Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatan Minat dan Hasil Belajar tentang Pemahaman Penjumlahan dan Pengurangan Menggunakan Model Treasure Hunt Berbantuan Media Gambar pada Siswa Kelas 2

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab IV ini akan diuraikan hasil hasil penelitian beserta pembahasannya yang berkaitan dengan minat belajar dan hasil belajar siswa pada pembelajaran matematika mengenai pemahaman tentang penjumlahan dan pengurangan menggunakan model Treasure Hunt berbantuan media gambar.

Dalam penelitian ini akan dilakukan di SD Negeri 1 Mudal Boyolali yang beralamat di Jalan Tentara Pelajar. Objek penelitian ini adalah siswa kelas 2 di SD Negeri Mudal 1 Boyolali yang berjumlah 32 siswa terdiri dari 15 siswa laki-laki dan 17 siswa perempuan. Berikut jadwal penelitian yang telah dilaksanakan:

Tabel 4.1 Jadwal Penelitian

Penelitian ini dilaksanakn pada semester 1 tahun ajaran 2016/2017. Dalam penelitian ini menggunakan alur dari Kemmis dan MCTanggart yang terdapat 2 tahapan yaitu siklus 1 dan siklus 2. Disetiap siklus terdiri 4 alur yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Siklus 1 dan siklus 2 masing- masing memiliki 3 pertemuan. Hasil pelaksanaan dari Penelitian Tindakan Kelas dikelas 2 semester 1 SD Negeri 1 Mudal Boyolali sebagai berikut:

4.1 Pra Siklus

4.1.1 Hasil belajar

Pada kegiatan pra siklus peneliti melakukan pengambilan data mengenai kondisi awal siswa. Peneliti melakukan pengambilan data menggunakan 2 tahapan yaitu memberikan soal pretest kepada siswa untuk mengetahui hasil belajar siswa dan kemudian meminta siswa untuk mengisi angket minat belajar matematika diakhir pembelajaran. Kedua tahapan tersebut dilakukan sebelum diterapkannya model Treasure Hunt berbantuan media gambar. Dari pengambilan data tersebut dapat diketahui hasil belajar siswa dan minat belajar siswa melalui tabel berikut:

Tabel 4.2 Rekapitulasi Daftar Nilai Siswa Pra Sklus

Ketuntasan

Jumlah siswa

Tidak tuntas

Gambar 4.1 Diagram Ketuntasan Pra Siklus

Hasil Belajar Prasiklus

Tuntas:38%

Tidak Tuntas:62% Tuntas Tidak Tuntas

Dari tabel diatas dapat terlihat bahwa terdapat 18 siswa yang tidak tuntas dalam mengikuti test tersebut. Penilaian diatas merupakan sebagai acuan dalam penelitian untuk mengupayakan peningkatan hasil belajar.

4.1.2 Minat

Selain mengumpulkan hasil belajar siswa, dalam penelitian ini peneliti juga mengumpulkan hasil minat belajar siswa melalui angket. Adapun hasil data minat belajar yang telah dikumpulkan sebagai berikut:

Tabel 4.3 Hasil Minat Belajar

Item Pertanyaan Jawaban Ya Jawaban Tidak 1 16 16 2 22 8 3 20 12 4 18 14 5 21 11 6 22 10

Nilai jawaban “Ya” :1 Nilai jawaban “Tidak’:0

Dikonversikan dalam presentasi: Jawaban “Ya” : 1 x 100% :100% Jawaban “Tidak” : 0 x 100% : 0% (sehingga tidak perlu dihitung)

Perhitungan jawaban ya dari angket Jawaban “Ya” rata-rata : 12/25 x 100%= 48%

Dari analisis skala guttman, titik kesesuain dibawah 50 % yaitu 48 , sehingga dapat dikatakan siswa SD Negeri 1 Mudal Boyolali kelas 2 semester 1 tidak berminat dalam belajar .

Dari tabel diatas terdapat hasil dari lembar angket yang telah dibagikan dan analisis dari skala Guttman yang menunjukkan pada ketidak beminatnya siswa dalam mengikuti proses pembelajaran. Sehingga ketidak minatan siswa dalam proses pembelajaran pasti dipengaruhi oleh beberapa faktor. Menurut Djamarah (2002) yang peneliti simpulkan bahwa minat belajar siswa dapat diekpresikan dalam beberapa hal misalnya akan lebih menyukai sesuatu daripada yang lain, hal ini dapat dilihat pada lembar angket nomer 3 yang berisi pertanyaan mengenai apakah mereka (siswa) lebih menyukai pembelajaran selain matematika berdasarkan data diatas didapat 20 siswa dari 32 siswa menjawab ya, sehingga dalam pembelajaran matematika banyak siswa yang tidak tertarik dengan pembelajaran matematika yang berdasarkan perolehan hasil 18 siswa yang menjawab tidak tertarik mengikuti pembelajaran. Ketidak ketertarika dapat juga dipengaruhi dalam beberapa hal seperti dalam proses belajar. Sepaham oleh Anni (2013 yang telah disimpulkan oleh peneliti) dalam menarik perhatian atau ketertarikan siswa terhadp suatu mata pelajaran perlu diadakannya kegiatan yang menarik dalam pembelajaran hal ini dini didukung dari perolehan data berdasrkan tabel diatas yaitu 23 siswa dari

32 siswa menginginkan pembelajaran yang variasi dan inovatif. Berdasarkan hasil observasi sebelum diadakannya tindakan dalam penelitian ini, rendahnya hasil belajar siswa disebabkan kurang tertariknya siswa dalam mengikuti proses pembelajaran matematika. Hal ini terlihat 32 siswa menginginkan pembelajaran yang variasi dan inovatif. Berdasarkan hasil observasi sebelum diadakannya tindakan dalam penelitian ini, rendahnya hasil belajar siswa disebabkan kurang tertariknya siswa dalam mengikuti proses pembelajaran matematika. Hal ini terlihat

Mengacu pada data hasil minat belajar dan hasil belajar siswa sebelum diadakannya tidakan, peneliti bersama dengan guru kelas melakukan sebuah Penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian ini dilakukan secara berkolaborasi yaitu peneliti sebagai pelaksana dan guru sebagai obsever. Pelaksanaan penelitian ini akan diadakan di SD Negeri 1 Mudal Boyolali dengan menggunakan model Treasure Hunt berbantuan media gambar. Penelitian ini akan dilakukan 2 siklus, yang setiap siklus memiliki 3 pertemuan.

4.2 Siklus I

Pada Siklus 1 ini akan membahas mengenai perencanaan (planning), tindakan (acting), pengamatan (observing) dan hasil pengamatan yang telah dilakukan setelah itu refleksi(reflection). Kegiatan ini setiap pertemuan memiki waktu 2 X 35 menit.

4.2.1 Perencanaan

Pada tahap ini peneliti belum melaksanakan penelitian tindakan namun guru bersama peneliti berdiskusi mengenai Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), alat peraga, media yang akan dipakai dan instrumen yang terdiri dari lembar observasi guru pada setiap pertemuan pembelajaran, lembar observasi siswa yang akan diiisi oleh guru selaku observer disetiap pembelajaran, dan lembar soal bagi siswa yang mencakup soal pretest, postes, uji validitas dan reliabelitas.

Kegiatan perencanaan ini bertujuan untuk merencanakan dan mempersiapkan segala kebutuhan baik media, instrumen, materi sebagai penunjang untuk melaksanakan tindakan. Kegiatan perencanaan meliputi: Kegiatan perencanaan ini bertujuan untuk merencanakan dan mempersiapkan segala kebutuhan baik media, instrumen, materi sebagai penunjang untuk melaksanakan tindakan. Kegiatan perencanaan meliputi:

1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) disusun oleh peneliti yang dibimbing oleh guru kelas. RPP yang telah disusun sudah memenuhi karakteristik Matematika dengan penerapan Model Treasure Hunt berbantuan media gambar. Pada pertemuan 1 RPP yang disusun meliputi penjumlahan, pertemuan ke 2 meliputi pengurangan dan pertemuan ke 3 merupakan riview materi penjumlahan dan pengurangan disertai dengan tes.

2. Lembar Latihan Soal Penyusunan lembar soal dimaksudkan untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa setelah diberikan materi. Lembar latihan soal berisi mengenai materi disetiap pertemuan pada proses pembelajaran.

3. Media pembelajaran Media pembelajaran merupak media penunjang dalam proses pembelajaran karena dengan media siswa lebih mudah mengingat dan memahami materi yang disampaikan. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan media gambar, alat peraga berupa potongan sedotan, permen

dalam menjelaskan dan mempraktekkan penjumlahan dan pngurangan. Kegunaan lain mengenai media gambar yaitu untuk menunjang proses pembelajaran yang akan diadakan.

b) Penyusunan Instrumen Instrumen yang digunakan dalam peelitian ini adalah

1. Lembar observasi Lembar observasi ini digunakan sebagai pedoman dalam melaksanakan pengamatan terhadap aktivitas siswa dan guru selama proses pembelajaran berlangsung. Lembar observasi ini sebagai landasan baik siswa maupun guru dalam melaksanakan 1. Lembar observasi Lembar observasi ini digunakan sebagai pedoman dalam melaksanakan pengamatan terhadap aktivitas siswa dan guru selama proses pembelajaran berlangsung. Lembar observasi ini sebagai landasan baik siswa maupun guru dalam melaksanakan

2. Wawancara Wawancara kepada kepala sekolah, guru, siswa, dan narasumber yang terkait yang digunakan sebagai sumber informasi dan mendapatkan jawaban melalui tanya jawab yang dilakukan. Wawancara digunakan untuk mengetahui kondisi yang terjadi dalam lingkungan tersebut sebelum peneliti menggali dan menemukan permasalahan serta penyelesaiannya. Selain itu, wawancara juga berguna untuk mengetahui karakter siswa agar mudah dalam menyusun proses pembelajaran sejauh mana ketertarikan dan usaha siswa dalam mengembangkan kemampuan terhadap mata pelajaran matematika.

3. Soal Tes Soal tes yang digunakan pada siklus 1 berjumlah 20 soal. Tes hasil belajar digunakan untuk mengukur sejauh mana siswa sudah memahami materi yang sudah disampaikan. Tes hasil belajar juga untuk mengukur seberapa besar pengaruh model pembelajaran Treasure Hunt dalam mempengaruhi hasil belajar siswa dalam pembelajaran matematika.

4. Angket Lembar angket siswa digunakan untuk mengetahui dan mengukur ketrtarikan siswa atau minat siswa dalam belajar dan proses pembelajaran yang berlangsung. Minat siswa secaa tidak langsung juga mempengaruhi hasil belajar siswa. Hal ini disebabkan apabila siswa sudah tidak tertarik dengan pembelajaran maka mereka akan mencari kesibukan sendiri dan akibatnya mereka tidak mengerti pembelajaran yang telah disampaikan.

4.2.2 Pelaksanaan dan Pengamatan

a) Pertemuan 1 Pertemuan 1 pada siklus 1 dilaksanakan hari Rabu pada tanggal 26 Juli 2017. Dalam pertemuan ini peneliti diberi waktu 2 x 35 menit untuk melaksanakan penelitian. Pada kegiatan awal pembelajaran guru mengucapkan salam kemudian mengajak siswa untuk berdoa sebelum pembelajaran dimulai, melakukan absensi, menanyakan kesiapan siswa untuk memulai pembelajaran, menyampaikan peraturan kelas dan melakukan apersepsi.

Pada kegiatan inti setelah siswa mengetahui tujuan pembelajaran, guru memberikan penjelasan mengenai penjumlahan dan berbagai contoh soal. Dalam kegiatan ini, guru menjelaskan menggunakan alat peraga yaitu potongan sedotan. Dalam menjelaskan guru juga memberikan contoh dengan memeragakannya, guru juga meminta beberapa siswa untuk mencoba didepan kelas. Setelah siswa memahami, guru membagi ke dalam 5 kelompok, setiap kelompok terdiri dari 6-7 siswa. Guru meminta siswa untuk mengerjakan soal secara berkelompok dengan menggunakan sedotan yang telah dibagikan. Setelah selesai guru bersama siswa membahas besama- sama.

Setelah siswa dirasa cukup memahami dan mengerti, guru mengajak siswa untuk bermain yaitu menngunakan model permainan Treasure Hunt. Siswa dijelaskan mengenai langkah-langkah dan guru juga memberi contoh agar siswa lebih mudah memahami. Permainan yang akan dilakukan adalah siswa harus melengkapi puzzle yang hilang dan untuk menyelesaikannya terdapat rintangan yang hrus dilalui. Rintangan-rintangan tersebut berupa soal. Setelah siswa berhasil menyelesaikannya, siswa diminta untuk kembali kekelas. Guru dan siswa membahas mengenai kesulitan yang mereka hadapi dan membahas soal yang blm bisa.

Kegiatan akhir, guru memberikan evaluasi bersama-sama dengan siswa mengenai kegiatan yang telah dikerjakan.

b) Pertemuan 2 Pertemuan 2 pada siklus 1 dilaksanakan hari Kamis pada tanggal

27 Juli 2017. Dalam pertemuan ini peneliti diberi waktu 2 x 35 menit untuk melaksanakan penelitian. Pada kegiatan awal pembelajaran guru mengucapkan salam kemudian mengajak siswa untuk berdoa sebelum pembelajaran dimulai, melakukan absensi, menanyakan kesiapan siswa untuk memulai pembelajaran, menyampaikan peraturan kelas, mengingatkan kembali materi pembelajaran sebelumnya dan melakukan apersepsi.

Pada kegiatan inti setelah siswa mengetahui tujuan pembelajaran, guru meminta siswa untuk memperhatikan sebuah video. Guru mengajak siswa untuk menyanyi dan menari bersama. Setelah itu guru dan siswa melakukan tanya jawab mengenai video (video berisi lagu pengurangan) tersebut. Dalam kegiatan ini, guru menjelaskan menggunakan alat peraga yaitu permen. Dalam menjelaskan guru juga memberikan contoh dengan memeragakannya, guru juga meminta beberapa siswa untuk mencoba didepan kelas. Setelah siswa memahami, guru membagi ke dalam 5 kelompok, setiap kelompok terdiri dari 6-7 siswa. Guru menjelaskan permainan yang akan dilakukan dan memberi contoh supaya siswa mengerti.

Setelah siswa selesai melakukan permainan, guru melakukan evaluasi dengan menanyakan kesulitan yang dihadapi dan membahas soal yang tadi sudah dikerjakan.

Kegiatan akhir, guru bersama dengan siswa menyimpulkan pembelajaran hari ini.

c) Pertemuan 3 Pertemuan 3 pada siklus 1 dilaksanakan hari Jumat pada tanggal

28 Juli 2017. Dalam pertemuan ini peneliti diberi waktu yang lebih banyak yaitu jam 7 sampai jam 10 (smpai pulang sekolah) untuk 28 Juli 2017. Dalam pertemuan ini peneliti diberi waktu yang lebih banyak yaitu jam 7 sampai jam 10 (smpai pulang sekolah) untuk

Pada kegiatan inti, guru melakukan riview mengenai materi yang telah diajarkan sebelum dilakukan tes. Guru menanyakan tentang kesulitan yang dihadapi siswa. Guru bersama siswa melakukan tanya jawab dan membahas soal bersama- sama. Setelah itu, siswa diminta utuk menyiapkan alat tulis, guru membagikan soal tes yang sudah disediakan. Guru meminta siswa mengerjakan secara jujur dan mandiri dengan waktu yang telah ditentukan.

Setelah selesai mengerjakan siswa diminta untuk mengisi lembar angket untuk mengetahui minat siswa dengan dipandu oleh guru dalam mengerjakannya. Guru melakukan evaluasi.

4.2.3 Hasil Pelaksanaan dan Pengamatan

Pada pertemuan ketiga siklus 1 telah diadakan tes untuk mengetahui hasil belajar siswa. Dari hasil yang telah diperoleh dengan adanya penelitian tindakan kelas, terdapat peningkatan dibandingkan hasil pra siklus. Hasil belajar siswa kelas 2 semester 1 tentang pemahaman penjumlahan dan pengurangan telah tersaji dalam tabel dibawah ini:

Tabel 4.3 Hasil Belajar Siswa Siklus 1

2. Tidak Tuntas

Nilai Rata-rata

Nilai Tertinggi

Nilai Terendah

Dari tabel diatas, dapat dilihat bahwa nilai rata-rata yang diperoleh adalah 78,3dibandingkan dengan nilai rata-rata yang diperoleh dari pra siklus adalah 65. Jumlah siswa yang tuntas dalam siklus 1 mengalami kenaikan menjadi 24 siswa dibandingkan dengan pra siklus terdapat 18 siswa yang tidak tuntas dari 32 siswa. Dari hasil tes siklus 1 dapat disajikan dalam bentuk diagaram dibawah ini:

Gambar 4.2 Diagram Ketuntasan Siklus 1

SIKLUS 1

Tidak Tuntas

Dari diagram diatas dapat lihat terdapat kenaikan yang diperoleh dari Pra Siklus dan Siklus 1%. Dari diagram diatas, siswa yang tuntas sebesar 75%, dengan demikian 75% dari 32 siswa ialah sebanyak 20 siswa yang dinyatakan tuntas. Hasil belajar siswa yang diperoleh dalam siklus 1 belum mencapai ketuntasan yang telah ditetapkan pada indikator keberhasilan sebesar 80 %. Kenaikan yang diperoleh dari pra siklus ke siklus 1, dapat dilihat dari tabell dibawah ini:

Tabel 4.5

Hasil Ketuntasan Prasiklus dan Siklus 1

Sklus 1 No.

Ketuntasa

Pra Siklus

Frekuensi

Presentasi frekuensi presentasi

8 25% Tuntas Jumlah

2. Tidak

32 100% Nilai rata-rata

65 78 Nilai tertinggi

85 95 Nilai Terendah

Dari tabel diatas dapat dilihat mengenai perbandingan hasil yang diperoleh dari prasiklus hasil ketuntasan belajar diperoleh 63% yitu sebanyak 18 orang dari 32 siswa sedangkan siklus 1 mengalami kenaikan ketuntasan belajar sebanyak 75% yaitu sebanyak 24 siswa mengalami ketuntasan belajar sehingga dari tabel tersebut dapat dijelaskan mengenai adanya kenaikan hasil ketuntasan belajar siswa. Berikut terdapat diagram yang disajikan dibawah ini:

Diagram 4.3

Hasil Ketuntasan Belajar Prasiklus dan Siklus 1

Hasil Ketuntasan Pra Siklus dan

Siklus 1

Tidak Tuntas 20%

Pra Siklus

Siklus 1

Selain hasil belajar yang diperoleh, peneliti juga mengumpulkan hasil observasi dalam pembelajaran matematika yang menerapkan model Treasure Hunt berbantuan media gambar. Hasil observasi ini mengacu pada lembar observasi untuk kegiatan mengajar guru dan kegiatan siswa dalam pembelajaran. Lembar observasi ini diisi dengan cara memberi centang (√) pada kolom “Ya” atau “Tidak”. Pengisisan lembar observasi

ini dilakukan oleh guru sebagai observer. Berikut adalah tabel hasil kegiatan guru dan siswa:

Tabel 4.6 Hasil Observasi Siklus 1 Lembar Observasi Lembar Observasi Siswa No. Pertemuan

Ya Tidak

Kegiatan pelaksanaan tindakan kelas initidak hanya hasil dari minat belaj dan hasil saja, namun masih terdapat nlai dari observer (guru) yang memberikan penilaian terhadap aktivitas kegiatan proses belajar mengajar. Lembar observasi ini terdapat 2 jenis yitu lampiran guru sebagai acuan untuk mengamati kinerja guru dalam proses belajar mengajar yangdicocokan pada Rencana Prelaksanaan Pembelajaran dan lembar observasi siswa ditujukkan pada siswa dalam setiap kegiatan proses belajar. Lembar observer ini dilakukan dari pertemuan 1 sampai 3 pada setiap siklus, berikut penjelasan observer bersama peneliti evaluasi dalam setiap akhir pembelajaran:

a) Hasil Observasi Pertemuan 1 Dari hasil lembar observasi guru pelaksanaan pembelajaran sudah semua terlaksana, namun terdapat beberapa kekurangan dalam

pelaksanaan pembelajaran sehingga dalam pelaksanaan berikutnya harus ditingkatkan. Perbaikan tersebut berupa suara yang harus dikeraskan lagi karena suara guru kurang terdengar sampai dibelakang, dalam penejelasan materi dalam setiap tahap di RPP sudah terlaksana dengan baik. Dalam pelaksanaan meminta siswa untuk beberapa mencoba didepan sudah sangat baik, dan upayakan mengondusifkan suasana kelas dengan ditambah lagi mungkin perarturan kelas. Sedangkan dalam lembar observasi siswa dalam pelaksanaan pembelajaran sudah baik. Namun terdapat beberapa siswa yang tidak ikut dalam kerja kelompok, terdapat beberapa anak yang hanya bermain dan tidak ikut mengerjakan. Upaya guru dalam menegur dan mengingatkan sudah baik meskipun terdapat beberapa siswa yang bandel. Terdapat 1 kelompok yang belum mengerti tugasnya. Hal ini dikarenakan mereka berbicara sendiri pada waktu diberi penjelasan dan contoh. Selain itu, dalam penerapan model Treasure Hunt sudah baik, baik dalam pengenalan model pembelajaran dan permainan yang akan dilakukan dan instruksi yang dijelaskan juga sudah cukup baik. Dalam penerapan model pembelajaran ini juga terdapat kelemahan seperti terlalu jauh dari kelas dalam mencari gambar yang harus dilengkapi, terdapat beberapa siswa yang hany duduk. Sehingga dalam pertemuan berikutnya lebih dekat jarak agar bisa meminimalkan waktu.

b) Hasil Observasi Pertemuan 2 Dalam pertemuan kedua ini banyak peningkatan melalui lembar observasi guru yang telah dievaluasi. Guru sudah semakin baik dalam mengatur kelas seperti mengkondusifkan kelas dengan pengoptimalan dalam menerapkan peraturan kelas. Dalam pelaksanaan semua sudah terlaksana dengan baik. Dalam memanajemen waktu juga sudah baik. Motivasi kepada siswa sudah baik karena memberikan pernyataan dalam memotivasi siswa untuk lebih giat belajar dan tidak boleh putus asa hanya karena belum menang dalam permainan ini serta b) Hasil Observasi Pertemuan 2 Dalam pertemuan kedua ini banyak peningkatan melalui lembar observasi guru yang telah dievaluasi. Guru sudah semakin baik dalam mengatur kelas seperti mengkondusifkan kelas dengan pengoptimalan dalam menerapkan peraturan kelas. Dalam pelaksanaan semua sudah terlaksana dengan baik. Dalam memanajemen waktu juga sudah baik. Motivasi kepada siswa sudah baik karena memberikan pernyataan dalam memotivasi siswa untuk lebih giat belajar dan tidak boleh putus asa hanya karena belum menang dalam permainan ini serta

c) Hasil Observasi Pertemuan 3 Dalam pertemuan ke3 ini sangat menarik karena bukan hanya membersihkan ruangan kelas namun juga memberikan pembelajaran bagi siswa. Evaluasi yang diberikan guru sebelum tes sudah baik. Namun lebih baik apabila diberikan beberapa contoh lain misal 34 - ... = 8 dalam pemberian contoh ini sebagiknya diperbanyak karena siswa masih ada beberapa yang belum mengerti dan sesuaikan soal dengan tes yang akan dilakukan.

4.2.4 Refleksi

Setelah siklus 1 selesai dilaksanakan, maka perlu dilaksanakan refleksi untuk melihat kekurangan, kelebihan dan solusi yang tepat untuk diterapkan pada siklus 2 dan juga yang akan menjadi acuan dalam pelaksanaan dalam siklus 2 supaya bisa mendapatkan hasil yang lebih baik dengan memperbaiki kesalahan pada siklus 1. Pada tahap refleksi ini peneliti bersama guru yang sebagai observer dalam penelitian ini melalui diskusi mengambil kesimpulan yang berdasarkan observasi dalam pelaksanaan pada siklus 1 mengenai kelebihan dan kekurangan dalam Setelah siklus 1 selesai dilaksanakan, maka perlu dilaksanakan refleksi untuk melihat kekurangan, kelebihan dan solusi yang tepat untuk diterapkan pada siklus 2 dan juga yang akan menjadi acuan dalam pelaksanaan dalam siklus 2 supaya bisa mendapatkan hasil yang lebih baik dengan memperbaiki kesalahan pada siklus 1. Pada tahap refleksi ini peneliti bersama guru yang sebagai observer dalam penelitian ini melalui diskusi mengambil kesimpulan yang berdasarkan observasi dalam pelaksanaan pada siklus 1 mengenai kelebihan dan kekurangan dalam

a) siswa lebih akrab dengan siswa lainnya,

b) belajar memecahkan masalah yang dalam penelitian ini permasalahan yang terkait ialah soal yang harus dikerjakan,

c) kerjasama dalam kelompok yang dilakukan dalam mencari gambar, melatih sikap jujur dalam mengerjakan tugas.

d) Siswa sangat antusias dalam melaksanakan kegiatan, hal ini dilihat dari ketika siswa melaksanakan kegiatan.

e) siswa lebih akrab dalam berinteraksi,

f) dalam setiap pertemuan siswa akan selalu penasaran mengenai kegiatan yang akan dilakukan, lebih aktif dalam menjawab pertanyaan, mereka lebih fokus menggenai kegiatan yang akan dilakukan, siswa lebih tertarik dalam mengikuti setiap prose yang dilakukan.

Selain kelebihan model Treasure Hunt juga memiliki kelemahan seperti

a) waktu yang digunakan cukup banyak, karena ada beberapa siswa yang bermain sendiri.

b) Membutuhkan tempat yang luas,

c) Terdapatnya beberapa siswa yang tidak ikut mengerjakan dalam kerja kelompok. Dalam pelaksanaan pembelajaran juga terdapat

Pada siklus 1 masih ada siswa yang memiliki hasil belajar yang belum tuntas yaitu sebanyak 8 siswa dengan presentase 25 % sedangkan yang tuntas sebanyak 24 siswa 75%. Hal ini dikarenakan masih banyak yang bermain dan tidak fokus dengan materi yang diberikan guru, kebanyakan siswa bersendau gurau saat berkelompok.

Setelah pelaksanaan dan pengamatan yang telah di peroleh di Siklus 1, ada beberapa hal yang harus diperbaiki untuk pembelajaran di Siklus 2, yaitu: Setelah pelaksanaan dan pengamatan yang telah di peroleh di Siklus 1, ada beberapa hal yang harus diperbaiki untuk pembelajaran di Siklus 2, yaitu:

b) dalam siklus ke 2 ini siswa akan menerapkan permainan didalam kelas sehingga tidak mengganggu kelas yang lain dan juga mempersingkat waktu karena pelaksanaan siswa akan berada didekat tempat duduknya,

c) permainan ini akan dibuat lebih sederhana dan dalam observasi masih ada beberapa siswa yang tidak ikut mengerjakan maka siswa akan tetap dibentuk dalam kelompok namun mereka akan mengerjakan soal dalam kartu serta dalam penyampaian materi guru akan lebih melibatkan siswa dalam memperagakannya.

4.3 Siklus II

4.3.1 Perencanaan

Pada tahap ini peneliti sudah melaksanakan tindakan kelas yaitu menggunakan model pembelajaran Treasure Hunt berbantuan media gambar. Pada pelaksanaan siklus 2 yang akan dilakukan, pada tahap ini peneliti bersama guru mendiskusikan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), alat peraga seperti kartu soal, kartu bilangan, gambar harta karun, cerita, permen baik dalam bentuk gambar dan permen secara nyata yang akan dipakai dalam proses pembelajaran dan instrumen yang terdiri dari lembar observasi guru pada setiap pertemuan pembelajaran, lembar observasi siswa yang akan diiisi oleh guru selaku observer disetiap pembelajaran, dan lembar soal bagi siswa yang mencakup soal pretest, postes, uji validitas dan reliabelitas.

Kegiatan perencanaan ini bertujuan untuk mempersiapkan segala kebutuhan baik media, instrumen, materi sebagai penunjang untuk melaksanakan tindakan. Kegiatan perencanaan meliputi:

a) Penyusunan Perangkat Pembelajaran Perangkat pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah

1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) disusun oleh peneliti yang dibimbing oleh guru kelas. RPP yang telah disusun sudah memenuhi karakteristik Matematika dengan penerapan Model Treasure Hunt berbantuan media gambar. Pada pertemuan 1 RPP yang disusun meliputi penjumlahan, pertemuan ke 2 meliputi pengurangan dan pertemuan ke 3 merupakan riview materi penjumlahan dan pengurangan disertai dengan tes.

2. Lembar Latihan Soal Penyusunan lembar soal dimaksudkan untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa setelah diberikan materi. Lembar latihan soal berisi mengenai materi disetiap pertemuan pada proses pembelajaran.

3. Media pembelajaran Media pembelajaran merupak media penunjang dalam proses pembelajaran karena dengan media siswa lebih mudah mengingat dan memahami materi yang disampaikan. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan media gambar, alat peraga berupa potongan sedotan, permen

dalam menjelaskan dan mempraktekkan penjumlahan dan pngurangan. Kegunaan lain mengenai media gambar yaitu untuk menunjang proses pembelajaran yang akan diadakan.

b) Penyusunan Instrumen Instrumen yang digunakan dalam peelitian ini adalah

1. Lembar observasi Lembar observasi ini digunakan sebagai pedoman dalam melaksanakan pengamatan terhadap aktivitas siswa dan guru selama proses pembelajaran berlangsung. Lembar observasi ini sebagai landasan baik siswa maupun guru dalam melaksanakan langkah-langkah model Treasure Hunt, mengorganisasi, 1. Lembar observasi Lembar observasi ini digunakan sebagai pedoman dalam melaksanakan pengamatan terhadap aktivitas siswa dan guru selama proses pembelajaran berlangsung. Lembar observasi ini sebagai landasan baik siswa maupun guru dalam melaksanakan langkah-langkah model Treasure Hunt, mengorganisasi,

2. Wawancara Wawancara kepada kepala sekolah, guru, siswa, dan narasumber yang terkait yang digunakan sebagai sumber informasi dan mendapatkan jawaban melalui tanya jawab yang dilakukan. Wawancara digunakan untuk mengetahui kondisi yang terjadi dalam lingkungan tersebut sebelum peneliti menggali dan menemukan permasalahan serta penyelesaiannya. Selain itu, wawancara juga berguna untuk mengetahui karakter siswa agar mudah dalam menyusun proses pembelajaran sejauh mana ketertarikan dan usaha siswa dalam mengembangkan kemampuan terhadap mata pelajaran matematika.

3. Soal Tes Soal tes yang digunakan pada siklus 1 berjumlah 20 soal. Tes hasil belajar digunakan untuk mengukur sejauh mana siswa sudah memahami materi yang sudah disampaikan. Tes hasil belajar juga untuk mengukur seberapa besar pengaruh model pembelajaran Treasure Hunt dalam mempengaruhi hasil belajar siswa dalam pembelajaran matematika.

4. Angket Lembar angket siswa digunakan untuk mengetahui dan mengukur ketrtarikan siswa atau minat siswa dalam belajar dan proses pembelajaran yang berlangsung. Minat siswa secaa tidak langsung juga mempengaruhi hasil belajar siswa. Hal ini disebabkan apabila siswa sudah tidak tertarik dengan pembelajaran maka mereka akan mencari kesibukan sendiri dan akibatnya mereka tidak mengerti pembelajaran yang telah disampaikan.

4.3.2 Pelaksanaan dan Pengamatan

a) Pertemuan 1 Pertemuan 1 pada siklus 2 dilaksanakan hari Sabtu pada tanggal 29 Juli 2017. Dalam pertemuan ini peneliti diberi waktu 2 x 35 menit untuk melaksanakan penelitian. Pada kegiatan awal pembelajaran guru mengucapkan salam kemudian mengajak siswa untuk berdoa sebelum pembelajaran dimulai, melakukan absensi, menanyakan kesiapan siswa untuk memulai pembelajaran, menyampaikan peraturan kelas dan melakukan apersepsi. Pada kegiatan inti setelah siswa mengetahui tujuan pembelajaran, guru menempelkan papan penjumlahan didepan kelas. Guru memberikan penjelasan mengenai penjumlahan dan berbagai contoh soal. Guru juga meminta beberapa siswa untuk mencoba didepan kelas. Setelah siswa memahami, guru membagi ke dalam 5 kelompok, setiap kelompok terdiri dari 6-7 siswa. Guru mengajak siswa untuk bermain yaitu menngunakan model permainan Treasure Hunt. Siswa dijelaskan mengenai langkah-langkah dan guru juga memberi contoh agar siswa lebih mudah memahami. Kegiatan akhir, guru memberikan evaluasi bersama-sama dengan siswa mengenai kegiatan yang telah dikerjakan.

b) Pertemuan 2 Pertemuan 2 pada siklus 2 dilaksanakan hari Senin pada tanggal

31 Juli 2017. Dalam pertemuan ini peneliti diberi waktu 2 x 35 menit untuk melaksanakan penelitian. Pada kegiatan awal pembelajaran guru mengucapkan salam kemudian mengajak siswa untuk berdoa sebelum pembelajaran dimulai, melakukan absensi, menanyakan kesiapan siswa untuk memulai pembelajaran, menyampaikan peraturan kelas, mengingatkan kembali materi pembelajaran sebelumnya dan melakukan apersepsi.

Pada kegiatan inti, siswa diminta untuk memperhatikan guru yang sedang bercerita mengenai penjualan dipasar dengan menggunakan Pada kegiatan inti, siswa diminta untuk memperhatikan guru yang sedang bercerita mengenai penjualan dipasar dengan menggunakan

Setiap kelompok akan diberi sebuah tabung yang didalamnya berisi banyak soal dan gambar yang akan dicari. Disini setiap siswa akan mengambil undian didalam tabung tersebut apabila mendapatkan soal atau instruksi mereka akn melaksanakan dan mengerjakannya dalam lembar jawaban yang telah disediakan. Dalam permainan ini mereka akan mencari gambar harta karun yang terpotong sehingn merka harus melengkapi dan siapa yang dapat mereka pemenengnya.

Setelah siswa selesai melakukan permainan, guru melakukan evaluasi dengan menanyakan kesulitan yang dihadapi dan membahas soal yang tadi sudah dikerjakan.

Kegiatan akhir, guru bersama dengan siswa menyimpulkan pembelajaran hari ini.

c) Pertemuan 3 Pertemuan 3 pada siklus 2 dilaksanakan hari Selasa pada tanggal 1 Agustus 2017. Dalam pertemuan ini peneliti diberi waktu 2 x 35 m3nit untuk melaksanakan penelitian. Pada kegiatan awal pembelajaran guru mengucapkan salam kemudian mengajak siswa untuk berdoa sebelum pembelajaran dimulai, melakukan absensi, menanyakan kesiapan siswa untuk memulai pembelajaran, menyampaikan peraturan kelas dan melakukan apersepsi.

Pada kegiatan inti, guru melakukan riview mengenai materi yang telah diajarkan sebelum dilakukan tes. Guru menanyakan tentang kesulitan yang dihadapi siswa. Guru bersama siswa melakukan tanya jawab dan membahas soal bersama- sama. Setelah itu, siswa diminta Pada kegiatan inti, guru melakukan riview mengenai materi yang telah diajarkan sebelum dilakukan tes. Guru menanyakan tentang kesulitan yang dihadapi siswa. Guru bersama siswa melakukan tanya jawab dan membahas soal bersama- sama. Setelah itu, siswa diminta

Setelah selesai mengerjakan siswa diminta untuk mengisi lembar angket untuk mengetahui minat siswa dengn dipandu oleh guru dalam mengerjakannya. Guru melakukan evaluasi.

4.3.3 Hasil Pelaksanaan dan Pengamatan

Hasil pertemuan ketiga di siklus 2, setelah memperoleh tindakan mengalami peningkatan dibandingkan siklus 1. Berikut hasil beljar siswa dapat dilihat:

Tabel 4.7 Hasil Ketuntasan Siklus 2

2. Tidak Tuntas

Nilai Rata-rata

Nilai Tertinggi

Nilai Terendah

Dari tabel diatas, dapat dilihat bahwa nilai rata-rata yang diperoleh adalah

87 dibandingkan dengan nilai rata-rata yang diperoleh dari siklus 1 adalah

78. Jumlah siswa yang tuntas dalam siklus 2 mengalami kenaikan menjadi

32 siswa dibandingkan dengan pra siklus terdapat 8 siswa yang tidak tuntas dari 32 siswa. Dengan demikian kenaikan ketuntasan hasil belajar pada siklus 2 mengalami kenaikan 100%. Dari hasil tes siklus 2 dapat disajikan dalam bentuk diagaram dibawah ini:

Gambar 4.4 Diagram Ketuntasan Siklus 2

SIKLUS 2

Tuntas

Dari diagram diatas dapat lihat bahwa kenaikan yang diperoleh dari Siklus

2 yaitu sebesar 100 %. Hasil belajar siswa yang diperoleh dalam siklus 2 sudah mencapai ketuntasan karena sudah mencapai indikator ketuntasan yang telah ditetapkan. Kenaikan yang diperoleh dari siklus 1 ke siklus 2, dapat dilihat dari tabel dibawah ini:

Tabel 4.8

Perbandingan Siklus 1 – Siklus 2

Sklus 2 No.

Siklus 1

Ketuntasan Frekuensi Presentasi frekuensi presentasi

4. Tidak Tuntas 24

Jumlah

32 100% Nilai rata-rata

78 87 Nilai tertinggi

90 100 Nilai Terendah

Dalam tabel diatas dapat disimpulkan bahwa terdapat kenaikan ketuntasan dalam setiap siklus yang telah dilakukan. Peningkatan ketuntasan hasil belajar dari prasiklus, siklus 1 dan siklus 2 dapat dilihat dari tabel berikut:

Gambar 4.5

Diagram Ketuntasan Hasil Belajar siklus 1 dan Siklus 2

Hasil Ketuntasan Siklus 1 dan

Siklus 2

Tidak Tuntas 20%

Selain hasil belajar siswa, peneliti juga mencantumkan hasil minat belajar siswa pada pembelajaran matematika. Adapun data yang diperoleh dapat dilihat dalam tabel berikut ini:

Tabel 4.9

Skor minat belajar siswa pada pembelajaran matematika

ITEM

JAWABAN JAWABAN

PERTANYAAN YA

Nilai jawaban “Ya” :1 Nilai jawaban “Tidak’:0 Dikonversikan dalam presentasi: Jawaban “Ya” : 1 x 100% :100% Jawaban “Tidak” : 0 x 100% : 0% (sehingga tidak perlu dihitung) Perhitungan jawaban ya dari angket Jawaban “Ya” rata-rata : 14,25/25 x 100%= 57%

Dari analisis skala guttman, titik kesesuain dibawah 50 % yaitu 57 , sehingga dapat dikatakan siswa SD Negeri 1 Mudal Boyolali kelas 2 semseter 1 berminat dalam belajar.

Dari tabel diatas terdapat hasil dari lembar angket yang telah dibagikan dan analisis dari skala Guttman yang menunjukkan pada ketidak beminatnya siswa dalam mengikuti proses pembelajaran. Sehingga ketidak minatan siswa dalam proses pembelajaran pasti dipengaruhi oleh beberapa faktor. Menurut Djamarah (2002) yang peneliti simpulkan bahwa minat belajar siswa dapat diekpresikan dalam beberapa hal misalnya akan lebih menyukai sesuatu daripada yang lain, hal ini dapat dilihat pada lembar angket nomer 3 yang berisi pertanyaan mengenai apakah mereka (siswa) lebih menyukai pembelajaran selain matematika berdasarkan data diatas didapat 24 siswa dari 32 siswa menjawab ya, dan dalam siklus 2 ini terdapat pada kenaikan siswa yang memiliki ketertarikan dalam dalam pembelajaran matematikasehingga dalam pembelajaran matematika banyak siswa yang tidak tertarik dengan pembelajaran matematika yang berdasarkan perolehan hasil 18 siswa yang menjawab tidak tertarik mengikuti pembelajaran berubah menjadi 24 siswa yang mengalami ketertarkan. Ketidak ketertarika dapat juga dipengaruhi dalam beberapa hal seperti dalam proses belajar. Sepaham oleh Anni (2013 yang telah disimpulkan oleh peneliti) dalam menarik perhatian atau ketertarikan siswa terhadap suatu mata pelajaran perlu diadakannya kegiatan yang menarik dalam pembelajaran hal ini ini didukung dari perolehan data berdasarkan tabel diatas yaitu 26 siswa dari 32 siswa menginginkan pembelajaran yang variasi dan inovatif. Selain hasil belajar yang diperoleh, peneliti juga mengumpulkan hasil observasi dalam pembelajaran matematika yang menerapkan model Treasure Hunt berbantuan media gambar. Hasil observasi ini mengacu pada lembar observasi untuk kegiatan mengajar guru dan kegiatan siswa dalam pembelajaran. Lembar observasi ini diisi dengan cara memberi

centang (√) pada kolom “Ya” atau “Tidak”. Pengisisan lembar observasi centang (√) pada kolom “Ya” atau “Tidak”. Pengisisan lembar observasi

Tabel 4.10 Hasil Observasi Siklus 2

Lembar Observasi Siswa No. Pertemuan

Lembar Observasi Guru

Hasil observasi baik guru maupun siswa yang dilakukan dalam siklus 2 ini merupakan perbaikan dari siklus 1 yang masih banyak kekurangannya. Berikut penjelasan perbaikan dalam setiap pertemuanpada siklus 2.

a) Pertemuan 1 Dalam pertemuan 1 pada siklus 2 ini memiliki banyak peningkatan. Dalam tabel yang tertera diatas dapat dilihat bahwa pelaksanaan yang dilakukan dalam observasi sudah berjalan dengan baik. Seperti menggunakan waktu dengan baik, media yang menunjuang sehingga permainan dapat dilaksanakan didalam kelas, mampu membuat suasana kelas lebih kondusif dari sebelumnya. Meskipun sudah banyak peningkatan namun masih terdapat beberapa catatan dari observer guna untuk memperbaiki dalam pertemuan ke 2 nanti. Guru juga sudah melibatkan siswa dalam memeragakan didepan kelas ketika proses telah dilakukan. Dalam lembar observasi siswa juga sudah mengalami kenaikan seperti siswa sangat tertarik pada pembelajaran permainan kartu yang dilakukan ini, sebagian besar siswa sudah melaksanakan permainan dengan baik, meskipun terdapat 1, 2 orang anak yang tidak jujur a) Pertemuan 1 Dalam pertemuan 1 pada siklus 2 ini memiliki banyak peningkatan. Dalam tabel yang tertera diatas dapat dilihat bahwa pelaksanaan yang dilakukan dalam observasi sudah berjalan dengan baik. Seperti menggunakan waktu dengan baik, media yang menunjuang sehingga permainan dapat dilaksanakan didalam kelas, mampu membuat suasana kelas lebih kondusif dari sebelumnya. Meskipun sudah banyak peningkatan namun masih terdapat beberapa catatan dari observer guna untuk memperbaiki dalam pertemuan ke 2 nanti. Guru juga sudah melibatkan siswa dalam memeragakan didepan kelas ketika proses telah dilakukan. Dalam lembar observasi siswa juga sudah mengalami kenaikan seperti siswa sangat tertarik pada pembelajaran permainan kartu yang dilakukan ini, sebagian besar siswa sudah melaksanakan permainan dengan baik, meskipun terdapat 1, 2 orang anak yang tidak jujur

b) Pertemuan 2 Pertemuan 2 dalam siklus 2 juga merupakan tidakan perbaikan dari pertemuan sebelumnya baik dari siklus 1 dan siklus 2 dari pertemuan

1. Dalam siklus 1, terdapa siswa yang masih bingung dalam menemukan jawaban dan pada siklus 2 dalam pertemuan 1 terdapat siswaa yang curang mengenai proses permainan. Sehingga dalam pertemuan ke 2 ini penulis hanya memberikan soal yang digulung dan ditaruh dalam tabung dengan posisi soal tergulung. Hal ini dapat mengantisipasi siswa untuk melakukan hal jujur dalam permainan. dalam lembar observasi guru tidak terdapat catatan observer mengenai guru namun hanya tertulis untuk lebih meningkatan belajar siswa. dalam lembar observasi siswa, semua pembelajaran sudah terlaksana dengan baik. Sesuai dengan keterangan dalam lembar observasi siswa yang diberikan setelah pembelajaran kelas selesai.

c) Pertemuan 3 Dalam pertemuan ketiga ini, baik catatan observasi guru maupun siswa tidak terdapat catatan dari observer. Dalam pertemuan ketiga ini hanya dilakukan riview materi sebelum tes dimulai dan pengambilan angket.

4.3.4 Refleksi

Berdasarkan hasil pelaksanaan dan pengamatan yang telah dilakukan pada siklus 2 dengan model pembelajaran Treasure Hunt berbantuan media gambar. Dapat direfleksikan sebagai berikut:

a) Bagi guru Dalam lembar observasi guru yang telah dijelaskan pada setiap pertemuan dalam setiap siklus dan pelaksanaan yang telah dilakukan untuk memperbaiki dalam mengajar, hasil dan tujuan pembelajaran a) Bagi guru Dalam lembar observasi guru yang telah dijelaskan pada setiap pertemuan dalam setiap siklus dan pelaksanaan yang telah dilakukan untuk memperbaiki dalam mengajar, hasil dan tujuan pembelajaran

b) Bagi siswa Dalam proses pembelajaran setiap kegiatan dan tahapan telah diselesaikan dengan baik termasuk dalam upaya memperbaiki.

Setelah dilakukan refleksi dengan guru kelas 2 SD Negeri 1 Mudal Boyolali telah disimpulkan bahwa dalam proses pembelajaran yang dilakukan sudah berjalan dengan baik, penggunaan meodel Treasure Hunt sudah baik, penyampaian langkah-langkah dalam melaksanan model Treasure Hunt juga sudah sangat baik. Hal ini dapat dibuktikan dengan adanya peningkatan hasil belajar siswa dari prasiklus, siklus 1 dan siklus 2. Peningkatan tersebut dapat dilihat dari pra siklus siswa yang tuntas sebanyak 12 siswa (37.5%) mengalami kenaikan ketuntasan di siklus 1 sebanyak 24 siswa (75%) dan kenaikan 100% dicapai pada siklus 2. Bukan hanya hasil belajar namun minat belajar siswa juga mengalami kenaikan disetiap siklusnya. Hasil belajar siswa telah meningkat dan mencapai indikator yang telah ditentukan oleh peneliti, yaitu dari presentase jumlah siswa yang nilainya lebih dari KKM >80%. Oleh sebab itu tidak perlu lagi ada siklus berikutnya.

4.4 Perbandingan minat dan hasil belajar Pra Siklus – Siklus I – Siklus II

4.4.1 Minat Belajar

Berdasarkan lembar angket yang telah diisi pada prasiklus dan siklus 2. Kenaikan tersebut dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 4.11

Minat belajar siswa Prasiklus dan siklus 2

Kategori Minat

Dari tabel diatas terdapat kenaikan hasil minat belajar siswa dari prasiklus hingga siklus 2. Berikut diagram hasil minat belajar siswa;

Gambar 4. 6

Diagram Minat Hasil Belajar Siswa Prasiklus dan Siklus 2

30% Ya Tidak

Dari diagram diatas dapat dilihat bahwa terdapat kenaikan dalam minat belajar siswa. Minat belajar siswa diawal atau dalam prasiklus terdapat 48% siswa yang kurang tertarik dalam pembelajaran dan mengalami kenaikan dalam siklus 1 menjadi 57%. Dari analisis skala guttman terdapat

2 titik kesesuaian yaitu kurang dari 50% siswa dapat dikatakan tidak memiliki minat belajar sedangkan apabila lebih dari 50% dapat dikatakan minat siswa tersebut memiliki minat belajar, dari tabel diatas titik terdapat 57% sehingga lebih dari titik kesesuaian , sehingga dapat dikatakan siswa SD Negeri 1 Mudal Boyolali kelas 2 semseter 1 berminat dalam belajar.

4.4.2 Hasil Belajar

Tabel 4.12

Perbandingan Prasiklus-Siklus1-Siklus2

Sklus 2 No Ketuntasan

Frekuensi Presentasi frekuensi Presentasi

2. Tidak Tuntas

32 100% Nilai rata-rata

65 78 87 Nilai tertinggi

85 90 100 Nilai Terendah

35 55 75 Dari tabel diatas dapat dilihat hasil ketuntasan belajar siswa mengalami

kenaikan dari prasiklus, siklus 1 dan siklus 2. Berikut terdapat diagram ketuntasan belajar siswa dari prasiklus, siklus 1 dan siklus 2:

Gambar 4.7

Diagram Perbandingan Hasil Belajar Siswa Prasiklus – Siklus 1 – siklus 2

Perbandingan Hasil Belajar

Prasiklus - Siklus1 - Siklus 2 100%

Tidak Tuntas

Pada table diatas dapat dilihat kenaikan ketuntasan belajar siswa yang meningkat disetiap siklus.pada prasiklus yang semula ketuntasanhanya 12 siswa(37%) dari 32 siswa mengalami kenaikan pada siklus 1sebanyak 24 siswa (75%) dan megalami kenaikan ketuntasan 100% siswa pada siklus 2.

4.5 Pembahasan

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang dilakukan oleh peneliti sebelum dilakukannya tidakan bahwa minat belajar dan hasil belajar siswa masih sangat rendah. Hal ini dikarenakan kurang tertariknya siswa dalam mengikut proses pembelajaran. Kurang tertariknya siswa dalam mengikuti proses pembelajaran dapat dilihat dalam proses pembelajaran yang berlangsung yaitu terdapat beberapa siswa yang bermain sendiri, bertukar mainan, mengobrol ditambah dalam proses pembelajaran siswa diminta untuk membaca dan menjawab soal dibawahnya. Dalam pembahasannyapun siswa hanya menyontoh dan menulis kembali (apabila salah) dengan jawaban yang telah ditulis dipapan tulis oleh guru.

Keterangan diatas juga didukung oleh hasil minat belajar dan hasil belajar siswa yang diambil dalam prasiklus yaitu dalam pengambilan data ini peneliti hanya mengukur kemampuan dan pertimbangan mengenai model pembelajaran yang cocok untuk dapat meningkatkan minat belajar dan hasil belajar siswa, sehingga hasil yang diperoleh sesuai dengan keadaan sebelum ada upaya ataupun tindakan yang dilakukan oleh peneliti. Hasil minat belajar siswa pada prasiklus yang telah didapatkan yaitu 48 % yang tertarik dalam pembelajaran, sehingga 52 % siswa merasa kurang tertarik dalam proses pembelajaran. Selain hasil minat belajar siswa peneliti juga mengambil hasil belajar siswa dengan hasil 18 siswa (62.5%) siswa tidak tuntas. Nilai tertinggi yang berhasil didapatkan oleh siswa sebelum tindakan ialah 85 dan nilai terendah ialah 35.

Berdasarkan keterangan diatas bahwa rendahnya minat siswa berdasarkan observasi dan lembar angket dapat diketahui dalam proses pembelajaran siswa tidak fokus, berbincang dengan teman dan melakukan aktivitas lain sedangkan dalam hasil lembar angket terdapat siswa merasa tidak tertarik dengan pembelajaran matematika. Berdasarkan data hasil minat belajar siswa dalam prasiklus yang telah dilakukan terdapat 24 siswa yang merasa kurang Berdasarkan keterangan diatas bahwa rendahnya minat siswa berdasarkan observasi dan lembar angket dapat diketahui dalam proses pembelajaran siswa tidak fokus, berbincang dengan teman dan melakukan aktivitas lain sedangkan dalam hasil lembar angket terdapat siswa merasa tidak tertarik dengan pembelajaran matematika. Berdasarkan data hasil minat belajar siswa dalam prasiklus yang telah dilakukan terdapat 24 siswa yang merasa kurang

Dari penjelasan diatas, maka peneliti akan menerapkan model pembelajaran Treasure Hunt untuk mengupayakan kenaikan minat belajar dan hasil belajar siswa yang dibantu dengan media gambar. Model Treasure Hunt yaitu suatu model pembelajaran dengan penerapan permainan didalamnya. Dalam model Treasure Hunt ini permainan berupa pencarian mengenai harta karun dan harta karun ini dapat berupa gambar atau jawaban yang didalam permainan ini akan terdapat beberapa rintangan yang dapat diisi dengan siswa mengerjakn soal atau kegiatan. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan media gambar dikarenakan dengan gambar siswa akan lebh mudah memahami dan mengerti. Hal ini disesuaikan dengan perkembangan anak diusia 7 – 11 tahun yang menyukai hal konkrit. Diusia ini juga siswa akan lebih senang bergerak, bermain, berkelompok sesuai dengan penjelasan dari Naniek dkk(2012) yang menjelaskan mengenai 4 kharakeristik dari siswa.

Adapun langkah-langkah dalam model pembelajaran ini, yaitu siswa diberikan penjelasan materi terlebih dahulu, kemudian siswa dikenalkan mengenai model permainan Treasure Hunt, setelah siswa memiliki gambaran mengenai permainan yang akan dilakukan selanjutnya guru menjelaskan dan memberi contoh dari setiap instruksi agar siswa lebih mengerti dan permainan berjalan dengan baik, setelah itu guru juga menjelaskan harta karun yang akan dicari berupa apa misal jawaban, gambar atau suatu benda. Pada tahap selanjutnya guru akan memberi evaluasi dan melakukan tanya jawab dengan siswa mengenai permainan yang telah dilakukan.

Penelitian ini dimulai pada 27 Juli 2017 sampai 1 Agustus 2017. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan Penelitian Tindakan Kelas terdapat 2 siklus dalam setiap siklus terdapat 4 tahapan yaitu perencanaan, observasi, tindakan dan refleksi. Setiap siklus memiliki 3 pertemuan pembelajaran.

Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Melalui Model Pembelajaran Problem Solving Learning Berbantuan Math Menu pada Siswa Kelas II Sekolah Dasar Negeri Kenteng 01 Semester 1 Tahun Ajaran

0 0 97

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengembangan Media Komik dengan Model Discovery Learning untuk Mata Pelajaran PPKN Subtema Bumi Kelas 2 SD

0 0 11

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengembangan Media Komik dengan Model Discovery Learning untuk Mata Pelajaran PPKN Subtema Bumi Kelas 2 SD

0 0 10

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengembangan Media Komik dengan Model Discovery Learning untuk Mata Pelajaran PPKN Subtema Bumi Kelas 2 SD

0 0 26

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengembangan Media Komik dengan Model Discovery Learning untuk Mata Pelajaran PPKN Subtema Bumi Kelas 2 SD

0 0 16

2.1.2 Model Problem Based Learning 2.1.2.1 Pengertian Problem Based Learning - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Model on Natural Sciences Subject (IPA) Grade IV Elementary School

1 1 5

9 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Model Pengembangan

0 1 9

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatan Minat dan Hasil Belajar tentang Pemahaman Penjumlahan dan Pengurangan Menggunakan Model Treasure Hunt Berbantuan Media Gambar pa

0 0 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatan Minat dan Hasil Belajar tentang Pemahaman Penjumlahan dan Pengurangan Menggunakan Model Treasure Hunt Berbantuan Media Gambar pada Sis

0 0 18

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatan Minat dan Hasil Belajar tentang Pemahaman Penjumlahan dan Pengurangan Menggunakan Model Treasure Hunt Berbantuan Media Gambar

0 0 27