ANALISIS SIKAP KONSUMEN TERHADAP PRODUK TAHU KUNING DI KOTA KEDIRI (Studi Kasus Tahu Kuning Merek LTT)

DI KOTA KEDIRI (Studi Kasus Tahu Kuning Merek LTT)

Skripsi Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna memperoleh derajat Sarjana Pertanian di Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret

Program Studi Agribisnis

Oleh :

Oleh : Dhygia Pharestyna F.T H0809027 FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2013

commit to user

ANALISIS SIKAP KONSUMEN TERHADAP PRODUK TAHU KUNING

DI KOTA KEDIRI

(STUDI KASUS TAHU KUNING MEREK LTT)

Yang dipersiapkan dan disusun oleh Dhygia Pharestyna F.T

H0809027

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji pada tanggal : Januari 2013 Dan dinyatakan telah memenuhi syarat

Susunan Dewan Penguji

Ketua

Anggota I

Anggota II

Surakarta, Januari 2013 Mengetahui,

Universitas Sebelas Maret Fakultas Pertanian Dekan

Prof.Dr.Ir.H.Bambang Pudjiasmanto,M.S.

NIP. 19560225 198601 1 001

Nuning Setyowati, SP.MSc NIP. 19820325200501 2 001

commit to user

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirobbil’alamin , puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmah, barokah, inayah, dan hidayahnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Penulis menyadari bahwa selama penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan banyak pihak. Untuk itu penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Prof.Dr.Ir.H.Bambang Pudjiasmanto., M.S. selaku Dekan Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Bapak Dr.Ir.Moh.Harisudin, M.Si selaku Ketua Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta.

3. Ibu Ir.Sugiharti Mulya Handayani, M.P selaku Dosen Pembimbing Utama yang dengan sabar memberikan bimbingan, arahan, dan masukan dalam penyusunan skripsi ini.

4. Ibu Bekti Wahyu Utami, SP.MSi selaku Dosen Pembimbing Akademik sekaligus Dosen Pembimbing Pendamping yang telah memberikan bimbingan, masukan dan perhatiannya dalam penyusunan skripsi ini.

5. Ibu Nuning Setyowati, SP.MSc selaku Ketua Komisi Sarjana dan Dosen Penguji yang telah memberikan masukan/saran yang sangat membangun dalam penyusunan skripsi ini.

6. Pimpinan Perusahaan Tahu LTT Kota Kediri yang telah memberi izin Penulis untuk melakukan penelitian.

7. Kepala Kantor Pelayanan Perijinan Kota Kediri yang telah memberi izin Penulis melakukan penelitian.

8. Kepala Kantor Kecamatan Kota yang telah memberikan izin penulis untuk melakukan penelitian.

9. Kepala Disperindag Kota Kediri yang telah membantu memberikan data dan informasi terkait dengan bahan penelitian

10. Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Kediri beserta Staf yang berkenan memberikan data-data untuk melengkapi pembuatan skripsi.

commit to user

ini.

12. Seluruh Dosen Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan ilmu, wawasan, pengalaman, serta kesempatan, sehingga hidup penulis menjadi lebih berarti dan bermakna.

13. Kedua Orangtuaku : Bapak Sugiyanto dan Ibu Dyah Angesti. Terima kasih atas segala dukungan, semangat, perhatian, motivasi dan doa yang tiada pernah putus, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

14. Kedua adikku, Irfan dan Firdaus, serta sahabatku Diyah Retna Sari dan teman-teman agribisnis 2008-2009 terima kasih atas segala perhatian, dukungan, dan doanya.

15. Chandra Purwidyanto yang selalu memberikan dukungan, semangat, doa dan cinta kasih sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

16. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terimakasih atas semua bantuannya. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran demi perbaikan skripsi ini sangat diharapkan. Akhirnya, Penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak.

Surakarta, Januari 2013 Penulis

commit to user

2. Karakteristik Pembelian Konsumen .................................................... 57

a. Alasan Pembelian ............................................................................ 57

b. Frekuensi Pembelian ....................................................................... 58

c. Jumlah Pembelian ........................................................................... 59

B. Analisis Masing-masing Atribut Menurut Performansi Ideal dan Kepercayaan Konsumen Terhadap Produk Tahu Kuning Merek LTT ........................... 60

C. Analisis Tingkat Kepentingan dan Ideal Konsumen Terhadap Atribut Produk Tahu Kuning LTT .................................................................................... 69

D. Analisis Sikap Konsumen Terhadap Produk Tahu Kuning LTT ............. 71

VI. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ............................................................................................... 75

B. Saran ......................................................................................................... 75

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................... 77 LAMPIRAN........................................................................................................ 80

commit to user

Tabel 1 Daftar Komposisi Protein Nabati Bahan Makanan per 100 gram 2 Tabel 2 Produk Unggulan di Kota Kediri Beserta Lokasinya per

Kelurahan ...................................................................................... 2

Tabel 3 Kandungan Gizi Kedelai ............................................................... 17 Tabel 4 Pengukuran Tingkat Kepentingan Atribut Kemasan,

Harga, Kandungan Gizi, Rasa, dan Promosi Pada Produk Tahu Kuning Merek LTT ................................................. 24

Tabel 5 Pengukuran Performansi Ideal (Sifat yang Diinginkan Konsumen) Terhadap Atribut Kemasan, Harga, Kandungan Gizi, Rasa, dan Promosi Pada Produk Tahu Kuning Merek LTT. 25

Tabel 6 Pengukuran Kepercayaan Konsumen Terhadap Atribut Kemasan, Harga, Kandungan Gizi, Rasa, dan Promosi Pada Produk Tahu Kuning Merek LTT ........................................ 26

Tabel 7 Jumlah Sampel Pada Tiap Outlet Tahu Kuning Merek LTT di Kota

Kediri ............................................................................................ 29

Tabel 8 Luas Wilayah Kota Kediri ............................................................ 34 Tabel 9 Jumlah Penduduk dan Pertumbuhan Penduduk Kota

Kediri Tahun 2006-2010 ............................................................... 37

Tabel 10 Jumlah Penduduk di Kota Kediri Menurut Umur dan Jenis

Kelamin Pada Tahun 2010 ............................................................ 37 Tabel 11 Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan di Kota

Kediri Tahun 2010 ........................................................................ 39 Tabel 12 Jumlah Penduduk Menurut Lapangan Pekerjaan Utama

Tahun 2010 ................................................................................... 40

Tabel 13 Sarana Perekonomian di Kota Kediri Tahun 2010 ....................... 41 Tabel 14 Sarana Perhubungan Kendaraan Bermotor di Kota Kediri

Tahun 2010 ................................................................................... 41

Tabel 15 Panjang Jalan dan Kondisi Jalan di Kota Kediri Tahun 2010……42 Tabel 16 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin .................. 49 Tabel 17 Karakteristik Responden Tahu Kuning LTT Menurut

Kelompok Umur ........................................................................... 51

Tabel 18 Karakteristik Responden Menurut Tingkat pendidikan ................ 52 Tabel 19 Karakteristik Responden Tahu Kuning LTT Menurut

Jenis Pekerjaan .............................................................................. 53

commit to user

Per Bulan ....................................................................................... 54 Tabel 21 Karakteristik Responden Berdasarkan Jumlah Anggota

Keluarga ........................................................................................ 55

Tabel 22 Karakteristik Responden Berdasarkan Daerah Asal ..................... 56 Tabel 23 Alasan Pembelian Tahu Kuning LTT oleh Responden ................ 57 Tabel 24 Frekuensi Pembelian Tahu Kuning LTT di Outlet-outlet

Tahu Kuning LTT Oleh Responden.............................................. 58

Tabel 25 Jumlah Pembelian Tahu Kuning LTT di Outlet Tahu Kuning

LTT Kota Kediri ........................................................................... 59

Tabel 26 Performansi Ideal dan Kepercayaan Konsumen Terhadap

Atribut Kemasan Produk Tahu Kuning LTT ................................ 61

Tabel 27 Performansi Ideal dan Kepercayaan Konsumen Terhadap

Atribut Harga Produk Tahu Kuning LTT Kediri ......................... 62

Tabel 28 Performansi Ideal dan Kepercayaan Konsumen Terhadap

Atribut Kandungan Gizi Produk Tahu Kuning LTT Kediri ......... 63

Tabel 29 Performansi Ideal dan Kepercayaan Konsumen Terhadap

Atribut Rasa Produk Tahu Kuning LTT Kediri ............................ 64

Tabel 30 Performansi Ideal dan Kepercayaan Konsumen Terhadap

Atribut Promosi Produk Tahu Kuning LTT Kediri ...................... 65

Tabel 31 Kualitas Ideal Konsumen Terhadap Produk Tahu Kuning

LTT ............................................................................................... 66

Tabel 32 Tingkat Kepentingan Konsumen Terhadap Atribut Produk

Tahu Kuning LTT ......................................................................... 69

Tabel 33 Sikap Konsumen Terhadap Produk Tahu Kuning LTT ................ 72

commit to user

Gambar 1 Bagan Kerangka Berpikir ............................................................ 20 Gambat 2 Peta Batas Administratif Kota Kediri .......................................... 35

commit to user

1. Karakteristik Responden (Konsumen Tahu Kuning LTT) ................. ..80

2. Tingkat Kepentingan Produk Tahu Kuning LTT Kota Kediri ........... ..85

3. Performansi Ideal dan Kepercayaan Konsumen Terhadap Atribut Produk Tahu Kuning LTT Kota Kediri .................................. .8

4. Perhitungan Performansi Ideal, Kepercayaan Konsumen, dan Tingkat Kepentingan Konsumen Terhadap Atribut Produk Tahu Kuning Merek LTT Kota Kediri ................................................................................. ..91

5. Perhitungan Tingkat Kepentingan Produk Tahu Kuning MerekLTT Kota Kediri .......................................................................................... ..94

6. Analisis Sikap Konsumen Terhadap Produk Tahu Kuning Merek LTT Kota Kediri ................................................................................. ..95

7. Kuesioner Penelitian ............................................................................ ..96

8. Surat Ijin Penelitian .............................................................................. 101

9. Dokumentasi Selama Penelitian ........................................................... 105

commit to user

Dhygia Pharestyna F.T, H0809027. 2009. Sikap Konsumen Terhadap Produk Tahu Kuning Di Kota Kediri (Studi Kasus Tahu Kuning Merek LTT).

Dibawah bimbingan Ir.Sugiharti Mulya Handayani, MP dan Bekti Wahyu Utami, SP.MSi. Fakultas Pertanian. Universitas Sebelas Maret.

Tahu kuning merek LTT merupakan salah satu produk konsumsi sehari-hari yang bergizi dan berbeda dengan tahu kuning merek lainnya. Eksistensi perusahaan LTT yang telah berdiri sejak 46 tahun yang lalu dan masih tetap survive ditengah persaingan yang ketat di industri tahu Kota Kediri hingga saat ini, menunjukkan bahwa kualitas dari tahu kuning merek LTT tidak dapat diragukan lagi dan tetap dipercaya oleh pelanggan setianya.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik umum dan karakteristik pembelian konsumen, atribut ideal menurut konsumen, serta sikap konsumen terhadap tahu kuning merek LTT.

Metode dasar penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Teknik pelaksanaan penelitian menggunakan metode studi kasus. Lokasi penelitian dipilih secara sengaja (purposive) yaitu kota Kediri dengan mengambil 3 outlet tahu kuning merek LTT. Penentuan sampel dilakukan dengan metode judgement sampling, dengan jumlah responden 96 orang. Data yang digunakan adalah data primer yang meliputi data hasil wawancara tentang tanggapan konsumen terhadap produk tahu kuning merek LTT serta data sekunder yang meliputi data produksi tahu kuning merek LTT dari DISPERINDAG Kota Kediri. Data primer kemudian dianalisis menggunakan Model Sikap Angka Ideal (The Ideal-Point Model).

Hasil penelitian terkait karakteristik umum dan pembelian konsumen terhadap produk tahu kuning merek LTT menunjukan bahwa cukup seimbang jumlah antara responden perempuan dan laki-laki, yaitu 52 responden perempuan atau sebesar 54,17% dan 44 responden laki-laki atau sebesar 45,83%, paling banyak responden terletak pada kelompok umur 15-64 tahun, tingkat pendidikan Diploma/Sarjana, jenis pekerjaan pegawai negeri, tingkat pendapatan konsumen lebih dari Rp. 3.500.000,00, jumlah anggota keluarga 2-4 orang.

Berdasarkan analisis tingkat kepentingan atribut produk tahu kuning LTT, diketahui bahwa atribut yang diprioritaskan oleh konsumen dalam mengkonsumsi secara berurutan adalah rasa, harga, kemasan, promosi, dan kandungan gizi. Berdasarkan analisis masing-masing atribut menurut ideal konsumen, diketahui bahwa atribut-atribut produk tahu kuning LTT secara keseluruhan sudah mendekati ideal konsumen, yang secara berurutan yaitu kandungan gizi, rasa, promosi, dan harga. Sedangkan atribut kemasan belum memenuhi sifat ideal konsumen. Hasil analisis tersebut dapat menjadi pertimbangan produsen untuk melakukan perbaikan melalui pencantuman masa kadaluwarsa dan daftar komposisi pada kemasan, agar konsumen paham tentang batas penyimpanan dan kandungan produk tahu kuning merek LTT, serta yakin bahwa produk tersebut aman dikonsumsi. Hasil penelitian menunjukan bahwa secara keseluruhan sikap konsumen terhadap produk tahu kuning LTT adalah sangat baik.

commit to user

Dhygia Pharestyna F.T, H0809027. 2009. Consumer Attitude Analysis Of

Yellow Tofu with LTT Brand In Kediri City (Case Study of Tahu Kuning LTT). Supervised by Ir.Sugiharti Mulya Handayani, MP dan Bekti Wahyu Utami, SP.MSi. Agriculture Faculty, Sebelas Maret University of Surakarta.

Yellow tofu with LTT brand that derived from processed soy foods is nutritious and beneficial for health. The existantion of LTT’s company that developed since 46 years ago and keep survive at tofu’s industry competition in Kediri City now appear that quality of yellow tofu with LTT brand can’t doubt and keep trusted by consumers.

This study aims to determine characteristic of consumers, the ideal attributes according to consumer and consumer attitude toward of yellow tofu with LTT brand.

The basic method of this research is descriptive method. Techniques of research using the case study method. Locations were selected intentionally (purposive) that Kediri city by taking out 3 outlets of yellow yofu with LTT brand. Sampling done by judgment sampling method, the number of respondents 96 people. The data used are primary data such as interview data that response of consumers about yellow tofu with LTT brand and secondary data such as productions data of yellow tofu with LTT brand from DISPERINDAG Kediri City. Primary data was then analyzed using The Ideal Numbers Of Attitude Model (The Ideal - Point Model).

The results showed that consumer of yellow tofu with LTT brand is a balance between female and male, that is 52 female consumers or 54,17% and 44 male consumers or 45,83%, then the most 15-64 years age group, educational level is Bachelor or Diploma , income level consumer to more than Rp.3.500.000,00, the amount member of family is a 2-4 peoples. Based on the analysis of the importance of product attributes out yellow tofu with LTT brand, it is known that the attributes are prioritized by consumers in consuming sequence is taste, price, packaging, promotion, and nutrient content.

Based on the analysis of the importance of product attributes out yellow tofu with LTT brand, it is known that the attributes are prioritized by consumers in consuming sequence is taste, price, packaging, promotion, and nutrient content. Based on the analysis of each attribute according to the ideal consumer, it is known that the attributes of the product to know the whole yellow tofu with LTT brand is close to the ideal consumer, the sequence is the nutritional content, flavor, promotion, and price. While the packaging attributes do not meet the ideal properties consumers. The analysis can be company’s consideration to do improvement by give to expired and composition list on pack that means consumers know about last date storage and material on yellow tofu with LTT brand and trust that product is safe to consumption.The results showed that consumer attitudes toward the product of yellow tofu with LTT brand was very good.

commit to user

A. Latar Belakang

Sektor utama dalam perekonomian bangsa Indonesia adalah sektor pertanian. Hampir semua sektor yang ada di Indonesia tidak lepas dari sektor pertanian. Akan tetapi pada kenyataannya, sifat produk pertanian adalah mudah busuk dan rusak, sehingga memerlukan penanganan yang cepat dan cermat. Seiring dengan hal tersebut, peran agroindustri menjadi sangat penting, khususnya dalam penanganan terhadap hasil pertanian. Penanganan dilakukan dengan pengolahan melalui teknologi yang berkembang untuk menjadikan hasil pertanian tersebut lebih bermanfaat dan dapat memenuhi kebutuhan masyarakat Indonesia.

Salah satu hasil pertanian yang banyak digunakan sebagai bahan dasar pembuatan produk pada sektor agroindustri adalah kedelai. Kedelai merupakan komoditas pertanian yang sangat dibutuhkan di Indonesia, baik sebagai bahan makanan manusia, pakan ternak, dan bahan baku industri. Bahkan dalam tatanan perdagangan pasar internasional, kedelai merupakan suatu komoditas ekspor berupa minyak nabati, pakan ternak, dan lain sebagainya di berbagai negara di dunia (Rukmana, 1996:12).

Di Indonesia, kebutuhan kedelai dari tahun ke tahun menunjukkan peningkatan cukup besar, dan diperkirakan pada tahun 2012 akan mencapai 2,79 juta ton. Permintaan kedelai yang meningkat tersebut disamping disebabkan oleh tingginya pertambahan jumlah penduduk (1,9% pertahun), juga akibat meningkatnya pendapatan masyarakat, serta berkembangnya industri makanan dan pakan ternak yang menggunakan bahan baku kedelai terutama untuk industri peternakan ayam ras (Puslitbangtan, 1991).

Kedelai juga merupakan bahan baku dari produk tahu dan tempe yang sudah melekat di kalangan masyarakat di Indonesia. Masyarakat Indonesia menjadikan tahu dan tempe sebagai makanan konsumsi sehari-hari. Kedua makanan tersebut sudah sangat dikenal dan dapat dijangkau oleh seluruh

commit to user

mengandung zat besi, kalsium, vitamin A, B, B 1 , dan B 2 (Cahyadi, 2007:13). Sebagai olahan kedelai, tahu merupakan makanan andalan untuk perbaikan gizi karena tahu mempunyai kandungan protein nabati yang lebih baik dibandingkan dengan beberapa bahan makanan lain. Berikut data tentang daftar komposisi protein nabati bahan makanan per 100 gram.

Tabel 1. Daftar Komposisi Protein Nabati Bahan Makanan Per 100 Gram

No

Bahan Makanan

Kandungan Protein (g)

1 Tahu

7,8

2 Beras Giling

6,8

3 Daun melinjo

5 Ubi Jalar merah

1,2 Sumber : Rismayanthi, 2012

Kandungan gizi dalam tahu memang masih kalah dibanding lauk pauk hewani, seperti telur, daging, dan ikan. Namun dengan harga yang lebih murah, masyarakat cenderung memilih tahu sebagai bahan makanan pengganti protein hewani (Foragri, 2012).

Sebagai salah satu kota penghasil makanan yang bercita rasa khas sertabeberapa produk hasil kerajinan, Kota Kediri memiliki beberapa produk unggulan yang dihasilkan. Berikut ini data mengenai produk unggulan beserta lokasi per kelurahan di Kota Kediri yang dapat ditunjukkan pada tabel 2.

Tabel 2. Produk Unggulan di Kota Kediri Beserta Lokasinya per Kelurahan No

Produk Unggulan

Lokasi per Kelurahan

1 Tahu takwa dan stik tahu

Pakelan, Jagalan, Tinalan

2 Emping melinjo

Ngronggo

3 Getuk pisang

Kaliombo. Kemasan

4 Batik tulis

Dandangan

5 Tenun Ikat ATBM

Bandar Kidul Sumber : Pemerintah Daerah Kota Kediri, 2012

Tahu menjadi salah satu produk unggulan di Kota Kediri. Berbagai macam variasi produk tahu yang ditawarkan oleh berbagai perusahaan tahu di Kediri meliputi tahu kuning (tahu takwa), tahu pong (tahu putih), serta stik

commit to user

perusahaan masing-masing. Produk tahu kuning (takwa) yang menjadi salah satu produk unggulan di Kota Kediri dengan ciri khas tahu yang berwarna kuning, menjadi daya tarik tersendiri bagi konsumen. Hal tersebut memicu terhadap peningkatan permintaan tahu kuning di Kota Kediri.

Berdasarkan data dari Kantor Departemen Perindustrian dan Perdagangan Kota Kediri Tahun 2011, pada tahun 2008 hingga 2011 tercatat sebanyak 27 industri tahu formal (memiliki ijin usaha) dan 138 industri tahu non formal (tidak memiliki ijin usaha) yang ada di Kota Kediri. Banyaknya industri tahu di Kota Kediri membuat masyarakat menyebut Kota Kediri dengan sebutan Kota Tahu.

Perusahaan tahu LTT merupakan salah satu perusahaan tahu kuning yang terkenal dan cukup berpengalaman di Kota Kediri yang telah berdiri sejak 46 tahun yang lalu. Pada tahun 2008 hingga 2011 perusahaan tahu merek LTT menempati urutan ke lima dalam susunan 27 industri tahu formal terbesar berdasarkan jumlah produksi tahu kuning yang ada di Kota Kediri. Kapasitas produksi yang dihasilkan rata-rata sebanyak 300.000 biji tahu kuning per tahun (DISPERINDAG Kota Kediri, 2011).

Meskipun demikian, perusahaan LTT tetap menjadi perusahaan unggul yang menawarkan produk tahu kuningnya dengan kualitas terbaik dan ciri khas tahu kuning merek LTT yang gurih dan kenyal serta tanpa penggunaan bahan pengawet maupun pewarna buatan sehingga aman untuk dikonsumsi. Upaya perusahaan LTT dalam mempertahankan kualitas produk tahu kuningnya, menjadikan perusahaan LTT untuk tetap survive hingga sekarang ini karena dipercaya oleh konsumennya. Eksistensi perusahaan LTT pun terbukti dari 46 tahun lalu, yang masih bisa bertahan ditengah persaingan di perindustrrian tahu kuning Kota Kediri hingga saat ini. Berbeda halnya jika dibandingkan dengan perusahaan tahu tertua yang ada di Kota Kediri dengan brand Mbah Kacung. Perusahaan tersebut mengalami kemunduran bahkan gulung tikar karena tidak mampu bertahan ditengah persaingan industri tahu yang begitu ketat di KotaKediri.

commit to user

jenis produk, yaitu tahu kuning (tahu takwa), tahu pong (tahu putih), serta stick tahu. Meningkatnya persaingan industri tahu kuning di Kota Kediri membuat perusahaan LTT untuk berusaha meningkatkan kualitas produknya.

Pada tahun 2012 jumlah produksi tahu kuning merek LTT mengalami peningkatan. Hal tersebut dijelaskan oleh salah satu pemilik perusahaan LTT yaitu Liem Sioe Mee, bahwa jumlah produksi tahu kuning merek LTT mencapai 17 kg kedelai dalam 1 hari atau setara dengan 210 biji dalam satu kali masak. Pada kenyataannya dilakukan 8 kali proses memasak dalam sehari, dengan jumlah 136 kg kedelai atau setara dengan 1.680 biji tahu per hari, dan jika diakumulasi 1 tahun diperkirakan mencapai 614.880 biji tahu.

Tahu kuning merek LTT dijual dengan harga Rp.16.000,00 per besek. Perusahaan LTT hanya menjual produk tahunya ke tokonya sendiri, sehingga harga yang dipatok tidak terlalu tinggi. Berbeda dengan beberapa perusahaan tahu pesaing lainnya, yang memproduksi tahu dalam jumlah yang lebih tinggi dibanding perusahaan tahu LTT. Kebanyakan perusahaan pesaing tersebut tidak menjual produk tahunya ke outletnya sendiri, melainkan didistribusikan ke agen pemasaran lain, sehingga tiap agen selalu mencari keuntungan masing-masing dengan harga jual tahu kuning yang lebih tinggi.

Maraknya slogan back to nature saat ini, mempengaruhi kesadaran konsumen untuk mulai mengkonsumsi produk yang aman bagi kesehatan termasuk produk tahu kuning merek LTT. Pemberian kunyit sebagai pewarna alami selain memberikan warna kuning pada tahu, kunyit juga memiliki manfaat sebagai bahan pengawet alami yang berkhasiat memperlambat dan mencegah pertumbuhan bakteri.

Berdirinya perusahaan-perusahaan lain yang sejenis menyebabkan perusahaan tahu LTT harus mampu bersaing untuk mendapatkan konsumen ataupun mempertahankan konsumen yang sudah ada. Strategi yang selama ini digunakan untuk menghadapi persaingan yaitu dengan meningkatkan promosi melalui berbagai media iklan seperti spanduk, papan reklame, radio serta televisi lokal yaitu Doho TV.

commit to user

perusahaan untuk mengetahui hal-hal yang diinginkan oleh konsumennya. Menurut Sumarwan (2003:123), konsumen memiliki keinginan akan suatu produk sesuai dengan pengetahuan yang dimilikinya, sehingga diharapkan produk tersebut dapat memberikan manfaat bagi konsumen. Jika produk yang dikonsumsi sesuai dengan apa yang diinginkan konsumen, maka konsumen akan melakukan pembelian sehingga dapat memberikan keuntungan bagi produsen atau pemasar.

B. Perumusan Masalah

Berbagai perusahaan atau industri banyak terdapat di kota maupun di pedesaan. Salah satu perusahaan yang ada di Kota Kediri yaitu perusahaan tahu merek LTT. Perusahaan tahu merek LTT merupakan salah satu perusahaan yang mengolah kedelai untuk dijadikan produk tahu. Perusahaan tahu merek LTT menghasilkan tiga jenis produk, yaitu tahu kuning (tahu takwa), tahu putih (tahu pong), dan stick tahu. Perusahaan ini tergolong dalam perusahaan yang bergerak di bidang agroindustri, yaitu perusahaan yang mengolah hasil pertanian menjadi suatu produk baru yang bernilai lebih tinggi.

Tahu kuning menjadi salah satu makanan yang banyak digemari dan dikonsumsi oleh masyarakat Kota Kediri pada khususnya. Tahu kuning baik untuk kesehatan karena kandungan gizi yang lengkap pada kedelai sebagai bahan bakunya. Untuk memenuhi kebutuhan hidup akan protein dapat dipenuhi dengan mengkonsumsi kedelai 55 gram/hari, sehingga dapat menjadi pengganti kebutuhan protein hewani misalnya daging (Cahyadi, 2007:7).

Tinggiya tingkat persaingan dalam industri tahu kuning, dapat dilihat dari semakin banyak perusahaan-perusahaan tahu sejenis yang berdiri. Hal tersebut mengakibatkan perusahaan tahu LTT harus mampu bersaing untuk mendapatkan konsumen ataupun untuk mempertahankan konsumen yang ada sebelumnya. Perusahaan tahu kuning pesaing lainnya tidak ingin kalah dalam menawarkan produknya. Banyak strategi yang dipakai oleh perusahaan pesaing dalam memperluas pangsa pasarnya, yaitu dengan memperbesar jumlah produksi, menawarkan tahu kuning dengan kualitas yang lebih baik

commit to user

yang baik. Dalam hal promosi, perusahaan tahu pesaing dengan gencarnya mengeluarkan iklan tentang produk mereka, terutama pada surat kabar di Kediri dan juga iklan di radio. Oleh karena itu, agar perusahaan tahu LTT tidak kalah bersaing dalam upaya peningkatkan pangsa pasarnya, perusahaan LTT perlu memahami sikap konsumen tahu kuning.

Sikap konsumen merupakan salah satu faktor penting yang akan mempengaruhi konsumen dalam pengambilan keputusan pembelian terhadap suatu produk. Sikap konsumen muncul, dipengaruhi oleh adanya kepercayaan konsumen dan evaluasi terhadap manfaat suatu produk. Tidak hanya produknya saja yang menjadi pertimbangan konsumen terhadap pembelian, namun juga atribut atau karakteristik yang melengkapi produk tersebut.

Kesesuaian antara kepercayaan konsumen dengan yang diharapkan konsumen terhadap suatu produk, akan memicu sikap konsumen untuk melakukan pembelian terhadap produk tersebut, karena adanya kepuasan dari kosumen. Begitu sebaliknya, jika tidak ada kesesuaian antara yang diharapkan dengan kepercayaan kosumen saat ini maka akan memicu konsumen untuk tidak melakukan pembelian lagi terhadap suatu produk. Dengan kata lain, sebelum melakukan pembelian konsumen akan mempertimbangkan atribut yang terdapat pada tahu kuning merek LTT. Atribut yang diteliti meliputi harga, kemasan, promosi, kandungan gizi, dan rasa. Sikap konsumen dapat menggambarkan kepercayaan konsumen terhadap atribut dan manfaat yang diperoleh dari produk tahu kuning merek LTT. Sehingga, dengan mengetahui sikap konsumen terhadap produk tahu kuning merek LTT, produsen dapat menyediakan produk sesuai dengan keinginan konsumen.

commit to user

lain sebagai berikut :

1. Bagaimana karakteristik konsumen produk tahu kuning merek LTT di Kota Kediri?

2. Apakah atribut kemasan, harga, kandungan gizi, rasa, dan promosi pada produk tahu kuning merek LTT di Kota Kediri sudah memenuhi sifat ideal yang diinginkan konsumen?

3. Bagaimana sikap konsumen terhadap atribut kemasan, harga, kandungan gizi, rasa, dan promosi pada produk tahu kuning merek LTT di Kota Kediri?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian mengenai Analisis Sikap Konsumen Terhadap Produk Tahu Kuning di Kota Kediri (Studi Kasus Tahu Kuning Merek LTT) ini bertujuan untuk :

1. Mengetahui karakteristik konsumen produk tahu kuning merek LTT di Kota Kediri.

2. Mengidentifikasi atribut kemasan, harga, kandungan gizi, rasa, dan promosi pada produk tahu kuning merek LTT di Kota Kediri yang sudah memenuhi sifat ideal seperti yang diinginkan konsumen.

3. Mengetahui bagaimana sikap konsumen terhadap atribut kemasan, harga, kandungan gizi, rasa, dan promosi pada produk tahu kuning merek LTT di Kota Kediri.

D. Kegunaan Penelitian

Penelitian mengenai Analisis Sikap Konsumen Terhadap Produk Tahu Kuning di Kota Kediri (Studi Kasus Tahu Kuning Merek LTT) ini memiliki kegunaan :

1. Bagi peneliti, penelitian ini dilaksanakan untuk melengkapi salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Pertanian di Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Bagi produsen, hasil penelitian diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan bagi produsen tahu kuning merek LTT untuk meningkatkan

commit to user

terkait dengan atribut harga dan promosi yang diteliti, dan dapat dijadikan sebagai pertimbangan dalam menentukan strategi pemasaran tahu kuning merek LTT.

3. Bagi konsumen, sebagai sumber referensi dan informasi mengenai produk tahu kuning merek LTT.

4. Bagi pengusaha/pemasar, memberikan informasi di bidang pemasaran dalam menentukan strategi pemasaran tahu kuning.

5. Bagi pihak lain sebagai sumber referensi yang dapat digunakan sebagai pertimbangan terhadap suatu masalah yang sama.

commit to user

A. Penelitian Terdahulu

Penelitian Rismawati (2007:77) mengenai Sikap Konsumen Pasar Modern Terhadap Sayuran Organik di Kota Surakarta menggunakan analisis model sikap angka ideal menunjukkan analisis tingkat kepentingan atribut sayuran organik adalah keamanan produk, kondisi fisik, warna, kemasan, dan harga. Analisis atribut menurut ideal konsumen pasar modern, atribut keamanan produk, warna, kemasan, dan kondisi fisik mendekati ideal, tetapi atribut harga belum ideal. Sikap konsumen terhadap sayuran organik sangat baik, sedangkan sifat ideal sayuran organik adalah sayuran organik keamanannya terjamin, lubang pada daun seminimal mungkin, berwarna kehijau-hijauan, kemasan menarik, dan harga murah.

Dalam penelitian Candria (2008:62) yang berjudul Sikap Konsumen Pasar Swalayan Terhadap Produk Susu Kedelai Di Kota Surakarta menunjukkan bahwa atribut-atribut susu kedelai teknologi sederhana secara keseluruhan sudah mendekati ideal konsumen, yaitu kemasan menarik, produk praktis, harga murah, kandungan gizi tinggi, promosi maksimal, rasa kedelai terasa, dan bebas bahan pengawet. Sikap konsumen terhadap produk susu kedelai cair teknologi sederhana adalah sangat baik, sedangkan sikap konsumen terhadap produk susu kedelai cair UHT, susu kedelai cair impor dan susu kedelai bubuk adalah baik.

Dalam penelitian Nofitri (2011:58) yang berjudul Sikap Konsumen Pasar Tradisional Terhadap Kedelai Di Kabupaten Grobogan menunjukkan bahwa atribut-atribut pada kedelai yang telah memenuhi sifat ideal menurut konsumen adalah atribut warna kulit biji, bentuk biji, tekstur biji, dan keadaan fisik kulit biji, sedangkan atribut harga belum memenuhi sifat ideal menurut konsumen. Sikap konsumen pasar tradisional terhadap kedelai adalah sangat baik, hal ini dapat dilihat secara keseluruhan atribut-atribut yang melekat pada produk kedelai sudah memenuhi sifat ideal menurut konsumen.

commit to user

konsumen mempunyai kepercayaan terhadap atribut pada suatu produk. Atribut menjadi suatu pertimbangan konsumen dalam melakukan pembelian tahu kuning merek LTT. Berdasarkan penelitian Candria terdapat kesamaan dalam hal bahan baku pembuatan produk yang akan diteliti yaitu kedelai.Selain itu juga diperkuat dengan penggunaan atribut kemasan, harga, kandungan gizi, rasa serta promosi yang akan diteliti. Berdasarkan penelitian Rismawati maka atribut yang akan digunakan dalam penelitian meliputi kemasan dan harga. Begitu pula dari penelitian Nofitri yang juga menggunakan atribut harga. Berbagai atribut yang digunakan dalam penelitian tersebut dianalisis dengan maksud untuk mengetahui atribut produk yang ideal menurut konsumen atau sesuai dengan yang diinginkan oleh konsumen, serta bentuk sikap konsumen terhadap produk tersebut.

Berdasarkan ketiga penelitian terdahulu di atas, maka peneliti mengadopsi atribut kemasan, harga, kandungan gizi, rasa, dan promosi, yang akan digunakan dalam penelitian mengenai sikap konsumen terhadap produk tahu kuning merek LTT di Kota Kediri.

B. Tinjauan Pustaka

1. Sikap Konsumen

Sikap dapat didefinisikan sebagai bentuk ekspresi perasaan seseorang yang merefleksikan kesukaan atau ketidaksukaannya terhadap suatu obyek. Sikap seseorang merupakan hasil dari proses psikologis, maka hal itu tidak diamati secara langsung tetapi harus disimpulkan dari apa yang dikatakan atau dilakukannya (Suprapti, 2010:135).

Sikap konsumen merupakan faktor penting yang akan mempengaruhi keputusan dari konsumen. Sikap merupakan ungkapan perasaan konsumen tentang suatu objek apakah disukai atau tidak, dan sikap juga menggambarkan kepercayaan konsumen terhadap berbagai atribut produk. Kepercayaan konsumen atau pengetahuan konsumen menyangkut kepercayaan bahwa suatu produk memiliki berbagai atribut, dan manfaat dari berbagai atribut tersebut (Sumarwan, 2003:135).

commit to user

ditujukan untuk mempengaruhi sikap konsumen terhadap suatu merek. Pemasar dapat menggunakan pengukuran sikap konsumen dalam mengindikasikan keberhasilan strategi tersebut. Misalnya, sebagian perusahaan dengan rutin melakukan survey sikap skala besar, yang disebut studi penelusuran. Studi penelusuran dilakukan untuk memantau sikap merek konsumen setiap waktu. Ketika studi ini menunjukkan perubahan sikap konsumen, pemasar dapat menyesuaikan strategi pemasaran mereka.

Tiap-tiap individu dapat memilih berbagai macam keputusan pembeliannya terhadap suatu produk. Sebelum melakukan pembelian suatu produk biasanya konsumen selalu merencanakan terlebih dahulu tentang barang apa yang akan dibelinya, jumlah, harga, tempat pembelian, dan lain sebagainya. Namun demikian ada kalanya proses pembelian yang dilakukan oleh konsumen timbul begitu saja saat melihat suatu barang. Karena keterkaitannya, selanjutnya melakukan pembelian pada barang yang bersangkutan. Tipe pembelian tersebut dinamakan tipe pembelian yang tanpa direncanakan atau impulsive buying (Surbakti, 2009:1).

Simamora (2004:15) menyebutkan bahwa dalam proses keputusan pembelian peran pembeli mempunyai pengaruh yang besar. Terdapat lima peran yang terjadi dalam keputusan membeli yaitu pembeli sebagai pemrakarsa yaitu orang yang menyarankan membeli suatu produk atau jasa tertentu. Pembeli pengaruh yaitu orang yang pandangannya memberikan bobot dalam pengambilan keputusan ahir. Pengambil keputusan yakni orang yang menentukan sebagian atau keseluruhan keputusan pembelian. Pembeli sendiri adalah orang yang melakukan pembelian nyata. Terakhir adalah pemakai yakni orang yang mengkonsumsi atau menggunakan produk atau jasa.

2. Atribut Produk

Atribut merupakan suatu karakteristik yang mungkin dimiliki atau tidak dimiliki oleh objek. Atribut intristik adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan sifat actual produk, sedangkan atribut ekstrinsik

commit to user

merek, kemasan, dan label (Mowen dan Michael, 2003:312).

Kemampuan konsumen berbeda-beda dalam menyebutkan atribut dari suatu produk. Hal ini disebabkan konsumen memiliki pengetahuan yang berbeda mengenai produk tersebut, sehingga para pemasar perlu memahami apa yang diketahui konsumen, atribut apa saja yang dikenal dari suatu produk, dan atribut mana yang dianggap paling penting oleh konsumen. Pengetahuan mengenai atribut akan mempengaruhi pengambilan keputusan konsumen. Pengetahuan yang lebih banyak mengenai atribut produk akan memudahkan konsumen untuk memilih produk yang akan dibelinya (Sumarwan, 2003:122).

Menurut Engel et al. (1995:335) di dalam mengevaluasi atribut produk, ada dua sasaran pengukuran yang penting, yaitu mengidentifikasikan kriteria evaluasi yang mencolok, dan memperkirakan saliensi relative dari masing-masing atribut produk. Kriteria evaluasi yang mencolok ditentukan dengan menentukan atribut tertentu yang menduduki peringkat tertinggi. Sedangkan saliensi biasanya diartikan sebagai kepentingan, yaitu dengan cara meminta konsumen untuk menilai kepentingan dari berbagai kriteria evaluasi. Ukuran evaluasi atribut yang dihasilkan menunjukkan kepentingan atribut sekaligus keteringinan atribut.

Menurut Engel et al. dalam Sumarwan (2011:368), menyebutkan tiga atribut penting yang sering digunakan untuk evaluasi, yaitu harga, merek, dan Negara asal atau pembuat produk. Harga adalah atribut produk atau jasa yang paling sering digunakan oleh sebagian besar konsumen untuk mengevaluasi produk. Untuk sebagian besar konsumen Indonesia yang masih berpendapatan rendah, maka harga adalah faktor utama yang dipertimbangkan dalam memilih produk maupun jasa. Merek adalah nama penting bagi sebuah produk atau jasa. Merek adalah simbol dan indikator kualitas dari sebuah produk. Merek-merek produk yang sudah lama

commit to user

tersebut. Menurut Engel et al. (2002:260) Iklan dan promosi merupakan variabel yang penting, walaupun kontroversial sehubungan dengan pilihan toko. Keefektivannya bervariasi menurut kategori produk karena beberapa produk dan jasa memiliki sifat yang lebih menarik dibandingkan yang lain.

3. Kepercayaan Konsumen

Kepercayaan adalah kekuatan kepercayaan bahwa suatu produk memiliki atribut tertentu. Konsumen akan mengungkapkan kepercayaan terhadap berbagai atribut yang dimiliki suatu merek dan produk yang dievaluasinya. Konsumen harus memperhatikan merek dari suatu produk ketika mengevaluasi atribut yang dimiliki oleh masing-masing merek tersebut (Sumarwan, 2011:178).

Kepercayaan konsumen adalah pengetahuan konsumen mengenai suatu objek, atributnya, dan manfaatnya (Mowen dan Minor, 2003:242). Para pemasar perlu memahami atribut dari suatu produk yang diketahui konsumen dan atribut mana yang digunakan untuk mengevaluasi produk. Pengetahuan tersebut berguna dalam mengkomunikasikan atribut suatu produk kepada konsumen. Kepercayaan konsumen terhadap suatu produk, atribut, dan manfaat suatu produk menggambarkan persepsi dari konsumen. Oleh karena itu, kepercayaan akan berbeda diantara konsumen (Sumarwan, 2011:166).

Kepercayaan yang dimiliki konsumen juga merupakan determinan penting. Persepsi sehubungan dengan biaya versus manfaat pencarian memainkan peranan penting dalam menuntun pencarian. Jika alternatif terbaik (yang paling dekat memenuhi spesifikasi konsumen) yang tersedia di toko persis seperti apa yang diinginkan konsumen, pencarian akan berakhir dan pembelian pun akan terjadi. Jika tidak, konsumen harus memutuskan biaya relatif versus manfaat dari pencarian yang dilanjutkan (Engel et al., 2002:168)

commit to user

Menurut Sumarwan (2011:178-179). Evaluasi adalah evaluasi baik atau buruknya suatu atribut (evaluation of the goodness or badness of attribute atau importance weigh), yaitu menggambarkan pentingnya suatu atribut bagi konsumen. Konsumen akan menganggap atribut produk memiliki tingkat kepentingan yang berbeda. Kemudian konsumen akan mengevaluasi kepentingan atribut tersebut. Konsumen akan mengukur seberapa senang persepsi konsumen terhadap atribut dari suatu produk/merek.

Menurut Engel et al. (2002:183) kriteria evaluasi tidak lebih daripada dimensi/atribut tertentu yang digunakan dalam menilai alternatif pilihan. Di dalam mengevaluasi atribut produk, ada dua sasaran pengukuran yang penting, yaitu mengidentifikasikan kriteria evaluasi yang mencolok, dan memperkirakan saliensi relative dari masing-masing atribut produk. Kriteria evaluasi yang mencolok ditentukan dengan menentukan atribut tertentu yang menduduki peringkat tertinggi. Sedangkan konsep saliensi biasanya dioperasionalkan dalam penelitian pemasaran sebagai kepentingan, yaitu konsumen diminta untuk menilai kepentingan dari berbagai kriteria evaluasi. Responden diberikan sebuah daftar atribut dan diperintahkan untuk memberikan angka 1 untuk atribut yang paling penting, angka 2 untuk atribut paling penting berikutnya, dan seterusnya. Sebuah atribut mungkin penting karena konsumen suka atau menginginkan produk bersangkutan memiliki atribut tersebut. Sebagai kontras, suatu atribut mungkin penting karena konsumen tidak suka atau tidak menginginkan produk yang bersangkutan memiliki atribut tersebut. Karena keterbatasan yang potensial ini, ukuran yang menilai evaluasi atau “kebaikan-keburukan” dari suatu atribut sering lebih berguna.

5. Pemasaran

Pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial, dimana individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan dan mempertukarkan produk yang bernilai

commit to user

suatu filsafat bisnis yang bangkit menantang konsep sebelumnya. Kunci untuk mencapai tujuan organisasi terdiri dari penentuan kebutuhan dan keinginan pasar sasaran dan penyerahan produk yang memuaskan secara lebih efektif dan lebih efisien disbanding para pesaing (Kotler, 1996:5).

Di dalam komunikasi pemasaran, banyak membentuk fungsi bagi konsumen. Konsumen dapat diberitahu bagaimana dan mengapa sebuah produk tersebut digunakan,oleh orang seperti apa dan dimana serta kapan. Komunikasi pemasaran memungkinkan perusahaan menghubungkan produk-produk mereka dengan orang lain. Komunikasi pemasaran dapat berkontribusi pada ekuitas produk dengan membangun produk dalam ingatan dan citra produk (Kotler, 2000:204).

Pemasaran merupakan hal sangat penting setelah selesainya produksi pertanian. Kondisi pemasaran menimbulkan suatu siklus/lingkungan pasar suatu komoditas. Sistem pemasaran (tataniaga/ marketing ) baru bisa dikatakan efisien apabila mampu menyampaikan hasil-hasil dari petani produsen kepada konsumen dengan biaya yang serendahnya dan mampu mengadakan pembagian yang adil dari keseluruhan harga yang dibayar konsumen terakhir kepada semua pihak yang ikut serta dalam kegiatan produksi dan pemasaran barang tersebut (Soekartawi, 1989:117).

6. Model Sikap Angka Ideal

Menurut Sumarwan (2003:161-164), Konsumen memiliki poin ideal pada setiap produk. Ditinjau dari sikap, semakin dekat atribut produk ke poin ideal, maka semakin baik posisinya, Sikap konsumen dapat diketahui dengan Analisis Model Sikap Angka Ideal (The Ideal Point Model ). Model angka ideal memberikan informasi mengenai evaluasi konsumen terhadap apa yang dirasakan oleh konsumen dan apa yang diinginkan (ideal) dibenak konsumen. Model ini mengukur gap (perbedaan) antara apa yang ideal dengan apa yang sesungguhnya dirasakan konsumen. Sifat ideal terhadap atribut produk adalah jika hasil

commit to user

dengan kenyataan yang dirasakan konsumen terhadap atribut produk semakin kecil, maka atribut produk tersebut semakin sesuai dengan keinginan atau minat konsumen.

Menurut Simamora (2004:208-209), untuk mengetahui sikap konsumen terhadap suatu produk digunakan Analisis Sikap Angka Ideal (The Ideal-Point Model). Pemahaman model ini diawali oleh pemikiran bahwa setiap orang memiliki produk ideal bagi dirinya. Ditinjau dari sikap, semakin dekat ke poin ideal, sebuah produk semakin baik posisinya. Oleh karena itu, sikap konsumen juga bisa diukur melalui jarak antara posisi produk dengan cara mengkualifikasikan kepercayaan konsumen mengenai prestasi produk pada atribut tertentu dan tingkat kepentingan atribut tersebut bagi konsumen.

7. Kedelai

Kedelai termasuk dalam family Leguminosae, subfamily Papilionidae, genus Glycine dan spesies max, sehingga nama latinnya adalah Glycine max. Tanaman ini tumbuh baik pada tanah dengan pH 4,5 masih dapat member hasil. Daerah pertumbuhannya tidak lebih dari 500 m dpl dengan iklim panas dan curah hujan rata-rata 200mm/bulan. Umur tanaman kedelai berbeda-beda tergantung varietasnya, tetapi umumnya berkisar antara 75 dan 105 hari (Koswara, 1995:11).

Kedudukan tanaman kedelai dalam sistematik tumbuhan (taksonomi) dapat diklasifikasikan sebagai berikut : Kingdom

Sub-Divisi : Angiospermae Kelas

: Leguminosae (Papilionaceae)

Sub-Famili : Papilionoideae Genus

: Glycine

commit to user

dan Zucc. atau Soya max atau S.hispida . (Rukmana,1996:19).

Kedelai (Glycine max (L) adalah salah satu hasil pertanian yang menjadi komoditi tanaman pangan nomor tiga setelah padi dan jagung. Kedelai mengandung protein 35% bahkan pada varietas unggul kadar protein kedelai dapat mencapai 40-43%. Dibandingkan dengan beras, jagung, tepung singkong, kacang hijau, daging, ikan segar dan telur ayam, kedelai mempunyai kandungan protein yang lebih tinggi, hampir menyamai kadar protein susu skim kering (Anonim, 2008).

Tabel 3. Kandungan Gizi Kedelai

Kandungan Gizi

Banyaknya Dalam

Kedelai Basah

Kedelai Kering Kalori (kal) Protein (g) Lemak(g) Karbohidrat (g) Kalsium(mg) Fosfor(mg) Zat Besi (mg) Vit.A (S.I.) Vit.B (mg) Vit.C Air (g) Bagian yang dapat dimakan

Sumber : Direktorat Gizi Depkes R.I (1981) dalam Rukmana (1996:18)

Dilihat dari kandungan gizinya, kedelai merupakan sumber protein, lemak, vitamin, mineral, dan serat yang paling baik. Susunan asam amino kedelai lebih lengkap dan seimbang. Kedelai berkhasiat bagi pertumbuhan dan menjaga kondisi sel tubuh. Protein kedelai juga dibuktikan paling baik dibandingkan jenis kacang-kacangan lainnya. Kandungan proteinnya setara dengan protein hewani dari daging, susu, dan telur (Anonim, 2007).

Kedelai yang diolah menjadi tepung kedelai secara garis besar dibagi menjadi 2 kelompok manfaat, yaitu olahan dalam bentuk protein kedelai dan minyak kedelai. Dalam bentuk protein. kedelai digunakan

commit to user

kedelai digunakan untuk bahan industri makanan dan non makanan. Industri makanan dari minyak kedelai yang digunakan sebagai bahan industri makanan berbentuk gliserida sebagai bahan pembuatan minyak goreng, margarin dan bahan lemak lainnya. Sedangkan dalam bentuk lecithin dapat dibuat menjadi produk margarin, kue, tinta, kosmetika, insektisida dan farmasi (Deputi Menegristek BPPIPT, 2012).

8. Tahu Kuning