IDIOM DALAM BAHASA ARAB DAN PENERJEMAHAN

IDIOM DALAM BAHASA ARAB DAN PENERJEMAHANNYA
(‫التعبيرات‬

‫) ترجمة‬

oleh: Zakiyah Arifa & Syarifuddin Irfan
Abstrak: Idiom adalah kumpulan dua kata atau lebih yang menjadi satu kesatuan atau ungkapan yang
tidak bisa difahami secara harfiyah karena mempunyai makna yang berbeda dari kata-kata yang
membentuknya, sehingga harus difahami secara konteks dan diterjemahkan dengan mencarikan
padanannya dalam bahasa sasaran. Idiom dalam bahasa Arab bisa berupa gabungan kata dengan
preposisi, gabungan kata dengan kata, dan peribahasa/ungkapan. Penerjemahan idiomatik merupakan
penerjemahan yang berorientasi pada bahasa sasaran dan cenderung mengubah nuansa makna melalui
penggunaan ungkapan sehari-hari dan ungkapan idiomatik yang tidak terdapat dalam bahasa sumber.
Kata Kunci: Idiom, Bahasa Arab, Penerjemahan
Abstract: Idiom is a group consisted of two words or more or an expression can not be understood from
internal meaning of the words of which it composed, it should be understood in context and translated by
equivalence in target language. Idiom in Arabic can represent the word merged with preposition, word
with word and expression. Idiomatic translation is one of the form of translation models more have
potency language which aims to reproduce the message in text of source language, but often by using
friendliness and idiomatic translation which is not discovered in its source language.


‫ التعبيرات هي مجموعة موحدة من كلمتين )أو أكثر( أو تعبيرات تفهم معانيها من المعاني‬: ‫ملخص‬
‫ تكككون‬.‫المستقلة لكل كلمة فيها نن لها معنى يختلف بها فتفهم سياقيا و ترجم بالتكافؤك المناسب في لغككة الهككدف‬
‫ الترجمككة‬.‫ و عبككارة اصككلححية‬،‫ و مجموعككة من الكلمككتين‬،‫التعبككيرات من مجموعككة من الكلمككة و الحككرف‬
‫التعبيرية هي الترجمة المائلة إلى لغة الهدف باستخدامك عبارة مشهورة و عبارة اصككلححية الككتى توج كدك فى‬
.‫لغة المصدرك‬
A. Pendahuluan
Penerjemahan merupakan penyalinan makna dari bahasa sumber ke dalam bahasa sasaran. Penyalinan ini
dilakukan dari bentuk bahasa pertama ke dalam bentuk bahasa kedua, melalui struktur semantis.
Maknalah yang harus dialihkan dan dipertahankan, sedangkan bentuk boleh diubah. Bahasa asal
terjemahan itu disebut bahasa sumber, sedangkan bahasa hasil terjemahan itu disebut bahasa sasaran.
Menerjemahkan berarti mempelajari leksikon, struktur gramatikal, situasi komunikasi dan konteks
budaya dari teks bahasa sumber, menganalisis teks bahasa sumber untuk menemukan maknanya,
mengungkapkan kembali makna yang sama itu dengan menggunakan leksikon dan struktur gramatikal
yang sesuai dengan bahasa sasaran dan konteks budayanya. ( Mildred L. Larson, 1989: 3)
Ada sangkaan bahwa barang siapa yang tahu dua bahasa atau lebih, mampu menerjemahkan teks dengan
baik. Anggapan itu belum tentu benar karena penerjemah yang mahir dan baik harus memenuhi syarat
berikut:






Mengenal seluk beluk penggunaan bahasa sumber dari segi kosa katanya, tata bahasanya dan
gaya bahasanya.
Menguasai bahasa sasaran sebagai bahasa keduarnya. Sekedar mengenal bahasa itu bukan
jaminan.
Memahami subyek atau pokok bahasan yang akan diterjemahkan. (Mildred L. Larson, 1989 : xiii)

Untuk menjawab persoalan tersebut, kemampuan seorang penerjemah dituntut terus meningkat agar dapat
memberikan hasil terjemahan yang baik, karena baik tidaknya hasil suatu terjemahan sangat ditentukan
oleh kemampuan penerjemahnya.
Untuk penerjemahan dari bahasa Arab ke dalam bahasa Indonesia, tentunya diperlukan penguasaan
bahasa Arab yang memadai dan mampu mencari padanan dalam bahasa Indonesia. Namun penguasaan
bahasa saja tidaklah cukup, karena penerjemahan tidak hanya melibatkan penerjemah pada dua bahasa,
tetapi juga pada latar belakang sosial budaya kedua bahasa tersebut. Oleh karena itu penerjemah dituntut
pula menguasai pengetahuan umum dan pengetahuan khusus mengenai materi teks yang diterjemahkan.
Berangkat dari paparan di atas, tulisan tentang penerjemahan idiom ini akan mengetengahkan beberapa
hal yang mencakup 1). Definisi idiom, 2). Penerjemahan idiom yang terdiri dari metode penerjemahan
diagram V Newmark dan macam-macam idiom.
B. Definisi Idiom

Salah satu jenis ungkapan yang terdapat dalam semua bahasa, tetapi yang sangat khas untuk tiap bahasa
adalah Idiom. Dalam bahasa Arab idiom bisa digunakan dengan
Zuhdi Muhdlor. 1996:) atau ‫اصلححية‬
Yaitu: ‫منقصلة‬

‫(تعبيرا صلححي‬Atabik Ali & Ahmad

‫عبارة‬

‫يمكن أن يستمد من مجرد فهم معاني كلماتها‬

‫( عبارة ذات معنى‬Munir Ba'albaki. 2002: )

“Idiom adalah ungkapan yang mempunyai makna yang mana tidak mungkin difahami secara kata-perkata
saja”.
Lebih luas lagi Beekmaan dan Callow (1974) dalam Larson menjelaskan idiom yaitu ungkapan untuk dua
kata atau lebih yang tidak dapat dimengerti secara harfiah dan secara semantis berfungsi sebagai satu
kesatuan. (Mildred L Larson, 1989: 120)
Longman mendefinisikan pengetian idiom adalah: “Group of word in a fixed order having a particular
meaning different from the meanings of each word understood on its own”. “Idiom adalah kumpulan

kata-kata yang memiliki makna khusus yang berbeda dengan makna tiap-tiap kata dalam pengertian kata
itu sendiri.” (Longman. 1995:)
Pengertian ini senada dengan definisi Newmark (1981) dalam Shiniy, yaitu:

‫نستليع استنتاج معانيها من المعاني المستقلة لكل كلمة فيها‬

‫تعبيرات أو مجموعات من الكلمات التي‬

Idiom adalah ungkapan atau kumpulan kata yang tidak bisa kita fahami maknanya secara harfiah setiap
katanya. (Muhammad Ismail Shiniy, 1985: )

Begitu juga Rachmadie memberikan definisi idiom:
“Is an expression which can not be understood from internal meanings of the words of which it
composed. For this matter an idiom should be learned in context”. ”Idiom adalah suatu ungkapan yang
tidak bisa difahami dengan makna harfiyah kata-kata yang menyusunnya. Dalam hal ini idiom bisa dilihat
dari makna konteks.” (Sbrony Rachmadie, Dkk. 2001: 3.38)
Apabila definisi di atas dicermati lebih jauh, dapat disimpulkan bahwa: (1). Idiom bisa terdiri dua kata
atau lebih yang menjadi satu kesatuan ataupun bisa berupa ungkapan, (2). Idiom tidak bisa diterjemahkan
dan difahami secara harfiyah karena kata-kata tersebut mempunyai m,akan berbeda dari kata-kata yang
menjadi bagiannya, (3). Idiom harus difahami dan diterjemahkan dengan melihat konteks dan melihat

padanannya dalam bahasa sasaran.
C. Penerjemahan Idiom
1.Metode Penerjemahan Diagram V Newmark
Terjemahan dapat diklasifikasikan dalam berbagai jenis. Metode penerjemahanpun juga melihat aspek
penerjemahan dari bahasa sumber ke bahasa sasaran. Metode penerjemahan yang memeberikan tekanan
pada bahasa sumber ada 4 macam metode, dalam hal ini penerjemah berupaya mewujudkan kembali
dengan setepat-tepatnya makna kontekstual penulis, meskipun dijumpai hambatan sintaksis dan semantik
yakni hambatan bentuk dan makan. 4 macam metode tersebut (Nurul Murtadho. 1999: Hal: 65-70)
beserta contohnya dalam bahasa Arab adalah:
a) Penerjemahan kata demi kata (Word For Word Translation)
Penerjemahan jenis ini dianggap paling dekat dengan bahasa sumber dan sifat interliner yakni kata-kata
bahasa sasaran langsung diletakkan di bawah versi bahasa sumber. Urutan kata dalam teks bahasa sumber
tetap dipertahankan, kata-kata diterjemahkan menurut makna dasarnya diluar konteks. Kata-kata yang
bermuatan budaya diterjemahkan atau dipindahkan apa adanya. Terjemahan kata demi kata berguna untuk
memahami mekanisme bahasa sumber atau untuk menafsirkan teks yang sulit sebagai proses awal
penerjemahan.
Contoh: ‫س‬
ِ ‫أأ ْم‬

‫أب ُم أح َم ٌد إِلأى ْال أم ْد أر أس ِة‬

‫أذه أ‬

Apabila kalimat tersebut diterjemahkan kata demi kata ke dalam bahasa Indonesia, maka hasilnya adalah
Telah pergi Muhammad ke sekolah kemarin. Terjemahan ini terkesan kaku dan tidak sesuai dengan
sistem kaidah yang berlaku dalam bahasa Indonesia.
b) Penerjemahan Harfiah (Literal Translation)
Dalam penerjemahan ini struktur gramatikal bahasa sumber dicarikan padanannya yang terdekat dalam
bahasa sasaran, sedangkan kata-kata atau penerjemahan leksikalnya diterjemahkan di luar konteks. Dalam
proses penerjemahan awal, jenis penerjemahan ini dapat membantu melihat masalah yang perlu diatasi.
Contoh: ‫ك‬
‫ُعنُقِ أ‬

‫أو أ تأجْ أعلْ يأدأكأ أم ْغلُوْ لأةً إِلأى‬

Janganlah biarkan tanganmu terbelenggu pada lehermu. Membuat tangan terbelenggu pada leher berarti
"kikir"

c) Penerjemahan setia (Faithful Translation)
Metode ini sedikit lebih bebas disbanding penerjemahan harfiah, karena penerjemahan ini mencoba
menghasilkan kembali makna kontekstual walaupun masih terikat oleh struktur gramatikal bahasa

sumber, karena ada upaya untuk benar-benar setia pada maksud dan tujuan bahasa sumber, sehingga
masih terkesan kaku.

َ ‫ال‬
Contoh: ‫ر أما ِد‬

‫هُ أو أكثِ ْي ُر‬

Jika diterjemahkan dengan penerjemahan setia, maka hasil terjemahannya adalah Ia adalah seorang yang
dermawan karena banyak abunya. Dari terjemahan ini terlihat bahwa penerjemah berupaya untuk tetap
setia pada bahasa sumber, meskipun sudah terlihat ada upaya untuk mereproduksi makna kontekstual.
Kesetiaan tersebut tampak pada adanya upaya untuk tetap mempertahankan ungkapan metaforis yang
tersurat dalam teks aslinya.
d) Penerjemahan Semantik (Semantic Translation)
Berbeda dengan penerjemahan setia, penerjemahan semantik lebih memperhitungkan unsur estetika teks
bahasa sumber, dan kreaktif dalam batas kewajiban. Selain itu penerjemahan setia sifatnya masih terikat
dengan bahasa sumber, sedangkan penerjemahan semantik lebih luwes dan fleksibel.

َ ‫ال‬
Contoh: ‫ر أما ِد‬


‫هُ أو ّكثِ ْي ُر‬

Apabila diterjemahkan secara semantik maka hasil terjemahannya adalah: Dia seorang yang dermawan.
Sedangkan metode penerjemahan yang lebih berorientasi pada bahasa sasaran juga ada 4 macam. Dalam
hal ini penerjemah berupaya menghasilkan dampak yang relatif sama dengan yang diharapkan oleh
penulis asli terhadap pembaca versi bahasa sasaran.
a) Saduran (Adaptation)
Metode ini merupakan bentuk penerjemahan paling bebas dan paling dekat ke bahasa sasaran. Pada
umumnya jenis ini dipakai dalam penerjemahan drama atau puisi dimana tema, karakter dan alur biasanya
dipertahankan, tetapi dalam penerjemahannya terjadi peralihan budaya bahasa sumber ke budaya bahasa
sasaran dan teks aslinya ditulis kembali serta diadaptasikan ke dalam bahasa sasaran.
Contoh:Mumpung pandangan sembulane, Mumpung jembar kalangane
Penerjemahan tersebut di atas, dapat diadaptasikan ke dalam bahasa Arab sebagai berikut:

‫بأ ْد ُرنأا‬

‫أارنأا‬
‫ِح ْينأ أما أأن أ‬


b) Penerjemahan Bebas (Free Translation)
Metode ini bertujuan mereproduksi isi pesan bahasa sumber, tetapi sering dengan menggunakan kesan
keakraban dan ungkapan idiomatik yang tidak didapati pada versi aslinya. Dengan demikian ada
penyimpangan nuansa makna karena mengutamakan kosa kata sehari-hari dan idiom yang tidak ada di
dalam bahasa sumber tetapi bisa dipakai dalam bahasa sasaran.
Contoh: ‫ص أمةُ أأ ْلماأنيأا‬
ِ ‫عأا‬

‫الوجْ هُ ْال أج ِد ْي ُد‬
‫أ‬

Terjemahnya: Pembaruan wilayah pemerintahan ibu kota baru (lama) Jerman-Berlin.)
c) Penerjemahan Idiomatik (Idiomatic Translation)
Metode ini bertujuan mereproduksi ssi pesan bahasa sumber, tetapi sering dengan menggunakan kesan
keakraban dan ungkapan idiomatik yang tidak didapati pada versi aslinya. Dengan demikian ada
penyimpangan nuansa makna karena mengutamakan kosa kata sehari-hari dan idiom yang tidak ada di
dalam bahasa sumber tetapi bisa dipakai dalam bahasa sasaran.
Contoh: ‫س ْفلأى‬
ُ ‫ال‬


‫اليأ ُد الع ُْليأا خأ ْي ٌر ِمن اليأ ِد‬

Terjemahannya bisa: Memberi lebih baik dari pada menerima.
Beberapa pakar kaliber dunia seperti Seleskovits menyukai metode ini karena terjemah metode ini
dianggap hidup dan alami.
Contoh :

ُ‫الح أرا ُم أ يأ ُدوْ م‬
‫ال أما ُل أ‬

Harta haram tak akan bertahan lama
d) Penerjemahan Komunikatif (Communivative Translation)
Metode ini berusaha mereproduksi makna kontekstual yang sedemikian rupa, sehingga baik aspek
kebahasaan maupun aspek isinya langsung dapat dimengerti oleh pembaca. Metode ini memperhatikan
prinsip-prinsip komunikasi, yaitu khalayak pembaca dan tujuan penerjemahan. Dengan demikian, suatu
versi bahasa sumber dapat diterjemahkan menjadi beberapa versi bahasa sasaran sesuai dengan prinsipprinsip di atas.

ْ
Contoh: ‫ال أمن ِأوي‬


‫اأ ْل أح ُّي‬

Diterjemahkan: "Spermatozoon" untuk para ahli biomedik, tetapi untuk khalayak pembaca yang lebih
umum diterjemahkan dengan "Air Mani".
2. Macam-macam Idiom
Penerjemahan idiomatik merupakan salah satu tipe atau metode penerjemahan yang memproduksi pesan
dari bahasa sumber, tetapi penerjemahan ini cenderung mengubah nuansa makna melalui ungkapan
sehari-hari dan ungkapan idiomatik yang tidak terdapat dalam bahasa sumber. Dalam hal ini Selecovits

sangat menyukai penerjemahan ini karena terjemahan ini dianggapnya hidup dan alami (dalam arti
akrab). (Nurul Murtadho. 1999: Hal: 69)
Penerjemahan idiom tidak bisa langsung diterjemahkan secara harfiah kata demi kata, karena gabungan
kata-kata tersebut mempunyai makna yang berbeda dari kata-kata bila berdiri sendiri. Jadi harus dicarikan
makna yang dimaksud dengan melihat konteks dan budaya juga berperan dalam penggunaan idiom ini.
Karena ungkapan setiap bahasa bisa jadi berbeda dengan bahasa yang lain terkait dengan sosio-kultural
yang berkembang pada pengguna bahasa tersebut. Sehingga harus difahami terlebih dahulu maksud dan
tujuan penuturan bahasa sumber, untuk kemudian dicarikan padanannya dalam bahasa sasaran.
Sedangkan macam-macam idiom berdasarkan konstruksi yang membentuknya menurut Kridalaksana
dalam Imamuddin (2001) bisa berupa:
a. Konstruksi dari unsur-unsur yang saling memilih masing-masing anggota mempunyai makna yang ada
hanya karena bersama yang lain. Pengertian ini mengacu pada gabungan kata dengan preposisi seperti
kata:

‫أأخأ أذ‬

yang bermakna mengambil, ketika kata ini bergabung dengan preposisi

‫بك‬

yang bermakna

dengan dan menjadi ِ ‫ أأخأ أذبك‬bukan bermakna “mengambil dengan” tetapi bermakna “melakukan”. Di sini
harus dilihat bahwa tidak bisa langsung diterjemahkan satu persatu kemudian makna kata tersebut
digabungkan, tetapi gabungan kata dengan preposisi tersebut menjadi satu kesatuan yang bermakna lain
dari makna kata jika berdiri sendiri, karena ketika digabungkan akan mempunyai makna yang baru.
Contoh:
No

Kata

Preposisi

Gabungan kata

dan preposisi

Makna

1

Berdiri: ‫قام‬

Dengan: ‫بك‬

‫قام بك‬

Melakukan

2

Mendengkur (Merpati): ‫سجح‬

Dengan: ‫بك‬

: ‫بك‬

‫سجح‬

Mengesankan

3

Menangkis: ‫شذب‬

Dari/Tentang: ‫عن‬

‫شذب عن‬

Membela atau mempertahankan

4

Mengetahui: ‫عرف‬

Di atas: ‫على‬

‫عرف على‬

Mengatur

5

Mati: ‫فاد‬

Dengan: ‫بك‬

‫فادبك‬

Mencampur

b. Kontruksi yang maknanya tidak sama dengan gabungan makna anggota-anggotanya. Pengertian ini

‫ ثأقِ ْي ٌل‬yang bermakna “berat” ketika bergabung
‫ثأقِ ْي ُل ال َدم‬, bukan berarti bermakna “berat darahnya”

mengacu pada gabungan kata dengan kata lain seperti kata
dengan ‫ الدم‬yang bermakna “darah” lalu menjadi
tetapi bermakna “tidak disukai orangnya”.

Contoh:

No

Kata 1

Kata 2

Gabungan kata

1 dan 2

Makna

1

Panjang: ‫ل‬
ٌ ‫طأ ِو ْي‬

Hati: ‫البال‬

‫طويل البار‬

Penyabar

2

Panjang: ‫ل‬
ٌ ‫طأ ِو ْي‬

Lidah: ‫اللسان‬

‫طويل اللسان‬

Yang lancang/Kurang Ajar

3

Tuan: ‫سيِ ُد‬
‫أ‬

Hari: ‫يام‬

‫ا‬

‫سيد ا يام‬

Hari Jum'at

4

Ibu: ‫أم‬

Buku: ‫الكتاب‬

‫أم الكتاب‬

Surat Al-Fatihah

c. Ungkapan yang bisa diterjemahkan dengan penerjemahan para frase atau pengungkapan bebas mutlak
dapat juga digunakan ungkapan bahasa sasaran yang selaras. (Midred L Larson, 1989: 121) Seperti
menterjemahkan peribahasa (tamsil) metafora, bahasa adat atau yang lainnya. Dengan demikian
penerjemahan peribahasa atau ungkapan tak perlu diterjemahkan secara harfiah, karena mungkin

ungkapan tersebut tidak lazim pada bahasa sasaran, tetapi bisa dicarikan padanannya dalam bahasa
sasaran atau cukup maksudnya saja. Misalnya: ‫يرة‬
‫صك أ‬
ِ ‫صي أرة واليأد قأ‬
ِ ‫ ال أعيْن بأ‬terjemahan harfiah: “Mata
melihat sedangkan tangan pendek”. Dapat disepadankan dengan “maksud hati memeluk gunung apa daya
tangan tak sampai. ” Penerjemahan ungkapan ini harus juga diselaraskan dengan ungkapan yang lazim
digunakan dalam bahasa sasaran. Contoh lain: ‫ك لِلنَاس‬
‫ص ِعرك أخ ّد أ‬
‫ أتُ أ‬terjemahan harfiah: “Janganlah kamu
palingkan pipimu dari manusia”. Ungkapan “memalingkan pipi” dalam bahasa Indonesia tidak lazim,
maka ungkapan yang biasa dipakai adalah “memalingkan muka”.

Contoh:

No

Padanan dalam bahasa Indonesia

Idiom dalam bahasa Arab

1

Penyesalan akhir tiada guna

‫أجُرْ أم بأ ْع أد النَدأا أم ِة‬
2

Diam itu emas

‫ت أح ِك أمةٌ‬
‫الصُ ْم ُ‬
‫‪3‬‬

‫‪Rajin pangkal pandai malas pangkal bodoh‬‬

‫اجْ هأد أو أ تأ ْك أسل أو أتأ ُ‬
‫بى لِ أمن يأتأ أكا أسل‬
‫ك غأافِح فأنأدأا أمة ال ُع ْق أ‬
‫‪4‬‬

‫‪Cinta itu buta‬‬

‫ْس فِي الحُبِ أم ُشوْ أرةٌ‬
‫لأي أ‬
‫‪5‬‬

‫‪Tak ada gading yang tak retak‬‬

‫لِ ُك ِل أح أسن عأائِب‬
‫أخ‬
ٍ ‫ب أأ ًخا بِحأ أع ْي‬
‫أم ْن طألأ أ‬
ٍ ‫ب بأقِ أي بِحأ‬
Idiom bisa ditemukan dalam berbagai kamus, gabungan kata dan preposisi dan gabungan kata dengan
kata dapat ditemukan di kamus Al-Ashry, Al-Munjid, Al-Munawwir, Al-Mawrid, dan lain-lain.
Sedangkan idiom yang berupa ungkapan atau peribahasa dapat ditemukan di Al-Munjid. Adapun
padanannya dalam bahasa Indonesia dapat dicari sendiri.

Sedangkan Idiom dalam bahasa Arab dan padanannya dalam bahasa Indonesia bisa didapati dalam kamus
Al-Qomus Al-Araby As-Siyaqy yang disusun oleh Basuni Imamuddin dan Kamus Idiom Arab –
Indonesia Pola Aktif yang juga disusun oleh Basuni Imamuddin dan Ishaq N.

D. Penutup

Dari paparan di atas dapat diperoleh suatu pemahaman bahwa idiom adalah kumpulan dua kata atau lebih
yang menjadi satu kesatuan atau ungkapan yang tidak bisa difahami secara harfiyah karena mempunyai
makna yang berbeda dari kata-kata yang membentuknya. Sehingga harus difahami secara konteks dan
diterjemahkan dengan mencarikan padanannya dalam bahasa sasaran. Idiom bisa berupa: 1). Gabungan
kata dengan preposisi. 2). Gabungan kata dengan kata. 3). Peribahasa / ungkapan.

Penerjemahan idiomatik merupakan salah satu dari empat metode penerjemahan yang lebih berorientasi
pada bahasa sasaran. Penerjemahan ini cenderung mengubah nuansa makna melalui penggunaan
ungkapan sehari-hari dan ungkapan idiomatik yang tidak terdapat dalam bahasa sumber.

DAFTAR PUSTAKA

Ali, Atabik & Ahmad Zuhdi Muhdlor. 1996. Kamus Al-Ashr. Yogyakarta. Yayasan Ali Maksum.

Ba'albaki, Munir. 2002. AL-Mawrid. Bairut. Dar El-Ilm Lil-Malayin.

Larson, Mildred L. 1989, (Terjemah) Penerjemahan Berdasarkan Makna, Jakarta. Arcan.

Longman. 1995. Dictionary Of The English Language. London. Brest Britain.

Imamuddin, Basuni. 2001. Al-Qomus al Araby Assiyaqiy. Jakarta : Fakultas Sastra Universitas Indonesia.

Imamuddin, B. & Ishaq N 2003. Kamus Idiom Arab Indonesia Pola Aktif. Depok. Ulinnuha Press.

Ma'luf, Louis. 1986. Al-Munjid Fil Lughah Wal A'lam. Bairut. Dar El-Masriq

Murtadho, Nurul. 1999. Metafora Dalam Al-Qur'an dan Penerjemahannya Dalam Bahasa Indonesia.
Desertasi. Tidak Diterbitkan. PPS Universitas Indonesia.

Rachmadie, Sabrony Dkk. 2001. Translation. Jakarta. Pusat Penerbitan Universitas Terbuka.

Shiniy, Muhammad Ismail. 1985. Dalilul Mutarjim. Riyadh. Dar El-ulum

Zakiyah Arifa : Dosen jurusan Pendidikan Bahasa Arab Fakultas Humaniora dan Budaya UIN Malang

Syarifuddin Irfan : Dosen jurusan Pendidikan Bahasa Arab Universitas Yudharta Pasuruan