupa membawa tongkat, topi, dan minum yang cukup karena ketika sampai

di atas sana, keadaan sangat panas, dan melelahkan. Jika Gunung Krakatau ini sedang aktif,
sebaiknya tanya ke Ranger yang menjaga apakah aman untuk naik ke puncak. Sampai di atas
gunung, kita bisa menikmati keindahan Gunung Krakatau. Banyak bongkahan bekas lahar
yang menambah dramatis keindahan foto yang kita buat.
Selain menyuguhkan keeksotikan gunung api, disini juga memliki daya tarik bawah
laut. Deretan pulau-pulau kecil dengan pantai berpasir putih dan airnya yang biru menambah

pesona

keindahan

Selat

Sunda.

Langon

Cabe

adalah

tempat

terbaik

untuk


melakukan snorkeling. Terdapat berbagai terumbu karang dan biota laut yang beraneka
ragam. Tak salah jika Langon Cabe dijuluki surga bagi para snorkeling.
Ada nilai lebih yang ditawarkan tempat wisata ini. Selain memiliki keindahan di
darat dan dalam lautnya, Gunung Anak Krakatau juga memiliki nilai historis Krakatau,
khususnya mengenai proses evolusi gunung tersebut. Namun, jumlah wisatawan asing yang
datang ketempat ini bisa dibilang relatif sedikit. Pemerintah kurang memberikan perhatiannya
untuk memberikan promosi. Padahal, tempat ini bisa menjadi sumber devisa yang
menjanjikan apabila tempat wisata ini dikenal para wisatawan.
Jadi, kita harus selalu menjaga keindahan alam di sekitarnya, agar tempat-tempat
yang sangat bermanfaat seperti gunung krakatau tersebut dapat selalu memberikan kesan
menarik dan menjadikan tujuan bagi masyarakat yang menyukai akan keindahan alam,
olahraga, dan tantangan. Sudah saatnya kita jelajahi keindahan Gunung Krakatau, mahakarya
alam Indonesia.

KEPULAUAN RAJA AMPAT

Kepulauan Raja Ampat merupakan tempat yang sangat berpotensi untuk dijadikan
sebagai objek wisata, terutama wisata penyelaman. Perairan Kepulauan Raja Ampat menurut
berbagai sumber, merupakan salah satu dari 10 perairan terbaik untuk diving site di seluruh
dunia. Bahkan, mungkin juga diakui sebagai nomor satu untuk kelengkapan flora dan fauna

bawah air pada saat ini.
Dr John Veron, ahli karang berpengalaman dari Australia, misalnya, dalam sebuah
situs ia mengungkapkan, Kepulauan Raja Ampat yang terletak di ujung paling barat Pulau
Papua, sekitar 50 mil sebelah barat laut Sorong, mempunyai kawasan karang terbaik di
Indonesia. Sekitar 450 jenis karang sempat diidentifikasi selama dua pekan penelitian di
daerah itu.
Tim ahli dari Conservation International, The Natury Conservancy, dan Lembaga
Oseanografi Nasional (LON) Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) pernah
melakukan penilaian cepat pada 2001 dan 2002. Hasilnya, mereka mencatat di perairan ini
terdapat lebih dari 540 jenis karang keras (75% dari total jenis di dunia), lebih dari 1.000
jenis ikan karang, 700 jenis moluska, dan catatan tertinggi bagi gonodactyloid stomatopod
crustaceans. Ini menjadikan 75% spesies karang dunia berada di Raja Ampat. Tak satupun
tempat dengan luas area yang sama memiliki jumlah spesies karang sebanyak ini.
Ada beberapa kawasan terumbu karang yang masih sangat baik kondisinya dengan
persentase penutupan karang hidup hingga 90%, yaitu di selat Dampier (selat antara P.

Waigeo dan P. Batanta), Kepulauan Kofiau, Kepualauan Misool Timur Selatan dan
Kepulauan Wayag. Tipe dari terumbu karang di Raja Ampat umumnya adalah terumbu
karang tepi dengan kontur landai hingga curam. Tetapi ditemukan juga tipe atol dan tipe
gosong atau taka. Di beberapa tempat seperti di kampung Saondarek, ketika pasang surut

terendah, bisa disaksikan hamparan terumbu karang tanpa menyelam dan dengan adaptasinya
sendiri, karang tersebut tetap bisa hidup walaupun berada di udara terbuka dan terkena sinar
matahari langsung.
Spesies yang unik yang bisa dijumpai pada saat menyelam adalah beberapa jenis kuda
laut katai, wobbegong, dan ikan pari Manta. Juga ada ikan endemik raja ampat, yaitu Eviota
raja, yaitu sejenis ikan gobbie. Di Manta point yg terletak di Arborek selat Dampier, Anda
bisa menyelam dengan ditemani beberapa ekor Manta Ray yang jinak seperti ketika Anda
menyelam di Kepulauan Derawan, Kalimantan Timur. Jika menyelam di Cape Kri atau
Chicken Reef, Anda bisa dikelilingi oleh ribuan ikan. Kadang kumpulan ikan tuna, giant
trevallies dan snappers.
Tapi yang menegangkan jika kita dikelilingi oleh kumpulan ikan barakuda, walaupun
sebenarnya itu relatif tidak berbahaya (yang berbahaya jika kita ketemu barakuda soliter atau
sendirian). Hiu karang juga sering terlihat, dan kalau beruntung Anda juga bisa melihat penyu
sedang diam memakan sponge atau berenang di sekitar anda. Di beberapa tempat seperti di
Salawati, Batanta dan Waigeo juga terlihat Dugong atau ikan duyung.
Karena daerahnya yang banyak pulau dan selat sempit, maka sebagian besar tempat
penyelaman pada waktu tertentu memiliki arus yang kencang. Hal ini memungkinkan juga
untuk melakukan drift dive, menyelam sambil mengikuti arus yang kencang dengan air yang
sangat jernih sambil menerobos kumpulan ikan.
Budaya di Raja Ampat, seperti juga di tempat lain, dilakukan secara turun-temurun.

Mereka menjaga dan mempertahankan budaya, meski ada pencampuran dari budaya lain.
Mereka menyatukannya dengan kepercayaan, seperti saat kami mau memugar atau membuka
daerah baru, harus ada adat sebelum masuk. Investor juga harus menjaganya dengan adat,”
jelas papar Klasina Rumbekwan, Kepala Dinas Promosi Pariwisata Raja Ampat kepada
wartawan pada acara "Adira Beauty X-Pedition Jelajah Nusantara" di Raja Ampat, Papua
Barat, baru-baru ini.

Salah satu tradisi untuk menjaga keindahan adalah sasi, yang menjaga keindahan
alam, laut, dan darat Raja Ampat. Tradisi ini menyebutkan bahwa sistem penangkapan hasil
laut tidak boleh dilakukan sembarangan. Masyarakat hanya boleh memanennya setiap enam
bulan, itupun hanya selama sepekan. Masa panen akan dibuka lagi enam bulan hingga
setahun mendatang.
Tradisi untuk senantiasa menjaga alam juga diserukan lewat berbagai media, seperti
terlihat pada sebuah poster besar bertuliskan “Mari Kitorang Jaga Tempat Sasi Supaya Ikan
Ada Terus Buat Kitorang Semua” ketika Okezone berkunjung ke Desa Arborek. Atau, hanya
pada sebuah stiker kecil bertuliskan “Kitorang Atur Laut Baik, Ikan Ada Terus” dan “Sa
Patuhi Sasi Karena Sasi Bikin Ikan Banyak Trus Sampe Anak Cucu” yang terdapat di Desa
Sawinggrai, Kepulauan Gam.
Masyarakat bersama KKLD (Kawasan Konservasi Laut Daerah-red) wajib menjaga
dan melindungi keberlangsungannya. Sekarang ada enam KKLD, ada satu untuk setiap 335

ribu luas laut, paling kecil 34 ribu luas.

TUGAS
TEMATIK

KEINDAHAN ALAM
GUNUNG KRAKATAU DAN ANAK KRAKATAU &
KEPULAUAN RAJA AMPAT

DISUSUN OLEH :

BAIBATUL ISTIQOMAH
KELAS IV B

SDN SUKOMANUNGGAL III / 107 SURABAYA

TAHUN 2014