PENGARUH RELAKSASI OTOT PROGRESIF TERHAD
PENGARUH RELAKSASI OTOT PROGRESIF TERHADAP KUALITAS TIDUR PADA
LANSIA DI UPT PELAYANAN SOSIAL LANJUT USIA DAN ANAK BALITA BINJAI
TAHUN 2014
The Influence Of Progressive Muscle Relaxation Toward Sleep Quality For Elderly In The
Technical Implementation Unit (UPT) Social Services of elderly And Children
Under Five Years In Binjai In 2014
Oleh: Febri Windi Natha Br Sitepu
Hp:082167789284
Jl. Besar No.77 Delitua Kab.Deli Serdang-Sumatera Utara
The Institute Of Health Science Of Deli Husada Delitua
ABSTRACT
Sleep is one of the basic human needs that occur naturally and have physiological and
psychological functions for the body repair process. The elderly are particularly at high risk of
sleep disturbance due to various factors. Pathological processes which related to ago can lead to
changes in sleep patterns. This study aims to identify the influence of progressive muscle relaxation
toward sleep quality for elderly in the technical implementation unit (UPT) social services of
elderly And children under five years in Binjai in 2014. Design of the study used pre-experimental
with pre-test and post-test in one group (one group pre-test post-test) with 36 person as sampel.
The technique sampling use simple random sampling. The instrument of this study is questionnaire
about the demographic data and sleep quality. The result of the study show that there is a
significant improvement to the elderly sleep quality, where as the respondents sleep quality before
given progressive muscle relaxation,, the result show that good sleep quality is 0% and poor sleep
quality 36 person (100%), otherwise the sleep quality after giving the warm water soak on feet, has
good sleep quality 25 person (69,4%) and poor sleep quality 11 person (30,6%). The results of
statistical tests by using Paired t-test obtained p-value = 0.000, and it can be concluded that the
progressive muscle relaxation are effective way in improving sleep quality at elderly in the
technical implementation unit (UPT) social services of elderly and children under five years in
Binjai in 2014. By knowing the result that progressive muscle relaxation can improve the quality of
sleep, it is expected for people, especially managers of nursing homes to implement progressive
muscle relaxation techniques to improve the quality of sleep.
Keywords : Progressive Muscle Relaxation, Sleep Quality
ABSTRAK
Tidur merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang terjadi secara alami dan memiliki fungsi
fisiologis dan psikologis untuk proses perbaikan tubuh. Lansia sangat berisiko tinggi mengalami
gangguan tidur akibat berbagai faktor. Proses patologis terkait usia dapat menyebabkan perubahan
pola tidur. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pengaruh relaksasi otot progresif
terhadap kualitas tidur pada lansia di UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia dan Anak Balita Binjai
1
Tahun 2014. Desain penelitian yang digunakan adalah Pra eksperimental dengan pre-test dan posttest dalam satu kelompok (one group pretest posttest) dengan jumlah sampel sebanyak 36 orang.
Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik simple random sampling. Instrument yang
digunakan adalah kuesioner data demografi dan kuesioner kualitas tidur. Hasil penelitian
menunjukkan terdapat peningkatan yang signifikan terhadap kualitas tidur lansia, dimana kualitas
tidur responden sebelum diberikan relaksasi otot progresif, yaitu: kualitas tidur baik tidak ada (0 %)
dan kualitas tidur buruk sebanyak 36 orang (100%), Sedangkan kualitas tidur lansia sesudah
diberikan relaksasi otot progresif, kualitas tidur baik sebanyak 25 orang (69,4%) dan kualitas tidur
buruk sebanyak 12 orang (30,6%). Hasil uji statistik dengan menggunakan uji Paired T-test
diperoleh nilai p=0,000, sehingga dapat disimpulkan bahwa relaksasi otot progresif efektif dalam
meningkatkan kualitas tidur pada lansia di UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia dan Anak Balita
Binjai tahun 2014. Dengan diketahuinya bahwa relaksasi otot progresif dapat meningkatkan kualitas
tidur, diharapkan bagi masyarakat khususnya pengelola panti jompo untuk menerapkan teknik
relaksasi otot progresif untuk meningkatkan kualitas tidur.
Kata kunci : Relaksasi Otot Progresif, Kualitas Tidur
PENDAHULUAN
panjang.
Gangguan
tidur
mempengaruhi
kualitas hidup dan berhubungan dengan angka
Tidur merupakan salah satu kebutuhan
mortalitas yang lebih tinggi (Mickey, Patricia,
dasar manusia yang terjadi secara alami dan
2006).
memiliki fungsi fisiologis dan psikologis untuk
Selama penuaan, pola tidur mengalami
proses perbaikan tubuh. Jika seseorang tidak
perubahan-
mendapatkan tidur yang baik maka akan
membedakannya dari orang-orang yang lebih
menimbulkan kerusakan pada fungsi otot dan
muda. Perubahan-perubahan tersebut mencakup
otak karena tidak adekuatnya kebutuhan tidur
kelatenan tidur, terbangun pada dini hari, dan
(Mickey, Patricia, 2006).
peningkatan jumlah tidur siang. Jumlah waktu
Lansia sangat berisiko tinggi mengalami
World
Health
Organization
(WHO)
mencatat bahwa terdapat 600 juta jiwa lansia
menyerang 50% orang lansia berusia 65 tahun
pada tahun 2012 di seluruh dunia. WHO juga
atau lebih yang tinggal dirumah dan 66% orang
mencatat terdapat 142 juta jiwa lansia di
yang
wilayah regional Asia Tenggara. Sedangkan
difasilitas
Gangguan
yang
tidur
tinggal
tidur.
khas
juga menurun (Mickey, Patricia, 2006).
patologis terkait usia dapat menyebabkan
pola
yang
yang dihabiskan untuk tidur yang lebih dalam
gangguan tidur akibat berbagai faktor. Proses
perubahan
perubahan
perawatan
jangka
2
Penduduk Lanjut usia di Indonesia dua tahun
Salah satu cara yang bisa dilakukan adalah
terakhir mengalami peningkatan yang signifikan
relaksasi. Relaksasi merupakan metode efektif
pada tahun 2007, jumlah penduduk lanjut usia
untuk mengurangi rasa nyeri pada klien yang
sebesar 18,96 juta jiwa dan meningkat menjadi
mengalami nyeri kronis. Rileks sempurna yang
20.547.541 orang pada tahun 2009 (U.S. Census
dapat mengurangi ketegangan otot, rasa jenuh
Bureau, International Data Base, 2009). Jumlah
dan kecemasan (Eni Kusyati, 2012). Metode
ini termasuk terbesar keempat setelah China,
relaksasi terdiri beberapa macam diantaranya
India dan Jepang.
adalah relaksasi otot progresif (Progressive
Data Badan Pusat Statistik menunjukkan
muscle
relaxation),
pernafasan
diafragma,
jumlah penduduk lanjut usia di atas 60 tahun di
imagery training, biofeedback, dan hipnosis
Provinsi
(Rahmadona, 2013).
Sumatera
Utara
mengalami
peningkatan dari sebesar 554.761 jiwa (4,6%)
Relaksasi otot progresif merupakan salah
pada tahun 2005 meningkat menjadi sebesar
satu teknik untuk mengurangi ketegangan otot
765.822 orang (5,9%) pada tahun 2010.
dengan proses yang simpel dan sistematis dalam
Sementara menurut Badan Pusat Statistik Kota
menegangkan
Medan berdasarkan Sensus Penduduk 2010
merilekskannya
jumlah penduduk lanjut usia di Kota Medan
progresif juga merupakan salah satu intervensi
mencapai
keperawatan untuk meningkatkan tidur pada
117.216
orang
(5,59%)
yang
meningkat jumlahnya dari tahun 2005 sebesar
77.837
orang
(3,85%).
Gangguan
sekelompok
kembali.
otot
kemudian
Relaksasi
otot
lansia.
tidur
Berdasarkan studi pendahuluan di UPT
mempengaruhi kualitas hidup dan berhubungan
Pelayanan Sosial Lanjut Usia dan Anak Balita
dengan angka mortalitas yang lebih tinggi
Binjai, jumlah lansia sebanyak 180 lansia.
(Mickey, Patricia, 2006).
Setelah peneliti melakukan wawancara pada 25
Peningkatan pemenuhan kebutuhan tidur
orang lansia yang berada di panti 10 orang
dapat dilakukan dengan mengajarkan cara-cara
lansia mengatakan bahwa sering mengeluh tidak
yang dapat menstimulus dan memotivasi tidur.
bisa tidur dengan nyenyak dan badan terasa letih
3
pada siang hari, 8 orang lansia mengatakan
adalah seluruh
lansia yang tinggal di UPT
sering bangun jam 3.00 setelah itu tidak tidur
Pelayanan Sosial Lanjut Usia dan Anak Balita
lagi, 7 orang lansia mengatakan sulit mengawali
Binjai Tahun 2014 dengan jumlah populasi
tidur pada malam hari.
sebanyak 180 orang. Penentuan jumlah sampel
Atas dasar pertimbangan inilah peneliti
penelitian didasarkan pada rumusan menurut
tertarik untuk melakukan penelitian tentang
Arikunto (2006), yaitu untuk pengambilan
pengaruh
progresif
sampel jika subjeknya kurang dari 100, lebih
terhadap kualitas tidur pada lansia di UPT
baik diambil semua, sehingga penelitiannya
Pelayanan Sosial Lanjut Usia dan Anak Balita
merupakan penelitian populasi, selanjutnya jika
Binjai tahun 2014.
subjeknya lebih dari 100 dapat diambil antara
latihan
relaksasi
otot
20% atau lebih, tergantung setidak-tidaknya dari
METODE PENELITIAN
kemampuan peneliti, waktu, tenaga, dan dana
Jenis Penelitian
serta sempitnya wilayah pengamatan. Maka
Penelitian ini menggunakan desain pra
eksperimental
dengan
metode
one
jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 36
group
orang.
pretest-post test design yang bertujuan untuk
mengindentifikasi pengaruh latihan
Data
yang telah
diperoleh
dari
hasil
relaksasi
penelitian di lapangan kemudian dikumpulkan
otot progresif terhadap kualitas tidur pada lansia
serta diolah dan dianalisis dengan menggunakan
di UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia dan Anak
uji paired t-test untuk menguji perbedaan
Balita Binjai Tahun 2014. Kelompok subjek
kualitas tidur sebelum dan sesudah diberikan
diobservasi
latihan relaksasi otot progresif pada kelompok
sebelum
dilakukan
intervensi,
kemudian diobservasi lagi setelah intervensi
intervensi dengan tingkat kemaknaan (α = 0,05)
Penelitian ini dilakukan pada tanggal
bila p < 0,05 maka relaksasi otot progresif
23 sampai 27 Juni 2014 d di UPT Pelayanan
efektif dalam meningkatkan kualitas tidur pada
Sosial Lanjut Usia dan Anak Balita Binjai.
lansia.
Populasi yang diambil dalam penelitian ini
4
HASIL PENELITIAN
Variabel Kelompok
13.9
Total
Kategori
N
%
36
100
P
(Value)
Data Pengaruh Relaksasi Otot Progresif
Baik
0
0
0,00
0
Terhadap Kualitas Tidur pada Lansia di
Pre Test
UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia dan Anak
Buruk
Kualitas
Tidu
r
36
100
Baik
25
69.4
Buruk
11
30,6
Balita Binjai
Tabel 5.6 : Tabel pengaruh kualitas tidur
sebelum dilakukan latihan
relaksasi otot
progresif dan setelah dilakukan latihan
relaksasi otot progresif.
Post Test
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui
30.6
Deskripsi Karakteristik Responden
bahwa
Tabel 5.2 : Distribusi frekuensi responden
berdasarkan jenis kelamin, Usia, Status
Perkawinan, Pendidikan di UPT Pelayanan
Sosial Lanjut Usia dan Anak Balita Binjai,
Juni 2014
diberikan relaksasi otot progresif, yaitu: kualitas
Pendidikan
1 Tidak Sekolah
2 SD
3 SMP
4 SMA
responden
sebelum
buruk sebanyak 36 orang (100 %). Sedangkan
kualitas tidur lansia sesudah diberikan relaksasi
otot progresif yaitu : kualitas tidur baik
sebanyak 25 orang (80 %) dan kualitas tidur
buruk sebanyak 11 orang (20 %).
Berdasarkan hasil uji statistik dengan
menggunakan
Status Perkawinan Frekuensi Persentase
1 Tidak Kawin
0
0
2 Janda/duda
15
41,7
3 Kawin
21
58.3
36
tidur
tidur baik tidak ada (0 %) dan kualitas tidur
Jenis Kelamin Frekuensi
Persentase
1 Laki-laki
15
58,3
58.3
2 Perempuan
21
41,7
Total
36
100
Umur
frekuensi Persentasi
1 60-64 tahun
18
50,0
2 65-69 tahun
15
41.7
3 70-74 tahun
3
8,3
Total
36
100
Total
kualitas
uji
Paired
t-Test
dengan
diperoleh nilai p value =0,000 (p
LANSIA DI UPT PELAYANAN SOSIAL LANJUT USIA DAN ANAK BALITA BINJAI
TAHUN 2014
The Influence Of Progressive Muscle Relaxation Toward Sleep Quality For Elderly In The
Technical Implementation Unit (UPT) Social Services of elderly And Children
Under Five Years In Binjai In 2014
Oleh: Febri Windi Natha Br Sitepu
Hp:082167789284
Jl. Besar No.77 Delitua Kab.Deli Serdang-Sumatera Utara
The Institute Of Health Science Of Deli Husada Delitua
ABSTRACT
Sleep is one of the basic human needs that occur naturally and have physiological and
psychological functions for the body repair process. The elderly are particularly at high risk of
sleep disturbance due to various factors. Pathological processes which related to ago can lead to
changes in sleep patterns. This study aims to identify the influence of progressive muscle relaxation
toward sleep quality for elderly in the technical implementation unit (UPT) social services of
elderly And children under five years in Binjai in 2014. Design of the study used pre-experimental
with pre-test and post-test in one group (one group pre-test post-test) with 36 person as sampel.
The technique sampling use simple random sampling. The instrument of this study is questionnaire
about the demographic data and sleep quality. The result of the study show that there is a
significant improvement to the elderly sleep quality, where as the respondents sleep quality before
given progressive muscle relaxation,, the result show that good sleep quality is 0% and poor sleep
quality 36 person (100%), otherwise the sleep quality after giving the warm water soak on feet, has
good sleep quality 25 person (69,4%) and poor sleep quality 11 person (30,6%). The results of
statistical tests by using Paired t-test obtained p-value = 0.000, and it can be concluded that the
progressive muscle relaxation are effective way in improving sleep quality at elderly in the
technical implementation unit (UPT) social services of elderly and children under five years in
Binjai in 2014. By knowing the result that progressive muscle relaxation can improve the quality of
sleep, it is expected for people, especially managers of nursing homes to implement progressive
muscle relaxation techniques to improve the quality of sleep.
Keywords : Progressive Muscle Relaxation, Sleep Quality
ABSTRAK
Tidur merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang terjadi secara alami dan memiliki fungsi
fisiologis dan psikologis untuk proses perbaikan tubuh. Lansia sangat berisiko tinggi mengalami
gangguan tidur akibat berbagai faktor. Proses patologis terkait usia dapat menyebabkan perubahan
pola tidur. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pengaruh relaksasi otot progresif
terhadap kualitas tidur pada lansia di UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia dan Anak Balita Binjai
1
Tahun 2014. Desain penelitian yang digunakan adalah Pra eksperimental dengan pre-test dan posttest dalam satu kelompok (one group pretest posttest) dengan jumlah sampel sebanyak 36 orang.
Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik simple random sampling. Instrument yang
digunakan adalah kuesioner data demografi dan kuesioner kualitas tidur. Hasil penelitian
menunjukkan terdapat peningkatan yang signifikan terhadap kualitas tidur lansia, dimana kualitas
tidur responden sebelum diberikan relaksasi otot progresif, yaitu: kualitas tidur baik tidak ada (0 %)
dan kualitas tidur buruk sebanyak 36 orang (100%), Sedangkan kualitas tidur lansia sesudah
diberikan relaksasi otot progresif, kualitas tidur baik sebanyak 25 orang (69,4%) dan kualitas tidur
buruk sebanyak 12 orang (30,6%). Hasil uji statistik dengan menggunakan uji Paired T-test
diperoleh nilai p=0,000, sehingga dapat disimpulkan bahwa relaksasi otot progresif efektif dalam
meningkatkan kualitas tidur pada lansia di UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia dan Anak Balita
Binjai tahun 2014. Dengan diketahuinya bahwa relaksasi otot progresif dapat meningkatkan kualitas
tidur, diharapkan bagi masyarakat khususnya pengelola panti jompo untuk menerapkan teknik
relaksasi otot progresif untuk meningkatkan kualitas tidur.
Kata kunci : Relaksasi Otot Progresif, Kualitas Tidur
PENDAHULUAN
panjang.
Gangguan
tidur
mempengaruhi
kualitas hidup dan berhubungan dengan angka
Tidur merupakan salah satu kebutuhan
mortalitas yang lebih tinggi (Mickey, Patricia,
dasar manusia yang terjadi secara alami dan
2006).
memiliki fungsi fisiologis dan psikologis untuk
Selama penuaan, pola tidur mengalami
proses perbaikan tubuh. Jika seseorang tidak
perubahan-
mendapatkan tidur yang baik maka akan
membedakannya dari orang-orang yang lebih
menimbulkan kerusakan pada fungsi otot dan
muda. Perubahan-perubahan tersebut mencakup
otak karena tidak adekuatnya kebutuhan tidur
kelatenan tidur, terbangun pada dini hari, dan
(Mickey, Patricia, 2006).
peningkatan jumlah tidur siang. Jumlah waktu
Lansia sangat berisiko tinggi mengalami
World
Health
Organization
(WHO)
mencatat bahwa terdapat 600 juta jiwa lansia
menyerang 50% orang lansia berusia 65 tahun
pada tahun 2012 di seluruh dunia. WHO juga
atau lebih yang tinggal dirumah dan 66% orang
mencatat terdapat 142 juta jiwa lansia di
yang
wilayah regional Asia Tenggara. Sedangkan
difasilitas
Gangguan
yang
tidur
tinggal
tidur.
khas
juga menurun (Mickey, Patricia, 2006).
patologis terkait usia dapat menyebabkan
pola
yang
yang dihabiskan untuk tidur yang lebih dalam
gangguan tidur akibat berbagai faktor. Proses
perubahan
perubahan
perawatan
jangka
2
Penduduk Lanjut usia di Indonesia dua tahun
Salah satu cara yang bisa dilakukan adalah
terakhir mengalami peningkatan yang signifikan
relaksasi. Relaksasi merupakan metode efektif
pada tahun 2007, jumlah penduduk lanjut usia
untuk mengurangi rasa nyeri pada klien yang
sebesar 18,96 juta jiwa dan meningkat menjadi
mengalami nyeri kronis. Rileks sempurna yang
20.547.541 orang pada tahun 2009 (U.S. Census
dapat mengurangi ketegangan otot, rasa jenuh
Bureau, International Data Base, 2009). Jumlah
dan kecemasan (Eni Kusyati, 2012). Metode
ini termasuk terbesar keempat setelah China,
relaksasi terdiri beberapa macam diantaranya
India dan Jepang.
adalah relaksasi otot progresif (Progressive
Data Badan Pusat Statistik menunjukkan
muscle
relaxation),
pernafasan
diafragma,
jumlah penduduk lanjut usia di atas 60 tahun di
imagery training, biofeedback, dan hipnosis
Provinsi
(Rahmadona, 2013).
Sumatera
Utara
mengalami
peningkatan dari sebesar 554.761 jiwa (4,6%)
Relaksasi otot progresif merupakan salah
pada tahun 2005 meningkat menjadi sebesar
satu teknik untuk mengurangi ketegangan otot
765.822 orang (5,9%) pada tahun 2010.
dengan proses yang simpel dan sistematis dalam
Sementara menurut Badan Pusat Statistik Kota
menegangkan
Medan berdasarkan Sensus Penduduk 2010
merilekskannya
jumlah penduduk lanjut usia di Kota Medan
progresif juga merupakan salah satu intervensi
mencapai
keperawatan untuk meningkatkan tidur pada
117.216
orang
(5,59%)
yang
meningkat jumlahnya dari tahun 2005 sebesar
77.837
orang
(3,85%).
Gangguan
sekelompok
kembali.
otot
kemudian
Relaksasi
otot
lansia.
tidur
Berdasarkan studi pendahuluan di UPT
mempengaruhi kualitas hidup dan berhubungan
Pelayanan Sosial Lanjut Usia dan Anak Balita
dengan angka mortalitas yang lebih tinggi
Binjai, jumlah lansia sebanyak 180 lansia.
(Mickey, Patricia, 2006).
Setelah peneliti melakukan wawancara pada 25
Peningkatan pemenuhan kebutuhan tidur
orang lansia yang berada di panti 10 orang
dapat dilakukan dengan mengajarkan cara-cara
lansia mengatakan bahwa sering mengeluh tidak
yang dapat menstimulus dan memotivasi tidur.
bisa tidur dengan nyenyak dan badan terasa letih
3
pada siang hari, 8 orang lansia mengatakan
adalah seluruh
lansia yang tinggal di UPT
sering bangun jam 3.00 setelah itu tidak tidur
Pelayanan Sosial Lanjut Usia dan Anak Balita
lagi, 7 orang lansia mengatakan sulit mengawali
Binjai Tahun 2014 dengan jumlah populasi
tidur pada malam hari.
sebanyak 180 orang. Penentuan jumlah sampel
Atas dasar pertimbangan inilah peneliti
penelitian didasarkan pada rumusan menurut
tertarik untuk melakukan penelitian tentang
Arikunto (2006), yaitu untuk pengambilan
pengaruh
progresif
sampel jika subjeknya kurang dari 100, lebih
terhadap kualitas tidur pada lansia di UPT
baik diambil semua, sehingga penelitiannya
Pelayanan Sosial Lanjut Usia dan Anak Balita
merupakan penelitian populasi, selanjutnya jika
Binjai tahun 2014.
subjeknya lebih dari 100 dapat diambil antara
latihan
relaksasi
otot
20% atau lebih, tergantung setidak-tidaknya dari
METODE PENELITIAN
kemampuan peneliti, waktu, tenaga, dan dana
Jenis Penelitian
serta sempitnya wilayah pengamatan. Maka
Penelitian ini menggunakan desain pra
eksperimental
dengan
metode
one
jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 36
group
orang.
pretest-post test design yang bertujuan untuk
mengindentifikasi pengaruh latihan
Data
yang telah
diperoleh
dari
hasil
relaksasi
penelitian di lapangan kemudian dikumpulkan
otot progresif terhadap kualitas tidur pada lansia
serta diolah dan dianalisis dengan menggunakan
di UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia dan Anak
uji paired t-test untuk menguji perbedaan
Balita Binjai Tahun 2014. Kelompok subjek
kualitas tidur sebelum dan sesudah diberikan
diobservasi
latihan relaksasi otot progresif pada kelompok
sebelum
dilakukan
intervensi,
kemudian diobservasi lagi setelah intervensi
intervensi dengan tingkat kemaknaan (α = 0,05)
Penelitian ini dilakukan pada tanggal
bila p < 0,05 maka relaksasi otot progresif
23 sampai 27 Juni 2014 d di UPT Pelayanan
efektif dalam meningkatkan kualitas tidur pada
Sosial Lanjut Usia dan Anak Balita Binjai.
lansia.
Populasi yang diambil dalam penelitian ini
4
HASIL PENELITIAN
Variabel Kelompok
13.9
Total
Kategori
N
%
36
100
P
(Value)
Data Pengaruh Relaksasi Otot Progresif
Baik
0
0
0,00
0
Terhadap Kualitas Tidur pada Lansia di
Pre Test
UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia dan Anak
Buruk
Kualitas
Tidu
r
36
100
Baik
25
69.4
Buruk
11
30,6
Balita Binjai
Tabel 5.6 : Tabel pengaruh kualitas tidur
sebelum dilakukan latihan
relaksasi otot
progresif dan setelah dilakukan latihan
relaksasi otot progresif.
Post Test
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui
30.6
Deskripsi Karakteristik Responden
bahwa
Tabel 5.2 : Distribusi frekuensi responden
berdasarkan jenis kelamin, Usia, Status
Perkawinan, Pendidikan di UPT Pelayanan
Sosial Lanjut Usia dan Anak Balita Binjai,
Juni 2014
diberikan relaksasi otot progresif, yaitu: kualitas
Pendidikan
1 Tidak Sekolah
2 SD
3 SMP
4 SMA
responden
sebelum
buruk sebanyak 36 orang (100 %). Sedangkan
kualitas tidur lansia sesudah diberikan relaksasi
otot progresif yaitu : kualitas tidur baik
sebanyak 25 orang (80 %) dan kualitas tidur
buruk sebanyak 11 orang (20 %).
Berdasarkan hasil uji statistik dengan
menggunakan
Status Perkawinan Frekuensi Persentase
1 Tidak Kawin
0
0
2 Janda/duda
15
41,7
3 Kawin
21
58.3
36
tidur
tidur baik tidak ada (0 %) dan kualitas tidur
Jenis Kelamin Frekuensi
Persentase
1 Laki-laki
15
58,3
58.3
2 Perempuan
21
41,7
Total
36
100
Umur
frekuensi Persentasi
1 60-64 tahun
18
50,0
2 65-69 tahun
15
41.7
3 70-74 tahun
3
8,3
Total
36
100
Total
kualitas
uji
Paired
t-Test
dengan
diperoleh nilai p value =0,000 (p