PENGARUH RELAKSASI OTOT PROGRESIF TERHAD

PENGARUH RELAKSASI OTOT PROGRESIF TERHADAP KUALITAS TIDUR PADA
LANSIA DI UPT PELAYANAN SOSIAL LANJUT USIA DAN ANAK BALITA BINJAI
TAHUN 2014
The Influence Of Progressive Muscle Relaxation Toward Sleep Quality For Elderly In The
Technical Implementation Unit (UPT) Social Services of elderly And Children
Under Five Years In Binjai In 2014
Oleh: Febri Windi Natha Br Sitepu
Hp:082167789284
Jl. Besar No.77 Delitua Kab.Deli Serdang-Sumatera Utara
The Institute Of Health Science Of Deli Husada Delitua
ABSTRACT
Sleep is one of the basic human needs that occur naturally and have physiological and
psychological functions for the body repair process. The elderly are particularly at high risk of
sleep disturbance due to various factors. Pathological processes which related to ago can lead to
changes in sleep patterns. This study aims to identify the influence of progressive muscle relaxation
toward sleep quality for elderly in the technical implementation unit (UPT) social services of
elderly And children under five years in Binjai in 2014. Design of the study used pre-experimental
with pre-test and post-test in one group (one group pre-test post-test) with 36 person as sampel.
The technique sampling use simple random sampling. The instrument of this study is questionnaire
about the demographic data and sleep quality. The result of the study show that there is a
significant improvement to the elderly sleep quality, where as the respondents sleep quality before

given progressive muscle relaxation,, the result show that good sleep quality is 0% and poor sleep
quality 36 person (100%), otherwise the sleep quality after giving the warm water soak on feet, has
good sleep quality 25 person (69,4%) and poor sleep quality 11 person (30,6%). The results of
statistical tests by using Paired t-test obtained p-value = 0.000, and it can be concluded that the
progressive muscle relaxation are effective way in improving sleep quality at elderly in the
technical implementation unit (UPT) social services of elderly and children under five years in
Binjai in 2014. By knowing the result that progressive muscle relaxation can improve the quality of
sleep, it is expected for people, especially managers of nursing homes to implement progressive
muscle relaxation techniques to improve the quality of sleep.
Keywords : Progressive Muscle Relaxation, Sleep Quality

ABSTRAK
Tidur merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang terjadi secara alami dan memiliki fungsi
fisiologis dan psikologis untuk proses perbaikan tubuh. Lansia sangat berisiko tinggi mengalami
gangguan tidur akibat berbagai faktor. Proses patologis terkait usia dapat menyebabkan perubahan
pola tidur. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pengaruh relaksasi otot progresif
terhadap kualitas tidur pada lansia di UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia dan Anak Balita Binjai
1

Tahun 2014. Desain penelitian yang digunakan adalah Pra eksperimental dengan pre-test dan posttest dalam satu kelompok (one group pretest posttest) dengan jumlah sampel sebanyak 36 orang.

Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik simple random sampling. Instrument yang
digunakan adalah kuesioner data demografi dan kuesioner kualitas tidur. Hasil penelitian
menunjukkan terdapat peningkatan yang signifikan terhadap kualitas tidur lansia, dimana kualitas
tidur responden sebelum diberikan relaksasi otot progresif, yaitu: kualitas tidur baik tidak ada (0 %)
dan kualitas tidur buruk sebanyak 36 orang (100%), Sedangkan kualitas tidur lansia sesudah
diberikan relaksasi otot progresif, kualitas tidur baik sebanyak 25 orang (69,4%) dan kualitas tidur
buruk sebanyak 12 orang (30,6%). Hasil uji statistik dengan menggunakan uji Paired T-test
diperoleh nilai p=0,000, sehingga dapat disimpulkan bahwa relaksasi otot progresif efektif dalam
meningkatkan kualitas tidur pada lansia di UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia dan Anak Balita
Binjai tahun 2014. Dengan diketahuinya bahwa relaksasi otot progresif dapat meningkatkan kualitas
tidur, diharapkan bagi masyarakat khususnya pengelola panti jompo untuk menerapkan teknik
relaksasi otot progresif untuk meningkatkan kualitas tidur.
Kata kunci : Relaksasi Otot Progresif, Kualitas Tidur
PENDAHULUAN

panjang.

Gangguan

tidur


mempengaruhi

kualitas hidup dan berhubungan dengan angka
Tidur merupakan salah satu kebutuhan

mortalitas yang lebih tinggi (Mickey, Patricia,

dasar manusia yang terjadi secara alami dan

2006).

memiliki fungsi fisiologis dan psikologis untuk

Selama penuaan, pola tidur mengalami

proses perbaikan tubuh. Jika seseorang tidak

perubahan-


mendapatkan tidur yang baik maka akan

membedakannya dari orang-orang yang lebih

menimbulkan kerusakan pada fungsi otot dan

muda. Perubahan-perubahan tersebut mencakup

otak karena tidak adekuatnya kebutuhan tidur

kelatenan tidur, terbangun pada dini hari, dan

(Mickey, Patricia, 2006).

peningkatan jumlah tidur siang. Jumlah waktu

Lansia sangat berisiko tinggi mengalami

World


Health

Organization

(WHO)

mencatat bahwa terdapat 600 juta jiwa lansia

menyerang 50% orang lansia berusia 65 tahun

pada tahun 2012 di seluruh dunia. WHO juga

atau lebih yang tinggal dirumah dan 66% orang

mencatat terdapat 142 juta jiwa lansia di

yang

wilayah regional Asia Tenggara. Sedangkan


difasilitas

Gangguan

yang

tidur

tinggal

tidur.

khas

juga menurun (Mickey, Patricia, 2006).

patologis terkait usia dapat menyebabkan
pola

yang


yang dihabiskan untuk tidur yang lebih dalam

gangguan tidur akibat berbagai faktor. Proses

perubahan

perubahan

perawatan

jangka
2

Penduduk Lanjut usia di Indonesia dua tahun

Salah satu cara yang bisa dilakukan adalah

terakhir mengalami peningkatan yang signifikan


relaksasi. Relaksasi merupakan metode efektif

pada tahun 2007, jumlah penduduk lanjut usia

untuk mengurangi rasa nyeri pada klien yang

sebesar 18,96 juta jiwa dan meningkat menjadi

mengalami nyeri kronis. Rileks sempurna yang

20.547.541 orang pada tahun 2009 (U.S. Census

dapat mengurangi ketegangan otot, rasa jenuh

Bureau, International Data Base, 2009). Jumlah

dan kecemasan (Eni Kusyati, 2012). Metode

ini termasuk terbesar keempat setelah China,


relaksasi terdiri beberapa macam diantaranya

India dan Jepang.

adalah relaksasi otot progresif (Progressive

Data Badan Pusat Statistik menunjukkan

muscle

relaxation),

pernafasan

diafragma,

jumlah penduduk lanjut usia di atas 60 tahun di

imagery training, biofeedback, dan hipnosis


Provinsi

(Rahmadona, 2013).

Sumatera

Utara

mengalami

peningkatan dari sebesar 554.761 jiwa (4,6%)

Relaksasi otot progresif merupakan salah

pada tahun 2005 meningkat menjadi sebesar

satu teknik untuk mengurangi ketegangan otot

765.822 orang (5,9%) pada tahun 2010.


dengan proses yang simpel dan sistematis dalam

Sementara menurut Badan Pusat Statistik Kota

menegangkan

Medan berdasarkan Sensus Penduduk 2010

merilekskannya

jumlah penduduk lanjut usia di Kota Medan

progresif juga merupakan salah satu intervensi

mencapai

keperawatan untuk meningkatkan tidur pada

117.216

orang

(5,59%)

yang

meningkat jumlahnya dari tahun 2005 sebesar
77.837

orang

(3,85%).

Gangguan

sekelompok
kembali.

otot

kemudian

Relaksasi

otot

lansia.

tidur

Berdasarkan studi pendahuluan di UPT

mempengaruhi kualitas hidup dan berhubungan

Pelayanan Sosial Lanjut Usia dan Anak Balita

dengan angka mortalitas yang lebih tinggi

Binjai, jumlah lansia sebanyak 180 lansia.

(Mickey, Patricia, 2006).

Setelah peneliti melakukan wawancara pada 25

Peningkatan pemenuhan kebutuhan tidur

orang lansia yang berada di panti 10 orang

dapat dilakukan dengan mengajarkan cara-cara

lansia mengatakan bahwa sering mengeluh tidak

yang dapat menstimulus dan memotivasi tidur.

bisa tidur dengan nyenyak dan badan terasa letih
3

pada siang hari, 8 orang lansia mengatakan

adalah seluruh

lansia yang tinggal di UPT

sering bangun jam 3.00 setelah itu tidak tidur

Pelayanan Sosial Lanjut Usia dan Anak Balita

lagi, 7 orang lansia mengatakan sulit mengawali

Binjai Tahun 2014 dengan jumlah populasi

tidur pada malam hari.

sebanyak 180 orang. Penentuan jumlah sampel

Atas dasar pertimbangan inilah peneliti

penelitian didasarkan pada rumusan menurut

tertarik untuk melakukan penelitian tentang

Arikunto (2006), yaitu untuk pengambilan

pengaruh

progresif

sampel jika subjeknya kurang dari 100, lebih

terhadap kualitas tidur pada lansia di UPT

baik diambil semua, sehingga penelitiannya

Pelayanan Sosial Lanjut Usia dan Anak Balita

merupakan penelitian populasi, selanjutnya jika

Binjai tahun 2014.

subjeknya lebih dari 100 dapat diambil antara

latihan

relaksasi

otot

20% atau lebih, tergantung setidak-tidaknya dari
METODE PENELITIAN

kemampuan peneliti, waktu, tenaga, dan dana

Jenis Penelitian

serta sempitnya wilayah pengamatan. Maka

Penelitian ini menggunakan desain pra
eksperimental

dengan

metode

one

jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 36

group

orang.

pretest-post test design yang bertujuan untuk
mengindentifikasi pengaruh latihan

Data

yang telah

diperoleh

dari

hasil

relaksasi

penelitian di lapangan kemudian dikumpulkan

otot progresif terhadap kualitas tidur pada lansia

serta diolah dan dianalisis dengan menggunakan

di UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia dan Anak

uji paired t-test untuk menguji perbedaan

Balita Binjai Tahun 2014. Kelompok subjek

kualitas tidur sebelum dan sesudah diberikan

diobservasi

latihan relaksasi otot progresif pada kelompok

sebelum

dilakukan

intervensi,

kemudian diobservasi lagi setelah intervensi

intervensi dengan tingkat kemaknaan (α = 0,05)

Penelitian ini dilakukan pada tanggal

bila p < 0,05 maka relaksasi otot progresif

23 sampai 27 Juni 2014 d di UPT Pelayanan

efektif dalam meningkatkan kualitas tidur pada

Sosial Lanjut Usia dan Anak Balita Binjai.

lansia.

Populasi yang diambil dalam penelitian ini
4

HASIL PENELITIAN
Variabel Kelompok

13.9
Total

Kategori

N

%

36

100

P
(Value)

Data Pengaruh Relaksasi Otot Progresif
Baik

0

0

0,00
0

Terhadap Kualitas Tidur pada Lansia di

Pre Test

UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia dan Anak
Buruk

Kualitas
Tidu
r

36

100

Baik

25

69.4

Buruk

11

30,6

Balita Binjai
Tabel 5.6 : Tabel pengaruh kualitas tidur
sebelum dilakukan latihan
relaksasi otot
progresif dan setelah dilakukan latihan
relaksasi otot progresif.

Post Test

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui

30.6

Deskripsi Karakteristik Responden

bahwa

Tabel 5.2 : Distribusi frekuensi responden
berdasarkan jenis kelamin, Usia, Status
Perkawinan, Pendidikan di UPT Pelayanan
Sosial Lanjut Usia dan Anak Balita Binjai,
Juni 2014

diberikan relaksasi otot progresif, yaitu: kualitas

Pendidikan
1 Tidak Sekolah
2 SD
3 SMP
4 SMA

responden

sebelum

buruk sebanyak 36 orang (100 %). Sedangkan
kualitas tidur lansia sesudah diberikan relaksasi
otot progresif yaitu : kualitas tidur baik
sebanyak 25 orang (80 %) dan kualitas tidur
buruk sebanyak 11 orang (20 %).
Berdasarkan hasil uji statistik dengan
menggunakan

Status Perkawinan Frekuensi Persentase
1 Tidak Kawin
0
0
2 Janda/duda
15
41,7
3 Kawin
21
58.3
36

tidur

tidur baik tidak ada (0 %) dan kualitas tidur

Jenis Kelamin Frekuensi
Persentase
1 Laki-laki
15
58,3
58.3
2 Perempuan
21
41,7
Total
36
100
Umur
frekuensi Persentasi
1 60-64 tahun
18
50,0
2 65-69 tahun
15
41.7
3 70-74 tahun
3
8,3
Total
36
100

Total

kualitas

uji

Paired

t-Test

dengan

diperoleh nilai p value =0,000 (p