Keterampilan Menulis Kembali Dongeng Den
KETERAMPILAN MENULIS KEMBALI DONGENG
DENGAN TEKNIK BOLA PANAS
Oleh : Dina Nurmalisa
ABSTRAK
Menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang sangat potensial bagi
pengembangan penalaran yang sistematis serta logis. Kemampuan menulis tidak serta
merta dapat dikuasai oleh siswa tanpa adanya latihan-latihan. Salah satu cara
meningkatkan kemampuan menulis siswa adalah dengan menuliskan kembali bacaan
yang telah dibaca. Kemampuan menuliskan kembali isi bacaan merupakan suatu kegiatan
untuk menuliskan pokok-pokok pikiran yang terkandung dalam bacaan. Salah satu jenis
bacaan yang sesuai untuk kegiatan ini adalah dongeng. Dongeng merupakan bacaan yang
sifatnya menghibur. Dengan menuliskan kembali dongeng yang dibaca maka dapat
diketahui ide, pemikiran, dan kemampuan siswa untuk mengingat atau mengapresiasi
karya sastra. Salah satu teknik yang dapat dipakai untuk mengetahuinya adalah dengan
teknik bola panas.
Kata kunci : menulis, dongeng, teknik bola panas, siswa.
pengembangan
Pendahuluan
penalaran
yang
sistematis dan logis.
Empat
kompetensi
Untuk
dasar
dapat
yang harus dimiliki dalam berbahasa
mengembangkan
adalah
berbicara,
diharapkan guru dapat memilih materi-
membaca, dan menulis. Kegiatan ini
materi dan teknik yang dianggap lebih
dimulai oleh seseorang sejak lahir
efektif. Materi sastra biasanya hanya
hingga memperoleh pendidikan. Di
diberikan secara sepintas dan kurang
sekolah, seorang siswa juga diajarkan
mendalam, padahal materi tersebut
kompetensi tersebut. Dari keempat
dapat meningkatkan pemahaman siswa
kompetensi tersebut, menulis adalah
dan
salah satu keterampilan berbahasa
mengapresiasi sebuah karya.
yang
menyimak,
sangat
potensial
bagi
membuat
kebahasaan
siswa
mampu
Keterampilan
menulis
bukanlah sesuatu yang dapat diajarkan
dalam menulis kembali dongeng yang
telah dibacanya.
melalui uraian atau penjelasan semata-
Proses pembelajaran menulis
mata. Siswa tidak akan memperoleh
kembali dongeng melalui teknik bola
keterampilan menulis hanya dengan
panas diupayakan dapat mendekatkan
duduk, menyimak keterangan dari
siswa dengan karya sastra. Hal ini
guru dan mencatat apa yang didengar.
dimaksudkan agar siswa menyukai,
Dalam pengajarannya, dongeng tidak
menikmati,
begitu saja diajarkan pada siswa. Agar
mengekspresikan sebuah karya sastra.
siswa
tertarik,
guru
mampu
harus
menggunakan metode atau teknik yang
dianggap
dan
Kajian Pustaka
cocok untuk pengajaran
dongeng.
Penelitian tentang menulis
dan dongeng sudah banyak dilakukan.
Teknik yang dapat digunakan
Penelitian
pembelajaran
menullis
dalam pembelajaran menulis kembali
kembali
dongeng salah satunya adalah dengan
kombinasi sekaligus melengkapi dari
teknik
penelitian-penelitian yang sudah ada.
permainan.
Dengan
teknik
dongeng
ini
merupakan
permainan diharapkan siswa senang
Dalam Kamus Besar Bahasa
dalam proses pembelajaran sehingga
Indonesia (2002: 274) yang dimaksud
mudah memahami materi. Teknik
dongeng adalah (1) cerita yang tidak
permainan dalam penelitian ini yaitu
benar-benar terjadi terutama tentang
teknik Bola Panas. Dalam teknik Bola
kejadian zaman dahulu yang aneh-
Panas, siswa akan secara bergantian
aneh, (2) perkataan yang bukan-bukan
melempar
yang
atau tidak benar. Dongeng adalah
berhubungan dengan dongeng yang
cerita yang dianggap tidak benar-benar
telah dibaca pada temannya yang
terjadi, baik oleh penuturnya maupun
nantinya
oleh pendengarnya.
pertanyaan
pertanyaan-pertanyaan
tersebut akan menjadi pedoman siswa
Dongeng berkembang sebagai
tradisi lisan yang bersifat menghibur.
Dongeng berfungsi sebagai media
lambang-lambang
pendidikan.
dongeng
menggambarkan suatu bahasa yang
terkandung nilai-nilai yang diangakt
dipahami oleh seseorang, sehingga
dan dimanfaatkan dalam kehidupan
orang lain dapat membaca grafis
nyata. Menurut Sungeng dan Subagyo
tersebut
(2005: 126) dongeng terdapat dihampir
bahasa
dan gambaran grafis
semua suku bangsa di Indonesia.
Menulis
merupakan
Isinya
dan
keterampilan
masyarakat
dipergunakan
Dalam
berupa
pandangan
gambaran
hidup
kalau
grafis
mereka
yang
memahami
suatu
berbahasa
untuk
itu.
yang
berkomunikasi
pemiliknya. Isinya mengungkapkan
secara tidak langsung, tidak secara
hal-hal yang bersifat permukaan dan
tatap muka dengan orang lain.
sendi-sendi
kehidupan
secara
mendalam.
Kehadirannya
sering
Kemampuan
kembali
isi
menuliskan
bacaan adalah suatu
merupakan jawaban dari teka-teki
kegiatan untuk menuliskan pokok-
alam
pokok pikiran yang terkandung dalam
yang
terdapat
di
sekitar
kehidupan masyarakat pendukungnya.
Dongeng adalah salah satu
bacaan. Kemampuan menulis jenis ini
disebut
kemampuan
reseptif-
sarana yang baik dalam mengasah
reproduktif. Dalam mengembangkan
pertumbuhan kecerdasan emosi dan
kemampuan
empati anak. Sebagai karya sastra,
reproduktif teks diberikan. Teks ini
dongeng berfungsi untuk menghibur.
merupakan teks tertulis yang dibaca
Selain
sendiri
menghibur,
memberi
dongeng
pendidikan,
juga
terutama
pendidikan moral.
hakikatnya
oleh
merupakan pemindahan
siswa
diperdengarkan
Kemudian
Menulis atau mengarang pada
menulis
kembali
teks
atau
melalui
siswa
mereproduksi
reseptif-
diminta
atau
yang
kaset.
untuk
menceritakan
tersebut
secara
pikiran atau perasaan ke dalam bentuk
keseluruhan atau hanya intinya saja.
lambang-lambang
Cara
bahasa.
Menulis
adalah menurunkan atau melukiskan
menceritakan
dapat
dengan
kalimat lengkap atau dengan kata-kata
kunci
saja.
Dalam
kegiatan
ini
2. Memperhatikan
bagian
demi
kemampuan siswa masih terikat pada
bagian dongeng tersebut dari awal
teks
sampai
yang
diberikan,
terutama
akhir.
Mengingat-ingat
mengenai isi, jalan cerita dan konsep
urutan cerita, tokoh dongeng, dan
pemikiran (Hardjono, 1988: 86).
unsur-unsur dongeng lainnya.
Menurut
Hardjono,
sebagai
3. Membayangkan
adegan-adegan
latihan menulis berdasarkan teks dapat
dalam dongeng seolah-olah terlibat
diberikan latihan-latihan (1) menjawab
di
pertanyaan yang jawabannya dicari
secara langsung.
dalam teks, (2) menggambarkan suatu
kejadian atau
berdasarkan
diberikan,
situasi
dalam
teks
kunci
yang
menceritakan
satu
kata-kata
(3)
dalamnya
4. Mulai
atau
menuliskan kembali
dongeng
tersebut
memperhatikan
menggunakan
paragraf berdasarkan kata-kata kunci,
melihatnya
isi
dengan
urutannya
dan
bahasa Indonesia
yang baik dan benar.
(4) menceritakan kembali dengan atau
tanpa pertolongan kata-kata kunci, (5)
Salah satu teknik atau metode
mempergunakan ungkapan-ungkapan
yang
yang terdapat dalam teks dalam situasi
pembelajaran agar siswa tertarik dan
ini.
senang adalah teknik permainan. Salah
Dalam
menulis
tepat
digunakan
dalam
kembali
satu teknik permainan yang cocok
dongeng, ada beberapa langkah yang
dalam pembelajaran menulis kembali
harus dilakukan agar hasil tulisan
dongeng adalah teknik bola panas.
kembali
Menurut
Cara bermain teknik ini adalah dengan
Suharma (2006: 57) untuk berlatih
menyiapkan terlebih dahulu alat yang
menulis kembali dongeng yang pernah
diperlukan
dibaca atau didengar, bisa melakukan
Kemudian siswa diminta untuk berdiri
langkah-langkah berikut :
dan
1. Membaca
memulai permainan dengan bertanya
dongeng
atau
baik.
mendengarkan
kembali dongeng yang akan ditulis.
yaitu
membentuk
sebuah
lingkaran.
bola.
Guru
tentang suatu hal dalam dongeng yang
terlebih dahulu sudah dibaca oleh
kembali dongeng yang telah dibaca
siswa dan melemparkan bola kepada
terlebih dahulu.
seorang siswa dalam lingkaran. Siswa
Sebagaimana
pendapat
yang menangkap bola harus menjawab
Hardjono yang mengungkapkan bahwa
pertanyaan. Jika siswa tersebut tidak
menjawab
bisa menjawab dengan segera, ia harus
jawabannya dicari dalam teks adalah
cepat-cepat
itu
salah satu latihan menulis berdsarkan
layaknya sebuah bola panas yang
teks, maka teknik bola panas cocok
dilempar kepada siswa lain dalam
diterapkan
lingkaran. Bola terus beredar sampai
menulis kembali dongeng.
ada yang dapat menjawab pertanyaan
menjawab
yang diajukan. Siswa yang menjawab
dongeng,
pertanyaan itu mengajukan pertanyaan
langsung
baru dan prosesnya dimulai lagi
melainkan
sampai semua hal yang terdapat dalam
ingatannya tentang isi dongeng yang
dongeng yang telah dibaca terungkap
sudah dibaca. Agar siswa punya
(Suyatno, 2005: 75).
ingatan
siswa
melemparkan bola
pertanyaan
dalam
pembelajaran
pertanyaan
siswa
yang
cukup
isi
mencarinya
teks
dengan
Dalam
tentang
tidak
dalam
yang
dongeng,
mengandalkan
tentang
isi
Sebelum permainan dimulai
dongeng, guru memberi waktu yang
terlebih
efektif pada siswa ketika membaca
daulu
membaca
dongeng yang dibagikan oleh guru.
teks
Kemudian
suasana yang tenang.
membuat
beberapa
dongeng,
dan
menciptakan
pertanyaan tentang isi dongeng yang
Pada teknik ini peranan guru
nantinya akan ditanyakan pada siswa
sangat penting dan essensial guna
lain
pelaksanaan
dalam
permainan
permainan.
berlangsung
Ketika
pembelajaran
dengan
pertanyaan
teknik bola panas, agar siswa dapat
yang dilempar masing-masing siswa
menulis kembali dongeng dengan baik.
harus berbeda agar dapat mengungkap
Proses pemberian bantuan yang tepat
semua isi dongeng yang nantinya akan
dan sistematis kepada individu dalam
menjadi pedoman siswa dalam menulis
memecahkan masalah yang dihadapi
agar
tercapai
keterampilan
siswa
dalam menulis kembali dongeng.
siap mengikuti proses pembelajaran.
Guru menanyakan pengalaman siswa
“apakah siswa pernah menulis kembali
Bahan
digunakan
pembelajaran
adalah
materi
menulis kembali dongeng.
yang
dongeng”. Guru menyampaikan tujuan
tentang
pembelajaran serta manfaat yang akan
Materi
diperoleh siswa setelah mengikuti
tersebut, terdiri atas langkah-langkah
menulis
kembali
dongeng.
kegiatan pembelajaran.
Cerita
Setelah siswa siap menerima
dalam dongeng dari awal sampai akhir
pelajaran menulis kembali dongeng,
disusun
pembelajaran
secara
urut.
Secara
dilaksanakan.
Guru
keseluruhan teks cerita dalam dongeng
menjelaskan materi tentang langkah-
memiliki bagian-bagian yang urut
langkah cara membuat hasil tulisan
antara lain meliputi pembukaan, isi,
kembali dongeng serta menghadirkan
dan penutup dongeng.
contoh
menulis
kembali
dongeng
kepada
siswa.
Setelah
selesai
Pada tahap awal kegiatan
yang dilakukan oleh guru dalam proses
menjelaskan materi, guru memberi
pembelajaran
kesempatan
ini
adalah
tahap
kepada
siswa
untuk
apersepsi, siswa dikondisikan untuk
menanyakan
siap mengikuti proses pembelajaran.
kurang jelas. Setelah tidak ada yang
Guru menanyakan pengalaman siswa
bertanya setiap siswa diberi sebuah
“apakah siswa pernah menulis kembali
dongeng dengan judul yang sama yaitu
dongeng”. Guna menyampaikan tujuan
“Malin Kundang”.
pembelajaran serta manfaat yang akan
Tahap
diperoleh siswa setelah mengikuti
siswa
kegiatan pembelajaran.
memahami
Kegiatan
dilakukan
pembelajaran
guru
ini
pertama
dalam
adalah
hal
diminta
yang
sekiranya
selanjutnya
yaitu
membaca
serta
dongeng
yang
sudah
yang
dibagikan tersebut dengan waktu yang
proses
sudah ditentukan. Setelah siswa selesai
tahap
apersepsi, siswa dikondisikan untuk
membaca,
guru
mempersilahkan
semua siswa untuk membuat beberapa
pertanyaan yang berkaitan dengan isi
perseorangan
dongeng yang telah dibaca. Kemudian
perseorangan dan jika kesalahan yang
guru menjelaskan aturan permainan
terjadi
dalam teknik bola panas. Pertama-
seluruh
tama siswa diminta untuk berdiri dan
membahasnya
membentuk lingkaran. Guru memulai
pembelajaran di tiap-tiap siklus.
sama
siswa
akan
dibantu
untuk
permasalahan
maka
pada
utnuk
guru
akan
refleksi
akhir
permainan dengan bertanya tentang
Kegiatan dirancang dengan
suatu hal dalam dongeng yang terlebih
penelitian tindakan kelas. Tahapan
dahulu sudah dibaca oleh siswa dn
langkah
melemparkan bola kepada seorang
penelitian. Setiap siklus terdiri atas
siswa dalam lingkaran. Siswa yang
perencanaan,
menangkap
pengamatan, dan refleksi. Penelitian
bola
harus
menjawab
pertanyaan. Jika siswa tersebut tidak
disusun
dalam
siklus
pelaksanaan,
dilakukan dalam dua siklus.
bisa menjawab dengan segera, ia harus
cepat-cepat melemparkan bola
itu
Hasil dan Pembahasan
layaknya sebuah bola panas yang
dilempar kepada siswa lain dalam
Aspek-aspek
yang
dinilai
lingkaran. Bola terus beredar sampai
dalam kemampuan menulis kembali
ada yang dapat menjawab pertanyaan
dongeng meliputi lima aspek, yaitu (1)
baru dan prosesnya dimulai lagi
kesesuaian isi dengan dongeng, (2)
sampai semua hal yang terdapat dalam
alur, (3) tokoh dan penokohan, (4)
dongeng yang telah dibaca terungkap.
latar,
Setelah
siswa
(5)
gaya
bahasa.
mulai
Pembahasan hasil nontes berpedoman
menulis kembali dongeng yang telah
pada empat instrumen penelitian, yaitu
dibaca
lembar
dengan
itu
dan
berpedoman
dari
observasi,
lembar
jurnal,
pertanyaan dan jawaban dari teman-
pedoman wawancara, dan dokumentasi
temannya yang menjadi pokok-pokok
foto.
isi dongeng tersebut. Guru melihat
pekerjaan siswa satu persatu, kesulitan
Pembelajaran
menulis
kembali dongeng dengan teknik bola
panas pada siklus I dan siklus II
Pertanyaan pertama dilempar oleh
diawali dengan kegiatan mempresensi
guru pada satu kelompok khususnya
siswa
terlebih
melakukan
menanyakan
dahulu.
Kemudian
pada siswa yang berdiri di barisan
apersepsi
dengan
depan kelompoknya. Setelah siswa
keadaan
siswa
dan
tersebut berhasil menjawab pertanyaan
mengarahkan perhatian siswa pada
dengan
kompetensi
diajarkan,
pertanyaan baru pada kelompok lain
setelah itu peneliti menyampaikan
khususnya siswa yang berdiri di
materi
barisan paling depan dari barisan
yang
akan
seputar
pembelajaran
dongeng.
langkah-langkah
menulis
Guru
juga
benar,
melempar
kembali
kelompok yang ditunjuk. Setelah itu
menjelaskan
siswa kemudian berpindah kebarisan
tentang teknik bola panas serta tata
paling
cara melakukan permainannya. Setelah
kelompoknya.
selesai
siswa
menjelaskan,
siswa
siswa
diberi
belakang
tersebut
dari
barisan
Teman
sekelompok
yang
sebelumnya
kesempatan untuk bertanya tentang
berdiri di belakangnnya, menggantikan
materi yang telah disampaikan oleh
dengan berdiri di barisan paling depan
peneliti.
diberi
di barisan kelompoknya dan siap
sebuah dongeng dengan judul yang
menjawab pertanyaan dari kelompok
sama untuk dibaca dan dipahami.
lain
Kemudian
Setelah
siswa
menunjuknya.
Begitu
selesai
seterusnya permainan dilakukan. Bila
membaca dan memahami dongeng
ada siswa yang kesulitan menjawab
yang telah dibagikan oleh peneliti,
atau membuat pertanyaan akan dibantu
siswa memulai permainan bola panas
oleh teman sekelompoknya. Namun
dengan terlebih dahulu membagi siswa
bila teman sekelompoknya tidak bisa
menjadi beberapa kelompok. Masing-
membantu,
masing kelompok membuat barisan
membantu dan bila tidak bisa juga,
satu
guru atau peneliti akan membantu
banjar
dan
siswa
yang
barisan-barisan
kelompok tersebut saling berhadapan
dengan barisan banjar kelompok lain.
pula.
kelompok
lain
bisa
Setelah
permainan,
melakukan
siswa
diminta
untuk
pembelajaran
hasil
dibaca
peningkatan.
dengan
nilai
berpedoman pada hasil pertanyaan dan
jawaban
pada
saat
permainan
siswa
membuktikan
Kesalahan
dan
kesulitan.
kekurangan
pada
mengalami
nilai rata-rata masing-masing aspek
pada
mengalami
siswa
Dengan adanya peningkatan
berlangsung. Guru tetap membantu
bila
kembali
dongeng pada siklus I dan siklus II,
menulis kembali dongeng yang telah
sebelumnya
menulis
siklus
I
dan
siklus
bahwa
II
penggunaan
teknik bola panas dapat meningkatkan
pembelajaran siklus I akan diperbaiki
keterampilan
pada pembelajaran siklus II.
dongeng siswa kelas VII A SMP
menulis
kembali
Penelitian yang dilakukan
Negeri 1 Batang. Dengan demikian
pada siswa kelas VII A SMP 1 Batang
dapat disimpulkan bahwa penggunaan
menunjukkan
teknik
bahwa kemampuan
bola
panas
mampu
siswa dalam menulis kembali dongeng
meningkatkan kualitas, kreativitas, dan
mengalami peningkatan. Peningkatan
efektifitas pembelajaran siswa dalam
dari prasiklus ke siklus I sebesar
menulis kembali dongeng.
24,70%, peningkatan dari siklus I ke
Penggunaan
teknik
bola
siklus II sebesar 8,63, dan peningkatan
panas dalam pembelajaran menulis
dari prasiklus ke siklus II sebesar
kembali dongeng mampu membantu
31,19%.
siswa dalam mengatasi kesulitan yasng
Peningkatan
kemampuan
dialami
dalam
menentukan
ide
siswa dalam menulis kembali dongeng
penulisan dkembali dongeng. Siswa
merupakan
juga
prestasi
yang
patut
merasa
senang
mengikuti
dibanggakan. Sebelum diberlakukan
pembelajaran karena dapat belajar
tindakan siklus I dan siklus II,
sambil bermain.
kemampuan menulis kembali dongeng
Peningkatan
kemampuan
siswa masih kurang. Namun, stelah
siswa dalam menulis kembali dongeng
diterapkan teknik bola panas dalam
ini
diikuti
pula
dengan
adanya
perubahan perilaku siswa ke arah
dan antusias siswa sudah sedikit
positif dari prasiklus sampai siklus II.
meningkat dibanding pada prasiklus.
Pada dasarnya siswa senang mengikuti
pembelajaran
menulis
kembali
Pada diklus II ada banyak
perubahan
perilaku
siswa.
Siswa
dongeng dengan teknik bola panas.
terlihat jauh lebih siap mengikuti
Hal ini diketahui dari hasil observasi,
pembelajaran
jurnal, wawancara, dan dokumentasi
menerima pelajaran mulai terfokus.
foto. Kondisi siswa pada siklus I
Semangat
memang belum baik dalam mengikuti
pembelajaran
proses pembelajaran, namun kondisi
dibanding pada siklus I. Pada saat
ini lebih baik dibanding kondisi siswa
mengerjakan tugas menulis kembali
pada prasiklus yang terlihat kurang
dongeng siklus II, siswa terlihat lebih
menyukai materi menulis kembali
serius dan menyelesaikannya dengan
dongeng. Kondisi kelas pada siklus I
tepat waktu.
juga belum kondusif dengan adanya
dan
siswa
sikap
dalam
jauh
Berdasarkan
dalam
mengikuti
lebih
hasil
baik
jurnal
beberapa siswa yang kurang serius dan
siklus I dan siklus II, siswa semakin
lebih
dengan
senang terhadap pembelajaran menulis
pembelajaran
kembali dongeng dengan teknik bola
berlangsung. Selain itu, hasil belajar
panas. Selain itu siswa makin tertarik
siswa pada siklus I belum mencapai
dan berminat dengan materi menulis
target nilai yang ditentukan.
kembali dongeng. Hal ini ditunjukkan
senang
temannya
pada
bergurai
saat
Dari hasil observasi pada
siswa dalam mengisi lembar jurnal
siklus I, terlihat siswa belum siap
tentang pembelajarna menulis kembali
mengikuti pembelajaran dan sikap
dongeng dengan teknik bola panas
siswa dalam menerima materi belum
secara keseluruhan siswa memberikan
terfokus. Pada saat permainan masih
kesan yang baik terhadap teknik yang
banyak siswa yasng kurang serius dan
diterapkan dalam pembelajaran oleh
suasana kelas yang gaduh mengganggu
guru.
konsentrasi siswa. Namun semangat
Berdasarkan
hasil
menjadi lebih termotivasi dan kreatif
wawancara dapat dinyatakan bahwa
dalam
siswa senang dan tertarik dengan
dengan
pembelajarna
pengalaman yang baru dalam belajar.
menulis
kembali
menulis
baik
kembali
serta
dongeng
mendapat
dongeng dengan teknik bola panas.
Siswa juga dapat mengambil manfaat
Simpulan
dari pembelajaran menulis kembali
dongeng dengan teknik bola panas
Teknik
yaitu menambah pengalaman siswa
meningkatkan
dalam
kembali
dalam menulis kembali dongeng. Oleh
dongeng serta dapat menyalurkan hobi
karena itu, teknik ini dapat dipakai
menulis.
oleh guru khususnya guru bahasa
belajar
menulis
Secara keseluruhan dari hasil
Indonesia
bola
panas
dapat
kemampuan
siswa
dalam
pembelajaran
analisis data dan situasi pembelajaran,
menulis kembali dongeng, agar siswa
dapat disimpulkan bahwa perilaku
senang mengikuti pembelajaran dan
siswa
kemampuan siswa dalam
dalam
pembelajaran
menunjukkan perubahan ke arah yang
positif, siswa semakin semangat dan
antusias dalam belajar tanpa terbebani
dan tidak ada tekanan. Suasana kelas
menjadi lebih hidup karena sebagian
besar siswa berperan aktif dalam
pembelajaran.
Dengan
disimpulkan
demikian
bahwa
menulis kembali
dapat
pembelajaran
dongeng dengan
teknik bola panas sangat menarik
karena siswa bisa belajar sambil
bermain namun tetap serius. Siswa
menulis
kembali dongeng dapat meningkat.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsini, 2001. Prosedur
Penelitian Suatu Pendekatan
Praktek. Yogyakarta : Rineka
Cipta.
Danandjaja, James. 2002. Folklor
Indonesia
Ilmu
Gosip,
Dongeng, dan lain-lain.
Jakarta : Pustaka Utama
Grafiti.
Hardjojo, Sartina. 1998. Prinsipprinsip Pengajaran Bahasa
dan
Sastra.
Jakarta
:
Depbikbud.
Keraf,
Gorys. 1980. Komposisi
SebuahPengantar Kemahiran
Bahasa. Jakarta : Nusa Indah.
Mulyasa. 2007. Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan. Bandung
: PT. Remaja Rosdakarya.
Nursisto. 2000. Ikhtisar Kesusastraan
Indonesia. Yogyakarta : Adi
Cita
Rosidah, Anis. 2007. Peningkatan
Kemampuan Menulis Naskah
Drama melalui Media Film
Bisu Siswa Kelas VIIC SMP
Negeri 2 Pecangaan Jepara.
Skripsi : Universitas Negeri
Semarang.
Shadily, Hasan. 1980. Ensiklopedi
Indonesia. Jakarta : Balai
Pustaka.
Subyakto, Sri Utari. 1993. Metodologi
Pengajaran Bahasa. Jakarta :
Gramedia Pustaka Utama.
Subyantoro.
2007.
Penelitian
Tindakan Kelas. Semarang :
Rumah Indonesia.
Sugeng. 2005. Bahasa dan Sastra
Indonesia Kelas VII SMP dan
MTs. Jakarta : Bumi Aksara.
Sugyono, 2008. Metode Penelitian
Kuantitatif, Kualitatif, dan R
dan D. Bandung : Alfabeta.
Suharma, 2006. Bahasa dan Sastra
Indonesia SMP Kelas VII.
Bogor : Yudhistira
Sumardi, Mulyanto. 1992. Berbagai
Pendekatan
dalamPengajaran
Bahasa
dan
Sastra
Struktur
Humanistik,
Komunikatif,
Pragmatik. Jakarta : Pustaka
Sinar Harapan.
Sumarni. 2002. Pembelajaran Menulis
Narasi : Studi Komparasi
antara Strategi Membaca
Teks Cerita Rakyat dan
Strategi Menyimak Teks
Cerita Rakyat pada Siswa
Kelas V SD. Skripsi :
Universitas
Negeri
Semarang.
Suparno, 2006. Keterampilan Dasar
Menulis. Jakarta : Penerbit
Universitas Terbuka.
Suriamiharja, Agus. Dkk. 1996.
Petunjuk Praktis Menulis.
Jakarta : Depdikbud.
Susanti, Indah. 2007. Peningkatan
Kemampuan
Menulis
Kembali Dongeng melalui
Teknik Latihan Terbimbing
pada siswa Kelas VII SMP
Negeri 2 Gebog Kudus.
Skripsi : Universitas Negeri
Semarang.
Suyatno, 2005. Permainan Pendukung
Pembelajaran Bahasa dan
Sastra.
Jakarta
:
PT.
Grasindo.
Tarigan, Henry Guntur. 1994. Menulis
Sebagai Suatu Keterampilan
Berbahasa.
Bandung
:
Angkasa.
Tim
Penyusun
Kamus
Pusat
Pembinaan
dan
Pengembangan
Bahasa
Indonesia
2002.
Kamus
Besar Bahasa Indonesia.
Jakarta : Balai Pustaka.
Waluyo, Herman, J. 2001. Drama
Teori dan Pengajarannya.
Yogyakarta
:
Hanindita
Graha Widya Yogyakarta.
Wardani. 2006. Penelitian Tindakan
Kelas. Jakarta : Penerbit
Universitas Terbuka
Wiyanto, Asul. 2005. Kesusastraan
Sekolah
Penunjang
Pembelajaran
Bahasa
Indonesia SMP dan SMA.
Jakarta : Grasindo.
DENGAN TEKNIK BOLA PANAS
Oleh : Dina Nurmalisa
ABSTRAK
Menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang sangat potensial bagi
pengembangan penalaran yang sistematis serta logis. Kemampuan menulis tidak serta
merta dapat dikuasai oleh siswa tanpa adanya latihan-latihan. Salah satu cara
meningkatkan kemampuan menulis siswa adalah dengan menuliskan kembali bacaan
yang telah dibaca. Kemampuan menuliskan kembali isi bacaan merupakan suatu kegiatan
untuk menuliskan pokok-pokok pikiran yang terkandung dalam bacaan. Salah satu jenis
bacaan yang sesuai untuk kegiatan ini adalah dongeng. Dongeng merupakan bacaan yang
sifatnya menghibur. Dengan menuliskan kembali dongeng yang dibaca maka dapat
diketahui ide, pemikiran, dan kemampuan siswa untuk mengingat atau mengapresiasi
karya sastra. Salah satu teknik yang dapat dipakai untuk mengetahuinya adalah dengan
teknik bola panas.
Kata kunci : menulis, dongeng, teknik bola panas, siswa.
pengembangan
Pendahuluan
penalaran
yang
sistematis dan logis.
Empat
kompetensi
Untuk
dasar
dapat
yang harus dimiliki dalam berbahasa
mengembangkan
adalah
berbicara,
diharapkan guru dapat memilih materi-
membaca, dan menulis. Kegiatan ini
materi dan teknik yang dianggap lebih
dimulai oleh seseorang sejak lahir
efektif. Materi sastra biasanya hanya
hingga memperoleh pendidikan. Di
diberikan secara sepintas dan kurang
sekolah, seorang siswa juga diajarkan
mendalam, padahal materi tersebut
kompetensi tersebut. Dari keempat
dapat meningkatkan pemahaman siswa
kompetensi tersebut, menulis adalah
dan
salah satu keterampilan berbahasa
mengapresiasi sebuah karya.
yang
menyimak,
sangat
potensial
bagi
membuat
kebahasaan
siswa
mampu
Keterampilan
menulis
bukanlah sesuatu yang dapat diajarkan
dalam menulis kembali dongeng yang
telah dibacanya.
melalui uraian atau penjelasan semata-
Proses pembelajaran menulis
mata. Siswa tidak akan memperoleh
kembali dongeng melalui teknik bola
keterampilan menulis hanya dengan
panas diupayakan dapat mendekatkan
duduk, menyimak keterangan dari
siswa dengan karya sastra. Hal ini
guru dan mencatat apa yang didengar.
dimaksudkan agar siswa menyukai,
Dalam pengajarannya, dongeng tidak
menikmati,
begitu saja diajarkan pada siswa. Agar
mengekspresikan sebuah karya sastra.
siswa
tertarik,
guru
mampu
harus
menggunakan metode atau teknik yang
dianggap
dan
Kajian Pustaka
cocok untuk pengajaran
dongeng.
Penelitian tentang menulis
dan dongeng sudah banyak dilakukan.
Teknik yang dapat digunakan
Penelitian
pembelajaran
menullis
dalam pembelajaran menulis kembali
kembali
dongeng salah satunya adalah dengan
kombinasi sekaligus melengkapi dari
teknik
penelitian-penelitian yang sudah ada.
permainan.
Dengan
teknik
dongeng
ini
merupakan
permainan diharapkan siswa senang
Dalam Kamus Besar Bahasa
dalam proses pembelajaran sehingga
Indonesia (2002: 274) yang dimaksud
mudah memahami materi. Teknik
dongeng adalah (1) cerita yang tidak
permainan dalam penelitian ini yaitu
benar-benar terjadi terutama tentang
teknik Bola Panas. Dalam teknik Bola
kejadian zaman dahulu yang aneh-
Panas, siswa akan secara bergantian
aneh, (2) perkataan yang bukan-bukan
melempar
yang
atau tidak benar. Dongeng adalah
berhubungan dengan dongeng yang
cerita yang dianggap tidak benar-benar
telah dibaca pada temannya yang
terjadi, baik oleh penuturnya maupun
nantinya
oleh pendengarnya.
pertanyaan
pertanyaan-pertanyaan
tersebut akan menjadi pedoman siswa
Dongeng berkembang sebagai
tradisi lisan yang bersifat menghibur.
Dongeng berfungsi sebagai media
lambang-lambang
pendidikan.
dongeng
menggambarkan suatu bahasa yang
terkandung nilai-nilai yang diangakt
dipahami oleh seseorang, sehingga
dan dimanfaatkan dalam kehidupan
orang lain dapat membaca grafis
nyata. Menurut Sungeng dan Subagyo
tersebut
(2005: 126) dongeng terdapat dihampir
bahasa
dan gambaran grafis
semua suku bangsa di Indonesia.
Menulis
merupakan
Isinya
dan
keterampilan
masyarakat
dipergunakan
Dalam
berupa
pandangan
gambaran
hidup
kalau
grafis
mereka
yang
memahami
suatu
berbahasa
untuk
itu.
yang
berkomunikasi
pemiliknya. Isinya mengungkapkan
secara tidak langsung, tidak secara
hal-hal yang bersifat permukaan dan
tatap muka dengan orang lain.
sendi-sendi
kehidupan
secara
mendalam.
Kehadirannya
sering
Kemampuan
kembali
isi
menuliskan
bacaan adalah suatu
merupakan jawaban dari teka-teki
kegiatan untuk menuliskan pokok-
alam
pokok pikiran yang terkandung dalam
yang
terdapat
di
sekitar
kehidupan masyarakat pendukungnya.
Dongeng adalah salah satu
bacaan. Kemampuan menulis jenis ini
disebut
kemampuan
reseptif-
sarana yang baik dalam mengasah
reproduktif. Dalam mengembangkan
pertumbuhan kecerdasan emosi dan
kemampuan
empati anak. Sebagai karya sastra,
reproduktif teks diberikan. Teks ini
dongeng berfungsi untuk menghibur.
merupakan teks tertulis yang dibaca
Selain
sendiri
menghibur,
memberi
dongeng
pendidikan,
juga
terutama
pendidikan moral.
hakikatnya
oleh
merupakan pemindahan
siswa
diperdengarkan
Kemudian
Menulis atau mengarang pada
menulis
kembali
teks
atau
melalui
siswa
mereproduksi
reseptif-
diminta
atau
yang
kaset.
untuk
menceritakan
tersebut
secara
pikiran atau perasaan ke dalam bentuk
keseluruhan atau hanya intinya saja.
lambang-lambang
Cara
bahasa.
Menulis
adalah menurunkan atau melukiskan
menceritakan
dapat
dengan
kalimat lengkap atau dengan kata-kata
kunci
saja.
Dalam
kegiatan
ini
2. Memperhatikan
bagian
demi
kemampuan siswa masih terikat pada
bagian dongeng tersebut dari awal
teks
sampai
yang
diberikan,
terutama
akhir.
Mengingat-ingat
mengenai isi, jalan cerita dan konsep
urutan cerita, tokoh dongeng, dan
pemikiran (Hardjono, 1988: 86).
unsur-unsur dongeng lainnya.
Menurut
Hardjono,
sebagai
3. Membayangkan
adegan-adegan
latihan menulis berdasarkan teks dapat
dalam dongeng seolah-olah terlibat
diberikan latihan-latihan (1) menjawab
di
pertanyaan yang jawabannya dicari
secara langsung.
dalam teks, (2) menggambarkan suatu
kejadian atau
berdasarkan
diberikan,
situasi
dalam
teks
kunci
yang
menceritakan
satu
kata-kata
(3)
dalamnya
4. Mulai
atau
menuliskan kembali
dongeng
tersebut
memperhatikan
menggunakan
paragraf berdasarkan kata-kata kunci,
melihatnya
isi
dengan
urutannya
dan
bahasa Indonesia
yang baik dan benar.
(4) menceritakan kembali dengan atau
tanpa pertolongan kata-kata kunci, (5)
Salah satu teknik atau metode
mempergunakan ungkapan-ungkapan
yang
yang terdapat dalam teks dalam situasi
pembelajaran agar siswa tertarik dan
ini.
senang adalah teknik permainan. Salah
Dalam
menulis
tepat
digunakan
dalam
kembali
satu teknik permainan yang cocok
dongeng, ada beberapa langkah yang
dalam pembelajaran menulis kembali
harus dilakukan agar hasil tulisan
dongeng adalah teknik bola panas.
kembali
Menurut
Cara bermain teknik ini adalah dengan
Suharma (2006: 57) untuk berlatih
menyiapkan terlebih dahulu alat yang
menulis kembali dongeng yang pernah
diperlukan
dibaca atau didengar, bisa melakukan
Kemudian siswa diminta untuk berdiri
langkah-langkah berikut :
dan
1. Membaca
memulai permainan dengan bertanya
dongeng
atau
baik.
mendengarkan
kembali dongeng yang akan ditulis.
yaitu
membentuk
sebuah
lingkaran.
bola.
Guru
tentang suatu hal dalam dongeng yang
terlebih dahulu sudah dibaca oleh
kembali dongeng yang telah dibaca
siswa dan melemparkan bola kepada
terlebih dahulu.
seorang siswa dalam lingkaran. Siswa
Sebagaimana
pendapat
yang menangkap bola harus menjawab
Hardjono yang mengungkapkan bahwa
pertanyaan. Jika siswa tersebut tidak
menjawab
bisa menjawab dengan segera, ia harus
jawabannya dicari dalam teks adalah
cepat-cepat
itu
salah satu latihan menulis berdsarkan
layaknya sebuah bola panas yang
teks, maka teknik bola panas cocok
dilempar kepada siswa lain dalam
diterapkan
lingkaran. Bola terus beredar sampai
menulis kembali dongeng.
ada yang dapat menjawab pertanyaan
menjawab
yang diajukan. Siswa yang menjawab
dongeng,
pertanyaan itu mengajukan pertanyaan
langsung
baru dan prosesnya dimulai lagi
melainkan
sampai semua hal yang terdapat dalam
ingatannya tentang isi dongeng yang
dongeng yang telah dibaca terungkap
sudah dibaca. Agar siswa punya
(Suyatno, 2005: 75).
ingatan
siswa
melemparkan bola
pertanyaan
dalam
pembelajaran
pertanyaan
siswa
yang
cukup
isi
mencarinya
teks
dengan
Dalam
tentang
tidak
dalam
yang
dongeng,
mengandalkan
tentang
isi
Sebelum permainan dimulai
dongeng, guru memberi waktu yang
terlebih
efektif pada siswa ketika membaca
daulu
membaca
dongeng yang dibagikan oleh guru.
teks
Kemudian
suasana yang tenang.
membuat
beberapa
dongeng,
dan
menciptakan
pertanyaan tentang isi dongeng yang
Pada teknik ini peranan guru
nantinya akan ditanyakan pada siswa
sangat penting dan essensial guna
lain
pelaksanaan
dalam
permainan
permainan.
berlangsung
Ketika
pembelajaran
dengan
pertanyaan
teknik bola panas, agar siswa dapat
yang dilempar masing-masing siswa
menulis kembali dongeng dengan baik.
harus berbeda agar dapat mengungkap
Proses pemberian bantuan yang tepat
semua isi dongeng yang nantinya akan
dan sistematis kepada individu dalam
menjadi pedoman siswa dalam menulis
memecahkan masalah yang dihadapi
agar
tercapai
keterampilan
siswa
dalam menulis kembali dongeng.
siap mengikuti proses pembelajaran.
Guru menanyakan pengalaman siswa
“apakah siswa pernah menulis kembali
Bahan
digunakan
pembelajaran
adalah
materi
menulis kembali dongeng.
yang
dongeng”. Guru menyampaikan tujuan
tentang
pembelajaran serta manfaat yang akan
Materi
diperoleh siswa setelah mengikuti
tersebut, terdiri atas langkah-langkah
menulis
kembali
dongeng.
kegiatan pembelajaran.
Cerita
Setelah siswa siap menerima
dalam dongeng dari awal sampai akhir
pelajaran menulis kembali dongeng,
disusun
pembelajaran
secara
urut.
Secara
dilaksanakan.
Guru
keseluruhan teks cerita dalam dongeng
menjelaskan materi tentang langkah-
memiliki bagian-bagian yang urut
langkah cara membuat hasil tulisan
antara lain meliputi pembukaan, isi,
kembali dongeng serta menghadirkan
dan penutup dongeng.
contoh
menulis
kembali
dongeng
kepada
siswa.
Setelah
selesai
Pada tahap awal kegiatan
yang dilakukan oleh guru dalam proses
menjelaskan materi, guru memberi
pembelajaran
kesempatan
ini
adalah
tahap
kepada
siswa
untuk
apersepsi, siswa dikondisikan untuk
menanyakan
siap mengikuti proses pembelajaran.
kurang jelas. Setelah tidak ada yang
Guru menanyakan pengalaman siswa
bertanya setiap siswa diberi sebuah
“apakah siswa pernah menulis kembali
dongeng dengan judul yang sama yaitu
dongeng”. Guna menyampaikan tujuan
“Malin Kundang”.
pembelajaran serta manfaat yang akan
Tahap
diperoleh siswa setelah mengikuti
siswa
kegiatan pembelajaran.
memahami
Kegiatan
dilakukan
pembelajaran
guru
ini
pertama
dalam
adalah
hal
diminta
yang
sekiranya
selanjutnya
yaitu
membaca
serta
dongeng
yang
sudah
yang
dibagikan tersebut dengan waktu yang
proses
sudah ditentukan. Setelah siswa selesai
tahap
apersepsi, siswa dikondisikan untuk
membaca,
guru
mempersilahkan
semua siswa untuk membuat beberapa
pertanyaan yang berkaitan dengan isi
perseorangan
dongeng yang telah dibaca. Kemudian
perseorangan dan jika kesalahan yang
guru menjelaskan aturan permainan
terjadi
dalam teknik bola panas. Pertama-
seluruh
tama siswa diminta untuk berdiri dan
membahasnya
membentuk lingkaran. Guru memulai
pembelajaran di tiap-tiap siklus.
sama
siswa
akan
dibantu
untuk
permasalahan
maka
pada
utnuk
guru
akan
refleksi
akhir
permainan dengan bertanya tentang
Kegiatan dirancang dengan
suatu hal dalam dongeng yang terlebih
penelitian tindakan kelas. Tahapan
dahulu sudah dibaca oleh siswa dn
langkah
melemparkan bola kepada seorang
penelitian. Setiap siklus terdiri atas
siswa dalam lingkaran. Siswa yang
perencanaan,
menangkap
pengamatan, dan refleksi. Penelitian
bola
harus
menjawab
pertanyaan. Jika siswa tersebut tidak
disusun
dalam
siklus
pelaksanaan,
dilakukan dalam dua siklus.
bisa menjawab dengan segera, ia harus
cepat-cepat melemparkan bola
itu
Hasil dan Pembahasan
layaknya sebuah bola panas yang
dilempar kepada siswa lain dalam
Aspek-aspek
yang
dinilai
lingkaran. Bola terus beredar sampai
dalam kemampuan menulis kembali
ada yang dapat menjawab pertanyaan
dongeng meliputi lima aspek, yaitu (1)
baru dan prosesnya dimulai lagi
kesesuaian isi dengan dongeng, (2)
sampai semua hal yang terdapat dalam
alur, (3) tokoh dan penokohan, (4)
dongeng yang telah dibaca terungkap.
latar,
Setelah
siswa
(5)
gaya
bahasa.
mulai
Pembahasan hasil nontes berpedoman
menulis kembali dongeng yang telah
pada empat instrumen penelitian, yaitu
dibaca
lembar
dengan
itu
dan
berpedoman
dari
observasi,
lembar
jurnal,
pertanyaan dan jawaban dari teman-
pedoman wawancara, dan dokumentasi
temannya yang menjadi pokok-pokok
foto.
isi dongeng tersebut. Guru melihat
pekerjaan siswa satu persatu, kesulitan
Pembelajaran
menulis
kembali dongeng dengan teknik bola
panas pada siklus I dan siklus II
Pertanyaan pertama dilempar oleh
diawali dengan kegiatan mempresensi
guru pada satu kelompok khususnya
siswa
terlebih
melakukan
menanyakan
dahulu.
Kemudian
pada siswa yang berdiri di barisan
apersepsi
dengan
depan kelompoknya. Setelah siswa
keadaan
siswa
dan
tersebut berhasil menjawab pertanyaan
mengarahkan perhatian siswa pada
dengan
kompetensi
diajarkan,
pertanyaan baru pada kelompok lain
setelah itu peneliti menyampaikan
khususnya siswa yang berdiri di
materi
barisan paling depan dari barisan
yang
akan
seputar
pembelajaran
dongeng.
langkah-langkah
menulis
Guru
juga
benar,
melempar
kembali
kelompok yang ditunjuk. Setelah itu
menjelaskan
siswa kemudian berpindah kebarisan
tentang teknik bola panas serta tata
paling
cara melakukan permainannya. Setelah
kelompoknya.
selesai
siswa
menjelaskan,
siswa
siswa
diberi
belakang
tersebut
dari
barisan
Teman
sekelompok
yang
sebelumnya
kesempatan untuk bertanya tentang
berdiri di belakangnnya, menggantikan
materi yang telah disampaikan oleh
dengan berdiri di barisan paling depan
peneliti.
diberi
di barisan kelompoknya dan siap
sebuah dongeng dengan judul yang
menjawab pertanyaan dari kelompok
sama untuk dibaca dan dipahami.
lain
Kemudian
Setelah
siswa
menunjuknya.
Begitu
selesai
seterusnya permainan dilakukan. Bila
membaca dan memahami dongeng
ada siswa yang kesulitan menjawab
yang telah dibagikan oleh peneliti,
atau membuat pertanyaan akan dibantu
siswa memulai permainan bola panas
oleh teman sekelompoknya. Namun
dengan terlebih dahulu membagi siswa
bila teman sekelompoknya tidak bisa
menjadi beberapa kelompok. Masing-
membantu,
masing kelompok membuat barisan
membantu dan bila tidak bisa juga,
satu
guru atau peneliti akan membantu
banjar
dan
siswa
yang
barisan-barisan
kelompok tersebut saling berhadapan
dengan barisan banjar kelompok lain.
pula.
kelompok
lain
bisa
Setelah
permainan,
melakukan
siswa
diminta
untuk
pembelajaran
hasil
dibaca
peningkatan.
dengan
nilai
berpedoman pada hasil pertanyaan dan
jawaban
pada
saat
permainan
siswa
membuktikan
Kesalahan
dan
kesulitan.
kekurangan
pada
mengalami
nilai rata-rata masing-masing aspek
pada
mengalami
siswa
Dengan adanya peningkatan
berlangsung. Guru tetap membantu
bila
kembali
dongeng pada siklus I dan siklus II,
menulis kembali dongeng yang telah
sebelumnya
menulis
siklus
I
dan
siklus
bahwa
II
penggunaan
teknik bola panas dapat meningkatkan
pembelajaran siklus I akan diperbaiki
keterampilan
pada pembelajaran siklus II.
dongeng siswa kelas VII A SMP
menulis
kembali
Penelitian yang dilakukan
Negeri 1 Batang. Dengan demikian
pada siswa kelas VII A SMP 1 Batang
dapat disimpulkan bahwa penggunaan
menunjukkan
teknik
bahwa kemampuan
bola
panas
mampu
siswa dalam menulis kembali dongeng
meningkatkan kualitas, kreativitas, dan
mengalami peningkatan. Peningkatan
efektifitas pembelajaran siswa dalam
dari prasiklus ke siklus I sebesar
menulis kembali dongeng.
24,70%, peningkatan dari siklus I ke
Penggunaan
teknik
bola
siklus II sebesar 8,63, dan peningkatan
panas dalam pembelajaran menulis
dari prasiklus ke siklus II sebesar
kembali dongeng mampu membantu
31,19%.
siswa dalam mengatasi kesulitan yasng
Peningkatan
kemampuan
dialami
dalam
menentukan
ide
siswa dalam menulis kembali dongeng
penulisan dkembali dongeng. Siswa
merupakan
juga
prestasi
yang
patut
merasa
senang
mengikuti
dibanggakan. Sebelum diberlakukan
pembelajaran karena dapat belajar
tindakan siklus I dan siklus II,
sambil bermain.
kemampuan menulis kembali dongeng
Peningkatan
kemampuan
siswa masih kurang. Namun, stelah
siswa dalam menulis kembali dongeng
diterapkan teknik bola panas dalam
ini
diikuti
pula
dengan
adanya
perubahan perilaku siswa ke arah
dan antusias siswa sudah sedikit
positif dari prasiklus sampai siklus II.
meningkat dibanding pada prasiklus.
Pada dasarnya siswa senang mengikuti
pembelajaran
menulis
kembali
Pada diklus II ada banyak
perubahan
perilaku
siswa.
Siswa
dongeng dengan teknik bola panas.
terlihat jauh lebih siap mengikuti
Hal ini diketahui dari hasil observasi,
pembelajaran
jurnal, wawancara, dan dokumentasi
menerima pelajaran mulai terfokus.
foto. Kondisi siswa pada siklus I
Semangat
memang belum baik dalam mengikuti
pembelajaran
proses pembelajaran, namun kondisi
dibanding pada siklus I. Pada saat
ini lebih baik dibanding kondisi siswa
mengerjakan tugas menulis kembali
pada prasiklus yang terlihat kurang
dongeng siklus II, siswa terlihat lebih
menyukai materi menulis kembali
serius dan menyelesaikannya dengan
dongeng. Kondisi kelas pada siklus I
tepat waktu.
juga belum kondusif dengan adanya
dan
siswa
sikap
dalam
jauh
Berdasarkan
dalam
mengikuti
lebih
hasil
baik
jurnal
beberapa siswa yang kurang serius dan
siklus I dan siklus II, siswa semakin
lebih
dengan
senang terhadap pembelajaran menulis
pembelajaran
kembali dongeng dengan teknik bola
berlangsung. Selain itu, hasil belajar
panas. Selain itu siswa makin tertarik
siswa pada siklus I belum mencapai
dan berminat dengan materi menulis
target nilai yang ditentukan.
kembali dongeng. Hal ini ditunjukkan
senang
temannya
pada
bergurai
saat
Dari hasil observasi pada
siswa dalam mengisi lembar jurnal
siklus I, terlihat siswa belum siap
tentang pembelajarna menulis kembali
mengikuti pembelajaran dan sikap
dongeng dengan teknik bola panas
siswa dalam menerima materi belum
secara keseluruhan siswa memberikan
terfokus. Pada saat permainan masih
kesan yang baik terhadap teknik yang
banyak siswa yasng kurang serius dan
diterapkan dalam pembelajaran oleh
suasana kelas yang gaduh mengganggu
guru.
konsentrasi siswa. Namun semangat
Berdasarkan
hasil
menjadi lebih termotivasi dan kreatif
wawancara dapat dinyatakan bahwa
dalam
siswa senang dan tertarik dengan
dengan
pembelajarna
pengalaman yang baru dalam belajar.
menulis
kembali
menulis
baik
kembali
serta
dongeng
mendapat
dongeng dengan teknik bola panas.
Siswa juga dapat mengambil manfaat
Simpulan
dari pembelajaran menulis kembali
dongeng dengan teknik bola panas
Teknik
yaitu menambah pengalaman siswa
meningkatkan
dalam
kembali
dalam menulis kembali dongeng. Oleh
dongeng serta dapat menyalurkan hobi
karena itu, teknik ini dapat dipakai
menulis.
oleh guru khususnya guru bahasa
belajar
menulis
Secara keseluruhan dari hasil
Indonesia
bola
panas
dapat
kemampuan
siswa
dalam
pembelajaran
analisis data dan situasi pembelajaran,
menulis kembali dongeng, agar siswa
dapat disimpulkan bahwa perilaku
senang mengikuti pembelajaran dan
siswa
kemampuan siswa dalam
dalam
pembelajaran
menunjukkan perubahan ke arah yang
positif, siswa semakin semangat dan
antusias dalam belajar tanpa terbebani
dan tidak ada tekanan. Suasana kelas
menjadi lebih hidup karena sebagian
besar siswa berperan aktif dalam
pembelajaran.
Dengan
disimpulkan
demikian
bahwa
menulis kembali
dapat
pembelajaran
dongeng dengan
teknik bola panas sangat menarik
karena siswa bisa belajar sambil
bermain namun tetap serius. Siswa
menulis
kembali dongeng dapat meningkat.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsini, 2001. Prosedur
Penelitian Suatu Pendekatan
Praktek. Yogyakarta : Rineka
Cipta.
Danandjaja, James. 2002. Folklor
Indonesia
Ilmu
Gosip,
Dongeng, dan lain-lain.
Jakarta : Pustaka Utama
Grafiti.
Hardjojo, Sartina. 1998. Prinsipprinsip Pengajaran Bahasa
dan
Sastra.
Jakarta
:
Depbikbud.
Keraf,
Gorys. 1980. Komposisi
SebuahPengantar Kemahiran
Bahasa. Jakarta : Nusa Indah.
Mulyasa. 2007. Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan. Bandung
: PT. Remaja Rosdakarya.
Nursisto. 2000. Ikhtisar Kesusastraan
Indonesia. Yogyakarta : Adi
Cita
Rosidah, Anis. 2007. Peningkatan
Kemampuan Menulis Naskah
Drama melalui Media Film
Bisu Siswa Kelas VIIC SMP
Negeri 2 Pecangaan Jepara.
Skripsi : Universitas Negeri
Semarang.
Shadily, Hasan. 1980. Ensiklopedi
Indonesia. Jakarta : Balai
Pustaka.
Subyakto, Sri Utari. 1993. Metodologi
Pengajaran Bahasa. Jakarta :
Gramedia Pustaka Utama.
Subyantoro.
2007.
Penelitian
Tindakan Kelas. Semarang :
Rumah Indonesia.
Sugeng. 2005. Bahasa dan Sastra
Indonesia Kelas VII SMP dan
MTs. Jakarta : Bumi Aksara.
Sugyono, 2008. Metode Penelitian
Kuantitatif, Kualitatif, dan R
dan D. Bandung : Alfabeta.
Suharma, 2006. Bahasa dan Sastra
Indonesia SMP Kelas VII.
Bogor : Yudhistira
Sumardi, Mulyanto. 1992. Berbagai
Pendekatan
dalamPengajaran
Bahasa
dan
Sastra
Struktur
Humanistik,
Komunikatif,
Pragmatik. Jakarta : Pustaka
Sinar Harapan.
Sumarni. 2002. Pembelajaran Menulis
Narasi : Studi Komparasi
antara Strategi Membaca
Teks Cerita Rakyat dan
Strategi Menyimak Teks
Cerita Rakyat pada Siswa
Kelas V SD. Skripsi :
Universitas
Negeri
Semarang.
Suparno, 2006. Keterampilan Dasar
Menulis. Jakarta : Penerbit
Universitas Terbuka.
Suriamiharja, Agus. Dkk. 1996.
Petunjuk Praktis Menulis.
Jakarta : Depdikbud.
Susanti, Indah. 2007. Peningkatan
Kemampuan
Menulis
Kembali Dongeng melalui
Teknik Latihan Terbimbing
pada siswa Kelas VII SMP
Negeri 2 Gebog Kudus.
Skripsi : Universitas Negeri
Semarang.
Suyatno, 2005. Permainan Pendukung
Pembelajaran Bahasa dan
Sastra.
Jakarta
:
PT.
Grasindo.
Tarigan, Henry Guntur. 1994. Menulis
Sebagai Suatu Keterampilan
Berbahasa.
Bandung
:
Angkasa.
Tim
Penyusun
Kamus
Pusat
Pembinaan
dan
Pengembangan
Bahasa
Indonesia
2002.
Kamus
Besar Bahasa Indonesia.
Jakarta : Balai Pustaka.
Waluyo, Herman, J. 2001. Drama
Teori dan Pengajarannya.
Yogyakarta
:
Hanindita
Graha Widya Yogyakarta.
Wardani. 2006. Penelitian Tindakan
Kelas. Jakarta : Penerbit
Universitas Terbuka
Wiyanto, Asul. 2005. Kesusastraan
Sekolah
Penunjang
Pembelajaran
Bahasa
Indonesia SMP dan SMA.
Jakarta : Grasindo.